Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTEK

TEKNIK PENGECORAN LOGAM

Di susun oleh :
Maunah Abdul Asif (201954063)
Muhammad Zainal Arifin (201954040)
Wahyu indarto (201954065 )
Fajar Kurniawan(201954072)

POGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
LEMBAR ASSISTENSI
PRAKTEK TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Nama kelompok :
1. Maunah Abdul Asif (201954063)
2. Muhammad Zainal Arifin (201954040)
3. Wahyu indarto (201954065)
4. Fajar Kurniawan(201954072)
Hari/Tanggal Uraian assistensi Paraf Asdos
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     

Kudus, ................................................
Mengetahui :
Assisten Dosen

(.....................................)
Nama terang
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,hidayah dan inayahnya-
NYA,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktikum pengecoran logam ini
dengan sebaik-baiknya .

Penulisan laporan ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Mata kuliah praktek
pengecoran logam. Selain itu,Penulisan laporan ini di maksudkan untuk mencapai kompetisi dasar
praktikum pengecoran logam .

Dalam penulisan laporan ini penulis mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan tersebut menjadi
rintangan yang menghalangi penulis untuk mneyelesaikan laporan ini. Namun berkat bantuan,
Arahan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat teratasi.

Sebagai penutup, Penulis Kembali mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya . Selain itu, penulis juga mengharapkan apresiasi dari pembaca baik
berupa saran maupun kritik.
DAFTAR ISI
Cover / Halaman depan
Lembar Asistensi
Kata Pengantar
Bab I.pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Maksud dan tujuan praktek
Bab II. Landasan Teori
2.1 Dasar Teori...........................................................................................................................
2.2 Proses Pengecoran................................................................................................................
Bab III. Pelaksanaan Praktikum
3.1 Alat dan bahan
3.2 Gambar pola dan cetakan......................................................................................................
3.3 Langkah-langkah praktek
3.4 Hasil dan pembahasan
Bab IV. Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran (dokumentasi praktek)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengecoran logam merupakan bagian dari industri dalam bidang manufaktur,  terdiri
dari proses  mencairkan logam yang kemudian cairan logam tersebut dicairkan ke dalam
rongga  cetakan dan didinginkan hingga membeku.  urutan proses pengecoran logam terdiri
dari pembuatan pola,  pembuatan cetakan dan inti,  peleburan,  pembongkaran,
pembersihan,  dan pengerjaan akhir,  pengujian pengujian  serta perlakuan panas.  hal utama
yang harus diperhatikan dalam pembuatan benda cor adalah tuntutan tuntutan dari produk
cairan tersebut.  sehingga produk pengecoran yang dihasilkan dapat berfungsi dengan baik
sesuai tuntutan. 
tuntutan-tuntutan dari produk pengecoran tersebut meliputi fungsi benda cor,  kekuatan yang
harus dimiliki,  kekerasan yang diinginkan,  hingga permasalahan harga yang ekonomis.

Besi cor adalah jenis material yang sudah lama digunakan manusia untuk menunjang
kehidupan dalam bentuk peralatan  komponen rumah tangga,  permesinan,  alat transportasi
dan lain-lain. 

pola yang digunakan untuk pembuatan cetakan benda coran  dapat digolongkan menjadi dua
logam dan kayu. kayu dibuat dari kayu,  murah, cepat dibuatnya  dan mudah diolahnya
dibandingkan dengan pola logam. Oleh karena itu pola kayu umumnya dipakai untuk cetak
pasir maupun CO2 proses.  

Pasir cetak merupakan salah satu bagian terpenting dari proses pengecoran logam. 
Jenis pasir ini juga disebut cetakan pasir kering dikarenakan kadar air yang sedikit yang
terdapat dalam cetakan tersebut.  proses pembuatan cetakan seperti ini mudah dan tidak
memerlukan proses pengeringan untuk mengeraskan nya salah satu syarat benda cair yang
baik tergantung dari  pembuatan.  cetakan untuk menghasilkan cetakan yang baik
dibutuhkan pasir cetak yang memiliki kemampuan Bentuk,  kemampuan alir pasir,
ketahanan bentuk, kemampuan alir gas, ketahanan panas, kemudahan hancur, kemampuan
daur ulang.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTEK
1. Mahasiswa mengenali bahan dan alat yang di butuhkan dalam teknik pengecoran logam
dengan metode cetakan pasir / sand casting .
2. Mahasiswa mampu membuat cetakan dengan menggunakan pasir cetak, membuat inti
dalam cetakan, salyran penuangan, saluran turun dan saluran penambah.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi paduan logam, Kemampuan mengalir, Kemampuan
mengisi rongga cetakan, temperatur lebur dan temperatur penuangan dalam
melaksanakan praktek pengecoran logam.
4. Mengetahui perhitungan effisien coran,membandingkan antara dimensi pola dan dimensi
produk.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DASAR TEORI TEKNIK PENGECORAN LOGAM


Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan logam dan
menuangkan cairan logam tersebut ke dalam rongga cetakan. Proses ini dapat digunakan
untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit. Benda berlubang yang sangat besar dan
sangat sulit atau sangat mahal jika dibuat dengan metode lain, dapat diproduksi masal secara
ekonomis menggunakan teknik pengecoran yang tepat.
Pengecoran logam dapat dilakukan untuk bermacam-macam logam seperti, besi, baja
paduan tembaga (perunggu, kuningan, perunggu alumunium dan lain sebagainya), paduan
ringan (paduan alumunium, paduan magnesium, dan sebagainya), serta paduan lain, semisal
paduan seng, monel (paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan yang
mengandung molibdenum, chrom, dan silikon), dan sebagainya.
Untuk membuat coran harus melalui proses pembuatan model pencairan logam,
penuangan cairan logam ke model, membongkar, membersihkan dan memeriksa coran.
Pencairan logam dapat dilakukan dengan bermacammacam cara, misal dengan tanur induksi
(tungku listrik di mana panas diterapkan dengan pemanasan induksi logam), tanur kupola
(tanur pelebur dalam pengecoran logam untuk melebur besi tuang kelabu), atau lainnya.
Cetakan biasanya dibuat dengan memadatkan pasir yang diperoleh dari alam atau pasir
buatan yang mengandung tanah lempung. Cetakan pasir mudah dibuat dan tidak mahal.
Cetakan dapat juga terbuat dari logam, biasanya besi dan digunakan untuk mengecor logam-
logam yang titik leburnya di bawah titik lebur besi.
Pada pengecoran logam, dibutuhkan pola yang merupakan tiruan dari benda yang hendak
dibuat dengan pengecoran. Pola dapat terbuat dari logam, kayu, stereofoam, lilin, dan
sebagainya. Pola mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari ukuran benda yang akan dibuat
dengan maksud untuk 7 mengantisipasi penyusutan selama pendinginan dan pengerjaan
finishing setelah pengecoran. Selain itu, pada pola juga dibuat kemiringan pada sisinya
supaya memudahkan pengangkatan pola dari pasir cetak.

Cetakan adalah rongga atau ruang di dalam pasir cetak yang akan diisi dengan logam cair.
Pembuatan cetakan dari pasir cetak dilakukan pada sebuah rangka cetak. Cetakan terdiri dari
kup dan drag. Kup adalah cetakan yang terletak di atas, dan drag cetakan yang terletak di
bawah. Hal yang perlu diperhatikan pada kup dan drag adalah penentuan permukaan pisah
yang tepat.
Rangka cetak yang dapat terbuat dari kayu ataupun logam adalah tempat untuk
memadatkan pasir cetak yang sebelumnya telah diletakkan pola di dalamnya. Pada proses
pengecoran dibutuhkan dua buah rangka cetak yaitu rangka cetak untuk kup dan rangka cetak
untuk drag. Proses pembuatan cetakan dari pasir dengan tangan.
2.2 PROSES PENGECORAN

Proses pengecoran pasir di laboratorium pengecoran Universitas Muria Kudus Untuk langkah
langkah pengecoran logam di laboratorium pengecoran logam di Universitas Muria Kudus dapat
di lihat pada gambar di bawah :

Gambar 1. Diagram alir proses pengecoran dengan cetakan pasir

Bagian dari cetakan pasir terdiri pola, flask/rangka cetakan, inti (untuk produk cor berongga),
saluran tuang, saluran penambah di tunjukkan gambar 2.

Gambar 2. Tahapan pembuatan cetakan pasir.


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK

3.2 FOTO ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang di gunakan terdiri atas :
 ALAT
1. Cetok pasir

Gambar 3. Cetok pasir

Di gunakan untuk mengaduk adonan pasir dengan air agar merata, sebagai alat untuk
mengambil pasir dan untuk membuat cetakan.
2. Palu karet

Gambar 4. Palu karet

Di gunakan untuk memadatkan cetakan agar cetakan padat.


3. Bedak

Gambar 5. Bedak

Berfungsi mempermudah pada saat cetakan di lepas, agar tidak lengket


4. Pengayak pasir kasar dan halus

Gambar 6. Pengayak pasir kasar dan halus


Kegunaannya sama sebagai pengayak pasir dengan hasil ayakan yang kasar dan
halus.
5. Tungku bakar

Gambar 7. Tungku bakar


Di gunakan pada tahapan utama, untuk proses peleburan alumunium.
6. Thermometer infrared

Gambar 8. Thermometer infrared


Berfungsi untuk mengetahui berapa temperature peleburan pada proses peleburan
alumunium.
7. Rangka cetak

Gambar 9. Rangka cetak

Di gunakan sebagai perapat, pengunci cetakan pada saat pembuatan pola agar dapat
memiliki ukuran yang sesuai pada hasil akhir benda cor yang di gunakan.
8. Mangkuk tuang

Gambar 10. Mangkuk tuang

Di gunakan sebagai wadah mengambil dan menuangkan cairan logam panas ke


dalam cetakan cor.
9. Timbangan neraca digital

Gambar 11. Timbangan neraca digital

Berfungsi untuk mengukur berat di udara maupun di air


10. Gelas ukur / pyrex

Gambar 12. Gelas ukur / pyrex


Berfungsi untuk menakar air dan mengukur berat di air.
 Bahan
1. Pasir

Gambar 13. Pasir


Untuk membuat pola pada cetakan
2.
3.2 GAMBAR POLA DAN CETAKAN

1. Pola uji fluiditas

Gambar 1. Pola uji fluiditas

2. Pola produk cor

Gambar 2. Pola logam untuk produk cor


3.3 Langkah-langkah Praktek

1. Menyiapkan pasir cetak yang telah di ayak untuk mendapatkan butir pasir yang
lebih seragam.
2. Menyiapkan pola logam, flask kayu, Pola saluran tuang dan inti (jika di perlukan)
3. Membuat cetakan pasir dengan menggunakan pola logam untuk uji fluiditas dan
pola produk cor .
4. Sambil melakukan tahapan 1 sampai dengan 3 ,sebagian mahasiswa melakukan
proses peleburan untuk bahan paduan sesuai temperatur tuang yang sesuai.
5. Melakukan penuangan ke dalam cetakan .
6. Melakukan pembongkaran, pembersihan dan pengerjaan akhir terhadap produk
cor .
7. Mengambil data dan melakukan pengamatan untuk melengkapi Tabel 1 dan
Tabel 2.

3.4 HASIL DAN PEMBAHASAN


Foto Hasil uji fluiditas :

Gambar 1.1. Hasil uji fluiditas

Analisis jenis cacat produk yang terjadi :


1. Faktor metode
Penyebab :
suhu penuangan kurang tepat karna temperatur ruangan terlalu rendah sehingga
membuat rongga-rongga hasil cetakan tidak terbentuk sempurna .
Pencegahan :
Temperatur tuang logam sebelum penuangan di pastikan sudah sesuai dan lakukan
penuangan dengan cepat.

2. Bentuk cacat lubang : a. rongga udara


b. lubang jarum
Penyebab :
a) logam cair teroksidasi ,
b) Temperatur penuangan terlalu rendah ,
c) penuangan terlalu lambat .
d) cetakan kurang kering
e) permeabilitas pasir kurang sempurna
f) lubang angin kurang memadai
g) tekanan di atas terlalu rendah

Pencegahan :
a) Di usahakan pada saat alas kokas di jaga agar logam tidak berada di daerah
oksidasi,
b) Temperatur tuang logam sebelum penuangan ,di pastikan sudah sesuai dan
penuangan dengan cepat.
c) Pembuatan cetakan yang teliti ,baik permeabilitas ,pemadatan yang cukup,lubang
angin yang cukup.
d) Diuasahakan tekanan di atas di buat tinggi.
Foto Hasil produk cor :

Gambar 2.2. Hasil produk cor


Analisis jenis cacat produk yang terjadi :
1. Bentuk cacat lubang :
Penyebab :
Rongga udara dan Lubang jarum
a) logam cair teroksidasi ,
b) Temperatur penuangan terlalu rendah ,
c) penuangan terlalu lambat .
d) cetakan kurang kering
e) permeabilitas pasir kurang sempurna
f) lubang angin kurang memadai
g) tekanan di atas terlalu rendah
Penyusutan dalam , penyusutan luar ,Rongga penyusutan
a) Logam cair ter oksidasi
b) Temperatur penuangan terlalu rendah
c) Bahan muatan logam banyak kotoran dan berkarat
Pencegahan :
Rongga udara dan Lubang jarum
a) Di usahakan pada saat alas kokas di jaga agar logam tidak berada di daerah oksidasi,
b) Temperatur tuang logam sebelum penuangan ,di pastikan sudah sesuai dan penuangan
dengan cepat.
c) Pembuatan cetakan yang teliti ,baik permeabilitas ,pemadatan yang cukup,lubang angin
yang cukup.
d) Diusahakan tekanan di atas di buat tinggi.
Penyusutan dalam, Penyusutan luar, Rongga penyusutan
a) Di usahakan pada saat alas kokas di jaga agar logam tidak berada di daerah oksidasi,
b) Temperatur tuang logam sebelum penuangan ,di pastikan sudah sesuai dan penuangan
dengan cepat.
c) Menghilangkan sudut-sudut tajam pada cetakan
d) Mendesain coran dengan radius yang cukup
e) Merencanakan sistim saluran yang teliti
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari keseluhan kegiatan praktikum dan analisa hasil praktikum maka dapat di tarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :

 Dari kegiatan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dalam
pengecoran logam, rongga cetak pada cetakan sangat mempengarui permukaan hasil
pengecoran.
 Pola / model yang terbuat dari benda jadi hasilnya belum tentu lebih baik di bandingkan
dengan model dari styrofoam. Sedangkan tingkat kehalusannya lebih baik di bandingkan
dengan model styrofoam.
 Pencampuran pasir sangat berpengaruh terhadap kualitas cetakan.

4.2 SARAN
 Ruang diskusi kurang memadai, karena meja tidak ada
 Kurangnya alat keselamatan kerja sehingga perlu untuk di tambah lagi

DAFTAR PUSTAKA

http://santrinekatgmail.blogspot.com/2010/06/pengecoran-logam.html.

http://diecastpedia.blogspot.com/2011/06/produck.html.

http://yogiazizmuslim.blogspot.com/2013/03/proses-pengecoran-logam-piston.html.

Anda mungkin juga menyukai