Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika

Vol.2, No.4, Desember 2020 282

PERANCANGAN APLIKASI E-REPORT UNTUK


KORBAN BENCANA ALAM DI MUARO JAMBI
BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN GIS
Abdur Rahman Al Amin1, Agus Siswanto2, Effiyaldi3

Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dinamika Bangsa


Jalan Jendral Sudirman Thehok, Jambi, Indonesia
Email: 1abdurrahmanal001@gmail.com , 2agussiswanto@stikom-db.ac.id, 3tanjab67@yahoo.co.id

ABSTRACT

During this time the obstacle in BNPB-BPBD Muaro Jambi, namely the community is still difficult to
report quickly to officers in the event of a natural disaster in the Muaro Jambi area, this is due to the absence
of special applications used to report natural disasters and send locations to officers. This study aims to
simplify and accelerate disaster victims who can easily provide information on disasters that occur in their
area. The system development method that I use in this study is the waterfall method that resolves problems
in stages, starting from the needs analysis, system design, unit implementation and testing, system testing,
and maintenance. This waterfall method can check again if there are improvements at a certain stage. This
research produces an android application that can help officers process disaster data, helping victims to
disseminate disaster information. Through this application the user as an officer can manage incoming
reports, view disaster locations, make disaster-prone location points and manage disaster news. Users as
victims can make disaster reports, send disaster photos, send disaster locations, contact officers through
phone calls and look for officers' offices.

Keywords: Natural Distaster, Muaro Jambi, Android, GIS

ABSTRAK

Selama ini kendala dalam BNPB-BPBD Muaro Jambi yaitu masyarakat masih sulit melaporkan secara
cepat kepada petugas jika terjadi bencana alam di daerah Muaro Jambi, hal tersebut dikarenakan tidak
adanya aplikasi khusus yang digunakan untuk melaporkan bencana alam dan mengirim lokasi kepada
petugas. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat korban bencana yang dapat
dengan mudah memberikan informasi bencana yang terjadi didaerahnya. Metode pengembangan sistem
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode waterfall yang menyelesaikan masalah secara
bertahap yaitu dimulai dari analisis kebutuhan, desain sistem, implementasi dan pengujian unit, pengujian
sistem, dan perawatan. Metode waterfall ini dapat memeriksa kembali jika ada perbaikan pada tahap
tertentu. Penelitian ini menghasilkan suatu aplikasi android yang dapat membantu petugas mengolah data
bencana, membantu korban menyebarkan informasi bencana. Melalui aplikasi ini pengguna sebagai
petugas bisa mengelola laporan masuk, melihat lokasi bencana, membuat titik lokasi rawan bencana dan
mengelola berita bencana. Pengguna sebagai korban bisa membuat laporan bencana, mengirim foto
bencana, mengirim lokasi bencana, menghubungi petugas melalaui panggilan telepon dan mencari kantor
petugas.
Kata kunci: Bencana Alam, Muaro Jambi, Android, GIS

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi komunikasi saat ini mempengaruhi gaya hidup masyarakat luas. Salah satu
perkembangan teknologi komunikasi adalah smartphone. Smartphone bukan hanya digunakan untuk
mengirim pesan dan telepon saja, tetapi bisa juga digunakan untuk media hiburan dan media informasi.
Sistem operasi smartphone yang saat ini paling banyak digunakan didunia yakni android.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 283

Dengan adanya fitur-fitur smartphone ini kita dapat melakukan pencarian lokasi yaitu salah satunya sistem
informasi geografis, dengan menggunakan aplikasi google map yang dapat mendeteksi secara lengkap
bencana-bencana dengan adanya penginputan langsung ke lokasi. Selain itu dapat menginput lokasi baru
yang belum terjangkau oleh google maps. Sistem Informasi Geografis mampu untuk menangani seluruh
aspek bencana membantu kegiatan penanganan bencana, kapan, di mana, bagaimana, oleh siapa, kepada
siapa dan apa yang mereka telah lakukan.

Kondisi wilayah Muaro Jambi mempunyai dua karakteristik utama, yaitu dataran rendah dan perbukitan.
Faktor-faktor fisik alam tersebut berpengaruh terhadap tingkat kejadian bencana di Muaro Jambi. Bencana
dapat disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Jenis-jenis bencana tersebut
antara lain seperti banjir, tanah longsor, angin topan, kekeringan, dan kebakaran hutan atau lahan yang
menyebabkan kabut asap.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Muaro Jambi, Bpk. Amril,
beliau mengatakan bahwa saat ini masyarakat masih sulit untuk melaporakan secara cepat ke petugas jika
terjadi bencana alam di daerah Muaro Jambi. Berdasarkan data yang didapat dari kantor BPBD Muaro
Jambi dari tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan tanggal 30 April 2018, sudah terjadi 27 kali bencana
alam, diantaranya adalah tanah longsor, banjir, angin topan, kebakaran hutan dan lahan. Untuk data
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1 Data Jenis Bencana di Kabupaten Muaro Jambi


(Periode Januari 2017- April 2018)
No. Bencana Jumlah
1 Tanah Longsor 3
2 Banjir 12
3 Angin Topan 4
4 Kebakaran Hutan / Lahan 8
Sumber : BNPB-BPBD Muaro Jambi

Walaupun proses evakuasi korban bencana sudah lumayan cepat, namun proses pelaporan data ketika
terjadi bencana alam masih cukup lambat, hal ini dikarenakan beberapa warga tidak punya nomor telepon
petugas yang bisa dihubungi dan juga belum ada aplikasi yang bisa digunakan untuk mengirim titik lokasi
koordinat yang terjadi bencana alam tersebut.

2. TINJAUAN PUSTAKA/PENELITIAN SEBELUMNYA

2.1. Perancangan

“Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang bervariasi serta didalamnya
melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami
dalam proses pengerjaannya”[1]. Langkah-langkah perancangan sistem terbagi menjadi lima tahapan utama
yaitu:
1. Requirement
Requirement merupakan thap awal yang harus dilakukan dalam membangun sebuah perangkat lunak.
Tahap requirement ini adalah tahapan yang sangat penting, karena tahap pembangunan perangkat lunak
yang lain aka bergantung pada tahapan requirement ini. Requirement adalah tahap menentukan
kebutuhan client terhadap perangkat lunak yang akan dibangun nantinya. Dalam tahapan ini, engineer
harus b\erkolaborasi dengan client demi tercapainya tujun dari perangkat lunak tersebut.
2. Analysis
Analysis merupakan tahapan sesudah requirement. Di sini, kebutuhan yang diperoleh dari tahapan
requirement tadi akan dianalisis. Penganalisisan perangkat lunak ini dilakukan dari 4 sudut pandang
yaitu, eksternal perspective, interaction perspective, structural perspective dan behavioral perspective.
3. Design
Pada tahap ini, perangkat lunak mulai dirancang, bagaimana jalannya suatu perangkat lunak yang akan
kita bangun.

4. Implementation
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 284

Implementation merupakan tahapan implementasi perangkat lunak, di sini fungsi coding mulai berjalan.
Dengan kata lain, pada tahapan implementasi ini semua desain dari tahapan sebelumnya kini dituangkan
dalam bentuk program.
5. Deployment
Langkah terakhir, yaitu deployment. Deployment tahap di mana sistem yang dibuat tersedia bagi
komunitas pengguna. Artinya di sini, sistem yang sudah di implementasikan sudah dapat dipakai oleh
client/user.

2.2 Aplikasi

Aplikasi secara umum adalah alat terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu sesuai kemampuan
yang dimilikinya aplikasi merupakan suatu perangkat komputer yang siap pakai bagi user. “Perangkat
lunak aplikasi yaitu perangkat lunak yang digunakan untuk membantu pemakai komputer untuk
melaksanakan pekerjaannya”[2].

2.3 E-Report

“Laporan berisi informasi yang didukung oleh data yang lengkap sesuai dengan fakta yang ditemukan. Data
disusun sedemikian rupa sehingga akurasi informasi yang kita berikan dapat dipercaya dan mudah
dipahami”[3]. Elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika serta hal atau benda yang
menggunakan alat tersebut (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa pelaporan elektronik (e-reporting) adalah laporan berupa informasi yang disampaikan
secara elektronik menggunakan media elektronik. Media elektronik yang bisa digunakan adalah
smartphone dan seperangkat komputer.

2.4 Bencana Alam

“Bencana merupakan suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis”[4]. “Bencana alam adalah bencana yang disebabkan oleh kejadian alam. Bencana
dapat terjadi melalui suatu proses yang panjang atau situasi tertentu dalam waktu yang sangat cepat tanpa
adanya tanda-tanda. Bencana sering menimbulkan kepanikan masyarakat dan menyebabkan penderitaan
dan kesedihan yang berkepanjangan, seperti: luka, kematian, tekanan ekonomi akibat hilangnya usaha atau
pekerjaan dan kekayaan harta benda, kehilangan anggota keluarga serta kerusakan infrastruktur dan
lingkungan”[5]. Sebagaimana disebutkan diatas, dapat digenerelasikan bahwa untuk dapat disebut
“bencana” harus dipenuhi beberapa kriteria/kondisi sebagai berikut :
1. Ada peristiwa
2. Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3. Terjadi secara tibatiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara perlahan-
lahan/bertahap (slow).
4. Menimbulkan hilangnya jiwa manusia, harta benda, kerugian sosial-
ekonomi, kerusakan lingkungan, dan lain-lain.
5. Berada diluar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

2.5 BNPB-BPBD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muaro Jambi merupakan perwakilan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB). “Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah lembaga
pemerintah non departemen yang memiliki fungsi mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penanganan bencana. BNPB dibentuk berdasarkan Undang Undang nomor 24 tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana”[6]. Strategi yang dilakukan BPBD saat ini adalah menjalin kerjasama dengan
lembaga-lembaga pemerintah dan pihak swasta. Bentuk kerjasama yang dilakukan dengan lembaga
pemerintah adalah pengadaan barang atau jasa sesuai dengan bidang lembaga pemerintah tersebut. Salah
satu contoh kerjasama yang dilakukan adalah BPBD dengan Dinas Kesehatan dalam hal penyediaan obat-
obatan, peralatan, dan tim medis untuk menangani korban yang membutuhkan penanganan medis.
“Lembaga pemerintah tersebut harus dapat memenuhi segala permintaan dari BPBD karena BPBD
merupakan perpanjangan tangan dari kepala daerah. Bentuk kerjasama BPBD dengan pihak swasta adalah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 285

seperti CSR dari beberapa perusahaan”[7]. BPBD akan menghubungi mitra CSR tersebut jika BPBD
merasa kesulitan dalam melakukan tugasnya ketika sebuah bencana terjadi untuk menyediakan bantuan.
Pihak swasta tidak harus memenuhi semua permintaan dari BPBD.

2.6 Android

“Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform
terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam
peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak
untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium
dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel,
Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia”[8]. Secara garis besar arsitektur android dapat dijelaskan dan
digambarkan sebagai berikut :

1. Application dan Widgets adalah layer dimana kita behubungan dengan aplikasi saja, dimana biasanya
kita download aplikasi kemudian kita lakukan instalasi dan jalankan aplikasi tersebut. Dilayer terdapat
aplikasi inti termasuk klien email, program SMS, kalender, peta, browser, kontak dan lain-lain. Semua
palikasi ditulis menggunakan bahasa pemrograman Jawa.
2. Application Frameworks. Android adalah Open Development Platform yaitu android menawarkan
kepada pengembang atau memberi kemampuan kepada pengembang untuk membangun aplikasi yang
bagus dan inovatif. Pengembang bebas untuk mengakses perangkat keras, akses informasi resources
menjalankan service backgorund, mengatur alarm dan menambah status notifications dan sebagainya.
Pengembang memiliki akses penuh menuju API framework seperti yang dilakukan oleh aplikasi yang
kategori inti. Arsitektur aplikasi dirancang supaya kita dengan mudah dapat menggunakan kembali
komponen yang sudah digunakan (reuse).Sehingga bisa kita simpulkan Applications Framework ini
adalah layer dimana para pembuat aplikasi melakukan pengembangan /pembuatan aplikasi yang akan
dijalankan disistem operasi Android, karena pada layer inilah aplikasi dapat dirancang dan dibuat seperti
content providers yang berupa sms dan panggilan telepon.
3. Libraries adalah layer dimana fitur-fitur Android berada, biasanya para pembuat aplikasi mengakses
libraries untuk menjalankan aplikasinya. Android Run Time Layer yang membuat aplikasi Android
dapat dijalankan dimana dalam prosesnya menggunakan Implementasi Linux. Dalvik Zvirtual Machine
(DVM) merupakan mesin yang membentuk dasar kerangka aplikasi Android.
5. Linux Kernel adalah layer dimana inti dari operating sistem dari Android itu berapa. Berisi file-file
system yang mengatur sistem processing, memory, rosource, driver dan sistem-sistem operasi android
lainnya. Linux kernel yang digunakan android adalah linux kernel relase 2.6.

2.7 Sistem Informasi Geografis (SIG)

“SIG adalah sebuah sistem yang di desain untuk menaangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisa,
mengatur, dan menampilkan seluruh jenis geografis”[9]. “SIG merupakan sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang tidak dapat berdiri sendiri. SIG hanya sebuah alat yang mempunyai kemampuan Khusus.
Kemampuan sumber daya manusia juga berperan dalam memformulasikan permasalahan dan menganalisa
hasil akhir dalam keberhasilan sistem SIG[10]”. SIG pada masa kini bahkan dapat menggabungkan tugas-
tugas pengambilan keputusan seperti :
1. Mencari rute terpendek atau tercepat dari posisi A ke posisi B.
2. Menentukan/memilih (kalau ada) lokasi lain yang memiliki pola serupa.
3. Mengelompokkan daerah penjualan untuk meminimalkan jarak perjalanan.

Model data SIG dibedakan menjadi dua[10], yaitu :


1. Data Spasial, yang menyimpan kenampakan-kenampakan permukaan bumi, seperti jalan, sungai,
pemukiman, penggunaan tanah, jenis tanah, dan lain-lain. Model data spasial dibedakan menjadi dua,
yaitu model data vektor dan model data raster.
2. Data Tabular/Atribut, yang menyimpan atribut dari kenampakan-kenampakan permukaan bumi
tersebut. Misalnya, tanah yang memiliki atribut tekstur, kedalaman, struktur, pH, dan lain-lain. Model
data tabular tersimpan kedalam bentuk baris (record) dan kolom (field).

2.8 Penelitian Terdahulu


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 286

Tahun 2009, penelitian sejenis yaitu Konseptual Perancangan Sistem Informasi Manajemen Logistik
Penanggulangan Bencana (Simlog-Pb) Berbasis Gis (Geographic Information System) Di Indonesia[11].
Perancangan SlMLOG -PB pada penelitiin ini baru pada tahap konseptual, yaitu masih dititikberatkan pada
pemetaan dan identifikasi pengorganisasian serta sistem informasi logistik yang sudah ada pada saat ini,
sehingga belum sampai pada tahap perancangan dan pengembangan. Output basis data dari hasil
perancangan dan pengembangan SIMLOG-PB nantinya harus dapat dipublikasikan secara luas kepada
masyarakat, agar respon penanggulangan terhadap bencana yang terjadi dapat dilakukan secepat mungkin.
Perbandingannya dengan peneliti yaitu mereka masih dalam tahap konsep, sedangkan penulis sudah akan
langsung melakukan perancangan pada sistem ini di Muaro Jambi.

Tahun 2014, penelitian sejenis yaitu Sistem Monitoring Distribusi Bantuan Bencana Alam Berbasis
Web[12]. Menggunakan Metode Algoritma First-Fit. Kesimpulannya yaitu dari hasil pengujian, Sebesar
83,33% jawaban setuju dari pengguna bahwa sistem berbasis website ini dapat memberikan informasi data
kebutuhan logistik korban bencana alam kepada publik. Perbandingannya dengan peneliti yaitu pada
metode yang digunakan, mereka menggunakan metode Algoritma First-Fit sedangkan penulis
menggunakan metode waterfall.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka kerja penelitian

Penyusunan penelitian memerlukan susunan kerangka kerja yang jelas tahapan-tahapannya. Kerangka kerja
ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian masalah yang akan dibahas.
Adapun kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja penelitian dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:


1. Identifikasi Masalah, Pada tahap ini penulis melakukan identifikasi masalah dengan wawancara secara
langsung terhadap salah satu pegawai dari kantor BNPB-BPBD Muaro Jambi. Dari beberapa pertanyaan
yang disampaikan penulis menemukan masalah seperti kurangnya pemanfaatan teknologi pada layanan
e-report yang diperlukan serta pencarian lokasi bencana alam yang terjadi.
2. Studi Literatur adalah cara yang dipakai penulis untuk melakukan kajian pustaka, seperti mempelajari
buku-buku referensi, artikel-artikel, dan hasil penelitian sejenis yang relevan dengan permasalahan yang
sedang diteliti. Studi literatur ini bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis mengenai permasalahan
yang akan diteliti, agar dapat memahami permasalahan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan
pembahasan yang dilakukan.
3. Pengumpulan Data. Melalui metode observasi ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan
dengan cara pengamatan langsung ke lokasi kantor BNPB-BPBD Muaro Jambi. Pengamatan langsung
(observasi) ini dilakukan peneliti untuk mengamati peralatan apa saja yang biasa digunakan oleh
petugas apabila terjadi bencana alam di Muaro Jambi. Beberapa peralatannya yaitu: perahu karet,
pendayung, water pump, genset, kendaraan roda empat seperti mobil ambulance untuk evakuasi korban
dan beberapa kendaraan roda 2 (trail rescue). Wawancara (Interview), Penulis melakukan pengumpulan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 287

data dengan melakukan wawancara dengan Kasi Kedaruratan dan Logistik BNPB-BPBD Muaro Jambi
Bpk. Amril, dengan maksud untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa saat ini masyarakat masih sulit untuk
melaporakan secara cepat ke petugas jika terjadi bencana alam di daerah Muaro Jambi. Hal tersebut
dikarenakan tidak adanya aplikasi android khusus yang digunakan untuk melaporkan bencana alam dan
mengirim lokasi kepada petugas.
4. Analisis Sistem, adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan,
kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan. Tahapan ini melakukan identifikasi masalah pada sistem yang sedang berjalan. Sehingga
peneliti dapat menemukan kendala-kendala dan permasalahan yang terjadi pada proses pelaporan
bencana alam dan dapat mencari solusi dari permasalahan sistem yang berlaku tersebut.
5. Pengembangan Sistem, Pada tahap ini tim penulis melakukan penelitian pengembangan sistem dengan
menggunakan model Waterfall. Peneliti memilih model ini dikarenakan pengembangan sistem dapat
dikerjakan secara terstruktur, model ini juga yang mengusulkan sebuah pendekatan perangkat lunak
yang sistematik dan sekuensial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis,
desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan.
6. Pembuatan Laporan, Pada tahapan ini dilakukan pembuatan laporan yang disusun berdasarkan hasil
penelitian sehingga menjadi laporan penelitian yang dapat memberikan gambaran secara utuh tentang
sistem yang sedang dibangun.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Masalah

BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) adalah lembaga pemerintah dan departemen yang
melaksanakan tugas penanggulangan bencana didaerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dengan
berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Saat ini masyarakat masih sulit untuk melaporakan secara cepat ke petugas jika terjadi bencana alam di
daerah Muaro Jambi. Walaupun proses evakuasi korban bencana sudah cukup cepat, namun proses
pelaporan data ketika terjadi bencana alam masih cukup lambat, hal ini dikarenakan beberapa warga tidak
punya nomor telepon petugas yang bisa dihubungi dan juga belum ada aplikasi yang bisa digunakan untuk
mengirim titik lokasi koordinat yang terjadi bencana alam tersebut.

Untuk menyelesaikan masalah ini maka peneliti berencana membuat sebuah aplikasi yang akan dibuat
dengan menggunakan teknologi Google Maps yang disediakan oleh Google. Dengan penggunaan teknologi
ini maka diharapkan akan membantu petugas menemukan lokasi bencana alam yang dikirim oleh korban.
Teknologi Google Maps ini nantinya akan digabungkan dengan teknologi mobile berbasis android,
sehingga teknologinya akan bersifat portable dan dapat dibawa ke mana-mana oleh pengguna yang
membutuhkan.

4.2. Analisis Kebutuhan Sistem

Sistem yang dibangun ini adalah suatu aplikasi berbasis mobile dikhususkan untuk sistem operasi android
dan memanfaatkan teknologi Google Maps API untuk menampilkan lokasi pada peta, teknologi mobile
yang bersifat portable dapat memudahkan pengguna untuk mengakses aplikasi ini. Keunggulan dari Google
Maps adalah kita dapat mengecek lokasi kita secara realtime dan juga mengukur jarak tempuh dan waktu
yang dibutuhkan ke lokasi yang dituju.

Sistem akan dibangun dan dijalankan dalam sistem operasi android. Di mana nantinya sistem akan dibuat
dengan bahasa pemrograman java dan menggunakan android studio yang telah disediakan oleh pihak
Google.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 288

4.2.1 Analisis Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional menggambarkan proses atau fungsi yang harus dikerjakan oleh sistem untuk
melayani kebutuhan admin dan user. Berdasarkan kebutuhan pengguna maka fungsi utama yang harus
dilakukan oleh sistem ini yang dirancang dalam bentuk aplikasi android adalah sebagai berikut :

Kebutuhan fungsional Sistem :


1. Sistem dapat menampilkan berita bencana terbaru yang terjadi di Muaro Jambi, yang sudah dibuat oleh
petugas.
2. Sistem dapat menampilkan titik lokasi rawan bencana yang terjadi di Muaro Jambi, yang sudah ditandai
oleh petugas.
3. Sistem dapat menampilkan informasi bencana secara lengkap.
4. Sistem dapat menginformasikan rute menuju lokasi bencana.
4.2.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Analisis kebutuhan non fungsional dilakukan untuk mengetahui spesifikasi kebutuhan untuk sistem, yaitu
sebagai berikut :
1. Dapat di operasikan pada Sistem Operasi Android minimal versi 4.4
2. Memiliki fitur GPS pada perangkat yang digunakan.
3. Dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat.

4.3 Perancangan Sistem

4.3.1 Use Case


Fungsional sistem tergambar dari Use Case Diagram berikut ini :

Login

Logout

Login

Logout
Gambar 2. Use Case Diagram Korban dan Petugas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 289

Gambar 4.1 diatas merupakan use case diagram yang dibuat untuk menggambarkan sistem yang baru. Yang
berfungsi menggambarkan kegiatan–kegiatan user yang nantinya akan diproses oleh sistem. Secara rinci
interaksi yang terjadi antara user dengan sistem dalam use case diagram diatas dapat dijelaskan dalam
deskripsi use case diagram.

1.1.1. Activity Diagram

Activity diagram merupakan gambar proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses, gambaran ini
dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan
hubungan antara proses digambarkan dengan garis penghubung.

Menampilkan form buat berita


bencana
Memilih menu membuat
menu_lapor_bencana.java
laporan bencana

Menginputkan jenis
bencana, deskripsi dan
gambar bencana yang
otomatis menampilkan
lokasi bencana. Menampilkan titik koordinat
dan nama lokasi sekarang

Melakukan proses verifikasi


Klik tombol simpan
data dan menyimoan data yang
telah diinputkan ke database

Data yang diinputkan Tidak Valid


tidak lengkap, sistem
menampilkan pesan
data tidak lengkap
Valid

Data yang diinputkan benar dan lengkap,


Klik OK sistem menampilkan pesan laporan anda
telah dikirim

Kembali ke beranda
menu_utama.java

Gambar 3. Activity diagram Membuat Laporan Bencana


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 290

4.4 Class Diagram

Class diagram menggambarkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga menghubungkan
antara kelas objek yang terjadi di dalam sistem distribusi logistik berbasis android. Pemodelan kelas
merupakan pemodelan paling utama di pendekatan berorientasi objek, berikut adalah class diagram
perancangan aplikasi e-report untuk korban bencana alam di Muaro Jambi berbasis android.

Gambar 3. Class Diagram Korban dan Petugas

4.4 Implementasi Aplikasi BPBD

4.4.1 Halaman Registrasi

Halaman registrasi merupakan halaman yang menampilkan form untuk mendaftar ke dalam aplikasi.
Korban harus mengisi username, email, alamat, jawaban untuk kalua seandainya lupa password, no.hp,
password dan konfirmasi password lalu menngklik tombol register agar korban dapat mengakses menu-
menu lain yang tersedia di aplikasi tersebut. Adapun tampilan halaman registrasi dapat dilihat pada gambar
4 dibawah ini :
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 291

Gambar 4. Tampilan Halaman Registrasi

4.4.2 Halaman Login

Halaman login menampikan email dan password untuk masuk ke halaman aplikasi korban. Korban bisa
masuk ke menu utama dengan mengisi email dan password dengan benar lalu mengklik login. Adapun
tampilan halaman login korban dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini :

Gambar 5. Tampilan Halaman Login Korban


4.4.3 Halaman Menu Utama

Halaman menu utama merupakan halaman yang menampilkan informasi tentang berita bencana yang telah
di buat oleh petugas. Adapun tampilan halaman menu utama dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini :
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 292

Gambar 6. Tampilan Halaman Menu Utama Korban

4.4.4 Halaman Navigasi

Halaman navigasi merupakan halaman yang menampilkan menu-menu yang dapat dilihat oleh korban.
Halaman ini berisi profil, lapor bencana, titik rawan bencana, hubungi petugas, cari kantor petugas dan
logout. Adapun tampilan halaman navigasi dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini :

Gambar 7. Tampilan Halaman Navigasi Korban


4.4.5 Halaman Profil

Halaman profil merupakan halaman yang menampilkan informasi dari akun yang telah didaftarkan
sebelumnya. Adapun tampilan halaman profil dapat dilihat pada gambar 8 dibawah ini :

Gambar 8. Tampilan Halaman Profil


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 293

4.4.6 Halaman Buat Laporan Bencana

Halaman buat berita bencana merupakan halaman yang menampilkan form input laporan bencana. Korban
harus menginputkan jenis bencana, deskripsi, melampirkan foto dari kamera atau dari galeri dan sistem
secara otomatis menampilkan nama lokasi, lalu korban mengklik tombol simpan jika data yang diinputkan
sudah benar. Adapun tampilan halaman buat berita bencana dapat dilihat pada gambar 8 dibawah ini :

Gambar 8. Tampilan Halaman Buat Berita Bencana

4.4.7 Halaman Lokasi Rawan Bencana

Halaman lokasi rawan bencana merupakan halaman yang menampilkan informasi lokasi yang rawan
terjadinya bencana di Muaro Jambi dalam bentuk list dan juga menunjukkan maps serta rute menuju ke
lokasi tersebut. Adapun tampilan halaman lokasi rawan bencana dapat dilihat pada gambar 9 dibawah ini :

Gambar 9. Tampilan Halaman Lokasi Rawan Bencana


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 294

4.4.8 Halaman Hubungi Petugas Kantor

Halaman hubungi petugas kantor merupakan halaman yang menampilkan informasi nomor telepon kantor
BPBD Muaro Jambi. Adapun tampilan halaman cari kantor petugas dapat dilihat pada gambar 10 dibawah
ini :

Gambar 10. Tampilan Halaman Hubungi Petugas Kantor

4.4.9 Halaman Cari Kantor Petugas

Halaman cari kantor petugas merupakan halaman yang menampilkan informasi lokasi kantor BPBD Muaro
Jambi dalam bentuk maps, dan juga menunjukkan rute terdekat dari lokasi korban. Adapun tampilan
halaman cari kantor petugas dapat dilihat pada gambar 11 dibawah ini :

Gambar 11. Tampilan Halaman Cari Kantor Petugas


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 295

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perancangan yang telah dibahas pada bab sebelumnya adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi e-report untuk korban bencana alam di Muaro Jambi
berbasis android menggunakan GIS.
2. Aplikasi ini adalah aplikasi mobile untuk melaporkan bencana, mengetahui titik lokasi rawan
terjadinya bencana, membuat berita bencana dan mencari lokasi terjadinya bencana sehingga dapat
memudahkan petugas dalam pencarian informasi mengenai bencana alam yang terjadi di Muaro
Jambi.
3. Dalam perancangan aplikasi ini hanya mencakup daerah kabupaten Muaro Jambi.
4. Penggunaan aplikasi mobile SIG ini menggunakan fasilitas yang ada di Google maps, sehingga
pengguna dapat melihat dan mengetahui rute-rute untuk menuju lokasi bencana alam tercepat.

5.2 Saran

Dalam kesempatan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada pada kegiatan
pembuatan laporan serta program tugas akhir ini. Saran yang bisa penulis sampaikan dalam program tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Apabila penelitian ini dilanjutkan ada baiknya ditambah fitur-fitur lain seperti fitur chat realtime
kepada petugas kantor, transfer uang donasi melalui aplikasi dan menampilkan prakiraan ramalan
cuaca yang ada di Muaro Jambi dan sekitarnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan meliputi seluruh daerah yang ada di provinsi Jambi
sehingga berfungsi sebagai aplikasi berskala besar untuk provinsi Jambi.
3. Penelitian ini belum memperhatikan masalah laporan palsu (fake report), maka untuk itu penelitian
selanjutnya diharapkan dapat dilengkapi dengan sistem untuk mendetekeksi laporan palsunya.
4. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi penelitian selanjutnya.
5. Penelitian ini diharapkan menjadi perbendaharaan referensi di bidang IT khususnya bidang sistem
informasi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] H. Hendrawan, A. Nugroho, and M. R. Safirman, “Perancangan Sistem Aplikasi Rekam Medik
Pada Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi,” J. Process., vol. 10, no. 1, pp. 406–412, 2017.
[2] J. S. A. Pramadya, “PEMBUATAN APLIKASI MOBILE BERBASIS ANDROID OS UNTUK
MENGETAHUI LOKASI TEMPAT WISATA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,”
2011.
[3] P. Prestasi and A. Didik, “E-report berbasis web menggunakan metode model view controller
untuk mengetahui peningkatan perkembangan prestasi anak didik,” 2003.
[4] BNBP, “Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tentang Daftar Isi Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko 2 .
Lampiran Peraturan,” 2012.
[5] U. M. Ponorogo, “UPAYA PT.EL JOHN TIRTA EMAS WISATA DALAM
MEREVITALISASI WISATA PANTAI TELENG RIA PASCA BANJIR DI KABUPATEN
PACITAN TAHUN 2018”,” , vol. 84, pp. 487–492, 2013.
[6] Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, “Pedoman bantuan logistik,” p. 27, 2009.
[7] R. C. Wongso and I. G. A. Widyadana, “Evaluasi Sistem Pemenuhan Kebutuhan Bantuan dengan
Melibatkan Sektor Swasta untuk Bencana Alam di Indonesia,” J. Titra, vol. 3, no. 2, pp. 311–318,
2015.
[8] N. Safaat, Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android,
Informatik. Bandung, 2012.
[9] E. Irwansyah, “Sistem Informasi Geografis : Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi,” no.
June 2013, 2013.
[10] H. I. Riyanto, dkk, Prinali Eka Putra, Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis
Berbasis Dekstop dan Web. Yogyakarta: Jaya Media, 2009.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Informatika
Vol.2, No.4, Desember 2020 296

[11] R. Oktarina, “Konseptual Perancangan Sistem Informasi/Manajemen Logistik Penanggulangan


Bencana (Simlog-Pb) Berbasis Gis (Geographic Information System) Di Indonesia,” vol. 2009,
2009.
[12] S. Nurhayati, R. Zulmi, J. Sistem, K. Universitas, and K. Indonesia, “SISTEM MONITORING
DISTRIBUSI BANTUAN BENCANA ALAM BERBASIS WEB Sistem Monitoring Distribusi
Bantuan Bencana Alam Berbasis Website Menggunakan Metode Algoritma First-Fit,” vol. 3, no.
2, pp. 18–22, 2014.
[13] S. Sukamto, “Waterfall,” vol. 84, pp. 487–492, 2013.
[14] I. Hisyam, P. A. Jusia, P. Studi, and T. Informatika, “Sistem pendukung keputusan pemberian
kredit pada bank bni syariah mikro cabang kota jambi,” vol. 9, no. 2, pp. 222–232, 2014.

Anda mungkin juga menyukai