Anda di halaman 1dari 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MAKNA FORGIVENESS PADA WANITA USIA DEWASA AWAL

YANG PERNAH DISELINGKUHI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Ignatia Berlian Yosevin Lainurak

NIM: 119114184

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

i
nds*uaso..
g 0
{ r0a rrlj f,?' It[/
F!
-$ w Fd
ffi 4
ffi
rgf
-[*
-ft.
?STNII6II.:ruIN
>pmue.I uraesol rrerlJog e4effi1
:qelo
IHIDTENITflSIO HYNUf,d ENYA
:tvNEY YSYAO.f,O YISN YIINYAT Y(IYd SSflNzuIOTOd YIDTW I
ISdTDTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IE
rs'IN'oIm.(rpl \ o,qrd'J'{l
m lfn8ued
il lfn8ued
4.
.1 r rfnBue,r
\ "! ^ ..
ls
rm
lfr
tfi
te
:rl
i:u
. i'f
,.s,,, ..t!,
":"
l?re.(s' lqtaaqrotu uu>IulE*
:b....; ,-, ;#W
gl0zreque oN
lfn8ua4 ?qrllud uudepp uqmqsgedry qupl
?8I?t I6t I
{Bmur?"I rrr^eso^ uu}lJea 3p3r6l
qelo rmsnsrp rrBp rru{dsrsisdlq
IHNXCNITf, SIO IIVNUtrd CNYA
IVATV VSYATflO YISN YIINYAT Y(IYd SSgNflATgUOd YNDIYIAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Saticima Trinitas

“Tuhan Andalanku’

‘Siapa yang terus berusaha tanpa mengeluh

akan membuahkan hasilnya.

Setiap proses hidup ini merupakan suatu

pengalaman baru dari sekian banyak

pengalaman-pengalaman yang sudah

dan akan kita dapatkan’

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KUPERSEMBAHAKAN UNTUK KEDUA

ORANG TUAKU YANG KUCINTAI SERTA

SEMUA YANG SELALU MENDUKUNG,

MEMOTIVASI, SERTA MENDOAKANKU.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MAKNA FORGIVENESS PADA WANITA USIA DEWASA AWAL

YANG PERNAH DISELINGKUHI

Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma

Ignatia Berlian Yosevin Lainurak

ABSTRAK

Secara manusiawi sebagai perempuan yang disakiti akan merasa bahwa segala
sesuatu yang di berikan oleh sang suami hanya kepalsuan akan tetapi ketika seseorang
mampu melawan rasa sakit yang dimilikinya dengan memberikan forgiveness
sebenarnya akan menghilangkan rasa sakit hati terhadap apa yang sudah diterima dan
dialami dari kejadian tersebut. Forgiveness juga merupakan sikap seseorang yang telah
disakiti untuk tidak melakukan perbuatan balas dendam terhadap pelaku, tidak adanya
keinginan untuk menjauhi pelaku, sebaliknya adanya keinginan untuk berdamai dan
berbuat baik terhadap pelaku, walaupun pelaku telah melakukan perilaku yang
menyakitkan. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui padangan, cara, motivasi dan
manfaat yang didapatkan wanita korban perselingkuhan ketika melmberikan forgiveness.
Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologi dengan metode penelitian kualitatif.
Metode pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Wawancara
dilakukan pada 2 wanita korban perselingkuhan yang mampu melakukan forgiveness di
Atambua. Hasil penelitian menemukan bahwa kedua informan mampu melakukan
forgiveness, akan tetapi dengan cara yang berbeda Informan pertama mampu
memaafkan karena dirinya memiliki rasa bersalah sedangkan informan kedua
memaafkan karena dirinya mampu memahami penyebab suaminya berselingkuh.

Kata kunci: Forgiveness, Perselingkuhan

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

The Meaning of Forgiveness in Early Adulthood Women Who Ever be Cheated

Psychology Faculty, Sanata Dharma University

Ignatia Berlian Yosevin Lainurak

ABSTRACT

As women who ever be hurt, will think that all of the things which were given by
their husband were only falsity but when someone who are able to against her pain to
give forgiveness, it will get rid of her pain toward what she accepted and experienced
from that event. Forgiveness is also someone action who ever be hurt to not do revenge
toward doer, there is no willingness to avoid doer, on the contrary there is willingness to
make peace and do good thing toward doer although he ever did pain action. The aim of
this research is to know view, manner, motivation, and the benefit which is gotten by
cheating women victim when they give forgiveness. This research is phenomenology
research use qualitative research method. The data gathering uses semi-structured
interview. The interview was conducted to two cheating women victim who were able to
give forgiveness in Atambua. The result of the research found that two informants were
able to give forgiveness but did with different way. The first informant was able to
forgive because she had guilty feeling while the second informant forgave because she
was able to understand the reason of her husband cheated.

Keyword: Forgiveness, cheat

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………… iii

HALAMAN MOTTO …………………………………………………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………… vi

ABSTRAK ………………………………………………………………. vii

ABSTRACT …………………………………………………………….. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………... ix

KATA PENGANTAR …………………………………………………... x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xiii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xvii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………. 7

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 7

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………. 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ………………………………………… 7

1.4.2 Manfaat Praktis ………………………………………….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………... 9

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1 Perselingkuhan …………...…………………………………........ 9

2.1.1 Definisi Perselingkuhan …………………………………….. 9

2.1.2 Alasan Orang Berselingkuh …………………….……….…… 10

2.1.3 Alasan Istri Bertahan dalam Perkawinan ……..……………. 11

2.1.4 Dampk Perslingkuhan ………….….....…………………… 13

2.2 Forgiveness .…………………………………………………….. 15

2.2.1 Defenisi Forgiveness ……………………………………….. 15

2.2.2 Dimensi Fogiveness …………………………...….………… 15

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Forgiveness ….….………… 19

2.2.4 Aspek-aspek dalam Forgiveness ……………………………….. 22

2.2.5 Tahapan dalam Forgiveness ………………………………… 22

2.3 Dewasa Awal ……………………………………………..…….. 24

2.3.1 Definisi Dewasa Awal ………….…………………………. 24

2.4 Kerangka Berpikir ………………………………………………. 25

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………. 28

3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………….. 28

3.2 Informan Penelitian ……………………………………………… 28

3.3 Fokus Penelitian …………………………………………………. 29

3.4 Metode Pengumpulan Data ……………………………………… 29

3.6 Metode Analisis Data …………………………………………….. 31

3.7 Kredibilitas Penelitian …………………………………………… 32

BAB IV HASIL DAN ANALISIS ……………………………………… 33

4.1 Pelaksanaan Penelitian ………………………………………….. 33

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2 Profil Informan ………………………………………………….. 35

4.2.1 Informan Pertama ………………………………………….. 35

4.2.2 Informan Kedua ……………………………………………. 37

4.3 Hasil Penelitian …………………………………………………... 38

4.3.1 Informan Pertama ………………………………………….. 38

4.3.2 Informan Kedua ……………………………………………. 46

4.4 Pembahasan ………………………………………………………. 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 57

5.1 Kesimpulan ………………………………………………………. 57

5.2 Kelemahan Penelitian ……………………………………………. 57

5.3 Saran ……………………………………………………………… 57

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 59

LAMPIRAN ……………………………………………………………... 61

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Informan Pertama ……………………………………. 45

Gambar 2. Skema Informan Kedua ……………………………………… 51

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Inform Consent ……………………………………………... 63

Lampiran 2. Member Checking ………………………………………….. 64

Lampiran 3. Tabel Kategorisasi dan Sub-Kategori Tema ……………….. 67

Lampiran 4. Tabel Kategorisasi …………………………………………. 77

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan individu

lainnya. Manifestasi dari sifat manusia sebagai makhluk sosial menjadikan manusia

senantiasa membutuhkan orang lain, saling bersosialisasi, bertukar berbagai macam

hal, hingga meneruskan keturunan. Hal ini merupakan wujud dari dorongan

kebutuhan dasar manusia untuk dicintai dan dimiliki (Feist & Feist, 2008).

Maslow (dalam Feist & Feist, 2008) menjelaskan bahwa kebutuhan manusia

untuk dicintai dan dimiliki terwujud dalam beberapa hal, seperti dorongan untuk

bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, dan kebutuhan untuk

melekat pada sebuah keluarga, lingkungan bertetangga atau berbangsa. Maslow

(dalam Feist & Feist, 2008) lebih lanjut menjelaskan bahwa kebutuhan ini juga

mencakup sejumlah aspek hubungan seksual dan hubungan interpersonal, seperti

kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Dari kebutuhan-kebutuhan manusia

untuk bersahabat, memiliki pasangan, keturunan, dan kebutuhan untuk melekat

pada sebuah keluarga, lingkungan bertetangga atau berbangsa. Salah satunya

diwujudkan dalam sebuah pernikahan. Pernikahan menurut Undang-undang No 1

tahun 1974 tentang perkawinan pasal 1, disebutkan bahwa Perkawinan ialah

ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa.

Lebih lanjut pada pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa Perkawinan adalah sah,

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya

itu. Karena itu pernikahan dapat dipandang sebagai hak setiap pasangan yang sudah

siap untuk membangun sebuah rumah tangga.

Dalam pandangan gereja Katolik perkawinan adalah persekutuan hidup -

antara seorang pria dan seorang wanita - yang terjadi karena persetujuan

pribadi - yang tak dapat ditarik kembali - dan harus diarahkan kepada saling

mencintai sebagai suami isteri - dan kepada pembangunan keluarga - dan oleh

karenanya menuntut kesetiaan yang sempurna - dan tidak mungkin dibatalkan

lagi oleh siapapun, kecuali oleh kematian (www.imankatolik.or.id).

Pernikahan tidak sekedar dilandasi oleh cinta tetapi menyangkut banyak hal

yang berkaitan dengan relasi antara dua manusia yang memiliki komitmen untuk

membangun hidup secara bersama dan membentuk keluarga, dengan tujuan

menghasilkan keturunan dan berbahagia. Tujuan pernikahan, sesungguhnya sangat

mulia jika dilandasi kesadaran untuk saling memberikan yang terbaik kendati

pasangan tidak pernah menuntutnya. Inilah dasar kokoh untuk membina kehidupan

rumah tangga yang bahagia dan harmonis. (Chudori, dalam Retnosari, 2012).

Ada beberapa kriteria yang dicetuskan para ahli dalam mengukur

keberhasilan pernikahan. Kriteria itu antara lain (a)awetnya suatu pernikahan,

(b)kebahagiaan suami dan isteri, (c)kepuasan pernikahan, (d) penyesuaian seksual,

(e) penyesuaian pernikahan, dan (f) kesatuan pasangan (Burgess & Locke dalam

Habibi, 2015).

(Klemer dalam Ardhianita Iis & Andayani Budi, 2005) menjelaskan bahwa

kepuasan dalam pernikahan dipengaruhi oleh harapan pasangan itu sendiri terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pernikahannya, yaitu harapan yang terlalu besar, harapan terhadap nilai-nilai

pernikahan, harapan yang tidak jelas, tidak adanya harapan yang cukup, dan

harapan yang berbeda. Hal ini menyebabkan banyak pasangan mencari hal-hal lain

diluar pernikahan dengan alasan mencari kebahagiaan dan kenyamanan buat dirinya

sendiri karena tidak mendapatkan kenyamanan dengan pasangannya.

Faktor yang menyebabkan pernikahan tidak berjalan mulus,salah satunya

adalah perselingkuhan yang saat ini kerap terjadi dalam perkawinan. Amato dan

Rogers (dalam Jannah, 2013) mengatakan bahwa perselingkuhan merupakan

penyebab yang paling banyak terdaftar sebagai penyebab perceraian. Studi yang

dilakukan Amato dan Rogers terhadap lebih dari 2.000 orang yang telah menikah di

Amerika untuk menguji pengaruh berbagai masalah dalam pernikahan terhadap

perceraian, ditemukan bahwa hubungan seks di luar nikah memberikan dampak

pada perceraian dua kali lebih besar dari masalah lainnya (Olson, dkk dalam Jannah,

2013).

Nilakusmawati dan Srinadi (dalam Jannah 2013), juga menjelaskan bahwa

perselingkuhan juga menyebabkan hilangnya ketenteraman dalam rumah tangga.

Ketenteraman yang dimaksud adalah hilangnya keharmonisan, kurangnya perhatian,

serta terganggunya perkembangan jiwa anak. Perselingkuhan tidak hanya dilakukan

oleh kaum pria saja, tetapi dapat juga dilakukan oleh wanita. Perselingkuhan

merupakan hubungan antara seseorang yang sudah menikah dengan orang lain yang

bukan merupakan suami/istri yang sah. Hubungan tersebut dapat terbatas pada

hubungan emosional yang sangat dekat atau juga melibatkan hubungan seksual,

(Glass,dkk dalam Ginanjar, 2009).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut Staheli ( dalam Satiadarma 2001), ada berbagai macam alasan yang

dikemukan sejumlah pelaku perselingkuhan tentang alasan perselingkuhan mereka,

seperti meningkatnya rasa percaya diri saat diperhatikan pria, adanya keinginan

akan pengalaman seksual yang lebih luas yang tidak dibatasi oleh satu pasangan

saja, suatu keinginan mencari kedekatan emosional yang mereka harapkan dapat

diperoleh dari orang lain, mengusir rasa kesepian yang mereka alami, keinginan

mendapatkan kasih sayang, serta kegairahan yang ditimbulkan dari satu hubungan

perselingkuhan yang membuat mereka merasa diri menjadi lebih muda, dimana hal

ini juga merupakan upaya menyangkal proses penuaan yang mereka alami. Banyak

hal yang menyebabkan seseorang tega berselingkuh walaupun sudah menikah dan

bisa dikatakan pernikahannya masih dalam usia yang sangat muda.

Menurut Bird & Melville (dalam Kartika Sari, 2012) menyatakan bahwa

perselingkuhan adalah hubungan yang dilakukan oleh salah satu pasangan yang

telah menikah dengan orang lain yang bukan merupakan pasangannya secara resmi.

Definisi yang sama diperkuat oleh (Singh, dkk, 2009) menyebutkan bahwa

perselingkuhan adalah hubungan yang dilakukan oleh individu yang telah menikah

dengan seseorang yang bukan pasangan resmi yang terikat dalam pernikahan.

Defenisi tersebut selanjutnya dijelaskan oleh Harley (dalam Naland, 2001)

menjelaskan bahwa perselingkuhan merupakan sebuah hubungan yang melibatkan

dua orang yang melakukan kegiatan seksual dengan cinta yang dalam terhadap

pasangannya masing-masing.

Apabila istri mengetahui perselingkuhan suami, reaksi pertama yang muncul

adalah shock dan perasaan hampa (Spring dalam Kartika Sari, 2012). Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

wawancara (MU&MW, wawancara 14 Januari, 2016) terhadap korban kasus

perselingkuhan yang dilakukan suami, apabila diketahui oleh pasangannya,

tentunya sebagai seorang istri yang mencintai, dan selalu memberikan yang terbaik

buat suami dan anak-anaknya akan merasakan sakit hati yang begitu dalam sangat

menyakitkan. Hal tersebut diperkuat oleh Subotnik dan Harris (dalam Ginanjar,

2009) perselingkuhan yang dilakukan oleh suami memberikan dampak negatif yang

amat besar bagi istri dan berlangsung jangka panjang. Berbagai macam perasaan

negatif seperti marah, sedih, kecewa, tidak berharga, dikhianati dan benci,

dirasakan secara intens oleh istri. Keinginan untuk bercerai biasanya akan muncul

pada awal-awal terbukanya perselingkuhan. Istri yang awalnya amat percaya pada

kesetiaan suami kemudian berubah menjadi seseorang yang sangat pencuriga,

berusaha mengetahui setiap langkah suaminya setiap hari.

Walaupun secara psikologis wanita korban perselingkuhan mengalami

tekanan yang sangat besar, namun demikian sebagai wanita atau seorang istri dan

ibu dari anak-anak banyak yang berusaha mempertahankan keutuhan keluarganya,

walaupun harus menahan rasa sakit, cara yang dilakukan adalah dengan

memberikan maaf. Menurut McCullogh, dkk (dalam Kartika, 2012) dengan

memaafkan seseorang memiliki keinginan untuk berdamai dengan pelaku, dimana

perilaku memaafkan ini akan tampil dalam pikiran, perasaan atau tingkah laku

orang yang telah disakiti.

Snyder (dalam Raudatussalamah & Susanti R, 2014 ) mengemukakan definisi

pemaafan (forgiveness) sebagai penyusunan transgresi yang dialami, dimana

individu dihadapkan pada transgressor, transgresi, dan sekuel dari transgresi,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sehingga terjadi transformasi terhadap efek negatif menjadi netral atau positif.

Sumber transgresi atau objek dari pemaafan bisa diri sendiri, orang lain atau situasi

dimana pandangan seseorang berada pada kendali seseorang atau sesuatu (misalnya

: penyakit,‟takdir‟ atau bencana alam). Selanjutnya Lopez dan Snyder (dalam

Raudatussalamah dan Susanti R, 2014) menjelaskan bahwa pemaafan merupakan

proses intrapersonal yang diarahkan pada diri sendiri, situasi dan orang lain.

McCullough dkk (dalam Raudatussalamah & Susanti, 2014) menjelaskan bahwa

pemaafan merupakan seperangkat motivasi untuk mengubah seseorang untuk tidak

membalas dendam dan meredakan dorongan untuk memelihara kebencian terhadap

pihak yang menyakiti serta meningkatkan dorongan untuk konsiliasi hubungan

dengan pihak yang menyakiti.

Mengacu pada pengalaman yang terjadi dalam masyarakat menunjukkan

bahwa banyak pasangan yang terpaksa hidup dalam perkawinan yang semu, yaitu

perkawinan yang telah kehilangan orientasi pasangan, tetapi tetap dipertahankan

dengan alasan dari kedua belah pihak Perkawinan model ini lebih banyak

berdampak pada wanita karena tidak banyak wanita mempunyai keberanian

mengakhiri perkawinan dengan berbagai alasan. Oleh karena itu mereka berusaha

untuk keluar dari situasi sulit tersebut dengan memberikan maaf (forgiveness) pada

pasangannya.

Berdasarkan penelitan tersebut tersebut, peneliti tertarik untuk menggali lebih

dalam mengenai makna Forgiveness terhdap para wanita yang pernah menjadi

korban perselingkuhan. Penelitian ini lebih merujuk pada wanita dengan kategori

usia dewasa awal. Hal ini dikarenakan, wanita-wanita yang berada dalam tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perkembangan dewasa awal, memiliki intimacy yang sangat tinggi dengan

pasangannya, sehinnga ketika dihianati oleh pasangannya secara tidak langsung hal

tersebut akan mempengaruhi Intimacy mereka dengan pasangannya. Maka dari itu

peneliti ingin menggali, tentang bagaimana korban-korban ini memaknai proses

forgiveness sebagai salah satu respon dari korban-korban perselingkuhan ini.

1.2 RumusanMasalahan

Bagaimana wanita korban perselingkuhan memaknai forgiveness sebagai salah satu

respon dari korban perselingkuhan?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui bagaimana wanita korban perselingkuhan memaknai forgiveness

sebagai salah satu respon dari korban perselingkuhan?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada ilmu psikologi

dengan memberikan gambaran mengenai makna dari sebuah proses

forgiveness pada wanita yang pernah diselingkuhi. Penelitian ini juga

memberikan sumbangsi bagi ilmu psikologi kesehatan bahwa forgiveness

merupakan salah satu cara seseorang untuk mendapatkan kesejahteraan

batin.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai proses seseorang melakukan forgiveness serta membangun

pemahaman bagaimana membangun sebuah bahtera rumah tangga yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mulai retak dengan memberikan forgiveness . Hasil penelitian ini juga

diharapkan mampu memberikan pengaruh yang positif bagi subjek

sebagai bahan intropeksi diri dan tolak ukur sejauh mana informan mampu

melewati dan memaknai proses forgiveness yang dialami oleh para informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perselingkuhan

2.1.1 Defenisi Perselingkuhan

Bird dan Melville (dalam Kartika Sari, 2012) menyatakan bahwa

perselingkuhan adalah hubungan yang dilakukan oleh salah satu pasangan

yang telah menikah dengan orang lain yang bukan merupakan pasangannya

secara resmi. Definisi yang sama diperkuat oleh Singh, Pal, & Kunwar

(dalam Kartika sari, 2012) yang menyebutkan bahwa perselingkuhan adalah

hubungan yang dilakukan oleh individu yang telah menikah dengan

seseorang yang bukan pasangan resmi yang terikat dalam pernikahan.

Selanjutnya Harley (dalam Naland, 2001) menjelaskan perselingkuhan

merupakan sebuah hubungan yang melibatkan dua orang yang melakukan

kegiatan seksual dengan cinta yang dalam terhadap pasangannya

masing-masing. Subtonik dan Harris (dalam Naland, 2001) membedakan

beberapa pengertian per-selingkuhan berdasarkan keterikatan emosional,

yaitu:

a. Serial Affair

Merupakan penyelewengan yang dilakukan lebih dari satu orang dengan

berganti-ganti pasangan tanpa adanya keterikatan emosional dan

komitmen tertentu diantara keduanya. Individu yang melakukan

penyelewengan menyatakan ia tetap mencintai dan bertanggung jawab

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

pada pasangan dan menganggap penyelewengan tidak akan menyakiti

hati pasangannya

b. Flings

Perselingkuhan belum menunjukkan adanya keterikatan emosional dan

komitmen apapun terhadap pasangan selingkuhannya.Flings biasanya

terjadi karena adanya suasana serta kondisi yang mendukung dan

memungkinkan terjadinya perselingkuhan, misalnya daya tarik sesaat

antara pria dan wanita yang kebetulan berada jauh dari pasangannya

hidupnya.

c. Romantic Love Affair

Perselingkuhan telah melibatkan keterikatan emosional yang mendalam

sehingga suami atau istri saling peduli terhadap pasangan

selingkuhannya dan berusaha agar hubungan mereka berdua dapat

disatukan dalam kehidupan masing-masing.

d. Long-Term Affair

Perselingkuhan ini berlangsung bertahun-tahun bahkan mungkin

sepanjang perkawinan.Keterikatan emosional sangat kuat sehingga sulit

bahkan tidak dapat membuat keputusan untuk berpisah dengan

pasangan selingkuhannya.

2.1.2 Alasan orang berselingkuh

Veranita (dalam Kartika, 2012) menjelaskan beberapa penyebab atau

alasan seseorang terlibat dalam perselingkuhan, yaitu:

1. Mencari variasi baru pengalaman seksual.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2. Melakukan pembalasan atas ketidaksetiaan pasangan.

3. Menentang norma monogami; menunjukkan penolakan terhadap norma

masyarakat yang dianggap membatasi kebebasannya.

4. Mencari kepuasaan emosional yang tidak tepenuhi dalam perkawinan.

5. Memiliki hubungan persahabatan dengan seseorang diluar

perkawinannya

6. Suami atau istri mendorong hubungan gelap tersebut; biasanya suami

mendorong istri melakukan hal yang sama. Contohnya mate swapping’

dan „swinging’ (saling bertukar pasangan)

7. Membuktikan bahwa masih muda dan menarik

8. Terlihat hanya untuk memperoleh kesenangan

2.1.3 Alasan istri bertahan dalam perkawinan

Naland (dalam Kartika, 2012) menyebutkan tiga alasan utama yang

membuat istri tetap bertahan dalam perkawinannya, yaitu:

1. Alasan Pribadi

a. Mencintai suami, anak-anak, keluarga dan perkawinan.

Beberapa istri tetap mempertahankan perkawinannya karena sangat

mencintai suami.Selain itu, istri merasa perlu mempertahankan

perkawinannya karena anak.Perceraian seringkali berakibat buruk

bagi mereka yang terlibat, khususnya anak-anak sehingga istri

merasa perlu berkorban dengan mempertahankan perkawinannya

agar anak tidak ikut menderita.

b. Ketergantungan terhadap suami.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

terkadang istri merasa dirinya “rapuh” tidak sanggup melakukan

segala sesuatu sendiri atau tidak mampu menjadi orangtua tunggal

serta adanya ketergantungan secara emosional terhadap suami.

c. Perselingkuhan bukan merupakan alasan untuk bercerai.

Istri menganggap bahwa sebagian besar suami tidak setia, dengan

demikian perselingkuhan bukanlah merupakan alasan yang cukup

kuat untuk bercerai. Seandainya mereka bercerai dan menikah lagi,

pria yang menjadi suami di kemudian hari belum tentu akan setia.

d. Kehidupan beragama

Naland (dalam Kartika, 2012) melihat bahwa banyak pasangan yang

mempertahankan perkawinannya karena pertimbangan agama atau

moral, walaupun sebenarnya mereka hidup dalam kekecewaan.

Beberapa penelitian mengenai peran orientasi religius dalam

perkawinan menunjukkan bahwa keimanan merupakan sumber

dukungan sosial (Davidson & Moore dalam Naland, 2001).

2. Alasan Sosial

Banyak wanita mendapatkan identitas diri melalui perkawinannya.

Beberapa peran, terutama peran sosial sebagai wanita dewasa banyak

berhubungan dengan kedudukan suaminya. Oleh karena itu dengan

kehilangan status sebagai istri berarti juga beberapa peran penting dalam

kehidupan sosial serta gaya hidup yang telah dimiliki akan hilang.

Sebagian istri memilih untuk bertahan dalam perkawinan agar tetap

memiliki peran dan status sosial yang ada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

3. Alasan Keuangan

Banyak wanita memilih bertahan dalam perkawinanya karena kehidupan

ekonomi bergantung sepenuhnya pada suami atau sekalipun bekerja

penghasilan yang diperoleh hanya merupakan tambahan, tidak

mencukupi kebutuhan dirinya dan juga anak-anak

2.1.4 Dampak Perselingkuhan

Apapun jenis perselingkuhan yang dilakukan olehsuami, dampak

negatifnya terhadap perkawinan amatbesar dan berlangsung jangka panjang.

Perselingkuhan berarti pula penghianatan terhadap kesetiaan dan hadirnya

wanita lain dalam perkawinan sehingga menimbulkan perasaan sakit hati,

kemarahan yang luar biasa, depresi, kecemasan, perasaan tidak berdaya, dan

kekecewaan yang amat mendalam (Snyder, Baucom, & Gordon; Subotnik &

Harris dalam Ginanjar, 2009). Istri-istri yang amat mementingkan kesetiaan

adalah mereka yang paling amat terpukul dengan kejadian tersebut.

Ketika istri mengetahui bahwa kepercayaan yang mereka berikan

secara penuh kemudian di selewengkan oleh suami, maka mereka kemudian

berubah menjadi amat curiga. Berbagai cara dilakukan untuk menemukan

bukti-bukti yang berkaitan dengan perselingkuhan tersebut. Keengganan

suami untuk terbuka tentang detil-detil perselingkuhan membuat istri

semakin marah dan sulit percaya pada pasangan. Namun keterbukaan suami

seringkali juga berakibat buruk karena membuat istri trauma dan mengalami

mimpi buruk berlarut-larut (Glass & Staeheli dalam Ginanjar, 2009).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Secara umum perselingkuhan menimbulkan masalah yang amat serius

dalam perkawinan. Tidak sedikit yang kemudian berakhir dengan perceraian

karena istri merasa tidak sanggup lagi bertahan setelah mengetahui bahwa

cinta mereka dikhianati dan suami telah berbagi keintiman dengan wanita

lain (Weiner & Davis dalam Ginanjar, 2009). Pada perkawinan lain,

perceraian justru karena suami memutuskan untuk meninggalkan

perkawinan yang dirasakannya sudah tidak lagi membahagiakan. Bagi para

suami tersebut perselingkuhan adalah puncak dari ketidakpuasan mereka

selama ini (Subotnik & Harris dalam Ginanjar, 2009).

Bagi pasangan yang memutuskan untuk tetap mempertahankan

perkawinan, dampak negative perselingkuhan amat di rasakan oleh istri.

Sebagai pihak yang dikhianati, istri merasakan berbagai emosi negative

secara intens dan seringkali juga mengalami depresi dalam jangka waktu

yang cukup lama. Rasa sakit hati yang amat mendalam membuat mereka

menjadi orang-orang yang amat pemarah, tidak memiliki semangat hidup,

merasa tidak percaya diri, terutama pada masa-masa awal setelah

perselingkuhan. Mereka mengalami konflik antara tetap bertahan dalam

perkawinan karena masih mencintai suami dan anak-anak dengan ingin

segera bercerai karena perbuatan suami telah melanggar prinsip utama

perkawinan mereka (Snyder, Baucom, & Gordon; Hargrave dalam Ginanjar,

2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2.2 Forgiveness

2.2.1 Defenisi Forgiveness

Forgiveness merupakan sikap seseorang yang telah disakiti untuk tidak

melakukan perbuatan balas dendam terhadap pelaku, tidak adanya keinginan

untuk menjauhi pelaku, sebaliknya adanya keinginan untuk berdamai dan

berbuat baik terhadap pelaku, walaupun pelaku telah melakukan perilaku

yang menyakitkan (McCullogh, Fincham, & Tsang dalam Kartika, 2012).

Forgiveness berhubungan dengan keinginan orang yang telah disakiti untuk

menghilangkan kemarahan, melawan dorongan - dorongan untuk

menghukum, berhenti untuk marah. Dengan memaafkan adanya perubahan

sikap yang sebelumnya ingin membalas dendam dan menjauhi pelaku, maka

dengan memaafkan seseorang memiliki keinginan untuk berdamai dengan

pelaku, dimana perilaku memaafkan ini akan tampil dalam pikiran, perasaan

atau tingkah laku orang yang telah disakiti (McCullogh, Fincham, & Tsang

dalam, Kartika 2012).

2.2.2 Dimensi Forgiveness

Menurut Baumeister, Exline dan Sommer (dalam Sumampouw, 2004)

dimensi forgiveness dapat saling berinteraksi dan menghasilkan beberapa

kombinasi forgiveness, seperti yang tertuang dalam tabel 1 di bawah ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Tabel 1

Dimensi Forgiveness

Intrapsychic state + No Interpersonal Act No Forgiveness

Intrapsychic state state + No Interpersonal Act Silent Forgiveness

Interpersonal Act + No ntrapsychic state Hollow Forgiveness

Intrapsychic state + Interpersonal Act No Total Forgiveness

(Sumber: Baumeister, Exline & Sommer dalam Sumampouw, 2004)

1. No Forgiveness

Dalam kombinasi ini, Intrapsychic dan Interpersonal Forgiveness tidak

terjadi pada orang yang disakiti. (Sumampuow dalam Kartika, 2012)

menyebut kondisi ini sebagai total grudge combination. Hal ini terjadi

karena beberapa faktor, yaitu:

a. Claims on Reward and Benefit

Maaf yang tidak diberikan kepada pelaku memberikan keuntungan

praktis dan material bagi orang yang disakiti. Pelaku memiliki

hutang kepada orang yang disakiti akibat dari perbuatan

menyakitkan yang dilakukannya. Pemaafan sering diberikan pada

saat pelaku menampilkan tindakan yang memberikan keuntungan

bagi orang yang disakiti. Reward yang diperoleh tidak hanya

material tetapi juga non material. Contoh reward non material adalah

perasaan yang dialami orang yang disakiti bahwa dirinya lebih

superior dalam hal moral. Perasaan superior ini dipengaruhi oleh

kondisi pemaafan yang dialami oleh orang yang disakiti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Intrapsychic forgiveness melepaskan orang yang disakiti dari

perasaan superior tersebut, sedangkan interpersonal forgiveness

dapat dilakukan oleh orang yang disakiti untuk menyatakan bahwa

dirinya lebih superior dalam hal moral.

b. To Prevent Reccurence

Pemaafan dianggap dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

pelanggaran atau peristiwa menyakitkan yang dialami orang yang

disakiti di masa mendatang. Dengan tidak diberikannya pemaafan

kepada pelaku, orang yang disakiti dapat terus mengingatkan pelaku

untuk tidak mengulangi perbuatannya

c. Continued Suffering

Penghalang dalam memaafkan adalah terus berlanjutnya perasaan

menderita dari peristiwa menyakitkan yang dialami oleh orang yang

disakiti. Saat konsekuensi dari pengalaman menyakitkan yang

dialami oleh orang yang disakiti di masa lalu mempengaruhi

hubungannya dengan pelaku di masa depan, maka pemaafan

merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.

d. Pride and Revenge

Apabila pemaafan intrapsychic dan interpersonal diberikan kepada

pelaku, orang yang disakiti merasa bahwa perbuatan tersebut akan

mempermalukan dirinya bahkan menunjukkan rendahnya harga diri

orang yang disakiti. Selain itu, apabila orang yang disakiti cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

mampu memberikan pemaafan, ia akan dipersepsikan sebagai orang

yang bodoh.

e. Principal Refusal

Pemaafan tidak dilakukan oleh orang yang disakiti, karena hal ini

dianggap mengabaikan prinsip yang telah baku atau standar hukum

yang telah ada. Pemaafan diindentikkan dengan memberi

pengampunan hukum terhadap pelaku yang dinyatakan bersalah

melalui sistem peradilan yang ada. Oleh karena itu, pemaafan dilihat

sebagai perbuatan yang keliru.

2. Silent Forgiveness

Kombinasi ini kebalikan dari kombinasi pertama. Dalam kombinasi ini

intrapsychic forgiveness dirasakan, namun tidak diekspresikannya

melalui perbuatan dalam hubungan interpersonal, nointerpersonal

forgiveness. Orang yang disakiti tidak lagi menyimpan perasaan marah,

dendam, benci kepada pelaku namun tidak mengespresikannya. Orang

yang disakiti membiarkan pelaku terus merasa bersalah dan terus

bertindak seakan-akan pelaku tetap bersalah.

3. Hollow Forgiveness

Kombinasi ini terjadi saat orang yang disakiti dapat mengekspresikan

pemaafan secara konkret melalui perilaku, namun orang yang disakiti

belum dapat merasakan dan menghayati adanya pemaafan didalam

dirinya. Orang yang disakiti masih menyimpan rasa dendam dan

kebencian meskipun ia telah mengatakan kepada pelaku “saya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

memafkan kamu”. (Sumampuow dalam Kartika, 2012) mengatakan

bahwa dimulainya proses intrapsikis dari pemaafan ditandai dengan

adanya komitmen dalam diri orang yang disakiti untuk memafkan.Saat

komitmen telah dimiliki, orang yang disakiti dapat mengekpresikannya

dengan baik kepada pelaku.

4. Total Forgiveness

Dalam kombinasi ini orang yang disakiti menghilangkan perasaan

kecewa, benci atau marah terhadap pelaku tentang pelanggaran yang

terjadi. Kemudian, hubungan antara orang yang disakiti dengan pelaku

kembali secara total seperti keadaan sebelumnya pelanggaran atau

peristiwa yang menyakitkan orang yang disakiti terjadi (Sumampouw

dalam Kartika, 2012)

2.2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Forgiveness

McCollough, Pargament dan Thoresen (dalam Kartika, 2012) menyebutkan

bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

memaafkan, yaitu:

1. Variabel Sosial Kognitif

Perilaku memaafkan dipengaruhi oleh penilaian korban terhadap

pelaku, penilaian korban terhadap kejadian, keparahan kejadian, dan

keinginan untuk menjauhi pelaku. Hal lainnya yang mempengaruhi

perilaku memaafkan adalah Rumination About the Transgression, yaitu

kecenderungan korban untuk terus menerus mengingat kejadian yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

dapat menimbulkan kemarahan, sehingga menghalangi dirinya untuk

terciptanya perilaku memaafkan.

2. Karakteristik Serangan

Seseorang akan lebih sulit memaafkan kejadian-kejadian yang dianggap

penting danbermakna dalam hidupnya. Misalnya, seseorang akan sulit

memaafkan perselingkuhan yang dilakukan suaminya dibandingkan

memaafkan perilaku orang lain yang menyelip antrian. Girard & Mullet,

Ohbuchi, Kameda & Agarie (dalam McCullogh, Pargament, &

Thoresen 2000) menyebutkan semakin penting dan bermakna suatu

kejadian, maka akan semakin sulit untuk seseorang memaafkan.

3. Kualitas Hubungan Interpersonal

Faktor lainnya yang mempengaruhi perilaku memaafkan adalah

kedekatan atau hubungan antara orang yang disakiti dengan pelaku.

Penelitian membuktikan bahwa pasangan cenderung akan memaafkan

perilaku pasangannya apabila terciptanya kepuasan dalam perkawinan,

kedekatan antara satu sama lainnya dan adanya komitmen yang kuat

(Roloff & Janiszewski, dalam McCullogh, Pargament, & Thoresen

2000). Selain itu McCullogh, Pargament, Thoresen (2000)

menambahkan adanya tiga bentuk hubungan yang berkaitan dengan

diberikannya pemaafan. Pertama, selama menjalani masa perkawinan,

adanya pengalaman atau sejarah yang dilalui bersama dimana pasangan

satu sama lainnya saling berbagi perasaan dan pikiran, sehingga ketika

salah satu pasangan melakukan kesalahan, maka pasangannya akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

dapat memaafkan dengan berempati terhadap kesalahan yang dilakukan

oleh pasangannya. Kedua, kemampuan pasangan untuk memaknai

bahwa peristiwa menyakitkan terjadi untuk kebaikan dirinya. Ketiga,

pasangan yang melakukan kesalahan akan meminta maaf dengan

memperlihatkan rasa penyesalan yang mendalam, sehingga pasangannya

akan berusaha untuk memaafkan.

4. Faktor Kepribadian

Menurut Mauger, Saxon, Hamill & Panell (dalam McCullough,

Pargament, & Thoresen 2000) menjelaskan bahwa perilaku memaafkan

termasuk dalam faktor Agreeableness dalam the Big Five. McCullogh,

Pargament, Thoresen (2000) menambahkan bahwa empati merupakan

salah satu faktor yang memfasilitasi terjadinya perilaku memaafkan pada

orang yang telah disakiti. Menurut Enright & Coyle (dalam Witvliet,

Ludwig & Laan, 2001) empati merupakan kemampuan untuk

memahami dan melihat sudut pandang orang lain yang berbeda dari

sudut pandang diri sendiri dan mencoba untuk mengerti faktor apa saja

yang melatarbelakangi perilaku seseorang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

2.2.4 Aspek-aspek dalam Forgiveness

Menurut Mc.Cullough, dkk (1998) aspek- aspek forgiveness (pemaafan)

yaitu:

1. Avoidance Motivation.

Semakin menurun motivasi untuk menghindari pelaku, membuang

keinginan untuk menjaga kerenggangan (jarak) dengan orang yang telah

menyakitinya.

2. Revenge Motivation.

Semakin menurun motivasi untuk membalas dendam terhadap suatu

hubungan mitra, membuang keinginan untuk membalas dendam

terhadap orang yang telah menyakiti.

3. Benevolence Motivation.

Semakin termotivasi oleh niat baik dan keinginan untuk berdamai

dengan pelaku meskipun pelanggaranya termasuk tindakan berbahaya,

keinginan unuk berdamai atau melihat well being orang yang

menyakitinya.

2.2.5 Tahapan dalam Forgiveness

Ada berbagai model tahapan memaafkan. Dalam prosesnya,

memaafkan dianggap merupakan bangunan multidimensi yang

menggabungkan aspek kognitif, afektif, dan behavioral. Tahapan-tahapan

ini tidak dilihat sebagai suatu urutan yang bertingkat dan kaku, namun

merupakan serangkaian proses yang luwes dan fleksibel dengan feedback

loops (putaran maju) dan feed-forward loops (putaran mundur) yang disertai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

dengan perubahan sikap. Jadi, beberapa tahapan ini bisa dilalui individu

secara berurutan, melompat-lompat tidak beraturan, atau bahkan juga

kembali menjalani tahapan yang telah dialami sebelumnya. Hal ini bisa

terjadi karena adanya berbagai cara dan perbedaan individu dalam

memaafkan (Enright, 2001).

Enright dan Coyle (1998) mengembangkan suatu model tahapan

forgiveness. Model ini meliputi aspek kognitif, afektif dan perilaku yang

terjadi dalam proses forgiveness. Tahapan tersebut dibagi kedalam empat

fase yaitu : uncovering phase, decision phase, work phase dan

outcome/deepening phase. Orcutt, Pickett & Pope (2005) menjelaskan

masing-masing fase sebagai berikut:

1. Uncovering phase

Proses forgiveness melibatkan rasa disakiti secara tidak adil pada

individu yang dipenuhi dengan pengalaman emosi negative dan rasa

sakit yang diasosiasikan dengan luka. Emosi negative (unforgiveness)

harus dikonfrontasikan dan secara mendalam dipahami sebelum proses

penyembuhan dimulai.

2. Decision phase

Individu menyadari bahwa memfokuskan diri secara terus menerus

pada luka dan pelaku hanya dapat menghasilkan penderitaan yang

berlanjut. Kemungkinan memaafkan dilakukan sebagai strategi untuk

penyembuhan dan individu membuat komitmen untuk memaafkan

pelaku. Berdasarkan komitmen ini, kerja forgiveness diawali dan pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

fase ini pikiran, perasaan dan perhatian untuk membalas dendam

terhadap pelaku dilepaskan.

3. Work phase

Kerja forgiveness diawali. Tahapan forgiveness seringkali melibatkan

perubahan persepsi terhadap pelaku, mungkin dengan menempatkan

kejadian dalam konteks kehidupan pelaku, dalam suatu usaha yang

bukan atas alasan tanggungjawab pelaku tapi lebih kepada menerima

pelaku sebagai anggota komunitas manusia. Orang yang disakiti

memilih untuk menawarkan beberapa bentuk perbuatan baik (pribadi

dan/atau umum) terhadap pelaku.

4. Outcome/Deepening phase

Memaafkan individu menjadikan seseorang sadar akan keuntungan

emosional positif yang akan diterimanya dari proses forgiveness. Secara

umum, individu menemukan makna dalam penyembuhan yang

dialaminya sehingga pada fase terakhir ini individu mengalami paradox

of forgiveness, sebagai salah satu sikap terhadap rasa sakit yang tidak adil

dan memberikan kemurahan hati pada orang lain,orang yang telah

disembuhkan.

2.3 Dewasa Awal

2.3.1 Defenisi Dewasa Awal

Hurlock (dalam Agustin Wahyuningsih & Endang 2012)

menyebutkan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai

kira-kira 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Kartono (2007)

menjelaskan tugas tahap perkembangan seorang wanita berusia dewasa awal

dalam statusnya sebagai individu yang sudah menikah atau berkeluarga

yaitu menjalankan fungsi sebagai istri dan teman hidup, sebagai partner

seksual, pengatur rumah tangga, ibu dari anak-anak dan pendidik bagi

mereka dan makhluk sosial yang berpartisipasi aktif dalam lingkungan

sosial.

2.4 Kerangka Berpikir

Menurut Olson dan DeFrain (dalam Habibi UR, 2015) mendefinisikan

pernikahan sebagai komitmen emosional dan hukum dari dua individu dalam berbagi

keintiman emosional dan fisik, berbagi tugas dan sumber daya ekonomi. Menurut

Bernard (dalam Santrock, 2002), pernikahan biasanya digambarkan sebagai bersatunya

dua individu, tetapi pada kenyataannya adalah persatuan dua sistem keluarga secara

keseluruhan dan pembangunan sebuah sistem ketiga yang baru. Tujuan pernikahan,

sesungguhnya sangat mulia jika dilandasi kesadaran untuk saling memberikan yang

terbaik kendati pasangan kita tidak pernah menuntutnya. Inilah dasar kokoh untuk

membina kehidupan rumah tangga yang bahagia dan harmonis. (Chudori, dalam

Retnosari, 2012). Klemer (dalam Ardhianita Iis & Andayani Budi, 2005)

menjelaskan bahwa kepuasan dalam pernikahan dipengaruhi oleh harapan pasangan

itu sendiri terhadap pernikahannya, yaitu harapan yang terlalu besar, harapan

terhadap nilai-nilai pernikahan, harapan yang tidak jelas, tidak adanya harapan yang

cukup, dan harapan yang berbeda. Hal ini menyebabkan banyak pasangan mencari

hal-hal lain diluar pernikahan dengan alasan mencari kebahagiaan dan kenyamanan

buat dirinya sendiri karena tidak mendapatkan kenyamanan dengan pasangannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Bentuk dari ketidakpuasan pasangan dengan pasangannya terwujud dengan

adanya perselingkuhan. Perselingkuhan merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan pernikahan tidak berjalan mulus. (Amato & Rogers dalam Jannah

DK, 2013) mengatakan bahwa perselingkuhan merupakan penyebab yang paling

banyak terdaftar sebagai penyebab perceraian. Studi yang dilakukan Amato dan

Rogers terhadap lebih dari 2.000 orang yang telah menikah di Amerika untuk

menguji pengaruh berbagai masalah dalam pernikahan terhadap perceraian,

ditemukan bahwa hubungan seks di luar nikah memberikan dampak pada

perceraian dua kali lebih besar dari masalah lainnya (Olson, dkk dalam Jannah DK,

2013). Bird dan Melville (dalam Kartika Sari, 2012), menyatakan bahwa

perselingkuhan adalah hubungan yang dilakukan oleh salah satu pasangan yang

telah menikah dengan orang lain yang bukan merupakan pasangannya secara resmi.

Apabila istri mengetahui perselingkuhan suami, reaksi pertama yang muncul

adalah shock dan perasaan hampa (Spring dalam Kartika Sari, 2012). Subotnik &

Harris (dalam Ginanjar 2009), mengatakan bahwa perselingkuhan yang dilakukan

oleh suami memberikan dampak negatif yang amat besar bagi istri dan berlangsung

jangka panjang. Berbagai macam perasaan negatif seperti marah, sedih, kecewa,

tidak berharga, dikhianati dan benci, dirasakan secara intens oleh istri. Keinginan

untuk bercerai biasanya akan muncul pada awal-awal terbukanya perselingkuhan.

Istri yang awalnya amat percaya pada kesetiaan suami kemudian berubah menjadi

seseorang yang sangat pencuriga, berusaha mengetahui setiap langkah suaminya

setiap hari.

Walaupun secara psikologi wanita korban perselingkuhan mengalami tekanan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

yang sangat besar, namun demikian sebagai wanita atau seorang istri dan ibu dari

anak-anak banyak yang berusaha mempertahankan keutuhan keluarganya,

walaupun harus menahan rasa sakit, cara yang dilakukan adalah dengan

memberikan maaf. Menurut McCullogh, dkk (dalam Kartika, 2012) dengan

memaafkan seseorang memiliki keinginan untuk berdamai dengan pelaku, dimana

perilaku memaafkan ini akan tampil dalam pikiran, perasaan atau tingkah laku orang

yang telah disakiti.

Berdasarkan uraian tersebut maka, peneliti tertarik untuk menggali lebih

dalam mengenai makna Forgiveness bagi wanita-wanita yang pernikahannya

pernah dihianati oleh pasangannya dengan cara berselingkuh. Penelitian ini lebih

merujuk pada subjek wanita dewasa awal yang pernah diselingkuhi. Dengan kriteria

yang menjadi sasaran adalah wanita-wanita yang sudah menikah akan tetapi rentan

usianya dikategorikan dalam kategori usia dewasa awal. Hal ini dikarenakan,

wanita-wanita yang berada dalam tahap perkembangan dewasa awal, memiliki

intimacy yang sangat tinggi dengan pasangannya, sehinnga ketika dihianati oleh

pasangannya secara tidak langsung hal tersebut akan mempengaruhi Intimacy

mereka dengan pasangannya. Dalam beberapa kasus, akan muncul respon-respon

dari korban ketika mengalami penghianatan dari pasangan dengan cara

berselingkuh, salah satu respon dari korban perselingkuhan adalah forgiveness.

Sehinnga hal tersebut yang akan digali oleh peneliti, tentang bagaimana

korban-korban ini memaknai proses forgiveness sebagai salah satu respon dari

korban-korban perselingkuhan ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Creswell (dalam

Herdiansyah, 2014) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu proses

penelitian ilmiah untuk memahami permasalahan manusia dalam konteks sosial

dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks, serta dilakukan dengan

setting yang alamiah tanpa intervensi apapun dari peneliti.

Peneliti memilih metode penelitian kualitatif karena peneliti tertarik untuk

menggali lebih dalam mengenai makna Forgiveness terhdap para wanita yang

pernah menjadi korban perselingkuhan.

Penelitian ini menggunakan Fenomenologi, Creswell (dalam Herdiansyah,

2014) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

fenomenologi. Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta

memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh

individu hingga tataran “keyakinan” individu yang bersangkutan. Dengan demikian

dalam mempelajari dan memahaminya, haruslah berdasarkan sudut pandang,

paradigma dan keyakinan langsung dari individu yang bersangkutan sebagai subjek

yang mengalami langsung.

3.2 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah :

1. Wanita usia dewasa awal yang sudah menikah dan pernah diselingkuhi

2. Sudah melewati atau dalam proses pemberian forgiveness.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

3.3 Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada makna forgiveness pada wanita dewasa awal

yang pernah diselingkuhi. Forgiveness sendiri merupakan sikap seseorang yang

telah disakiti untuk tidak melakukan perbuatan balas dendam terhadap pelaku, tidak

adanya keinginan untuk menjauhi pelaku, sebaliknya adanya keinginan untuk

berdamai dan berbuat baik terhadap pelaku, walaupun pelaku telah melakukan

perilaku yang menyakitkan (McCullogh dalam McCullogh, Fincham, & Tsang,

2003).

3.4 Metode pengumpulan data

Metode utama penggumpulan data adalah wawancara. Wawancara adalah

suatu komunikasi dua arah dengan pertukaran/sharing aturan, tanggung jawab,

perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi (Stewart dan Cash dalam

Herdiansyah, 2014). Peneliti memilih wawancara sebagai metode utama

pengumpulan data karena topik penelitian ini cukup sensitif. Peneliti ingin

mengetahui dan memahami pembentukaninternalized homophobiaserta dampaknya

pada orang dengan gangguan identitas gender.

Penelitian ini menggunakan bentuk wawancara semiterstruktur. Wawancara

semiterstruktur menggunakan pertanyaan terbuka, fleksibel, terkontrol, dan

pedoman wawancara sebagai patokan untuk mengatur alur pembicaraan.Wawancara

bertujuan untuk memahami suatu fenomena (Herdiansyah, 2014).

Peneliti melakukan wawancara dengan persetujuan dari informan dan

menjaga kerahasiaan data informan. Alat perekam dipergunakan untuk membantu

membuat verbatim wawancara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Tabel 2

Panduan Wawancara

Aspek Pertanyaan

Latar belakang Bagaimana latar belakang pernikahan anda?

pernikahan

Relasi dengan pasangan Coba ceritakan relasi ada dengan pasangan!

Pandangan terhadap Bagaimana anda memandang

masalah yang terjadi perselingkuhan yang dilakukan pasangan

anda?

Menurut anda kenapa pasangan anda bisa

melakukan perselingkuhan?

Respon terhadap Bagaimana perasaan anda saat terjadi

perselingkuhan perselingkuhan?

Apa yang anda lakukan setelah mengetahui

pasangan anda berselingkuh?

Respon Pasangan saat Apa yang dilakukan pasangan saat anda

ketahuan berselingkuh mengetahui dirinya berselingkuh

Forgiveness Bagaimana cara anda melakukan

forgiveness?

Apa yang menyebabkan anda melakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Aspek Pertanyaan

forgivenes?

Apa yang anda dapatkan ketika melakukan

forgiveness?

Apakah anda mengalami kendala saat

melakukan forgiveness

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan sebuah proses pengolahan data dari proses

pengumpulan data hingga pengolahan data dengan teknik-teknik tertentu untuk

menemukan kebenaran yang hakiki. Beberapa tahapan pengolahan data (Miles &

Huberman, dalam Herdiansyah 2014) sebagai berikut:

1. Tahap pengumpulan data yaitu mengumpulkan atau mendapatkan data

yang cukup, sesuai dengan topik penelitian dan dapat dianalisis

2. Tahap reduksi data

Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala

bentuk data menjadi satu bentuk tulisan (script). Kemudian, peneliti

menganalisis bentuk tulisan (script) tersebut.Hasil rekaman wawancara

diubah menjadi bentuk verbatim wawancara.

3. Tahap Display Data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Display data adalah mengolah data setengah jadi yang seragam ke dalam

bentuk tulisan dan memiliki alur tema yang jelas (membuat tabel

akumulasi data). Setelah itu, peneliti membuat matriks kategorisasi sesuai

kategori atau kelompok tema-tema.Tema-tema tersebut dipecah dalam

bentuk yang lebih konkret dan sederhana, yang disebut dengan

subtema.Setelah itu, memberikan kode (coding) dari subtema sesuai

dengan verbatim wawancara.

4. Kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkaian

analisis data kualitatif (Miles & Huberman, dalam Herdiansyah 2014).

Terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan dalam tahap

kesimpulan/verifikasi. Pertama, menguraikan subkategori tema dalam

tabel kategorisasi dan pengodean disertai dengan quote verbatim

wawancaranya. Kedua, menjelaskan hasil temuan penelitian dengan

menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan fokus penelitian. Ketiga,

membuat kesimpulan dari temuan dengan memberikan penjelasan dari

jawaban pertanyaan wawancara.

3.6 Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas penelitian menggunakan prosedur member checking Informan

memeriksa kembali data yang dilaporkan oleh peneliti (Creswell dalam herdiansyah

2014). Informan memberikan klarifikasi dan konfirmasi terhadap data yang

disampaikan peneliti secara lisan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian berlangsung pada kurun waktu akhir Januari 2016

sampai Maret 2016, lalu dilanjutkan awal Juni 2016. Peneliti menggunakan

wawancara sebagai metode utama pengumpulan data. Peneliti mewawancarai dua

orang wanita usia dewasa awal yang pernah mengalami perselingkuhan dalam

pernikahanya dan sudah melakukan forgiveness.

Peneliti menjelaskan secara garis besar mengenai topik penelitian, tujuan dan

manfaatnya. Setelah itu, peneliti meminta informan agar menjawab pertanyaan

dengan terbuka.Peneliti juga menyampaikan bahwa informan memiliki hak untuk

berhenti bercerita kapanpun informan inginkan.Apabila terdapat pertanyaan yang

membuat informan merasa tidak nyaman, maka informan memiliki hak untuk tidak

menjawab pertanyaan itu.

Sebelum melakukan wawancara formal, peneliti juga meminta persetujuan

(Informed consent) dari informan penelitian. Peneliti menjaga kerahasiaan data

informan.Peneliti juga meminta persetujuan untuk menggunakan alat perekam.Alat

perekam dipergunakan untuk merekam pembicaraan dari awal hingga akhir

wawancara. Alat perekam juga membantu peneliti mengerjakan verbatim

wawancara.

Peneliti melakukan pendekatan dengan informan penelitian sebelum

wawancara formal, agar saat wawancara berlangsung, informan penelitian merasa

nyaman, terbuka dan tidak sungkan memberikan informasi kepada peneliti.Peneliti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

melakukan wawancara formal pertama secara langsung. Akan tetapi, peneliti

melakukan wawancara formal kedua terhadap informan pertama melalui

handphone karena jarak yang jauh antara tempat tinggal informan dan peneliti.

Berikut adalah urutan pelaksanaan wawancara yang dilakukan:

Tabel 3

Pelaksanaan Wawancara

Waktu Kegiatan Tempat

28 Januari 2016 Wawancara pertama “Melati” Kantor Informan, Atambua

30 Januari 2016 Wawancara pertama Rumah Informan, Atambua

“mawar”

Juni 2016 Wawancara Kedua “mawar”

(Via Telpon)

Tabel 4

Member checking

Waktu Kegiatan Jawaban Informan

12 Juli 2016 Pelaksanaan member “ Semua cerita yang sudah

checking Informan pertama saya ceritakan saat

wawancara itusemua

memang pengalaman

pribadi

saya yang saya alami

16 Juli 2016 Pelaksanaan member “ apa yang sudah saya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

checking Informan kedua ceritakan saat wawancara

benar dan sesuai dengan

keadaan dan kisah saya”

4.2 PROFIL INFORMAN

4.2.1 Informan Pertama

Informan sudah menikah sejak 5 tahun yang lalu, informan dan suami

merupakan pasangan yang menikah setelah memiliki anak dan mereka

menikah secara beda agama, suami informan beragam Islam dan informan

beragama Katolik, Keduanya menikah secara katolik. Saat mengetahui

informan hamil, informan memilih untuk kabur dari rumah dan tinggal

bersama suaminya.S etelah kelahiran anak pertama, informan dan suami

baru memberanikan diri utuk bertemu orang tua dan meinta maaf kepada

orang tua mereka dan pada akhirnya mereka menikah. Dalam pernikahan

mereka, ternyata suami informan ketahuan berselingkuh dengan wanita lain

dan hubungan perselingkuhan tersubut bisa dikatakan sudah seperti

hubungan suami istri, suami informan dikabarkan sering menginap dirumah

selingkuhannya dan memebelikan cicin buat selingkuhannya sebagi tanda

rasa sayangnya terhadap selingkuhannya tersebut . Akhirnya semua yang

disembunyikan oleh suami informan diketahui informan saat informan

melihat isi BBM suami dan informan juga menghampiri selingkuhan

suaminya tersebut, saat sampai disna informan dijelaskan menganai

hubungan suaminya dengan wanita lain. Saat mendengar kenyataan tersebut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

informan merasa tidak percaya dan langsung pulang, diperjalanan pulang

informan hampir menabrak mobil dan akhirnya informan memberitahukan

masalah tersebut ke saudara sepupunya dan masalah tersebut terdengar

sampai ketelinga kedua orang tuanya. Pada saat bertemu orang taunya

informan mengungkapkan bahwa dirinya ingin bercerai karena melihat

kenyataan seperti itu, akan tetapi keinginan tersebut dibantah oleh ayahnya.

Saat kedua orang tua informan dan suami duduk bersama dan ingin

menyelesaikan permasalah tersebut, suami infroman menunjukan sikap

penolakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, lalu orang tua

memutuskan untuk tidak melanjukan penyelesaian masalah karena kondisi

kedua anak mereka yang belum stabil. Dalam proses setelah mengetahui

suaminya berselingkuh, informan mendapatkan perlakuan yang tidak enak

dari suaminya, yang tidak peduli dengan dirinya , menganggap apa yang

dilakukan olehnya bukan sebuah kesalahan yang harus diselesaikan, dan

lama kelamaan tingkah laku suami informan semakin menampakan

perselingkuhannya di hadapan informan. Karena mendapatkan perlakuan

yang tidak menyenangkan informan memilih untuk pulang kerumah orang

tua, dengan maksud menenangkan diri akan tetapi ketika berada dirumah

orang tua, komunikasi antara informan dan suami semakin tidak baik. Pada

akhirnya informan dikenalkan oleh temannya kepada seorang laki-laki yang

sudah berkeluarga juga, dari perkenal tersebut membuat informan dan

laki-laki tersebut semakin intens berkomunikasi dan menjalin hubungan

layaknya orang pacaran, karena menurut informan laki-laki tersebut begitu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

perhatian dan ingin mendengarkan dirinya, sehingga semakin lama informan

semakin nyaman dengan laiki-laki tersebut.

4.2.2 Informan Kedua

Informan sudah menikah sejak 10 tahun yang lalu, dan dari pernikahan

tersebut informan dikarunia seorang anak laki-laiki. Informan dan suami

bekenalan di Bali dan memutuskan untuk tinggal di sana, menginjak usia

sang anak yang ke 1, informan mengetahui suaminya berselingkuh dengan

teman kantor suaminya. Saat itu informan merasakan keanehan terhadap

suaminya yang menunjukan gelagat yang aneh, ternyata apa yang di rasakan

oleh subjek memang terjadi. Informan mendapati suaminya sedang

bermesraan dengan wanita lain. Seketika itu juga informan kaget dan

langsung menangi melihat kejadian tersebut. Suami informan langsung

memeluk informan dan mengajaknya pulang. Sesampai di rumah, suami

informan memeluk dan mencium informan lalu meminta maaf atas apa yang

terjadi. Akan tetapi infroman tidak mempedulikan suaminya, akibat rasa

sakit hati yang dirasakan. Informan meminta suaminya untuk tidak

mengganggu dirinya karena infroman ingin menenangkan diri. Setelah

merasa dirinya tenang informan mengajak suaminya untuk membicarakan

masalah yang terjadi. Setelah melewati permasalahan tersebut informan

mulai bisa menerima keberadaan suaminya dan mulai membangun kembali

rasa percaya yang sempat hilang. Dalam hubungan tersebut suami informan

juga menunjukan sikap ingin berubah dan memberpaiki hubungan mereka

menjadi lebih baik. Dengan memberikan perhatian, membantu mengurus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

anaknya dan menyisikan waktu luang bersama keluargaa. Hubungan mereka

berjalan mulus dan tiba disaat ketika suami informan pamit kepada informan

ingin berangkat keacara nikahan adik temannya, informan juga sedikit

merasakan keanehan dari suaminya, akan tetapi informan tidak begitu

mempedulikan firasat tersebut. Ternyata tak berapa lama informan mendapat

kabar bahwa suaminya kecelakaan. Informan mengeahui kecelakaan itu

terjadi setelah suami informan habis kencan bersma selingkuhannya,

informan sangat kaget dengan kenyataan yang menimpa dirinya.Akhirnya

dengan segala keikhlasan informan tetap berada disamping suaminya dan

merwat suaminya. Disaat bersamaan juga, selingkuhan suami informan

datang kerumah sakit untuk melihat suami informan, informan pun tetap

mempersilahkan selingkuhan suaminya masuk, walaupun komunikasi yang

sangat terbatas, tetapi informan tetap memberikan respon yang positif

terhadap selingkuhan suaminya. Ketika suami informan sadar suaminya

menunjuukan sikap penyelasan kepada informan dengan melihat kearah

informan seperti minta di peluk, ketika informan memeluk, suaminya

meneteskan air mata. Pada akhirnya, suami informan menghembuskan nafas

terakhir dan informan pun dengan lapang dada mengikhlaskan kepergian

sang suami.

4.3 HASIL PENELITIAN

4.3.1 Informan Pertama, Melati

1. Pandangan terhadap forgiveness


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Salah satu bentuk pemaafan yang diberikan Melati pada suami melalui

permintaan maaf yang diukapkan kepada suaminya :

“aku udah maafin kamu”. Aku juga minta maaf, aku bilang ke dia

kalau “aku juga punya banyak kesalahan yang udh aku buat

selama ini yang harus kamu tau” (G, WI, 28-01-2016, 578-582)

Adanya komitmen yang dibangun oleh Melati dan suami.

“Kita udh janji buat kubur dalam2 semua mbakdan emang d kubur

mbak, terus gak berusaha di bongkar lagi kalo ingat paling ketawa

mbak kok konyol banget” (G, W1, 28-01-2016, 702-705)

Melalui doa, Melati mengungkapkan rasa penyesalannya. Melati

mampu mengontrol emosinya secara baik.

“Tiap malam aku berdoa selalu minta maaf ke Tuhan buat semua

yang pernah kita lakuin dan bersyukur karena udah lewatin. Kalau

pun tiba-tiba keinget aku berusaha megolahnya dalam hati, aku

keluarkan jadi semangat yang positif “ (G, W1, 28-01-2016,

713-718)

Jadi pandangan informan tentang forgiveness adalah bagaimana

seseorang yang telah disakiti mampu memberikan maaf dan memiinta

maaf serta membangun sebuah komitmen agar tidak mengulangi

kesalahan yang sama sehingga disaat ingatan informan kembali pada

masalah yang pernah terjadi informan mampu mengontrol emosinya

dengan baik dan tetap memiliki semangat yang positif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

2. Cara melakukan forgiveness

Adanya keterbukaan antara Melati dan suami.

“akhirnya itu mbak kita mulai cerita semuanya dari diaterus

gantinan ke aku kita ceritaain sedetai-detailnya apa aja yang kita

lakuin” (G, WI, 28-01-2016 585-588)

Adanya penerimaan diri dan konflik yang dilakukan oleh Melati serta

belajar mengolah emosi dengan baik

“Ya gitu mbak yang penting satu mbak yang aku pegang sampai

hari ini. Saling menerima. Aku belajar untuk menerima semuanya,

aku cernain semuanya baik-baik, minta maaf dan maafin diri

sendiri terus maafin suami udah gitu. Yang penting bisa

menerima” .(G, WI, 28-01-2016 73-737)

Jadi cara informan memberikan forgiveness dengan cara saling terbuka

antar pasangan, adanya penerimaan diri, menerima kembali orang yang

menyakiti dan konflik yang pernah terjadi

3. Motivasi melakukan forgiveness

Melati memberikan pengertian yang baik terhadap sang anak.

“anak aku tiba-tiba peluk aku terus bilang “kangen dady, dady

gak sayang mami sama adek daddy tidak datang liat kita ya mi?”

langsung aku diem lama banget, terus aku langsung pangku anak

aku terus bilang ke dia “daddy sayang sama adek sama mami

juga, tapi daddy lagi sibuk banyak kerja di pesawat, nanti kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

sudah selesai daddy pulang ajak adek liat pesawat ya nak” (G, WI,

28-01-2016 548-555)

Adanya perasaan bersalah saat mendengar pernytaan sang anak.

“kangen dady, dady gak sayang mami sama adek daddy tidak

datang liat kita ya mi?” (G, WI, 28-01-2016 548-550)

Saat Melati mendaapatkan pernyataan seperti itu dari anaknya, Melati

menyadari bahwa dirinya sebenarnya tidak jauh berbeda seperti

suaminya dirinya juga melakukan perselingkuhan sebagai bentuk

pelampiasannya terhadap perlakuan yang didapatkan dari suamiya.

” sambil peluk dia aku nangis mbak rasanya kepukul banget waktu

itu. Anak aku bilang itu sebenarnya juga buat aku mbak,aku

merasa seperti itu, karena aku juga buat hal yang sama kayak

papanya” (G, WI, 28-01-2016 556-560)

Muncul rasa bersalah dari dalam diri Melati, dirinya merasa bersalah

terhadap anak, suami dan kedua orangtua mereka. Melati pun baru

menyadari kerinduan yang begitu mendalam terhadap sosok suami yang

selama ini dirindukan, akan tetapi hal tertutup dikalahkan oleh gengsi

dan keegoisan, hal-hal tersebut yang membuat dirinya tiba-tiba merasa

sedih.

“Aku sedih, ngerasa bersalah banget .sama anak, sama suami,

sama orang tua. Tiba-tiba kangen juga sama suami mbak. Tapi ya

mau gimana lagi, aku sadar kita masih sama-sama egois, aku

rindu dia kadang aku mikir dia juga pasti rindu aku tapi gengsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

buat kita seperti ini juga. Gak tau kenapa hari itu kayak gitu

banget ehmm udh” (G, WI, 28-01-2016 562-569)

Jadi motivasi informan melakukan forgiveness Karena muncul

dorongan hati nurani seorang ibu yang tidak ingin melihat anaknya

bersedih Karena ayah kandunganya tidak berada disampingnya dalam

waktu yang cukup lama. Disisi lain muncul perasaan bersalah sebagai

seorang istri yang melakukan pembalasan dendam terhadap apa yang

dilakukan suami terhadap dirinya.

4. Manfaat melakukan forgiveness

Mendapatkan ke legahan dan ke tenangan

“Gitu mbak hehhe ya gimana ya mbak aku rasanya legah banget

udah bisa lewatin sesuatu yang besar banget dalam hidupku.

Goncangan terberat dalam hidup” (G,W1, 28-01-20016,

629-672)]

Hubungan yang semakin harmonis, mendapatkan ketenangan batin,

menghasilkan energi positif, perasaan yang semakin kuat serta rumah

tangga semakin kuat dan kokoh.

“Semenjak kejadian itu yah mbak, kita malah jadi tambah kuat tu

mbak rasa sayang yang dulu muncul dan tambah kuat gimana ya

mbak gitu deh pokoknya suasah jelasin kalau perasaan hahha”

(G,W1, 28-01-2016,677-681).

“Tapi untuk kesehariannya kita udah balik lagi kayak dulu mbak,

bisa sama-sama saling ngerti, sama-sama selalu mengosongkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

waktu sekali dalam seminggu buat liburan keluarga, suami tambah

romantis abis mbak hahah dan dia juga sekarang lebih sedikit

protect sama aku si mbak soalnya aku sekarang juga udah kerja,

gak pernah lepasin buat pergi dan pulang sendiri mbak pasti dia

selalu yang antar jemput hahah begitulah mbak beryukur mbak

(G,W1,28-01-2016, 682-691).

“Hahahahha iya mbak, senang banget rasanya mbak. Udah

kembali lagi semuanya seperti awal mbak, malah semakin baik

(G,W1 28-01-2016, 530-532). Suami ku ada tuh mbak udah

serumah lagi akuudah balik dan tinggal sama suami aku mbak.

Puji tuhan banget, pernikahan kita selamat mbak (G,W1

28-01-2016, 523-526)”

“Belajar dari kesalahan udah gitu aja mbak, kayak begitu bikin

hati tenang” (G,W1,28-01-2016, 602-603).

“ bhehhe. Malah sekarang tuh ya mbak rasa untuk saling menjaga

dan sangat-sangat memiliki tuh besar banget mbak.Soalnya kita

sama-sama lepasin kesalahan dan mulai yang baru dengan

lebih baik itu jadi pelajaran buat kami sih mbak. Gitu

hehehhe”.(G,W1,28-01-2016, 721-726).

“Rasanya tenang banget, udah gak ada beban pikiran, rasa sakit

yang kemarin juga rasanya ilang seketika. Kayak memulai

sesuatu yang baru lagi mbak. Niatan untuk ngungkit masalah

yang kemarin juga udah gak ada. Pokoknya sekarang itu rasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

selal bahagia dan aku pada akhirnya malah bisa membangun lagi

kepercayaan sih. Udah gak suram lagi. Semangatnya positif”

(G,W1,28-01-2016, 743-751).

Jadi maanfaat setelah informan melakukan forgiveness adalah informan

mendapatkan kembali keutuhan rumah tangganya yang sempat

tergoncang, kembali harmonis dengan pasangannya, mendapatkan

ketangan batin dan mampu menularkan energi yang positif didalam

rumah tangganya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

4.3.2 Informan Kedua, Mawar

1. Pandangan terhadap forgiveness

Mawar mampu meredahkan amarah dan rasa sakit hati.

“Saya memang, marah dan sakit hati waktu liat dya sama

teman kantornyaitu. Tapi setelah itu dya minta maaf dan saya

sendiri merasa kalau memang dya tidak mengulangi kesalahan,

sikapnya seperti biasa, cara dya memperlakukan saya juga

seperti biasanya malah dya semakin perhatian, dya pulang

selalu tepat waktu, dya selalu bilang kesaya kalau jangan

capek- capek karena saya menyusui,kalau dya pulang sudah

sore biasanya klau sore saya buatkan kue-kue buat cemil

dengan kopi atau teh tapi dya malah bilangke saya kalau tidak

usah dya buat sendiri karena dya tidak mau itu tadi, saya capek

nanti katanya hehe, ya dya lebih bisa mengerti keadaan saat

itu” (S, WI, 28-01-2016 134-149)

Kesalahan yang dilakukan suami, tidak merubah perasaan sayang yang

dimiliki Mawar

“Ya saya tetap sayang dengan suami dik. Walaupun dengan

kejadian seperti itu, tidak merubah perasaan saya ke suami.

Sejelek-sejelek perbuatannya juga kakak tetap sayang sama suami.

Begitu. Sampai kapan pun dik” (S, WI, 28- 01-2016 179-183)

Adanya ketulusan dan empati yang diberikan Mawar terhadap suami

walaupaun telah disakiti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

“Tapi saat itu saya tidak ada pikiran untuk marah dan sakit hati ke

dya. Liat keadaan dia seperti itu juga, dia butuh saya buat ada

disamping dia. Mau marah pun semua sudah terjadi ”(S, WI,

28-01-2016 351-355)

Mawar berupaya melupakan masa lalu, lalu muncul rasa iba dan

kasihan terhadap suaminya

“Saya memang tidak berpikir soal masalah sebelumnya dik. Yang

saya pikir saat ini suami sembuh dan kita mulai dengan yang

baru.Yang sudah terjadi kita lupakan dan dijadikan bahan intropeksi

buat kita masing-masing. (S, WI, 28-01-2016 322-326)

Jadi pandangan forgiveness menurut informan adalah seseorang yang

telah disakiti akan mampu menghilangkan rasa sakit hatinya serta

amarahnya ketika di sakiti karena ada rasa iba dan kasihan terhadap

orang yang telah menyakiti.

2. Cara melakukan forgiveness

Memberikan kepercayaan dan membangun rasa nyaman bagi suami

informan

“Tapi saya berusaha buat percaya saja sama suami, biar hati

saya tenang dirumah dan dia juga tetap rasa nyaman sama saya

karena tidak curiga-curiga ke dya” (S,WI,28-01-2016 160-163)

Memberikan respon yang positif seperti memberikan pelukan dan

mengajak bicara secara baik-baik terhadap orang yang sudah menyakiti

dirinya (selingkuhan suaminya).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

“Waktu itu juga perempuan selingkuhan dia pergi ke RS saya

ketemu dia dik. Dia pertamanya cuman di luar, tapi ada teman

saya bilang kalau ada dia, saya keluar sempat teman saya tahan

untuk tidak keluar. Tapi saya bilang ke teman kalau “tidak apa-apa

saya tidak akan marah”. Saya keluar suruh dia masuk buat liat

suami di dalam. Memang kami tidak banyak bicara tapi dia sempat

minta maaf sama saya. Saya peluk dia terus saya bilang tidak

apa-apa saya sudah maafkan. Saya cuman minta doa dia buat

suami saya biar cepat sadar” (S, WI, 28-01-2016 256-268)

Menghilangkan dendam dan amarah terhadap orang yang sudah

menyakiti dirinya.

“ Tidak boleh ada dendam dan sakit hati ke orang lain. Kalau

tidak begitu saya yang susah sendiri. Masa saya harus melewati

masa-masa sulit dengan marah atau dendam”(S, WI, 28-01-2016

286-290)

Jadi cara informan melakukan forgiveness dengan cara membangun

kembali rasa percaya pada orang yang sudah menyakiti serta

menciptakan suasana yang nyaman. Selain itu niatan dari informan

untuk menghilangkan perasaan dendam dan amarahnya terhadap orang

yang menyakiti dirinya.

3. Motivasi melakukan forgiveness

Memberikan maaf dan meminta maaf agar memperbaiki keadaan.

“Dan saat itu juga suami keadaanya seperti itu, saya tidak mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

memperburuk. Saya hanya pingin memperbaiki semua dan waktu

itu juga saya minta maaf ke perempuan itu kalau suami saya ada

salah dik”(S, WI, 28-01-2016 277- 282)

Ingin mendapatkan ketenangan hati dan pikiran, serta hubungan rumah

tangga yang harmonis. Selain itu muncul rasa kasihan dan iba terhadap

suami.

“Saya harus bisa maafkan dia biar saya juga jalani hubungan

setelah itu lebih tenang” (S, WI, 28-01-2016 283-284)

“Saya malah mau semua cepat selesai dan kita mulai dari awal

lagi. Dengan keadaan suami seperti ini juga saya tidak mau

perburuk keadaan lagi, saya pikir saat ini saya yang pegang

kendali.Hubungan saya dengan suami menjadi buruk atau baik

kuncinya ada di tangan saya. Karena suami saya saat itu tidak

berdaya. (S, WI, 28-01-2016 329-336)

Jadi motivasi informan melakukan forgiveness adalah ke inginan untuk

membangun kembali rumah tangga yang harmonis serta adanya

perasaan kasihan yang muncul Karena kondisi dari suami yang tak

berdaya.

4. Manfaat melakukan forgiveness

Mendapatkan ketenangan, terlepas dari beban dan perasaan damai dihati.

mawar

“Saya rasa tenang sekali dik, semua beban pikiran saya rasanya

ploong sekali enak juga buat jalani kegiatan sehari-hari. Rasa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

mengganjal juga tidak ada dihati. Masalah-masalah yang

kemarin-kemarin juga sudah hilang dik.. heheh (S, WI, 28-01-2016

498-493)

Jadi manfaat dari melakukan forgiveness adalah merasakan

ketenangan diri, terlepas dari beban pikiran serta perasaan hati

yang damai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

4.2 PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Kedua informan sudah menikah, dan memiliki anak. Setelah menikah

kedua informan memiliki hubungan yang harmonis dengan suaminya. Gunarsa &

Gunarsa (dalam Nancy, MN, 2013), menyatakan sebuah keluarga disebut harmonis

apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya

ketegangan, kekecewaan, serta puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan

dirinya (eksistensi atau aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi

dan sosial seluruh anggota keluarga. Keharmonisan keluarga berkaitan dengan

suasana hubungan perkawinanyang bahagia dan serasi. Akan tetapi hal tersebut

bertentangan dengan apa yang dialami oleh kedua informan karena adanya

perselingkuhan. Bird & Melville (dalam Jannah. DK, 2013 ), menyatakan bahwa

perselingkuhan adalah hubungan yang dilakukan oleh salah satu pasangan yang

telah menikah dengan orang lain yang bukan merupakan pasangannya secara resmi.

Seiring berjalannya waktu kedua informan mengetahui bahwa suaminya

berselingkuh. Saat mengetahui hal tersebut, Melati merasakan sakit hati, shock,

tidak mampu mengendalikan diri, gelisah, tidak dapat menerima perselingkuhan

suaminya dan kecewa. Sedangkan Mawar merasa sakit hati dan shock. (Spring

dalam, Kartika, S, 2012). Apabila istri mengetahui perselingkuhan suami, reaksi

pertama yang muncul adalah shock dan perasaan hampa Selain itu kedua informan

juga mengungkapkan rasa sakit hati mereka dengan menangis.

Setelah mengalami kejadian tersebut, kedua informan meminta penjelasan

dari suaminya karena, mereka ingin menyelesaikan permasalahan tersebut

secara baik-baik. Akan tetapi Melati mendapatkan respon negatif ketika


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

meminta penjelasan dari suaminya. Sedangkan Mawar mendapatkan respon positif

dari suaminya, seperti menjelaskan permasalahn yang terjadi dan menunjukan sikap

untuk memperbaiki hubungan mereka. Kedua Informan memiliki cara yang sama

untuk menenangkan diri yaitu dengan cara berdoa.

Setelah mengetahui suami mereka berselingkuh kedua informan menunjukan

respon yang berbeda. Melati memilih pulang kerumah orang tuanya dan melakukan

pelampiasan dengan membangun hubungan special bersama laki-laki lain karena

Melati merasa dia lebih diperhatikan oleh laki-laki tersebut dibandigkan suaminya.

Menurut Enright dan Coyle (1998), hal tersebut menunjukan bahwa dalam proses

forgiveness melati sedang dalam tahapan Uncovering phase yang merupakan

Proses forgiveness melibatkan rasa disakiti secara tidak adil pada individu yang

dipenuhi dengan pengalaman emosi negative dan rasa sakit yang diasosiasikan

dengan luka. Emosi negative (unforgiveness) harus dikonfrontasikan dan secara

mendalam dipahami sebelum proses penyembuhan dimulai. Sedangkan Mawar

memilih untuk menenangkan diri sejenak lalu mengajak suaminya untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini menunjukan bahwa mawar sedang dalam

tahapan forgiveness Work phase, tahapan forgiveness seringkali melibatkan

perubahan persepsi terhadap pelaku, mungkin dengan menempatkan kejadian dalam

konteks kehidupan pelaku, dalam suatu usaha yang bukan atas alasan

tanggungjawab pelaku tapi lebih kepada menerima pelaku sebagai anggota

komunitas manusia. Orang yang disakiti memilih untuk menawarkan beberapa

bentuk perbuatan baik (pribadi dan/atau umum) terhadap pelaku, Enright dan Coyle

(1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Untuk mengatasi perasaan sakit hati dan kecewa dan mengembalikan

hubungan seperti sebelumnya diperlukan perilaku memaafkan. McCullough (dalam

Sari, K,2012 ) Setelah melewati proses yang cukup panjang, Melati menyadari

bahwa dirnya pun melakukan kesalahan. Melati mengakui bahwa dirinya merasa

bersalah terhadap suaminya. Hal ini dikarenakan Melati juga melakukan

perselingkuhan sebagai bentuk pelampiasan. Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba

suaminya datang kerumah Melati dan meminta maaf. McCullogh, Pargament, dan

Thoresen (dalam Sari, K, 2012) Pasangan yang melakukan kesalahan akan meminta

maaf dengan memperlihatkan rasa penyesalan yang mendalam, sehingga

pasangannya akan berusaha untuk memaafkan Hal ini ditunjukan dari tindakan

suami Melati yang membuat hatinya tersentuh sehingga dirinya juga memaafkan

suaminya. Selain itu, dukungan dari orang tua Melati meperkuat dirinya untuk

mempertahankan pernikahan mereka. Sehingga melalui proses tersebut melati

mendapatkan makna forgiveness itu sendiri bagi dirinya. Melati memandang bahwa

forgiveness merupakan keadaan dimana seseorang yang telah disakiti mampu

memberikan maaf dan memiinta maaf serta membangun sebuah komitmen agar

tidak mengulangi kesalahan yang sama sehingga disaat ingatan informan kembali

pada masalah yang pernah terjadi informan mampu mengontrol emosinya dengan

baik dan tetap memiliki semangat yang positif. Pandangan tersebut direalisasikan

dengan cara informan memberikan forgiveness pada suaminya yaitu cara saling

terbuka antar pasangan, adanya penerimaan diri, menerima kembali orang yang

menyakiti dan konflik yang pernah terjadi. Forgiveness tejadi karena ada motivasi

atau dorongan hati nurani seorang ibu yang tidak ingin melihat anaknya bersedih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Karena ayah kandunganya tidak berada disampingnya dalam waktu yang cukup

lama. Disisi lain muncul perasaan bersalah sebagai seorang istri yang melakukan

pembalasan dendam terhadap apa yang dilakukan suami terhadap dirinya.

Sehungga ketika melewati tahap tersebut informan mendaptkan keuntungan

tersendiri atau maanfaat bagi informan setelah melakukan forgiveness informan

mendapatkan kembali keutuhan rumah tangganya yang sempat tergoncang, kembali

harmonis dengan pasangannya, mendapatkan ketangan batin dan mampu

menularkan energi yang positif didalam rumah tangganya.

Sedangkan Mawar menunjukan respon yang berbeda setelah melewati proses

yang sangat panjang. Mawar mengikhlaskan dan memaafkan perbuatan suaminya.

Menurut Enright & Coyle dalam Sari, K, 2012) empati merupakan kemampuan

untuk memahami dan melihat sudut pandang orang lain yang berbeda dari sudut

pandang diri sendiri dan mencoba untuk mengerti faktor apa saja yang

melatarbelakangi perilaku seseorang. Mawar menyadari bahwa perubahan

penampilannya merupakan alasan suaminya berselingkuh. Selain itu Mawar

menyadari bahwa satu kesalahan dari suaminya tidak menutup kebaikan-kebaikan

yang pernah dilakukan oleh suaminya. Sejak kecil Mawar diajarkan oleh orang

tuanya untuk mampu menerima kesalahan orang lain dan meminta maaf. Melalui

proses tersebut mawar pun mampu memaknai proses forgivenesss yang dialaminya

dirinya. Mawar memandang bahwa forgiveness merupakan proses dimana

seseorang yang telah disakiti akan mampu menghilangkan rasa sakit hatinya serta

amarahnya ketika di sakiti karena ada rasa iba dan kasihan terhadap orang yang

telah menyakiti. Hal tersebut tercermin dari cara informan melakukan forgiveness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

yaitu dengan cara membangun kembali rasa percaya pada orang yang sudah

menyakiti serta menciptakan suasana yang nyaman. Selain itu niatan dari informan

untuk menghilangkan perasaan dendam dan amarahnya terhadap orang yang

menyakiti dirinya. Forgiveness itu sendiri terjadi Karena ada motivasi dan ke

inginan dari informan itu sendiri untuk membangun kembali rumah tangga yang

harmonis serta adanya perasaan kasihan yang muncul Karena kondisi dari suami

yang tak berdaya. Sehingga setelah melakukan forgiveness, informan merasakan

manfaat itu sendiri yaitu dengan mendapatkan ketenangan diri, terlepas dari beban

pikiran serta perasaan hati yang damai.

Penelitian membuktikan bahwa pasangan cenderung akan memaafkan

perilaku pasangannya apabila terciptanya kepuasan dalam perkawinan, kedekatan

antara satu sama lainnya dan adanya komitmen yang kuat (Roloff & Janiszewski,

dalam McCullogh, Pargament, & Thoresen(dalam Sari, K, 2012). Hal ini terjadi

pada kedua informan adanya keterbukaan, kedekatan dan komitmen agar tidak

mengulangi kesalahan yang sama. McCullogh, Pargament, Thoresen (dalam Sari, K,

2012) kemampuan pasangan untuk memaknai bahwa peristiwa menyakitkan terjadi

untuk kebaikan dirinya. Hal ini terjadi pada kedua informan yang menganggap

bahwa permasalahan yang mereka alami menjadi pelajaran untuk bekal bagi

pernikahan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kedua informan merupakan korban perselingkuhan. Mereka memiliki proses

yang berbeda dalam mengungkapkan emosi serta pemberian maaf. Kedua informan

memiliki kesamaan dalam proses menenangkan diri yaitu dengan cara berdoa. Serta

respon yang sama ketika mengalami perselingkuhan yaitu sakit hati, menangis dan

shock.

Informan pertama mampu memaafkan karena dirinya memiliki rasa bersalah

sedangkan informan kedua memaafkan karena dirinya mampu memahami

penyebab suaminya berselingkuh.

5.2 Kelemahan Penelitian

1. Jumlah informan penelitian 2 orang. Karena jika informannya lebih dari 2

mungkin akan bisa mendapatkan hasil yang lebih variative dan bisa melakukan

perbandingan sesuai kategorinya masing-masing.

2. Pemilihan informan yang usianya kurang bervariasi (informan penelitian berusia

29 dan 30)

5.3 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutkan disarankan untuk memilih informan dengan usia yang lebih

beragam. Peneliti menyarankan agar informan penelitian lebih dari dua orang.

Peneliti juga menyarankan agar tetap menggunakan metode penelitian kualitatif

karena metode ini tepat untuk menggali dan mengeksplor hal-hal yang sensitif.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

2. Bagi informan penelitian

Penelitian menemukan makna Forgiveness yang begitu beragam yang dibentuk

dari proses cukup panjang Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan

memberikan pengaruh yang cukup besar bagi informan agar menggunakan hasil

penelitian ini sebagai tolak ukur atau bahan intropeksi diri sejauh mana informan

mampu memaknai proses forgivenss yang di alami oleh para informan. .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

LAMPIRAN 1
Inform Consent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

LAMPIRAN 2
Member Checking
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

LAMPIRAN 3
Tabel Kategori dan Sub-Kategori

Tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

LAMPIRAN 3. TABEL KATEGORISASI TEMA DAN SUB-KATEGORI TEMA

INFORMAN PERTAMA

No. Tema yang Muncul Sub-Kategorisasi Temma

1 Pernikahan informan - Informan menikah 5 Tahun yang

lalu

- Informan nikah beda Agama

- Informan Hamil diluar nikah

- Anak Pertama Informan

Meninggal

2 Informan menyadari kesalahan - Informanmemiliki rasa bersalah ‘

- Informan dan suami

memberanikan diri untuk meminta

maaf

3 Perasaan bersalah - Perasaan bersalah kepada orang

tua

4 Pandangan positif informan - Informan memiliki hubungan baik

terhadap suami dengan suami

5 Pandangan informan terhadap - Informan berusaha memahami

suami suami

- Penilaian negatif informan

terhadap suami

8 Kesibukan Informan - Rutinitas Informan sebagai ibu

rumah tangga

9 Konflik dengan suami - Suami informan tidak nyaman


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

berada dirumah

- Suami informan memiliki waktu

yang minim untuk keluarga

- Perubahan tingkah laku pada

suami informan

- Suami informan ketahuan

berselingkuh

10 Perasaan informan akibat - Perasaan negatif dan respon tubuh

diselingkuhi informan

- Penilaian negatif informan

terhadap suami

11 Respon suami saat ketahuan - Sikap suami terhadap informan

berselingkuh

12 Perasaan informan setelah - Informan menangis

diselingkuhi - Informan merasa tersiksa dan

marah

13 Dampak perselingkuhan - Perdebatan

- Ingin bercerai

- Pelampiasan informan

14 Keadaan diri informan setelah - Respon fisik dan pikiran Informan

diselingkuhi - Informan tidak dapat menerima

keadaan

15 Cara penyelesaian masalah - Perlakuan baik

yang diinginkan informan - Komunikasi yang baik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

16 Tindakan informan untuk - Berdoa

menenangkan diri

17 Keinginan informan untuk - Informan membangun komunikasi

menyelesaikan masalah

18 Respon informan terhadap - Informan tidak mampu mengontrol

kejadian diri

19 Relasi informan dengan - Kepedulian

keluarga

20 Relasi dengan orang tua - Support dari orang tua informan

- Informan didampingi orang tua

21 Respon suami setelah ketahuan - Mengalihkan perhatian

berselingkuh - Suami informan tidak menjaga

perasaan informan

22 Pengendalian diri informan - Menetralkan perasaan dan keadaan

23 Informan melakukan - Melakukan kesibukan lain

pengalihan - Mengalihkan perhatian

24 Respon informan setelah - Merasa jijik

diselingkuhi - Respon fisik informan

- Sikap informan

25 Perasaan informan terhadap - Muncul rassa bersalah darii

suami informan

- Informan rindu

- Informan dan suami saling

memaafkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

- Perasaan positif informan

26 Kewajiban informan sebagai - Tugas informan sebagai ibu rumah

istri tangga

27 Relasi informan dengan suami - Sikap informan terhadap suami

- Komunikasi yang kuranng baik

- Informan rujuk dengan suami

- Komunikasi yang membaik

- Perasaan positif informan

- Sikap postif suam terhadap

inforrman

28 Tindakan informan untuk - Intropeksi diri

menenangkan diri - Pisah ranjang

- Informan memiliki harapan

29 Perasaan informan terhadap - Informan mendapatkan

selingkuhan kenyamanan

30 Relasi informan dengan - Saling berbagi

selingkuhan - Menjalin huubungan spesial

- Informan merasa nyaman

- Informan ingin menyudahi

hubungan

31 Relasi informan dengan anak - Kewajiban informan sebagai orang

tua

- Informan memberikan pengertian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

kepada anak

33 Relasi suami dengan orang tua - Suami meminta maaf

informan

34 Informan dan suami - Informan dan suami saling terbuka

melakukan penyelesaian - nforman dan suami saling

masalah memaafkan

35 Komitmen informan dan suami - Informan dan suami membuat

keputusan

- Mengkhlaskan dan melupakan

36 Perasaan positif informan - Informan mendapatkan

ketenangan

- Menjadikan motivasi

37 Cara informan untuk - Mnejadikan energi postif

mengendalikan perasaan - Menjadikan pelajaran

- Bahan intropeksi

38 Keputusan subek untuk - Mengikhlaskan

menyudahi permasalahn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

LAMPIRAN 3. TABEL KATEGORI TEMA DAN SUB-KATEGORI TEMA


INFORMAN KEDUA

NO TEMA SUB-KATEGORI TEMA


1. Pernikahan informan - Usia pernikahan
informan 5 tahun
- Informan memiliki
seorang anak laki-laki
2. Konflik informan dengan suami - Suami informan
berselingkuh
- Informan
menyembunyikan
perselingkuhan suami
3. Relasi informan dengan suami - Relasi yang buruk
dengan suami
- Suami informan
bermesraan melalui
telepon dengan
oranglain
- Suami informan
membantunya
mengurus anak
- Informan mengingatkan
suaminya untuk tidak
mengotori pernikahan
mereka
- Suami informan
menunjukkan
penyesalannya
4. Respon informan terhadap suami - Informan mengabaikan
suaminya
- Informan tetap menjaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

nama baik suami


5. Firasat informan - Perasaan informan

tidak tenang terhadap

suaminya

6. Respon informan saat - Informan terkejut dan


diselingkuhi
menangis

7. Respon suami saat ketahuan - Suami informan


berselingkuh
meminta maaf

8. Respon informan setelah - Adanya perasaan


diselingkuhi
negatif, tidak

menghiraukan

suaminya dan meminta

penjelasan dari

suaminya

- Kaget dan sedih

- Intropeksi diri

- Memaafkan suaminya

9. Respon positif suami setelah - Meminta maaf dan


berselingkuh
memperlakukan

informan dengan baik

10. Pandangan informan terhadap - Tingkah laku suami


suami
informan biasa saja

- Kebiasaan suami yang

masih sama

- Suami informan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

semakin perhatian

- Informan mulai

membangun rasa

terhadap suaminya

- Tingkahlaku suami

informan yang

mencurigakan

11. Perasaan negatif informan - Informan merasa marah

dan sakit hati

12. Perasaan informan saat - Informan merasa sakit


diselingkuhi
hati

13. Respon positif informan terhadap - Informan membangun


suami
kembali rasa nyaman

- Tetap menyayangi

suaminya

- Mengikhlaskan

kepergian suaminya

14. Pikiran informan setelah - Informan memikirkan


kehilangan suaminya
hidup tanpa suaminya

15. Respon positif informan - Mendoakan suaminya

Respon negatif informan - Terkejut mengenai

kecelakaan suaminya

16. Relasi informan dengan - Informan memilih


selingkuhan suami
untuk diam

- Informan tetap menjalin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

hubungan baik

- Informan memeluk dan

memaafkan

selingkuhan suaminya

17. Pemecahan masalah yang - Ingin adanya penjelasan


diinginkan informan
- Inisiatif untuk

menyelesaikan masalah

Penyebab perselingkuhan suami - Informan yang kurang


informan
merawat diri dan

penampilan

18. Tindakan informan untuk - Intropeksi diri dan


menyelesaikan masalah
meminta maaf kepada

diri sendiri

19. Pengendalian diri informan - Berusaha menguatkan

diri

- Berdoa

- Menenangkan pikiran

20. Cara informan menenangkan diri - Meluapkan apa yang

dirasakan

- Berdoa

21 Cara informan mendapatkan - Memaafkan


ketenangan hati dan pikiran
22 Didikan orangtua - Berani meminta maaf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

LAMPIRAN 4
Tabel Kategorisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

LAMPIRAN 4. TABEL KATEGORISASI INFORMAN PERTAMA

No. Kategori Tema Sub-Kategori Tema Pernyataan Informan

1 Pernikahan Informan - Informan menikah 5 Tahun Informan berpacaran dengan suami selama 2

yang lalu, dan Informan nikah tahun, lalu menikah, saat ini usia pernikahan

beda Agama informan 5 tahun menikah. Informan dan suami

memiliki kepercayaan yang berbeda sehingga

mereka berdua menikah campiur.

- Informan Hamil diluar nikah Saat pacaran, informan dan suami melakukan

hubungan badan dan menyebabkan informan

hamil di luar nikah. Setelah mengetahui

kehamilan tersebut, informan kabur dari rumah

\ dan mengikuti suaminya.

- Anak Pertama Informan Informan dan suami memiliki anak pertama,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Meninggal akan tetapi saat menginjak usia 4 bulan, anak

informan meninggal terkena penyakit

Hydrosefalus.

(GDIL, W1, 28-12-2015, 4-7&46-48, 7-10, 18-

21)

2 Informan menyadari kesalahan - Informan memiliki rasa bersalah Informan, menyadari kekecewaan yang dimiliki

„ orang tuanya

- Informan dan suami

memberanikan diri untuk

meminta maaf

3 Perasaan bersalah - Perasaan bersalah kepada orang Informan merasa bahwa, hingga saat ini dirinya

tua tetap merasa bersalah terhadap kedua orang

tuannya walaupun orang tuanya sudah

memaafkan dan menerima dirinya serta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

suaminya kembali ke keluarga, akan tetapi

informan mengganggap dirinya terlah

menghancurkan kepercyaan serta tanggung

jawab yang sudah di berikan orang tua

kepadanya.

4 Pandangan positif Informan - Informan memiliki hubungan Sejak dari awal pernikahan dan memiliki 3

terhadap suami baik dengan suami orang anak, hubungan informan dan suami baik-

baik saja, dan menurut imforman suaminnya

merupakan orang yang romantis, perhatian dan

selalu memiliki serta menyediakan waktu luang

bersama keluarga.

5 Kesibukan Informan - Rutinitas Informan sebagai ibu Informan lebih memilih beraktifitas sebagai ibu

rumah tangga rumah tangga dan mengurusi anaknya yang

masih kecil. Dulu informan pernah bekerja,

tetapi karena merasa tidak betah informan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

memilih keluar dari pekerjaannya.

6 Konflik dengan suami - Suami informan tidak nyaman Informan merasa kalau suaminya mulai merasa

berada dirumah tidak betah berada di rumah. Suaminya selalu

menjadikan kegiatan kantor sebagai alasan untuk

pergi bersama teman-temannya

- Suami informan memiliki waktu Suami informan tidak memiliki waktu yang

yang minim untuk keluarga cukup lama untuk berda di rumah bersama

informan dan anak. Suami informan selalu tidak

pulang tepat waktu dan jika di tanya suami

informan beralasan kalau dirinya tidur dikantor

atau di rumah temannya yang jaraknya tidak

jauh dari kantor

- Perubahan tingkah laku pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

suami informan Informan mulai merasakan keanehan pada

suaminya, menurut informan suaminya mulai

sering marah-marah terhadap dirinya dan jika di

ajak untuk mengikuti acara keluarga suami

sering menolak.

- Suami informan ketahuan Informsn mengunkapkan bahwa sebelum suami

berselingkuh informan ketahuan berselingkuh. Suaminya

terlihat seperti biasa nya pulang rumah tepat

waktu lalu beristirahat. Ketika suami informan

tidur informan memiliki keinginan untuk

membukan dan mengecek hp suaminya, padahal

menurut informan dirinya tidak biasa untuk

membuka-buka hp suaminya. Saat informan

mengecek hp suaminya ternyata, ada pesan dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

wanita lain yang memanggil suaminya dengan

pangilan “pah” lalu selang beberapa menit ada

telpon masuk dan informan pun mengangkatnya

dan mendengar suara perempuan di telpon

tersebut dan telpon tersebut dimatikan oleh

informan

7 Perasaan Informan akibat - Perasaan negatif dan respon Pada saat informan mengetahui suaminya

diselingkuhi tubuh informan berselingkuh, dirinya kaget dan merasa sakit

hati, lalu tubuhnya seketika merasa lemas dan

pusing. Karena Informan tidak mampu menahan

rasa sakit akhir nya informan menangis dan

dadanya merasa sesak.

- Penilaian negatif informan informan merasa sakit hati, karena selama ini

terhadap suami informan berangapan bahwa suaaminya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

merupakan orang yang tulus, akan tetapi

ternyata suaminya berselingkuh di belakang.

8 Respon suami saat ketahuan - Sikap suami terhadap informan Saat informan menangis, suaminya bangun dan

berselingkuh bertanya akan tetapi saat informan menjelaskan

alasannya kenapa iya menangis suaminya

langsung marah-marah dan berpura-pura tidak

mengerti. Di lain hal suami informan pun

marah-marah terhadap informan

9 Perasaan Informan setelah - Informan menangis Setelah mengetahui suaminya berselingkuh

diselingkuhi informan masuk ke kamar lalu memeluk anak

nya dan menangis. Saat itu informan berusaha,

menenagkan pikirannya tetapi kejadian tersebut

membuat informan kepikaran dan tidak bisa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

tidur sampai pagi.

- Informan merasa tersiksa dan Informan mengungkapkan bahwa setiap melihat

marah suaminya , dirinya merasa ingin marah dan

menangis. Informan juga akan merasa tersiksa

saat tidur bersama suaminya.

10 Dampak perselingkuhan - Perdebatan Saat ketahuan berselingkuh, suami informan

tidak ingin mengakui kesalahannya dan

memberikan banyak alasan yang tidak masuk

akal terhadap informan.

- Ingin bercerai Saat orang tua informan mengetahui kejadian

tersebut, informan langsung meminta kepada

ayahnya kalau dirinya ingin bercerai. Karena

informan tidak sanggup dengan keadaan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

dihadapinya saat itu. Akan tetapi hal tersebut

dibantah oleh ayahnya yang tidak

memperbolehkan hal tersebut terjadi.

- Pelampiasan informan Pada akhirnya informan, mendapatkan

pelampiasan akibat permasalahan antara dirinya

dan suaminya. Informan mengaku bahwa dirinya

memiliki temen dekat dan hal itu bermula saat

dirinya pisah ranjang dengan suaminya lalu ia

dikenalkan oleh temennya saat mengikuti sebuah

kegiatan. Berawal dari kenalan biasa dan

anggapan sebagai teman berubah menjadi rasa

nyaman, lalu informan mulai membandingkan

teman dekatnya tersebut dengan suaminya.

Informan merasa mendapatan apa yang tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

didapatnya dari suami, semua didapatkan dari

teman dekatnya tersebut.

11 Keadaan diri Informan setelah - Respon fisik dan pikiran Informan merasa sakit hati, saat mendapatkan

diselingkuhi Informan perlakuan yang tidak menyenangkan dari suami.

Informan merasa bahwa suaminya tidak begitu

menganggap kejadian tersebut sebagai sebuah

masalah penting dan harus dielesaikan. Informan

merasa “ngeblank” , bagian dadanya terasa

ditusuk-tusuk, dan menganggap dirinya saat itu

seperti orang bodoh dan bingung.

- Informan tidak dapat menerima Informan merasa tidak percaya dan tidak pernah

keadaan membayangkan kalau kejadiaan seperti itu akan

menimpa dirinya dan keluarganya. Informan

meanggap kenapa saat sudah berkeluarga dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

memiliki anak baru muncul kejadiaan seperti ini.

Dirinya masih merasa tidak percaya dan tidak

menyangka akan terjadi hal seperti ini.

12 Pandangan Informan terhadap - Informan berusaha memahami Informan mulai berusah memahami keadaan

suami suami suami , kenapa bisa ada kejadian tersebut.

Informan beranggapan mungkin suaminya khilaf

dan memang pada dasarnya laki-laki seperti itu,

nanti juga ada masanya dia berhenti melakukan

hal seperti itu.

- Penilaian negatif informan Informan merasa bahwa suaminyya tidak

terhadap suami memiliki etikat yang baik terhadap dirinya, hal

tersebut karena suaminya tidak sedikit pun ada

niatan untuk membicarakan permasalahan

tesebut atau meminta maaf terhadap dirinya atas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

perbuatan yang dilakukan suaminya.

13 Cara penyelesaian masalah yang di - Perlakuan baik Informan ingin mendapatkan perlakuan baik dari

inginkan Informan suaminhya , dan niat untuk meminta maaf

terhadap dirinya serta membicarakan masalah

tersebut dengan cara baik-baik bukan marah-

marah dan menyalahkan informan yang telah

lancanng membuka hp suaminya.

- Komunikasi yang baik Informan menginginkan adanya komunikasi

yang baik antara dirinya dan suaminya. Saat

permasalahan ini terjadi suaminya lebih sering

marah dan cuek terhadap dirinya. Sedangkan

informan sendiri ingin menyelesaikan masalah

tersebut secara baik-baik, terus melupakan

semua masalahnya dan memulai semuanya dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

awal dengan baik-baik. Informan juga ingin

disayang-sayang oleh suaminya seperi dulu,

ingin slaing meminta maaf dan memaafkan jika

ada masalah.

14 Tindakan Informan untuk - Berdoa Informan mendapatkan ketenangan setelah

menenangkan diri dirinya berdoa

- Pisah ranjang Informan memilih untuk kembali kerumah orang

tuanya, dalam beberapa waktu agar dirinya dan

suami bisa sama-sama menenangkan diri dan

intropeksi diri dan pada akhirnya bisa bertemu

kembali untuk menyelesaikan masalah tersebut

dengan hati yang damai.

15 Keinginan Informan untuk - Informan membangun Informan berusaha untuk mengajak suaminya

menyelesaikan masalah komunikasi untuk membicarakan masalah tersebut secaraa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

baik-baik dari hati kehati tapi dirinya tidak

dipedulikan oleh suaminya.

16 Respon Informan terhadap kejadian - Informan tidak mampu Informan menemui selingkuhan suaminya untuk

mengontrol diri mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Saat

informan mengetahui keadaan yang

sebenenarnnya antara suaminya dengan anita

lain. Informan “shock” mendengar apa yang

sebenarnya terjadi dari selingkuhan suaminya.

Infroman langsung menangis dan disaat perjalan

pukang kerumah informan dua kali hampir

menabrak moblil.

17 Relasi Informan dengan keluarga - Kepedulian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

18 Relasi dengan orang tua - Support dari orang tua informan Informan mendapakan kekuatan karena support

dari kedua orang tuanya dan orang tua suami,

yang selalu mendukung informan untuk tetap

berjuang dan mempertahakan pernikahannya.

- Informan didampingi orang tua Informan mendapatkan penguatan dari orang

tua, informan dijelaskan mengenai irama dalam

sebuah pernikahan ada suka dan duka disetiap

pernikahan, dan orang tua informan juga secara

tidak langsung menanamkan rasa penerimaan

dalam dir informan agar dirinya mampu

menjalani dan melewati keadaan sesulit apapun

yang terjadi dalam rumah tangganya.

19 Respon suami setelah ketahuan - Mengalihkan perhatian Saat kedua orang tua informan dan suaminya

berselingkuh berkumpul untuk membahas permasalahn yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

teradi antara kedua anaknya, suami informan

semakin tidak mempedulikan keberdaan orang

tua mereka diritu dan sibuk main HP.

- Suami informan tidak menjaga Informan menganggap tingkah laku suaminya

perasaan informan semakin menjadi-jadi. Suami informan berani

chatingan di depan informan dan jika ada telpon

dari selingkuhannya suami informan berani

mengangkat telpon di depan informan

20 Pengendalian diri Informan - Menetralkan perasaan dan Informan mulai menerapkan ke dirinya bahwa

keadaan semuanya baik-baik saja, subjek membiasakan

diri dengan keadaan dan respon suami yang

seperti itu. Informan tetap melakukan semua

aktifitas dan kewajiban sebagi istri seperti

biasanya, dari menyiapkan sarapan, menyetrika


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

baju dan semua keperluan suami sehari-hari.

21 Informan melakukan pengalihan - Melakukan kesibukan lain

- Mengalihkan perhatian Informan memberikan fokus seutuhnya kepada

anaknya, informan beranggapan, kalau dirinya

terus-terusan bersedih dan terlena dengan sakit

hatinya hingga stress dan sakit, tidak ada yang

mengurusi anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

22 Respon Informan setelah - Merasa jijik Informan merasa jijik terhadap suaminya,

diselingkuhi terlebih saat melakukan hubungan suami istri.

Informan dengan tiba-tiba menolak suaminya

karena secara tiba-tiba teringat suaminya

berselingkuh dan seranjang dengan wanita lain.

- Respon fisik informan Informan menjadi lemas dan ingin pingsan

setelah mengetahui bahwa suaminya pernah

memberikan cicin kepada selingkuhannya.

- Sikap informan Informan mulai menunjukan sikap masa bodoh,

dan tidak peduli dengan permasalahan yang

terjadi. Hal ini karena informan juga merasa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

kalau suaminya pun tidak merasa hal tersebut

pernting. Infroman beranggapan bahwa

suaminya pun semakin menjadi-jadi.

Informan juga sibuk dengan dirinya sendiri dan

anaknya, akan tetapi kewajiban sebagai istri

tetap dilaksanakan. Hanya komunikasi yang

mulai terbatas.

23 Perasaan Informan terhadap suami - Muncul rassa bersalah darii Informan mulai menyadari bahwa dirinya dan

informan dan Informan rindu suami masih sama-sama egois. Akan tetapi tidak

dipungkiri informan mulai merindukan sosok

suaminya, walaupun kerinduan tersebut belum

mampu diucapkan oeh informan karena gengsi.

- Informan dan suami saling

memaafkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

- Perasaan positif informan

24 Kewajiban Informan sebagai istri - Tugas informan sebagai ibu Informan tetap menjalankan kewajibannya

rumah tangga sebgai seorang istri dan ibu bagi anaknya.

Kebutuhan dan perlengkapan suami selalu

disiapkan, terlebih saat suami informan akan

berangkat kerja.

25 Relasi Informan dengan suami - Sikap informan terhadap suami Komunikasi antara informan dan suami sangat

terbatas. Mengenai hubungan intim antara

informan dan suami juga tidak begitu baik. Hal

ini karena saat suami informan meminta untuk

melakukan hubungan intim, dipertengahan

proses melakukan hubungan intim informan

tiba-tiba menolak untuk melakukannya lagi.

Dikarenakan informan tiba-tiba teringat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

perseingkuhan yang dilakukan suaminya hingga

tidur dan sudah melakukan hubungan itim

dengan perempuan lain.

- Komunikasi yang kuranng baik Saat informan pindah kerumah orang tuanya,

dengan bermaksud untuk menenangkan pikiran

dan intropeksi diri serta berharap suaminya akan

menghampirinya ketika semua sudah tenang,

ternyata disaatitu juga informan dan suami

hilang kontak.

- Informan rujuk dengan suami Informan dan suami kembali tinggal bersama,

dan informan merasa sangat beryukur karena

pernikahannya bisa diselamatkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

- Komunikasi yang membaik, Suami informan tiba-tiba menghubungi

Perasaan positif informan , Sikap informan lalu suami informan menghampiri

postif suam terhadap inforrman informan yang tinggal jauh diruah orang tuanya,

ketika sampai disana informan begitu senang,

bahagia dan perasaan yang campur aduk selama

ini dipendam muncul. Suami informan datang

dan memuk informan dan berlutut didepan

informan dan meminta maaf sambil menangis

menunjukan penyesalannya.

26 Tindakan Informan untuk - Intropeksi diri Informan memutuskan untuk pulang kerumah

menenangkan diri - Pisah ranjang orang tuanya, agar dirinya dan suami bisa sama-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

- Informan memiliki harapan sama saling mengintropeksi diri masing-masing,

setelah mendapatkan ketenang baru bertemu dan

membicarakan permasalahan tersebut secara

baik-baik dan hati yang dingin. Informan pun

berharap keadaan seperti itu tidak terjadi begitu

lama sehingga dirnya dan suami bisa bersatu

lagi.

27 Perasaan Informan terhadap - Informan mendapatkan Informan merasa nyaman dengan selingkuhan,

selingkuhan kenyamanan hal ini dikarenakan informan dan anaknya

selalu diberikan perhatian

28 Relasi Informan dengan - Saling berbagi Informan dan selingkuhan saling berbagi tentang

selingkuhan kehidupan masing-masing. Saling memberikan

kenyamanan yang tidak di dapatkan dari

pasangannya masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

- Menjalin huubungan spesial, Informan menjalin hubungan layaknya orang

Informan merasa nyaman, pacaran, timbul rasa nyaman yang sangat dalam

Informan ingin menyudahi terhadap selingkuhannya dan informan

hubungan menyadari bahwa dirinya sudah terjebak dalam

hubungan yang salah.

29 Relasi Informan dengan anak - Kewajiban informan sebagai Informan fokus bekerja untuk memenuhi

orang tua kebutuhan anaknya sehari-hari dan kebutuhan

sekolah anaknya.

- Informan memberikan Anak informan bertanya mengenai ayahnya,

pengertian kepada anak informan berusaha menjelaskan sebaik mungkin

mengenai keberadaan suaminya dan

menggambarkan sosok suaminya terhadap

anaknya merupakan sosok ayah yang baik serta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

sayang kepada anaknya sedang bekerja dan akan

datang menjemput dirinya dan anaknya untuk

berlibur.

31 Respon positif Informan terhadap

suami

32 Relasi suami dengan orang tua - Suami meminta maaf Suami informan berlutut depan kedua orang tua

Informan informan, dan menujukan penyesalan yang

begitu mendalam serta meminta ampun terhadap

kedua orang tua informan atas apa yang sudah

terjadi dalam rumah tangga mereka.

33 Informan dan suami melakukan - Informan dan suami saling Informan dan suami saling jujur satu sama lain

penyelesaian masalah terbuka atas apa yang mereka lakukan selama ini, sama-

- Informan dan suami saling sama menceritakan secara detail dan jujur

memaafkan terhadap pasangan apa yang terjadi selama ini

tanpa sepengetahuan pasangannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Informan dan suami, memaafkan diri mereka

masing-masing dan saling memaafkan untuk

memulai sesuatu yang baru dalam hubungan

mereka.

34 Komitmen Informan dan suami - Informan dan suami membuat Informan dan suami saling meminta maaf dan

keputusan memaafkan. Disaat itu informan pun benear-

benar dengan hai yang tulus memaafkan semua

kesalahan yang pernah dilakukan dirinya dan

suami. Dan saling berjanji untuk mengubur

permassalahn tersebut secara dalam-dalam tanpa

harus mengungkit-ungkit pa yang sudah terjadi.

- Mengkhlaskan dan melupakan Mengiklaskan dan melupakan merupakan cara

informan dan suami menyudahi permasalahan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

tersebut dan menjadikan pelajaran dalam rumah

tangga mereka.

35 Perasaan positif Informan - Informan mendapatkan Informan merasa sangat tenang, tidak ada beban

ketenangan dan menjadikan pikiran serta perasaan sakit hati lagi. Informan

motivasi dan suami mulai membangun hubungan mereka

yang baru serta saling membangun kepercayaan

terhadap dir masing-masing dan pasangan. Hal-

hal buruk yang pernah dilewati informan dan

suami dijadikan sebuah pelajaran dan semngat

yang positif agar tidak terulang kesalahan yang

sama

36 Cara Informan untuk - Menjadikan energi postif Informan tidak mengingat-ingat lagi masalah

mengendalikan perasaan yang pernah terjadi. Kalau pun kejadian tersebut

muncul tiba-tiba dipikiran informan, dirinya

berusaha untuk mengolah situasi dan keadaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

perasaanya secara baik-baik tanpa menimbulkan

perasaan –perasaan negatif yang pernah ada

- Menjadikan pelajaran Informan menjadikan permasalahn yang terjadi

- Bahan intropeksi dalam rumah tangga sebagai pelajaran dan bekal

utnuk menjadikan dirinya dan suami lebih

dewasa menghadapi permasalahan dan salah

satu ujian buat mereka dalam mempertahankan

rumah tangga mereka. Sehingga pada akhirnya

informan sendiri merasa bahwa dirinya dan

suami mampu melewati permasalahan tersebut

dan menyelamatkan rumaha tangga mereka yang

hampir kandas.

37 Keputusan subek untuk menyudahi - Mengikhlaskan Informan tidak ada keinginan untuk

permasalahn mengungkit-ungkit permasalahn yang sudah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

lewat, dan sudah mengubur masalah tersebut

sedalam mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 4. TABEL KATEGORISASI INFORMAN KEDUA

No. Kategori Tema Sub-Kategori Tema Pernyataan Informan

1 Pernikahan informan - Usia pernikahan informan Informan sudah menikah sejak 10 tahun

- Informan memiliki seorang anak yang lalu, awal pernikahan infroman dimulai

laki-laki saat infroman bekerja di bali dn bertemu

dengan suami informan. Menjalin kedekatan

selama setahun akhirnya informan dans

suami menikah dan dikarunia seorang anak

laki-laki.

2 Konflik informan dengan suami - Suami informan berselingkuh Saat anak informan berumur 1 tahun,

suami informan ketahuan berselingkuh

dengan teman kantornya. Infroman mulai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

merasakan keanehan dari suaminya, dan

mencurigai tingkah laku suaminya yang

mulai berubah dan ternyata firasat informan

benar terbukti dengan melihat suaminya

bermesraan dengan wanita lain.

- Informan menyembunyikan

perselingkuhan suami Informan tidak ingin keluarga dan orang lain

mengetahui suaminya berselingkuh, karena

menurut informan itu merupakan aib

pernikahannya.

3 Relasi informan dengan suami - Relasi yang buruk dengan suami Suami infroman mulai tidak jujur terhadap

informan, mulai merasa tidak betah berada

dirumah dan jika pulang kerumah larut

malam, suami informan sering mengendap-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

ngedap masuk kedalam rumah.

- Suami informan bermesraan Informan mendapati suaminya, telpon-

melalui telepon dengan orang lain telponan dengan orang lain saat subuh.

- Suami informan membantunya Informan dan suaminya selalu bergantian

mengurus anak membagi tugas untuk mengurusi anak.

Ketika malam hai saat anak informan

menangis, suami informan selalu bangun

dan mengurusi anaknya, sedangkan

informan tetap disuruh beristirahat oleh

suaminya karena suaminya tahu kalau

informan sudah seharian bekerja mengurusi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

rumah dan mengurusi anaknya yang masih

- Informan mengingatkan suaminya bayi.

untuk tidak mengotori pernikahan

mereka Informan menekankan kepada suaminya

bahwa dirinya memberikan kepercayaan

penuh terhadap suaminya, dan secara tegas

menegaskan bahwa suaminya harus benar-

- Suami informan menunjukkan benar menjaga kesucian mereka pernikahan

penyesalannya

4 Respon informan terhadap suami - Informan mengabaikan suaminya Saat informan mengetahui suaminya, telpon-

telponan dengan orang lain. Informan

mengabaikan suaminya dan tidak peduli

dengan suaminya, karena menuru informan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

dirinya tidak ingin memperpanjang masalah.

- Informan tetap menjaga nama baik Informan tidak ingin menjelek-jelekan

suami suaminya walaupun suaminya berselingkuh,

infroman tetap menjaga nama baik suaminya

tanpa menunjukan kalau rumah tangganya

sedang bermasalah.

5 Firasat informan Perasaan informan tidak tenang Informan merasakan kegelisahan saat

terhadap suaminya suaminya pamit bekerja. Informan merasa

ada yang mengganjal dan aneh dengan

perilaku suaminya disaat itu juga informan

membututi suaminya yang pamit bekerja,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

ternyta firasat informan benar bahwa dirinya

melihat suaminya sedang bemersraan

dengan wanita lain.

6 Respon informan saat Informan terkejut dan menangis Saat mengetahui suaminya berselingkuh,

diselingkuhi infrorman sangat kaget karena dirinya

menyaksikan sendiri suaminya sedang

bermesraan dengan wanita lain, saat itu juga

informan langsung menangis karena tidak

dapat menahan amarah dan sakit hatinya.

7 Respon suami saat ketahuan Suami informan meminta maaf Saat didapati berselingkuh oleh infroman,

berselingkuh suaminya langsung memluk informan dan

meminta ampun atas apa yang idlakukan

serta berjanji tidak akan mengulangi

kesalahn tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

8 Respon informan setelah - Adanya perasaan negatif, tidak Setelah mengetahui suaminya berselingkuh,

diselingkuhi menghiraukan suaminya dan informan dengan sengaja tidak mepedulikan

meminta penjelasan dari suaminya suaminya walaupun suaminya sudah

meminta maaf tetapi informan tetap

merasakan sakita hati yang mendalam. Pada

akhirnya informan meminta suaminya untuk

tidak mengganggu dirinya karena informan

ingin menenangkan diri. Setelah merasa

dirinya sudah mendaptkan ketangan ,

informan lalu mengajak suaminya untuk

membicarakan permasalahan yang sedang

terjadi.

- Kaget dan sedih

Informan sangat kaget dengan perilaku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

suaminya yang berselingkuh dengan teman

sekantornya, hal tersebut sangat membuat

informan terpukaul dan merasakan sedih

atas rasa sakit hati.

- Intropeksi diri

Informan mencoba mencari alasan kenapa

suaminya berselingkuh, dengan melihat

kembali kedalam dirinya mengenai

kekurangan-keruangan yang ada dirinya atau

pun perubahan yang terjadi pada dirinya

yang membuat suaminya merasa tidak

nyaman berada di dekatnya. Hal itu disadari

informan dengan perubahan dirinya

semenjak menyusui anaknya yang masih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

bayi, dirinya jarang merawat diri, padahal

infroman sering diingatkan oleh suami untuk

pergi kesalon dan melakukan perawatan

tetapi hal tersubut tidak dilaksanakan oleh

- Memaafkan suaminya infroman.

Setelah diselingkuhi oleh suaminya, dan

suami informan akhirnya meninggal.

Informan sudah memaafkan suaminya, hal

ini didasari karena infroman beranggapan

bahwa suami informan berselingkuh karena

ada alasaan salah satunya mungkin adalah

perubahan fisik dari dirinya yang tidak

secantik dulu, sehingga suami informan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

mencari pelampiasan lain. Yang kedua

adalah, informan mengaanggap harus

memmaafkan suaminya karena dia tidak

hanya melihat saru sisi buruk dari suaminya

kemudian menutupi semua sisi baik yang

pernah dilakukan oleh suaminya. Informan

menaggap semua orang pernah berbuat salah

dan dari sebuah kesalahan membuat kita

belajar untuk tidak bebrbuat salah lagi. Yang

ketiga adalah, informan sejak kecil memang

diajarkan orang tua untuk memberikan maaf

terhadap sapa pun yang berbuat salah dan

sebesar apapun salah orang tersebut

informan harus mampu untuk memberikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

maaf. Karena itu informan pun mampu

memberikan maaf terhadap suaminya.

9 Respon positif suami setelah - Meminta maaf dan memperlakukan Saat ketahuan berselingkuh suami informan

berselingkuh informan dengan baik langsung meminta maaf kepada infroman

dan menunjukan sikap baik terhadap

informan dengan cara bergantian mengurusi

anak, membantu informan merringankan

pekerjaan rumah lainnya, meyisikan waktu

luang buat santai bersama keluarga dan

semakin perhatian terhadap informan

10 Pandangan informan terhadap - Tingkah laku suami informan biasa Informan tidak mencurigai suaminya,

suami saja bahkan informan semakin memberikan

- Kebiasaan suami yang masih sama kepercyaan terhadap suami karena suami

informan juga menunjukan sikap yang tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

mencurigakan dan aneh-aneh.

- Suami informan yang semakin Setelah ketahuan berselingkuh, suami

perhatian informan semakin perhatian terhadap dirinya

bahkan sangat-sangat ingin menjaga

informan agar tidak kecapekan.

- Informan mulai membangun rasa Dengan melihat perubahan tingkah laku dari

terhadap suaminya suami yang semakin menunjukan perubahan

baik informan semakin percaya dan sayang

terhadap suaminya, sebab informan

mengganggap suaminya memiliki usaha

untuk memperbaiki hubungan rumah tangga

mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

- Tingkahlaku suami informan yang

mencurigakan Suami informan menunjukan tingkah laku

yang mencurigakan.

11 Perasaan negatif informan Informan merasa marah dan sakit Saat mengetahui dirinya diselingkuhi

hati informan sangat marah dan merasa sakit

hati.

12 Perasaan informan saat Informan merasa sakit hati Saat mengetahui dirinya diselingkuhi

diselingkuhi informan sangat marah dan merasa sakit

hati.

13 Respon positif informan - Informan membangun kembali rasa Dengan melihat perubahan tingkah laku

terhadap suami nyaman dari suami yang semakin menunjukan

- Tetap menyayangi suaminya perubahan baik informan mulai

mendapatkan kembali kenyamanan dan

sayang terhadap suaminya, sebab informan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

mengganggap suaminya memiliki usaha

untuk memperbaiki hubungan rumah tangga

mereka.

Walaupun informan telah diselingkuhi oleh

suaminya, informan tetap menyayangi

suaminya. Karena dirinya tidak hanya

melihat satu sisi buruk dari suaminya

kemudian menutupi semua sisi baik yang

pernah dilakukan oleh suaminya. Informan

menaggap semua orang pernah berbuat salah

dan dari sebuah kesalahan membuat kita

belajar untuk tidak bebrbuat salah lagi. Dan

bagi informan jelek buruknya tingkah laku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

yang diperbuat oleh suaminya, itu adalah

suaminya orang yang dicintai dan

- Mengikhlaskan kepergian disayanginya.

suaminya

Walaupun informan tidak mendapatkan

penjelasan apapun dari suaminya semenjak

kecelakaan dan suaminya meninggal, pada

akhirnya informan mengikhlaskan keprgian

suaminya agar suaminya mendapatkan

ketenangan disisiNYA

14 Pikiran informan setelah Informan memikirkan hidup tanpa Informan berpikir bagaimana setelah

kehilangan suaminya suaminya kepergian suaminya, dirinya harus hidup

sendiri dengan membesarkan anak laki-laki

semata wayangnya, dirinya harus bekerja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

keras untuk menghidupi kebutuhan rumah

tangganya, dan bagaimana caranya dia

menjelakan kepada anaknya ketika besar

nanti dan bertanya mengenai ayahnya. Hall-

hal tersebut membuat informan, berpikir

hipunya kedepan sebagai seorang singel

parents

15 Respon positif informan Mendoakan suaminya Informan mendoakan suaminya agar tenang

disana dan itu juga merupakan salah satu

cara untuk memaafkan suaminya.

16 Respon negatif informan Terkejut mengenai kecelakaan Saat mendapat kabar bahwa suami informan

suaminya kecelakaan informan terkejut dan keget akan

hal tersebut. Sebab, suaminya meminta ijin

kepada dirinya untuk pergi ke acara nikahan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

17 Relasi informan dengan - Informan memilih untuk diam Saat suami informan dirawat dirumah sakit,

selingkuhan suami - Informan tetap menjalin hubungan selingkuhan sang suami pundatang dan ingin

baik melihat suami, saat itu juga informan tetap

menyuruhnya masuk akan tetapi informan

dan selingkuhan suaminya tidak banyak

bicara.

- Informan memeluk dan memaafkan

selingkuhan suaminya Setelah kepergian suami informan, dirinya

bertemu dengan selingkuhan suaminya

disaat itu juga informan mengatakan bahwa

dirinya sudah memaafkan selingkuhan

tersebut, dengan memeluk dan

mengungkapkan permintaan maaf atas nama

suaminya yang sudah meninggal. Sealain itu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

juga, ketika bertemu di tempat lain,

informan tetap memberikan respon yang

positif terhadap selingkuhan suaminya

dengan menyapa dan memberi senyum.

18 Pemecahan masalah yang - Ingin adanya penjelasan Informan meminta penjelasan dari

diinginkan informan suaminya, meminta suaminya jujur dan

menceritakan kronologis dan memberikan

alasan.

- Inisiatif untuk menyelesaikan

masalah

19 Penyebab perselingkuhan suami Informan yang kurang merawat diri Hal itu disadari informan dengan perubahan

informan dan penampilan dirinya semenjak menyusui anaknya yang

masih bayi, dirinya jarang merawat diri,

padahal infroman sering diingatkan oleh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

suami untuk pergi kesalon dan melakukan

perawatan tetapi hal tersebut tidak

dilaksanakan oleh infroman. Hal itu yang

menyebabkan suaminya berselingkuh.

20 Tindakan informan untuk Intropeksi diri dan meminta maaf Setelah kepergian suaminya informan juga

menyelesaikan masalah kepada diri sendiri

21 Pengendalian diri informan - Berusaha menguatkan diri Saat kepergian suami informan , dirinya

sangat-sangat terpukul dan sakit hati. Hal ini

dikarenakan suami informan meninggal saat

dirinya berselingkuh dan informan sendiri

tidak mendapatkan penjelasan apa-apa atas

kejadian tersebut. Tetapi disaat seperti itu

informan berusaha menguatkan dirinya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

karena, saat kepergiaan suami banyak orang

yang merasa kehilangan suaminya salah

satunya anak dan ibunya serta orang tua

suami, disaat irtu juga informan berusaha

menguatkan dirinya karena orang-orang

tersebut sangat membutuhkan dirinya disaat

mereka semua tidak mampu menerimaa

kenyataan atas kepergian suaminya.

- Berdoa dan Menenangkan pikiran

Informan berdoa dan meminta kepada

Tuhan untuk menguatkan dirinya agar

informan mampu melewati cobaan yang

sedang dihadapinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

22 Cara informan menenangkan diri - Meluapkan apa yang dirasakan Ketika subjek merasakan sakit hati yang

- Berdoa begitu besar dan perasaan-perasaan negatif

informan muncul secara tiba-tiba

mengingatkan kejadian yang menyakitkan

informan menangis sekuat tenanga hingga

dirinya merasa kepuasan lalu dirinya berdoa

hingga akhirnya dirinya mendapatkan

ketenangan atas rasa sakit hatinya.

23 Cara informan mendapatkan Memaafkan Setelah memberikan maaf informan

ketenangan hati dan pikiran merasakan sebuah ketenangan dalam

dirinya, segala beban pikiran dan hati yang

di tanggung selama ini semuanya terangkat

ketika dirinya mampu memaafkan dirinya

sendiri, suaminya serta selingkuhan sang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

suami.

24 Didikan orangtua - Berani meminta maaf dan Informan sejak kecil diajarkan oleh orang

memaafkan tuanya untuk berani meminta maaf ketika

berbuat salah dan harus mampu memberikan

maaf terhadap siapa pun yang berbuat salah

dan sebesar apapun salah orang tersebut

informan harus mampu untuk memberikan

maaf. Karena itu informan pun mampu

memberikan maaf terhadap suaminya

Anda mungkin juga menyukai