PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program permainan ( game ) merupakan salah satu implementasi
dari bidang ilmu komputer. Perkembangan permainan pada masa kini sudah sangat pesat
dan telah menjadi mode tersendiri di dunia karena mayoritas pengguna komputer menghabiskan
sebagian besar waktu mereka di depan komputer dalam program permainan. Salah satu
algoritma yang digunakan untuk mengembangkan program permainan adalah algoritma
berbasis pohon ruang pencarian (searching algorithm). Salah satu game
yang menggunakan algoritma berbasis pohon ruang pencarian dalam menyelesaikan
permainannya yaitu menara hanoi.
Menara Hanoi merupakan salah satu diantara berbagai teka-teki dalam matematika. Teka-
teki ini ditemukan Edouard Lucas, ahli matematika Perancis di tahun 1883.Teka-teki ini
berdasarkan pada sebuah cerita legenda tentang candi Indian atau menara Benares di India yang
memiliki tiga tiang dan salah satu tiangnya terdapat 64 tumpukan cakram emas. Para pendeta
mendapat tugas untuk memindahkan cakram emas itu ke tiang yang lain sesuai dengan suatu
aturan. Tidak jelas apakah ini benar-benar legenda, atau inspirasi dari Lucas sendiri. Konon,
Dewa Brahma menciptakan tiga tiang pada candi tersebut. Pada salah satu tiang terdapat
tumpukan cakram emas sebanyak 64 keping, dengan urutan keping yang terbesar terletak di
bawah, makin ke atas makin kecil. Selanjutnya Dewa Brahma memerintahkan para pendeta
untuk memindahkan keping-keping emas itu dengan aturan : setiap perpindahan hanya boleh
memindah 1 cakram dan cakram yang besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih
kecil. Dalam legenda itu dikatakan bahwa dunia akan berakhir jika para pendeta tersebut selesai
memindahkan ke 64 cakram.
Dilihat dari karakteristik persoalan slide puzzle , puzzle ini membentuk
ruang solusi yang diorganisasikan ke dalam struktur pohon dinamis. Struktur pohon
dinamis sendiri dibangun dengan 2 metode traversal
yaitu Breadth First Search (BFS) dan Depth First Search (DFS) [MUN04]. Untuk itu
penulis menerapkan algoritma Depth First Search dalam menyelesaikan permainan menara
hanoi .
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis menerapkan pencarian
solusi slide puzzle dengan menggunakan algoritma Depth First Search .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan metode DFS (Depth First Search), proses pemecahan masalah pada permainan Menara
Hanoi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Metode DFS mampu menyelesaikan masalah pada permainan Menara Hanoi.
Sesuai dengan kelebihan pada metode DFS, telah terbukti bahwa pemecahan
permasalahan permainan Menara Hanoi dapat diselesaikan dengan beberapa solusi. Dimana
solusi dari permasalahan tersebut yang terbaik adalah solusi yang paling cepat ditemukan dimana
letak solusi yang dicari berada pada level yang dalam dan paling kiri.
Untuk N buah piringan diperlukan pemindahan sebanyak 2n – 1 kali. Ternyata dengan
menggunakan metode DFS terbukti pula untuk 3 buah piringan dapat diselesaikan dengan 2 4 – 1
langkah = 7 langkah.
DAFTAR REFERENSI
Atmavidya, Arif Nanda, Penerapan Algoritma Backtracking dalam Pencarian Solusi Menara
Hanoi, Institut Teknologi Bandung, 2008
Mukti, Garibaldy W, Berbagai Solusi Pemecahan Masalah Tower of Hanoi dan Representasi
Grafnya, Institut Teknologi Bandung, 2008
Santosa, Insap, Struktur Data menggunakan Turbo Pascal, Andi Offset Yogyakarta, 2003
Suyanto, Artificial Intelligence, Informatika Bandung, 2007
Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Tower_of_Hanoi, diakses 10 Desember 2008
http://rusdyana.wordpress.com/2009/
hidjah, khasnur dkk, penerapan metode depth first search (dfs)
Pada permainan menara Hanoi,UGM, Yogyakarta.2008