Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330448176

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKKAN KABUPATEN/KOTA DI


PROVINSI SULAWESI SELATAN BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN
RAKYAT

Article  in  Jurnal MSA ( Matematika dan Statistika serta Aplikasinya ) · June 2018


DOI: 10.24252/msa.v6i1.4782

CITATIONS READS

11 440

2 authors, including:

Wahidah Alwi
Universitas Islam Negeri Alauddin
20 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Wahidah Alwi on 11 January 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI
PROPINSI SULAWESI SELATAN BERDASARKAN INDIKATOR
KESEJAHTERAAN RAKYAT
Wahidah Alwi i, Muh. Hasrul ii

i
Prodi Matematika FST, UINAM, Wahidah.alwi@uin-alauddin.ac.id
ii
Mahasiswa Program Studi Matematika-FST, UINAM

ABSTRAK, Tujuan utama dalam pembangunan suatu


Negara adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah 1. PENDAHULUAN
satu penyebab dari permasalahan kesejahteraan rakyat
adalah pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kesejahteraan rakyat selalu menjadi
tidak terlaksana secara merata atau dengan kata lain
pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di suatu
topik yang menarik untuk dibahas.Sebagaimana
daerah tidak tepat sasaran. salah satu solusi yang dapat di setiap negara yang menjadi tujuan utama
diterapkan adalah pengidentifikasian karakteristik dalam pembangunan adalah peningkatan
berdasarkan tingkat kesejahteraan rakyat tiap daerah kesejahteraan rakyat. Sepertihalnya di Indonesia,
sehingga pemerintah dapat mengambil atau memutuskan kesejahteraan rakyat adalah salah satu tujuan
kebijakan dan strategi yang baik/tepat sasaran dalam
pembangunan. Dalam penilitian ini akan dibahas mengenai
negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD
pengelompokan Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi 1945 alinea IV.
Selatan berdasarkan indikator kesejahteraan rakyat dengan Kesejahteraan rakyat pada dasarnya merupakan
analisis cluster. Dimana analisis cluster merupakan teknik suatu kondisi yang bentuknya dinamis atau
pengelompokan objek-objek berdasarkan kemiripan dengan kata lain nilai kuantitatifnya tidak akan
karakteristik yang dimiliki. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengelompokkan Kabupaten/Kota di
pernah berhenti karena akan terus berubah
Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan beberapa indikator seiring dengan perkembangan kebutuhan hidup
kesejahteraan rakyat. Salah satu metode dalam analisis manusia.
cluster untuk mengelompokkan adalah metode Average Jumlah penduduk propinsi Sulawesi Selatan
Linkage yaitu metode yang ditentukan dari rata-rata jarak Tahun 2015 sebesar 8.520.304 jiwa dengan
seluruh objek pada cluster lainnya. Dari hasil analisis
diperoleh bahwa pengelompokan 24 Kabupaten/Kota di
kepadatan penduduk sekitar186,18 jiwa per
Propinsi Sulawesi Selatan dapat dibentuk tiga kelompok kilometer persegi. Jumlah penduduk terus
(cluster), yaitu Cluster 1 terdiri 21 Kabupaten/Kota dimana mangalami kenaikan dari tahun ke tahun sebesar
cluster ini sangat dipengaruhi oleh variabel Kepemilikan 1.8% atau 10,1 juta. Ketika jumlah penduduk
Rumah Sendiri (X11). Selain dari variabel PDRB (X1) dan terus bertambah, berarti pemerintah juga harus
Kepemilikan Rumah Sendiri (X11) untuk ketujuh variabel
lainnya memiliki rata-rata (centroid) yang paling rendah
terus menambah jumlah fasilitas hidup layak
diantara cluster lainnya., Cluster 2 terdiri 2 bagi masyarakatnya. Selain masalah tentang
Kabupaten/Kota dimana pada cluster ini dominan terhadap kependudukan, angka pengangguran di Propins
variabel Rata-Rata Lama Sekolah. Cluster 2, untuk Sulawesi Selatan juga masih tinggi. Sesuai data
variabel PDRB (X1) memiliki rata-rata yang paling rendah. Tahun 2015, angka pengangguran terbuka
Sedangkan untuk kedelapan variabel lainnya memiliki
rata-rata (centroid) yang cukup tinggi (sedang)., dan
mencapai 218.311 jiwa atau sekitar 5,95%.
Cluster 3 terdiri 1 Kabupaten/Kota yaitu Kota Makassar Dibandingkan tahun sebelumnya dengan tingkat
dengan variabel yang mempengaruhi yaitu variabel pengangguran terbuka berjumlah 212.857 jiwa
Kepadatan Penduduk (X2). Pada Cluster ini untuk atau sekitar 5,08%. Implikasinya, tingkat
kedelapan variabel lainnya memiliki rata-rata (centroid) pengangguran terbuka akan semakin meningkat,
yang paling tinggi diantara cluster lainnya. Sedangkan
untuk variabel Kepemilikan Rumah Sendiri (X11)
jika tidak ada perubahan strategi dalam
merupakan yang paling rendah. penciptaan lapangan kerja. Maka dari itu salah
satu solusi guna mengatasi hal tersebut adalah
Kata Kunci: Analisis Cluster, Kesejahteraan Rakyat, dengan pengidentifikasian karakteristik
Average Lingkage berdasarkan tingkat kesejahteraan rakyat tiap
daerah sehingga pemerintah dapat mengambil

35
JURNAL MSA VOL. 6 NO. 1 ED. JAN-JUNI 2018

atau memutuskan kebijakan dan strategi yang yang berdasarkan kemiripan karakteristik yang
baik/tepat sasaran dalam pembangunan dimilikinya. Analisis clusterakan membagi
Analisis multivariat merupakan salah satu solusi sejumlah data pada satu atau beberapa cluster
dalam hal mengelompokkan objek-objek yang tertentu. Sebuah cluster yang baik adalah cluster
mempunyai kesamaan karakteristik. Salah satu yang memiliki :
dari analisis multivariat yang dapat digunakan • Homogenitas (kesamaan) yang tinggi
yaitu analisis klaster. Analisis klaster bertujuan antara anggota dalam satu cluster(within-
untuk mengelompokkan objek-objek cluster).
pengamatan berdasarkan karakteristik yang • Heterogenitas (perbedaan) yang tinggi
dimiliki. Ukuran kesamaan yang digunakan antara cluster yang satu dengan cluster
adalah ukuran jarak antar objek. Kedua objek lainnya (between cluster).
yang memiliki jarak paling dekatakan bergabung Prosedur Analisis Cluster
menjadi satu klaster. Kedekatan jarak yang Rumusan Masalah
dimiliki menunjukkan bahwa kedua objek Dalam hal ini dilakukan pemilihan variabel-
tersebut memiliki tingkat kesamaan variabel yang akan digunakan untuk
karakteristik. Objek penelitian ini adalah tingkat pengelompokan (pembentukan cluster). Tahap
kesejahteraan rakyat dengan 11 indikator yaitu ini merupakan tahap yang penting karena
PDRB Tiap Kabupaten/Kota (X1), Kepadatan memilih satu atau dua variabel yang tidak sesuai
Penduduk (X2 ), Jumlah Penduduk Miskin (X3 ), dengan masalah pengelompokan dan akan
Daya Beli (X4 ), Jumlah Angkatan Kerja (X5 ), menyebabkan penyimpangan pada hasil peng-
Angka Harapan Hidup (X6 ), Angka Melek Huruf clusteran.
(X7 ), Rata-Rata Lama Sekolah (X8 ), Angka Data Outliers
Harapan Lama Sekolah (X9 ), Tingkat Outliers adalah data pengamatan dengan nilainya
Pengangguran Terbuka (X10 ), Kepemilikan “ekstrim” yang muncul karena memiliki
Rumah Sendiri (X11 ). karakteristik yang unik atau terlihat sangat jauh
berbeda dari observasi-observasi lainnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA Deteksi data yang outlier dapat dilakukan dengan
melakukan standarisasi data (Z-Score) setelah itu
Analisis Multivariat melakukan pengecekan dimana dikatakan sebuah
Analisis multivariat yaitu analisis yang data outlier apabila nilainya tidak terletak dalam
digunakan terhadap data yang terdiri dari banyak selang (-2,5; +2,5).
variabel, dimana variabelnya saling berkorelasi Standarisasi Data
satu sama lain, dengan I = 1, 2, … n dan j = 1, 2, Perlunya dilakukan proses standarisasi data
…,p. Data multivariat dengan n pengamatan dengan transformasi pada data asli sebelum
pada p variabel ditampilkan sebagai berikut dianalisis lebih lanjut apabila variabel yang
 x11 x12  x1k  x1 p  diteliti memiliki perbedaan ukuran satuan yang
x  besar. Standarisasi dilakukan terhadap variabel
 21 x 22  x 2 k  x 2 p  yang relevan ke dalam bentuk z-score.
      Asumsi-Asumsi
X=  Matriks X
 x j1 x j 2  x jk  x jp  Terdapat dua asumsi yang harus dipenuhi dalam
      analisis cluster yaitu sampel mewakili populasi
  dan tidak terjadi multikolinearitas.Untuk
 x n1 x n 2  x nk  x np  mengetahui apakah sampel yang diambil
berisi data yang terdiri dari semua pengamatan benar-benar dapat mewakili populasi yang ada
terhadap semua variabeldimana n baris dan p dibutuhkan nilai Kaiser-Meyer Olkin (KMO).
kolom. Dimana nilai KMO kurang dari 0.5 menandakan
Analisis Cluster bahwa sampel yang diambil tidak dapat mewakili
Analisi cluster adalah salah satu teknik dari populasi yang ada, (Machfudhoh,2013).
analisis multivariat yang mempunyai tujuan Sedangkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
utama yaitu untuk mengelompokkan objek-objek multikolinearitas dapat dilakukan dengan

36
JURNAL MSA VOL. 6 NO. 1 ED. JAN-JUNI 2018

menghitung koefisien korelasi sederhana kelompok hanya beranggotakan satu objek


(korelasi Pearson) antar variabel bebas, jika pengamatan saja.
terdapat nilai yang mencapai atau melebihi 0,8 Dalam penelitian ini menggunakan Average
maka terjadi multikolinearitas. Dalam mengatasi Linkage dalam pengelompokan nya yaitu
masalah multikolinearitas pada dataadalah menentukan rata-rata jarak seluruh objek suatu
dengan Metode Principal Component Analysis cluster terhadap seluruh objek pada cluster
(PCA) atau analisis komponen utama lainnya. Adapun langkah-langkahnya sebagai
Ukuran Kemiripan Objek berikut :
Dalam menjelasakan atau mengukur i.) Menentukan objek bersesuaian yang
kemiripan/kesamaan antar objek digunakan memiliki jarak terdekat dalam matriks
pendekatan ukuran jarak (distance).Semakin jarak D = {𝑑𝑑𝑖𝑖𝑘𝑘 },
besar nilai jarak antara objek berarti semakin ii.) Menggabungkan objek yang
besar pula perbedaan karakterstik antara bersesuaian tersebut, katakanlah objek
objek.Sedangkan semakin kecil nilai jarak antara U dan objek V, yang kemudian
objek berarti semakin tinggi pula didapatkan cluster(UV).
kemiripan/kesamaan karakteristik antara objek. iii.) Mengitung jarak antara cluster(UV)
Terdapat dua pengamatan dalam ruang p-dimensi dengan objek lain katakanlah W yang
𝐱𝐱 ′ = �𝑥𝑥1 , 𝑥𝑥2 , … , 𝑥𝑥𝑝𝑝 �dan 𝐲𝐲′ = �𝑦𝑦1 , 𝑦𝑦2 , … , 𝑦𝑦𝑝𝑝 �. belum bergabung, dengan rumus
Jarak dari dua pengamatan tersebut dapat ∑i ∑k d ik
dihitung dalam berbagai cara, seperti jarak d (UV )W =
Euclid. Jika jarak dua titik 𝐱𝐱dan𝐲𝐲 ditulis dengan N (UV ) N W
d(𝐱𝐱, 𝐲𝐲), rumus perhitungannya dapat dihitung dimana :
sebagai berikut : dik :jarak antara obyek i pada cluster UV
dan obyek k pada cluster
d (x, y ) = ( x1 − y1 ) 2 + ( x 2 − y 2 ) 2 +  + ( x p − y p ) 2 WN(UV) :Jumlah item pada cluster
UVNW:Jumlah item pada cluster UV
= (x − y )' (x − y ) dan W
dan menghitung kembali matriks jarak
Metode Pengelompokan baru dengan cara pada langkah ketiga
Terdapat dua macam metode dalam proses
algoritama cluster hirarki
analisis cluster yaitu metode hirarki dan metode
agglomerative secara umum, dan beri
non hirarki. Adapun metode hierarki adalah
nama D2.
metode pengelomokan yang terstruktur dan
iv.) Mengulangi Langkah 2 sampai
bertahap serta jumlah kelompok atau cluster
bergabung menjadi satu cluster.
belum diketahui. Sedangkan pada metode non
hirarki, telah ditentukan jumlah kelompok Interpretasi Cluster
terlebih dahulu. Tahapan interpretasi cluster adalah untuk
Pada metode hirarki terdapat dua cara dalam mencari karakter setiap kelompok yang khas,
analisis cluster yaitu dengan cara salah satunya dapat dilakukan dengan
penggabungan(agglomerative) dan pemisahan membandingkan mean atau centroid pada setiap
divisive. Metode hirarki dengan cara kelompok. Adapun cara menghitung mean
penggabungan dilakukan dengan (centroid)yaitu :
menggabungkan objek secara bertahap, sehingga n p
nantinya hanya diperoleh satu kelompok saja.
Sebaliknyacarapemisahan pada metode hirarki
∑∑
j =1 k =1
x jk
dimulai dengan membentuk satu C=
N
kelompok/cluster besar yang anggotanya seluruh dimana :
objek pengamatan. Kemudian dipisah menjadi C: Nilai rata-rata (centroid) cluster
kelompok yang lebih kecil, hingga akhirnya satu xjk:Nilai atau data dari objek j pada variabel k
dalam cluster yang dicari nilai centroid

37
JURNAL MSA VOL. 6 NO. 1 ED. JAN-JUNI 2018

N:Jumlah objek dalam cluster yang dicari nilai betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau
centroid salah satu seorang anggota rumah tangga.
Dalam penelitian ini digunakan analisis cluster
3. METODOLOGI PENELITIAN hirarki agglomerative dengan metode Averge
Linkage, dengan langkah-langkah sebagai
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berikut: (1) Menentukan objek bersesuaian yang
data sekunder yang diperoleh dari BPS Provinsi memiliki jarak terdekat dalam matriks jarak D =
Sulawesi Selatan yaitu data indikator {𝑑𝑑𝑖𝑖𝑖𝑖 }, (2) Menggabungkan objek yang
kesejahteraan rakyat Tahun 2015. Dengan teknik bersesuaian tersebut, katakanlah objek U dan
pengumpulan data yaitu (1). Dokumentasi, (2) objek V, yang kemudian didapatkan cluster (UV),
Observasi, dan (3) wawancara. (3) Menghitung jarak antara cluster (UV) dengan
Adapun variabel yang digunakan yaitu objek lain katakanlah W yang belum bergabung
PDRB(X1) yaitu jumlah nilai barang dan jasa dan menghitung kembali matriks jarak baru, (4)
akhir dalam satuan Rupiah yang dihasilkan oleh Mengulangi langkah 2 sampai bergabung
seluruh unit ekonomi pada suatu daerah, menjadi satu cluster. Hasil dari Average Linkage
kepadatan penduduk (X2) yaitu perbandingan ini dapat ditampilkan dalam bentuk dendogram
jumlah penduduk dengan luas wilayahnya dalam atau diagram pohon
satuan Jiwa/Km2, jumlah penduduk miskin (X3) Adapun prosedur dari analisis cluster dalam
yaitu jumlah penduduk yang memiliki rata-rata penelitian ini disajikan dalam diagram alur
pengeluaran dibawah garis kemiskinan dalam sebagai berikut:
satuan Jiwa, daya beli (X4) yaitu kemampuan
masyarakat dalam membelanjakan uangnya
dalam bentuk barang maupun jasa dengan satuan
Rupiah, jumlah angkatan kerja (X5) yaitu jumlah
penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang
bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara
tidak bekerja dan pengangguran dalam satuan
Jiwa, angka harapan hidup (X6) yaitu rata-rata
tahun hidup dalam satuan Tahun yang masih
akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu,
dalam situasi mortalitas yang berlaku di
lingkngan masyarakatnya, angka melek huruf
(X7) yaitu persentase penduduk usia 10 tahun ke
atas yang dapat membaca dan menulis dalam
huruf latin atau lainnya, dan rata-rata lama
sekolah (X8) yaitu jumlah tahun belajar
penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah
diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak
termasuk tahun yang mengulang) dengan satuan
Tahun, angka harapan lama sekolah (X9) yaitu
lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan
oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang 4. HASIL PENELITIAN
dalam satuan Tahun, tingkat pengangguran
terbuka (X10) yaitu Persentase pengangguran Statistika Deskriptif
terhadap jumlah angkatan kerja, dan kepemilikan Sebelum dilakukan analisis cluster terlebih
rumah sendiri (X11) yaitu Persentase jumlah dahulu dianalisis secara deskriptif.
rumah tangga dengan status kepemilikan rumah Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Indikator
sendiri. Dimana rumah sendiri merupakan jika Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015
tempat tinggal tersebut pada waktu pendataan

38
JURNAL MSA VOL. 6 NO. 1 ED. JAN-JUNI 2018

Statistik Deskriptif kabupaten yang lainnya, kepadatan penduduk


Std (ZX2) , daya beli (ZX4) dan rata-rata lama
Var Min Mak Mean Deviasi
(X1) 2724 88740 10393 17105,97 sekolah (ZX8) sangat berbeda dengan kabupaten
(X2) 40 8246 645,4 1648,47 yang lainnya.
(X3) 8,41 75,01 33,24 17,74 Uji Asumsi
(X4) 6,273 16,669 9,907 2,007 Uji Kecukupan Sampel
(X5) 13542 348501 121311 77104,28 Uji kecukupan sampel bertujuan untuk menguji
(X6) 65,49 72,8 68,6 2,1 apakah sampel yang digunakan cukup untuk
(X7) 83,5 98,22 91,82 3,33 dianalisis lebih lanjut, dapat dilihat dari nilai
(X8) 5,64 10,77 7,54 1,23
Kaiser Meyer Olkin (KMO).
(X9) 11,61 15,02 12,82 0,91
(X10) 0,9 12,07 5,23 2,96 Hipotesis :
(X11) 68,22 98,84 88,22 8,59 H0: Sampel belum cukup untuk dianalisis lebih
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh nilai minimum, lanjut
maksimum, mean dan standar variasi dari sebelas H1 : Sampel sudah cukup untuk dianalisis lebih
variabel.Nilai tersebut menggambarkan lanjut
p p
perbedaan karekteristik dari setiap variabel.
∑∑ r
2
ij
Sebelum di lakukan uji asumsi terlebih dahulu i =1 j =1
dilakukan standarisasi data yang dilakukan Statistik uji: KMO =
p p p p

∑∑r + ∑∑ ρ ij
2 2
apabila terdapat perbedaan satuan yang ij
i =1 j =1 i =1 j =1
signifikan diantara variabel-variabel yang
diteliti. Karena dalam penelitian ini, data yang Pengambilan keputusan : nilai KMO> 0,5 maka
digunakan satuan variabelnya berbeda maka tolak H0.
dilakukan stndarisasi data terlebih dahulu. Tabel 4.3 Uji KMO
Selanjutnya, berdasarkan data penelitian yang Uji Nilai
telah distandarisasi, jika ada data yang nilainya KMO 0,694
Approx. Chi- 237,71
tidak berada diantara ± 2,5 berarti data tersebut Square
outlier. Hasil pengamatan terhadap data yang Bartlett’s
Test Of Df 55
outlier ditampilkan dalam Tabel 4.15 sebagai Sphericity Sig 2.2e-16
berikut : Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai
Tabel 4.2. Deteksi Outlier KMO sebesar 0,694. Karena 0,694 > 0,5 berarti
Kab/Kota Variabel Nilai tolak Ho sehingga dapat disimpulkan sampel
Bone ZX 5 2,94652 digunakan sudah cukup untuk dianalisis lebih
ZX 1 4,5801 lanjut.
Zx 2 4,61067 Uji Multikolinearitas
Makassar
ZX 4 2,87021 Dalam mengetahui ada tidaknya
ZX 8 2,61633 multikolinearitas dapat dilihat dari nilai koefisien
korelasi sederhana (korelasi Pearson). Jika
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data outlie, terdapat nilai yang mencapai atau melebihi ± 0,8
langkah berikutnya adalah tetap maka terjadi multikolinearitas. Setelah dilakukan
mempertahankan data outlier tersebut karena perhitungan menggunakan program R diperoleh
merupakan representasi dari populasi yang hasil bahwa variabel X1 dengan X2,X7 dengan X8,
diteliti. Data yang outlier ini memberikan X8 dengan X9, X8 dengan X11 serta X9 dengan X11
gambaran bahwa Kabupaten Bone dan Kota mengalami multikolinearitas karena nilai
Makassar pada variabel tertentu sangat berbeda korelasi lebih dari ±0,80. Maka dari itu dilakukan
karakteristiknya dibanding dengan analisis komponen utama atau principal
kabupaten/kota lainnya yaitu: jumlah angkatan component analysis untuk mengatasi masalah
kerja (ZX5) di Kab. Bone sangat berbeda dengan tersebut.
kabupaten yang lain, begitupula PDRB (ZX1) IV.3 Principal Component Analysis
Kota Makassar sangat berbeda dengan PDRB di

39
JURNAL MSA VOL. 6 NO. 1 ED. JAN-JUNI 2018

Dalam analisis komponen utama ada perhitungan nilai MSA dari kesebelas variabel
beberapa asumsi yang harus terpenuhi yaitu : yang ditampilkan dalam Tabel 4.5.
a. Uji Kecukupan Sampel Berdasarkan Tabel 4.5 dari sebelas variabel yang
Uji ini telah dilakukan sebelumnya dan ada, variabel X3 dan X5 masing-masing memliki
diperoleh nilai KMO sebesar 0,694 (Tabel 4.2) nilai MSA kurang dari 0,5 sehingga hanya
dan telah memenuhi asumsi. kesembilan variabel yang layak untuk dilakukan
b. Uji Bartlett PCA.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada Selanjutnya melakukan analisis komponen
tidaknya korelasi antar variabel utama dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Hipotesis : 1. Membuat matrks Z yang berisi data variabel
H0 :R = I (Tidak ada korelasi) yang distandarisasi
H1 :R ≠ I (Terdapat korelasi) 2. Membuat matriks korelasi R yaitu dengan
Statistik uji : rumus :
 2 p + 5 1
χ 2 hitung = −n − 1 −  ln R R= Z' Z
 6  n −1
Pengambilan keputusan : Tolak H0 jika 3. Mencari nilai eigen λ1, λ2,..., λp yang
χ 2 hitung > χ 2 1 atau sig. < α=0,05 memenuhi persamaan
α ; p ( p −1)
2 R − λI = 0
Adapun hasil pengujian Bartlett dapat di 4. Mencari eigen vector (𝑒𝑒̂𝑖𝑖 ) yang bersesuaian
lihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut : dengan nilai eigen dan memenuhi persamaan
Tabel 4.4 Uji Bartlett (R − λI ).eˆ i = 0
Uji Nilai
Approx.
5. Menentukan banyaknya komponen yang
237,71
Chi- dipilih berdasarkan nilai eigen yang
Square menjelaskan besarnya kontrobusi keragaman
Bartlett’s df 55 atau varian masing-masing komponen utama.
Test sig 2.2e-16 Nilai eigen selalu diurutkan dari yang
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan terbesar ke terkecil.
bahwa nilai p-value sebesar 2.2e-16. Karena p- 6. Bentuk persamaan komponen (PC) seperti
value< 0,05 berarti tolak Ho sehingga dapat berikut :
disimpulkan terdapat korelasi antar variabel. PC i = eˆ i z = eˆi1 z1 + eˆi1 z1 +  + eˆip z p
c. Nilai MSA Setelah dilakukan langkah-langkah seperti di atas
Tabel 4.5 Nilai MSA diperoleh bahwa Komponen 1 dan Komponen 2
Var MSA secara bersama-sama telah dapat menjelaskan
X1 0,609 keragaman atau variansi dari kesembilan variabel
X2 0,645 sebesar 79,89 %.Selanjutnya menentukan eigen
X3 0,341 vector atau koefisien dari principal component
X4 0,768 yang akan digunakan untuk membentuk
X5 0,424
persamaan PC sebagai berikut :
X6 0,568
X7 0,682 PC1 = 0,287z1 + 0,313z2 + 0,313z4 + 0,246z6 +
X8 0,783 0,345z7 + 0,394z8 + 0,372z9 +0,329z10 -
X9 0,802
0,376z11
X10 0,813
X11 0,78
PC2 = -0,510z1 - 0,450z2 - 0,341z4 + 0,467z6 +
0,224z7 + 0,171z8 + 0,217z9 - 0,121z10 -
Nilai MSA digunakan untuk mengetahui 0,249z11
variabel-variabel mana saja yang layak dilakukan Selanjutnya adalah menghitung PCscore dari
PCA. Nilai MSA yang kurang dari 0,5 kedua persaman PC. Nilai PC score inilah yang
menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak digunakan untuk analisis lebih lanjut.
layak untuk dianalisis PCA. Adapun hasil

40
JURNAL MSA VOL. 6 NO. 1 ED. JAN-JUNI 2018

Ukuran Kemiripin Objek Kabupaten/Kota. Dalam hal ini dapat dilihat


Menghitung kemiripan antar objek dengan dalam Tabel 4.6 sebagai berikut:
menggunakan jarak Euclidean. Dihitung jarak
Tabel 4.6 Cluster dan Anggotanya
antara Kab. Kepulauan Selayar dan Kab.
Cluster Kabupaten/Kota
Bulukumba (obyek 1 dan 2 ). Kepulauan Selayar, Gowa, Barru,
d (1,2) = (a1 − a2 )2 + (b1 − b2 )2 Sidenreng Rappang, Pinrang, Luwu
, Luwu Timur, Bulukumba,
((−1,63688) − (−1,52448) )2 + Bantaeng, Sinjai, Maros,
=
(0,41790 − (−0,64439) )2 Pangkajenne Kepulauan, Bone,
= 1,068 Soppeng, Wajo, Luwu Utara,
selanjutnya adalah menghitung jarak antara Takalar, Tana Toraja, Toraja Utara,
Cluster 1 Enrekang, dan Jeneponto
seluruh objek sehingga nantinya diperoleh
Cluster 2 Palopo,dan Pare-Pare
matriks jarak antara objek.
Analisis Cluster Hirarki Metode Average Cluster 3 Makassar
Linkage Interpretasi Cluster
Dengan menggunakan metode Average Linkage Dalam hal menginterpretasikan hasil cluster
bahwa objek nomor 2 (Kab. Bulukumba) dan digunakan nilai-nilai rata-rata (centroid) tiap
nomor 11 (Kab. Bone) bergabung menjadi satu cluster. Nilai centroid tiap cluster diperoleh
cluster, karena memiliki jarak paling kecil yaitu sebagaimana dalam Tabel 4.6 berikut ini :
0,044. Hal ini menunjukkan bahwa jarak antara Tabel 4.6 Centroid Cluster
kedua kabupaten tersebut merupakan jarak yang Variabel Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3
paling dekat dari banyaknya kombinasi jarak 24
X1 -0,18246 -0,37419 4,58011
kabupaten/kota. Selanjutnya pada tahap kedua
X2 -0,2423 0,23878 4,61066
jarak yang terdekat adalah objek nomor 14
X4 -0,25548 1,24739 2,87021
(Sindereng Rappang) bergabung dengan X6 -0,14603 0,8518 1,36312
nomor15 (Pinrang) dengan jarak yaitu 0,147. X7­ -0,25127 1,69986 1,87695
Demikian seterusnya, sehingga semua objek X8 -0,32433 2,09727 2,61634
bergabung menjadi satu cluster. Hasil dari proses X9 -0,29993 2,08859 2,12137
ini ditampilkan dalam Gambar 4.1 sebagai X10 -0,27147 1,70375 2,29325
berikut : X11 0,29938 -1,97968 -2,32766

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka


dapat disimpulkan hasil pengelompokkan
Kabupaten/Kota di provinsi Sulawesi Selatan
berdasarkan indikator kesejahteraan rakyat
dengan menggunakan metode Average
Linkageyaitu :
1. Cluster 1 terdiri 21 kabupaten/kota, dengan
indikator oleh variabel Kepemilikan Rumah
Sendiri (X11). Selain dari variabel PDRB (X1)
dan Kepemilikan Rumah Sendiri (X11) untuk
ketujuh variabel lainnya memiliki rata-rata
Gambar 4.1 Dendrogram Analisis Cluster
nilai centroid yang paling rendah di antara
Metode Average Linkage
cluster lainnya.
Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 3
2. Cluster 2 terdiri dua kabupaten/kota. Dengan
kelompok/cluster yaitu cluster 1 terdiri 21
indikator terhadap variabel Rata-Rata Lama
Kabupaten/Kota,cluster 2 terdiri dua
Sekolah. Cluster 2, untuk variabel PDRB
Kabupaten/Kota, dan cluster 3 terdiri satu
(X1) memiliki rata-rata yang paling rendah.

41
JURNAL MSA VOL. 6 NO. 1 ED. JAN-JUNI 2018

Sedangkan untuk kedelapan variabel lainnya


memiliki rata-rata nilai centroid yang cukup
tinggi (sedang).
3. Cluster 3 terdiri satu kabupaten/kota yaitu,
Kota Makassar dengan variabel yang
mempengaruhi yaitu variabel Kepadatan
Penduduk (X2). Pada Cluster ini untuk
kedelapan variabel lainnya memiliki rata-rata
nilai centroid yang paling tinggi diantara
cluster lainnya. Sedangkan untuk variabel
Kepemilikan Rumah Sendiri (X11) memiliki
rata-rata nilai centroid paling rendah.
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti
menyarankan untuk penggunaan metode yang
lain dalam analisis cluster hirarki sehingga dapat
menjadi bahan perbandingan hasil analisis.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi


Selatan. 2015. “Indikator Kesejahteraan
Rakyat Sulawesi Selatan Tahun 2015”.
Makassar : BPS Provinsi Sulawesi Selatan.
[2] Ermawati. 2012. “Statistika Multivariat
Terapan”. Makassar : Alauddin University
Press.
[3] Johnson, Richard & Dean. 2007. “Applied
Multivariate Statistical Analysis Sixth
Edition”. New York: Prentice-Hall
International.Mattjik, Ahmad Ansori & I
Made Sumertajaya, “Sidik Peubah Ganda
dengan Menggunakan SAS” . Bogor : IPB
Press.
[4] Laraswati, Tri Febriana. 2014. Perbandingan
Kinerja Metode Complete, Linkage Metode
Average Linkage, dan Metode K-means
Dalam Menentukan Hasil Analisis Cluster.
Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
[5] Machfudhoh, Siti dan Nuri Wahyuningsih.
”Analisis Cluster Kabupaten/Kota
Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi Jawa
Timur”. Jurnal Sains Dan Seni Pomits, Vol.
2, No.1 (2013).http://digilib.its.ac.id/
public/ITS-paper-3759 7-1 210100028-
paper.pdf.

42

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai