Anda di halaman 1dari 84

~~ ~---- , --~--

r--,-·. . .·-··-, ···-·


i p· · . I

1
L _____ .:_____ ~_'-.::~-~--:~-----~~~-•:_____ ____~ __

RENCANAPENGEMllANGAN
CAGAR BUDAYA SANGIRAN

DT.REKrfORA'T JENI)ERAL KEBUDAYAAN


1996
' ..

Kata Pengantar

Bc:rdasa rkan atas SK Mendikbud Nomor 070/0/1977 tangg al J ~:,


. " : 1 'l ·; ·; :; i t- u ~ : c; 1 q ; ~r· n u cl ; 1 y il ~; a n q i r· <1 n y" 1 1q Ll \ r· I <d ; 1 k <1 i .! -1 I " 11 ;

,, ' . o·;c~h l<atlupaten Sragen dan Karanganyar I Jawa 'l'c:ngah I di tet apkun
'
... . ,, b ~w a i Ca q a r Buday a yang d i 1 i r, ..1 u n "1 i o 1e h P em e r i n t a h R . I . s i t us
'·0 11q.i ran me:rupa kan laboratori um l geologi alam dan situs arkeologi
'~.: .Lc:ng k ap di Indonesia yang dapat dijadikan sebag ai arena
pcnel itian eva lu as i dan rekonstruksi sejarah kehidupan manusia
! crl<1 duni a du n l ~ ngkungannya.
ses ua i den g:a n a rna nat U n dang- Un dang Nom or 5 t a hun 1992
t G 0 +:. a ng Be n d a ca ga r Bud a y a 1 ser t a me n g i n g a t p o t c: n s i '~ :i t. u ::
:.:c; · .... a permas alah<ln yang dihadap i dewasa ini, kebi jakun ttokn] ~­

pc~li ndunga n situs Sangiran perlu dikembangkan.


Un tuk menetapkan acuan dasar kebijaksanaan teknis
n·-::,:1 i nrl.unga n dan pengembangannya perlu · disusun n:;ncana induk
;;. ' 'lJ·.·2rnb angan situs eagar Budaya Sang iran baik untuk kepentingan
7l0: ngemb an g an situs i tu sendir i maupun untuk kepenti ngan nomi nasi
1• •:us Sang iran dalam Oaf tar War .i:san Dunia. Untuk kepent ingan
>,r:~;<:out telah dilakukan konsultasi, koordinasi dun · rapat-rapc-it
ya ng me libatkan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Asistr:n J Me nJ.:c

:~c, c;n: , lJni vcrs i tas Ga jah Mad a, Di tl inbin jarah, Pus lit Ac l\ (~ nc' ~
ii L n~k tor at Permuseuman, Kanwi 1 Depdikbud Prov ins i Jaw a Teng ah,
Sua ko. PSP Jawa Tengah 1 Balai Arkeologi DI Yogyakarta, Ba laj
Ark eolo g i Ban jarmasi n, Bappeda Tk. II Kabupa ten Sragen, Bappeci c:
Ti< . II Karan ganyar 1 Balai Studi dan Konservasi Borobudur,
Kan depd ikbud Sragen 1 dan Kandepdikbud Karanganyar.
Ak umulasi Rencana Pengembangan Cagar Budaya Sangiran ini
-·· mer upakan puncak dari empat kegiatan

1: Stud i Perlindungan dan Pengembangan Situs Sangiran tanggal 20-


;u Hel 1994.

2. Eva luasi Hasil Studi Perlindungan dan Pengembangan Cagc.l


Buda ya Sang iran 4 - 6 Apr.,il 1994.
3 : Rapat Penyusunan Naskah Norninasi Situs Sangiran ke dalam
daftar Warisan Dunia 1 8 - 10 Juni 1995.

4 . studi Rencana IndukjMaster Plan Pengembangan Situs Sang iran


11-13 September 1995 .
..
Atas dasar hasil dari kegiatan tersebut maka pada tanggal
17-19 Januari 1996 dilaksanakan pertemuan untuk menyusun Rencana
Pengembangan eagar Budaya Sangiran yang meliputi pengembangan
peneli tian 1 pelestarian 1 dan pemanfaatan. Rencana ini mencakup
pengembangan jangka pendek (Pelita VI) 1 jangka menengah (Pelita
VI-VII) dan jangka panjang (PJP II). Agar rencana ini dapat
dilaksanakan secara operasional perlu dikoordinasikan dengan
instansi terkait baik di pusat mauoun di daerah. Diharapkan
Rencana Induk ini selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi segala
kegiatan pelestarian pengembangan Situs eagar Budaya Sangiran.

!r 'i [R.>qrtlj
t>AFI Af< I S I

KATA PENBANTAR

I • PENDAHtJll. JAN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • " • .. ,. • • ....



.1
.q

1 .....,.
~\ /

I I • RENCANA PENGEMBANGAN • ••• , ••••••••••••••••••••••••• " • I k.i


::2 • 1 l"l C'< ~. ;;;; I I cj d c< n f t I_ i I_ I r,q·-, • • , • , " • , • " • • • • , , • • u • • • , • , • n • , , • J. tJ
··.J •')
_. __ " .r:_ .1. t
."' ) ~~-

./.~ Jl ·-'

I I I • RENCANA PROGRAM • • • • • • • • • • • • • • • • • • •·• • • • • • • • • • • • • • • • . • i4

~:~ e r- ; {:!t 10 • <r It • a t1 If ~~; .II .. 1C • M • U U II N II II • 0 • 11o " II ot a l!l .. S1 If • "

V 1 • PENUTUP ·., " a • " w • 11 If u n ,. II It " ~e n 11 • ~ • • 11 n 11 • • 111 11 " • 11 • 11 a II' • 11 ~ " il • " II' ~:~• .l

LAMPIRAN :

"'I..'' lit
. .. .· ..
-.:: :· _ .
I . PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

• Situs Sangiran terletak kurang lebih 10 Km di aebelah


utara kota Solo berada pada depresi Solo di kaki Gunung Lawu.
Secara administratif, wilayah Situs Sangiran ,meliputi seba-
gian Kecamatan Kali Jambe, Gemolong dan Plupub (Kabupaten
Sragen) serta sebagian Kecamatan Gondangrejo (Kabupaten
Karanganyar). Secara astronomis, situs tersebut berada pada
110°49' 110°53' bujur timur 7°24' 7°30' lintang
selatan.Sesuai dengan SK Menter! Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor : 070/0/1997 (periksa lampiran), situs tersebut telab
ditetapkan sebagai eagar budaya.

Luas situs· Sangiran selama ini diperkirakan 56 km2 ,

.. dengan ukuran ± 8 km arab utara selatan dan ± 7 km arab barat


timur. Akan tetapi berdasarkan perbitungan planimetris pada
peta Kepmendikbud dimaksud, diperoleb luas situs sebesar
46,468 km 2 • Dari basil pemetaan terakbir oleh Suaka Peningga-
lan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah tahun 1995, ternyata
terdapat penambahan luas situs di sebelah selatan sebesar ±6
km2 dan di sebelah utara sebesar ±5 kEf. Penambahan luas
situs tersebut didasarkan pada data bahwa laban disebelah
selatan dan utara situs dimaksud merupakan endapan teras
Sungai Brangkal dan singkapan formasi Kabuh yang potensial
mengandung temuan fosil dan artefak (periksa gambar 2, 2a dan
2b ) .

...
Morfologi asli S~tus Sangiran berupa sebuah kubah yang
kemudian tererosi pada bagian puncaknya, sehingga terbentuk
reverse ( kenampakan terbalik ) serta membentuk auatu depresi
(periksa gambar .2 lampiran 3). Dengan adanya eros! tersebut
maka formaai yang ada akan tersingkap secara alamiah. Erosi
Situs Sangiran diperhebat dengan adanya anak sungai Bengawan

1
Solo yang membelah Situs tersebut yaitu Kali Cemoro, Kali
Brangkal dan Kali Pohjajar. Dengan tereingkapnya eeri strati-
graff situs Sansiran maka munculah fosil-fosil manusia dan
binatans serta tumbuhan sebagai bukti adanya kehidupan jaman
purba .

Situs Sangiran merupakan situs manusia purba terlengkap
di Indonesia. balk dari segi paleoanthropologis maupun geolo-
gia. Di situs tersebut telah ditemukan 50 buah fosil hominid
dari taxon Homo erectus. Tenman fosil hominid di situs San-
sir.:m meneakup maBa evolu.t~i manusia lebih dari 1 ..iuta tahun.
Jumlah temuan fosil manusia purba tersebut mewakili ± 50'~
dari populasi temuan fosil Homo erectus di seluruh dunia.

51 tus Sang iran menj adi lebih penting dengan di temulrannya


alat-alat batu., yang berupa kapak perimbas, kapak pembelah.
bola batu dan pemukul, sebagai salah satu bukti adanya adapt-
as! manusia purba terhadap linskunsannya. Adapun fosil bina-
tang vertebrata yang menjadi bagian hidup manusia purba
Sangiran, didusa telah mendiami daerah tersebut sejak 1,5
juta tahun yang lalu.

Selain ditemukan 50 buah fosil manusia purba, di situs


tersebut ..iuga terddapat seri stratisrafi yang berurutan
(tidak terputus) sejak Kala Pliosen Akhir hingga
Plestosen
Tengah, yang berumur antara 2 juta hingga 200.000 tahun yang
lalau. Adaupun stratigrafi situs Sansiran terdiri atas enda-
pan laut danskal dari formasi Kalibeng, lempuns hitam formasi
Pucangan, endapan vulkanik dan fasies fluciatil dari formasi
Kabuh dan breksi se1~ta lahar Notopuro densan selans seling
. pasir fluviatil yang diendapkan secara tidak selaraa di atas
formasi Kabuh (periksa gambar 3a dan 3b lampiran 3). Antara
formaai Pucangan dan Kabuh sering kali di temui donglrresi
konglomerat gampingan, yang disebut grenz-bank.

2
Berdasarkan potensi dari situs Sangiran tersebut, para
pakar dunia menganggap situs ini sebagai salah satu pusat
evolusi manusia di dunia, serta dipakai sebagai tolok ukur
dalam mengkaji proses-proses evolusi manusia secara umum.

Sampai saat ini proses pengungkapan evolusi manusia-


..
purba takson HOIDO erectus beserta basil budayanya belum
tuntas, sehingga masih perlu penelitian yang intensif dan
terprogram. Dalam hal ini, situs Sangiran memiliki peranan
yang sangat penting karena temuan fosil dan artefaknya leng-
kap serta didukung oleh e}{Osistenmya.

Situs Sangiran sangat berpotensi sebagai objek wisata


budaya. Pada tahun 1994 situs tersebut telah dikunjungi
wisatawan sebanyak 33.056 orang, dengan rincian 1.393 wisata-
wan manca negara dan 31.663 wisatawan nusantara. Keberadaan
situs Sangiran sebagai tujuan wisata ditunjang oleh kota Solo
yang berada 10 km di sebelah selatannya, yang terdapat kraton
Kasunanan dan Mangkunegaran sebagai objek wiaata budaya
lainnya.

Sebagai objek wisata ilmu. pemanfaatan situs Sangiran


masih belum optimal. Hal ini.antara lain belum efektifnya
museum situs sebagai layanan informasi yang lengkap tentang
situs tersebut.

Mingingat situs Sangiran sangat potensial, Pemerintah


Indonesia mengusulkannya sebagai salah satu warisan budaya
dunia dengan surat Direktur Jenderal Kebudayaan tanggal 25
..,
Juni 1995, dan akan dibahas oleh Jrlorld Her1tage Colllll11ttee
pada akhir tahun 1996.

Karena situs tersebut mempunyai nilai yang sangat tinggi


bagi ilmu pengetahuan, sejarah dan kebudayaan, maka pelestar-
ian situs Sangiran menjadi salah satu prioritas yang mende-
sak.

~;
1.2 Pokok Permasalahan

Penelitian Situs Sangiran yang berbentuk kubah telah


dimulai. sejak tahun 1934, yaitu ketika GHR. Von Koenigswald
menemukan sejumlah serpih dari sebuah bukit di Desa Ngebung~
.. yang disebut Industrl alat serplh Sanglran. Selanjutnya situs
tersebut diteliti oleh beberapa ahli, serta melibatkan beber-
apa cabang ilmu pengetahuan hingga sekarang. Dalam tahun-
tahun terakhir ini, Pusat Penelitian arkeologi Nasional
bekerja sama dengan Universitas Indonesia telah melakukan
penelitian di situs Sangiran secara intensif.

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan


situs Sangiran antara lain adalah sebagai berikut.

1. Pada saat ini, kondisi situs Sangiran dalam keadaan rawan,


baik secara alami maupun sebagai akibat dari ulah manusia.
Litologi formasi Pucangan dan Kabuh yang sangat potensial
mengandung temuan sangat rentan terhadap longsor akibat
air hujan. Fosil dan artefak yang muncul sebagai akibat
tanah longsor tersebut diambil oleh masyarakat secara
liar, sehingga menyulitkan pengamanan dan pelestariannya.
Permasalahan tersebut dipacu adanya jual bell fosil oleh
masyarakat secara ilegal. Perilaku masyarakat Sangiran
tersebut didul{ung oleh rendahnya taraf hidup, karena
formasi Kalibeng, Pucangan, maupun Kabuh tidal{ subur
sebagai laban pertanian.

2. Masalah utama bagi kepentingan penelitian dan upaya Peles


tarian situs adalah kurangnya informasi ten tang posisi
stratigrafi fosil manusia baik secara lateral maupun
vertikal. Hal ini disebabkan karena fosil-fosil terse but
tidak pernbah ditemukan oleh para ahli I peneliti, tetapi
merupakan temuan penduduk.
I.

3. Selain temuan berupa serpih (flakes) yang sangat spesifik,


di situs Sangiran ditemukan pula 50 fosil hominid yang
dikenal dengan takson Homo werectus, fosil-fosil binatang,
tumbuhan. Fosil Hominid saaat ini tidak ada yang disimpan
di Museum Sangiran, tetapi berada pada beberapa lembaga
yaitu Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, Direktorat

Geologi Bandung, Suaka PSP Jawa Tengah, Puslit Arkenas
Jakarta, bahkan ada yang disimpan di Luar Negeri yaitu di
Fankfurt, Jerman. (periksa lampiran 4). Sehingga menyulit-
kan penelitian serta pemanfaatannya oleh masyarakat.

4. Penelitian maupun analisis fosil, khususnya masalah pe


nanggalan, sampai saat ini masih dilaksanakan di luar
negerL Hal ini disebabkan belum adanya laboratorium dan
tenaga yang memadai.

5. Oleh karena kawasan situs Sangiran sangat luas, maka


tenaga yang mengolah situs tersebut serta pos pengamanan
yang ada belum memadai. Pada saat ini pengamanan dan
pemeliharaan situs maupun Museum sangiran, baru ditangani
oleh 6 orang satpam, 8 juru pelihara honorer, 3 orang staf
Suaka PSP Jateng, serta 3 orang petugas dari Dinas Pariwi-
sata Daerah (DIPARDA) Kabupaten Sragen. Di kawasan aitus
tersebut baru terdapat 2 buah pos jaga.

6. Dalam hal pemanfaatan, sampai saat ini layanan informasi


situs Sangiran belum memadai, sehingga nilai penting situs
tersebut belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat luas
secara optimal. Sistematika dan tata pameran dalam museum
situs juga belum memadai.

7. Secara instansional, pengelolaan situs Sangiran dan situs


homonid di Indonesia, belum ditangani secara khusus oleh
suatu lembaga, baik dari segi penelitian, peleatarian dan
layanan informasinya yang dilaksanakan secara terpadu.

;:::

·-·
8. Di kawasan situs Sangiran yang merupakan pemukiman masyar
akat pedesaan terdapat beberapa pusat kerajinan fosil yang
diusahakan oleh penduduk setempat binaan Dinas Perindus-
trian Kabupaten Sragen, sebagai bagian dari proyek Pembi-
naan IDT. Selain memproduksi fosil tiruan dan hasil kera-
jinan yang bahannya dibuat dari batuan yang berasal dari
kawasan situs, mereka sering menjual fosil yang diambil
langsung dari situs.

9. Adanya kerajinan industri fosil oleh masyarakat yang ba


hannya diambil dari kawasan serta adanya pencarian dan
jual beli fosil secara liar akan mengancam kelestarian
situs dan hilangnya data yang sangat penting.
10. Sampai saat ini laban situs Sangiran sebagianb besar masih
menjadi h k milik penduduk setempat. Lahan situs tersebut
berupa bukit-bukit serta dataran yang relatif tandus
dengan sebahian pemukiman penduduk di dalamnya. Oleh
masyarakat setempat peruntukan lahan situs Sangiran dike-
lola sebagai lahan pertanian kering atau tegalan. Rata-
rata kepadatan penduduk yang tinggal di desa-desa di dalam
kawasan Situs Sangiran antara 501- 1300 jiwa/km2 •

11. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD) Kabupa-


ten Karanganyar yang dirancang oleh Ditjen Cipta Karya,
Depatemen Pekerjaan Umum, sebagian situs Sangiran yens
terletak di kawasan Kecamatan Gondangrejo, seluas 187
hektar, al{an dimanfaatkan sebagai kawasan industri. Selain
itu, di kawasan tersebut juga akan dibangun jalan lingkar
utara kota Solo yang melintas pada kawasan situs. Setelah
diadakan pertemuan dengan Bappeda Kabupaten Karanganyar,
,j diperoleh kesepakatan bahwa RUTRD tersebut akan dikaji
'J
ulang (periksa lampiran 5). Hal tersebut perlu segera
1: ditangani secara terpadu.
I
1 . 3 Konsep Dasar Pengembangan

A. Pandangan umum

.Bertolak dari segala potensi yang ada di Sangiran seper-


ti yang telah diuraikan di atas, maka situs ini merupakan
situs yang sangat penting bagi pemahaman evolusi manusia
beserta lingkungannya selama kala Plestosen di Indonesia.
Aspek penting ini telah diakui oleh para pakar dunia, antara
lain hasil pembahasan dalam seminar 100 years of fitbecao-
tbropus: Homo exectus Problems, di Frankfurt, Jerman, yang
diselenggarakan oleh Forchung Institut Senckarberg tahun
1991, proceedings terbit tahun 1994. Situs ini juga t.elah
dianggap sebagai salah satu dari sedikit pusat-pusat evolusi
di dunia. Di lain pihak, segala proses evolusi fisik dan
budaya di Sangiran merupakan maslah mendasar dalam sejarah
umat manusia, yang merupakan aspek universal .

...
Oleh karena itu, situs Sangiran perlu dikembangkan
secara konsepsional, agar semua potensi yang dimiliki dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menjelaskan evolusi manusia
dan lingkungannya di Indonesia.

. Misi
Situs eagar budaya Sangiran merupakan kekayaan budaya
bangsa yang sangat penting artinya bagi pemahaman dan pengem-
bangan sejarah bangsa Indonesia maupun umat manusia pada
umuru1ya, yaitu ilmu penegtahuan baik dari segi paleoanthro-
pologi, arkeologi maupun geologi dan kebudayaan manusia
Indonesia pada masa prasejarah. Oleh karena itu, perlindungan
dan pelestarian situs eagar budaya Sangiran perlu dikembans-
kan dan dipahami demi pemupukan kesaran jati diri bangsa dan
kepentingan nasional lainnya.

7
Rencana pengembangan eagar budaya Sangiran meliputi
penelitian, pelestarian dan pemanfaatan, baik untuk pendidi-
kan umum maupun pariwisata. Untuk kepentingan penelitian,
pelestarian dan pemanfaatan tersebut, pengembangan situs
Sangiran dilakukan secara terpadu, saling menunjang dan
terkoordinasi antara kepentingan satu sama lainnya.

Pengembangan Pelestarian dilakukan dengan berwawasan


penelitian dan pemanfaatan, dengan eara memberikan gambaran
situs Sangiran sebagai pusat evolusi manusia purba dan ling-
kungannya selama kala Plestosen, yang terekam seeara kronolo-
gis pada beberapa stratigrafi yang lengkap dan tidak terputus
selama ± 2 juta tahun yang lalu.

Pengembangan pelestarian dilakukan dengan berwawasan


penelitian dan pemanfaatan, melalui cara pengamanan situs
berupa pemintakatan (zon1ng), pengamanan, pendekatan masyara-
kat, konservasi laban serta konservasi fosil dan artefak.
Yang dimaksud dengan sistem pemintakatan adalab penentuan
wilayah situs dengan batas mintakat, yang penentuannya
disesuaikan dengan kebutuhan benda eagar budaya yang bersang-
kutan untuk tujuan perlindungan. Sistem pemintakatan dapat
terdiri dari mintakat inti atau mintakat eagar budaya, minta-
kat penyangga kelestarian situs, dan mintakat · pengembangan
atau laban yang dapat dikembangkan untuk sarana sosial,
ekonomi dan budaya, sejauh tidak bertentangan dengan prinsisp
pelestarian benda eagar budaya beserta situsnya.

Pengembangan pemanfaatan dilakukan dengan berwawasan


penelitian dan pelestarian, dengan eara pengembangan museum
sebagai layanan informasi bagi pengembangan ilmu pengetabuan
maupun pemanfaatannya untuk pendidikan dan pariwisata.

tl
C. Kebijakan

Pengembangan eagar budaya Sangiran didasarkan pada


Undang-Undang Dasar pasal 32 yang dituangkan di dalam Garis-
Garis Besar Haluan Negara tahun 1993.

Keputusan Mendikbud nomor 022e/0/1980 menyatakan bahwa


tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan adalah melak-
sanakan sebagian tugas pokok Depdikbud di bidang pembinaan
dan pengembangan kebudayaan. Dalam hal ini, rencana pengem-
bangan situs Sangiran sudah dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Kebudayaan secara berkesinambungan sejak tahun 1994,
dengan melibatkan 3 eselon II jajarannya yang sangat berkom-
peten terhadap pengembangan situs tersebut, yaitu Puslit
Arkenas, Direktorat Linbinjarah, dan Direktorat Jenderal
Kebudayaan telah mampu melakasanakan beberapa aktifitas
ilmiah ke arah rencana pengembangan tersebut, meliputi akti-
fitas arkeologis, paleoanthropologis, konservasi, dan pre-
servasi.

Meskipun demikian, rencana pengembangan situs Sangiran


tidak dapat sepenuhnya dilakukan oleh kalangan Direktorat
Jenderal Kebudayaan tanpa koordinasi dengan instansi terkait
secara sektoral. Di lain pihak, rencana pengembangan situs
tersebut harus berwawasan lingkungan dan pelestarian.

Situs Sangiran mempunyai nilai sangat penting bagi ilmu


pengetahuan, sejarah dan kebudayaan, terutama menyangkut
evolusi manusia purba dan lingkungannya, maka Indonesia
memandang perlu untuk mengusulkan situs ini sebagai warisan
budaya dunia.

9
RENCANA PENGEHBANGAN

2 .1. Makaud dan Tujuan

• Pengembangan Cagar Budaya Sangiran dimaksudkan untuk


a. Mengembangkan potensi situs Sangiran sebagai pusat studi
kehidupan manusia purba dan lingkungannya, yaitu berupa suatu
model laboratorium alam bagi kepentingan penelitian serta
sebagai pusat jaringan situs hominid di seluruh Indonesia.

b. Menetapkan sistem pelestarian situs : batas situs secara rill


di lapangan, kriteria pengamanan situs, konservasi temuan,
.serta melakukan konservasi laban situs untuk mencegah terjadi
nya kerusakan situs secara alamiah.

c. Mengembangkan Museum situs Sangiran untuk memberikan layanan


informasi secara rinci guna kepentingan penelitian, pendidikan
maupun pariwisata.

Adapun tujuannya adalah

a. Mengembangkan situs Sangiran sebagai pusat studi kehidupan


manusia purba dan lingkungannya.

b. Mengembangkan situs Sangiran sebagai pusat jaringan pengelo-


laan sumberdaya pra sejarah, khususnya sejarah manusia purba
di Indonesia.

c. Memberikan sumbangan bagi pemahaman tentang evolusi manusia


dan budyanya pacta zaman Kuarter, khususnya kala Plestosen di
Indonesia, aerta evoluai flora dan fauna.

,.,
1••...J
---- -- ----------------·--------

d. Menjamin kelestarian situs, fosil, dan artefak, untuk menun-


jang pemanfaatannya demi ke~entingan sejarah, ilmu pengeta-
huan, kebudayaan dan pengembangan nasional pada umumnya.

e. Meningkatkan layanan informasi dan pengembangan museum situs


Sangiran, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam
• pelestarian situs tersebut.

2.2.Strategi

a. Untuk mengembangkan situs Sangiran sebagai pusat studi kehidu-


pan manusia purba dan sentral jaringan studi seluruh hominid
di Indonesia, perlu segera diintregasikan seluruh data dan
hasil peneliotian manusia purba dan lingkungannya yang pernah
dilakukan.

b. Perlu pemantapan konsep, metode, dan teknik penelitian yang


relevan dan efektif, sehingga dalam mengembangkan studi kehi-
dupan manusia purba pada jaringan sebaran situs hominid di
Indonesia lebih berhasil.

c. Mengingat situs Sangiran akan dikembangkan menjadi pusat studi


manusia purba di Indonesia, maka fosil-fosil hominid yang
sampai saat ini masih disimpan di berbagai Museum Situs San-
giran. Selain i tu, hal terse but sesuai dengan UU RI Nomot~ 5
Tahun 1992 dan PP Nomor 10 Tahun 1993, serta PP nomor 19 tahun
1995.

d. Sistem pemintakatan dilakukan dengan menetapkan batas zona


inti yang m,encakup daerah formasi Pucangan dan Kabuh tempat
di temukannya fosil dan artefak, sedangl\:an zona penyangga
meliputi formasi Kalibeng dan Notopuro. Selain itu, sistem
perlindungan dan pengamanan dilakukan dengan pendekatan ma-
syarakat, melalui koordinasi dengan aparat keamanan maupun
Pemda· setempat.

11.
e. Konservasi lahan situs dilakukan untuk mencegah atau menguran~

gi terjadinya kerusakan atau tanah longsor sehabis turun


hujan.

f. Pengembangan museum diarabkan agar museum situs Sangiran


merupakan tempat penyimpanan fosil dan artefak temuan Sangir-
an, laboratorium konservasi, laboratorium penelitian dan
displai yang menggambarkan kebidupan manusia purba dan ling-
kungannya, termasuk evolusi fisiknya.

2.3.Rencana

A. Pengembangan Penelitian

a. Untuk mengimplementasikan pengintegrasian selurub data dan


basil penelitian tentang kebidupan manusia purba dan lingkun-
ganya disusun pangkalan data (data base) yang memadai, baik
bagi kepentingan penelitian, pelestarian, maupun layanan
informasi.

b. Melaksanakan penelitian berdasarkan metode dan tehnik yang


relevan serta efektif dengan menggunakan teknologi tinggi
sesuai dengan kondisi lapangan yang spesifik.

B~ Pengembangan Pelestarian

a. Menetapkan sistem pelestarian situs dengan sistem peintakatan,


sistem pengamanan, dan pemilikan laban potensial oleb negara.

b. Mencarikan mata pencabarian alternatif, serta upata keinginan


Pajak Bumi dan Bangunan untuk meningkatkan kepedulian masyara- I
kat, sesuai dengan UU nomor 12 tabun 1994 pasal 3 ayat (b).

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya pengelolaan


pelestarian situs.

12
C _ Pengembangan Pema.nfaatan

a. Untuk meningkatkan layanan in£ormasi perlu penyempurnaan tata


pameran museum situs, baik di dalam ruangan maupun luar ruan-·
gan (situs terbuka), dan mengembangkan kegiatan bimbingan
edukati£.

. b. Mengembangkan sarana dan prasarana wisata secara terkendali .

c. Peman£aatan situs Sangiran yang berwawasan pelestarian .

A
II I_ RENCANA PROGRAM

Dalam rangka implementasi rencana pengembangan eagar


budaya Sangiran, perlu ditetapkan sasaran yang menjadi target
baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek
secara komprenhensif. Sasaran tersebut hendaknya mencakup
aspek-aspek penelitian untuk merangkap kehidupan manusia masa
• lalu beserta ekosistem dan budayanya, pelestarian situs serta
temuan fosil dan artefak, dan pengembangan informasi situs
dalam bentuk pengembangan museum.

Sasaran pengembangan tersebut kemudian digunakan sebagai


dasar dalam menetapkan rencana kerja untuk masing-masing
jangka panjang, menengah, dan pendek baik secara individual
maupun kaitannya dalam jaringan kerja secara sistematik untuk
memperoleh hasil yang optimal.

Manajemen dalam rangka pelaksanaan kegiatan juga perlu


dijabarkan untuk memperoleh gambaran tentang jaringan kerja
secara terintegrasi baik secara interen di lingkungan Direk-

torat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebu-
'dayaan maupun secara koorfinatif dengan intansi terkait.
Jabaran dari sasran, rencana kerja dan jaringannya adalah
sebagai berikut.
3.1.Saaara.n
A_ Jangka Pan.1 ang CPJP I I l

Penelitian

a. Rekontruksi menyeluruh tentang kehidupan manusia purba


masa Plestosen pacta situs Sangiran maupun situs hominid
Indonesia pada umumnya.
b. Penjelasan atas proses-proses evolusi fisik dan budaya
manusia yang pernah berlangsung selama kala Plestosen dan
awal kala Holosen di Indonesia.

1·'-!·
Pelestarian

a. Terjaminnya kelestarian situs dan temuannya.


b. Konservasi temuan serta rekontruksi morfologi fosil aeutuh
mungkin sebagai data studi dan obyek apresiasi.
c. Kepedulian masyarakat dalam ikut serta melestarikan situs.

Pemanfaatan

a. Tersajinya koleksi fosil manusia purba dan lingkungannya


secara lengkap dan komunikatif.
b. Dimilikinya museum situs yang representatif dan diserta
sarana dan prasarana yang layak.

B. Jangka Menengah CPelita VI...:.VIII >

Penelitian

a. Penyusunan pangkalan data (data base) yang komprehensif


sebagai dasar untuk penyusunan rencana penelitian jangka
panjang.
b. Rekonstruksi kehidupan manusia kala Plestosen di Indonesia
menurut hasil kajian terhadap fosil-fosil honminid dan
relasinya terhadap kronostratigrafi yang mencakup pentaha-
pan evolusi (grup Keakar, grup Trinil/Sangiran, dan grup
Ngandong).
c. Penjelasan atas proses evolusi fisik manusia dan budaya
kala Plestosen, sejak hadirnya Homo Erectus yang paling
arkaik hingga munculnya Homo Sapien dan sebarannya sampai
saat ini.

Pelestarian

I -
.
a. Alternatif mata pencaharian masyarakat setempat yang layak
tanpa menimbulkan kerusakan situs/temuan.
b. Kriteria pengelolaan zona inti dan zona penyangga situs
perlu ditetapkan dengan peraturan perundan-undangan,
sebagai upaya law enforrtllllent.
c. Sarana fasilitas dan utilitas wisata budaya sebagai pe-
layanan masyarakat dan pengunjung, sekaligus sebagai
• pengendali .
d. Penyatuan koleksi fosil yang saat ini masih tersimpan di
berbagai instansi dengan kerja sama internatsional sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Pemanfaatan

a. Pengembangan layanan informasi, yang meliputi metode,


teknik komunikasi, ketenagaan, dan baban informasinya.
b. Peningkatan bahan informasi melalui penulisan basil studi
koleksi .
.. c. Peningkatan kemampuan dan ketrampilan tenaga pengelola
museum.

Jaugka Peruiek <Pelita VI>

Penelitian

a. Identifikasi data permukaan situs Sangiran dalam bentuk


sebuak peta distribusi temuan permukaan beserta relasinya
dengan sebaran litologis, baik secxara literal maupun
a vertikal.
b. Menghimpun data dan basil penelitian tentang kehidupan
. manusia purba di Sangiran maupun situs-situs hominid
lainnya di Indonesia.
c. Kesimpulan-kesimpulan teoritas tentang kehidupan manusia
dan budayanya berdasarkan basil pengumpulan data dan
analisis, yang menghimpun dari kompilasi pangkalan data
beserta kegiatan lapangan yang dilaksanakan sebelumnya.

Pelestarian

a. Studi sosial budaya: perilaku masyarakat dalam kaitannya


dengan pemanfaatan lahan situs serta temuan.
b. Sistem keamanan situs terpadu.
c. Pembinaan masyarakat.
d. Konservasi koleksi yang mempunyai nilai tinggi.
e. Data dampak.
f. Pembinaan penggadaan fosil.

Pemanfaatan

a. Evolusi keadaan museum yang ada saat ini, guna proyeksi


pengembangan museum mendatang.
b. Pendataan dan pengadaan koleksi dalam rangka melengkapi
..
informasi dan kelengkapan sajian tata pameran museum.
c. Studi teknis penembangan museum situs, baik secara fisik
maupun non fisik.

3- 2. RENCANA KERJA

A. Jangka Pan.i ans: <PJP I I >

Penelitian

1. Melaksanakan penelitian-pnelitian lapangan sesuai reko-


mendasi basil penelitian menengah.
2. Melaksanakan sintes-sintes tentang proses evolusi fisik,
budaya, dan lingkungan manusia selama kala Plestosen dan
awal kala Holosen di Indonesia.
3. Merekontruksi kehidupan manusia purba sangiran dan situs-
situs hominid lainnya di Indonesia .

.1.7
4. Peningkatan sumber daya manusia.

Pelestarian

5. Mengembangkan sistem perlindungan dan pelestarian situs.


6. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam perlindungan
situs dengan berdasarkan pada kesadaran masyarakat serta
mata pencahariannya untuk menuju kesejahteraan tanpa
merugikan situs.
7. Melakukan pengumpulan dan konservasi fosil dan temuan,
sehingga berdaya guna sebagai sumber data arkeologi.
8. Melestarikan situs dan temuan dalam rangka pemanfaatan
untuk penelitian, pendidikan, dan wisata budaya yang
berwawasan pelestarian.
9. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
(SDM) yang sesuai dengan keperluan pelestarian.
10. Melakukan ekskavasi penyelamatan bila dipandang perlu
terhadap situs yang longsor atau di daerah yang fosil
• atau temuannya tersingkap mendadak .

Pemanfaatan

11. Meningkatkan sarana dan prasarana, serta membangun museum


yang representif.
12. Menyempurnakan sistem dan cara penyajian tata pameran
museum situs.
13. Meniongkatkan dan mengembangkan infromasi tentang koleksi
dan situs.
14. Miningkatkan fungsi museum sebagai pusat penelitian,
pendidikan dan rekreasi .
..
15. Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

18
I-

B. Jangka Menengah CPel ita VI -VII l

Penelitian

1. Melaksanakan orientasi penelitian berdasarkan rekomenda-


. si-rekomendasi basil penelitian jangka pendek.
2. Melakukan perekaman seluruh data dalam komputer untuk
...
pangkalan data (data base) tentang kehidupan manusia
purba di Indonesia.
3. Melakukan penentuan krono-stratigrafi melalui studi
sekuenstragrafi dan korelasi untuk seluruh fosil hominid
. non-Sangiran.
4. Melakukan studi morfologi dan bio-metrik terhadap seluruh
fosil hominid yang ditemukan di Indonesia berdasarkan
seri stratigrafisnya (Pucangan, srenz-bank, dan Kabuh
untuk fosil-fosil dari Sangiran), ataupun kronologi
relatifnya ( Plestosen Bawab dan Plestosen Tengab untuk
fosil-fosil di luar Sangiran).
' 5. Melaksanakan studi evolusi paleo-ekologi bagi seluruh
situs hominid di Indonesia selama Kala Plestosen, terma-
suk evolusi flora dan faunanya.
6. Melaksnakan studi evolusi budaya Kala Plestosen di Indo-
nesia.
7. Melakukan studi morfologi dan biometrik terhadap fosil
Homo SBp1ens arkaik di Indonesia dan sekitarnya.
8. Rekomendasi penelitian untuk jangka panjang.

Pelestarian

9. Menetapkan mintakat inti, penyangga, dan pengembangan


Situs S~ngiran berdasarkan potensi situs serta keperluan
pengamanannya_
10. Menetapkan laban yang perlu dimiliki oleh negara atas
dasar potensinya dengan cara pembebasan laban sesuai
dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

19
11. Mengembangkan sistem pengamnanan situs yang efektif, baik
secara preventif dan represif.
12. Mengendalikan pembangunan fisik dan prasarana dalam
rangka menunjang perlindungan situs (sesuai
Kepmendikbud) .
13. Mengupayakan keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
sesuai dengan kreteria mintakat inti dan penyangga berda-
sarkan Undang-Undang PBB Nomor 12 tahun 1994 pasal
• 14. Mengendalikati. keraj inan fosil masyarakat untuk menghin-
dari kerusakan fosil yang bernilai penting bagi ilmu
pengetahuan, sejarah dan kebudayaan.
15. Mengupayakan mata pencaharian alternatif untuk masyarakat
tanpa merusak situs.
16. Melakukan pengumpulan fosil-fosil hominid dan temuan yang
tersimpan diberbagai lembaga dengan melakukan pendekatan
instansional.
17. Menyusun rancangan penataan situs dalam rangka pemanfaa-
tannya yang berwawasan pelestarian.
18. Melakukan pendekatan dengan instansi terkait, khususnya
• Pemerintah Daerah, dalam hal perencanaan pemngembangan
wilayah .
.. 19. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia
untuk pelestarian situs dan fosil.

Pemanfaatan

20. Membangun gedung untuk menampung dan mengamanlran fosil


yang dikumpulkan dari berbagai lembaga, yang memenuhi
syarat akademis serta keamanan yang memadai.
21. Mengembangkan pelestarian situs terbuka, layak kunjung
demi pemanfaatannya sebagai objek wisata pendidikan.
22. Menyusun konsepsi dan desain tata pameran, baik yang di
dalam gedung museum maupun di luar gedung muserun.
23. Mengumpulkan koleksi untuk kelengkapan tata pamaeran
muserun.
24. Menyiapkan sarana penunjang tata pameran.oleksi.

20
25. Me nata tata pameran museum sesuai dengan konsepsi ..
26. Mengadakan studi pengembangan informasi koleksi.
27. Menyusun dan menulis hasil-hasil studi penelitian
koleksi.
28. Menerbitkan dan menyebarluaskan informasi koleksi dan
hasil studi/penelitian koleksi .
• 29. Menetapkan lokasi museum yang representatif.dio-penemuan
(discovery) bagi kegiatan edukatif .
• 30. Membangun museum dan prasarana, serta mengadakan sarana
museum.
31. Membuat studio peraga (Hand on) dan studio-penemu·a n
(d1scovery) bagi kegiatan edukatif.
32. l"lembuat tiruan "taman purbakal" untuk menunjang kegiatan
bag! siswa.
33. l"lengadakan tenaga yang memenuhi kualifikasi bag! seorang
kurator, konservator, edukator dan preparator.
34. Mengadakan pelatihan dan khursus-khursus bagi tenaga
pengelola museum.

C. Jaogka Pendek <Pelita VI>


Penelitian

1. Melakukan survei permukaan melalui ploting temuan secara


sistimatis pacta seluruh areal situs Sangiran yang menca-
kup Seri Kalibeng, Pucangan, Grenzbank, Kabuh, Notopuro
dan endapan resen.
2. Melakukan survei permukaan melalui plating temuan pada
situs sejenis di sekitar Sangiran, untuk diketahui kaitan
stratigrafisnya.
3. Mengiclentifikasi endapan-endapan teras mengandung temuan
pacta ]{ali Brangkal, kali Cemoro, dan kali Pohjajar beser-
ta cabang-cabangnya.
4. Melaksanakan ekskavasi pada endapan-endapan teras mengan-
dung konsentrasi temuan.
5. Melakukan penentuan usia relatif konsentrasi temuan (pada
endapan teras atau non-teras) melalui analisis sedimenta-
si dan stratigrafi.
6. Melakukan analisis sedimentasi dan petrologis pacta grenz-
bank dan caliche/calcrete pada seri Notopuro untuk menge-
tahui kondisi paleo-ekologi pada awal dan akhir plestosen
tengah.
7. Melakukan penentuan posisi stratigrafis/kronostratigrafis
fosil homonid Sangiran melalui sekuenstratigrafis dan
kore1asi.
8. Melakukan identifikasi seluruh temuan yang ada di museum
Sangiran.
9. Melakukan studi teknologis, tipologis, dan kronostrati-
grafis temuan artefaktual untuk lebih jelas memahami
proses evolusi budaya Sangiran.
10. Mengintegrasikan data (termasuk cetakan fosil homonid
yang ditemukan di Indonesia) dan basil penelitian (lapor-
an-laporan) tentang kehidupan manusia purba di Sangiran
maupun situs-situs homonid lainnya .


Peleatarian

11. Pemasangan pos jaga di tempat-tempat tertentu.


12. Pemasangan tanda batas situs dengan jarak 200 - 500 m.
13. Identifikasi mintakat inti, penyangga dan pengembangan
berdasarkan basil pemetaan situs tahun 1995 bagi penyem-
purnaan Kepmendikbud Nomor 070/0/ 1977, untuk memperluas
situs yang dilindungi serta penanganan mintakat masing-
masing.
14. Peninjauan rencana kawasan industri Gondangrejo dan jalan
lingkar utara kota Solo.
15. Menetapkan klasifikasi laban untuk kepentingan penetapan
keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
16. Menyediakan dana ganti rugi penemua.n fosil dan artefak
yang memadai.
17. Penyuluhan Undan-Undang RI Nomor 5 tahun 1992 dan peratu-
ran perundangan yang terkait lainnya kepada masyrakat,

r-l J""c
...::..,::.
termasuk arti penting Situs Sangiran yang perlu dilestar-
ikan.
18. Studi sosial ekonomi budaya termasuk perilaku masyarakat
untuk memperoleh gambaran tentang metodologi peningkatan
kepedulian masyarakat, termasuk mata pencaharian mereka
yang tidak mengganggu kelestarian situs.
19. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana
kerja.
20. Melakukan pendekataninstansional dengan berbagai lembaga
yang saat ini menyimpan fosil dan temuan Sangiran.
21. Melaksanakan konservasi fosil dan artefak.
22. Menetapkan situs terbuka yang layak kunjung.
23. Mengembangkan sistem keamanan terpadu dengan aparat
terkait serta mengadakan tenaga PNS dan juru pelihara
yang memadai.

Pemanfaatan

24. Melakukan studi teknis pengembangan museum.


25. Mengadakan studi tentang sistem dan metode penyajian/
tata pameran.
26. Melaksanakan regristasi dan inventarisasi koleksi museum.
27. Melakukan klasifikasi koleksi.
28. Menyusun perencanaan tapak dan tata ruang museum.
29. Mengadakan studi sistem preservasi koleksi.
30. Menyusun konsep kegiatan edukatif museum.
31. Mengadakan analisis kualifikasi ketengaan museum .

.-,··~·
,,:.., ... , !
MATRIKS
RENCANA TERPADU PENSEMBANGAN CAGAR BUDAYA SANGIRAN
RENCANA PENELITIAN

RENCANA JANGKA PANJANG ! RENCMlA JANGKA MENENSAii I RENCANA JAN6~A PENDEk


i I
--------------------------1------------------------------ 1------------------------------
l
i i
A. Sintesa proses evolusi 1. Studi morfologi dan bio - ! 1. Penentuan usi relatif
I
fisik, budaya, dan aetrik fosil-fosil homo I
l
fosil dan artefat.
!ingkungan manusia se- erectus dan Homo sapiens A.nalisis sedimentasi dan
12· oetrologis
laffia kala Plestosen di di Indonesia pada gr~nz-ban
I
Indonesia 2. Studi evolusi Paleo eko- I dan caliche/calcrete
logi 3. Studi teknologis, tipolo-
3. Studi evolusi budaya I I
gis, dan tronostratigrafi
Plestosen I artefaktual
,
I

,
__________________________ I_______________________________ !_______________________________ _

B. Rekonstruf;si tehidupan 1. Penyusunan pangkalan data 1. Identifikasi teauan yang


manusia purba. 2. Analisis aspek-aspet te- ada di museum Sangiran.
hidupan manusia purba. 2. Integrasi data dan refrensi
tentang Sangiran dan situs
hominid lainnya.
i I
--------------------------~-------------------------------~---------------------------------
• II 1
C. Penelitian dinamis !I 1. Henetapkan orientasi pe- l 1. Survei pereuKaan di Sangiran
I
idukatif !; nelitian. I dan seU tarny a.
lI 2. Penentuan posisi fosil I; 2. Identifikasi endapan tera
I hominid non Sangiran. potensial temuan.
i 3. Penentuan arah penelitian 3. Ekskavasi pada endaoan teras.
I I
--------------------------!-------------------------------~----------------------------------
1 I
II II
D. Peningkatan sarana- ! 1. Pembangunan laboratoriu1 1 1. Studi pengembangan laoorato-
prasarana 1
I
pene li tian. I
I
rium pen eli tian.
!I 2. Pengadaan perangkat labo- I
I
I ratorium teknologi tinggi
;
I
I

, ,
__________________________ I_______________________________ i _________________________________ _

l !
E. Sumber daya manusia 1 1. Peningkatan kualitas SDM 1. Pengadaan SDM

I
-----7--------------------i-------------------------------i----------------------------------
---- - - -- -

ltATRIKS
RENCANA PENGENBANGAN CAGAR BUDAYA SAN&IRAN
RENCANA PELESTARIAN

RENCANA JANSKA PANJANS I RENCANA JANSKA NENENEAH I RENCANA JANSKA PENDEK


i

--------------------------~------------------------------ 1------------------------------
1
A. Perlindungan dan peles-jL F'e«tintakatan situs I 1. Pemasangan pos jaga
I

tarian situs. ! 2. PemilHan lahan potensial


I
2. Pematokan batas situs
I 3. Pengemhangan sitem penq- v• ldentifikasi zona inti
' I 4. Peninjauan kawasan indus-
l 4. a1anan 'i
j Ekskavasi penyelamatan I
tri 6ondangrejo
1I 5. Penqendalian sarana fasi- I 5. Penyempurnaan Kepmendikbud
I
1 litas. 1 No. 070/0/1977
I ! b. Penetapan tataguna lahan
!i It 7. Pemberian Qanti
-
ruqi
...
temu
I '
--------------------------~-------------------------------~--------------------------------

B. Peningkatan kepedulian 1. Upaya keringanan pajak ! 1. Penyuluhan masyarakat


I
masyarakat 2. Pengawasan kerajianan I: 2. Identifikasi lahan bebas/
fosil !
pengurangan pajak
I

l 3. Mata pencaharian aiternatifj 3. Studi perilaku masyarakat


I I

I untuk masyarakat 4. Studi sosiia ekonomi


I I 1asyarakat
--------------------------~---------~---------------------~--------------------------------
1 I
C. Konservasi fosi!, I 1. Pengadaan gedung peng- I 1. Peningkatan sarana dan pra-
' I
artetak dan situs II amanan fosil Ii sarana.
1 2. Penguapulan dan konser- 1 2. Pendekatan instansior.al.
1 vasi fosil yang dikum- ! 3. Konservasi fosil oan artefak.
pulkan dari berbagai lem- j
baga i
3. Pengembangan laboratorium 1
II k.onservasi !l
--------------------------~-------------------------------~----------------------------------
1 •
I I
D. Pemanfilatan ! 1. Konsep penataan situs. 1. Penataan situs terbuka.
! 2. Pengembangan situs ter- !
! buica layaf; kunjung. I
\ 3. Pengembangan infrastruk- l
! tur
I
I
I

--------------------------:-------------------------------l----------------------------------
1 I
lI II
l l
E. Sumber daya manusia I 1. Peningkatan kuali tas SDM
I
I 1. Pengadaan tenga Satpa11
I

! 2. Pengadaan tenaga PPNS


I I
3. Penqangkatan
-
juru pelihara
.

--------------------------l-------------------------------1----------------------------------

.-, L::
.£.. ..•. !
"ATRIKS
RENCANA PEN6E"BANGAN CASAR BUDAYA SANSIRAN
RENCANA P~ANFAATAN

RENCANA JANGKA PANJAN6 RENCANA JANGKA ~NENGAH I RENCANA JANGKA PENDEK


i
--------------------------1------------------------------
i !------------------------------
!

A. Peningkatan sistem dan ! 1. Penyusunan konsepsi dan


j
1. Penyusunan studi teknis
metode penyajian!tata disain tata pameran 2. Studi sistet. dan metode
pameran (Indoor &outdoor) penyajian/tata pameran. 1

2. Pengumpilan koleksi untuk


tata pameran
3, Penyiapan penunjang tata
pameran
iI 4. Penataan tata pameran.
j
i
--------------------------~-------------------------------~~-------------------------------
1 I
B. PeningKatan dan pengem-j 1. Studi penge~bangan infor- 1 1. Regristasi dan inventarisasi
banaan
-
infcrmasi kolek-1i masi koleksi. 1 sasi lole~si
:
si. !i 2. Penulisan hasil-hasfl I 2. UasifHasi koleksi
I
studi k.aleksi !
untuk masyarakat !
3. Penerbitan dan penyebar- iI
I
luasan. iI
• --------------------------l-------------------------------j--------------------------------
1 i

ii
C. Peningkatan sarana dan 1. Penetapan lokasi museum. ! 1. Studi tapak dan tata ruang
prasaran museum. 2. Pembangunan museum. Ii 2. Studi preservasi koleksi.
3. Pengadaan sarana dan pra- j
sarana museum. !
I I
--------------------------~-------------------------------~--~-------------------------------
1
D. Peningkatan program- 1. Pembuatan studio peraqa 1. Penyusunan konsep program
program kegiatan edu- 2. Pembuatan taman purbakala edukati f.
iI (tiruan).
..,,
"1
Pembuatan program tayang-
I
I an. 1

--------------------------1-------------------------------j----------------------------------
i i

! !
E. Peninokatan dan penqem-1 1. Pengadaan tenaga (kurator I 1. Analisis kualifikasi
.. . .. I I

bangan ketenangan (SD~)ii konservator, edukator, tenaga museum.


preparator)
2. Kengadakan pelatihan-pela-
tihan.
--------------------------1-------------------------------l----------------------------------
I -

JADWAL KERJA J~~GKA PENDEK PEN6EMBAN6AN CASAR BUDAYA SAN6IRAN


DAN KEBUTUHAN BIAYA (DALAM JUTAAN RUPIAH)

NO. KE6IATAN 1996/1997 1997/1998 1 J


1998/1999
1. Survei .permukaan di situs j

I
!I Sangiran.
I.
I
5 I

I1_4_ I,_8_ ll
2.

3.
1I Survei oermukaan
I Sangiran.
-
di sekitar situs

J Identifikasi endapan-endapan j !I 1 !
4.
I teras.
II Etstavasi endapan teras.
i
I iO
3

I _lQ_ I I
5.
.
II Penentuan usia relatif temuan
1 artefak. .
I
II - =2- - -
1
(-2-
i
I
I
I!
b. Ii Ana!isis sedimentasi dan petro- !i
i
1_3_ I_!_ I
I
.
II loqi. II
7.
8.
"
! Penentuan posisi stratigrafis
lI ldentifH.asi seluruh tesuan
I _i=-·_
1,5
lr_L_
__LL I ~:, I
I~
I I
I di Sangiran. I I
9. i Studi tetnologis, tipologis, dan ! 1,5 j_LL
! krono-stratigrafi. !
10.
11.
II Menainteqrasikan
I . .
data.
Pemasangan pos j aga
I
I
1 _8,___ I
I
I
12. Pemasanqan tanda batas situs
1
1 --=-3-=-0_ I I I
I
I~:
13. Identititasi tintakat inti 25
"
14.
15.
II Peninjauan kaawasan industri
Tata guna lahan
1 -~J_ I !
j Dana ganti rugi temuan
lb.
I I
2
I
17.
18.
19.
Penyuluhan masyarakat {UU n. 5)
Studi sosial ekonomi dan budaya
I Sarana prasarana lerja
5

i+ ;

20.
21.
l Pendetatan instansional
\ Konservasi fosil dan artefat 10
I
I
II _jQ_
l_lL !I - -
I :: I
22.
23.
I Xenetapkan situs terbuKa
I Menetapkan sistem keamanan ter-
j padu l_a_
B l
i

24. j Studi teknis pengembangan museum 40 I1 Ill

I,_5_
25. j Studi sistem dan tetode penyaji- 10
1 an/tata pameran
2b.
27.
i

I 1 Regristasi dan invent. toleksi


Klasifikasi koleksi
II 5
.1;

28 • . Rencana tapak &tata ruang museum l


I
_jQ_ I
29. j Studi sistem preservasi koreksi. I _lL_ I I
30. 1 Konsep program edukatif. 11 I I I
31. 1 Analisis tualifikasi SDM. I I I
JU!'ILAH 184 1b8 143,5
3.3 Jaringan Kerja
Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor. 0222e/0/1980, No. 0222g/0/1980, dan NO. 070/0/1977 Situs
Sang iran merupakan tanggung jawab Direktorat Jendral Kebudayaan
beserta ja._iarannya, yaitu Puslik Arkenas, Ditlinbinjarah da~,

Direktorat Permuseuman.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Puslit Arkenas bertang-


gunga jawab atas pembinaan dan pelaksanaan penelitian, Direktorat
Linbinjarah bertanggung jawab atas pelestarian dan pengamanan
situs, sedangkan Direktorat Permuseuman bertanggung jawab dalam
pembinaan dan pelaksanaan penyebarluasan melalui penyajian yang
bersifat edukatif cultural, dan rekreatif. Dalam pelaksanaan
tugas pemerintah dan pembangunan di bidang kebudayaan, Direktorat
Jenderal mengkoordinasikan tugas dan fungsi Direktorat dan pusat
dalam ..iajarannya, sesuai dengan kebijakan pembinaan kebudayaan
yang telah ditentukan.

Ketiga aspek kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang


• saling terkait dalam pengembangan kesatuan situis Sangiran. Untuk
mendukung kesepakatan langkah pelaksanaan pengembangan perlu
adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi yang
terangkai dalam jaringan kerja.

Untuk mendulnmg mekanisme jaringan kerja tersebut diperlu-


kan prosedur dan tata kerja yang bisa menjembatani unit-unit
}{erja tersebut dalam satu satuan tugas.

Dalam pelaksanaann:va, unit ]{et"ja tersebut mengacu kepadas


kebijakan Direktorat Jenderal Kebudayaan, sedangkan operasional-
nya tiap-tiap unit menyusun program kerja unit secara terpadu dan
terintegrasi. Untu]{ men·gontrol keterpaduan rencana tersebut
secara teknis di lapangan perlu ditunjuk satuan tugas yang melip-
uti unsur dalam linskup Direktorat Jenderal Kebudayaan.
':.·~.\.
. '~;:1
.. }' .... ;~'

~-;~.;~;~,:_0,:-..}:ji4,-;;\:·.{~~ ....... ~~-~ .. :,, ..,. ~- -~----·--_____._. ~~.... ---~-


_
""!"
..1. ~
er: ....
LIP ' ... ·.; ...~.;",$'-'*~~~Q~_ft~',i€ -~~·-~(~~'::...~........_...._ _ _ •. -~~---- -~_..~~~i&P:4~~--'--·--

JARINGAN KERJA JANGKA PANJANG { PJP II )

r--' SDM !----


-

n
1 1,
PENELITIAN PENELITIAN 1--
REKONSTRUKSI INDUKTIF
f-'l LAP ANGAN DAN
L.ABORATORIUM ' . -·

~ . SIN'rESA " ~
•·
' . ' 2_ 7
')
INTEGRASI
r-i t-
· AWAL SISTEM FOSIL
i
~ PERLINDUNGAN/ - KONSERVASI AKHIR
KEGIATAN ~ -. .
~-
,. KEGIATAN
PENGAMANAN 8 FOSIL/ SITUS PELESTARIAN
·' ·PELESTARIAN .
i......i
r-'
SITUS . I-- I PERAN SERTA
'

:MASYARAKAT
': DALAJ:1 )
6 9 -· ~PENGELOLAAN
~ -\,- .;

~--
KEPEDULIAN J.3
A MASYARAKAT t- SDM 1-- .J'
~ INFORMASI f-
I DINA.S PERIN- \
KOLEKSI
{ DUSTRIAN
DIPENDA • - . -
lZ. 11 14
\ PEKERJAAN UMU~ MEMBANGUN LAY AN AN
' BPN SISTEM
'., 0" ~ ·• r TATA PAMERAN 1-- H MUSEUM t- INFORMASI 1--

'~~
1s -.._...,
SDM

I Pl~RIWISATAJ'
l. uAi-J
.
~:;'/
Ket. : Nomor-nomor tersebut d.iatas menga.cu pada
bu.tir-butir Rencana. Kerja Jang.k:a. Panjang.
D Ditjenbud.

0 Instansi terkai t

I
29
:r .,
,, ,I .....

i

) : 1 .,
6
EVALUASI ) PENELITIAN I

...
~----------------~~REORIENTAS~~~~,STRATIGRAFI ~----~---------------------------~7
PENELITIAN
EVOLUSI
w
I
MORFOLOGI
1----------------~.,PENELITIAN ~-~.,; BIOMETRIK
EKOLOGI FOSIL HOMINID
I

RENCANA
~ PENGEMBANGA~ 11
I
,.--_.....9_ _____,- 10 SISTEM PE
,. . . ; NGAMANAN ~ ~-1
~ EENELITIAN r- ~ LAHAN - SITUS 1---:! PELESTARI..:j,-~
MINTAKAT NEGARA ~ 21 AN SITUS I
i
SITUS
12:. 17 - ~ TERBUKA
PENGENDALIAN
BANGUNAN r- PENATAAN
SITUS

AWAL t--+--------------------r-----,11~ EKSKAVAS I ~~-~ PELESTARIM


KEGIATAN PENYELAMATAN FOSIL t--------.Jk.'-------~
I
16
PENYATUAN
r-----? FOS IL
1.;1_

" PENGENDALIAN_
f-------7 KERAJINAN
FOSIL

STUDI MATA
ENCAHARIAN t--+---fl
7
KEPEDULIAN
ALTERNATIF MASYARAKAT
11 22
KERINGANAN ~ KONSEPSI DESAIN
~ PBB ~ TATA PAMEEAN

25
_ ~ TATA
Ket. s Nomor-nomor terse but diatas mengacu pada PAMERAN
butir-butir Rencana Ker ja J angka. Menengah.
..-.: n

JARINGAN KERJA JANGKA MENENG~! ( PELITA · VI - VII )

2
,___
r1 DATA BASE

REKONSTRUKSI SEJARAH PENELITIAN


KEHIDUPAN MANUSIA JANGKA
M
PURBA PANJANG
7
~.~ORFQLOGI
~ ·HOMO ~A.PIJ!NS DI TIUXlNESIA ~

~
.-] IMATA PENCAHA-
KONSERVASI Ril\N _ALTERNA'riF
!...: FOSIL/SITUS f - -

----------------------------------~1
PENGAMANAN
~ SITUS
"'j
.!i PELESTARIAN
JANGU ,.
• PANJANG
PENGUMFULAN 1--
~ KOLEKSI FOSIL

2 26 2 28
STUDI INFORJ.vL'\- MENYUSUN
I---41SI KOLEKSI 1--~HASIL STUDI PUBLIKASI
KOLEKSI

20 1
STUDIO 1~/1.1.
·1 PEMBANGUNAN
MUSEUM PERAGA PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
h FISIK/ NON LAYANAN INFOR
30 2 FISIK MUSEUM ~ MASI JANGKA
SARANA TAMAN PANJANG
PRA SARANA PURBAKALA
JARINGAN KERJA JANGKA PI
1 5
SURVEI PERMUKA- PENELITIAN/
~ AN SANG IRAN .- .ZlliALISIS
KRONOLOGIS
-
2 6 10
SURVEI PERMUKA- PENELITIAN -I
'1.
r- --7 AN SITUS TER- ANALISIS PALE I:\ INTEGRASI
KAIT
·- EKOLO.GI
7
DATA l
7/8/q
PENELITIAN EN- ANALISIS
.~ DAPAN TERAS
SANGTRAN
' I ARTEFAK -
3/4 ..._. .
f•
~ .

1~ l"i
IDENTIFIKASI MENETAPKAN
r PEMINTAKATAN - .r KLASIFIKASI
'1.
f-·
r-LAHAN
11 - 23 --.
POS JAGA 4 22 SISTEN PENGA-
~ r
SITUS TERBUKA
.r
MANAN SITUS ' -~ -
... . ---·
l.2
PEMASANGAN
~ TANDA BATAS 1--

· sr'l'us

AWAL
~) PENDEKATAN
INST~Ns.I.ONAL
?()
- 21
PELESTARIAN
KEGIATAN - t FOSILISITUS
SARAN A
~
PRA SARAN A 1'1 t-
GANTI RUGI
I? TEMUAN
16 -
-
- -· -

STUD I .... . KEPEDULIAN


4 r .
_£QSEKB.UD 1R MASYARAKAT

~ PENYULUHAN UU ,_
NO . 5 I 19 9 2 _ll

PENINJAUAN IN- '


y '
DUSTRI GONDANG- I
REJO
_M I'
II
I - 2'5
I

STUD I SISTEM &


!
rt METODE TATA
i
I
- . PAMERAN

REGISTRASI IN...:· -
' '-) FENTARISASI KO--
..
LEKS I
-1
28 2&.
. ,.
· sTUJJl TAPAK . -- .. - -- - - -- ·- - - - - -- -- - - - - - -- -- --- - - ----- :---- . ~
I I

.~ ~ TA'.DA
i
RUANG ;' I

,__- ! . - I
I
~,;)J..:..&.'-•··- I
:UEK:::L;: 29.-
I I
'
I

~
KONSEP PROGRAM 00 I
KEGIATAN EDUKATIF
I
l
\
-
ANALISIS KUALI- ;
.4 FIKAS r TENAGA !
MUSEUM 3_1

:et .. J: Nomor-nomor terse'tnl't; diatas mengacu. pad&


· 't:utir-Q1ti:r Rencana. Kerja. Jangka PeDdek..
~DEK

PENELITIAN
--------------~~7) 1 JANGKA
l·~Ei'J EN GAH
L------~

PELESTARIAN
.L. ..l.
,.r ·SITUS JANGKA
"' MENENGAH

27
24
KLASIFIKASI S1'UDI TEKNIS
,.,
· KOLEKSI
~ PENGEMBANGAN
- MUSEUM
,_ --

-I
3.4 Koordinasi Lintas Sektoral

Pengembangan situs Sangiran tidak terlepas dari kepentin-


gan-ltepentingan sektor lain yang berada di kawasan yang sama.
Bertolak pada kerangka pembangunan yang berkelanjutan berwawasan
lingkungan seyogyanya pembangunan sektor-sektor t.ersebut tldak
mengurangi peran serta kawasan eagar budaya Sangiran sebagai aset
pembangunan sektor kebudayaan.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang


Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, Departemen Dalam Negeri merupa-
kan koordinator. Menurut Undang-Undang No.9 tahun 1990 tentang
pariwisata, salah satu obyek wisata adalah obyek wisata budaya,
salah satunya adalah situs Sangiran. Oleh sebab itu situs Sangi-
ran potensi untuk dikembangkan sebagai aset wisata budaya.

Pemanfaatan situs Sangiran secara lintas sektor terkait


perlu pengendalian atas dampak negatif yang mungkin ditimbulkan-
nya. Dalam penentuan tata ,ruang harus berdasarkan pada Undang-
• Undang no.24 tahun 1992 tentang Penataan Ruan. Sebagai kawasan
eagar budaya, situs Sangiran perlu dilindungi kelestarian ling-
kungannya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1986 tentang
Pokok-Polmk Lingltungan Hidup. Pelestarian eagar budayanya dida-
sarkan pada Undang-Undang Nomor 5 tahun 1992 tentans Benda Casar
Budaya dan Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1993. Pemanfaat
penelitian oleh orang asing harus mensikuti ketentuan Keputusan
Presiden No. 100 tahun 1993.
Sedangkan penelitian arkeologi dan geologi selain berda-
sarkan pada Undang-Undang Nomor 5 tahun 1992, .1uga
. Kawat Menteri
Dalam Negeri Nomor SD6/V/12/72 tahun 1972, Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 064/0/95 tahun 1995, dan Keputu-
san Bersama Direktur Jenderal Kebudayaan dan Direktur Jenderal
Geologi dan Sumber Daya Mineral Nomor 646K/12/060000/85 dan
4277/FI./J85 tahun 1985.
·-------------------------------------------------------------------

Untuk melakukan pengamanan terhadap kemungkinan ulah


manusia yang merusak kawasan situs Sangiran, perlu dilaksanakan
penegakan hukum. Hal ini dilakukan melalui koordinasi Direktorat
Jenderal Kebudayaan dengan instansi keamanan (Kepolisian) dan
instansi penegak hukum (Kejaksaan dan Pengadilan).

Secara keseluruhan, koordinasi lintas sektoral diperlukan


oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud, dengan

- Departemen Dalam Negeri/Pemda TK I dan II


- Departemen Pekerjaan Umum/ Ditjen Cipta Karya
- Depatemen Keuangan/ Ditjen Pajak
- Badan Pertahanan Nasional
- Departemen Perindustrian dan Perdagangan/Dinas Perindustrian
- Departemen Pertahanan dan Keamanan/Kepolisian
- Departemen Pos dan Telekomunikasi
- Lembaga I lnm Pengetahuan Indonesia
- Departemen Sosial
- Departemen lain terkait .

3()
BAGAN ORGANISASI TATA LAKSANA

. I
DITJENBUD
1
SEKJEND
I j

r----------------------~----------------------,

l
PUSLIT DIREKTORAT DIREKTORAT I KANWIL
~?DIKBUD
ARKENAS +-----> LINBINJARAH <-----)
L
PER~\USEUMAN <----->

~-------------J
:
l I

SATUAN TUGAS SANGIRAN (.-----> KANDEPDIKBUD

Keterangan garis komando


--------) garis koot·dinasi
BAGAN KOORDXNASX LXNTAS SEKTORAL

KANTOR
MENKOKESRA
....
,. ~
<
....z
0
~
0
0
~

DEP.
PJaiWISA.TA 1
DEP. HANKAM R>S+' DA1f
TELEIIDMUN IUSI
'J E-<
<
~
z <
<
Cl
~
<C
>
0 ~
z <C
<C ::::!::
:::>
~ z
<C
<C <C
E-<
<C ....z
E-<

KERINGANAN PAJAK DITJENBUD EXPLORASI


BUMI DAN BANGUNAN DEPDIKBUD
EXPLOITASI

z :r:
z
<C
~0
~ ~
....<C <C ?9 ~
....l
<C
....l
~~
Cl <C 9
z z ~~
w :::>
0 ~ Q
0
z <C '?'A.
w E-< -).
0..
<C

I E-<

_j ·-·KAN'foR.:MEmur -j
\
\\

BPN ..-
I •

IV. PENUTUP

1. Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan, situs Sangiran merupakan


.. laboratorium geologi alam dan situs terlengkap di Indonesia
untuk studi evolusi dan rekonstruksi kehidupan manusia purba
dan lingkungannya. Di situs Sangiran selain telah ditemukan 50
buah fosil Homo erectus, ditemukan juga formasi stratigrafis
yang tidak terputus sejak Kala Pleosin Akhir hingga Plestosen
Tengah, sehingga situs Sangiran dianggap sebagai salah satu
pusat evolusi manusia dan laboratorium geologi alam di dunia.
Dari segi pariwisata, situs Sangiran mengandung pontensi
sebagai obyek wisata budaya yang mempunyai daya tarik tinggi.

2. Masalah utama dalam pengembangan situs Sangiran adalah teran-


camnya kelestarian situs akibat aktivitas alam maupun ulah
manusia kurangnya informasi tentang posisi stratigrafi fosil
manusia dan artefak yang memadai, dan belum sistematisnya
pameran dalam museum situs.

3. Untuk menangani permasalahan tersebut Direktorat ·' Jenderal


Kebudayaan menyusun Rencana Pengembangan Cagar Budaya Sangiran
yang meliputi pengembangan penelitian, pengembangan pelestar-
ian, serta pengembangan pemanfaatannya.

4. Pengembangan situs Sangiran anatar lain dimaksudkan untuk


pengembangan potensi situs Sangiran sebagai pusat studi lrehid-
upan manusia purba, berupa suatu model laboratorium bagi
pentingan penelitian dan pemanfaatan situs Sangiran. Untuk itu
perlu segera pengintegrasian seluruh data dan hasil penelitian
manusia purba dan lingkungannya.

5. Agar pengembangan situs Sangiran itu mencapai sasaran sesuai


dengan visi, misi, dan kebijakan yang telah digariskan, maka
disusun rencana pengembangan dan rencana program yang jelas
maksud dan tujuan, strategi, dan rencana kerjanya. Rencana
pengembangan tersebut dijabarkan ke dalam rencana program yang
secara jelas digambarkan sasaran jangka pendek, menengah, dan
panjang, serta rincian rencana kerjanya.

6. Untuk mendukung mekanisme jaringan kerja yang dapat menjembat-


ani unit-unit kerja terkait dibentuk satuan tugas pengembangan
. Sang iran.

7. Untuk melaksanakan rencana program juga disusun jaringan kerja


dan koordinasi lintas sektoral dengan instanSi terkait, seper-
ti Depdagri, Deparpostel, Dep. PU, Depkeu, Deperindag, BPN,
Dephankam, Depkeh, dan instansi terkait lainnya, berikut
~iajarannya, bail{ di tingkat pusat sampai dengan tingkat II.

***************

I:
.
- - - - - -- - - - - -- -- - -- -- -

S II I, I !i A II Lampiran 1.
,_

1\:?UTUS\:l
!!.EIIE.f1I PE/:"Jl:;IY.J\tl D:'.!l ']::fllil',\1,\ci~
Itl:"?lJdLli( ll!ill'UE~;lA
llo. 070/0/1 '!77

! Pccctap.a.."1 Du~"'·<J.h S~..::-..:1 S0':J2..sai Cc...::;;,:-


DudO,J·n.-
HENTEHI PEiiDffiiKJ.Jl DW !:s.:JlTD/,Y!v:Jr,

I
,
[
I 1. Sm·nt Kopc.ln Jo.\Jntnn Gooloc;i llnnc\une llo. )0~';"\ ~i'.:""o:";C·'·'· 0 r:~,·)~:':or
1962 ye.ng •lituju.kz.n kopada fl.esiLloll Su.:·n~~.:·ta. c.l_,-,:; '.:-:·::::~J!i~··!! cU-
kirim puln kope.un Dina.:J Pu:-'u!!.ke..Ln. den ?-)rti.n:;£:;c0.:o.:::. llesi::::-•J.
Jaknrta 1 m'3ngenai p-::!rlindJ.:r'.:;~n cL!(?I'all Sc..ngit'<:'.J'.
<1:.

2, Kojnttusnn rorat. Tcnr:t Cncr.. t·lht(:;1yn Scu~.:-:ir;1n l'''c\~ :~:·,;_;c n.l 17 - 17


Dos~n\bt.?r 1976.

l·!.,nim'tMJ." 1 brJl'.JI\ nntuk kcr..:lnt:.apMl p<.n·l.iJ~c:tt.:1:,;:1:1 cbcr<.)\ 5:·.:1::;-i:-.--.n, :·.-oi":.L•. ~J::>nc;.:~:l.


t.indnk lnnju:. l(rypubLo;c.n Hnlll<•:·L ;'nr0.. idiknn Dn:s0t' ~:,·.:o "-~\.·u·>•:."(\.:'.1\
i:.I\JV;gnl 19 Apcil 1 %J llo. 7.9/i 96J pct·lu "''"l\:··~t_ .... l-:..!::1 r_,:-:..:-~!l... :C..·:_-:.;;i.rur:.
scbnel\i cloert:Vt CogCU" ButV>yn.

l' n, Honum?nten Onloru10ntie Stbl. ;:>JS tn.hu.n 1 ':'J 1


f
r ll. 1-:c rut u 5 ('.!\ p r c::oiuc n n c pulJli \.: T •
.:.:t...toncsln

:
I 1. No. ?J/If to.Jnm 1 Cf12
t
?.. Ho. 9 tnhtm 1973
r
l
J.
...
I
No.
llo.
E/H trun1:1 1 CJ71,
4/., tru1w1 1 'f1 '·
l
t.:.
5. No. 1,5 tf\.J;',\.:1 1971,

I
r
'
c1. r:oputusnll ~1-Jn\P-ri ?cndi(li~~".:l ,•:·.:1 r\c:b!Jd,'-::.~:•Ji 11:. :;;/.~.~/1'···. ;

0, .Sur·"t. V..t!ptttu~nn Bot~:J.IH:/\ tL-:n'.r:t·_:. r'~t·d.~-c(~~~~:nrt, r1~~~:;_.·: ·! :····: · -~"' 1


dnn C..'.ubcrmu· lhnk Sontt·p~ llo; :;(c/i;l.J~,/U/'7~,, ):,). c:.':,,6'/''··. ;.!T/
J/70, rio. Kor ./)C .fl I/ 1 770 !l'~ :· ~.... ''·' ~· ......l- 1•r. :::1:. ! .-: '' ;·· >..,. :.::.-: n ,:·r: .. , ..
nni p:lsC'~ 7 dnn pnsc\l 9 ;

r. Jn:.;l:.ruk:;l lhntct·:ll'vndJdll•..'tl\ 1~'!:\ l~·:l•:i•l o ;,-·


1. No. 8/1-y'l<J??. i
~- llo. 01/A.I/197); /

lo
'..

j. St\l'nt r:t:>putt..t~(\1) Ll!f~tbnr,n f.i.t . hiU\f~, tl·u·\r}\~: i\r-•;t\I' r:,..i,· ,:.: '1~1'!1 r· r
n.u. Jllk1n~( 01/I'I/7) j

1<. Surnt l<opulu:~nn LcC'\bn~.;n l.~U"'-'\;;, li.'\t·>..:,~ ~i,!:::u· f·:p; • c-:~~:.t·.:·, r:.r.,
l\<~po.Ll:rirut Ontlcn lCoot'<linll::i J<.,. 1.,1l.i::tllll lllll::,r·:, "·"· i-:·•;·,,' _ .
tlo. l'ol.: Fo}..su~·l?/ 1/;G 1 Lt0 J:·l:r 1.'\r:tpir·.'\nr;:;n.
': i~ I: lJ T U :, ,.

Rnlt\/n ~i tlLS kcr:.::t1"-.Y:.:1l;\cJt\ di c.l.:~crnit s~!. !l.~.'..r2.n d~\:1 sc~:.!. '. . :~~-::-·~ J ::t'.!:;: :·~=--­
lctr_'-:. ,bLHI KJ~".:;\.1t~11 S:-n~:L!n d ·:\11 !;,.ti,upC~t·~!l 1·~"'-!·:·.::;':~",:,'".r J.~:-· ..,_ Tr~n:~;..:~ ,(:·')-
l\;,1'~'1br.t.ns !j.:lpc·":.i t~:-!:.0ru ,\n.l.:l~ Lcnpirl\1\ I l'·"-'~ l i i·;,!!:'..lt.\.!.::~..:1 i.ni. :.:J..•.·~·­
t!\rY..an sclH1:3~i C~t:~~J· D'...!d~yn ?~r.-.~:--i..!\t.:;..h P..~pu!.Jl_ij: l=~ ~"..!r:r~·.::si~.

Kectun pll!"i:! [let~.il.i .l•/p"'::~J(I!O(t :_<"\n.~J\ d;\l::H!l lill(:~~Jr\;,:<-.1\ dc,':·r.l\ o.>::;.:-J· :Jucb:;:~ ':.ct· -
sebut dclc!:l p.:1~~ u?crt~1~ 11 \.,'ojiU r.l2U·:!Lil\are t!t. n : :1:o:~~/·~l::\r::'.:.~..._n.:: si~ ·.!s
1\epurbakl"'~aan t:.:::;~an sebn.ik-'on::i.k! ,~:<'..

( 1 ) Tr'..nn.:~. izin .5~~k.:..t S...: int·c.h cl:'.n l 1 •~u·h<'~ . . . . . lc JC':.::\ 7,::r"..~;~.i1 j"~. :-'..:-: ':..''):-::.:1·.1~~~­

!
t
nt..:!.~ nar11 r..::.:-ck-~tt: t~.~cktot·.:1t Scjc.rXt drv\ ?'...:::JLl~·..:!!..., c...:_::_~l~ ~n~ :-:~:· ·~:-
sr..k/r.Jcrubah r.t.:1u r.-::::l[;~C'.li tru'.2.h d~nenn tuju:::r. r.~ no::r. ri '::::::-:,:,, :::•~;:.~:·
l.n.!c\1)'£\ d!. c~~.~.·ah ~f';f;ru'" ElucLJy(\ s2Jl~iran ~Cp€'!"t~ t~I " ~·Jt•.J'"... PJ':!G !){\$~:l.
"?cr tc".t!lll 11 ,

I
I
i
f·lcr.tll:'J\(;1.~\ u:::·-::'-u\:\11 l!i tlncr:lh c.,c.;~.t· tlutlC'..)':;! 5.::J<;ir·~~!\ ::c;-~rt.;. t.c:·:;c: -
Uu: p~. - 1 ~~ pr\~,:--_l ··i~~:·t.:11:~;\ 11 tl.:.t:ct·luk('" r~...!t"i::in:'.n ?c:-.)! ·.i.l\t.;"_:, i~r.(:r·:-J~
sct0lrj\ b·~.~k:"t"~ttlt. ;,~i tlcr'-r:'-!1 Su~t:..:., St~jc. r·;~h (~::1 f'u:·tH,~: .:l11 ,;,., . , ,. . . :·-
n,:::·d\ yn·~~~ l .. ::·~.in.!~ ·.l: tt~· :t.;, n:tu :~ lllt·:~:-:t.ur· D i r··"~:~. ,.,t- .'1~. ~:,._;,,~-:1~! rl~l!: ;··,.!:·-
I.Jtt k ·.l .....

Se~:~L"~ t'·:!\..:!r.;;:-.:1 L:·::·.I·~-L' ·~:H\:~ y~.l';: b:n1ilni ~·.'j:\:·:J ;,/ Iu:·ll:\~::~.: :! l.~::·::::~.c·-t::
fosi.l-.:c~'il l:~"'.lll<::-i.r./L::n·tbu1~ I (Li. (\."\..Ltll ,l...iJt/~f~..lJL~:i'.!~ tli"'Cl'<•Jt c.-.~·:;,;· llu·.L!::I:
') .·.'.l:~l.:'.t-~:-.n!J0Lr'\.J'"- cL'1L:r j~1.~k:t \.:td~Lu f.: 1..!j·-~.h
1
t\."1':-:.!hut t'n.-: .. :-,.:,·{.·· ;t\ : •

h:~t~~- .- ::j · ~:: ;: '1·.:: :. · .:·: '..' .~ ~: ~) r.'~lrq~ct · k... :p~l<L"\ ;:>u.'1!-: ... t S.::j~,r·:·21 ci~·-~ i ?,..t:b~..,. >:_;l,.
Jn~1;, T-:n;_;nn 1:1-:ll•::!•.t:!. p,~(·>~t'intnlt ll t~r:r·r·Jt ~·~lon;"t' ..

lt:'J.-1!:'.1 ld.11 :::-.:1_: ~clu:: 1 c\i0tw· t\."tbn l\C!putus1~:1 i:1: .c.l:::(\ d::-.':u:· 2..-::..'i.)\

l lnnjut Ci'...L"'.l1 J:c~.Cl:tuo.n -:cr::;cmi.:i.r-i..

• fr
1. Sckratcu-int !!0~:·"-:-:.::
~. S okra tnri ., t l<.."th) 11..: L,
J. S Oruf\ ~l0n tCl'i tf...·,:~~- . ~ 1
1,. Sonun Han tori 1
5. Sokjun. Dopt. P c:'1:1 :·. .
r,. SomU'l Oir jcn, tkJ.:~;·, 12: .,·· I, " " \ l'.:r:: . .. \ (0."1'1 t:,
'/. Jn:;;'r"klut· Jomkt·:•l ~~·~;.· .. I ·>,.\ '·
U. Kot.UD. l3l'JI< pndn Oc!1t•• P 'c':::: ;:,
9. Senun Sckrctnri!J Dit._i'!l\ 1 ~';jr:n.~l:-~"1 Flr'JI': d~tl0J1
l..inekunean Dept.. I' c\<1:1 1; 1
10, Sc1::un Diroktot·<"\t 1 O:'.'•J, :'~.;:-:t.~ .• I:l:;p.~l:Lur d.~:1
PI/ tlnlnr1 Jitv•htn :"'.l\ t:,·,':... ? d:·;, 1:.
11. Y..a. .l(:u1wil.Dct;L. 1·· thn !; :'r·cp~!tJi :;,, ... ., Tc~t,-;:o.h
di S cr.mr rJJr, 1
,.. P. Scnun l~oonlin:1lo: · l'c:·.., . ,.'J.-~· ~-ilwt•i S"·'::l ;\
1). Sor.:un Un.iv ./ln:;t.itul/jcl:ol:l!t 'f i,,;,:r:i/f,I";\.J,~:·ci
d1ti.·,Cl l..it1r,k1.u1c::\n D~pL. r c\.,_:, J: 1
1/,, !1nc.ln11 1'~, •.:·lk:;n Kcur".n~;r.n 1
15. Di tj.~rl. J\,,~:t~lll'f\11 1
1(,. Di t~on. I'~•J:·. k;
17. Dit.l'et·I..Jcndllltat·!\:;11 11._. ,~.11'1\ t!r..J1 T.-,L, L·,k::;un
'·Tl ·.·:1\1'1\1\1 •·
1!1. s~nun l<..•utt!-''r l'...:t·IJUllti"UI:\1':\~n II,J(:."\1'; 1 1
lC), Cubot·mu· !·:0pn.ln Dn...:t·."\IJ T:itl.,'~'-:r•t I .ltl'.J:\ Tr.t1~:;\.Jt
tli Sorrvtt·n1v: 1

20. Dupati I<.:Jr:~ln D"-cr;-.h Tin::lr~'t II Srn:,cn


tli S1·n:.:en tl~n 1\n.r::ln:;rut,.vor 1
=~ ,. nn<\.'11\ /,c\nin.i.str~si llc(:ornl
')
~ .
. ')..... l...:nl•n:::: J\drJrti:;t.t·n:;i !I :c;:l'11 1
?.). Biro Pus~t Stittiztl.k 1
2.4. DiU'l 'EIILS. I ,..
25. L. I. P. I. I

. 2(>. 1\ctun DPft - RI, 1


27. Kont5i L~ DPR- ~I.,
28. H/Uli(J\.'3 DES/Jl Kcpolisinn Nceru·C\ Il.. I. ,
29. I<ODAK IX Jc111n Tcr~~uh eli Son:n·~nr:,
)0. P AHGKOPKAHT JJ, 1
) 1 • PIIJIL:t\lll'KlJtT]llJf, Jn•.ra Ter1{_;nh,

I
'

/
tlo, ·of.'·/ I en··
(J I . ,, I.

Sr:DEL\.H THlllf\ : ( ~nh utnrn keselot.-.n dr.:-i h::c: :1<'.r·<.t :(<:: ·~·i.~t•.:r ) .
1. Cncr&. d<!so Gcncnc u·~:-b:'. t.n:..:.:\ c!.::nc~n ."'.:;:rr~.-''1 GC!r\i?nt:;.cn. ,..
2. II
Jtu-ul(·:.:"'ccn II II
" Plupuh ci:-.:: j ·~r.·.'..;cn]-~ .'1
C:.1nt_; ~: :> i_.
t\;1:1

J, 11
Garr.birnn II II II
J n In b 0 n.
II
Jc~il'O('O cbn II .I
! \111\· Itt I.' • .i".
I,.
f·~uH.JU
It
5.
6. II
1'T~Iljt'Jlt~:~:\t'i tJ,_;l'il:·.L:\ ;···1 d•·tl;::l,t rl:tr-r·:·ll I' 'J :t::rr•:·:;rul,

?. " lJ[:~\bl.:lJ'-r 1\t.:tC:au·i ,_1 ··.11 II•:Jtjjrlt; \J-:r · (,.d 1'.·'~' "''1'/:'llt ·'•··! rd 1

S.Sol:o.

8. II J0r::b011[;.:'ll l.l.:!d.J:tt:tS:'.l\ d-.:rrr:<'.ll t1acr:1k 1\l_i.nr:t:t'Jl, T~:n0r1.

9. II ~lonoV.crto d:-.n Gunun.: !(unci ber·lJ~t:!:.rJ~ ci0n~cn lbc;·<]!


Honor·cjo.
II
10,

11 .

S::UELJJ! SEU.T/JI nrrut ti111tU' lee bc~·nt, lii\\Lii t:l ..... r·;, kc scl:1t:ut ).
1. lJncr:Vt 1\ndiloyo bot·hnt.~.sru1 tlr~ne::~n tbct·l'JI ~·lono;.!1ri ('.J':.ilrn-selr.t.i\n)
cbn clncrnJt t:i.njorcjo di tirnur.
2. II
k:lli P:~rrj uj rut b~r\.JnL:'.:-;::,11 clengnn cin•~ r r.h G,:-,:,oloni~ \·Ir: l."\ 11 1
Gn ..
·- oolonc.: 1\u).oll, 5crtn j :: t. in: j o.
• J. " l<rici k:'.n bcru::t.."\s:ln clr:n,;l'\n rl,"\CI'I'JI /.11j i 1-::'.n/ 11 c j o ~ -...r i ,
l:.."'li l\cctw1r, lhll !fw !(:c:u.r.

'·. II
~h ,, ht.:l'l•"l'.l :;:•Jl do.:tlt:•vl (\."lo.:t·:vt rlr_;r":.lJat'!{;.
Lui r~n·•

SEDEUJ! D,\JlH ( nrnh ut.~n sc:l:llnn, tUI~ttl:•i tl:·1 · i \;.:ll·:•L kv Limur ).


1. Pnct·rh Tcr,nlonlJo cl.111 llr,uu·J,ul l>nrl':llnt!rtn dcn,:,..,n d(\(~r·.;lr Ci:.
TcGnl0111l>o, Sur.JJc:- c\:111 dncr,·h T,!~oln~jo.
/.. Oncrrl1 K::.li Solc0 tl"n;Sol(" uc:clJ:,t.:~s.~n dc:nr:l\I1 t1.1crrJt Dolorcj·~ .

J, . ~ .. 1: l\:11\ f~"\!'.'11\(;:trty.'ll' lJ<:dJ:: LII:;:•.J\


( · ··::::: th•t Pcngk.·J..
..,,1
'·. "
II
Kcrtlncpull(: \,c,·bnl -:: . d<.!n,~n~' chl"!t·nh f1•:.lonr: fl"l:i. llcnc\0.

GuniJClll.tll ILl\ l<ntw.Jt•t;'.ltl l,.-;dt."\1..1:;:~11 :'.:n,;t 1\ •.l•·.(.•J'(dl r·,,:L'r-


5.
roj 0 (\~II t\:ICl':tlt fi(IT ' .\lt~rJl,
"
6. It
CG . .Jcli:;l:at·;'\JlL!'l"'~: .•crl,nt:J:;:lll cl·.'t•:-:··.11 ,l·:vr:.J, ll,:c,:un::ttll
c\urr ll.::11do.
?. " llc:·ukull lJc:t·1"'t.:~:;:c:• do.:ttc'"' d."lut·:~l· i".::l.i •:r·•··:•f'·J.

.n. C,~"t:c.:l.i k tl:ttl G.;:l::l,l:u\ 1: hcdJ.;t....,:;:~" dr.rij::·JI tJ., .. ,.,..J, llnjo:,,:,

9. II St\lllhin~jo llf:l'LJ:IL:l.'::tll d·:t•l:!tll clr::r:·lt j'j I:~J·t:l··:ju o\'!11

Toc:nlr<' .i o.
10. " 1\Jll:ltl d:u1 ',/ntlot·c.i<' lo.:t'\J.~_t.;,:::•ll rk·n!:·"ll d·tl't'I'JI J:,·ctod0-
IJ:'\Itollo.

\ 1 , j):. ,-:t·; •J I • • • • . • • • , •. , , ,

Ii.
r r - 2 -
I'

11, D:\Cl'l.~.h Dlcttc:'Jl bt.~dJ.:tL~t:;~!ll dt•:tJ::!rl d,:r:t·•.dt :··.:r~,·~:::_!r·.:. •.!:t!!


J(Jn~gbn.~ d.:cn u.:rnnltb:\!~;_;.
12. II

1), II
Cipo. t Llot·L\.'1 tn ~:~n dnr!::::::t r\nc:z ·;dt '!'.:::~·': L.
11,. If
S e i1£; (.!'('Jw.n IJ c rb .: L,, s .:; ~ d.~ nc_: .\J 1 d;t L' t • ;•J \ ~~ ·..:2\.t: '(.: j o l ~~'.: 1
l.J:;tuir•.:n~ cl."\11 lilutdl!.

;~. lrl'..JL.
( c.rah b;::.r :\ t l:o ti r:1ur, eli r::ul. !
. i d :\r i ut:u·n ki; .sc- J "· ",n ) . ~-
1. Dnorr.J1 Groeol !Jcrb~ t.,s:·n d0n[;,!ll tl:-.0t·nh Trusur::..
2, II
Corns bcr!JC'.t<!s:-tn dcnc:u1 cboz·o.h 11{;l'Ui<2Ji.
J. II

Bol\Yuurir d:u1 Gt_;. 0:11tduJ1[; './o1tololc• "·~:·b~!L0::'tll d ·)n(:nJt


dnornJ1 Ciku.lon thn Urnrv:k.•l.
4. II
GeJiunn ucrbnbsan dcnr:en d:\Crl'lh S·~nt!.r::1.~t·cjo.
II
5.
l<ociUJtl{tluuo Ul! l'lo; I L:t :;."1 11 dCilf ;:t II d:tc r: J I s._-r 1: h llt:dt U't: r I .
6. II

Y-nli JC\J.lUJJ.gc.lo"o tl.•n Duh ...h borh:tt.~l!;::\Tl uo:-:-:~c.n r..L:!c:-ch


PltlO;,nri I

'?. II
Sor.1birojo dru1 Dukuh -'>OI:YJr:-oro b0r·b:::tnc:."'..~ dcn;;:~n ·l:!''t·~·h
lh11Lllp,
II
8.
Ciolns l.Jcru.:-t."'\~llll clonc;:v1 cL;cr-:Ut f.l~n,lwtr;::;:~.


•.
--------------- ---- - --- -----~---

·' -··-------,
I r~':. ;~~-; ~··:.< I
.· ·-· .. ;.

•:t

_..
....... -
. ....
-:
~ . ,·. l

.,.

·'

• ·..
..·... ~ .

.,.

·-.
-~f

ro_•o" •••tto oo•

Gt I 0 l.w L.... ;. C:_L .. r· :.;1: -:.~·

.
qa•it tOJt'tlul

__ j
I
------------·----·--··- -· -··
II

Lampi !'at'l 2 b
.------ ----------.
: ..

-:·
........ , .
..... "'\ ....
.:;·_c.,

··_.-:-;.::: .

\. :!~.
'~- .'
··; ·.

... .. _· .. .-·---
···.:· . :·
.' •. \

-.
j
.-
\;c. e "o ...

D Ba:tas eagar buda,ya S:l.!:giran

D -
Lampiran 2a

BULUREJO
..

I .
I ' 'I
{
' I l
I...
\ ..

I
(/1
()
)>
r-
I'Tl

~
t.n
i 0
C>
C""J

J
; I

IJ
-"'""
c
"'
~
~
e

-"'
II-
"'l
;j
t:l
>
"'~
...
c:l

E
KRITERIA PENENTUAN BATAS WILAYAH SITUS SANGIRAN
(Penjelasan Lampiran 2, 2a, dan 2b)

1. Meluasnya sebaran temuan, yang meneakup seluruh wilayah Cagar


Budaya Sangiran berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No.070/0/1977. Dalam penelitian terakhir tahun
1994/1995,sebaran temuan tersebut ternyata juga dijumpai di
luar wilayah eagar budaya yang tereantum dalam Keputusan
Menteri tersebut.

2. Di luar wilayah yang masuk dalam Keputusan Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan, masih dijumpai singkapan-singkapan formasi
Kabuh dan Notopuro, yang seeara teoritis banyak mengandung
temuan fosil manusia, fosil binatang dan temuan artefaktual.

3. Perlu dibuat batas wilayah eagar budaya Sangiran yang baru


dengan menggunakan jalan-jalan desa, sungai, dan dengan memp-
ertimbangkan amanat yang termaktub dalam Undang-Undang No.5
tahun 1992 pasal 2 (a) tentang Pengertian Situs.
l s-.. T
.i~.i

."i
-j·

!.-··-~. ·; -~ !···. , .•.• -. ----


)"·.!:"•. . !. . L ' •. .'·'.·:::1 f '...;

~... ·_;:; ~:-::, ~ .. - ·; :.~ .


!.. ' :.

h \ .... !·· ....._, .... ~ ·...... , ....


; ! '....• '.. •....• ; ...• '.. ~ 1 ~--·'

l. \ ("'! ~-...-! T ~-- ( T 'f'\


! ' '... .'I ; ~-! '.!. ; .

• .• ,_!,.I.....
:::i! i...t:"i"
,.... -
·:' ; ; ---~ .•. !

;" . {iT",_..-,-.. ,.-, l '" o ·''·,l


:·.. t ,__ ' t ·' •• :· ·: ' ;---j ~ /-; ~

:: ...·.i :. , , .,.. ,.. .. ::,r-;c; ., ; , ,, . : .. .- .- ... ;·;: ·'· ~-- .


:::• i i

;.. ·:_; ::-i :: i i. _; ;.-· ~ j" f '....• ---~: {·::' :~::

:_.·:; r: n :.;_ ; ..... .


::!---. !:'•
;,-' :.

; '·' .-.: ' ···' ·,-'; ' :~ .i. ' .. ,o, j'"; ..

.\ .........
.:.. ···_-_:. i ' .. .!:::-.
SITUS SANGIRAN : POSISI DAN POTENSINYA BAGI
PEMAHAMAN STUDI EVOLUSI MANUSIA

Situs Sangiran terletak di depresi Solo di kaki Gunung Lawu


( Gambar 1), ~rang dulunya merupakan suatu kubah yang tererosi
bagi.f:l.n puncE~.l~:r!Ytl. sehingga men)<eb.:ttilio.n terrj o.Cl.Ln~ro. TtrvePa (: !ien5.irff.•o.-
k.an te.Pball) dan memhent,uk sua b ..; di.#.pl'esi ( Gambar 2) _ Akibatnya,
lapisan-lapisan t,anah be:Pwnur· tua tersingkap secara alamiah,
menampakkan lapisan-lapisan berfosil, baik fosil manusia purba
maupun binatang vertebrata. Kondisi diformasi geologie sperti ini
}{emudian d.ipe:r·hebat lagi oleh eksistensi Kali Brangkal, Cemoro,
dan Pohjajar, sebagai cabang-cabang Benga-t,;an Solo yang menoreh
situs Sangiran di bagian utara, tengah, dan selatan. Dengan
luasan minimal 8 x 4 kilometer, situs ini mencakup wilayah admin-
istratif yang termasuk ke dalam Kabupaten Sragen (Kecamatan
Kalijambe, Kecamatan Gemolong dan Kecamatan Plupuh) dan Kabupaten
Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo), Jawa Tengah.

Secara stratigrafi maupun paleoanthropologis, situs ini merupakan


situs terlengkap di Indonesia. Di sini terdapat satu seri strati-
gratis ~rang tidak terputus sejak Pliosen Akhir hingga Plestosen
Tengah ( a:n.tara 2 juta hingga 200.000 tahun lalu), dan di temukan
seki tar 50 individu manusia purba (Homo eJ'ectus), yang mencakup
masa evolusi lebih dari 1 juta tahun.
Jumlah ini mewakili ± 65 ::~ dari seluruh fosil hominid ~7ang ditem-
ukan di Indonesia, dan mencakup ± 50~~ populasi Homo eJ'ectus di
dunia. Selain itu, arti penting situs ini bertambah dengan ditem-
ukan pula alat-alat batu manusia purba yang berupa alat-alat
serpih dari bahan kalsedon dan jaspis, kapak perimbas {ChoppeJ>),
pahat genggam, dan bola-bola batu andesi t yang diyakini sebagai
ppoduk budaya Hc•.:JJo erectus di Sangiran ( Semah et al., lflf.l2; de
Lumley et al., 1993). Binatang vertebrata, ;)7 ang menjadi bagian
hidup manusia purba Sangiran, juga sudah mendiami daerah ini
sejak 1.5 juta tahun yang lalu, yang fosil-fosilnya ditemukan
kembali pada lapisan-lapisan tanahn;)'a. Potensi yang demikian
terse but menyebabl;::an situs ini dianggap sebagai salah satu pusat
evolusi manusia di dunia, dan telah dipakai sebagai tolok ukur
untuk meng}{aj i p.r·oses-prose evolusi secara umum.
A_ KIPRAH PENELITIAN DI SANGIRAN .

Tahun 1934, G_H_R Von Koenigs-vmld telah menemukan sejumla.h serpih


dari kalsedondan jaspis di desa Ngebung, yang ter·letak di bagian
barat laut kubah Sa·ngira.n. t1e·ri.UFU.t"lT:_le., lo.paisan kerake.l pet-i.gan.-
dung alat-alat tersebut merupakan bagian atas dar·i ser·i Kabuh
( Koenigswald, 19313), kar·ena berasosiasi denagn Fauna Trinil_
Berbagai kritik mengenai hasil pertanggalan tersebut mulai ber-
munculan, antar lain oleh de Terra ( 1943), Heekeren l 1972), dan
• kemudian Bartstra ( 19/34; dan Ba.soeki, 19139) _ Bahkan Bartstra
menolak tegas konteks Fauna Trinil bagi lapisan Kabuh di Sangi-
ran, yang dinyatakan bukan bersifat autoehton, se1nentar·a Be:nrnelen
( 1949) menyatakan bahwa sisa-sisa binatang vertbrata tersebut
bukan merupakan hasil pengendapan primer, tapi sekunder·_ Alat
serpih Sangiran dinyatakan berusia j.:::t.uh lebih muda daripada usia
lapisan kerakal_

Fosil manusia pert.ama dari Sangiran baru di temukan oleh Koenig-


swald pada tahun 1936, dua tahun setelah penemuan alat-alat
serpih Ngebung. Fosil ini, bernomor Sangiran lb, merupakan sebuah
fragmen rahang bawah (mandibula) kanan yang berasal dari seri
Pucangan bagian atas . . Setahun kemudian, 1937, komponen tengkorak
pertama dari Sangir·an, bernomor Sangiran 2, di temukan dari seri
Kabuh, yang disusul dengan Sangiran 3, dari lapisan yang sama . .
Dari seri Pucangan yang secara kronologis lebih tua dibandingkan
seri Kabuh, telah pula ditemukan fosil-fosil yang menunjukkan
tingkatan marfologis lebih arkaik. tetap oleh Koenigswald, yaitu
fragmen tengkorak Sangiran 4 serta fragmen rahang bawah Sangiran
!5 dan Sangiran 6a... Untu]{ seluruh temuan ini, berbagai nama tak-
sonomi diberikan untuk membedakan satu taxon dengan taxon lainnya
be:r·dasarkan karakter morfologis, antara lain Pi thecanthn. 1pus
.
robustus (Sangiran 4), Pithecanthropus dubius (Sangiran 5),
Pithecanthropus erectus (Sangiran 2 dan 3), Maupaun HeganthJ>opus
paleo._iat··anicus ( Sangi.ran 6a)... Banyaknya nama taxon yang diberi-
• kan, mencerminkan kompleksi tas fosi 1- fosi l hominid di Sang iran_
Nama Pi thecanth.l'opus i tu sendiri kini telah menjadi nama yang
klasik dan historis, yang dewasa ini disebut dengan nama taxon
• Homo erectua . .
t1asa pasca-Koenigswald ditandai oleh penemuan rahang bawah Sangi-
ran 8 dari grenzbank (Marks, 1953) . . Sejak sekitar tahun 1960-an,
penelitian paleoanthropologis di daerah ini telah diambil alih
oleh para peneliti Indonesia, antara lain oleh T . . Jacob dan S . .
Sartono . . Beberapa fosil penting yang ditemt~{an oleh peneliti ini
- - - - -- - - -- - --- - -

adalah mandibz.zla Sangiran 9 maupun tengkorak Sangiran 17 ( satu-


satunya tengkorak di Asia yang ditemukan denga.:n muk;;fnya), Sangir-
an 31, dan juga Sangiran 313. Balai Arkeologi Yogyakarta yang
bernaung di bawah Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang saat
itu bernarna Proyek Penelitian Purbakala Yogyakarta, bekerja sama
dengan Laboratorium Paleoanthropologi UGt1 ( kini Laboratorium
Bioanthropologi dan Paleoanthr·opologi UGH), telah melakukan pene-
litian di situs ini sejak tahun 1977 _ Pada tahun ter·sebut juga
• dimulai kerja sama antara Pusat Pengembangan dan Penelitian
Geologi ( Bandung) dan .Japan International Cooper·ation Agency
untuk peneli tian mengenai endapan penga.ndung manusia pur·ba di
.Jawa, yang sebagian besar dilaksnakan di :3angiran.
8elanjutnya, Pusat Penelitian Ar·keologi Nasional (Puslit Arkenas)
yang bekerja sama dengan t·1useum National d 'Histoire Naturelle
(Paris) telah mela.kukan ekskavasi di Sangiran sejak 1989, dan
telah berhasil menghimpun fosil-fosil manusia yang :r•enting dari
Seri Pucangan ( fragmen tengkor·ak Hanoman 1, dan mandibula Hanoman
13), dan dari gr·enzbank (mandibula Ardjuna 9 dan famur Kresna 11)
(Widianto, 1993; t1.A de Lumley, 1993; Grimaud-Herve et al.,
1994))_ Selain itu, dari penggalian tersebut juga ditemukan
sebuah gig gera.ham hominid (NG91/G10-1), dan juga fosil-fosil
binatang, yang terletak pada endapan Kabuh bagian paling bawah.
Dalam konteks tersebut ditemuka1~1 beberapa alat rnasif beserta
alat-alat serpih yang merupakan bukti-bukti baru tentang buda.ya
Plestosen Tengah (Semah et aL, 19:32; Simanjuntak dan Semah,
1994) _ Sejak tahun 1994, penelitian di Sangiran juga dicermati
secara lebih dalam oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional,
untuk mendukung program-pr·ogram Direktorat ,Jenderal Kebudayaan
dalam rangka pengembangan situs ini ke arah pusat studi mengenai
evolusi manusia dan lingkungannya_ Dalam penelitian yang dilaku-
kan pada tahun 1995 oleh Puslit Arkenas, telah dihimpun data dan
in'terpreta.si baru mengenai sebaran temuan artefaktual yang ter-
nyata mencakup seluruh areal situs dengan konsentrasi di endapan-
• endapan teras_ Alat-alat mas if yang berupa kapak-kapak genggam
(hand-exe J, pahat genggamp (hand-adze), maupun alat-alat tulang
ditemukan untuk pertama kali di :3angiran. Lebih dari itu, di
.
endapan teras Karangnongko, telah pula ditemukan lancipan berben-
tuk daun yang mencirikan per·kembangan paleolitik atas Eropa, yan.g
untuk pertama kali ditemukan di Indonesia.
Peneli tian mengenai paleo-ekologi Sangiran sudah dilakukan oleh
A_ t1. Semah { 19132; 19134; 19J3f3), sedang aplikasi pertanggalan
langsung mulai dikembangkan di situs ini tahun 1980-an. t1etode
fission-t.rack dilakukan oleh :3uzuki { et al.. 1£182; 1Sl85), semen-
tara metode paleomagnetisme dilakukan oleh F. Semah ( 1982; · 1984;
1£186) dan YoJwhama (et a.J...
1 ~
, 1f!BO .l. Berkat metode pertanggalan
langsung tersebut, kronologi Kwartet daerah Sangiran telah lebih
baik diketahui.

B. STRATIGRAFI SANGIRAN DAN PERTANGGALANNYA

Se:ci stratigrafis di sit.us ini (Gambar 3a dan 3b). dari bawah ke


atas, terdiri atas lempung endapan laut dangkal dari seri Kali-
• beng bagian atas (Pliosen Atas), lempung hi tam seri Pucangan
( Plestosen Bawah), endapa.n volkanik ( pasir dan selingan tufa)
dengan fasies fluviatil dari seri Kabuh (Plestosen Tengah), dan
b:r·eksi serta lahar Notopuro ( bagian akhir Plestosen Tengah) yang
diendapkan secara tidak selaras di atas seri Kabuh. Peneli tian
geologia yang menghasilkan penamaan satuan li tologis dari Kali-
beng, Pucangan, Kabuh, dan Notopuro merupakan hasil kerja J.
Duyfjes ( 1936; lfJ38), yang diaplikasikan oleh Koenigswald ( 1939)
di Sangiran terutama berdasarkan korelasi bio-stratigrafinya.
Antara seri Pucangan dan Kabuh terdapat konkresi konglomerat
tingkat lanjut dengan variasi kekebalan antara 1-4 meter, yang
merupakan campuran endapan erosi dari pegunungan Selatan dan
Kendeng. ()leh Koenigswald ( 1Sl40), la:pisan ini dinamakan grenz-
bank, lapisan pembatas, yang berada di anatar seri Kabuh dan seri
Pucangan. Fosil manusia hingga dewasa ini di temukan pacta bagian
atas se::r.··i Pucangan, grenzbank, dan hampir pada totalitas seri
Kabuh (Gambar 2), yang mencakup masa evolusi selama 1 juta tahun.

a. Se:t~i Kallbeng

Puncak seri Kalibeng mendominasi bagian tengah Kubah Sangiran,


dicil:··ikan oleh endapan laut ( pasir dan lempung biru) dan gamping.
Terbentuk pada akhir Kala Pliosen sekitar 2 juta tahun lalu, seri
ini mencerminkan lingkungan laut agak dalam (A.M Semah, 1982,
1986). Anal isis pollen menunjukkan bahwa laguna pada saat i tu
dibatasi oleh hutan bakau lebat. Tidak di temukan mamalia pacta
seri Kalibeng.

b. Se:t~l Pucangan

Aktivitas volkanik yang terjadi sekitar 1.8 juta tahun lalu telah
me:nyebabkan terendapkann;;Ta lahar tebal di daerah depresi Solo,
yang sebagia.n mengisi laguna Sangiran. Letusan gunung api ini
telah merusak hutan bakau dan mengubah bentang alam menjadi

.:1
.:..~.
dangkal. Suatu seri endapan lempungan yang sebagian besar berupa
lempung hitam dinamakan seri Pucangan dar·i Kala Plestosen Akhir (
Duyfjes, 1926; 193l3), yang di beber·apa tempat dapat mencapai 15
meter, mengandung gastropoda. Pollen hutan bakau absen pada
lapisan ini, sebaliknya ditemukan unsur tan.:unan yang mencirikan
lingkungan hutan tropia lembab dan hutan terbuka akibat musim
kering panjang. :3eri ini sangat penting, karena telah rnemberikan
beberapa fosil manusia dengan ber·bagai ·variasi marfologis yang
rnerupakan fosil-fosil paling purba di Sangiran, dan juga sejumlah
besar fosil mamalia. Studi paleomagnetisma (sebagai contoh :3ernah,
• 1986) menunjukkan bahwa seri pucangan diendapkan pada per·iode
Olduvai ( 1. 7 juta tahun) hingga batas periode Brunhes/t1atuyama
(0.73 juta tahun). Pertanggalan dengan metode fission-track di
level berfosil menunjukkan L 1i3 ± 0. 24 juta tahun ( :3uzuki et al.,
1985)-

c. Grenzbank

Di atas Seri Pucangan di temukan konglomerat silikaan stadium


lanjut dengan variasi ketebalan antara 1-4 met.er, ;}rang dinamakan
grenzba.nk: { Koenigswald, 1SI40). Lapisan ini terse bar secara luas
di Sangiran, dan dipakai sebagai lapisan kunci untuk menandai
batas seri Pucangan dan seri Kabuh. Terdiri atas elemen laut dan
kerikil yang berasal dari erosi Pegunungan Selatan dan Kendeng,
grenzbank mengandung beberapa fosil manusia dan fosil-fosil
marnalia.

Pertanggalan grenzbank diperkirakan antara awal Periode Brunhes


( 0. 73 juta tahun, lihat Semah et al., 1984) dan akhir peri ode
t1atuyama (0.9-0.7'.3 juta tahun, periksa Itihara et al., 1985).
Semah (1986) mencatat bahwa grenzbank tidak selalu ditemukan di
seluruh daerah Sangiran.

d _ Se.rl Kabuh
Di atas grenzbank, diendapkan sedimen vulkanik berfasies fluvia-
til (pasir dengan struktur silang-siur) atau fluvio-lacustrin
(pasir· berlumpur) dari seri Kabuh, bertanggal akhir Plestosen
Bm,1ah dan Plestosen Tengah. Sebaran lapisan Kabuh ini secara
"' lateral maupun vertikal merupakan lapisan yang paling menonjol,
dengan ketebalan mencapai puluhan meter. Anal isis pollen pada
lapisan ini, meski sangat sulit dalam beberapa hal menunjukkan
li:ngkungan vegetasi terbuka. Sebagian besar fosil manusia dari
Sangiran ber·asal dari seri ini, yang juga menghasilkan fosil-
fosil vertebrata.
Pertanggalan ter·hadap seri ini telah dilakukan dengan. memakai
rnetode fission-track, paleorn.::J.gnetisme, dan. Poto.ssium-Ar-go:n. :3emah
( et al. ~ 19130 j dan Yokohama { et al. ~ 1980 menyatakan. bahwa 1::_.atas
bawah ser·i Kabuh adalah seki to.r· 0. 73 juta .t&.hun, sement&.ra ()J.rtis
( 1981) dengan metode K/Ar rnenghasilkan angka 0. B3 ± 0. 04 juta
tahun.

Usia seri Kabuh bagian akhir tidak dapat diketahui karena terba-
tas ketidakselarasan, tetapi metode fission-track yang diterapkan
terhadap batu apung dari seri Notopuro di atasnya menghasilkan
• angka sekitar 0.2 juta tahun (Suzuki et al., 1985).

e. SerJ. Notopuro

Breksi dan lahar seri Notopuro diendapkan secara tidak selaras di


atas seri Kabuh O'lidiasmoro, 1977; Itihara et al., 1985). Seri
ini dapat dilH1at secara jelas di bagian utara dan selatan kubah
Sangiran, yang terdiri atas lahar, breksi dan pasir. Fosil bina-
tang vertebrata banyak dijumpai pada lapisan ini, tetapi belum
per·nah di temtlka.n fosil 1nanusia.nya. Menurut hasil tim peneli tian
Indonesia-Jepang ( 1985), usia seri Notopu1:o adalah 0. 2 ± 0. 07
juta tahun.

Selanjutnya ditemukan juga endapan resen hasil luapan Kali Cemoro


(di tengah kubah), Kali Brangkal (utara) dan kali Pohjajar
( selatan).

Meski merupakan salah satu situs terkemuka di dunia untuk masalah


evolusi manusia purba, Sangiran -dengan berbagai situasi ak-
tualn1ra- justru menawarkan tingkat kesuli tan tinggi untuk pelak-
sanaan suatu penelitian paleoanthropologis di lapangan. Hal ini
dapat dijabarkan antara lain

1. Situs Sangiran merupakan situs terbuka yang luas, yang sudah


mengalami deformasi geologia tingkat lanjut. Tanah-tanah tua yang
mengandung data kehidupan Kala Plest.osen t.elah tersingkap secara
• alan·Iiah.

2. Fosil manusia, praktis selalu ditemukan oleh penduduk setem-


pat, yang jauh mempunyai kans yang lebih banyak dibandi.ng suatu
penelitian formal.
3. Sangat sulit untuk me.nentuka_n posisi stratigrafi secara per·sis
untuk setiap fosil. :3eri sedimen pengend.a.pnya mungkin bisa clii-
dentifikasi. tetapi pertanggalannya belurn diketahui secara baik
atau mencakup suatu per·iode waktu yang cukup panjang, misalnya
seri Pucangan.

4. Selain variasi e:ndai;:·an secara vertikal :~orang kadang sangat


tebal, variasi literal fasies litologisnya yang luas juga terjadi
sangat cepat. Dua tempat yang menunjukkan urutan litogisnya sama
belum tentu mempunyai umur sebanding.

C. HOMINID SANGIRAN

Seki tar 50 i.ndi vidu HoJBD erectus telah di temukan di Sangiran.


Temuan pertama (mandibula Sangira:n 1b) oleh Koenigswald berasal
dari tahun 1936, dan temua:n terakhir adalah atap tengkorak dan
maxilla temua:n Sugimin pada bulan Oktober 19~.i3, yang terkenal
denga.n "kasus Tyler". Hi.ngga dewasa ini, fosil-fosil :~orang diberi
nomor kode dengan nama "Sangiran" baru mencapai noimor Sangiran
40 (a/b). yang merupakan temuan dari sekitar tahun 1983,11984.
Setelah itu, masih ada fosil-fosil lain J.rang berada di tangan
bebe:r·apa peneli ti. yang belum diumumkan dan diberi nomor kode.
Oleh k~rena itu. untuk menghindari kerancuan nomor kode setelah
Sa:ngiran 40. maJ,;:a temuan-temuan fosil Homo erectuB yang ada di
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, yang mulai ditemukan sejak
tahur.~. 1988, diberi nomo:P seri t.ersendiri dengan nama Ardjuna,
Kresna, Hanoman, dan Bra~nana. Satu-satunya temuan dari Sangiran
yang be:r·asal dari ekskavasi dengan konteks stratigrafis yang
prima adalah gigi lepas bernomor ekskavasi NG91/G-10, berupa
geraham kedua (t-12) kiri atas. yang di temukan di dasar lapisan
Kabuh di Ngebung oleh tim gabungan Puslit Arkenas dan Perancis.
Pacta Tabel 1 (Lampiran 4) disajikan daftar temuan fosil-fosil
utama dari Sangiran. dengan distribusi literal seperti :~orang

tercantum pada Gambar 4.


Ber··bagai nama taxon yang diberikan untuk fosil-fosil dari seri
Puca11ga:n seperti .Pi t1'1ecanthropus robustus untuk tengkorak Sangir-
an 4 (Weidenreich, 1fJ45) • .Pi theca.nthropus dubius untuk Sangiran 5
daJ:1 Sang iran 9 ( Koenigswald. 1950), dan Neganthropus paleoja><ani-
Ci.lS u:ntuk mandibula Sangiran 6a nveidenreich, 1f.l45) mencerminkan
komplelwi tas varias mo1•fologis fosil-fosil dari seri Pucangan
ini. Fosil-fosil ini secara total menunjukkan morfologi yang
lebih kekar dibanding fosil-fosil yang ditemukan dari seri Kabuh,
anta:r·a lain Sangiran 2 dan Sangiran 3, yang disebut dengan Pi the-
canthropuB el'ectuB tKoe.nigsw·ald, 1940).
Di lain pihak, penelitian selama lima tahun terakhir yang dilaku-
kan oleh Widianto ( 199:3) ter-hadap seluruh fosil manusia purba
dar-i Indonesia, term.a.suk dari Sangir·an, menunjukkan bahvJ&. fosil-
fosil yang berasal dari lapisan Pucangan hingga_ lapisan Kabuh
yang mencakup per-iode evolusi minimal selama_ 1 juta tahun, tidak
mengalami perubahan organisasi tengkorak, yang secara kuat tetap
menunjuk pada karakter organisasi tengkorak Homo erectus. Karakt-
• er- morfologis khusus Homo er-ectus seper-ti torus angulal'is, tor-us
supra-or-bitalis, planum occiptalis lebih pendek dan lebih sempit
dibanding planum nuchale, ma.upun menyatunya inion terhadap opis-
thocranion, secara konsist.en tetap dipertahankan. Perbedaan. pokok
antara tengkorak dari ser·i Pucangan da.n se.r·i Kabuh adalah pada
konstr-uksi tengkor·ak. tengkorak dar i Pucangan ( :3ang ir&J.-l 4, San-
giran 13a, dan ;3angir-an :31 j menunjukkan konstr-uksi yang le.bih
kekar-. Hal ini ditunjukkan oleh tulang tengkorak yeang jauh lebih
tebal, dengan penguatan r-angka tengkor-ak secar-a inte.r·oposter-ior-
maupun tr-ansversal melalui perkembangan menonjol pada ··sagittal
keeling·~. tor·us ai1gular-is. mastoid, torus occipitalis, maupun
relief pada planum nuchale. Selain itu, penyempitan dinding
par-ietal ke arah dep.a.n sekaligus pelebaran bagian belakang teng-
kor-ak lebih kuat pada tengkor-ak dar·i Pucangan diba.ndihgkan dari

Kabuh. Hal ini d.iperkuat pula oleh lebih lemahnya dimensi tenggi
tengkor-ak pada ind.ividu dar-i seri Pucangan, misalnya :3angir-an 4.
Maka tengkorak-tengkorak dari seri Pucangan ini, sejalan dengan
kronologinya, menunjnkkan tingkat evolusi yang lebih awal diban-
dingkan dengan tengkorak-tengkorak yang berasal dari Kabuh,
.-,
misalnya ~3angira.n ~, Sangira.n a tau :3angir·.:J.n 17 {Ylidianto,
1993)-

Dalam perbandingan mengenai karakter morfologis dan biometrik


komponen tengko.Pak, dan data stratigrafis an tara fosil-fosil
Sangiran dan situs hominid lainnya seperti Trinil, kedungbrubus,
Sambungmacan, Ngawi, .t-1ojokerto, dan Patiayam, disimpulkan sebagai
berikut (Widianto, 1993)

a_ Te:r·dapat 3 tingkatan evolutif organisasi tengkorak Homo


erectus di Indonesia, dari tingkatan yang paling arkaik ke yang
• paling berevolusi adalah : Grup Kekar,. Grup Trinil/Sangiran,. dan
Grup Ngandong_

b_ Grup Kekar meliputi Sangiran 4, Sangiran 13a, Sangiran 31, dan


mungkin Sangiran 27, dari lapisan f~cangan.
c_ Grup Trinil;':3angiran mencakup fosil dari Trinil dan sebagian
besar fosil dari :3angiran, seper·t i Sangiran 2, 3, 10, 12, 17 , 3J3,
dan fosil-fosil yang lebih fragrnenter seperti ;3angir·an 25, 213, :3El
dan 40, yang berasal dari lapisB.n Kabuh. Hanomart 1 Y&.r1g ber·asal
dari Pucangan lWidianto dan ;3emah, 189:3; Widianto et aL, 1994),
masuk dalam gr·up ini_ t1enurut penentuan str·atigr-afis bebr·apa
fosil, Grup Trinil/ Sangir-.:in urnumnya didominasi oleh fosil-fosil
dari lapisan Kabuh bagia.n bawah dan tengah.

d. Grup Ngandong mencakup seluruh. fosil dari Ngandong dan Sam-


bungmacan. Tengkorak dari Ngawi yang ditemukan di pinggir Benga-
wan Solo tanpa konteks stratigra.fis sa.ma sekali, secara morfolo-
gis termasuk dalam gr·up ini (Wid ianto dan Gr·imaud-Herve, 199:3).
Pertanggalan langsung melalui metode ESR di Institut de Paleotol-
ogie Humaine (Parisi untuk fosil dar·i Nganding dan Sambungmacan
adalah 300 .000 tahun ( komunikasi pr·ibadi de:ngan Yokoyama d.:in T.
,Jacob, 199:3). Angka ini sebanding dengan usia Kabuh bag ian atas.

Dengan demikian terbukti bahv;a fosil-fosil dar·i Sangiran yang


mencakupoo periode evolusi lebih dar-i 1 juta tahun, telah mewaki-
li 2 tingkatan evoluti£ pertama dari 3 tingkatan evoluti£ yang
pernah terjadi di Indonesia_

• Komponen fosil-fosil mandibula (rahang bawah) ~·ang berasal dari


lapisan Pucangan dan grenzbank di Sangiran, seperti Sangiran 5,
Sangil··an 8. Sang iran 9. Sangiran 22. dan Ardj una 9. menunj ukkan
kesergaman morfologis_ Sihingga, Sangiran 5 dan Sangiran 9, yang
dir1amakan Pitheeant11Popus dubius oleh Koenigs\¥ald (1950), bukan
merupakan satu kelompok tersendiri yang memiliki karakter murni,
yang dapat membuktikan suatu perbedaan generik terhadap rahang
lainnya_ Sangiran 5 dan 9 menunjukkan karakter morfologis umum
da:r·i :r·ahang l::.•awah yang pernah di temukan di aawa hingga saat ini,
Homt.) erectus. Adapun mengenai Sangiran Eia yang dinamakan megan-
thropus paleo.}aFnicus oleh Koenigswald (dalam \'leidenreich, 1945),
ber-dasarkan karakter gigi-geliginya, jelas menunjukkan karakter
kuat dari genus Homo. Dengan demikian, dalam lingkup meteri
rahang bawah, terbukti hanya ada satu genus, Homo. dan satu
spesies erectus_ Perbedaan morfologi dan biometrik dari corpus
7

• mandJ.bulae anta:r·a Sa.ngiran 6a dan rahang lainnya hanya mungkin


diakibatkan oleh perbedaan sub spesies saja. Oleh sebab itu. nama
megan thropus sebagai nama genus sudah waktunya untuk di tinggal-
kai:-L Dengan mempertahankan nama paleo._iaFanicus dari Koenigswald.
dan mengingat baru satu fosil ditemukan, maka seyogyanya Sangiran
6a dinamakan : Homo erectus paleojavanicus_ Konsekwensinya, untuk
- - - -- - -- --

lebih rnenekankan arti distr·ibusi geogra_fis (Homo eE·ectus


jawa) bagi kelornpok mandibula lain di luar Sangiran 6a yang
terbukti sangat homogen, maka mandibula dari level Pucangan dan
grenzbank di Sangir·an dinamakan Homo erectus javm1icus ( ~'Vidianto,
1993).

D _ FAUNA PLESTOSEN DI SANG IRAN

Fosil-fosil bina.tang verteb:r-ata. da.ri Kala Plestosen juga


cukup inenon.Jc·l di temukan di Sangira.n _ Studi mendalam tentang
fauna ini telah dilakukan oleh Koenigswald ( 1934; 1935; 1940),
yang mengaplikasikan na.ma Fauna Jetis, Fauna Trinil, dan Fauna
Ngandong. untuk fauna da.ri seri Pucangan, Ka.buh, dan Notopuro.
Studi ini am.at berguna untuk studi bic,-stratigrafi terda.hulu.
Tstapi dikstahui kemudian bah,.·.ra Koenigs\·Iald telah mencampurkan
beberapa jenis binatang dari periode yang berbeda., dan eksistensi
Fauna Jetis yang aslinya ditemukan di Jawa Timur, ternyata menca-
kup periode waktu hampir 1 juta tahun. Situasi seperti ini sangat
riskan untuk dipakai sebagai dasar kerelasi biostratigrafi untuk
daerah yang jauh da.ri Jetis di Jawa Timur, misalnya di Sangiran.
Oleh karenanya. model bio-stratigrafi Konigswald telah lama
ditinggalkan. dan direvisi secara lebih akurat oleh Sondaar
( 1984) dan de vos (et al .• 1993)

Me:nurut kedua penili ti terakhir. urutan bio-stratigrafi Plestosen


• dapat disaj ikan sintetis di bai.va.h ini :

a. Faw1a Satir : muncul sejak 1.5 juta tahun lalu, cukup miskin
spesies. Jenis-jenisnya. seperti tercantum dala daftar tperiksa
halama:n 11). Di Sangi.Pan, fosil-fosilnya ditemuka.n di la.pisan
Pucangan bagian ba.wah.

b. Fauna Cisaat : muncul sejak 1 juta tahun lalu. Tetralophodon


i.Yi.Blliajuens.f.s yang ada pada Fauna Sa.ti:r· telah lenyap, digantikan
oleh bentuk yang lebih kemudian, yai tu Stegodon t1•igonocephal-
lt1S.
Di lain pihak. He.>:ai-•Totodon simple.•: juga J.:::andas, dan digantikan
oleh Hexaprc•tondon si·v.alensis. Pendatang baru di fauna ini adalah
Bo-vldae, P.anthera t.rinile:nsis, dan Axis lydekkeri _ Di Sangiran,
Fauna Cisaat ditemukan di bagian ata.s lapisan Pucangan.

c. Fauna Trinil : muncul sejak 1 juta tahun la.lu. Ga.jah, rusa,


macan. dan BBc•Fidae masih tetap ada pad fauna ini. Jenis-jenis
yang ba:r·u adalah .l?hinocercB sondaicus. Duboisia santeng, Bvbalus

i'
palaeokerabau, Bibos palaeosondaicus. dan Sus brachygnatus. Di
Sangiran, sisa-sisa Fauna Tr·inil ditemukan di grenzbank dan Kabuh
bagian bawah.

d. Fauna Kedungbrubus : muncul sekitar 0.8 juta tahun lalu.


Badak, antilop, dan rusa yang ada di Fauna Trinil masih tetap ada
pacta Fauna Kedungbrubus ini _ Stegodon tl'igonocephallus di temani
jenis lain : Elephas hvsLu.:iPincus, dengan jenis binatang yang baru
muncul yai tu Tl'apil'US indicus dan Epileptobos gl'oene\··eldtii _ Di
Sangiran, fauna ini kembali ditemukan di Kabuh bagian tengah dan
atas .

e. Fauna Ngandong Komposisi bina tangnya hampir sama dengan
Fauna Kedungbrubus. Di Sangiran, Fauna Ngandong ditemukan di
Notopuro .

--~- -~·
FAUNA JKIIS BIHATAIG DI SAHGIRA!I

FAUNA HGAIOOHG (sama dengan Fauna Kednngbrnbus} IO'lOPUIO


(0.2 J!JiA TH)

• - Tapirus indicus (tapir)


FAUB! - !!aphas h;sudrisdicus {saj. gajah} UBUB
IIDIJBGBJIUBUS - !~·ile~·tobos g!"Jeneveldtii (bovid) bag ian
(0.8 juta th) - Axis lydekkeri (sej. rusa) atas
- lluboisia santeng (antilop) dan
- fi.llilioce.ros zmdaicus {badai.} tengah
- Stegodon trigonocephallus (gajah)

- Sus brachygnatus (sejenis babi)


- Bi~Js palaeosundaicus (bovid.)
- Bubalus palaeokerabau (bovid.) I!BUH
fAUNA TRIIIL - Duboisia santeng bagian
(1.2 juta th) - Rllinoceros so!ldaicus bawah dan
• - hnthera tigris tfini!ensis (tacan) GRIIZBAII
- Axis lydekkeri
• - Stegodon trigonocephallus

rAUHA CISAAT - Axis lydekkeri


(1.2 juta th} - Panthera tigris PUCAIGAI
- Hexaprotodon sivalensis (kuda air) bagian
- Stegodon trigonocephallus atas

FAUNA SATIR - Hexaprotodon sisplex (sej. kuda air} PUCAIGAI


- 'fetralophodon bu1iajuensis (gajah) bag. bawab
..

i , ....
J . .;::.
- - - - --- - -- ---

c
....... BUDAYA PALEOLITIK SANGIRAN

.............-··. -··
~--
.-··, ,.., ; i ; i
.:
l r
·::.•-.
....
---- ..-·
r·•;;

.... --;
~_idU{:;i.
__ ·-
.-·~ ··. ., ' ':·r. r··. ···..,
~--~ _\. .•J '••. \I!! ~-··' 0:::".••L L! ..L

Temuan-temuan yang •• .J -- 'I


i...i c~ i.
...... .
d!!!

diketanui mendom1na~1 suatu d1str1busi keruangan ' spatJaldJstrJ·


\ ·!···.
• .'.. .' : .. ! ;_ .. !'. ! .. .'.' .' /

- ··•· .L. ·••· ··- •••• ,;


;t

J,, -- ·--
··---'-' l

..i.. i i i.•. ~:::i l :::: .L L.;:'. ::::

i .. ... . •.. . __ ; . . . .. .. ··' ..


Ul::.'r -::i.U -::•. : . .'·:~•.. i ::i.

....... -·····
Sendangduren, dan Dayu;. maupun Notopuro ··;··
- · ir-i ,-;I
.i r·i -···.i

Beberapa artefak Juga ditemukan juga ditemukan di L . .; .i•.... -•·


i i ..L t.. dlii

r··,,.- ... ··- -- - ··- ---··- 'j ·- 'i . .


r- Lt L--:.~•.i i •:-5 -:..:'. ! l !' ::::·;:::.'.i. ;.:\..1.\.. t


k';:.~ h;--·i
.......... h-:•
.. ci i.
1. .. ·- .•.. L
u,::<.r
·._.: ;::; i''; ;'""l
/ ·-· · ··::.•
... ;..- __________ ,; ··- ··-· ··- "i •...l
\ i'·. \._i {·;:.:! j ..i.. i.J :::- ;t\; :::i. i. u :;:

r·-, .... .:. .... -·- ··-


, .. , , ; ' ; i i i i i -
-·- ··- .. ~ ··- • • ';_j :•
d .i.

endapan ter3~ di daerah selatan ;·-.··jr:_, 1 E~} L!• .1 j::)E-! r· bE:.; r-·!
__; _______ -·- -· ··-
UJ::.:'!ii.-=_i-:::'.1! p.::;<;.J.. !'""

fluviati' Notopu~o merupakan bagian litologl Notopuro yang cukup


•!. ··•••••· .••.
.... i:::.' ~ ~ '....
••
~=·<.
··- ··-
i ! \...~
--~- ........
! L}:::-_t
.:. .,
~-
,.... ., .. -. !·-.
\ ...'.!.•.:·::1 J
::::· ..!. ~ : ··' .

.
: ···. ~ .-··. !----
'-··'-1. -:.:.::! /
• :::· _j_ :::.' ::i
_;... ·- ...... ·-
! -c.--:;_U.iid Lt::!_f !j...i ;:i.
... ... j _ , ··- ·-· .•••
;---~u:-::-i;::.'i
••• • • •
ii t /
--
;::t:

belum dapat menJelaskan ··- ........ .;


!i!L.EL.• ..\. J...t
., .: .i.. -- -··
L.d '::::

-::::_;in r; ;::,
--······ ··:."'!- ··-··-
i
,_ ....... ··· -·· .... !· . ...• -·" . I
!"". ~::!. i i <.:{! i r- ..i. :· _L :- ~ -::::•. -~-

·:: :.~ ;_
-- ·•···.
......__i. t.":"~ '.... 1_, ~

~---'i! t.Lt \--..


.,
,:,, d
....................
~--; .l. ':::--:::~ i i :-~ ., i· \ I • I' ' ' 't

;::::n;-! ~::; n_.::;r-;


..... ------···r- --··.
--- ••••••• J ••• ··- ••• ··-
::·.' i i ~-..! ':::{ ~--· ;:·1. ! i t.E:·~---· ;: :·,_ ::;:...

cJ :i. l:'.F~in\J ·····

··-·-· 'i ....1•• ····-·


:::::- i.:-:.' .i !;:1. i".. ~::'-. i !

.J •• --- •. •• ••••••••••i .. ...
L \·:.7 f i i / ~:·: L d

. .... ...... - ·-
! i:;:.'lliL'.<;:'.l: J .7.. t.; [. ..........
:;::·\·:::'{:Jd
~ ... ' ...
j, d t.F:: J E~. h
,,:)................ : --- .......
!::•; 1 t:.·.i .•c r c:' i ~ ,.

j';,;ng iii.dd ,,
C:<}E<t ·E;;}~:;t .

•• i .. . . . . . . . 1 .:
t.J ·::i'. I,'·'
j l_j .L

ini menunjukkan suatu

,·; . ' : I ! ~ •• i I:·, }· ' ! i :· ,. I ' _., i ~= · ' :. ":' ;' '

+·E-:r;.-: .........
i"';f"; ·! i-·
"';.n
-::.• ·i
.... t f?::: J. .... t:. j _

..... ...... l·-. ···...., ·•·. ;


. !.1 !.:· :::: , ....... ~ •• ' "-~'. '·_-:_: -:::>. •.... u.r-·~ .......
··-' ~
! j(._i~ ~""""iii-:::~":::··'·· i L:' -~- ::~-· -:-i-· ,...........
... "i ·: n·::.· .. i.::··
menggugat _nterpret~~~ ;.:.
.
r··, :···; ~.-:.-.
r·· ....
~-·
l. ·it.l t. '!::.;.:_._. r ,._._:·,

~;, } E:-.. t -::~. .i. -:::~ t .···... r~ ~ --. .T .-~·.:·--.


! •::.:: l ! \:~
_..., .-·~
\:.i
..
~-- ! -::~

.. ·j_ d ~·=·~ 1-·:. fl'i·=·=·~ in ptt !Ti ;::.:·~T~ br:-:-:: ;·-- .L !-·: ~·=·~ n t. "i. n (J ~- .·=='· ·t.... j , '·._••· . : : : ; } i.. l. ·::: - ~- p~·=·· 1 (-:-: ::::•} i t :i. }.·:_ (~ t ·=·=·~ ·:::. :::-;_._._. F,_._._., !_-_ .: .

... ·I· ... ·!·.::··:--.·..


::;- '· ·::•. •... :. :::-; l ,:-- .. :i.n(_:J ~-·::__ ;_n(.:_:-:·=··_1":

• . ··~ ~ .... ·-· .......


ri ·-__, -::· . '----===·· \··· -:;;i, i ·::::. ( .' ! ' ..i.. ! ! '·:.:~ \.:.~ ~-:·•. •.....L L: ·=="· r-.
...
"i
J.
. . . . . . .:
u ::::· ..c
.; ...... i .........
' .. t-:.' V-. j
; ....... .;
i L.i J. L.i ~:.-J ..L :::;-
....
;:::: i. -:::\ t. ~::' .i. ~::i.
,;,.
L ;:::' .::~ J (-:·:~ C) J. .i t :.L 1:: ::::. {-:~:' p F.:-:: ~--- t. j_ L \·:.~· r.. .. } r::'·- i......\J .... ::.J..


'I . . . . . . . . . . . . , . . . ..
. !. -::i. ! ~ i, . .!. f..
i ~:; ~ ~

:;, r·, :;_ .. '


.i.f l i:.(-:·.'l i··'l •:-:-:· '!:.-:':'; :::.:i. .·
)
' • · · : · •... i :::..-:-, ;- ...-.-. -~ .!. "

rn-=·~ ·:::: • ..;-::


__ ; ............ ..
;___; ..•.. ~ i i ~-:.:' i ~ ::::. :.1..

!:.· ". , .., ... !.·


!' . . -:: '· ; ..• -:: ·, ~- ·.

'",!.· "',:"'.
·:::: •··. ·==~ ! ! ·:===· ..:. --r E=·· ·t:.
...! -~ ·: .......
~ .... ~::1. i. :.. ;_ u ~::'. i. ·::-:i.ii!

·:.~-....~:· ( d .:::; :--·, i. l J:;



i ,.\ . ... i .... ;._,, . . .i •· . . .. .
! i •. 1. L! ~;;1, / -:::~ •. ~. ~ ....
iii i i" "; ,....
.. j"•/
_, .... , .
.. l ......

• ~-- .• f. !... :_; ·' / .... i-:::'.l i .'::•., ..•-::;'.!··.


·;-- ..................... .
:... i ).:?f_.C -~ ;:::' .. -:

! ~-:_·_'! j i.. -J ~:..i ,:::1 ;· d _/ ~::~I l '· ..:

.L 7·\·!::::.: .•
::.; i ;::,·!·· ~--· d .!. ~:::· L.i J. .'.{. t. :.i.. ;.-:.
I
..'.
....: .... "".
-:::~ ). :! ; i >d

...; ... I ....... ................ I.: .i... : .......


'.. -~ -:::i i. ~-==' ! ; j i--' ':.7.' l ! ;::.' .;. ..L '... ..L ~:.~ ' !
,..... , .. _ " " I .... 'i
L·-::""ti i·:_.)!·· i.. ..•.i. ;.

r 1... ;_::::-•.t;..-_ rn •:· ·-:- ;...............


.. .:.. ; i ... ;.. , ;·... i;-··--··
..., ;.-.! ...
~ t·?f! .:. .-' .'C.•L

• .. :·f ..',. ....• \'.' '.' ~--- ..., i i:" i ; r::~


.. .1.
' .. -: .. i;_ ·.' .i. ~==·· i i l::i-:::11"' ·....' :;, .:..•.'1 ..
l""; l"i
.....
,... -. . . ; ,;_._._.J :i. -!_-_·j_.=·=·,_n
i"• ·;
!" .i.
......... L · - .... ·-· .. ..
~-::.'·::::· LL.i':::~\-:.:'! :
...i.; ·-· ·-· · - . . . . . . . -·
.... i'
; ' ;!"'-: 1·-'
i........ . i ; ~--· ·--.
..i ........ ·-·
.""
::::· ..~\. +· t '--
'... \.•.::::·

Sanqir0n. meskipun baru menunjuk~an Kuant~~as yang sangat kecil.


J=.:. (·:·:·:' ·~~ :.i.. }. !"! >-_" .:.~\
I.
:-. {.i,.:,-i.! f
.... ,L.;
L .i.
.i.
L~::i. '::"· t.L-:·:7 !-· ::;:.;:::,!·--,; i ·j- "\::..:L CJ ; .-;_ k
···l .; .i ...... ! . . . . . . . . . . , ......... :
'--~ .L ;_,-:::.'f.. i i i....i ·'· L.';:::-.i .L

·I>:::
..•.. o•.i
.l- ··- .•.:; ...•
••. t·..:' i ,-::~ r·.. . . . . .. .-··. ·. ' ,. ·-. -~ ... 1 ... _, ••••
; ' ' r:::: : ' ! i'··' '-·. ! ! :;:: --~- :_~ :::• ~ !

'i ; i ·''i ;.:;


·-· -··-::···-·
---~
i...i
.!,i. ~::\
...

':::-.i.!! .!. L.::•.h'-'--'·'''· ::•. i i:..:-:-.---r -=:• ~ -_ t.i..i -=·.-, 1


... 1 .; .. _ -·- ......... :
U J. H H:·:.: ; I ·::::· .L

'·' ··. !.· -i· : '


·-·····.:'!'•. '··'··'· ,,

"" '"'""' ''"' '",,'"ROO


iili::..':'f ;__ i }--'·:::~f .. d ! ;

,...;'";l·'"C\.""i} ;;;::,i::::;-R. ·-. -~ ·-. -!-- ·; t---. - .•; I· ·- ·; ....<..


:........
...,;. .. :, -· .... .: ! ... ..- i. •. - 'l -· ·-· . . -. :·-.I :-..,
• . ............... ..... . ~::'. .l. ~:... ~-- {;;": .i. -::-i, '•. ! ...• ~:-:-\. _,__ !'·. -::.;, .i. ;.::~ L ··- -- .
i'.; i ;:, ' . i
i'" .... . • •
i _• ..; ; ;
·-· --· ·- - -· . . / ~·.! ~.-3

---~ .; j ~---
; .. ! .., . i"·. i...! L.i~::' i i
... .: ..-:: . . : ",!
{i'! ·=·=-~ :::- .i. J ·.· -:·•.!i'._._; :::·•::: .. • -::•.!'· .

...... ·; i.. . . . ; ........ ..


( _,'' ,·:::v:z . . .. . ~~ .:::·· _:.· ..i ~=='· r
-~:: ... ;_. ···!···. ,-·• . ,..,! ! t i l : '-=:{n
~=:~ :::~ {;: ~ .i. i...i ~==~ j ! !::~ i i ,_:_:t· } .=:-.-:: ) ... . . ! ~::·. !'·. -:::~ !
•... ! =

: ·.-i .... :·- -·-


! ; -:::;_ .--::- ;_ ;:<.
-~
~-
- ·• i·",
-:::-,! ! u.::~-J .d ·-·. ! .......::::- ....:•.. ·:
~:.;_ .!.
.1 ................. ..
'...i:::.'iiiL 1.-:.""i!
;_.· .................. ·-· .. -· ·: ...:
r·-. L.= t·.-.-.= i! ..'.. i_.j ;:. v-,• -::.;. .L L!
--~ .;

. ... ;, .. • . .... .... J.. : ..... ~ . : "'" ,.. ... . .... .. ...... i ............... . ..; .....
;_. .. L.; i...~ i ! ;·.-J ... -.::• ;· • i . \ .•:· ! !'·. •::· ; : !::~ _;_ , .... .
. .: .i .:_.i.__ ' , .. ; .i ;
i. .' .; ... .. .................... .
..... ,... : : ~ i i ' .·-f 1 ; l, .: ~::{ : l

.. ... ..
~: .: ·;
! •...i ':::- .L .L

.1...........: -
L t:::' !' _j ;::{ ~:.,;: ~~ U
. . . . ,_
::::. ~.-.-, -t· ;:::.- n
........... --- . •
r·~
7~
:.·-i
......
!--·. E-:·~ L .:·=·,_ {j .... _,, ....: ...... i .:
i! i '<::::· ~ f _} -:-::i. i... } ••L

r•! .; ... ~ 1.· 1 ; ..... .; ·:--· ----1---.--..--".:.; .......


\~! ..... ::::- ~--. •... '. ::::- .!. •....• ::-:::) ...'{;-"'.'._-,3.--'--·:".!!

......... _, ..., ..... , ' !.·; ' ......


; I ! '..:',',' ~ ! •.... •... ~ !'·. \.. ~ ! i::)i..J j.-:_ J. +· . . . !--·; i \ k j_ t. ...t .:_
•... ! ..1..

.,
.L -::-: '··' ' }-·uh-=·---=.h" (-:-:-···
... ~ ;::.-! ..! n_, ~....
.......... ::;- •::: ~ ... !· ~ ' . ' : ' .·, i ·' : . l I • ' I. ' . t ; • ' ' : ' : :::. :L -:':'1 / ·::•' ''-.-.~

.../.:
• n·,j.::.-;_--·;.:....;r-·,_:::;;--·;;"";
. ............ !'" ...... '.'::J •...!.i..
·- .l ..... ·-·
~::i. L '::( ':::.-. ::-.:-t:.:' $ ..\. .i.d ..•.. i i

--·. ,..._+· ... _, .. --.


!::: ' ' '-· ~::~ ! c:•

• .f................. :. . . . . . : ..
~-- "<:;:.' f ::::- •::.' i) i...• ;_

setelah pel1patan ;, ' : !--·. -·.l··


j· ', '...'. l ...• ~::~ ! ; ;. U ..i.. :::-.: ·==~ -:::~ -:... - ..
:::-~
··-
i !
__ i_
·- ·--..'..
\_._-;{ ~~- ..

.· • . .... .... .... ...


;__ t...-':.-.-.:!l!Lif C)"
;_:·,.- ... -·
.t..·~
.... i
::'! :i._._.j.V-.~::• .i.
i
m0101 menoren kub0h. LJ ::~- .i :::•
.......... .,
c! .i t.i. ~~:- 1..1. :;_ k. ~-~·- l ~ d\..i:.::t. J. -:;:i.i}

--!.-- .... ~-.: ':--·.


'...C.'\ J / 0... '! I

Indones1a-Peranci~
!-·. ' • ! .· .; -~ ..
........._)'•, ..!. '.. .

·.··___.· r-.
_:::~;--~
.... ....... .... ... ....
...... -::,, i_.j t,;~·-
::::· !::!. i i '...

r{ n n-:;,, ......
:·;; n :·-! --. r-. ·!- .... ,..._ ~­
·-· ;=.:- ..
-~-
~ .. ; -:;:•, ! ! ·-- ~--~ l·-' .:'..
·-· ............ --- ........ ..
~--' r L-' ~...u....; r ::;- J. ..........
:::;;"';i"i
..
r-l ., !-. :--·.:·-. -~-' '!
\,.! ..L !...''.'.:':! l '·- '.. '· !'

I ..-
_\. c:·
;_ .. i .). .. .!.
.... ; ·-: .i. ·:::~ ! j . ::·····.. !...l·•.;. :::~ ·: .•. :i :::: 3 '··'''.": ':.3,... t ! .. / _;c;~~:=·
.i .. . ... ,·
:...• (::~ '.. t · . L• ;::~ ~- L~ ! .. .-. ~ : : i /:. (.. ,· ./
•.• .•. 1...
;...<;::~ i 1d L
.. •1.. .l .... ·, ·.:.·-'·. .--':
...i . .':. ;·· ::::-! ...'.' t:::--:·.' i_j -::~ i i

... ; .: l ... -- .... __ ; .: ........


'...i .L U -:::' 1 i ·:.3 ..t ~ i ~:.:!

l ... -- .i.. ........ .


L_i -::;\ i__ L,, -r.:~ i i

Eksistensi hun1~n manus1a 1n1 sema-

:::;_ ;.. :: 1'".; f--~' ;:


....... I'"""'-
·!·......
• ; ;; .... ;
......... ...•
·
/
,..; . ·.Ln J.
!"! ..._, ... _
~ .. ) 1::0) )

- ... : ....J.. . .................... .... _..._ :·- ·-. :r· ···. i . . . --- .l•• 'I ·- ...... · - .......
'·::- ..L J (;:·, L ~- ":::.1 ti 1L' !::\ j f -~. -:::' ~ ~ '·::.~ ·::: •:::: ~--- ~- ~ ::\ f·. ;___ ! -::' L i
...
--·i ' • ;
""'!"' ....
·---. ~--l ; i
-··-- ••

;___ ...... -· - ...


{~-~ -:':'~. i - E:·~ :;;;..f.. t. U. ·:::. ;, '--- ,_ ...... ·-
.... .... --- ..... - --- ..... -----1 l
Ut>.Li d ,.- -::'. :• ! ·-~ \j ~-;.:' L.> t '·! ! i.j iSi t:: r u. f---' ':.._, 1··. ~=:'..

; .... i- ... ··- - i.. . ...


J. L.' V- -:::' ::::· ..L ~---'L' r Ll·:::' :;.

:_:;. -:-:\n

: i! ...'!!J!. .. •

• ;""·,::..... ... 1.. .


~ :::· ~---' i!! '!".:~ i !

·--- --- '! -- !... .:: ; __ .::


ii~ t-:·: .1. 1;::;' !...i __._ j i _;__

• .....................
-::\! Ji.. ,!i;;;.'':::: ..!. ;__ :•
.!..

:.l. n i
tetsebut d1endapl.an,

i.. .. ~ .. . ·; , .. I . .. 'l
U;:i.V-.t. .+. .tL•i··-.-::•.. :.

·-· ···. !f··! -:::;


!...' ~~\ ···. !•··.! baKu alat ~lat non-masif
.... . . . . . . ., .... t ..
L.•... •t-. ; ,--:;

I .... i. .•.; 1... .. ...... ; ... ---


3. t:·.:' u ..i. j i ~:.:~ !:.:·.: .i '!"-~ ~-_; :: _;_ ~ I ..'..

_... [ ..~\. +·'o .. '."::.'


~-'
:-· !.-.-.\
! ! •...
1
~
!.· --. ,....
f'·. !:':' ! !


·-- < -- 1...
Li .!. 1:.:·.: i ~

... .
:---,_::.:nn ·1 l---~·=··n


i ...... --- ... i .
L,i::.-:! '!1;..-'-:::':t" __; -:::~ ::::- l-..• --~- :-.::· :.. .1 :;:{ i i ~:~ 1"·,

.. ··. "!
--' ·:·•.. !.'.'.:

,.- _.....
::;_j";i'i
·:.~
':::-;;;/'...-::' -: :~ ·f i . .. -~ r·,n
...... ·;.o·
i·-- .::, --r -:::, _
-~
...... ·:::.(-:-::b;:-:-::1 ~":"i.h
,---- ... ·; ...
.... i. :;:.;__ _; .L i___l :•

- -- -- -----
, .•; .... """ .... ·1--
\ .. ) ::~ !--.'··;:':'. ....

--· -- ·- .. ·-- ....f-.. di


~iit:.::f L~ ~-;d
-- ....i
l ..........
i _; -::•.! i ::-·· :· 1•
i .........
L.' -: :< .j .L
1 :··. ··. ... ·: .···.:··.
! I -::•. :::- .I. '···' l ~

~-- ·s • • .•••.:
• tetapi juga telah dianggap sebagai salah =~~~
··- . .
F ~...~ ::::· d - J..
L.
--·.
':::."
- •···
'y' L.' J. l_.i, ::::· L

kehidupan manus1a di masa --


·-· r:=
::::- -- -- -;;;i_·-
J.' <::'. !~!

!._/ .•. _
! . •. -::.:; .:.
'l ···.
~::;
~::·}. t::-: ..... , ; ;·..... ;:·::~r··; _
. ----······ ·····. :• rr.i:::::--·; -..,: ,::,
• • • • • • • • • ,J
r··; r·~ {. : i 1 ·)··
···-· •••• , • • • • p u t. e r·, -:: :..:i. ·f C:• ~;;:..·.L J
.. ,,.; ..
:;..:.•.. ; ";;:- ;__ j .;:i. t. L'-:J < .;: '· ~ .i. :•

r··· ........ .i.. .......... , ! . ... j.;


C: f .. L.,::.::-./.,f_ .... '.!. ;::;!'; u...i .;
.L L r--~ni~--·· v-. Ed...! --~-

·!
d.:;;:''" .!.

_...:;
'-'• r·· .__.i.::::- ..1. 1 · ·f c:.·::..1. J.
1..- .... '!
..
.L ••
/ .;;:~; .' \·:3 i... .i. U -:::~ V·. ;··.':::\.!. ·:::-.

.. . . . . . . I .;···--··· ···•···· i ... . . .<••


==~ i:'·:· ·:::{ J. L.t:= r ·::::-t-:.-·~ .. .n...t L
j"""; ••••••.•••• ··- -----
r·· •...i. i......, ; ' -.-:.i ::·• · •

1temu~an dari seri ~ucang2n


....... !··
. ·::i. !..' ;_; ' ; 11

! .....
···-·· .l•..•. •·••··•
c::ti i Lt::tf d •!. !::~ ··'·· : u ,::;{ i··· ,:::~ ! ..

!--.:. ·- ··- .1 ...•.. ·- .l. . .:. ..•• ··- -- ••.;; .:.


L.• ..'.. .__ __;···-:::- L f d L .L i._.j f ~~ i .! .

.1;_ ;_ -l::. c.:-.


,····. .: .....•• -· J_
~--·· j. "::::- ~;:i d L


f_ Perangkat adaptasi homo erectus terhadap lingkungan di
Sangiran telah lebih baik dikenal berdasarkan hasil-hasil
penelitian hingga dewasa ini. Alat-alat serpih bilah tidak
hanya ditemukan di Ngebung, tetapi ditemukan secara spora-
dis hampir di seluruh ai tua Sangiran dalam intensi tas
yang berbeda. Hasil penggalian di Ngebung oleh Puslit
Arkenas sejak tahun 1989 dan hasil penelitian tahun 1995
telah berhasil menemukan alat-alat non-masif yang selama
ini dianggap abaen di aangiran, termasuk alat-alat tulang
dan lancipan berbentuk daun yang untuk pertama kali dite~
mukan di Sangiran. Misteri kepurbaan dan pendukung alat-
• alat paleolitik Sangiran mulai terpecahkan berusia
sekitar 0.8 juta tahun, yang diproduksi oleh Homo erectus
Sangiran sendiri.

g _ Studi palinologi dan pertanggalan absulut mela~ui


berbagai metoda (antara lain paleomagnetisma, fission-
track, dan K/AR) telah diterapkan di Sangiran yang menye-
babkan lebih baiknya pemahaman tentang lingkungan purba
dan krono-stratigrafi setempat.
Terakhir, luasnya situs Sangiran dengan stratigrafi yang
dicirikan oleh dominannya sebaran vertikal dan lateral
seri litologisnya menyebabkan sulitnya penemuan fosil-
fosil manusia dalam suatu penelitian formal. Harus diakui
bahwa 98 % fosil manusia dari Sangiran merupakan temuan
penduduk, yang banyak dibantu oleh sifat tanah yang mudah
longsor diwaktu hujan. Oleh karena itu, penelitian d~
Sangiran memerlukan suatu penanganan serius secara trans-
disipliner, terarah, dan dilakukan secara konsisten dalam
waktu yang panjang, berdasarkan pada konsep, metode, dan
• teknik penelitian yang mantap, relevan, dan efektif .


REFERENSI

BARTSTRA, G. J., 1984. Dating the Patjitanian soma


' ~)· \

thoughts, cour. Forsch. Inst. Sencekenbrg, 69 ;


253 - 258.

BARTSTRA, G.J dan BASOEKI 1989 Recent work on the Pleisto-


cene and the Palaeolithic of java, Current Anthro-
pology, Vol. 30, no. 2 : 241 - 244.

BEMELEN, R.W Van, 1949. the Geology of Indonesia and Adja-


cent Archipelagoes, val. IA, Martinus . Nijhoff, Den
Haag.

CURTIS, G.H., 1981 Man#s immediate forerunners. Establish-


ing marelevant time scale in anthropological and
archaeological research, Phil. Trans. R. Soc . . Lond.,
B, 292, pp. 7620.
DE TERRA, H., 1943. Pleistocene geolog~r and eal~tlil man in
Java, Trans. of the Americ. Phil. Soc., Vol X.XXII
437 - 466.

DEVOS, J., F. AZIZ, P.Y SONDAAR, 1993. Lea faunes quater-


naire de Java, Les Dossier d#Archeologie, no. , 184
: 56 - 61.

DUYFJES, J., 1936. Zur Geologisch und stratigraphie des


Kendeng gebietes zwischen Trinil und soerabaja
(Java), De Jngenicu!' i11 Nedez·landsch I11die. 8,. J:....P.
·' 136 -149.

DUYFJES, J., 1938. Geologisch Kaart van Java, Blad 115


(Soeraba ja), Dienst \•"811 de11 MijJJbowJJ ln Ned.
Indic:. 70 p.

HEEKEREN, H.R van, 1972. The stone age of Indonesia,


Vez•hand. lt'an l1et Konink. Jnst. lt'OO.l' Taal-. La11d-.
en Ilolken. The Hague. Maz'tiJms Nijhoff.

ITIHARA, M. SUDJ,.lONO,. D. KADAR,. T. SHJBASAKI. H. KUMA!, S.


YOSHJ KAWA,. F. AZIZ. T SOER4DJ. WIKA.l?NO,. A.P 11ADAR,.
F. HASIBUAN. Y.KAGEMORI. 1985. Gelology and Stratig-
raphy of the Sangiran Area, Quatez'na.l'Y Geology of
the Hominid Fossil - beal'ing foz'mations 111 Jc:wa.
pp. 11 - 44.

KOENJNGSWALD. G.H.R lt'OJJ.,1936. Early Palaeolithic stone


imple menta from Java, Bull. Raffles MuselmJ-SiJJga-
poz•e, 1 : 52 - 62 .

KOENJC:SWALD, G.H.R \··on., 1940.Neue Pithecanthropus funde


1936- 1938, Ein beitrag zur kenntnis de praehomini-
den, Wetensc:h. medel., 28 : 1 - 205.

j 20

~
I
XOENIGSWALD~ G. H. R van~ 1950. Fossil hominids £rom the
Pleisto cene of Java, International Geological
I Cangress~ Report of the 18 th Session. Part 9 : 59
I
I
I
- 61.

I LUMLEY, H. de,. F. SEMAH, da11 H. T. SIMANJUTAK, 1993 . . Les


I
I
outils du Pithecanthrope, Les Dossiers cr A~·clJeol­
ogie,. 110. 184.
I.
\
LUMLEY, P.,. 1953. Les principaux restes humains fossiles
!
de Java, Les Dossie~·s d~Az•cheologie,. 110. 184.
i•
j
MARKS, P.,. 1953. eliminary note on the discovery of a new
jaw of Meganthropus von Koenigswald in the Lower-
Middle Pleistocene of Sang iran, Central Java,.
Indon., ..louz•. Natul'. Sci. 109: 26- 33~

SEMAH, A.M., Variation de la vegetation . du Plio-


1982.
P1eistocenesur les sites de Sangiran et Sambungmacan
(Java Central) par l#analyse pollinique,. LJHomo
e1•ectus et la Place de I JHomme de Tautalrel p~·mi les
Hominides Fossiles. Pz•emiez• Cong.res 111te.1'11atlonal de
Paleo11tologie Humaine, Nice, pp. 559-577.

~H. A.M.• 1984. Palynology and Javanese Pithecanthro-


pus paleoenvironement, Co1u•. Foz•ch. I11st. Sencke.n-
berg, 69 : 237-243 .

SEMAH, A.M., 1986. Le milieu nature1 lors du premier
peuplement de Java, resultats de l~anal~rse polli-
nique. These de Docto1•at es Scle11ces Natzu•elles,
·v ol. I dan II,. 189 pp.

SEMAH, F .• 1982. Chronostratigraphie et paleomagnetisme


du Pliopleistocene de Java. Application a 1 #age de.s
sites a Pi thecanthropes, L ~Homo ez•ectus et la Place
de 1 ~Homme de Taut.:nrel paz•mi les Homlnldes Fossl.les,
Pz•emiez• CoJ1g1•es I11tez•national de Paleontologle
HllDlaine, Nece, 1:-"'P- 542-558.

~. F. 1~784. The Sangiran Dome in the javanese Plio-


pleistocene chronology,. Cou1•. Fol'sch. Inst.
SenckenbePg, Bf.l • 242-252.
·•i
I

SEMAH, F., 1986. Le peuplement ancien de Java. Ebouche


d~un cadre chronologique, L. Anthn.-,~·>Jogle. Tome
90, 110. 3 : 359 - 400.

SEMAH, F., S. SARTONO, Y. ZAI1'1, T. Dc.lUBIANTONO, 11:;180.


Premiers resul tats cancernant 1 ~etude paleomagnet-
ique de la partie ouest du dome du Sangiran (Java,
Indonesia), C.R. Acad. Sci. Paz•ls, 290: 477-480.

I
~
-
:\h; ~~MAH, F., A.M SEMAH, T. DJUBIANTONO. dan H. T. SIMANJUTAK.
1992. Dit they also make stone tools ? Journal o£
Evolution, 23 : 439-446.
SONDAAR, P. Y., 1984. Faunal evolution and the mammalian
biostratigraphy of ,Java, CoUl'. Inst. Senckenberg,
69 : 219 - 235.

· ~ ·,\ SUZUKI:- H.. et al :e 1982 in MATSU"'URA : A chronological


framing for the Sangiran hominida-fundamental study
by the flourine dating methode, Bull. Nat. Sci.
Mus. Tokyo, D, 8 : 1 - 53.

SUZUKI, M.• JviKARNO, BUDISANTOSO, SAEFUDIN I., ITIHARA.


M., 1985. Fission track ages of pumice tuff, tuff
layers and javites of hominids fossil bearing forma-
tions in Sangiran area, Central Java, QuateJ'JJa.l'Y
Geology of Hominid Fossil Bearing Fo.l'JJJations in
..Ta\··a. pp. 309 - 357.

YOKOYAMA, T .• HADIWISASTRA, A. HAYASHIDA, W. HANTt)RO,


1980. Preliminary report on paleomagnetism of the
Plibpleistocene Series in Sangiran and Trinil areas,
Central Java, Indonesia, Pllys. aeol. Indo11. lslaJJd
Arcs, pp. 88 - 96.

WEIDENREIC~. F .• 1945. Giant early man from Java and


. South china, Anthrop. Papers Am. Mus. Nat. Hist., 40
(1) : 1 - 134.

WIDIANTO, H., 1993. Unite et diversite des hominides


fossiles de Java : Presentation de restes humains
fossiles inedits, Disertasi pada HuseuJJJ National
d ~Histoire Naturelle, Insti tut de Paleontologie
Humaine, Paris., 302 pp.

WIDIANTO H., A.l1. SEl1AH, 1993. Le puzzle Hanoman 1, Les


Dossiers d -·Az•cheol ogi e. no. 184.

WIDIANTO H., A.N SE/'1AH, T . .lVUBIANTONO, F. SEHAH, 1994. A


Tentative Reconstruction of Human Cranial Remains of
Hanoman 1 from Bukuran, Sang iran, Indonesia, C.:.:m.z•-
Foz'sch. InBt. SeJJt.::kenbe.rg, 110. 171, 13 pp.
I •
WIDIANTO, H. , D. aRIJ1AUD-HERVE, 1993. Le crane de Ngawi,
Les Dossiez's d -·A.l•cheologie, 110. 184.

WIDIANTO, H. T. SINANJUTAK, BUDIANTO TOHA, 1f.J95. Peneli-


tian tentang Manusia Purba, Budaya, dan lingkun-
gannya, Lapoz'aJJ Pe11eli tia11 Sa11giran Jilld I, Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional.

····,.····,
..L.L
i

J

' . I
Jut.J. th. K(r.J.bt .:~t.:~s
"/ , '
·, 9rd<si v.:>\~.:~ni~

0. 25 NOTOPUKO

, , .. P.:~sir .J.Iuvi.J..I d.J.n tul.:~


KABUH

(PUCANGAN)
NGEBUNG
, ,
07 I 00 GRENZB.'.NK

1 I lcmpung t-lt.J.m
I •
I I PUCANGMl
P.lGERE JO ·: ( i<ABUH) :

1.6/ 1. 7

, , ..
, . I, •
Lcmpung d.1n g.1mping
·' I •
KALI9E NG ATAS

.,
(NOTOPURO)
.'
2/(,

,•
/ / ,

• G.lmb.H Jb; ill:t.1 gcologis d,1n kolom litologis ::.intcsis Kub.1h S.Hlgir;~n (t;~np.l :;ki.1L1. S~m.lh <ZI .11. 1')92)
t:;·
tJ ·. .·: ."o·
. D . . r> . .
C>. • . . .

. .. ....

,..,
... . ..

...>
.,
0
iJ._

• G.1mb.1r ).;a: Profrl slr.Jtigr;lfrs sin!ot~i::; dr l<ub.1h S.1n<yr.ln (1.111[1.1 ~1<.11.1)


8 · c. : · _.o. .· . · a · .o. . · .o . .
·. ·. 6--.6 ··.·c. ·:
o · . . (j '. . . A. ·. .
.6·.· CJ>
A · · A · . D . '·
.D. . ·
·.·C.·.
· .::;, • · ·

(l
.o · ·. a ·
·. 6 :-··. 6··.·~
· 6 . . 6 .. ·
.
or~ksi vooliQnik Notoputo

[
. ·.. .. '.·
. . ·.. ... p~ir d.;an tu~ K.;abu/1
• • 0 0

. ·.. ·. ·..
• • 0 ••

Pe n9~nc!url9
. . · ....
·. ·. ; . • ;o :·; ·. o:. ~; .o•_'·,· c> :. o ·."· e:.·.o:~o ·_-.·.e:":'O ·
Fosil 1-l~nusi~
---------- ----

...
----= .=:::-- - - - --::_...--=-__:-'--=-----------::..._:----------
--------------------
- ------------------- kmpung hi~ m Puc..;ang.an
~-::..-=-==-=-::----=-~--=--=-=~-~~-=~-=-=
•I
Ger.a'.c;an e~en

Ger;ak;an endogen
t

,•

situ.;asi ;~ktuel situs S.V.gir.lfl

G..>mb.ar 2 : Pr~s pembentukd!l Kub.ah d411 depresi S.angir.an


~c~r.a skcm;~tLs. t~np~ sk.ala
I
I E
I .X

I-

Vl

w
z
0
0

,'<>o <
c:
0 w
0 0
Vl
::J
.c.
• ... "'
-;; ~
-.:.
~
u-8 Vl
;a ,.,..
~

·-O> "'...
...
CD ...,
c,
.
V1 · -
"'... 0
"':::> a...,
V1 u

C"'
c C"'
"J
'0 .,c
~ "::::
•J

..,
j
..,'-
I~

....
:::1 '-
J
:::>
>-
..
'-
'"' ~
"J
-" '-
~
• ~
c:C1' "' :,. "'
1/)
--
,<
~
..
;;;
.'"1
_,
f)
"J

.c.
C\.

"'....\1' 0
3. ...g' ,.,
V1 ::tl f)

c"'
u >
c ~
(f'

.".
:•
c ,.,c ...E "J

.c.
... "'r.U' n: ')
<.) cc:

...>- ?."J ..
·,;; ,;;
... .....
.c. ~
C"
~ ,.,c
m
.1-
~ :J
... 0.
U\
a.
~
0 ... ...C1' ,.,

...
0 0 a. 0

.....

I
lHl ~ [J D ~ ~ .
f,;l
~
~--·
5ancjr4n 5 __ _

.. H.1:1or.~ 1J
.!.rdjun4
Krc:sn4 11
~djuf\4 l3
8rahm.1r~ 0

- -- HdJ"lorr.L"l

1b

----- San:;'ran l.
.. --- Sang iran 25
---sans;iran lt.
Sangiran J -----

------sans;tran

.. ... •,

Sangiran

\)
~
'- Sargr df1 17
16

,.,
1 t.O 000


~
L.::..:::...=::
~ ~
L:_:_j
~ H.1hul1

G.unbar t, : S~baran s~bagian txsar losil m.anus ;a dt Sangir.1n


(dalam Widianto. 1993. modtlikasi ct!r t Widiasmoro. :977)_
Z.....pir.n 4

DAFTAR FOSIL HOMINID DAR! SITUS SANGIRAN


(Sp.esimen-spesimen utama)

STRATIGRAFI NO. KOOE K()4(PONEN TEMP AT


(Jute. tahun) fOSIL ANAT()4(1S K~SERV,I.SI

NOTOPUAO

0.2 !. 0.07

Sang! ran 2 ate:> tongkorak Frankfurt


Sang Iran J ate.:> tengkorak (2 pa-
rietal + occipital) Frankfurt
Sang Iran 7 gig! geligl lepcs T. Jccob
Se.ngl·ran 10 eta:> tengkore.k T. JcH:ob
.Sang Iran 11 glgl-galigi lopes T. Jacob
Sengi ron 12 e.tap tengkorak s. Sortono
Sengi ran 14a fr. temporal klri T. Jacob
Sang Iran 14b fr. occipital bagicn
K dascr tengkorak) T. Jacob
Sang iran 15c maxilla kiri T. Jacob
Sang! ran 15b maxilla T. Jacob
A Sang iran 17 tangkorak + muke. s. Sart one
Sang iran 184 fr. parietal + frontel T. Jacob
Sengi ron 18b fr. occipitcl T. Jacob
8 Sengi ran 19 fr. occipital bag. kcnan T. Jacob
Sang iran 20 fr. parietal kiri T. Jacob 7
Sengi ran 21 mandibula kancn s. Sartono
u Sang iran 24 gigi-gelisi T. Jc=ob
Sengi ran 25 fr. parietal kiri T. Jacob
Sengi ran 26 fr. parietal dan
H temporal kiri T. Je::>!:l
Sengi ran 3J fr. corpu5 me.ndibul~ kanan 7
Sengi ran J7 fr. corpus mandibulc kanan s. Sartono
Sang iran 38 atap tengkore.k T. Ja::ob
Sengi ran 39 fr. parietal ke.nan T. Jc:ob 7
• Sengi ran
Sengi ran
40a
40b
fr. pariet~l klri • occip.
fr. parietal kiri
T.
T.
Jacob
Ja::ob

Bre.hme.na J fr. occipital ?us 1 it. Arkona~


Bre.hmcna 1 J gig! Ul, bcwah, kcnan Pu51 iL Arkona~

·sang iran
Kesus Tylor - S?S? Jatcng

0. 7 J

Scnglran 8 mandibula Fron~rurt


Ardjuna 9 mandibulc kcnon Pus II t. Arkcn.>s
GRENZBMH( Kresna 10 dlcphysl5 r~mur 7 Pusllt. ,l.rkenas
Krosna 11 diaphysis r.,r.~ur Pus II t. ,l.rk.,nc~
0.75

Songlron lb mandlbulo konon F"ronldurt


p Scnglre.n 4 tongkorok baglon b~lckon9
don moxll Ia Franl<furt
u Songlron 5 mandlbula kannn F"ronklurt
Songlron Oo mandlbula knnon Frcnl<furt
~
c. Son<Jiran ? mondlbula l<nnan ... SGrtono
Songlron IJa fr. parlotal, \<Jmporo·
A parlotcl, occipital S. Sartono
Snnglron 22 mondlbuln bo9l~t1 d~pnn,
N tormn1uk ~ymphl~l: ~. 5"rtono
mnxllla dan rr. (<ln']kornk
' G
Son<Jiron 27
Srtn<Jiran Jl otno t.,n~\.c:ornk
T. Jncob
S. Snrtono
Jtnnome.n t ctnp ton<Jkorak. flu~ I It. 1\f\(<Onn-:
... Ard Juno I J fr. pnri•Hal flu~ I It. Ar\(ann'l
lfonoman IJ mnndlbuln knnnn Pus I It. Aric.•nctl
Orohmana NG'JI/
" G-10 91!]1, ~tZ, l<lrl, ntas
·sanolran Uui-
199J" atop l~n<JI<Ornk S. Sa r t ono

I•7
Lampiran 5

u
__.............

KABUPATEN SRAGEN

• /
/
-..
-- " --- --
II " ...._-

---
.........
-.....
\

I
I - -.. ....... ,
I
I
I I
I
I Kawasan Ca~ar
I Budaya S 0 ng1ran
I
I I
I I

--------

j
. \

... ·.

-.
-- •

..,

-

Anda mungkin juga menyukai