i
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CLOSE
FRAKTUR RADIUS ULNA SINISTRA DENGAN INTERVENSI
RELAKSASI BENSON TERHADAP MASALAH NYERI AKUT
DI RUANG UNIT GAWAT DARURAT
RSU MANUABA
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nim : C2224158
Tanda
a
tangan : -/- ,), "
ltl
HALAMAN FERSETUJUAN
Diajuknn dlletr-;
IflA AYtl fitr-rRYitNTA RI
NIM {t?33$r5tr
-i't'!:**l
<l irt'{ tr i rci rlk'lt i}*rt'll I \:rrr lri rrtlti rtli
I i,,.,',. i'r'iltirl;rtl''ilt'
\ I r !\. illitIliit:t!{!t! tr
ili
HALAIVIAI{ PXN#E$AHAN
Ilia,inkan ()lr:h :
il!.1 ,\l't 1 s{:l{} ,\N"l'.lRI
Ili!t. t'i::rliSll
{ryr
'Y \h;il
t 1 '{
hlrit::i.'lrilrrri
ir
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
BINA USADA BALI PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Close Fraktur Radius Ulna Sinistra
Dengan Intervensi Relaksasi Benson Terhadap Masalah Nyeri Akut Di Ruang Unit
Gawat Darurat RSU Manuaba
ABSTRAK
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah
dan karunia-NYA yang telah diberikan pada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul “Analisis Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Close Fraktur Radius Ulna Sinistra Dengan Intervensi
Relaksasi Benson Terhadap Masalah Nyeri Akut Di Ruang Unit Gawat Darurat
RSU Manuaba” tepat pada waktunya. Penulis dalam penyusunan KIAN ini banyak
mendapat bantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan
1. Dr. Ir I Putu Santika, MM., selaku Ketua STIKES Bina Usada Bali.
ini.
6. Orang tua yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyusunan
KIAN ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa prodi profesi Ners STIKES Bina Usada Bali yang
viii
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan karya ilmiah akhir ners ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka menerima
segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga karya
ilmiah akhir ners ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan serta
Penulis
ix
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………. i
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS …………………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………… iv
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….…... v
ABSTRAK …………………………………………………………….…… vi
ABSTRACK ………………………………………………………….……. vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xv
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………….… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………….….. 4
C. Tujuan …………………………………………………………….. 4
1. Tujuan Umum ………………………………………………… 4
2. Tujuan Khusus ………………………………………………... 5
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 5
1. Pelayanan Keperawatan ………………………………………. 5
2. Institusi Pendidikan …………………………………………… 6
3. Pengembangan Ilmu Keperawatan ……………………………. 6
4. Bagi Pasien ……………………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 7
A. Konsep Dasar Penyakit ……………………………………………. 7
1. Definisi ………………………………………………………… 7
2. Anatomi Fisiologi ……………………………………………... 8
3. Etiologi ………………………………………………………… 14
4. Klasifikasi …………………………………………………….. 16
x
5. Manifestasi Klinis …………………………………………… 17
6. Patofisiologi …………………………………………………. 18
7. Pathway ……………………………………………………… 20
8. Komplikasi …………………………………………………… 21
9. Pemeriksaan Penunjang ……………………………………… 23
10. Penatalaksanaan ………………………………………………. 24
B. Relaksasi Benson …………………………………………………. 25
1. Definisi ……………………………………………………….. 25
2. Tujuan ………………………………………………………… 26
3. Prinsip Pelaksanaan ………………………………………….. 27
4. Prosedur Penggunaan ………………………………………… 28
C. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori ………………………… 29
1. Pengkajian Keperawatan …………………………………….. 29
2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………….. 35
3. Intervensi Keperawatan ………………………………………. 36
4. Implementasi Keperawatan …………………………………… 42
5. Evaluasi Keperawatan ………………………………………… 43
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN ……………………………….. 44
A. Profil Lahan Praktik ……………………………………………… 44
B. Ringkasan Asuhan Keperawatan …………………………………. 48
1. Pengkajian ……………………………………………………. 48
2. Analisa Data ………………………………………………….. 51
3. Diagnosa Keperawatan ………………………………………. 51
4. Rencana Keperawatan ………………………………………… 52
5. Implementasi Keperawatan …………………………………… 52
6. Evaluasi Keperawatan ………………………………………… 54
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………………………. 55
A. Analisis Karakteristik Pasien ……………………………………… 55
B. Analisis Masalah Keperawatan ……………………………………. 56
C. Analisis Intervensi ………………………………………………… 58
D. Analisis Implementasi ……………………………………………. 60
xi
E. Analisis Evaluasi ………………………………………………… 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………. 63
A. Simpulan …………………………………………………………. 63
B. Saran ……………………………………………………………… 65
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan
kearah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai
canggih salah satunya adalah alat transportasi (Mahalli, 2018). Alat transportasi
Mobilitas yang tinggi dan faktor kelalaian manusia menjadi salah satu
kecelakaan lalu lintas makin meningkat dari tahun ketahun. Menurut data
lalu lintas berada pada usia produktif , yakni 22 – 50 tahun. Dari jumlah total
peristiwa kecelakaan yang terjadi, terdapat 5,8% korban cedera atau sekitar
delapan juta orang yang mengalami fraktur dengan jenis fraktur yang paling
banyak terjadi yaitu fraktur pada bagian ekstremitas atas sebesar 36,9% dan
1
ekstremitas bawah sebesar 65,2% (Depkes, 2014). Fraktur dapat terjadi
diseluruh bagian tubuh, hal ini merupakan ancaman potensial atau aktual
2018 – 2020 fraktur yang paling sering terjadi yaitu fraktur pada ekstremitas.
Dari data yang didapat pada tahun 2020 terdapat kasus 42 pasien yang masuk
rumah sakit karena fraktur yang dialami akibat kecelakaan lalu lintas
diantaranya fraktur femur 9 orang, tibia fibula 10 orang, radius ulna 13 orang,
maupun tidak terdiri dari beberapa tipe dan keparahan. Fraktur terjadi ketika
tersebut. (Bare, 2013). Salah satu fraktur yang mempunyai komplikasi tinggi
ekstremitas yang rentan akan terjadinya fraktur yaitu pada tulang panjang
seperti femur, tibia, fibula, radius dan ulna (Fakhrurrizal, 2015). Gejala klinis
kegawatan (Noor, 2016). Jenis syok yang terjadi dapat berupa syok
oleh rusaknya saraf di sekitar tulang ditandai dengan adanya rasa nyeri yang
2
hebat ( Spevetz, 2011). Nyeri fraktur tersebut bersifat tajam dan menusuk
Nyeri merupakan gejala yang paling sering menyertai pada kasus fraktur
(Noor, 2016). Nyeri terjadi akibat adanya system nosiceptor yang berperan
dalam mengatur tercetusnya nyeri. Impuls yang diterima oleh ujung saraf bebas
atau saraf afferent akan meneruskan ke korteks melalui reseptor atau nosiceptor
yang selanjutnya akan dipersepsikan nyeri (Zakiah, 2015). Nyeri hebat yang
dirasakan oleh pasien akan berdampak pada peningkatan kerja saraf simpatik
pupil (Helms dan Barone, 2015). Oleh karena itu, perhatian terhadap nyeri pada
(Noor, 2016).
lebih murah simpel, dan tanpa efek yang merugikan (Mack, 2013) . Distraksi,
3
Dari urian di atas dapat disimpulkan bahwa nyeri yang dirasakan oleh
pasien fraktur merupakan hal yang sangat subyektif dirasakan oleh pasien itu
sendiri dan sangat penting untuk diatasi karena nyeri adalah salah satu keluhan
Pada Pasien Close Fraktur Radius Ulna Sinistra Dengan Intervensi Relaksasi
Benson Terhadap Masalah Nyeri Akut di Ruang Unit Gawat Darurat RSU
Manuaba”
B. RUMUSAN MASALAH
Pada Pasien Close Fraktur Radius Ulna Sinistra Dengan Intervensi Relaksasi
Benson Terhadap Masalah Nyeri Akut di Ruang Unit Gawat Darurat RSU
Manuaba? “
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini yaitu
ulna sinistra dengan intervensi relaksasi benson terhadap masalah nyeri akut
4
2. Tujuan Khusus
1. Pelayanaan Keperawatan
5
2. Institusi pendidikan
Sebagai bahan acuan dalam kegiatan proses belajar dan bahan pustaka
4. Bagi pasien
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi
Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang
pada tulang
7
2. Anatomi Fisiologi
a. Tulang panjang (femur, humerus) terdiri dari batang tebal panjang yang
8
berfungsi, dan tulang berhenti tumbuh. Hormon pertumbuhan,
b. Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti dari cancellous
c. Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri atas dua lapisan tulang padat
pendek.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-
selnya terdiri atas tiga jenis dasar osteoblas, osteosit dan osteoklas.
matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% subtansi dasar
tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang). Tulang diselimuti
9
memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai
pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang
Struktur tulang dewasa terdiri dari 30% bahan organik (hidup) dan
70% endapan garam. Bahan organik disebut matriks, dan terdiri dari lebih
dari 90 % serat kolagen dan kurang dari 10% proteoglikan (protein plus
pada suatu tulang, dan terjadi akibat aktivitas sel-sel pembentuk tulang
yaitu osteoblas.
10
Dalam beberapa hari garam-garam kalsium mulai mengendap pada
Sebagian osteoblast tetap menjadi bagian dari osteoid, dan disebut osteosit
di tulang.
darah.
terdapat pada hanya sebagian kecil dari potongan tulang, dan memfagosit
kosong tersebut dengan tulang baru. Proses ini memungkinkan tulang tua
yang telah melemah diganti dengan tulang baru yang lebih kuat.
11
Keseimbangan antara aktivitas osteoblas dan osteoklas menyebabkan
melebihi aktivitas osteoklas pada tulang yang pulih dari fraktur. Pada
osteoblas dan osteoklas dikontrol oleh beberapa faktor fisik dan hormon.
olahraga dan stres beban akibat arus listrik yang terbentuk sewaktu stres
12
aktivitas osteoblas berkurang. Defisiensi hormon pertumbuhan juga
langsung dengan bekerja pada osteoblas dan secara tidak langsung dengan
jumlah besar tanpa diimbangi kalsium yang adekuat dalam makanan akan
13
fosfat darah. Pengaktifan vitamin D di ginjal bergantung pada hormon
dan pergerakan).
(hema topoiesis).
2014).
3. Etiologi
a. Cedera traumatic
14
1) Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga
fraktur melintang.
lokasi benturan
yang kuat.
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif,
15
c. Secara spontan : disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus
dikemiliteran.
4. Klasifikasi
16
1) Fraktur Greenstick : fraktur salah satu sisi tulang patah
tulang.
bagian fraktur.
saraf, dimana saraf ini dapat terjepit atau terputus oleh fregmen
tulang
17
f. Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena
g. Pergerakan abnormal.
6. Patofisiologi
Fraktur gangguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma
nyaman nyeri.
18
Baik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang
sembuh.
19
7. Pathway
Prosedur Pembedahan
Merusak jaringan sekitar
20
8. Komplikasi
a. Komplikasi Awal
1) Kerusakan Arteri
2) Kompartement Syndrom
3) Infeksi
21
4) Avaskuler Nekrosis
5) Shock
6) Osteomyelitis
22
b. Komplikasi Dalam Waktu Lama
ke tulang.
3) Malunion
9. Pemeriksaan Penunjang
distal.
23
3) Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang
tindakan
1) Darah rutin
10. Penatalaksanaan
a. Reduksi
dengan plat & pin, batang atau sekrup. Ada dua jenis reposisi, yaitu
24
dilakukan dengan anestesi lokal dan pemberian analgesik.
b. Imobilisasi.
c. Rehabilitasi
B. RELAKSASI BENSON
1. Definisi
25
dianut. Fokus dari relaksasi ini adalah pada ungkapan tertentu yang
diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur disertai sikap pasrah.
Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama Tuhan, atau kata yang
2. Tujuan
Tujuan dari relaksasi Benson yaitu untuk meningkatkan ventilasi
(Judha, 2012)
pembuluh vena dan nadi untuk memenuhi kebutuhan akan O2. Apabila
26
Propioidmalanocortin (POMC) sehingga produksi encephalin oleh
2013).
3. Prinsip Pelaksanaan
27
f. Lemaskan kepala, leher, dan pundak dengan memutar kepala dan
g. Anjurkan klien mulai bernafas dengan lambat dan wajar lalu Tarik
nafas melalui hidung, beri waktu 3 detik untuk tahan nafas kemudian
keyakinan pasien.
4. Prosedur Penggunaan
Cara relaksasi yang dijelaskan oleh dokter Benson dalam bukunya “The
b. Tutuplah mata
c. Regangkan Semua otot – otot mulai dari kaki terus menuju ke raut
pada diri anda “satu” (jadi menggunakan kata “satu”, misalnya nafas
28
f. Janganlah kuatir apakah anda berhasil atau tidak mencapai relaksasi
menyalahkan tetapi katakana pada diri anda “oh ya..” dan kembali
jangan bersikap ngotot. Berlatihlah sekali atau dua kali sehari, tetapi
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian meliputi:
a. Identitas Klien
b. Pengkajian Primer
Menurut Paul Krisanty (2016) Setelah klien sampai di Instalasi
29
mengamankan dan mengaplikasikan prinsip Airway, Breathing,
ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik
dari paru, dinding dada dan diafragma. Dada klien harus dibuka
30
melakukan pemeriksaan fisik thoraks kemudian diberikan cairan
intravena.
c. Pengkajian Sekunder
adalah mencari cidera - cidera lain yang mungkin terjadi pada klien
sakit. Pada pemeriksaan fisik klien, beberapa hal yang penting untuk
dengan Look, Feel, Move. Pada Look, kita menilai warna dan perfusi,
aktif, begitu pula dengan bagian punggung. Bagian distal tubuh yang
31
pemerikasaan Feel, kita menggunakan palpasi untuk memeriksa
distal dari fraktur dan juga memeriksa capillary refill pada ujung jari
d. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada klien fraktur adalah rasa nyeri.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lama serangan.
gunakan:
presitasi nyeri.
3) Region : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
32
5) Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
menyambung.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : dikaji GCS klien
nyeri tekan.
33
3) Kepala : kaji bentuk kepala, apakah terdapat benjolan, apakah ada
nyeri kepala
menelan.
5) Muka : kaji ekspresi wajah klien wajah, ada tidak perubahan fungsi
perdarahan).
7) Telinga : kaji ada tidaknya lesi, nyeri tekan, dan penggunaan alat
bantu pendengaran.
hidung.
9) Mulut dan Faring : kaji ada atau tidak pembesaran tonsil, perdarahan
10) Paru :
11) Jantung
tidak.
34
c) Perkusi : kaji suara perkusi pada jantung
12) Abdomen
13) Ekstremitas
b) Bawah : kaji kekuatan otot, rom kanan dan kiri, capillary refile,
2. Diagnosa Keperawatan
35
e. Ansietas b/d krisis situasional atau ancaman kematian.
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1
Sumber : (Herdman & Kamitsuru, 2018)
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut Outcome untuk Intervensi
Definisi: mengukur Keperawatan yang
Pengalaman sensori dan penyelesaian disarankan untuk
emosional yang tidak dari Diagnosis menyelesaikan
menyenangkan yang 1. Kontrol nyeri: masalah:
muncul akibat a. Mengenali kapan Manajemen Sedasi
kerusakan jaringan yang nyeri terjadi ,
36
5. laporan tentang 1. Tingkat nyeri
,
37
Faktor-faktor yang 2. Penyembuhan luka 2. Monitor
berhubungan: Bakar karekteristik luka
1. Agens farmaseutikal 3. Pemulihan luka 3. Ukur luas luka yang
2. Faktor mekanik bakar sesuai
3. Hipertermia 4. Singkirkan benda-
4. Hipotermia Outcome yang benda yang
5. Kelembapan Berkaitan dengan tertanam misalnya
Faktor yang kaca, krikil, logam
Berhubungan atau 5. Bersihkan dengan
Outcome Menengah: normal saline
1. Posisi tubuh 6. Berikan perawatan
2. Status sirkulasi ulkus pada kulit
3. Keseimbangan 7. Berikan perawatan
cairan Insisi pada luka
4. Respon pengobatan 8. Reposisi pasien
5. Fungsi setidaknya setiap 2
sensori jam
6. Perfusi jaringan 9. Anjurkan keluarga
7. Kontrol resiko dan pasien
hipertermia mengenai tanda-
tanda gejala
infeksi.
38
1. Ansietas 1. Intoleransi terhadap postur tubuh yang
2. Depresi aktifitas benar
3. Gangguan fungsi 2. Tingkat 2. Kolaborasikan
kognitif ketidaknyamanan dengan fisioterapis
4. Gangguan metabolism 3. Daya tahan dalam mengemban
5. Gangguan 4. Partisipasi terhadap gkan peningkatan
musculoskeletal latihan mekanika tubuh,
6. Gangguan 5. Tingkat kecemasan sesuai indikasi
neuromuscular 3. Bantu
7. Gangguan sensori pasien/keluarga
perseptual untuk mengidentifi
9. Intoleransi aktivitas kasi latihan postur
10. Kaku sendi tubuh yang sesuai.
11. Kerusakan integritas Terapi Latihan:
struktur tulang Ambulasi
12. Kontraktur 1. Bantu pasien untuk
13Nyeri duduk disisi tempat
9. Penurunan kekuatan tidur untuk
otot memfasilitasi
10. Penurunan massa penyesuaian sikap
otot tubuh
2. Bantu pasien untuk
berdiri dan ambulasi
dengan jarak
tertentu
39
6. Salah pengertian Outcome yang keluarga, atau
terhadap orang lain berkaitan dengan kelompok sasaran.
Faktor yang
Berhubungan atau
Outcome Menengah:
1. Pemikiran abstrak
2. Konsentrasi
3. Motivasi
4. Memori
40
4. Kedutan otot 3. minta klien untuk
5. Lemah rileks dan
6. Mulut kering merasakan sensasi
7. Peningkatan denyut yang terjadi
nadi 4. gunakan suara yang
Faktor yang lembut dengan
berhubungan: irama yang lambat
1. Ancaman kematian untuk setiap kata
2. Kebutuhan yang tidak
dipenuhi
3. Stressor
6 Risiko cedera Outcome Untuk Intervensi
Definisi: rentan Mengukur Keperawatan yang
mengalami cedera Penyelesaian dari Disarankan untuk
fisik akibat kondisi Diagnosis: Menyelesaikan
lingkungan yang 1. kejadian jatuh Masalah:
berinteraksi dengan Outcome yang Manajemen
sumber adaptif dan Berhubungan dengan lingkungan:
sumber defensive Faktor Risiko: keselamatan:
individu, yang dapat 1. ambulasi 1. Identifikasi
mengganggu 2. keseimbangan kebutuhan
kesehatan. 3. koordinasi keamanan pasien
Faktor risiko: pergerakan berdasarkan fungsi
Eksternal: 4. kontrol fisik dan kognitif
1. Hambatan fisik (mis. risiko serta riwayat
desain, struktur, perilaku di masa
pengaturan lalu
komunitas, 2. Modifikasi
pembangunan, lingkungan untuk
peralatan) meminimalkan
2. Pajanan pada kimia bahan berbahaya
toksik dan berisiko
3. Pajanan pada Pencegahan jatuh:
pathogen 1. Identifikasi perilaku
Internal: dan faktor yang
1. Disfungsi biokomia mempengaruhi
2. Disfungsi imun risiko jatuh
3. Disfungsi integrasi 2. Identifikasi
sensori karakteristik dari
4. Gangguan lingkungan yang
mekanisme mungkin
pertahanan primer meningkatkan
(mis., kulit robek) potensi jatuh
5. Gangguan orientasi (misalnya, lantai
afektif licin dan tangga
terbuka)
41
6. Gangguan sensasi 3. Dukung pasien
(akibat dari cedera untuk menggunakan
medulla spenalis, tongkat atau walker
diabetes militus, dengan tepat
dll)
7. Hipoksia jaringan
8. malnutrisi
4. Implementasi Keperawatan
42
5. Evaluasi
yaitu:
a. Evaluasi formatif
b. Evaluasi somatif
menggunakan SOAP.
43
BAB III
tahun 1974, yang awalnya dibuka dengan nama Klinik Manuaba. Awalnya
klinik manuaba hanya memiliki 24 tempat tidur dengan pelayanan ibu – ibu
bersalin serta satu kamar operasi dan ruang bersalin. Pendiri klinik manuaba
Prof.dr IBG Manuaba SpOG dibantu oleh dokter koleganya tahun 1978
tidur, tiga kamar operasi, satu tempat bersalin dan ruang khusus bayi, unit
poliklinik 24 jam.
RSU Manuaba ini juga memiliki visi, misi, motto dan maklumat layanan
1. Visi
44
2. Misi
3. Motto
4. Maklumat Layanan
a. Poliklinik Umum
b. Poliklinik Gigi
c. Poliklinik Bedah
e. Poliklinik Ortopedi
f. Poliklinik Dalam
h. Poliklinik THT
i. Poliklinik Anak
45
j. Poliklinik Jiwa
k. Poliklinik Paru
l. Poliklinik Saraf
o. Fisioterapi
bedah, non bedah, ruang observasi dengan Dokter jaga dan perawat
Darurat dilengkapi juga dengan peralatan untuk life saving dan serta
pasien dari kelas VIP A, VIP B, VIP C serta kelas I, II, dan III. Fasilitas
telephone, ruang tamu, kamar mandi dalam, dua tv di kamar pasien dan
46
Kamar VIP B yaitu tempat tidur pasien dan penunggu, telephone, ruang
tamu, kamar mandi dalam, satu tv dan satu AC, sedangkan kamar VIP
C fasilitas yang tersedia yakni tempat tidur pasien, ruang tamu, kamar
mandi dalam, bel, dua TV dan satu AC. Fasilitas yang tersedia di kamar
kelas I yakni tempat tidur pasien, kamar mandi dalam, satu TV, satu
empat tempat tidur pasien yang dilengkapi dengan tirai, dua AC, bel,
serta satu kamar mandi dalam, sedangkan untuk fasilitas di kamar kelas
III di dalam satu ruangan terdapat dua tempat tidur pasien, kipas angin,
1) Instalasi Laboratorium
2) Instalasi Radiologi
Buka 24 jam dan hasil imaging dibaca oleh tenaga Sp. Radiology
a) Pemeriksaan USG
USG Abdomen
47
b) Echocardiografi
3) Instalasi Farmasi
keperluan obat untuk IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap dan buka 24
jam.
4) Instalasi Gizi
Diet DM, Rendah Garam, TKTP, dan telah dibuka Poliklinik Gizi.
1) Pengolahan Limbah
2) Kantin
1. Pengkajian
Desember 2020 pukul 10.00 WITA di ruang UGD RSU Manuaba. Tn. D
pasien, dan keluarga pasien serta didapatkan juga dari rekam medis
48
Abiansemal Badung, dengan nomor CM yaitu 03-63-93, Tn. D beragama
ayah pasien yang bernama Tn. S yang berumur 42 tahun dan seorang
pegawai swasta.
49
Tabel 3.2
No Pengkajian Data
1 Keluhan utama Nyeri pada lengan kiri
2 Mekanisme cedera Pasien datang pukul 10.00 diantar oleh
keluarga menggunakan mobil pribadi, pasien
mengeluh nyeri pada lengan kiri bagian bawah
setelah terjatuh 4 hari yang lalu saat menaiki
sepeda motor. Sebelumnya pasien sempat
berobat jalan ke RSU Bakti Rahayu Denpasar
namun tidak ada penanganan dan nyeri
semakin keras sehingga bagian tangan yang
mengalami cedera susah untuk digerakkan
3 SAMPLE
Sign and symptom Pasien mengeluh nyeri pada lengan kiri
Provoking : Pasien mengeluh nyeri pada
lengan kiri sehingga susah untuk digerakkan
Quality : Pasien mengatahan nyeri dirasakan
seperti tertusuk pisau
Region : Pasien mengatakan nyeri dirasakan
pada lengan kiri bagian bawah
Scale : Pasien mengatakan nyeri dengan
skala 5 (0-10)
Time : Pasien mengatakan nyeri dirasakan
terus menerus
Alergy Pasien mengatakan tidak memiliki alergi
terhadap makanan maupun obat - obatan
Medication Pasien mengatakan pada saat kontrol ke RSU
Bakti Rahayu pasien diberi obat penghilang
nyeri tetapi pasien lupa nama obat tersebut.
Post Medical Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
History penyakit keturunan sebelumnya seperti
hipertensi dan DM
Last oral intake Pasien mengatakan makan terakhir pukul
07.00 pagi dan minum pukul 09.30 pagi
dengan menu nasi, sayur, daging, minum air
putih kurang lebih 600cc.
Event Leading Injury Pasien datang pada pukul 10.00 wita diantar
oleh keluarga menggunakan mobil pribadi,
pasien mengeluh nyeri pada lengan kiri bagian
bawah setelah terjatuh saat menaiki sepeda
motor sekitar 4 hari yang lalu
50
4 Pemeriksaan fisik Inspeksi terdapat deformitas dan edema pada
terfokus ekstremitas lengan kiri bagian bawah, ROM pasien tampak
atas terbatas
Palpasi : nyeri tekan pada lengan kiri bagian
bawah.
5 Pemeriksaan Hasil X-Ray Antebracchii Kiri AP/Lateral
penunjang Kesan :
Close fraktur radius ulna 1/3 proximal
2. Analisa Data
Pasien mengeluh nyeri pada lengan kiri dan susah untuk digerakkan.
pada lengan kiri secaara terus menerus dengan skala 5 (0-10). Data
adanya Close fraktur radius ulna 1/3 proximal. Berdasarkan data di atas
3. Diagnosa Keperawatan
pasien mengeluh nyeri pada lengan kiri dan susah untuk digerakkan.
pada lengan kiri secara terus menerus dengan skala 5 (0-10). Pasien
51
4. Rencana Keperawatan
Berdasarkan rumusan masalah keperawatan yang diperoleh di atas,
yang akan dilakukan adalah kaji nyeri (PQRST) dengan rasional nyeri
nyeri, berikan posisi yang nyaman atau atur posisi imobilisasi pada tangan
5. Implementasi Keperawatan
tanggal 15 Desember 2020 pukul 10.00 wita yaitu mengkaji nyeri klien
52
(PQRST). Respon subyektif: klien mengatakan nyeri pada lengan kiri dan
tertusuk pisau, nyeri dirasakan pada lengan kiri secara terus menerus
dengan skala 5 (0-10). Data obyektif : pasien tampak meringis dan gelisah,
proximal.
gelisah, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 89x/mnt, suhu 37oC, respirasi
20 x/mnt.
tenang pada saat dipasang infus. Infus sudah terpasang di tangan kiri dan
Pertama menciptakan suasana yang tenang agar klien nyaman pada saat
53
memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan – lahan. Yang terakhir
menganjurkan klien mulai bernafas dengan lambat dan wajar lalu Tarik
nafas melalui hidung, beri waktu 3 detik untuk tahan nafas kemudian
mengatakan merasa lebih tenang dan nyeri sudah berkurang dengan skala
6. Evaluasi
mengatakan nyeri pada lengan kiri bawah sedikit berkurang,. nyeri terasa
seperti tertusuk pisau dengan skala nyeri 4 (0 – 10), nyeri pada lengan
kiri saat ini dirasakan hilang timbul. Ekspresi wajah klien tenang , dan
klien tampak tenang. Hasil pengukuran TTV (TD = 130/90 mmHg, Nadi
Intervensi perlu dilanjutkan yaitu kaji nyei klien (PQRST), berikan posisi
1 gr).
54
BAB IV
10.00 WITA dengan tehnik wawancara dengan sumber data didapatkan dari
pasien, keluarga dan rekam medis. Pasien kelolan bernama Tn. D berusia 17
tahun dengan jenis kelamin laki - laki. Pasien Tn. D berasal dari Banjar
ayah pasien yang berinisial Tn.S ,yang berumur 42 tahun bekerja sebagai
seperti asma, hipertensi, kencing manis dan lain – lainnya. Sebelum mengalami
Dalam mengendarai motor selalu mengikuti petunjuk lalu lintas dan berhati –
mengakibatkan nyeri. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Potter
& Perry (2012) yang menyatakan bahwa usia merupakan variabel sangat
penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak - anak dan usia
55
B. Analisis Masalah Keperawatan
praktek kasus di lapangan pada pasien Close Fraktur Radius Ulna Sinistra
Ruang IGD. Pada kasus kelolaan penulis, didapatkan analisa kasus yaitu pasien
Tn. D mengeluh nyeri pada lengan kiri bawah dan susah untuk digerakkan.
Pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti tertusuk pisau, nyeri dirasakan pada
lengan kiri bawah secara terus menerus dengan skala 5 (0-10). Hasil data
tampak meringis dan gelisah. Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan
37o C. hasil rongten menunjukkan adanya Close fraktur radius ulna 1/3
proximal.
adalah nyeri akut. Nyeri merupakan gejala paling mudah dan sering menyertai
pada kasus fraktur (Noor, 2016). Nyeri adalah kondisi berupa perasaan tidak
setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz
Alimul, 2006). Nyeri pada fraktur terjadi akibat adanya system nosiceptor yang
diterima oleh ujung saraf bebas atau saraf aferent akan meneruskan ke korteks
56
(Helms, 2008). Nyeri hebat yang dirasakan oleh pasien akan berdampak pada
nadi, tekanan darah, dan dilatasi pupil (Helms, 2008). Dampak lainnya berupa
perhatian terhadap nyeri pada fraktur juga menjadi perhatian khusus untuk
pengaruh yang sangat besar bagi klien itu sendiri karena nyeri sangat
mengganggu dan dapat menyulitkan banyak orang. Perawat tidak bisa melihat
dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat subyektif
(antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri).
rasa kenyamanan itu terganggu maka aktivitas lain yang dilakukan klien juga
akan terganggu maka dari itu untuk mengatasi nyeri yang dirasakan oleh klien
kembali. Definisi dari kenyamanan itu sendiri adalah kebutuhan dasar klien
yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan atau suatu keadaan telah
seperti semula.
57
C. Analisis Intervensi
mengatasi diagnosa nyeri akut pada Tn. D. Salah satu intervensi yang dipilih
teknik ini berkurang menjadi skala 4. Walaupun skala nyeri pasien yang
dirasakan sedikit berkurang namun jika di lakukan setiap kali dirasakan nyeri
dan diikuti dengan pemberian terapi farmakologi analgetik maka nyeri pasien
akan berkurang secara besar. Fokus dari relaksasi ini adalah pada ungkapan
tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur disertai sikap
pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama Tuhan, atau kata yang
memiliki makna menenangkan bagi klien itu sendiri (Benson, 2009). Teknik
di RSUD Porsea tahun 2019, dari hasil analisa uji t pre eksperimen dan post
58
eksperimen kelompok intervensi diperoleh hasil ada perbedaan skala nyeri post
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Datak
TUR prostat juga membuktikan bahwa relaksasi benson efektif mengatasi nyeri
selain itu responden pada penelitian adalah lanjut usia sehingga Datak
lain yang dilakukan oleh Warsono dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh
maka hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan intensitas nyeri pre – post terapi,
sehingga teknik relaksasi benson sangat efektif diterapkan pada pasien post
agar bisa menjadikan lebih rileks dan bisa mengontrol kecemasan serta tingkat
stres.
59
D. Analisis Implementasi
relaksasi benson bisa membuat pasien kelolaan merasa lebih rileks dan nyaman
serta mampu meminimalkan rasa nyeri yang dirasakan pasien. Pasien Tn.D
15 Desember 2020 pukul 10.00 wita yaitu mengkaji nyeri klien (PQRST).
Respon subyektif: klien mengatakan nyeri pada lengan kiri dan susah untuk
dirasakan pada lengan kiri secara terus menerus dengan skala 5 (0-10). Data
nyeri, terapi ini diberikan kurang lebih sekitar 15 menit. Pertama menciptakan
suasana yang tenang agar klien nyaman pada saat melakukan tindakan ini,
ketegangan otot, mulai dari kaki sampai ke wajah. Melemaskan kepala, leher,
dan pundak dengan memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan – lahan.
Yang terakhir menganjurkan klien mulai bernafas dengan lambat dan wajar lalu
60
Tarik nafas melalui hidung, beri waktu 3 detik untuk tahan nafas kemudian
hembuskan nafas melalui mulut, sambil mengucap doa sesuai keyakinan pasien.
Respon subyektif klien setelah dilakukan tindakan ini, klien mengatakan merasa
lebih tenang dan nyeri sudah berkurang dengan skala 4 (0 – 10). Respon
secara mandiri untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien. Beberapa
individu kontrol diri ketika nyeri muncul dan dapat digunakan pada seseorang
melalui saluran nafas kemudian masuk ke paru paru dan diproses ke dalam
pembuluh vena dan nadi untuk memenuhi kebutuhan akan O2. Apabila O2 dalam
tercukupi maka manusia berada dalam kondisi seimbang. Kondisi ini akan
61
E. Analisis Evaluasi
evaluasi keadaan dan keluhan klien. Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 15
Desember 2020 pukul 15.00 Wita pada diagnosa keperawatan nyeri akut
diperoleh data : S : Klien mengatakan nyeri pada lengan kiri bawah sedikit
berkurang,. nyeri terasa seperti tertusuk pisau dengan skala nyeri 4 (0 – 10),
nyeri pada lengan kiri saat ini dirasakan hilang timbul. Ekspresi wajah klien
koperatif mengikuti intruksi relaksasi benson yang diberikan oleh perawat, dan
klien tampak tenang. Hasil pengukuran TTV (TD = 130/90 mmHg, Nadi = 86
perlu dilanjutkan yaitu kaji nyei klien (PQRST), berikan posisi yang nyaman,
Pada pasien Tn. D nyeri yang dirasakan termasuk nyeri sedang, sehingga
selain intervensi non farmakologis relaksasi benson yang telah diberikan, juga
mengurangi nyeri pada pasien.. Dari hasil evaluasi yang didapatkan intervensi
62
BAB V
A. Simpulan
Benson Terhadap Masalah Nyeri Akut di Ruang Unit Gawat Darurat RSU
didapatkan data identitas pasien, keluhan saat masuk rumah sakt, dan
2. Data yang di analisa Tn . D mengeluh nyeri pada lengan kiri dan susah
pada lengan kiri secaara terus menerus dengan skala 5 (0-10). Pasien
dengan agen cidera fisik dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri pada
dirasakan seperti tertusuk pisau, nyeri dirasakan pada lengan kiri secara
gelisah.
63
4. Intervensi yang direncanakan dengan prioritas masalah keperawatan
berikan posisi yang nyaman atau atur posisi imobilisasi pada tangan kiri
lengan kiri bawah sedikit berkurang,. nyeri terasa seperti tertusuk pisau
dengan skala nyeri 4 (0 – 10), nyeri pada lengan kiri saat ini dirasakan
relaksasi benson yang diberikan oleh perawat, dan klien tampak tenang.
64
B. Saran
1. Bagi pendidikan
fraktur.
65
DAFTAR PUSTAKA
Bare, S. &. (2013). Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah (13th ed.).
Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol 2. EGC.
Datak, G. (2012). Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap Nyeri Pasca Bedah pada
Pasien Transurethral Resection of The Prostate di Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati. Jakarta (tesis). Jakarta: Universitas Indonesia.
Dwisang. (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan Bidan (Binapura).
Mack, Elizabeth H.2013. Neurogenic Shock. The Open Pediatric Medicine Journal,
Volume 7.
Mahalli, A. Q. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Tn. M & Sdr. M Post Operasi
Fraktur Femur Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di
Ruang Kenanga Rsud Dr. Haryoto Lumajang. Jurnal Keperawatan Priority,
66
2(2), 61. https://doi.org/10.34012/jukep.v2i2.541
67
Spevets, dan Parrilo, J.E. 2011. Shock : classification, pathofhysiological
characteristic, and management. Critical care. 103 -120. Diakses
https://med.uth.edu/anesthesiology/files/2015/Chapter-5-
ShockClassification-Pathophysiological-Characteristics-and-
Management.pdf.
Warsono, W., Fahmi, F. Y., & Iriantono, G. (2019). Pengaruh Pemberian Teknik
Relaksasi Benson Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Sectio Caesarea
Di Rs Pku Muhammadiyah Cepu. Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal
Bedah, 2(1), 44. https://doi.org/10.32584/jikmb.v2i1.244
68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :
69
Sek*Iah Tinggi IImu Kesehatan
BINA USAI}A BALI
SK MENIIIKNAS RI NOMOR : 12211)/A/2012
TER4IdREDITASI B,AN PT.N{}tu1OR 35 1/SKTBAN-PT/AkredlPT N 1201 5
Komple*s Kaqpr:s MAPINDO.Il. Pad*ag Luwih" Tegal Jaya Dalung-Badrurg
relp {016 )4r
1 3 1, r#H
ffJj_:Afff
*e*rub*
"ffi
LES{BAR BIMBTNGAN
IL{RYA II.}fIAH :IHI{IR NERS
PROGR{*I ST'UDI PROFESI NtrRS
.
NIM /1/)11lll
L _a-a-\/ ! r-O
ro
Judul Skripsi : Analisis Asuhan Keperarvatan Pada Pasien Cllose Fraktrir Radrus Lllna
Sinistra De**ean lntervensi Relal<sasi Benson Terhadap Masalah Nyeri
Akut Di Rua*q Linit Gawat l)arurat RSU fuia.nuaba
11;rri/ Paral'
No Topik Bimbing*n Saran
Tanggal Pembimbing
fv
v7
?wg4uon dr,rd\^t <,u'dut\ dtttvr(t' rp.l\kt\
1
aozo
B
1,. P.Xqt"* q\\g ff(
I
/.
zo.to *lrX\u\ $rg d\tsrtc J..lc\u\.
J
,YN 6BR T. pe$ai \qkar b**g
Zb?o
L
ttrari/ Paraf
No Topik Eimbi*gxn Saran
Tanggal Pemtrimtring
gcrg &rqurtt
?to14
L
[sv\'tl' \3f+\] ll
6
^, l, Bes I 1.ry-r\r{-rhan \'onstp
zbz\ "11\ty \rLor\'
7
t*/r
tev\'e\' BPIB I
qcc KrrB I
ebz\ \arrguh \t Brrc S
2-oL4
4ctrn\zdnMn &.t-., ,
9
,ul, (e\A'!r \bP\\ \\
'/\LC t!
Ir [r\\uk rsh$
,toLl L
arl, Felvi 9e$ rA \:r' \$er\
bq.*lo\ \t rNnil
10
(oz1
\B\nts v rt\q\iorr' tsuob,
\q\hr-CI.
podoJ
pzu'o\rtnc\qD,Ft"rftrqh\q\
I
slhut gr&h Fqlr4u{'lqry
AT
/I
qI
il
\\\qc,
Pl: \,nnn'b \$\c kzOr
'q)o,\tn 11p$.trulh\ ' 1\"+
))u -.\q\r ur:rr\cBsel bt
k V"=
t-2o5.
I lJAg lfa lV;$5 6.rnt.\ \
4 TI
ir=
'L$rffi 1 q}bo T.L
4 'aP,\ .\fnal
\z,qr
+ l\\ d\a\q t)v 6 +tl+
)ilNa") \ II
ls,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
BINA USADA BALI
SK MENDIKNAS RI. NOMOR 122IDIOI?AA7
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 3SlISKIBAN-PT1 Akredl PTIVI?01 5
Kompleks Kampus MAPINDO Jl. Padang Luwih. T'egal Jaya Dalung - Badung
T*lp. {0351 ) S072036, Email: binausada@yaboo.com Web: binausadabnli.ac.id
No. : 032,tsU8-KtrP-UP2MiSP/XII/202*
Lamp r -
Perihal : Permohonan Studi Pendahuluan
Kepada
Yth. Direktff RSU Manuaba
di-
Tempal
De.ngan hormat,
Dalarn rangka penyllsunan Tugas Aktrir Mahasiswa (Skripsi), bersama ini mahasiswa karni
rnengajukan permahonan ijin untuk melaksanakan Studi Peadahuluan sebagai berikut:
Demikian permohonan ini karni sarnpaikan atas pertratian dan kerjasamanya kami ucapkan terirna
kasih.
No. : 050iBUB-KEP-UP2M/IPDfiV2020
Lamp : -
Perihal : Perrnohonan Ijin Penelitian
Kepada
Yth. Direktur RSU Manuaba
di*
Tempat
flengan hotmat,
Dalam rangka pengusulan Penelitian Tugas Akhfu Mahasiswa (Skripsi), bersama ini mahasiswa
kami mengajukan permohonan ijin untuk melaksanakan penelitian sebagai berikut:
Demikian permohonan ini kami sampaikan atas pethatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.