SOSIOLOGI
Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik,
Kritis, Evaluatif dan lntegratif
Editor:
Muhammad Akhir, S Pd.. M Pd
Dr'. Nursalam, .P,tSi., Suardi, S.Pd,.M.Pd.,
Sya1ifudd in, S.Pd,,M .Pd,
~·'1
La.y<•Jl
i::,,·.,~
. !vii ,VR
; .1rJcr; \,t
:.11f.e't.i11au,1.-:h·
.i';,oc1 bjtl Wrhlng R,vr,luilm
Cflc'n!>LC"o.'J I '}IV 'lt, 4~ .• 1.,o,l,ul~~t)O,
'l'O,!J'ii'~a'"ta I~ l ,s
[...l(\'1Jf. rf.:ln.:~ _'wi@V.-,,i"t;)o)~Z~:n1';./ ,1·:-.·, p~,crt,j!U·f.C.Q~.l
P,•rp,1H~k..i,.;1 °\:~,i.-:,nJ.l: K,\i!o,., :.W,;rr, 'f .:i hit'll1 :i;,.k C ir,l!I Ll1h11,i~o~,i
1 ',le":!r(g. lini:'n1,
,., .:: J:· ;~ii; 1::.:,sc~ved
;
1 .. ~,-;J,1• ~,au-. <k_r~*· xri,;;.Ji..i ·.1,n!'~ .p.:, -1-t!~ ;, "7ii.f x-nt,f11ft;ii•1 C+l!... tr~·f!':fL .......~-..t. ~•ti!'i
•.•. f 1Ulfi ~ ... fi.#flf'.;af".a:urtj t'to VI.,.,.~r.·,·, r
~pij.,·;,. .,I:.' '%":·.I, 1 p'.tL#'\.1 t,:11.,. n ~·:1 .;l't,"' sii.~\,;;;,,
·1 :~i1i:. !· ~ill " .. ja ,/~i..t, fN;'f\'f, t ;II.'(. ;(i,-olj~j. "" l ,(,).i OO!i.,X :: llU j1.1j-. •·..11.ii,;1) .Ji'~IJ I
r.,.d,.1;-. c t1,j;.r;; 1.,... ,:il'ig- !.in-"·, 7 fiO(?Jt•} ~~~ Ii\ dar. Af"'.:. , ,. .• d p.a.lirt. DJr.):i~ r.p I
s.o.,.~ t-,,, n~ /X ~11t,., ,, m.. c ro.;) '. 11,). 1 I
o·,.; ·-<~:c..,.-. ""•.JJ~ """·~·Vi'i:"!·k.;'1, •"-v;ift,-:--,· .~.~1tm,_ . ~",I
1-t::")..Cl(if.,
if ..Jl'\~r,J.,; ',;:' r1 .tt.ti.i r,wniu;.i ,i;r1l 11·, .S•,"'!tu 4)t ,•n \',1:, t,..i· ,..;...~ t'·,til r~· ·•• :tJ: .:.( I·,~:·
:r-t, 1.-t;a.·., n.:- i.: 1.~ t,"i.·•& irr,;tr~ Jnr,d.illl'J •1,\J't:"PI .-,;it ; •;, ; ir,t 'ifi..t ....... ~·?'-,·, ;i.i•·~
1
I
p.,.-.;,., , ii p--iH~ :~r. i ~ ~lio~.--.\ r.~, ..1f, ri;;lf'~1'.\u Jt:r:d,. i,;lh" li"o;r.,.9~ Pv ..~-.:.;,.i.r,. t."V"'..WI
;; ,,.lil ' r .. t 11 j~.~.;i 1Ht1l¥1;. ,
-- · -------.. . . . .... ... ~--·----·
PRAKATA
iii
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodern, Sainrifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Inicgratif
Buku ini tentu tidak dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis
sangat mcngharapkan berbagai masukan dari pembaca, semoga buku ini
berguna bagi mahasiswa, guru, doscn dan pembaca pada urnumnya yang
tertarik pada kajian sosiologi
Penulis
•
•
iv
DAFfAR ISi
Halarnan
PR.A.KATA PENUL!S . .
DAFTAR PUST AKA . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . ..... m
v
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcrn, Sainrifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluatif clan lntcgratif
---
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posrnodern. Saintifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluatif dan Integrarif
J. lnteraksionisme Simbolik 99
I. George Habert Mead.............................................. 99
2. Herbert Blumer...................................................... l 04
3. Erving Goffman................................................. l OS
4. Kritik Interaksionisme Simbolik........................ 109
S. Masa depan Interaksionismc Simbolik.................... 109
K. Teori Pertukaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 110
I. George Casper Homans · Pertukaran Sosial' 110
2. Peter M Blau 'Pertukaran Mikro dan Makro 111
3. James S Coleman 'Pilihan Rasional: Untung Rugi'. 112
4. Richard Emerson 'Kerergaruungan-Kekuasaan' .. 113
5. Cook O'Brien dan Kollock 'Teori Ketergantungan
Inregratif' ···················································· 114
6. Markovsky 'Teori Pertukaran Jaringan
(NetworkExchage Theory) ' . 115
ix
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern. Sainrifik, Hcrrneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lnregratif
x
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintiftk, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
xi
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodcm, Saincifik, Hermeneurik, Kritis,
Evaluatif clan lntegratif
Xiii
DAFIAR TABEL
Halaman
Tabel I : Perbedaan Solidariras Organik dan solidaritas mekanik..... 41
Tabet 2 : Tipologi bunuh diri Emile Durkheim................................ 50
xiv
DAFT AR GAJ."lBAR
Halaman
Garn bar I : Kerangka konsep teori .
Gambar 2 : Kerangka konsep lahirnya teori sosiologi 5
Gambar 3 : Kerangka konsep pakartcori sosiologi klasik I7
Gambar 4 : Kerangka konsep teori Karl Marx . . . . . . . . . . . . .. .. I 7
Gambar 5 : Kerangka konsep ieori Emile Durkheim 35
Gambar 6 : Kerangka konsep reori Max Weber 54
Garnbar 7 : Kcrangka konsep teori George Simmel 66
Gambar 8 : Kerangka konsep teori sosiologi modern..................... 73
Gambar 9 : Kerangka konsep teori sosiologi pos-modern 116
Garnbar 10: Kerangka konsep teori saintifik I 55
Gambar 1 I : Kerangka konsep tcori sosiologi hermeneutika............ 182
Gambar 12: Kcrangka konsep teori sosiologi kritik 195
Gambar 13: Kerangka konsep teori sosiologi evaluatif 224
Garnbar 14 : Kerangka konsep teori sosiologi inicgrasi . . . . . . . . . . . . . . 23 3
Gambar 15 : Kerangka tcori Giddens . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. .. . 234
Garnbar J 6 : Kerangka teori Jeffrey ............. . .. 234
Gambar 17 : Kerangka teori Ritzer............................ . . . . .. 235
Gambar 18 : Kerangka makroskopik-mikroskopik.......... 236
Gambar 19 : Kerangka teori subjektif-objektif................................. 236
Gambar 20 : Kerangka paradigms Sosiologi.................................... 239
xv
BAB 1
HAKIKAT TEO RI
·····- feon ··
! .!. .I. l
A. Definisi Teorl
Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai suatu
keterangan mengenai scsuatu perisiiwa, kejadian, dan sebagainya.
(Karnus Lengkap Bahasa Indonesia). Teori dan praktik sating
mernpengaruhi. Praktik juga mcmpengaruhi teori. praktik dapat
rnernbuktikan prcdiksi teoritis atau mcmbcrikan ide-ide untuk revisi teori.
Teori diubah ketika penelitian dan pcngalaman menunjukkan bukti-bukti
yang berlawanan atau menunjukkan adanya faktor-Iaktor yang perlu
disertakan dalam studi. Meuurut Talcott P dan Robert ( 1990) teori adalah
seperangkat pcnyataan-pernyataan yang sccara sisiematis berhubungan
atau sering disebut tcori adalah sekumpulan definisi konsep dan proposisi
yang saling berkaitan yang menghadirkan suatu tujuan yang sistcmatik
atau fenornena yang ada dcngan rnenunjuk hubungan yang khas diamara
variabel sedangkan secara umum istilah teori dalarn ilrnu sosial
mcngandung beberapa pengertian sebagai berikut: (I) Teori adalah
abstraksi dari realitas; (2) Teori terdiri dari sekurnpulan prinsip dan
definisi yang secara konseptual mengorganisasi aspek-aspck dunia
empiris secara sistematis; (3) Teori terdiri dari proposisi-proposisi, dan
aksiorna dasar yang saling berkaitan. Dari unsur di atas dapat
disimpulkan bahwa tcori pada dasarnya merupakan konscprual atau
pcnjelasan Logis dan ernpirik tentang suatu fenomena. Bentuknya
mcrupakan pernyaraan-pernyataan yang berupa kesimpulan tentang suatu
fcnomena.
Jadi, teori adalah seperangkat variabel, konsep dan proposisi
yang tcrsusun secara sistcmatis yang dapat cligunakan untuk menjclaskan
1
Tcori Sosiologi Klasik, Modern. Posmodern, Saintifik, Hermeneutik. Kritis.
Evaluatif dan Inregratif
B. Hnkikat Teori
Hakikat teori clari teori merupakan seperangkat pcrnyataan yang
menjelaskan serangkaian hal, antara lain:
l. Unifiying statement yang artinya aclalah satu kcsatuan dari beberapa
pernyataan yang sependapat dan mcmpunyai tujuan yang sama.
2. Universal preposition yang berarti mempunyai pernyataan yang
bersifat umum dan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat.
3. Predictive statement yang berarti pernyataan dari suatu tcori masih
bersifat perkiraan atau prediksi yang dapat bcrubah sesuai
penyesuaian.
Sehingga hakikat scbuah teori memiliki tiga unsur yaiiu
mempcrsatukan pendapat yang sama, seperti pendapat adanya faktor
eksternal yang mcrnpengaruhi individu aiau kelompok (kolcktifitas),
dalam suatu tcori deterrninan lingkungan. Pernyataan yang bcrsifai
2
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan Integratif
C. Atribut Teori
Atribut teori menurut Burk dan Stefflre ( 1979) adalah:
1. Explicit (jelas) yaitu dapat dcngan mudah dipahami oleh pembaca
serta tidak bertentangan, dan mampu merangsang peneliti untuk
mengernbangkan teorinya.
2. Komprehensif yes» memiliki jangkauan dan account (kejadian) umuk
banyak perilaku, dapat menielaskan apa yang terjadi pada banyak
orang dalam banyak situasi, atau mampu menjelaskan fenomena
secara menyeluruh.
3. Parsimonius yailu sedcrhana, tidak menjelaskan fcnomena secara
berlebihan.
D. Fungsi Teori
T eori memiliki fungsi, diantara fungsinya adalah sebagai berikut :
I. Mendeskripsikan atau memaparkan suatu masalah prakiis dan dapat
ditenrna oleh semua kalangan.
2. Menjelaskan suatu masalah kornplcks dan bersifat umum dan juga
ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
3. Mernprediksi atau memperkirakan bagaimana cara memecahkan suatu
masalah yang kompleks arau bersifat umum dengan cara yang ilmiah.
Dari hal-hal yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
teori merupakan suatu rangkaian ha! yang masih berupa pendapat. Pada
hakikamya teori bersifat scmcntara, teori berdasarkan pengalaman, teori
masih dapat berubah seiring dcngan perubahan zaman, seiring dengan
pengalaman pada suatu fenomena yang telah dikernukakan teorinya.
Teori menyesuaikan dengan penyesuaian yang terjadi atau menyesuaikan
dengan pcngalaman pada suatu fenomena. Teori rncmpunyai hubungan
yang erat dengan penclitian dan juga dapat meningkatkan arti dari
pcnemuan penelitian. Tanpa teori, penemuan tcrsebut akan merupakan
ketcrangan-kctcrangan empiris yang bcrpcncar. Makin banyak pcnclitian
3
T eori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern, Saimifik, Hermeneutik, Kriris,
Evaluatif dan lntegratif
4
SABI!
LAHlRNYA TEORI SOSlOLOGJ
~~-'=Lahi:::;.rn:Y:•:T:.~fon:~·:so:·i~\o:·12.g:~:·u:_~~~
[·--- r --;_:-_----L._
i Kekuah:ll :f>Cik~mballi j ; .PQ"k("ai1>i:.;:g11 · Alla\ w111l ! !rokoi-,·c,jf1e'f I
[au 1,os.,0Jog1 1
j intdcktu.ai ' Prandi: _
an ;oifo log,l
Jetrn:u, !
1m,~o:og1 : ! rosiologi
lo;gns I (µfjj'I
J
'
Rc\·ol~i;.
}m.tu,tn
!1 '1 (~ Ekonomi
! Poh;ii..
i "\
l
Sosialitrot
l"1ninisnw / r~;=~h~=·· I Cmd1ori~
Evolu;.i 1
,
J
t;tblln:sas.i ., l<>s.ial_ ...... /
Pe1tu..:rtbuh,1 1 I
J:"nr ,"
t,.'!a., we
ber
hllnru i
I I :OCvJgt
t4:ng..::1 :1h~ 1 ·sunmd !I
· ~! IJ
Gambar
~~::::.) "
2 : Kerangka konsep lahimya teori sosiologi
,)
A. Latar Belakang
Manusia adalah masyarakat dalam bentuk miniaturisasi. Ketika
dia berkomunikasi dengan dirinya sendiri, dia bisa rnenjadi subyck dan
sekaligus obyek, Dalam komunikasi itu pula, manusia berpikir, menunjuk
segala sesuatu, menginterpretasikan situasi dan berkomunikasi dengan
dirinya sendiri dengan cara-cara berbeda. Berpikir berarti berbicara
kepada diri sendiri, sama seperti cara kita berbicara dengan orang lain.
Percakapan dengan diri sendiri sebagian besar dilakukan dengan diam.
Tanpa diri sendiri, manusia tidak akan mampu berkomunikasi dengan
orang lain, sebab hanya dengan itu, maka komunikasi efektif dcngan
orang lain bisa terjadi.
B. Kekuatan-Kekuatan Sosial.
Semua bidang intclcktual dibcmuk oleh kondisi sosialnya. Hal ini
tcrutama berlaku untuk ilmu sosiologi, yang tak hanya bcrasal dari
kondisi sosialnya, tctapi juga rnenjadikan lingkungan sosialnya scbagai
basis masalah pokoknya bcberapa pcmusatan terhadap kondisi sosial
5
Tcori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodcrn, Sainrifik, Hermencutik, Kritis,
Evaluatifdan lotegratif
1. Revolusl I ndustrt
Revolusi ini dihantarkan oleh revolusi perancis l 789 dan revolusi
yang yang terjadi sepanjang abad 19 rnerupakan faktor yang paling besar
perannya dalam perkembangan sosiologi. Akibat revolusi ini terjadi
perubahan yang dahsyat pada rnasyarakat terutaroa masalah dampak
negatifnya yang mengundang perhatian dari para ilmuwan, oleh karena
itu para pernikir mencoba untuk mencmukao tatanan baru dalarn
masyarakat yang telah berubah olch revolusi politik. Perhatian ini
menjadi salah satu perbatian utama tcoritis sosiologi klasik terutama
Comte dan Durkheim. Kemudian revolusi polirik dan revolusi indusrri
me la nda Eropa pada a bad 19 dan 20 merupakan faktor yang
mcmunculkan tcori sosiologi. Dalam revolusi ini banyak merubah pola
rnasyarakat dari corak pcrtanian menjadi industri karena mcrcka
mendapatkan tawaran dari pihak industri. Birokrasi ekonomi muncul
dalam skala bcsar yang memberikan pclayanan yang dibutuhkan oleh
industri dan sisiem ekonomi kapitalis, Akibat dari sistern kapitalis ini
adanya pihak-pihak lain yang diuntungkan sehingga menyebabkan
terjadinya bentrok antara kaum industri dan kaum kapitalis. Reaksi
pcnentang ini diikuti dengan gerakan buruh dan berbagai radikal lain
yang bcrtujuan untuk menghancurkan sistem kapitalis.
2. Sosialisme
Sosialisme adalah scbuah istilah yang berrujuan untuk
menghancurkan serta menanggulangi ekses industri dan kapitalis. Karl
Marx rnerupakan salah satu pendukung sosialisme yang mcmiliki tujuan
menumbangkan sistem kapit.alis dengan menggantinya dengan sistem
sosialisrne, Disamping itu juga Weber dan Durkheim menemang
sosialisme seperri Marx, karena mcnurut rnereka daripada melakukan
reformasi sosial dalam system kapitalisme lebih melakukan revolusi
sosial.
---------
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Henneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntcgratif
3. fcminisme
Perempuan selalu mendapatkan perlakuan yang tidak adil dalam
kchidupan masyarakat yaitu disubordinasi hampir dimana saja, mereka
mcngakui dan memprotes situasi itu dalam berbagai benruk, rnereka
rncnuntot mobilisasi untuk hak pilih perempuan dan reformasi undang•
undang dan kewarganegaraan dan industri awal abad 20 di Amerika
Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi pcrkembangan sosiologi khususnya
pada sejumlah karya perempuan. dimana karya-karya mercka sering kali
terdesak ke pinggir dan disubordinasikan oleh lelaki sehingga munculnya
gerakan-gerakan perempuan (feminisme) yang menuntut kesetaraan
gender, karena menurut mereka pembagian kerja antara laki-Iaki dengau
pcrempuan hanyalah merupakan konstruksi sosial. Berkaitan dengan
gender dapat dikaji dengan menggunakan (I) Teori konstruksi sosial
budaya (2) Teori nurture (3) Teori struktural fungsional, (4) konstruksi
biologis. (5) Teori nature, (6) Teori konflik, dan (7) Konstruksi agama
yaitu ayat-ayat, dogma, ajaran yang bersifat m.isogini yang menimbulkan
ketimpangan peran laki-laki dan perempuan. Sehingga dalam kontcks
gender yang dibutuhkan adalah equlibrium keseimbangan peran antara
laki-Iaki dan percmpuan.
4. Urbanisasi
Akibat revolusi industri banyak sckali orang di pedesaan bcrpindah
ke lingkungan urban, hal ini disebabkan adanya lapangan pekerjaan yang
diciptakan industri di kawasan urban. Akibat dari migrasi ini
menimbulkan berbagai persoalan seperti kepadatan yang berlebihan,
kebisingan, kepadatan lalu lintas, hal ini menarik perhatian sosiologi awal
rerutama Weber dan George Simmel dijadikan sebagai objck
pengarnatan, urbanisasi masyarakat desa ke koia dibagi menjadi faktor
pendorong (boosterfactor) clan faktor pcnarik (full factor).
7
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntcgratif
C. Kekuatan lntclektual
Dalam ha! ini adalah tentang kekuatan intelekrual yang berperan
sentral dalarn membentuk teori sosiologi. Berbagai kekuatan iruelektual
yang mcnentukan perkembangan teori sosiologi merupakan kekuatan
yang sangat singnifikan.
1. Abad Peucerahan
Pencerahan adalah sebuah periode pcrkcmbangan intelcktual clan
pembahasan pernikiran filsafat yang luar biasa seperti yang dikatakan
Rane Derkartes yang mengatakan 'aku berpikir maka aku ada Sejumlah
gagasan dan kcyakinan lama kebanyakan berkaitan dengan kehidupan
sosial dibuang dan diganti sclarna periode pencerahan. Pemikir yang
paling rerkemuka adalah Charle Momesqueu (1689-1755) dan Jean
Jacques Rousseu. Pemikir yang berhubung dengan pencerahan ierutama
dipengaruhi dua arus, yakni sains dan filsafai, Meskipun pengaruh
pencerahan tidak langsung berpengaruh pada tcori sosiologi, namun abad
pcncerahan merupakan awal kebangkitan dan perkembangan imelekrual.
2. Reaksi Konservatif
Masyarakat bersifat rasional, empms, ilmiah, dan beroricntasi
perubahan, yang merupakan reaksi dari pencerahan. Namun mendapatkan
reaksi dari penganut konservarif. Ideologi ini menentang premis modern
dan melakukan seniimen anti modernisasi dalam kritik pencerahan nya,
Bentuk oposisi paling ekstrim tcrhadap gagasan pencerahan berasal dari
filosofi korura revolusi katolik Perancis seperti tampak pada ide-ide Louis
de Bonald (l 754-1840) yang ingin mengcmbalikan budaya panriarki,
monogami (rncnolak poligami), monarki, gereja katolik yaitu faham
gercja yang mengatakan geosentris. Sedangkan old, Nicolas Copernicus
clan Galileo Galilci yang rnengatakan sebaliknya yaitu haliosentris.
8
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hcrmcneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
Selain itu Zeltin (I 990) telah rnenguraikan IO proposisi yang muncul dari
reaksi konservatif dan menyediakan basis bagi perkembangan teori
sosiologi, yaitu (I) Sebagian pemikiran pencerahan lebih mcnckankan
pada individu, sedangkan reaksi konservatif rnengarahkan pcrhatian pada
sosiologi umum dan menekankan pada masyarakat dan fenomcna. (2)
Masyarakat adalah unit analisis terpenting masyarakat dipandang lebih
penting ketimbang individu. (3) Individu bahkan tidak dilihat sebagai
unsur yang paling mendalam masyarakat, karena masyarakat terdiri dari
komponen seperti peran, posisi, dan hubungan. (4) Bagian-bagian
masyarakat dianggap saling berhubungan clan sating ketergantungan. (5)
Perubahan clipandang bukan hanya sebagai ancaman terhadap masyarakat
dan terbadap komponennya, tetapi juga terhadap individu dan
masyarakat, (6) Lebih melihat berbagai komponen rnasyarakat berskala
tuas sebagai komponen yang berguna, baik bagi masyarakat maupun bagi
individu yang mcnjadi anggotanya. (7) Unit-unit kecil seperti kelompok,
keluarga, retangga, kelornpok keagamaan dan mara pencaharian
dipandang pcnting bagi individu yang menjadi anggotanya, (8) Ada
kecendrungan rnemandang berbagai perubahan sosial modern seperti
industrialisasi, urbanisasi dan birokrasi dapat menirnbulkan kekacauan
tatanan. (9) Sementara kebanyakan perubahan menakutkan itu rnengarah
pada kehidupan masyarakat yang lebih rasional. (JO) Pernikir konservatif
rnendukung keberadaan sistem hirarkis dalam masyarakat. Semua
proposisi anti rnodernisasi yang berasal dari reaksi konservatif yang
langsung berpengaruh besar terhadap teori sosiologi, meskipun masih ada
ide pencerahan seperti rasionalitas dan cmperis yang masih ada dalam
rnasyarakat.
9
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Herrneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratir
10
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcrn. Saintifik, Hermeneutik, Kriris,
Evaluatif dan Intcgratif
11
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik , Herrneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lmegrarif
1. Hegel (1770-1831)
Konsep yang mencerrninkan esensi filsafat Hegel yaitu dialetika
dan idealisme, Dialektika adalah cara berpikir dan citra atau garnbaran
tcntang dunia yang mcnekankan pada hubungan dinamika konflik dan
kontradiksi sorta cara berpikir dinamis, Sedangkan idealisme lebih
mcnckankan pentingnya pikiran atau icle dan produk mental ketirubang
kchidupan material.
2. Feucrbach (1804-1872)
Feuerbach mcrupakan jembatan penting yang rnenghubungkan
antara Hegel dan Marx. Feuebach banyak melakukan kritik ierhadap
Hegel yang penekanan berlebihan pada pikiran atau ide dan produk
mental masyarakat. Feuebach menerima filsafat materialisms ia
menegaskan perlunya meninggalkan idealisme subjektif Hegel untuk
memusatkan perhatian bukan pada gagasan atau ide tapi pada reahtas
kehidupan manusia yang bersifat material dan objektif
12
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcm, Saintifik, Hcrmcneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
13
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodem, Samtifik, Ilermcneutik, Kritis,
Evaluatif dan Imcgratif
terdapat pada interaksi dyad, dengan interaksi triad sepeni pihak ketiga
adalah wasit dari perselisihan aruar individu.
I. Ekonomi Politik
Dalam sistem ckonomi politik rnenyangkut masyarakat industri
dan kapitalis yang sebagian berasal dari pemikiran Adam Smith (1723)
mengatakan adanya 'tangan yang tak terlihat' yang menentukan pasar dan
tcnaga kerja, hal tersebut dilakukan oleh para pclaku politik. Pasar dilihat
sebagai realitas independen yang berdiri diatas individu dan dapat
mengcndalikan individu. Pasar menurut Smith memiliki dampak positif
bagi masyarakat, meskipun dalam realitas terkadang memiliki sisi-sisi
negatif bagi masyarakat,
2. Emeliorisme
Emeliorisme adalah merupakan kcinginan untuk rnemccahkan
masalah-rnasalah sosial dengan mernperbaharui arau memperbaiki para
individu sepcrti hanya dengan masalah kemiskinan yang dianggap
sebagai akibat masyarakat masih ada individu yang ingin mclestarikan
kerniskinan. Kerniskinan dalam masyarakar merupakan sumber dari
individu, inilah yang disebut William Ryan ( 1971) mcnyalahkan korban
atau individu seperti halnya dengan alkoholisme merupakan faktor yang
disebabkan olch patologi individual bukan scbagai patologi sosial.
3. Evolusi sosial
Srruktur sosial tersembunyi di bawah permukaan sosiologi
Inggris dan baru melcdak ke perrnukaan pada akhir abad 19 dengan
berkernbangnya perhatian terhadap evolusi sosial. Spencer dan Comte
memberikan pengaruh terhadap perkembangan teori sosiologi, Tokoh•
tokoh sosiologi Inggris diamaranya adalah Herbert Spencer dan Vilfredo
Pareto. Salah satu pandangan liberal Spencer ialah penerimaan alas
doktrin Laissez-Faire temang kebebasan dcminasi negara, Spencer
14
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern. Saintifik, Henneneutik, Kruis,
Evaluatif dan lntegratif
15
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hcrrneneutik, Kritis,
Evaluarif clan Integrari f
dalam teorinya. Wellerstein dalam Ritzer (2010) menyebut era itu sebagai
Marxisme Ortodoks merupakan para pemikir awal, seperti Karl Kautsky
dalam Ritzer (201.0) yang menyatakan tentang hukum-hukum ckonorni
yang mengatur sistern kapitalis. Masalah-masalah tersebut menimbulkan
reaksi kalangan teori Marxian yang menimbulkan pcrkernbangan
Marxisisrne Hegelian pada awal ! 990an yang berusaha rnenggabungkan
perhatian Hegel kepada kesadaran dcngan kepentingau pada struktur
ekonorni masyarakat Seeara teoriris ingin mengembalikan pentingnya
individu, kesadaran, dan aksi. Secara praktis menekankan aksi individu
dalam menghasilkan revolusi sosial, Mcnurut Martin Jay, Lucas adalah
bapak pendiri marxisme H egclian.
Berbagai kekuatan sosial yang lerlibat dalam pengembangan teori
sosiologi seperti revolusi politis. revolusi Prancis, munculnva
kapitalisme, sosialisme, feminisme, urbanisasi, perubahan agamis,
perkembangan ilmu pcngctahuan yang mempengaruhi teori sosiologi,
selain itu terdapat juga kekuatan-kckuatan intelektual seperu masa
pencerahan dan timbulnya gerakan konscrvarif Kekuatan-kekuatan
tersebut mempengaruhi perkernbangan teori sosiologi di berbagai belahan
dunia sepeni teori sosiologi Prancis berkembang dari beberapa tokoh
sosiologi sepeni Alexis de Tocqueville, Henri Saint Simon, Aguste
Comte dan Emile durkheim. Selanjutnya ke Jerman. tokoh yang berperan
terhadap perkembangan teori sosiologi adalah Karl Marx dan ieori-teori
marxian di dalam Hcgelianisme, materialisme, dan ekonomi politik.
selain itu juga ierdapat tokoh Max Weber dan George Simmel.
Selanjumya di lnggris sumbcr utamanya ekonorni politik, emeliorisme
dan evolusi sosial tokoh utarnanya adalah Herbert Spencer, sedangkan
teori sosiologi Italia khususnya Filfredo Pareto tentang determinisme
ckonornis dan Marxisme Hegelian.
16
BAB III
TEORI SOSIO.LOGI K.LASIK
-i
r .. En1ae·· · . urorge.
d
'. 01.1-rkh~im I! Simrud I
I I
Gambar 3 : Kerangka konsep pakar teori sosiologi k.lasik
1. Biografi
Karl Marx Iahir di Trier, sebuah kota di Jerman, dekat perbatasan
dengan Prancis di tahun 18 I 8. Marx lahir setelah perang Napoleon, dan
setahun setelah David Ricardo meluncurkan bukunya "The Principles of
Political Economy", Marx merupakan pendiri idiologi komunis yang
sekaligus rnerupakan seorang teoritikus besar kapitalisme. Bukan hanya
sekedar ekonom, namun juga seorang filosopis, sosiologis, dan seorang
revolusionir. Marx merupakan seorang profesor dalam berbagai ide yang
Rcvolusioner. yang mcnginspirasi pemikir-pemikir lainnya. Setelah
menyelesaikan gelar Ph.O dalam filsafat pada tahun 1841 di Bonn.
Berlin, dan Jena. Maka dari sinilah karier Marx dunulni. Pemikiran Karl
Marx mcrupakan adopsi anrara filsafat Hegel tentang dialektika idealisme
17
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern, Saintifik. Henneneutik, Kruis,
Eva luatif clan Integratif
(tesis, antithesis dan sintesis) clan tentunya pernikiran dari David Ricardo
'pemikir teori ekonom klasik'. Analisa Karl Marx tentang kapitalisme
rnerupakan aplikasi dari teori yang dikembangkan oleh Hegel. Karl Marx
beserta ternan dekatnya, yak.ni Friedrich Engles (1820-1895) menuliskan
sebuah buku "Das Kapital", yang isinya kurang lebih tentang bagaimana
ekonorni sosial diorganisasikan atau yang biasa disebur dengan komunis
tujuannya unruk menghapuskan hak-hak milik pribadi, yang kcmudian
disusul buku The Communist Manifesto ( 1848) yang bcrisikan daftar
singkat karakter alamiah kornunis, dimana suprastruktur yang berfungsi
untuk menjaga relasi produksi yang dipeugaruhi oleh historis (seni,
liieratur, musik, filsafat, hukum, agama, dan bentuk budaya lain yang
diterima oleh masyarakar).
Marx menikah Tahun 1843 dan scgera ierpaksa meninggalkan
Jerman untuk mencari armosfer yang lebih liberal di Paris. Di Sana ia
tcrus mcngaut gagasan Hegel dan para pendukungnya, namun ia juga
menga Jami dua gagasan baru yaitu sosialisme Prancis dan ekonomi
politik Inggris, inilah cara uniknya mengawinkan Hegelianismc,
sosialisme, dengan gagasan ekonorni politik yang terus mernbangun
orientasi inlelektualnya. Pertemuan Marx dcngan orang yang menjadi
sahabat scpanjang hayatnya, pcnopang finansialnya, dan kolaborasinya
yaitu Friedrich Engels (Carver, 1993). Engels mcnjadi seorang sosialis
yang bersikap krins tcrhadap kondisi yang dihadapi kelas pekerja. Tahun
berikumya Engels mempublikasikan satu karya penring yaitu The
Condition of the Working Class in England. Selama masa itu Marx
menulis sejumlah karya rumit banyak diantaranya cidak dipublikasikan
sepanjang hayatnya. Termasuk The Holy Family and The German
Ideology, keduanya ditulis bersarna dengan Engels, namun ia pun menulis
The Economic and Philoshopic Manuscriptsof I 844, yang memayungi
perhatiannya yang semakin meningkat terhadap ranah ekonomi.
Karena beberapa rulisannya rneresahkan Pemerintah Prussia,
Pcmerintah Prancis (atas permintaan Pemcrinta Prussia) rnengusir Marx
pads tahun 1845, clan ia berpindah ke Brussel. Rndikalismcnya tumbuh,
dan ia menjadi anggota ak1if gcrakan revolusioner intcrnasional.
Pada tahun I 849 Marx pindah ke London, dan karena kegagalan
revolusi politiknya pada tahun 1848, ia mulai mcnarik diri dari aktivitas
18
- ----·-------
T eori Sosiologi Klasik. Modern, Posmodern. Saintifik, Henueneutik, Kruis,
Evaluatif dan fntegratif
2, Dialektika
Dialektika adalah kerangka berpikir yang bersifat bertentangan
seperti yang dikemukakan Hegel tentang tcsis yang mendapatkan anti
tesis kemudian melahirkan sintesis dan selain iru dialcktika merupakan
citra dunia yang di dalarn kehidupan masyarakat sclalu mengalami
dinamika clan perubahan sosial. Sehingga dialektika merupakan kerangka
berpikir yang rnenekankan pentingnya proses, hubungan, dinarnika,
konflik, dan kontradiksi suatu kerangka berpikir yang dinamis ketirnbang
statis tentang dunia. Fokus Marx pada konrradiksi-kontradiksi yang
benar-benar ada dalam kehidupan masyarakat, membawa Marx kepada
suatu metode khusus untuk mempelajari fcnomena sosial yang disebut
dialetika {Ball, 1991), sebagai contoh pendapat tentang dunia ini adalah
tanah (tesis), kemudian mcndapatkan pendapat yang kontradiksi yang
rncnganggap dunia adalah air (anritesis), yang kemudian melahirkan
pendapar bani yaitu dun.ia terdiri dari tahan dan air (sintesis).
19
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saimifik, Hermencutik, Kritis.
Evaluatif clan lntegratif
20
Teori Sosiologi Klasik, Modern. Posmodcrn. Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
- sekarang dengan masa yang akan datang. bukan berarti masa datang
ditentukan oleh masa sekarang, namun masa yang akan datang dapat
diprediksi dengan mempelajari masa sekarang. Cara berpikir dialektis
terscbut mcmbuat model dialektis yang sangat terkenal yaitu tesis.
santitesis, dan sintesis, hal tersebut menyiratkan bahwa suaru fenornena
sosial secara tidak terelakkan akan menimbulkan bentuk penentangnya
atau berbenruran diantara keduannya yang tidak tcrelakkan yang
menyebabkan benruk sosial sintetik yang baru. Benruk dialektis tersebut
bukan hanya dalarn pikiran 'ideology' seperti yang dikemukakan Hegel',
namun juga pada dunia sosial sepcrti dalarn bidang 'ekonorni' seperti
yang dikemukakan Marx, temang pcrtcntangan kelas, borjuis (tesis),
ploretar (antithesis) dan egoliter(sintesis).
21
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integrati r
6. Potcnsi Manusia
a. Sifat Dasar Manusla
Bagi Marx, konsepsi tentang sifat dasar manusia yang tidak
memperhiiungkan faktor-faktor sosial clan sejarah adalah pendapat yang
salah. Marx sering menggunakan istilah species being yaitu potensi•
porensi dan kekuatan-kekuatan yang unik yang membedakan manusia
dengan spesics yang lain. Sebagaian Marxis, sepeni Louis Althusser
{1969), bcrpcndapat bahwa Marx dewasa tidak meyakini adanya sifat
dasar manusia apa pun. Tenru saja ada alasan-alasan untuk mcnganggap
sifat dasar rnanusia tidak penting bagi seseorang yang tertarik rnengubah
masyarakat. lde-ide tentang sifat dasar manusia menurut Marx sepeni
'rnanusia itu tamak, manusia memiliki kecenderungan pada kckcrasan,
manusia memiliki perbedaan gender (alamiah) . .Jika masalah-masalah
social, disebabkan oleh sifat dasar manusia, maka manusia lebih baik
belajar uruuk mcmbiasakan diri untuk mencoba mengubah segala scsuatu
yang bersifat buruk. Beberapa konscpsi ientang sifat dasar manusia
adalah bagian dari tcori sosiologi dan yang paling peming bagi tcori Marx
22
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem. Saintifik, Hermcncutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
7. Alienasi
Walaupun Marx percaya bahwa ada hubungan yang inheren
(berhubungan erat) antara kerja dan sifat dasar rnanusia, tetapi dia juga
berpendapar kalau hubungan ini celah diselewengkan atau dipergunakan
oleh kapitalisme, yang disebut Marx dengan alienasi (D.Cooper,1998).
Walaupun individu yang mengalami alienasi dalam masyarakat kapitalis,
fokus analitis dasar Marx adalah struktur kapitalisme yang jadi biang
kerok alienasi terhadap manusia. Menurut Marx (1852) manusia relab
mengalami alienasi dalam empat kornponen dasar, yaitu :
a. Alienasi dari kegiatan produksi, karena manusia menghasilkan objek•
objek produksi, scpcrti barang-barang tidak menurut ide-ide manusia
sendiri namun menurut kaum kapiralis atau menggunakan basil
produksi tersebut untuk memcnuhi keburuhan manusia sendiri
melainkan manusia bckcrja untuk kapitalis, yang kemudian kapitalis
mernberikah upah untuk menyambung hidup mereka,
23
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posrnodern, Saintifik, Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif clan Intcgratif
24
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hcrmencutik, Kritis,
Evaluatif clan lntegratif
9. Komoditas
Masalah komoditas merupakan masalah senrral dalam masyarakat
kapitalis, komoditas atau produk-produk pekerjaan yang terutama
dimaksudkan untuk perrukaran. Pandangan marx tentang kornoditas
berakar dalam orientasi rnaterialisme, yaitu ;
a. Nilai guna
Nilai guna barang dihubungkan dengan relasi yang intim antara
keburuhan-kebutuban manusia dan barang-barang aktual yang dapat
memenuhi keburuhan-kebutuhan tersebut. Contohnya nasi memiliki nilai
guna umuk memuaskan rasa lapar, sepatu memiliki nilai guna untuk
memenuhi kebutuhan akan keamaan kaki, namun antara keduanya tidak
dapat diperrukarkau karena sepatu tidak bisa memenuhi kebutuhan lapar,
begitupun sebaliknya, sulit untuk untuk mengatakan bahwa nilai guna
yang satu lebih daripada yang lain, karena keduanya dilihat dari nilai
guna berbeda secara kualitatif
b. Nilai tukar
Nilai tukar yaitu nilai yang dapat dipertukarkan di pasar demi
rnendapatkan uang atau barang yang Jain. Nilai tukar di dalam proses
pertukaran komoditas-komoditas berbeda dibandingkan dengan yang lain,
melalui media pertukaran uang, sepatu dapat diperrukarkan deugan nasi,
sepasang sepatu dapat berharga dua kali lipat dibandingakan dengan
sebungkus nasi, karena nilai tukar berbeda secara kuantitatif Nilai tukar
terpisah dari sifat fisik komoditas, hanya benda-benda yang dimakan
yang dapat memuasakan rasa Japar tetapi sctiap jcnis benda dapat dirukar
dengan sejumlah uang.
25
- -------
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posrnodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan Integratif
26
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Henneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
12. Eksploitasi
Eksploitasi merupakan ha! yang terpenting dalam sistem kapitalis,
semua masyarakat mempunyai eksploitasi, termasuk eksploirasi dalam
ekonomi, yang tidak terlalu terlihat sebagai masalah kekuasaan dan lebih
banyak sebagai masalah grafik dan perhirungan ekonomi, selanjutnya
pemaksaan tidak bersifat teran-terangan clan malah seakan-akan
merupakan kebutuhan pekerja itu sendiri, yang hanya dapat dipenuhi
kerja upahan. Para pekerja tarnpak sebagai 'buruh bebas' yang memasuki
kontrak yang bebas, sehingga para pekerja kemungkinan dapat
mengalami pemutusan pekerjaan, dan jika mereka tidak bersedia dengan
ketenruan kontrak yang diberikan oleh kaum kapitalis, maka akan
dilakukan pemurusan hak pekerjaan, maka orang-orang yang berada
dalam kondisi "penganguran" bersedia untuk mengantikan para pekcrja
yang diberhentikan, inilah yang disehut Marx sebagai 'pasukan cadangan
pengangguran'. Sang kapitalis membayar para pckerja lebih sedikit dari
nilai yang dihasilkan, sisanya untuk kepenungan kapitalis, praktik inilah
yang disebut olch Marx scbagai 'nilai suplus'. Hasrat untuk mendapatkan
keunrungan dan nilai suplus yang lebih agar dapat melakukan ekspansi
dan mendorong kapitalisme menuju apa yang disebut dengan 'akumulasi
modal kapitalis'. Para kapitalis berusaha rnengeksploirasi para pekerja
scbanyak mungkin. kcrnungkinan akan terjadi secara terus-menerus dan
memaksa biaya tenaga kerja, kcmbali mcnuju titik 'nol' (Marx. I 867).
Kesimpulannya renaga kerja adalah surnber nilai. para kapitalis terdorong
untuk memperbesar eksploitasi terhadap kaum ploretariat yang dilakukan
oleh kaum kapitalis, hal tersebut yang maksud oleh Marx sebagai pcmicu
konflik social.
27
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Herrneneutik, Kriris,
Evaluatif dan Integratif
28
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Sairuifik, Hcnncncutik, Kruis,
Evaluatif dan Inrcgratif
15. Agama
Marx melihat agama adalah suatu idelogi, mencerminkan suatu
kebenaran bagi masyarakat, yang diterirna secara ikhlas, namun
kebenaran tersebur merupakan kebenaran terbalik, karena pada
hakikatnya kaum ploretar tidak dapat melihat bahwa kesukaran hid up dan
penindasan yang mereka alami, yang dilakukan oleh kaum kapitalis.
dengan mengatasnamakan agama. Marx tidak menentang agama namun
menentang suatu sistem kapitalis yang menggunakan ilusi-ilusi agarna,
untuk melakukan penindasan terhadap kelas bawah (ploretar). Menurut
Marx hal tersebut adalah 'candu' bagi masyarakat terutarna kaum
plorctar, yang digunakan oleh kaum borjuis untuk rnelakukan tindakan
eksploitasi besar-besaran kepada kaum plorerar. lnilah sebabnya Marx
menggangap "agarna adalah candu", Beniuk agarnis scpeni itu rcntang
menimbulkan konflik, sehingga rnemungkinkan terjadi gerakan
revolusioncr, agarna menjadi bentuk ideologi yang mclukiskan
keridakadilan kapitalismc scbagai suaru ujian bagi kaum ploretar, agar
mcncrima nasib rncrcka dan mcnyisihkan setiap perubahan revolusioner
ke dalam kehidupan akhirat atau kehidupan yang lebih baik akan
didapatkan pada kehidupan akhirat nanri, dengan cara tersebut, teriakan
orang tertindas, digunakan kaum kapitalis untuk memajukan penindasan
secara besar-besaran.
29
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saimifik, Hcrmeneuuk, Kriris,
Evaluatif dan Imegratif
dari anggota-anggota yang berasal dari saru lapisan sosial sama. Hanya
orang-orang yang berkedudukan sama yang terlibat di dalam pertikaiau
akan mengubah pengertian · klase an sich I kelas pada hakekatnya ·
menjadi 'klasse fur sich I kelas untuk kepcmingan pribadi, karena
kcpentingan bersama digantikan oleh kepentingan pribadi. Golongan
yang memiliki kepentingan bersama, akan rnembuat orang-orang itu
terlibat di dalam perjuangan bersama, yang akhirnya menjadikan rneraka
sadar akan nasib yang menimpa mereka.
30
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saimifik, Hermeneutik,
Kritis, Evaluati f dan Intcgratif
31
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcm, Saintilik, Hermcneutik, Kritis,
Evaluatif dan Jntegratif
32
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem. Saintifik, Henneneunk, Kritis,
Evaluatif dan Imegratif
33
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saimifik, Hermeneunk, Kriris.
Evaluatif dan lntegratif
34
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik. Hermeneutik, Kritis.
Evaluatif dan Iruegratif
+ l
!"!• Fakta S('lf1.al : t
!-:· Sclidantas sos~:,l mekanik
de» o~~lk
r) Kepadatan dcu~is:
L
Gambar 5 : Kerangka konsep teori Emile Durkheim
1. Biografi
Emile Durkheim lahir pada ianggal 15 April 1858, di Epinal.
Prancis. Durkheim adalah keturunan para pcndeta dan dia sendiri belajar
pada seorang pendeta, namun ketika bcrumur belasan tahun, ia
menyangkal silsilah keturunannya (Strenski, dalarn Giddens 1986). Sejak
saat itu, minat ternadap agama lebih akadernis dari pada teologis
(Mestrovic, dalam Giddens 1986). la tidak hanya kecewa dengan ajaran
agarna, narnun juga pada pendidikan umum dan penekannaya pada soal•
soal literer (tradisi). Dia rnendambakan bisa mernpelajari merode-metodc
ilmiah dan prinsip-prinsip moral yang bisa memandu kehidupan sosial.
Durkheim menolak karier akademis tradisional di bidang filsafat clan
malah berusaha rncmperoleh pclatihan ilmiah, namun di masa itu belum
ada disiplin sosiologi, sehingga aruara tahun 1882 sampai 1887 dia
belajar filsafat di beberapa sckolah di Provinsi sekiiar Pa, is.
35
---··---
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Sainrifik, Hcnneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
Hasratnya terhadap ilmu pengerahuan semakin besar ketika dia
melakukan perjalanan ke Jerman, di mana dia berkenalan dengan ...
psikologi ilmiah yang dirintis oleh Wilhelm Wundt. Di tahun-tahun
setclah kunjungan ke Jerman. Durkheim menerbitkan beberapa karya
yang melukiskan pengalamannya ke Jerman. Publikasi-publikasi ini
membantu dia memperoleb posisi di Departemen filsafat di Universitas
Bordeaux pada tabun 1887. Di sana Durkheim memberikan kuliah dalam
ilmu sosial di sebuah Universitas Prancis untuk pertarna kalinya. Tugas
utama Durkheim adalah memberikan mata kuliah pendidikan bagi calon
guru sekolah, sedangkan mata kuliahnya yang paling penting adalah
pendidikan moral. Tujuannya adalah mengkomunikasikan suatu sistem
moral kepada para pendidik, yang di harapkan mampu menularkan sistem
tersebut kepada siswa-siswa mereka demi membantu mernperbaiki
kemerosotan moral yang ia saksikan di tcngah masyarakat Prancis.
Tahun-tahun berikumya ditandai oleh serangkaian keberhasilan
pribadi Durkheim. Pada tahun 1893 ia mcnerbitkan resis doktoralnya
dalam bahasa Prancis. The Division of Labor in Society, dan tesisnya
dalam bahasa Latin tentang Montesquieu (Durkheim, 1892/1997: W.
Miller. I 993). Pemyataan merodologis utamanya, The Rules of
Sociological Method, yang terbit pada tahun 1895, diikuti pada tahun
1897 oleh pencrapan metode-rnerode tcrscbut dalam srudi ernpiris pada
buku Suicide. Pada tahun 1896 ia rnenjadi profesor penuh d1 Bordeaux.
Pada tahun 1902 ia diundang oleh Universitas Prancis paling terkenal .
Sorbonne, dan pada rahun I 906 ia menjadi profesor resmi untuk ilmu
pendidikan, satu jabatan yang pada tahun 1913 diubah menjadi profesor
ilmu pendidikan dan sosiologi. Karya lainnya yang terkenal, The
Elementary Forms of Reigious Life, terbit pada tahun 1912. Satu tahun
setelahnya (1913) kedudukannya diubah menjadi professor ilmu
Pendidikan dan Sosiologi, Pada tahun ini Sosiologi resmi didirikan dalam
lembaga pendidikan yang sangat terhorrnat di Prancis. Tahun 1915
Durkheim mendapat musibah, putranya 'Andre' ccdera parah dan
mcninggal. Pada 15 November 1917 pada usia 59 tahun, Durkheim
rneninggal sesudah mcnerirna penghormatan dari orang-orang scmasanya
untuk karirnya yang produktif dan berrnakna, sena setelah dia mendirikan
dasar Sosiologi ilmiah.
36
Teori S0<siologi Klasik, Modem, Posmodern, Saimifik, Herrneneutik, Kritis.
Evaluatif dan Intcgratif
2. Fakta sosial
Menurut Durkheim fakta sosial dapat didefinisikan dengan dua
earn, yaitu fakta sosial dialami sebagai paksaan eksternal ketimbang
dorongan internal, dan fakta sosial merupakan hal yang umum melekat
diseluruh masyarakat atau tidak melekat pada seriap individu khusus,
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fakta sosial adalah earn bertindak
sebagai sebuah paksaan eksternal, atau bisa juga dikatakan bahwa Iakta
sosial adalah cara bcrtindak yang umum dipakai suatu masyarakat dan
pada saat yang sama keberadaanya terlepas dari marufestasi-mauitesrasl
individual.
Sebagai contoh fakta sosial, (Durkheim dalam Ritzer 2013).
rnenjelaskan temang bahasa sebagai fakta sosial yang mudah dimengerti
kerena :
a. Bahasa adalah sesuatu yang harus dipelajari sccara emperis,
contohnya bahasa Indonesia memiliki tata bahasa, pengucapan.
pcngejaan yang berbeda dcngan bahasa yang lain, scmua hal tcrsebut
hanya bisa dipelajari secara crnperis.
b. Bahasa bersifat ekternal bagi individu, meskipun individu
menggunakan bahasa namun individu bukanlah pcncipta bahasa,
karena bahasa hasil cipraan sosial. Contohnya kara 'rnakan' akan
mcmiliki makna jika kata "makan' dapat dimcngerti maksudnya oleh
orang lain.
c. Bahasa bersifa: memaksa individu, karena banyak bahasa yang
teramat sulit untuk di katakan, contohnya sepasang kekasih waktu
pacaran menggunakan kata "sayang' sebagai bahasa panggilan untuk
kekasihnya, narnun jika mereka sudah rnenikah, mereka akan
mengganu kata 'sayang' menjadi 'papa, mama atau , ma.mi dan papi.
Fakta sosial terdiri dari struktur sosial, norma budaya, dan nilai
yang bcrada diluar dan memaksa aktor (Durkheim, dalam Ritzer 2013).
Fakta sosial terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Fa1'1a sosial non material seperti moralitas, kesadaran kolektif,
representasi kolektif arus sosial.
I) Moralitas, rnoralitas dapat diartikan dalarn dua aspek yaitu
moraliras dapat dipelajari secara crnperis, ekstcrnal bagi individu,
bersifat mcmaksa individu dan dapat dijelasakan dengan fakta
37
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif clan lntegratif
38
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern. Saintifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan Integratif
39
Teori Sosiologi Klasik . Modern, Posmodern. Saintifik, Hermeneurik, Kritis,
E valuatif dan Integratif
40
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saimifik, Hermeneuiik, Kriris,
Evaluatif dan Integratif
41
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hcrmeneutik, Kritis,
Evaluatif clan lntegratif
4. Kepadatan dinamls
Durkheim (l895) percaya bahwa pcnyebab peralihan solidaruas
mekanik menuju solidaritas organik adalah kepadatan dinamis. Konsep
ini mengacu pada sejurnlah orang dalarn masyarakat dan sejumlah
interaksi terjadi diantara mcreka. Maka banyak orang berani
bertarnbahaya persaingan mendapatkan sumber daya yang langka, dan
makin banyak interaksi berarti perjuangan Jebih keras untuk bertahan
hidup diantara komponen-komponcn rnasyarakat yang berada pada dasar
yang sama. Munculnya pembagian kerja memungkinkan orang-orang
saling melengkapi, ketimbang berkonflik dengan yang lain, selanjutnya
pembagian kerja yang bertambah menghasilkan cfesiensi yang lebih
besar yang mcmbuat persaingan diantara mercka lebih damai. Oleh
karena itu lebih banyak solidaritas organik maka akan semakin banyak
individualitas, daripada pada masyarakat yang memiliki solidaritas
mekanik.
42
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
karena itu setiap orang merasakan serangan dan percaya secara mcndalam
pada moralitas bersama, Contohnya jika ada pcncurian dalam masyarakat
pencuri maka pencuri tersebut telah menganggu sistcm nilai rnasyarakat
sehingga kcmungkinan besar akan dibcrikan hukuman seperu
pernotongan rangan, atau di berikan oleb rnurka oleh tuhan.
b. Hukurn Restitutif
Kuamya solidaritas organis di tandai oleh munculnya hukum yang
bersifat rnemulihkan (restituiive). Hukurn restirutif berfungsi untuk
mempertahankan atau melindungi pola saling kctcrgantungan yang
kornpleks antara sejumlah individu yang memiliki spesialisasi tersebur.
Karena iru sifat sanksi yang di berikan kepada individu yang melanggar
keteraturan dalam dua kategori masyarakat ini juga berbeda. Tipe sanksi
dalam masyarakat organik bersi fat restitutif sebagairnana di kemukan
Durkheim (1895) rnengatakan bukan bersifat balas dendam, rnelainkan
sekedar memulihkan keadaan. Kernarahan kolektif tidak mungkin terjadi
dalam masyarakat dengan tipe organis, karena masyarakat sudah hidup
dengan kesadaran individual bukan kesadaran kolektif Sebagai gantinya
masyarakat dengan tipc solidaritas organis mengelola kchidupan sccara
rasional, Karena iru, bentuk hukumannya pun bersifat rasional di
sesuaikan dengan bentuk pelanggaran tersebut. Pelaksanaan sanksi
tcrsebut benujuan untuk memulihkan atau melindungi hak-hak dari pihak
yang dirugikan. Maka dari itu akan dengan adanya hukuman iersebut
akan memulihkan kondisi ketergantungan fungsional dalam masyarakat.
Durkheim menjelaskanbahwa bentuk solidaritas tersebut rerutama dalam
masyarakat modem. Pola-pola resututif ini nampak dalarn hukum dan
peraturan-peraturan kcpcmilikan, hukum kontrak, pcrdagangau dan
peraturan adrninistratif atau prosedur-prosedur dalarn sebuah institusi
masyarakat modem. Peralihan dari hukurn represif menuju hukum
restitutif seiring sejalan dengan semakin bertambahnya kornpleksitas
dalarn rnasyarakat. Contohnya jika lerjadi pencurian dalarn rnasyarakat
akan diberikan hukuman namun tidak seperti pada hukum represif yang
diterapkan pada rnasyarakat tipe solidarius mekanik, hukum yang
dibenkan ganti rugi atas tindakan yang telah dilakukan.
43
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodem, Saintilik, Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif clan Integraiif
6, Normal dan Patologis
Pemikiran Durkheim yang paling kontroversial ialah bahwa
mampu membedakan antara masyarakat yang sehat dan patologis. Setelah
menggunakan buku itu di dalarn The Division of Labor, Durkheim
menu I is buku Jain yairu The Rules of Sosio/ogica/ Method (1895-1982).
Di dalam buku tersebut, Durkheim mencoba mcmbela idc itu. Dia
mengklaim bahwa rnasyarakat yang sehat dapat dikenali karena akan
menemukan kondisi-kondisi serupa di dalam masyarakat lain pada tahap•
tahap yang serupa. Apabila suatu masyarakat menyimpang dari apa yang
di tcmukan mungkin masyarakat itu patologis.
Ide tersebur bcrsifat kontrovcrsial sehingga di tenrang pada masa
itu dan hanya segelintir sosiolog yang mendukungnya. Namun Durkheim
pun tidak lagi berusaha mcrnbela idenya yang kontrovcrsial, Akan
tetapi, ada saru ide yang menarik yang diambil Durkheim dari idenya itu.
Ide yang menunjukan bahwa kejahatan adalah normal (Smith: 2008)
ketimbang patologis. Dia berargumen bahwa karena kejahatan di
temukan disetiap masyarakat, kejahaian pastilah normal dan memberikan
suaru fungs! yang berguna. Durkheim mengklaim, kejahatan membantu
masyarakar mcndcfinisikan dan menggambarkan nurani kolektif mereka,
Sebagai contoh terjadinya pencurian memberikan dampak yang baik bagi
masyarakai, karena dengan adanya pencurian maka rnasyarakat akan
rnenghargai hak miliki orang lain, yang tidak belch diambil seperti yang
dilakukan oleh pencuri, dan masyarakai akan bersaru umuk bcrupaya
unruk memberikan kontrol sosial.
Di dalarn The Division of Labor, dia menggunakan ide paiologi
untuk mengkritik beberapa bemuk "abnormal" pernbagian kerja yang di
terima di dalarn masyarakat modern. Dia mengenali tiga benruk abnormal
yang mana Durkheim bersikeras bahwa krisis modernitas di samakan
dengan pernbagian kerja, sebcnarnya di sebabkan oleh bentuk-bentuk
abnormal tersebut. Ketiga bentuk abnormal itu ialah:
a) Pembagian kerja anomik
Pembagian kerja ini mengacu kcpada kurangnya pengaturan atau
norma di dalam suatu masyarakat yang tcrisolasi dan menahan diri dari
rnengatakan apa yang hams dilakukan orang-orang. Sehingga setiap
individu mclakukan onomie karena tidak adanya norrna yang menjadi
44
Teori Sosiologi Kissik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan Imegratif
45
--- -- --- -- -
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posruodern, Saintifik, Henneneutik. Kruis,
Evaluatif dan Imegrarif
7. Keadilan
Agar pembagian kerja berfungsi sebagai kekuatan moral dan
menekankan secara sosial di rnasyarakat konsep modern, anomie.
pembagian kerja yang dipaksakan, dan koordinasi spesialisasi yang tidak
tepat harus diperhitungkan. Masyarakat modern udak lagi di satukan oleh
pengaloman-pcngalaman bersama clan kepercayaan-kepercayaan
bersama. Sebagai gantinya, mcreka dipersatukan melalui perbedaan•
perbedaan mereka sendiri, selama perbedaan-perbedaan itu diizinkan
berkembang dalarn suatu cara yang mendorong sating kerergantungan.
Kunci bagi hal rersebut untuk Durkheim adalah kcadilan sosial. Maka,
tugas bagi masyarakat yang paling maju adalah suatu pekcrjaan
rncwujudkan keadilan. Scnagaimana iclc mengcnai masyarakat•
masyarakat yang lebih rendah ialah menciptakan atau memelihara sckuat
tenaga kehirlupan hcrsama, yang menyerap individu. Begitu juga cua-cita
masyarakat adalah mernbuar rclasi-relasi sosial sclalu lebih pantas,
46
Teori Sosiologi KJasik, Modem, Posmodern, Sainrifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluatif dan lntegrarif
47
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik. Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
48
Teori Sosiologi KJasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Hcrmeneuuk, Kritis,
Evaluatif dan Integrarif
49
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcrn, Sainrifik, Herrneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
--
dilihat rnelalui label berikut ini:
Imegrasi
Rendah Bunuh diri egoistis
Ti.nggi Bunuh diri altruistis
Rendah Bunuh diri anomic
Regulasi ..
Tinggi bunuh diriBunuh
Tabel 2 : Tipologi Emile dilifatalistis
Durkheim
Durkheim mengatakan arus-arus sosial menyebabkan perubahan di
dalarn angka bunuh diri, hunuh diri individual dipcngaruhi olch arus
fundamental egoistis. altruistis, anomic danfatalistis.
50
_
.. -
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hermencutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
hilang dan tidak berarti lagi, Lantas, "Bagaimana sebuah objek dapat
menjadi sakral'' Berkaitan dengan hal ini Durkheim (1895) menulis:"
kekuatan religius tidak lain tidak bukan adalah perasaan-perasaan dalam
diri setiap individu yang dipancing oleh kolektivitas, akan tetapi
diproyeksikan ke luar pikiran dan mengobjcktivikasinya. Agar bisa bisa
diobjekrivikasi, kekuatan tersebut harus melekat pada sesuatu yang
kemudian menjadi sakral. Kesakralan yang dimiliki oleh scsuatu tidaklah
muncul dari sisi intrinsik sesuatu tersebut: Kesalcralan tersebut
diirnbuhkan padanya.
Dapat disimpulkan bahwa penetapan sakral atau tidaknya suatu
objek tertentu sangat dipengaruhi oleh konsepsi-konsepsi kolektif yang
berkernbang dalarn masyarakat. Masyarakat. lewat dominasi kolekrifnya,
bisa saja mengatakan bahwa binatang tertentu itu sakral atau tumbuhan
tertcntu itu sakral. Masyarakat merniliki kuasa untuk membuat objek•
objck iertcmu jadi sakral, sebab kualitas Yang Sakral hanya diimbuhkan
atau ditambahkan saja pada objek-objek tertentu tersebut. Olch karena
iru, pembcdaan antara Yang Sakral dan Yang Profan tidak akan benar•
benar akan memisahkan mercka. Misalnya, ketika seeker binatang
tcrtentu dianggap suci. "adanya" rnasihlah rcrap sebagai seeker binatang.
la tidak berbeda dengan binatang-binatang sejcnisnya yang lain. Terapi,
ketika binarang tcrsebur menjacli objek yang suci, ia mcmpcrolch kualitas
yang disebut suci. Perubahan kualitas itulah. dari yang scmula adalah
seekor binatang biasa menjadi binarang suci, yang membedakannya
dengan binatang-binatang biasa lainnya. Dalam hal ini, sekali lagi,
konsensus yang ada dalam masyarakat ikut menentukan transformasi
kualitas sebuah bcnda atau seekor binatang tenenru menjadi Yang Sakral,
yang harus dihorrnati oleh banyak orang.
51
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Sainrifik, Hermeneutik, Kritis,
E valuatif dan Integratif
52
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Henneneutik, Kritis,
Evaluarif dan lntegratif
akan mernperoleh kekuatan yang luar biasa. Dalam banyak suku bangsa,
totemisme terbagi menjadi dua, yaitu perorangan dan kclompok.
Totemisme perorangan ialah jika binatang tertenru dianggap sebagai
pct indung seseorang, dan disebut tetemisme kelompok bila binatang
terscbut merupakan pelindung kelornpok atau suku. Totemisme erat
sekali hubungannya dcngan animisme, karena dalam totemisme binatang•
binatang tertentu kadang-kadang dianggap sebagai nenek moyang suku.
Emile Durkheim ( l 915) dalam bukunya The elementary Forms of the
Religious Life Pandangannya bermula dari ernpat ide pokok yang
dikemukakan oleh Robertson Smith dalam Morris (2003). yaitu (a)
Agama primitif adalah kultus marga (khan); (b) Kultus tersebut adalah
toternisme; (c) Tuhan marga adalah marga itu sendiri; dan (d) totcmismc
merupakan bentuk yang paling dasar atau primitif, yairu bentuk asli dari
agama yang dikenal sckarang ini. Dengan mendasarkan diri pada ide-ide
tersebut Durkheim bcrpcndapat bahwa totemisrne itu terdapat dalam
masyarakat yang merniliki kultur dan strukrur sosial yang paling
sederhana. Agarna, mcnurutnya, adalah suatu kesatuan sistcm
kepercayaan dan ibadat dalam kaitannya dengan benda-benda suci
tsacred) dan terlarang, yaitu benda-benda yang disisihkan dari lain·
lainnya. Kcpercayaan dan ibadat tadi menyaru kedalarn kelornpok moral
yang dinamakanjamaah, yakni scmua mereka yang mengikurinya.
53
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan Integratif
,-~-:,:::-:,:,'L...~c-::;,,,--,-,,.-~~~~i,,.,.,,,,...,..~~.,--,--,,...,--::::::::-:,,:.-~,·-~-
-+:• Pn-SlcliCQ •:• Ntla: •!- ~sioo:1li1as
•:O K\:.Ullitac ·:• Tlnd~l::an 001iat ·. 'I •) Rztiaoal.itas fonna
•:• Trpe-elpe ideal .•:• Srruktur otorius ,:,. Aganu <Un ttlt:D~ul!i.yi!
i ! k.ir--i1.:1.hmic berat ·
l.::-.=-.=-.=-.. c-::;-=--c-====:...11 -. j . . ..• .. • . . I
1. Biografl
Max Weber lahir di Erfrut, Thuringia, Jerman 21 April 1864.
tetapi dibesarkan di Berlin dimana keluarganya pindah ketika dia
berumur 5 tahun, Keluarganya dari kelas mcucngah. Ayahnya adalah
seorang hakim di Erfrurl dan ketika di Berlin mcnjadi seorang penasihat
di pcmerintahan kota dan kemudian mcnjadi anggota Prussian House of
Deputies dan Jerman Rerchstag, lbu Weber, Helene Fallenstien Weber,
memiliki watak yang berbeda. Keyakinan agamanya serta perasaan
Calvinis jauh lcbih besar daripada suaminya. Perbedaan amara orang
tuanya tersebut mernbawa dampak besar pada orientasi intelcktual dan
perkembangan psikologisnya.
Ketika masih kccil, Weber adalah seorang pemalu dan sering
sakit, tetapi dia sangai jenius. Dia membaca dan menulis sesuatu sccara
ilmiah. Pada usia 18 tahun, Max Weber mulai mcmpclajari huh1111 di
Universitas Heidelberg. Weber mcninggalkan Heidelberg untuk
mcnjalani wajib miliier, dimana dia mcnjalin hubungan crat dengan
54
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik. Herrncneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
2. Verstehen
Sosiologi mcmiliki kelcbihan dibandingkan dengan ilmu alarn,
karcna ilmu sosial memiliki untuk memahami fenomena sosial, itulah
yang discbui Weber dcngan verstehen, pcrnikiran-pemikiran Weber
SS
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lmegratif
3. Kausalitas
Kuasalitas menurut Weber dalarn Ritzer (2003) hanyalah
probalitas bahwa suatu peristiwa akan disusul oleh peristiwa yang lain,
dengan demikian Weber bekerja pada pendekatan multisebab. Ketika
sejarah dan sosiologi tidak dapat dipisahkan secara jelas dalam karya
Subtantif Weber. Weber berusaha mengkombinasikan pendekatan
Nomotetis dan idiografis. Menurutnya, pcneliti tidak hanya meocari
historis, pengulangan, dan keparalelan tetapi sekaligus melihat alasan,
makna, pcrubahan-perubahan historis yang terjadi.
Sepcrti dalam sosiologi subrantifnya, Weber selalu
menyelaraskan hubu ngan anatara ekonomi, masyarakat, pol itik,
organisusi, stratifikasi sosial, agama dan Jain sebagainya. Sebcnarnya ia
hanya ingin mengatakan bahwa euka protestan adalah salah saru dari
56
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif dan tntegrarif
4. Tipe-Tipe ldeul
Tipe ideal adalah konsep yang dibangun para ilmuan sosial,
berdasarkan minat atau orientasi teoritisnya untuk meaangkap ciri-ciri
hakikat suaru tenomena sosial. Tipe-tipe ideal adalah pcralatan heuristik
(pcngccckan kcmbali) yang digunakan dalam mengkaji bagian-bagian
realitas historis. Contohnya para ilmuan sosial akan merumuskan suatu
birokrasi khas dan ideal bcrdasarkan pengkajian mendalam yang mcrcka
lakukan atas data historis, kcmudian tipe-tipe ideal tersebut dapa;
dibandingkan dengan birokrasi-birokrasi aktual, yang tidak merniliki
kesamaan dengan tipe ideal dikatakan sebagai penyimpangan, faktor
penyebab penyirnpangan, yaitu :
a. Tindakan para birokrat yang termorivasi oleh informasi yang salah.
b. Kesalahan-kesalahan srrategis, tcrutama oleh para pemimpin birokrasi,
c. Kesalahan-kesalahan logis yang mendasari tindakan-tindakan para
pemimpin tau pengikut.
d. Setiap rasionaluas di dalam tindakan para pernirnpin atau pcngikut.
Dalam pandangan Weber dalarn mendapatkan tipe ideal terse-but
harus melalui pengkajian secara mendalam realitas historis dan kemudian
baru merumuskan tipe ideal tersebut. Selaras dengan usaha namun perlu
dipaharni bahwa tipe ideal udak dikembangkan sekali untuk selarnanya,
karena rnasyarakat yang terus berubah, sehingga perlu dikernbangkan
tipologi baru untuk rnenyesuaikan dengan realitas yang sedang beruban,
hal itu sesuai dengan pendangan Weber bahwa iidak ada konsep-konscp
abadi di dalarn ilmu-ilmu sosial.
57
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Hcrmeneurik, Kruis,
Evaluatif dan lntegratif
5. ~ilai
Seperti dalam karyanya tentang nilai jauh lcbih rumit dan tidak
boleh direduksi menjadi sekedar paudangan bahwa nilai harus dijaukan
dari sosiologi, sehingga sosiologi tidak boleh "bebas nilai".
a. Nilai-nilai dan pengajaran
Weber sangat tidak setuju apabila seorang guru mengapresiasikan
nilai pribadi dalam pernbelajaran akademik. Menurut Weber dalam Ritzer
(2003) ruang kuliah harus dibedakan dari area diskusi publik, Ada
perbedaan tcrpeming aruara pidato umum dengan kuliah akademik yang
terletak pada audiensnya. Pidaro umum adalah kerumunan orang yang
rnenyaksikan pembicaraan dimuka urnurn dan audiensnya dapat pergi
kapan saja yang dia mau, Sedangkan kuliah akademik, tidak bisa mcmilih
kecuali mendengarkan profesor yang sarat nilai. Ada ambiguitas posisi
Weber tentang kebebasan nilai. Akademik harus mengckspresikan fakta
bukan nilai pribadi, di dalam kelas. Weber berpendapat, ia percaya bahwa
mungkin saja mcmisahkan nilai clan fakta. Sedangkan, Marx tidak setuju
karena menuruinya pandangannya tentang nilai dan fakta saling
bcrhubungan dan terkait secara clialektis.
b. Nilal-nilai Riset
Pcndapat Weber (2006 tenrang nilai dan pcnelitian sangat
ambiguitas. Weber betul-betul percaya pada kernarnpuan memisahkan
fakia dengan nilai. dan pandangan tersebut diperluas ke dunia riser,
Penyidik clan guru hams memisahkan fakta-fakta ernpcris dengan
pcnilaian-penilaian pribadinya, yaitu penilaian terhadap fakra-Iakta
tcrscbut. Ide-ide Weber (2006) rnengcnai peran nilai-nilai sebclum
dilakukan riser sosial tertangkap dalam konsepnya mengcnai "relevansi
nilai", yang rneliputi pemilihan bagian-bagian realitas ernperis yang
mengujudkan satu atau beberapa nilai budaya umum yang dianut oleh
orang-orang di dalam masyarakat di lingkungan para pengamai sendiri.
(Burger, 1992). Sebagian besar sosiolog mengatakan Weber sebagai
sosiolog pendukung bebas nilai, dan banyak para sosiolog yang
mengukuti Weber. dengan mernakai namanya untuk rnendukung
pendirian rnereka, namun seperti yang diketahui Weber pada hakikamya
sarat dengan nilai-nilai atau ticlak bebas nilai.
58
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern. Sairuifik, Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif dan lntegratif
6, Tindakan Sosial
Weber membedakan tindakan sosial manusia ke dalarn ernpat tipe
yaitu:
a. Tlndakan rasionalitas instrumental! Zwerk Rational
Tindakan ini merupakan suatu undakan sosial yang dilakul<an
seseorang didasarkan atas pertimbangan clan pilihan sadar yang
berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang
dipergunakan untuk mencapainya. Contohnya : Seorang mahasiswa
yang sering rerlambat masuk kuliah dikarenakan tidak rnemiliki alat
transportasi, akhirnya ia membeli sepeda agar ia datang kesekolah
Jebih awal dan tidak terlambat.
b, Tindakan rasional nilai I Werk Rational
Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang
ada hanya mcrupakan pertimbangan clan perhitungan yang sadar,
scmcnrara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dcngan
nilai-nilai individu yang bcrsifai absolut. Conteh seseorang mahasiswa
berbicara dengan orang yang lebih tua atau dengan doscnnya
memperlihatkan rasa hormat. Artinya, tindakan sosial ini relah
dipertimbangkan terlebih dahulu karena mendahulukan nilai-nilai
sosial maupun nilai agama yang ia miliki.
c. Tiudakan Afektif/Ttndakan yang Oipengaruhi Emosi I Affectual
Action
Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi ianpa
refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya
spontan, tidak rasional, dan rnerupakan ekspresi emosional dari
individu. Contohnya rnahasiswa yang melihat tabrakan di dcpan
karnpus Unismuh secara spontan berteriak dan lari menuju tempat
kcjadian.
d. 'I'indakan Tradisioual/Tindakan karcna Kcblasaan I Traditional
Action,
Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu
karena kebiasaan yang diperolch dari nenek moyang, tanpa refleksi
yang sadar atau perencanaan. Contchnya mahasiswa pulang karnpung
disaat lebaran atau Idul Furi,
59
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcrn, Saintilik, Hcnneneutik, Kritis,
Evaluatif dau Integratif
7. Srruktur Otoritas
Weber melakukan smdi tentang otoritas politik dan bagaimana
kekuasaan befungsi dalarn masyarakat bukan karna legitimasi moral, teori
Weber tersebut dikenal dengan tipc ideal (ideal typus). Weber
membedakan tiga tipe ideal dan keabsahannya, yang dapat melctatkan
suatu hubungan dominasi yaitu ttradisonal, karismatik dan legal rasional
(Ritzer dan Goodman, 2005), perjelasan setiap tipe tersebut, yaitu :
a. Tlpe otoritas tradisioual
Otoritas tradisional adalah merupakan suaru bentuk otoritas yang
didasarkan pada kesakralan dan tradisi kuno yang dianut dalarn suatu
masyarakat. Objek kepatuhan masyarakat kepada individu yang berkuasa
didasarkan pada tradisi ~'U110tcrscbut. Dibeberapa masyarakat pcdesaan
terdapat seseorang yang biasa ditunjuk sebagai pemimpm karena
rnemihki pcmaharnan tentang kesakralan dan memiliki kcwibawaan
sebagai unsur yang dianggap sangat penting untuk mcmegang suatu
jabaian (otoritas). Bcntuk lain dari otoritas iradisonal adalah adanya
benruk kepemimpinan yang didasarkan pacla rradisi turun-temurun kc
gcnarasi rnenurut aturan adat atau tradisi, pcmirnpin tradisional di angkat
sebagai pcmimpin berdasarkan keputusan adat, darah keturunan atau dari
suku rertcmu, Contohnya adalah sistcrn pemerintahan kerajaan yang
berdasarkan keturunan raja (pangeran).
b. Tlpe legal rasional
Legal rasional adalah mcrupakan tipe otoritas yang berdasarkan
pada hukum dan impersonal. Objek kepatuhan masyarakat kepada
pemimpin yang dibcrikan otoritas karena sudah disahkan olch hukum
yang berlaku. Sesorang yang diberikan otoritas menjalankan otontasnya
bcrdasarkan aturan yang berlaku tampa dipengaruhi oleh kepentingan
pribadinya. Setiap masyarakat dalam tipc otoruas ini harus tuntuk pada
pemegang otoruas berdasarkan norma sosial, dan setiap anggora tunduk
pada atasan karena semuanya diikat oleh norrna. Contohnya sisrem
pemcrintahan demokrasi, pemilihan berdasarkan suara terbanyak dan
kemudian disahkan berdasarkan undang-undang yang berlaku.
c. Tipe kharlsmarik
Kharismatik adalah merupakan Lipe otoi iras yang berdasarkan
kepada kemampuan clan ciri-ciri khas yang luar biasa dirniliki sesorang
60
Teori Sosiologi Klasik. Modern, Posmodern, Saintifik, Hermcneutik, Kritis,
Evaluatif dan Imegratif
8. Raslenalltas
a. Rasionalitas praktis
Weber (2006) rasionalitas praktis yairu setiap cara hidup yang
mernadang dan menilai kegiatan duniawi terkait dengan kepentingan•
kcpcntingan individual pragmatis dan egoistis belaka, Orang-orang yang
rncmpraktikkan rasionahtas praktis menerima rcalitas yang sudah ada dan
hanya memikirkan cara-cara yang bijaksana untuk meughadapai
kesulitan-kesulitan yang dihadirkannya, tipe rasionalitas ini muncul
bersarna rerputusnya ikaian-ikaran magis primitif. rasionalistas prakus
membawa orang untuk tidak mempercayai segenap nilai-nilai yang tidak
praktis. Conteh rnahasiswa iidak mau mengikuti proses pcrkuliahan.
langsung saja mau dapat nilai bahkan mau langsung selesai clengan
rnenggunakan berbagai cara baik yang haram maupun yang benar.
b, Rasionalitas teoritis
Rasionalitas reoritis rneliputi usaha koguitif menguasai realitas
melalui konsep yang sernakin abstrak daripada mclalui tindakan,
rasionalitas ini mencakup proses kognitif seperti deduksi, induksi,
kuasalitas. Tidak seperti rasionalitas praktis yang mernbawa aktor
melarupaui kehidupan sehari-hari. rasionalitas teoritis lintas peradaban
clan lintas sejarah. Contoh mahasiswa mcndiskusikan masalah-masalah
social dengan mcnggunakan perangkat teoritis dalam membedah
permasalahan tcrsebut, namun tidak terlibat langsung dilapangan untuk
memecahkan berbagai persoalan terscbut.
61
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Sainufik, Herrnencurik, Kritis,
Evaluatif dan Imcgratif
c. Rasionalltas subtantif
Rasionalitas subtantif, menata tindakan secara langsung ke dalam
pola-pola melalui hirnpunan nilai-uilai. Rasionaluas subrantif melibatkan
pcmilihan alat-alat menuju tujuan di dalam konteks suatu sistem nilai.
Satu sistem nilai tidak lebih rasional secara subrantif daripada nilai yang
lainnya. Comoh doscn merubah jadwal mata kuliah dcngan melakukan
musyawarah/kesepakatan dengan mahasiswa.
d. Rasionalitas formal
Rasionalitas formal yang meliputi kalkulasi alai dau tujuan, hal
tersebut mengacu pada aturan, hukum dan norma yang diterapkan sccara
universal. Conteh seorang mahasiswa menempuh pendidikan di jurusan
pendidikan sosiologi agar kelak bias menjadi guru sosiologi. Tujuannya
unruk menjadi guru sosiologi maka alat yang dipakai adalah kuliah di
jurusan pendidikan sosiotogi.
9. Rasionalitas formal
Rasionalitas formal dapat didefinisikan dari enam sifat escnsialnya,
yaitu:
a. Struktur-strukrur dan lembaga-Iembaga rasional secara formal
mcnekankan pada "kalkulabiltas" atau hal-hal dapat dihiiung atau
dikuanriratifkan.
b. Fokus pada "efesiensi", pada pencmuan alat-alar terbaik untuk
mencapai tujuan tertentu,
c. Ada pemastian "prediksibilitas", hal-hal yang bekerja dalam cara yang
Sama dari wakru yang satu ke waktu yang Jain atau tempat yang saru
kc tempat yang lain semuanya dapat diprediksi.
d. Suatu sistem rasional secara formal yang terus-menerus mereduksi
teknologi manusia clan pada akhirnya "manusia digantikan oleh
teknologi" yang lebih efisien dan lebih mudah diramalkan
dibandingkan dengan manusia.
e. Mcndapatkan "kendali' atas kctidakpastian yang dihadapkan oleh
manusia yang sedang bekcrja a tau dilayani oleh mcrcka.
f. Sistern-sistern rasional cendrung mcmpunyai serangkaian
"konsekuensi irasionnl" untuk orang-orang yang terlibat di dalarnnya
dan untuk sistem-sisiern iru sendiri, dan juga masyarakat yang lebrh
62
Teori Sosiologi KJasik, Modern, Posmodcrn. Saintifik, Hermeneutik, Kruis.
Evaluatif dan Integratif
63
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcrn, Saintifik, Herrneneutik, Kritis,
Evaluarif dan lntcgratif
kapitalisme. Dalam ajaran Calvinisme hauya sekolompok kecil manusia
yang akan tcrpilih untuk mendapatkan kcselamtan, selain itu Calvinismc
juga mcmpercayai takdir, bahwa manusia ditakdir utuk mcmperoleh
keselamatan dan rnasuk neraka, namun ajaran tersebut membuat orang
mcrasa tidak pasti apakah mereka termasuk orang-orang yang
rnendapatkan keselamatan atau orang-orang yang masuk neraka. Oleh
karena itu para Calvinisme mengembangkan ajaran tentang tanda-tanda
arau indikator orang-orang yang mendapatkan keselamatan yaitu
keberhasilan ekonomi sebagai keberhasilan atau tanda keselamatan di
akhirat.
b. Kapitalismc di Cina
Di Cina ada tradisi kegairahan yang sangat kuat untuk
mernperoleh keuntungan dan persaingan yang ndak mengindahkan moral,
ada industri yang sangat besar dan kapitalisme yang sangat bcsar yang
bisa bekerja secara massal, populasi sedang berkembang, dan
perkembangan logam-logam berharga, namun demikian kapitalisme udak
berkembang di Cina karcna kendala sosial, struktural dan rcligius.
1) Kendala Structural
a) Adanya struktur komunitas Cina, yang dipersarukan oleh ikatan•
ikatan kekeluargaan yang sangat kaku. yang sedikit berhubungan
dengan keluarga lain. Hal tcrsebut mendorong ekonomi berbasis
keluarga yang terturup, kcumbang berbasis pasar,
b) Strukrur negara Cina, yairu patrilineal yang diatur mcnurut tradisi
prerogarif clan Iavoritisme, yang sangat meugistemcwakan laki-Iaki
sehingga hanya laki-laki yang memiliki modal dan industri.
c) Sifat dasar bahasa Cina, yang sebagian bcsar di ranah gambar dan
dcskriptif, yang tetap dalam perumpamaan-perumpamaan hal
tersebut tidak bisa menjadi dasar perkernbangan pengetahuan.
d) Tampa perdagangan luar negeri dan kurangnya mentalitas yang
dibutuhkan dalam perkembangan kapitalismc,
2) Kendala religious
a) Konfusianisme
Kunfusianisme menckankan pada pendidikan kcsastraan scbagai
prasyarat untuk rnendapatkan jabatan dan status sosial, untuk
mendapatkan strata kekuasaan harus menjadi anggota kau 111
64
Teori Sosiologi Klasik, Modero, Posmodern, Saimifik, Hermeneutik, Kriris,
Evaluatif dan Integratif
65
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik. Kriris,
Evaluatif dan lntegratif
1 I. Kritik terhadap Max Weber
a. Kritik terhadap vestehem yang berada pada dua sisi, yaitu disuatu
sisi verstehem tidak bisa sekedar intuisi subjektif karena hal
tersebut tidak ilrniah, namun disisi lain para sosiolog tidak dapat
memproklamirkan begitu saja makna subjektif'fenomena sosial.
b. Tcori Weber kekurangan teori kritis, sehingga teori-teorinya tidak
dapat digunakan untuk menunjukkan peluang-pcluang bagi
perubahan konstruktif. Teori kritiknya hanya terlihat pada
rasionalisasi yaitu kerangkeng besi.
L;:George S111utle_i ·
I. Biografi
Georg Simmel adalah seorang sosiolog dan Iilsuf Jerman yang
hidup di tahun 1858-1928. la merupakan salah saru tokoh besar
Sosiologi. Simmel terkenal dengan karyanya tentang masalah-rnasalah
skala kecil atau yang bersifat mikro, terutama tindakan dan interaksi
individual. Sinunel melihar bahwa salah saru rugas utama sosiologi
adalah mernahami interaksi aruara individu. Akan teiapi, sejurnlah besar
interaksi dalam kehidupan sosial mustahil akan dapat dikaji tanpa
peralatan konseprual tertentu. Simmel merasa bahwa ia dapat
memisahkan sejumlah terbatas bentuk-bentuk intcraksi yang dapat
ditemukan dalarn sejumlah besar situasi sosial. Jadi dengan berbckal
peralatan konseptual, dia dapat menganalisis dan mernahami siruasi
interaksi yang berbcda. Karyanya berpengaruh besar terhadap
interkasionismc simbolik yang rnemusatkan perhatian pada interaksi.
Karyanya yang terkenal "Philosphy of :\1011oy " membuat karyanya
mcnarik teoritisi yang berminat terhadap kultur dan masyarakat. Dalam
menganalisi inieraksi. menurut Simmel sosiologi pcting jika sekelompok
66
---- ----
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern. Sainrifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan Jntegratif
3. Geometri Soslal,
George Simmel (1950) mengatakan yang menarik dalam geometri
relasi-relasi sosial adalah jumlah dan jarak.
a. Jumlah.
Dampak jumlah orang terhadap kualitas intcraksi sosial dapat
dilihat dalam diade (kclompok terdiri dari dua orang) dan triade
(kelompok terdiri dari rida orang). Bagi Simrnel (1950) ada pcrbcdaan
67
Teori Sosiologi Klasik, Modern. Posmodern, Saintifik, Hermeneurik, Kritis,
Evaluatif dan Inregratif
68
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcm, Saintifik, Henneneutik, Kritis,
Evaluatif dan tntegrarif
4. Tipe-Ttpe Sosial
Tipe sosial menurut Simmel (1991) antara lain. orang asing, si
pelit, pemboros, pengelana, dan bangsawan. Di bawah ini akan dibahas
salah saru tipe tersebut. yairu orang orang miskin
Orang miskin didefinisikan dari segi hubungan-hubungan sosial,
sebagai seseorang yang dibanru oleh orang lain, kerniskinan scbagai
kekurangan kuantitas dan uang. Suatu kumpulan hak dan kewajiban
menjadi dasar hubungan di antara kaum miskin dan dermawan. kaum
rniskin mempunyai hak, sebaliknya kaum dermawan mempunyai
kewajiban rnemberikan bantuan kepada kaum miskin. Baatuan yang
dibcrikan kepada kaum miskin bersifat fungsional dan mendukung sistern
kcmiskinan. Masyarakat rncmbcrikan bantuan kepada kaum miskin agar
kaum rniskin ridak mcnjadi aktif dan berbahaya bagi masyarakat. Oleh
karena in, membantu orang miskin berrujuan umuk kcpemingan
masyarakat sendiri, bukan untuk kaum miskin itu sendiri, apalagi kctika
pemberian bantuan lebih bersifat birokratisasi. Sebagai contoh pemberian
bantuan BLT bisa diliat sebagai bentuk bantuan yang dapat mendukung
sistem kerniskinan dan untuk menjaga titik arnan dari kaum miskin agar
tidak membahayakan orang kaya, selain itu pemberian banruan sepeni itu
terdapat beberapa kepentingan politik atau golongan.
Orang rniskin ada di dalarn semua strata yang di masyarakat,
meskipun setiap orang berada di dalam strata yang bebeda seperti
milyader, orang kaya, menengah alas, menegah bawah, orang mis kin, dan
pcugangguran, namun di dalarn semua strata tersebut semua ada orang
miskin. kosep tersebut dinamakan sebagai "kekurangan relatif" karena
setiap orang di dalam strata tersebut pasti akan nada yang merasa paling
miskin di strata tersebut atau ada orang yang meras lebih kaya di dalarn
strata tersebut. Orang miskin bcrsifat fungsional scbagai bagian dari
orang kaya, karena tidak mungkin ada orang kaya kalau tidak ada orang
miskin, begitupun sebaliknya, schingga program-program pemerintah
untuk pemberaruasan kcmiskinan merupakan scsuatu yang mustahil
69
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hennencutik, Kruis,
Evaluatif dan lntegratif
5. Bentuk Sosial.
George Simmel ( 1950) mengatakan cakupan bentuk sosial antara
lain superordinasi dan subordinasi yang rnerniliki hubungan timbal balik.
Pemimpin tidak ingin sepenuhnya mengarahkan pikiran dan tindakan
orang lain. Juga pcmimpin berharap pihak yang tersubordinasi beraksi
secara posirif atau negatif Tidak ada satupun bentuk interaksi ini yang
mungkin ada tanpa adanya hubungan timbal balik, Dalam bentuk
dominasi paling menindas sekalipun, sampai tingkat tertenru, pihak yang
tersubordinasi tetap memiliki kebebasan pribadi. Kepemimpinan oleh
individu yang tunggal umumnya menyebabkan suatu kclompok atau
individu ierikat untuk mendukung atau bahkan melawan sang pemimpin.
Bahkan jika terjadi perselisihan, persclisihan tersebut dapat dengan
mudah diatasi jika pihak-pihak yang berselisih berada pada satu
kckuasaan yang lebih tinggi. Karena mclalui kekuasaan iersebut
perselisihan dapat di intervcnsi oleh pihak penguasa. Subordinasi di
bawah pluralitas dapat mempunyai efek-efck yang berbeda , disuatu sisi
kepernimpinan fluraluns dapat menimbulkan kesatuan yang lcbih besar
dibandingan dengan kepemirnpinan yang tunggal, namun disisi lain
permusuhan atau konflik akan lebih mungkin terjadi jika subordinat
berada dibawah kepemimpinan yang pluralitas. Sebagai conroh suatu
kepemirnpinan kampus Unismuh yang berada di bawah kepcmimpinan
yang tunggal akan lebih mungkin didukung secara penuh atau bahkan di
lawan oleh semua bawahan, namun jika terjadi konflik pihak pemimpin
akan lebih mudah menginterpensi bawahan melalui kekuasaanya.
Sedangakan kepernimpinan kampus yang plural seperti UVRT dipimpin
oleh dua pernimpin akan memungkinkan kerjasarna yang lebih besar
kerena melibatkan dua otoritas, namun juga mernungkinkan konflik yang
lebih besar kerena benturan kepenringau bukan hanya amara supcrordinat
dengan subordinat namun juga supcrordinat dengan superordinat.
70
Teori Sosiologi KJasik, Modem, Posmodern. Saintifik, Hermeneutik, Kruis.
Evaluatif dan Integratif
6. Kebudayaan Objcktif
Menurut Simmel manusia menciptakan kebudayaan, namun kerena
kcmampuan kebudayaan untuk mereifikasi realitas sosial, sehingga
budaya memiliki kehidupan sendiri, kehidupan yang semakin
mendominasi actor atau individu yang menciprakannya dan rerus
menciptakannya setiap hari. Meskipun orang-orang selalu
mempertahankan kemarnpuan unluk rerus-menerus menciptakan
kebudayaan, kebudayaan objek:tif akan sernakin menjalankan kekuatan
mernaksa kepada sang aktor. Kebudayaan objektif seperti alat-alat
teknologi, rransfortasi, produk-produk ilmu, seni, bahasa, kebijakan.
dogma religius. Kebudayaan tersebut rumbuh dengan berbagai earn.
Pertama, ukuran absolutnya bertumbuh seiring peningkatan modernisasi,
ha! tersebur dapat dilihat pada pengetahuan ilmiah. Kedua jumlah
kcmponen-komponen budaya yang berbcda juga bertumbuh dengan
cepat, akhirnya pertumbuhan budaya scmakin sulit dikendalikan oleh
aktor, yang paling mencernaskan adalah ancaman kebudayaan objektif
terhadap kebudayan subjektif arau individu, hal yang diharapkan adalah
dominasi aktor terhadap kebudayan objektif, namun ha! tersebut
sangatlah mustahil. ha! tersebur dikatakan Simrnel sebagai "tragedi
kebudayaan". Sebagai comoh tcknologi sebagai wujud kebudayaan
objekuf yang diciptakan aktor, namun teknologi tersebut lambat laung
menguasai manusia dan akhirnya memperbudak manusia, yang
seharusnya manusia menjadi subjek dan teknologi sebagai objck, namun
realiras kekuaran kebudayaan objektif menjadikan manusia sebagai objek
dari teknologi,
7. Tragedi kebudayaau
Masyarakat modern dicirikan dengan spesialisasi yang dapat
menciptakan berbagai kornponen budaya, namun disaat yang sama
manusia kehilangan kemampuan untuk mcngcudalikan hasil budaya
tersebut, ketika kebudayaan objektif berkcmbang, kebudayaan individual
akan scmakin terhcnti. Contohnya kemajuan teknologi terutarna teknologi
yang dipergunakan untuk menggamikan aktivitas manusia scperti
pcmbuaran mobil, maka secara bersamaan akan bcrkurangnya keahlian
individual. Meskipun ada perluasan lingkungan intclcktual yang sangat
71
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcrn, Saintifik. Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Jntegratif
72
BABIV
TEORI SOSIOLOGI MODER!\
3«~:a~··
r.~ .. i.,···
F1
i ! R..ao.t ~;.....
I
I . -
......
: Stnib w'.ll , "-'·""':'i H:;,e{'"~ 1-
' • I 'I>!.~
I = w F ,...~~.. I
0
lf7'i;:.,n7'- ,..!
-·-·.. r- A.~)'.!ttc:.,;
~,;..;;(~ ,oi;~;;.;~·
1
•u'
1, \w,w ~>t:a:. 1 .. ;~
1--
ll:!1111
).:)ta U:,-r. ~;, j
~~~
~~ui ~~~ -~·
"u.:;i:~-'
~,i,-.., !..!.,; :)!,-~~ 1.'\i.llrl'Als- I ,~~
.~
. ,
r;;~"A"
f~ ''"""' •·,~~.GU
. -1(-
~...... I(,·,,.
l •
I
.
~!!l-~IJC>ll/UtG.utt,~dl
~-;
,,..~,: ~ . .. ~ . J. ;.':u'.l.t~I .:,;• C- .: ~e~·;.,;,:,;:to~n!al.'.l
~-,
;>r, 1: J U I\,:, u.:.,~•"•·
,:-t,;,»
M.1:i..;
'(;=~ ,;r,.,..111r.-.:,
At~.!.::CI\U: : !:!.!!..&::•. IZ~, ..
r. I
~•••••• J "'!.~.· , ..
-
~-
Garnbar 8 : Kerangka konsep teori sosiologi modern
A. Fungsionalisme Struktural
1. Fungsional Meugenai Stratifikasi
Masyarakat selarnanya akan mengalami statifikasi dan memiliki
kelas sosial. Statifikasi menurut kaurn fungsional merupakan suatu yang
fungsional. Stratifikasi dalarn masyarakat tidak menunjuk pada individu
yang ada dalarn sistem staratifikasi namun melihat posisi sctiap individu
dalam strukrur sosial, yang memiliki kadar prestise yang berbeda satu
dengan yang lain, tingkatan prestise sebagai penenru kedudukan dalam
srruktur. Olch karcna itu isu utarna fungsional penempatan individu
dalarn rnasyarakat dalam suatu posrsr-posisi dalam suatu sistem
stratifikasi. Dalam pandangan Davis dan Moore (1945) suatu masyarakat
yang memiliki sistern stratifikasi dalam berbagai struktur, struktur yang
tcrtinggi memiliki tingkat penghargaan dari rnasyarakat seperti prestise,
gaji, waktu yang mernadai. Contohnya adalah guru menduduki struktur
73
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcrn, Sainrifik, Hermencutik, Kritis.
Evaluatif dan lntegratif
sosial dalam masyarakat yang tinggi dengan berbagai prestise. gaji dan
waktu yang memadai.
74
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
75
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern, Saintifik, Henneneutik. Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
3. Alexander 'Ncofungsionalismc'
Neofungsionalisme merupakan suaru istilah yang digunakan uruuk
rnengarasi masalah atau kesulitan-kesutita utamanya, dengan rujuan
rnenciptakan teori yang lebih sintetik. Alexander (l 985) mengatakan
berbagai masalah-masalah yang dihadapi olch neofungsionalisme adalah
anti individualisme, anti perubahan, idealisrnc dan bias anti empiris.
Orientasi dasar teori neofungsionalismc adalah :
a. Masyarakat terdiri dari bebcrapa unsur yang sating terkait satu sama
lain yang rnembcntuk suatu pola.
b. Mencurahkan perhatian kepada tindakan dan kerertiban.
c. Memperiahankan integritas, masyarakat dilihat sebagai struktur yang
seimbang, dengan keseirnbangan statis.
d. Menerima penekanan pada sistcrn kepribadian, sistem kebudayaan dan
sistem sosial.
e. Berfokus pada perubahan sosial dalam proses difcrcnsiasi dalarn
sistern biologi. sosial, budaya dan kepribadian.
76
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern. Saintifik. Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan Integratif
4. Abrahamson 'KrilikUtama'
a. Kritik Subtantif
Kritik utarna pada ieori struktural fungsional adalah tidak
mernbahas sejarah secara memadai, hanya berdasar ahistoris, selain itu
struktural fungsional tidak rnampu menjelaskan proses perubahan sosial
sccara mendetail. Jika kritik perrama adalah kritik karena
ketidakmampuan struktural fungsional menjelaskan masa lampau,
sedangkan kritik ini karena teori struktural fungsional tidak mampu
menjelaskan masyarakat kontemporer (Abrahamson, 1978). Kritik
selanjutnya adalah teori struktural fungsional tidak mampu menjelaskan
konflik secara efektif (Abrahamson, 1978). Kritik subtantif ini mengarah
pada dasar, yaitu (I) Fungsionalismc struktural mempunyai fokus yang
scmpit schingga menghalangi untuk mernbahas isu clan aspek-aspek
pcnting dalam dunia sosial. (2) mernberikan bau konservatif yang
mcndukung status quo dan para elit dominan.
b. KritikMctodologis
Salah satu kritik yang diberikan pada fungsionalisme struktural
adalah rnemiliki kekaburan, tidak jelas dan ambigu, (Abrahamson, 1978).
Faktanya fungsionalisme struktural lebih menganalisis sistcm-sistem
yang abstrak daripada masyarakat yang nyata.
B. TeoriKontlik(Marxian)
1. Ralf'Dahrendorf
Dahrendorf adalah merupakan pcndukung utarna yang mengatakan
bahwa masyarakat rnernpunyai dua wajah yairu konflik dan konsensus,
sehingga teori-teori sosiologi seharusnya dibagi menjadi dua yaitu teori
konflik dan teori konsensus. teoritisasi konsensus hams mengkaji
rnasyarakat dalam hal integrasi sosial, sedangkan teoritisasi konJlik
mengkaji kepentingan-kepentingan atau paksaan untuk menjaga kesaruan
masyarakat dari tckanan-rekanan, Sehingga menurut Dahrendorf (I 981S)
tidak akan ada rnasyarakat jika tidak ada konflik. Coruohnya adalah suatu
keluarga yang hidup dihutan yang menutup diri dari luar schingga kontak
77
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcm, Saintifik, Hermcncutik. Kritis,
Evaluatif clan lntegrauf
dengan orang lain, sehingga tidak ada kontak dan tidak ada iniegrasi
sebelumnya sebagai dasar konflik. Sebaliknya konflik meyebabkan
integrasi clan consensus, seperti jika terjadi konflik mahasiswa Laskar
dengan Eropa yang menycbakan aliansi diantara keduanya.
a. Otoritas
Sentral ide Dahrendorf adalah posisi dalam suatu rnasyarakat
mempunyai jumlah otoritas yang berbeda. Dahrendorf tidak banya
tertarik pada struktumya namun juga tertarik pada konflik yang tcrjacli
diantara mereka. Tugas pertama analisis konflik ialah mcngenali peran•
peran dalam struktur yang memiliki dominasi dan penundukan. Otoritas
menurut Dahrendorf rnenyiratkan pada struktur superordinasi dan
subordinasi. Orang-orang yang mcnduduki jabatan struktur aiau
superordinasi melakukan dominasi tcrhadap subordinasi. Dominasi
tersebut terjadi karcna otoritas yang ada adalah otoritas yang sah, dan
sanksi-sanksi dapat diberikan kepada yang tidak patch pada strukiur
dominan (superordinasi).
Menurut Dahrcndorf seiiap orang tidak mcsti menduduki srruktur
superordinasi disemua kelompok, dernikian pula orang yang berada pada
subordinasi tidak hams menduduki posisi struktur yang sama pada semua
kelompok sehingga orang-orang yang rnenduduki strukrur superordinat
dalarn suatu kclompok boleh jadi menduduki struktur subordinat dalarn
kelompok yang lain. Sehiugga konflik yang terjadi dalam rnasyarakat
adalah konflik antara superordinat dengan subordinat, karena
superordinat mempenabankan struktur clan kepentingan-kepemringan
yang dimilik sedangkan subordinat bcrusaha untuk merebui struktur
dorninan dari superordinat, inilah yang disebut Dahrendorf sebagai
'konflik otoritas a tau konflik kepentingan ·.
Setiap asosiasi dalam rnasyarakat, orang-orang yang ada adalah
struktur dorninan berusaha mempertahankan status quo sedangkan yang
berada pada struktur subordinai berusaha unruk rnelakukan perubahan.
Dahrendorf (1986) rnembagi kcpentingan menjadi dua yaitu
kepentingan-kepentingan latent jika orang orang yang ada dalam srruktur
memiliki pengharapan untuk menduduki suaru struktur dominan.
Sedangkan keperuingan-kepcnungan nyata terjadi karena orang-orang
yang ada dalam asosiasi mcnyurnbangkan konflik agar rcrjadi perubahan.
78
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodem, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
2. Randall Collins
Collins dalarn Ritzer (2008) mcnjelaskan konflik pada level
individu, karena menurutnya konflik tidak hanya dijelaskan pada level
makro namun juga mikro. Struktur-struktur sosial sebagai bal yang tidak
terpisahkan dari aktor sebagai pembentuk strukrur sosial dan pola-pola
interaksi aktor, itulah cscnsi strukrur sosial. Collins melihat struktur sosial
sebagai bagian interaksi daripada intcntitas yang bersifat eksternal atau
memaksa,
Menurut Collins dalarn Ritzer (2008) yang paling peruing dalam
analisis tentang konflik adalah strarifikasi yang berskala kecil tidak skala
bcsar, mcnurut Collins stratifikasi sarna clengan semua struktur sosial
79
Teori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodern, Saintiflk, Hcrmeneurik, Kri!i$.
Evaluarif dan Inregratif
C. Neo Marxian
I, Marxisme Hegelian
Kaum marxian awalnya ingin mernulihkan dialektika pada aspek•
aspek subjcktif dan aspek-aspek objekuf dalarn kehidupan sosial, yang
kemudian menfokuskan pada Iaktor-faktor subjektif. Beberapa pernikir
rnarxisme hegelian adalah sebagai berikut :
a. George Lukacs
Konstribusi utama George Lukacs (1983) pada teori marxian
mengenai dua hal. yairu reifikasi dan kesadaran kelas
1) Reifikasi
Suatu komoditas pada dasarnya adalah suatu relasi dikalangan
manusia. Dalam masyarakat kapiralis imeraksi manusia dengan alam
menghasilkan berbagai produk atau komoditas scpcrti mobil dan HP.
Akan tetapi manusia melupakan fakta bahwa mereka mencipiakan
80
Tcori Sosiologi Kissik, Modem, Posrnodern, Saintifik, Hermencutik, Kruis,
Evaluatif dan Jntegratif
81
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saincifik, Hcrmeneurik, Kriris,
Evaluatif dan huegratif
b, Antonio Grarnsci
Konsep sentral Antonio Gramsci, yang mencerminkan
Hegelianisme adalah "hegernoni". Hegemoni didefinisikan Antonio
Gramsci (2000) sebagai kepemimpinan budaya yang dilaksanakan oleh
kelas yang berkuasa yang disertai dengan pemaksaan yang dilaksanakan
oleh kekuatan Iegislaiif dan eksekutif atau diungkapkan melalui campur
tangan pemerintah. Penekanan Antonio Gramsci adalah "hegemoni" dan
"kepernimpinan budaya". Dalam analisis kapitalisrne Antonio Grarnsci
ingin mengetahui bagaimana sejumlah intelektual, yang bekerja dipihak
kapiialis untuk rnencapai kepemirnpinan budaya dan persetujuan massa.
Konsep Antonio Gramsci bukan hanya membantu memahami dominasi
ekonomi tetapi juga memahami tentang rcvolusi. Melalui revolusi tidak
hanya dengan menguasai kendali atas ekonomi dan aparat negara, namun
juga kepemimpinan budaya juga perlu didapatkan. Disinilah pcran
penting intelektual komunis dan partai komunis. Contob hcgemoni
budaya barai di Indonesia, yang memaksa setiap individu unruk
mengikuti budaya tersebut scpcrti bahasa lnggris, clan didukung oleh
pemerintah dan para intclcktual yang seakan-akan melegalkan bal
tersebut.
2. Tcori Kritis
Teori kritis adalah teori sekelompok neomarxis yang: tidak lepas
dengan keadaan teori marxian, (J Bernstein, 1995). Untuk suatu
pendangan yang lebih luas dari teori kritis terutama tendensi kearah
determinisrne ekouomi. Organisasi yang diasosiasikan dcngan teori kritis
adalah Lembaga Riset Sosial iintuute of social research) yang secara
rcsmi didirikan di Frankfurt, Je1111an pada ranggal 23 Februari 1923, teori
kritis mengalami perkembangan dalam berbagai negara terutama Eropa
dan Amerika.
a. Kritik terhadap kehidupan sosial dan intelektual.
Teori kritik sebagian besar terdiri dari kritik ierhadap kehidupan
sosial dan intclektual, tujuan akbirnya adalah untuk rncnyikap secara
akurat hakikat kehidupan masyarakat.
82
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan Integratif
83
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, llenncncutik, Kritis,
Evaluatif dan lntcgratif
84
85
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern, Saimifik, Hermeneunk, Kritis,
Evaluatildan Imegrarif
86
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Imcgratif
banyak orang tcrmasuk pekerja kerah putih dan jasa, dipaksa menjual
tenaga kerja mercka kcpada segelintir orang yang memiliki alat-alat
produksi, yang akhirnya terjadilah proses cksploitasi, proses rnekanisasi
dan rasionalisasi.
Braverman (1974) mengatakan kendali manajcrial sebagai suatu
proses yang dilaksanakan untuk pengendalian dalam korporasi dalam
rnelakukan pengendalian para pekerja. Pada masyarakat modern terjadi
stratifikasi dan difcrensiasi pekerjaan, yang ielah rnembawa bencana bagi
manusia, dan merupakan suatu kejahatan terhadap umat manusia.
Spesialisasi pada tempat kerja menimbulkan pembagian devisi dan
subdevisi, hal tersebut dilakukan oleh kaum kapitalis, karena : (])
Meningkatkan pengendalian atau manajemen, (2) Menambah
produktivitas, (3} Memberikan bayaran paling sedikit. Menurut
Braverman (I 974) sangat pcnting mengotrol para pekcrja, schingga
Braverman il974) mengatakan, 'manajemen ilmiah' adalah ilmu tentang
cara terbaik mcngendalikan buruh yang teralienasi. Secara keseluruhan
'rnananemen ilrniah' adalah pendiktcaan pekerja akan prilaku yang harus
dilakukan secara seksama (Braverman,1974), rnisalnya dalam suatu
perusahaan cara berbicara dan gerakan sernuanya diatur scbagai bentuk
aturan yang harus dijalan.kan oleh setiap pekerja. Selain itu Braverman
melihat mesin-mesin juga berfungsi untuk mengendalikan pekerja,
sehingga pekerja bukan mengendalikan mesin-mesin, tapi rnesin•
mesinlah yang mengendalikan pekerja. kerena keahlian dibangun dalam
mesin bukan dalam diri manusia, misalnya dengan adanya CCTV yang
dapat mengontrol dan mcngcndalikan para pekerja. Kesimpulannya
melalui "spesialisasi, manejernen ilmiah dan mcsin-rnesin' mampu
mengcndalikan pekerja, pekerja kerah putih dengan jasa sckarang
ditundukkan oleh proses yang sama.
c. Richard Edward 'Tenaga kerja dan kapital'
Edward (2000) rnclihat pengendalaian ierletak parla jantung
translormasi tcmpat kerja baik masa silang maupun masa sekarang,
sebagai arena konflik sosial arau daerah yang diperebutkan. Braverman
(l 974) pengendalian pckcrja rnclalui pengendalian teknis yang
impersonal lebih canggih dan birokratisasi. Para pckerja dapat
dikendalikan mclalui mesin-mesin aiau teknologi yang menyertai
87
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem. Sainrifik, Hermcneutik, Kritis,
Evaluauf dan lntegralif
88
Tcori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodern. Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lmegratif
2. Ekspansi Geogratis
Menurut Wallcrsrcin ( I 992) Ekspansi Geografis mcrupakan salah
saiu mencapai sisrem dunia. Banyak ncgara-negara di dunia yang telah
melakukan ekspansi Geografis kencgara yang lain, seperti ekspansi
scberang lautan, oleh sekolompok orang atau ncgara untuk rnencapai
89
-------·-------
Teori Sosiologi Klasik, vtcdem, Posmodern, Saintifik, Hermencutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
90
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hcrmcneutik, Kriris,
Evaluatif dan lntegratif
91
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kriris.
Evaluatif dan Integrarif
G. Pos-Marxiun
Dua faktor yang dapat menjelaskan perubahan yang icrjadi pada
teori neo marxian yaitu Iaktor internal clan faktor eksternal.
92
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcrn, Saintifik, Hermeneutik, Kriris,
Evaluatif dan lntegratif
1. :\1arxismc Analitis
a. A Cohen
Marxisme analitis rnembawa arus utama, metode filsafat analitik
dan ilmu sosial yan sudah maju untuk menyinggung isu-isu subtantif
marxian. Marxisme aualitis mengusulkan secara eksplisit untuk
menyimesiskan reori marxian dengan teori non-marxian. Marxisme
analitis tidak mendukung teori marxian secara membuta tarnpa berpikir,
tidak menolak fakta-fakta hisioris, tidak mcnolak sepenuhnya teori Marx
hat yang salah secara fundamental, lebih teparnya Marxisme analitis
memandang teori Man, scbagai suatu bentuk ilmu sosial abad 19 dengan
suatu kekuatan yang sahih, namun juga memiliki kelemahan secara
subtansial. Teori Marx harus dipergunakan tetapi dipcrlukan mctode•
metode yang tepat pada abad 21. Marxisme analitis secara ringkas, yaitu
: usaha untuk mcnganalisis kembali karya Marx dengan menggunakan
intelektual ams utarna dan membahas pilihan rasional, yang akhimya
menyenruh riset empcris mcnggunakan metodologi yang maju. G Cohen
(1985) menafsirkan vlarx sebagai dialektis tetapi scbagai fungsional,
sebagai contoh :
I) Hubungan-hubungan produksi sesuai kckuatan-kckuatan produktif
2) Superstruktur legal dan politis berdasarkan pondasi nyaia.
93
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Henneneutik, Kruis,
Evaluaiif dan lntegratif
94
--------
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodem, Saintifik. Hcrmcncutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
3. Marxismc Posmodern
Teori marxian telah dipengaruhi secara ektemal dari teori
posmodem (P Anderson, 1984).
a. Hegemoni dan demokrasi radikal (Ernesto Laclau dan Chantal
Mouffc)
Kaum marxian rnenurut Laclau dan Mouffe (1987) harus kcluar
dari hegemoni wacana kaum ploretariat oleh Marx, para marxisme
didesak unruk berfokus pada banyak wacana yang beragam dari sedcretan
suara-suara yang telah dirarnpas antara lain seperti suara wanna, kulit
hitam dan komsurnen.
Laclau dan Mouffe (1987) rneneruskan dcngan mcnolak
kornunisrne yang mencakup cmansipasi kaum ploretariat scbagai tujuan
rnarxian, sebagai gantinya rncrcka mengusulkan alternarifnya yaitu suaru
95
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif clan Integratif
96
T eori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodern, Sainrifik, Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif clan Integratif
1. Sistcrn Otopoictik
Sistem otopoietik mengacu pada keragarnan sistern mulai dari sel
biologis sampai seluruh masyarakat di dunia. Sistem-sistem yang
dimaksud seperti sistem ekonomi, sistem politik, sistem hukum, sisrem
alamiah, sistem birokrasi. Lukman ( 1997) mengatakan sistem otopoietik
memiliki empat karakteristik, yaitu :
a. Sistem otopoietik menghasilkan unsur-unsur dasar yang membentuk
sistem. Contoh sistem ekonomi menghasilkan uang.
b. Sistem otopoietik mengorganisasikan diri dalam dua cara, yaitu
mengorganisasikan pembatas-pembarasnya sendiri dan
mengorganisasikan struktur-struktur inremalnya. Contohnya sistem
ekonorni memiliki batasan-batasan sepcrti harga clan kapitalis. Selain
iru juga dapat rnenghasilkan struktur-strukturnya. sistern ckonomi,
dengan adanya uang maka tercipta struktur scpcni pasar dan bank.
c. Sistem otopoieiik mengacu pada diri scndiri, Conteh sistem ekonomi
mengunakan harga untuk dirinya sendiri dalam bidang ekonomi.
d. Sistem otopoietik merupakan sistem yang terrutup. Contohnya sistern
ekonomi dianggap khusus untuk menjawab seluruh kebutuhan
manusia.
2. Kontlgensi Rangkap
Kontigensi rangkap mengacu pada fakta bahwa setiap komunikasi
harus mempertirnbangkan cara dia diterima, yang sudah ditafsirkan oleh
penerirna terhadap komunikator. Hal tersebur membentuk lingkaran yaitu
komunikan iergantung pada komunikator dan komunikator tergantung
komunikan. Scbagai contoh dosen memulai pembelajaran dengan
memulai salarn, jika salam diperkirakan akan ditcrima oleh mahasiswa,
dan mahasiswa menjawab dengan pertimbangan sebagai bentuk
persamaan kepercayaan.
97
------------
Teori Sosiolog:i Klasik. Modern, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluanf dan lntegratif
a. Variansi adalah suaru proses trial dan error, jika suatu sistern
menghadapi suatu masalah yang unik, maka berbagai solusi dapat
dikembangkan unruk mengatasi masalah tersebut.
b. Selcksi adalah pemilihan solusi tcrbaik.
c. Stabilitas adalah penyesuaian semua bagian terbadap solusi yang baru.
Proses evolusioner baru rnencapai suatu akhir temperer bila fase
srabilitas sudah lengkap. Sebagai contoh adalah dalam sistem keluarga,
yang rnengalarni masalah dalam ekonorni yaitu pernenuhan kebutuhan
hidup (variansi), sehingga muncuJlah solusi dari keluarga tersebut, yaitu
hidup hemat atau istri juga ikut mencari nafkah, kcdua solusi iersebut
harus dipilih mana yang paling tepat untuk keluar dari perrnasalahan
(seleksi). Pemilihan suaru solusi seperti istri mencari nafkah juga, agar
terjadi keseimbangan ekonomi keluarga (stabiliras) schingga semua unit
kelurga harus melakukan penyesuaian dengan kondisi keluarga yang
baru.
4. Difcrcnsiasl
Diferensiasi adalah ala! untuk meni ngkatkan komp leksitas sistern
karena sctiap subsistem mernbuat hubungan-hubungan yang berbeda
dengan subsistem yang lain. Luhman ( 1997) mengatakan hanya sebagian
kecil diferensiasi yang berkembang, yairu segmentasi (pcmbagian).
stratifikasi, pusat-pinggiran dan perbedaan fungsional.
a. Difercnsiasi segmentasi adalarn pernbagian sistcm berdasarkan
keburuhan untuk memenuhi fungsi-fungsi identik berulang-ulang.
Contohnya memiliki pabrik mobil yang mcmiliki cabang-cabang di
lokasi yang berbeda, Masing-masing memiliki struktur dan fungsi
yang sama dan sama-sama menghasilkan mobil,
b. Diferensisasi stratifikatoris adalah pembedaan secara vartikal rnenurut
jenjang atau status dalah suatu sis tern secara hierarki. Cont oh dala m
suatu sistcm Universitas yang terdiri dari Rektor, Pernbamu rekior l,
Pembanru rektor 11, Pembantu rektor Ill, dan Pembamu rektor IV,
yang rnasing-masing memiliki fungsi dan status yang bcrbcda secara
hierarki.
c. Difcrensiasi pinggiran-pusat adalah suatu mata rantai pcmbcdaan
scgrnentasi dan stratifikatoris. Misalkan 1vluhammadiayah memiliki
98
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern, Saintitik. Hermcneutik, Kruis,
Evaluatif dan lntegratif
5. Sosiologi Pengetahuan
Masyarakat menurut Luhman (1997) adalah sistem sosial yang
mencakup segalanya termasuk sistem masyarakat yang lain. Suatu sistem
rnenghasilkan kornunikasi sebagai unsur dasar memproduksi diri sendiri.
Suatu masyarakat dapat diamati melalui fungsional masyarakat.
Masyarakat juga dapat melukiskan dirinya scndiri melalui legencta, mitos
bagi masyarakai kuno, dan pengetahuan ilmiah. Bagi masyarakai modern,
unruk rnelukiskan masyarakat, para sosiolog harus mclakukan
pengamatan dan melakukan penarikan kesimpulan dcngan rncnggunakan
komunikasi. Teori sosiologi dapat memahami korelasi antar srrukrur yang
ada dalam masyarakat.
J. Interaksionisme Simbolik
1. George Habert vlcad
Banyak sumbangan teori Mead ( 1972) dalam sosiotogi, dan
dianggap sebagai pcmikir scjarah interaksionismc simbolik, diaruarunya
adalah :
99
T eori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneuiik, Kritis,
Evaluarif dan lnregratif
100
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern, Saintifik. Hermeneutik, Kritis,
Evaluati f dan Integratif
101
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hcrmeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integrarif
102
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem. Sainnfik. Hermeneutik, Kritis.
Evaluarif dan lntegratif
103
Teori Sosiologi K.lasik, Modem. Posrnodern, Saincifik, Hermcneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
i. .\1cmbuat Pillhan
Para pakar interaksionisme simbolik mengangap bahwa aktor
rnerniliki otonomi, rnereka tidak sekedar dibaiasi atau ditentukan oleh
struktur social di luar diri individu (objektif), tetapi mereka mampu
menenrukan pilihan dan bersifat independen (kemauan sendiri), Contoh
scorang individu memilih kuliah di Universitas Muhammadiyah
Makassar pada Program Studi Pendidikan Sosiologi karena kemauan
sendiri (subjektif) tampa intervensi dari orang lain atau diluar (objektif).
104
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintitik, Hermeneurik, Kriris,
Evaluatif dan lntegratif
cl. Manusia tidak hanya mengenal objek secara eksternal namun juga
mengenal dirinya sebagai objek.
c. Tinclakan manusia adalah tindakan interpetatif yang dibuat oleh
manusia itu sendiri.
f. Tindakan terscbut sating dikaitkan clan discsuaikan dengan
anggota-anggota kelornpok.
Presfektif interaksionismesimbolik merupakan unit analisis tingkat
mikro, dimana aktor tidak dipandang sebagai manusia yang semata-rnata
responsif. tapi aktor yang senantiasa rnendifinisikan dan menafsirkan
setiap tindakan orang lain. Respon aktor baik secara langsung maupun
tidak langsung didasarkan atas pcnafsiran rnakna tindakan rnanusia
dengan menggunakan simbol sebagai jembatan interaksi.
3. Erving Goffman
a. Dramaturgi
Teori Goffman yang terkenal adalah dramaturgi yang merupakan
suatu analisis interaksionime simbolik. Secara ringkas drarnaturgi adalah
mcrupakan pandangan tentang kcbidupan sosial sebagai serangkaian
pertunjukan drama dalarn sebuah pentas/teater/pertujukan fiksi di
panggung, dimana setiap aktor memainkan peran manusia yang lain
sehingga penonton dapat memperoleh gambaran kehidupan clari tokoh
tersebut dan marnpu mengikuti alur drama yang disajikan. Poloma (2000)
mengatakan dalam reori Goffman ada dua ha! penampilan yang harus
dibedakan, yaitu panggung depan 'front stage' dan panggung belakang
'bock stage· dan 'offstage' .
I) Front Stage
From stage adalah tempat atau peristiwa sosial yang mernungkinkan
individu menampilan peran formal atau berperan layaknya seorang
aktor. Peran formal ini dilakukan dilakukan di depan (panggung) dan
dilihat oleh banyak orang.
2J Back Stage
Back stage adalah tempat individu mempersiapkan perannya di
wilayah depan. Buck stage ini mencakup hal-hal yang dipersiapkan
sebelum seseorang tarnpil di depan panggung. Di tcmpat ini dilakukan
scmua kegiatan yang tersembunyi unruk mclengkapi kcberhasilan
105
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneunk, Kritis,
Evaluatif dan Imegrauf
106
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik. Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
107
Teori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodcm, Saintifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluatif dan Jntegratif
108
------· --
Teori Sosiologi Klasik. Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluati f dan lntegratif
109
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saimifik, Henneneuuk, Kruis,
Evaluatif dan Integratif
K. Teori Pertukaran
I. George CasparHomaos 'Pertukaran Sosial'
Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi orang terlibat
dalarn perilaku untuk mempcroleh hadiah/ganjaran atau mcnghidari
hukuman, sehingga setiap individu atau ketompck yang sudah
mendapatkan ganjaraa atau menghindari hukuman maka kecendrungan
individu untuk mengulang kembali perilaku tersebut. Seperti hanya
mahasiwa yang rajin pergi kuliah karena ingin mendapatkan ganjaran
nilai yang maksimal seperti nilai "A'' dan rnenghindari hukuman
mendapatkan nilai yang rendah seperti nilai '·E".
Teori pertukaran sosial Homans (1974) memiliki beberapa
proposisi, yaitu :
a. Proposisi sukses (1he succsess proposition) untuk semua tindakan
yang dilakukan oleh individu yang mendapatkan hadiah, maka
scrnakin besar kemungkinan individu terscbut mengulangi
cindakannya. Conrohnya seorang mahasiswa sejak semester I selalu
mendapat nilai ".A." karena rajin, sopan dan pintar. akan cendrung
mengulangi perilakunya dikemudian hari.
b. Proposisi pcndorong (the stimulus propositions untuk semua tindakan
yang dilakukan individu berdasarkan dorongan arau sekumpulan
dorongan yang menyebabkan individu mendapatka hadiah, makin
serupa dorongan yang didapatkan sekarang ini rnaka makin besar pula
kemungkinan untuk mengulangi tindakan yang serupa. Contohnya jika
mahasiswa tahun lalu perna rnenolong orang yang sedang tabrakan
dijalanan. karena tindakan tersebut diberikan uang oleh orang yang
dirolongnya, rnaka jika suaiu saai mendapatkan orang yang dalam
kesulitan, rnaka dia akan mengulangi tindakan tersebut.
c. Proposisi nilai (the value propositiom untuk semua tindakan yang
dilakukan individu aras dasar makin linggi nilai hasil rindakan
sesorang bagi dirinya, maka kemungkinan besar ia tnelakukan
tindakan tersebut. :vlisalkan ada mahasiswa mclihat scniomya pada
saar wisuda, mendapatkan pcnghargaan sebagai wisudawan tcrbaik
yang diberikan beasiswa untuk Ianjut studi di dalarn dan di luar ncgeri.
Hal tersebur didapatkan karena rnahasiswa icrsebut kuliah dengan
serius, seperti rajin bclajar, rajin pergi kuliah, berorganisasi dan lain
110
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern. Sainufik, Ilennenemik. Kritis,
Evaluatif dan Int.egratif
111
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermencurik, Kritis,
Evaluatif dart lntcgratif
112
Teori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodem. Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
113
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodem, Saintifik, Herrneneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integrati f
114
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeoeutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
115
BABY
TEORI SOSIOLOGI POST-MODER...'i
--:i.;1~
~··'· ·
.-_:).,1,11rc
116
Teori Sosiologi Klasik, Modern. Posmodern, Saintifik. Hermcneutik, Kritis,
Evaluatif dan trucgratif
2. Max Weber
Weber (2002) mengatakan masalah yang menentukan dunia
modern adalah perluasan rasionalitas formal dengan mengorbankan ripe•
ripe rasionalitas yang lain seperti nilai, afektif clan rradisional, yang dapat
menimbulkan kerangkeng besi rasionalitas. Manusia akan semakin
terpenjara di dalam kerangkeng besi, hasilnya tidak akan dapat
menjelaskan karakteristik mcrcka yang paling scbagai maunisa yang
manusiawi. Meskipun Weber juga mangakui kelebihan rasionaliras
formal unruk kemajuan masyarakat seperti hanya da\am organisasi atau
lembaga sosial. Contoh pelayanan rumah sakit hanya akan diberikan pada
pasien yang telah melakukan atau telah menyelesaikan proses
administrasi, karena jika ridak tidak akan dilayani atau bahkan di suruh
pulang. Prosedur pelayanan merupakan salah satu produk rasionalitas
formal.
3. Emile Durkheim
Durkheim (1989) mcndcfi.nisikanrnasyarakar modern sebagai
masyarakat dengan ciri solidaritas organik dan melemahnya nurani
kolektif (solidaritas mekanik). Meskipun solidaritas organik mernbawa
kebebasan clan produktvitas yang Iebih banyak, dibandingkan dengan
solidaritas mekanik, narnun juga menimbulkan serangkaian masalnh yang
unik, scperu melernahnya rnorahtas bersarna, manusia rnerasa terlantar
dalam dunia modern dengan manusia yang lain. Contoh orang yang
bekerja di perkantoran akan rerasing dengan para pekerja lain, karena
dibatasi oleh aktvitas yang padat dan ruang-ruang tempat bekerja yang di
privatisasi, sehingga mcnutup interaksi diantara mereka.
4. George Simrnel
Simmel menyelidiki rnodernitas terutama da\am dua situs utama
yang saling berbubungan yaitu kota dan ekonomi uang. Kota adalah
ternpat rnodernitas, sementara uang melibatkan penyebaran modernitas
(Frisby, 1991 ). Selain itu Simmel juga mengarakan dalam teori
sosiologisnya "iragcdi kebudayaan" jurang yang scmakin jauh antara
kebudayaan objektif dan kebudayaan subjektif atau seperti rang
dikatakan Simmcl sebagai "atrofi kebudayaan individu dan hipertrofi
117
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodcrn, Saintifik, Hermeneutik,Kruis,
Evaluati f dan lntegratif
118
---- - -------
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif dan Intcgratif
2. Konsekuensi modernitas
Analisis Giddens menitikberatkan pada 11a1io11 stage, Giddens
menganilisisnya dalam empat dimesi institusi rnodernitas, yaitu:
a. Kapitalisme, yang dikarakteristikkan sebagai produksi kornoditas,
pemilik modal. sistem kclas. Contohnya orang kaya.
b. Indusrrialisme, yang diidentikkan sebagai proses memproduksi
barang. Contohnya Hp dan mobil.
c. Pengawasan, mengacu pada suvervisi manusia dalam berbagai bidang,
Contohnya pengawasan aktivitas proses pcndidikan melalui kamera
CCTV.
d. Kontrol, mengacu pada pengendalian kekerasan dalam masyarakat.
Sebagai contoh adalah lembaga kcoolisian
Selanjulnya Giddens menjelaskan tiga aspek esensial ieori
strukturasi yang terjadi dalam masyarakat, yaitu ;
a. Penjarakan, yaitu pernisahan antara ruang dan waktu. Contohnya
interaksi dua orang clari dua negara yang berbeda dengan
menggunakan HP.
b. Pclepasan, pemisahan dalam rnasyarakar modern terbagi menjadi dua,
yaitu (1) Alat tukar simbolik isymbolic token) (uang} dan l2) Sistem
ahli (expert systems) seperti adanya clokter ahli jantung yang
sebelurnnya hanya ada doktcr umum.
c. Refleksivitas, segalanya terbuka untuk direfleksi dan untuk
dipertanyakan, Karena dalarn dunia modern segala sesuatu
memungkin mcnjadi relatif Contoh kebenaran ilmu yang bcrsifat
relatif yang akan terus mengami perubahan.
Uang memungkinkan pemisahan ruang dan waktu, kita bisa masuk
dalarn transaksi-transaksi dengan mereka yang secara luas dengan mercka
yang secara ierpisah dengan kita oleh waktu dan ruang, Uang sebagai
media yang menilai kanclungan sebuah barang atau jasa dcngan beberapa
standar, uang memungkinkan pcrtukaran dalam segala hal. Uang dalam
benruknya yang maju didefinisikan sebagai debet clan kredit,
119
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodcrn, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
3. ldeutitas
Giddens l 1991) mendefinisikan duma modem sebagai refleksi dan
Giddens (1991) menyatakan refleksivitas modernitas meluas ke dalarn
diri, diri mcnjadi proyek refleksi, yakni diri mcnjadi sesuatu yang
direfleksikan, du bah atau dicetak. Dalam dunia modern tubuhpun di tarik
ke dalam refleksi kehidupan dunia sosial. Tubuh menjadi subjck bagi
varicias pengaturan-pengaruran. Contohnya jika ingin memiliki tubuh
yang indah maka harus diet, makan obat dan latihan kebugaran. Hasilnya
secara kescluruhan ialah obsesi dengan tubuh dan diri kira di dalam dunia
modern.
4. Keinriman
Kcintiman menurut Giddens (1991) suatu hubungan murni yang
dicirikan sebagai komunikasi emosional di dalam diri dan orang lain,
dalarn konteks seksualitas dan emosional. Dalarn dunia modern
seksuahtas dan kcintiman telah diasingkan. Hakikat yang berubah dalam
hubungan intim saat wanita iclah memimpin dan laki-laki mulai tidak
memimpin sehingga keimiman bisa hilang, yang juga mempunyai
implikasi revolusioner untuk masyarakat secara keseluruhan. Conion
kt"iu~· g:i y.1ng :-.jt'1niliki -. v·o:\ln~~ j .. 1ri ~·an~ bekcrj.i d1 \\ -layah nuhli],
:--'-;;;1::ng1~ h,pn dcngan p.;kt:tajan··:,.·:j di '.v11ay;:..h do1n.:..,11o..:. :,,~h,ng~a
k'-·i11ti111.in inta,·;1 :,;1.. .<.Hn: dan i-u i ak.rn mcnurun dtl!1 1t.'d<1di kl,n:11!-. Jlk:l
i:;:n n.ul, . ii n1:.'!t~1111pln l-.1.'l:ar~a. l-;.;.::·l·n,. 111.:1r1'ik! kckuatan ~·toll(i'! .. :!\i:Jll
.1;1ng
120
--- - ------
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Henneneutik, Kruis,
Eva luarif dan Integratif
5. Masyarakat Resiko
Modcrnitas yang muncul dengan tcknologinya dihubungkan
dengao masyarakat resiko (N. Clark, 1997). Dalarn faktanya masyarakat
resiko dapat dilihat sebagai suatu ripe dari masyarakat industri, karena
banyak dari resiko iru dapat diusut kembali kepada industri. N. Clark,
(1997) melihat suaru keterputusan di dalarn modernitas clan suatu transisi
masyarakat industri ke rnasyarakat resiko yang tetap mempunyai
karakteristik masyarakar industri. Dalam masyarakar modern industri
kekayaan sebagimana dapat diditribusikan secara adil dan merata. Di
dalarn masyarakar modernitas yang lebih maju. isu sentral ialah resiko,
bagaimana resiko itu dapat di cegah. Di dalam masyarakat modem kiasik
cita-citanya adalah persamaan, sedangkan masyarakat modern maju cita•
citanya adalah keselamatan.
a. Menciptakan Rcslko
Resiko dalam derajat yang besar telah diciptakan dalarn
masyarakat modern. Secara spesifik, industri dan efek-efeknya sedang
rncnghasilkan suatu deretan luas konsekucnsi-kcnsekuensi berbahaya
bahkan mematikan bagi masyarakat dan sebagai hasil globalisasi untuk
dunia secara keseluruhan (Feathcartone, 1990). Resiko-resiko modern ini
tidak terbatas pada tempat. Contohnya kecelakaan nuklir cfck ruang
(banyak negara) dan wakru (generasi yang akan datang karena
mengakibatkan trauma psikis).
Resiko rnungkin berlaku untuk bangsa-bangsa miskin. sementara
bangsa-bangsa kaya mampu mengesampingkan banyak resiko.
Selanjutnya bangsa-bangsa kaya mengambil kcuntungan dari resiko yang
mereka hasilkan. Contohnya dcngan menghasilkan obat-obat atau
teknologi untuk mengatasi resiko tersebut. Akan tetapi, baik individu,
kelornpok arau negara yang menghasilkan resiko, juga tidak aman dari
resioko-resiko tersebut, dalam konteks rersebut Beck mcngistilakan
sebagai "efck bumereang" yaitu efek-efek samping resiko, menyerang
kembali pusat-pusat produksi mereka. Agen-agen modernisasi itu sendiri
tertangkap secara tegas di dalarn pusaran bahaya yang mereka lepaskan
dan yang mcnguntungkan mereka. Contoh kclompok atau Negara yang
mcnciprakan virus mematikan kcmungkinan besar virus tersebut juga
akan mcnyerang mcreka.
121
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Sainlifik, Hcrmcneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
b, Menangani resiko
Meskipun modernisasi telah menghasilkan rcsiko-rcsiko bagi
masyarakat modem, namun dari resiko tersebut para agen pembuat resiko
tersebut mencari solusi dari resiko tersebut. Para ilmuan yang telah
menciptakan resiko dan memelihara masyarakat resiko. Resiko yang
ditimbulkan modernisasi hams dipertanggujawabkan dengan mcncari
solusi alternatif. Conteh dengan adanya virus mematikan yang menyebar
yang mungk.in diciptakan oleh para ilmuan, maka ilmuan lain akan
mencari anti virus dari vims mematikan tersebut.
C. Zvgmunr Bauman
1. Holocaust
Paradigma modern untuk rasionalitas formal adalah holocaust,
penghancuran sisrematis orang yahudi oleh kaum Nazi (Beilharz, 2005).
Holocaust dapat membantu dalarn rncnjelaskan rasionalitas birokrasi
modern, banyak orang akan merasa tidak paruas mendiskusikan restoran
cepat saji clan holocaust dalam konteks yang sama. Namun ada garis yang
jclas dalarn pcmikiran sosiologi tcntang rasionalitas modern dari birolcrasi
ke holocaust dan kemudian ke restoran cepat saji. Para pclaku holocaust
mempergunakan birokrasi sebagai alat utama rnereka, hal tersebut
memungkinkan holocaust khususnya pada masyarakat modem terns ada
sampai sekarang, Kesimpulannya dalam masyarakat modern rasionahras,
yang ditandai masakan cepat saji seperti Mcdonalisasi telah menjadi agen
pembamaian manusia sccara berlahan (holocausts. Holocaust mcrupakan
pembasmian massal yang paling ekstrem. Tentu saja saja rasionaliias
(McDonalisasi) cocok dengan holocaust karena irasionalitas dari
rasionalitasnya. khususnya dehurnanisasi, karena di dalam proyek
McDonalisasi pelayan harus mclakukan apa yang ditetapkan, seperti cara
berbicara, terscnyurn dan menyapa, sedangkan pcmbeli rela melakukan
antrian hanya untuk mendapatkan makan yang tidak berkualitas dan
hanya akan membantai mereka secara berlaban, makan yang diberikan
jauh dari katcgorimakanan yang sehat dan ada bahkan diolah dari daging
manusia.
122
Teori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodern. Saintifik, Hermcncutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
2. Modernitas cair
Modernisasi menimbulkan perubahan dramatis di dalam
modemisasi terbaru dari kepadatan seperti itu kecairan yang lebih bcsar.
Pada dasarnya rnodernisasi awal tujuannya adalah mcnciptakan dan
memelihara hal-hal yang telah dirancang untuk perrnanen (suatu
pemukiman tctap) sementara rnodernisasi terbaru tujuannya menjadi
sementara (tempai tinggal sementara). Pada rnodernisasi mula-mula,
kaum elit cendrung paling menetap di dalam tanah milik (komunitas
pagar) dan sibuk dengan karier mereka, sedangkan kaum miskin
sclamnya berpindah-pindah mencari pekerjaan, Pada masa modernisasi
sekarang ini sebagian besar terbalik ketika kaum elit berusaha scbebas
mungkin dari halangan-halangan agar dapat mengambil kcuntungan dari
perubahan cepat yang terjadi di dalam dunia (contohnya mencari pcluang
industry atau usaha di suaru tempat atau Negara), sedangkan kaum miskin
sebaliknya mcnerap disuatu tempat tertentu dan tidak marnpu mengambil
suatu keunrungan dari perubahan cepat yang tcrjadi di dunia, clan
mungkin saja rnercka adalah korban dari pcrubahan di suatu bidang
sepeni bidang ekonomi. Conteh pabrik yang tutup atau di PHK yang
dibcrikan kepada pekerja, mernbuat para pekerja kehilangan pekerjaan,
bahkan tidak mampu mencari pekerjaan lain. Sedangkan para orang kaya
rnarnpu berpindah-pindah bckerja diberbagai wilayah atau Negara untuk
mendapatkan keuntungan. lnilah yang dimaksud Bauman sebagai
modernisasi yang cair.
3. Peran Ruang
Bauman (1998) mengatakan bahwa globalisasi adalah "pcrang
ruang", mobilitas menjadi hal yang terpenting dalam rnembedakan
straufikasi sosial saat ini, dengan demikian yang menjadi pernenang
dalam perang ruang ini adalah mereka yang memiliki mobilitas, yang
mampu bergerak bebas keseluruh dunia dan proses penciptaan makna
untuk dirinya sendiri. Mereka dapat melayang sccara relatif bebas
melintasi ruang dan waktu, kctika mercka harus mendarat pada suatu
temper, mereka mengisolasi diri mcrcka dalam ruang yang terpagari
(pcrumahan elit), diawasi ketat menggunakan rnanusia, howan ctan
teknologi agar dapat aman dari mereka yang menjadi pccundang dalam
123
---------
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik. Hermcneutik, Kruis,
Evaluatif dan Inregratif
peperangan ini, yaitu orang-orang yang tidak memiliki akses mobilitas dan
juga disingkirkan dan dibatasi pada wilayah-wilayah yang tidak
memiliki makna bahkan tidak rnampu menawarkan makna. Sehingga
kaum elit dimabukkan oleh mobiltas, namun yang miskin tcrpenjara
dalam wilayah rumah mereka, temper yang tidak memiliki peluang
mobilitas. Kaum orang miskin akan merasa dipermalukan karena
ketidakmarnpuan dalam menciptakan mobilitas, sedangkan kaum elit
merasa bebas dcngan akses mobiltas mereka. Sebagai akibat dari "perang
ruang" diwilayah yang menjadi ajang pcrtempuran akan ada yang
menang dan kalah. pertempuran tersebut adalah pertempuran yang tidak
seimbang dalam mcmperebutkan akses mobiltas, yang di dorninasi olch
kemenangan kaum elit. Pemenang dalam "pcrang ruang" hidup dalam
waktu daripada ruang, karena marnpu menjangkau ruang dalam waktu
yang cepat. Sedangkan pecundang atau yang kalah akan hidup da!am
ruang daripada waktu. karena waktu jauh dari jangkauan mereka. Namun
sangatlah penting membedakan diantara meroka yang rnemiliki akscs
mobilitas, yaitu : (1) Tourist (turis), melakukan mobilitas karena mernang
rnenghcndaki dernikian, (2) Vagabond (pengembara), melakukan
mobilitas knrena faktor lingkungan atau dengan berbagai alasan. Aspek
yang disanjung dalam kaitangnya dengan globalisasi adalah turis,
Baimanapun turis menjadi pernenang namun meraka memilik masalah
sendiri, yaitu (1) Tidak mudah melakukan mobilitas dan terlcbin pada
kecepatan tinggi, (2) Pilihan mobilitas ridak ada habisnya, (3) Sctiap
pilihan mengandung resiko. Schingga mobilitas itu tidak ada akhirnya
dan pilihan tidak akan perna putus. Conteh pemenang dalam perang
ruang adalah orang kaya yang selalu pcrgi rekreasi dan yang kalah adalah
orang miskin yang tidak mampu melakukan rekrcasi ke berbagai wilayah
apalagi Negara.
124
- -----
Teori Sosiologi Klasik. Modern, Posmodern, Saintilik, Hermeneutik. Kruis,
Evaluarif dan lntegratif
125
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcm. Saintifik. Hermcneuiik, Krins,
Evaluauf dan Inregratif
126
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Sainufik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan Integratif
127
Teori Sosiologi Kiasik, Modern, Posmodern, Saintifik. Herrneneutik, Kritis,
Evaluatif dan Inregrarif
128
Teori Sosiologi Klasik, Modern. Posrnodem, Saintifik, Hermencutik, Kritis.
Evaluatif dan lntegratif
129
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem. Saintifik, Henneneuuk, Kruis,
Evaluatif dan tntegrarif
130
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posrnodern, Saintifik, Hcrmeneutik, Kritis.
Evaluatifdan Integrarif
I. l,lrich Beck
I. Politik Globalisasi
Beck (2012) membagi globalisasi menjadi globalisme dan
globalitas. Globalisme adalah pandangan bahwa dunia didominasi olch
ckonomi dan kemunculan hegemoni pasar dunia kapitalis dengan
idcologi ncoliberalis yang rnenyanggahnya. Multidimensional kernajuan
global meliputi ckologi, politik, budaya dan masyarakar sipil telah keliru
rnercduksi sebagai suatu dimensi ekonomi, dan rncngangap dirnensi
ekonomi tersebut berevolusi kearah tcrgantung pada pasar dunia. Jelasnya
Beck (2012) memandang dunia dalam pengertian yang lebih
multidemensional dan muuireduksional. selain itu sangai sensitif pada
masalah-masalah yang dikaitkan dengan kapitalis. termasuk fakta yang
terdapat berbagai macam halangan pada perdagangan bebas dan bahkan
bukan hanya pcmenang yang ada namun juga rerdapat beberapa
pecundang.
Semua proses trasnasional tidak hanya berkaitan deagan ekonomi
namun juga berkaitan dengan ekologi, budaya, politik dan masyarakat
sipil. Proses trasnasional ini rnelintasi perbatasan Negara, sehingga batas•
batas rersebut menjadi kabur dan bahkan hilang, tidak ada satupun
sckarang ini yang hanya bersifat lokal, scgala kemajuan lokal dan bahkan
kemunduran (bencana) mernbawa dampak atau diakibatkan seluruh
dunia. Proses trasnasional telah lama, meskipun globalisasi scsuatu yang
bani karena beberapa alasan, yaitu : (t) Pengaruh di atas ruang geografis
jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya, l2) Pcngaruhnya terhadap
waktu jauh lebih stabil, (3) Terdapat kcrapatan yang jauh lebih besar.
Beck (2012) mcrnperbaiki pemikiran tentang modernitas, dcngan
131
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern. Saintifik, Hermeneurik, Kritis,
Evaluarif dan lntegratif
2. Kosmopolitanisrne
Kosmopolitanismc menurur Beck (2012) untuk mengatasi masalah
fokus tradisionat yang dikaitkan dengan batas-batas wilayahnya dan
menggarinya dengan fokus transnasional yang cair tanpa mengenal batas
wi!ayah. Dengan demikian, di era globalisasi, orang ridak Jagi berasal
dari kosmo tertentu. Contoh dari Indonesia atau Amcrika. tetapi
scbaliknya berasal dari bcrbagai kota, wilayah, agama dan scbagainya
pada saat bersamaan. Jelasnya pendckatan kosrnopolitan crat kaitannya
dcngan globalisasi.
132
Teori Sosiologi Klasik, \,1odern, Posmodcrn, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluaiif dan Integratif
K George Ritzer
L Konvergeusi Budaya
Ritzer (2012) Konvergensi bud a ya adalah proses penyatuan
budaya-budaya global. Dalarn tingkatan tertentu kebudayaan memiliki
keccndrungan untuk rnelihat asirnilasi global, dengan berfokus pada
beberapa ha! seperti imperialisme budaya (penjajahan dar segi budaya),
kapitalisme global, pembaratan, Amerikanisasi, McDonalisasi dan
kebudayaan dunia. Pada titik eksrrem, globalisasi rnenjadi pernbaratan,
Amerikanisasi clan '.11c0onalisa~i. Konvcrgensi budaya adalah proses•
proses global membawa pcnorncna yang sama. Conteh rcstoran
McDonal sudah berada hampir semua Negara diseluruh dunia.
Berdarnpingan clengan fenornena global terscbur terdapat fenomena lokal
133
---------·
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern. Saintifik. Hcrmcneutik, Kritis,
Evaluatif clan Integratif
2, Hibridasi Budaya
Percampuran budaya sebagai akibat dari globalisasi dan produksi,
di luar penyatuan global dan lokal, berbagai budaya yang unik yang tidak
bisa dircduksi sebagai kebudayaan lokal atau kebudayaan global yang
mcngindikasikan kebcrlanjutan heterogenisasi dan homogenisasi, irulah
yang dimaksud dengan "hibridasi budaya".
Konsep yang menjadi inti hibndasi budaya dan juga apa yang
dipikirkan para teoritis yang tertarik dengan globalisasi tenrang sifat
berbagai proses transnasional adalah glokalisasi. Glokalisasi scbagai
intcrpcnctrasi antara global dan lokal yang menghasilkan sesuatu yang
unik di tempat yang berbeda-beda. Jika grobalisasi dikairkan dcngan
penyebaran bentuk-bcntuk yang kosong (nothing) bcrbeda dengan
globalisasi yang menyebarkan bcntuk-bentuk yang ada. Beberapa contoh
hibridasi budaya adalah seperti sushi (Jepang) Indonesia (dibuat dengan
citarasa Indonesia). Selain iru kaitannya dcngan glokalisasi adalah
kreolisasi, umunya diartikan sebagai ras campuran, namun sekarang ini
juga diartikan sebagai pengabungan bahasa dan budaya yang sebelumnya
tidak bisa dipahami oleh satu sama lain. Contohnya bahasa carnpuran
lnggris clan Indonesia yang biasa dilakukan oleh orang Indonesia yang
perna tinggal di Negara Inggris ataupun sebaliknya sehingga cara
berbicara mereka mencarnpur-carnpur bahasa yang berbeda,
3, .\1c0onalisnsi
Ritzer (2012) McDonalisasi adalah pcngelolaan dengan prinsip
restoran cepat saji, yang scmakin mendominasi kehidupan masyarakat, di
seluruh penjuru dunia. Sifat McDonalisasi mungkin dapat digambarkan
dengan menguraikan lima dimcnsi dasarnya, yaitu cfesiensi, kemudahan
perhitungan, kernudahan dipredikasi, kontrol tcknologi, dan
kctidakrasionalan rasionalitas.
134
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hcrmcneutik, Kritis,
Evaluatif dan lrucgratif
135
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluatifdan lntegratif
4. Globalisasi Kosong
Seperti globalisasi kosong (Ritzer, 2007) seperti hanya dengan
Mcfronalisasi, menyiratkan meniugkarnya homogenisasi, ketika sernakin
banyak Negara memiliki rnaka akan semakin banyak kekosongan. Pokok
idenya adalah "grobalisasi". Proses grobalisasi melibatkan tiga subproses,
yaitu kapitalisme, Arnerikanisasi, dan McDonalisasi merupakan kekuatan
pengerak utama dalarn grobalisasi yang memilik.i arti yang sangar penting
dalam penyebaran kekosongan di seluruh dunia, yang dimaksud kosong
(nothing), adalah hampir semuanya benruk kosong, bentuk yang tidak
rncrniliki muatan yang berbeda. Sebaliknya (something) di definisikan
sebaga sesuaru yang berbentuk, penuh dengan muatan yang berbcda.
Namun mudah untuk meugekspor yang kosong (nothing) keseluruh dunia
dibandingakan dengan yang berbentuk (somethingv. Bcntuk-bentuk yang
136
Teori Sosiologi Klasik. Modern. Posrnodern, Sainrifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
137
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem. Saimifik, Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif clan Integratif
138
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodcrn, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
139
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hcrmcneurik, Kritis,
Evaluatif dan Integrarif
140
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcrn, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegrarif
141
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmcdem, Saintifik. Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
142
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
E valuatif dan Integrati f
143
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneurik, Kriris,
Evaluatif dan lntcgratif
144
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Sain ti fik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
145
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saimifik, Hermeneutik, Kruis.
Evaluatif dan Integratif
145
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hcrmeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
U. TeoriSosial Posmodern
Istilah teori sangatlah berbeda dengan teori modernitas dan
posmodernisme. Posmodernitas merujuk pada masa sejarah sebagai
kelanjutan dari era modern, posmodernisme mengacu pada produk
budaya yang berbeda dari produk modern dan teori ilmu sosial
postmodern adalah sebuah sejarah baru, produk budaya baru, dan suatu
jenis penteorian tentang dunia sosial. Lahimya posmodernitas, ditandai
dengan sejarah baru, yaitu (]) Penghancuran Pruitt-Igoe (perumahan
kelas atas sebagai simbol modern) merupakan suaru cerrninan dari
perbedaan antara para modernitas dengan posrnodemitas tantang adakah
kemungkinan untuk menemukan solusi rasional dari segala perrnasalahan
masyarakat. Seperti masalah kemisk:inan akibat masyarakat modern (2)
Terkait dengan ranah budaya, produk posmodern cendrung menggantikan
produk modern. Seperti dalam bidang seni gembar. (3) Munculnya teori
sosial posmodern yang berusaha mencari landasan rasional, ahistori dan
universal untuk analisis dan kritiknya tentang rnasyarakar yang berbeda
dengan teori modern.
Dengan pertimbangan Jatar belakang rersebut, sudah saatnya
berpaling pada suatu pembahasan yang konkret tentang teori sosial
posmodern, Salah satu pemikir teori sosial posmodern yang berpengaruh,
yairu Fredric Jameson dan Jean Boudrillard.
I. FredricJameson
Jameson (1984) memulai teorinya dalam sebuah essai yang
berjudul "posmodernisme atau logika budaya dari kapitalisme terbaru",
posmodernisme saat ini berada pada tahap akhir, dengan kata lain,
walaupun logika budaya yang telah mengalami perubahan, struktur
ekonomi yang rnendasari merupakan kelanjutan dari bentuk awal
kapitalisme. Jameson (1984) melihat ciri positif clan negatif dari
posmodernisme mulai "rnalapetaka dan sekaligus kemajuan" pada saat
yang bersamaan puncak eksploitasi dan alienasi.
Jameson (1984) melihat tiga tahapan adanya tiga tahapan dalam
sejarah, yaitu :
a. Tahapan pertama yang dianalisis Marx adalah kapitalisme pasar.
147
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
148
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posrnodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis.
Evalua1if dan lmcgratif
2. Jean Baudrillard
Baudrillard (I 983) dalam memandang masyarakat modern dari
aspek media, sibernitik, sistem pengendalian, kornputer, pernprosesan
informasi. dunia hiburan dan industri pengetahuan. Manusia modem telah
beranjak dari sebuah masyarakat yang didominasi oleh mode produksi ke
masyarakat yang di dominasi olch kode produksi. Selain itu Baudrillard
(1983) mengatakan masyarakat posmodernisme sebagai dunia dicirikan
sebagai sirnulasi. Proses simulasi rnengarah pada pencipiaan "sinmlacra"
rcproduksi objek arau peristiwa. Dengan melebumya pembedaan amara
tanda dengan kenyataan, semakin S\11it untuk mengatakan mana yang
nyata clan rnana hal-hal yang disimulasikan yang nyata. Seperti televisi
yang telah melebur di dalam kehidupan. yang kemudian rnerupakan
representasi dari kehidupan nyara.
Baudrillard (1983) mengatakan dunia ini sebagai hiperrealitas
media telah berhenti menjadi pantulan realitas, tetapi rnenjadi realitas
(rnembenruk realitas sendiri) atau bahkan mclcbihi rcaluas itu sendiri,
Sebagai comoh media televisi. iklan yang dipertontonkan adalah iklan
yang memiliki realitas yang hanya didapatkan pada rcalitas media
(realitas scmu), namun tidak didapatkan pada rcaluas rnasyarakat. Seperti
149
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saimifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Intcgratif
150
T eori Sosiologi Klasik, Modern, Posrnodern, Saintilik, Henneneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integrati f
151
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hcnncneutik, Kritis,
Evaluatifdan Integratif
152
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saimifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
153
Teen Sosiotogi Klasik, Modern, Posmodern, Sainrifik, Henneneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
154
BABvl
TEORl SOSIOLOCI SAI'.\TIFIK
156
Teori Sosiologi Klasik, Modern. Posmodern. Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
3) Tahap Positivisme
Pada tahap ini sernua gejala alam atau fenomena yang terjadi dapat
dijelaskan secara ilmiah berdasarkan peninjauan, pcngujian dan dapat
dibuktikan secara ernpiris. Tahap ini menjadikan ilmu pengetahuan
berkembang dan segala sesuatu menjadi lebih rasional, sehingga tercipta
dunia yang lebih baik karena orang cenderung berhenti melakukan
pencarian scbab mutlak (Tuhan atau alam) dan lebih berkonsenirasi pada
penelitian terhadap dunia sosial dan fisik dalam upayanya mcnemukan
hukum yang mengaturnya. Contoh, tanaman padi subur bukan karena
akibat kehcndak Karaengna Parea melainkan akibat dari perawatan dan
pemupukan yang baik.
b. Social static
Fungsi social static dimaksudkan sebagai suatu siudi tentaug
hukum-hukum aksi dan reaksi dari berbagai bagian di dalam suatu sistcm
sosial. Dalam sosial static icrdapat empat doktrin, yaitu doktrin tcntang
individu, kcluarga, masyarakat dan negara. Mcngarah pada strukiur yang
ada dalam masyarakat. Diibaratkan sebagai sebuah bangunan dan segala
sesuatu yang rnenyusun bangunan itu.
157
Teori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodern. Saintifik, Hermeneurik, Kritis,
Evaluatif dan Intcgratif
158
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern, Saintifik, Hermeneuiik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
159
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hermencutik, Krins,
Evaluatif dan lntcgratif
160
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodcrn, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integrarif
161
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmoclem, Sainrifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
162
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hcrrneneutik, K.ritis,
Evaluatif dan lntegratif
163
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern, Saintifik, Hermcneutik, Kritis,
Evaluatif clan Integratif
164
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluatif dan lntegratif
165
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik. Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif dan Lntegratif
166
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern. Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan lntegratif
3) Gemeinsctiafi of mind
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada idcologi atau pikiran
yang sama, Contoh: Anggota yang bernaung dalam sebuah organisasi
yang sama atau Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
b. Gesellschafi (Patembayan)
Merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan
lahir yang bersifat pokok dan biasanya unluk jangka waktu yang pendck.
Gesellschaft sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya
bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan pada sebuah mesin,
Gesellschoft merupakan ripe asosiasi dimana relasi-relasi kebersamaan
dan kebersatuan antara orang berasal dari faktor-faktor lahiriah seperti
persemjuan, peraruran, undang-undang dan sebagainya. Mcnurut Tonnies
teori gesellschaft berhubungan dengan penjumlahan atau kumpulan orang
yang dibentuk atau secara buatan. Apabila dilihat secara sepirnas
kurnpulan itu mirip dcngan gemeinschaft yaitu sejauh para individual
hidup bersarna clan tinggal bersama secara damai tetapi dalam
getneinschafi mereka pada dasarnya terus bersatu sekalipun ada faktor•
faktor yang memisahkan, sedang dalam gesellschafi pada dasarnya
mereka tetap terpisah satu dari yang lain, sekalipun ada faktor-faktor
yang mempersatukan,
Tennies memakai istilah "hidup yang organis dan nyara (real)"
umuk relasi-relasi yang berlaku cliclalam gemeinschaft dan istilah "
struktur yang khayal dan mekanis" untuk reiasi-relasi yang berlaku di
dalam gcsellschaft.
Dalam konsep gemeinschaft dan gesellschaft pada kcnyataannya
praktis mereka tidak saling menolak, sebab tidak rnungkin ada
gemeinschaft tanpa ciri-ciri gesellschaft <Ian tidak ada gesellschaft tanpa
ciri-ciri gemeinschaft. Misalnya, keluarga tradisional dan masyarakat
desa, yang merupakan contoh-conioh gemeinschafi tidak akan dapat
bertahan terus, seandainya tidak ada peraturan, undang-undang, sistem
kepemimpinan dan sistem peradilan. Sekalipun orangnya didorong oleh
idealisme dan kemauan baik dan menggabungkan diri kedalam suaru
gemeinschaft, mcrcka tctap rnernbutuhkan beberapa kepastian yang
menyangkut rejeki dan kebutuhan lain. Di pihak Jain, walaupun suaru
perusahaan atau administrasi Negara diatur dan diselenggarkan secara
157
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hermencutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
168
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluauf dan lntegratif
169
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern. Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lmcgrarif
170
Teon Sosiologi Klasik. Modem, Posmodern, Sainufik, Hermeneutik, K.ritis.
Evaluatif dan Integratif
171
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermencuiik, Kritis,
Evaluatifdan lntegratif
172
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Krilis.
Evaluatif dan Integratif
1) Konflik Rcalistis
Konflik realistis yaitu kon.flik yang berasal dari kekecewaan
terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari
perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan. yang di tujukan pada
objek yang dianggap mengecewakan. Konflik realistis memiliki beberapa
ciri antara lain: I) Kont1ik muncul dari frustasi atas tunrutan khusus
dalarn hubungan dan dari perkiraan keuntungan anggota dan yang
diarahkan pada objek frustasi. 2) Di sarnping iru, kon.flik rnerupakan
keinginan untuk rnandapatkan sesuatu iexpectations of gains). 3) Kon.flik
merupakan alat-alar untuk mendapatkan hasil-hasil tertenru.
Langkah-Iangkah untuk mencapai hasil ini jelas disetujui oleh
kebudayaan mereka. Dengan kata lain. konflik realistis sebenarnya
mengejar power, status yang langka, resources (surnber daya), clan nilai•
nilai. Konflik akan berhemi jika aktor dapat mencmukan pengganti yang
scjajar dan memuaskan untuk mcndapatkan hasil akhir. Pada konflik
realistis terdapat pilihan-pilihan fungsional sebagai alat untuk mcncapai
tujuan. Pilihan-pilihan arnat bergantung pada penilaian partisipan atas
solusi yang sclalu tersedia, Contob dari konflik ini yaitu para karyawan
yang mengadakan pemogokan kcrja mclawan manajernen perusahaan
sebagai aksi menumut kcnaikan gaji merupakan konflik realistik.
2) KonOik Non Realistis.
Konllik non realistis yaitu konflik yang bukan berasal dari tujuan
tujuan saingan yang anragonistis, melainkan dari kebutuhan unruk
meredakan ketegaogan, paling tidak dari salah pihak. Contoh dari konflik
ini yaitu dalarn masyarakat buta huruf, pembalasan dcndam lcwat ilmu
gaib sering merupakan bcntuk konflik non realisitis, sebagaimana halnya
deugan pengkambingbitaman yang sering terjadi dalam rnasyarakat yang
telah maju, Dalam hubungan antar kelompok, pengkambinghitaman
digunakan untuk menggambarkan kcadaan dimana seseorang tidak
rnelepaskan prasangka mcrcka melawan kelompok yang benar benar
merupakan lawan, melainkan menggunakan kelompok pengganti sebagai
obyek prasangka.
h, KonOik Primer dan Sekundcr
Menurut Coser konllik berkembang dalam hubungan- hubungan
yang intim, maka pemisahan (antara konlli.k rcalistis dan non-realistis)
173
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Inregratif
174
- ------
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hcrrneneutik, Kritis,
Evaluatif dan Intcgratif
175
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Pcsmodem, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan lntcgrarif
176
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintilik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatifdan Integrarif
barang dao jasa yang langka, Jika postulat tentang manusia adalah
makhluk sosial namun juga lebih memenringkan diri sendiri, rnaka akan
lahir dua postulat lagi, yaitu: (a) Setiap orang akan rnernperoleh basil
kerja mereka sejauh yang dibutuhkan unruk menjamin kelangsungan
hidup dan produksi orang lain, yang tindakan-rindakannya perlu
mengutungkan bagi mcrcka scndiri (b) Kekuasaan akan menentukan
distribusi hampir scluruh suplus (nilai lebih) .yang dimiliki masyarakat.
Dengan demikan Leski (1966) berhipotesi bahwa kekuasaan dan
kebutuhan adalah dua prinsip yang mengatur sistem pelapisan, semakin
kornpleks suatu masyarakai maka semakm penting peran kekuasaan
dalam mengalokasikan sumber-sumber yang tersedia.
b. Struktur Sistem Pelapisan
Di dalam suukrur pelapisan Leski (1966) menaruh perhatian atas
sistcm yang terdiri dari tiga unit yaitu "individu, kclas dan sistcm kolas".
Pada tingkat analisis dasar individu membcntuk kolas, dan kemudian
kelas bersaru mcmbentuk sistcm kelas, bagi individu, kelas dan sistem
kelas memiliki hubungan satu dengan yang lain serta terlibat dalam
persaingao mcmpcroleh surnber-surnber yang langka. Leski ( 1966)
membatasi definis .. kolas" scbagai orang yang rnerniliki posisi yang
sama di dalarn masyarakat dalam ha! kekuaran lebih spesifik kekuasaan,
privilisi (keistirncwaan) danp1·estise (status).
Di dalarn masyarakat yang lebih komplcks dan industri, individu
bisa menjadi anggota dari bebcrapa kelas sosial, keanggotaan kelas
tersebut harus dilihat sebagai gejala multideminsional, dengan demikan
masyarakat industri, kelas merupakan gejal yang kompleks, dimana
individu secara serentak menjadi anggota scjumlah kelas sosial, yang
ruasing-masing dengan poiensi kekuatan yang berbeda. Sebagai contoh
seseorang berada di kelas atas karena memiliki kckayaan yang banyak,
selain itu dia juga mcnjadi kelas menengah karena rnerniliki pekerjaan
sebagai petani, dan menjadi kelas bawah karena dia bukanlah keturunan
bangsawaan,
Kelas pada cahap selajurnya mcmbentuk sisiem kelas. Leski (1966)
membatasi definisi "sistcm kelas" sebagai heirarki kelas yang tcrsusun
dalarn jenjang beberapa kriteria tunggal. Coniohnya kclas pcnguasa yang
tcrdiri dari presiden, Gubcrnur, Walikuta. Bupati, Lurah, Carnal, RT,
177
Teori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodern, Sairuifik, Hcrrneneurik, Kritis,
Evaluatif dan lnrcgrarif
178
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Sairuifik, Hermcneurik, Kritis,
Evaluatif dan lmegratif
179
--·-·----··----
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatifdan Integraiif
yang didapatkan pada masa lalu. Da!arn sernua proposisi tersebut prinsip
rasionalitas berhubungan dengan prinsip behavioristik.
180
Teori Sosiologi Klasik, Modern. Posmodem, Saintifik, Hermeneutik. Kritis.
Evaluatif dan Integratif
adalah sesuatu yang menarik perhatian dan dapat dikonrrol oleh aktor.
Pilihan rasional merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau
aktor untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan oleh nilai. lntcraksi
antara aktor dengan sumber daya secara rinci menuju tingkatan yang
lebih tinggi yaitu sisrem sosial, di mana basis minimal adalah sistern
tindakan yang terdiri dari dua orang aktor yang sarna-sama
mengendali.kan sumber daya yang menarik buat orang lain. Ketertarikan
orang lain terhadap sumber daya tersebut yang mengakibatkan mereka
terlibat dalam hubungan yang sating menguntungkan.
Coleman tidak hanya memusatkan perhatiannya pada tindakan
rasional individual, yang kernudin melanjutkan teorinya tentang
hubungan mikro dan makro atau bagaimana menghubungan tindakan
individual yang menimbulkan sistem sosial, dan selanjutnya memusatkan
perhatian pada dampak tindakan individual rerhadap individu yang lain.
Dcngan rnenggunakan tindakan pilihan rasional Coleman rnenganailis
tingkar makro misalnya tindakan kolektif dan norrna. Menurut Coleman
perilaku kolektif merupakan upaya beberapa aktor untuk memaksimalkan
kepenringan mcrcka, yang meugakibatkan kcseimbangan diantara
beberapa individu dalam kelompok dan masyarakat. Kesimpulannya baik
tindakan individu dan tindakan kolektif sarna-sama memiliki tujuan.
Sedangkan norma diprakarsai dan dipertahankan olch bcberapa orang
yang melihat keumungan dan kerugian yang dihasilkan dari pelanggaran
norma. Nonna merupakan pcnomena tingkat rnakro yang lahir
berdasarkan tujuan tingkat makro, Conteh seorang laki-laki melamar
seorang perempuan, itu rnerupakan pilihan rasional yang sudah
mempertirnbangkan umung ruginya jika menjalin hubungan dengan
perempuan tersebut.
181
-·· ··----
BAB VII
TEORI SOSIOLOGI HERMENEUTIKA
.. •
! ..F...iO!d P!t.:l'l
! t~!.t:~l ""Ill'
~!:CC.~;),i)~
j G~) i ·~
1""s:,'"
i ~~,
;
...... ;
l........•....... j
182
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik. Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integrarif
183
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
184
--- -·----------
Teori Sosiologi Klasik, Modern. Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kriiis.
E valuaiif dan lntegratif
185
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem. Sainufik, Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif dan Jntegratif
5. Etika Protestan
Kajian Weber rantang etika protestan mcncmukan adanya korelasi
antara agama ajaran protestan dengan kapitalisme. Erika protcstan
mcndorong untuk bekerja secara bersungguh-sungguh. hemat dan rajin
menabung (investasi). Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor
determinan dalam perubahan masyarakat ekonomi tradisional menuju
masyarakar ekonomi modern (kapital). Doktrin etika prorestan
berimplikasi terhadap timbulnya komunitas protestan, yang selalu giat
bekerja keras untuk rncnggapai kehidupan dunia yang lehih sukses.
Ukuran kebahagian yang didapatkan di dunia rnerupakan ukuran
kebahagian di dunia sehingga semua masyarakat bcrlomba-lomba untuk
bekerja dalarn mengumpulkan modal ekonomi, ha! tersebur tampak pada
aktivitas ekonomi masyarakat yang ingin merebut kehidupan dunia yang
indah dengan mengurnpulkan kekayaan matcril scbanyak mungkin,
186
Teori Sosiologi Klasik. Modern. Posrnodcrn. Saintifik, Hermcneutik, Kruis,
Evaluarif dan lmegratif
karena bukan hanya untuk mengatasi kehidupan dunia tetap: juga sebagai
media menghadapi kecemasan akan kehidupan di akhirat.
Weber mengatakan semangat kapitalisme scbagai pcndorong
pengejaran rasionalitas terhadap keuntungan ekonomi. Semangat
tersebut merupakan suatu kodrat bagi manusia yang rasional yang selalu
mcmcmentingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan kolektif.
Berbeda dengan spirit ajaran agama Islam yang tidak menggunakan
parameter kekayaan materil sebagai ukuran kebahagian di akhirat, namun
ajaran agama Islam tctap menganjurkan untuk mencari nafkah di dunia
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan untuk beribadah. Selain agama
Protestan Weber juga berbicara tentang agarna yang ada di Tionkok yaitu
agama kontusionisrne clan Taoisrne. Pada rnasyarakat Tionkok
kapitalisme juga tidak berkembang seperti yang terjadi pada Eropa, hat
itu cerjadi karena. Masyarakat Tionkok tidak mendapatkan otonomi
politik. Selain uu masyarakat tidak mendapatkan hak-hak khusus, ha)
tcrsebut terjadi karena oleh jalinan-jalinan kekerabaran yang rnuncul
akibat keyakinan keagamaan terhadap roh-roh leluhur, terlcbih lagi
adanya persaingan kedudukan dalam merebut kekaisaran di masa itu,
sehingga masyarakat tidak perna mengalarni perubahan dari status sosial.
Meskipun berbeda dengan sekarang ini, masyarakat Tionkok sudah
mampu berkembang dan banyaknya kapitalisme dirnana-mana.
187
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermcncutik, Kritis,
Evaluatif dan Intcgratif
188
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegrarif
189
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodcm, Saintifik. Hermeneutik, Kriris,
Evaluatif dan lntegratif
190
Teori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodern. Saintifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan Intcgratif
I. Front Stage
From stage adalah tempat atau peristiwa sosiat yang memungkinkan
individu menarnpilan peran formal atau berperan layaknya seorang
aktor. Peran formal ini dilakukan di depan (panggung) dan dilihat oleh
banyak orang. Conteh doscn dan mahasiswa mernainkan pcrannya
masing-masing dalam pcmbclajaran,
2. Back Stage
Back stage adalah tempat individu rnempersiapkan perannya di
wilayah depan. Back stage ini mencakup bal-hal yang dipersiapkan
sebelurn seseorang tampil di depan panggung. Di iempat ini dilakukan
sernua kegiatan yang tersembunyi unruk melcngkapi kcbcrhasilan
akting atau penampilan diri yang ada di dcpan panggung. Conteh
sebelum bcrangkat kuliah mahasiswa sebelumnya belajar, membaca
dan rnernpersiapakan perlengkapan kuliah, begitupun yang dilakukan
oleh dosen.
3. o.n·szage
Off stage Adalah seseorang benar-benar menjadi dirinya sendiri.
Sebuah ruang privat yang tidak akan ditarnpilkan di back stage
rnaupun ji-0111 stage, karcna dapat mengakibatkan rusaknya pencitraan
yang sudah dibangun. Conteh dosen dan mahasiswa pulang kerumah
masing-masing maka tidak ada lagi peran mahasiswa dan
dosen scpcni yang ada dalarn pembelajaran,
Goffman melihat adanya pcrbedaan peran yang dilakuka olch akror
pada saatji-0111 stage, back swge kcmudian dalarn offstage. Dalamfronl
191
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Herrneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
192
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermencutik, Kritis,
Evaluatif'dan lntegrarif
193
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodcm, Saintifik, Hermcneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
194
BAB vm
TEORI SOSIOLOGI KRITIK
...
'"t.S!m
t ..::(
:~::
~
(l:·.:.....=.i·
195
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodern, Saintifik. Henncncutik, Kruis,
Evaluatif dan lntegratif
196
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
197
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodern, Saimifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif'dan Integrarif
198
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posrnodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
199
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saiutifik, Hermeneutik, Kriris,
Evaluatif dan Integratif
dan kini. Intinya hcgcmoni yang terjadi sekarang ini bukan hanya
hegcmoni ckonomi seperti yang dikatakan marxisrne namun yang terjadi
adalah hegemoni kekuasaan dan intelektual. Contoh dalarn masyarakat
modem sekarang ini, masyarakat selalu rnengikuti kemauan pada
pemimpin (Presiden, Gubernur, Bupati, Carnat) dan mengikuti kebenaran
yang dikemukakan oleh para ahli atau kaum inrelektual (professor,
dokter, ilmuan) tanpa harus berpikir tentang kebenarannya. Hal iersebut
merupakan hcgcmoni dalam bentuk kekuasaan dan hegemoni inrelektual,
200
-------
Teori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodcm, Sairnifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
201
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Sainrifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
202
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hcrmencutik, Kritis.
Evaluatif dan lmcgratif
203
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneurik, Kritis,
Evaluatif dan Irnegratif
204
- -------------
Teori Sosiologi KJasik. Modem. Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluatif dan lotegratif
205
---·-- -- --
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodcm, Saintifik. Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegrati f
206
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan lntegratif
207
Teori Sosiologi Klasik, Modern. Posmodem. Saintifik, Henneneutik, Kritis,
E valuatif dan Integralif
standar kritik dari luar yang sangat diperlukan oleh ilmu pengetahuan itu
sendiri, Sedangkan untuk menganti rnetode adalah dengan menggunakan
dua prinsip yairu (1) pengembangbiakan dan (2) apa saja boleh.
I. Prinsip pengembangbiakan bermaksud membiarkan semua
berkembang sendiri-sendiri, atau dengan kata lain menerapkan
pluralime teori dan pluralisme metodologi, sisrem pemikiran dan
kerangka pemikiran. Prinsip pengembangbiakan bukanlah suatu
aturan metodologis. justru mengatakan kemajuan ilmu pengetahuan
tidak akan bisa dengan hanya rnengikuri teori tunggal, rnetode atau
aturan apapun, tetapi dengan membiarkan teori dan metode
berkembang satu sama lain dengan sendirinya, dengan demikian
Feyerabend tidak menolak metode namun hanya menolak hegemoni
metode terhadap metode yang lain.
2. Prinsip apa saja boleh, berarti membiarkan segala sesuatu berlangsung
tanpa banyak aruran, dengan alasan bahwa semua metode baik metode
yang jelas atau yang dianggap paling benar sekalipun pasti memiliki
keterbatasan, sehingga tidak seharusnya dipaksakam untuk rneneliti
sernua objek. lni sejalan dengan prinsip individu. untuk mengikuti
kecendrungan sebagai usaha kritis mencapai tingkat pengungkapan
clan kesadaran yang lebih tinggi. (Praserya, 1993).
Feyerabend kcmudian mcmpunyai sikap anti pengerahuan, karena
banyak ihnuan yang menganggap suatu ilmu pengetahuan lebih unggul
dibandingankan dengan ilmu yang lain sepcrti sihir, magis. mitos dan
sebagainya kerena dianggap tidak merniliki metodc dan fakta emperis.
Narnun Feyerabend menolak ha! seperti itu karena ilmu pengetahuan
tidak seharusnya mengungguli bidang ilrnu yang lain. Meskipun ilmu
pengetahuan lebih unggul dimata masyarakat namun bukan karena faktor
rnetode atau fakta yang dapat diberikan, ha! tersebut karena propaganda
para ilmuan dan adanya instutusional yang diberi wewenan untuk
rnemutuskan. Semboyang 'di luar gereja iidak ada kesclamatan (extra
ecclesiam 11111/0 salus 'J diadopsi oleh para ilmuan dengan mengatakan
'diluar ilmu pengetahuan tidak ada kebenaran (extra scientian nu/la
salus)·
Kesimpulanya Fcycrabcnd mcncgaskan bahwa ilmu pengetahuan
hanyalah merupakan salah satu jalan, salah satu ideologi dari sekian
208
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Hermeneurik, Kritis,
Evaluatif dan Integrati f
209
Tcori Sosiologi Klasik. Modem, Posmodern, Saimifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Intcgrauf
210
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodem, Saintifik. Hermeneurik, Kritis.
Evaluatif'dan Integrarif
211
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem. Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
212
T eori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan Integratif
213
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kruis,
Evaluatif dan Jntegratif
214
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posrnodcrn, Saintifik, Herrncneutik, Kritis,
Evaluatif dan Inregraiif
215
·----------
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saimifik. Henneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
Descartes, Husserl masih dikunkung oleh tradisi logosemerisme.
Logosenterisme yang dimaksud adalah kepercayaan penuh terhadap logos
atau rasio. Logosenterisme dicirikan sebaga i dominanya konsep totalitas
dan konsep esensi (Santoso, 1992). Konsep totalitas yang dimaksud
adalah ide yang menyatakan bahwa realitas adalah saru, sebagai
konsekuensinya adalah pengetahuan yang menindas, karena memaksa
rnanusia masuk ke clalam sistem. Sedangkan konsep esensi adalah
pengetahuan yang mendasari sesuaru, sebagai keonsekuensinya
menimbulkan dogmatisme dan melegitimasi kekuasaan rasio. Contoh
bentuk logosenterisme di dalam masyarakat kapitalis yang orientasi•
orientasi dan prosedur-prosedur praktisnya merupakan hasil dari
pertautan rumit antara pengakuan dan kekuasaan. Sepeni sistem
pelayanan administrasi yang harus mengikuti proscdur-prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Derrida dalam Hadiwinata, (1994) logosenterisme
sekurang-kurangnya mcngaudung dua ciri.
a. Prosedur-prosedur yang harus diakui sebagai oricntasi yang paling
umum
b. Prosedur-prosedur tersebut harus merupakan suara yang berdaulat
yang tak lagi dapat dipermasalahkan atau diperdebatkan.
Ciri iersebut yang dikritik olch Derrida yang dianggap
rnemunculkan ketimpangan dalarn dunia modern.
216
Teori Sosiologi Klasik. Modern, Posmodern, Sainrifik, Henneneutik, Kritis,
Evaluatif clan Inregratif
seperti apa adanya. Oleh karcna itu, cuka kehidupan publik dimanapun
harus mendasarkan dirinya aras konsep filosofis yang kuat klaim
kesahihanya.
Derrida (1976) menginginkan kebenaran yang tidak harus dibarasi
oleh kebenaran runggal, umum dan universal, karena dalarn kenyataanya
kebenaran itu bersifat prural dan relatif. Untuk merealisasikan gagasan
sckaligus kritikya terhadap modcrnitas Derrida mengungkapkannya
dalarn metode dekontruksi.
Derrida ingin melakukn dekonstruksi oposisi terhadap filsafat
Baral. Dekontruksi dapat diartikan sebagai pcmbongkaran dan juga anti
metode, anti argumentasi, dan anti koherensi karena pandangan berbau
ilmiah dan positivistik. Salah satu program dekontruksi Derrida dirnulai
mcmusatkan perhatiannya kepada bahasa. Sikap ini diambil karena
mengingat idc. gagasan atau konsep diungkapkan melalui bahasa, bahasa
dianggap tclah rnewakili realitas, bahasa telah menjadi tempat
kcpcntingan.
lmplikasi dahsyat dengan adanya dekontruksi adalah pudarnya
batas-baias atau konsep-konsep, antara kebenaran dengan fiksi, antara
keseriusan dengan permainan, Dekostruksi pada tahap selanjunya bukan
hanya mclakukan pembongkaran terhadap kuasa bahasa namunjuga pada
aspek yang lain seperti politik, sosial dan budaya dengan mencari
kemapanan yang rnengorbankan yang lain.
Selain dekostruksi. ide lain Derrida adalah radikalisasi konsep
difference dan proritas tulisan atas pcrcakapan, Konsep differencetidak
hanya menentukan makna namun juga kenyataan. Difference berarti to
differ(membedakan i spasial] atau 10 defer(menunda ! temporal) rnakna
yang cliperolehnya. ltu berarti makna kenyataan tidak pema
mengidenufikasi. Menurut Derrida (1976) yang ditangkap atau dikenali
hanyalah jejak aiau bekas t{race) dari proses difference, seperti jejak
ingatan pada otak, suara yang menghilang setelah diucapkan. lmplikasi
pandangan ini bagi fi.lsafat dan ilmu sosial cukup jelas karena hanya
menangkap trace, sehingga klairnnya tidak perna berkorekspondensi
dengan objeknya, dengan kata lain kebenaran tidak akan pcrna dicapai.
Pandangan ini bcrimplikasi pada epistemologi, yaitu keyakinan akan
217
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Inregraiif
218
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern. Sai.ntifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluatif dan Integrarif
Barat lebih baik dari Timur harus diakhiri agar ego dunia Timur, mampu
melakukan pembebasan atas superior Baral. Dermatologisasi (bagian
luar) tcrsebut semakin mernbuka kesadaran bani yairu dunia tidak lagi
diindentik dengan dunia Barat namun juga dunia Timur, sejarah filsafat
bukan hanya Barnt namun juga Timur. Melalui kesadaran ini dunia Timur
harus melakukan akselarasi inovasi tradisi agar dapat sejajar dengan
Baral. Artinya membiarkan dunia Barat dan dunia Timur berbicara
tentang dirinya sendiri, demikin juga realitas Barat dan realitas Timur
membicarakan dirinya sendiri. Dalam kontcks inilah Hanafi menemukan
momentumnya melalui kritik epistemologi Barat dengan memunculkan
'epistemologi relasional'. Hal ini berarti interaksi dialogis antar tradisi
(Baral dan Timur), melalui oksidcntalisme Hanafi akan terhindar dari
belenggu koersif Baral clan Timur.
219
Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Sainufik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
220
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodcrn. Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan lntegratif
221
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Hcrrneneutik, Kritis.
Evaluatif clan lntegratif
222
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan lmegratif
223
BABIX
TEORI SOSIOLOGJ EVALUATIF
Selain itu Mills (1951) memiliki teori tentang mengenai politik clan
kekuasaan. yang dilakukan melalui studi mcngcnai white collar worker,
tentang risalah pcmegang kekuasaan, vlarx merupakan teoritis abad I 9
yang telah menulis tentang kesensaraan kelas buruh akibat kelas borjuis.
dan tclah gaga! rnelihat perkembangan kelas menengah yang lebih luas di
dalam masyarakat industri, kehadiran aktor-aktor baru pada abad 20,
kelas rnenengah baru telah lahir sebagai bagian dari masyarakat, mereka
terdiri dari manager, salesmen dan pekcrja kantor, yang oleh Mills ( 1951}
discbut sebagai "white collar worker" karyawan kerah putih, yang
merupakan sosok menyedihkan yang kehilangan kekuatan dirinya,
mereka mengalarni keterasingan (alienasi menurut Marx} rerhadap hasil
kerja dan diri mereka sendiri. Mills (1951) menggunakan sejarah untuk
menjelaskan kembali dunia pengusaha kecil pada abad 19. yang oleh
Mills digambarkan sebagai orang bebas, bukan orang )'ang terikat, orang
yang merdeka bukan orang yang dibaiasi oleh aturan. Scdangkan pada
rnasyarakat modern karyawan yang sedang berubah dibemurkan dengan
kebebasan, ditambah Jagi banyak pekerjaan kerah putih bersifat rutin dan
rnembosankan, gaji yang kebayakan rendah dan hanya sedikit harapan
untuk rnembangkitkan minat kerja dimasa yaang akan datang.
Selain menjelaskan tentang kerah putih, Mills ( 1951) juga
menjelaskan tcniang kekuasaan. sejalan dengan pandangan Wcberian,
Mills mclihat kekuasaan sebagai kemampuan agar kehendak seseorang
diikuti meskipun memperoleh perlawanan. Elie Kekuasaan (Power Elite)
berbeda jauh dengan kelas menengah dalam posisi yang sangat penting
utuk pengambilan keputusan, Pengambilan keputusan penting rerletak di
tangan pcmimpin ekonorni, permrnpin politik dan pcmimpin militer.
Kenga bcntuk kcpemimpinan tersebut sebagai kekuatan yang sangat
pcnting di dalam masyarakat. Semua lembaga lain, terrnasuk keluarga,
Universitas, kelas buruh mungkin akan menentang kebijakan yang
dikeluarkan secara nasional namun kurang mampu dapat
mernpengaruhinya, Kctiga peranan kckuasaan ekonomi, politik dan
militcr tumbuh besar dan mendominasi kehidupan masyarakat, v1ills
(1951) mehhat bahwa clit kekuasaan scbagai suatu kclas sosial dari
orang-orang yang mcmiliki asal-usul pcndidikan, sosial dan psikologis
yang sarna yang menyatukan keuga kekuasaan tersebui.
225
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegralif
226
Teori Sosiologi Klasik, Modern. Posmodem, Saintifik, Hermcneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
227
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodern, Saintifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluarif dan lntegratif
228
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Sainrifik, Hermeneucik. Kritis,
Evaluatif dan Imegrati f
229
T eori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodcm, Saimifik, Hcrmcneutik, Kritis,
Evaluatif dan Intcgratif
I. Mode Economizing
Sctclah industry lahir, suaru masyarakat hampir tidak rnungkin
meningkatkan kekayaan dan menaikkan siandar hidup yang mantap
dengan menggunakan sarana-saran yang benar. Sebagian besar kehidupan
ekonomi sudah merupakan suatu zero-sum game, pemenang meraih
kekayaan lewat perang, perarnpokan, perarnpasan dan pencurian dengan
merugikan pihak lain. Peningkatan produktivitas berasal dari gabungan
usaha-usaha berbagai insiyur yang mercncanakan mesin-mesin serta ahli
ekonomi yang mampu rneningkatkan cfesicnsi produksi. Mode
economizing terkait dengan "optimisasi dan biaya yang terkecil" karena
semakin Jama masyarakat semakin berada daJam kondisi paceklik dan
polusi. Mode economizing memiliki keterbatasan yang sangat serius,
diantaranya (a) Hanya mengukur barang-barang ekonomi dengan
mengabaikan lingkungan. (b) Tidak mempertimbangkan biaya ekternal
(ekstemahtas), yang hauya dipindahkan kepada pihak Jam seperti swasta
dan masyarakat secara keseluruhan, (c) vlcmentingkau kepentingan
individu, schingga tcrjadi kctimpangan antara kepcntingan umum dcngan
kepentingan individu. Dengan demikian Mode economizing bcrdasarkan
230
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
2. /viode Sosiologizlng
Mode sosiologizing adalah usaha untuk lebih mernemingkan
kebutuhan rnasyarakat dibandingkan keburuhan individu. mode
sosiologizing mencakup dua hal yang mendasar yairu (a) Memantapkan
keadilan sosial dengan mengikut sertakan semua individu di dalam
masyarakat. (b) Kesadaran bahwa semua fasilitas sosial dan sumber daya
merupakan milik kepentingan komunal bukan kepentingan individu. Bell
menekankan bahwa korporasi tidak boleh ditundukkan pad mode
economizing namun rnenundukkan diri pada mode sosiologizing berupa
kesadaran pengambilan keputusan. Pertanggungjwaban sosial rnerupakan
isu yang sangat kritis. Usaha ramalan sosial Bell mengandalkan
pcnggunaan data lustoris maupun data emperis yang ada sckarang sebagai
petunjuk jalan kemasa dcpan, demi pcrbaikan masyarakat hasil
penelitiam ilmiah lcbih dekat digabungkan dcngan rnasalah-rnasalah
kernanusiaan.
231
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik. Hermcneutik. Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
232
BABX
TEORI SOSIOLOGI I TEGRAST
233
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodem, Saintifik, Hennencutik, Kritis,
Evaluatif dan Imegratif
Ruang •Waktu
[ Struktur J [ Strnktur ] [ Srrukrur ]
Objekiif
Gb
Strukturasi
~
Objektif
Kolektif
Struktur-struktur Norma-norma Eksternal
material
, Instrumental Normative
Tindakan (material is) (idealis) Internal
Tindakan rasional Agensi
Sukarela
Individual
Gambar 16: Kcrangka tcori Jeffrey
234
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodcrn. Saintifik, Hermcncutik, Kritis.
Evaluatif dan Integral if
C. Ritzer
I. Makrcskeptk-Mtkroskoplk
Makroskopik-rnikroskopik tentang dunia sosial yang
berpikir
dibangun dari serangkaian entiras yang sangat beragam mulai dari mercka
yang memiliki skala yang besar sampai mereka yang mcmiliki skala yang
paling kecil. Pada ujung makro terdapat berbagai fenomena sosial yang
berskala besar seperti masyarakat dan kebudayaan dan sebaliknya pada
ujung mikro terdapat aktor individu, pcmikiran aktor clan tindakan. Di
antara kedua ujung tersebut terdapat beragarn fcnomcna dangan tingkatan
menengah sepcrti kelompok, kelas sosial clan organisasi. Tidak ada garis
pembaias yang jelasantara unit-unit sosial rnakro-rnikro, yang ada
hanyalah sebuah kontinum yang beragam dari ujung makro sarnpai ke
ujung mikro.
Dunia sosial sangatlah rumit, sehingga mcmahaminya utuk
mcmahaminya memerlukan penjelasan yang rclarif scdcrhana, yang dapat
menghubungkan dari pcrsimpangan tingkatan realitas makro dengan
tingkatan mikro, dapat digambarkan sebagai berikut:
Makroskopik
S istem dunia
Xegara
Masyarakat
Organisasi sosial
Menengah
Kelompok sosiat
lnteraksi sosial
Tindakan individu
Pemikiran
Mikroskopik
Garnbar 17 : Kerangka teori Ritzer
Dari isu mikro dan rnakro, tidak dapat dibahas ierpisah dari
objektif-subjektif Oleh karena itu ada empat level utama analisis sosial
dan hams berfokus pada hubungan dialektis antara level-level icrsebut,
masing-masing dari empat analisis tersebut penting bagi dirinya sendiri,
namun yang paling penung hubungan dialcktis antar level terse-but, dapat
dilihat pada tabcl bcrikut ini:
235
-------
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern. Saintifik, Herrneneutik. Kritis,
Evaluatif dan lntegratif
,MakrOSk0\)1'k
Makro-objektif Makro-subjektif
masyarakat, hukum, nilai, norma.
birokrasi, arsitekrur,
tcknolozi dan bahasa
Objektif Mikro-objektif : pola Mikro-subjektif Subjektif
prilaku, undakan dan persepsi,
interaksi kepercayaan,
kostruksi sosial.
Mikroskopik
Gambar 18 : Kerangka teori makroskopik-rnikroskopik
2. Subjektlf-Objektlf,
Unit analisa subjekrif rnerujuk pada scsuatu yang icrjadi hanya
dalam ranah gagasan arau pikiran, sedangkan objektif rnerujuk pada
kejadian nyata yang berwujud, Kontinum subjektif-objektif
rnenghadirkan permasalahan yang lebih bcsar. Sccara umurn sebuah
fenornena sosial objektif memiliki sebuah eksistensi wujud dan nyata,
seperti aktor, tindakan, intcraksi, struktur, birokrasi, hukum dan aparat
:-.. egara, semua fcnomcna tcrscbul dapai diamari. Selain itu tcrdapai
fenomcna sosial yang ada hanya dalam ranah gagasan, tidak memiliki
eksistensi wujud seperti nilai. norrna social, yang menjadi persoalan
adalah terdapat banyak fenomena dibagian tengah yang berasal antara
unsur subjektif-objektif sebagai contoh keluarga yang memiliki wujud
(objektif) namun juga rnemiliki nilai dan norrna sosial (subjektif), karena
pada kenyataannya fcnornena sosial terdiri dari berbagai unsur objektif
dan subjektif, schingga antara kutub subjcktif-objektif memiliki
keterkaitan dalam suaru kontinum dcngan serangkaian jenis campuran di
anrara subjektif-objektif, dapat dilihat dari gambar berikut:
Objektif
Kombinasi Aktor, tindakan, intcraksi. strukrur, hukurn
subjektif dan Keluarga, dunia kerja, agama, :S: egara
objektif Nilai, norma, ctika
Subjektif
Gambar I 9 : Kerangka icori subjcktif-objcktif
236
----- - ..
Teori Sosiologi Klasik, Modem. Posmodern. Saintifik, Hermeneutik, Kritis.
Evaluarif clan lmegratif
3. Paradigms Ganda
Karya Ritzer mengenai sosiologi berparadigma ganda, mcmberikan
Jandasan bagi metatcoris untuk menganalisis teori sosiologis. Terdapat
tiga paradigma yang mcndominasi sosiologi. Ketiga paradigma tersebut
adalah paradigma fakta social, definisi sosial dan prilaku sosial, setiap
paradigma dianalisis dengan tiga unsur sebuah paradigms.
a. Paradigma Fakta Sosial.
I) Eksemplar : model bagi fakta social adalah karya Emile Durkheim,
khususnya tbe rules of sociological method dan sucide.
2) Pokok perhatian : fakta sosial memusatkan perhatian struktur sosial
dan institusi social berskala besar. Para pendukung paradigm Iakta
sosia\ iru bukan hanya memusatkan perhatian meraka pada
fenomena tersebut, tctapi juga efek semua fenomena tersebut pada
tindakan mdividu.
3) Metode fakta sosial lebih menggunakan mctode kuesioner,
wawancara dan perbandingan sejarah,
4) Teori : fakta social mencakup sejumlah perspektif teoritis, seperti
teoritis struktural fungsional yang cendrung memandang fakta
sosial sating terkait erat dan kctcraturan dipertahankan deugan
konsensus. Tcoritis konflik yang cendrung memandang
kctidakteraturan dalam fakta sosial, Teori sistem yang menekankan
pada hubungan yang saling rerkait diantara sistem yang terdapat
dalam suatu fakta sosial.
b. Paradigma Definlsi Sosial
1) Eksemplar : Model yang rnempersatukan paradigm ini adalah
karya \Veber tentang tindakao social.
2) Pokok perhaiian : definisi sosial membantu mengarahkan pada
sebuah rninat di kalangan para definisi sosial pada cara aktor sosial
rnendefinisikan siruasi sosial mercka dan cfek dari definisi itu pada
tindakan atau inreraksi.
3) Metode : para dcfinisi sosial sangat memungkinkan mcnggunakan
rnetode kuesioner, wawancara narnun observasi adalah metodologi
khas bagi para definisi sosial.
237
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern. Saintifik, Hcrmencutik, Kritis,
E valuatif dan Integrarif
238
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Sainiifik, Hermeneutik, Krius,
Evaluatif dan Integratif
239
DAFTAR PUSTAKA.
240
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan Integratif
241
---·----
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern. Saintifik. Hermeneutik, Kritis,
Evaluarif dan lntegratif
243
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hcrmeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
244
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodem, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integratif
Gerth, Hans, dan C. Wright Mills (1946) From Max Weber : Essays In
Sociology, New York: Oxford University Press.
Gerth, Hans. dan C. Wright Mills t 1953) Character and Social Structure
: The Psychology of Social Institutions, New York : Harcourt,
Brace and Word, Inc.
Geuss, Raymond (1989) The Idea of A Critical Theory, Habermas & The
Frankfurt School. Cambridge: Cambridge University Press.
Geuss. Raymond (1989) The Idea OfA Critical Theory, Habermas & The
Frankfur Schoof. Cambridge: Cambridge Univcrsiry Press.
Giddens, Anthony (1986) KapitalismedanTcoriSosialModern. Jakarta :
U Press.
Giddens, Anthony (1991) Modernity and Self-ldenuty. Self and Society in
the Late Modern Age. Cambridge: Polity publisher.
Giddens, Anthony (2007) Europe In The Global Age. Cambridge : Polity
publisher.
Giddens, A.nthony ( I 987) Perdebatan Klasik dan Kontemporer
Mengenai Kelompok, Kekuasaan, dan Konflik. Jakarta : Raja
Grafindo Pcrsada,
Giddens, Anthony, dkk (2004) Sosiologi, Sejarah dan Berbagai
Pemikirannya. Yogyakarta : Kreasi Wacana,
Giddens, Anthony, dkk (2004) Sosiologi, Sejarah dan Berbagai
Pemikirannya. Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Giddens, Anthony ( 1986) Kafitalisme dan Teori Sosiat Modern Suatu
.-l11alis!S Karya-Tulis Marx. Dhurkeim don Max Weber. Jakarta
Ul-Press.
Giddens. Anthony ( 1986) Kapiialisme dan Teori Sosial Modern. Suatu
Analisis Karya Tulis Marx, Dhurkheim dan Max Weber. Jakarta :
Ll-Prcss.
Giddens. Anthony (1987) Perdebatan Klasik clan Kontemporer Mengenai
Kclompok. Kckuasaan, dan Konflik. Jakarta Raja Grafindo
Pcrsada
Goffman, Erving (1959) The Presentation of Seelf in Everyday Life.
Jakarta : Erlangga
Gouldner, Alvin W (1973) For Sociology. New York: Basic Books, Inc
Gouldncr. Alvin W {I% I J Anti-Minoraur: Tire 1\fyth o( a Value-Free
Sociology. PresidentialAddress given at the annual meeting of the
society for the Study of Social Problems. Published clalam Social
Problems 9 (Winter, 1962: 199-2 I 2.
Gouldner, Alvin W (1966) Enter Plato. New York: I larper Torchbooks.
Gouldner, Alvin W (1970) The ComingCriss of Westren Sociology, New
York: Basic Books, J nc
247
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem. Sainrifik, Hermeneutik. Kritis,
Evaluatif dan Integratif
248
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodem, Saintifik. Hermeneutik, Kritis,
Evaluatif dan Integrati f
Johnson, Paul Doyle (1986) Tcori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta :
Grarnedia.
Johnson, Paul, Doyle (1996) Teori Sosiologi Klasik dan Modem 2, Atilt
Bahasa M.Z. Lawang, Jakarta: Gramedia.
Just, R and R D Pope (1976) 011 the Relationship of Input Decision and
Risk.Roumassei, J. A., Boussard. J M. Singh. I. (eds). Risk
Uncertainty and Agricultural Development. Agricultural
Development Council, New York. USA.
K, DwiSusilo, Rahmad (2008) 20 Tokoh Sosiologi Modern, Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media.
Karl Marx & Frederick Engels (1948) Manifesto Partai Komunis.
Keohane, Robert and Joseph Nye (2000) Gtobaliztuion: What's New'
What's 1101? (and so whati}.
Keohane, Robert 0, & Joseph S Nye (1972) Transnational Relation and
World Politics. London: Harvard University Press
Kuper, Arlam dan Jessica Kuper (2000) Eksiklopcdia Ilmu-Ilmu Sosial.
Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Porsada.
Laclau, E Mouffe C (1987} Post-Marxist Without Apologies, datam: New
Left Review, No. I 66, November-Desernber, hal. 82.
Laeyendcckjer, L (1991) Tara, Perubahan dan Ketimpangan. Jakarta :
Gramedia.
Lefebvre, Cl al (2005) Pri111a1y dysmenorrhea Consensus Guideline.
SOGC Clinical Practice Guideline. Canada.
Lefebvre, Henri ( 1991) Tire Production o.( Space. Translated by Donald
Nicholson-Smith, Oxford: Blackwell.
Lipscomb & Hodges (2007} The Sense of Hearing Makes Music Possible
Tersedia :Hnp:i/www.psycocoustic.com (05 Mei 2015)
Luhmann, Niklas (1997) The control of intransparency. Systems
Research and Behavioral Science 14(6).
Lukacs, Georg (1983) History and Ctass-consciousness. Studies in
Marxislstaleucs. London: Merlin Press.
Lyotard, Jean F (2003} Kondisi Era Postmodern. Yogyakarta : Pama
R.hci Books.
Lyotard, .lean-F (2003) Kondisi (Era) Postmodern. Yogyakarta : Pama
Rhei Books.
M, Polonia (2013) Margaret. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Marcus, Herbert (1964) One Dimensional :11011, Studies in the Ideology of
Advanced lndustrial Society. London: Routledge & Kegal Paul.
Marcus, Herbert (1990) From Consensual Order to Instrumental
Control, 011 Jeffrey C. Alexander and Steven Stedman (Eds),
250
------·---
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintitik, Hermcneutik, Kritis,
Evaluarif dan Integratif
251
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodcm, Saintifik, Hermeneutik, Kritis,
Evaluatifdan Integrauf
Petria, Nezar dan Andi Arief (1999) Negara dan Hegemoni. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.
Piliang (2006) Fisiologi Nutrisi. Vol. ke-2. Begor: Penerbit !PB Press.
Poespoprodjo (1987 )lnterprcs1as. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Poloma, Margaret M, (2000) Sosiologi Kontemporer. Jakarta Raja
Grafindo Persada,
Polorna, Margaret M (2000) Sosiologi Kontemporer. Jakarta Raja
Grafindo Persada.
Poloma, Margret M (2000) Sosiologi Kontemporer.
Penerjemah Yasogama, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Poloma. Margaret M, (2003) Sosiologi Kontemporer, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Prasetya, T. W (1993) Hakikat Pengetahuan dan Cara Kerja l/11111-//mu
dalam Tim Redaksi Diyakurta. Jakarta : Grarnedia.
Ramly, Andi Muawiyah (2000) Peta Pcmikiran Karl Marx Metrialis
Dialektis dan Materialisme Historts. Yogjakana : LKIS
Ramly, Andi Muawiyah (2000) Peta Pemikiran Karl Marx, Materialisme
Dialektis dan Materialisrne Historis, Yogyakarta. LkiS.
Rarnly, Andi Muawiyah (2000) Peta Pemikiran Karl Marx. Materialisme
Dialektis dan Materialisme Historis. Yogyakarta : LkiS.
Reckwitz A (2002) Towards a theory of social practices.A Development
in Culturist Theorizing. European Journal of Social Theory. 5 (2):
243 263.
Reisman, David ( l 951) White Collar : The American Middle Classes
American Journal of Sociology 57: 513.
Ritzer George & Goodman Douglas J. (2008) Teori Sosiologi dari Teori
Sosiologi Klasik sampoi Perkembangan Mutakhir Teori Sosial
Postmodern. Perum Sidorejo Bumi lndah lSBIJ: KreasiWacana
Ritzer George (2012) Teori Sosiologi. Yogyakarta : PustakaPelajar,
Ritzer Goerge & Goodman, J. Douglas (2008) Teori Sosiologt Modern;
Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media Group.
Ritzer, George & Douglas J. Goodman (2003) Teori Sosiologi.
Yogyakarta : KrcasiWacana. Him: 126-131
Ritzer, George & Douglas J. Goodman (2013) Teori Sosiologi.
Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Ritzer. George & Goodman Douglas J (2004) Teori Sosiologi Modem,
Edisi Terbaru .. Iakarta : Prenada Media,
Ritzer, George & J. Goodman, Douglas (2009) Teori Sosiologi.
Yogyakarta: KreasiWacana.
Ritzer, George dan Doublas J. Goodman (2005) Teori Sostotogi Modern.
Jakarta : Prenada Media.
252
Teori Sosiologi Klasik, \1odeni. Posmodem, Saintifik, Herrneneutik, Kritis,
Evaluatif dan lmegratif
253
Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hcrrnencutik, Kritis,
Evaluatif dan Inregrarif
Sklair, Lesly (2001) Globalization : Capitalism and Its Alternative.
Oxford University Press.
Smith R S (2008) 17,e role of auxin transport in plant patteming
mechanisms. PLoS Biology 6, c323.
Smith, Joan & Wallerstein, Immanuel (1992) Creating and Transforming
Households-The Constraints of Tire World-Economy. Cambndge:
Cambridge University Press.
Smith, S E & DJ Read (l 99i) Vesicular arbusculormycorrhizas: Growth
and carbon economy of 1~4 mycorrhizal plants. In :\~ycorrhizal
Symbiosis. 2nd ed. New York, Acad. Press.
Snow, David A & Oliver Pamela E (1995) Social Movements and
Collective Behavior: Social Psychological Dimensions and
Considerations dalam Cook Karen S. Fine Gmy Alan dan House
James S (ed.), Sociological Perspectives 011 Social Psychology.
London : Allyn and Bacon.
Soja E W (1996) Thirdspace : Jourcys 10 Los Angles and Other Real and
Imagined Places. Oxford Basil Blacwell.
Strens, Peter M ( 1974) Is There a Post-industrial Society I I: I 0-22.
Sudarminta, J ( 1982) Dilema Usaha Manusia Rasional. Jakarta PR
Gramedia.
Sudarminta, .T (1983) Kritik Marcuse terhadap Masyarakat J11,l11s1ri
Modem, dalam M. Sastrpratedja, Manusia Muh! Di111e11sio11al,
Sebuah Renungan Filsafat. Jakarta : PT Gramedia.
Sugiharto l, Bambang ( I 996) Postmoderntsme, Tantangan Bagi Filsofai.
Yogyakarta : Kan.isius.
Sugiharto, I. Barnbang (1993) Postmodernisme, Tantangan Bagi Filsafat.
Yogyakana: Kaisius.
Sugiono, Muhadi (I 999) Krittk .411101110 Gramsci Terhadap
Pe111bang11na11 D1111ia Ketiga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sumaryanto,
E ( I 993) Hcrmcncutika, Sebuah Mctode Filsafat.
Y ogyakarta : Kansius.
Surnaryono, E (1993) Her111e11e111ika, Sebuah Mctode Filsafat,
Yogyakarta : Kanisius.
Sunardi, ST (1999) Nietzsche. Yogyakarta : LkiS.
Sunardi. ST ( 1999) :S:ietzsche. Yogyakarta : LKiS.
Sunarto, Kamanto (2000) Penganiar Sosiologi. Jakarta: FELL
Sunarto, Kamanto (2012) Sosiologi Pcntbahan Sosial, Perspektif Klasik,
Modern, Postmodern dan Poskolonial. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Suseno, Franz Magnis {l 992) Filsafat Sebagai Ilmu Kritis. Yogyakai ta.
Kanisius.
254
Tcori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik. Kruis,
Evaluatif dan Integratif
255
-------
GLOSARIU:\1
256
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posrnodern. Sainnfik, Hermcneuuk, Kritis,
Evaluatif dan Imegratif
Grobalisasi Penyebaran bentuk-budaya
yang kosong.
Hegcmoni Pcngaruh kckuasaan dan struktur
budaya.
H ibridasi Buda ya Percampuran budaya lokal dan
budaya global
Hiperrealitas Pembentukan realitas baru diatas
realitas.
Hukum Refresif Adalah hokum yang diterapkan pada
masyarakat tradisional/ mekanik.
Hukum Restirutif Hokum yang diierapkan pada
masyarakat modemi organic.
Holocaust Pembantaian rnanusia melalui sistem
birokrasi makanan siap saji.
Hyperscape Ruang yang kurang memberikan
petunjuk.
Kapital Monopolitik Scgelintir orang yang mcngcndalikan
sektor ekonomi.
Kapitalisrnc Pemilik modal jaringan informasi,
lnformasional
Kemp Zona abu-abu
Konfusianisme Pa ham yang mementingkan
pendidikan kesastraan
Kontigensi Rangkap Pertimbagan komunikasi diterima
atau tidak diterima.
Konvergensi Budaya Proses penyaruan budaya-budaya
global.
Landscape Proses penyebaran.
Logosenterisme Pembenaran terhadap sesuaru.
Lubang Hiram Media rnassa yang menyerap semua
mak.na informasi menjadi tidak
bermakna.
Marxian Penganut teori konflik Karl Marx
Mediascape Penyebaran media
Mi11d Konsep pikiran
Mode Economizing Kcpcntingan ekonomi
Mode Sosiologizing Kepentingan umum
Nagasi Dialektika Pencipiaan teknologi yang
Pencerahan menghacurkan manusia.
Off Stage Panggung individu 111cmai11ka11
pcranan sesuai dengan dirinya
257
Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern. Saintifik. Hcrmcneutik, Kriris,
Evaluatif dan Integraiif
sendiri,
Pemadatan Ruang-Waktu Era posmodern yang memusnakan
111a11g mclalui waktu yang efisien.
Perang Ruang Perang untuk mendapatkan akses
dalarn mencapai semua ruang di
seluruh dunia.
Ploretar Kaum kelas bawah atau buruh.
Posfordisme Istilah untuk masyarakat posmodern.
Produksi Ruang Penciptaan ruang-ruang baru.
Queer Gagasan tentang identitas yang tidak
tetap dan stabil,
Reifikasi Proses percaya bahwa bentuk-bentuk
social yang diciptakan secara
manusiawi.
Rekostruksi Akal Mcmbangun kembali pemikiran,
Ruang Harapan Perlawanan terhadap ruang geografis
dan pasar yang tereksploitasi.
Self Bentuk kcdirian yang rncmiliki
dimensi 1 dan Me.
Simulacrum Salinan dari salinan
S istem Otopoietik Keragaman sistem mu lai dari biologis
sampai sistem seluruh masyarakai,
Social Dynamic Perkembangan dan kemajuan
rnasyarakat
Solidaritas Mekanik Solidaritas yang bcrdasarkan
kckerabatan atau emosional.
Solidaritas Organic Solidaritas berdasarkan kcpcruingan
dan hubungan kerja
Strukturasi Gabungan struktur dan aktor
Suicide F enornena bun uh diri.
Taoisme Paham yang yang anti inovasi.
Technoscape Penyebaran teknologi
Teologi Pernbebasan Perjuangan terhadap segala bentuk
ketidakadilan.
Toteminsrne Kepcrcayaan kepada kekuatan atau
pemujaan terhadap binatang
Tragedi Kebudayaan Jurang antara kebudayan objektif
dengan subjektif.
Verstehem Mernahami pcnomcna social.
Virus Rasionaliias Virus gcrakan pcnccrahan.
258
-------·-----·--
P£XULIS I
259
PENUUS Il
260
PE~'ULIS III
261
•
Buku ini berjudul "Teori Sosiologi Klasik, Modern,
Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis, Evaluatif dan
Integratif" rnerupakan hasil tclaah intclektual penulis untuk
mernudahkan pemahaman tentang tcrori sosiologi yang sangat
luas cakupannya, Buku ini bertujuan untuk mendeskripsikan
secara sisternatis tcntang teori-teori sosiologi yang ada saat ini.
Buku ini merupakan hasil rangkuman dari berbagai buku
yang membahas tentang bcrbagai teori-teori sosiologi seperti
tcniang tcori sosiologi k las ik dan modern, susiologi
kontcmporer . episternologi kiri, dan tradisi aliran dalam
sosiologi dari filosofi positivistic ke posi-positivistik serta
bcrbagai teori sosilogi lainnya. Buku ini dapat dijadikan
rcferensi bagi guru atau dosen sosiologi serta mahasiswa unruk
lebib memabami teori-teori sosiologi.
Penulis berpikiran bahwa sangat penting untuk menyusun
buku ini karena beberapa alasan yang fundamental. karena buku
tentang teori-teori sosiologi yang Jcbih mudah dipahami masih
sangat kurang kcrcna kcbanyakan menggunakan bahasa lnggris
dan bahasa tingkat tinggi. Dcngan tujuan supaya memudahkan
pcmbaca dalam menelaah dan memahami teori-teori sosiologi.
9JHe-~
IS3N ~>6-~Jl·b J
,; ,.,JJ JljJ