Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN

RUMAH SAKIT UMUM WISATA


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2022
BAB I
DEFINISI

1. Proses Kredensial (Credentialing) : proses evaluasi oleh suatu rumah sakit


terhadap seseorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menjalankan tindakan tertentu dalam
lingkungan rumah sakit tersebut untuk periode tertentu.
2. Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing) : Proses re-evaluasi oleh suatu
rumah sakit terhadap tenaga kesehatan yang telah bekerja dan memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) di rumah sakit tersebut untuk menentukan
apakah yang bersangkutan masih layak/tidak diberi kewenangan klinis tersebut
untuk suatu periode tertentu.
3. Kewenangan klinis (clinical privilege): Kewenangan klinis untuk melakukan
tindakan tertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit tertentu berdasarkan
penugasan yang diberikan Kepala Rumah Sakit.
4. Surat Penugasan (Clinical Appointment): Surat yang diterbitkan oleh Kepala
Rumah Sakit kepada seorang tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan
profesional dirumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya.
5. Mitra Bestari (Peer-group): Sekelompok tenaga kesehatan dengan reputasi
dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan
tenaga profesi tertentu
6. Tenaga Kesehatan lain: Profesi tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit
Umum Universitas Indonesia Timur adalah:
1. Tenaga Radiografer/Radioterapis
2. Tenaga Tehnis Kefarmasian
3. Tenaga Apoteker
4. Tenaga Fisioterapi
5. Tenaga Rekam Medis
6. Tenaga Analis Kesehatan
7. Radioterapis
8. Tenaga Teknik Gigi
9. Tenaga Gizi
10. Tenaga Elektro Medis
11. Tenaga Fisikawan Medik
12. Administrasi Rumah Sakit
BAB II
RUANG LINGKUP KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN DALAM MEKANISME
KREDENSIAL DAN
RE-KREDENSIAL

Komite Tenaga Kesehatan Lain memiliki peran sentral dalam mekanisme


kredensial kepada tenaga kesehatan lain, karena tugas utamanya menjaga
profesionalisme tenaga kesehatan lain dan melindungi pasien rumah sakit untuk
hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tenaga profesi kesehatan lain. Tiga
tugas utama komite tenaga kesehatan lain adalah (1) melakukan kredensialing
kepada tenaga kesehatan yang masuk dikelompoknya yang baru dan re-
kredensialing kepada tenaga kesehatan lain yang lama; (2) menjaga mutu
pelayanan, dan (3) menjaga etik dan disiplin tenaga kesehatan lain. Oleh
karenanya, struktur komite tenaga kesehatan lain paling sedikit mencakup tiga
komponen fungsi diatas, yaitu Subkomite krendensial, Subkomite mutu profesi,
dan Subkomite etik dan disiplin.
Mekanisme kredensial dan re-kredesial dirumah sakit adalah
tanggungjawab Komite Tenaga Kesehatan Lain yang dilaksanakan oleh
Subkomite Kredensial. Pada akhir proses kredensial, Komite tenaga kesehatan
lain menerbitkan rekomendasi kepada kepala rumah sakit tentang lingkup
kewenangan klinis seorang tenaga kesehatan lain secara rinci (delineation of
clinical privilege). Untuk itu Subkomite Kredensial melakukan serangkaian
kegiatan berupa pemanggilan calon, menyusun tim mitra bestari, dan melakukan
penilaian kompetensi seorang tenaga kesehatan lain yang meminta kewenangan
klinis tertentu.
Selanjutnya kewajiban rumah sakit untuk menetapkan kewenangan klinis
(clinical privilege) tersebut dengan surat penugasan klinis (clinical appointment)
mengacu kepada tata kelola rumah sakit yang baik (good clinical governance).
BAB III
TATA LAKSANA
KREDENSIAL DAN RE-KREDENSIAL DAN PEMBERIAN KEWENANGAN
KLINIS BAGI TENAGA KESEHATAN LAIN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

A. Mekanisme Kredensial Dan Re-Kredensial Dan Pemberian Kewenangan


Klinis Bagi Tenaga Kesehatan Lain Di Rumah Sakit Universitas Indonesia
Timur.
Proses utama kredensial dan re-kredensial ditujukan untuk
mengendalikan kewenangan melakukan tindakan tenaga kesehatan yang terinci
(delination clinical privilege) bagi setiap tenaga kesehatan yang bertumpu pada
tiap tahap. Pertama, tenaga kesehatan tersebut melakukan permohonan untuk
memperoleh kewenangan klinis dengan metode self assessment. Kedua, Komite
Tenaga Kesehatan Lain mengkaji dan memberikan rekomendasi kewenangan
klinis yang diajukan oleh pemohon. Ketiga, kepala rumah sakit menerbitkan surat
penugasan (clinical appointment) berdasarkan rekomendasi dari ketua Komite
Tenaga Kesehatan Lain yang berlaku untuk periode tertentu. Secara periodik,
Komite Tenaga Kesehatan Lain akan melakukan proses re-kredensial saat masa
berlaku surat penugasannya berakhir, dimana tiga proses inti tersebut akan
berulang.
1. Tahap Pertama permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis
a) Staf tenaga kesehatan tersebut mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Direktur melalui Komite Tenaga Kesehatan Lain.
b) Tenaga kesehatan lain tersebut mengisi formulir yang disediakan Komite Tenaga
Kesehatan Lain, antara lain daftar kewenangan klinis yang ingin dilakukan.
c) Dilengkapi syarat fotocopi STR,SIK/SIP, ijazah terakhir dan sertifikat
d) Penunjang Test Portfolio dan Wawancara.
e) Setelah syarat tersebut lengkap, rumah sakit menyerahkan kepada komite
tenaga kesehatan lain untuk ditindak lanjuti.
2. Tahap kedua kajian Subkomite Kredensial
a) Komite Tenaga Kesehatan lain menugaskan Subkomite Kredensial untuk
memproses permohonan tersebut.
b) Dalam melakukan kajian, Subkomite Kredensial di bantu Mitra Bestari (peer
group) yang berjumlah 111 orang sesuai dengan anggota tim kredensial masing-
masing bidang keahlian/profesi yang akan dinilai. Para mitra bestari (peer group)
yang bertugas tersebut dapat terdiri dari beberapa bidang spesialisasi sesuai
dengan kewenangan klinis yang diminta.
c) Pengkajian oleh Subkomite Kredensial bersama Mitra Bestari (peer group)
meliputi elemen:
1. Review terhadap cekli
2. Ijasah
3. STR/SIP/SIK yang masih berlaku
4. Sertifikat kompetensi
5. Assesmen kompetensi
6. Verifikasi dengan melakukan:
7. Ujian
8. Wawancara dan kroscek dengan atasan langsung
d) Sub Komite Kredensial memberikan rekomendasi hasil kredensial kepada Ketua
Komite Tenaga Kesehatan lain.
e) Sub komite Kredensial merekomendasikan sejumlah tindakan kewenangan yang
boleh dilakukan pemohon dan meneruskan ke ketua Komite tenaga kesehatan
lain untuk dilakukan sidang pleno dan selanjutnya di berikan rekomendasi
kepada Kepala Rumah Sakit.
f) Hasil Kredensial/Re-kredensial berisi rekomendasi setuju dan tidak setuju
g) Apabila dalam rekomendasi team Kredensial disetujui, maka Ketua Komite
tenaga kesehatan lain mengajukan surat rekomendasi kepada Kepala Rumah
Sakit Umum Universitas Indonesia Timur untuk dibuatkan Surat Penugasan
Klinis,
h) Kepala Rumah Sakit Umum Universitas Indonesia Timur menandatangani Surat
Penugasan Klinis untukbtenaga kesehatan yang bersangkutan.
i) Apabila dalam rekomendasi Sub Komite Kredensial tidak menyetujui atau
menyetujui sebagian, Team Kredensial memberikan feedback kepada tenaga
kesehatan yang bersangkutan tentang hal-hal apa yang menjadikan tidak
disetujui.
j) Pemohon berhak mengajukan keberatan/banding atas rekomendasi yang
dikeluarkan oleh Team Kredensial.
3. Sub Komite Kredensial melakukan kredensial 3 tahun berikutnya setelah
kewenangan klinis terbit.
4. Tahap Ketiga penerbitan surat penugasan
a. Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga kesehatan
berdasarkan rekomendasi tersebut.
b. Surat penugasan untuk setiap tenaga kesehatan memiliki masa berlaku untuk
periode tertentu (3 tahun), atau adanya pengurangan atau peningkatan
kompetensi
c. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus
melakukan re- kredensial terhadap tenaga kesehatan yang bersangkutan.
tertentu (3 tahun), atau adanya pengurangan atau peningkatan kompetensi
d. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus
melakukan re-kredensial terhadap tenaga kesehatan yang bersangkutan.
B. Berakhirnya Kewenangan Klinis
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis (clinical
appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh kepala/Direkturrumah
sakit. Surat penugasan klinis untuk setiap tenaga kesehatan memiliki masa
berlaku untuk periode 3 tahun. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan
tersebut rumah sakit harus melakukan re-kredensial terhadap tenaga kesehatan
yang bersangkutan. Proses re-kredensial ini lebih sederhana dibandingkan
dengan proses kredensial awal sebagaimana diuraikan di atas, karena rumah
sakit telah memiliki informasi setiap tenaga kesehatan yang melakukan
pelayanan kesehatan profesional di rumah sakit tersebut.
Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga kesehatan
tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan kesehatan
tertentu walaupun seorang tenaga kesehatan pada awalnya telah memperoleh
kewenangan klinis untuk melakukan tindakan kesehatan tertentu, namun
kewenangan itu dapat dicabut oleh rumah sakit berdasarkan pertimbangan
komite tenaga kesehatan lain. Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis
tertentu tersebut, didasarkan pada kinerja profesi dilapangan, misalnya tenaga
kesehatan yang bersangkutan terganggu kesehatannya baik fisik maupun
mental. Selain itu pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi
kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi atau karena tindakan
disiplin dari komite tenaga kesehatan lain.
Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat
diberikan kembali bila tenaga kesehatan tersebut dianggap telah pulih
kompetensinya. Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang tenaga
kesehatan diakhiri,komite tenaga kesehatan lain akan meminta subkomite mutu
profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar kompetensi yang
bersangkutan pulih kembali. Komite tenaga kesehatan lain dapat
merekomendasikan kepada kepala/direktur rumah sakit pemberian kembali
kewenangan klinis ertentu setelah melalui proses pembinaan.
C. Alur Pengajuan Kredensialing Tenaga Kesehatan Lain Rumah Sakit
Universitas Indonesia Timur

PENGAJUAN SURAT PERMOHONAN


KREDENSIAL/ RE-KREDENSIAL DARI
UNIT

KEPALA RUMAH SAKIT


UMUM UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
KOMITE TENAGA
KESEHATAN LAIN

SUB KOMITE KREDENSIAL

PROSES KREDENSIALING:
 REVIEW
 VERIFIKASI
 EVAlUASI

KOMITE TENAGA
KESEHATAN LAIN

PROSES REKOMENDASI
KEWENANGAN KLINIS

PENERBITAN CLINICAL
APPOIMENT/ SURAT
PENUGASAN
BAB 1V
DOKUMENTASI
KREDENSIAL DAN RE-KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS

Proses kredensial dan re-kredensial memerlukan beberapa formulir meliputi :

1. Formulir pengajuan proses kredensial


2. Nota Dinas kredensial dari Komite Tenaga Kesehatan lain Ke Kepala Rumah
Sakit Format
3. rekomendasi kewenangan klinis (clinical privilege)
4. Format berita acara kredensial
5. Format penugasan klinik (clinical appoinment)
Formulir Contoh Proses Kredensial dan ReKredensial terlampir Salah Satu Unit
kerja.
BAB V
PENUTUP

Panduan kredensial tenaga kesehatan lain ini kiranya dapat dijadikan


sebagai petunjuk proses kredensial pegawai tenaga kesehatan lain yang
dilakukan oleh pihak terkait dan dapat dipergunakan sebagai dasar dalam
pelaksanaannya.
Dengan demikian proses kredensial tenaga kesehatan lain di Kepala
Rumah Sakit Umum Universitas Indonesia Timur dapat terlaksana secara baik
dan optimal.
REFERENSI :

1. Undang-undang nomer 36 tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara


republik Indonesia tahun 2009 nomer 144,tambahan Lembaga Negara republik
indonesia nomer 5063).
2. Peraturan pemerintah nomer 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
(Lembaga Negara republik indonesia tahun 1996 nomer 49,tambahan Lembaga
Negara republik Indonesia nomer 3637).
3. Peraturan daerah kota kediri nomer 05 tahun 2011 tentang organisasi dan tata
kerja inspektorat badan perencanaan perubahan daerah lembaga teknis daerah
kota kediri.

Anda mungkin juga menyukai