Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANGGAP DARURAT


KABUPATEN GOWA

DESIGN OF INFORMATION SYSTEM FOR EMERGENCY RESPONSE IN


GOWA DISTRICT

NURLELA NURDIN

220209503002

PROGRAM STUDI S1 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN


KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,


hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana. Hal ini
disebabkan oleh faktor alam, non alam, maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional.
Pembangunan Indonesia yang dilakukan di segala bidang yang merupakan
suatu bagian dari proses modernisasi. Pembangunan bertujuan menciptakan
kesejahteraan dan ketenteraman bagi rakyat Indonesia. Selain dampak positif
tersebut, pembangunan juga memberikan dampak negatif salah satunya adalah
menyebabkan tingkat kemacetan. Hal ini dikarenakan tidak berbandingnya jumlah
kendaraan dengan jumlah ruas jalan. Sehingga memungkinkankan terjadinya
kecelakaan lalu lintas dan menimbulkan rasa ketidaknyamanan bagi para
pengguna jalan raya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, laju pertumbuhan penduduk per
tahun selama 2011-2022 rata-rata sebesar 1,25 persen. Hal ini menyebabkan
pembangunan semakin padat dan tidak teratur sehingga mengakibatkan potensi
semakin besar. Salah satu penyebab terjadinya kebakaran dapat dipicu akibat
hubungan arus pendek. Kebakaran ini menimbulkan kerugian yang cukup besar
jika tidak mendapatkan penangan yang cepat dari pihak tertentu seperti pemadam
kebakaran.
Berbagai bencana sering terjadi seperti bencana alam, non alam maupun
bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa kegagalan teknologi, kegagalan
modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Sedangkan bencana sosial adalah
bencana yang diakibatkan yang oleh manusia. Bencana sosial seperti konflik
sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
Banyaknya kasus/kejadian yang terjadi di Kabupaten Gowa, mengakibatkan
masyarakat menjadi takut dan tidak tahu harus melakukan hal apa. Terlebih
kendala sebagian masyarakat yang tidak mengetahui alamat instansi, tidak
mengetahui kontak bahkan jarak instansi yang begitu jauh mengakibatkan
lambatnya laporan dari masyarakat. Karenanya instansi maupun masyarakat harus
memiliki komunikasi yang baik, baik melalui kunjungan maupun lewat sosial
media agar penanganannya bisa dilakukan dengan cepat dan tanggap.
Perkembangan teknologi komputasi mobile telah meningkat pesat, hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya fungsi pada perangkat mobile tersebut. Ini
menjadi sebuah evolusi perangkat mobile dalam hal ini adalah handpone yang
ditandai lahirnya teknologi smartphone yang kemampuannya hampir mirip
dengan sebuah personal komputer.
Kehidupan di tengah masyarakat Indonesia saat ini, khususnya masyarakat
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi - Selatan telah banyak menggunakan
teknologi yang canggih, namun ketika terjadi suatu keadaan darurat, korban atau
penolong kesulitan untuk mencari kontak telepon instansi terkait dalam
memperoleh pertolongan cepat. Panggilan darurat merupakan layanan yang
sangat penting apabila terjadi suatu kejadian yang sifatnya darurat, sehingga
peneliti memiliki ide untuk membuat aplikasi berbasis android. Aplikasi ini dapat
membantu masyarakat dalam menemukan kontak telepon instansi yang
bersangkutan dalam keadaan darurat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti memberi judul “Rancang
Bangun Sistem Informasi Tanggap Darurat Kabupaten Gowa”. Sistem ini dapat
membantu masyarakat dalam menemukan kontak telepon instansi, lokasi instansi,
serta fitur form pengaduan atau pelaporan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan


sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang Sistem Informasi Tanggap Darurat Kabupaten
Gowa?
2. Bagaimana membangun Sistem Informasi Tanggap Darurat Kabupaten
Gowa?
3. Bagaimana hasil rancang bangun Sistem Informasi Tanggap Darurat
Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penenlitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penghasilkan Rancangan Sistem Informasi Tanggap Darurat Kabupaten
Gowa.
2. Membangun Sistem Informasi Tanggap Darurat Kabupaten Gowa.
3. Mengetahui Hasil Rancang Bangun Sistem Informasi Tanggap Darurat
Kabupaten Gowa.

D. Mamfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Bagi Peneliti
Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
di bangku perkuliahan sehingga dapat memberikan konstribusi yang nyata
bagi masyarakat serta peneliti juga dapat menggunakan sistem ini sebagai
pertolongan pertama pada saat terjadi masalah darurat.

2. Bagi Akademik
Sebagai penambahan pustaka baru serta sebagai perbandingan untuk
penelitian lebih lanjut dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi kontak
tanggap darurat terpercaya.
3. Bagi Objek Penelitian
Dapat memberikan informasi kontak darurat terpercaya ketika sedang terjadi
masalah darurat maupun lokasi tempat kejadian sehingga masyarakat dapat
melakukan tindakan penyelamatan awal pada saat keadaan darurat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Rancang Bangun
Rancang atau perancangan merupakan serangkaian prosedur untuk menterjemahkan
hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan
dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem di implementasikan. Bangun
merupakan pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru
maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada secara keseluruhan
(Ramadhan & Ricoida, 2012).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, Rancang Bangun adalah
penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
2. Pengertian Sistem
Menurut (Silfia Andini dan Abu Kasim 2016), Sistem berasal dari kata yunani yaitu
systema berarti kesatuan atau sekumpulan. Menurut Jogiyanto (2005:1) dalam jurnal
Silfia Andini dan Abu Kasim (2016) mengatakan bahwa ada dua kelompok pendekatan
dalam mendefenisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang
menekankan pada komponen atau elemennya. Berikut ini defenisi sistem dari dua
pendekatan tersebut:
a. Yang menekankan pada prosedur Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
b. Yang menekankan pada komponen atau elemennya Sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berintekrasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebuah
Sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti keluaran (Output)
dan tujuan (Goal). Ouput yang dihasilkan oleh sebuah sistem dapat berupa sebuah
informasi.
3. Pengertian Informasi
Menurut (Silfia Andini dan Abu Kasim 2016), Informasi adalah data yang telah
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih bermanfaat bagi yang menerimanya.
Suatu Informasi dapat dikatakan benilai apabila telah memenuhi beberapa kriteria, yaitu
akurat (acuracy), tepat waktu (timeliness), dan relevan (relevancce). Informasi yang
berkualitas merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen didalam pengambilan
keputusan.
4. Pengertian Sistem Informasi
Menurut (Abdul Kadir 2010:11) dalam jurnal (Silfia Andini dan Abu Kasim 2016)
mengemukakan beberapa pengertian sistem informasi yaitu:
a. Menurut Alter Sistem Informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi,
orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam
sebuah organisasi.
b. Menurut Bodnar dan Hopwood. Sistem Informasi adalah kumpulan perangkat keras
dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data kedalam
bentuk informasi yang berguna.
5. Pengertian Tanggap Darurat
Tanggap darurat adalah suatu sikap untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan, yang akan menimbulkan kerugian baik fisik-material
maupun mental-spiritual. Tanggap darurat merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan efakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan,
serta pemulihan prasarana dan sarana.
6. Pengertian Panggilan Darurat
Apabila terjadi suatu kejadian yang sifatnya darurat, seperti pada saat terjadinya
kecelakaan lalu lintas, kebakaran, kasus tindak kriminal dan sebagainya maka panggilan
darurat merupakan layanan yang sangat penting. Nomor telepon darurat adalah nomor
telepon yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat oleh masyarakat umum untuk
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak seperti polisi, pemadam kebakaran dan
pertolongan medis atau pengangkutan (evakuasi) ke rumah sakit.
Di banyak negara hanya ada 1 nomor telepon darurat sehingga mudah diingat,
nomor darurat tunggal ini disebut nomor telepon darurat universal atau nomor telepon
jasa-jasa penanganan keadaan darurat, dengan nomor telepon darurat tunggal ini,
masyarakat umum yang memerlukan bisa meminta bantuan dari jasa-jasa penanganan
keadaan darurat setempat. Nomor telepon darurat bisa berbeda-beda dari satu negara ke
negara lainnya. Ada nomor telepon darurat yang sama di semua negara lewat telepon
satelit global. Biasanya nomor telepon darurat terdiri dari 3 nomor yang bisa diingat
dengan mudah dan bisa dihubungi dengan cepat. Di beberapa negara terdapat nomor
telepon darurat yang berbeda-beda untuk setiap jasa penanganan keadaan darurat.
Adapun panggilan darurat pada aplikasi ini antara lain:
a. Panggilan darurat PMI
PMI (Palang Merah Indonesia), sebuah organisasi perhimpunan nasional di
Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan terutama dalam tugas-tugas
kepalang merahan yang meliputi kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana,
pelatihan pertolongan pertama untuk Sukarelawan, pelayanan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan transfusi darah. PMI akan terjun lansung ke
lapangan ketika terjadi peristiwa di sekitaran Kabupaten Gowa untuk memberikan
pertolongan pertama dan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan darah
ketika stok atau persediaan darah di rumah sakit dan UDD (Unit Donor Darah)
Kabupaten Gowa habis.
b. Panggilan darurat Polisi
Kepolisian merupakan instansi yang fungsi utamanya memberikan layanan
keamanan untuk masyarakat. Namun tidak menutup kemungkinan instansi ini
memberikan layanan lainnya pada masyarakat, misalnya informasi lalu lintas, informasi
surat-surat kendaraan, dan sebagainya. Instansi kepolisian berdasarkan tugas dan
fungsinya dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan jenis kasus dan penanganannya
baik bersifat darurat maupun umum yaitu; kriminalitas, narkoba, satuan lalu lintas dan
layanan umum.
c. Panggilan darurat Pemadam Kebakaran
Pemadam kebakaran adalah instansi yang bertugas untuk memadamkan kebakaran.
Dalam menangani kebakaran, instansi ini harus bergerak cepat untuk mengatasi kejadian
karena jika tidak maka akan berakibat fatal. Selain memadamkan kebakaran, DAMKAR
juga sering dibutuhkan pada saat tertentu misalnya pada saat ada orang yang terjebak di
ketinggian dan lain-lain.
d. Panggilan darurat Ambulans
Seperti diketahui bahwa Ambulans merupakan kendaraan yang memeliki fungsi
penting di setiap rumah sakit dan masyarakat ketika dalam keadaan darurat, butuh
pertolongan cepat untuk mengangkut orang sakit atau korban kecelakaan. Ambulans juga
sebagai kendaraan yang digunakan untuk membawa peralatan medis kepada pasien di
luar rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit lain untuk perawatan lebih
lanjut.
e. Panggilan darurat Mobil Derek
Mobil derek merupakan kendaraan yang digunakan untuk menderek kendaraan
yang mengalami kecelakaan lalu-lintas yang tidak mampu untuk berjalan sendiri lagi atau
terbalik, menderek kendaraan yang sedang mogok dan mengganggu kelancaran lalu lintas
ataupun untuk menderek kendaraan yang melakukan pelanggaran parkir.

7. Manfaat Panggilan Darurat


Manfaat panggilan darurat adalah untuk mengatasi kepanikan saat keadaan darurat
datang, dan membantu masyarakat dari berbagai pihak seperti polisi, pemadam kebakaran
dan pertolongan medis atau pengangkutan (evakuasi) ke rumah sakit.

8. Pengertian Sistem Informasi Tanggap Darurat


Sistem Informasi Tanggap Darurat adalah sistem pengendalian keadaan darurat
yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan kecelakaan serta
pemulihan kualitas lingkungan hidup.

9. Manfaat Sistem Informasi Tanggap Darurat


Sistem informasi tanggap darurat mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Sebagai media untuk memudahkan pengguna perangkat bergerak dalam melakukan
panggilan darurat layanan publik.
b. Untuk memudahkan petugas untuk menangani kejadian darurat secara cepat
berdasarkan lokasi tempat kejadian.
c. Memberikan kemudahan bagi masyarakat melakukan pelaporan secara lebih cepat
dan tepat.
10. Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi-Selatan,
Indonesia. Ibu kotanya terletak di Sungguminasa. Kabupaten Gowa terdiri dari
delapanbelas kecamatan, yaitu Bajeng, Bajeng Barat, Barombong, Biringbulu,
Bontolempangan, Bontomarannu, Bontonompo, Bontonompo Selatan, Bungaya, Manuju,
Palangga, Parangloe, Parigi, Pattallassang, Sombo Opu, Tinggimoncong, Tompobulu,
dan Tombolo Pao. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883 km² dan berpenduduk
sebanyak ± 751.000 jiwa.

Gambar 2.1
Logo Kabupaten Gowa
11. Smartphone
Smartphone atau ponsel pintar adalah sebuah perangkat atau produk berupa telepon
genggam atau mobile versi modern terbaru yang memiliki kelebihan dimana spesifikasi
software dan hardware lebih pintar, fungsi yang lebih cerdas dan fitur-fitur yang lebih
smart dari ponsel versi biasa sebelumnya dan kadang-kadang dengan fungsi yang
menyerupai komputer (Fathansyah, 2007).
Smartphone atau telepon yang menyatukan kemampuan-kemampuan terdepan; ini
merupakan bentuk kemampuan dari Wireless Mobile Device (WMD) yang dapat
berfungsi seperti sebuah komputer dengan menawarkan fitur-fitur seperti personal digital
assistant (PDA), akses internet, email, dan Global Positioning System (GPS). Smartphone
juga memiliki fungsi-fungsi lainnya seperti kamera, video, games, media sosial, MP3
players, sama seperti telepon biasa (Backer, 2010).
12. Android Studio
Android studio adalah IDE (Integrated Development Environment) resmi untuk
pengembangan aplikasi Android dan bersifat open source atau gratis. Peluncuran Android
Studio ini diumumkan oleh Google pada 16 mei 2013 pada event Google I/O Conference
untuk tahun 2013. Sejak saat itu, Android Studio menggantikan Eclipse sebagai IDE
resmi untuk mengembangkan aplikasi Android.

Gambar 2.2
Logo Android Studio

13. Corel Draw


Coreldraw adalah perangkat lunak olah grafis berbasis vektor, yang memungkinkan
pengguna mengelola grafis tanpa di batasi seberapa besar ukuran objeknya. Dengan
demikian, walau objek grafis di buat lebih besar atau lebih kecil sesuai kebutuhan,
kualitas image akan tetap dipertahankan. Tidak hanya kemampuan merancang grafis,
Coreldraw memiliki berbagai kelebihan dan fitur lainnya, karena perangkat lunak ini
diperlengkapi dengan berbagai tool editing untuk mengelola dan memodifikasi berbagai
atibut objek grafis (Afriansyah Aidil 2018).

14. Java
Menurut Priyadi (2010), Java merupakan teknologi di mana teknologi tersebut
mencakup java sebagai bahasa pemprograman yang memiliki sintaks dan aturan
pemprograman tersendiri, juga mencakup java sebagai platform dimana teknologi ini
memiliki virtual machine dan library yang diperlukan untuk menulis dan menjalankan
program yang ditulis dengan bahasa pemprograman java.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Java adalah
bahasa pemprograman serbaguna yang memiliki sintaks dan aturan pemprograman
tersendiri yang mana dalam bahasa programan ini dapat membangun suatu aplikasi
seperti membangun aplikasi pada sistem operasi android.
15. Database
Menurut Fathansyah 2007, mengemukakan bahwa “Basis data terdiri atas 2 kata,
yaitu “Basis” dan “data”. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang,
tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan “data” adalah representasi fakta dunia
nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan),
barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang terekam dalam bentuk
angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasi lainnya.”.

16. Firebase
Firebase Database merupakan penyimpanan basis data nonSQL yang memungkinan
untuk menyimpan beberapa tipe data. Tipe data itu antara lain String, Long, dan Boolean.
Data pada Firebase Database disimpan sebagai objek JSON tree. Tidak seperti basis data
SQL, tidak ada tabel dan baris pada basis data non-SQL. Ketika ada penambahan data,
data tersebut akan menjadi node pada struktur JSON. Node merupakaan simpul yang
berisi data dan bisa memiliki cabang-cabang berupa node lainnya yang berisi data pula.
Proses pengisian suatu data ke Firebase Database dikenal dengan istilah push.
17. Use Case Diagram
Diagram Use Case adalah pemodelan untuk kelakuan sistem informasi yang akan
dibuat. (Hendini 2016) menjelaskan mengenai simbol-simbol use case diagram yang
digunakan dalam perancangan ini. Adapun simbol dan fungsinya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:

Gambar Keterangan
Use Case menggambarkan fungsionalitas yang
disediakan sistem sebagai unit-unit yang bertukar
pesan antar unit dengan aktir, yang dinyatakan
dengan menggunakan kata kerja.
Actor atau Aktor adalah Abstraction dari orang atau
sistem yang lain yang mengaktifkan fungsi dari
target sistem. Untuk mengidentifikasikan aktir, harus
ditentukan pembagian tenaga kerja dan tugas-tugas
yang berkaitan dengan peran pada konteks target
sistem. Orang atau sistem bisa muncul dalam
beberapa peran. Perlu dicatat bahwa aktor
berinteraksi dengan Use Case, tetapi tidak memiliki
kontrol terhadap use case.
Asosiasi antara aktor dan use case yang
menggunakan panah terbuka untuk mengindikasikan
bila aktor berinteraksi secara pasif dengan sistem.

Relasi Cakupan memungkinkan suatu usecase untuk


menggunakan fungsionalitas yang disediakan oleh
usecase yang lainnya.
Sumber: Ade Hendini, 2016
18. Activity Diagram
Diagram Activity menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktifitas dari sebuah
sistem atau proses bisnis. (Hendini 2016), menjelaskan mengenai simbol-simbol activity
diagram yang digunakan dalam perancangan ini. Adapun simbol dan fungsinya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Gambar Keterangan
Start Point, diletakan pada pojok kiri atas dan
merupakan awal aktifitas.

End Point, akhir aktivitas.


Activities, menggambarkan suatu proses atau
kegiatan.
Decision Point, menggambarkan pilihan untuk
mengambil keputusan, true atau false
Line Connector,digunakan untuk
menghubungkan satu simbol dengan simbol
lainnya.

Swimlane, pembagian activity diagram untuk


menunjukkan siapa melakukan apa.

Sumber: Ade Hendini, 2016

19. Class Diagram


Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2013:141) yang dikutip oleh Aribah
(2018) mengemukakan, diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur
sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.
Nasril, dan Ghina Aribah (2018), menjelaskan mengenai simbol- simbol diagram kelas
yang digunakan dalam perancangan ini. Adapun simbol dan fungsinya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Simbol Keterangan
1. Kelas adalah penggambaran dari
struktur sistem yang akan ditampilkan
dalam sistem informasi
2. Atribut adalah penggambaran mengenai
Nama_Kelas keadaan dari suatu objek didalam kelas.

+ Attribute
3. Operasi adalah penggambaran
mengenai fungsi yang terdapat dalam
+Operasi()
kelas.

Relasi yang menghubungkan antar sub


kelas dengan super kelas.
Relasi antar kelas dengan makna umum,
asosiasi biasanya juga disertai dengan
multiplecities.
Sumber: Nasril, Ghina Aribah, 2018.

20. Flowchart
Flowchart adalah representasi secara simbolik dari suatu algoritma atau prosedur
untuk menyelesaikan suatu masalah, dengan menggunakan flowchart akan memudahkan
pengguna melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah,
di samping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara
pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek.
Gambar Keterangan

Terminator, simbol untuk memulai


atau mengakhiri flowchart.
Anak panah, simbol untuk
merepresentasikan alur kerja.
Proses, simbol untuk
mempresentasikan operasi
Input/Output, Simbol untuk
mempresentasikan input data atau
output data yang diproses atau
informasi.
Decision, simbol keputusan dalam
program.

Manual input, simbol untuk


memasukkan input secara manual dari
keyboard.
Database
Simbol tampilan atau display.

Offline Connector, menyatakan


sambungan dari proses ke proses
lainnya dalam halaman yang berbeda.
Sumber : (Santoso and Nurmalina 2017)
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Husmul Beze (2020) dengan judul penelitian
“Rancang Bangun Tanggap Darurat Bencana Berbasis Sistem Informasi Geografis
(SIG)”. Penelitian ini dibuat dengan membuat prototype sistem informasi berbasis
web tentang lokasi posko bencana dan memberikan informasi terkait logistic posko
kepada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SDLC
(System Development Life Cycle). Berdasarkan hasil uji coba aplikasi tersebut
dengan metode black box terhadap 31 responden, sekitar 50.8% menyatakan fitur
aplikasi yang dikembangkan sudah memenuhi harapan dalam penanggulangan
bencana.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Sidiq Purnomo (2019) yang berjudul
“Pemanfaatan Google Maps API dalam Sistem Informasi Kerawanan Berbasis Web”.
Sistem ini dirancang berdasarkan peta situs yang dilanjutkan dengan implementasi
menggunakan aplikasi PHP dan MySQL. Penelitian ini difokuskan terhadap
pemanfaatan Google Maps API untuk menunjukan peta wilayah yang mempunyai
potensi terjadinya bencana alam yang didasarkan pada titik koordinat wilayah
tersebut.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Saiful Anshari (2015) dengan judul “Rancang Bangun
Aplikasi Darurat Kota Makassar Berbasis Android”. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan strategi design and creation. Sedangkan metode
perancangannya menggunakan metode flowchart. Analisis yang dilakukan pada
penelitian ini mencakup analisis sistem yang sedang berjalan dan analisis sistem yang
diusulkan.
Berdasarkan hasil ketiga penelitian tersebut, terdapat beberapa persamaaan dan
perbedaan. Persamaan ketiga penelitian dengan hasil penelitian sebelumnya adalah
membuat sistem informasi yang merujuk pada pencegahan serta penanggulangan-
penanggulangan bencana maupun berbagai kejadian/kasus. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan perancangan yang hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan.
Sedangkan perbedaannya terdapat pada software yang digunakan untuk membuat sistem
informasinya dan penelitian ini juga hanya fokus terhadap wilayah Kabupaten Gowa
Provinsi Sulawesi Selatan.
Adapun kelebihan pada sistem informasi tanggap darurat yang dirancang yaitu
pada fitur-fitur yang disediakan. Sistem informasi tanggap darurat kabupaten Gowa
memiliki beberapa fitur diantaranya fitur lokasi instansi, form pengaduan dan pengiriman
lokasi tempat kejadian.
C. Kerangka Pikir
Dilihat dari fakta yang terjadi pada masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten
Gowa Provinsi Sulawesi-Selatan banyak kejadian-kejadian darurat yang terjadi pada
masyarakat. Kejadian-kejadian tersebut antara lain seperti kecelakaan, tindak kriminal,
kebakaran dan bencana-bencana yang berupa banjir, tanah longsor dan bencana alam
lainnya.
Tindakan yang diambil masyarakat pada kondisi seperti ini biasanya berbeda-beda,
ada yang langsung mendatangi instansi terkait, bertanya kepada seseorang yang berada di
sekitar kejadian, ataupun tindakan-tindakan lain yang mungkin membutuhkan waktu.
Selain itu, juga dibutuhkan orang yang tepat untuk mendapatkan informasi yang tepat.
Beberapa tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Gowa ini disebabkan oleh
beberapa hal, seperti tidak mengetahui informasi tempat instansi, tidak mengetahui
informasi kontak, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam memberikan
pertolongan pertama.
Berdasarkan fakta dan realita yang terjadi pada masyarakat Kabupaten Gowa
apabila terjadi sebuah kejadian yang sifatnya darurat, maka peneliti bermaksud untuk
membuat suatu sistem informasi yang dapat memudahkan masyarakat Kabupaten Gowa
dalam mengambil tindakan-tindakan pada keadaan darurat. Dengan menggunakan
aplikasi tersebut diharapkan masyarakat mampu bertindak lebih efektif dan efisien baik
dari segi tenaga, waktu dan biaya.
Perancangan Sistem Informasi berbasis ini berupa kumpulan informasi kontak dan
alamat instansi gawat darurat serta dilengkapi fitur form pengaduan, dengan adanya
perancangan ini memudahkan masyarakat mendapatkan informasi kontak dan alamat
intansi ketika menghadapi keadaan darurat. Adapun kerangka pikir masalah dari
perancangan ini bisa dilihat pada.
Kabupaten Gowa

Kejadian darurat pada masyarakat :


Kecelakaan
Tindak Kriminal
Kebakaran
Bencana

Reaksi Masyarakat :
Bertanya
Menelpon
Mendatangi langsung

Kendala Masyarakat Kabupate Gowa dalam


menanggapi kejadian darurat:
Tidak mengetahui Informasi tempat instansi
Tidak mengetahui informasi kontak instansi
Membutuhkan waktu yang lama

Merancang sistem informasi tanggap darurat Kota


Gowa

Hasil rancangan sistem informasi tanggap darurat


Kota Gowa

Aplikasi Tanggap Darurat akan memberikan


Informasi kontak serta alamat instansi terkait bencana
dalam keadaan darurat guna memberikan pertolongan
pertama bagi korban yang butuh penanganan cepat.

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian Rancang Bangun Sistem


Informasi Tanggap Darurat dengan menggunakan Metode Research and Development
(R&D) pada Rancang Bangun Sistem Informasi Tanggap Darurat Kabupaten Gowa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022. Penelitian dilaksanakan di


Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi-Selatan khususnya pada masyarakat serta instansi
terkait bencana dalam keadaan darurat. Adapun beberapa instansi terkait yaitu:

1. Rumah Sakit Syekh Yusuf


2. Polres Kabupaten Gowa
3. BPBD Kabupaten Gowa
4. Pemadam Kebakaran Kabupaten Gowa
5. Kantor Mobil Derek Kabupaten Gowa

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk memperkuat hasil dari dari penelitian
ini. Teknik penelitian yang digunakan yaitu:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan yaitu mengamati secara langsung proses penanggulangan


situasi darurat pada daerah Kabupaten Gowa.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari pengguna secara langsung
mengenai sistem yang akan dikembangkan yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam
Rancang bangun Sistem Informasi Tanggap Darurat Kabupaten Gowa.
3. Kuesioner/angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan


memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab baik secara
langsung maupun tidak langsung (Roosinda dkk., t.t.).

4. Studi Literatur

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-
bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

D. Instrumen Peneliatian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
atau mengukur objek dari suatu variabel penelitian. Untuk mendapatkan data yang benar
demi kesimpulan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, maka diperlukan suatu
instrumen yang valid dan konsisten serta tepat dalam memberikan data hasil penelitian
(reliabel).

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket


(kuisioner). Angket validator untuk menguji aspek functional suitability dan angket user
untuk menguji aspek usability.

E. Metode Pengembangan

Model pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini menggunakan metode


waterfall. Menurut Pressman (2002) model waterfall (model air terjun) merupakan suatu
model pengembangan secara sekuensial. Peneliti menggunakan metode perencangan
waterfall karena metode tersebut merupakan salah satu metode dalam SDLC dan sesuai
dengan jenis penelitian yang digunakan. Metode ini mempunyai ciri khas pengerjaan
setiap fase dalam watefall yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan
ke fase selanjutnya. Metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan
secara berurutan atau secara linear.
Model waterfall mempunyai tahapan-tahapan yang jelas, nyata dan praktis. Apabila
terjadi kesalahan, tahapan pemeliharaan termasuk pembetulan kesalahan yang tidak
ditemukan pada langkah terdahulu. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Requirement Analysis

Seluruh kebutuhan software harus bisa didapatkan dalam fase ini, termasuk di
dalamnya kegunaan software yang diharapkan pengguna dan batasan software.

2. System Design

Tahap ini dilakukan sebelum melakukan coding. Tahap ini bertujuan untu
memberikan gambaran apa yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana tampilannya.

3. Implementation / Coding

Dalam tahap ini dilakukan pemrograman. Pembuatan software dipecah menjadi


modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap berikutnya.

4. Integration & Testing

Dalam tahap ini dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat dan
dilakukan pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah software yang dibuat telah
sesuai dengan desainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak.

5. Operation & Maintenance

Ini merupakan tahap terakhir dalam model waterfall. Software yang sudah jadi
dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki
kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk memperkuat hasil dari dari penelitian
ini. Teknik penelitian yang digunakan yaitu:
1. Observasi

Observasi yang dilakukan yaitu mengamati secara langsung proses penanggulangan


situasi darurat pada daerah Kabupaten Gowa.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari pengguna secara langsung
mengenai sistem yang akan dikembangkan yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam
Rancang bangun Sistem Informasi Tanggap Darurat Kabupaten Gowa.

3. Kabupaten Studi Literatur

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-
bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

SSSA
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah Aidil. (2018). Rancang Bangun Media Pembelajaran Coreldraw Berbasis


Multimedia. Jurnal Teknologi Informasi Dan Komputer Politeknik Sekayu,
VIII (1), 38–45.
Andana, A. J. (2015). Emergency system caller and personal locator berbasis android
studi kasus wilayah kabupaten nganjuk. Skripsi.Universitas Nusantara PGRI
Kediri, 1–10.
Anshari, Saiful. (2015). Rancang Bangun Aplikasi Darurat Kabupaten Makassar Berbasis
Android. Skripsi.UIN Alauddin Makassar, (6), 26.
Aribah, G & Nasril. 2018. Perancangan Sistem Informasi Linieritas Bidang Studi pada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Jurnal Lentera ICT Vol. 4
Azizah N. dkk. 2019. Sistem Informasi Inventaris Barang Dan Peralatan Information And
Communication Of Technology (ICT) Center Universitas Negeri Makassar
Berbasis Android. Skripsi. Universitas Negeri Makassar. Makassar
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana. 2015. Dokumen Kajian Resiko Bencana Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2016-2020. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta. 50 hal.
Hendini, Ade. 2016. “Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring Penjualan Dan Stok
Barang (Studi Kasus: Distro Zhezha Pontianak).” Jurnal Khatulistiwa Informatika
IV(2): 107–16.
Juansyah, Andi. 2015. “Pembangunan Aplikas Child Tracker Berbasis Assisted – Global

Positioning System (A-GPS) Dengan Platform Android.” Jurnal Ilmiah Komputer


dan Informatika (KOMPUTA) Edisi. 1 Volume. 1 Agustus 2015 ISSN : 2089-9033
1(1 agustus 2015): 2–3.

Kasim, A & Andini, S. 2016. Sistem Informasi Inventaris Perlengkapan Pada Kantor

Bupati Dharmasraya Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman 93 Visual

Basic 6.0 dan Database MYSQL. Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan Vol.
9 No.1 ISSN 2086-4981.
KBBI. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online Defenisi Kata. (28

Pebruari 2019). https://doi.org/10.1038/sj.jp.7210563

Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi. Yogyakarta:

Andi.

Ramadhan, M., & Ricoida, D. I. (2012). Rancang Bangun Knowledge Sharing System
Berbasis Web Studi Kasus Di Institusi MDP. Skripsi, 1–3.
Safaat, Nazruddin. Android: Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet

Berbasis Android. Bandung: Informatika Bandung, 2011.

Anda mungkin juga menyukai