Anda di halaman 1dari 156

Kumpulan

Khutbah Wakaf

Kementerian Agama Rl
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Direktorat Pemberdayaan Wakaf
Tahun 2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr, Wb.

Alkhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena dengan rahmat, taufiq dan hidayah-NYA Direktorat
Pemberdayaan Zakat dan Wakaf dapat menerbitkan buku Kumpulan
Khutbah Wakaf.

Buku ini merupakan cetakan ke IV memenuhi permintaan


masyarakat dalam menambah pengetahuan dan wawasan tentang
berbagai permasalahan seputar wakaf serta paradigma baru
pengelolaannya. Disamping itu juga dijadikan sebagai panduan materi
bagi para khatib dan da'i dalam berkhutbah .

Kami yakin, masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam


penyampaian buku ini, untuk itu masukan dan koreksi serta saran yang
mengarah kepada perbaikan dan penyempurnaan buku ini, sangat
kami harapkan.

Akhirnya kami berharap semoga buku Kumpulan Wakaf cetakan


ke IV ini bermanfaat bagi kita semua dalam rangka meningkatkan
kesadaran berwakaf masyarakat muslim, dan juga dalam upaya
pengmbangan pengelolaan dan pemberdayaan wakaf di tanah air.

iii
SAMBUTAN DIRJEN
BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
Bismillahirrahmanirrahim

Alkhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan


karunia-Nya yang telah menganugerahkan kesempatan kepada kita,
sehingga kita masih dapat berperan serta dalam upaya memajukan
wakaf sebagai media untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW yang selalu mendorong umatnya untuk
meningkatkan amal sosial demi kesejahteraan bersama.
Saya menyambut baik atas prakarsa Direktorat Pemberdayaan
Zakat dan Wakaf untuk menerbitkan Buku Kumpulan Khutbah Wakaf
Cetakan IV. Buku ini diharapkan menjadi salah satu pegangan para
khatib dan muballigh untuk dijadikan rujukan dalam menyampaikan
pesan-pesan moral terkait dengan perwakafan nasional, serta dapat
dijadikan referensi bagi semua pihyak yang concern bagi
pembangunan kesejahteraan sosial.
Salah satu upaya konkrit untuk memberdayakan dan
mengembangkan perwakafan nasional adalah dengan membuat
semacam pedoman bagi para khatib, muballigh dan masyarakat umum
lainnya dengan mendasarkan pada pentingnay memberdayakan
lembaga sosial keagamaan, khususnya wakaf.
Sebagaimana kita ketahui, wakaf memiliki tradisi kuat dalam
Islam. Wakaf merupakan salah satu soko guru perekonomian dalam
sejarah peradaban Islam masa lalu, diantaranya untuk mendukung
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan riset
dalam bidang-bidang akademik dan teknologi, penerjemahan buku
dan jurnal ilmiah, pengembangan sarana pra-sarana medis dan
pelayanan kesehatan, penjaminan sosial bagi para mufti (ulama), dan
lain sebagainya.
Oleh karena itu, upaya pemberdayaan wakaf secara nasional
dengan paradigma baru harus terus dilakukan melalui berbagai media

v
yang ada, serta dioptimalkan agar nilai-nilai, visi dan misi dalam
memajukan perwakafan nasional dapat diakses secara langsung oleh
masyarakat. Salah satu media yang dinilai efektif adalah menerbitakan
buku pedoman bagi khatib dan muballigh agar dapat disampaikan
kepada umat Islam.
Kepada semua pihak yang telah menyusun dan menerbitkan
buku ini, saya menyampaikan terima kasih. Semoga buku ini dapat
berkontribusi dalam mencerahkan umat untuk meningkatkan
kesejahteraan dunia dan ahkirat melalui wakaf.

vi
DAFTAR lSI

Pengantar iiii

SambutaN Dirjen Simas Islam v


Daftar isi ix

Wakaf Dalam Lintasan Sejarah 1

Sejarah Pembangunan Islam Tak lepas dari Wakaf 10


Wakaf Pada Masa Nabi 15
Harta Dalam Perspektif Islam 21

Wakaf Dalam Perspektif 4 Mazhab 26


Peningkatan Kesejahteraan Melalui Wakaf 30
Wakaf Kepedulian Sosial 36
Membangun Kesejahteraan Sosial Lewat Wakaf 42

Wakaf Tujuan Dan Hikmahnya 45

Hikmah Wakaf 48
Masjid Dan Kesejahteraan Sosial 56
Harta Dalam AI-Qur'an 59

Allah Hakikat Pemilik Harta 62


Wakaf Di Negera Tetangga 65
Paradigma Baru Seputar Wakaf 71

Dari Mana Dan Kemana Harta Digunakan 76

Wakaf Produktif 79

Menghindari Sifat Kikir 84

vii
Akar Kedermawanan Kaum Anshar 87
Cara Menggunakan Harta 93
Karakter Manusia Terhadap Harta 96
Wakaf Tunai Dalam Wacana & Praktek 99
Wakaf Bukan Monopoli Tuan Tanah 104
Wakaf Uang: Alternatif Menanggulangi Kemiskinan 110
Fungsi Dan Peran Nazhir 113
Wakaf lnsyafkan Manusia Khilaf 118
Budaya Wakaf Vs Budaya Mencuri 123
Menanamkan Kebiasaan Berwakaf Sejak Usia Dini 128
Khutbah Kedua 133
Beberapa Riwayat dan Qaul Ulama Tentang

Wakaf Dan Amalan Harta 134


Bahan Bacaan 139
Tim Penyusun Buku 141
Rukun dan Syarat Khutbah Jum'at 142

viii
WAKAF DALAM LINTASAN SEJARAH

!&I ~I .JI'Jt ~I ,_·~I


' ' u ~ . t:_JS.J~;;
0

~ ~
• -
0
I . u;~YI' ~
'-::1.! ~I
r..S-
-:tJI
• ~ c:::
Lilli .&
--
~I
~L--~~~111
r- _J ~ • ~y
,. •.11-w;~·.q.tl·'-
_J y
-~~ 1~ u~~ ~
->""".)_j .
;:.-~~-- _:c.i1.h.J1
_J • ~ - y
.UI 1.:.- _:t:..:. -::t 1.:1 ~~- ~ J-·.:'JI • .<i1~\_j£ 1.:.
-- ~ _J • p - y ~ ;_J - ~ - ~ • f"}....r • -~ ~
;: -'WI~-
• ~ • .)
~II _JS.J,.-
:.;1 .&lji..Jc\..J9
·- ~ •
~~~

- :1: .. ~ ·' •-1 ';;I ; '~I -u~l-_J
• ~ ••• ~.)_J-l l.J:l_ -·
~~!.(;A~<~~~- !.:d1 ;(11G !-~II J _;il-
~ ~ J . ~ 1 ~- ~ ~ . J . U:l
;'~1.\1 U~
;; .-.,l.i,~~ll
-
~~-
J . J
.<:'JI ·- ; ,_ :-- w ''.:.-JL ; '"G- .:.: i1
; ~:.t1'JI '' ~
u~ ~ - J i-J ~ yc u~J _ J...r---' : UJY ~J ~ r..s';
11 ; '' ~
u.JC- ~

Hadirin Jamaah Shalat Jum'at yang berbahagia


Sebagai hamba yang beriman, marilah kita senantiasa
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat
yang telah ia limpahkan, sehingga kita dapat menunaikan segala
kewajiban kita, baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama
manusia " hablum minan nas".

Shalawat dan salam, semoga senantiasa kita sampaikan kepada


junjungan kita, baginda nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membawa kita umat manusia, kealam yang terang dengan segala
hidayah Allah SWT.
Melalui mimbar Jumat ini, khatib mengajak hadirin sekalian
(terutama diri khatib sendiri), marilah senantiasa kita meningkatkan
taqwa kepada Allah SWT. Taqwa dalam arti sesungguhnya,
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Juga taqwa dalam arti, mengakui kebenaran ajaran yang dibawa
kekasih-Nya, Muhammad SAW.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Salah satu misi utama hukum Islam adalah, sebagai aturan


untuk mengejawantahkan nilai-nilai keimanan hukum Islam juga
berfungsi mengemban tanggung jawab masyarakat, baik itu keadilan
hukum, keadilan sosial, maupun keadilan ekonomi.

1
Pada sisi lain, Islam memandang harta dan kekayaan sebagai
amanat yang diberikan oleh Allah SWT, yang harus menjadi perekat
dalam membangun persaudaraan dan kebersamaan. Doktrin hukum
Islam berupa kewajiban bagi mereka yang kaya untuk mendistribusikan
keadilan ekonomi, bertujuan agar kekayaan tidak hanya berputar
diantara orang-orang kaya saja. Selain itu, juga bertujuan untuk
meminimalisir terjadinya kesenjangan sosial antara si kaya dengan si
miskin. Dari sinilah terciptanya masyarakat yang makmur dan
berkeadilan. Allah SWT berfirman:

"Apa saja harta rampasan perang yang diberikan Allah kepada


Rasui-Nya yang berasal dari penduduk kota, maka adalah untuk Allah,
Rasul dan kerabat rasul, anak-anak yatim orang-orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu tidak hanya
beredar di kalangan orang-orang kaya saja diantara kamu" .... (Q.S. AI-
Hasyr: 7)

Diantara program yang dianjurkan Islam untuk dilaksanakan kau


muslimin adalah wakaf. Wakaf, merupakan central voluntary ekonomi
Islam yang berfungsi sebagai asset konstruksi pembangunan, demi
kesejahteraan masyarakat. Pada prinsipnya, wakaf merupakan ajaran
anjuran kepada si kaya untuk memperhatikan orang-orang yang kurang
mampu, dengan cara mendermakan dana abadi yang dikelola, dan
hasilnya dimanfaatkan untuk membantu kebutuhan, membina dan
mengangkat derajat manusia.
Wakaf memiliki akar keislaman yang kuat, meskipun AI-Qur'an
tidak menyebutkan secara eksplisit akan istilah wakaf. Tetapi jelas,
baik AI-Qur'an maupun hadits Nabi SAW, mengajarkan akan
pentingnya berderma, sebagai bahan pengetahuan, pada kesempatan
kali ini, khatib sengaja ingin menjelaskan secara pintas tentang sejarah
wakaf, mudah-mudahan ada manfaatnya. Amin.

2
Ma'asyiral Muslimin rohimakumullah

Pertama, bagaimana praktek wakaf sebelum Islam?. Secara


syariat, wakaf berarti menyerahkan harta kepada seseorang atau
lembaga untuk dikelola dan manfaatnya diperuntukkan kepada
khalayak ramai yang membutuhkannya dengan niat lillahi ta'alla.

Jika merujuk pada definisi wakaf tadi, ternyata praktek wakaf


semacam itu sudah jauh dikenal sebelum datangnya Islam. Meskipun
dalam bentuk dan nama atau istilah yang berbeda. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya tempat-tempat ibadah yang dibangun,
dikelola dan dirawat, sedang hasilnya digunakan untuk membiayai
perawatan dan honor pengelolanya. Contoh konkritnya adalah Masjid
AI-Aqsha dan Masjid AI-Haram yang memang telah berdiri sejak
sebelum Nabi Muhammad SAW lahir.

Demikian pula halnya yang dilakukan oleh para raja Mesir kuno,
Kaisar Roma, Gina dan Jerman. Umumnya, harta yang telah
diwakafkan tersebut tidak boleh dijual, tidak boleh diwariskan dan juga
tidak boleh dihibahkan. Namun, harta tersebut hanya boleh dikelola
dan dimanfaatkan hasilnya untuk kepentingan umum.

Singkatnya, sejak dahulu, wakaf telah dipraktekkan dalam dua


bentuk, yaitu wakaf keluarga AI-Waqful Ahli dan wakaf umum Al-wafqul
Ghairi.
Hadirin Jamaah Jum'at yang berbahagia
Selanjutnya, bagaimana wakaf pada masa Rasulullah SAW.
Dalam sejarah Islam, wakaf telah diisyaratkan setelah Rasulullah SAW
hijrah ke Madinah. Tepatnya pada tahun kedua Hijriyah. Tetapi, ada
dua pendapat berkaitan dengan siapa yang pertama kali melaksanakan
wakaf. Pendapat pertama menyatakan bahwa Rasulullah SAW yang
pertama kali melaksanakan wakaf, yaitu wakaf tanah milik beliau untuk
digunakan Masjid. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Umar
Bin Syabah dari Amr Bin Saad Mu'ad, ia berkata;

3
.) ~_,I uc WlL: J\J .J~ ~~ ~JAC uc ~ ~JAC uc ~J_)_J
.&1 .)...- .&1 J~ _) ~.lo...,Q _)....&I}·') I J1jJ JAC ~.lo...,Q UJ-.»4-JI Jlli r-)L'/.1
FJ~
"Kami bertanya tentang mula-mula wakaf da/am Islam. Orang
Muhajirin mengatakan ada/ah wakaf Umar. Sedangkan orang-orang
Anshar mengatakan ada/ah wakaf Rasul/ullah SAW (Q.S. Asy-
Syaukani : 129)
Juga dijelaskan, bahwa Rasulullah SAW pernah mewakafkan
tujuh kebun kurmanya di Madinah, diantaranya kebun A'raf, Shafiyah,
Dalal, Barqah dan kebun kurma lainnya.
Adapun pendapat yang kedua menyatakan, bahwa yang pertama
kali melaksanakan wakaf adalah Umar bin Khattab, pendapat ini
berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan dari lbnu Umar ra:

Jlli ·r" ~ _;ilg ~) ~ ~ y~i J\J ~ .&I ~ _) JAC ~~ uc


,~, .,: . . ~
ul J\J ~ ~yl:i ~ <UA ~i .hl '1\...a ~i ~ ~) ~i
. ) ~_)J:l 'jJ ~..H 'jJ ~i t4.1 '14..ii ~ L9~ ~ ~~ ~i

YJ U.a ~ c4'1J ~~ ~~J AJ ;oi\J .&1 ~ .)J ~...riliJ ~l_;,lll


I

4..1.9 J ~~
. ~ ' . lSJ.lo....Q :- L ~ i ll.J 1 • ·, • ''"L . i
w J~.
~ ~ ~J ~~~U.
I - •

Dari lbnu Umar ra, berkata bahwa sahabat Umar mempero/eh


sebidang tanah di Khaibar, kemudian ia menghadap Rasulul/ah SAW
untuk memohon petunjuk. Umar berkata 'ya Rasu/ullah, saya
mendapatkan sebidang tanah di Khaibarm saya be/urn pernah
mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan
kepadaku? Rasu/ul/ah SAW menjawab 'bila kamu suka, kamu tahan
pokok tanah itu dan kamu sedekahkan hasilnya. Kemudian Umar
melakukan shadaqah, tidak dijual, tidak dihibahkan, dan tidak pula
diwariskan. Berkata lbnu Umar " Umar menyedekahkannya kepada
orang-orang fakir, kaum kerabat, budak be/ian, sabi/illah, ibnu sabil dan
tamu. Dan tidak dilarang bagi yang menguasai (mengurus) tanah wakaf
tersebut untuk makan dari hasilnya dengan cara baik (sepantasnya)
atau makan dengan tidak bermaksud menumpuk harta" (H.R. Mulsim)

4
Hadits dari lbnu Umar tadi menjadi landasan ajaran wakaf dalam
Islam. Dari hadits di atas, setidaknya ada lima prinsip umum sebagai
kerangka wakaf: (1) kedudukan wakaf sebagai sedekah sunnah yang
berbeda dengan zakat (2) harta wakaf tidak boleh dijual belikan,
diwariskan, dihibahkan ataupun disumbangkan (3) asset wakaf harus
dikelola secara produktif dan professional (4) hasil wakaf harus
diperuntukkan untuk tujuan yang baik (5) pengelola wakaf boleh
mendapatkan bag ian yang wajar dar hasil pengelolaan wakaf tersebut.

Contoh yang dilakukan Umar tadi, diikuti oleh para sahabat


lainnya. Seperti Abu Thalhah yang mewakafkan kebun
kesayangannya. Abu Bakar mewakafkan sebidang tanahnya di Mekah
yang khusus diperuntukkan bagi anak keturunannya yang dakat ke
Mekah. Demikian juga Utsman, yang menyedekahkan hartanya di
Khaibar kafilah. Juga Ali bin Abi Thalib mewakafkan tanahnya yang
subur. Sahabat Mu'ad bin Jabal mewakafkan rumahnya dengan
sebutan Darul Anshar. Selanjutnya juga diikuti oleh para sahabat
lainnya seperti Anas bin Malik, Abdullah bin Umar, Zubair bin Awwam,
Aisyah dan lain sebagainya.

Dimasa khulafaurrasyidin dan pada masa-masa setelahnya,


perkembangan wakaf terkait erat dengan dinamika sosial ekonomi, dan
keagamaan masyarakat muslim. Sebagaimana diketahui bahwa pada
masa awal pembentukan masyarakat muslim, kaum muslimin terlibat
aktif dalam kegiatan penaklukkan wilayah-wilayah baru diluar Hijaz.
Seiring dengan kegiatan tersebut, kaum muslimin banyak
membutuhkan sarana dan prasarana untuk keperluan ibadah
keagamaan maupun militer. Misalnya masjid, kuda, senjata, budak,
tempat berteduh para prajurit dan lain sebagainya. Untuk memenuhi
kebutuhan inilah, praktek wakaf banyak dilakukan kaum muslimin, baik
secara individu maupun Negara.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT

Pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, praktek wakaf


semakin luas. Semua orang berlomba-lomba untuk melaksanakannya.
Pada masa dinasti ini, wakaf tidak hanya diperuntukkan bagi kaum

5
miskin, tetapi juga dijadikan modal untuk membangun lembaga
pendidikan, perpustakaan, dan membayar gaji para stafnya, membayar
gaji guru dan memberikan beasiswa kepada para pelajar dan
mahasiswa.

Manariknya, pemerintah memberikan perhatian yang besar


terhadap antusiasme masyarakat untuk berwakaf. Dengan mengatur
pengelolaan wakaf, sebagai sektor tersendiri dalam membangun
solidaritas sosial dan ekonomi rakyat. Termasuk tata cara
pengelolaannya, pemeliharaannya dan penggunaan harta wakaf
terse but.

Pada masa Dinasti Umayyah, khususnya pada masa Hisyam Ibn


Abdul Malik, yang menjadi hakim mesir adalah Taubah bin Ghar ai-
Hadrami. Beliaulah yang pertama kali melakukan pengembangan dan
pengelolaan wakaf di Mesir dan Bashrah, terutama dengan pembentuk
lembaga wakaf sendiri, dibawah pengawasan hakim.

Pada masa Dinasti Abbasiyyah, terdapat lembaga wakaf yang


disebut Shadr ai-Wukuf yang bertugas mengurusi administrasi dan
memilih staf pengelola lembaga wakaf menjadi lebih terorganisir baik
secara administrasi maupun pengelolaannya, dengan demikian
manfaat wakaf juga lebih semakin terasa oleh rakyat banyak.

Kaum Muslimin rahimakumullah

Pada masa Dinasti Ayyubiyah di Mesir, hampir semua tanah


pertanian menjadi harta wakaf, dan semua dikelola oleh Negara dan
bahkan menjadi milik Negara dibawah kendali Baitul Maal. Hal ini tidak
mengherankan, karena Negara Ayyubiyah adalah Negara militer yang
menganut sistem oligarkhi, dimana struktur pemerintahan Negara
disusun berdasarkan struktur militer.

Ketika Shalahudin AI-Ayubbi memerintah, ia berusaha


memaafkan tanah-tanah milik Negara untuk diserahkan kepada
yayasan keagamaan dan sosial. Tindakan ini dilakukan dengan
mencontoh praktek wakaf sebelumnya yang dilaukan dinasti

6
Fathimiyah. Dinasti inilah yang mendirikan Universitas AI-Azhar Kairo,
terutama pada masa Sultan AI-Muidz Li Dinillah yang memerintah
panglimanya Jauhar AI-Siqqli untuk masih berdiri megah, dengan
ribuan mahasiswanya. Hebatnya, semua diberi beasiswa dari hasil
pengelolaan wakaf.

Shalahudin AI-Ayyubi adalah orang yang banyak mewakafkan


lahan milik Negara untuk kegiatan pendidikan. Misalnya beberapa desa
ia wakafkan untuk pengembangan Madrasah Syafi'iyyah, Madrasah
Malikiyah dan juga Hanafiyah. Hal ini diperkuat dengan adanya fatwa
ulama Mesir yang bernama lbnu lshrun dan beberapa ulama lainnya,
yang memperbolehkan mewakafkan harta milik Negara kepada
yayasan keagamaan dan sosial, untuk tujuan memelihara kekayaan
Negara itu sendiri. Bahkan Shalahudin ai-Ayyubi menetapkan
kebijakan, bagi orang-orang nasrani yang datang dari lskandariyah
untuk berdagang, wajib membayar bea cukai dan hasilnya dikumpulkan
dan diwakafkan kepada Ahli Fiqih dan keturunanya hal ini sebagai
upaya mensejahterakan ulama.

Hadirin sekalian .. .. Sungguh usaha yang luar biasa. Andaikan di


Indonesia, wakaf dikelola sedemikian rupa, termasuk didalamnya untuk
mensejahterakan ulama, da'i, ustadz ataupun mubaligh. Khatib yakin
jika hal itu terwujud, semua pendakwah apapun nama dan gelarnya
akan berkonsentrasi penuh dalam mensyiarkan agama Allah SWT.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT

Pada masa Dinasti Mamluk, aktivitas wakaf sangat pesat dan


beraneka ragam, sehingga pada masa itu apapun yang dapat diambil
manfaatnya boleh diwakafkan. Benda yang paling banyak diwakafkan
adalah tanah pertanian dan bangunan, seperti gedung perkantoran,
penginapan, dan ruang belajar.

Yang menakjubkan adalah, hasil pengelolaan wakaf itu juga


diperuntukkan guna kepentingan sarana di Haramain (Mekah dan
Madinah), seperti wakaf untuk kain kiswah Ka'bah dan untuk kain
penutup kubur Nabi SAW di Madinah. Hal ini, sebagaimana yang

7
dilakukan Sultan Shaleh bin AI-Nasir, yang membeli desa Bisus, untuk
diwakafkan demi kepentingan kiswah Ka'bah setiap tahunnya dan kain
penutup makam Nabi SAW setiap lima tahun sekali.

Karena besarnya manfaat wakaf bagi kelangsungan roda


ekonomi dan kegiatan dakwah, maka sultan AI-Dzahir Bibers AI-
Bandaqari (1277 M) salah seorang raja Dinasti Mamluk, menerbitkan
undang-undang wakaf untuk pertama kalinya. Berkaitan dengan hal ini,
ia memilih hakim dari masing-masing mazhab untuk mengurusi
masalah perwakafan.

Hadirin rahimakumullah

Tahun 1280 Hijriyah, pemerintah Turki Utsmani mengeluarkan


UU yang mengatur masalah pembukuan pelaksanaan wakaf. Dalam
UU, diatur masalah pencatatan wakaf, sertikifasi wakaf, tata cara
pengelolaan wakaf, upaya untuk mencapai tujuan wakaf dan lain
sebagianya. Pada tahun 1287 H pemerintah Turki juga mengeluarkan
UU tentang kedududkan tanah produktif kekuasaan Turki yang
berstatus wakaf.

Menjelang abad ke-20 Masehi, terutanma pada masa kekuasaan


Muhammad Ali Pasha, tahun 1891 M, ia berusaha mengatur praktek
perwakafan dengan cara Diwan AI-Wukuf yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus wakaf serta membuat perencanaan untuk
mengelola wakaf secara produktif.

Hadirin yang berbahagia

Demikianlah masa kejayaan wakaf dalam sejarah Islam. Saat itu,


wakaftelah meliputi berbagai benda, masjid, sekolah, tanah pertanian,
rumah, perkebunan, pabrik, gedung, gudang beras, dan lain-lain. Jadi
wakaff tidak hanya terbatas pada tanah kuburan dan tempat ibadah
saja, tetapi diperuntukkan guna kegiatan yang sifatnya lebih luas,
terutama untuk kepentingan umum yang bersifat lintas agama, lintas
suku, maupun etnis.

8
Saat ini, masyarakat kita masih banyak yang membutuhkan
uluran tangan dari para aghniya (orang orang kaya). Kebutuhan
mereka itu harus mendapatkan apresiasi maksimal, dan harus
diorganisir serta dikelola agar tujuan yang hendak dicapai dapat
terarah dan megenai sasaran.

Demikian apa yang dapat khatib sampaikan, mudah-mudahan


sejarah singkat tentang wakaf ini, membuka hati dan pikiran kita untuk
lebih banyak berbuat dan belajar dari sejarah.

9
SEJARAH PEMBANGUNAN ISLAM
TAK LEPAS DARI WAKAF

Agama Islam besar, karena memiliki dimensi spiritual yang kuat.


Dimensi spiritual tersebut didasari dengan iman. Dan jika iman sudah
mendasari perilaku setiap pemeluknya, maka akan melahirkan mujahid
yang merelakan jiwa dan raganya, bahkan juga harta benda
duniawinya. Salah satu sikap dan bentuk kaum Muslimin mengambil
jarak dengan dunianya adalah mewakafkan sebagian hartanya yang
telah Allah karuniakan kepadanya. Hal ini bisa dikatakan, nyaris
seumur perjalanan dakwah Islam.

Dalam sejarah peradaban Islam, wakaf sudah dikenal sejak


zaman Nabi Muhammad SAW, khususnya ketika beliau hijrah ke
Madinah ai-Munawarah. Peristiwa wakaf yang pertama kali dalam
urusan agama adalah Masjid Quba, yang didirikan oleh Nabi
Muhammad SAW di Madinah. Kemudian wakaf kedua adalah Masjid
Darul Hijrah di Madinah yang juga dibangun oleh Rasulullah SAW.

Adapun wakaf pertama yang dilakukan dalam bidang sosial


ekonomi, adalah pengambil-alihan kepemilikan tujuh buah kebun milik
seorang Yahudi yang terbunuh pada perang Uhud, kemudian ia
berpihak kepada umat Islam. Peristiwa wakaf ini kemudian diikuti oleh
Umar bin Khattab. Sikap positif Umar ini, kemudian diikuti oleh
sahabat Rasulullah lainnya. Seperti Abu Bakar Ash-Shidiq, Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, dan para sahabat lainnya. Pada masa itu
obyek harta wakaf, dan teknis pengelolaannya serta sasaran-
sasarannya masih sangat terbatas dan sederhana. Kesemuannya
masih dalam kontrol Nabi Muhammad SAW.

Seiring dan sejalan dengan perluasan wilayah dan


perkembangan peradaban Umat Islam, wakaf tersebar luas dengan
obyek dan sasaran yang lebih beragam. Sehingga pada abad ke Ill
Hijriyah, tidak ada kepentingan dan kemaslahatan umum, kecuali
didanai dari hasil wakaf. Mulai dari biaya untuk anak yatim dan anak
terlantar, perbaikan tepi-tepi sungai, pem~liharaan dan pelestarian

10
unggas, sampai penyediaan air bersih di kota-kota untuk kepentingan
umum.

Hadirin yang berbahagia

Mari sejenak kita menyimak bagaimana perjalanan


perkembangan wakaf dalam sejarah Islam. Selama periode Abbasiyah,
harta wakaf dan hasilnya ditampung dan dikelola oleh Qadhi (seorang
hakim) yang selalu dimonitor oleh atasannya. Karena dipandang
kurang maksimal, maka pada pariode ini pula dibentuklah Baitul Maal,
yang secara khusus mengelola dan mengatur dana untuk kepentingan
umat, termasuk dana zakat dan wakaf.

Sementara itu, pada masa Bani Mamluk, harta wakaf dibagi


menjadi tiga kelompok besar, pertama harta wakaf yang namanya
Abbas, terdiri dari tanah perkebunan yang luas.dana yang dihasilkan
dari pengelolaan tanah tersebut digunakan untuk biaya pemeliharaan
masjid. Hal ini pula yang kerap kali khatib sampaikan ketika khutbah.
Artinya, jika rumah ibadah memiliki usaha produktif dari dana wakaf,
niscaya pengurus masjid tidak lagi disibukkan dengan membuat
proposal dalam setiap acara. Yang kedua waqaf Hukmiya, terdiri atas
tanah perkotaan di Mesir dan Qahira, yang hasilnya diniatkan untuk
pengembangan kota Mekah dan Madinah.

Sungguh luar biasa, konon katanya, beberapa rumah yang


dijadikan tempat mabitnya jamaah haji asal Indonesia, juga merupakan
harta wakaf yang diproduktifkan guna keberlangsungan manfaat dari
harta wakaf itu senidiri. Maka jangan heran jika kota Mekah dan
Madinah yang relative kecil itu jauh lebih maju dan lebih indah dari
daerah lainnya. Yang ketiga, harta wakaf yang namanya waqaf
Ahliyah, yaitu wakaf pemberian untuk keluarga.

Jamaah jum'at yang senantiasa mendapat kasih sayang Allah


SWT
Mulai abad ke 16 Masehi diterapkannya leasing permanen ke
dalam beberapa hal untuk memberikan rangsangan individu dalam
pengelolaan dan pelestarian wakaf. Dibawah leasing permanen ini,

11
terutama di Mesir dan Turki, penyewa dapat membayar sewa secara
lumpsum sehingga hak kepemilikannya penuh. Dalam kondisi tertentu,
di Syria dan Mesir, penyewaan juga dikaitkan dengan nilai dari real
estates.

Pada periode kekhalifaan Utsmaniyah, Turki mempunyai sejarah


terpanjang dalam keberhasilannya mengelola dana wakaf. Pada tahun
1925, diperkirakan mencapai% dari luas tanah produktif. Suhanal/ah ...
Pusat administrasi wakaf dibangun kembali setelah penggu~urannya
pada tahun 1924 M. sekarang, Wafq Bank and finance Corporation
telah didirikan untuk memobilisasi sumber-sumber wakaf dan untuk
membiayai bermacam jenis proyek joint venture.

Jamaah yang berbahagia, semua yang khatib sampaikan tadi


adalah milik orang, milik mereka. Pertanyaannya, bagaimana dengan
wakaf di Indonesia? Berikut sekilas khatib sampaikan sejarah wakaf di
Indonesia.

Sebelum Islam masuk di Indonesia, telah dikenal suatu lembaga


sosial yang fungsi dan kedudukannya hampir sama dengan wakaf.
Sebagai contoh, dapat dikemukakan tanah preman di Lombok dan
Tanah Pusaka (tinggi) di Minangkabau. Para ulama Indonesia,
sekalipun pada umumnya pengikut mazhab Syafii, namun dalam
memahami pengertian wakaf dapat juga menerima mazhab lainnya.

Selain dari itu perlu juga diketahui bahwa dalam penerapan fikih
wakaf di Indonesia terdapat berbagai perkembangan. Jika sebelum
tahun tujuh puluhan untuk memahami wakaf selalu merujuk mazhab
syafii, namun setelah itu ketika para hakim pengadilan agama telah
banyak dijabat alumni lAIN, tampak perubahan orientasi. Artinya,
pemahaman dan penerapan fikih di Indonesia telah berkembang, baik
dalam teori maupun dalam putusan Badan Peradilan Agama.

Sayangnya ... di Indonesia, wakaf pada umumnya berupa benda-


benda konsumtif, bukan benda-benda produktif. Hal ini terlihat dengan
bermunculannya masjid, sekolah panti asuhan, rumah sakit, tanah, dan
sebagainya. lni disebabkan, diantaranya oleh karena sempitnya lahan

12
dan hak milik perorangan yang dibatasi oleh hak masyarakat hukum
adat. Dan oleh karena harta yang diwakafkan itu pada umumnya
adalah barang konsumtif, maka terjadilah masalah mengenai biaya
pemeliharannya, sehingga banyak sekali harta benda wakaf yang
belum dikelola atau dimanfaatkan secara maksimal dan optimal. Untuk
mengatasi problem tersebut, perlu kiranya dicari sumber dana tetap
melalui wakaf produktif.

Lantas, sumber dana tetap yang digalang melalui wakaf produktif


itu, berupa apa? Wakaf uang tunai? Salah satu alternatif yang sangat
tepat sesuai dengan kondisi perekonomian dewasa ini untuk
mewujudkan wakaf produktif. Indonesia yang berpenduduk Muslim
terbesar didunia, wakaf produktif masih sedikit jumlahnya dibanding
potensi yang ada. Sebagai contoh kongkrit wakaf produktif di Indonesia
adalah perwakafan tanah Pondok Modern Gontor Ponorogo. Tanah
wakaf Pondok Gontor berupa sawah dan ladang kering disekitarnya,
dikelola secara professional, dan seluruh hasilnya dipergunakan untuk
membiayai lembaga tersebut beserta guru dan santrinya.

Bila dibandingkan dengan Negara-negara Islam yang lain,


pengelolaan wakaf di Indonesia masih perlu meningkatkan perannya.
Di Mesir, perwakafan telah diatur dengan perundang-undangan, dan
secara administrasi telah berjalan dengan baik dibawah kementrian
tersendiri yaitu kementrian Urusan Wakaf (Wizaratul Awqaf). Di Negara
itu, banyak harta wakaf berbentuk gedung-gedung yang disewakan
atau dibagi-bagi pengelolaannya kepada petani yang bersedia
menggarapnya dengan sistem bagi hasil, saham-saham diberbagai
badan usaha dan sebagainya, yang mendatangkan hasil. Dengan
demikian, banyak yang dapat dikerjakan melalui hasilnya, termasuk
diantaranya kegiatan ilmiyah, dakwah, sosial dan pendidikan.

Di Bangladesh, telah didirikan semacam "Bank Wakaf' yaitu


Social lnvesment Bank LTD (SIBL), yang merupakan sebuah Model
Perbankan Tiga Sektor diluar perbankan konvensional, dan beroperasi
secara bersama-sama dengan tujuan menghapuskan kemiskinan dan
memberdayakan system ekonomi partisipasif melalui pelbagai kegiatan
formal, non formal, dan voluntary, tentunya berbasis keikhlasan.
13
Hebatnya SIBL telah berhasil memperkenalkan sekaligus meluncurkan
sertifikat Wakaf Tunai, sebuah inovasi instrumen finansial lslami Sektor
voluntary, yang membuka peluang unik bagi pencipta investasi
dibidang keagamaan, pendidikan dan pelayanan sosial.

Di Yordania, harta wakaf telah berhasil membangun dan


menyediakan sekitar 70 rumah sakit, yang tersebar di hampir seluruh
Provinsi yang ada di Yordania, termasuk di lbukota Amman, dan Kota
Pelabuhan Aqoba. Subhanal/ah

Jamaah sekalian, melalui khutbah ini, perkenankanlah kami


selaku khatib meneguhkan keyakinan kita semua betapa besar
pontensi wakaf, jika ditangani secara transparan, amanah dan
professional. Mudah-mudahan dengan adanya Direktorat Wakaf
Kementrian Agama, perwakafan di Indonesia semakin maju dan
berkembang.

Demikian apa yang dapat khatib sampaikan, mudah-mudahan


ada manfaatnya. Dengan iringan doa semoga kelak kita semua
menjadi orang yang rindu untuk berwakaf. Amin ya rabbal alamin.

14
WAKAF PADA MASA NABI

Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT

Khatib yakin, semua jamaah yang hadir pada shalat jumat ini
mengetahui dan sering mendengarkan, bahwa Allah SWT memberikan
pahala yang berlipat ganda kepada hamba-hambanya yang
mensedekahkan, menginfakkan, menzakatkan ataupun mewakafkan
sebagian harta yang dimilikinya. Allah berfirman dalam surat AI-
Baqarah
~
~ •
JS ~. l1\.L
:
-,_ ~~
~ •
~ ~ .&1 ~ · ~:11_,\ :
~ • _ _ _ ~:
jJI 't~·
~ ("1t"' .JA u~ U:L ~
!. •• , :

~ .1;. ~
~~.J
I- :&1-.J ~L:..J~~
<1 ~~ :&1- ~ ~Ca
- ~ .J~.

"Perumpamaan bagi orang orang yang menafkahkan hartanya


dijalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh butir, pada tiap-tiap butir menumbuhkan seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Ia kehendaki. Dan Allah
maha luas (karunia-Nya) lagi maha Mengetahui. (QS. AI-Baqarah :
261)

Rasulullah SAW juga menyatakan, bahwa sebuah biji kurma


dapat menyelamatkan orang dari siksaan panasnya api neraka. Artinya
apa? Kebaikan seseorang yang menafkahkan sebagian hartanya, akan
Allah balas dengan melipatgandakan ganjarannya. Subhanallah, luar
biasa kebaikan dan pahala yang Allah SWT akan berikan. Dan lngat!
Allah sekali kali tidak pernah ingkar akan janji-Nya, innallahi Ia yukhlifu
mi'aad.
Lalu, pernahkah kita berfikir, kenapa Allah memberikan ganjaran
yang begitu besar kepada yang menafkahkan (mewakafkan) sebagian
hartanya dijalan Allah? Menurut khatib jawabannya sederhana, karena
berinfak, bershadakah, berzakat, berwakaf, berderma dan apapun
sebutannya, memang berat untuk dilakukan. Sangat berat, sehingga
banyak diantara manusia yang enggan melaukannya. Maka, ketika
rasa berat itu mampu dihilangkan oleh seseorang, Allah pun
menggantinya dengan pahala yang berat pula. Subhanallah, Maha
Suci Allah.
15
Jamaah jum'at yang dirahmati Allah

Pada kesempatan ini, mari kita kembali bagaimana wakaf pada


masa baginda Rasulullah SAW para sahabat. Bagaimana pula mereka
menghilangkan rasa berat tersebut, sehingga dengan ringannya
mereka mewakafkan sebagian harta miliknya.
Dalam sejarah dijelaskan, ketika Rasulullah SAW berhijrah ke
Madinah ai-Munawwarah, Rasulullah SAW langsung mewakafkan
tanah miliknya untuk dibangun sebuah masjid.Tidak hanya itu, beliau
juga mewakafkan 7 kebun kurma miliknya di Madinah. Padahal,
Rasulullah SAW dikenal miskin, tetapi ia tetap mewakafkan tanahnya
untuk keperluan ibadah kaum muslimin dan untuk keperluan sosial.
Sikap Rasulullah SAW ini ditiru banyak sahabatnya.
Umar Bin Khattab misalnya, ia mewakafkan tanahnya di Khaibar,
Abu Thallah mewakafkan kebun kesayangannya. Abu Bakar
mewakafkan sebidang tanahnya di Mekah, Utsman Bin Affan, Ali bin
Abi Thalib, Mu'adz bin Jabal, Zubair bin Awwam dan disusul sahabat
lainnya.

Dalam sebuah riwayat yang panjang, lbnu Umar menjelaskan


"Sahabat Umar memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian ia
menghadap Rasulullah SAW untuk memohon petunjuk. Umar
berkata. Ya Rasulullah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar,
saya be/urn pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang
engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah SAW menjawab "bila kamu
suka, kamu tahan pokok tanah itu dan kamu sedekahkan
hasilnya". Kemudian Umar melaukan shadaqah, tidak menjula, tidak
dihibahkan dan tidak pula diwariskan. Subhanallah, itulah suri tauladan
yang Rasulullah SAW dan para Sahabat tunjukkan kepada para
pengikutnya secara kongrit. Mereka tidak hanya menganjurkan, tetapi
berbuat terlabih dahulu. Demikian juga hadits Rasulullah SAW riwayat
Ibn Majah dari Ibn Umar, r.a., sebagai berikut:

16
Artinya:
"Sahabat Umar ibn ai-Khattab telah berkata kepada Nabi Muhammad
SAW: 'Sesungguhnya saya mempunyai harta yang berupa seratus
saham tanah yang terletak di Khaibar. Tanah tersebut sangat saya
senangi dan tidak ada harta yang /ebih saya senangi dari pada itu.
Sesungguhnya saya bermaksud menyedekahkannya'.Nabi
bersabda:'Wakaf-kan/ah tanah tersebut dan sedekahkan buah (hasi/)-
nya'.

"Umar (ayahku) menyedekahkannya kepada orang-orang fakir,


kaum kerabat, budak be/ian, sbilillah, ibnu sabil, dan tamu. Dan tidak
dilarang bagi yang menguasai (mengurus) tanah wakaf tersebut untuk
makan dari hasilnya dengan cara baik (Sepantasnya), atau makan
dengan tidak bermaksud menumpuk harta (HR. Bukhari Muslim)

Hadirin .... tidak hanya itu, dalam kitab An-nushush Al-


lqtishadiyah karya Mundzir Qohaf dijelaskan, Umar juga mewakafkan
tanah miliknya di Tsamag dan didaerah Wadi AI-Qura. Perbuatan
wakaf Umar ini, sudah dicatat oleh Mu'aiqib dan disaksikan oleh
Abdullah bin Arqam. Artinya apa? Secara sederhana administrasi
perwakafan sudah berjalan sejak dahulu.

Demikian pula Utsman bin Affan.Dalam riwayat At-Tarmizi dan


an-Nasa'i dijelaskan. Utsman bin Affan pernah mewakafkan hartanya
berupa sumur Raumah, riwayat tersebut diperjelas oleh Imam Bukhari,
yang menyatakan 'apakah kalian tahu bahwa sumur Raumah apabila
ada orang yang mau menemui airnya, ia harus bayar. Pemiliknya telah
menjual airnya kepada orang yang sedang dalam perjalanan'
.kemudian hasil dari penjualan air itu dipetuntukkan bagi mereka yang
membutuhkannya.

17
Kaum muslimin yang berbahagia

Masih banyak lagi riwayat yang menginformasikan kepada kita,


bagaimana gairah atau semangat para sahabat Nabi dalam berwakaf.
Selain yang tadi khatib sebutkan, juga ada riwayat dari Abu Hurairah,
bahwa Khalid pernah mewakafkan baju besinya, senjata dan alat-alat
pertanian untuk keperluan jihad fi sabilillah. Bahkan RasiJiullah SAW
pernah bersabda:

~ 0

.J.J.J ~-f.J
- - .u -1 u.~ ~ l9 o~ - t1~- .&w G~1 .&1 ~ · t...:..- ~ - -; 1UA
. - u~ -- Y; ~- .J - ; ~: - - ~; ~ Y ~ :-
0

WI I ~ 'wJI - o- ·1 -. . .iJ
o--
i_j.) . .J_) ~ ~- f' .J:! ~ ~ ~ Y..J

"Barang siapa yang mewakafkan kuda miliknya di ja/an Allah,


dengan keimanan dan tawakka/, maka bulunya, kotorannya, dan juga
kencingnya da/am penilaian Allah yang mengandung kebaikan"(HR.
Bukhari)

Saudaraku.. .. Demikian besar semangat para sahabat untuk


berwakaf, kenapa? Selain dicontohkan Rasulullah SAW dan para
sahabat dekat beliau secara langsung, mereka juga meyakini benar,
bahwa Allah SWT akan memberikan pahala yang besar dan berlipat
ganda atas perbuatan baik mereka. ltulah sebabnya, Abu Thalhah
dengan rinci dan ikhlas mewakafkan harta kesayangannya berupa
mata air yang jernih. Setelah itu turun ayat"

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna,


sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu sukai. Dan
Allah mengetahui apa apa yang kamu nafkahkan" (QS. Ali lmran: 92)

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Sungguh benar firman Allah yang menyatakan:

;;:,; ~_;.:,1 ~i J_?j ~ f5J utS .ill

18
"sesungguhnya pada diri Rasulullah SAW terdapat contoh yang
baik ... "

Artinya apa? Rasulullah SAW dan para sahabat tidak hanya


berkata, tidak hanya menganjurkan, tidak hanya menyampaikan
risalah-risalah Allah SWT yang tertuang dalan AI-Quran, tetapi mereka
langsung berbuat, langsung memberikan contoh kongkrit kepada
umatnya dan tentunya mereka meyakini kebenaran janji-janji Allah atas
setiap amal shaleh yang diperbuatnya. Dengan demikian, para
pengikutnya pun dengan ringan meniru perbuatan-perbuatan atau
contoh-contoh yang diberikan.

Saudaraku ... seandainya para kiyai, mubaligh, da'i, dan da'iyah,


ustad dan ustadzah, para dermawan, berbuat seperti apa yang
diperbuat Rasulullah SAW, berwakaf, bershadaqah, berzakat, dan lain
sebagainya, niscaya jamaahnya akan merasa ringan dan ikhlas untuk
berwakaf, bershadaqah, dan lain sebagainya, sebagaimana contoh
kongkrit yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Sayangnya... hal terse but kurang banyak dicontohkan, baru


sebatas teori. Alhasil, ayat-ayat dan riwayat-riwayat yang berkenaan
dengan berbagai kemuliaan, manfaat dari berwakaf, bershadaqah,
berzakat dan lain sebagainya hanya menjadi alunan kata-kata yang
menakjubkan sesaat, hanya menjadi mesin pengangguk kepala
jamaah tidak lebih dari itu. Belum lagi juga dikaitkan dengan firman
Allah SWT:

Artinya;
"Amat besar kebencian di sisi Allah, bagi orang yang hanya bisa
berkata tetapi ia sendiri tidak pernah melakukannya" (QS. AI-Shaf: 3)

Hadirin rahimakumullah

Memang tidak semua para da'i, asatidz atau mubaligh tergolong


orang yang mampu, atau kaya. Tetapi banyak juga diantara mereka
yang tergolong orang yang kurang mampu dan bahkan miskin. Namun

19
dengan segala kasih sayang Allah, mereka dikaruniai ilmu dan
kemampuan untuk menjalankan dan mengajarkan syariat Allah.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Kembali ke beberapa riwayat yang khatib sampaikan tadi, hanya


sebagian kecil dari banyak riwayat yang berkaitan dengan wakaf. Akan
tetapi, khatib yakin kita sepakat bahwa, tidak perlu banyaknya riwayat
ataupun ayat yang diungkapkan, melainkan cukup 1 atau 2 saja, tetapi
memberikan kesan, seakan hal tersebut ingin segera kita lakukan, ingin
segera kita perbuat.

Karena banyak diantara kita, yang terkadang tahu, tetapi enggan


melaksanakannya. Terkadang pula mengerti, tetapi malas.

20
HARTA DALAM PERSPEKTIF ISLAM.

Hadirin Sidang Jamaah Jumah yang dirahmati Allah SWT,

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT,


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat
menjalankan ibadah Jum'at pada kesempatan kali ini. Mudah-mudahan
ibadah ini menjadi amal baik kita dan kelak menjadi bekal kita untuk
menghadap keharibaan-Nya. Shalawat serta salam kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
menunjukkan manusia kejalan kebenaran. Yaitu agama yang diridhai
oleh Allah SWT.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah SWT,

Secara filosofis, Manusia adalah makhluk ekonomi. Karena


tidak satupun manusia yang dapat hidup tanpa mengkonsumsi,
memproduksi dan mendistribusi harta benda. Kebutuhan
mengkonsumsi menuntut adanya produksi, namun tidak semua orang
mampu memproduksi semua kebutuhannya sehingga diperlukan
adanya distribusi. Karenanya, keterpautan kemampuan seseorang
dengan yang lain menciptakan ketergantungan antara sesama sebagai
ciri manusia sebagai makhluk sosial.

Kebutuhan manusian untuk mengkonsumsi niscaya


memerlukan harta. harta pada dasarnya sesuatu yang baik. Namun
sikap seseorang untuk memperoleh dan menggunakan harta yang
menyebabkan harta terpuji dan tercela. Harta terpuji adalah harta yang
diperoleh dengan cara halal dan dipergunakan untuk kebaikan dan
didermakan, sedangkan harta tercela adalah harta yang diperoleh
dengan cara tidak benar dan digunakan untuk kemaksiatan atau untuk
menumpuk kekayaan.

Islam memandang harta adalah sesuatu yang terpenting


setelah keimanan. Sebab sebagian besar pelaksanaan syariah
membutuhkan harta, seperti shalat, zakat, haji, jihad dan lainnya.
Namun harta dipandang baik jika diperoleh dengan cara baik dan

21
dipergunakan dijalan Allah (fi sabilillah). Harta akan menjadi petaka
dan fitnah jika diperoleh dengan cara tidak halal dan dipergunakan
untuk kemaksiatan. Allah SWT berfirman:

r::-:- ~ I ~.ilc-
~.1.:..:. ...?."
0
:&1-.J ~- I:(3'].J'\'.J I:<:.il"l WI•
.JA
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),
di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Q.S. At-Taghobun: 15)
Saudara Hadirin Jama'ah Jum'at yang Dimuliakan Allah SWT,
Harta akan menjadi kebaikan jika dipandang sebagai sarana
untuk mendukung pelaksanaan ajaran Islam, dan harta akan menjadi
bencana (fitnah) jika dijadikan sebagai tujuan hidup.
Rasulullah SAW bersabda:
~"i ~-,.J ~- ~i
' ' ..., J
JWI ~ <
QSJ-
"Setiap umat pasti mendapat cobaan (fitnah), sedangkan cobaan
umatku ada/ah harta". (HR. Turmudzi)

Ekonomi dalam pandangan Islam tidak hanya harta yang


berupa materi dan produksi yang bersifat fisik, tetapi juga harus dapat
memenuhi kebutuhan rohani. Karenanya, ekonomi tidak semata-mata
kepentingan profit, namun semestinya berakar dari etika dan nilai
kemanusiaan.
Saudara Hadirin Yang dimuliakan Allah SWT,
Harta ada dua. Yaitu halal dan haram. Allah SWT telah
menjelaskan mana harta yang haram dimakan dan mana harta yang
boleh dikonsumsi. Sesuatu yang haram dimakan dijelaskan oleh Allah
secara rinci, seperti Babi, Anjing dan Darah. Atau sesuatu itu
sebenarnya halal kalau prosesnya sesuai tuntunan syaria'ah, seperti
hewan yang halal dengan syarat dipotong secara syara'. Akan tetapi
hewan itu haram dimakan jikan tidak dipotong sesuai syariah. Allah
SWT berfirman:

22
-·; •.L··-1 lJ-4!
~ ~
.-' .&1
' ~.:.:1-u~i~-
'. ' _J
·.:.:.ll ::...:.1- -~l'liJ.;jl
..;;~ I"'_J f' _J ~
~<:I;-·- WI'
("'"""::- f' y.
- - - ~ - ; ~ ! ; ;&1 ~ 1 ~ _;I )l9 ~li. 'r · G
~ _) _)_}iC c.J! '~ ~! • _J ~ •

"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,


daging babi, dan binatang yang (tetika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun /agi Maha Penyayang". (Q.S. AI-Baqarah: 173)

Ada pula harta itu sebenarnya halal tetapi karena prosesnya


yang tidak sesuai syariat Islam sehingga harta itu haram diperoleh dan
haram di makan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada kita untuk
mengkonsumsi yang secara esensi halal dan cara mendapatkannya
juga halal. Dalam cara memperoleh harta di negeri kita ini banyak
tertuang dalam undang-undang dan regulasi. Dalam sektor keuangan
dan perbankan upamanya, kita menganal sistem konvensional dan
system syariah. lni sangat mencolok perbedaanya dalam proses dan
efek dalam kehidupan dari kedua sistem tersebut.

Karakteristik ekonomi Islam terletak pada kerangka moral dan


etika. Aturan yang dibentuk dalam ekonomi Islam merupakan aturan
yang bersumber pada kerangka konseptual masyarakat dalam
hubungannya dengan Tuhan, kehidupan dan tujuan akhir manusia
setelah kematian. Ekonomi menurut Islam tidak semata-mata
keuntungan materi, lebih dari itu ekonomi adalah sarana untuk
membangun ikatan kemanusiaan yang saling
membutuhkan dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Ekonomi Islam berbeda dengan Sistem ekonomi Kapitalis yang


menekankan pada kepentingan individu atau Sistem ekonomi
Sosialis/komunis yang hanya memfokuskan pada kepentingan umum.
Ekonomi Kapitalis menihilkan peran negara karena sepenuhnya
menganut mekanisme pasar. Mengakui kepemilikan pribadi secara
mutlak. Cita-cita utamanya adalah adanya pertumbuhan ekomomi,
sehingga setiap individu dapat melakukan kegiatan ekonomi sebebas-
bebasnya untuk mendapatkan profit. Sedangkan sistem ekonomi
23
sosialis muncul sebagai respons dari paham kapitalis yang
mengeksploitasi manusia, sehingga peran negara sangat dominan.
Tidak mengakui kepemilikan pribadi. Akibatnya, aktivitas ekonomi bagi
setiap individu terpasung, karena semuanya untuk kepentingan
bersama. Negara bertanggung jawab dalam mendistribusikan sumber
dan hasil produksi kepada seluruh masyarakat.

Islam memandang ekonomi tidak lepas dari empat ciri, yaitu


Rabbaniyyah (ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan, dan Wasathiyah
(keseimbangan). Ciri-ciri ini yang menyatukan kepentingan duniawi
dan uhkrawi, ketuhanan dan kemanusiaan, materi dan ruh. Ciri
Rabbaniyah terletak pada katerkaitan seluruh aktifitas produksi,
konsumsi dan distribusi semata-mata untuk menjalankan tugas sebagai
khaifah dimuka bumi, membangun peradaban manusia dan
memakmurkan bumi. Ciri Rabbani ini meniscayakan beretika. Cirri
etika teletak pada tidak adanya pemisahan antara kegiatan ekonomi
dengan akhlak. Islam memandang aktifitas ekonomi untuk
kemaslahatan. Dilarang menipu, melakukan riba dan menzalami
kepada yang lain hanya untuk kepentingan pribadi.

Ciri kemanusiaan juga terlihat dalam relasi persaudauraan dan


tolong menolong dalam memenuhi kebutuhan. Dalam transaksi tidak
semuanya berbasis profit, karena adakalanya untuk menolong dengan
skim qardlul hasan (pinjaman tanpa bagi hasil). Ciri keseimbangan
(wasathiyah) terlihat dari pengakuan Islam terhadap hak milik individu,
tetapi di sisi lain mengakui hak umum. Hak milik individu
memungkinkan seseorang untuk memperoleh harta sebanyak-
banyaknya, tapi harus berbagi dengan yang lain sebagai implementasi
dari hak umum, yaitu berupa zakat, wakaf dan sadekah.

Saudara Hadirin Yang dimuliakan Allah SWT

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai


khalifah Allah di muka bumi ini harus bekerja keras untuk membangun
dan memakmurkan bumi dan mensejahterakan umat manusia. Harta
dibutuhkan dalam aktifitas kehidupan dan ibadah kita, tetapi jangan

24
sampai kita menjadikan harta sebagai tujuan. Letakkanlah harta hanya
ditangan kita dan janganlah meletakkan harta di hati kita.

Semoga Allah SWT senantiasa menunjukkan kita kepada jalan


kebenaran dan memberi kekuatan kepada kita untuk mengikutinya.Dan
semoga Allah juga menyadarkan kita tentang kebatilan dan
memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat menghindarinya.
Amien, amien ya Rabba'l Alamin.

25
WAKAF DALAM PERSPEKTIF 4 MAZHAB

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Pada kesempatan ini, khatib mengajak jamaah sekalian, untuk


sama-sama merenung sejenak, berpikir, dan pada saatnya mencoba
untuk berbuat.
Saudaraku, kita percaya, yakin dan bahkan haqqul yakin, bahwa
kita semua memeluk atau berpegang kepada agama Allah, yaitu Islam.
Kita semua juga percaya bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, kita
tidak menyembah selain-Nya, tidak pula mensekutukan-Nya. Kita juga
percaya dan sangat meyakini, bahwa Muhammad SAW adalah
Nabiyullah yang terakhir, khataman nabiyyin.
Yang menjadi pertanyannya adalah, apakah benar kita ini sudah
Islam, sudah tidak lagi mensekutukan-Nya dan percaya akan risalah
yang dibawa kekasih-Nya Muhammad SAW. Khatib tidak meminta
jawaban, karena jawabannya sudah ada pada diri kita masing-masing.
Lalu, apakah kita sudah mengetahui segala sesuatu yang disyaratkan-
Nya? Atau mungkin sudahkah kita percaya dan yakin akan janji-janji
Allah SWT, dengan segala kenikmatan dan pahala yang besar, yang
kelak akan Ia berikan dari amal shaleh yang kita perbuat?
Wallahu a'/am, semoga Allah senantiasa memberikan taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita senantiasa memiliki
rasa rindu untuk berbuat amal shaleh. Amin ya Rabbal'alamin
Kaum muslimin yang dirahmati Allah
Pada kesempatan ini, mari kita mencoba untuk memahami satu
diantara syariat Islam, yang mungkin selama ini belum mencoba untuk
memahaminya lebih mendalam, yaitu masalah Wakaf.
Dalam sejarah Islam, wakaf sudah dipraktekkan Nabi Muhammad
SAW, beliau telah mewakafkan tanahnya untuk dibangunkan sebuah
masjid dan juga kebun kurma miliknya. Demikian pula dengan para
sahabat Nabi, Umar misalnya, dalam sebuah hadits shahih riwayat
Imam Muslim dijelaskan bahwa, ketika Umar mendapatkan harta di
Khaibar, Rasulullah SAW memerintahkan kepadanya untuk menahan
26
pokoknya dan memanfaatkan hasilnya untuk keperluan umum.
Artinya, harta yang diwakafkan seseorang tidak boleh habis dan dialih
tangankan, agar kemanfaatannya tetap dapat dirasakan dan
diperuntukkan masyarakat banyak. Lalu bagaimana wakaf dengan
segala permasalahannya menurut mazhab 4 yang kita kenai.
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pertama, menurut mazhab Hanafi, dari literatur yang ada
dijelaskan bahwa harta wakaf tetap milik si wakif (orang yang
mewakafkan), tetapi manfaat dari harta tersebut disedekahkan untuk
kepentingan sosial, baik sekarang atau yang akan datang dan si wakif
berhak mencabut kemanfaatannya untuk keperluan lain termasuk
menjualnya.
Pendapat mazhab Hanafi tadi, tidak jauh berbeda dengan paham
Mazhab Maliki. Menurut mazhab maliki, si pemilik wakaf tidak
melepaskan secara penuh atas harta yang diwakafkannya, tetapi
membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan atau
kepentingan sosial. Bedanya, mazhab Maliki memiliki batasan, bahwa
harta yang diwakafkan itu berlaku untuk masa waktu tertentu misalnya
5 tahun, 10 tahun, sesuai dengan keinginan pewakaf atau sesuai
dengan perjanjian, dan tidak boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal
atau wakaf selamanya. Sementara mazhab Hanafi tidak menentukan
batas waktunya.
Sedangkan menurut paham mazhab Imam Syafi'i dan Imam
Ahmad bahwa, harta yang diwakafkan seseorang atau lembaga secara
utuh menjadi milik umat, atau dalam bahasa lain menjadi milik Allah
dan si wakif tidak berhak lagi atas harta yang telah diwakafkannya.
Jamaah Jum'at yang berbahagia
Sekarang mari kita lihat bagaimana fonomena wakaf yang ada
di Indonesia, dimana mayoritas berpegang kepada Imam Syafi'i.
artinya harta yang sudah diwakafkan menjadi milik Allah/milik umat dan
wakif atau orang yang mewakafkan tidak berhak lagi atas hartanya itu.
Akan tetapi, apa yang terjadi? Masih banyak masyarakat kita yang
sudah mewakafkan sebagian harta miliknya untuk keperluan umat,

27
tetapi setelah dikelola, dirawat, dan diproduktifkan oleh nazhirnya,
maka sifat basyariahnya sebagai seorang manusiawipun mulai muncul.
Akhirnya gelisah, resah dan bahkan mungkin pusing kepala.
Saudaraku ... ketika manusia dalam kondisi gelisah dan resah maka
syetan mulai berbisik, bahkan berteriak 'ambil itu harta, miliki kembali
hartamu itu harta itu bukan milik mereka, tapi milik kakekmu/ayahmu
dan Jain sebagainya'
Saudara-saudaraku seiman dan seaqidah
Jangan heran, jangan terkejut, jika ada sebuah masjid yang
besar dan strategis, tetapi tidak ada jamaahnya, atau mungkin hanya
beberapa gelintir orang saja, atau juga mungkin tidak terurus dan
bahkan nyaris tidak pernah di cat. ltu biasanya tanah wakaf atau
mungkin bangunannya juga wakaf yang kembali dikuasai si pewakaf,
dan sangat mungkin juga oleh pewarisnya ataupun keluarganya.
Alhasil, para pengelola dan juga pengurusnya menjadi malas dan
enggan untuk berbuat secara maksimal. Akibatnya, rumah ibadah yang
besar itu menjadi sarang laba-laba dan bahkan ada yang menjadi
kandang kambing. lni baru satu dari sekian banyak contoh yang ada
didepan mata kita. Naudzubil/ah min dzalik, semoga Allah melindungi
kita dari sifat yang demikian, dan ingat, itu dilarang oleh Allah SWT.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Jangan pula kaget, jika mendengar atau mungkin melihat


bangunan sekolah yang lumayan luasnya, tetapi kelihatan tidak terurus
dan nyaris rapuh dan runtuh. ltu juga biasanya wakaf yang kembali
ingin dikuasai oleh pemiliknya. Kemungkinan lain, si pewakaf ingin
meminta bayaran atau mungkin juga mengungkit-ngungkit pelbagai
keringanan untuk keluarga dan sanak saudaranya, atau mungkin juga
mengungkit kepemilikannya. Hal ini biasanya sangat mempengaruhi
kinerja pengelola. Alhasil mereka menjadi malas, enggan dan tidak
perduli, karena wakaf campur tangan dan bahkan menguasainya
kembali.
Subhanal/ah wa na'udzubil/ah. Lalu apakah yang dilakukan para
pewakaf itu salah atau mungkin keliru? Jawabannya jelas salah.

28
Mereka salah dan berdosa, jika kembali ingin memiliki atau menguasai
harta wakaf yang telah diwakafkannya. Bahkan dalam undang-undang
wakaf ada ketentuan hukumnya. Husnudzan kita, mudah-mudahan,
jika hal itu terjadi, karena ketidak tauan atau ketidak pahaman mereka
tentang hukum wakaf. Tetapi berbeda jika pura-pura tidak tahu.
Jamaah jum'at yang saya hormati
Sebagaimana khatib jelaskan diawal tadi bahwa wakaf boleh
diperuntukkan dalam jangka waktu tertentu. Maka perlu kami ingatkan
bahwa setelah adanya Undang-Undang Wakaf, pemerintah sudah
mengatur ikrar wakaf dilakukan dikantor urusan agama (KUA)
Kecamatan. Disinilah pewakaf akan mengikrarkan harta wakafnya,
apakah untuk selamanya atau dalam jangka waktu tertentu, demikian
pula dengan peruntukkannya. Misalnya wakaf tersebut untuk tempat
ibadah (masjid, mushalla), untuk sekolah, mini market, Pusat
Kesehatan Masyarakat dan lain sebagainya. Jika suatu saat si
penerima wakaf merobah peruntukkannya sebagaimana yang tertuang
dalam akta ikrar, tanpa sepengatahuan pewakaf ataupun KUA, maka ia
dapat dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.
Sebelum khatib mengakhiri khutbah ini, perlu diingat dan
ditanamkan pada diri kita bahwa Allah berfirman:

'::.I..: <t.J ~I ~ 1J ~'


~ -: u~ ,~~ ~
-,. ~ I !.. ~:. ~- ~
.Ju~
t :. ~ I
_
!..
~~J;
~:. ::- ~ .. 11 l)ili j
Artinya: "Tidak beriman seseorang diantara kamu, sebe/um ia
menafkahkan harta yang dicintainya, dan apa-apa saja yang kamu
nafkahkan maka sesungguhnya, Allah mengetahui" (Q.S. Al-lmran: 92)
Mudah-mudahan khutbah wakaf yang sangat singkat ini,
membuka nuansa berfikir kita semua, untuk senantiasa ingin
mengetahui dan memahami hukum-hukum wakaf dalam Islam.
Sehingga pada saatnya, Allah SWT memberikan kesempatan kepada
kita semua untuk mengetahui dan memahami hukum wakaf dalam
Islam, sehingga pada saatnya, Allah SWT memberikan kesempatan
kepada kita semua, untuk mewakafkan sebagian dari harta yang
dikaruniakan-Nya. Amin ya Rabbal a/amin.

29
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MELALUI WAKAF

Hadirin Sidang Jum'at yang Dimuliakan Allah Subhanahuwa ta'ala.

Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena


betapa besar karunia-Nya yang diberikan kepada kita. Kita terlahir dari
keturunan Adam a.s. sebagai khalifah fil ardl adalah merupakan satu
kepercayaan terbesar yang diberikan Allah SWT kepada manusia,
sebagaimana dilansir dalam AI-Qur'an:

~~i,1.;. · , S/1 ~·
~- ~.)
Jet.;. - - -~-..) JJ ~~-;-'
- . ...r;:I ~s:8;JJ
"Dan (ingat/ah) ketika Tuhanmu berfiman kepada para malaikat,
sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
(QS. AI-Baqarah : 30)

Shalawat serta salam tercurah pada teladan kita Rasulullah


SAW. yang berakhlaq AI-Qur'an, setiap tatanan kehidupannya adalah
petunjuk Allah SWT. Beliau adalah pedagang yang membangun
kesejahteraan, hidup dalam kesederhanaan, konsisten dalam
perjuangan, komitmen dalam segala urusan, mujahadah dalam setiap
aktifitas, beliau adalah saudagar yang ulung dan amanah, pemimpin
yang bijaksana, serta penegak akhlaqul karimah.

Hadirin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah Subhanahu wata'ala


Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah Subhanahuwa Ta'ala dalam mencapai satu visi yang
sama yaitu kesejahteraan didunia maupun di akhirat serta dijauhkan
dari siksa api neraka.
Sebagaimana firman Allah Subhanahuwa Ta'ala:

30
"Ya Tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan (kesejahteraan)
hidup di dunia dan kebaikan (kesejehteraan) hidup di akhirat serta
cegahlah kami dari siksa api neraka" (QS: AI-Baqarah : 201)
Kesejahteraan itu hanyalah dapat dicapai melalui diri, keluga, dan
lingkungan sekitar. Karena keluarga adalah merupakan miniatur
negara apabila setiap keluarga sudah sejahteram aka sejahteralah
bangsaini.
Hadirin Jama'ah Jum'ah yang dirahmati Allah SWT,
Dalam hidup ini ada yang memilik harta banyak dan berlebih
dan ada jugu yang tidak punya harta dan tidak cukup membiayai
hidupnya. Ketidak berdayaan untuk membiaya hidup karena tidak
punya mata pencaharian disebut fakir dan ketidak cukupan untuk
membiayai hidup disebut miskin. Di Indonesia menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin (penduduk dengan
pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan) pada
September 2011 mencapai 29,89 juta orang (12,36 persen). Penduduk
miskin di daerah perkotaan menjadi 9,09 persen pada September
2011. Penduduk miskin di daerah pedesaan menjadi 15,59 persen
pada September 2011.
Ada beberapa faktor mengapa jumlah penduduk miskin di
Indonesia masih banyak meskipun sumber daya alam dan
kekayaannya sangat melimpah. Pertama, sumber daya manusia dan
pendidikan yang rendah sehingga produktifitas masyarakat lemah.
Menurut Schumaker pendidikan merupakan sumber daya yang
terbesar manfaatnya dibandingkan faktor-faktor produksi lain (lrawan,
1999). Kedua, Ketimpangan pembangunan, Ketimpangan
pembangunan di Indonesia selama ini berlangsung dan berwujud
dalam berbagai bentuk dan aspek atau dimensi. Bukan saja berupa
ketimpangan hasil-hasilnya misalnya dalam hal pendapatan per kapita
tetapi juga ketimpangan kegiatan atau proses pembangunan itu sendiri.
Bukan pula semata-mata berupa ketimpangan sosial atau antar daerah
tetapi ketimpangan sektoral dan ketimpangan regional. Ketiga,
pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyebaran
pendudukan dan angkatan kerja.

31
Hadirin Jama'ah Jum'ah yang dirahmati Allah SWT.
Salah satu instrumen untuk pemerataan kesejahteraan
masyarakat dalam pandangan Islam adalah kedermawanan dalam
bentuk Wakaf. Disebutkan hasil penelitian yang dipublikasikan PIRAC
tahu 2002, 96 persen kedermawanan diperuntukkan untuk perorangan,
84 persen untuk lembaga keagamaan dan 77 persen untuk lembaga
non keagamaan.
Potensi wakaf di lndnesia cukup besar. Wakaf yang bersifat
abadi dan tanpa batas memudahkan mobilisasi asset dan dana untuk
investasi jangka panjang. Wakaf dapat dilakukan dengan harta benda
tidak bergerak seperti tanah dan bangunan, atau harta benda bergerak
seperti uang. Menu rut data Kementerian Agama tahun 2011, jumlah
tanah wakaf di Indonesia terdapat 428.535 lokasi tanah wakaf dengan
luas 3.993.538.769 M2 , yang bersertifikat 67,22 % dan 32,78 % belum
bersertifikat.
Jumlah umat Islam yang terbesar di seluruh dunia merupakan
aset besar untuk penghimpunan dan pengembangan wakaf uang.
Jumlah penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa, yang mayoritas
beragama Islam. Jika wakaf uang dapat diimplementasikan maka ada
dana potensial yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan untuk
pemberdayaan dan kesejahteraan umat. Bisa dibayangkan, jika 20
juta umat Islam Indonesia mau mengumpulkan wakaf uang senilai Rp
100 ribu setiap bulan, maka dana yang terkumpul berjumlah Rp 24
triliun setiap tahun. Jika 50 juta orang yang berwakaf, maka setiap
tahun akan terkumpul dana wakaf sebesar Rp 60 triliun. Jika saja
terdapat I juta saja masyarakat muslim yang mewakafkan dananya
sebesar Rp 100.000,- per bulan maka akan diperoleh pengumpulan
dana wakaf sebesa Rp. 100 miliar setiap bulan (Rp 1,2 triliun per
tahun). Jika diinvestasikan dengan tingkat return 10 persen per tahun
maka akan diperoleh penambahan dana wakaf sebesar Rp 10 miliar
setiap bulan (Rp. 120 miliar per tahun). Sungguh suatu potensi yang
luar biasa.

32
Hadirin Jama'ah Jum'ah yang dirahmati Allah SWT,
Perwakafan di Indonesia dapat dijadikan instrumen untuk
mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat. Yaitu
melalui cara optimalisasi pengelolaan, investasi dan penyaluran wakaf.
Jumlah tanah wakaf di Indonesia yang begitu besar juga dilengkapi
dengan sumber daya manusia (human capital) yang sangat besar pula.
Oleh karena itu, dua modal utama yang telah dimiliki bangsa Indonesia
tersebut semestinya mampu memfungsikan wakaf secara maksimal,
sehingga perwakafan di Indonesia menjadi wakaf produktif dan tidak
lagi bersifat konsumtif yang membebani.
Menurut Monzer Kahf, Konsultan Islamic Finance USA, untuk
optimalisasi fungsi wakaf perlu pembiayaan proyek-proyek wakaf
dalam rangka mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia. Ada dua bentuk pembiayaan
proyek wakaf yakni model pembiayaan harta wakaf tradisional dan
model pembiayaan secara institusional. Model pembiayaan proyek
wakaf tradisional dalam wacana fiqh terdiri dari 1). Pembiayaan wakaf
dengan cara menciptakan wakaf baru untuk melengkapi wakaf yang
sudah ada, seperti perluasan Masjid Nabawi yang dilakukan pada
masa khalifah Umar, Usman, Bani Umayyah, dan Bani Abasiyah.
Setiap perluasan terjadi penambahan pada harta wakaf yang lama. 2).
Pinjaman untuk biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam
mengembalikan fungsi wakaf yang mendapat izin dari pemerintah.
Wakaf akan lebih produktif jika pengelolaan ditingkatkan melalui
investasi ijarah (leasing), mudharabah, Musyarakah, dan lain
sebagainya.
Wakaf uang juga dapat memudahkan mobilisasi dana dari
masyarakat melalui sertifikat untuk pendayagunaan dan optimalisasi
pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf. Ada beberapa
alasan mengapa perlu menggalakkan wakaf uang . Pertama, lingkup
sasaran pemberi wakaf (wakif) bisa menjadi luas dibanding dengan
wakaf tanah.
Kedua, dengan sertifikat tersebut, dapat dibuat berbagai macam
pecahan yang disesuaikan dengan segmen muslim yang dituju yang

33
dimungkinkan memiliki kesadaran beramal tinggi. Ketiga, wakif tidak
perlu menunggu kaya raya atau tuan tanah untuk berwakaf karena
uang lebih mudah dibuat pecahannya dan dapat berupa wakaf kolektif.
Memerlukan lima modal dalam upaya optimalisasi potensi
wakaf untuk mengentaskan kemiskinan menuju kesejahteraan. Lima
modal pengembangan investasi dan penyaluran dana sosial ini yang
akan memaksimalkan fungsi wakaf, yaitu Trust, berkenaan dengan
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan harta wakafnya dan juga
jaminan legalitas dari peraturan perundang-undangan. Knowledge,
berkenaan dengan ilmu mengenai perkembangan wakaf serta model-
model investasinya, wakaf tidak hanya objeknya yang mengalami
perkembangan, tetapi administrasi, pengembangan dan penyalurannya
membutuhkan pengetahuan yang selalu sesuai dengan
perkembangan. Pada tataran kompetensi keilmuan, seorang nazhir
harus menguasai ilmu-ilmu syari'ah, juga mesti menguasai materi-
materi fikih muamalah, khususnya yang behubungan dengan wakaf
Human skill berkenaan dengan keahlian Nazhir dalam bidang
tertentu yang berkenaan dengan amanah untuk mengembangkan harta
wakaf. Secara personal, Nazhir haruslah orang-orang yang mempunyai
reputasi dan kredibilitas moral yang baik, yaitu bersifat jujur, adil dan
amanah. Human technical berkenaan dengan kemampuan untuk
mengelola harta wakaf. Yaitu pengelolaan dengan prinsip keterbukaan
(transparansi),prinsip akuntabilitas, pnns1p tanggung jawab
(responsibility), dan prinsip independensi.
Human Relation adalah kemampuan Nazhir dalam membangun
jaringan untuk kepentingan pengelolaan dan pengembangan wakaf.
Pengembanganya ringan menjadi sesuatu yang asasi dalam mencapai
tujuan produktif wakaf. Sebab tanpa jaringan, prinsip permintaan dan
penyaluran (suplay and demand) tidak dapat berjalan dengan stabil.
Hadirin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah SWT
Dalam sebuah Hadits yang popular dinyatakan :

.ll_, _,i ~ ~ ~ _,l ~.J~ ;;j~ :~)(i LJ-4 '1) ~~I ~JI (.):ll wlA I~)
4..l _,c.~ ~l......::a
34
"Apabila mati anak adam maka terputus/ah segala amalnya kecuali tiga
perkara 1. Shadaqah jariyah; 2. 1/mu yang bermafaat; 3. Anak yang
shaleh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya."
Artinya bahwa asset jangka panjang kita adalah pertama shadaqah
jariyah. Hal ini berarti kita harus memiliki harta sehingga dapat
bershadaqah dengan sebanyak-banyaknya demi kemaslahatan umat.
Harta tersebut hanyalah dapat diperoleh dengan kerja keras serta
memohon ridlaan Allah SWT yang dilakukan secara terus menerus,
istiqamah dan ikhlas.
Hadirin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah SWT

Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan yang


terbaik bagi kita yang diberikan harta berlimpah hendaklah mau
memberikan kepada sesama. Mudah-mudahan kita menjadi hamba
Allah SWT yang pandai bersyukur. Hal tersebut tentunya haruslah kita
syukuri karena dengan bersyukur niscaya Allah akan menambah
ni'matNya kepada kita namun apabila kita kufur maka adzab Allah
amatlah pedih. "Kefakiran /ebih dekat kepada kekufuran" fakir pola
pikir atau fakir harta akan memberikan peluang kepada syaitan untuk
menggoda kita mendekati neraka. Na'udzubillah mindzalik. Untuk itu
marilah kita pandai-pandai bersyukur kepada Allah SWT atas segala
kesejahteraan yang telah diberikan dengan cara berbagi dan
memaksimalkan fungsi wakaf . Ya Allah, masukanlah kami dalam
golongan orang-orang shaleh. Amin.

35
WAKAF KEPEDULIAN SOSIAL

Hadirin rahimakumullah

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas nikmat
iman kesehatan dan kesempatan yang dilimpahkan-Nya, sehingga kita
dapat hadir di tempat mulia ini, dalam rangka menunaikan kewajiban
shalat Jum'at berjama'ah.
Pada kesempatan ini, khatib mengingatkan khususnya diri pribadi
khatib dan umumnya segenap kaum Muslimin yang hadir. Mari kita
tingkatkan kwalitas ketaqwaan kita, dalam arti melaksanakan perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya. Taqwa, merupakan bekal utama yang
harus dipersiapkan dalam rangka mengarungi hidup abadi setelah
kematian datang menjemput. Allah berfirman :
'__-l\..Jl\ri I 'lt..J · !.;1- ~~~11 ~(II - < ~\.!I 3 j 3Y
.-.;-
. ~3 ~ ~_J-9-l 3 (.SY""' _Y ~ u~ 3 ...
" .. .Bekalilah diri ka/ian, sesungguhnya sebaik-baiknya bekal
adalah taqwa. Dan bertaqwa/ah kepada-Ku, wahai orang-orang yang
berpikir. (Q.S. AI- Baqarah : 197)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Islam merupakan agama sosial, ajaran-ajarannya selalu
berorientasi kepada kemaslahatan sosial. Bila kita perhatikan, tidak
satupun ibadah yang diperintahkan ataupun yang dilarang Islam, tidak
berorientasi kepada kemaslahatan sosial. lbadah shalat misalnya, Allah
dengan tegas menyatakan: sesungguhnya shalat itu mencegah
perbuatan keji dan munkar.
lbadah puasa juga mengandung aspek sosial, yaitu membentuk
jiwa seseorang peduli dengan penderitaan kaum fakir miskin dan
membantu kesulitan ekonomi kaum yang berhak menerimanya.
Demikian pula dengan ibadah haji, infak, sedekah dan sebagainya.
Disamping sebagai bentuk pengabdian seorang hamba kepada Rabb-
Nya, ibadah-ibadah tersebut mengandung maslahat bagi kehidupan
sosial.

36
Nilai-nilai sosial dalam Islam, juga terlihat ketika seseorang
melaksanakan salah satu kewajibannya selaku umat Islam. Islam tidak
mewajibkan sesuatu ibadah kepada orang yang sedang mengalami
kesulitan misalnya, Islam membolehkan orang yang sedang dalam
perjalanan untuk tidak berpuasa. Tentunya perjalanan yang ditempuh
cukup jauh dan melelahkan. Jika merasa nyaman dan aman dengan
berpuasa, maka hal itu lebih baik untuk dilakukan. Sebagaimana
diakhir ayat 184 surat AI-Baqarah :
-- "" 0' ~ I :. <I ~ ' · I ' ' ~ ~ I .
J
: . '~ 1.!-: :. -; ·.< J" " -' '

u~r-u. 1 ~ .JA~u.J ···


"dan berpuasa itu lebih baik bagi kamu, kalau kamu mengetahui"
Dari sini terlihat bahwa, perintah maupun larangan dalam Islam
menunjukkan bahwa Islam menghendaki kebaikan bagi kehidupan
sosial manusia. Bahkan sebagaiman dijelaskan oleh Muhammad AI
Ghazali. "apabi/a suatu ibadah tidak membentuk pelakunya menjadi
berjiwa sosial, maka ibadah tersebut belum dilakukan secara benar".

Selain terkandung dalam ibadah yang bersifat langsung kepada


Allah SWT seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Juga ada ibadah yang
bersifat tidak langsung. lbadah yang satu ini merupakan ibadah yang
berhubungan dengan interaksi sosial sehari-hari, misalnya tolong-
menolong, infak, sedekah, zakat, dan wakaf. Dalam khutbah Jum'at
kali ini, kita akan melihat relasi ibadah Wakaf terhadap kehidupan
sosial.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Islam, pada dasarnya mengajarkan kepada ummatnya yang
dikaruniai rezeki harta, agar mensyukuri nikmat tersebut. Cara
bersyukur yang benar adalah dengan tiga hal yaitu: syukur lisan yaitu
dengan memanjatkan puji-pujian, syukur sikap yaitu tidak sombong
dan tidak lupa bahwa harta merupakan titipan Allah SWT, yang pasti
akan dikembalikan, dan syukur perbuatanya itu memanfaatkan harta
tersebut dijalan Allah.

37
Orang yang bersyukur, maka rezeki yang diterimanya menjadi
berkah dan Allah SWT akan memberikan nikmat yang semakin
berlimpah. Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya:

~
. l1~
:
_,_ ~~
~
~ ~ .11
. •. - -
~ · ~:11 "\ ~ !. •• , ~ ~~ ,,;,
(.
- ~: ~ rr' .J-'1 u~ J:L UJ-'1
':.1.;..
~ ~J
\':&\-~~
J
----~~~;&~-~~~·~~
~ ~ ' ~ J •. • . ~

Artinya : Perumpamaan harta yang dikeluarkan di ja/an Allah


ada/ah, serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir
(tangkai), pada setiap tangkai seratus biji. Allah melipat gandakan
ganjaran-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas
karunia-Nya, lagi Maha Mengetahui. (Q.s AI-Baqarah/2:261 ).
Fi sabilillah atau jalan Allah, yang dimaksudkan oleh ayat dia
atas, diantaranya adalah wakaf, yaitu memberikan harta benda yang
dimiliki kepada pihak lain untuk dikelola dan dimanfaatkan guna
kemaslahatan umum. Harta benda yang dapat diwakafkan adalah yang
dapat bertahan lama. Baik harta benda bergerak seperti uang, senjata,
buah-buahan, surat-surat berharga, kendaraan dan sejenisnya,
maupun harta benda yang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan.
Adapun yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah fasilitas
yang dimanfaatkan oleh orang banyak dalam rangka berbuat baik,
misalnya: masjid, mushalla, jalan, madrasah, rumah sakit dsb.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Dewasa ini, kehidupan mayoroitas Umat Islam, masih
terbelakang dalam segala aspek kehidupan, Akibatnya tertinggal dalam
banyak hal, terutama tingkat pendidikan, penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan, kualitas kesehatan dan tingkat kesejahteraan hidup.
Keterbelakangan ini merupakan suatu yang sangat bertolak belakang
dengan agama Islam sendiri, sebab Islam mengajarkan umatnya untuk
menjadi umat yang maju dan terdepan, di dalam segala aspek
kehidupan, sehingga mereka mampu menjadi khalifah yang baik di
muka bumi ini.
Keterbelakangan yang telah dan sedang kita alami sekarang ini,
lebih disebabkan karena ketidakmampuan ekonomi, Mayoritas umat
Islam hidup dalam garis kemiskinan. Makin mahalnya biaya pendidikan
38
dan biaya hidup di satu sisi, dan lemahnya kemampuan ekonomi di sisi
lain, menjadikan umat mulia ini, semakin tidak berdaya menghadapi
ganasnya persaingan hidup, dan mereka semakin terpuruk dalam
kebodohan dan kemiskinan. Padahal kita diingatkan dengan kata-kata
"kada al-faqru an yakuna kufran" kemiskinan berpotensi menyebabkan
seseorang menjadi kafir.
Kemiskinan yang diderita oleh umat ini, tidak akan pernah
teratasi tanpa kepedulian kita semua untuk memberantasnya. Allah
SWT tidak akan merubah kondisi suatu kaum, tanpa mereka sendiri
berusaha untuk melakukan perubahan. Karena itu, setiap kita dituntut
untuk bahu membahu, memberikan sumbangsih yang konkrit dan kita
diwajibkan untuk saling tolong-menolong dalam kesulitan yang dialami
oleh sebagian saudara-saudara kita.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
lngatlah bahwa, setiap rezeki yang kita terima merupakan nikmat
yang diberikan Allah. Nikmat ini merupakan titipan sementara yang
tidak akan bertahan lama, ketika Allah SWT ingin mengambilnya. Maka
hanya dengan hitungan jam dan bahkan menit. Dia juga telah
menunjukkan jalan yang diridhai-Nya dalam membelanjakan harta.
Satu diantaranya adalah berwakaf.

Melalui nikmat harta yang kita terima, Allah SWT pada dasarnya
menguji keimanan hambaNya, apakah bersyukur ataukah kufur!.
Apabila kita membelanjakan harta tersebut dijalan yang ditunjukkan-
Nya, berarti kita mampu menghadapi ujian tersebut dan termasuk
orang yang bersyukur. Sedangkan bila kita kurang dan bahkan tidak
peduli dengan kesulitan orang lain, atau membelanjakan harta yang
kita miliki bukan di jalan-Nya berarti kita tidak bersyukur dan tidak
berhasil menghadapi ujian harta yang Ia anugerahkan.
Mewakafkan harta benda di jalan Allah SWT, berarti kita telah
melakukan perbuatan yang sangat mulia dan bermanfaat bagi orang
banyak. Melalui harta yang kita wakafkan, baik berupa uang, tanah,
bangunan atau lain sebagainya, berarti kita telah peduli dengan
kesulitan orang lain. Apabila wakaf tersebut digunakan untuk fasilitas

39
umum, berarti kita telah memberi kemudahan kepada orang banyak.
Dan bila dimanfaatkan untuk sarana pendidikan seperti Madrasah atau
Perguruan tinggi, berarti kita telah ikut andil dalam memberantas
kebodohan. Apapun manfaat dari harta yang kita wakafkan adalah
sebagai wujud solidaritas terhadapa kesulitan ekonomi yang dialami
oleh saudara-saudara kita. Dengan demikian, kita telah peduli dan
berpartisipasi dalam membangun kehidpan sosial, ekonomi dan religius
umat menjadi lebih baik. Allah berfirman :
~
~-·
-w1 ~~ w-~ ~A~l
(...)-" ~ ~
~- -
(.)A_J •••••

..Barang siapa menjaga kehidupan seorang man usia maka ia seperti


menjaga kehidupan semua manusia .. (Q.S. AI-Maidah: 32)
Ayat diatas menunjukkan, betapa besar nilai kepedulian sosial
seseorang, sehingga Allah SWT memandang orang yang peduli
dengan orang lain, pahalnya sama dengan peduli dengan semua
man usia.
Selain bermanfaat bagi orang banyak, wakaf juga membawa
kebaikan bagi pelakunya, baik dalam kehidupannya di dunia maupun di
akhirat. Sebagai kebaikan hidup di dunia, Allah SWT akan
memberikan nikmat yang lebih banyak, dan akan menjauhkan bala,
sebagaiman firman-Nya:
'~
....
.l.l~
~-
-- "

~
-
I~
_. ' _.....
~I 0~ o.~< -:.1-
U 0 ~...r-- U3"'3
-
.:.<:;.i.J
r-
';;;
·y
~...}
; ' -- _.
0~ 0.<.~. ·.'.1
~J-""'"" U3"'
_.
.:.<:~-
r-:.J U
~ jl:i jl -
;;;; - 0

:-'

"Apabi/a kalian bersyukur, maka akan Aku tambahkan nikmat-Ku, dan


apabi/a kalian kufur maka adzab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim : 7)
Dan sebagai kebaikan di akhirat, wakaf merupakan amal jariyah
yang pahalanya akan terus mengalir selama-lamanya. Nabi SAW
bersabda:

_,1 ~ ~ ~ _,1 ~.J~ :u~ :~)(i u-a 'i) ~ ~~ ~~~ l.);ll wla ljJ
.u _JC ~ ~~ .ll_J
"Apabila seorang anak adam meninggal duini maka terputus
se/uruh ama/nya kecuali tiga perkara: Shadaqah Jariyah, 1/mu yang
bermanfaatdan anak yang shaleh yang mendoakan ", (H.R Muslim)
40
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Demikianlah khutbah yang singkat kali ini. Semoga menambah
wawasan kita, bahwa Islam merupakan agama sosial, yang
memerintahkan kita untuk membangun kepdulian sosial. Wakaf juga
merupakan solusi untuk memberantas kemiskinan yang dialami oleh
sebagian besar saudara-saudara kita. Semoga Allah SWT, selalu
membimbing dan menumbuhkan kepedulian dalam diri kita, untuk
membangun generasi yang lebih baik.

~\ 0! ~\ i~lj ~Jij~lj ~'II Jc i)_;W Yj tSJllilj _Y.l\ Jc i)jWj


- - -- ~~\ ~~

"... To/ong menolonglah kamu da/am kebaikan dan taqwa dan


janganlah kamu to/ong menolong da/am kejahatan dan permusuhan.
Dan bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah. Karena sesungguhnya
azab Allah sangat pedih ... ".(Q.S. AI-Maidah: 2)

41
MEMBANGUN KESEJAHTERAAN
SOSIAL LEW AT WAKAF

Hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah. Marilah kita tingkatkan


ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena hanya dengan taqwa itulah,
kita akan dapat meraih kebahagiaan yang hakiki, baik itu kebahagian
dunia maupun kebahagiaan di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: Bertaqwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu
berada, ikutilah keburukan itu dengan kebaikan, niscaya akan
menghapusnya dan bergaulah engkau dengan manusia dengan akhlaq
yang baik. (HR. Tarmidzi)
Hadirin sekalian, bahwa kata taqwa adalah kata yang singkat
tapi interpretasinya biasa bermacam-macam. Diantara sekian banyak
pengertian taqwa dalam AI-Qur'an, Allah berfirman:

~~ -'-~ ~..!'Llll ·-
~ ~
~ 'WI-~~
-' .. ~ _ ~ _, ~1".".11
_, ~1"."·-11-
~ ... 1:.LSJI- _ Y"'"' · ~ !..~, ~ ~~
~ u~ u.L
_.. .. 'J't ~
0
UJJ~·,,...,.
~
J

Artinya:
"Yaitu orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan
orang Jain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan". (QS.
Ali-lmran :134)
Ayat ini langsung yang menjelaskan sifat-sifat orang yang
bertaqwa, yaitu orang yang suka menafkahkan hartanya baik dalam
keadaan berkecukupan maupun dalam keadaan kesempitan atau
kemiskinan, sesuai dengan kesanggupannya menafkahkan harta itu
tidak diharuskan dalam jumlah yang ditentukan sehingga ada
kesempatan bagi orang miskin untuk bersedekah. Bersedekah boleh
saja dengan barang atau uang yang sedikit nilainya, karena itulah yang
dapat diberikan tetapi akan memperoleh pahala disisi Allah SWT.
Diriwayatkan oleh Aisyah Ummul Mukminin bahwa dia
bersedekah dengan sebiji anggur, dan di antara sahabat-sahabat Nabi
ada yang bersedekah dengan sebiji kurma. Diriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
42
Artinya: "Peliharalah dirimu dari api neraka meskipun dengan
menyedekahkan sepotong kurma, dan perkenankan/ah permintaan
seorang peminta walaupun dengan memberikan sepotong kuku hewan
yang dibakar". (HR. Ahmad)
Bagi orang kaya dan berkelapangan tentulah sedekah dan
dermanya harus disesuaikan dengan kesanggupan. Sungguh amat
janggal bahkan memalukan bila seorang yang berlimpah-limpah
kekayaannya hanya memberikan derma dan sedekah sama banyaknya
dengan pemberian orang miskin. lni menunjukkan bahwa kesadaran
berinfaq belum tertanam di dalam hatinya, Allah berfirman :

Artinya:
"Hendak/ah orang yang mempunyai ke/uasan memberi nafkah menurut
kemampuannya dan orang yang terbatas rezekinya. hendak/ah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya Allah tidak
membebani kepada seseorang melainkan sesuai dengan apa yang
diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan
setelah kesempitan". (Q.S. At-Talaq : 7)
Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan untuk menafkahkan
dan menjelaskan bahwa harta yang ditunaikan zakatnya dan
diwakafkan sebagiannya tidak akan berkurang bahkan akan
bertambah. Firman Allah :

Artinya:
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. .. " (Q.S. AI-
Baqarah : 276)
Para hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah. Hendaklah
sebagian harta kita disedekahkan juga kepada Allah SWT yaitu berupa
wakaf. Karena harta wakaf tidak boleh dijual, dijadikan orang atau
digadaikan. Harta wakaf hanya boleh diambil hasilnya untuk biaya
pendidikan anak-anak dhuafa dan anak-anak yatim. Bahkan di negara-

43
negara Islam yang lain. seperti malaysia, Qatar, dan Mesir, dari hasil
harta wakaf dapat memberikan pinjaman lunak untuk modal berusaha
bagi kaum golongan ekonomi lemah. Jelasnya bahwa wakaf dapat
turut serta mengentaskan kemiskinan dan dapat mensejahterakan
masyarakat.

44
WAKAF TUJUAN DAN HIKMAHNYA

Jamaah jumat yang dimuliakan Allah,


Marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT sebab dengan taqwa
inilah orang-orang yang beriman akan mencapai kebahagiaan yang
hakiki baik itu kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan akhirat.
Kita sebagai manusia yang dinyatakan sebagai khalifah Allah
dimuka bumi ini, banyak sekali mengemban amanat-amanat Allah
dalam hubungannya dengan apa yang disebut Hablum Minallah dan
Hablum Minannas. Islam benar-benar merupakan agama yang
mengatur soal jaminan sosial sebagaimana telah difirmankan Allah
dalam AI-Quran.
~ ' - ':. ~~j;j ;11 1 ?.:I - :.<:-: l ~ ,_ 1..: l' -l! ~ -: I ~ : ..Y""'
.~ 'JI WI
uya.::o.. Y _JS.J .J r::~ ~ ~ ~~ u~ ~
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu
damaikan/ah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan
bertaqwa/ah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat". (Q.S. AI-
Hujarat : 10)
Dan sesuai pula dengan sabda Nabi Muhammad SAW bahwa
orang mukmin bagi orang mukmin lainnya ibarat bangunan yang satu
sama lain saling memperkokoh. Beliau juga telah bersabda: bahwa
semua orang beriman, dalam persaudaraan dan kasih sayang diantara
sesama mereka ibarat satu tubuh yang bila salah satu anggotanya
mengeluh sakit, seluruh badan turut merasa demam dan tidak dapat
tidur. Jadi agama Islam tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi
juga memiliki kewajiban untuk mensejahterakan saudaranya sesama
muslim.
Diantara sekian banyak ibadah sosial dalam Islam adalah
memberikan wakaf. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya
untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan yang kepentingannya, guna keperluan ibadah dan atau
kesejahteraan umum menurut syariah. Dan wakaf bertujuan

45
memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya. Wakaf
merupakan praktek yang murni dimunculkan oleh Islam, dan tak ada
praktik seperti itu sebelumnya. Orang-orang berlomba mewakafkan
harta mereka. Mereka mengincar pahala tak putus-putus seperti
ditegaskan nabi dalam sebuah hadits: "Bila anak Adam telah
meninggal,putuslah amalnya kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu
yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya. Dan, wakaf
termasuk amal kebijakan secara umum.
Dalam waktu singkat, wakaf menjadi sumber dana andalan
dinegara-negara Islam dan retribusi dengan cakupan paling luas.
Nabi menahan tujuh petak perkebunan kurma yang diwasiatkan
Mukhairiq setelah ia gugur dalam perang uhud, dan dikelola oleh beliay
sesuai petunjuk Allah. lnilah wakaf pertama dalam Islam.
Seperti disebutkan ai-Waqidi, Rasulullah pun mewakafkan
berpetak-petak perkebunan kurma, sebidang tanah mati, barang-
barang lelengan, tanah yang ditinggalkan penduduknya, dan tempat
minum istri beliau dan lbu Ibrahim, Mariyah ai-Qitbiyah. Semua itu
berlangsung pada tahun ketujuh Hijriyah
Langkah Nabi ini kemudian diikuti para sahabat. Abu Thalhah
mewakafkan sebidang kebun kesayangannya, Bairaha': Beliau pernah
masuk ke sana, berteduh dan meminum airnya. Setelah itu turun ayat:
' ~ ; t..:.a I ,... :,~ ~ ~- ~ ..'11 I _,1\.i:i '.-1
(j~ '~~~ J-' I..)-'.

~ , I;.. 4.......J ~~ ~ \.j , -'" ' ~~ ~-


~ ' -· (j~ ~~ ~ ' .J
Artinya:
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan,
tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui". (QS. Ali-lmran : 92)
Seseorang tidak akan mencapai tingkat kebijakan disisi Allah,
sebelum dia dengan ikhlas mewakafkan harta yang dicintainya dijalan
Allah. Yang dimaksud dengan harta yang dicintai adalah harta yang
kita cintai. Ayat ini erat hubungannya dengan firman Allah:

46
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman. lnfakkan/ah sebagian dari hasi/
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami ke/uarkan
dari bumi untukmu. Jangan/ah kamu memilih yang buruk untuk kamu
keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan
dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahui/ah
Allah Maha Kaya, Maha Terpuji". (QS.AI-Baqarah : 267)
Setelah ayat ini diturunkan, para sahabat Nabi berlomba-lomba
berbuat kebaikan diantaranya, Abu Thalhah AI-Ansari, seorang
hartawan dikalangan Anshar datang kepada Nabi SAW memberikan
sebidang kebun kurma yang sangat dicintainya untuk dinafkahkan
dijalan Allah.
Pemberian itu diterima oleh Nabi dengan baik dan memuji
keikhlasannya. Rasulullah menasihatkan agar harta itu dinafkahkan
kepada karib kerabatnya, maka thalhah membagi-bagikannya kepada
karib kerabatnya. Dengan demikian ia mendapat pahala sedekah dan
pahala mempererat hubungan silaturahmi dengan keluarganya.
Setelah itu datang pula Umar bin AI-Khattab menyerahkan sebidang
kebunnya yang ada di Khaibar, Nabi SAW menyuruh pula agar kebun
itu tetap dipelihara, hanya hasil dari kebun itu merupakan wakaf dari
Umar.
Hadirin sidang jumat Rahimakumullah. Kesimpulan khutbah ini.
Pertama, orang-orang yang beriman, tidak akan bersifat bakhil dan
selalu bersedia dengan ikhlas mewakafkan harta yang dicintainya
dijalan Allah. Kedua, seseorang belum dapat disebut sebagai orang
dermawan dan shaleh selama ia belum mau menginfakkan atau
mewakafkan sebagian harta yang ia sukai.

47
HIKMAH WAKAF

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, Tuhan


penguasa jagat semesta . Alhamdulillah, pada kesempatan siang ini,
kita semua masih dapat merasakan limpahan dan curahan rahmat,
nikmat serta kasih sayang Allah SWT.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan atas
junjungan kita, nabi agung dan mulia, baginda Rasulullah SAW,
seorang manusia pilihan sebagai Khatamul anbiya iwa/ mursa/in yang
telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, membimbing dan
menunutun umat kepada hidayah Allah SWT, serta memposisikan kita
kepada kehidupan yang penuh cahaya.
Hadirin kaum Muslimin rahimakumullah
Melalui mimbar Khutbah Jum'at yang mulia ini, khatib mengajak
dan menyerukan kepada kita semua untuk senantiasa memelihara,
meningkatkan dan memperkokoh nilai-nilai serta kualitas keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dengan menjadikan semua perintah
Allah dan Rasui-Nya sebagai pegangan yang dipedomani dalam
kehidupan sehari-hari, sekaligus menjadikan semua larangan Allah dan
Rasui-Nya, sebagai garis kontrol dalam setiap tindakan, ucapan, dan
perbuatan, bahkan pada sistem dan cara berpikir kita, sebagai
pengemban dan pemikul amanah, khalifatullah fil ardh
Kaum Muslimin jama'ah Jum'at rahimakumullah
Islam, sebagai agama universal, rahmatan li/'a/amin memiliki
paradigma dan konsep tersendiri, ia sangat khas dan berkarakter
visioner. Statement ini dapat dibuktikan dari doktrin-diktrin dasar Islam.
Termasuk, bagaimana Islam menerangkan fungsi dan kedudukan
harta, cara dan etika mendapatkannya, memanfaatkan serta
mengeluarkannya.
Pada dimensi vertikal, harta dipandang sebagai sarana, atau alat
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Harta bukanlah tujuan,
sehingga tidak wajar bila dicari. Dikejar dengan cara-cara yang tidak
syar'i bahkan menjauhkan diri dari-Nya. Sedangkan pada dimensi

48
horizontal, harta berfungsi sebagai salah satu sarana mewujudkan
bangunan masyarakat yang penuh keadilan, keharmonian dan
kesejahteraan. Dan ingat, Harta bukan sarana pamer atau pemilah
strata sosial suatu masyarakat , atau lebih jelek lagi sebagai pemicu
kecemburuan dan tindak kriminal.
Kelebihan harta yang dimiliki seseorang, hendaknya menjadi
piranti positif, yang dapat digunakan dalam interaksi sosial untuk saling
membantu dan tolong-menolong, karena kelebihan tersebut bukan
semata hasil jerih payah manusia semata, sebagaimana sesumbar
Fir'aun yang sangat sombong denga hartanya. Namun perlu disadari
betul, bahwa ada campur tangan Sang pemilik jagad raya ini.
Pemberian kelebihan harta tersebut, tentunya memiliki suatu tujuan
dan hikmah tertentu.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman :
\.i;J.J- J ~ G~l
...
ow;jl
, ...~
_g =-8<'".,. ~ ~ ti:.: ~ ,!,;.j ~.J- ~.J- ,:, ~ :J.\
\ ... , I Q ..... ,_,----- • \o..ol~ ,~

~ ~~~: ~-- ~--o, --~ ~' ~ 11 JJ. "' ~.:,~)1 _..\..;;.,"' . o.- "_..o; 0 J.-. o.-
, ~ .s •.) ~.J_j ~~ · f~ · m~ - ~- 1;---.l • .J.:l ~ (.j_J! f~' m~

"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu! Kami telah


menetukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan. "(QS. Az-Zukhruf : 32)
Kaum Muslimin rahimakumullah
Lebih lanjut, Islam juga membuat konsep terapan, sebagai
pijakan dalam upaya mendapatkan dan mengeluarkan harta, baik dari
sisi cara, etika dan hal lainnya. Secara global, Rasulullah SAW
menjelaskan, pada hari kiamat nanti, tidak akan bergeser kaki
seseorang hamba, sebelum ditanya empat perkara, satu diantaranya
adalah tentang harta, bagaimana ia mendapatkannya dan kemana
pula ia memanfaatkaannya. Hadist ini harus dijadikan sandaran,

49
untuk mengkaji secara mendalam, segala hal yang berkaitan dengan
harta kekayaan.
Tuntunan Islam dalam mendapatkan harta, tidak hanya faktor
kualitas yang diprioritaskan, namun juga yang lebih mendasar, harta
tersebut bersifat halal, baik ditinjau dari cara mendapatkannya. Islam
sangat konsen mengaturnya, supaya harta kekayaan tidak jatuh pada
hal-hal yang bersifat mubazir dan maksiat. Karenanya, dalam fiqih
Islam kita mengenal syar'iat zakat, baik zakat mal maupun fithrah,
infaq, shodaqoh biasa dan shadaqah paten, yang lebih dikenal dengan
WAKAF.

Bila zakat, infaq kepada tanggungan (keluarga) diwajibkan, hal


1n1 sangatlah wajar, dalam rangka menutupi kebutuhan dasar.
Menariknya, Islam tidak hanya berhenti pada syari'at wajib itu saja,
namun membuka peluang lain, yang bersifat anjuran untuk optimalisasi
fungsi harta dengan syari'at sunnah shadaqah, baik biasa maupun
shadaqah paten, yaitu wakaf.
Ma'asyiral Muslimin as'adakumullah

Pensyariatan wakaf, adalah sebagai salah satu bagian shadaqah yang


sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam sebuah hadits yang tidak asing
kita dengan Rasulullah SAW:

.1l J ) ~~ rk ) ~.J4- :U.l.,..Q :~~ l.J-'l YJ ~ ~I f"~l (.);!I wl...c I~)


.u _JC~ ~~
"Apabila seorang anak adam meninggal dunia maka terputus se/uruh
amalnya kecuali tiga perkara: Shadaqah Jariyah, 1/mu yang
bermanfaatdan anak yang sha/eh yang mendoakan ".(H.R Muslim)
Mayoritas ulama sepakat, ketika menafsirkan Shadaqah jariyah
yang dimaksud dalam hadits tadi, adalah shadaqah paten atau wakaf
yang bertahan lama karena pahalanya akan terus mengalir, selama
harta wakaf tersebut bermanfa'at.
Imam Dahlawi berkata "Wakaf memiliki keistimewaan yang
tidak dimiliki oleh jenis sedekah yang lainnya, manusia bisa jadi
menginfaqkan hartanya dalam jumlah besar, akan tetapi infaq tersebut
so
tidak bertahan lama, atau bahkan habis dalam sekejap. Padahal masih
ada orang-orang miskin yang membutuhkan santunan. Karena itu,
alangkah lebih baiknya, bila harta yang diinfaqkan tadi terbentuk infaq
paten atau wakaf, yang dapat bertahan lama. Sehingga bila ada
orang-orang miskin yang memerlukan santunan, infaq paten tersebut
dapat terus dimanfaatkan"
Dalam hadits lain, rasulullah SAW memperkuat fungsi sosial
seorang muslim, dimana sebaik-baik manusia adalah mereka yang
memberikan banyak kebaikan kepada orang lain
.UW
~ ~··i iul r..s'.'I ~i _J iul JL!c
~ -:.1.:. 'I
~

"Makhluk yang paling dicintai Allah ada/ah /ebih banyak


memberikan man fa 'at kepada sesama"
Dilain riwayat juga disebutkan :

"Sebaik-baik manusia ada/ah yang bermanfaat bagi manusia


/ainnya"
Saudaraku ... Dapat ditarik benang merah, bahwa orang-orang
yang pantas disebut mendapatkan kebahagiaan yang sempurna,
adalah mereka yang dituntun Allah dalam mengerjakan, ketaatan
dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya, melalui amalan wajib
maupun sunnah, seperti halnya mewakafkan harta di jalan Allah SWT
untuk kemaslahatan ummat.
Mulai sekarang, marilah kita renungkan, dan semoga kita
mampu mengikutinya, betapa banyak ahli wakaf yang telah berpulang
dipanggil Allah SWT, puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, namun
nama baik mereka tetap menghiasi sejarah umat manusia, pahalanya
terus mengalir, harta yang diwakafkannya terus dapat digunakan oleh
setiap orang yang membutuhkan. Cukuplah keutamaan mereka di
dunia dengan meninggalkan kesan baik, dan di akhirat mendapatkan
tempat yang layak di sisi Allah SWT, agaknya tepat ungkapan sya'ir
Arab yang berbunyi :

51
"Seorang manusia setelah wafatnya menjadi dongeng,
Jasadnya hancur dan yang tersisa hanyalah peningga/annya. Maka
sebaik-baiknya keadaan seorang manusia adalah orang yang cerita
tentang dirinya harum semerbak setelah wafat."
Kaum Muslimin rahimakumullah
Ketika Islam menjadikan wakaf bagian dari salah satu jalan
menuju kebaikan, sesungguhnya Islam mempunyai tujuan untuk
mewujudkan kemaslahatan bersama bagi umat, membangun dan
menciptakan masyarakat penuh solidaritas, yang terajut dalam bingkai
cinta kasih Allah SWT.
Tidak diragukan, bahwa shadaqah yang dinikmati orang banyak
dan dalam waktu yang lama, akan memberikan manfaat yang besar,
tentunya pahala yang akan diterima juga akan terus mengalir dan
berlipat ganda, karenanya shadaqah dalam bentuk wakaf sangat
dianjurkan. Kenapa? Karena wakaf memiliki pelbagai hikmah,
keistimewaan dan rahasia, baik bagi pemberi wakaf (wakif), penerima
masyarakat umum secara keseluruhan , yang tidak hanya dirasakan di
dunia namun juga diakhirat kelak.
Diantara hikmah wakaf dan pensyari'atannya yang didapatkan
seorang wakif adalah :
1. Syariat wakaf akan melatih kepribadian seorang muslim untuk
senantiasa berlaku dermawan, menghilangkan sifat bakhil dan
kecintaan yang berlebihan kepada harta. Wakaf juga
mengingatkan, bahwa harta yang dititipkan Allah tidak akan kekal.
Rasulullah SAW bersabda :

,:.,\<i La '1) ~~ 0-a ~.51~ 4 ~ J.\j :J1.! ~~ ~~ :~.5\ ~~ J~


~{!d); 0:; i ,:.,;);{! ~ i ,-~,;;~{!
~ 3 ~ . . 3 ~

Artinya: "Anak adam berkata: hartaku, hartaku, bukankah harta


yang engkau miliki adalah apa yang telah engkau makan dan
punah, apa yang engkau pakai dan telah /ulus dan apa yang
engkau sedekahkan dan itulah harta yang kekal"

52
2. Dalam beberapa ayat dijelaskan bahwa Allah SWT akan menolong
dan menjamin memberikan jalan kemudahan bagi mereka yang
rajin menginfakkan hartanya pada jalan kebaikan, sebagaimana
firman-Nya :
L5.J~,jiJ ~~~,2;:.,; ~~ :;~_, ~~-' ~~ ~ ~u
".. .Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan
bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),
maka kami kelak akan menyiapkan baginya }alan yang
mudah ... (Q.S.AI-Lail :5-7)
3. Wakaf dan shadaqah secara umum akan menambah dan
memperbanyak nikmat Allah, karena rasulullah SAW menjamin
dalam haditsnya yang berbunyi :
~~ : J~ ,'~,;a~;~
~

Artinya : "Harta tidak akan berkurang bila disedekahkan".


4. Wakaf akan memperpanjang umur seseorang dan membuka rizki,
juga menghindarkan dari marabahaya,
Rasulullah SAW bersabda :

Artinya: "Amal kebajikan dapat menghindarkan seseorang dari


mati yang jelek, dan sedekah dengan sirr (sembunyi-sembunyi)
dapat memadamkan kemurkaan Allah, dan silaturrahim dapat
menambah usia." (HR. At-Tabrani).
5. Shadaqah (wakaf) akan menghapus dosa-dosa dan menjadi salah
satu penyebab masuknya seorang ke dalam surga, dan terbebas
dari siksa api neraka.
Sebagaimana sabda Rasulullah. SAW :

53
Artinya : "Hendaknya setiap kalian menjaga wajahnya dari api neraka,
wa/aupun dengan satu biji korma"(HR. Ahmad)
Demikian, beberapa hikmah dan keistimewaan yang akan
didapatkan seseorang yang memberikan wakaf, yang akan dirasakan
di dunia dan di akhirat.
Bagi penerima atau pengguna wakaf, sangat berdampak pada
psikologi, semangat mereka dalam menjaga harga diri dan
kepercayaan hidup akan tumbuh. Seorang yang menumbuhkan
sesuatu, kemudian mendpatkannya tanpa dengan meminta-minta dan
memelas kepada orang lain, tentu akan merasa sangat dihormati dan
dijaga nama baiknya. Mereka akan menerima pemberian tersebut
dengan hati yang lapang dan keridhoan. Hal in juga akan
meningkatkan rasa syukur mereka kepada Allah SWT dan terima kasih
kepada para dermawan.
Disamping itu juga, wakaf memberikan keyakinan kepada orang-
orang yang tidak berpunya, bahwa ada saudara-saudara seagama
yang tidak peduli dan juga merasakan cobaan hidup yang mereka
alami, sehingga diharapkan mereka akan memanfaatkan pemberian
atau wakaf tersebut, untuk memenuhi kebutuhan dan mengangkat
derajat kehidupan mereka. Juga hendaknya mereka sadar bahwa
kemiskinan, kefakiran, bukanlah suatu aib, yang aib adalah kemalasan
berusaha mencari rizki Allah SWT.
Sedangkan bagi masyarakat umum, syari'at wakaf banyak sekali
memiliki hikmah dan faedah, diantaranya :
1. Keberadaan wakaf akan membantu menciptakan masyarakat yang
bermartabat, harta wakaf dapat difungsikan untuk mengentaskan
kemiskinan, buta aksara, gizi buruk dan sebagainya.
2. Syariat wakaf, akan menghilangkan rasa cemburu kaum yang tidak
berpunya terhadap mereka yang diberikan kelebihan harta. Juga
rasa dendam dan putus asa mereka sehingga terhindar dari
sindiran:

54
"Kefaqiran itu akan mendekatkan kepada kekafiran"
3. Wakaf menghilangkan penyakit hasud dan dengki kaum fakir
kepada orang-orang kaya.
4. Rasulullah SAW dalam pelbagai haditsnya menjelaskan, bahwa
masyarakat yang tidak seimbang, yang tidak terjadi sinergi antara
si kaya dan si miskin, uang diibaratkan seperti membiarkan api
dalam sekam, tanpa mereka sadari bagaikan bom waktu yang
setiap saat meledak. Hal ini akan berakses negatif dalam sistem
berpikir dan berperilaku mereka. Sehingga boleh jadi masyarakat
tersebut berusaha dengan pelbagai cara untuk mendapatkan
harta, tanpa memperhatikan lagi etika dan agama.
Nah, disinilah fungsi wakaf sebagai salah satu bagian dari
shadaqah, ia menjaga masyarakat dari tindakan kriminal dan tak
bermanfaat.
Secara tersirat, Rasulullah SAW pernah menyinggung hal ini dalam
sabdanya:

~·t.i;J1 ~~ •+ . , ~ ~~
1S1: ~)l:i ~ t- Jill 'I 'II.§ • 'I\.§~' 0
I ~'
~ -r-3 -~ ~, ~~ ~ (.)C
oJ ' ' J
Uy.>'_) U .U

ub ~jl ljJ_J Ul:..l .k._J jJ_J yjS 6~


"' J. "' .... 0 ; ... ... ... ...

(~3 lS.J~\ oi3.J)

"Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabi/a berkata, ia berdusta,


apabila berjanji, ia mengingkari, dan apabila dipercaya, ia
berkhianat. "(H.R. AI-Bukhari dan Muslim).
Hadirin kaum Muslimin yang berbahagia
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, wakaf sebagai
salah satu bagian shadaqah yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Ia
merupakan sarana pensucian harta dan jiwa, pelurus akhlak dan
pelembut hati, perekat hubungan antar sesama. Semoga Allah
senatisa memudahkan kita dalam melakukan ketaatan-ketaatan dan
menjauhi larangan-Nya. Amin ...

55
MASJID DAN KESEJAHTERAAN
SO SIAL

Segala puja dan puji kita sanjungkan kehadirat Allah yang


Rahman dan Rahim, yang telah banyak melimpahkan nikmat yang
banyak kepada kita terutama nikmat yang besar yaitu berupa nikmat
lman dan Islam. Karena kekuatan lman yang Allah limpahkan kepada
kita sehingga pada siang ini kita dapat memenuhi panggilan Allah
untuk menunaikan shalat Jum'at bersama-sama. Sebab hanya orang-
orang beriman kepada Allah dan hari akhir yang dapat memakmurkan
masjid untuk shalat berjamaah dan menjadikan masjid sebagai tempat
untuk berinteraksi sosial.
Firman Allah SWT:

Artinya:
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanya/ah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta (tetap)
melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa
pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk
orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. At-Taubah: 18)
Ayat ini menerangkan bahwa yang patut memakmurkan masjid-
masjid Allah hanyalah orang-orang yang benar-benar beriman kepada
Allah dan berserah diri kepadaNya serta percaya akan datangnya hari
akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan, melaksanakan
shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapa pun selain
kepada Allah. Orang-orang inilah yang diharapkan termasuk golongan
yang mendapat petunjuk untuk memakmurkan masjid-masjid Nya.

Hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah.

Bahwa masjid di dalam Islam dikenal sebagai rumah Allah


(Baitullah) yang harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat

56
bagi jamaah. Masjid juga sebagai tempat pertama Nabi Muhammad
SAW membangun peradaban Islam. Masjid juga dikenal sebagai pusat
perubahan sosial masyarakat. Oleh sebab itu, masjid hendaknya
digunakan untuk berbagai kegiatan keumatan, tidak saja ibadah ritual,
melainkan juga ibadah sosial dan pemberdayaan umat, dari segala sisi
kehidupannya dengan kata lain, masjid bukan hanya sebatas pusat
kegiatan ibadah bagi para jamaahnya, tetapi diharapkan dapat menjadi
pusat aktifitas sosial dan ekonomi bagi para jamaahnya. Kehidupan
umat Islam seyogyanya dimulai dari masjid dan diakhiri di masjid pula.
Karena Rasulullah SAW mengajarkan agar kaum muslimin
melaksanakan pernikahan di masjid, sebagaimana sabdanya:

w_,!~~ ~ IY.~I_, ..l.?-~1 ~ o~l_, ciS.llll~ l~l


Artinya:
"Umumkan/ah pernikahan ini dan se/enggarakanlah di masjid-masjid
dan pukullah rebana-rebana atasnya". (HR.Tirmidzi)
Begitu pula seorang mukmin mengakhiri kehidupannya di masjid. Hal
ini berdasarkan Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Aisyah:
·'I~
~ -~
1.::. :L- ~
r..s-(""'"""".J-~
:&1 ~-
J 1-- ~ .&1-
1-- .&1 J Y".J~
-
- _,
2.J\.i ~ti.
-
:-
uc
~~
-; ~"-11~~~
0 - ~·
Artinya:
Rasulullah SAW tidak mensha/atkan Suhei/ bin Baidha, kecuali di
masjid.
Para sahabat beliau juga menshalatkan Abu Bakar dan Umar di
masjid, tanpa seorangpun yang membantah karena shalat mayat juga
seperti shalat-shalat lainnya dilakukan di dalam masjid.
Hadirin sidang Jum'at Rahiimakumullah.
Bahwa pengurus dewan kemakmuran masjid (DKM) juga dapat
berperan sebagai Nadhir Wakaf (mengelola wakaf) dan menampung
wakaf-wakaf dari para jamaahnya untuk dikembangkan secara
produktif. Saya kira sudah saatnya kita menjadikan masjid sebagai
pusat ibadah kepada Allah dan juga dapat merubah sosial pada

57
masyarakat. Begitu pula halnya bahwa sejarah peradaban Islam tidak
jauh dari kehidupan masjid, baik di zaman klasik, pertengahan maupun
di zaman modern seperti sekarang ini. Di kota-kota besar di Indonesia
dan juga di negara-negara Islam lainnya bahwa fungsi dan peranan
masjid sudah semakin luas. Masjid adalah tempat shalat, di masjid juga
ada poliklinik dan apotik, di masjid juga ada pos tempat bantuan hukum
keluarga, di masjid juga ada koperasi dan lain-lain yang sangat
dibutuhkan dalam masyarakat. Sehingga masjid manjadi ramai atau
makmur, karena orang butuh kepada masjid. Namun, begitu datang
kumandang adzan, mereka cepat bergegas untuk berwudhu dan
mendirikan shalat secara berjama'ah. ltulah gambaran umat Nabi
Muhammad yang dilukiskan dalam AI-Qur'an:

~~ la.S..J ~~J ,;@ ;)! ~~.J -->tlli1 Jc. a~\~ U:l~I.J ~~ ~~~ ~
..:l-~~~~ ,:~~·, ;, "o'' Gl"• -.&~~·~~ !;.o,
-~ ._t UA ~..?..J ~ ~ ~-d.J _ UA U~

Artinya:
"Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama
dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir" tetapi berkasih
sayang sesama mereka. Kamu meiihat mereka rukuk dan sujud
mencari karunia Allah dan keridaanNya. Pada wajah mereka tampak
tanda-tanda bekas sujud". (QS. AI-Fath: 29)
Hadirin yang berbahagia.
Demikianlah khutbah yang dapat saya sampaikan dalam
kesempatan yang berbahagia ini. mudah-mudahan Allah selalu
memberikan petunjuk kepada kita, agar hidup kita bermanfaat bagi
agama nusa dan bangsa kita.

58
HARTA DALAM AL-QURAN

Hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah,


Marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT. Bahwasannya
Allah SWT telah melebihkan kita dari hamba-hamba yang lain. Dimana
kita pada saat ini telah duduk bersimpuh di masjid yang mulia ini, untuk
melaksanakan shalat Jum'at secara berjamaah. Semoga amal ibadah
kita menjadi catatan baik disisi-Nya" aamiin Ya Rabbal Alamin.
Sejenak saya ajak hadirin untuk mentafakkuri firman Allah SWT
yang terdapat dalam AI-Qur'an :

Artinya:
"Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpama kehidupan dunia
ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari /angit, sehingga
menyuburkan tumbuh-tumbuhan dibumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan)
itu menjadi kering yang diterbangkan o/eh angin. Dan Allah Maha
Kuasa atas sega/a sesuatu. Harta dan anak-anak adalah perhiasan,
kehidupan dunia tetap amal kebajikan yang terus menerus adalah /ebih
baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan". (QS. AI-Kahfi : 45-46)
Allah SWT mengumpamakan suasana kehidupan dalam dunia
ini beserta segala keindahan dan kemegahannya. Yang kemudian
secara berangsur-angsur akan lenyap, seperti keadaan air hujan yang
diturunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan yang
menghijau, berbunga dan berbuah. Kehijauan itu secara berangsur-
angsur berubah menjadi kuning kering, dan akhimya lenyap dihembus
angin. Semua yang ada di atas bumi ini tentu menempuh suatu proses
perubahan dari lahir, tumbuh, kembang, layu, dan lenyap.

59
Oleh karena itu, manusia yang menjadi penghuni bumi ini
jangan tertipu oleh kemegahan dunia. Mereka yang mempunyai
kekayaan yang besar, janganlah membangga-banggakan hartanya dan
jangan pula merendahkan orang lain yang tak punya harta benda. Allah
yang Maha Sempurna dan Maha Mulia yang menciptakan segala
benda dan memeliharanya, menumbuhkan, melenyapkan, lalu
mengembalikan lagi ke bumi. Dialah Yang Maha Kuasa dan
menetapkan hukum-hukum perubahan itu.
Dalam AI-Qur'an, banyak ayat- ayatnya yang mengumpamakan
kehidupan duniawi ini dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, antara lain
firman Allah SWT :
"~I ~· y~;\.Sj- 1;<.;;, ~! ili- ~ ·- ~~~- ~ t.JJ~1 ~w.;.i1 wl 1.'J; 1
J lY' .J ~· ....? .J ~_).J ~.J . - ~ ~ _r-
'""~~!U..J-":J
}::: ~; ~~~, '~~-.:<'
~ ~ _.}1! ~ ~
- .; ~~ 'tlSJI ~~ ,'",;f; ~~-~'""~'] '~1-
• _) • • • ~ ~ - .J .J

t'~':llt.JJ~dw.;.il~-c:~l-'·
~ ~ ~
-.11 < ~--~-- ~~~ISco-·'11
.J U~ ..?.J- (Y-1 ~.J ~- . -~
·-
~.J
.).J)jl
Artinya:
"Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia lni hanya/ah
permainan dan suatu yang me/alaikan, perhiasan dan bermegah-
megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya
harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan
para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan
kehidupan dunia lni tidak lain hanya/ah ·kesenangan yang menipu".
(QS. AI-Hadid : 20)
Allah menjelaskan bahwa, yang menjadi kebanggaan manusia
di dunia ini adalah harta benda dan anak-anak, karena manusia sangat
memperhatikan keduanya. Banyak harta dan anak dapat memberikan
kehidupan dan martabat yang terhormat kepada orang yang
memilikinya. Seperti halnya 'Uyainah, pemuka Quraisy yang kaya itu,
atau Qurtus, yang mempunyai kedudukan mulia di tengah-tengah
kaumnya, karena memiliki kekayaan dan anak buah yang banyak.
Karena harta dan anak pula, orang menjadi takabur dan merendahkan

60
orang lain. Allah menegaskan bahwa keduanya hanyalah perhiasan
hidup duniawi, bukan perhiasan dan bekal untuk ukhrawi. Padahal
manusia sudah menyadari bahwa keduanya akan segera binasa dan
tidak patut dijadikan bahan kesombongan. Dalam urutan ayat ini, harta
didahulukan dari anak, padahal anak lebih dekat ke hati manusia,
karena harta sebagai perhiasan lebih sempurna daripada anak. Harta
dapat menolong orang tua dan anak setiap waktu dan dengan harta itu
pula kelangsungan hidup keturunan dapat terjamin.
Kebutuhan manusia terhadap harta lebih besar daripada kebutuhannya
terhadap anak, tetapi tidak sebaliknya.
Kemudian Allah menjelaskan, bahwa yang patut dibanggakan
hanyalah amal kebajikan seperti infaq, shadaqah zakat dan wakaf.
Karena dengan mewakafkan sebagian harta kita akan menjadikan
pahala bagi yang berwakaf dengan pahala yang tidak putus-putusnya.

61
ALLAH HAKIKAT PEMILIK HARTA

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia


Marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan
segala perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya. Marilah
kita menyadari bahwa hakikat kita hidup didunia ini semata-sematau
ntuk berbakti kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
· ~~I - :;11- ~.-11 /~.~).:., ~­
':;J.J . ~- ! (.)-"-~ -· .J U'j"'"' .J
Artinya:
"Dan aku tidak mencipatakan }in dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku". (QS. Az-Zariyat :56)
Hadirin Rakhimakumullah.
Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk berbuat kebaikan
yang tidak ada putus-putusnya kepada sesamanya kebaikan itu dalam
bentuk pengorbanan harta benda yaitu berupa wakaf. Sejarah telah
mencatat bahwa Islam ditegakkan dan berkembang karena
pengorbanan dari sebagian saudara-saudara kita yang mewakafkan
hartanya di jalan Allah. Oleh karena itu Islam menasehatkan kepada
setiap muslim agar menyambut perintah Allah dalam pengorbanan
harta ini baik dilakukan secara diam-diam atau dilakukan secara
terang-terangan. ltulah sendi ajaran Islam yang didasarkan pada
pengorbanan untuk memberikan sebagian harta yang dimiliki untuk
berderma dan berwakaf sebagai perwujudan tanda syukur kepada
Allah. Allah SWT berfirman :
;j-' •- ~ ,, ''l ~~~~ ~jc- I~ 1:~11- ~~~ 1 w ~~~~ "l ~ !..:,~~I
.J ~_) - fA..?.- ~ ~- .J ~ ...f'""!r-'-' .J YfU; ~ .JA u~ U:L
u)_?.:l ~ ':l_; ~ w_P-
Artinya:
"Orang-orang menafkahkan hartanya ma/am dan siang hari (secara)
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan mereka mendapat
pahala disisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan
mereka tidak bersedih hati''. (QS. AI-Baqarah: 274)
Ayat ini merupakan ayat yang terakhir dalam rangkaian ayat
yang membicarakan masalah infaq, sadaqah dan wakaf dalam surat
62
AI-Baqarah. Dalam ayat ini, Allah menegaskan peruntungan yang akan
di dapat oleh orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, baik
pada siang hari maupun pada waktu malam, yang diberikan secara
sembunyi-sembunyi maupun yang diikrarkan secara terang-terangan
berupa wakaf. Mereka pasti akan memperoleh pahala di sisi Allah
SWT, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Karena di dunia mereka
dicintai oleh masyarakat terutanra oleh fakir miskin dan oleh siapa saja
yang pemah menerima manfaat karena sedekah darinya, sedang di
akhirat kelak mereka akan menerima pahala yang berlipat ganda dari
sisi Allah SWT. Karena pada hakikatnya harta adalah ujian dan titipan
dari Allah yang dipercayakan kepada kita untuk mengelolanya. Allah
SWT berfirman:

.J:lJ! --~ JS ~.&I_, .. ~ \...a~~ '...a_, U:C..J'JI_, wi_,\.A...JI ~ ..&_,


Artinya:
..... Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi yang ada di antara
keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (Q S.AI-M aidah 5: 17)
Hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah.
Bahwa berdasarkan ayat ini memberikan isyarat kepada kita
bahwa Allah SWT adalah pemilik mutlak seluruh yang ada di bumi dan
di langit dengan segala isinya. Namun sekalipun harta merupakan milik
dan ciptaan Allah, tetapi Allah SWT memberi mandat dan kekuasaan
kepada manusia untuk memanfaatkannya sebagai titipan sekaligus
untuk mendistribusikan harta yang diperoleh. Sebagaimana tercermin
dalam firman Allah:

~ ifo'~ 0.1l1J~<US u'al.;.~;,~ ~ ~ i#l_; "".U.?.J-' 1;L i_,41~


~- -~-~- . - - (, ~ .-. ~< ~ , I ~: { i t ~~I -
·····~--»
r , r \"'e-" ..JWJ
Artinya:
"Berimanlah kamu kepada Allah dan RasuiNya dan infakkanlah (di
}alan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu
sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di
antara kamu dan menginfakkan (hartanya di }alan Allah) memperoleh
pahala yang besar". (QS. A 1-Hadid : 7)

63
Ketika menafsirkan kata mustakhlafina dari ayat tersebut, az-
Zamakhsyari menyatakan bahwa harta yang ada pada tangan kamu
sekalian adalah harta Allah yang diciptakan dan dikembangkan-Nya
untuk kalian. Allah memberikan harta tersebut dan mengizinkan untuk
kamu nikmati. Allah menjadikan kalian sebagian khalifah-khalifah yang
mampu mengelola harta. Karena itu, harta bukanlah milik kalian. Posisi
kalian dari harta tersebut hanyalah sebagai wakil dan pemegang
amanat. Karenanya, infakkanlah harta itu pada hak-hak Allah.
Diantaranya adalah mewakafkan sebagian harta kita untuk
kepentingan di jalan Allah.
Karena dengan jalan berwakaf harta kita akan bermanfaat
untuk kesejahteraan umat, agama dan bangsa. Untuk itu marilah kita
berdoa kepada Allah SWT. Kiranya Allah SWT selalu memberikan
taufik dan hidayah kepada kita agar kita menjadi hamba-hamba Allah
yang shaleh, yang berguna bagi orang lain.

64
WAKAF Dl NEGARA TETANGGA

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam hanya
untuk kekasih-Nya, Muhammad Rasulullah SAW.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Khatib teringat dengan perkataan seorang ahli sejarah yang
hidup di tahun 1889, yang bernama Arnold Tonybee, menurutnya:
rnanusia adalah rnakh/uk yang paling rna/as be/ajar dari sejarah.
Manusia rna/as rne/akukan perenungan rnasa lalunya, guna
rnengeva/uasi hal-hal yang perlu ditingga/kan. Akibatnya, rnereka
rnenghabiskan sisa-sisa usianya, ibarat berja/an di atas air yang tidak
rneninggalkan jejak.
Kalimat singkat namun penuh makna tadi, perlu kita cermati
kembali. Ternyata, manusia memang malas belajar dari peristiwa-
peristiwa ataupun kejadian-kejadian pada masa lalu. Akibatnya, tak
jarang sebuah tragedi yang mestinya bisa diantisipasi kembali lagi
terjadi. Padahal apa yang dikemukakan sejarawan tadi, sudah
disampaikan oleh Allah SWT 15 abad yang silam.
Dengan segala sifat Rahman dan Rahim-Nya, Allah SWT sudah
mensinyalir, bahwa ada diantara hamba-Nya yang malas belajar dari
peristiwa masa lalu, itulah sebabnya, Allah SWT mendokumentasikan
pelbagai tragedi dan peristiwa masa lalu di dalam banyak firman-Nya,
untuk dijadikan i'tibar, dijadikan renungan agar hamba-hamba-Nya
tidak terlena dengan segala keasyikan yang ada. Bahkan ada satu
surat AI-Quran yang diberi nama AI-Qashash, artinya cerita-cerita atau
kisah-kisah masa lalu.
Hadirin yang dirahmati Allah
Mungkin banyak diantara kita yang sudah mengetahui atau
mungkin sudah pernah dan bahkan sering mendengar. Bagaimana
Allah SWT mengisahkan kaum Nabi Luth yang ingkar akan nikmat
Allah SWT!

65
Bagaimana Allah SWT mengisahkan orang-orang yang berlari
dari kezhaliman para penguasa, sehingga mereka bersembunyi di
suatu gua, yang kemudian dikenal dengan Ashabul Kahfi. Bagaimana
pula Allah SWT mengisahkan Fir'aun, yang berkuasa dan ingin
disembah. Demikian pula dengan kisah Qarun yang menumpuk harta
bendanya. Dan konon, kunci gudang hartanya saja harus dipikul oleh
sekelompok orang akhirnya apa? Allah SWT timpakan padanya
musibah, dengan mengubur harta-hartanya didalam bumi. ltulah
sebabnya, kenapa harta yang ditemukan orang didalam bumi/tanah
disebut dengan harta karun.
Beberapa kisah tadi khatib sampaikan, baru sebagian kecil dari
segudang kisah yang Allah SWT dokumentasikan dan AI-Qur'an.
Kesemuanya itu sebagai pelajaran bagi umat setelahnya, termasuk
bagi kita semua.
Sidang Jum'at yang saya hormati
Pada kesempatn kali ini, khatib mengajak jamaah sekalian,
untuk sama-sama belajar, bagaimana sejarah dan perkembangan
wakaf di dunia Islam, baik di Mesir, Saudi Arabia, Bangladesh,
Yordania, Turki dan lain sebagainya. Kenapa kita harus belajar dari
mereka? Jawabnya adalah, karena mereka sudah berhasil dalam
mengelola asset-asset wakaf, yang peruntukkannya tidak tanggung-
tanggung manfaatnya.
Sebagai contoh, mari kita lihat Negara Mesir yang terkenal
dengan Lembaga Pendidikannya, yakni Al-azhar, mulai dari tingkat
Taman Kanak-kanak hingga Universitas Pendidikan AI-Azhar juga
berbeda di seluruh provinsi di Negara Mesir dan bahkan di Indonesia.
Hebatnya lagi, pendidikan AI-Azhar tidak hanya dalam bidang agama,
tetapi juga dalam bidang kedokteran, ekonomi, dan lain sebagainya.
Universitas Islam tertua ini, sudah banyak melahirkan banyak
pemuka-pemuka agama dalam berbagai bidang, seperti Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha, Mutawalli Sya'rawi dll. Ulama Indonesia juga
banyak alumni Al-alzhar, sebut saja misalnya, Prof. Dr. Quraisy Shihab,
Prof. Dr. Zakiyah Derajat, Prof. Dr. Harun Nasution, Prof. Dr. Huzaimah
T. Yanggo, serta masih banyak lagi yang lainnya.
66
Hadirin yang dimuliakan Allah
Semua kehebatan yang dimiliki pendidikan ai-Azhar tadi, hingga
melahirkan banyak ulama dunia, memiliki pendidikan semua jenjang
dan bidang, berasal dari dana wak.af. Subhanallah, betapa besar
pahala dan keberkahan orang-orang yang berwakaf di lembaga
tersebut. Sampai saat ini, pendanaannya masih berasal dari harta
wakaf yang dikeluarkan oleh oarang-orang yang kaya, baik dari
negara Mesir sendiri, Arab Saudi, Kuwait, Brunai Darussalam dan lain-
lain.
Saudaraku .. Begitu besar harta wakaf yang dikelola AI-Azhar
tadi, sehingga lembaga ini setiap tahunnya mampu memberikan
beasiswa pendidikan kepada ratusan ribu pelajar dan mahasiswa yang
berasal dari seluruh penjuru dunia, termasuk pelajar dan mahasiswa
yang berasal dari Indonesia. Pertanyaan yang tersisa adalah,
bagaimana mereka mengelola harta wakaf tersebut? lnilah yang perlu
kita ketahui, sekaligus kita pelajari. Mungkinkah negara kita mampu
meniru manajemen wakaf sebagaimana yang AI-Azhar lakukan?.
Sehingga pada saatnya, Indonesia juga mampu memberikan beasiswa
pendidikan kepada mereka yang pantas menerimanya. Mudah-
mudahan Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang sekarang mampu
mewujudkan AI-Azhar di Indonesia ini.
Jama'ah Jum'at yang berbahagia
Demikian sekilas info tentang perwakafan di Negara Mesir.
Berikut ini mari kita lihat sejarah wakaf dan perkembangannya di
negara Arab Saudi, yang merupakan pusat turunnya agama Islam.
Menurut data yang ada, Arab Saudi memilik asset-asset wakaf
produktif yang sangat banyak, diantaranya hotel, tanah,
bangunan/rumah untuk penduduk, toko, kebun dan tempat-tempat
ibadah. Kesemuanya itu diproduktifkan, yang hasilnya diperuntukkan
bagi rakyat terutama dibelanjakan segala fasilitas untuk kebutuhan
rakyat, sesuai dengan syariat Islam.
Menariknya, ada harta wakaf yang hasilnya khusus
diperuntukan bagi pembangunan dua kota suci umat Islam, yakni
Mekkah dan Madinah. Termasuk rumah-rumah atau hotel-hotel yang
67
berada diseputar Masjidil Haram yang ditempati oleh jama'ah haji dari
berbagai negara, termasuk Indonesia . Dan salah satu kunci
keberhasilan manajemen wakaf yang ada di negara Arab Saudi ini
adalah, pemanfaatan hasil dari suatu usaha produktif harta wakaf,
untuk harta wakaf lainnya, sehingga saling menopang satu sama lain.
ltulah sebabnya, asset-asset wakaf yang ada disana tetap terjaga.
Hadirin yang saya hormati
lronisnya, di Indonesia banyak terlihat lembaga-lembaga
pendidikan Islam khususnya, terutama yang berada di bawah naungan
Yayasan, hanya berdiri bangunan kayu yang sudah rapuh dan nyaris
roboh, dan bahkan tidak ada muridnya. Hal ini disebabkan banyak hal,
satu diantaranya disebabkan oleh campur tangan pewakaf dan
lemahnya manajemen atau sumber daya manusia yang mengelolanya.
ltulah sebabnya diperlukan penyuluhan wakaf, baik para pewakaf ,
pengelola, termasuk masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar pewakaf
mengetahui hak dan kewajibannya, demikian pula dengan penerima
wakaf atau Nazhir.
Sidang jum'at yang dirahmati Allah
Apa yang khatib sampaikan tadi, baru sebagian kecil dari
pengembangan wakaf di negara-negara Islam, atau yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. Pertanyaannya adalah, bagaimana
agar asset-asset wakaf yang sudah ada di negara kita ini, atau
mungkin yang sudah ada di daerah-daerah tertentu, dapat
diproduktifkan, yang manfaatnya diperuntukkan guna kemaslahatan
ummat, baik untuk pendidikan, kesehatan dan sarana kebutuhan rakyat
lainnya.

Betapa pilunya hati ini, ketika mendengar berita, ada anak yang
ditahan di rumah sakit, lantaran orang tuanya tidak mampu membayar
ongkos melahirkan. Ada pula yang berusaha mencuri bahkan bunuh
diri, lantaran malu belum bayar SPP. Belum lagi ibu rumah tangga,
yang terpaksa mencuri susu, lantaran memenuhi kebutuhan buah
hatinya yang masih bayi. Dan bahkan, tidak sedikit ibu rumah tangga
yang terjebak dalam peredaran narkoba dan lain sebagainya.

68
Kesemuanya itu terjadi karena disebabkan faktor ekonomi.
Naudzubillah min dzalik ...
Hadirin rahimakumullah
ltulah fenomena riil kehidupan ekonomi umat di negara kita.
Kemiskinan tidak hanya ada di desa-desa, tetapi juga ada di tengah-
tengah kota, bahkan di lbu Kota Jakarta sekalipun.
Hadirin ... tentunya kita tidak menutup mata, dan tidak menutup
tangan kita untuk senantiasa berbagi rasa dengan kondis kehidupan
rakyat kecil disekeliling kita. Sekali lagi bahwa, hendaknya asset-asset
wakaf yang kurang produktif, diserahkan kepada orang-orang yang
kompeten, orang-orang yang ahli untuk mengelolanya, sehingga hasil
usaha dari ,produktifitas harta wakaf tersebut, dapat membantu
meringankan rakyat kecil, yang ada di sekelilingnya.
Berbagai contoh wakaf produktif, khotib sudah sebutkan pada
awal khutbah tadi. Artinya, wakaf tidak hanya untuk kuburan, madrasah
dan masjid. Tetapi juga bisa dalam bentuk rumah sakit, hotel, mini
market dan lain sebagainya, sesuai dengan peruntukkannya.
Hadirin yang dimuliakan
Sebelum khatib mengakhiri khutbah yang singkat ini, perlu
diingat, bahwa Allah SWT akan memberikan ganjaran yang berlipat-
lipat ganda kepada mereka yang menafkahkan/ mewakafkan hartanya
dijalan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

~
~ •
JS ~. l1t.i:.. ~
;
-,_ 2..il.il ~
• • ~ -
~ .&\ ~ . ~~~~ "\ ~
- - ··; ~
("'e-'
~ ~\ ~
?. •• ,
-.J"l (.J~ (J:L
:: .1..: ~ I- ~I-
r.::-~.J .J
a:::w~~
<1 ~~- ~
~\-.J~.
~ ~~

"Perumpamaan harta yang dikeluarkan di jalan Allah adalah, serupa


dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir (tangkai), pada
stiap tangkai seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran-Nya bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (karunia-Nya), /agi
Maha Mengetahui. (Q.S AI-Baqarah : 261)

69
Demikian apa yang dapat kahtib sampaikan, mohon maaf jika
ada kekeliruan, kepada Allah khatib memohon ampun, Astaghfiruka Ya
Allah min kulli dzanbin

70
PARADIGMA BARU SEPUTAR WAKAF

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah


Pertama, kebekuan paham terhadap wakaf, maksudnya,
mayoritas paham umat Islam Indonesia, adalah Syafi'iyyah. Artinya
paham agama pada mayoritas masyarakat kita pada masa lalu
berpegang pada madzhab atau paham Syafi'i dan ini cenderung
mendarah daging, termasuk dalam memahami masalah wakaf. Lalu
bagaimana pemahaman wakaf menurut madzhab Syafi'i?, Pertama,
menurut pernyataan wakaf cukup dengan lisan saja, dan itu sudah
dianggap sah. Akibatnya banyak harta wakaf yang hilang atau
diselewengkan oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab.
Kenapa? Kar~ma tidak adanya prosedur administrasi yang jelas. Kedua
menurut paham Syafi'i harta yang dpat diwakafkan hanya benda mati,
seperti tanah dan bangunan dan yang Ketiga peruntukkannya Hanya
untuk madrasah, kuburan, yayasan, masjid dan mushalla, akibatnya
harta wakaf cenderung tidak berkembang. Dan jika ada harta wakaf
yang diperuntukkan selain yang tadi khatib sebutkan, akan dianggap
aneh dan nyeleneh. Wallahu a'lam
Jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah
Aspek yang kedua adalah nazhir atau penerima/ pengelola
wakaf yang masih tradisional. Artinya wakaf pada masa lalu diberikan
hanya atas kepercayaan kepada seorang tokoh agama atau tokoh
masyarakat, misalnya kyai, ustadz, habib dsb, tanpa melihat apakah
mereka mampu mengelolanya dengan baik atau tidak. Akibatnya
banyak harta wakaf yang 'mati', alias tidak produktif, itulah sebabnya,
banyak madrasah-madrasah tua yang kumuh dan rapuh, bahkan nyaris
tidak ada muridnya. Banyak pesantren yang tidak berkembang, karena
kyainya tidak berkenan merubah konstruksi bangunan yang hampir
roboh, dengan alasan itu adalah wakaf dan lain sebagainya. Aspek
yang ketiga, dikarenakan belum adanya undang-undang wakaf yang
memadai.
Ketiga aspek yang khatib sampaikan tadi, menjadi penyebab
lamanya perkembangan wakaf di Indonesia, lalu bagaimana upaya

71
pemerintah dan para fuqaha, agar wakaf dapat berkembang sesuai
dengan peruntukkannya berdasarkan syari'at Islam dan Undang-
Undang Wakaf?
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah

Paradigma pengelolaan wakaf sesungguhnya sudah dicontohkan


baginda Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan kepada Umar bin
Khatab agar mewakafkan sebidang tanahnya di Khaibar. Sebagaimana
hadits berikut:
lbnu Umar menjelaskan "Sahabat Umar memperoleh sebidang
tanah di Khaibar, kemudian ia menghadap Rasulullah SAW untuk
memohon petunjuk. Umar berkata "ya Rasu/ul/ah saya mendapatkan
sebidang tanah di Khaibar saya belum pernah mendapatkan harta
sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku?
Rasulul/ah SAW menjawab bila kamu suka, kamu tahan pokok tanah
itu dan kamu sedekahkan hasilnya. Kemudian Umar melakukan
shadaqah, tidak menjual, tidak dihibahkan dan tidak pula diwariskan
Berkata lbnu Umar.
'Vmar menyedekahkan kepada orang-orang fakir, kaum kerabat,
budak be/ian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak melarang bagi
yang menguasainya untuk makan dari hasilnya dengan cara
baik(sepantasnya), atau makan dengan tidak bermaksud menumpuk
harta. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadirin, jelaslah sudah bahwa perintah tersebut menekankan
pentingnya menahan modal (eksitensi) benda wakaf dengan cara
mengelolanya secara profesional, sementara hasilnya untuk
kepentingan umum. Pemahaman yang paling gampang dicerna dari
maksud hadits nabi tersebut adalah dikembangkan kemanfaatannya.
Hadirin yang kami hormati
Kalau saja kita konsisten memegang maksud hadits nabi diatas,
seharusnya tidak ada benda-benda wakaf yang terbengkalai, tidak ada
harta wakaf yang tidak produktif ataupun 'mati', baik masjid,
madrasah, yayasan, panti-panti dan sebagainya. Problemnya adalah,

72
karena masih banyak ulama yang teguh memahami wakaf lebih
kepada kebutuhan bendanya, meskipun telah rusak atau tidak
memberikan manfaat sedikitpun untuk masyarakat. ltulah sebabnya
banyak harta wakaf yang meyedihkan dan merusak pandangan.
Saudaraku ... sekedar untuk diketahui, sekaligus sebagai contoh
konkrit. Di daerah khatib ada sebuah masjid besar dan posisinya
strategis. Masjid ini adalah wakaf dari seorang pengusaha martabak
ternama. Tetapi sayang, karena dikelola oleh orang-orang yang tidak
kompeten, serta lemahnya manajemen dan tidak bertanggung jawab.
Akhirnya apa? Masjid sebegitu besar, hanya dihuni oleh segelintir
jama'ah, termasuk ketika shalat jum'at. Dan bahkan masjid tersebut
tidak 'tercium' cat selama 5 sampai 7 tahun. Alhamdulillah,
dikembalikan penguasanya kepada kodam Sriwijaya.
Maka, pemahaman bahwa harta wakaf tidak boleh diotak atik
tanpa sentuhan pengelolaan yang modern, harus segera kita
tinggalkan. Masjid Nabawi, yang konon katanya dulu terbuat dari tanah
liat, kini menjadi masjid termegah dan terindah dengan segala fasilitas
modernnya, merupakan betapa pentingnya pengembangan potensi
(kekayaan) umat Islam untuk kemanfaatan yang lebih besar.
Saudara-saudaraku seiman
Berikutnya, bahwa harta wakaf tidak hanya sebatas benda tidak
bergerak, seperti yang selama ini dipahami. Tetapi juga berlaku untuk
benda yang bergerak, seperti uang, kendaraan, surat-surat berharga ,
termasuk karya intelektual seseorang. Demikian pula dengan
peruntukkannya . Artinya harta wakaf, terutama tanah, tidak hanya
untuk masjid, mushala, majlis ta'lim, pesantren atau yang sejenisnya.
Tetapi bisa digunakan untuk mini market, biaya pendidikan, rumah
sakit, sosial dan sebagainya. Sesuai dengan peruntukkannya, tentunya
juga menu rut syariah dan undang-undang wakaf yang berlaku.
Sebagai contoh, jika ada sebidang tanah didaerah yang banyak
penduduknya, tetapi tidak ada puskesmas ataupun klinik. Dan jika ada
penduduk yang sakit, mereka harus meluangkan waktu tidak lebih dari
2 jam karena sulitnya transportasi. Maka alangkah baiknya jika tanah
wakaf tersebut diperuntukkan guna membangun puskesmas ataupun
73
balai kesehatan masyarakat. ltulah sebabnya, beberapa negara
Muslim seperti Saudi, Turki, Bangladesh, terutama Mesir dengan
lembaga penddikan ai-Azharnya mampu memberikan beasiswa
kepada ribuan pelajar dan mahasiswa. Di Indonesia sendiri banyak
contohnya Pondok Modern Gontor, dengan manajemen wakafnya,
mampu memberikan bantuan kepada ratusan gurunya dan juga untuk
pengembangan lembaganya. Yayasan Sultan Agung di Semarang,
khusus mengelola dana wakaf dalam bidang pendidikan dan
kesehatan, demikian pula dengan beberapa pesantren dan lembaga
lainnya.
Hadirin rahimakumullah
Kita semua kenai dompet Dhu'afa, yang mengelola dana-dana
sosial , termasuk wakaf. Alhamdulillah, berkat managemen modern
dan transparan, Dompet Dhu'afa mampu memberikan bantuan sosial,
kesehatan dan pendidikan secara gratis. Mudah-mudahan Dompet
Dhua'afa senantiasa amanah, sehingga pada saatnya mampu
memberikan manfaat yang lebih besar
Ma'asyiral muslimin yang dimulyakan Allah
Kalau di negara-negara seperti Bangladesh, Saudi Arabia dan
juga Mesir yang meiliki menteri Wakaf, Alhamdu/il/ah sekarang kita
sudah memiliki Direktorat Pemberdayaan Wakaf Departemen Agama
Rl. Kendati belum kementrian wakaf secara khusus, kita sudah ada
Undang-Undang Wakaf yang mengatur hampir semua permasalahan
wakaf. Harapan kita semua, mudah-mudahan Direktorat
Pemberdayaan Wakaf dapat mensosialisasikan UU tersebut kepada
seluruh komponen masyarakat, sehingga beberapa paradigma baru
yang tadi khatib sampaikan dapat direalisasikan.
Sebelum khatib mengakhiri khutbah yang singkat ini, perlu
kiranya kami sampaikan beberapa hal yang berkenaan dengan wakaf,
selain yang tadi khatib sebutkan. Bahwasanya, harta wakaf dapat
dikelola oleh keluarganya sendiri, atau orang yang diinginkan oleh si
pewakaf, atau oleh organisasi, yayasan, badan hukum, dengan syarat
mereka memiliki pengetahuan tentang manajemen wakaf modern,
sehingga produktif dan bermanfaat bagi umat.
74
Peruntukan harta wakaf, juga dapat ditentukan oleh si pewakaf,
misalnya khusus untuk pendidikan atau kesehatan dan sebagainya.
Harta wakaf juga bisa untuk sementara atau hak guna pakai dalam
jangka waktu yang sudah ditentukan dan disepakati, sesuai dengan
ikrar wakafnya.
Demikian apa yang dapat khatib sampaikan, mudah-mudahan
ada manfaatnya. Amin ya Rabbal 'alamin

75
DARIMANADANKEMANAHARTA
DIGUNAKAN

Ma' asyiral muslimin rakhimakumullah,

Marilah kita bersama-sama selalu meningkatkan ketaqwaan kita


kepada Allah, dengan jalan melaksanakan segala perintahNya dan
menjauhi segala laranganNya. Dan marilah kita bersyukur atas segala
nikmat dan karunia Allah yang telah diberikan kepada kita dari mulai
udara yang kita hisap, rezeki yang kita makan, dan harta kekayaan
lainnya. Yang telah diberikan Allah kepada kita, yang jika kita hitung
niscaya kita tidak akan dapat menghitungnya.
Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah.
Bahwa harta yang kita miliki pada hakikatnya adalah milik Allah.
Yang memiliki harta secara mutlak adalah Allah SWT. Sedangkan
manusia hanya berhak untuk memanfaatkannya. Firman Allah SWT
dalam AI-Qur'an :
'J
.JJA I t:?- y .ilil ~ J3 r_Y::. .J'J I .} La 3 w I}.A....J I .} La .ili3
Artinya:
"Dan milik Allah lah apa yang ada di /angit dan apa yang ada di bumi,
dan hanya kepada Allah lah segala urusan dikembalikan': (QS. Ali-
lmran: 109)
Ayat tersebut di atas, dan ada juga ayat-ayat lain yang senada
dengan itu, intinya memberikan isyarat dengan jelas bahwa Allah SWT
adalah pemilik mutlak seluruh yang ada di alam jagat raya, dan segala
apa yang ada di dalamnya. Termasuk di dalamnya, seperti bumi, langit,
manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, dataran kering di planet ini,
semua makhluk hidup yang berakal, seperti manusia maupun yang
tidak berakal, yang tampak bagi kita secara indrawi maupun yang tidak
. Sekalipun milik Allah, namun, sarana dan prasarana ini diperuntukkan
bagi kepentingan dan kelangsungan hidup manusia seperti tercantum
di dalam AI-Qur'an:

76
Artinya:
"Dialah (Allah), yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) /angit, /a/u dijadikan-Nya tujuh
/angit. Dan Dia Maha Mengetahui sega/a sesuatu". ( QS. AI-Baqarah :
29)
Berdasarkan ayat tersebut di atas bahwa alam semesta beserta
isinya diciptakan sebagai sarana untuk kelangsungan hidup manusia.
Manusia diperbolehkan untuk mencari dan mengumpulkan harta untuk
kepentingan hidupnya di dunia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
AI-Qur'an:

~~ ~ ~~j~~~l ~ .~I)J•_.,; ~ ;lj~~~']l j\~1 ~\ ~\j\ ~ ~lj


~ ~~ ~
. _~
0.1 __
;j ;&\ ~ ~~ ~..)
u!
• '~\ ..r• ~L:.J.i\ ¢:1-l• ;j J-~~~ ~~
o:;
~ !

Artinya:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baik/ah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu,
dan jangan/ah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (AI-Qasas
: 77)
Hadirin sidang Jum' at Rahimakumullah.
Namun harta yang kita cari kita nikmati dan kita kumpulkan itu
kelak akan ditanyakan oleh Allah SWT pada hari kiamat. Sabda
Rasulullah SAW yang artinya:
"Kedua kaki seseorang tidak akan bergerak pada hari kiamat sebe/um
ditanya tentang umumya, untuk apa ia habiskan. Tentang ilmunya,
untuk apa ia pergunakan. Tentang hartanya ,dari mana ia peroleh dan
untuk apa ia be/anjakan. Dan tentang badannya untuk apa ia rusakkan.
(HR. Tirmidzi)"

77
Oleh sebab itu hadirin yang terhormat, dalam kesempatan yang
berbahagia ini saya ingin mengingatkan kembali agar harta yang telah
kita peroleh itu menjadi bekal serta amal kebajikan yang tiada putus-
putusnya, hendaklah diwakafkan untuk kepentingan umat dalam
rangka mengembangkan dan mensyiarkan agama Allah di muka bumi
ini. Semoga harta yang telah kita peroleh saat ini akan menjadikan
kebaikan pada kehidupan di dunia ini dan menjadi simpanan yang baik
di akhirat nanti. Allah SWT melukiskan dalam AI-Qur'an, ada
segolongan manusia yang merasa menyesal karena tidak
mensedekahkan atau mewakafkan sebahagian harta di jalan Allah,
justru penyesalan itu datang ketika ia sedang sakaratul maut,
sebagaimana Firman Allah SWT :

Artinya:
"Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum kematian datang kepada sa/ah seorang di antara
kamu, /alu ia berkata (menyesali). "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau
berkenan menunda kematianku sedikit waktu /agi, maka aku dapat
bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang sha/eh". (QS.
AI-Munafiqun : 10)
Demikianlah khutbah yang saya sampaikan. Mudah-mudahan amal
ibadah kita diterima Allah SWT.

78
WAKAF PRODUKTIF

Jama'ah shalat Jum'at yang dimuliakan Allah


Dalam sebuah sabdanya, Nabi Muhammad SAW
menerangkan, bahwa manusia seringkali tidak bersyukur dengan dua
nikmat yaitu nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan. Berdasarkan
hadits Nabi tersebut, mari kita basahi lidah kita untuk mengucapkan
syukur, memuji ke-Maha Murahan Sang Rabbul 'alamin, yang telah
mel"gkaruniakan badan yang sehat dan waktu yang lapang, sehinga
pada siang ini kita dapat melangkahkan kaki, menuju masjid yang
mulia ini, guna menunaikan kewajiban melaksanakan ibadah shalat
Jum'at.
Sebelurnnya izinkan khatib untuk mengingatkan dan mengajak
diri pribadi khatib khususnya, serta jama'ah sekalian umumnya, untuk
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Taqwa dalam arti
yang sebenar-benamya menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya. Hanya dengan berbekal taqwa, kita
akan terhindar dari murka Allah, baik di dunia, terlebih di akhirat.
Jama'ah Jum'at yang berbahagia

Dalam kesempatan khutbah kali ini, khatib ingin mengajak


jama'ah sekalian, untuk melihat dan belajar, bagaimana agar harta
wakaf bisa menjadi lebih bermanfaat, dengan cara diproduktifkan.
Kenapa tema kali ini diangkat? Hal ini berawal dari realita bahwa,
banyak harta benda wakaf yang ada, tetapi kurang dan bahkan tidak
diproduktifkan, sehingga tidak bermanfaat secara maksimal. Akibatnya,
banyak tanah, bangunan madrasah, tempat ibadah dan sebagainya
yang berasal dari wakaf, terbengkalai, sia-sia dan terkesan kumuh dan
nyaris runtuh. Akibatnya, tujuan dari ibadah wakaf membantu saudara-
saudara kita yang membutuhkan dan dalam rangka mencapai
kemaslahatan umumnya menjadi tidak tercapai.
Hadirin yang saya hormati

Harta wakaf, idealnya diproduktifkan sesuai dengan


peruntukkannya, sehingga dirasakan manfaatnya oleh orang banyak.

79
Apabila seorang wakif (orang yang berwakaf) melihat harta yang ia
wakafkan dapat dirasakan manfaatnya oleh orang banyak, ia tidak
hanya senang dan gembira. Tetapi juga termotivasi untuk mewakafkan
hartanya yang lain. Demikian pula halnya dengan orang yang belum
berwakaf, apabila dia melihat dan merasakan manfaat dari harta wakaf
yang ada maka akan termotivasi untuk berwakaf, apabila dia melihat
dan merasakan manfaat dari harta wakaf yang ada, maka akan
termotivasi untuk berwakaf. Artinya wakaf yang produktif berhubungan
dengan keberlangsungan wakaf itu sendiri. Apabila wakaf dapat
diproduktifkan maka akan banyak orang yang akan memanfaatkan
harta wakaf tersebut. Sebaliknya, bila wakaf yang telah ada tidak dapat
dimanfaatkan secara produktif, hal ini akan menyebabkan timbulnya
keengganan orang untuk mewakafkan harta miliknya.
Ma'asyiral Muslimin yang dirahmati Allah
Khatib yakin, semangat umat Islam untuk berwakaf sangatlah
besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya asset wakaf yang bertebaran
di sekitar kita, baik berupa tanah, sarana ibadah berupa mushalla,
masjid, madrasah dan sebagainya. Tentunya hal ini sangat
menggembirakan dan patut disyukuri. Selain itu, hal ini juga
menunjukkan bahwa, kesadaran umat Islam untuk saling menolong
antar sesama sangat tingggi dan semangat untuk mengamalkan ajaran
agama sangat besar, Allah SWT berfirman :

~I 0J ~I i~lj ulj~lj ~'/1 Jc i)__;W ':/__; '-.5~1__; _Y.j1 Jc i)__;W__;


- - -- ~~I~~
"... tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan
jangan/ah kamu to/ong menolong da/am kejahatan dan permusuhan,
dan bertaqwa/ah kepada Allah, Sesungguhnya Azab Allah sangat
pedih."

Selain itu, mari sama-sama kita merenungkan, sabda baginda


Rasulullah SAW mengatakan, berikut ini :
~.b. ~'b.-''-·..- . jjl ~ .·'_il -. :1
~. _). J ~ '-:?- ~_,..... ~

80
'Seorang yang beriman tidak akan kekenyangan sedangkan
tetangganya dalam keadaan lapar."
Dalam hadist di atas, secara tegas Nabi Muhammad SAW
mengatakan bahwa orang Islam yang tidak peduli dengan kesulitan
orang lain, di saat ia mampu untuk memberi pertolongan, pada
hakikatnya bukan termasuk dari golongan Rasulullah. Na'udzu billah
min dzalik. Mudah-mudahan, riwayat-riwayat di atas tadi, menjadi
bahan introspeksi buat kita semua.
Kembali ke masalah produktifitas harta wakaf. Tugas kita
sekarang adalah, bagaimana mengelola dan dapat menikmati hasilnya
dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan atau kepentingan
bersama. Pertanyaan yang tersisa adalah, bagaimana
memproduktifkan harta wakaf tersebut ?.
Jama'ah jum'at yang dimuliakan Allah
Kurang produktifnya asset wakaf, salah satunya disebabkan
oleh para pengelola atau nazhir yang tidak profesional, Artinya apa?
Pengetahuan para nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta
wakaf tidak maksimal. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, satu
diantaranya karena wakif kurang mau membuka diri dengan cara
bertanya, belajar kepada contoh yang sudah ada. Maka cukup ideal
jika seorang yang hendak mewakafkan hartanya, melihat terlebih
dahulu, kepada siapa ia harus serahkan, agar wakafnya bisa produktif
dan dimanfaatkan oleh masyarakat banyak. Maka, kita semua dituntut
untuk menjadi pengawas para nazhir agar benar-benar menjalankan
amanah yang terimanya, sehingga dapat diperuntukkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat banyak.
Banyak harta wakaf menjadi tidak produktif karena tidak
dimanfaatkan secara baik. Maka tidak mengherankan bila kita melihat
banyak tanah wakaf yang terbengkalai hingga ditumbuhi semak
belukar. Demikian pula dengan beberapa bangunan, baik berupa
Mushalla, Masjid, Madrasah dan sebagainya, yang tidak membawa
hasil yang maksimal. Lihat saja misalnya, masjid jami' di salah satu
kawasan lenteng agung, terlihat cukup luas dan strategis, tetapi hanya
dimanfaatkan untuk ibadah shalat saja. Padahal banguna tersebut
81
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat lainnya , kepentingan.
sosial, pendidikan dan usaha produktif lainnya.
Tidak produktifnya asset wakaf, juga disebabkan oleh
peruntukkannya yang tidak berdasarkan kepentingan masyarakat
sosial, dan mengabaikan skala prioritas. Misalnya, tanah wakaf yang
dibangunkan Masjid, padahal ada masjid lain disekitar itu yang masih
mampu menampung masyarakat sekitarnya. Akibatnya, ada masjid
atau mushalla yang bangunannya sangat besar dan megah, tetapi
jama'ah yang shalat pada setiap waktunya, hanya dua atau tiga orang
saja, bahkan tidak sama sekali. Demikian pula banyak madrasah atau
sekolah yang muridnya hanya segelintir orang. Hal ini tentunya tidak
sebanding dengan lahannya yang luas dan strategis.
Ma'asyiral Muslimin yang dirahmati Allah
Berdasarkan realita yang khatib sampaikan tadi, jelas bahwa
tidak produktifnya harta wakaf, karena pengelolaan yang tidak
produktifnya harta wakaf, karena pengelolaan yang tidak baik dan tidak
dimanfaatkan berdasarkan skala prioritas. Mana yang lebih penting dan
mendesak untuk dibutuhkan, itulah yang kita kerjakan.
Wakaf tanah misalnya, daripada terbengkalai dan sia-sia akan
lebih baik bila ditanami dengan tanaman-tanaman yang hasilnya dapat
dinikmati orang banyak, atau dibangun fasilitas umum, atau disewakan
kepada pihak lain yang sewanya untuk kepentingan bersama, sehingga
tanah tersebut tidak menjadi benda mati yang sia-sia dan tidak
menghasilkan manfaat.
Demikian pula bila membangun fasilitas umum. Kita harus
memilih mana yang benar-benar dibutuhkan dan mendesak untuk
dibangun. Bila dalam suatu kampung sudah ada Masjid atau Mushalla
yang dapat menampung jama'ah sekitarnya, maka jangan dibangun
mesjid lagi. Dan bila sudah ada madrasah yang dapat ditampung anak-
anak sekitarnya maka jangan dibangun madrasah lagi. Dengan
demikian wakaf akan menjadi sangat dirasakan manfaatnya.
Wakaf pada dasarnya bertujuan untuk membantu mengatasi
kemiskinan yang diderita oleh sebagian besar saudara kita. Maka
wakaf akan jauh bermanfaat bila diperuntukkan langsung kepada
82
mereka tersebut. Misalnya dengan cara memberikan pinjaman modal
usaha kepada mereka untuk waktu yang disepakati bersama.
Selanjutnya bila modal tersebut telah dikembalikan, maka ia
dapat dipinjamkan kepada orang alim untuk masa waktu tertentu pula,
demikianlah seterusnya. Uang yang berasal dari wakaf tersebut
diputarkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan untuk
dijadikan modal usaha atau kerja sehingga mereka memiliki usaha dan
pekerjaan yang dapat menutupi biaya hidup mereka. Pengelolaan
seperti ini akan benar-benar bermanfaat dan membantu mereka yang
berada dibawah garis kemiskinan dalam menjalani hidup mereka.
Bila ada uang wakaf yang terbatas tersebut dapat membantu
banyak orang maka menjadi sangat bermanfaat dan dapat membantu
mengeluarkan bagi mereka dari penderitaan keuangan yang alami.
Pada akhirnya, tujuan dari wakaf untuk membantu saudara-saudara
kita yang kekurangan menjadi tercapai dan dengan sendirinya
kemiskinan yang diderita saudara-saudara kita umat Islam dapat
diatasi. Apabila kemiskinan telah teratasi maka umat Islam akan maju
dan keimanan akan menjadi lebih kokoh.
Demikianlah khutbah Jum'at pada hari ini, semoga kita menjadi
orang yang peduli untuk membantu saudara-saudara kita yang
mengalami kesulitan ekonomi dengan cara mewakafkan harta benda
kita. Amin ya Rabba/ 'a/a min ..

83
MENGHINDARI SIFAT KIKIR

Segala puja dan puji, mari kita sanjungkan kehadirat Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, pemberi nikmat yang
tiada bandingannya. Sesungguhnya telah banyak nikmat dan karunia
Allah yang telah dianugerahkan kepada kita, sehingga apabila kita
akan menghitungnya niscaya tidak akan terhitung. Firman Allah SWT:

r-~ ~
_H~I ~t.:.J;/1 ~ 1,!!\A. ' '~ '] .11
U , U, ~ -
~ 1 ~ : 1-c ~ -'-~lL;l ~
- 3 U.3 ~
JS lY-1
: I:<:t_:;\-3
- - - )k
Artinya:
"Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu
mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia
itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)". (QS.Ibrahim :
34)
Hadirin yang berbahagia. Diantara banyak akhlak buruk dalam
agama kita adalah sifat "kikir" atau "bakhil". Bakhil sudah menjadi
bahasa Indonesia dan padanan kata bakhil adalah pelit.
Bakhil atau kikir adalah lawan katanya dermawan, yaitu orang
yang mudah untuk berwakaf dan menolong orang lain untuk
memerlukan sesuatu yang dia miliki. Pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari menunjukan bahwa semua orang tidak suka terhadap orang
kikir, bahkan orang kikir itu sendiri. Orang bakhil tidak ingin orang lain
berlaku bakhil terhadap dirinya. Kecenderungan manusia selalu
berharap memperoleh sesuatu lebih banyak dari orang lain.
Imam Ghazali berkata, setiap orang hendaknya tidak perlu
mengkhawatirkan masa depan. Jangan takut apa yang akan terjadi.
Jika Allah menjanjikan rezeki atas kita, maka percayalah dengan
sepenuh hati atas janji Allah SWT tersebut. Disamping itu, kita
hendaknya menyadari bahwa bisikan rasa takut atas kemiskinan yang
ada dalam pikiran kita itu hanyalah syaitan. Sebagaimana yang telah
difirmankan oleh Allah dalam AI-Quran bahwa syaitan senantiasa
berusaha menimbulkan ketakutan didalam hati manusia. Yakni dirinya

84
disibukkan dengan pikiran untuk mengumpulkan harta, rasa khawatir
terhadap masa depan telah merasuk kedalam otaknya. Seperti firman
Allah dalam AI-Quran :
~!~I~-~_, 't:~!~~~-< "~! ~I ''t:3\Lu: J~::: ~I~--''']'
("'e-' ..J'-'l _y. u: ("'e-' ~ _y. -- ~ ~ . u~ ~- ~ .J
~ ;o ... J ;. o... ' ' ......
- ~I-.!!. · '';/I- wl -~1
H .J ~ .J .J - .J
~I- .& -.!4..:aWill
~ -~ -
- ,_ 4..J I -~~:
~- r-_,.; -. ~
~ : ~ "L~- ·
u.J! ~
- - ~u~
Artinya:
"Dan sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang
Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa
kebakhilan itu lebih baik bagi mereka. Harta yang mereka bakhi/kan itu
akan dikalungkan dileher mereka kelak pada hari kiamat. Dan
kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) dilangit dan dibumi.
Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Ali-lmran : 180)
Dari ayat diatas telah disebutkan jika ada seseorang sahabat,
saudara, atau orang lain yang meminta pertolongan dalam harta untuk
keperluannya yang sangat penting, lalu yang dimintai pertolongan
enggan menolongnya karena sifat kikirnya, maka pada hari hisab nanti
hartanya akan menjadi seekor ular dan akan membelit tubuhnya.
Firman Allah tentang kikir atau bakhil :
I -t.tll- I ".~i1 .lJ- Gt...:...;.l ·'ill Jw -~, \;:~. 4..J 1 J:. ·~~ ;J-J ~~ 1 ~~-
~~.J.S...J&"lj,:.J :9-1-Y:J ~ -:~.r .J . .J
~-~~
.J_~:
-·~-~w~ul-~1
~.J--. :---
~-·.~i~ ~
.J __ . .}- J.S.?'-i-.}·
w1- w1- ·. <L:...JI-
.J~ J
.!!.~~~~
I' : : ']~ : \S ! - ~ '] ~I ~I
.J.# u 0'4 . -~ u.
tj~~-.!~
.J --
!
~
~~ ~
' ' t:31 ~ : .'.~<:- ~~ ~~ · - ~~ ; "i..J- ; _t;: :: ;
u_,_....-;J ~'-! (...)-" u.JJA ~J u~ ~ _
11
I~ .. '. ~~~ :
~. ~-!
·\Sil.

Artinya:
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri. Yaitu orang-orang yang kikir dan
menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah

85
yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan kami te/ah menyediakan
untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan". (QS. An-Nisa: 37)
Dalam ayat diatas disebutkan dua kata "Mukhtaalan" dan
"Fakhura". Mengenai penafsiran kedua kata tersebut, Mujahid r.a telah
berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang takabur dan orang-
orang yang selalu menghitung pemberian Allah, tetapi mereka tidak
mensyukurinya.
Hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah. Kesimpulan dari
khutbah yang disampaikan dalam jumat ini, adalah sifat kikir yang
tertanam dalam hati manusia hendaklah diberantas dengan segala
macam cara dan usaha karena sifat ini adalah musuh masyarakat
nomor satu. Tak ada satu umat pun yang dapat maju dan hidup
berbahagia kalau sifat kikir ini merajalela pada umat itu. Sifat kikir
bertentangan dengan perkemanusiaan. Oleh sebab itu, mari kita
sisihkan sebagian harta kita untuk orang-orang tidak mampu atau yang
membutuhkan uluran tangan kita, dengan jalan bersodaqoh dan
menyisihkan sebagian harta untuk diwakafkan dalam rangka
memajukan umat dan agama kita.

86
AKAR KEDERMAWANAN

KAUM ANSHAR

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT


Berwakaf, boleh dikatakan sebagai "tradisi" setiap individu yang
beriman. Darimana kesimpulan itu didapat? Shirah Nabawiyyah
menjelaskan dengan gamblang, peristiwa-peristiwa yang mendukung
kesimpulan tersebut. Satu diantaranya, riwayat yang masyhur, yang
menceritakan pertautan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar.
Dikisahkan, bagaimana kaum Anshar begitu bersemangat
memberi tempat bernaung saudaranya kaum Muhajirin. lni
menorehkan pesan kuat, betapa besar makna melepaskan sebagian
(besar) harta kita yang diperuntukkan bagi mereka yang
membutuhkannya.
Dalam rangka memenuhi perintah Allah SWT, yakni hijrahnya
kaum Muhajirin, yang tanpa membawa harta alias, "modal dengkul",
kaum Anshar menyambut mereka dengan senang hati dan penuh
kegembiraan. Kesenangan dan kegembiraan kaum Anshar, mereka
buktikan secara jelas. Salah seorang dari mereka menemui Nabi SAW
dan berkata:
"Ya Rasulullah, bagikan kebun kami dengan orang kaum Muhajirin."
"Tidal<'' jawab Rasulullah, "Aku tidak akan membaginya kepada
mereka" mendengar jawaban Rasulullah yang tegas itu, kaum Anshar
berkata lagi "Ka/au demikian bantulah kami dalam bekerja, agar kami
dapat membantu mereka dalam membagi hasilnya" Rasulullah SAW
menjawab "Saudaramu orang Muhajirin itu, ada/ah yang ke/uar ke
tempatmu dengan meninggalkan harta dan ke/uarganya."
Kemudian kaum Anshar kembali memohon agar mereka
diperkenankan membagikan kebun mereka kepada kaum Muhajirin.
Namun, Rasulullah SAW kembali melarang mereka. Lalu seorang
diantara mereka berkata "kalau demikian apa yang engkau maksud ya
Nabiyal/ah" Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan "Mereka itu

87
datang dari kota Mekah dan mereka tidak/belum biasa untuk bercocok
tanam seperti kamu, karena itu bertanamlah kamu dan berikan pada
kaum muhajirin sebagian dari hasilnya" Mendengar keterangan itu,
kaum Anshar serentak menjawab "Kami reia dengan keputusan Nabt
Subhanallah pemberian kaum Anshar itu diterima oleh kaum Muhajirin
tanpa konsesi apapun, demikian Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu
Hurairah ra.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah
Sikap kaum Anshar tadi sungguh luar biasa. Akan tetapi, ada
sebagian kaum Muhajirin yang 'risih', bagaimana tidak, orang lain
bekerja, sementara mereka juga mendapatkan hasilnya. Akhirnya
merekapun menemui Nabi SAW dan berkata: "Ya Rasulul/ah, kami
tidak pernah melihat suatu kaum yang lebih mulia dan lebih dermawan
dari kaum Anshar. Mereka berkebun sendirian, tapi hasilnya dibagikan
kepada kami sampai kami takut bahwa hal itu akan menghilangkan
pahala kami," Mendengar pengakuan bijak kaum Muhajirin, Rasulullah
menjawab, "Jangan, kamu doakan saja, agar mereka mendapat hasi/
yang baik." Begitulah Imam Ahmad meriwayatkandari An as ra.
Masih soal akhlak kaum Anshar, riwayat lainnya menyebutkan,
biasanya orang Anshar itu jika panen, mereka membagi hasil panen
kurmanya menjadi dua bagian. Bagian pertama lebih banyak dari yang
dua bagian. Bagian pertama yang sedikit itu mereka tambahi dengan
pelepah kurma agar nampak sama banyak, kemudian kaum Muhajirin
memperoleh bagian yang terbanyak sedangkan kaum Anshar
mengambil yang sedikit. Allahu Akbar, sungguh Maha Mulia Allah.
Saudaraku ... seandainya ada kaum/kelompoklpartail
yayasan/instansi atau apapun namanya yang mengikuti jejak kaum
Anshar, sebagaimana khatib sampaikan tadi, niscaya mereka akan
mendapatkan kehormatan yang luar biasa. Kehormatan itu tidak hanya
dimata manusia, tetapi di sisi Allah SWT.
Dalam riwayat lain juga dikisahkan. Saat Nabi dan Pasukan
Muslimin menundukkan daerah perkebunan Khaibar, beliaupun
menyampaikan sabdanya : "Hai orang Anshar, kamu telah banyak
memberikan pertolongan kami (kaum Muhajirin), sekarang kami dapat

88
menaklukan perkebunan Khaibar dan kamu juga boleh cukupkan
dengan tanaman kebunmu sendiri " Mendengar sabda itu kaum Anshar
tidak semena-mena mengambil pemberian yang ditawarkan Nabi SAW.
Melainkan mereka berkata dan menagih janji yang pernah Rasulullah
SAW sampaikan.
"Ya Rasulullah, dulu engkau menjanjikan kami dengan surga,
jika kami menolongmu, Kini kami telah menolongmu, apakah janji itu
akan terpenuhi?" dengan singkat Rasulullah SAW menjawab "Janji itu
akan terpenuhi", demikian ai-Azzar meriwayatkan dari Jabir. Orang
Anshar memilih surga ketimbang bagiannya di dunia. lni bukan sekali,
nabi pernah menawarkan pada orang Anshar untuk mengambil
bagiannya dari Bahrain. Lagi-lagi, orang Anshar menolaknya.
Dalam .. riwayat lain dijelaskan, ketika Rasulullah SAW ingin
memberikan sesuatu kepadaa kaum Anshar, mereka
berkata"Sebaiknya anda bagikan saja untuk kaum Muhajirin" Jika kamu
meno/aknya, maka bersabarlah dulu sampai kamu bertemu denganku
di akhirat, kelak kamu akan mendapatkan bagianmu " demikian jawab
Nabi, sebagaimana Imam Bukhari meriwayatkan dari Abbas bin Malik.
Sidang Jum'at yang dirahmati Allah
Kedermawanan kaum Anshar, juga terlihat dibeberapa riwayat
lainnya. Dan tak kalah mengesankan, kejadian pasca perang Hunain.
Dalam perang ini, pasukan muslimin meraih kemenangan gemilang
dengan ghanimah (harta rampasan hasil perang) berlimpah ruah.
Rasulullah SAW membagika harta tersebut ke semua kaum muslimin,
baik yang baru masuk Islam maupun yang sudah lama, kecuali kepada
Kaum Anshar. Tak secuilpun ghanimah itu dibagikan untuk orang
Anshar.
Kebijakan Rasulullah SAW tersebut, tentunya membuat kaum
Anshar menggerutu. Melihat hal itu Nabi memerintahkan Saad bin
Ubadah agar mengumpulkan kaum Anshar di sekitar nabi dan Nabi
pun berkhutbah "Hai kaum anshar, bukankah kamu dahulu adalah
orang yang tersesat, kemudian aku datang, maka Allah memberikan
petunjuk? Bukankah kamu dulu sebagai fakir, maka Allah memberikan
kekayaan kepadamu? Bukankah kamu dulu saling bermusuhan setelah

89
itu Allah mempersatukan kamu?" khutbah nabi itu mereka menjawab
serentak "Benar ya Rasullullah", ada juga yang menyatakan "kami
dengar ya Rasulullah".
Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan khutbahnya "Hai kaum
Anshar, demi Allah, jika kamu sampai berkata, "tidaklah kamu datang
sebagai orang yang terusir maka kami yang menampung kamu, kamu
dulu adalah miskin, kami yang menolongmu, dulu kamu sebagai orang
yang takut, maka kami melindungi kamu, dan kamu sebagai orang
yang hina, maka kami akan membelami. Demi Allah jika kamu berkata
begitu, pasti kukatakan benar apa yang kamu katakan itu ... apakah
kamu iri hati terhadap harta dunia yang sedikit, yang kami berikan
kepada orang yang baru masuk Islam, untuk menarik hati
mereka ?... tidaklah kamu senang bila semua orang pulang ketempatnya
dengan membawa binatang ternak, sedangkan kamu pulang ketempat
mu dengan membawa nabimu?... demi Allah semua orang berjalan di
suatu lembah sedangkan kaum Anshar berjalan di lembah yang lain,
pasti aku akan jalan di lembah yang dijalani kaum Anshar. Demi Allah
jika tidak karena Hijrah, maka aku akan jadi orang yang dipandang
dikalangan kaum Anshar'' Demikian menurut riwayat lbnu Ishak, dari
Abu Said AI Khudriy ra.
Dalam riwayat lain. Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin
Malik, Nabi bersabda "Hai kaum Anshar, bersabarlah kamu di dunia ini,
kelak kamu akan mendapatkan kemuliaan denganku di surga. 'Ya
Allah, rahmatilah kaum Anshar dan anak cucu mereka." Setelah itu,
pecahlah tangis kaum Anshar, Janggut-janggut mereka dibasahi air
mata.
Jama'ah yang dikasihi Allah
Beberapa riwayat yang khatib sampaikan tadi, baru sebagian
dari sekian banyak riwayat yang memuliakan kaum Anshar dalam
mendermakan, menyedekahkan, menzakatkan dan mewakafkan harta
mereka. Kesemuanya itu, mereka lakukan dalam rangka membantu
saudara mereka sesama muslim,. Bahkan mereka rela tidak menerima
bagian yang seharusnya juga menjadi hak mereka. Sungguh luar
biasa. Pertanyaan yang tersisa adalah masih adakah kaum anshar itu

90
pada masa sekarang, dalam arti kata mereka yang ringan tangannya
seperti kaum Anshar? Atau mengkinkah kita mencontoh atau
meneladani kedermawanan kaum Anshar, sebagai mana yang khatib
sampaikan tadi.
Saudaraku ... kita yakin bahwa, tingkat keimanan kaum Anshar,
lebih tinggi daripada umat Islam sekarang. Dan tentunya tidak mungkin
dapat disamakan dan juga dibanding-bandingkan. Lalu, apakah tingkat
keimanan itu membuat kita berkata 'tidak mungkin meniru
kedermawanan kaum Anshar? Jawabannya ada pada diri kita masing-
masing. Yang pasti, bagi seorang mukmin, yang percaya akan janji-
janji Allah dan Rasui-Nya, sebagaimana yang Rasulullah SAW janjikan
kepada kaum Anshar tadi, niscaya akan berusaha semaksimal
mungkin, untuk dapat meniru kedermawanan kaum anshar. Kalaupun
tidak 100%, ya 80%, kalau tidak 80% ya 50%. Dan kalaupun tidak 50%
ya 25% ataupun 5% dan bahkan 1%. Tetapi, barangsiapa yang tidak
mencoba untuk meniru kedermawanan kaum Anshar, walau hanya 5%
ataupun 1% pun. ltu berarti mereka tidak percaya akan janji-janji Allah
dan Rasui-Nya dan itu berarti mereka tidak beriman. Naudzubillah
. Hadirin yang saya hormati
Mari sejenak kita berandai-andai. Jika ada sekelompok
penguasa ekonomi bersifat ringan tangan, alias gemar berinfak,
berzakat dan berwakaf, niscaya akan banyak kelompok yang terbantu.
Apalagi jika dikoordinir oleh lembaga resmi pemerintah. lnsya Allah
tidak terdengar lagi ibu-ibu mencuri susu di swalayan, karena terpaksa
untuk memenuhi kebutuhan anak kesayangannya. Tidak terdengar lagi
mereka yang terpaksa makan nasi basi, lantaran perutnya meronta
kelaparan dan tidak ada lagi murid atau siswa yang bunuh diri, lantaran
malu karena belum bayar SPP dan sebagainya.
Rasanya kalau niat dan wawasan sudah memadai, iman
terpancar dari nurani yang jernih, keterpautan "Anshar-Muhajirin" akan
senatiasa terjadi di zaman sekarang ini. Pernah diceritakan, bahwa Haji
Mas Agung, saat tuanya kemana-mana kalau ada urusan pribadi atau
dakwah, minta diongkos yayasan Mas Agung. Apakah ia pailit? Tentu
tidak, tetapi seluruh harta pribadinya sudah ia wakafkan menjadi

91
yayasan itu, Ia sekedar "numpang" di yayasan yang asal-muasal
hartanya dari bisnis yang dikelola dulu. Subhanallah, jadi, yang seperti
orang-orang Anshar pun, ada juga contohnya di Indonesia ini.
Kita yakin di berbagai tempat di tanah Air kita tercinta ini, yang
kaya akan sumber daya alamnya, namun masih tersembunyi rapat-
rapat dari pengetahuan kita, demi menjaga kemuliaan amalnya, agar
tidak tercederai oleh cacat hati karena riya', atau malah memicu rasa
riya' dan kesombongan anak cucunya kelak yang membanggakan
amal-amal orang tua atau nenek moyangnya, sementara dia sendiri
terhalang untuk berwakaf, naudzubillahi min dzalik.
Hadirin rahimakumullah
Sebelum khatib mengakhiri khutbah ini, kita berharap, mudah-
mudahan kita semua dan keluarga besar kita, termask orang-orang
yang senatiasa percaya dan bahkan yakin akan janji-janji Allah dan
Rasui-Nya, sehingga tanpa rasa berat dan rasa takut kita senantiasa
berinfak, berzakat, dan bahkan mewakafkan sebagia dari harta yang
kita miliki, untuk dimanfaatkan orang banyak. lnsya Allah semuanya
akan dicatat Allah SWT sebagai amal jariah yang tidak terputus-putus.
Amin ya Rabba/ 'a/amin

92
CARA MENGGUNAKAN HARTA

Segala puja dan puji kita sanjungkan kehadirat Allah yang


Rahman dan Rahim penguasa alam semesta yang telah
menghamparkan bumi ini tempat kita berpijak dan berkampung
halaman. Serta Maha Suci Allah yang telah membentangkan langit
berhiaskan bulan dan bintang serta matahari yang kesemuanya itu
sangat berguna bagi kehidupan makhluk Allah maha Rahman dan
Rahim pemberi nikmat yang tiada dapat dihitung jumlahnya, untuk itu
marilah kita meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah dengan
menjalankan segala perintah-perintahnya dan menjauhi segala
larangannya.
Saya ajak hadirin untuk Tafakur sejenak memperhatikan firman
Allah dalam Al-qur'an :

.JUJI uc c_?.j ~~~t#1 ~~ ~j~l u); WL/~yjl ~IS u-Jj ~


- - - '.~il '~ '11 wj~l ~w;jl ~ -~ '·t! .ill i;.;.h' J:.j-
..JJ...r-" t : ~ ~ J .) . - J

Artinya: Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada
hari kiamat saja/ah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang
siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke da/am surga sungguh
dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan
yang memperdaya. (QS. Ali-lmran : 185)
Hadirin sidang Jum'at Rahimakulullah.
Bahwa cepat atau lambat, mau atau tidak mau suka atau tidak
suka, bahwa kematian akan datang kepada kita. Apapun caranya dan
apapun penyebabnya. semua yang hidup di dunia ini pasti akan mati.
Si Kaya, Si Miskin, Si Cantik atau Si Ganteng, orang yang kulitnya
putih atau hitam kelam semuanya akan dijemput oleh kematian. Segala
hal yang kita banggakan di dunia ini akan kita tinggalkan. Tubuh yang
cantik atau ganteng akan lenyap menjadi tanah. Rumah yang mewah
dan harta yang melimpah tak akan kita bawa ke dalam kubur. Mungkin
alam kubur itu tempat kenikmatan atau kesejahteraan kalau amal kita
cukup, kalau amal kita memadai. Tapi mungkin juga alam kubur itu
tempat derita dan siksa akibat ulah kita memperlmutkan hawa nafsu

93
dan kurang banyak berbuat amal kebajikan untuk menuju ke kampung
keabadian, kembali kepada pemilik sang kehidupan.
Sebenarnya kematian tidak perlu kita takuti. Kematian adalah
keniscayaan bagi semua makhluk hidup di muka bumi. Karena itu, hal
yang perlu kita cemaskan dan cermati adalah bagaimana persiapan
kita untuk menjemput kematian itu. Diantara sekian amal kebajikan
untuk meraih surga adalah menyisihkan sebagian harta kita untuk
diwakafkan karena wakaf adalah suatu amal jariyah yang pahalanya
tiada putus-putusnya.Rasulullah SAW bersabda:
~ - '->!l ;;Y-Y.
uc -·- ' (.)) (..)<l J .Y-".)
' - lui . (.)"'".
- J~·• 1S1' 2..!~..;. (..)! L...i'il
'
tL~il 4..i.;.c ~~' (Y-1
~ :iii:..:.

~-?\..?. 3\ ~ ~ ~. ~_j3\ ~1..:..:, .IJ_;.~ (o\3.) 3 ~\ ..l31..l} ~)\i:


Artinya:
''Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia maka putus/ah segala
amalnya, kecuali tiga macam: ama/ jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak sha/eh yang mendoakan kedua ibu bapaknya".
Allah telah mewajibkan kepada kita bermacam-macam ibadah,
ada ibadah yang Allah Wajibkan kepada kita setiap hari. Ada ibadah
yang Allah wajibkan kepada kita setahun sekali, bahkan ada ibadah
yang Allah hanya wajibkan kepada kita seumur hidup satu kali. Dari
ibadah yang Allah wajibkan kepada kita itu ada yang bersifat Filiyah
(pekerjaan) Qauliyah (ucapan),dan ada juga yang bersifat Maliyah
(harta kekayaan). Seorang mukmin yang baik adalah orang mukmin
yang memperhatikan keadaan saudaranya sesama mukmin dimana.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
"Bukanlah golonganku orang yang tidak memperhatikan urusan orang
mus/im".(HR. Muslim)
Sebagaimana kita maklumi di negeri kita masih banyak anak-
anak yatim dan kaum dhuafa yang memerlukan uluran tangan kita
khususnya para Aghniya (The Have) dengan jalan berwakaf yang
diserahkan kepada Nazhir yaitu orang yang menerima amanah untuk
mengembangkan harta wakaf, yang nantinya akan digunakan untuk
kepentingan biaya pendidikan anak-anak yatim dan kaum dhuafa.
Sebab kemiskinan sangat erat dengan kebodohan, penyebab
94
kemiskinan itu adalah kebodohan dan penyebab kebodohan adalah
kemiskinan. Maka untuk meningkatkan kesejahteraan mereka serta
bisa · mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Harta wakaf harus
dikembangkan agar produkif. Selama ini ada kesan bahwa harta wakaf
adalah wakaf tanah saja yang diperuntukkan untuk bangunan masjid,
madrasah, pondok pesantren dan kuburan. Padahal benda-benda
wakaf dapat diusahakan sehingga memiliki nilai-nilai ekonomi untuk
kesejahteraan umat.
Untuk itu saya ajak hadirin, mari kita menyisihkan sebagian
harta kita untuk diwakafkan di jalan Allah, selagi masih diberikan umur
oleh Allah SWT. Janganlah kita mau berwakaf ketika kematian sudah
menjemput kita.
-.::~:: f'J~-~..:_,~ J')-~ ••~.t--~T~(-.J.;..f
LS!.? Y " ') - ._,.,....., r
--t.f ~~i. · _<:-.:i;- ~. i ~-.f­
-...? - 0 ~ ~ r -'J.J ~ ~ J
~"'- I.
~ ~if 'J
~- ,, : • . -- ~ ~ t ~,......)
-1' __,...L.,o " ~~; y. ,.:_ f !J!
Tf I
, ' /

Artinya : "Dan belanjakan/ah sebagian dari apa yang telah Kami


berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di
antara kamu; /alu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang
yang saleh?"
_ft~l- w\.}:{\ : ~Leu :<GI· 0
.1.:..:.11 · i_:)jl
0
. :<:1- I ;&I~- G
~ VC . ~- : I ~,.J ~ .J ~ (,)
0

~ I .J t.F
•• : : . ,.
. .J . .J ·
0
I ;ilil '.:~o \· ~ 0.1.:.11 : 01A~JI ·' Aj1 ,:G·)W :<:~,A- ~ ;&I~- ,.',(~~~
~ .J -~ c::-:.- _y; '
0

t.F .J - ~ .J ~ . .J ~
~<1- ww:...:j1· ~I
\.J· - - .J ::-
·w- :(1- I :o.1.:.J1 ;ilil '.:~, 1- I~ '1°~
.,>: ..J \ . J ~ ~
0

~ .J ~_J! _J!
J'!J
wl· o'J'\· o' ~ ~~'J'\ w\.ia:.'JI- : o. :. .J1- ,o •.11 'o_~.:.i1 -' Aj1
- .JA .J ~ - ~ - . .r-' .J ~.r-' .J. ~y _)~ _y; ' .J~
\.! ,o' '.:;.,

95
KARAKTER MANUSIATERHADAP HARTA

Segala puji bagi Allah Rabbul 'Aiamin, atas segala limpahan


nikmat, taufik, dan hidayahnya saat ini kita telah dapat memenuhi
panggilan Allah untuk menunaikan Shalat Jum'at secara berjamaah.
Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT, aamiin aamiin Ya
Rabbal Alamiin.
Hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah.
Sejenak saya ajak hadirin untuk mentafakkuri suatu firman Allah
yang terdapat di dalam AI-Qur'an :
~~~
__ ' : ;;_JL;~;jl ~
~-
:.. ·.:11- ~WI
.. Lt_illl-.J~.J- :
~-
wlje~~.l\ ~
. (.)-" t.ill,U:U
: •'.
, I ,

~.ik- ~~-""'I...Jj~l
.J ~
;;~\
-~ t'~ ~S"\~ '..: !1- t;J~1-.J,~_;:,:J1 ~.J-
- -~.J(' ~~~ \1-;; ~oah- ,.J
- I......JW1 ! ' '
'" ~

Artinya:
"Dijadikan terasa indah da/am pandangan manusia cinta terhadap apa
yang diinginkan. berupa perempuan-perempuan. anak-anak. harta
benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan,
hewan temak, dan Sawah ladang. ltulah kesenangan hidup di dunia
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik". (QS.Aii-lmran : 14)
Apabila diperhatikan arti yang berkenaan dengan karakter
manusia terhadap harta paling tidak ada 4 karakter, antara lain;
segolongan manusia yang sangat cinta terhadap harta, yang
senantiasa suka mengumpulkan dan menghitungnya, berbangga
dengan harta dan segolongan orang yang kikir terhadap
harta.Mengenai Sangat cinta terhadap harta. Seperti dalam firman
Allah SWT:
~ ~ '11' il : ~ :. -
. . ui.A.I u~ .J

Artinya: Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang


berlebihan. (QS.AI-Fajr : 20)

Ayat di atas menerangkan tentang manusia yang mencintai


harta diluar batas kewajaran, orientasi hidupnya hanya kehidupan
96
dunia semata. Pesan moral yang terkandung dalam ayat ini agar kita
tidak mencintai harta diluar batas kewajaran.
Adapun tentang manusia yang suka mengumpulkan harta
kemudian menghitung-hitungnya dan mereka menyangka bahwa
dengan hartanya yang banyak seakan-akan mereka akan kekal
hidupnya di dunia dan tidak lepas dari perhitungan Allah di akhirat.
Padahal hal tersebut tidak mungkin, Ketika tiba ajalnya, semua yang
dimiliki temasuk harta. Akan ditinggalkan.
Hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah. Rasulullah SAW
mengingatkan kita jangan sampai menjelang kematian kita baru ingin
berwakaf atau bersadaqah. Untuk memberikan semangat agar kita
tidak segan-segan untuk mewakafkan sebagian harta kita, Rasulullah
SAW memotivasi kita yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari yang artinya:
"Abu Hurairah r.a. berkata bahwa telah datang seorang laki-laki
kepada Rasulullah SAW. dan berkata, "Ya Rasulullah! Sedekah apa
yang paling besar pahalanya?" Rasulullah SAW. menjawab, "Engkau
bersedekah, sedangkan engkau dalam keadaan sehat dan kikir, takut
fakir, dan ingin kaya. Janganlah engkau menunda-nunda sedekah,
sehingga bila nyawa sampai di kerongkongan baru engkau berkata,
'Untuk fulan ini, untuk fulan ini, yang ini berikan kepada si fulan!" (HR.
Bukhari)
Hadirin yang terhormat, kalau kita mau berwakaf atau
bersedekah di jalan Allah sekarang saatnya karena harta yang kita
makan akan habis, karena apa yang kita pakai kemudian akan hancur,
dan apa yang diwakafkan di jalan Allah merupakan harta yang
sebenarnya dan itulah yang abadi, karena akan diberikan pahala di sisi
Allah nanti di akhirat.
Sebagaimana sabda Nabi SAW yang artinya :
"Putra-putri Adam berkata "Hartaku, hartaku" (hai putra-putra
Adam), hartamu tidak Jain kecua/i apa yang engkau makan lalu habis,
apa yang engkau pakai lalu hancur, dan apa yang engkau sedekahkan
di jalar Allah /a/u menjadi kekal dan abadi (di sisi Allah)". (HR. Tirmidzi
dari 'Abdullah bin asy-Syakhir bin 'Auf)

97
Berdasarkan hadits di atas mudah-mudahan kita semakin yakin
bahwa dengan berwakaf atau bersadaqah harta kita tidak akan
berkurang, bahkan akan bertambah jumlahnya dikemudian hari.
Karena Rasullah SAW bersabda:
"Tidak ada suatu pagi pun kecuali ada 2 malaikat yang
senantiasa turun mengiringi seorang hamba. Salah satu malaikat
berkata, "Ya Allah berikanlah orang yang berinfak ganti dari hartanya",
malaikat yang satunya lagi berkata "Ya Allah berikanlah orang yang
menahan hartanya kehancuran".
Demikianlah khutbah yang dapat saya sampaikan dalam
kesempatan ini, semoga Allah SWT memberikan kesadaran kepada
kita untuk menyisihkan sebagian harta yang kita miliki
untuk diwakafkan di jalan Allah.

98
WAKAF TUNAl DALAM WACANA & PRAKTEK

Khatib yakin, jamaah sekalian mungkin sudah terlalu sering


mendengar khutbah yang kerapkali membicarakan seputar masalah
larangan dan anjuran, surga dan neraka atau pahala dan dosa.
Kesemuanya itu sudah menjadi satu pilihan bagi setiap individu yang
tidak bisa tidak. Untuk itu, pada kesempatan kali ini, khatib mencoba
menyampaikan satu hal yang mungkin jarang diangkat para khatib,
yakni seputar masalah wakaf. Khatib yakin, ada diantara orang tua kita,
kakek atau nenek kita, atau mungkin juga diantara jamaah sekalian
yang pernah mewakafkan sebagian dari hartanya. Mudah-mudahan
apa yang telah diwakafkan tersebut menjadi amal jariyah yang
berkepanjangan. Amin ya Rabbal Alamin
Hadirin yang berbahagia

Masalah wakaf yang khatib akan sampaikan sekarang ini,


bukanlah wakaf yang selama ini dikenal, seperti wakaf tanah,
bangunan atau 'benda-benda mati' lainnya. Demikian pula dengan
peruntukkannya, tidak hanya untuk kuburan pesantren dan masjid.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan segala konsekuensinya,
para ulama sepakat, bahwa selain benda-benda yang tidak bergerak,
sebagaimana yang khatib sampaikan tadi, juga ada wakaf berupa harta
benda yang bergerak.
Sebagai pengetahuan bagi kita semua, bahwa trend wakaf tunai,
mulai meluas setelah peluncuran Sertifikat Wakaf Tunai yang
dipelopori Prof. Dr. M. A. Mannan di Bangladesh. Tetapi bukan berarti
itu adalah hal yang baru dalam sejarah Islam, lalu apa yang dimaksud
dengan wakaf tunai tersebut? Secara garis besar, wakaf tunai dapat
diartikan sebagai penyerahan hak milik berapa uang tunai, kepada
seseorang atau lembaga nazhir. Dengan ketentuan bahwa, hasil dan
manfaatnya digunakan untuk amal kebijakan/untuk kemaslahatan
umat, sesuati dengan syariat Islam dengan tidak mengurangi atau
menghilangkan jumlah pokoknya.

Dalam perjalanannya, hal ihwal wakaf tunai atau juga dikenal


dengan cash waqaf pernah diperdebatkam dikalangan utama fikih.

99
Ada yang setuju dan juga ada yang tidak setuju. Diantara ulama yang
tidak setuju dengan wakaf tunai adalah Ali Abidin. Ketidak setujuan Ali
Abidin dengan wakaf tunai bukan tanpa alasan. Sedikitnya ia
mengemukakan alasan:
Pertama, uang bisa habis zatnya sekali pakai. Uang hanya bisa
dimanfaatkan dengan membelanjakannya, sehingga bendanya lenyap.
Sedangkan inti ajaran wakaf adalah kesinambunga hasil dari modal
dasar yang tetap lagi kekal, tidak habis sekali pakai. Oleh karena itu,
ada persyaratan agar benda yang akan diwakafkan itu adalah benda
tahan lama tidak habis sama sekali pakai.
Kedua, uang/dirham atau dinar, diciptakan sebagai alat tukar yang
memudahkan orang melakukan transaksi jual beli, bukan untuk ditarik
manfaatnya dengan mempersewakan zatnya.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT
Sekarang, mari kita simak pendapat para ulama fikih yang
setuju akan wakaf uang, diantaranya, termaksud dalam kitab al-is'af
karya al-Tharablis. Ia menyatakan "sebagian ulama 'klasik' merasa
aneh ketika mendengar fatwa yang dikeluarkan Muhammad bin
Abdullah ai-Anshari, murid dari Zufar, sahabat Abu Hanifah, tentang
bolehnya berwakaf dalam bentuk uang tunai dan dalam bentuk
komoditas yang dapat ditimbang atau ditakar, seperti gandum. Menurut
mereka, tidak mungkin mempersewakan benda-benda seperti itu,
sehingga mereka segera mempersoalkannya dengan dana tunai
dirham itu? Atas pernyataan ini Muhammad bin Abdullah ai-Anshari
menjelaskan dengan mengatakan: "kita inventariskan dana itu dengan
cara mudharabah dan labanya kita sedekahkan. Kita jual benda
makanan itu, harganya kita putar dengan usaha mudharabah kemudian
hasilnya disedekahkan"
Saudaraku ... jelas, bahwa yang diharapkan dari wakaf tunai
tersebut adalah investasi modalnya dan dimanfaatkan keuntungannya.
Maka, uang yang dijadikan modal tersebut tidak boleh habis atau
hilang. Lalu, bagaimana kalau dimodalkan untuk berdagang dan rugi?
Jawabannya sederhana, hendaklah uang tersebut dikelola oleh orang-

100
orang atau nazhir yang professional dan amanah, sehingga terhindar
dari kerugian dan penyalahgunaan.
Demikian pula dengan mazhab Maliki atau pengikut mazhab
Imam Maliki. Mereka memperbolehkan berwakaf dalam bentuk uang
tunai, seperti terdapat dalam kitab ai-Majmu' karya Imam Nawawi.
Bahkan, Syaikhul Islam lbnu Tamiyah dalam kitabnya ai-Fatawa,
meriwayatkan satu pendapat dari kalangan Hanabilah yang
membolehkan berwakaf dalam bentuk uang, dan hal yang sama
dikatakan pula oleh lbnu Qudamah dalam kitabnya ai-Muqhni.
Senada dengan Imam AI-Zuhri yang wafat pada tahun 124
Hijriyah. Menurutnya mewakafkan uang hukumnya boleh, dengan cara
menjadikan uang tersebut sebagai modal usaha, kemudian
keuntungannya · disalurkan kepada mauquf 'a lain atau mereka yang
berhak menerima hasil atau manfaat dari pengelolaan wakaf terse but.
Hadirin Rahimakumullah
Selain ulama-ulama klasik, yang khatib sebutkan tadi, ulama
Mutaqqadimin dari Mazhab Hanafi juga membolehkan wakaf uang
sebagai pengecualian, atas dasar lshtisan bi al-'urfi, berdasarkan atsar
Abdullah bin Mas'ud menyatakan "apa yang dipandang baik kaum
muslimin, maka dalam pandangan Allah adalah baik dan apa yang
dipandang buruk kaum muslimin, maka dalam pandangan Allah adalah
buruk". Demikian pula dengan diriwayat Abu Tsaur dari Imam Syafi'i
tentang kebolehan wakaf uang.
Berdasarkan perbagai pendapat ulama diatas, mayoritas
menyetujui wakaf uang, maka pada tanggal 28 Shafar 1423H/11 Mei
2002 M. Komisi fatwa ulama Indonesia telah menfatwakan wakaf uang,
termasuk didalamnya surat-surat berharga.
Hadirin yang saya hormati
Terjadinya ijtihad tentang kebolehan wakaf tunai seperti diatas,
menunjukkan adanya upaya yang terus menerut untuk memaksimalkan
sumber dana wakaf. Semakin banyak dana wakaf yang dihimpun,
semakin banyak pula kebaikan yang mengalir kepada pihak yang
berwakaf dan semakin luas manfaat yang bisa dirasakan kaum
101
muslimin. Dengan demikian pendapat ulama yang membolehkan wakaf
dalam bentuk uang, membuka peluang bagi aset wakaf, untuk
memasuki pelbagai macam usaha investasi seperti syirkah,
mudharabah dan yang lainnya. Hasilnya, digunakan untuk
memproduktifkan aset-aset wakaf yang dimiliki masyarakat.
Setelah memahami pelbagai pendapat ulama fikih,
sebagaimana telah dipaparkan diatas, khatib cenderung men-tarjih
atau menguatkan pendapat yang memperbolehkan wakaf uang tunai
dengan pelbagai alasan, diantaranya:
Pertama, ayat-ayat dan hadits yang dijadikan landasan disyariatkan
wakaf bersifat umum, antara lain firman Allah dalam AI-Quran:

~
t;. 4...J ~~ ~
-; (..)~
\.! ~' -,. : I :.. :~
~t.r~ ~
~- : ~ !. ~ I :. . :~
.J(..)~ - ~~_;;
; - ".. II 1)~ j

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna


sebelum kamu menafkahkan harta yang kamu cintai. Dan apa-apa
yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah maha Mengetahui".
(QS. Ali lmron : 92)
Juga, hadist yang diriwayatkan Imam Muslim dan Abu Hurairah
Rasulullah SAW bersabda:

~-- 4...J '.:::- J,.. - ~ t..:... 4..§~


~ .J.J - ; ~ ~ .J ~ ~-? ~
,~~ : ~~
~ ~ ~
.\Lc tLi;l r--j\ i...H! 'I 2.J~ 1S1~
~ .u _JC,, .lJ -1~
~c...~
~

"Apabila seorang anak adam meninggal dunia maka terputus seluruh


amal kecuali tiga perkara: Shadaqah Jariyah, 1/mu yang berguna dan
anak sha/eh yang mendo'akan". (HR. Muslim)
Karena landasan disyariatkan wakaf bersifat umum, maka
secara teknis masih terbuka pintu ljtihad. Salah satu hasil ijtihad
sebagian ulama islam adalah kebolehan wakaf tunai.
Kedua, pada saat ini sangat dibutuhkan dana yang liquid untuk
mengelola aset wakaf kaum muslimin yang masih terlantar dan belum
terurus.

102
Ketiga, untuk pengelolaan dan pengembangan wakaf pada saat ini,
dituntut untuk merambah dunia bisnis dengan melakukan investasi dan
untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan wakaf tunai.
Hadirin rahimakumullah
Dari semua pendapat diatas, Nampak adanya kehati-hatian
para ulama dalam memberikan fatwa tentang boleh dan tidaknya
praktek wakaf tunai. Hal ini disebabkan harta wakaf adalah amanah
yang harus dikelola sebaik-baiknya, untuk mengantisipasi adanya
resiko kerugian yang akan mengancam eksistensi, lembaga Nadzhir
Wakaf yang professional, amanah dan transparan, agar terhindar dari
resiko negatif.
Demikian apa yang dapat khatib sampaikan pada kesempatan
ini, mudah-mudahan khutbah yang singkat ini, memberikan manfaat
yang besar bagi kita semua. Dengan harapan agar perilaku bisnis
terbuka hatinya untuk berwakaf tunai, termasuk kita semua kelak
menjadi orang-orang yang gemar berwakaf dan menjadi amal jariah
yang berkepanjangan. Amin.

103
WAKAF BUKAN MONOPILI TUAN TANAH

Jama'ah Jumat yang dirahmati Allah


Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT, atas segala nikmat
yang ia telah berikan kepada kita semua dan Alhamdulillah hingga saat
ini, kita masih diizinkan untuk menghirup udara segar yang Allah
sediakan secara gratis. Seandainya udara yang kita butuhkan ini harus
dibayar, entah berapa milyar harus kita persiapkan. Kita tahu betapa
mahalnya harga udara (oksigen) yang harus seseorang yang
membutuhkannya.
Shalawat dan salam, senantiasa kita ucapkan untuk bapak
reformasi dunia, yang tidak pernah korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dialan baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga syafa'atnya. Amin ya
Rabbal alamin.
Hadirin yang berbahagia
Pada kesempatan kali 1m, khatib mencoba untuk
menyampaikan pengetahuan yang mungkin a mat jarang diangkat para
khatib jum'at. Yakni seputar masalah Wakaf.
Hadirin. .... mung kin kita pernah melihat masjid/mushalla atau
madrasah, atau mungkin juga pesantren baik secara fisik tidak pernah
berkembang, tidak pernah berubah warna catnya dari tahun ke tahun
dan bahkan mati karena tidak ada aktifitas sama sekali. ltulah
pandangan sebagian kecil dari harta wakaf yang tidak terurus atau
karena tidak ada yang berkenan untuk mengurusnya dan lain
sebagainya. Kenapa semua itu terjadi? Banyak faktor, diantaranya si
wakaf, atau orang yang mewakafkan masih mau ikut serta dan bahkan
keinginan untuk memonopoli. Anehnya lagi, ada juga yang ingin
memilikinya kembali terutama oleh para pewarisnya. Na'uzubillah.
Selain itu juga disebabkan karena tidak profesionalnya nazhir atau
orang yang mengelola wakaf tersebut atau juga disebabkan oleh
rendahnya pengetahuan tentang wakaf, baik cara mengelolanya,
peruntukkannya dan lain sebagainya.
Hadirin rahimakumullah

104
Wakaf dalam interprestasi umat Islam Indonesia masih
mengalami pemiskinan makna. Karena yang selama ini dipahami
bahwa wakaf hanya untuk masjid, madrasah atau kuburan, padahal
tidak demikian. Islam, dengan keuniversalannya yang memberikan
peluang besar kepada para fuqaha untuk berjihad sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan yang ada. Termasuk peruntukkan
wakaf, tidak hanya untuk masjid, musholla dan kuburan saja. Tetapi
juga boleh untuk kepentingan pendidikan, sosial, rumah sakit, dan lain
sebagainya. Sepanjang hal-hal tersebut bermanfaat bagi masyarakat
banyak dan dalam rangka mewujudkan keadilan dalam kehidupan
sosial. Memang tidak mudah untuk mengembalikan pemaknaan wakaf
pada pemahaman modern yang sebenarnya sudah ada sejak masa
Nabi Muhammad SAW.
Auf bin Abdullah, pernah menukil ungkapan seseorang ahli
hikmah:
"siapa beramal demi akhirat, Allah cukupi hasrat kebutuhan
dunianya. Siapa menjalin berkah hubungan baik dengan Allah. Ia
baikkan hubungannya denga sesama manusia, siapa memperbaikinya
gaibunya, Allah perbaiki /ahir jasmaninya"
Seorang alim lainnya, Muhammad bin Assammak,
sebagaimana dinukil ulama Abu Laits As-Samarqandi sekitar tahun
300-an Hijriyah lebih 1100 tahun lalu berpesan
"Jangan ka/ian tertipu suasananya tenang dan sepinya taman
perkuburan. A/angkah banyak orang disana bingung dan riuh
dida/amnya, jangan kalian tertipu bentuk ratanya taman perkiburan
alangkah jauh beberbeda kelapangan satu sama lain didalamnya.
Maka seharusnya orang yang punya aka/, banyak ingat kuburan,
sebelum masuk kedalamnya"
Bagaimana selepas ajal, saat jasad tak lagi bisa diajak berbuat
saleh? Selesai pula ikhtiar manusia menanami ladang akhiratnya
dengan alam. Sungguh beruntung yang sempat menebar amal jariyah.
Yang peruntukkannya menyasar sektor-sektor yang tak kunjung
berhenti kemanfaatannya. Dari alam barzah senyum orang-orang yang
beramal zariah mengembang, sebagaimana mekarnya senyum orang
105
tuah beranak saleh, atau orang alim yang ilmunya tetap bermanfaat,
kendati ia telah lama berpulang.
Hadirin .. .. Wakaf satu diantaranya saran a pelestari kucuran selepas
ajal. Kendati begitu, basis pemahaman fikih dimasa lalu, membuat
seolah-olah wakaf itu berupa benda tak bergerak. Pandangan
semacam itu juga marak di Indonesia padahal perundang-undangan
mulai menghadirkan peneguh untuk praktik perwakafan. Memang dulu
ursan wakaf hanya bagian kecil dalam undang-undang Pokok Agraria
pasal 49 ayat 3. Kemudian diatur dalam PP 28 tahun 1977.
Ditengah pergulatan perwakafan ditanah air, ada yang mulai
menggeser paradigma, meskipun tidak terlalu ekstrim. Muhammadiyah
misalnya, tanah-tanah wakaf yang akan menjadi fasilitas umat, seperti
sekolah atau rumah sakit, mereka menfasilitasinya, mereka pula
menyediakan materialnya. Siapa menyiapkan sekian truk pasir, siapa
menyiapkan sekian sak semen. Siapa menyiapkan sekian ribu batu
dan lain sebagainya. Organisasi besar ini menyebut enam macam
perwakafan: Waqif (orang yang berwakaf) tunggal; waqif badan hukum;
Waqif satu kelompok masyarakat muslim; waqif sejumlah muslimin
yang dipindah tangankan pengelolaannya ke organisasi dan wakaf
berupa tanah, gedung, fasilitas pendidikan, kendaraan bahkan uang
termasuk surat-surat berharga.
Organisasi Muhammadiyah dan juga sejumlah organisasi islam
yang besar lainnya, seperti Nahdhatul ulama, persatuan Islam Al-
lrsyad, AI-Washliyah, Al-khairat yang berpusat di Sulawesi Tengah dan
banyak lagi lainnya, memiliki ribuan asset fisik fasilitas pendidikan
pelbagai tingkatan dari wakaf jamaahnya, berhektar-hektar tanah,
kantor-kantor organisasi, sarana kesehatan, panti asuhan dan
sebagainya. Namun dari sisi prakteknya semua masih didominasi
pemahaman, bahwa berwakaf itu fisikal, fasilitas umum dan tanah.
Organisasi Islam modern di Indonesia pun, jamaahnya masih
berpandangan, wakaf itu fisik, wakaf uang tunai, cash waqaf, belum
menjadi tren wacana fikih di Indonesia. Hal ini bisa membuat mereka
yang tidak memiliki tanah, berkecil hati karena tidak bisa berwakaf.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT

106
Berbicara tentang wakaf tunai, memang masih m1n1m
rujukannya. Pada periode awal abad II Hijriyah, tepatnya pada masa
Imam Az-Zuhri (Wafat 124 H), beliau mewakafkan anjuran agar umat
Islam mewakafkan dinar dan dirham(uang) untuk pembangunan
fasilitas dakwah, sosial, dan pendidikan. Demikian menurut riwayat
Imam Bukhari.
Sebagaimana khatib sampaikan diawal tadi, banyak harta
wakaf dalam bentuk tanah, madrasah, mushollah, masjid dan lain
sebagainya yang terbengkalai. Selain dikarenakan beberapa hal tadi
juga karena ketidakadaan dana/uang untuk mengelola atau
mengembangkannya. Alhasil semua statis dan tak jarang menjadi
gedung tua yang tak bertuan. Wakaf uang merupakan salah satu
solusi, guna menumbuh kembangkan kembali aset-aset wakaf
tersebut, jangan sampai menjadi tempat bersarangnya burung-burung
liar.

Hadirin yang berbahagia


Semua sepakat urusan wakaf bukan sebatas ibadah ritual.
Bukan saja hubungan antara manusia dengan tuhannya. Lebih dari itu
wakaf juga memiliki dimensi pada tataran sosial. Selain itu, dengan
kebersamaan seyogyanya wakaf tidak hanya menjadi monopoli
amaliyahnya kaum tuan tanah. Maksudnya apa? Dulu dan bahkan
sekarang orang beranggapan bahwa hanya bagi mereka yang punya
tanahlah yang berhak berwakaf. Tidak! Sekali lagi tidak demikian.
orang-orang yang punya fulus lima enam juta rupiah pun bisa
berwakaf. ljtihad ulama tentang hal ini berawal dari Negara
Bangladesh, lewat lembaga sosial investment Bank Limited (SIBL),
sebuah nonformal bangking yang memberdayakan dhu'afa,
mencipatakan kesempatan kerja local dan mencegah migrasi internal.
Dananya dihimpun lewat sertifikat wakaf tunai. Subhanal/ah.
Selain dibangladesh, wakaf tunai juga sudah berjalan beberapa
Negara diTimur Tengah seperti Mesir, Saudi Arabia, dan Yordania.
Bukan hanya dinegara berpenduduk mayoritas muslim, di Amerika

107
wakaf sudah dikelola secara professional melalui the Kuwait Awkaf
Public Foundatipn (KAPF)
Hadirin yang saya hormati
Pertanyannya, bagaimana dengan wakaf tunai di Indonesia?
Jawabannya wallahualam yang pasti kita berdoa, semoga Direktorat
Wakaf Departemen Agama, diberikan segala kemudahan. Kebajikan
dan petunjuk sehingga senantiasa mampu menjalankan segala
kegiatan dan programnya. Dengan harapan suatu saat nanti, wakaf
tunai dijadikan setiap individu umat Islam untuk menanamkan amal
jariyahnya. Amin.
Hadirin .... Umat Islam Indonesia memiliki potensi finansial yang luar
biasa jika disinergikan dengan baik dan benar, niscaya zakat, infak,
sedekah maupun wakaf adalah peluang, sekaligus tantangan yang
bisa menyelesaikan krisis ekonomi, termasuk pelunasan hutang
Negara.
Ekonomi Universitas Indonesia Dr. Mustafa Edwin Nasution
pernah menghitung potensi wakaf umat Islam. Menurutnya jika hal itu
dilakukan, lebih kurang akan mencapai Rp.3 triliun setiap bulan. Angka
itu didasarkan pada asumsi pendapatan perkapita masyarakat kelas
menengah muslim Indonesia yang jumlahnya mencapai 10 juta jiwa,
yang memiliki tingkat penghasilan berkisar antara Rp. 500 ribu hingga
Rp. 10 juta perbulan.
Tentunya hal ini perlu sama-sama kita renungkan untuk
kemudian kita kerjakan, tidak terlalu berlebihan jika khatib katakana
bahwa wakaf tunai seharusnya sudah menjadi kebutuhan kita semua.
Karena ia merupakan salah satu kunci mempercepat upaya
membebaskan dhuafa dari belitan kemiskinan, pengangguran yang
hampir menghampiri setiap rumah tangga dan lain sebagainya.
Sekali lagi, bahwa wakaf bukan lagi monopoli kaum tuan tanah.
Kita semuapun bisa melakukannya, karena harta wakaf juga dalam
bentuk benda bergerak seperti kendaraan, buku, sarana pendidikan
dan wakaf uang. lnsyallah dana wakaf itu akan menjadi amalan yang
tetap mengucurkan pahala selepas ajal menjemput. Tidak perlu harus
ratusan ribu ataupun jutaan rupiah.

108
Hadirin .. .. Khatib pernah berfikir, seandainya seluruh jamaah sepakat
berwakaf 100.000/orang. Katakanlah terkumpul uang 15 juta untuk
menumbuh kembangkan atau memproduktifkan dana tersebut. Maka
diperlukan suatu usaha ekonomi, misalnya konter HP, atau rumah
makan sederhana atau sejenis ekonomi lainnya. Tentunya harus
dikelola dan dimanajemen seprofesional mungkin agar tidak rugi
bangkrut. Kemudian hasil keuntungannya dimanfaatkan untuk
kebutuhan operasional masjid, maka tidak diperlukan lagi celengan
keliling ataupun proposal ketika ada kegiatan itu baru 100.000/orang,
jika lebih niscaya modal yang didapatkan akan lebih, mudah-mudahan
suatu saat dapat terwujud. Amin.
Demikian khutbah singkat 1n1, mudah-mudahan ada
manfaatnya.Atas segala kekurangan khatib mohon maaf.

109
WAKAF UANG: AL TERNATIF MENANGGULANGI KEMISKINAN

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah. Bahwa sadaqah itu banyak


macamnya, ada sadaqah jariyah, ada sadaqah berupa infak, dan ada
sadaqah berupa wakaf. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif atau
orang yang berwakaf untuk menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah untuk
kesejahteraan umum menurut syariat Islam. Betapa pentingnya
kedudukan wakaf dalam masyarakat muslim dan betapa besarnya
peranan uang dalam perekonomian dewasa ini.
Pada saat ini, benda wakaf bukan hanya tanah yang
diperuntukkan untuk pernbangunan masjid, madrasah, pesantren, dan
kuburan, saat ini dikenal juga dengan apa yang namanya wakaf uang.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan bahwa wakaf uang
adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga
atau badan hukum dalam bentuk uang tunai, termasuk dalam
pengertian ini adalah surat-surat berharga.
Hadirin yang terhormat. Terlebih dahulu perlu dijelaskan
pandangan AI-Qur'an tentang uang dan pengembangannya dalam
kegiatan ekonomi. Uang antara lain diartikan sebagai harta kekayaan,
dan nilai tukar bagi sesuatu. Islam adalah agama yang menyambut
baik kehadiran uang, pada hakikatnya pandangan islam tentang uang
dan harta amat positif. Manusia diperintahkan Allah untuk mencari
rezeki bukan hanya untuk mencukupi dirinya dan keluarganya juga
untuk kepentingan orang lain. Firman Allah :
..,. ;;I J co ;. ... J... ; o ..-o ... J. ..- _. J ... .-
~-.,';( '.<~1, .&1 1 '· ~ :
iilll .J~ ' =-~·tj
I ·~'I- · '';II ~. I.J~ o~l ~ l~l!
' ~'
~ .J ' ~ ~ ~ .J ~.) - 0' ';. '......
..
u~~
Artinya: Apabila kamu telah selesai shalat (Jum'at) maka
bertebaranlah dibumi, dan carilah kelebihan rezeki Allah. (QS. AI-Jumu'
ah : 10)
Kelebihan tersebut dimaksudkan antara lain agar yang
memperoleh dapat melakukan ibadah secara sempurna serta

110
mengulurkan tangan atau bantuan kepada pihak lain yang tidak
berkecukupan. Harta atau uang dinilai oleh Allah SWT sebagai sarana
pokok kehidupan. Tidak heran jika Islam memerintahkan untuk
menggunakan uang pada tempatnya dan secara baik, serta tidak
memboroskannya bahkan memerintahkan untuk menjaga dan
memeliharanya, sehingga AI-Qur'an melarang pemberian harta benda
kepada pemiliknya sekalipun, apabila sang pemilik dinilai boros, atau
tidak pandai mengurus hartanya secara baik. Dalam konteks ini, AI-
Qur'an berpesan kepada mereka yang diberi amanat memeliharanharta
seseorang:
iiO ~
0
·' .'.<1-
fA~ .J ~
1: ... ·'
''
~ ··1-
fA.J!.J.J .J
~w ~<1 ~~
~- I
, ....
-t:.:-
~ ~ r.JA
... , ....
-:11 ~<11 --~ ~~--~·
~ YY
.... )1!

1 11 ~:~
' '

y-.J
...

1w.J~ '1 _;§-,~ 1))_,


Artinya:
"Janganlah kamu memberi orang-orang yang lemah kemampuan
(dalam pengurusan harta) harta (mereka yang ada di tangan kamu dan
yang dijadikan Allah untuk semua sebagai sarana pokok
kehidupan'J.(QS. An-Nisa : 5)
Dalam catatan sejarah Islam, wakaf uang ternyata sudah
dipraktekan sejak abad awal kedua hijriyah. Diriwayatkan oleh Imam
AI-Juhri seorang ulama terkemuka dalam bidang hadits dan fiqih
memfatwakan, dianjurkannya wakaf uang dinar dan dirham untuk
pembangunan sarana dakwah, sosial dan pendidikan umat Islam.
Adapun caranya adalah dengan menjadikan uang tersebut sebagai
modal usaha kemudian menyalurkan keuntungan sebagai wakaf. Oleh
sebab itu, faktor resiko, seperti kerugian yang akan mengancam
kesinambungan harta wakaf perlu dipertimbangkan, guna
mengantisipasi madhorot yang lebih besar. Oleh sebab itu. dalam
ketentuan undang-undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2004
tentang wakaf diatur tentang tugas Nazhir antara lain: mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan
peruntukannya agar wakaf uang tersebut dapat dijadikan sebagai
alternatif untuk menanggulangi kemiskinan di Negeri ini. Seorang
Nazhir dapat saja bekerjasama dengan para pengusaha dan para
interpreuner, dalam hal pengembangan wakaf uang.
111
Hadirin sidang Jum'at yang berbahagia. Memang masih ada pro
dan kontra dikalangan para ulama tentang wakaf uang ini. Adanya
perdebatan dikalangan ulama fiqih tentang boleh atau tidaknya
berwakaf dengan uang, memperlihatkan adanya upaya yang terus
menerus untuk memaksimalkan hasil harta wakaf. Karena semakin
banyak harta wakaf yang dihimpun, berarti semakin banyak pula hasil
dan manfaatnya serta kebaikan yang mengalir kepada pihak yang
berwakaf. Dalam kesempatan yang berbahagia ini saya mengajak
kepada Para hadirin untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk
berwakaf dengan uang. Harta yang telah kita wakaf,kan, pada
hakikatnya itulah harta kita yang sebenarnya.

112
FUNGSI DAN PERAN NAZHIR

Ma'asyiral Muslimin yang dirahmati Allah


Mungkin kita semua pernah melihat, baik itu sekolah,
madrasah, tempat ibadah atau yang lainnya, yang seharusnya
berfungsi sebagaimana mestinya, tetapi tidak demikian adanya.
Sekolah tersebut terlihat kumuh dan nyaris rubuh, demikian pula
dengan tempat ibadah yang tidak terlihat jamaahnya, apalagi acara-
acara semacam peringatan hari besar Islam dan lain sebagainya.
Belum lagi lembaga pendidikan pesantren, yang dari tahun ke tahun
tidak berkembang, baik secara fisik maupun non fisik, lalu apa yang
menjadi penyebab semuanya itu?
Hadirin yang ,dimuliakan Allah SWT

Banyak yang menjadi penyebab harta wakaf menjadi tidak


terawat. Apalagi prodiktif dan berkembang sebagaimana yang
diinginkan syariat islam. Diantara penyebabnya adalah terkadang si
Wakif atau orang yang mewakafkan hartanya tersebut masih ikut
campur dalam penguasannya, hal ini terkadang membuat si nazhir
atau pengelola wakaf menjadi tidak leluasa berbuat. Terkadang pula si
nazhir tidak memiliki kemampuan memanajemen secara modern dalam
mengelola harta wakaf tersebut. Bahkan terkadang juga diganggu oleh
orang ketiga yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja, harta
wakaf direbut kembali oleh ahli waris wakif atau mungkin juga
diselewengkan oleh pengelolanya. Nauzubil/ah min dzalik.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT

Pada kesempatan ini, khatib akan menyampaikan beberapa hal


berkenaan dengan Nazhir, kenapa? Karena masih banyak nazhir yang
tradisional, misalnya masih tetap stagnam dalam memahami makna
wakaf. Atau masih memandang wakaf sebatas hubungan mu'amaliah
mu'amalah, belum pada target sosial atau mu'amalah mu'ammanas
dan rendahnya SDM dan sebagainya. Untuk itu, khatib akan
menjelaskan siapa yang berhak menjadi nazhir, syarat-syaratnya,
fungsi, peran, kewajiban dan hak yang ada padanya.

113
Dalam literatur fikih, pengelola harta wakaf yang diserahkan
seseorang atau lembaga tertentu disebut dengan NAZHIR. Kata nazhir
senada dengan kata Mutawalli yang berarti pengurus, penjaga dan
administrator. Seorang nazhir berhak dan bertindak terhadap harta
wakaf, baik memelihara, mengerjakannya (agar produktif) dan
membagikannya untuk kemaslahatan umat sesuai dengan
peruntukannya.
Dalam UU wakaf no. 41 tahun 2004, nazhir adalah sebagai
pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif
(perseorang/lembaga/organisasi yang mewakafkan) untuk dikelola dan
ditumbuh kembangkan sesuai dengan peruntukannya. Singkatnya,
nazhir adalah manager professional yang dalam mengurusi, menjaga
dan memproduktifkan harta wakaf. Adapun syarat seseorang nazhir
sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Tetapi menutu UU wakaf,
seorang nazhir perseorangan harus beragama Islam, warga Negara
Indonesia, dewasa, amanah, mampu secara jasmani dan rohani dan
tidak terlarang melakukan perlakuan hukum.
Menu rut UU wakaf no.41 tahun 2004 bahwa nazhir meliputi (1)
Perseorangan, (2) organisasi, (3) atau badan hukum, artinya seorang
seperti pemuka-pemuka masyarakat dan agama yang dipercaya
mengelola benda wakaf, juga menerima wakaf dari orang yang ingin
mewakafkan hartanya dijalan Allah. Ternyata orang yang akan
mewakafkan tersebut, sudah mengetahui secara pasti karakter
seseorang dimaksud dibalik kejujurannya, kemampuannya untuk
mengelola dan lain sebagainya. Termasuk jika seseorang ingin
mewakafkan hartanya kepada suatu organisasi, seperti ormas-ormas
Islam, NU, Muhammadiyah, Persis, sekolah ataupun pesantren dan
lain sebagainya. Atau juga kepada lembaga yang berbadan hukum,
seperti yayasan-yayasan sosial, agama dan lain sebagainya yang
penting ia memiliki legalitas hukum secara sah.
lntinya adalah, perseorangan atau organisasi ataupun lembaga
yang berbadan hukum yang akan menerima harta wakaf tersebut,
harus jujur, amanah, professional, dewasa secara umur, dan perbuatan
serta memiliki program yang terarah. Dengan demikian, mudah-

114
mudahan harta wakaf tersebut dapat dikelola secara produktif, "tidak
mati" seperti beberapa contoh yang khatib sampaikan diawal tadi.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT
Mungkin ada diantara kita yang berpendapat bahwa, sulit
mencari orang yang jujur dan amanah. Jawabannya TIDAK! Kendati
hanya satu diantara sekian orang, tetapi percayalah, masih banyak
hamba-hamba Allah SWT yang jujur dan amanah. Mereka berpegang
teguh kepada syariat Allah SWT dan senantiasa mengikuti sunnah
Nabi-Nya. Maka, tidak heran kalau pada zaman sekarang ini julukan
"orang seratus benar" masih ada dan sangat mungkin ada diantara
jamaah sekalian.
Hadirin yang .saya hormati
Lalu apa saja tugas dan kewajiban nazhir itu? Sebagaimana
dijelaskan dalam UU wakaf no.41 th.2004, seorang nazhir, baik
perseorangan, organisasi atau badan hukum memiliki beberapa tugas
sebagai berikut:
1. Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf.
2. Menjaga, mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf,
sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukkannya.
3. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.
4. Melaporkan pelaksanaan pelbagai kegiatan dalam rangka
menumbuh kembangkan harta wakaf dimaksud.
lntinya nahzir memiliki kewajiban yang sama, yaitu memegang
amanat untuk memelihara, mengurus dan menyelenggarakan harta
wakaf sesuai dengan wujud dan tujuannya. Subhanallah. Ternyata
tugas nazhir itu tidak segampang khayalan kita. Mereka memiliki
tanggung jawab dan kewajiban yang cukup berat, karenanya seorang
nazhir hendaknya memiliki beberapa kemampuan, diantaranya:
1. Kemampuan atau keahlian teknis (technical skill), misalnya
mengoperasikan komputer atau mendisain ruang kerja.
2. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan
masyarakat, khususnya kepada pihak-pihak yang secara
langsung terkait dengan wakaf.
115
3. Keahlian konseptual dalam rangka memenej dan
memproduktifkan harta wakaf.
4. Tegas dalam mengambil keputusan setalah
dimusyawarahkan dan dipikir secara matang
5. Keahlian dalam mengelola dan memanajemen waktu
6. Termasuk didalamnya memiliki energy maksimal, berani
mengambil resiko, antusias dan percaya diri, memiliki
komitmen etika, cerdas, dan kreatif.
Melihat semua kewajiban dan tanggung jawab tersebut, seorang
Nazhir layaknya sebagai manajer harta wakaf, karenanya ia juga
berhak memperkerjakan seseorang atau lebih dalam rangka menjaga,
memelihara dan menumbuhkembangkan harta wakaf tersebut. Selain
itu, nazhir juga memiliki kewajiban untuk membagikan hasil dari harta
wakaf tersebut kepada yang berhak menerimanya dan sesuai dengan
peruntukannya. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa harta
wakaf boleh disewakan dan hasilnya diperuntukkan bagi kemaslahatan
umat.
Hadirin rahimakumllah
Apakah nazhir hanya memiliki tanggung jawab dan kewajiban
yang begitu berat tanpa adanya hak yang harus ia terima?
Jawabannya tidak. Islam, sungguh merupakan agama yang adil dan
penuh ramhat. Setelah seseorang melaksanakan segala kewajiban dan
tanggung jawab dengan baik dan benar, maka ia berhak menerima
gaji, upah ataupun penghargaan. Bahkan dalam suatu riwayat
dijelaskan bayar hak seorang pekerja itu, sebelum keringatnya
mengering. Hal ini sudah dilakukan oleh Rasulullah SAW sendiri dan
juga sahabat Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Menurut mazhab
Hanafi, Maliki dan Imam Ahmad, nazhir berhak mendapat upah dari
hasil usaha wakaf yang telah dikembangkan. Adapun besarnya
berbeda satu dengan yang lain, sesuai dengan tanggung jawab dan
tugas yang diembannya. Tetapi tetap disesuaikan dengan ketentuan
wakif, jika tidak menetapkan, maka ditetapkan oleh hakim atau
kesepakatan para pengelola/manajemen wakaf yang ada.

116
Menurut PP jo passal 11 peraturan Menteri Agama no. 1-1978
jo Angka IV peraturan Dirjen Bimas Islam No. Kep.D/75/78 nazhir
berhak mendapatkan tidak lebih dari 10% dari hasil usaha produktif
harta wakaf juga diperkenankan menggunakan pelbagai fasilitas yang
disediakan, untuk keperluan pengembangan harta wakaf dimaksud.
Hadirin yang berbahagia
Demikian diantara beberapa hal yang berkaitan dengan nazhir,
mudah-mudahan kita semua menjadi mengetahui dan memahami
bahwa perseorangan organisasi ataupun lembaga hukum lainnya
termasuk lembaga pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi dan
pesantren juga boleh menjadi nazhir. Tentunya harus amanah, jujur,
ahli dan professional.
Dengan harapan, harta wakaf yang diamanahkan oleh wakif,
dapat ditumbuhkembangkan secara produktif, sehingga dapat
memberikan manfaat yang lebih besar, bagi kemaslahatan umat.
Demikian apa yang dapat khatib sampaikan, mudah-mudahan
ada manfaatnya bagi kita semua, terutama pagi nazhir sudah
mendapat kepercayaan dari wakif. Amin ya Rabbal Alamin.

117
WAKAF INSYAFKAN MANUSIA KHILAF
Hadirin siding jumat yang dicintai Allah
Marilah sejenak kita rendahkan hati dihadapan Allah, hilangkan
rasa sombong dan keangkuhan diri yang mungkin telah lama
bersemayam dalam diri kita. Hari ini, mari kita berikan waktu seluas-
luasnya untuk membuka hati agar jiwa ini bisa bertemu dengan Allah
SWT. Lepaskan semua belenggu ambisi duniawi yang telah mejerat
jiwa kita dalam kesibukan diri hingga menyita waktu untuk beribadah
kepada-Nya. Hari ini pula, kita memohon agar Zat yang Maha Mulia itu
sudi untuk sejenak hinggap dalam palu hati kita, agar segala gundah
gelisah yang selama ini telah berseayam segera menghilang dan
mengembalikan kita seperti fitrahnya dahulu, yaitu sebagai makhluk
yang taat kepada Allah SWT. Amin
Hadirin siding jumat yang dimuliakan Allah
Apa yang paling kita hindari dalam hidup ini? Apa yang paling
dihindari seorang pelaku bisnis guna menjaga kelangsungan
bisnisnya? Apa pula yang paling dihindari seseorang atlet sebelum
bertanding? Jawabannya cuma satu, yakni rasa takut, seorang atlet
akan berusaha menyingkirkan rasa takut disaat berhadapan dengan
lawannya, karena hal itu akan menghambat kemajuan usahanya. Jadi
kesuksesan selalu diawali dengan menundukan rasa takut.
Hidup ini penuh dengan potensi kekuatan yang menjebak
manusia. Dalam setiap helai waktu yang tersingkap. Disitulah rasa
takut menunjukkan dirinya. Dia hadir dalam beragam wajahnya;
Kemiskinan, kelaparan, keburukan, kematian dan lain sebagainya.
ltulah lembaran-lembaran kehidupan yang dapat menghadirkan
ketakutan. Kemiskinan menampakkan kesengsaraan, lalu kematian
menggambarkan keterputusan dunia dengan segala kemegahannya,
manusia akan takut dengan semua itu. Pada akhirnya, rasa takut itu
terus bermutasi pada setiap sendi kehidupan lainnya, sehingga
menyebabkan manusia menemui hidupnya penuh dengan kecemasan
dan kehampaan.

118
Lalu benarkah bahwa kemiskinan, kelaparan, kematian dan
penyakit adalah sumber sagal siksa dunia? Benarkah semua itu
sumber ketidak bahagiaan manusia? Lalu bagaimana menghindari
semua itu, sementara semuanya suatu keniscayaan hidup yang tidak
bisa dihindari? Bagaimana manusia bisa lari dari kematian?
Bagaimana manusia menghindari penyakit? Jika semua itu adalah
keniscayaan hidup, maka menghindari bukanlah solusinya. Menghindar
bukanlah pilihan, melainkan keputusan dan itu salah satu bentuk
ketidak mampuan manusia dalam memaknai hidupnya.
Hidup ini penuh dengan renungan. Segala rahasia tuhan
Nampak dialam ini adalah bahan renungan untuk menemukan tangga
menuju Tahta-Nya. Dinamika yang ditemukan dalam hidup ini adalah
media peng~ntar dalam mengenal tuhan.Tidak ada kesempatan untuk
mengabaikan tuhan yang menampakkan diri-Nya dalam untaian indah
bait-bait AI-Qur'an.
Hadirin yang berbahagia
Ketakutan yang berlebihan harus segera kita atasi, karena rasa
takut miskin akan menyibukkan manusia untuk terus mengejar dunia,
sementara akhirat ia lupakan. Manusia akan bekerja siang dan malam.
Berfikir dalam gelap dan terang untuk bisa mendapatkan materi.
Akhirnya waktu untuk bisa mendapatkan materi. Pentingnya waktu
untuk Ruh-Nya tidak sempat ia berikan. Disaat seperti inilah manusia
lupa akan hajat dirinya, tempat kembalinya dan pembalasan akan
amal-amalnya. Pada saat ini pula manusia akan menganggap bahwa
dunia lebih utama dari pada akhirat.
c t_;_- I:: t , __ .11 1..- ~ - : ~- 0- . 'il I;. Q~\ ~~\ : ~ ;. ' - : ~\
. J':- '-l:t-'~.J _ ~ uc U.J ~.J -~ ~ ~ ~ u~ U:l,-,
~JL
-~-. • ~·~i
- .J

"Orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada


kehidupan akhirat, dan mengha/angi manusia dijalan Allah dan
menginginkan agar }alan Allah itu bengkok, mereka itu dalam
kesesatan yang jauh" (QS. lbrahim:3)
Hadirin yang dicintai Allah

119
Allah memerintahkan kepada kita untuk bershadaqah
menunaikan zakat dan memberikan wakaf dan salah satu cara
mewujudkan ketiga perintah tersebut tentunya harus memiliki materi
yang paling tidak sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Maka disinilah kita bisa melihat bahwa dunia bukan sesuatu yang
harus ditinggalkan, sebagaimana ia tidak harus dikejar semuanya.
Islam tidak pernah melarang umatnya untuk kaya. Islam tidak
pula melarang umatnya untuk berusaha menggapai mimpi dunianya.
Nabi telah memberikan contoh yang baik melalui para sahabatnya
yang berlatar belakang saudagar. Nabi tidak melarang sahabatnya
untuk berdagang atau aktifitas bisnis lainnya. Justru dengan adanya
saudagar-saudagar muslim, aktifitas dakwah dapat berkembang
dengan baik. Disamping mengejar kemakmuran dunia, akhirat pula
harus dipenuhi. Disinilah urgansi amaliyah sosial sebagai realisasi
kesalehan sosial manusia.
Wakaf, memiliki nilai yang tak terhingga dalam memberikan
pelajaran sekaligus teguran agar kita tidak melupakan jati diri. Diantara
kesibukan duniawi yang dapat memalingkan kita dari kedekatan
kepadaNya adalah sifat kikir, dan wakaf meminimalisir itu. Ada
beberapa ajaran yang terkadang dalam wakaf, khususnya yang
berkaitan dengan jati diri manusia.
Pertama, wakaf adalah penyadaran diri akan pentingnya
mempersiapkan amal baik sebagai bentuk pertanggung jawaban atas
harta yang diberikan Allah.
'" IH: ~.
0_]; ~ ~.)
sJl..iL
,
~ : -~ '" I~-,. ~. sJl..iL, ~ :--
~(.)A!, O_]; ~ ~.) ~ (j'I_J

"Barang siapa yang mengajarkan kebaikan seberat dzarrahpun,


niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan
kejahatan sebasar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat ba/asannya
pula" (QS. Zalzalah:?-8)
Kedua, wakaf mengerjakan kita untuk tidak menumpuk harta, dan
bahwasannya harta tersebut harus dibagi bersama saudara kita yang
membutuhkannya. Allah berfirman dalam surat ai-Humazah ayat 1-9
yang artinya:
120
"Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela(2) yang
mengumpulkan harta lagi menghitung-hitungnya. (3) dia mengira
hartanya akan mengekalkannya (4) sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia
benar-benar akandilemparkan keda/am huthamah (5) tahukah kamu
apa huthamah itu (6) yaitu api yang disediakan Allah yang
dinyalakan ... :
Ketiga, wakaf mengajarkan tradisi berbagi sebagai bentuk
solidaritas sosial, Allah berfirman:
·.:''11 ..JA
~
-· ~t.::;, ~,,- ~,- ~-., ., __ i _,_ ~<~, <ll~l
- u, ~ .J .Y- ~ y ~ ~
G1'
- -
"sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak, maka dirikan/ah shalat karena Allah dan berkurbanlah,
sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dia/ah yang
terputus" (QS. AI-Kautsar 1-3)
Keempat, wakaf mengajarkan bahwa kehidupan akhirat lebih
utama daripada kehidupan dunia, Allah berfirman.
0 , J. 0 0 _, 0 ~ .... 0 ~ ; 0 "' ' ;;.

. \..l.ii\1 o\..l;JI
~ ~ ~
~ -\..l.ii\1 o\..l;JL
.J ~ -~
I ' . -- '~-
; ~.! .J _)- ~.J
~~ ~ -- 1
~ ~ (.j_)y
~ ·,.11 ~
·~
:&1

t• ~ ;;,:-~
0-. ~\

"Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang


Ia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal
kehidupan didunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah
kesenangan (yang sedikit)" (Qs. Ar-Ra'du : 26)

"sedangkan kehidupan akhirat adalah /ebih baik dan lebih


keka/" (QS. Al-a'la : 17)

di lain firman-Nya, surat al-lsra' ayat 21 ditegaskan:


"perhatikanlah bagaimana kami lebihkan sebagian dari mereka atas
sebagian yang dan pasti kehidupan akhirat /ebih tinggi tingkatannya
dan /ebih besar keutamaannya"
Akhirnya marilah kita renungkan pernyataan Allah SWT seperti
yang termuat dalam firman-Nya:
121
"dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan.
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar""yaitu
orang-orang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan
innalillahi ...
"Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk"

122
BUDAYA WAKAF VS BUDAYA MENCURI

Hadirin yang dimuliakan Allah

Saat ini, umat Islam Indonesia tengah kehilangan jati dirinya.


Hal ini bisa dilihat dari tingginya angka kemiskinan, pada hal ini jumlah
umat islam dinegeri ini adalah yang terbanyak. Namun jumlah
mayoritas seakan tak berarti. Karena tetap saja umat Islam berada
dalam keterbelakangan pelbagai bidang. Padahal jumlah itu memiliki
potensi besar untuk mengadakan perubahan.
Entah apa yang sedang tadi dengan umat ini. Dari hari ke hari
kita masih saja menjumpai kelaparan dan kekurangan. Segala
keterpurukan begitu nyata didepan mata dan semuanya pula berlalu
didepan mata tanpa sempat mendapat perhatian dari kita. Disaat
keterpurukan terjadi dengan jelas, disaat itu pula mata dan hati kita
seakan tertutup rapat.
Hadirin yang berbahagia

Ada dua budaya yang saling bertolak belakang. Keduanya juga


sangat mempengaruhi pola pikir manusia yang berdampak pada
perbuatannya. Kedua budaya itu adalah budaya Memberi vs budaya
Mencuri. lnilah kedua budaya yang menjadi pangkal sikap manusia
dalam menjalani hidupnya.
Budaya memberi adalah sikap dermawan bertumpu pada nilai-
nilai persaudaraan dan persamaan nasib. Dalam wilayah yang lebih
luas, budaya memberi menampakkan diri dalam bentuk solidaritas
diberbagai bidang, dia hanya tidak berbicara materi, melainkan juga
berbicara persaudaraan, keramahan dan saling menghormati.
Adapun budaya mencuri merintikan nilai-nilai individualisms
yang menempatkan kepentingan pribadi diatas segala-galanya. Tidak
ada solidaritas, berbagai ataupun rasa persamaan nasib. Yang ada
hanyalah upaya memenuhi kebutuhan diri sendiri, walau dengan cara
mengambil hak orang lain. lnilah budaya yang akan menghancurkan
bangsaini.

123
Hadirin yang dimuliakan Allah
Budaya memberi harus ditanamkan dalam diri setiap umat
islam. Hal ini terkait erat dengan kepentingan umat islam dalam kancah
peraturan dunia. Kemayoritasan adalah sebuah potensi tersendiri,
dimana jika hal itu dapat dimaksimalkan, maka umat islam menjadi
kekuatan yang diperhitungkan.
Kini kita mungkin harus menghitung kembali nilai kemayoritasan
itu. Ia adalah kekuatan yang jika bersatu akan menjadi utuh dan siap
melakukan apa saja. Ada rasa bangga dan terhormat jika kita berada
didalam satu kelompok yang banyak anggotanya. Tentunya kita akan
merasa tentang karena berada dalam lindungan kelompoknya. Lalu
bagaimana dengan islam mayoritas di Indonesia? Terbayang dibenak
kita bahwa jumlah yang begitu banyak adalah kekuatan yang dahsyat,
dan seharusnya mampu mempersiapkan generasi-generasi Islam yang
professional.
Saat ini, umat islam di Indonesia jumlahnya 87,21%. Populasi
umat islam dunia juga sangat menonjol diperkirakan 900 juta hingga
1,4 milyar dan mayoritas berada di Indonesia. Maka kita harus
berusaha menjadikan jumlah mayoritas itu sebagai potensi yang
bernilai. Hendaknya, setiap anggota memberikan potensi terbaiknya
demi kemajuan yang mayoritas ini. Tanpa optimaliasi potensi
anggotanya, mustahil yang mayoritas itu dapat berbuat atau mencipta
suatu makna dalam hidup ini.
Kita sering dininabobokan dengan jumlah yang mayoritas,
akhirnya terlena, tenang-tenang saja dan bahkan tanpa sebuah usaha.
Tak heran jika kemudian banyak yang kita saksikan umat mayoritas ini
menjadi tersingkir dalam peraturan ekonomi pendidikan dan politik.
Justru mereka yang minoritas menjadi leader dan inisiator bagi
mobilitas kehidupan dalam pelbagai bidang.
Benarkah demikian? Benarkan klaim mayoritas sudah menjadi
sebuah kekuatan untuk maju bersama, atau hanya fatamorgana?
Pertanyaan ini tidak perlu dijawab, melainkan cukup dengan mengupas
beberapa hal:

124
Apa yang telah dicapai oleh lembaga pendidikan? Manusia
jenius? Siswa berprestasi? Atau ahli Matematika? Rasanya sulit
menemukan muka-muka berkerudung dalam retetan para juara pada
olimpiade internasional. Jarang kita saksikan siswa yang berprestasi
berasal dari lembaga pendidikan islam. Jika ada, itupun dalam
hitungan jari. Adakah apologi untuk menghindar dan fakta ini?
Faktanya, lembaga pendidikan umat mayoritas ini tak mampu
bersaing dalam kompetisi dunia yang semakin global. Alasannya
sederhana, tidak ada biaya untuk itu. Adapula lembaga yang memiliki
SDM baik, namun tidak mampu bersaing. Dan lagi lagi alasannya
sama, tidak ada dana. Lalu kemana umat islam yang mayoritas?
Kemana? Tidak bisakah kita berbuat sesuatu untuk mereka?
Kemanakah solidaritas kita selaku anggota umat mayoritas, sehingga
potensi-potensi yang ada harus tetap terkubur karena tidak ada suplay
materi yang seharusnya mampu kita datangkan?
Hadirin yang berbahagia
Mari kita berhitung, umpamanya umat mayoritas ini 1 juta dan masing-
masing menyisihkan uangnya setiap hari 1000 saja, maka dalam 1 hari
sudah terkumpul 30 milyar. Jika dikalikan 1 bulan, maka terkumpul 30
milyar, subhanallah.
Pertanyaannya, bukankan dengan 1000 rupiah kita dapat melakukan
sesuatu yang lebih untuk pendidikan Islam? Lalu mengapa hal itu
sangat sulit direalisasikan? Mari kita buka hati ini, kita buka tangan ini
sebagai bentuk solidaritas dalam mewujudkan generasi yang akan
datang.
Kesemuanya itu akan terwujud jika budaya memberi menjadi
sebuah trend umat mayoritas ini dan bukan budaya mencuri. Kita harus
berani menyisihkan sebagian harta untuk kepentingan bersama.
Percayalah, jumlah yang sedikit itu akan menjadi angka yang besar
tatkala diakumulasi dengan jumlah mayoritas.
Budaya member sangat terkait dengan sifat syukur, artinya
syukur adalah bagian yang tak terpisahkan dalam mayoritas dan
mayoritas adalah bagian tak terpisahkan dari motivasi bersyukur.

125
Tanpa bersyukur kemayoritasan adalah renungan bagi kita, agar umat
mayoritas ini tidak hanya bangga dengan jumlahnya tanpa disertai
sebuah kesadaran bahwa ini semua adalah ujian dan titipan Allah.
Kenapa diuji? Allah akan melihat apakah kita tergolong hamba-Nya
yang bersyukur atau yang kufur?
1~ lSi. ~I ,;,_~( ·.'.l' :.(;.iJ -~ ,;,_(':._ •.'.l :(~- ~ ~G ~~-
~- ~ (.)~ ~~ ~.J \ " ~-? ~~ ~ r...J (.) ~.J

Dan (ingat/ah juga), tatka/a Tuhanmu memaklumkan;


"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu .. dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku). Maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim : 7)
Dalam hadist qudsi kita juga diingatkan

, ~.; .• ,!,~:. · , •, ~,, '• ,!'- ~- • - L'''' 'd!t~ ~


·t·i.., ....., r· ) 1 ·.;.~,;
,..., .I~ J ''--' ~JY"' J .J 1 J ~ """":.
~ ~-
..' '' '}j.' ·f~
'• '•.,t\.t ;. ~
. , ~J'·
.!.)
. ""' ' "-""

"wahai anak Adam. Telah aku berikan untukmu unta dan kuda.
Aku nikahkan engkau dengan wanita dan Aku tempatkan engkau
menjadi pemimpin. Maka, manakah syukurmu?"
Jika kita bersyukur, niscaya Allah akan memperkuat solidaritas
kita dan melimpahkan anugrah-Nya. Sebaliknya jika kita kufur,
bersiaplah untuk menjadi umat yang menyesal pada saat kita menjadi
minoritas.
Siapapun kita, apapun jabatan dan kedudukan kita, berikan
yang terbaik untuk umat yang mayoritas ini. Jadilah hamba yang ingat
akan jati diri dan ingatlah nikmat itu ujian dan Tuhan yang harus kita
pertanggung jawabkan dihadapan-Nya.
Hadirin rahimakumullah
Budaya member yang sudah kita bahas diatas tadi dapat kita
wujudkan salah satunya dengan berwakaf. lnilah bentuk
kedermawanan sosial. Wakaf adalah wadah bagi umat islam untuk
membangun solidaritasnya dengan sesama muslim. Melalui wakaf,
umat Islam diajarkan nilai-nilai persaudaraan, persatuan dan
126
persamaan hak dan kewajiban. Harta yang kita miliki bukan
sepenuhnya milik kita, didalamnya ada hak fakir miskin, anak yatim,
orang jompo, fi sabilillah, dan dakwah islamiyah. Wakaf juga akan
menghindarkan kita dari budaya mencuri, budaya yang sering
mendorong manusia untuk menggapai apapun yang dinginkannya
walau harus merampas hak orang lain.

127
MENANAMKAN KEBIASAAN BERWAKAF
SEJAK USIA DINI

Jama'ah shalat jumat yang dimuliakan Allah.


Saat ini, pada jam dan waktu yang sama, seluruh khatib jumat
sedang menyampaikan khutbahnya, mereka bertahmid, bertahlil dan
bershalawat kepada nabi Muhammad SAW. Mereka mengemban
amanat untuk menyampaikan nasehat agama, yang sangat mungkin
sudah puluhan kali disampaikan oleh para khatib sebelumnya.
Kesemuanya itu, tidak lain dalam rangka meningkatkan kita semua,
agar senantiasa berlindung dibawah naungan AI-Qur'an dan sunnah
Nabi-Nya. Mudah-mudahan Allah senantiasa membuka hati kita, untuk
senantiasa berderma dan peduli kepada sesama.
Jamaah jumat yang berbahagia
Ada pepatah tua yang kemudian juga dimasukkan kedalam link
lagu qosidah popular "be/ajar diwaktu kecil bagai mengukir diatas batu,
be/ajar sudah dewasa bagai mengukir diatas air". Pepatah lainnya juga
mengatakan "jika kita ingin pohon tumbuh lurus, maka luruskanlah ia
sejak kecil, niscaya ia akan tumbuh lurus"
Apa yang terungkap dengan pepatah diatas adalah sebuah
pelajaran yang berharga bagi kita semua akan pentingnya pendidikan
sejak usia dini. Maka tidak heran jika beberapa universitas membuka
jurusan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang sangat ini juga sudah
ada direktoratnya, bahkan tidak sedikit kita temukan sekolah usia dini
yang kita kenai dengan playgroup. Kesemuanya itu dalam rangka
mewujudkan generasi yang memiliki keahlian dan kecenderungan yang
sudah dipupuk dengan baik dan terarah sejak dini, pada akhirnya
diharapkan mereka menjadi sosok pribadi yang berkualitas dan
professional.
Anak adalah titipan Allah SWT yang harus dijaga sebaik-
baiknya. Layaknya sebuah titipan, maka harus dijaga dengan baik,
agar titipan tersebut aman, tidak rusak atau berkurang dan ini bentuk
tanggung jawab kita kepada pemiliknya. Yakinlah, pemilik barang itu
dengan senang hati akan berkata terimakasih. Sebaiknya jika barang
128
yang ia titipkan rusak atau berkurang dan apalagi hilang, pasti ia akan
marah, untung untung ia tidak minta ganti.
Hadrrin rahimakumullah
Titip barang tadi hanya sekedar ilustrasi yang sangat sederhana
sekali jika dibanting dengan seseorang anak yang Allah titipkan kepada
kita. Disini jelas bahwa anak harus kita jaga sebaik mungkin,
semaksimal mungkin dan yang paling penting seikhlas mungkin. Agar
kelak pada saatnya ia kembali dalam keadaan sempurna, penuh
dengan iman dan amal. Jangan kurangi kefitrahannya yang telah Allah
berikan sejak lahir.
Selain itu, anak juga akan menjadi cobaan bagi kedua orang
tuanya

~ Y...l ~~ !11_, ~ ~.;;~_;\_, ~~_;;J w1


Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan
(bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS, At-Taghabun:15)
Kalau khatib boleh mengistilahkan 'anak adalah raja' dari
siapapun orangnya, baik ibu ataupun ayahnya pasti pernah menjadi
anak buah sang raja. Sang anak tidak mau peduli, apakah orang
tuanya pejabat,kaya, sarjana, sedang pusing atau tidak, lagi sibuk atau
santai, yang pasti sang anak inginkan adalah apa yang ia butuhkan.
Bahkan tak jarang orang tua harus bolak-balik 2,3 kali. Maka orang tua
harus tetap menjaga tahta yang pernah disandang putra putrinya,
dengan apa? Dengan memberikan pendidikan.
Anak yang baru lahir ibarat kaset kosong dan tugas orangtua
adalah mengisi kaset itu dengan nilai-nilai yang baik sebagai bekal
sang anak dimasa dewasanya. Semakin bertambahnya kemajuan
dunia, maka akan bertambah pula tantangan dan rintangan yang akan
dihadapi sang anak. Untuk itulah, orang tua wajib memberikan
pendidikan yang cukup sejak mereka usia dini.

129
Hadirin yang dicintai Allah
Mari kita simak firman Allah dalam AI-Quran :
i'b.:JI- ' Ull ~,Aj:.-
.J ·- J(..)-" 1~\J ~<.u.\- fS:"~;f IJ9:. IJ-l-'1
J9J .J ~J
~ ~~ 1::\
:-1 U:L ~ ~
Ll

"Hai orang-orang yang beriman, pe/ihara/ah dirimu dan ke/uargamu


dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu". (QS.
surat at-Tahrim : 6)
Ayat diatas mengingatkan kita para orang tua, untuk menjaga
anak-anak kita agar tidak terjerumus dalam neraka. Sayangnya ada
saja diantara orangtua yang sengaja mengarahkan anaknya kepintu
neraka. Alasannya sederhana, mereka kemakan zaman modern,
emansipasi, trend ataupun gengsi. Na'uzubil/ah.
Selain itu ada satu ayat lagi yang secara khusus menjadi
rujukan pada pendidikan anak, yakni surat Lukman ayat 13-16. Pada
ayat ini diceritakan bagaimana Lukman memberikan nasehat kepada
anaknya. lntinya Lukman berpesan agar anaknya tidak menyekutukan
Allah, berbuat baik kepada orang tua, menjadilah anak yang pandai
bersyukur dan percayalah segala perbuatan baik itu akan ada
balasannya.
Figur Lukman dijadikan percontohan sosok orang tua yang
bertanggung jawab. Ia sangat memperhatikan pendidikan anaknya,
karena ia akan menjadi bekal berharga sepanjang hidupnya. Salah
satu bekal yang perlu ditanamkan sejak usia dini adalah sikap
dermawan. Berderma, ringan tangan, tidak pelit, sangat penting kita
tanamkan sejak anak masih pada usia dini. lngatkan kepada sang anak
bahwa mereka tidak sendiri, dia akan membutuhkan orang lain dalam
hidupnya. Untuk itu, hidup ini harus diisi dengan jiwa solidaritas, peduli
dan tenggang rasa dengan sesama. Tanamkan bahwa kalau kita
ringan tangan, suka membantu orang, tidak pelit dan peduli antar
sesama, insya Allah ia akan mengantarkannya menuju kehidupan yang
bahagia.

130
Hadirin yang mendapat kasih sayang Allah
Kederrnawanan itu rnerniliki wajah yang beragarn, rnisalnya
dalarn bentuk sedekah kecil, seperti rnernberi para perninta dipinggiran
jalan, rnernberi uang jajan pada anak tetangga dan sejenisnya. Juga
ada dalarn bentuk infaq, zakat dan wakaf. lstilah wakaf dan yang
lainnya sudah harus diperkenalkan ke anak sejak rnereka usia dini.
Bagairnana cara rnenanarnkan pendidikan wakaf kepada anak, berikut
beberapa kita harus kita paharnkan kepada rnereka
Pertama: perkenalkan arti kesetiakawanan, bahkan Ia
rnernbutuhkan ternan dalarn hidupnya dan rnereka tentunya akan
saling bahu-rnernbahu, akan saling bantu rnernbantu. Akrabkan anak
dengan ternan-ternan sebayanya tanpa pandang status sosial. Dengan
cara ini diharapkan agar turnbuh dalarn jiwa anak bahwa dirinya
rnernbutuhkan ternan-ternan dalarn hidupnya.
Kedua: perkenalkan arti penting berbagi dengan ternan. Ajari
anak kita untuk berbagi rnakanan ataupun rninurnan dengan ternan-
ternannya. Dengan tujuan rnenanarnkan rasa kepedulian dan berbagi
rnulai dari hal-hal yang paling kecil. ltulah sebabnya ada orang tua
yang sengaja rnenyuruh anak kecilnya rnernberikan uang buat
rnengarnen ataupun pengernis didepan pagar rurnahnya, atau juga
rnernbiasakan anak untuk rnernbawa uang jajan 1000 rupiah ketika
rnereka shalat Jurnat dan yang sejenisnya.
Ketiga: perkenalkan arti penting rnenghargai pernberian orang
lain. Biasakan pada diri anak untuk rnengucapakan terirnakasih atas
pernberian orang atau ternannya dan sekecil apapun pernberian orang
itu tetaplah harus dihargai. Banyak kita ternukan anak-anak yang susah
sekali rnengucapkan terirnakasih ketika diberikan kepadanya sesuatu.
Entah apa sebabnya, yang pasti awalfiah dan kita selaku orang tua
terlebih dahulu.
ltulah tiga hal yang rnendasar untuk ditanarnkan dalarn diri anak
sejak dini. Anak yang telah rnenguasai arti pentingnya kesetiakawanan,
jiwa sosial sejak dini rnaka akan sangat ringan baginya untuk
rnengulurkan tangan rnernberikan sebagian rniliknya, berbagai dengan

131
oranglain. Siapa yang membutuhkan bantuan maka akan berusaha
untuk membantunya.
Jamaah jumat yang dirahmati Allah
Ketika Islam memerintahkan untuk berwakaf, anak akan segera
menangkap perintah tersebut sebagai bentuk teguran agar dirinya
bersedia berbagi dengan orang lain. Sikap kedermawanan yang
diperoleh sejak dini akan segera menggerakan hatinya untuk
menunaikan wakaf. Kesadaran akan pentingnya orang lain dalam
hidupnya akan menghapus segala bentuk sikap rakus dan kikir.
Baginya, wakaf adalah yang sudah biasa ia lakukan atas kebiasaan
yang sudah diberikan atau dididik orang tuanya sejak ia masih kecil.
Generasi yang memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi
adalah impian semua orang tua. Kita semua ingin agar kelak anak-
anak kita tumbuh dan menjadi sosok yang bergelimang
kedermawanan. Kokoh berdiri dengan segala sikap baik yang telah
tertanam sebelumnya. Mudah-mudahan anak-anak kita terutama kita
senantiasa mendermakan diri dan harta untuk kemajuan umat, agama
dan bangsa ini.
Sebaliknya, kita tidak mau anak-anak kita mendapat stempel
pelit, kikir, atau diistilahkan orang dengan tergenggam tangannya.
Tidak pula kita berharap tubuh mungil yang penuh dengan peluk cium
kita dulu, menjadi orang yang enggan berbagi, susah membuka
tangannya untuk orang lain.

132
133
BEBERAPA RIWAYAT DAN QAUL ULAMA
TENTANG WAKAF DAN AMALAN HARTA

1. Dari lbnu Umar ra, berkata bahwa sahabat Umar memperboleh


sebidang tanah di Khaibar, kemudian ia menghadap Rasulullah
SAW untuk memohon petunjuk. Umar berkata "ya Rasulullah,
saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum
pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang
engkau perintahkan kepadaku?" Rasulullah SAW menjawab
"bi/a kamu suka, kamu tahan pokok tanah itu dan kamu
sedekahkan hasilnya. Kemudian Umar melakukan shadaqah,
tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak pula diwariskan. Berkata
lbnu Umar "Umar menyedekahkannya kepada orang-orang
fakir, kaum kerabat, budak be/ian. Sabi/il/ah, ibnu sabil dan
tamu. Dan tidak dilarang bagi yang menguasai(mengurus)
tanah wakaf tersebut untuk makan dari hasilnya dengan cara
baik (sepantasnya) atau makan dengan tidak bermaksud
menumpuk harta". (HR.Muslim)
2. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda
"Apabila seorang anak Adam meningga/ dunia maka terputus
se/uruh amalnya kecuali tiga perkara: Shadaqah Jariyah, 1/mu
yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan". (Hr.
Muslim)
Nb.
Menu rut ulama shadaqah jariah dimaksud adalah wakaf.
3. "Hendaknya setiap ka/ian menjaga wajahnya dari api neraka.
Wa/aupun dengan satu biji kurma" (Hr.Ahmad)
4. Dalam sebuah riwayat dijelaskan, Rasulullah SAW bersabda
"tahanlah asal (pokoknya), dan jalankanlah manfaatnya". (Hr.
Nasa'l dan Ibn Majah)
5. Dari Ibn Abbas, Rasulullah SAW bersabda : "Suatu ketika rasu/
ingin menunaikan ibadah haji, ada seseorang wanita berkata
kepada suaminya "Apakah engkau menghajikan aku bersama

134
Rasulullah'SAW?" Suaminya menjawab 'tidak!' Aku tidak akan
mengizinkanmu' wanita berkata lagi 'apakah aku boleh berhaji
dengan seseorang mengendarai untamu? Ia menjawab 'hal itu
ada/ah wakaf dija/an Allah'. Maka Rasu/ullah menghampirinya
dan berkata jika engkau menghajikan dengan mengendarai
untamu sesungguhnya itu ada/ah ibadah dijalan Allah". (Hr. Abu
Daud)
6. Jabir berkata "tidak seorang sahabat nabi pun yang memiliki
kemampuan kecuali berwakaf' (lihat, Wahbah Zuhaili. Fiqh
Islam wa Adillatuhu).
7. Dan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda "orang yang
menahan (mewakafkan) kuda dija/an Allah karena keimanannya
kepada Allah dan mengharapkan pahala-Nya, maka,
makanannya, kotorannya dan kencingnya da/am penilaian Allah
yang mengandung kebaikan-kebaikan". (Hr. Bukhari)
8. Dan Ibn Umar, ia berkata. Umar mengatakan kepada Nabi
SAW, "saya mempunyai seratus dirham saham dikhaibar
(berupa tanah dan kebun). Saya belum pernah mendapat harta
yang paling saya kagumi seperti itu tetapi saya ingin
menyedekahkannya. Nabi mengatakan kepada Umar,
"tahanlahljangan dijual, dihibahkan dan diwariskan) asa/
(moda/nya) dan jadikan buahnya sedekah fisabilillah." (HR.
Bukhari Muslim dan Nasa'i.

9. Abdullah Ibn Mas'ud berkata "Apa yang dipandang baik kaum


Muslimin, maka dalam pandangan Allah adalah baik Dan apa
yang dipandang buruk kaum Muslimin adalah buruk maka
dalam pandangan Allah-pun buruk".
10. Berkata Ibn Umar. "Umar menyedekahkannya kepada orang-
orang kafir, kaum kerabat, budak be/ian, sabilillah, ibnu sabil,
dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang mengurus tanah wakaf
tersebut untuk makan dan hasilnya dengan cara baik
(sepantasnya), atau makan dengan tidak bermaksud untuk
menumpuk harta" (HR. Muslim)
11. Berkata Ibn Umar "Umar menyedekahkannya kepada orang-
orang fakir, kaum kerabat, be/ian, sabilillah, ibnu sabil dan
135
tamu. Dan tidak dilarang bagi yang mengurus tanah wakaf
tersebut untuk makan dan hasilnya dengan cara baik
(sepantasnya), atau makan dengan tidak bermaksud untuk
menumpuk harta" (HR. Muslim)
12. Dalam riwayat dijelaskan "harta kita adalah apa yang kita
makan. Dan kemudia menjadi kotoran dan apa yang kita pakai,
kemudian menjadi /usuh rusak akan hancur. Dan apa yang kita
sedekahkan, maka itulah harta yang kekal" (HR .Muslim)
13. lbnu Hatim berkata "Bakhil adalah pohon dineraka yang
dahannya ada didunia. Siapa yang bergantung dengan dahan-
dahannya, ia akan mendorong keneraka. Sedangkan orang
yang bersedekah ada/ah pohon disurga yang dahannya ada
didunia. Siapa yang bergantung dengan dahan-dahannya maka
ia akan mendorong kesurga.
14. Imam Nawawi berkata "sedekah itu menunjukkan dan
membuktikan kebenaran iman seseorang secara lahir batin"
(Syarh muslim, jld 7 h 48)
15. Umar berkata "di akhirat kelak, semua amalan manusia sa/ing
membanggakan diri maka sedekah berkata 'aku/ah yang paling
utama dan ka/ian semua". (al-lbsyihi, al Mustathraf, jld 1, hal 10)
16. Ibn Abi ai-Ja'ad menegaskan "sesungguhnya sedekah itu
menolak 70 pintu keburukan" (ai-Ghazali, lhya Ulumuddin, jld 1,
h 226)
17. Mu'za lbu Jabal meriwayatkan, Rasu/ullah SAW bersabda
"Sedekah dapat melenyapkan kesalahan sebagaimana air
melenyapkan api'' (HR. Tarmidzi)
18. Siapa yang dikaruniakan harta oleh Allah, maka hendaknya
menyambung silaturahmi, menghormati tamu, menyenangkan
yang sedih dan tawanan, orang yang dalam perjalanan
(mushafir), orang-orang fakir miskin, para mujahid dan
hendaknya bersabar dalam menghadapi musibah, karena
dengan semua ini kemuliaan dunia dan kebahagiaan akhirat
didapatkan. (Qaul. Ali Abu Abi Thalib)
19. Dalam kitab shahih lbnu Khuzaimah dijelaskan "setiap manusia
berada dalam naungan sedekahnya sampai ia
memutuskannya".
136
20. Rasulullah SAW bersabda "wahai anak Adam, berinfaklah maka
engkau akan mendapat infak" (HR. Muslim)'
Artinya, jika seseorang memberikan sebagian rezekinya untuk
keperluan orang lain, maka Allah akan memberikan
keperluannya.
21. Rasulullah SAW bersabda "setiap hari ada dua malaikat yang
diturunkan Allah, malaikat yang satu berkata 'yaAI/ah berilah
ganti bagi mereka yang menginfakkan hartanya. Sedangkan
malaikat yang satunya /agi berkata 'yaAI/ah berilah kerusakan
bagi mereka yang menahan harta" (bakhil akan hartanya) (Hr.
Bukhari Muslim)

137
BAHAN BACAAN

AL-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW


Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak, Yogyakarta, Tiara
Wacana Yogya, 2003
AI-Ghazali, Imam, Rahasia Puasa dan Zakat, Bandung, Karisma, 2003
Qohaf, Mundzhir, Manajemen Wakaf Produktif, Jakarta, Khalifa, 2005
AI-Kasini, Ahmad, Anis ai-Fuqaha, Jedah ai-Wafa' li ai-Nasr wa al
Tauzi', t.th
AI-Suyuthi, Jalaluddin, Fath ai-Bari, Dar ai-Rayyan, Cairo, jilid
5, 1986
Departemen Agama Rl, Fiqih Wakaf, Direktorat Pemberdayaan Wakaf,
Jakarta 2006
_ _ _ _ _ _ , Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 Tentang
Wakaf dan peraturan Pemerintah Nomor 2004 Tahun 2006
Tentang Pelaksanaannya, 2007
_ _ _ _ _ _ , Pedoman Pengelolaan Wakaf dan Pengembangan
Wakaf Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Jakarta 2006
Nazhir Profesional dan Amanah, Direktorat
Pemberdayaan Wakaf,Jakarta 2005
_ _ _ _ _ _ , Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, Direktorat,
Ahmad dan Thobieb AI-Ahsyar, Menuju Era Wakaf Produktif,
Sebuah Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, Jakarta,
Mitra Abadi Press, 2005
Hammam, Hasan, Dahsyatnya Terapi Sedekah, dialih bahasakan oleh
Atik Fikri Hyas dan Yasir Maqashid Jakarta, Nakhlah Pustaka, 2007

139
TIM PENYUSUN BUKU KHUTBAH WAKAF
TAHUN 2013

Ketua : Dr. H. M Attamimy, M. Ag


Wakil ketua :Drs. H. Ahmad Muhajir Algadri, M.Si
Sekretaris : Ora. Hj. Nadra Yetti, MM
Anggota : 1. Dr. H. Nursamad Kamba
2. Dr. H. Cholil Nafis, MA
3. H. Nandi Aziz
4. Drs. H. Abdul Syukur
5. H. Endi Supriyadi, S.pd, M.Si
6. H. Yahya, SH, MH
7. Essy Sophiah,S.Ag
8. H. M. Edy Winarso, S.Ag
9. Sigit Kamaseno, S.Sos
10. Andi Agus Rosyid, SE

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Februari 2013
a.n DIREKTUR JENDERAL
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN

141
RUKUN KHUTBAH JUMAT

1; Mengucapkan puji -pujian ( Tahmid) kepada Allah SWT.


2. Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
3. Menyampaikan wasiat ketaqwaan.
4. Membaca ayat AI-Qur'an.
5. Mendoakan kaum muslimin.

SYARIAT KHUTBAH JUMAT

1. Khutbah dilaksanakan sebelum shalat jumat.


2. Khutbah dilakukan dengan berdiri bagi yang mampu.
3. Dilaksanakan setelah masuk waktu zhuhur
4. Duduk diantara dua khutbah
5. Khutbah hendaknya disampaikan dengan suara yang jelas dan
tenang.

143

Anda mungkin juga menyukai