Anda di halaman 1dari 1

KHUSUS UNTUK DOKTER

Rapid Test An!gen Untuk Skrining


COVID-19

Oleh :
dr. Nurul Falah

Share to Social Media

Rapid test an!gen untuk skrining coronavirus disease


2019 (COVID-19) saat ini mulai banyak digunakan
karena diperlukannya metode deteksi SARS-CoV-2
yang cepat dan lebih akurat daripada rapid test
an!bodi. Beberapa peneli! merekomendasikan rapid
test an!gen SARS-CoV-2 sebagai alat skrining untuk
fase akut, terutama bagi populasi yang berisiko.

World Health Organiza!on (WHO) terutama


merekomendasikan penggunaan rapid test an!gen di
daerah dengan transmisi komunitas luas, di mana
sistem kesehatan telah mengalami kelebihan beban.
WHO juga menganjurkan tes ini pada kondisi di mana
real-!me reverse transcrip!on polymerase chain
reac!on (rRT-PCR) !dak mungkin dilakukan untuk
semua kasus suspek.[1-3]

Keunggulan rapid test an!gen adalah kemampuannya


untuk mendeteksi komponen protein SARS-CoV-2
secara langsung (bila dibandingkan dengan rapid test
yang hanya mendeteksi an!bodi), akurasinya yang
baik untuk fase akut, dan hasilnya yang bisa diperoleh
lebih cepat daripada rRT-PCR. Selain itu, rapid test
an!gen !dak memerlukan spesifikasi laboratorium
khusus (biosecurity level II) dan !dak memerlukan
keterampilan petugas yang terlalu rumit.[1,4]

Prinsip Kerja Rapid Test An!gen untuk Skrining


COVID-19

Secara umum, rapid test an!gen bekerja dengan cara


mendeteksi struktur asing (dari virus, bakteri, maupun
patogen lain) yang dapat mencetuskan respons imun
tubuh. Sebagian besar rapid test an!gen untuk
COVID-19 menggunakan metode imunodeteksi
sandwich dengan format tes alur lateral yang umum
dipakai untuk tes HIV, malaria, dan influenza.[2,5]

Rapid test an!gen dapat menggunakan spesimen


swab nasofaring, swab nasal, atau sputum sesuai
petunjuk kit reagen. Setelah spesimen saluran
pernapasan diambil dan dioleskan ke strip tes, hasil
dibaca oleh operator dalam waktu 10–30 menit
dengan atau tanpa bantuan instrumen pembaca yang
telah terla!h untuk mencegah perbedaan interpretasi.
[2,5]

Meskipun termasuk pemeriksaan cepat, rapid test


an!gen tetap harus dilakukan dan diinterpretasi oleh
!m terla!h. Petugas tetap membutuhkan alat
pelindung diri (APD) level 3 untuk mencegah transmisi
virus melalui aerosol. Tes ini dapat dilakukan di
laboratorium dengan fasilitas ruangan bertekanan
nega!f, baik milik pemerintah maupun milik swasta
yang memiliki fasilitas biological safety cabinet (BSC)
kelas II.[2,5]

Interpretasi Hasil Rapid Test An!gen untuk


Skrining COVID-19

Hasil rapid test an!gen untuk skrining COVID-19


dapat diinterpretasikan sebagai hasil posi!f, nega!f,
dan invalid.[5]

Hasil Posi!f

Hasil dinyatakan posi!f bila terlihat satu garis hitam


pada garis tes (T) dan satu garis merah pada garis
kontrol (C). Hasil dilaporkan sebagai “an!gen SARS-
CoV-2 posi!f” dan direkomendasikan untuk
dikonfirmasi dengan RT-PCR. Pasien diisolasi sesuai
kriteria dan diingatkan untuk menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat, memakai masker, dan
menerapkan physical distancing.[2,5]

Pasien yang memenuhi kriteria definisi kasus probable


atau kasus suspek COVID-19 dengan hasil
pemeriksaan rapid test an!gen yang posi!f bisa
dimasukkan ke dalam kategori kasus konfirmasi
COVID-19.[2,5]

Hasil Nega!f

Hasil dilaporkan sebagai “an!gen SARS-CoV-2 nega!f”


bila hanya terlihat satu garis merah pada garis kontrol
(C). Namun, hasil nega!f !dak menyingkirkan
kemungkinan infeksi SARS-CoV-2 karena hal ini
mungkin disebabkan oleh kuan!tas an!gen dalam
spesimen yang masih berada di bawah level deteksi
alat.

Orang dengan hasil rapid test an!gen nega!f masih


berisiko menularkan SARS-CoV-2 ke orang lain,
terutama bila memiliki probabilitas pre-test rela!f
!nggi, memiliki gejala COVID-19, atau memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
Pada kasus seper! ini, rapid test an!gen ulang atau
tes konfirmasi dengan rRT-PCR dapat dianjurkan.[2,5]

Hasil Invalid

Hasil rapid test an!gen SARS-CoV-2 dinyatakan


invalid bila !dak terdapat garis pada garis kontrol (C).
Dalam hal ini, pasien direkomendasikan untuk
menjalani pemeriksaan ulang.[2,5]

Sensi!vitas dan Spesifisitas Rapid Test An!gen


SARS-CoV-2

Saat ini, data sensi!vitas dan spesifisitas rapid test


an!gen SARS-CoV-2 diambil dari bermacam studi
yang masih memiliki desain peneli!an dan sasaran
evaluasi heterogen, dengan uji validasi yang masih
terbatas. Oleh karena itu, ada kemungkinan data akan
berubah di masa depan.

Saat ini, sensi!vitas yang dilaporkan berkisar antara


30−84% dan spesifisitas yang dilaporkan adalah
mendeka! 100%. Sensi!vitas dan spesifisitas ini
bervariasi antar produsen alat rapid test an!gen.[2,6]

Studi Linares et al mencoba membandingkan performa


rapid test an!gen COVID-19 PanbioTM dengan RT-
PCR. Dari 60 sampel RT-PCR yang posi!f, sebanyak
40 (73,3%) di antaranya menunjukkan hasil rapid test
an!gen posi!f. Pasien yang diperiksa <7 hari sejak
onset gejala dilaporkan memiliki viral load lebih !nggi,
sehingga sensi!vitasnya juga lebih !nggi daripada
pasien yang diperiksa >7 hari setelah onset gejala
(86,5% vs 53,8%).[1]

Studi Cahaimayo et al di Thailand juga


membandingkan performa rapid test an!gen
Standard™ Q COVID-19 dengan RT-PCR dalam
rentang waktu 0–14 hari sejak onset gejala (rerata 3
hari). Dari 454 sampel swab nasofaring pasien suspek
COVID-19, 60 sampel posi!f melalui RT-PCR (13,2%).

Dalam studi tersebut, sensi!vitas dan spesifisitas rapid


test an!gen adalah 98,33% dan 98,73%. Studi ini
hanya memiliki jumlah pasien posi!f COVID-19
sedikit, sehingga !dak bisa digunakan untuk
mengonfirmasi apakah rapid test an!gen berguna
untuk rule-in diagnosis COVID-19. Namun, karena
studi ini memiliki banyak pasien nega!f, hasil studi ini
dapat digunakan untuk mengonfirmasi kemampuan
rapid test an!gen untuk rule-out diagnosis COVID-19.
[3]

Rekomendasi WHO terkait Rapid Test An!gen


untuk Skrining COVID-19

Alat rapid test an!gen yang dianjurkan adalah yang


memiliki memiliki sensi!vitas ≥80% dan spesifisitas
≥97%. Pemeriksaan harus dilakukan oleh operator
terla!h dalam waktu 5–7 hari setelah onset gejala.
[2,5]

Kondisi yang Disarankan Menjalani Rapid Test An!gen


COVID-19

Rapid test an!gen disarankan di daerah atau


komunitas di mana pemeriksaan nucleic acid
amplifica!on tests (NAAT) seper! rRT-PCR sulit
diakses, !dak tersedia, atau hasilnya terlalu lama
sehingga !dak lagi bermanfaat secara klinis.

Rapid test an!gen juga dianjurkan untuk inves!gasi


wabah di kelompok yang tertutup atau semi-tertutup,
misalnya di sekolah, pan! wreda, kapal pesiar, asrama,
lembaga pemasyarakatan, atau tempat kerja. Bila
wabah COVID-19 di kelompok itu sudah dikonfirmasi
oleh NAAT, rapid test an!gen dapat digunakan untuk
skrining orang yang berisiko dan untuk isolasi kasus
posi!f secara cepat. NAAT lalu diprioritaskan untuk
orang yang hasil rapid test an!gennya nega!f.

Selain itu, rapid test an!gen juga dianjurkan untuk


memantau tren insidensi penyakit di masyarakat
(terutama pada pekerja esensial dan tenaga kesehatan
selama wabah) atau di daerah dengan transmisi
komunitas meluas.

Rapid test an!gen juga disarankan untuk deteksi dan


isolasi dini kasus posi!f di fasilitas pelayanan
kesehatan dan tempat tes COVID-19. Tes ini juga
dapat digunakan untuk tracing kontak dari pasien yang
telah terkonfirmasi posi!f. Bila hasil rapid test an!gen
nega!f, tes ulang atau NAAT disarankan, terutama bila
pasien simtoma!k.[2,5]

Kondisi yang Tidak Disarankan Menjalani Rapid Test


An!gen COVID-19

Menurut WHO, rapid test an!gen sebenarnya !dak


disarankan untuk skrining di pintu masuk bandara
internasional atau perbatasan negara karena
prevalensi !ap orang di tempat seper! itu akan sangat
bervariasi. Hal ini membuat nilai prediksi posi!f dan
nega!f !dak dapat ditentukan.

Rapid test an!gen juga !dak disarankan pada tempat


di mana persyaratan biosafety dan kontrol infeksi !dak
dapat dipenuhi, jumlah kasus nol, atau kasus hanya
bersifat sporadik. Pemeriksaan ini juga !dak
disarankan pada orang yang hendak mendonor darah
atau pada orang yang asimtoma!k, kecuali bila orang
asimtoma!k ini memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi.[2,5]

Penggunaan Rapid Test An!gen COVID-19


untuk Pelaku Perjalanan

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 telah merilis


protokol kesehatan perjalanan selama masa pandemi
COVID-19. Salah satunya mensyaratkan pemeriksaan
rapid test an!gen paling lama 3x24 jam sebelum
keberangkatan domes!k dengan transportasi udara
dan kereta api. Namun, perjalanan dari dan menuju
Bali serta perjalanan internasional tetap harus
memakai hasil RT-PCR paling lama 7x24 jam.[7]

Namun, bila hasil rapid test an!gen nega!f tetapi


orang tersebut menunjukkan gejala COVID-19, orang
tersebut !dak boleh melanjutkan perjalanan dan
diwajibkan untuk melakukan tes diagnos!k RT-PCR
serta isolasi mandiri selama masa tunggu tes.[7,8]

Keterbatasan Rapid Test An!gen untuk Skrining


COVID-19

Rapid test an!gen hanya dapat mendeteksi virus pada


fase akut. Selain itu, kurangnya keterampilan petugas
dalam pengambilan spesimen swab
nasofaring/orofaring mungkin memengaruhi hasil.
Spesimen perlu ditangani dengan berha!-ha! dan
petugas akan membutuhkan APD level 3 saat
pengambilan spesimen.

Sensi!vitas dari berbagai merk alat rapid test an!gen


bisa bervariasi, sehingga dokter perlu
memperha!kannya dengan seksama. Uji validasi juga
masih terbatas, sehingga tes ini belum dapat
sepenuhnya menggan!kan RT-PCR.[2,5]

Kesimpulan

Rapid test an!gen untuk skrining COVID-19 dapat


diper!mbangkan di negara atau daerah di mana
transmisi komunitas meluas dan sistem kesehatan
telah mengalami kelebihan beban. Tes ini juga
dianjurkan pada kondisi di mana RT-PCR !dak
mungkin dilakukan pada semua kasus suspek.

Sensi!vitas rapid test an!gen untuk COVID-19


dilaporkan bervariasi antara 30−84%. Sementara itu,
spesifisitasnya dilaporkan mendeka! 100%. WHO
merekomendasikan untuk menggunakan alat rapid
test an!gen yang memiliki sensi!vitas ≥80% dalam
waktu 5–7 hari sejak onset gejala.

Pasien yang memenuhi kriteria kasus probable atau


kasus suspek COVID-19 dengan hasil pemeriksaan
rapid test an!gen posi!f bisa dimasukkan ke kategori
kasus konfirmasi. Namun, hasil rapid test an!gen
nega!f !dak menyingkirkan kemungkinan infeksi
SARS-CoV-2 dan pasien tetap disarankan untuk
menjalani tes ulang atau tes konfirmasi dengan rRT-
PCR.

Sama seper! semua tes yang lain, tanda dan gejala


klinis tetap pen!ng untuk diperiksa sebelum tes. Tes
ini !dak boleh menjadi penggan! keputusan klinis.

Referensi !

Share to Social Media

ARTIKEL TERKAIT

Peran Pemeriksaan Hematologi


Ru!n dan Hitung Jenis Leukosit
dalam Mendeteksi COVID-19

Memahami Perkembangan Tes


Diagnos!k COVID-19

Interpretasi Hasil Rapid Test IgG


dan IgM untuk COVID-19

Lebih Lanjut

DISKUSI TERKAIT

Pasien dengan hasil an!gen "4h

posi!f apakah sudah


dikategorikan confirmed COVID-
19
Oleh: Anonymous

Alo dok. Izin diskusi untuk pasien dengan hasil swab


an!gen posi!f apakah pasien itu dikategorikan sebagai
suspek atau confirmed. Terima kasih sebelumnya
# 1 Balasan Lihat Detail

Pasien yang sudah vaksin " 13 h

booster COVID-19 apakah ada


kemungkinan hasil swab posi!f
Oleh: Anonymous

Alo dokter. Izin diskusi untuk pasien yang baru selesai


dapat vaksin booster lalu apakah masih ada kemungkinan
posi!f swab ag nya? Dengan catatan...
# 1 Balasan Lihat Detail

Kriteria skrining pemberian " 18 h

vaksin COVID-19
Oleh: Anonymous

Alo dokterIzin bertanya adakah kriteria skrining pemberian


vaksin covid19 misal pada pasien dengan komorbid DM
maupun hipertensi?
# 3 Balasan Lihat Detail

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika


& Iku! CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya,
Gra!s!

Tentang Kami

Adver!se with us

Syarat dan Ketentuan Privasi Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.

Anda mungkin juga menyukai