Anda di halaman 1dari 17

URONEFROLOGI

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIS


SISTEM UROGENITAL

Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter sebagai


pemeriksa dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit
yang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan sehingga dapat mengarahkan
diagnosis penyakit pasien. Keluhan yang diajukan seorang pasien yang diambil
dengan teliti akan banyak membantu menentukan diagnosis dari suatu penyakit.
Banyak macam keluhan yang diajukan oleh seorang penderita sistem urogenital.
Walaupun demikian tidak selalu keluhan-keluhan mengenai urogenital yang
berhubungan dengan kelainan pada saluran kemih dan genitalia, sehingga diperlukan
suatu kesabaran dalam mengambil anamnesis dari seorang pasien.
Disamping anamnesis/pemeriksaan fisik, ketrampilan diagnostik dalam hal ini
pemeriksaan rektum (colok dubur), kateterisasi, pemeriksaan sekret urethra,
radiodiagnostik juga dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.
TUJUAN
1. Melakukan anamnesis secara sistematis.
a. Membina hubungan dokter dan pasien
b. Mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan
c. Menyimpulkan dugaan organ/sistem apa yang terganggu
d. Membuat rumusan masalah klinik pasien.
2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya pada pasien
3. Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada pasien
4. Digunakan sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna
terhadap pasien

1
URONEFROLOGI

Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan
pemeriksaan fisik colok dubur, kateterisasi, pemeriksaan sekret urethra,
radiodiagnostik secara berurutan dan mampu mengetahui keadaan normal dan
abnormal pada sistem tersebut.
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan komunikasi/anamnesis dengan pasien secara lengkap
2. Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik
3. Melakukan pemeriksaan colok dubur untuk prostat secara baik, benar dan
efisien.
4. Melakukan pemasangan kateter secara baik dan benar.
5. Melakukan pengambilan dan pengiriman sekret urethra secara baik, benar dan
efisien
6. Melakukan penilaian pada beberapa hasil pemeriksaan radiologis kasus-kasus
sistem urogenital.
7. Melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada
8. Mengenal dan menentukan berbagai kelainan pada sistem urogenital.

Media dan alat bantu pembelajaran :


- Daftar panduan belajar anamnesis dan pemeriksaan fisik urologi.
- manekin colok dubur dan kateter (male/female), kateter, handscoen (sarung
tangan).
- Jelly, lap, sabun dan wastafel (air mengalir) untuk simulasi mencuci tangan.
- Status penderita, pena.
- Audio-visual.

Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab. (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor

2
URONEFROLOGI

Deskripsi kegiatan

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 5 menit Pengantar
1. mengatur posisi duduk mahasiswa
2. dua orang instruktur, 1 sebagai dokter & 1
sebagai pasien memberikan contoh bagaimana
cara melakukan anamnesa lengkap. Mahasiswa
menyimak/mengamati
3. memberikan kesempatan kepada mahasiswa
2. Bermain peran tanya & jawab 30 menit untuk bertanya dan instrukstur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang penting
4. kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik
pada manikin atau probandus
5. mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan
instruktur menanggapinya
1. mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan.
Seorang instruktur diperlukan untuk mengamati
2 pasang
2. setiap pasangan berpraktek, 1 orang sebagai
dokter (pemeriksa) dan 1 orang sebagai pasien
3. Praktek bermain peran dengan umpan secara serentak
100 menit
balik 3. instruktur memberikan tema khusus atau
keluhan utama kepada pasien dan selanjutnya
akan ditanyakan oleh si pemeriksa (dokter)
4. instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi menggunakan daftar tilik
5. setiap mahasiswa paling sedikit berlatih 1 kali
1. curah pendapat/diskusi : apa yang dirasakan
mudah atau sulit ? menanyakan bagaimana
perasaan mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dilakukan oleh dokter agar
4. Curah pendapat / diskusi 15 menit
pasien merasa nyaman?
2. instruktur menyimpulkan dengan menjawab
pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal
yang masih belum dimengerti
Total waktu 150 menit

3
URONEFROLOGI

PENUNTUN BELAJAR SISTEM UROGENITAL

A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA

No. LANGKAH KLINIK Kasus


1. Mengucapkan salam, pemeriksa berdiri & melakukan jabat
tangan
2. Mempersilahkan duduk berseberangan/berhadapan
3. Menciptakan suasana membantu dan menyenangkan
4. Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan
bahasa verbal, non verbal yang mudah dipahami
5. Menanyakan identitas : nama, umur, alamat, pekerjaan
6. Menyebutkan nama pasien pada saat mengajukan pertanyaan
7. Menanyakan keluhan utama oliguria / luka pada alat kelamin
/ bengkak pada wajah dan perut / nyeri perut / gangguan
berkemih dan menggali riwayat penyakit saat ini.
Tanyakan :
- onset dan durasi keluhan utama
- Riwayat kencing: warna dan jumlah, ada batu atau
tidak, berpasir, darah/nanah pada kemaluan, nyeri
berkemih, dll
- gejala lain yang berhubungan:
demam, mual, nyeri pinggang, rasa tidak enak pada
abdomen, nyeri tekan pada perut bagian kanan
8. Menanyakan keluhan tambahan yang berhubungan dengan
keluhan utama
9. Melakukan anamnesis yang berkaitan dengan sistem.
10. - Menggali penyakit dahulu dan yang berkaitan: dengan
oliguria/luka pada alat kelamin/bengkak pada wajah dan
perut/nyeri perut bagian kanan, riwayat trauma, riwayat
hipertensi
- Riwayat kebiasaan: makan jengkol/pete/jeroan,
menggunakan obat non-steroid, antibiotic, antiinflamasi
atau jamu, konsumsi air putih, riwayat hubungan seksual
- riwayat keluarga: penyakit yang diderita menyebabkan
gangguan susah buang air kecil.
- riwayat psikososial: daerah tempat tinggal (keadaan air
berkapur atau tidak, dsb)
11. Menggali riwayat pengobatan sebelumnya.

12. Melakukan cek silang

13. Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan


beberapa diagnosis sementara

4
URONEFROLOGI

DAFTAR TILIK ANAMNESIS


SISTEM URONEFROLOGI

SKOR
No. LANGKAH KLINIK
0 1 2
1 Mengucapkan salam, pemeriksa berdiri & melakukan jabat tangan
2 Mempersilahkan duduk berseberangan/berhadapan
3 Menciptakan suasana membantu dan menyenangkan
4 Menanyakan identitas: nama, umur, alamat, pekerjaan
5 Menanyakan keluhan utama dan menggali riwayat penyakit saat ini.
6 Menanyakan keluhan tambahan
7 Melakukan anamnesis yang berkaitan dengan sistem
8 Menggali penyakit dahulu dan yang berkaitan
9 Menggali penyakit keluarga
10 Menggali riwayat pengobatan sebelumnya
11 Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan beberapa
diagnosis sementara

JUMLAH: .......................

Keterangan: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar

Jumlah
Nilai = ------------------- X 100% = %
22

Makassar, .................2018
Instruktur/koordinator

.......................................

5
URONEFROLOGI

STUDY GUIDANCE
PHYSICAL EXAMINATION IN UROGENITALIA SYSTEM

NO STEP/ACTIVITY CASE
MEDICAL CONSENT 1 2 3
1 Approach the client or the family and introduce yourself while
asking about his/her condition
2 Give general information to the client or family about the physical
examination, the aim, and the benefits for patient
3 Ensure secrecy to the patient and family
4 Explain about the patient’s right orthe family that they have the
right to refuse the physical examination
5 Get approval to the patient to do the physical examination
TOOLS AND EQUIPMENT PREPARATION
6 Check all the equipments
Do the physical examination in the quite place and good
illumination
SELF PREPARATION
7 A nurse should assist the doctor during the examination
8 In children, the doctor should act informally, so the child will calm
during the examination
9 Before examination, wash hands in aseptic way with warm water or
running water and scrub hands to make it warmth
10 Open the patient’s clothes according to the part of the body that the
doctor will examin
11 Put on the sterile hanscoen on both hands (if necessary)
12 The examiner should stand on the patient’s right side
UROLOGIC PHYSICAL EXAMINATION
A. ABDOMINAL EXAMINATION
1. Examination on Costovertebralis region
a. The examination could be done in sitting position, but the
best way to do it in supine position. Look from the anterior
site to posterior
Inspection:
Observe for the sign of severe inflammation, trauma, mass in RCV /
lateral abdominal that move following breathing (tumor)
Palpation:
a. Examination in supine position, 1 hand on costo-vertebralis
and the other hand infront of the abdominal wall. Do the
examination in inspiration and expiration condition. Right
kidney in lower position than left kidney. Sometimes we can
palpate “ballotement” on maximal inspiration and feel the
movement of kidney on expiration.
b. Check if there is pain during palpation and kidney
consistency
Percussion:
a. Examination on costo-vertebralis region (lateral abdominal
wall). Observe the spreading and progressivity of the
dullness in lateral abdominal (bleeding in kidney

6
URONEFROLOGI

injury/trauma)
b. If the bleeding in retroperitoneal , the dullness still persist
even the position is change, if intraperitoneal the dullness
moves according to position changes.
Auscultation:
Use stetoscope: the examiner could hear murmur (systolic bruit) if
there is stenotic or aneurysma in the renalis artery
Translumination:
Especially in children <1 yo, with large mass in suprapubic or RCV.
Use flash light on mass site in the dark room.
Translumination test (+) renal cyst or hydronephrosis with
transparant fluid. Translumination test (+) looks like in a hydrocele.
2. Supra Pubic Examination
Inspection:
Normally, if empty or volume < 150cc  unpalpable/unvisible
a. Observe the round mass between symphisis os pubis and
umbilicus  full vesica urinaria
b. Irreguler mass in supra pubic  big tumour in vesica
urinaria
c. Observe testicle in scrotum  empty/just one  intra
abdominal testicular seminoma
Palpation: Buli-buli dalam kondisi kosong
a. Pain pressure on supra pubic  systitis
b. Vesica urinaria tumour, uterus, large ovarium and seminoma
can be palpable on supra pubic
c. Excessive amount of residual urine  can be palpable with
bimanual rectal toucher
Percussion: tdk terlalu informatif
a. Empty vesica urinaria  can’t be identified by percussion
b. Dullness on supra pubic  if the volume in vesica urinaria
>150cc or ovarium cyst in female
B. MALE GENITALIA EXAMINATION
1. Penis
Inspection:
a. Observe from the top to the base of penis (warna kulit
sekitar)
b. Is it already circumcised or not yet? If uncircumcised
observe:
1. Preputium
 Preputium too long, usually on hypospadia 
redundant prepuce
 Small orificium and tight constriction so the
preputium unable to pull back across glans penis 
phymosis
 If the phymosis pull back by forced to posterior
corona glandis and it is not reposition as soon as
possible  paraphymosis
c. If circumcised already, the examiner should observe:
1. Glands Penis

7
URONEFROLOGI

 Observe if there is Herpes progenitalis (virus herpes


tipe 2)
 Inflammation on glans penis: balanitis
2. Urethral meatus
 Chronic irritation on meatus  Erythro-plasma of
Queyrat
 Condiloma acuminata = verruca acuminata
 Urethral discharge from urethral meatus: pus
(urethritis), blood (urethral rupture, corpus alienum,
renal stone, urethral tumour)
 Urethrolith
3. Sulcus coronarius
 Chanchroid (basil Ducrey infection), scarring (sifilis
primer), tumour (penis carcinoma), condiloma
acuminata
4. Urethral meatus position
 3 types of hypospadia: glandular, penile, perineal
a. Glandular: urethral meatus on corona glandis
b. Penile: meatus from corpus penis to penoskrotalis
c. Perineal: meatus on perineal so the penis will
fold and split the scrotum.
 Epispadias: position of the urethral meatus on
dorsum penis
 Urethral fistula caused by peri urethritis or trauma
 Hypoplasia of penis (micro penis): undevelopmental
penis
 Curvatura penis: if penis hypospadia distort to
ventral site
Palpation:
 Palpate the penis from preputium, glans, corpus
penis, and urethral
 In phymosis soft mass or solid mass could palpable
under preputium on glans penis or sulcus coronarius
 Urethra like string and flow of the urine decrease 
striktur uretra
 The examiner could palpable stone on fossa
navicularis glandis and peno-scrotalis
2. Scrotum
Inspection:
 Normally: right scrotum is higher than left scrotum
 Observe if there were abcess, fistula, oedema,
ganggrenous ( scrotum will tense, hyperemic, pain,
warm, shining, wet, no sensation)  ganggrenous,
carsinoma scrotalis
 Observe the enlargement of scrotum:
- Orchitis/epididimitis: pain with inflammation
sign (scrotum oedema, hyperemic), Ca testis (big
& irregular scrotum, no sign inflammation and
painless)

8
URONEFROLOGI

- Testicularis hydrocele: big scrotum and smooth


surface, no lump
- Funicularis hydrocele: in hydrocele site there is 2
lump, so it looks like 3 lump including the testis
on the other site
- Inguinal hernia: the gut could enterto the scrotum
or could push back into abdominal cavity when
she/he is lie down
- Varicocele: livide appearance and twisting all
along the scrotum disappear when the patient lie
down
- Hematocele: bleeding caused by trauma, scrotum
was swelling, livide, and trauma mark
- Testes torsion: testes torsion is higher than the
normal (Deming’s Sign) and position more
horizontal than normal testes (Angell’s Sign)
Palpation:

Count how many testes are in the scrotum,
monorchidism/anorchidism, cryptochismus
unilateral/bilateral  undescensus testes, ectopic
testes
 Hard consistency of the testes, no pressure pain 
seminoma
 Hydrocele: testes unpalpable, fluctuation,
translumination test (+)
 Hernia Scrotalis: gut palpable/mass in scrotum reach
to inguinalis canal
 Varicocele: palpable like big worm in the pouch
 Testes torsion: palpable horisontally and pain, if it is
lift trough the symphisis os pubis the pain
persist/increase (Phren’s Sign), but in orchitis or
epididimitis the pain decrease/disappear
 Vas deferens palpable like big yarn and hard
consistency than other organ in scrotum. If
unpalpable  afenesis vas deferens, tuberculous 
palpable like rosary
C. FEMALE GENITALIA EXAMINATION
a. Vulva  labia mayora observe possibility of bartholinitis or
Nucki Cyst
b. Urethral Meatus:
 Urethral discharge  pus in urethritis
 Caruncula urethra  proliferation of posterior
urethral mucous near the meatus and protrude to
outside
 Prolapsus urethral  eversion of mucous urethral
especially anterior region
c. Vagina (observe the orificium and vestibulum vaginae):
 If there is flour albus or pus  vaginitis
 Hymen intact or imperforate hymen

9
URONEFROLOGI

D. RECTAL TOUCHER (Discuss in other section)


1. IC, cuci tangan rutin, han scoen dan gel
2. Posisi lateral decubitus, knee chest, litotomi
3. Buli-buli dalam keadaan kosong
4. Penilaian : sesuai arah jarum jam, besar prostat (simetris/asimetris)
5. Inspeksi : warna sekitar, ada benjolan atau tdk
6. Spinchter, mukosa, prostat (Grade 1-4)
7. Penilaian Hand scoen pada saat selesai pemeriksaan

10
URONEFROLOGI

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK


SISTEM URONEFROLOGI

SKOR
No. LANGKAH KLINIK
0 1 2
1 Melakukan medical consent
2 Melakukan persiapan alat
3 Melakukan persiapan diri
4 Melakukan pemeriksaan Regio Costo-Vertebralis (Inspeksi,
Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
5 Melakukan pemeriksaan Supra Pubik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi)
6 Melakukan pemeriksaan Genitalia Eksterna (Inspeksi, Palpasi)

JUMLAH: .......................

Keterangan: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar

Jumlah
Nilai = ------------------- X 100% = %
12

Makassar, .................2018
Instruktur/koordinator

.......................................

11
URONEFROLOGI

TEKNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK


DUBUR

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan colok dubur untuk prostat secara baik,
benar
dan efisien.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa :
1. Dapat melakukan persiapan penderita dengan benar
2. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
3. Dapat memberikan penjelasan pada penderita atau keluarganya tentang apa
yang akan dilakukan, alat yang dipakai, bagaimana melakukan, apa
manfaatnya, dan apa risiko yang mungkin terjadi.
4. Dapat menjelaskan kepada penderita atau keluarganya tentang kerahasiaan
tindakan dan hak-hak penderita, misalnya tentang hak penderita untuk
menolak tindakan yang akan dilakukan.
5. Dapat melakukan cuci tangan biasa dan asepsis dengan benar
6. Dapat memasang sarung tangan steril dengan benar, dan melepaskannya
setelah pekerjaan selesai.
7. Dapat menempatkan pasien pada posisi yang tepat
8. Dapat melakukan pemeriksaan colok dubur dengan tepat
9. Dapat melakukan pemeriksaan kelenjar prostat dengan tepat

INDIKASI
1. Retentio urine
2. Aliran urine berkurang, nocturia, urine menetes (dribbling)
3. Pemeriksaan untuk menilai traktus gastrointestinalis (Rectal Toucher)

12
URONEFROLOGI

ACUAN
Persiapan : Mintalah penderita untuk buang air kecil, bila tidak dapat, lakukan
kateterisasi. Atur posisi penderita dengan posisi lithotomi, kemudian pasang sarung
tangan dan oleskan jari telunjuk yang bersarung tangan dengan lubricant
Prosedur :
Lakukan inspeksi pada perineum dengan memisahkan kedua bokong (otot gluteus)
dengan tangan kiri. Nilailah kulit sekitar perineum seperti tanda inflamasi, sinus
pilonidal, fistula ani, prolaps rectum dan hemorrhoid. Masukkan jari telunjuk secara
perlahan ke orificium anal (perineum) dan tekan secara perlahan untuk
merelaksasikan spinkter ani eksterna. Selanjutnya masukkan telunjuk sampai
mencapai ampulla rectum, sambil menilai semua bagian rectum untuk menilai adanya
massa atau tekanan pada daerah rectum kemudian pertahankan bagian ventral telunjuk
menghadap ke dinding anterior rectum. Doronglah telunjuk menuju jam 12, dan
rasakan alur median yang memisahkan 2 kelenjar prostat, teruskan sampai mencapai
bagian teratas prostat (pole atas) saat alur median menghilang. Bila telunjuk
diteruskan ke atas, maka di tiap sisi midline dapat dicapai vesica seminalis yang
dalam keadaan normal tidak teraba. Nilailah permukaan prostat (halus atau bernodul),
konsistensinya (elastik, keras, halus), bentuknya, ukurannya (normal, membesar,
atrofi), sensitifitas terhadap tekanan (normal atau tidak), mobilitas atau terfiksasi.
Setelah selesai, keluarkan jari dan berilah penderita tissue untuk membersihkan
dirinya.
Pada Hipertophy prostat benigna (BPH) biasanya pembesarannya bilateral, teraba
elastis seperti karet dan permukaan mukosa rectum licin. Pada Carcinoma teraba
benjolan seperti batu dan bernodul-nodul, dan pembesaran unilateral. Pada prostatitis
akut kelenjar membesar dan terba lunak, tegang dan sangat sensitif terhadap tekanan
(nyeri tekan).

REFERENCES
1. Degown RL and Brown DD : DeGowin’s Diagnostic Examination, 7th edition.
McGraw-Hill, 2000
2. Swartz MH : Textbook of Physical Diagnosis, Hystory and Examination, 5 th
edition, Elsevier, 2006

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN:

13
URONEFROLOGI

- Sabun cair - Kain kasa steril


- Air mengalir - Ember berisi air
- larutaaan antiseptik - Handuk kecil atau tissue
- Lap atau tissue - Baskom berisi klorin 0,5%
- Jelly - Tempat sampah non-medis
- Sarung tangan steril - Tempat sampah medis

PERSIAPAN PENDERITA
- Kandung kemih dikosongkan
- Penderita pria umumnya berbaring terlentang dengan posisi lithothomi

14
URONEFROLOGI

PENUNTUN PEMBELAJARAN
TEHNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR
(digunakan oleh Peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak
sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya,
tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.

TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.

PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN COLOK DUBUR
NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Medical Consent 1 2 3
1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan
persilahkan duduk. Perkenalkan diri anda, serta tanyakan
keadaannya.
2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya
tentang pemeriksaan colok dubur, tujuan, manfaat dan
resiko untuk keadaan klien.
3. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang
kerahasiaan yang tindakan dan hasil pemeriksaan
4. Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya,
misalnya tentang hak untuk menolak tindakan pemeriksaan
colok dubur.
5 Mintalah kesediaan klien untuk pemeriksaan colok dubur
Persiapan penderita dan alat/bahan 1 2 3
6 Periksa dan aturlah alat yang dibutuhkan
7 Mintalah penderita mengosongkan kandung kencingnya.
Bila klien tidak mampu mengosongkan kandung kencingnya
sendiri, lakukan kateterisasi urine. Kemudian bantu klien
dalam posisi lithothomi.
Persiapan untuk melakukan colok dubur 1 2 3
8. Lakukan cuci tangan rutin
9. Pasanglah sarung tangan DDT pada kedua tangan.
Pemeriksaan colok dubur 1 2 3
10. Penderita berada dalam posisi lithothomi (tergantung teknik
pemeriksaan lihat gambar)
11. Lakukan inspeksi daerah perineum dan anus, perhatikan
apakah ada tanda-tanda hemorrhoid atau penonjolan/nodul,
fistel (fisura ani) atau ada bekas operasi

15
URONEFROLOGI

12. Oleskan jelly pada jari telunjuk yang menggunakan sarung


tangan
13. Masukkan jari telunjuk ke anus, perlahan-lahan sentuhlah
spinkter ani dan mintalah penderita untuk bernapas seperti
biasa, sambil menilai tonus spinkter ani tersebut. Tangan
yang satu berada di atas suprapubis dan tekanlah ke arah
vesica urinaria. (Bila vesica urinaria kosong, maka kedua
ujung jari dapat bertemu (terasa)
14. Doronglah jari telunjuk ke arah dalam anus sambil menilai
ampulla dan dinding rectum apakah dalam keadaan
kosong/ada massa feses, terdapat tumor/hemorrhoid, atau
adanya batu urethra (pars prostatica).
15. Tempatkanlah jari telunjuk pada jam 12, untuk meraba
kelenjar prostat pada posisi lithothomi. (Kelenjar prostat
teraba pada posisi jam 12.)
16. Raba massa tersebut, dan nilai hal-hal berikut:
1) Permukaannya atau keadaan mucosa rektum pada
prostate,
2) Pembesarannya: pole atas bisa/tidak teraba dan
penonjolannya kedalam rectum,
3) Konsistensi : kenyal atau keras
4) Simetris atau tidak,
5) Berbenjol-benjol atau tidak,
6) Terfiksir atau tidak,
7) Nyeri tekan atau tidak,
8) Adanya krepitasi (batu prostat) atau tidak
17. Nilai pembesaran bila didapatkan:
Grade 1 = pole atas mudah dicapai
Grade 2 = pole atas agak sulit dicapai
Grade 3 = pole atas teraba dengan bimanual
Grade 4 = pole atas tidak teraba
18. Keluarkan jari tangan dengan sedikit melengkungkan ujung
jari, dan periksalah apakah ada darah, lendir dan feses pada
sarung tangan
Melepas sarung tangan 1 2 3
19. Bersihkan sarung tangan dengan air mengalir gosokkan
tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah atau cairan
tubuh lainnya yang menempel pada sarung tangan.
Kemudian sarung tangan dibuka lalu dimasukkan kedalam
baskom berisi larutan khlorin 0,5%, atau ke tempat sampah
medis.
20. Lakukan cuci tangan asepsis
21. Lakukan perpisahan dengan pasien

16
URONEFROLOGI

DAFTAR TILIK
TEKNIK PEMEMRIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK
DUBUR

Petunjuk : Berilah nilai pada kotak yang sesuai. Nilai 0 bila tidak dilakukan, nilai 1
bila dilakukan tapi belum memuaskan dan nilai 2 bila memuaskan

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Berikan Medical Informed
2. Siapkan penderita (pemberitahuan dan posisi)
3. Siapkan alat-alat dan bahan
4. Lakukan cuci tangan rutin
5. Gunakan sarung tangan
6. Oleskan jelly pada sarung tangan
7. Lakukan Inspeksi pada daerah sekitar anus
8. Gunakan jari telunjuk untuk pemeriksaan
9. Sentuh secara perlahan-lahan spinkter ani,
sebelum mendorong telunjuk masuk ke dalam
rektum
10. Tempatkan jari pada posisi jam 12 (posisi
lithothomi), untuk meraba pembesaran prostat
11. Tempatkan tangan yang satu di atas suprapubis
sambil menekan ke arah buli-buli
12. Nilai 1) Permukaannya atau keadaan mucosa
rektum pada prostat 2) Pembesarannya : pole
atas bisa/tidak teraba dan penonjolannya
kedalam rektum 3) Konsistensi : kenyal atau
keras 4) Simetris atau tidak 5) Berbenjol-benjol
atau tidak 6) Terfiksir atau tidak 7) Nyeri tekan
atau tidak 8) Adanya krepitasi (batu prostat)
atau tidak
13. Lengkungkan jari tangan saat dikeluarkan dari
anus
14. Lakukan dekontaminasi sarung tangan
sebelum dibuka
15. Lakukan cuci tangan asepsis
JUMLAH
Makassar, 2018
Instruktur/ Koordinator,
NILAI = Jumlah x 100 % = %
30
................................................................

17

Anda mungkin juga menyukai