Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 1

METODE PENCARIAN

Diajukan untuk memenuuhi salah satu tugas mata kuliah Artificial


Intellengence

Dosen : Ridwan Ilyas, S.Kom., M.T

Disusun Oleh :
Nama : Chania Ayu Lestari
NIM : 3411181108
Kelas : Informatika D

JURUSAN INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS & INFORMATIKA
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................2
1.4. Manfaat penulisan..................................................................................2
1.5. Metode Penulisan..................................................................................2
BAB II ISI dan PEMBAHASAN.........................................................3
2.1 Pengertian Algoritma.............................................................................3
2.2 Pengertian Metode Pencarian................................................................3
2.3 Pencarian Buta ( Blind Search )............................................................3
2.3.1. Breadth First Search ( BFS )......................................................................3
2.3.2. Depth First Search (DFS)...........................................................................4
2.3.3. Depth Limited Search (DLS)......................................................................6
2.3.4. Uniform Cost Search (UCS).......................................................................7
2.3.5. Iterative Deepening Search (IDS)..............................................................9
2.3.6. Bi-Directional Search (BDS)...................................................................11
BAB III KESIMPULAN...................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................14

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi tidak hanya menuntut kecepatan penyebaran


informasi tetapi juga dalam bidang ilmu Artificial Intelligence untuk
melakukan metode pencarian dan pelacakan yang merupakan suatu hal
penting dalam suatu sistem. Karena pencarian dan pelacakan ini adalah hal
yang menentukan keberhasilan sistem tersebut. Sebuah algoritma pencarian
dijelaskan secara luas adalah sebuah algoritma yang menerima masukan
berupa sebuah masalah dan menghasilkan sebuah solusi untuk masalah
tersebut, yang biasanya didapat dari evaluasi beberapa kemungkinan solusi.
Sebagian besar algoritma yang dipelajari oleh ilmuwan komputer adalah
algoritma pencarian. Pada dasarnya, metode pencarian dan pelacakan dibagi
dua, yaitu pencarian buta (blind search) dan pencarian tersusun (heuristic
search).

Blind Search adalah model pencarian buta atau pencarian yang tidak
memiliki informasi awal “Blind Searching” Sendiri dibagi menjadi tiga
macam yaitu :Breadth First Search, Depth first Search, Uniform Cost Search.

Heuristic Search merupakan metode pencarian yang memperhatikan nilai


heuristik (nilai perkiraan). Teknik pencarian heuristik (heuristic searching)
merupakan suatu strategi untuk melakukan proses pencarian ruang keadaan
(state space) suatu problema secara selektif, yang memandu proses pencarian
yang kita lakukan di sepanjang jalur yang memiliki kemungkinan sukses
paling besar, dan mengesampingkan usaha yang bodoh dan memboroskan
waktu.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada Makalah ini adalah :

1
1. Apa itu Breadth First Seacrh?
2. Apa itu Depth First Search?
3. Apa itu Depth Limited Search?
4. Apa itu Uniform Cost Search?
5. Apa itu Iterative Deepening Search?
6. Apa itu Bi-Directional Search?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan Penulisan pada Makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu Breadth First Seacrh.


2. Untuk mengetahui apa itu Depth First Search.
3. Untuk mengetahui apa itu Depth Limited Search.
4. Untuk mengetahui apa itu Uniform Cost Search.
5. Untuk mengetahui apa itu Iterative Deepening Search.
6. Untuk mengetahui apa itu Bi-Directional Search

1.4. Manfaat penulisan

Pada penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu wawasan


serta pengetahuan dan juga dapat mempermudah untuk para mahasiswa dan
mahasiswi mempelajari algoritma metode pencarian dalam kecerdasan buatan

1.5. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini bersumber


dari beberapa jurnal di internet yang terkait dengan materi yang akan
disampaikan.
BAB II
ISI dan PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Algoritma

Menurut Goodman dan Hedetniemi, pengertian algoritma adalah urutan


terbatas dari operasi-operasi yang terdefinisi dengan baik, dimana masing-
masing membutuhkan memori dan waktu yang terbatas untuk menyelesaikan
suatu masalah

2.2 Pengertian Metode Pencarian

Metode pencarian dalam kecerdasan buatan merupakan sebuah metode


yang dibutuhkan dan sangat penting karena dengan adanya metode ini dapat
mengatasi dan mempermudah pencarian sebuah data. Pada metode pencarian
ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pencarian buta tanpa informasi atau
blind Search dan pencarian heuristic dengan informasi atau Heuristic Search.

2.3 Pencarian Buta ( Blind Search )

2.3.1. Breadth First Search ( BFS )

BFS atau Breadth First Search merupakan metode pencarian yang


bertujuan untuk memperluas dan memeriksa semua simpul pada graph
atau urutan kombinasi dengan pencarian secara sistematis melalui
setiap solusi. BFS melakukan pencarian secara mendalam pada
keseluruhan graph atau urutan tanpa memperhatikan tujuan sehingga
menemukan tujuan tersebut. BFS tidak menggunakan algoritma
heuristik.

Keuntungan dari Breadth First Search yaitu :

1. Tidak akan menemui jalan buntu

3
2. Jika ada solusi,maka breadth first search akan
menemukannya, jika lebih dari satu maka solusi akan
ditemukan.

Kelemahan dari Breadth First Search yaitu :

1. Membutuhkan memori yang cukup banyak, karena


menyimpan semua node dalam satu pohon
2. Membutuhkan waktu yang cukup lama, karena menguji n level
untuk mendapatkan solusi pada level yang ke (n+1).
Adapun contoh kasus nya yaitu :

gambar 1

Penyelesaian dengan menggunakan metode Breadth First Search :

Pada sebuah kasus diatas akan melakukan sebuah pencarian apakah


pada kota aceh terdapat sebuah kota yang bernama Lhokseumawe?
Dengan menggunakan pencarian Breadth First Search maka dapat
dicari dengan cara mengunjungi setiap node dari kiri kekanan yaitu
dari Aceh – Sabang - Calang - Jantho - Sigli - Melaboh – Bireun –
Bilpidie – Simuelue – Takengon – Lhoksumawe.

2.3.2. Depth First Search (DFS)

DFS (Depth-First-Search) adalah salah satu algoritma penelusuran


struktur graf / pohon berdasarkan kedalaman. Simpul ditelusuri dari root

4
kemudian ke salah satu simpul anaknya ( misalnya prioritas penelusuran
berdasarkan anak pertama [simpul sebelah kiri] ), maka penelusuran
dilakukan terus melalui simpul anak pertama dari simpul anak pertama level
sebelumnya hingga mencapai level terdalam. Setelah sampai di level
terdalam, penelusuran akan kembali ke 1 level sebelumnya untuk menelusuri
simpul anak kedua pada pohon biner [simpul sebelah kanan] lalu kembali ke
langkah sebelumnya dengan menelusuri simpul anak pertama lagi sampai
level terdalam dan seterusnya.

Keuntunga pada metode pencarian Depth First Search :

1. Membutuhkan memori yang relative kecil, karena hanya node- node


pada lintasan yang aktif saja yang disimpan.
2. Secara kebetulan, metode ini menemukan solusi tanpa harus menguji
lebih banyak.
Kerugian dari metode pencarian Depth First Search :
1. Memungkinkan tidak ditemukannya tujuan yang diharapkan
2. Hanya akan mendapatkan solusi pada tiap pencarian.

Contoh kasus pada metode ini ialah :

gambar 2

Penyelesaian dengan menggunakan metode Depth First Search :

Pada sebuah kasus diatas akan melakukan sebuah pencarian apakah


pada kota aceh terdapat sebuah kota yang bernama Lhokseumawe?
Dengan menggunakan pencarian Depth First Search maka dapat

5
dicari dengan cara mengunjungi pada setiap root terlebih dahulu
seperti Aceh – Sabang – Calang – Meulaboh – Bilpide – Tapaktuan –
Singkil – Simuelue – Jantho – Sigli – Bireun – Talengon – Bl.Kejren –
Kutacane – Lhoksumawe.

2.3.3. Depth Limited Search (DLS).


Algoritma Depth Limited Search memberikan batas kedalaman
pada algoritma Depth First Search (Russel & Norvig, 1995). Dengan
algoritma Depth Limited Search, penelusuran Depth First Search data
dibatasi sehingga tidak melakukan penelusuran terlalu dalam.
Algoritma Depth Limited Search adalah sebagai berikut: :

Misalkan terdapat graf/pohon dengan n buah simpul dan v merupakan


simpul awal penelusuran maka algoritma DFS adalah sebagai berikut:

1. Tentukan batas kedalaman pohon yang akan dikunjungi.


2. Kunjungi simpul v.
3. Kunjungi simpul w yang bertetangga dengan simpul v, yang
berada di kedalaman pohon <= batas.
4. Ulangi DLS mulai dari simpul w.
5. Ketika mencapai simpul u sedemikian sehingga semua simpul
yang bertetangga dengannya telah dikunjungi, pencarian
dirunut-balik (backtrack) ke simpul terakhir yang dikunjungi
sebelumnya dan mempunyai simpul w yang belum dikunjungi.
6. Pencarian berakhir bila tidak ada lagi simpul yang belum
dikunjungi yang dapat dicapai dari simpul yang telah
dikunjungi dalam kedalaman ponon <= batas.

Gambaran kerja algoritma Depth Limited Search dapat


digambarkan dalam bentuk tree. Tree merupakan sebuah graf tidak
berarah dan merupakan jaringan bersambung yang tidak memiliki
untai (loop) sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebuah tree dapat dibentuk dari graf sederhana karena graf sederhana

6
tidak memiliki self loop ataupun edge parallel. Tree terdiri dari
sekumpulan elemen. Elemen tree adalah akar atau root dan simpul.
Derajat atau degree sebuah simpul menunjukkan jumlah anak pada
simpul tersebut.

Adapun contoh kasus pada metode pencarian ini adalah :

gambar 3

Penyelesaian dengan menggunakan metode Depth Limited Search:

Pada sebuah kasus diatas akan melakukan sebuah pencarian apakah


pada kota aceh(simpul awal) terdapat sebuah kota yang bernama
Lhokseumawe(Kedalaman = 4)? Dengan menggunakan pencarian
Depth Limited Search maka dapat dicari dengan cara menetapkan
simpul awal yaitu Aceh dan dan batas kedalamannya yaitu
Lhoksoemawe maka urutan kunjungannya adalah Aceh – Sabang –
Calang – Meulaboh – BL. Pidie – Simuelue – Jantho – Sigli – Bireun
– Talengon – Lhoksumawe.

2.3.4. Uniform Cost Search (UCS).


Uniform Cost Search merupakan salah satu teknik pencarian yang
termasuk pada Uninformed Search (Blind Search). Pada Uninformed
Search Algoritm informasi yang disediakan akan menjadi informasi
kunci saat pencarian berlangsung, karena pada algoritma ini tidak ada
informasi tambahan yang digunakan.

7
Dalam UCS (Uniform Search Search) memiliki konsep yang
hampir mirip dengan BFS (Breadth First Search) karena UCS
merupakan gabungan dari konsep BFS dengan konsep DFS (Depth
First Search), bedanya BFS menggunakan urutan level dari yang
paling rendah hingga tertinggi, sedangkan dalam UCS berusaha
menemukan solusi dengan biaya terendah yang dihitung berdasarkan
biaya dari node asal ke node tujuan.

Dalam algoritma UCS memiliki kelebihan sebagai berikut :

Karena memiliki konsep seperti BFS maka UCS menjamin


ditemukannya solusi dan solusi yang ditemukannya selalu solusi yang
terbaik dalam kata lain UCS merupakan pencarian yang complete dan
optimal. Sangat cocok digunakan bila tidak menggunakan heuristik.
karena butuh completeness dalam menemukan setiap solusi.

Kekurangan algoritma UCS sebagai berikut :

Memiliki syarat yang harus dipenuhi agar bisa complete dan


optimal. Memiliki kompleksitas waktu dan ruang yang banyak karena
memakai konsep BFS. Komplesitas nya yaitu O(b^d).

Contoh kasus pada metode ini adalah :

gambar 4

8
Pada permasalahan diatas telah ditentukan jarak antara node. maka
pada UCS akan membuka node yang memiliki nilai/cost antar node
yang terendah pada gambar diatas jika dibuka

c = 10

b = 20

a = 10

karena nilai c dan a sama maka teserah jika akan membuka yang
mana lebih dahulu. seandainya mebuka c maka kita teruskan
pencariannya, jika kita buka

d = 10+5 =15

e = 10+40 = 50 (mencapai goal, namun nilai cost nya dirasa masih


terlalu besar)

maka kita buka node d, lalu akan didapat

e = 10+5+30 = 45 (nilai pada pencarian ini pun terasa masih terlau


besar) maka dari itu kita buka node yang kecil di awal tadi yaitu node
a setelah kita buka node a akan di dapat

e = 10 + 20 = 30 (di dapatkan goal dengan solusi terbaik)

dari kasus diatas dapat kita lihat, ada banyak cara unuk
mendapatkan solusi. namun dari berbagai macam penyelesaian kasus,
kita dapat mencari solusi yang paling”optimal”dan ini lah ke unggulan
dari UCS. Jadi UCS berusaha menemukan solusi dengan total biaya
terendah yang dihitung berdasarkan biaya dari simpul asal menuju ke
simpul tujuan.

2.3.5. Iterative Deepening Search (IDS)


IDS (Iterative Deepening Search) merupakan algoritma pencarian
yang mengkombinasikan antara keunggulan dari BFS (complete dan

9
optimal) dengan keunggulan dari DFS (space complexity), tapi
memiliki kekurangan yaitu dari segi time complexity (Ob^d).
Dalam IDS pencarian dilakukan secara iteratif (menggunakan
penelusuran DFS) dimulai dari batasan level 1. Jika belum ditemukan
solusi maka dilakukan iterasi lagi hingga solusi ditemukan. Jika solusi
ditemukan tidak perlu melakukan proses backtracking (penelusuran
balik untuk mendapatkan jalur yang diinginkan).
Keunggulan dari IDS sebagai berikut
merupakan algoritma yang complete, optimal. memiliki space
complexity yang kecil karena merupakan gabungan dari BFS dan
DFS.
Kelemahan dari IDS
Kelemahan dari IDS hanya satu yang fatal yaitu time complexity
yang tinggi. Karena time complexity yang tinggi maka bisa
melakukan percepatan dengan melakukan teknik parralel processing
(menggunakan lebih dari satu proccesor).
Adapun Contoh kasus untuk metode pencarian Itterative Deepening
Search (IDS) adalah :

gambar 5

Penyelesaian dengan menggunakan metode Iterative Deepening


Search:

10
Pada sebuah kasus diatas akan melakukan sebuah pencarian apakah
pada kota aceh terdapat sebuah kota yang bernama Lhokseumawe?
Dengan menggunakan pencarian Iterative Deepening Search maka
dapat dicari dengan cara menggunakan sebuah level pada setiap
iterative. Untuk iterative pertama diinisialisasikan dengan level 0 yang
bernilai kota aceh. Pada saat memproses level 0 tidak menemukan
titik tujuan maka level dinaikan menjadi 1 yang berisiskan Aceh –
Sabang – Calang – Jantho – Sigli. Ternyata pada level 1 tujuan masih
belum ditemukan maka level dinaikan hingga level 2 yang berisikan
nilai Aceh – Sabang – Calang – Jantho – Sigli – Meulaboh – Bireun.
Titik tujuan masih belum ditemui maka naikan level hingga titik
tujuan terpenuhi.
2.3.6. Bi-Directional Search (BDS)
Algoritma BiDi Search (Bi-Directional Search) adalah salah satu
algoritma yang digunakan untuk pencarian jalur. Contoh yang dibahas
kali ini adalah mengenai pencarian jalur yang melalui semua titik.
Secara singkat, Algoritma ini adalah penggabungan dari 3 buah
algoritma yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu Algoritma BFS
(Breadth First Search), Algoritma DFS (Depth First Search), dan
Algoritma DLS (Depth Limited Search). Pencarian solusi dilakukan
dari titik awal dan titik tujuan secara bersamaan, sampai akhirnya
bertemu di sebuah titik tengah. Setelah menemukan titik tengah dan
hasil jalur dari masing-masing perhitungan sudah tepat, maka jawaban
sudah ditemukan.

Adapun Contoh kasus pada metode pencarian Bi-Directional Search :

11

gambar 6
Penyelesaian dengan menggunakan metode Bi-Directional Search :

Pada sebuah kasus diatas akan melakukan sebuah pencarian apakah


pada kota aceh terdapat sebuah kota yang bernama Lhokseumawe?
Dengan menggunakan pencarian Bi-Directional Search maka dapat
dicari dengan cara memisalkan kota Lhoksumawe sebagai DFS
backward dan memisalkan kota Aceh sebagai DFS Forward.
Untuk DFS Forward = Aceh – Sigli
Untuk DFS Backward = Lhoksoemawe – Bireun
Maka dapat disumpulkan bahwa jalur dengan metode pencarian ini
berada pada jalur Aceh – Sigli – Bireun – Lhoksoemawe.

12
BAB III
KESIMPULAN
Pada materi metode pencarian dalam grap dan tree terdapat beberapa
macam yaitu Blind Search dan Heuristic Search. Pada metode pencarian Blind
Search terdapat beberapa jenis yaitu Breadth First Search(BFS), Depth First
Search(DFS), Depth Limited Search(DLS), Uniform Cost Search(UCS), Iterative
Deepening Search(IDS), Bi-Directional Search(BDS). Dimana pada masing –
masing metode pencarian memiliki hasil yang sama namun proses yang berbeda.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://najibzot.blogspot.com/p/teknik-searching-kecerdasan-buatan-di.html

http://elektrojoker13unc.blogspot.com/2016/10/makalah-kecerdasan-buatan.html

http://michaeljulius11.blogspot.com/2017/10/pengertian-metode-pencarian-bfs-dan-
dfs.html

https://media.neliti.com/media/publications/66816-ID-implementasi-algoritma-depth-
limited-sea.pdf

http://sutrisnajie.blogspot.com/2015/09/tugas-kecerdasan-buatan.html

https://piptools.net/algoritma-bidi-search-bidirectional-search-pencarian-dwiarah/

https://www.youtube.com/watch?v=ReV4617j9gk

14

Anda mungkin juga menyukai