1
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2019 (Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Untuk Periode Enam bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal
30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo 31 Desember 2018 3.134.187.000 160.134.500 (601.452.464) (63.318.766) 1.244.073.623 1.698.334.534 1.254.878.837 6.826.837.264
Saldo 31 Desember 2019 3.643.739.000 3.000.000 (251.724.113) (66.208.717) 1.241.472.748 1.785.842.534 1.500.702.497 7.856.823.949
4
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal
30 Juni 2019 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Catatan Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pendapatan bunga dan dan bagi hasil
syariah 30, 12 3.261.940.801 3.239.037.146
Pendapatan operasional lain 32 204.886.834 165.952.938
Pembayaran bunga dan bagi hasil syariah 31, 24 (1.304.317.370) (1.464.831.892)
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan 26,34, 35, 36 (1.081.470.789) (637.128.644)
Arus kas sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas
operasi 1.081.039.476 1.303.029.548
Perubahan dalam aset (liabilitas) operasi
Kenaikan/(penurunan) pada aset operasi:
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
jangka waktu jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan 7e (100.300.000) 89.200.000
Tagihan Spot dan Derivatif - (3.892.114)
Pelepasan (Pembelian) efek-efek yang dibeli dengan janji
dijual kembali - -
Tagihan Akseptasi 9 246.032.521 (276.272.231)
Kredit yang diberikan 10 (535.541.431) (599.571.114)
Aset lain-lain 13, 16 44.380.733 (92.969.547)
Kenaikan/(penurunan) pada liabilitas operasi:
Giro dan tabungan simpanan nasabah 18 4.701.027.229 5.081.905.126
Deposito berjangka nasabah 18 3.868.784.135 8.163.061.053
Simpanan dari bank lain 19 (3.514.402.674) (3.522.167.100)
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli 20 (2.708.778.661) (2.340.413.927)
Kewajiban Spot dan Derivatif - 609.900
Liabilitas segera 17 (127.856.146) (308.510.085)
Utang pajak 23a (157.012.265) (117.117.291)
Pembayaran pajak penghasilan 23b (248.238.171) (117.710.196)
Liabilitas lain-lain 24,25 155.046.417 80.691.930
Arus kas neto diperoleh dari aktivitas operasi 2.704.181.162 7.339.873.952
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap 14 (28.521.259) (45.381.305)
Penjualan aset tetap 36 59.807 82.159
Pembelian asset tak berwujud 15 (1.149.218)
Penyertaan Saham 11 (21.823) (374.900)
Penjualan efek-efek 8a 8.863.913.100 332.571.184
Pembelian efek-efek 8a (9.020.204.390) (325.766.856)
Arus kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas
investasi (185.923.783) (38.869.718)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pencairan pinjaman yang diterima 22 19.563.036 104.658.812
Pembayaran pinjaman yang diterima 22 (70.643.982) (1.433.302.080)
Surat berharga yang diterbitkan 21 (1.064.115.487) (740.115.487)
Dana setoran modal 28 108.583.000 95.865.500
Pembayaran dividen 29 (526.829.279) (705.135.900)
Arus kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan (1.533.442.712) (2.678.029.155)
KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS 984.814.667 4.622.975.079
Dampak pengaruh selisih kurs terhadap kas & setara kas 32 1.936.948 (665.613)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 9.728.537.749 9.745.496.723
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 10.715.289.364 14.367.806.189
Lihat Catatan 47 atas laporan keuangan untuk pengungkapan informasi tambahan arus kas
1. Umum
Anggaran Dasar Bank dibuat berdasarkan akta Notaris Titi Ananingsih Soegiarto, S.H., notaris di
Semarang Nomor 1 tanggal 1 Mei 1999 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Nomor C-8223
HT.01.01 Tahun 1999 tanggal 5 Mei 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 1999 Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3762 Tahun
1999 tanggal 22 Juni 1999. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan Akta Nomor 35 tanggal 20 Desember 2019, yang dibuat di hadapan Subiyanto
Putro, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang, telah diterbitkan Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaan Dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
AHU-AH.01.03-0376342 tanggal 20 Desember 2019.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Bank dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu;
Memberikan kredit;
Menerbitkan surat pengakuan hutang;
Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya:
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh Bank yang masa berlakunya tidak
lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama
dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
c. Kertas Perbendaharaan Negara dan Surat Jaminan Pemerintah;
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
e. Obligasi;
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; dan
g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.
Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek,
atau sarana lainnya;
Menerima pembayaran dari tagihan atau surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga;
Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
7
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. Umum (lanjutan)
Bank telah memperoleh izin menjalankan kegiatan tersebut di atas berdasarkan pengesahan dari
Menteri Dalam Negeri untuk pertama kali dengan Surat Persetujuan Menteri Pemerintahan Umum
dan Otonomi Daerah No. Des.57/1/35 tanggal 13 Maret 1963 dan izin usaha dari Menteri Urusan
Bank Sentral No. 4/KEP/MUBS/63 tanggal 14 Maret 1963 sebagai landasan operasional.
Bank telah memperoleh izin untuk beroperasi sebagai bank devisa berdasarkan Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia No. 25/34/KEP/DIR tanggal 1 Juli 1992. Bank juga telah memperoleh ijin
untuk melaksanakan usaha sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan Surat Keputusan Bank
Indonesia No. 9/71/DS/Sm tanggal 19 November 2007 tentang Pembukaan Unit Usaha Syariah.
Kantor pusat Bank berlokasi di Jalan Pemuda 142, Semarang, Jawa Tengah.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, jumlah jaringan kantor adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Konvensional
Kantor Pusat 1 1
Kantor Cabang 37 37
Kantor Cabang Pembantu 125 125
Kantor Kas 173 169
ATM (Anjungan Tunai Mandiri) 950 921
Payment Point 320 320
Kas Mobil 38 35
Cash Deposit Mesin (CDM) 7 7
Agency/Laku Pandai 912 653
Unit Usaha Syariah
Kantor Cabang 5 5
Kantor Cabang Pembantu 14 13
Kantor Kas 10 10
Office Channeling 156 156
Payment Point 4 4
Kas Mobil 4 4
8
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. Umum (lanjutan)
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 susunan Dewan Komisaris adalah sebagai
berikut:
30 Juni 2020
Komisaris Utama Independen Edhi Chrystanto
Komisaris Independen Wawan Siswantono
Komisaris Independen Darsono
31 Desember 2019
Komisaris Utama Independen Kodradi
Komisaris Sri Puryono Karto Soedarmo
Komisaris Independen Fransiskus Xaverius Sugiyanto
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS-Tahunan) yang aktanya dibuat
oleh Subiyanto Putro, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang No. 9 tanggal 8 Mei 2020, memberhentikan
dengan hormat FX Sugiyanto dari jabatan sebagai Komisaris Independen Perseroan, sehingga
susunan Dewan Komisaris menjadi sebagai berikut :
- Edhi Chrystanto sebagai Komisaris Utama Independen;
- Wawan Siswantono sebagai Komisaris Independen;
- Darsono sebagai Komisaris Independen.
Berdasarkan Akta Keputusan Pemegang Saham No. 39 tanggal 31 Januari 2020 yang dibuat di
hadapan Subiyanto Putro, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang, menetapkan mengangkat Edhi
Chrystanto selaku Komisaris Utama Independen, Wawan Siswantono selaku Komisaris
Independen dan Darsono selaku Komisais Independen berdasarkan surat OJK No. SR-
17/PB.12/2020 tanggal 23 Januari 2020, pengangkatan Edhi Chrystanto selaku Komisaris Utama
Independen, Wawan Siswantono selaku Komisaris Independen dan Darsono selaku Komisais
Independen telah tercatat dalam administrasi pengawasan OJK, sehingga susunan Dewan
Komisaris menjadi sebagai berikut:
- Edhi Chrystanto sebagai Komisaris Utama Independen;
- FX Sugiyanto sebagai Komisaris Independen;
- Wawan Siswantono sebagai Komisaris Independen;
- Darsono sebagai Komisaris Independen.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat (PKR) No.105 tanggal 20 Desember 2016 yang
dibuat di hadapan Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, notaris di Semarang, menetapkan
mengangkat Kodradi selaku Komisaris Utama Independen dengan masa jabatan sampai dengan
31 Desember 2019. Persetujuan Kodradi selaku Komisaris Utama Independen berdasarkan surat
OJK No. SR-192/D.03/2016 tanggal 16 September 2016. Sesuai surat Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) No. S-6/D.031/2017 tanggal 20 Januari 2017, pengangkatan Kodradi selaku Komisaris
Utama Independen telah tercatat dalam administrasi pengawasan OJK.
Berdasarkan Akta Keputusan Pemegang Saham No. 156 tanggal 28 Juni 2016 yang dibuat di
hadapan Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, notaris di Semarang, menetapkan
mengangkat Kodradi selaku Komisaris Independen dan Sri Puryono KS selaku Komisaris untuk
masa jabatan 30 Juni 2016 sampai dengan 31 Desember 2019. Persetujuan Kodradi selaku
Komisaris Independen berdasarkan surat OJK No. SR-98/D.03/2016 tanggal 10 Juni 2016,
sedangkan persetujuan Sri Puryono selaku Komisaris berdasarkan surat OJK No.
SR-21/KR.03/2016 tanggal 22 Juni 2016. Sesuai surat OJK No. S-95/KR.031/2016 tanggal 18 Juli
2016, pengangkatan Kodradi selaku Komisaris Independen dan Sri Puryono KS selaku Komisaris
telah tercatat dalam administrasi pengawasan OJK.
9
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. Umum (lanjutan)
Berdasarkan Akta Keputusan Pemegang Saham No. 125 tanggal 29 Desember 2015 yang dibuat
di hadapan Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, notaris di Semarang, menetapkan
memberhentikan Imam Ghozali selaku Komisaris Independen dan mengangkat Fransiskus
Xaverius Sugiyanto sebagai Komisaris Independen untuk masa jabatan 1 Januari 2016 sampai
dengan 31 Desember 2019. Persetujuan FX Sugiyanto selaku Komisaris Independen berdasarkan
surat OJK No.SR-188/D.03/2015 tanggal 9 Oktober 2016. Sesuai surat OJK No. S-
21/KR.412/2016 tanggal 20 Januari 2016, pengangkatan Fransiskus Xaverius Sugiyanto selaku
Komisaris Independen telah tercatat dalam administrasi pengawasan OJK.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 susunan Direksi adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Direktur Utama Supriyatno
Direktur Operasional dan Digital Banking Rahadi Widayanto
Direktur Bisnis Korporasi dan Komersial Pujiono
Direktur Bisnis Retail dan Unit Usaha Syariah Hanawijaya
Direktur Keuangan Dwi Agus Pramudya
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Ony Suharsono
31 Desember 2019
Direktur Utama Supriyatno
Direktur Operasional dan Digital Banking Rahadi Widayanto
Direktur Bisnis Korporasi dan Komersial Pujiono
Direktur Bisnis Retail dan Unit Usaha Syariah Hanawijaya
Direktur Keuangan Dwi Agus Pramudya
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Ony Suharsono
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa
Nomor 36 tanggal 20 Desember 2019 yang dibuat di hadapan Subiyanto Putro, S.H., M.Kn., Notaris
di Semarang, menyetujui perpanjangan masa jabatan Hanawijaya selaku Direktur Bisnis Ritel dan
Unit Usaha Syariah dan Pujiono selaku Direktur Bisnis Korporasi dan Komersial untuk masa jabatan
1 Februari 2020 sampai dengan 31 Januari 2021.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang aktanya dibuat oleh
Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, notaris di Semarang No.100 tanggal 29
Desember 2017, menetapkan dan mengangkat Direksi, dengan susunan sebagai berikut :
- Supriyatno sebagai Direktur Utama, dengan masa kerja dari 1 Januari 2018 sampai dengan 31
Desember 2021;
- Rahadi Widayanto sebagai Direktur Operasional dan Digital Banking, dengan masa kerja dari
1 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember 2021;
- Pujiono sebagai Direktur Bisnis Korporasi dan Komersial, dengan masa kerja 1 Januari 2018
sampai dengan 31 Januari 2020;
- Hanawijaya sebagai Direktur Bisnis Retail dan Usaha Syariah, dengan masa kerja 1 Januari
2018 sampai dengan 31 Januari 2020;
- Ony Suharsono sebagai Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, dengan masa kerja 1
Januari 2018 sampai dengan 31 Desember 2021; dan
- Dwi Agus Pramudya sebagai Direktur Keuangan, dengan masa kerja dari 1 Januari 2018
sampai dengan 31 Desember 2021.
Perubahan susunan Direksi Bank, telah dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-
0017347 pada tanggal 16 Januari 2018, dan surat efektif dari OJK No. S-13/KR.031/2018 tanggal
31 Januari 2018 perihal Laporan Pengangkatan Anggota Direksi.
10
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. Umum (lanjutan)
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Bank memiliki karyawan masing-masing
sebanyak 5.722 dan 4.647 orang.
1.d. Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi, Dewan
Pengawas Syariah, Kepala Divisi Audit Internal, dan Sekretaris Perusahaan
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, susunan Komite Audit Bank adalah sebagai
berikut:
30 Juni 2020
Ketua Darsono
Anggota Edhi Chrystanto
Anggota Dwi Ratmono
Anggota Djoko Achmad Pitoyo
Anggota Sri Sudarsono
Susunan Komite Audit per 30 Juni 2020 berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No.
001/KPTS/KM/BPD/2020 tanggal 25 Februari 2020 tentang Perpanjangan Masa Kerja Komite Audit
Bank Jateng, memperpanjang masa kerja Anggota Komite Audit Bank Jateng yaitu Dwi Ratmono,
Sri Sudarsono dan Djoko Achmad Pitoyo terhitung mulai tanggal 1 Maret 2020 sampai dengan
tanggal 30 Juni 2020. Masa kerja masing-masing Komite Audit adalah sebagai berikut:
- Darsono berakhir pada tanggal 31 Januari 2024
- Edhi Chrystanto berakhir pada tanggal 31 Januari 2024
- Dwi Ratmono berakhir pada tanggal 30 Juni 2020
- Sri Sudarsono berakhir pada tanggal 30 Juni 2020
- Djoko Achmad Pitoyo berakhir pada tanggal 30 Juni 2020
31 Desember 2019
Ketua Kodradi
Anggota Dwi Ratmono
Anggota Djoko Achmad Pitoyo
Anggota Sri Sudarsono
Susunan Komite Audit per 31 Desember 2019 berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No.
003/KPTS/KM/BPD/2018 tanggal 28 September 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Komite Audit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah yang mulai berlaku sejak tanggal 1
Oktober 2018, memberhentikan dengan hormat Sudarsono sebagai anggota Komite Audit PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Tengah sejak tanggal 1 Oktober 2018, dan mengangkat Djoko
Achmad Pitoyo dan Sri Sudarsono sebagai anggota Komite Audit, sesuai dengan ketentuan POJK
No. 55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
tanggal 29 Desember 2015, yaitu sebagai berikut:
- Kodradi dari tanggal 30 Juni 2016 sampai dengan 31 Desember 2019;
- Dwi Ratmono dari tanggal 1 Maret 2016 sampai dengan 29 Februari 2020;
- Djoko Achmad Pitoyo dari 1 Oktober 2018 sampai dengan 29 Februari 2020; dan
- Sri Sudarsono dari 1 Oktober 2018 sampai dengan 29 Februari 2020.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, susunan Komite Pemantau Risiko Bank adalah
sebagai berikut:
30 Juni 2020
Ketua Wawan Siswantono
Anggota Akhmad Syakir Kurnia
Anggota Sudarsono
11
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. Umum (lanjutan)
1.d. Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi, Dewan
Pengawas Syariah, Kepala Divisi Audit Internal, dan Sekretaris Perusahaan (lanjutan)
Komite Pemantau Risiko Bank per 30 Juni 2020, berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
0145/HT.01.01/DKH/2020 tanggal 18 Mei 2020 tentang Pengangkatan Komite Pemantau Risiko
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, mengangkat Ketua dan Anggota Komite Pemantau
Risiko dengan masa kerja masing-masing Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:
- Wawan Siswantono berakhir pada tanggal 31 Januari 2024
- Akhmad Syakir Kurnia berakhir pada tanggal 30 Juni 2020
- Sudarsono berakhir pada tanggal 30 Juni 2020
31 Desember 2019
Ketua Fransiskus Xaverius Sugiyanto
Anggota Akhmad Syakir Kurnia
Anggota Sudarsono
Susunan Komite Pemantau Risiko Bank per 31 Desember 2019, berdasarkan Surat Keputusan
Direksi No. 0352/HT.01.01/2018 tanggal 14 September 2018 tentang Pemberhentian Saudari
Casytha Arriwi Kathmandu sebagai Anggota Komite Pemantau Risiko PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah yang berlaku mulai tanggal 14 September 2018.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, susunan Komite Nominasi dan Remunerasi
Bank adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Ketua Edhi Chrystanto
Anggota Wawan Siswantono
Anggota I Gde Made Sadguna
Anggota Sulistiyono
Komite Nominasi dan Remunerasi per 30 Juni 2020 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor
0074/HT.01.01/DKH/2020 tanggal 28 Februari 2020 tentang Perpanjangan Masa Kerja Komite
Nominasi dan Remunerasi Bank Jateng, memperpanjang masa kerja Anggota Komite Nominasi
dan Remunerasi Bank Jateng yaitu I Gde Made Sadguna mulai tanggal 1 Maret 2020 sampai
dengan tanggal 30 Juni 2020.
31 Dessember 2019
Ketua Fransiskus Xaverius Sugiyanto
Anggota Kodradi
Anggota Sri Puryono Karto Soedarmo
Anggota I Gde Made Sadguna
Anggota Sulistiyono
Susunan Komite Nominasi dan Remunerasi per 31 Desember 2019 berdasarkan Surat Keputusan
Direksi No. 0591/HT.01.01/2017 tanggal 30 Desember 2017 tentang Pemberhentian Dengan
Hormat Saudara Onny Suharsono sebagai Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan
Pengangkatan Saudara Sulistiyono sebagai Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Tengah yang mulai berlaku sejak tanggal 30 Desember 2017.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Dewan Pengawas Syariah Bank adalah
sebagai berikut:
30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019
Ketua Ahmad Rofiq
Anggota Tafsir
12
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. Umum (lanjutan)
1.d. Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi, Dewan
Pengawas Syariah, Kepala Divisi Audit Internal, dan Sekretaris Perusahaan (lanjutan)
Berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 104 tanggal 20 Desember 2016
yang dibuat oleh Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, notaris di Semarang, menyebutkan
bahwa RUPS menyetujui pengangkatan Ahmad Rofiq dan Tafsir sebagai Dewan Pengawas
Syariah, dengan masa jabatan sejak tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2020.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Kepala Divisi Audit Internal adalah Bambang
Suryanto.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Sekretaris Perusahaan adalah Irianto Harko
Saputro dan Djoko Sudiatmo.
Bank telah melakukan penawaran umum yaitu Obligasi I Bank Tahun 1988 diterbitkan tanggal 30
Desember 1988 dengan nilai nominal Rp25.000.000.000 (rupiah penuh) dan tingkat bunga 18%
(delapan belas persen). Obligasi ini memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun dan telah jatuh tempo
pada tanggal 31 Desember 1993. Obligasi ini ditawarkan sebesar nilai nominal, tercatat di Bursa
Efek Surabaya dan dinyatakan efektif berdasarkan surat izin Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-022/OBL/Mk.10/1988 tanggal 25 November 1988.
Bank telah melakukan penawaran umum yaitu Obligasi II Bank Tahun 1991 diterbitkan tanggal 31
Oktober 1991 dengan nilai nominal Rp50.000.000.000 (rupiah penuh) dan tingkat bunga
mengambang sebesar 0,75% di atas rata-rata bunga deposito Bank Pemerintah. Obligasi ini
memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun dan telah jatuh tempo pada tanggal 31 Oktober 1996. Obligasi
ini ditawarkan sebesar nilai nominal, tercatat di Bursa Efek Surabaya dan dinyatakan efektif
berdasarkan surat izin Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 tanggal 4 Desember 1990, dan
surat keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.
710/PM.4/1991 tanggal 4 November 1991.
Bank telah melakukan penawaran umum yaitu Obligasi III Bank Tahun 1993 diterbitkan tanggal 1
September 1993 dengan nilai nominal Rp50.000.000.000 (rupiah penuh) dan tingkat bunga
mengambang sebesar 1,3% di atas rata-rata bunga deposito Bank Pemerintah. Obligasi ini
memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun dan telah jatuh tempo pada tanggal 1 September 1998.
Obligasi ini ditawarkan sebesar nilai nominal, tercatat di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1
September 1993 dan dinyatakan efektif berdasarkan surat izin Bank Indonesia No. 26/13/Dir/UPG
tanggal 13 Mei 1993.
Pada tanggal 11 Desember 2015, Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dengan Surat No. S-595/D.04/2015 dalam rangka Penawaran
Umum Obligasi Subordinasi 1 dengan nilai nominal Rp500.000.000.000 (rupiah penuh) dengan
tingkat bunga 12,25% per tahun. Obligasi ini memiliki jangka waktu 7 (tujuh) tahun dan jatuh tempo
pada tanggal 18 Desember 2022 (Catatan 23.a). Obligasi ini tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
bertindak sebagai Wali Amanat sesuai ketentuan dalam Akta Perjanjian Perwali-amanatan Obligasi
Subordinasi 1 Bank Tahun 2015 No. 42 tanggal 30 September 2015, yang dibuat dihadapan
Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta.
1. Umum (lanjutan)
Bank menunjuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai agen pemantau, sedangkan Joint Lead
Arranger MTN adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.
a. Medium Term Notes I Bank Jateng Tahun 2017 terdiri dari 2 (dua) seri dengan ketentuan
sebagai berikut :
Seri A : Medium Term Notes I Bank Jateng Tahun 2017 Seri A (MTN I Bank Jateng Tahun
2017 Seri A), dengan nominal sebesar Rp260.000.000.000 (rupiah penuh), dan
tingkat bunga sebesar 7,10%, dengan jangka waktu sampai dengan 22 Desember
2018. Pembayaran bunga pertama MTN I Bank Jateng Tahun 2017 Seri A akan
dilakukan pada 12 Maret 2018, sedangkan pembayaran bunga dilakukan setiap 3
bulan.
Seri B: Medium Term Notes I Bank Jateng Tahun 2017 Seri B (MTN I Bank Jateng Tahun
2017 Seri B), dengan nominal sebesar Rp240.000.000.000 (rupiah penuh), dan
tingkat bunga sebesar 7,45%,dengan jangka waktu sampai dengan 21 Desember
2019. Pembayaran bunga pertama Bank Jateng Tahun 2017 Seri B akan dilakukan
pada 12 Maret 2018, sedangkan pembayaran bunga dilakukan setiap 3 bulan.
Perjanjian Penerbitan dan Penunjukan Agen Pemantauan Medium Term Notes I Bank Jateng
Tahun 2017 No. 6 tanggal 5 Desember 2017, antara Bank dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta, sebagaimana diubah dengan
Akta Perubahan I Perjanjian Penerbitan dan Penunjukan Agen Pemantauan Medium Term
Notes I Bank Jateng Tahun 2017 No. 11 tanggal 6 Desember 2017.
Perjanjian Pengakuan Hutang Medium Term Notes I Bank Jateng Tahun 2017 No. 7 tanggal 5
Desember 2017, antara Bank (Penerbit) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Pemantau) yang
dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta, sebagaimana diubah dengan Akta
Perubahan I Perjanjian Penerbitan dan Penunjukan Agen Pemantauan Medium Term Notes I
Bank Jateng Tahun 2017 No. 12 tanggal 6 Desember 2017.
Perjanjian yang dibuat oleh dan antara Bank dan KSEI perihal Medium Term Notes I Bank
Jateng Tahun 2017 No. SP-095/MTN/KSEI/1017 tanggal 5 Desember 2017, yang dibuat di
bawah tangan, berikut perubahan-perubahannya, penambahan-penambahannya, dan/atau
pembaharuan-pembaharuannya yang dibuat di kemudian hari.
b. Medium Term Notes Syariah Mudharabah I Bank Jateng Tahun 2017 (MTN Syariah
Mudharabah I Bank Jateng Tahun 2017), dengan nominal sebesar Rp500.000.000.000 (rupiah
penuh), dan nisbah bagi hasil untuk pemegang MTN Syariah Mudharabah dan Penerbit yakni
sebesar 66%:34%. Jika diproyeksikan, imbal hasil bagi Pemegang MTN Syariah Mudharabah
ekuivalen sebesar 8,05% per tahun dan berjangka waktu tiga tahun sejak tanggal penerbitan.
Perjanjian Penerbitan dan Penunjukan Agen Pemantauan Medium Term Notes Syariah
Mudharabah I Bank Jateng Tahun 2017 No. 8 tanggal 5 Desember 2017, antara Bank dan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH., notaris di Jakarta,
sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan I Perjanjian Penerbitan dan Penunjukan Agen
Pemantauan Medium Term Notes I Bank Jateng Tahun 2017 No. 13 tanggal 6 Desember 2017.
Perjanjian Agen Pembayaran Medium Term Notes I Bank Jateng Tahun 2017 No. SP-095/AP-
MTN/KSEI/1017 tanggal 5 Desember 2017, antara Bank dan Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta, berikut perubahan-
perubahannya, penambahan-penambahannya, dan/atau pembaharuan-pembaharuannya
yang dibuat di kemudian hari.
14
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. Umum (lanjutan)
Perjanjian Agen Pembayaran Medium Term Notes Syariah Mudharabah I Bank Jateng Tahun
2017 No. SP-008/AP-SKK/KSEI/1017 tanggal 5 Desember 2017, antara Bank dan KSEI) yang
dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, berikut perubahan-perubahannya,
penambahan-penambahannya, dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang dibuat di
kemudian hari.
Perjanjian yang dibuat oleh dan antara Bank dan KSEI perihal Medium Term Notes Syariah
Mudharabah I Bank Jateng Tahun 2017 No. SP-008/SKK/KSEI/1017, tanggal 5 Desember
2017, yang dibuat di bawah tangan.
Laporan keuangan Bank disusun dan disajikan sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia,
yang mencangkup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interprestasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntansi Indonesia (DSAK-IAI). Laporan keuangan juga disusun sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan/Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (OJK/Bapepam-
LK) No. VIII.G.7 yang terlampir dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012
tanggal 25 November 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik”, serta Surat Edaran BAPEPAM-LK No.SE-17/BL/2012 tanggal 21 Desember
2012 tentang “Penggunaan Checklist Pengungkapan Laporan Keuangan Untuk Semua Jenis
Industri di Pasar Modal di Indonesia”.
Laporan keuangan Bank disusun dan disajikan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta
atas dasar akrual, kecuali pendapatan dari istishna dan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah
dan musyarakah serta laporan arus kas Bank. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan
keuangan ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan
pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Biaya perolehan umumnya didasarkan pada nilai wajar imbalan yang diserahkan dalam perolehan
aset.
Informasi keuangan Unit Usaha Syariah Bank, disajikan sesuai dengan PSAK No. 101 tentang
“Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102 (Revisi 2013) tentang “Akuntansi
Murabahah”, PSAK No. 104 tentang “Akuntansi Istishna”, PSAK No. 105 tentang “Akuntansi
Mudharabah”, PSAK No. 106 tentang “Akuntansi Musyarakah”, PSAK No. 107 tentang “Akuntansi
Ijarah” dan PSAK No. 110 tentang “Akuntansi Sukuk”, dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia (“PAPSI”).
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus
kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada
Bank Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang
jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah,
yang merupakan mata uang fungsional Bank. Angka-angka yang disajikan dalam laporan
keuangan, kecuali bila dinyatakan secara khusus, adalah dibulatkan dalam ribuan Rupiah.
15
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.c. Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Baru dan Revisi yang Berlaku Efektif pada
Tahun Berjalan
Pada tanggal 1 Januari 2020, Bank menerapkan pernyataan standar akuntasi keuangan (“PSAK”)
dan interpretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang efektif sejak tanggal
tersebut. Perubahan kebijakan akuntansi Bank telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai
dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar interpretasi
Berikut ini adalah standar, perubahan dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari
2020:
PSAK 71 : Instrumen Keuangan
PSAK 72 : Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan
PSAK 73 : Sewa
Amandemen PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan
Amandemen PSAK 15 : Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
tentang Kepentingan Jangka Panjang pada Entitas
Asosiasi dan Ventura Bersama
Amandemen PSAK 25 : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan.
Amandemen PSAK 71 : Instrumen Keuangan tentang Fitur Percepatan
Pelunasan dengan Kompensasi Negatif
Amandemen PSAK 102 Akuntansi Murabahah
ISAK 102 Penurunan Nilai Piutang Murabahah
Penyesuaian tahunan 2019 terhadap PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Kecuali untuk perubahan yang dijelaskan di bawah ini, implementasi dari standar-standar tersebut
tidak menghasilkan perubahan substansial terhadap kebijakan akuntansi Bank dan tidak memiliki
dampak yang material terhadap laporan keuangan di periode berjalan atau tahun sebelumnya.
Sesuai dengan persyaratan transisi pada PSAK 71, Bank memilih penerapan secara retrospektif
dengan dampak kumulatif pada awal penerapan diakui pada tanggal 1 Januari 2020 dan tidak
menyajikan kembali informasi komparatif. Kenaikan cadangan kerugian penurunan nilai instrumen
keuangan diakui pada komponen ekuitas ( Return Earning dan Cadangan Umum) sebesar
Rp775.510.666 ( Catatan 49).
Berdasarkan penilaian terhadap model bisnis dan arus kas kontraktual, pengaturan baru atas
PSAK 71 untuk klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan tidak berdampak terhadap jumlah
tercatat aset dan liabilitas keuangan pada tanggal 1 Januari 2020.
Peraturan baru atas akuntansi lindung nilai juga tidak berdampak terhadap Bank dimana saat ini,
Bank tidak melakukan transaksi yang berkaitan dengan akuntansi lindung nilai.
16
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.c. Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Baru dan Revisi yang Berlaku Efektif pada
Tahun Berjalan (lanjutan)
PSAK 73 “Sewa”
Sehubungan dengan penerapan PSAK 73, Bank sebagai pihak penyewa telah melakukan
identifikasi aset sewa pada Januari 2020 dan terdapat 741 aset sewa dengan perincian 15 aset
sewa Financial Lease dan 726 aset Operating Lease. Sistem pembayaran 726 aset sewa tersebut
adalah dengan cara pembayaran di muka untuk selama jangka waktu sewa, sehingga Bank tidak
memiliki liabilitas sewa, namun demikian terhadap aset sewa yang nilainya di atas Rp70.000 dan
jangka waktunya lebih dari satu tahun di catat sebagai Aset Sewa Hak Guna. Bank telah mencatat
aset sewa hak guna pada Januari 2020 sebesar Rp1.199.384 ( Catatan 49 ) sedangkan untuk 15
aset sewa Financial Lease masih dalam proses pengembangan dan penilaian Kembali.
Dalam menyiapkan laporan keuangan, Bank mencatat dengan menggunakan mata uang dari
lingkungan ekonomi utama di mana Bank beroperasi (“mata uang fungsional”). Mata uang
fungsional Bank adalah Rupiah.
Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah dengan
kurs spot antara Rupiah dan valuta asing pada tanggal transaksi. Pada akhir periode pelaporan,
pos moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs penutup,
yaitu kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB pada 30 Juni 2019 dan 31 Desember 2018 sebagai
berikut (dalam rupiah penuh):
Aset dan liabilitas non-moneter mata uang asing yang diukur berdasarkan nilai wajar dijabarkan ke
dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal nilai wajar ditentukan.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari
penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui sebagai laba/rugi.
Penerapan PSAK 71 menghasilkan perubahan terhadap kebijakan akuntansi Bank sebagai berikut:
a. Pengakuan dan Pengukuran Awal
PSAK 71 mensyaratkan evaluasi atas karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan
dilakukan untuk setiap instrumen pada saat pengakuan awal dan modifikasi kontrak yang
signifikan.
17
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Arus kas kontraktual yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok
terutang konsisten dengan pengaturan pinjaman dasar (basic lending arrangement).
Untuk tujuan penilaian ini, 'pokok' didefinisikan sebagai nilai wajar dari aset keuangan pada
pengakuan awal. 'Bunga' didefinisikan sebagai imbalan untuk nilai waktu atas uang dan untuk
risiko kredit yang terkait dengan jumlah pokok yang terutang selama periode waktu tertentu
dan untuk risiko dan biaya pinjaman dasar lainnya (misalnya risiko likuiditas dan biaya
administrasi), serta marjin keuntungan.
Dalam menilai apakah arus kas kontraktual adalah SPPI, Bank mempertimbangkan ketentuan
kontraktual instrumen tersebut. Hal ini termasuk menilai apakah aset keuangan mengandung
ketentuan kontraktual yang dapat mengubah waktu atau jumlah arus kas kontraktual
sehingga tidak memenuhi kondisi ini. Dalam melakukan penilaian, Bank mempertimbangkan:
1) Kejadian kontinjensi yang akan mengubah jumlah dan waktu arus kas;
2) Fitur leverage;
3) Persyaratan pelunasan dipercepat dan perpanjangan fasilitas;
4) Ketentuan yang membatasi klaim Bank atas arus kas dari aset tertentu (seperti pinjaman
nonrecourse); dan
5) Fitur yang memodifikasi imbalan dari nilai waktu atas uang (seperti penetapan ulang suku
bunga berkala).
Bank mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika
dan hanya jika, Bank menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen
tersebut. Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, Bank mengukur
pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah atau dikurang dengan biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan
atau liabilitas keuangan tersebut. Biaya transaksi yang dikeluarkan sehubungan dengan
perolehan aset keuangan dan penerbitan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laba rugi dibebankan segera.
Model bisnis mengacu pada bagaimana aset keuangan dikelola bersama untuk menghasilkan
arus kas untuk Bank. Arus kas mungkin dihasilkan dengan menerima arus kas kontraktual,
menjual aset keuangan atau keduanya. Model bisnis ditentukan pada tingkat agregasi di
mana kelompok aset dikelola bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan tidak bergantung
pada niat manajemen pada instrumen individual.
Penentuan model bisnis dilakukan dengan mempertimbangkan semua bukti relevan yang
tersedia pada tanggal penilaian. Ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
1) bagaimana kinerja bisnis dan aset keuangan yang ada di dalam unit bisnis itu dievaluasi
dan dilaporkan kepada manajemen. Tingkat pemisahan yang diidentifikasi untuk
klasifikasi PSAK 71 harus konsisten dengan bagaimana portofolio aset dipisahkan dan
dilaporkan kepada manajemen;
2) risiko yang mempengaruhi kinerja unit bisnis dan aset keuangan yang dimiliki dalam unit
bisnis itu dan khususnya bagaimana risiko itu dikelola; dan
3) bagaimana manajer unit bisnis dikompensasi (misalnya, apakah kompensasi didasarkan
pada nilai wajar dari aset yang dikelola atau pada arus kas kontraktual yang
dikumpulkan).
18
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pengukuran selanjutnya aset keuangan tergantung pada klasifikasinya pada saat pengakuan
awal. Bank mengklasifikasikan aset keuangan dalam salah satu dari tiga kategori berikut:
1) Aset Keuangan yang diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi (Amortized Cost)
Aset keuangan diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi jika kedua kondisi berikut
terpenuhi:
a) aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset
keuangan dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual; dan
b) persyaratan kontraktual dari aset keuangan tersebut memberikan hak pada tanggal
tertentu atas arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah
pokok terutang (kriteria solely payments of principal and interest / SPPI).
Bank mengelola aset keuangan yang dimiliki dalam portofolio untuk memperoleh
pembayaran kontraktual selama umur instrumen (bukan mengelola seluruh imbal hasil
pada portofolio dengan memiliki dan menjual aset).
Meskipun tujuan dari model bisnis ini bertujuan untuk memiliki pembayaran kontraktual,
Bank tidak perlu memiliki semua instrumen tersebut hingga jatuh tempo
Instrumen keuangan dalam kategori Biaya Perolehan Dimortisasi (Amortized Cost) pada
saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut
dikurangi/ditambah pendapatan dan/atau beban yang dapat diatribusikan secara
langsung pada saat pengakuan awal
Untuk pengukuran setelah pengakuan awal instrumen keuangan dalam kategori Biaya
Perolehan Dimortisasi (Amortized Cost) diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi
(amortized cost), yaitu nilai pada saat pengakuan awal ditambah/dikurangi pembayaran
pokok, ditambah/dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku
bunga efektif.
2) Aset Keuangan yang diukur pada Nilai Wajar Melalui Penghasilan Komprehensif
Lain (FVOCI)
Aset keuangan diukur pada Nilai Wajar Melalui Penghasilan Komprehensif Lain jika
kedua kondisi berikut terpenuhi:
a) aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan terpenuhi dengan
mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan; dan
b) persyaratan kontraktual dari aset keuangan tersebut memenuhi kriteria SPPI.
Dalam model bisnis jenis ini, manajemen Bank telah membuat keputusan bahwa
memperoleh arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan model bisnis.
Instrumen keuangan dalam kategori Nilai Wajar Melalui Penghasilan Komprehensif Lain
(FVOCI) pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajar dari instrumen keuangan
tersebut dikurangi/ditambah pendapatan dan/atau beban yang dapat diatribusikan
secara langsung pada saat pengakuan awal
19
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2) Aset Keuangan yang diukur pada Nilai Wajar Melalui Penghasilan Komprehensif
Lain (FVOCI) (lanjutan)
Keuntungan/kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui secara langsung
dalam Ekuitas atau Other Comprehensive Income (OCI).
3) Aset Keuangan yang diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL)
Aset keuangan lainnya yang tidak memenuhi persyaratan diklasifikasikan sebagai diukur
pada Biaya Perolehan Diamortisasi (amortized cost) atau Nilai Wajar Melalui
Penghasilan Komprehensif Lain (FVOCI), diklasifikasikan sebagai diukur pada Nilai
Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL).
Bank dapat mengelola aset yang dimiliki dalam portofolio untuk menjual aset keuangan.
Tujuan kepemilikan aset keuangan adalah untuk diperdagangkan kembali dan
memperoleh capital gain.
Instrumen keuangan dalam kategori Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL) pada saat
pengakuan awal diukur sebesar nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut.
Pendapatan dan/atau beban yang terjadi pada saat pengakuan awal diakui langsung
sebagai pendapatan atau beban.
Untuk pengukuran setelah pengakuan awal, Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL)
diukur sebesar nilai wajar. Sebesar nilai wajar. Keuntungan/kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar diakui secara langsung dalam Laba/Rugi
1) Liabilitas Keuangan yang diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL)
a) Liabilitas keuangan yang memenuhi salah satu kondisi yang sama dengan kondisi
penetapan aset keuangan dalam kategori Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan
Laba Rugi.
1) Liabilitas Keuangan yang diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL)
(lanjutan)
c) Liabilitas keuangan yang diterbitkan ditetapkan untuk diukur pada Nilai Wajar
melalui Laba Rugi meskipun tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan. Bank dapat
membuat penetapan yang tidak dapat dibatalkan untuk mengukur liabilitas
keuangan yang diterbitkan pada nilai wajar melalui laba rugi jika penetapan ini
menghasilkan informasi yang lebih relevan, karena:
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK Kategori yang didefinisikan oleh PSAK
Aset Keuangan
55 (Revisi 2014) 71
- Giro pada Bank Indonesia
- Giro pada bank lain
- Penempatan pada Bank Indonesia dan
bank lain
- Kredit yang diberikan
- Efek-efek
Biaya Perolehan Diamortisasi (Amortized
- Efek- efek yang dibeli dengan janji dijual Pinjaman yang diberikan dan piutang Cost)
kembali
- Tagihan Akseptasi
- Penyertaan
- Pendapatan bunga yang masih akan
diterima
21
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK Kategori yang didefinisikan oleh PSAK
Rekening Administratif
55 (Revisi 2014) 71
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum
digunakan
Bank Garansi Biaya Perolehan Diamortisasi (Amortized
--
Cost)
Irrevocable letters of credit yang masih
berjalan
Liabilitas keuangan dalam kelompok Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL)
diperdagangkan (Liabilitas derivatif – bukan
lindung nilai ) wajar melalui laba/rugi
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus
kas yang berasal dari aset keuangan berakhir atau Bank mengalihkan hak kontraktual untuk
menerima kas yang berasal dari aset keuangan atau tetap memiliki hak kontraktual untuk
menerima kas tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang
diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan.
Jika Bank secara substansial mengalihkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
keuangan, maka Bank menghentikan pengakuan aset keuangan dan mengakui secara
terpisah sebagai aset atau liabilitas untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul atau yang
masih dimiliki dalam pengalihan tersebut. Jika Bank secara substansial tidak mengalihkan
dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut dan
masih memiliki pengendalian, maka Bank mengakui aset keuangan sebesar keterlibatan
berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Jika Bank secara substansial masih memiliki
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka Bank tetap mengakui aset
keuangan tersebut.
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan
tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau
dibatalkan atau kedaluwarsa.
Sesuai dengan PSAK 71, konsep perhitungan kerugian kredit di masa mendatang (Expected
Credit Loss, “ECL”) akan mewajibkan Bank untuk mencadangkan adanya potensi kerugian
kredit dari seluruh aset keuangan yang dimiliki
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank menilai apakah telah terjadi peningkatan signifikan
dalam risiko kredit untuk aset keuangan sejak pengakuan awal dengan membandingkan
risiko gagal bayar yang terjadi sepanjang umur yang diharapkan antara tanggal pelaporan
dan tanggal pengakuan awal.
22
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penyisihan kerugian kredit ekspektasian untuk aset yang diukur pada nilai amortisasi
(Amortized Cost) dan Nilai Wajar melalui Penghasilan Komprehensif Lain (FVOCI) dibagi
menjadi 3 (tiga), sebagai berikut :
1) Stage 1
Pada stage ini, Bank mengakui kerugian kredit ekspektasian 12 (dua belas) bulan atas
aset keuangan. Perhitungan ECL untuk aset-aset yang diklasifikasikan sebagai AC
ataupun FVOCI akan diklasifikasikan sebagai stage 1 apabila belum ada adanya
penurunan kualitas kredit atau hal-hal yang memicu adanya peningkatan signifikan akan
risiko kredit
2) Stage 2
Pada stage ini, mengakui kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya atas aset
keuangan yang tidak memburuk.
Perhitungan ECL untuk aset-aset yang diklasifikasikan sebagai AC ataupun FVOCI akan
diklasifikasikan sebagai stage 2 apabila memenuhi kriteria berikut :
a) Day Past Due (DPD) sudah lebih dari 30 (tiga puluh) hari sampai dengan 90
(sembilan puluh) hari,
b) Perubahan antara rating saat pertama kali pengakuan aset keuangan dan
pelaporan yang melebihi nilai threshold tertentu
3) Stage 3 Pada stage ini, mengakui kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya atas
aset keuangan yang memburuk. Perhitungan ECL untuk aset-aset yang diklasifikasikan
sebagai AC ataupun FVOCI akan diklasifikasikan sebagai stage 3 apabila DPD sudah
lebih dari 90 (sembilan puluh) hari.
1) Stage 1
a) Kredit yang diberikan dalam kategori stage 1 adalah kredit dengan risiko rendah
dengan kondisi:
b) Umur tunggakan / Days Pay Due (DPD) = 0 s/d30 hari
c) Kolektibiliti 1 atau 2
d) Tidak ada Flagging Restrukturisasi
e) Perhitungan Kerugian kredit espektasian dengan menggunakan probability of
default 12 bulan (12 Month Expected Credit Loss).
f) Pendapatan Bunga diakui selama periode kredit yaitu suku bunga efektif
diperhitungkan dengan jumlah nilai bruto (Effective Interest Rate To Gross Carrying
Amount).
2) Stage 2
a) Kredit yang diberikan yang masuk dalam stage 2 adalah kredit yang risiko kredit
meningkat secara signifikan dengan kondisi sebagai berikut:
b) Tunggakan Pokok dan atau bunga lebih dari 30 hari sampai dengan 90 hari). Umur
tunggakan / Days Pay Due (DPD) = 31 s/d 90 hari
c) Kolektibiliti 2
d) Ada Flagging Restrukturisasi
e) Perhitungan Kerugian kredit espektasian dengan menggunakan probability of
default seumur pinjaman (Life Time Expected Credit Loss).
23
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2) Stage 2 (lanjutan)
f) Pendapatan Bunga diakui selama periode kredit yaitu suku bunga efektif
diperhitungkan dengan jumlah nilai bruto (Effective Interest Rate To Gross Carrying
Amount)
3) Stage 3
a) Kredit yang diberikan yang masuk dalam stage 3 adalah kredit memburuk dengan
kondisi sebagai berikut:
i. Umur tunggakan / Days Pay Due (DPD) > 90 hari
ii. Kolektibiliti/Kualitas kredit 3, 4, atau 5 atau NPL
iii. Ada Flagging POCI
c) Pendapatan Bunga diakui selama periode kredit yaitu suku bunga efektif
diperhitungkan dengan jumlah nilai netto atau biaya diamortisasi (Effective Interest
Rate To Net Carrying Amount)
Dalam menentukan apakah risiko kredit telah meningkat secara signifikan sejak pengakuan
awal, Bank menggunakan sistem penilaian risiko kredit internal, peringkat risiko eksternal dan
informasi perkiraan untuk menilai memburuknya kualitas kredit dari suatu aset keuangan.
1) Perubahan persyaratan kredit (keringanan), dalam hal perjanjian kredit masih berjalan
dalam waktu yang singkat.
2) Tidak ada pembayaran angsuran
3) Peningkatan signifikan pada risiko kredit pada instrumen lain dari peminjam yang sama
4) Kebijakan peningkatan monitoring debitur karena peningkatan risiko kredit
5) Meningkatnya premi risiko debitur yang disebabkan peningkatan risiko kredit pada
debitur.
6) Perubahan faktor eksternal yang merugikan bisnis dan keuangan debitur.
7) Penurunan rating internal dan eksternal
Aset keuangan mengalami penurunan nilai kredit ketika satu atau lebih peristiwa yang
memiliki dampak merugikan atas estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan telah
terjadi. Bukti bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai kredit termasuk data yang
dapat diobservasi mengenai peristiwa berikut ini:
24
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c) Namun, jika pada tanggal pelaporan, risiko kredit atas kredit yang diberikan tersebut
tidak meningkat signifikan sejak pengakuan awal, bank mengukur penyisihan
kerugian sejumlah kerugian kredit ekspektasian 12 (dua belas) bulan.
d) Menurut PSAK 71, jika bank tidak memiliki informasi yang wajar dan terdukung yang
tersedia untuk mengukur kerugian kredit ekspektasian pada instrumen keuangan
secara individual, maka bank mengakui kerugian kredit ekspektasian secara
kolektif.
Probability of Default adalah probabilitas kemungkinan terjadinya risiko suatu gagal bayar
(default) pinjaman yang diberikan oleh Bank kepada debiturnya. Praktik PSAK 71
memerlukan proyeksi forward-looking ECL, dimana PD selama 12 bulan dan lifetime
digabungkan berdasarkan alokasi stage debitur.
Untuk permodelan PSAK 71, Bank menggunakan jenis Cumulative PD (CPD) yaitu
Kemungkinan terjadinya default dalam suatu periode. Sebagai contoh, PD kumulatif 3 tahun
menggambarkan kemungkinan terjadinya default dalam tiga tahun.
2) Transisi yang digunakan dalam model matrix dapat berupa transisi berdasarkan balance.
Probability of default adalah kemungkinan gagal bayar debitur dihitung dengan cara
migration analysis untuk setiap segment kredit perbank berdasarkan data historis
tunggakan selama 5 (lima) tahun.
3) Kriteria default apabila rekening kredit memiliki umur tunggakan lebih dari 90 (sembilan
puluh) hari
5) Evaluasi migrasi rating dilakukan secara rata-rata tertimbang (weighted average) selama
5 tahun data historis.
6) Hasil perhitungan data historis 5 tahun akan menghasilkan informasi PD untuk 12 bulan.
27
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1) Exposure at Default adalah adalah perkiraan eksposur pada saat terjadi default di masa
depan, dengan memperhitungkan perubahan yang diharapkan dalam eksposur setelah
tanggal pelaporan, termasuk pembayaran pokok dan bunga.
2) Saldo EAD dihitung dengan mendapatkan saldo kredit pada setiap akhir periode laporan
keuangan.
3) Mencakup saldo kredit setiap akhir bulan laporan sampai dengan saldo saat jatuh tempo,
termasuk tagihan bunga (accrued interest).
4) Untuk mengukur kerugian kredit ekspektasian pada fasilitas revolving, seperti demands
loan dan kartu kredit, perlu memperkirakan beberapa komponen dalam membentuk
EAD:
a) faktor konversi kredit, untuk menentukan porsi fasilitas yang ditarik suatu periode
(terbatas, untuk fasilitas pada tahap 1 hingga dua belas bulan ke depan);
b) kecepatan di mana fasilitas ditarik terbayar; dan
c) untuk tujuan perhitungan present value, tingkat bunga yang diharapkan akan
dibebankan di masa depan pada fasilitas yang ditarik.
1) Discount Factor adalah angka desimal untuk memperhitungkan arus kas untuk
mendiskontokan kembali ke nilai sekarang (present value).
2) Faktor diskonto yang dipergunakan dalam perhitungan ECL adalah suku bunga efektif
dari masing-masing kredit yang diberikan.
Akan tetapi, ketika informasi yang lebih bersifat perkiraan masa depan (forward looking)
daripada status tunggakan (baik secara individu maupun kolektif) tidak tersedia tanpa biaya
atau upaya berlebihan, bank dapat menggunakan informasi tunggakan yang dimaksud untuk
menentukan apakah terdapat peningkatan risiko kredit secara signifikan sejak pengakuan
awal.
Bank menghitung 12-month dan lifetime ECL dengan memperhitungkan pengaruh dari
forecast macroeconomic kedepan (forward-looking adjustment). Bank menetapkan probability
weighted untuk kemungkinan terjadinya sebuah scenario macro tersebut.
Variabel makro ekonomi yang digunakan dalam model regresi masing-masing segmen
berbeda-beda tergantung dari karakteristik segmen kredit tersebut. Rincian penggunaan
variabel makro ekonomi pada masing-masing segmen adalah sebagai berikut:
Bank menggunakan 3 (tiga) skenario dalam menghitung CKPN, yaitu untuk PD kondisi
ekonomi membaik (Best), kondisi ekonomi Normal (Moderate), dan kondisi ekonomi
memburuk (Worst).
Untuk perhitungan PD FLA, Bank minimal menggunakan 2 (dua) variabel makro ekonomi,
yang disesuaikan dengan relevansi produk.
29
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank melakukan pengujian secara berkala terhadap variabel dan skenario minimal setiap
satu tahun. Kewenangan menetapkan dan melakukan pengujian terhadap variable makro
ekonomi menjadi tanggung jawab Divisi Manajemen Risiko.
Dalam penetapan scenario makro ekonomi, Bank menyusun bobot probabilitas dari setiap
skenario PD berdasarkan pengalaman historis. sebagai berikut:
Skenario Probabilitas
Best 20%
Moderat 60%
Worst 20%
q. Data Historis
1) Dalam rangka menghitung PD dan LGD, Bank menggunakan data historis selama 5
tahun, dan tarif akan dilakukan review setiap 1 (satu) tahun sekali menggunakan data
historis lima tahun dari perhitungan tarif terakhir.
2) Data historis dikelompokkan dalam masing-masing segmen.
1) Teknik evaluasi penilaian penurunan nilai kredit secara individu (individual impairment)
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a) Diterapkan untuk Kredit Korporasi; dan
b) Kredit dimaksud mengalami penurunan nilai (impairment) atau Kurang Lancar,
Diragukan, Macet
2) Perhitungan CKPN Individu berdasarkan cash flow (arus kas) menggunakan 3 skenario
yaitu:
a) CKPN moderat (normal), dimana Bank melakukan estimasi cash flow berdasarkan
sumber data berupa surat pernyataan atau komitmen debitur.
b) CKPN worst, dimana Bank melakukan estimasi cash flow berdasarkan analisa
kemampuan membayar debitur membayar kewajiban lebih lama dari jadwal yang
disampaikan debitur.
c) CKPN best, dimana Bank melakukan estimasi cash flow berdasarkan analisa
kemampuan membayar debitur lebih cepat dan/atau lebih besar dari jumlah
kewajiban sesuai jadwal cash flow yang baru.
3) Bobot perhitungan CKPN Individu atas 3 skenario tersebut di atas ditetapkan sebagai
berikut:
30
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b) Jumlah yang didiskonto diperoleh dengan mengestimasi arus kas masa datang
meliputi angsuran pokok dan bunga sesuai dengan kemampuan riil debitur yang
didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal (jika suku bunga tetap / fixed) atau
suku bunga efektif terakhir sebelum mengalami penurunan nilai (jika suku bunga
variable/floating).
b) Agunan berupa fixed asset wajib dinilai secara wajar sebelum mengestimasi
arus kas masa datang, maka Bank wajib melakukan hal-hal sebagai berikut:
i. Melakukan penilaian agunan (retaksasi) sesuai ketentuan yang berlaku di
Bank.
ii. Mengindentifikasi taksiran biaya penjualan agunan (misalnya legal costs)
iii. Menentukan nilai agunan yang dapat direalisasi setelah dikurangi biaya
penjualan.
iv. Menetapkan waktu penjualan/realisasi pencairan agunan.
c) Menghitung nilai kini dari hasil penjualan dalam hal terdapat jeda waktu antara
tanggal penentuan nilai wajar agunan dan waktu penjualan/realisasi agunan.
1) Jika jumlah kerugian penurunan nilai berkurang (karena meningkatnya peringkat kredit
debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus
dipulihkan/dikoreksi melalui laporan Laba Rugi maksimal sebesar cadangan kerugian
penurunan nilai yang telah dibentuk.
31
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2) Untuk aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pemulihan
nilai tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat asset keuangan melebihi biaya
perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai.
3) Pemulihan penurunan nilai dapat terjadi jika terdapat perpindahan stage kredit dari stage
3 ke stage 2 atau stage 1.
v. Penghapusbukuan kredit
1) Bank langsung mengurangi jumlah tercatat bruto dari aset keuangan ketika bank tidak
memiliki ekspektasi wajar untuk memulihkan aset keuangan secara keseluruhan atau
secara parsial. Penghapusbukuan merupakan kejadian penghentian pengakuan.
2) Kredit dapat dihapus buku apabila Penyisihan Kerugian Kredit Ekspektasian telah
dibentuk sebesar 100%.
4) Dalam hal terdapat penerimaan kas berupa angsuran pokok dan atau bunga atas kredit
yang telah dihapus buku (recoveries) maka penerimaan tersebut diakui sebagai
Pendapatan Operasional Lainnya.
Credit Convertion Factor (CCF) atau FKK adalah Faktor Konversi Kredit untuk eksposur
transaksi rekening Administratif.
3) Sesuai dengan karakter produk Garansi Bank, bahwa selain mempunyai setoran jaminan
dicover oleh asuransi, maka penetapan kualitas aset dan stage untuk tarnsaksi
administrasif Garansi Bank ditetapkan sebagai berikut:
a) Stage ditetapkan sebagai Stage 1
b) Expected Credit Loss (ECL) sebesar nol (tidak dihitung ECL) baik yang memiliki
fasilitas maupun yang tidak memiliki fasilitas (walking customer)
32
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4) Penetapan metode perhitungan Expected Credit Loss (ECL) yang mencakup Probability
of Default (PD), Eksposur at Default (EAD), Loss Given Default (LGD), Discount Factor
(DF), dan Forward Looking Adjustment (FLA) untuk Transaksi Rekening Administratif
sama dengan metode yang digunakan untuk Kredit.
x. Kredit Modifikasi
1) Jika arus kas kontraktual atas aset keuangan telah direnegosiasi atau dimodifikasi dan
aset keuangan tidak dihentikan pengakuannya, bank menilai apakah terdapat kenaikan
signifikan dalam risiko kredit atas instrument keuangan tersebut sesuai dengan
paragraph 5.5.3 PSAK 71 dengan membandingkan:
a) Risiko gagal bayar yang terjadi pada tanggal pelaporan (berdasarkan ketentuan
kontraktual yang dimodifikasi); dan
b) Risiko gagal bayar yang terjadi pada saat pengakuan awal (berdasarkan ketentuan
kontraktual orisinal yang tidak dimodifikasi).
2) Kredit Modifikasi adalah Kredit Restrukturisasi yang mengubah arus kas kontraktual dan
tidak memenuhi syarat penghentian keuangan.
a) Pengakuan awal untuk kredit restrukturisasi exsisting sebesar nilai tercatat awal
pada tanggal 1 Januari 2020.
c) Suku bunga efektif (Effective Interest Rate) dari kredit restrukturisasi adalah suku
bunga efektif sebelum kredit tersebut di restrukturisasi.
d) Pendapatan provisi, adminitrasi dan biaya yang belum selesai diamortisasi akan
diakui langsung pada pendapatan bunga, saat dilakukan restrukturisasi.
e) Pada saat Restrukturisasi Kredit, apabila Nilai Kini dari arus kas kontraktual kredit
restrukturisasi lebih besar atau sama dengan nilai wajar dari kredit sebelum
direstrukturisasi, maka:
i. Bank mengakui Laba modifikasi sebesar selisih dari Nilai Kini arus kas
tersebut, dan;
ii. Status debitur tetap dalam stage sebelum direstrukturisasi.
f) Pada saat Restrukturisasi Kredit, apabila Nilai Kini dari arus kas kontraktual kredit
restrukturisasi lebih kecil dari nilai wajar kredit sebelum direstrukturisasi, maka:
i. Bank mengakui Rugi modifikasi sebesar selisih dari Nilai Kini arus kas tersebut,
dan;
ii. Status debitur berubah menjadi stage 3 (tiga).
g) Kredit restrukturisasi dengan skedul penarikan dan pembayaran (arus kas) yang
sulit diprediksi (kredit yang bersifat revolving dan pinjaman rekening koran)
amortisasi dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.
33
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2) Kredit Modifikasi adalah Kredit Restrukturisasi yang mengubah arus kas kontraktual dan
tidak memenuhi syarat penghentian keuangan (lanjutan)
h) Dalam rangka penyelesaian kredit atau pelunasan kewajiban kredit, dimana sumber
pembayaran berasal dari debitur, penjualan agunan atau pihak ketiga, dapat
diprediksi dan dalam jangka pendek (Maksimal 6 bulan), maka:
i. Kerugian penurunan nilai hanya mencakup incurred Loss yaitu selisih NPV.
ii. Selisih dari Nilai Kini (Net Present Value/NPV) dengan Nilai wajar kredit diakui
sebagai estimasi pembentukan Expected Credit Loss (ECL).
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan
diamortisasi dari aset atau liabilitas keuangan (atau kelompok aset atau liabilitas keuangan)
dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode
yang relevan.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi
pembayaran atau penerimaan kas masa depan selama perkiraan umur dari instrumen
keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh
jumlah tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan
mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut,
seperti pelunasan dipercepat, opsi beli dan opsi serupa lain, tetapi tidak mempertimbangkan
kerugian kredit masa depan. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang
dibayarkan atau diterima oleh pihak-pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premium atau diskonto lain.
z. Reklasifikasi
Sesuai dengan PSAK 71 yang efektif mulai 1 Januari 2020 Reklasifikasi aset keuangan
diperkenankan jika dan hanya jika entitas mengubah model bisnis untuk mengelola aset
keuangan terkait. Reklasifikasi diterapkan secara prospektif dari tanggal reklasifikasi.
1) Reklasifikasi aset keuangan dalam kategori diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Bank dapat mereklasifikasi aset keuangan dari kategori diukur pada Biaya Perolehan
Diamortisasi ke kategori:
a) Aset keuangan diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Jika dilakukan reklasifikasi ke kategori ini maka nilai wajar pada tanggal reklasifikasi
adalah jumlah tercatat bruto yang baru dari aset keuangan tersebut. Bank mengakui
selisih antara biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar aset keuangan dalam
laporan laba rugi.
34
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
z. Reklasifikasi (lankutan)
1) Reklasifikasi aset keuangan dalam kategori diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi
(lanjutan)
b) Aset keuangan diukur pada Nilai Wajar melalui Penghasilan Komprehensif Lain.
Jika dilakukan reklasifikasi ke kategori ini maka nilai wajar aset keuangan tersebut
diukur pada tanggal reklasifikasi, dan Bank mengakui keuntungan atau kerugian
yang timbul dari selisih antara biaya perolehan diamortisasi sebelumnya dan nilai
wajar aset keuangan diakui dalam penghasilan komprehensif lain.
2) Reklasifikasi aset keuangan dalam kategori Diukur pada Nilai Wajar melalui Penghasilan
Komprehensif Lain
Bank dapat mereklasifikasi aset keuangan dari kategori Nilai Wajar Melalui Penghasilan
Komprehensif Lain ke kategori:
a) Aset keuangan diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi.
Jika dilakukan reklasifikasi ke kategori ini maka Bank melakukan reklasifikasi
akumulasi saldo penghasilan komprehensif lain ke laporan laba rugi pada tanggal
reklasifikasi.
b) Aset keuangan diukur pada Nilai Wajar melalui Penghasilan Komprehensif Lain.
Jika dilakukan reklasifikasi ke kategori ini maka Bank mereklasifikasi nilai wajar aset
keuangan tanggal reklasifikasi. Saldo kumulatif penghasilan komprehensif lain
dihapus dari ekuitas dan disesuaikan terhadap nilai wajar yang baru.
3) Reklasifikasi aset keuangan dalam kategori Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan
Laba Rugi
Bank dapat mereklasifikasi aset keuangan dari kategori Diukur pada Nilai Wajar melalui
Laporan Laba Rugi ke kategori:
Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi atas investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam
jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan, maka sisa investasi dimiliki hingga
jatuh tempo direklasifikasi menjadi tersedia untuk dijual, kecuali penjualan atau
reklasifikasi tersebut dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau
tanggal pembelian kembali, terjadi setelah seluruh jumlah pokok telah diperoleh secara
substansial sesuai jadwal pembayaran atau telah diperoleh pelunasan dipercepat; atau
terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali, tidak berulang, dan tidak
dapat diantisipasi secara wajar.
35
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan, jika dan hanya jika, Bank saat ini
memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah
yang telah diakui tersebut; dan berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk
merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran. Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan
pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan.
Nilai wajar dikategorikan dalam level yang berbeda dalam suatu hirarki nilai wajar
berdasarkan pada apakah input suatu pengukuran dapat diobservasi dan signifikansi input
terhadap keseluruhan pengukuran nilai wajar:
1) Level 1
Harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
yang dapat diakses pada tanggal pengukuran.
2) Level 2
Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk
aset atau liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3) Level 3
Input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
Dalam mengukur nilai wajar aset atau liabilitas, Bank sebisa mungkin menggunakan data
pasar yang dapat diobservasi. Apabila nilai wajar aset atau liabilitas tidak dapat diobservasi
secara langsung, Bank menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaannya dan
memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan
penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Perpindahan antara level hirarki wajar diakui oleh Bank pada akhir periode pelaporan dimana
perpindahan terjadi.
2.f. Kas
Kas meliputi kas kecil, kas besar, kas di dalam Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan kas Cash
Deposits Mechine (CDM).
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada
Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai Biaya Perolehan Diamortisasi (Amortized
Cost).
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), call money, deposito berjangka, deposito on call, dan
tabungan.
36
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai Biaya Perolehan
Diamortisasi (Amortized Cost).
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk
memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal dinyatakan sebesar biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai.
2.i. Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari Surat Utang Negara, reksadana, obligasi korporasi, obligasi
pemerintah dan wesel ekspor.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok Biaya Perolehan Diamortisasi
(Amortized Cost) , Nilai Wajar Melalui Penghasilan Komprehensif Lain (FVOCI) dan Nilai Wajar
Melalui Laba Rugi (FVTPL). Lihat Catatan 2.e untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam
kelompok Biaya Perolehan Diamortisasi (Amortized Cost), Nilai Wajar Melalui Penghasilan
Komprehensif Lain (FVOCI) dan Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL).
Efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan
secara langsung.
Wesel ekspor adalah wesel ekspor yang dinegosiasikan secara diskonto dan dijaminkan oleh bank
lainnya.
Wesel ekspor dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai.
Wesel ekspor diklasifikasikan sebagai Biaya Perolehan Diamortisasi. Lihat Catatan 2.e untuk
kebijakan akuntansi Biaya Perolehan Diamortisasi.
Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA) merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh Bank
Syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS) yang digunakan sebagai sarana investasi jangka pendek
di pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah, SIMA disajikan
sebesar saldonya dikurangi dengan penyisihan kerugian.
2.j. Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali/ Efek-efek yang Dijual dengan Janji untuk
Dibeli Kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) disajikan sebagai tagihan sebesar
harga jual kembali yang disepakati dikurangi dengan selisih antara harga beli dan harga jual
kembali yang disepakati (pendapatan bunga yang ditangguhkan) dan cadangan kerugian
penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut
diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif sebagai pendapatan bunga selama jangka
waktu sejak efek-efek itu dibeli hingga saat dijual kembali.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diklasifikasikan sebagai Biaya
Perolehan Diamortisasi. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan yang
diklasifikasikan sebagai Biaya Perolehan Diamortisasi.
Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali disajikan sebagai liabilitas dalam laporan
posisi keuangan sebesar jumlah pembelian kembali, dikurangi dengan bunga dibayar di muka yang
belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali diperlakukan sebagai biaya
dibayar di muka dan diakui sebagai beban selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dijual
hingga dibeli kembali menggunakan metode suku bunga efektif.
37
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.j. Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali/ Efek-efek yang Dijual dengan Janji untuk
Dibeli Kembali (lanjutan)
Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.e untuk kebijakan akuntansi atas
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai Biaya Perolehan Diamortisasi. Lihat Catatan 2.e untuk
kebijakan akuntansi atas Biaya Perolehan Diamortisasi.
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan peminjam, mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang
dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset
keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar pokok kredit
sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Restrukturisasi Kredit
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit
pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi.
Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai
penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui sebagai laba/rugi. Setelah
restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru
dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan
syarat-syarat restrukturisasi. Lihat Catatan 2.e untuk kebijakan akuntansi atas Kredit Modifikasi.
Kredit yang diberikan dihapusbukukan, ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai
pengembalian di masa datang dan semua jaminan telah diupayakan untuk direalisasi atau sudah
diambil alih. Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian
penurunan nilai. Pelunasan kemudian atas kredit yang telah dihapusbukukan tersebut, dikreditkan
ke cadangan kerugian penurunan nilai di laporan posisi keuangan. Lihat Catatan 2.e untuk
kebijakan akuntansi atas Penghapusbukuan Kredit.
Pembiayaan/piutang berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, yang timbul dari transaksi berdasarkan prinsip jual beli dan bagi hasil antara
Bank dengan pihak lain selama jangka waktu tertentu. Piutang tersebut meliputi piutang
murabahah, istishna dan qardh, sedangkan untuk pembiayaan meliputi pembiayaan mudharabah
dan pembiayaan musyarakah.
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas pembiayaan ini
dilakukan dengan cara mengangsur dalam jangka waktu yang ditentukan.
38
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Piutang murabahah pada awalnya diukur pada nilai bersih yang dapat direalisasi ditambah dengan
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan biaya tambahan untuk memperoleh
aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode tingkat imbal hasil efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) dan al-shani (produsen yang juga
bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk
membuat atau mengadakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan
pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati.
Piutang istishna dicatat sebesar tagihan termin kepada pembeli akhir dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai. Marjin istishna yang ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang istishna.
Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan yang diperjanjikan dengan kewajiban pihak
peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu
tertentu.
Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan
penerimaan dari pinjaman atas qardh yang dilunasi diakui sebagai pendapatan pada saat
terjadinya. Pinjaman qardh disajikan sebesar saldonya dikurangi penyisihan kerugian. Bank
menetapkan penyisihan kerugian qardh berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo.
Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana
(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan menggunakan bagi laba (profit
sharing) atau metode bagi hasil usaha (gross profit margin) antara kedua belah pihak berdasarkan
nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Bank mengenakan bagi hasil berdasarkan metode bagi
hasil usaha (gross profit margin).
Apabila sebagian pembiayaan Mudharabah hilang sebelum dimulainya usaha karena adanya
kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka
rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan Mudharabah dan diakui sebagai kerugian Bank.
Apabila sebagian pembiayaan Mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya
kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka rugi tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.
Kerugian pembiayaan Mudharabah akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan
pada pengelola dana dan tidak mengurangi saldo pembiayaan Mudharabah.
Musyarakah adalah akad kerjasama antara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk
menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan
nisbah pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara
proposional sesuai dengan kontribusi modal.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo
pembiayaan dikurangi dengan saldo cadangan kerugian nilai yang dibentuk berdasarkan hasil reviu
oleh manajemen terhadap kualitas pembiayaan yang ada.
39
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penyertaan saham merupakan penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan non-
publik yang bergerak di bidang jasa keuangan untuk tujuan jangka panjang.
Investasi dengan persentase kepemilikan dibawah 20% dan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan dicatat dengan metode biaya dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Tanah disajikan sebesar nilai wajar. Penilaian terhadap tanah dilakukan oleh penilai independen
eksternal yang telah memiliki sertifikasi. Penilaian atas aset tersebut dilakukan secara berkala
untuk memastikan bahwa nilai wajar aset yang direvaluasi tidak berbeda secara material dengan
nilai tercatatnya.
Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi mengalami perubahan yang signifikan dan fluktuatif, maka
perlu direvaluasi secara tahunan, sedangkan jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi tidak
mengalami perubahan yang signifikan dan fluktuatif, maka perlu dilakukan revaluasi paling kurang
3 tahun sekali.
Kenaikan nilai tercatat yang timbul dari revaluasi tanah dicatat sebagai “Surplus Revaluasi Aset”
dan disajikan sebagai “Penghasilan Komprehensif Lain”. Penurunan nilai tercatat yang timbul dari
revaluasi dicatat sebagai beban pada tahun berjalan.
Apabila aset tersebut memilki saldo “Keuntungan Revaluasi Aset Tetap” yang disajikan sebagai
“Pendapatan Komprehensif Lain”, maka selisih penurunan nilai tercatat tersebut dibebankan
terhadap “Keuntungan Revaluasi Aset Tetap” dan sisanya diakui sebagai beban tahun berjalan.
Aset tetap selain tanah disajikan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan.
Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika
memenuhi kriteria pengakuan.
Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria untuk dikapitalisasi diakui
dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur
manfaat, dan metode penyusutan ditelaah kembali dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan
secara prospektif.
Semua aset tetap kecuali tanah, disusutkan berdasarkan metode garis lurus untuk bangunan baik
permanen maupun non permanen dan inventaris kantor mengunakan metode declining balance
selama estimasi masa manfaat aset tersebut sebagai berikut:
Inventaris kantor terdiri dari perabotan dan perlengkapan, dan perangkat keras komputer, peralatan
komunikasi dan peralatan kantor lainnya.
40
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, diakui sebagai biaya
perolehan hak atas tanah. Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama
kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah.
Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset tak
berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang
lebih pendek.
Hak atas tanah tidak disusutkan kecuali terdapat bukti sebaliknya yang mengindikasikan bahwa
perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh.
Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset
diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai
tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi
penyusutannya dihapuskan dari akun tersebut. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui
dalam laporan laba rugi.
Akumulasi biaya konstruksi aset tetap dikapitalisasi dan dicatat sebagai “Aset dalam Konstruksi”.
Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap yang terkait pada saat proses konstruksi atau
pemasangan telah selesai.
Aset tetap yang dikonstruksi sendiri disajikan sebagai bagian aset tetap sebagai “Aset dalam
Konstruksi” dan dinyatakan sebesar biaya perolehannya. Semua biaya, termasuk biaya pinjaman,
yang terjadi sehubungan dengan konstruksi aset tersebut dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya
perolehan aset tetap dalam konstruksi. Biaya perolehan aset tetap dalam konstruksi tidak termasuk
setiap laba internal, jumlah tidak normal dari biaya pemborosan yang terjadi dalam pemakaian
bahan baku, tenaga kerja atau sumber daya lain.
Akumulasi biaya perolehan yang akan dipindahkan ke masing-masing pos aset tetap yang sesuai
pada saat aset tersebut selesai dikerjakan atau siap digunakan dan disusutkan sejak beroperasi.
Aset takberwujud diukur sebesar nilai perolehan pada pengakuan awal. Setelah pengakuan awal,
aset takberwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi
penurunan nilai.
Aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasi selama umur manfaat ekonomi
dengan metode garis lurus. Aset tak berwujud yang telah habis diamortisasi maka untuk
penghapusannya akan dijurnal balik antara akumulasi penyusutan dengan harga perolehannya.
Amortisasi dihitung sebagai penghapusan biaya perolehan aset, dikurangi nilai residunya, atas
umur ekonomisnya sebagai berikut :
Tahun
Perangkat Lunak 4
Periode amortisasi dan metode amortisasi untuk aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas
ditelaah setidaknya setiap akhir tahun buku.
41
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Biaya dibayar di muka adalah biaya yang telah dikeluarkan tetapi belum diakui sebagai biaya pada
periode terjadinya. Biaya dibayar di muka akan digunakan untuk aktivitas Bank di masa mendatang.
Biaya dibayar di muka akan diakui sebagai beban pada laba rugi pada saat diamortisasi sesuai
dengan masa manfaatnya.
Termasuk dalam biaya dibayar di muka adalah biaya sewa, biaya asuransi. Biaya sewa merupakan
pembayaran di muka terkait sewa gedung kantor yang diamortisasi selama masa sewa dan dimulai
sejak gedung digunakan.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus (straight line method).
Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah uang muka kantor, beban ditangguhkan,
tagihan ATM, uang muka jaminan, dan properti terbengkalai.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, Bank mengestimasi jumlah terpulihkan aset
tersebut. Jumlah terpulihkan ditentukan atas suatu aset individual, dan jika tidak memungkinkan,
Bank menentukan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas dari aset tersebut.
Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan
dengan nilai pakainya. Nilai pakai adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan akan diterima dari
aset atau unit penghasil kas.
Nilai kini dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan nilai
waktu uang dan risiko spesifik atas aset atau unit yang penurunan nilainya diukur.
Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka jumlah
tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi
penurunan nilai dan segera diakui dalam laba rugi.
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik
jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat
aset dinaikan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan
nilai.
Liabilitas segera merupakan liabilitas kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan
sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
Simpanan dari nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat (tidak termasuk bank)
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan,
deposito berjangka dan bentuk simpanan lain yang dipersamakan dengan itu.
42
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah
pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan nasabah
sesuai dengan persyaratan tertentu yang disepakati.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dan Bank.
Simpanan dari nasabah pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
1) Simpanan syariah berupa giro wadiah yad-adhamanah, yakni titipan dana dalam bentuk giro
yang akan mendapatkan bonus sesuai dengan kebijakan Bank;
2) Investasi tidak terikat dalam bentuk tabungan mudharabah adalah simpanan dana nasabah
yang memberikan nasabah dengan nisbah yang merupakan imbalan bagi hasil dari
pendapatan Unit Usaha Syariah atas penggunaan dana untuk ditetapkan dan disetujui
sebelumnya; dan
3) Investasi tidak terikat dalam bentuk deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan
dana nasabah yang memberikan nasabah dengan nisbah yang merupakan imbalan bagi hasil
dari pendapatan Unit Usaha Syariah atas penggunaan dana untuk ditetapkan dan disetujui
sebelumnya.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik dalam maupun luar negeri,
dalam bentuk giro, tabungan, interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian
kurang dari atau sama dengan 90 hari, deposito berjangka dan sertifikat deposito.
Simpanan dari bank lain diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan
diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan
pengakuan awal simpanan dari bank lain dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari suku bunga efektif.
Simpanan dari bank lain termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah dan investasi tidak
terikat yang terdiri dari deposito berjangka mudharabah.
Surat berharga yang diterbitkan adalah obligasi dan medium term notes (MTN) yang diterbitkan
dan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
kecuali untuk MTN yang diterbitkan dengan prinsip syariah (Catatan 2.e untuk kebijakan akuntansi
atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi).
43
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi subordinasi dan MTN diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur
sebesar nilai biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (EIR).
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi
terkait dengan pengakuan awal obligasi subordinasi dan biaya transaksi yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif (EIR).
Medium term notes yang diterbitkaan dengan prinsip syariah (mudharabah) diakui sebesar nilai
nominal dan biaya trasaksi diakui secara terpisah dari MTN yang diterbitkan. Biaya penerbitan
diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu MTN mudharabah.
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak
lain dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Pinjaman yang diterima diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan
diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan
pengakuan awal pinjaman diterima dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari suku bunga efektif.
Imbalan kerja terdiri dari imbalan jangka pendek, imbalan jangka panjang lain dan imbalan
pascakerja.
Imbalan kerja yang jatuh temponya kurang dari 12 bulan yaitu seperti gaji dan tunjangan bulanan.
Imbalan kerja jangka pendek diakui ketika pekerja telah memberikan jasanya dalam suatu periode
akuntansi, sebesar jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan
akan dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut.
Imbalan pascakerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya seperti penghargaan tanda jasa dan
cuti besar dicadangkan dan diakui sebagai biaya ketika jasa telah diberikan oleh pegawai yang
memenuhi syarat. Imbalan kerja ditentukan berdasarkan peraturan Bank dan persyaratan minimum
Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Penentuan nilai kini liabilitas imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu
dilakukan oleh Aktuaris dengan menggunakan metode Projected Unit Credit.
Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, yang diakui sebagai penghasilan
komprehensif lain, terdiri atas:
Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, yang diakui sebagai penghasilan
komprehensif lain tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya.
44
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk imbalan kerja jangka panjang lain atas biaya jasa kini, biaya bunga neto atas liabilitas (aset)
imbalan pasti neto, dan pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto langsung diakui
pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain periode berjalan.
Biaya jasa lalu diakui sebagai beban pada tanggal yang lebih awal antara ketika amandemen atau
kurtailmen program terjadi, dan ketika biaya restrukturisasi atau pesangon diakui, sehingga biaya
jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui selama periode vesting masa
depan.
Imbalan kerja jangka panjang, program imbalan jangka panjang terdiri dari program penghargaan
masa kerja, cuti besar, dan program masa persiapan pensiun.
Bank menyelenggarakan program imbalan kerja jangka panjang bagi pegawainya adalah sebagai
berikut:
1) Program Penghargaan Masa Kerja yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi No.
0177/HT.01.01/2018 tanggal 27 April 2018 tentang Pemberian Penghargaan Kepada
Pengawai dan Cuti Besar yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi No. 0316/HT.01.01/2017
tanggal 2 Agustus 2017 tentang Cuti Pengawai.
2) Program Masa Persiapan Pensiun yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi No.
0019/HT.01.01/2017 tanggal 2 Februari 2017 tentang Masa Persiapan Pensiun.
Imbalan Pascakerja
Program imbalan pascakerja terdiri dari program imbalan pasti dana pensiun, program pensiun dini
serta program penghargaan akhir masa kerja direksi.
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi semua pegawai tetapnya. Iuran kepada
dana pensiun Bank terdiri dari Iuran Dana Pensiun (IDP) yang diatur dalam Surat Keputusan
Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah 0500/HT.01.01/2017 tanggal 28 November
2017 tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah dan Iuran Jaminan Hari Tua (IJHT) yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi No.
0163/HT.01.01/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Jaminan Hari Tua Bagi Pengawai. Iuran yang
ditanggung Bank diakui sebagai beban tahun berjalan dan dikelola oleh Dana Pensiun PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Dalam program ini, hak atas manfaat pensiun diberikan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan dengan memperhatikan faktor
penghargaan masa kerja per tahun, masa kerja, dan penghasilan dana pensiun.
Program ini dikelola oleh Dana Pensiun PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Kontribusi
pegawai adalah sebesar 5% dari penghasilan dasar pegawai dan sisa jumlah yang diperlukan
untuk mendanai program tersebut ditanggung oleh Bank.
Perhitungan besarnya iuran dilakukan oleh pihak Aktuaris dengan menggunakan metode Projected
Unit Credit.
Bank menyelenggarakan Program Pensiun Dini bagi seluruh karyawan Bank yang memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi No. 0068/HT.01.01/2012 tanggal
29 Februari 2012 tentang Program Pensiun Dini yang diubah menjadi No. 0586/HT.01.01/2017
tanggal 20 Desember 2017 tentang Program Pensiun Dini.
45
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Program imbalan pasca kerja lainnya merupakan program penghargaan akhir masa jabatan direksi,
sebagai penghargaan kepada direksi dan komisaris dalam mengembangkan kinerja Bank.
Konvensional
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan yang dikenakan suku bunga
diakui sebagai “pendapatan bunga” dan “beban bunga” di dalam laba rugi menggunakan metode
suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan
diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan
pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran
atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika
lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset
keuangan atau liabilitas keuangan.
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas
denganmempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut,
namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup komisi,
provisi yang material, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi
atau diskon lainnya.
Pendapatan bunga atas kredit yang diberikan atau aset produktif lainnya yang diklasifikasikan
sebagai bermasalah diakui pada saat pendapatan tersebut diterima. Pada saat aset keuangan
diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih akan dibatalkan
pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.
Syariah
Pendapatan operasional utama terdiri dari pendapatan dari murabahah, pendapatan bagi hasil dari
pembiayaan mudharabah, dan musyarakah, serta pendapatan lainnya.
Pendapatan murabahah diakui pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara tunai
atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun; atau selama periode akad sesuai dengan
tingkat risiko dan upaya untuk merealisasikan keuntungan tersebut untuk transaksi tangguh lebih
dari satu tahun.
Bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah diakui pada saat angsuran diterima
secara tunai (cash basis), Pendapatan operasi utama lainnya terdiri dari pendapatan dari
penempatan pada bank syariah lain. Pendapatan operasi utama lainnya diakui pada saat diterima.
Margin dan bagi hasil diakui secara akrual, kecuali pendapatan margin dan bagi hasil atas pinjaman
yang diberikan dan aset produktif lainnya yang di klasifikasikan sebagai non-performing yang diakui
pada saat pendapatan tersebut diterima.
Pendapatan margin dan bagi hasil yang telah diakui tetapi belum tertagih dibatalkan pada saat
pinjaman tersebut diklasifikasikan non-performing, dan selanjutnya dilaporkan sebagai tagihan
kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui pada saat diterima tunai.
Beban syariah merupakan bagi hasil untuk dana pihak ketiga dengan menggunakan prinsip bagi
hasil berdasarkan porsi bagi hasil (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya yang didasarkan
pada prinsip Mudharabah mutlaqah.
46
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga
efektif atas aset keuangan atau liabilitas keuangan dimasukkan ke dalam perhitungan suku bunga
efektif.
Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit atau
pendapatan provisi dan komisi yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu, diamortisasi
sesuai dengan jangka waktu kontrak menggunakan suku bunga efektif dan diklasifikasikan sebagai
bagian dari pendapatan bunga pada laba rugi.
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit atau suatu
jangka waktu dan/atau terkait dengan pemberian suatu jasa, diakui sebagai pendapatan pada saat
terjadinya transaksi dan dicatat pada akun pendapatan operasional lainnya.
Beban provisi dan komisi lainnya sehubungan dengan transaksi antar bank diakui sebagai beban
pada saat jasa tersebut diterima.
Apabila pinjaman diselesaikan sebelum jatuh tempo, maka saldo pendapatan provisi dan komisi
yang belum diamortisasi diakui pada saat pinjaman diselesaikan.
Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam
menentukan laba rugi pada suatu periode. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui dalam laba rugi,
kecuali pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui dalam penghasilan
komprehensif lain atau secara langsung di ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing
diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas.
Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar diakui
sebagai liabilitas. Jika jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode
sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui
sebagai aset. Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya diukur
sebesar jumlah yang diperkirakan akan dibayar kepada (direstitusi dari) otoritas perpajakan, yang
dihitung menggunakan tarif pajak (dan undang-undang pajak) yang telah berlaku atau secara
substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Manfaat terkait dengan rugi pajak yang dapat ditarik untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum
dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak
masa depan akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit
pajak belum dimanfaatkan.
47
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali
perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari:
2) Pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat
transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak).
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan sepanjang
kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat
dimanfaatkan untuk mengurangi laba dimaksud, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari
pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang bukan kombinasi bisnis
dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak).
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan
berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan
pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai
dengan cara Bank memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau
menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan. Bank
mengurangi jumlah tercatat aset pajak tangguhan jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak
lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset
pajak tangguhan tersebut. Setiap pengurangan tersebut dilakukan pembalikan atas aset pajak
tangguhan hingga kemungkinan besar laba kena pajak yang tersedia jumlahnya memadai.
Bank melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya
jika:
1) Bank memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset
pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan
2) Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang
dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas:
b) Entitas kena pajak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas
pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas
secara bersamaan, pada setiap periode masa depan dimana jumlah signifikan atas aset
atau liabilitas pajak tangguhan diperkirakan untuk diselesaikan atau dipulihkan.
Bank melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika:
1) Bank Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas
jumlah yang diakui; dan
2) Bank Bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto atau merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak untuk tahun berjalan dan dihitung
menggunakan tarif pajak yang berlaku.
48
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada
pemegang saham biasa entitas dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
dalam suatu periode.
Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, Bank menyesuaikan laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan jumlah rata-rata tertimbang saham
yang beredar, atas dampak dari seluruh instrument berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:
1) Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang
tersebut:
2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya
entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas
lain);
b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang
mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);
c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;
d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga;
e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari
salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas
pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor
juga berelasi dengan entitas pelapor;
f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi
dalam huruf (a); atau
g) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas
atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
h) Entitas atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok
tersebut, menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau
kepada entitas induk dari entitas pelapor.
Entitas yang berelasi dengan pemerintah adalah entitas yang dikendalikan bersama atau
dipengaruhi oleh pemerintah. Pemerintah mengacu kepada pemerintah, instansi pemerintah dan
badan yang serupa baik lokal, nasional maupun Internasional.
49
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Entitas yang berelasi dengan Pemerintah dapat berupa entitas yang dikendalikan atau dipengaruhi
secara siqnifikan oleh Kementerian Keuangan atau Pemerintah Daerah yang merupakan
pemegang saham entitas, atau entitas yang dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia
melalui Kementerian BUMN selaku pemegang saham.
Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan
yang relevan.
Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh
pengambil keputusan operasional dalam menilai kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber
daya yang dimilikinya. Segmentasi berdasarkan aktivitas dari setiap kegiatan operasi entitas legal
di dalam Bank.
Bank mengungkapkan segmen operasional berdasarkan segmen usaha yang meliputi perbankan
konvensional dan syariah.
Segmen geografis meliputi penyediaan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki
risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada
dalam lingkungan ekonomi lain. Segmen geografis Bank adalah Jawa Tengah dan selain Jawa
Tengah.
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan membutuhkan
pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas
tahun keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah
estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara
terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas
kejadian yang akan datang.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian
dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan
kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan
usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian
material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk
melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar
usaha yang berkelanjutan.
50
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan
tidak tersedia di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian
termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar
yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut
tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan
manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas dan
tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat, dan asumsi tingkat gagal bayar.
Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti
volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat
pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
Bank menelaah kredit yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap
tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan
laba rugi. Secara khusus, pertimbangan manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu
arus kas di masa mendatang ketika menentukan kerugian penurunan nilai.
Dalam estimasi arus kas tersebut, Bank melakukan penilaian atas kondisi keuangan peminjam dan
nilai realisasi neto agunan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi dari sejumlah faktor dan
hasil akhirnya mungkin berbeda, yang mengakibatkan perubahan di masa mendatang atas
cadangan penurunan nilai.
Bank juga membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur kredit yang
dimiliki, dimana evaluasi dilakukan terhadap setiap kelompok kredit berdasarkan data kerugian
historis.
Karena program tersebut memiliki sifat jangka panjang, maka perkiraan tersebut memiliki
ketidakpastian yang signifikan.
Bank menggunakan spesialis penilai independen untuk menilai nilai wajar atas tanah. Tanah dan
dinilai berdasarkan referensi atas bukti berdasarkan pasar, menggunakan nilai yang dapat diukur
setelah disesuaikan dengan faktor pasar spesifik seperti lokasi dan kondisi dari tanah.
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode
mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan.
Pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat
diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan
strategi rencana perpajakan ke depan.
51
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. Kas
Kas dalam Rupiah pada 30 Juni 2020 termasuk uang pada mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan
Kas CDM (Cash Deposits Mechine) masing-masing sebesar Rp348.241.600 dan Rp446.364.600 Kas
dalam Rupiah pada 31 Desember 2019 termasuk uang pada mesin ATM dan Kas CDM (Cash Deposits
Mechine) masing-masing sebesar Rp4.763.400 dan Rp1.146.900.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, di dalam giro pada Bank Indonesia terdapat giro
yang didasarkan pada prinsip syariah, sebesar Rp82.318.948 dan Rp109.891.753 (Catatan 40).
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank telah sesuai
dengan PBI No. 20/3/PBI/2018 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing
Bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali dengan PBI No. 18/3/PBI/2016 tanggal 10 Maret 2016, PBI No. 18/14/PBI/2016
tanggal 18 Agustus 2016 dan PBI No. 19/6/PBI/2017 tanggal 17 April 2017, PBI No. 20/3/PBI/2018
tanggal 29 Maret 2018, dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No. 22/10/PADG/2020 tanggal
30 April 2020 yang masing-masing sebesar:
52
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
GWM adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro
pada Bank Indonesia.
Berdasarkan PBI No.20/4/PBI/2018 tanggal 29 Maret 2018, penyebutan Loan to Funding Ratio (LFR)
dan GWM Sekunder berubah menjadi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan Likuiditas
Penyangga Makroprudensial. Kewajiban pemenuhan Giro RIM dan PLM mulai berlaku pada tanggal 16
Juli 2018.
Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) adalah cadangan likuiditas minimum yang wajib dipelihara
oleh Bank berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI), Surat
Berharga Negara (SBN) yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari
Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank. Giro Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) adalah simpanan
minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia
sebesar persentase tertentu dari DPK yang dihitung berdasarkan selisih antara RIM yang dimiliki oleh
Bank dan RIM Target. Giro RIM dikenakan jika RIM Bank di bawah minimum RIM target Bank Indonesia
(82%) atau di atas maksimum RIM target Bank Indonesia (92%) dengan KPMM Bank lebih kecil dari
KPMM Insentif Bank Indonesia yang sebesar 14%. Namun dengan adanya COVID19 kewajiban
pemenuhan RIM sebagaimana diatur dalam PADG No. 22/10/PADG/2020 ditangguhkan selama satu
tahun hingga 30 April 2021.
terhadap:
a. DPK Bank dalam bentuk giro, tabungan dan simpanan berjangka/deposito dalam rupiah dan valuta
asing, tidak termasuk dana antarbank; dan
b. Surat berharga dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang diterbitkan
oleh Bank untuk memperoleh sumber pendanaan.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Bank telah memenuhi ketentuan-ketentuan terkait
Giro pada Bank Indonesia yang telah disebutkan di atas. Pemenuhan ketentuan-ketentuan tersebut
adalah sebagai berikut:
53
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
54
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, di dalam giro pada bank lain terdapat giro yang
didasarkan pada prinsip syariah, sebesar Nihil dan Nihil (Catatan 40).
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank-bank lain untuk periode enam
bulan yang berakhir 30 Juni 2020 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah
Saldo awal tahun 11 - - 11
Dampak penerapan awal PSAK 71 (Catatan ) 94.917 - - 94.917
Saldo awal PSAK 71 94.928 - - 94.928
Pembentukan selama tahun berjalan (Catatan 33) - - - -
Pemulihan selama tahun berjalan (Catatan 33) - - - -
Saldo akhir 94.928 - - 94.928
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kolektif untuk giro pada bank-bank lain untuk
periode enam bulan yang berakhir 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Rp
Saldo awal tahun 3.830
Pembentukan tahun berjalan -
Pemulihan tahun berjalan (Catatan 33) (3.819)
Saldo akhir 11
55
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen berpendapat bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk, telah
memadai.
d. Informasi lainnya
Tidak terdapat giro pada bank lain kepada pihak yang berelasi.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, seluruh giro pada bank lain digolongkan sebagai
Lancar.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, penempatan yang didasarkan pada unit syariah
masing-masing sebesar Rp221.000.000 dan Rp1.193.000.000 (Catatan 40).
56
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Berdasarkan kolektibilitas
Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31
Desember 2019 diklasifikasikan sebagai Lancar.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia dan bank- bank
lain untuk periode enam bulan yang berakhir 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2019
Rp
Saldo awal tahun 7.599.600
Pembentukan tahun berjalan 1.174.609
Pemulihan tahun berjalan (Catatan 33) (8.093.738)
Saldo akhir 680.471
Manajemen berpendapat bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah
memadai.
30 Juni 2020
≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan > 3- 6 bulan > 6 - 12 bulan Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp
Call Money - - 30.000.000 - 30.000.000
Deposito on call 4.000.000.000 - - - 4.000.000.000
Deposito berjangka - - 15.500.000 83.400.000 98.900.000
Deposito mudharabah 50.000.000 - 22.000.000 2.000.000 74.000.000
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia 3.546.675.733 - - - 3.546.675.733
Sertifikat Bank Indonesia Syariah - - 100.000.000 - 100.000.000
Tabungan - - - - -
Jumlah 7.596.675.733 - 167.500.000 85.400.000 7.849.575.733
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai (500.000) - (683.570) (2.517.133) (3.700.703)
Jumlah - Bersih 7.596.175.733 - 166.816.430 82.882.867 7.845.875.030
57
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. Efek-efek
59
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. Efek-efek (lanjutan)
Berdasarkan tujuan investasi, mata uang dan penerbit adalah sebagai berikut :
Underlying reksa dana yang dimiliki oleh Bank adalah Surat Utang Negara.
60
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. Efek-efek (lanjutan)
31 Desember 2019
Jenis efek-efek ≤ 1 tahun > 1 - 5 tahun > 5 - 10 tahun > 10 - 15 tahun > 15 tahun Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Tersedia untuk dijual
Reksa dana - 101.098.000 - - 949.062.633 1.050.160.633
Surat Utang Negara - - 50.237.534 1.100.121.986 5.727.249.574 6.877.609.094
Obligasi - - 45.483.030 - - 45.483.030
Sub jumlah - 101.098.000 95.720.564 1.100.121.986 6.676.312.207 7.973.252.757
Dimiliki hingga jatuh tempo
Sertifikat BI Syariah 915.225.000 915.225.000
MTN - 17.000.000 - - - 17.000.000
SIMA 520.000.000 - - - - 520.000.000
Surat Utang Negara - - 406.054.587 - 401.641.089 807.695.676
Obligasi 208.447.519 372.598.960 100.000.000 - - 681.046.479
Sub jumlah 1.643.672.519 389.598.960 506.054.587 - 401.641.089 2.940.967.155
Pinjaman yang diberikan
dan piutang
Wesel ekspor 12.324.650 12.324.650
Forfaiting 28.777.521 - - - - 28.777.521
Sub jumlah 41.102.171 - - - - 41.102.171
Jumlah 1.684.774.690 490.696.960 601.775.151 1.100.121.986 7.077.953.296 10.955.322.083
Dikurangi: Cadangan
kerugian penurunan nilai (5.200.016) (15) (9) - (7) (5.200.047)
Jumlah - bersih 1.679.574.674 490.696.945 601.775.142 1.100.121.986 7.077.953.289 10.950.122.036
61
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. Efek-efek (lanjutan)
31 Desember 2019
Jenis efek-efek ≤ 1 tahun > 1 - 5 tahun > 5 - 10 tahun > 10 - 15 tahun > 15 tahun Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Tersedia untuk dijual
Reksa dana - 101.098.000 - 223.217.528 725.845.105 1.050.160.633
Surat Utang Negara - 1.119.568.652 1.245.443.211 2.148.112.392 2.364.484.839 6.877.609.094
Obligasi - 45.483.030 - - - 45.483.030
Sub jumlah - 1.266.149.682 1.245.443.211 2.371.329.920 3.090.329.944 7.973.252.757
Dimiliki hingga jatuh tempo
Sertifikat BI Syariah 915.225.000 - - - - 915.225.000
MTN 17.000.000 - - - - 17.000.000
SIMA 520.000.000 - - - - 520.000.000
Surat Utang Negara - 490.162.986 33.853.491 - 283.679.199 807.695.676
Obligasi 446.046.479 235.000.000 - - - 681.046.479
Sub jumlah 1.898.271.479 725.162.986 33.853.491 - 283.679.199 2.940.967.155
Pinjaman yang diberikan dan
piutang
Wesel ekspor 12.324.650 - - - - 12.324.650
Forfaiting 28.777.521 - - - - 28.777.521
Sub jumlah 41.102.171 - - - - 41.102.171
Jumlah 1.939.373.650 1.991.312.668 1.279.296.702 2.371.329.920 3.374.009.143 10.955.322.083
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai (5.200.027) (12) - (2) (6) (5.200.047)
Jumlah - bersih 1.934.173.623 1.991.312.656 1.279.296.702 2.371.329.918 3.374.009.137 10.950.122.036
62
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. Efek-efek (lanjutan)
e. Nilai wajar efek tersedia untuk dijual didasarkan pada harga pasar efek yang tercatat pada tanggal
pelaporan.
Mutasi keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan/(penurunan) nilai wajar efek
efek dicatat sebagai bagian komponen ekuitas, sehingga Bank mengakui keuntungan/(kerugian)
tahun berjalan atas perubahan nilai wajar efek-efek, sedangkan penyesuaian reklasifikasi atas
keuntungan/(kerugian) sudah termasuk dalam laporan laba rugi.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek untuk periode enam bulan yang berakhir 31
Desember 2019 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2019
Rp
Saldo awal tahun 8.150.200
Pembentukan tahun berjalan 8.992.736
Pemulihan tahun berjalan (Catatan 33) (11.942.889)
Saldo akhir 5.200.047
Manajemen berpendapat bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah
memadai.
63
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. Efek-efek (lanjutan)
g. Rincian peringkat obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) yang dimiliki oleh Bank
adalah sebagai berikut:
h. Berdasarkan kolektibilitas
Kolektibilitas surat berharga pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 digolongkan Lancar.
9. Tagihan Akseptasi
64
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi untuk periode enam bulan yang
berakhir 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Rp
Saldo awal tahun -
Pembentukan tahun berjalan 104
Pemulihan tahun berjalan (Catatan 33) (49)
Saldo akhir 55
Manajemen berpendapat bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk, telah
memadai.
e. Berdasarkan kolektibilitas
Kolektibilitas Tagihan Akseptasi pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 digolongkan
Lancar.
65
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kredit yang mengalami penurunan nilai dan tidak
mengalami penurunan nilai serta penilaian secara kolektif dan individual.
30 Juni 2020
Mengalami
Tidak Mengalami
Penurunan Nilai
Penurunan Nilai
dan Penilaian Jumlah
dan Penilaian
Secara Kolektif
Secara Kolektif
dan Individual
Rp Rp Rp
Pihak Berelasi - Rupiah
Konsumsi 5.441.616 - 5.441.616
Modal kerja 5.921.625 - 5.921.625
Investasi 1.713.329 - 1.713.329
Sub Jumlah 13.076.570 - 13.076.570
Pihak Ketiga - Rupiah
Konsumsi 31.124.984.722 328.485.232 31.453.469.954
Modal kerja 9.314.963.216 1.313.629.251 10.628.592.467
Investasi 6.533.659.005 193.620.966 6.727.279.971
Karyawan 653.185.460 431.196 653.616.656
Sub Jumlah 47.626.792.403 1.836.166.645 49.462.959.048
Jumlah 47.639.868.973 1.836.166.645 49.476.035.618
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan
nilai (562.162.119) (1.424.821.440) (1.986.983.559)
Jumlah - Bersih 47.077.706.854 411.345.205 47.489.052.059
31 Desember 2019
Mengalami
Tidak Mengalami
Penurunan Nilai
Penurunan Nilai
dan Penilaian Jumlah
dan Penilaian
Secara Kolektif
Secara Kolektif
dan Individual
Rp Rp Rp
Pihak Berelasi - Rupiah
Konsumsi 4.549.465 -- 4.549.465
Modal kerja 1.497.356 -- 1.497.356
Investasi -- -- --
Sub Jumlah 6.046.821 -- 6.046.821
Pihak Ketiga - Rupiah
Konsumsi 30.313.552.401 249.374.316 30.562.926.717
Modal kerja 9.905.438.579 1.005.204.267 10.910.642.846
Investasi 5.993.949.291 821.885.638 6.815.834.929
Karyawan 659.252.355 329.869 659.582.224
Sub Jumlah 46.872.192.626 2.076.794.090 48.948.986.716
Jumlah 46.878.239.447 2.076.794.090 48.948.986.716
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan
nilai (82.444.315) (953.308.918) (1.035.753.233)
Jumlah - Bersih 46.795.795.132 1.123.485.172 47.919.280.304
66
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas sesuai ketentuan OJK/BI adalah sebagai
berikut:
30 Juni 2020
Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Berelasi - Rupiah
Konsumsi 5.441.616 - - - - 5.441.616
Modal kerja 5.829.158 92.467 - - - 5.921.625
Investasi 1.713.329 - - - - 1.713.329
Sub Jumlah 12.984.103 92.467 - - - 13.076.570
Pihak Ketiga - Rupiah
Konsumsi 30.897.923.873 227.060.849 28.434.441 51.333.329 248.717.462 31.453.469.954
Modal kerja 8.881.355.306 433.607.910 40.127.258 71.357.995 1.202.143.998 10.628.592.467
Investasi 6.144.576.508 389.082.497 12.223.535 11.926.351 169.471.080 6.727.279.971
Karyawan 652.816.014 369.446 - - 431.196 653.616.656
Sub Jumlah 46.576.671.701 1.050.120.702 80.785.234 134.617.675 1.620.763.736 49.462.959.048
Jumlah 46.589.655.804 1.050.213.169 80.785.234 134.617.675 1.620.763.736 49.476.035.618
Dikurangi: Cadangan
kerugian penurunan nilai (291.477.427) (270.684.692) (76.592.165) (123.607.593) (1.224.621.682) (1.986.983.559)
Jumlah - Bersih 46.298.178.377 779.528.477 4.193.069 11.010.082 396.142.054 47.489.052.059
30 Desember 2019
Dalam Perhatian
Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Berelasi - Rupiah
Konsumsi 4.549.465 -- -- -- -- 4.549.465
Modal kerja 1.497.356 -- -- -- -- 1.497.356
Investasi -- -- -- -- -- --
Sub Jumlah 6.046.821 -- -- -- -- 6.046.821
Pihak Ketiga - Rupiah
Konsumsi 30.068.446.674 234.053.719 56.353.197 35.727.839 168.345.288 30.562.926.717
Modal kerja 9.446.008.660 483.993.899 57.301.245 35.251.379 888.087.663 10.910.642.846
Investasi 6.556.773.443 90.998.080 11.453.071 9.783.423 146.826.912 6.815.834.929
Karyawan 657.870.928 1.381.427 329.869 659.582.224
Sub Jumlah 46.729.099.705 810.427.125 125.107.513 80.762.641 1.203.589.732 48.948.986.716
Jumlah 46.735.146.526 125.107.513 80.762.641 1.203.589.732 48.948.986.716
Dikurangi: Cadangan
kerugian penurunan nilai (70.312.619) (14.892.186) (24.637.858) (3.955.143) (921.955.427) (1.035.753.233)
Jumlah - Bersih 46.664.833.907 795.534.939 100.469.655 76.807.498 281.634.305 47.919.280.304
Termasuk di dalam kredit yang diberikan adalah piutang dan pembiayaan syariah, dengan rincian
sebagai berikut (Catatan 40):
67
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi, serta kredit yang mengalami penurunan nilai
dan tidak mengalami penurunan nilai, adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Tidak Mengalami Mengalami
Penurunan Nilai Penurunan Nilai
dan Penilaian dan Penilaian Jumlah
Secara Kolektif Secara Kolektif
dan Individual
Rp Rp Rp
Pertanian 544.814.599 58.220.705 603.035.304
Perikanan 241.231.643 19.502.309 260.733.952
Pertambangan & Penggalian 74.509.467 6.166.697 80.676.164
Industri Pengolahan 2.025.044.634 101.969.989 2.127.014.623
Perdagangan 4.552.682.436 484.567.255 5.037.249.691
Penyediaan Akomodasi dan Makanan 757.907.136 26.594.005 784.501.141
Pengangkutan 470.048.432 10.066.441 480.114.873
Perantara Keuangan 1.287.952.952 28.282.517 1.316.235.469
Real Estate 337.272.442 328.063.233 665.335.675
Jasa Pendidikan 219.874.363 3.126.574 223.000.937
Jasa Dunia Usaha 1.165.931.539 11.229.145 1.177.160.684
Jasa Sosial Masyarakat 1.348.637.801 69.181.918 1.417.819.719
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 2.628.356 39.310 2.667.666
Listrik, Gas, dan Air 170.884.382 735.056 171.619.438
Konstruksi 2.407.645.857 359.525.199 2.767.171.056
Lain-lain 32.032.802.934 328.896.292 32.361.699.226
Jumlah 47.639.868.973 1.836.166.645 49.476.035.618
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai (562.162.119) (1.424.821.440) (1.986.983.559)
Jumlah - Bersih 47.077.706.854 411.345.205 47.489.052.059
31 Desember 2019
Tidak Mengalami Mengalami Jumlah
Penurunan Nilai Penurunan Nilai
dan Penilaian dan Penilaian
Secara Kolektif Secara Kolektif
dan Individual
Rp Rp Rp
Pertanian 519.125.534 53.249.338 572.374.872
Perikanan 257.786.360 16.673.173 274.459.533
Pertambangan & Penggalian 60.951.545 4.705.736 65.657.281
Industri Pengolahan 1.557.878.016 438.443.661 1.996.321.677
Perdagangan 4.402.253.224 392.977.201 4.795.230.425
Penyediaan Akomodasi dan Makanan 716.662.764 24.355.362 741.018.126
Pengangkutan 483.007.359 2.241.978 485.249.337
Perantara Keuangan 1.534.890.540 24.314.862 1.559.205.402
Real Estate 606.247.210 186.797.209 793.044.419
Jasa Pendidikan 510.496.380 3.240.286 513.736.666
Jasa Dunia Usaha 365.453.470 333.526.578 698.980.048
Jasa Sosial Masyarakat 986.616.214 59.199.603 1.045.815.817
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 3.162.280 -- 3.162.280
Listrik, Gas, dan Air 185.074.988 801.771 185.876.759
Konstruksi 3.078.192.537 286.563.147 3.364.755.684
Lain-lain 31.610.441.026 249.704.185 31.860.145.211
Jumlah 46.878.239.447 2.076.794.090 48.955.033.537
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai (82.444.315) (953.308.918) (1.035.753.233)
Jumlah - Bersih 46.795.795.132 1.123.485.172 47.919.280.304
68
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
d. Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas sesuai ketentuan
OJK/BI adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2019
Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
69
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rasio kredit bermasalah (NPL) dihitung sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan
sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran BI No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001
sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran BI No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 yang
kemudian diubah melalui Surat Edaran BI No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.
70
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Besarnya tingkat suku bunga berelasi untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2020 dan 31
Desember 2019 masing-masing sebesar 10,20% dan 8,20%.
i. Kredit sindikasi
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian
pembiayaan bersama dengan bank lain.
Keikutsertaan Bank dalam kredit sindikasi dengan bank lain pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31
Desember 2019 masing-masing sebesar Rp2.460.865.911 dan Rp3.200.899.286.
Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi tersebut berkisar antara 1% – 5% pada tanggal 30 Juni 2020
dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar 5,00% dan 4,90%.
1) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dengan limit sebesar Rp75.000.000, dengan jangka waktu
selama 3 (tiga) tahun, dimulai pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2021.
2) PT Semen Gresik Tbk, dengan limit Rp20.000.000, dengan jangka waktu selama 3 (tiga) tahun,
dimulai pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2022 dan;
3) PT Sri Rejeki Isman, dengan limit Rp325.000.000, dengan jangka waktu selama 3 (tiga) tahun,
dimulai pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2022.
Kredit yang diberikan kepada Perbankan (Bank Perkreditan Rakyat) pada tanggal 30 Juni 2020 dan
31 Desember 2019 masing-masing adalah Rp447.739.189 dan Rp317.852.026.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai Kredit yang diberikan untuk periode enam bulan
yang berakhir 30 Juni 2020 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah
71
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai Kredit yang diberikan untuk periode enam bulan
yang berakhir 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Rp
Saldo awal 566.867.175
Pembentukan selama tahun berjalan (Catatan 33) 911.215.355
Pemulihan selama tahun berjalan (Catatan 33) (438.773.127)
Penghapusbukuan selama tahun berjalan (3.556.170)
Saldo akhir 1.035.753.233
Manajemen berpendapat bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah
memadai.
Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan yang wajib dibentuk
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia masing-masing sebesar Rp2.224.953.222 dan
Rp1.770.610.001 pada 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.
Bank terus melakukan usaha penagihan atas rekening hapus buku. Kriteria debitur yang dapat
dihapusbukukan meliputi:
72
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5) Hapus buku dilakukan terhadap seluruh kewajiban kreditnya, termasuk yang berasal dari
fasilitas non-cash loan sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian
kewajiban kreditnya (partial write-off).
Jumlah kredit UMKM pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing
sebesar Rp11.971.944.554 dan Rp12.372.700.877.
Rasio kredit UMKM terhadap jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31
Desember 2019 masing-masing sebesar 24,20% dan 25,27%.
Rasio ini telah sesuai dengan PBI No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 mengenai
Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kredit diberikan kepada usaha produktif berskala mikro kecil, menengah (UMKM), baik perorangan,
kelompok, maupun koperasi, korporasi, BPR, dan pegawai dengan suku bunga rata-rata selama
periode 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar 12,55% dan 12,14%.
1) Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, dan kredit
perorangan lainnya.
Kredit modal kerja berjangka waktu 5 tahun, kredit investasi berjangka waktu 5 tahun sampai
dengan 15 tahun, kredit konsumsi berjangka waktu maksimal 8 tahun dan kredit karyawan
berjangka waktu 20 tahun sampai dengan pensiun.
Kredit digunakan untuk membiayai KPR, KKB, dan kredit pegawai per 30 Juni 2020 sebesar
Rp30.920.378.727.
Kredit karyawan adalah kredit yang diberikan kepada karyawan untuk membeli kendaraan,
rumah atau keperluan lainnya dengan tingkat bunga sebesar 6,5% dan berjangka waktu antara
1 sampai dengan 15 tahun. Kredit dan bunga kredit dilunasi melalui pemotongan gaji setiap
bulan.
Kredit yang diberikan kepada pejabat dan karyawan Bank ditujukan untuk membiayai
pembelian/pembangunan/renovasi rumah, pembelian kendaraan bermotor serta kebutuhan
konsumsi lainnya dengan suku bunga khusus sebesar 6,5% per tahun untuk Kredit Multiguna
(KMG). Saldo kredit yang disalurkan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019,
masing-masing sebesar Rp391.759.058 dan Rp397.035.549.
2) Kredit Program Pemerintah terdiri dari Kredit Usaha Menengah Kecil, Kredit Investasi Usaha
Kecil, Kredit Modal Kerja Usaha Kecil dan Kredit Usaha Mikro dan Kecil.
Kredit program pemerintah terdiri atas Kredit Usaha Tani, Kredit Koperasi Primer dan
anggotanya, dan Kredit Pengusaha Kecil dan Mikro. Saldo kredit program yang disalurkan
dengan system channeling pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing
sebesar Rp62.758.822 dan Rp62.758.822.
73
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank juga menyalurkan kredit program Pemerintah dengan pola executing dalam rangka
memperdayakan dan mensejahterakan masyarakat petani, industri kecil, Kredit Ketahanan
Pangan dan Energi (KKPE) dengan suku bunga di bawah suku bunga komersial. Saldo kredit
yang disalurkan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar
Rp430.770dan Rp679.173.
3) Kredit yang diberikan juga untuk membiayai proyek-proyek berskala besar seperti proyek jalan
tol, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), perusahaan multifinance bersama bank-bank lain
dengan pola sindikasi (pembiayaan bersama) dan bilateral untuk membiayai industri gula dan
properti masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp947.717.769 dan Rp3.494.499.877.
4) Pada tanggal 20 Januari 2005, BI mengeluarkan peraturan No. 7/3/PBI/2005 tentang ”Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Bank Umum” yang berlaku efektif sejak tanggal
20Januari 2005. Peraturan tersebut menetapkan batas maksimum penyediaan dana kepada
satu peminjam yang bukan merupakan pihak berelasi tidak melebihi 20% dari modal Bank.
Peraturan tersebut juga menetapkan batas maksimum penyediaan dana kepada satu kelompok
peminjam yang bukan pihak berelasi tidak melebihi 25% dari modal Bank. Peraturan ini
telahdiubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang kriteria penyediaan
dana kepada pihak berelasi yang dikecualikan dari perhitungan BMPK. Peraturan ini telah
diubah kembali dengan POJK No. 32/POJK.03/2018 tentang Batas Minimum Pemberian Kredit
dan Penyediaan Dana Besar bagi Bank Umum tanggal 26 Desember 2018. Pada tanggal 30
Juni 2020 dan 31 Desember 2019 tidak terdapat pelampauan dan pelanggaran atas BMPK
baik kepada pihak berelasi dan pihak tidak berelasi.
5) Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan yang diikat dengan hipotik, hak tanggungan atau
surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka, dan jaminan lainnya.
Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan tunai (cash collateral) berupa deposito, tabungan
dan giro yang diikat dengan gadai, dan surat kuasa mencairkan masing-masing pada tanggal
30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp278.510.659 dan Rp408.147.456
(Catatan 19.d dan 20.c.iv).
Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan, yang diikat dengan hak tanggungan atau surat
kuasa untuk menjual dan jaminan lain yang umumnya diterima oleh Bank.
Penjaminan kredit yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi kredit atau lembaga penjaminan
kredit yang telah bekerjasama dengan Bank, khususnya untuk penjaminan kredit proyek APBD
tingkat I/II pada tanggl 30 Juni 2020 adalah sebesar Rp865.912.664 dan Non Proyek sebesar
Rp30.150.326.861.
Bank membuka Unit Layanan Mikro sebagai sarana penyaluran kredit per 30 Juni 2020 adalah
sebagai berikut :
30 Juni 2019
Jumlah Unit 68
Realisasi kredit ( Rp juta) 1.723.807.858
Saldo Debet (Rp juta) 1.418.276.340
NOA 10.312
Repayment rate (%) 98,76%
NPL (%) 0,61%
74
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Harga Perolehan
Persentase
Keterangan Jenis Usaha 30 Juni 2020 31 Desember 2019
Kepemilikan
Rp Rp
b. Berdasarkan Kolektabilitas
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni
2020 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah
Saldo awal tahun 10.622 - 560.000 570.622
Dampak penerapan awal PSAK 71 (Catatan ) 35.480 - - 35.480
Saldo awal PSAK 71 46.102 - 560.000 606.102
Pembentukan selama tahun berjalan (Catatan 33) 700 - - 700
Pemulihan selama tahun berjalan (Catatan 33) - - - -
Saldo akhir 46.802 - 560.000 606.802
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode enam bulan yang berakhir 31
Desember 2019 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Rp
Saldo awal tahun 570.622
Pembentukan tahun berjalan -
Pemulihan tahun berjalan (Catatan 33) -
Saldo akhir 570.622
Manajemen berpendapat bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk, telah
memadai.
75
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 Juni 2020
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklassifikasi Revaluasi Penurunan Nilai Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Tanah 499.672.000 - - - - - 499.672.000
Hak tanah 887.227.815 - - 15.638.750 - - 902.866.565
Bangunan 169.775.839 763.780 - 5.498.755 - - 176.038.374
Instalasi bangunan 44.112.298 1.272.686 3.404.406 572.458 - - 42.553.036
Inventaris kantor 560.334.934 6.386.199 - 1.090.502 - - 567.811.635
Aset dalam konstruksi 59.602.797 18.899.210 59.808 (22.800.465) - - 55.641.734
Sewa Guna Usaha - - - -
Bangunan - 1.199.384 1.199.384
2.220.725.683 28.521.259 3.464.214 - - - 2.245.782.728
Akumulasi
Penyusutan
Bangunan 92.986.622 3.608.713 - 96.595.335
Instalasi bangunan 20.361.975 6.430.785 3.404.406 23.388.354
Inventaris kantor 456.582.829 19.845.658 - - 476.428.487
Sewa Guna Usaha - -
Bangunan - 331.111 331.111
569.931.426 30.216.267 3.404.406 - - - 596.743.287
Nilai Buku 1.650.794.257 1.649.039.441
76
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklassifikasi Revaluasi Penurunan Nilai Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Tanah 499.672.000 - - - - - 499.672.000
Hak tanah 867.845.088 - 2.746.000 22.128.727 - - 887.227.815
Bangunan 165.276.819 235.600 2.588.505 6.851.925 - - 169.775.839
Instalasi bangunan 38.067.866 10.256.237 6.180.540 1.968.735 - - 44.112.298
Inventaris kantor 535.916.387 39.176.700 15.021.337 1.035.284 - 772.100 560.334.934
Aset dalam konstruksi 49.325.123 44.543.610 2.281.265 (31.984.671) - - 59.602.797
Sewa Pembiayaan -
Bangunan -
2.156.103.283 94.212.147 28.817.647 - - 772.100 2.220.725.683
Akumulasi
Penyusutan
Bangunan 88.078.632 6.983.938 2.075.948 92.986.622
Instalasi bangunan 13.862.536 12.679.979 6.180.540 20.361.975
Inventaris kantor 421.847.687 49.686.600 14.951.458 - 456.582.829
Sewa Pembiayaan -
Bangunan -
523.788.855 69.350.517 23.207.946 - - - 569.931.426
Nilai Buku 1.632.314.428 1.650.794.257
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Bank memiliki 85 dan 81 bidang tanah, dengan
sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) yang mempunyai masa manfaat 20 (dua puluh) hingga 40 (empat
puluh) tahun. Masa berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) berakhir antara tahun 2017 sampai dengan
2041. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena
seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai.
Beban penyusutan yang dibebankan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2020 dan 30
Juni 2019 adalah sebesar Rp30.216.267 dan Rp31.257.533 (Catatan 37).
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2020, Bank menghapus instalasi bangunan
dengan total biaya perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku masing-masing sebesar
Rp3.404.406, Rp3.404.406 dan Rp0. Nilai buku atas aset tetap yang dihapuskan dicatat sebagai beban
kerugian penghapusan aset.
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2019, Bank menghapus tanah, bangunan, instalasi
bangunan dan inventaris kantor dengan total biaya perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku
masing-masing sebesar Rp3.236.727, Rp3.155.378 dan Rp81.349. Nilai buku atas aset tetap yang
dihapuskan dicatat sebagai beban perabot.
Penerimaan penjualan aset tetap yang telah dihapuskan untuk periode enam bulan yang berakhir pada
30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019 masing-masing sebesar Rp59.807 dan Rp82.159 (Catatan 38).
Aset tetap selain tanah pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 telah diasuransikan kepada
beberapa perusahaan asuransi dengan nilai pertanggungan sebagai berikut:
Rincian aset tetap dalam penyelesaian pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai
berikut:
Jumlah tercatat bruto dari aset tetap yang telah disusutkan penuh masih dapat dipergunakan pada
tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Tidak terdapat aset tetap yang digunakan Bank sebagai jaminan pinjaman.
30 Juni 2020
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
Rp Rp Rp Rp
Peranti lunak komputer
Harga perolehan 7.799.157 1.149.218 1.691.391 7.256.984
Akumulasi amortisasi (2.962.694) (1.995.331) (1.691.391) (3.266.634)
Nilai buku 4.836.463 3.990.350
31 Desember 2019
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
Rp Rp Rp Rp
Peranti lunak komputer
Harga perolehan 975.500 7.585.035 761.378 7.799.157
Akumulasi amortisasi (212.190) (3.511.882) (761.378) (2.962.694)
Nilai buku 763.310 4.836.463
Beban amortisasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019
masing-masing sebesar Rp1.995.331 dan Rp1.330.587(Catatan 37).
78
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tagihan ATM merupakan tagihan yang terkait dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui jaringan
ATM Bersama dan ATM Prima.
Uang muka pajak merupakan pembayaran atas tagihan pajak dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP).
Properti terbengkalai merupakan aset tetap yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan
usaha perbankan yang lazim sesuai dengan PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 dan Surat
Edaran No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005 dan perubahannya Surat Edaran No. 15/28/DPNP tanggal
31 Juli 2013 perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019,
properti terbengkalai terdiri atas tanah dan bangunan.
Uang muka kantor, terdiri dari pembayaran di muka yang akan dibebankan sebagai biaya kantor
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 Uang jaminan sebesar Rp2.250.000 terdiri dari:
- Jaminan kepada PT Rintis Sejahtera atas penggunaan ATM Prima sebesar Rp2.000.000 berdasarkan
perjanjian kerjasama No. 0228/HT.01.02/2003 tanggal 21 Januari 2003.
- Jaminan kepada PT Cyberport atas Penyelenggaraan Layanan Mobile Mini ATM sebesar Rp250.000
berdasarkan perjanjian kerjasama No. 3335/HT.01.04/2013 tanggal 1 Mei 2013.
79
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Berdasarkan produk:
80
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
81
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
d. Berdasarkan hubungan:
1) Giro
Tingkat suku bunga rata-rata dan tingkat bagi hasil per tahun:
Giro yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan dan pembiayaan syariah
pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar Rp41.713.900 dan
Rp100.688.750.
2) Tabungan
Tingkat suku bunga rata-rata dan tingkat bagi hasil per tahun:
Tabungan yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan dan piutang serta
pembiayaan syariah pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar
Rp10.758.792 dan Rp16.658.017.
82
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3) Deposito
Tingkat suku bunga rata-rata dan tingkat bagi hasil per tahun:
Deposito yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan piutang dan
pembiayaan syariah pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar
Rp112.419.984 dan Rp277.764.939.
83
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Berdasarkan produk:
84
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Berdasarkan hubungan:
Tidak terdapat pinjaman pasar uang antar bank dari pihak berelasi, pinjaman pasar uang antar
bank berasal dari pihak ketiga.
Tidak terdapat pinjaman pasar uang antar bank yang diblokir dan dijadikan jaminan atas kredit
yang diberikan per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.
2) Giro
85
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2) Giro (lanjutan)
Tingkat suku bunga rata-rata dan tingkat bagi hasil per tahun:
Giro yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan dan piutang serta
pembiayaan syariah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-
masing sebesar Rp2.850.000 dan Rp8.660.750 (Catatan 11.L.5).
3) Tabungan
Tingkat suku bunga rata-rata dan tingkat bagi hasil per tahun:
Tabungan yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan dan piutang serta
pembiayaan syariah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-
masing sebesar Rp150.000 dan Rp150.000 (Catatan 11.L.5)..
Tingkat suku bunga rata-rata dan tingkat bagi hasil per tahun:
86
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4) Deposito (lanjutan)
Deposito yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan dan piutang serta
pembiayaan syariah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-
masing sebesar Rp4,255.000 dan Rp4.225.000 (Catatan 11.L.5).
20. Kewajiban Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
31 Desember 2019
Tingkat Beban bunga
Suku Tanggal Nilai beli yang belum
Jenis Nominal Bunga Tanggal Jatuh kembali diamortisasi Nilai tercatat
Pihak Pembeli Efek Rp (%) Mulai Tempo Rp Rp Rp
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk FR 0064 385.000.000 5,10% 30/12/2019 02/01/2020 325.888.709 138.385 325.750.324
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk FR 0065 900.000.000 5,10% 30/12/2019 02/01/2020 749.689.866 318.348 749.371.518
Bank Indonesia FR 0064 580.000.000 5,25% 30/12/2019 06/01/2020 519.429.169 529.639 518.899.530
Bank Indonesia FR 0065 75.000.000 5,25% 30/12/2019 06/01/2020 66.209.152 67.451 66.141.701
Bank Indonesia FR 0059 690.000.000 5,27% 20/12/2019 03/01/2020 654.387.664 1.313.490 653.074.174
Bank Indonesia FR 0075 425.000.000 5,27% 20/12/2019 03/01/2020 396.350.866 809.452 395.541.414
Pada tanggal 31 Desember 2019, tidak terdapat saldo efek yang dijual dengan janji dibeli kembali dengan
pihak berelasi
Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak terdapat saldo efek yang dijual dengan janji dibeli Kembali.
87
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Amortisasi atas biaya emisi surat berharga yang diterbitkan untuk periode enam bulan yang berakhir pada
30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019 masing-masing sebesar Rp414.097 dan Rp494.594 (Catatan 35).
Berikut ini adalah informasi pokok lainnya sehubungan dengan surat berharga yang diterbitkan:
a. Obligasi Subordinasi I
Obligasi Subordinasi I Bank Jateng Tahun 2015 diterbitkan dengan nilai nominal sebesar
Rp500.000.000.000 (rupiah penuh) (berjangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak tanggal emisi,
dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,25% per tahun. Hasil pemeringkatan untuk obligasi ini adalah
"idA-" (Single A Minus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia ("Pefindo"). Prospek dari peringkat
tersebut adalah "stabil". Peringkat tersebut mencerminkan pasar aktif Perseroan di Provinsi Jawa
Tengah, kualitas aset yang kuat, dan kinerja profitabilitas yang kuat. Namun, peringkat tersebut
dibatasi oleh permodalan yang moderat, sumber pendanaan yang terkonsentrasi, dan diversifikasi
area yang terbatas.
Dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak
sebagai Wali Amanat sesuai dengan ketentuan dalam Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi
Subordinasi I Bank Tahun 2015 No. 42 tanggal 30 September 2015 yang dibuat di hadapan Fatimah
Helmi, SH, notaris di Jakarta.
Obligasi Subordinasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi yang
akan diterbitkan Perseroan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai bukti
utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi.
Obligasi Subordinasi yang ditawarkan oleh Bank melalui Penawaran Umum ini telah didaftarkan
pada KSEI berdasarkan Perjanjian yang ditandatangani Bank dengan KSEI yaitu Perjanjian
Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI No. SP-0036/PO/KSEI/0915 tanggal 30 September 2015
dibuat dibawah tangan dan bermaterai cukup berikut perubahan-perubahannya dan/atau
penambahan-penambahan dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh
pihak-pihak yang bersangkutan dikemudian hari.
Obligasi Subordinasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi
Subordinasi seluruhnya sebesar Rp500.000.000.000 (rupiah penuh). Bunga Obligasi Subordinasi
dibayarkan setiap triwulan, sesuai dengan tanggal pembayaran bunga Obligasi Subordinasi.
Pembayaran bunga Obligasi Subordinasi pertama akan dilakukan pada tanggal 18 Maret 2016
sedangkan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi
Subordinasi adalah pada tanggal 18 Desember 2022.
88
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tingkat bunga Obligasi Subordinasi merupakan persentase per tahun dari nilai nominal yang dihitung
berdasarkan jumlah hari yang lewat, dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari dan 1 (satu)
tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) hari. Jadwal pembayaran pokok dan bunga untuk Obligasi
Subordinasi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:
Dana hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi I Bank Jateng Tahun 2015 ini setelah dikurangi
biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan untuk modal kerja pengembangan usaha
terutama dalam pemberian kredit dan memperkuat struktur permodalan dengan diperhitungkan
sebagai modal pelengkap (Tier 2) sesuai dengan ketentuan OJK serta peningkatan komposisi
struktur penghimpunan dana jangka panjang.
Obligasi Subordinasi ini tidak dijamin dengan agunan khusus, termasuk tidak dijamin oleh Negara
Republik Indonesia atau pihak ketiga lainnya dan tidak dimasukkan dalam program Penjaminan Bank
yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan atau penggantinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikuti ketentuan Pasal 19 ayat (1) PBI No.
15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, dan merupakan
kewajiban Perseroan yang disubordinasi, sesuai dengan ketentuan Pasal 5.2 Perjanjian
Perwaliamanatan. Bank tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk Obligasi Subordinasi
dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil emisi sesuai dengan tujuan
rencana penggunaan emisi.
Persyaratan penting dalam perjanjian Obligasi Subordinasi I Bank Jateng Tahun 2015 tanpa
persetujuan tertulis dari agen pemantau tidak akan mengurangi modal dasar, ditempatkan dan
disetor, melakukan penggabungan, pemisahan, peleburan dan pengambilalihan perusahaan.
Pada tanggal 12 Desember 2017, Bank menerbitkan Medium Term Notes Syariah Mudharabah I
Bank Jateng Tahun 2017 (MTN Syariah Mudharabah I Bank Jateng Tahun 2017), dengan nominal
sebesar Rp500.000.000.000 (rupiah penuh). dengan nisbah bagi hasil untuk pemegang MTN Syariah
Mudharabah dan Penerbit yakni sebesar 66%:34%. Jika diproyeksikan, imbal hasil bagi Pemegang
MTN Syariah Mudharabah ekuivalen sebesar 8,05% per tahun dan berjangka waktu tiga tahun sejak
tanggal penerbitan.
MTN Syariah Mudharabah ini memperoleh peringkat idAA- (double A minus) dari PT Pemeringkat
Efek Indonesia, berdasarkan surat No. RC-672/PEF-DIR/VIII/2017 tertanggal 22 Agustus 2017. Bank
Menunjuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai agen pemantau. Sedangkan Joint Lead Arranger
MTN adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.
Persyaratan penting dalam perjanjian MTN adalah Bank tanpa persetujuan tertulis dari agen
pemantau tidak akan mengurangi modal dasar, ditempatkan dan disetor, melakukan penggabungan,
pemisahan, peleburan dan pengambilalihan perusahaan.
89
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
SIMA diterbitkan Bank dengan mengacu pada PBI No.17/4/PBI/2015 tentang Pasar Uang Antarbank
Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) dan Surat Edaran Bank Indonesia No.17/27/DKMP tanggal 20
Oktober 2015 tentang Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank tanggal 20 Oktober 2015.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.17/27/DKMP tanggal 20 Oktober 2015, penerbitan
SIMA telah dilaporkan kepada Bank Indonesia dalam Laporan Status Form 102, Pasar Uang Antar
Bank Syariah (PUAS).
2) Bank (Unit Usaha Syariah) memperoleh fasilitas pembiayaan dari Pusat Pengelolaan Dana
Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia berdasarkan Perjanjian Kerjasama No. 73/PKS/Sg/2018 dan No.
6827/HT.01.04/SYAR/2018 tanggal 14 Agustus 2018 tentang Penyaluran Dana Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan pembiayaan pemilikan rumah sejahtera bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR).
Perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 dan
diperpanjang setiap satu tahun sekali. Pinjaman tersebut disalurkan kepada kelompok KPR
kesejahteraan dengan margin paling tinggi sebesar 5% dan jangka waktu paling lama 20 tahun.
Pinjaman yang diterima Unit Usaha Syariah per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-
masing adalah sebesar Rp118.470.839.024 (rupiah penuh) dan Rp11.785.136.857 (rupiah
penuh)
Tujuan pemberian fasilitas kredit, adalah untuk disalurkan sebagai pembiayaan kepemilikan rumah
sejahtera bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Pemberian fasilitas KPR Sejahtera hanya dapat dilakukan kepada kelompok sasaran KPR Sejahtera
berdasarkan Surat Keputusan Meteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
552/KPTS/M/2016
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melalui Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir
Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) memberikan pinjaman (Liabilitas)
kepada Bank Jateng yang telah memenuhi kriteria dan persyaratan sesuai dengan Peraturan Direksi
LPDB-KUMKM No. 392/SP3/LPDB/2015 tanggal 14 Desember 2015 dan No. 011/SP3/LPDB/2019
tanggal 18 Januari 2019 Total Plafond Pinjaman sejak Tahun 2015 sampai dengan 2019 sebesar
Rp287.440.000.000 (rupiah penuh) dengan saldo pinjaman posisi 30 Juni 2020 sebesar
Rp111.291.208.712 (rupiah penuh). Tujuan penggunaan fasilitas pinjaman ini sebagai modal kerja
pinjaman kepada Koperasi, UMKM, Koperasi Simpan Pinjam dan Unit simpan Pinjam yang tersebar
diseluruh wilayah operasional Cabang dan Capem Bank Jateng.
Bank memperoleh pinjaman PT Sarana Multigriya Financial (Persero) atas kredit kepemilikan rumah
yang disalurkan kepada masyarakat berpengahasilan rendah oleh Bank berdasarkan perjanjian
kredit No. 101/PP/SMF-BankJateng/VIII/2018. Bank kembali memperoleh pinjaman refinancing PT
Sarana Multigriya Financial (Persero) Tbk tanggal 14 Agustus 2018 dengan jangka waktu perjanjian
sampai dengan 15 tahun sejak tanggal pencairan fasilitas pinjaman atau sesuai dengan jangka
waktu KPR terpanjang dari masing-masing batch pencairan, dengan tingkat suku bunga paling
rendah diberikan sebesar 4,45%.
Bank (Unit Syariah) melakukan kerjasama dengan PT Sarana Multigriya Financial (Persero)
No.167/Akad/SMF-BJTS/X/2018 dan No. 10814/HT.01.04/Syariah/2018 tanggal 20 November 2018
tentang Akad Pembiayaan Mudharabah Muqoyydah,memberikan fasilitas pembiayaan kepada
Mudharib Rp25.000.000.000 (rupiah penuh) dengan jangka waktu 1 (satu tahun) sejak tanggal
pencairan dan berakhir setelah seluruh fasilitas pembiayaan yang diterima dikembalikan oleh
Mudharib. Nisbah bagi hasil yang disepakati untuk Shahibul Maal sebesar 72,92% dan Mudharib
27,8%.
91
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan (Negative Covenants), tanpa terlebih dahulu memperoleh
persetujuan tertulis dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), Bank tidak diperkenankan:
1) Mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada pengadilan niaga untuk menyatakan pailit
Bank sendiri.
2) Mengalihkan/ menyerahkan kepada pihak lain, sebagian atau seluruhnya atas hak dan
kewajiban yang timbul berkaitan dengan Perjanjian ini.
3) Mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan
Bank kepada pihak lain.
4) Menggunakan fasilitas pinjaman tidak sesuai tujuan penggunaan fasilitas pinjaman.
5) Melakukan perjanjian kredit KPR Sejahtera dengan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
dalam hal:
Saldo pinjaman yang diterima per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing adalah
sebesar Rp25.458.827 (rupiah penuh) dan Rp25.470.954.660 (rupiah penuh).
d. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dan PT Sarana
Multigriya Financial (Persero)
Bank melakukan kerjasama Triparti antara Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dan PT Sarana
Multigriya Finansial (Persero), berdasarkan perjanjian kredit No. 083/PKS/Sg/2018 dan perjanjian
kredit No. 091/PKS/PPDPP-SMF-BANKJATENG/VIII/2018 tanggal 14 Agustus 2018.
Bank memperoleh pembiayaan dengan porsi sesuai dengan peraturan yang berlaku Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 463/KPTS/M/2018
tentang Proporsi Pendanaan Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera, dimana Pusat
Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menyediakan pendanaan dengan
proporsi sebesar 75% dan Bank menyediakan sebesar 25%.
Bank (Unit Syariah) melakukan kerjasama dalam penyaluran Pembiayaan Pemilikan Rumah
Sejahtera bagi Masyarakat berpenghasilan Rendah Dimana PT SMF memberikan Fasilitas
Pembiayaan Kepada Bank Jateng UUS sesuai porsi SMF berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (saat ini sebesar 25 % dari pembiayaan yang diberikan Bank kepada
nasabah FLPP) Sesuai PKS Nomor : 046/AKAD/FLPP/SMF-BANKJATENGSy/IV/2019 tanggal 04
April 2019 Total Outstanding Balance posisi 30 Juni 2020 sebesar Rp3.747.117.977 (rupiah penuh).
92
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
e. Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah merupakan Bank Pelaksana yang ditunjuk oleh
Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (BLU Pusat P2H) sebagai pelaksana dan executing dalam penyaluran fasilitas dana
bergulir. Perjanjian Kerjasama antara Bank Jateng dengan Badan Layanan Umum Pusat
Pembiayaan Pembangunan Hutan (BLU P2H) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
telah ditandatangani pada tanggal 19 Desember 2019 perihal Perjanjian Kerjasama.No. 24 dengan
jangka waktu perjanjian selama 10 Tahun.
Tujuan penggunaan dalam rangka pembiayaan Usaha kehutanan skala mikro, kecil dan menengah
serta untuk memberikan akses bagi usaha mikro, kecil dan menengah usaha kehutanan off farm dan
On farm dengan persyaratan ringan dan terjangkau. Pihak BLU Pusat P2H berkomitmen
menyediakan pinjaman dengan plafond sebesar Rp275.000.000.000 (rupiah penuh).
23. Perpajakan
a. Utang Pajak
93
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 27 November 2018, telah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
atas hasil pemeriksaan pajak tahun pajak 2016 dengan rincian sebagai berikut:
Pada tanggal 27 November 2018, telah dikeluarkan Surat Tagihan Pajak (STP) atas hasil
pemeriksaan pajak tahun pajak 2016 dengan rincian sebagai berikut:
Atas SKPKB dan STP tersebut, Bank telah menerima keputusan tersebut masing-masing sebesar
Rp109.724.587 dan Rp1.007.698 untuk STP, dan melakukan pembayaran pada bulan Desember
2018 sebesar Rp40.265.424. Sedangkan untuk sisanya, Bank mengajukan keberatan dan sudah
melakukan pembayaran sebesar Rp70.466.861 pada tanggal 14 Februari 2019.
Bank telah menerima Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 00198/KEB/WPJ.10/2019 dan
00196/KEB/WPJ.10/2019 pada tanggal 19 Desember 2019 atas hasil keberatan tersebut yang
mengabulkan sebagian keberatan sebesar Rp68.339.864 dan Rp71.048, sedangkan sisa yang tidak
dikabulkan telah dibukukan sebagai beban pajak tahun berjalan sebesar Rp2.055.952.
94
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perhitungan pajak penghasilan badan yang berakhir pada 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019 di atas
adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada
waktu Bank menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) tahunannya.
b. Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi dan
taksiran laba fiskal Bank adalah sebagai berikut:
c. Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan perbedaan waktu antara jumlah tercatat aset dan liabilitas
menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas. Rincian dari aset
dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Dikreditkan Dibebankan
(dibebankan) (dikreditkan)
Desember 2019 ke laba rugi ke penghasilan Juni 2020
komprehensif
Rp Rp Rp Rp
Cadangan kerugian penurunan nilai:
Kredit yang diberikan 258.938.309 178.198.074 437.136.383
Cadangan bonus 6.272.595 6.272.595
Imbalan jasa kerja 76.892.217 76.892.217
Jasa produksi 53.469.451 53.469.451
Perubahan nilai wajar efek-efek 83.908.039 - 17.188.650 101.096.689
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 479.480.611 178.198.074 17.188.650 674.867.335
Dikreditkan Dibebankan
(dibebankan) (dikreditkan)
Desember 2018 ke laba rugi ke penghasilan Desember 2019
komprehensif
Rp Rp Rp Rp
Cadangan kerugian penurunan nilai:
Kredit yang diberikan 141.716.794 117.221.515 258.938.309
Cadangan bonus - 6.272.595 6.272.595
Imbalan jasa kerja 72.377.804 3.551.096 963.317 76.892.217
Jasa produksi 1.493.000 51.976.451 53.469.451
Perubahan nilai wajar efek-efek 200.470.505 13.651 (116.576.117) 83.908.039
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 416.058.103 179.035.308 (115.612.800) 479.480.611
95
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan dapat dipulihkan dan dikompensasikan
dengan laba fiskal pada masa mendatang.
96
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank memberikan program pensiun imbalan pasti, imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-undang
(UU) Ketenagakerjaan No. 13/2003 dan imbalan kerja jangka panjang lainnya kepada karyawan yang
memenuhi persyaratan. Imbalan pasca kerja lain dan imbalan kerja jangka panjang lainnya merupakan
imbalan kerja tanpa pendanaan. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan kerja tersebut adalah 3.180
per 30 Juni 2020 dan 3.396 per 31 Desember 2019.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, penilaian aktuaria atas beban pensiun Bank
dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2013)
dengan menggunakan metode Projected Unit Credit, sebagaimana tercantum dalam laporan No.
540-E/PSAK/DAT/II/2020 tertanggal 24 Pebruari 2020. Asumsi yang digunakan untuk menentukan
penilaian aktuaris adalah sebagai berikut:
97
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Liabilitas imbalan kerja memberikan eksposur Bank terhadap risiko aktuarial seperti risiko investasi, risiko
tingkat bunga dan risiko gaji.
Status Dana Pensiun sesuai dengan penilaian aktuaris adalah sebagai berikut:
Risiko Investasi
Nilai kini kewajiban imbalan pasti pensiun dihitung menggunakan tingkat diskonto yang ditetapkan
dengan mengacu pada imbal hasil obligasi korporasi berkualitas tinggi; jika pengembalian aset program
dibawah tingkat tersebut, hal itu akan mengakibatkan defisit program. Saat ini, program tersebut memiliki
investasi pada deposito berjangka, saham, dan obligasi. Karena sifat jangka panjang dari liabilitas
program, dewan dana pensiun perlu menetapkan bahwa bagian wajar dari aset program harus
diinvestasikan pada deposito berjangka, saham, dan obligasi untuk meningkatkan imbal hasil yang
dihasilkan oleh dana.
Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program; namun, sebagian akan di offset
(saling hapus) oleh peningkatan imbal hasil atas investasi instrumen utang.
Risiko Gaji
Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program.
Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu.
30 Juni 2020
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program Pensiun
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2019
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program Pensiun
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
99
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Mutasi liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Pensiun Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo awal (84.197.759) 119.986.303 155.591.513 4.827.941 27.163.111 223.371.109
Pembayaran imbalan - - - - -
Beban imbalan kerja 41.081.475 11.400.000 (3.232.037) 3.350.000 4.850.000 57.449.438
Penghasilan komprehensif (24.256.848) (6.567.820) - - - (30.824.668)
Iuran pemberi kerja (19.973.027) - - - - (19.973.027)
Efek penerapan ceiling aset 87.346.159 - - - - 87.346.159
Saldo Akhir Tahun - 124.818.483 152.359.476 8.177.941 32.013.111 317.369.011
31 Desember 2019
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Pensiun Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo awal (42.864.335) 116.171.944 144.477.216 4.597.609 24.264.447 246.646.881
Pembayaran imbalan -- (11.841.583) (36.004.343) (5.420.827) (13.470.625) (66.737.378)
Beban imbalan kerja 38.625.183 16.609.671 47.118.640 844.161 16.369.289 119.566.944
Penghasilan komprehensif (38.811.533) (953.729) -- 4.806.998 - (34.958.264)
Iuran pemberi kerja (41.147.074) - - - - (41.147.074)
Efek penerapan ceiling aset 84.197.759 - - - - 84.197.759
Saldo Akhir Tahun - 119.986.303 155.591.513 4.827.941 27.163.111 307.568.868
Mutasi kini atas nilai wajar aset program dana pensiun adalah sebagai berikut:
Kategori utama aset program dan tingkat imbal hasil ekspektasi pada akhir periode pelaporan untuk
setiap kategori adalah sebagai berikut:
Nilai wajar instrumen ekuitas dan utang di atas ditentukan berdasarkan harga pasar kuotasian di pasar
aktif. Kebijakan ini telah dilaksanakan selama tahun berjalan dan sebelumnnya.
100
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pengembalian tertimbang seperti yang dijelaskan di atas adalah hasil yang diharapkan selama satu tahun
ke depan. Tingkat bunga pengembalian yang diharapkan yang digunakan pada periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar 10% per tahun.
Komponen biaya imbalan kerja jangka panjang yang diakui di laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program Pensiun
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya jasa kini 41.081.475 4.882.450 - 1.726.411 6.908.009 54.598.345
Biaya bunga 56.348.929 6.517.550 - 1.623.589 161.084 64.651.152
(Laba)/rugi aktuaria - - (3.232.037) - (2.219.093) (5.451.130)
Pendapatan bunga aset program (62.495.365) - - - - (62.495.365)
Bunga atas dampak batasan
aset 6.146.436 - - - - 6.146.436
Beban tahun berjalan Diakui di
laba rugi 41.081.475 11.400.000 (3.232.037) 3.350.000 4.850.000 57.449.438
Penilaian kembali liabilitas
perubahan asumsi keuangan - - - - - -
penyesuaian pengalaman (775.914) (6.567.820) (3.232.037) (657.018) (2.219.093) (13.451.882)
Beban tahun berjalan diakui
sebagai penghasilan
komprehensif lain (775.914) (6.567.820) (3.232.037) (657.018) (2.219.093) (13.451.882)
31 Desember 2019
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program Pensiun
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya jasa kini 38.625.183 6.967.400 38.782.343 462.560 12.369.606 97.207.092
Biaya bunga 117.954.344 9.642.271 11.991.609 381.602 2.013.949 141.983.775
(Laba)/rugi aktuaria (121.512.084) - (3.655.312) - 1.985.734 (123.181.662)
Pendapatan bunga aset program -- - - - - -
Bunga atas dampak batasan
aset 3.557.740 - - - - 3.557.740
Beban tahun berjalan Diakui di
laba rugi 38.625.183 16.609.671 47.118.640 844.162 16.369.289 119.566.945
Penilaian kembali liabilitas
perubahan asumsi keuangan 164.629.262 4.769.779 6.123.491 180.753 460.363 176.163.648
penyesuaian pengalaman (163.293.860) (5.723.508) (9.778.803) 4.626.245 1.525.370 (172.644.556)
Beban tahun berjalan diakui
sebagai penghasilan
komprehensif lain 1.335.402 (953.729) (3.655.312) 4.806.998 1.985.733 3.519.092
Analisa Sensitivitas
30 Juni 2020
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program Pensiun
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Analisa sensitivitas tingkat
diskonto
101
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program Pensiun
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Analisa sensitivitas tingkat
diskonto
30 Juni 2020
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program Pensiun
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai kini manfaat
diharapkan akan dibayar di:
- kurang dari 1 tahun 632.320.445 6.008.859 12.206.554 92 30.870.580 681.406.530
- tahun ke 1 - 5 434.326.784 59.197.821 45.890.527 478.989 3.971.284 543.865.405
- tahun ke 5 - 10 360.316.056 35.315.812 41.728.291 1.206.191 -- 438.566.350
- tahun ke10 dan seterusnya 156.600.145 27.582.353 55.880.849 3.322.320 -- 243.385.667
31 Desember 2019
Imbalan
Program
Program Masa Penghargaan
Program Dana Penghargaan Program Pensiun
Persiapan Akhir Masa Jumlah
Pensiun Masa Kerja dan Dini
Pensiun Jabatan Direksi
Cuti Besar
dan Komisaris
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai kini manfaat
diharapkan akan dibayar di:
- kurang dari 1 tahun 598.166.954 -- 4.581.151 49 24.790.547 627.538.701
- tahun ke 1 - 5 410.867.514 53.017.664 41.340.752 386.643 2.372.564 507.985.137
- tahun ke 5 - 10 340.854.323 43.108.905 59.104.262 1.551.977 -- 444.619.467
- tahun ke10 dan seterusnya 148.141.710 23.859.733 50.565.348 2.889.273 -- 225.456.064
102
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal saham Bank pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
a. Modal Dasar
Pada tahun 2019, terdapat penambahan modal disetor sebesar Rp509.552.000 yang terdiri
darisetoran tunai sebesar Rp404.593.000, hasil penarikan Asset Management Unit (AMU) sebesar
Rp3.707.000, konversi saldo laba tahun 2018 sebesar Rp12.593.000 dan konversi cadangan umum
sebesar Rp88.659.000 sehingga modal ditempatkan dan disetor penuh pada 31 Desember 2019
sebesar Rp3.643.739.000 sebagaimana tertuang dalam akta Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) Luar Biasa No.35 tanggal 20 Desember 2019 yang aktanya dibuat oleh Subiyanto Putro,
S.H., M.Kn, MM, notaris di Semarang serta telah dicatat dalam administrasi Otoritas Jasa Keuangan
Regional 3 Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta No. S-98/KR.03/2019 tanggal 27 Desember 2019.
Perubahan telah dicatat di dalam database sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-0376342 pada tanggal 20
Desember 2019.
Modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Jumlah Saham Persentase Jumlah
Kepemilikan Rupiah penuh
(%) Rp
Saham Seri A - Nominal Rp1.000.000 3.643.739 100,00 3.643.739.000.000
(Rupiah penuh)
Jumlah 3.643.739 100,00 3.643.739.000.000
31 Desember 2019
Jumlah Saham Persentase Jumlah
Kepemilikan Rupiah penuh
(%) Rp
Saham Seri A - Nominal Rp1.000.000 3.643.739 100,00 3.643.739.000.000
(Rupiah penuh)
Jumlah 3.643.739 100,00 3.643.739.000.000
103
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Pemegang Saham
Susunan pemegang saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pada tanggal
30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Jumlah Saham Persentase Jumlah
Kepemilikan Rupiah penuh
(%) Rp
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 1.830.289 50,23 1.830.289.000.000
Pemerintah Kota Semarang 146.201 4,01 146.201.000.000
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo 130.989 3,59 130.989.000.000
Pemerintah Kabupaten Pati 94.459 2,59 94.459.000.000
Pemerintah Kabupaten Pemalang 79.284 2,18 79.284.000.000
Pemerintah Kabupaten Kendal 72.499 1,99 72.499.000.000
Pemerintah Kabupaten Cilacap 71.669 1,97 71.669.000.000
Pemerintah Kota Salatiga 70.595 1,94 70.595.000.000
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara 68.970 1,89 68.970.000.000
Pemerintah Kabupaten Grobogan 62.006 1,70 62.006.000.000
Pemerintah Kabupaten Wonogiri 60.198 1,65 60.198.000.000
Pemerintah Kabupaten Demak 57.350 1,57 57.350.000.000
Pemerintah Kabupaten Purworejo 52.374 1,44 52.374.000.000
Pemerintah Kabupaten Klaten 50.799 1,39 50.799.000.000
Pemerintah Kabupaten Tegal 48.399 1,33 48.399.000.000
Pemerintah Kabupaten Boyolali 47.387 1,30 47.387.000.000
Pemerintah Kabupaten Wonosobo 45.566 1,25 45.566.000.000
Pemerintah Kabupaten Blora 43.232 1,19 43.232.000.000
Pemerintah Kabupaten Kebumen 42.779 1,17 42.779.000.000
Pemerintah Kota Tegal 42.300 1,16 42.300.000.000
Pemerintah Kabupaten Sragen 41.557 1,14 41.557.000.000
Pemerintah Kabupaten Temanggung 39.020 1,07 39.020.000.000
Pemerintah Kabupaten Brebes 38.602 1,06 38.602.000.000
Pemerintah Kota Surakarta 38.544 1,06 38.544.000.000
Pemerintah Kabupaten Semarang 37.752 1,04 37.752.000.000
Pemerintah Kabupaten Rembang 37.376 1,03 37.376.000.000
Pemerintah Kabupaten Banyumas 36.919 1,01 36.919.000.000
Pemerintah Kabupaten Purbalingga 33.605 0,92 33.605.000.000
Pemerintah Kabupaten Magelang 33.592 0,92 33.592.000.000
Pemerintah Kabupaten Karanganyar 31.800 0,87 31.800.000.000
Pemerintah Kabupaten Batang 31.334 0,86 31.334.000.000
Pemerintah Kabupaten Pekalongan 31.000 0,85 31.000.000.000
Pemerintah Kabupaten Kudus 30.000 0,82 30.000.000.000
Pemerintah Kota Magelang 24.400 0,67 24.400.000.000
Pemerintah Kota Pekalongan 22.393 0,61 22.393.000.000
Pemerintah Kabupaten Jepara 18.500 0,51 18.500.000.000
3.643.739 100,00 3.643.739.000.000
104
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Jumlah Saham Persentase Jumlah
Kepemilikan Rupiah penuh
(%) Rp
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 1.830.289 50,23 1.830.289.000.000
Pemerintah Kota Semarang 146.201 4,01 146.201.000.000
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo 130.989 3,59 130.989.000.000
Pemerintah Kabupaten Pati 94.459 2,59 94.459.000.000
Pemerintah Kabupaten Pemalang 79.284 2,18 79.284.000.000
Pemerintah Kabupaten Kendal 72.499 1,99 72.499.000.000
Pemerintah Kabupaten Cilacap 71.669 1,97 71.669.000.000
Pemerintah Kota Salatiga 70.595 1,94 70.595.000.000
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara 68.970 1,89 68.970.000.000
Pemerintah Kabupaten Grobogan 62.006 1,70 62.006.000.000
Pemerintah Kabupaten Wonogiri 60.198 1,65 60.198.000.000
Pemerintah Kabupaten Demak 57.350 1,57 57.350.000.000
Pemerintah Kabupaten Purworejo 52.374 1,44 52.374.000.000
Pemerintah Kabupaten Klaten 50.799 1,39 50.799.000.000
Pemerintah Kabupaten Tegal 48.399 1,33 48.399.000.000
Pemerintah Kabupaten Boyolali 47.387 1,30 47.387.000.000
Pemerintah Kabupaten Wonosobo 45.566 1,25 45.566.000.000
Pemerintah Kabupaten Blora 43.232 1,19 43.232.000.000
Pemerintah Kabupaten Kebumen 42.779 1,17 42.779.000.000
Pemerintah Kota Tegal 42.300 1,16 42.300.000.000
Pemerintah Kabupaten Sragen 41.557 1,14 41.557.000.000
Pemerintah Kabupaten Temanggung 39.020 1,07 39.020.000.000
Pemerintah Kabupaten Brebes 38.602 1,06 38.602.000.000
Pemerintah Kota Surakarta 38.544 1,06 38.544.000.000
Pemerintah Kabupaten Semarang 37.752 1,04 37.752.000.000
Pemerintah Kabupaten Rembang 37.376 1,03 37.376.000.000
Pemerintah Kabupaten Banyumas 36.919 1,01 36.919.000.000
Pemerintah Kabupaten Purbalingga 33.605 0,92 33.605.000.000
Pemerintah Kabupaten Magelang 33.592 0,92 33.592.000.000
Pemerintah Kabupaten Karanganyar 31.800 0,87 31.800.000.000
Pemerintah Kabupaten Batang 31.334 0,86 31.334.000.000
Pemerintah Kabupaten Pekalongan 31.000 0,85 31.000.000.000
Pemerintah Kabupaten Kudus 30.000 0,82 30.000.000.000
Pemerintah Kota Magelang 24.400 0,67 24.400.000.000
Pemerintah Kota Pekalongan 22.393 0,61 22.393.000.000
Pemerintah Kabupaten Jepara 18.500 0,51 18.500.000.000
3.643.739 100,00 3.643.739.000.000
105
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini merupakan setoran modal saham dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah yang pada saat tanggal laporan belum ditetapkan dalam RUPS
untuk ditempatkan sebagai modal saham.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 8 Mei 2020, disetujui seluruh laba
bersih untuk tahun buku 2019 sebesar Rp1.053.658.559 dibagikan sebagai deviden sebesar
Rp748.097.577 dan sebagai Cadangan Umum sebesar Rp305.560.982
Dari dividen sebesar Rp748.097.577 yang dibagikan kepada Pemegang Saham adalah sebesar
Rp526.829.279, sedangan sebesar Rp221.268.298 akan dibagikan pada triwulan IV atau Desember
2020.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 1 April 2019, disetujui seluruh laba
bersih untuk tahun buku 2018 sebesar Rp1.249.133.569 dibagikan sebagai deviden sebesar
Rp705.135.900, Cadangan tujuan sebesar Rp100.000.000 yang akan dipergunakan untuk Investasi
Teknologi Sistem Informasi, dan sebesar Rp443.997.669 sebagai Laba di tahan untuk menambah
kekurangan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai PSAK 71.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, cadangan umum dan tujuan masing-masing sebesar
Rp1.746.396.822 dan Rp 1.785.842.534. Cadangan umum dan wajib ini dibentuk sehubungan dengan
Undang-undang Republik Indonesia No. 1/1995 yang telah digantikan dengan Undang-undang No.
40/2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan
perusahaan-perusahaan untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20%
dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tidak mengatur jangka waktu
untuk penyisihan tersebut.
106
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pendapatan bunga kredit yang diberikan juga termasuk pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan
langsung dengan kegiatan pemberian kredit.
Pendapatan bunga lainnya merupakan pendapatan atas revers repo dan bunga atas tagihan akseptasi.
Pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada 30 Juni 2020
dan 30 Juni 2019 masing-masing sebesar Rp736.399 dan Rp101.451 atau sebesar 0,03% dan 0,003%
dari seluruh pendapatan bunga (Catatan 38).
Beban bunga kepada pihak berelasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020
dan 30 Juni 2019 masing-masing sebesar Rp79.586.255 dan Rp120.994.055 atau sebesar 2,59% dan
8,26% dari seluruh beban bunga (Catatan 41).
109
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Termasuk dalam beban tenaga kerja dari unit syariah untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30
Juni 2020 dan 30 Juni 2019 masing- masing sebesar Rp30.361.481 dan Rp26.870.925.
Beban pengawai lainnya terdiri dari bonus dan beban lainnya terkait kepegawaian.
110
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
111
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2.c, Bank telah menerapkan PSAK 71 pada tanggal 1 Januari
2020 untuk Transaksi Rekening Administratif.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai transaksi rekening administrative untuk periode enam
bulan yang berakhir 30 Juni 2020 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah
Saldo awal tahun - - - -
Dampak penerapan awal PSAK 71 (Catatan 50 ) 6.273.431 2.161 681.807 6.957.399
Saldo awal PSAK 71 6.273.431 2.161 681.807 6.957.399
Pembentukan selama tahun berjalan (Catatan 33) 1.322.556 26.930 1.349.486
Pemulihan selama tahun berjalan (Catatan 33) (1.880.337) - (681.807) (2.562.144)
Saldo akhir (Catatan 25) 5.715.650 29.091 - 5.744.741
Manajemen berpendapat bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk, telah memadai
112
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66/2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai
besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, jumlah
simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp2.000.000.000 (rupiah penuh) untuk
per nasabah per bank.
Pada tanggal 31 Desember 2017, berdasarkan Surat Edaran LPS Nomor 18 Tahun 2017 tanggal 12
September 2017, simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah
6,00% untuk simpanan dalam Rupiah dan 0,75% untuk simpanan dalam mata uang asing (2016: 6,50%
untuk simpanan dalam Rupiah dan 0.75% mata uang asing).
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Bank adalah peserta dari program penjaminan
tersebut.
Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30
Juni 2020 dan 30 Juni 2019 masing-masing sebesar Rp58.253.563 dan Rp45.978.791.
Dalam kegiatan normal usaha, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi karena hubungan
kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan
dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama. Saldo dan transaksi dengan pihak yang
berelasi adalah sebagai berikut:
113
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pemberian suku bunga pinjaman pejabat eksekutif berupa Kredit Multi Guna sebesar 6,5% p.a dan Kredit
Personal Loan sebesar 8,00% p.a.
Pemberian suku bunga simpanan kepada Giro Pemerintah Daerah Tingkat I (Pemprov) Jawa Tengah
sebesar 4,00 %.
Jumlah agregat dari kompensasi terhadap manajemen Bank yang terdiri Dewan Komisaris dan Direksi
untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 dan 30 Juni 2019 adalah sebagai
berikut:
115
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang disiapkan untuk pengambil keputusan
operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen tertentu dan
melakukan penilaian atas performanya.
Bank memiliki dua pelaporan segmen. Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai operasi dari
masing-masing pelaporan segmen yang dimiliki oleh Bank:
Konvensional – seluruh transaksi yang dilakukan oleh bank konvensional.
Syariah – seluruh transaksi yang dilakukan oleh Unit Usaha Syariah.
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp Rp
Jumlah aset
Konvensional 68.625.574.129 66.123.721.463
Syariah 3.814.274.390 5.736.731.855
72.439.848.519 71.860.453.318
Segmen Geografis
Operasional utama dari Bank dikelola di wilayah Indonesia. Segmen bisnis Bank terbagi atas dua area
geografis utama, yaitu Jawa Tengah dan Jakarta.
Bank telah mengimplementasikan prosedur manajemen risiko sesuai dengan POJK Nomor
18/POJK.03/2016 tanggal 16 Maret 2016, tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta
Peraturan Pelaksanaan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) No. 34/SEOJK.03/2016
tanggal 1 September 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sehingga bank
harus mengelola serta melakukan mitigasi risiko sesuai ruang lingkup aktivitas bisnisnya, yaitu risiko
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis dan
risiko kepatuhan, serta untuk Unit Usaha Syariah (UUS), selain dari 8 (delapan) jenis risiko tersebut
ditambah lagi 2 (dua) jenis risiko, yaitu (1) Risiko Imbal Hasil; (2) Risiko Investasi.
Proses penerapan Manajemen Risiko di Bank telah menunjukkan adanya peningkatan yang cukup
memadai. Bank terus berupaya mengembangkan dan memperkuat fungsi Manajemen Risiko sebagai
counterpart dan supporting bagi fungsi bisnis dalam melakukan mitigasi risiko yang mungkin timbul
dalam kegiatan operasional Bank, baik dari Konvensional maupun Unit Usaha Syariah (UUS).
Penerapan Manajemen Risiko dilakukan melalui beberapa tahapan atau proses yaitu: proses
identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Hasil implementasi tersebut secara
berkala dilaporkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
.
117
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank juga secara berkala telah membuat profil risiko yang secara garis besar dapat memetakan unit
kerja yang memiliki risiko maupun potensi risiko yang mengganggu kelangsungan bisnis Bank dengan
menggunakan 5 (lima) kategori predikat risiko, yaitu: Low, Low to Moderate, Moderate, Moderate to High
dan High untuk sepuluh jenis risiko yang dihadapi Bank.
Disamping itu, Bank juga telah melaporkan Profil Risiko Gabungan antara Profil Risiko Bank Umum
Konvensional dan Unit Syariah sejak Juni 2012 sebagaimana diatur dalam POJK No. 65/POJK.03/2016
tanggal 23 Desember 2016 tentang Penerapan Manejemen Risiko bagi Bank Umum Syariah
Laporan Profil Risiko Bank disusun setiap triwulan sebagai salah satu parameter yang menggambarkan
kondisi kegiatan operasional Bank terkait dengan pengelolaan risiko serta digunakan sebagai
pemenuhan ketentuan regulator yaitu:
a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 18/POJK.03/2016 tanggal 22 Maret 2016 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 14/POJK.03/2017 tanggal 17 Maret 2017 perihal
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
c. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 65/POJK.03/2016 tanggal 23 Desember 2016
tentang Penerapan Manejemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
d. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 8/POJK.03/2014 tanggal 11 Juni 2014 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
e. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) No. 12/SEOJK.03/2018 tanggal 21 Agustus 2018
tentang Penerapan Manajemen Risiko dan Pengukuran Risiko Pendekatan Standar Untuk Risiko
Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk In The Banking Book) Bagi Bank Umum.
Sesuai dengan pilar 1 penerapan Manajemen Risiko yaitu Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan
Komisaris, fungsi pengawasan aktif Direksi dengan adanya Komite Manajemen Risiko yang
melaksanakan rapat koordinasi minimal 3 (tiga) bulan sekali sekaligus dalam rangka menyempurnakan
penyusunan Profil Risiko tersebut. Fungsi pengawasan aktif dari Dewan Komisaris yaitu adanya Komite
Pemantau Risiko yang selama ini telah bekerjasama dengan baik guna menjamin bahwa Manajemen
Risiko Bank telah menjalankan fungsi dan peranan secara optimal dan sesuai dengan ketentuan
regulator.
Perkembangan hasil penilaian Profil Risiko secara gabungan (konvensional dan UUS) sampai dengan
Triwulan II Tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Bank telah membentuk struktur organisasi manajemen risiko yang terpusat dan independen yang
memiliki fungsi mengidentifikasi, mengukur, memonitor dan mengelola risiko-risiko dasar dan
menetapkan pedoman serta kebijakan risiko.
Berdasarkan SK Direksi No.0161/HT.01.01/2018 tanggal 28 April 2018 tentang Struktur Organisasi, maka
aktivitas pengelolaan risiko dan pemantauan Manajemen Risiko Bank dilakukan oleh Divisi Manajemen
Risiko. Divisi Manajemen Risiko telah berupaya memastikan bahwa pelaksanaan proses penerapan
Manajemen Risiko di Bank telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan tentunya mendasarkan
pada ketentuan regulator yaitu:
a. Melakukan pemantauan terhadap implementasi kebijakan, prosedur dan strategi Manajemen Risiko
pada unit pengambil risiko (risk taking unit).
b. Pemantauan posisi eksposure risiko secara keseluruhan, per jenis risiko maupun per kegiatan
fungsional.
c. Melakukan stress test untuk mengetahui dampak dari implementasi kebijakan dan strategi
Manajemen Risiko terhadap kinerja masing-masing unit kerja operasional.
d. Memberikan kajian terhadap draft SK Direksi, Pedoman, Perjanjian Kerja sama (PKS) dengan pihak
ketiga serta usulan kegiatan dan produk baru yang diajukan atau dikembangkan oleh unit kerja
operasional.
e. Memberikan rekomendasi mengenai besaran atau eksposur risiko maksimum yang wajib dipelihara
Bank di setiap unit kerja operasional kepada Komite Manajemen Risiko.
f. Sesuai dengan fungsi second line pada Three Lines of Defence, Divisi Manajemen Risiko selalu
memberikan kajian atau Second Opinion terhadap pemberian kredit dan pembiayaan pada debitur
tertentu dengan plafond tertentu terutama untuk kredit korporasi dan kredit kepada pihak terkait.
g. Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko melalui Komite Manajemen Risiko secara
berkala.
119
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sosialisasi dan edukasi risk culture, risk awarness dan culture of compliance secara berkala dilakukan
dalam rangka meningkatkan budaya risiko, budaya kepatuhan dan juga kepedulian risiko kepada unit
operasional atas semua risiko yang melekat dalam kegiatan operasional baik di kantor cabang maupun
cabang pembantu termasuk kantor pusat. Hal ini perlu dilakukan karena penerapan Manajemen Risiko
harus dilakukan oleh tiap-tiap fungsi pada seluruh unit kerja di Kantor Pusat maupun Kantor Cabang baik
konvensional maupun syariah. Penerapan Manajemen Risiko yang baik pada setiap fungsi/unit (risk
taking unit) dapat meminimalisasi kejadian risiko yang mungkin muncul dimasa yang akan datang.
Dalam kegiatan operasionalnya, Bank mengelola beberapa risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko
operasional, risiko likuiditas, risiko strategik, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko kepatuhan. Untuk Unit
Usaha Syariah, selain dari 8 (delapan) jenis risiko tersebut ditambah lagi 2 (dua) jenis risiko, yaitu:
(1) Risiko Imbal Hasil; (2) Risiko Investasi.
Risiko kredit
Pengelolaan risiko kredit bank terutama diarahkan untuk mengantisipasi akibat kegagalan pasangan
usaha (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai kegiatan
fungsional bank, perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi Bank. Dalam rangka
meminimalisir dan meningkatkan pengendalian terhadap risiko kredit, Bank melibatkan unit independen
yang terpisah dari unit bisnis/pengelolaan pembiayaan yaitu Divisi Manajemen Risiko untuk melakukan
kajian risiko suatu usulan pemberian kredit atau pembiayaan yang dituangkan dalam bentuk opini risiko.
Opini risiko mencakup identifikasi potensi risiko yang melekat pada seluruh aspek beserta mitigasi risiko
yang disarankan guna meminimalisasikan risiko yang timbul. Opini risiko tersebut berfungsi sebagai
bahan pertimbangan unit bisnis dalam memberi keputusan pembiayaan.
Ketentuan perkreditan yang diatur dalam kebijakan Bank antara lain meliputi:
a. Kebijakan Persetujuan Kredit mencakup prosedur keputusan pemberian kredit yang mendasarkan
pada konsep Hubungan Total Fasilitas.
b. Sasaran aktivitas perkreditan Bank secara keseluruhan adalah mengembangkan portofolio yang
menguntungkan yang terdiversifikasi berdasarkan:
Profil risiko
Wilayah usaha dan segmen pasar
Jenis produk kredit
Debitur atau grup debitur
Profil jaminan/agunan
c. Pemantauan dan pengelolaan kredit bermasalah
Bank menerapkan dan melaksanakan fungsi pengawasan kredit yang bersifat menyeluruh dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Fungsi pengawasan kredit harus diawali dari upaya yang bersifat pencegahan sedini mungkin
terjadinya hal-hal yang dapat merugikan Bank dalam perkreditan atau terjadinya praktek
pemberian kredit yang tidak sehat.
Pengawasan kredit meliputi unsur-unsur pengawasan melekat, yakni setiap pejabat Bank yang
terkait wajib melakukan pengawasan supervisi sehari-hari atas setiap pelaksanaan pemberian
kredit.
Bank wajib mengupayakan memiliki personil perkreditan yang jujur, berdedikasi tinggi,
integritas dan bertanggung jawab dalam rangka pengendalian kredit.
120
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sesuai Surat Keputusan Direksi 0299/HT.01.01/2018 tanggal 26 juli 2018 tentang tentang perubahan SK
Direksi no 0264/HT.01.01/2014Pedoman Pengelolaan Aktiva dan Passiva (Assets and Liabilities
Management/ALMA), maka penyebutan Tim ALCO diubah menjadi Komite Aktiva dan Pasiva.
Dalam rangka meminimalisasikan potensi Risiko Kredit maka Bank telah membuat beberapa kebijakan
terkait pengelolaan Risiko Kredit guna membantu Bank dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau
dan mengendalikan risiko kredit baik level individual maupun portofolio, serta untuk mengetahui profil
calon debitur, yaitu:
a. Dalam rangka meminimalisasikan potensi Risiko Kredit maka Bank telah membuat beberapa
kebijakan terkait pengelolaan Risiko Kredit guna membantu Bank dalam mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan risiko kredit baik level individual maupun portofolio, serta
untuk mengetahui profil calon debitur, yaitu:
b. Surat Keputusan Direksi Nomor 0341/HT.01.01/2013 tanggal 22 Agustus 2013 tentang Loan
Origination System (LOS) Scoring Consumer, yang dipergunakan sebagai alat skoring pada awal
pengajuan kredit konsumer untuk membantu Bank dalam menilai potensi Risiko Kredit; Surat
Keputusan Direksi Nomor 0342/HT.01.01/2013 tanggal 22 Agustus 2013 tentang Internal Rating
System, yang dipergunakan sebagai alat pemeringkatan kondisi bisnis atau sektor industri atau
sektor ekonomi atas pengajuan kredit produktif untuk membantu Bank dalam menilai potensi Risiko
Kredit;
c. Surat Keputusan Direksi Nomor 0486/HT.01.01/2017 tanggal 16 November 2017 tentang Buku
Pedoman Perusahaan Risk Acceptance Criteria, yang dipergunakan sebagai alat menyeleksi calon
debitur yang mengajukan permohonan kredit produktif berdasarkan potensi risiko kegagalan
pembiayaan pada suatu industri tertentu.
Bank telah mengembangkan Internal Rating System (IRS) dan Risk Acceptance Criteria (RAC) untuk
kredit usaha produktif dan Loan Origination System (LOS) untuk kredit konsumer guna membantu Bank
dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko kredit baik level individual
maupun portofolio, serta untuk mengetahui profil calon debitur.
121
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Eksposur risiko kredit terhadap aset pada laporan keuangan per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019
sebagai berikut:
Eksposur Maksimum
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp Rp
Giro pada Bank Indonesia 2.114.777.544 5.054.179.224
Giro pada bank lain 59.082.457 77.529.633
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 7.849.575.733 3.457.852.789
Tagihan Spot dan Derivatif 0 0
Efek-efek 11.111.613.373 10.955.322.083
Tagihan akseptasi 145.179.301 391.211.821
Kredit yang diberikan 49.476.035.618 48.955.033.537
Penyertaan saham 2.018.949 1.997.126
Pendapatan bunga yang masih akan diterima 386.194.281 374.902.896
71.144.477.256 69.268.029.109
Eksposur maksimum kredit terhadap rekening administrasi pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember
2019 sebagai berikut:
Eksposur Maksimum
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rp Rp
Fasilitas kredit kepada nasabah dan bank lain
yang belum digunakan 2.440.873.462 2.471.433.757
Garansi yang diterbitkan 288.119.114 600.251.184
2.728.992.576 3.071.684.941
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 30 Juni
2020 dan 31 Desember 2019 tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk
aset laporan posisi keuangan, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang
diungkapkan pada laporan keuangan Bank.
Manajemen yakin akan kemampuan Bank untuk mengendalikan dan memelihara eksposur risiko kredit
yang berasal dari kredit yang diberikan dengan pertimbangan sebagai berikut:
Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai kebijakan dan proses kredit yang mencakup seluruh
aspek pemberian kredit yang dilakukan. Setiap pemberian kredit harus mengacu pada kebijakan
tersebut.
Bank telah memiliki sistem deteksi dini dan monitoring yang memadai terhadap permasalahan yang
timbul:
- Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit.
Dalam rangka mengendalikan konsentrasi kredit, Bank menetapkan limit eksposur berdasarkan
segmentasi berikut per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019:
122
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sektor Industri
Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai tercatat (tanpa memperhitungkan
agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan sektor industri.
30 Juni 2020
Pemerintah Bank Lembaga Perusahaan Perseorangan Jumlah
(Termasuk Bank Keuangan Lainnya
Indonesia) Bukan Bank
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2019
Pemerintah Bank Lembaga Perusahaan Perseorangan Jumlah
(Termasuk Bank Keuangan Lainnya
Indonesia) Bukan Bank
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
123
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, eksposur kredit atas aset keuangan, berdasarkan
kualitas kredit, terbagi atas:
30 Juni 2020
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo Mengalami Jumlah
atau tidak tetapi tidak penurunan nilai
mengalami mengalami
penurunan nilai penurunan nilai
Rp Rp Rp Rp
Giro pada Bank Indonesia 2.114.777.544 0 0 2.114.777.544
Giro pada bank lain 59.082.457 59.082.457
Penempatan pada Bank Indonesia dan
bank lain 7.849.575.733 7.849.575.733
Efek-efek 11.111.613.373 11.111.613.373
Tagihan Akseptasi 145.179.301 145.179.301
Kredit yang diberikan 47.639.868.973 1.836.166.645 49.476.035.618
Penyertaan Saham 1.458.949 560.000 2.018.949
Pendapatan bunga yang masih akan
diterima 386.194.281 386.194.281
Jumlah - Bruto 69.307.750.611 0 1.836.726.645 71.144.477.256
Cadangan kerugian Penurunan nilai (1.995.730.411)
Jumlah - Bersih 69.148.746.845
31 Desember 2019
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo Mengalami Jumlah
atau tidak tetapi tidak penurunan nilai
mengalami mengalami
penurunan nilai penurunan nilai
Rp Rp Rp Rp
Giro pada Bank Indonesia 5.054.179.224 0 0 5.054.179.224
Giro pada bank lain 77.529.633 77.529.633
Penempatan pada Bank Indonesia dan
bank lain 3.457.852.789 3.457.852.789
Efek-efek 10.955.322.083 10.955.322.083
Tagihan Akseptasi 391.211.821 391.211.821
Kredit yang diberikan 46.878.239.447 2.076.794.090 48.955.033.537
Penyertaan Saham 1.437.126 560.000 1.997.126
Pendapatan bunga yang masih akan
diterima 374.902.896 374.902.896
Jumlah - Bruto 67.190.675.019 0 2.077.354.090 69.268.029.109
Cadangan kerugian Penurunan nilai (1.042.204.439)
Jumlah - Bersih 68.225.824.670
Model yang telah dikembangkan oleh Bank, divalidasi secara internal oleh Divisi Manajemen Risiko, yaitu
unit yang independen dan terpisah dari unit pengembang model. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan
kesalahan analis dalam pengukuran risiko kredit, khususnya dalam menetapkan Probability of Default
(PD), Loss Given Default (LGD), Exposure At Default (EAD) serta Expected Kredit Lost (ECL) untuk
segmen Mikro, KPR, Non KPR, Ritel dan Korporasi. Hal ini juga dalam rangka mempersiapkan
komponen-komponen model untuk perhitungan Expected Credit Loss yang dibutuhkan untuk penerapan
perhitungan CKPN berdasarkan IFRS 9 (PSAK 71).
Risiko pasar
Risiko pasar dapat terjadi karena adanya pergerakan faktor pasar yang meliputi suku bunga dan nilai
tukar yang berlawanan dengan posisi yang dimiliki Bank baik posisi yang ada di neraca maupun rekening
administratif. Posisi tersebut merupakan posisi yang ada dalam trading book dan banking book. Bank
melakukan monitoring dan pembatasan kerugian yang timbul melalui penetapan limit transaksi yaitu limit
transaksi dealer, cut loss limit, sehingga aktivitas treasury dapat dimonitor dan dievaluasi.
124
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. 0299/HT.01.01/2018 tanggal 26 Juli 2018 tentang
perubahan SK Direksi No. 0264/HT.01.01/2014 Pedoman Pengelolaan Aktiva dan Pasiva (Assets and
Liabilities Management/ALMA) maka penyebutan Tim ALCO diubah menjadi Komite Aktiva dan Pasiva.
Tabel di bawah ini merupakan tingkat suku bunga rata-rata per tahun untuk posisi aset dan liabilitas
keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.
30 Juni 2020
Bunga Mengambang Bunga Tetap
Sampai > 1 Bulan - 3 > 3 Bulan -12 Lebih dari 1 Sampai dengan > 1 Bulan - 3 > 3 Bulan -12 Lebih dari 1
dengan 1 Bulan Bulan Tahun 1 Bulan Bulan Bulan Tahun Jumlah
Bulan
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET
Giro pada Bank Indonesia 2.032.458.596 -- -- -- 82.318.948 -- - -- 2.114.777.544
Giro pada Bank Lain 59.082.457 -- -- -- - -- - -- 59.082.457
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 3.499.675.733 - -- - -- 4.097.000.000 - - 252.900.000 -- 7.849.575.733
Efek-efek 735.000.000 -- 217.541.936 10.159.071.437 -- -- - -- 11.111.613.373
Tagihan Akseptasi 11.670.589 44.844.349 88.664.363 -- -- -- - -- 145.179.301
Kredit yang Diberikan 2.144.180 0 97.273.6580 2.458.711.8470 45.312.502.531 - - - 1.605.403.402 49.476.035.618
Penyertaan - -- -- 2.018.949 - -- - -- 2.018.949
Jumlah Aset Keuangan 6.340.031.555 142.118.007 2.764.918.146 55.473.592.917 4.179.318.948 -- 252.900.000 1.605.403.402 70.758.282.975
LIABILITAS
Simpanan dari nasabah -- -- -- -- -- -- -- -- --
Giro 14.200.736.963 -- -- -- -- -- -- -- 14.200.736.963
Tabungan 20.934.860.666 -- -- -- -- -- -- -- 20.934.860.666
Deposito Berjangka -- -- -- -- 11.228.166.925 5.584.203.162 5.896.509.560 28.409.574 22.737.289.221
Simpanan dari Bank Lain -- -- -- -- -- -- -- -- --
Giro 540.380.116 -- -- -- -- -- -- -- 540.380.116
Tabungan 516.846.758 -- -- -- -- -- -- -- 516.846.758
Call Money -- -- -- -- 71.275.000 -- -- 71.275.000
Deposito Berjangka -- -- -- -- 343.252.856 101.102.750 891.882.119 -- 1.336.237.725
Pinjaman yang Diterima -- -- 25.000.000 233.509.165 -- -- 2.000.000.000 35.610.665 2.294.119.830
Surat berharga yang diterbitkan -- -- -- 500.000.000 -- -- -- 498.547.746 998.547.746
Jumlah Liabilitas Keuangan 36.192.824.503 -- 25.000.000 733.509.165 11.642.694.781 5.685.305.912 8.788.391.679 562.567.985 63.630.294.025
Jumlah Suku Bunga (29.852.792.948) 142.118.007 2.739.918.146 54.740.083.752 (7.463.375.833) (5.685.305.912) (8.535.491.679) 1.042.835.417 7.127.988.950
31 Desember 2019
Bunga Mengambang Bunga Tetap
Sampai > 1 Bulan - 3 > 3 Bulan -12 Lebih dari 1 Sampai dengan > 1 Bulan - 3 > 3 Bulan -12 Lebih dari 1
dengan 1 Bulan Bulan Tahun 1 Bulan Bulan Bulan Tahun Jumlah
Bulan
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET
Giro pada Bank Indonesia 4.944.287.471 -- -- -- 109.891.753 -- -- -- 5.054.179.224
Giro pada Bank Lain 77.529.633 -- -- -- - -- -- -- 77.529.633
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain -- -- 100.000.000 -- 3.304.952.789 - 300.000 52.600.000 -- 3.457.852.789
Efek-efek -- -- 1.684.774.690 9.270.547.393 -- -- -- -- 10.955.322.083
Tagihan Akseptasi 2.476.790 225.396.252 163.338.779 0 -- -- -- -- 391.211.821
Kredit yang Diberikan 5.288.048 205.768.681 2.777.042.330 44.331.459.869 5.000.000 0 8.385.498 1.622.089.111 48.955.033.537
Jumlah Aset Keuangan 5.029.581.942 431.164.933 4.725.155.799 53.602.007.262 3.419.844.542 300.000 60.985.498 1.622.089.111 68.891.129.087
125
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas terhadap kemungkinan perubahan suku bunga dalam Rupiah
yang wajar, dengan semua variabel lainnya tetap konstan, dalam laporan laba rugi Bank. Sensitivitas
laporan laba rugi adalah dampak dari perubahan asumsi suku bunga pada laporan laba rugi pada periode
tersebut. Sensitivitas jumlah laba atau rugi didasarkan pada asumsi bahwa ada pergeseran paralel kurva
hasil.
Posisi Devisa Neto (PDN) Bank per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar 0,02%
dan 0,17% dengan perhitungan:
30 Juni 2020
Aset Liabilitas Posisi Devisa Neto
Rp Rp Rp
Mata Uang Asing
Dolar Amerika Serikat 73.122.009 79.344.615 (6.222.606)
Euro 5.178.699 336.917 4.841.782
Yen Jepang 2.155.429 15.176 2.140.253
Dolar Australia 68.247 - 68.247
Riyal Saudi Arabia 327.276 - 327.276
Pound Sterling Inggris 23.698 732 22.966
Dolar Singapura 514.437 - 514.437
Ringgit Malaysia 3.395 - 3.395
Chinnese Yuan 7.199 - 7.199
Jumlah 81.400.389 79.697.440 1.702.949
Total Modal 7.006.128.854
Rasio PDN (Keseluruhan) 0,02%
126
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Posisi Devisa Neto (PDN) Bank per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar 0,02%
dan 0,17% dengan perhitungan: (lanjutan)
31 Desember 2019
Aset Liabilitas Posisi Devisa Neto
Rp Rp Rp
Mata Uang Asing
Dolar Amerika Serikat 112.697.638 104.179.147 8.518.491
Euro 1.027.861 336.678 691.183
Yen Jepang 1.942.328 14.658 1.927.670
Dolar Australia 68.705 - 68.705
Riyal Saudi Arabia 320.814 - 320.814
Pound Sterling Inggris 80.720 1.310 79.410
Dolar Singapura 260.892 - 260.892
Ringgit Malaysia 695 - 695
Chinnese Yuan 7.538 - 7.538
Jumlah 116.407.191 104.531.793 11.875.398
Total Modal 7.115.601.847
Rasio PDN (Keseluruhan) 0,17%
Sesuai ketentuan Bank Indonesia bahwa persentase PDN terhadap modal minimal 20% dilihat dari risiko
pasar dan eksposur valas memiliki risiko yang rendah.
Risiko likuiditas
Pemetaan aset dan liabilitas keuangan dalam skala waktu tertentu (maturity buckets) berdasarkan sisa
jangka waktu sampai dengan jatuh tempo (remaining maturity) pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31
Desember 2019 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Nilai Tidak mempunyai Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - > 1 Tahun - > 2 Tahun - Lebih dari
Tercatat Kontrak Jatuh dengan 3 Bulan 12 Bulan 2 Tahun 5 Tahun 5 Tahun
Tempo 1 Bulan
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Aset
Giro pada Bank Indonesia 2.114.777.544 2.114.777.544 -- -- -- -- -- --
Giro pada bank lain 59.082.457 59.082.457 -- -- -- -- -- --
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 7.849.575.733 -- 7.597.775.733 117.200.000 134.600.000 -- -- --
Efek-efek 11.111.613.373 -- 795.000.000 127.150.281 267.524.472 560.022.730 1.627.972.139 7.733.943.751
Tagihan akseptasi 145.179.301 -- 86.901.287 45.106.674 13.171.340 -- -- --
Kredit yang diberikan 49.476.035.618 -- 1.160.342.641 - 447.117.421 3.094.985.142 - 2.660.011.730 - 14.207.152.964 - 27.906.425.720
Penyertaan saham 2.018.949 -- -- -- -- -- -- 2.018.949
Pendapatan bunga yang masih
akan diterima 386.194.281 - 369.442.416 16.751.865 - - - - - - -
71.144.477.256 2.173.860.001 10.009.462.077 753.326.241 3.510.280.954 3.220.034.460 15.835.125.103 35.642.388.420
Cadangan kerugian penurunan
nilai (1.962.641.900)
Jumlah Aset - Bersih 69.181.835.356
Liabilitas
Liabilitas segera 285.426.858 285.426.858 -- -- -- -- -- --
Simpanan dari nasabah 57.872.886.850 35.135.597.629 15.574.489.923 4.035.800.928 3.108.503.148 18.495.222 -- --
Simpanan dari bank lain 2.446.041.110 1.057.226.874 414.527.856 85.743.694 888.542.686 -- -- --
Surat berharga yang diterbitkan 998.547.746 -- - - 500.000.000 - 498.547.746 --
Pinjaman yang diterima 2.294.119.830 -- - - 2.136.291.209 - 54.318.351 103.510.270
Utang pajak - - - -- -- -- -- --
Liabilitas lain-lain 651.999.089 -- 651.999.089 -- -- -- -- --
Jumlah Liabilitas 64.549.021.483 36.478.251.361 16.641.016.868 4.121.544.622 6.633.337.043 18.495.222 552.866.097 103.510.270
Perbedaan Jatuh Tempo 6.595.455.773 (34.304.391.360) (6.631.554.791) (3.368.218.381) (3.123.056.089) 3.201.539.238 15.282.259.006 35.538.878.150
Posisi Neto setelah Cad. Ker.
Penurunan Nilai 62.553.291.072
127
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Aset
Giro pada Bank Indonesia 5.054.179.224 5.054.179.224 - - - -- -- --
Giro pada bank lain 77.529.633 77.529.633 - - - -- -- --
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 3.457.852.789 - 3.305.552.789 110.700.000 41.600.000 - -- --
Efek-efek 10.955.322.083 - 1.476.327.171 - 463.046.479 45.483.030 1.945.829.638 7.024.635.765
Tagihan akseptasi 391.211.822 - 2.476.790 225.396.252 163.338.780 0 -- --
Kredit yang diberikan 48.955.033.537 - 1.064.139.596 1.575.847.750 2.454.889.526 2.548.812.543 14.428.701.965 26.882.642.157
Penyertaan saham 1.997.126 - -- -- -- -- -- 1.997.126
Pendapatan bunga yang masih
akan diterima 374.902.896 - 1.880.578 9.806.083 17.213.335 13.913.677 108.539.809 223.549.414
69.268.029.110 5.131.708.857 5.850.376.924 1.921.750.085 3.140.088.120 2.608.209.250 16.483.071.412 34.132.824.462
Cadangan kerugian penurunan
nilai (1.042.204.439)
Jumlah Aset - Bersih 68.225.824.671
Liabilitas
Liabilitas segera 413.283.004 413.283.004 -- -- -- -- -- --
Simpanan dari nasabah 51.885.056.336 30.434.570.400 15.603.897.721 2.795.694.084 3.041.698.121 9.196.010 -- --
Simpanan dari bank lain 4.327.461.709 1.109.752.859 3.177.336.727 39.572.123 800.000 - -- --
Surat berharga yang diterbitkan 2.062.249.136 -- 1.064.000.000 - 500.000.000 - 493.266.644 4.982.492
Efek-efek yang dijual dengan janji
dibeli kembali 2.708.778.661 - 2.708.778.661 - - - - -
Pinjaman yang diterima 2.345.200.775 -- - - 2.164.888.489 - 90.000.000 90.312.286
Utang pajak 157.012.265 157.012.265 -- -- -- -- -- --
Liabilitas lain-lain 342.402.929 -- 342.402.929 -- -- -- -- --
Jumlah Liabilitas 64.241.444.815 32.114.618.528 22.896.416.038 2.835.266.207 5.707.386.610 9.196.010 583.266.644 95.294.778
Perbedaan Jatuh Tempo 5.026.584.295 (26.982.909.671) (17.046.039.114) (913.516.122) (2.567.298.490) 2.599.013.240 15.899.804.768 34.037.529.684
Posisi Neto setelah Cad. Ker
Penurunan Nilai 63.199.240.376
Risiko operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai,
kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian
eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Kebijakan Bank dalam mengelola risiko operasional,
meliputi:
a. Akuntabilitas yang jelas oleh pihak-pihak yang ditugaskan terkait dengan pengelolaan risiko
operasional.
b. Manajemen dan setiap pegawai di semua unit kerja baik di Kantor Pusat, Kantor Cabang maupun
Kantor Cabang Pembantu merupakan risk owner yang bertanggung jawab terhadap proses
manajemen risiko untuk risiko operasional dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Pegawai harus
melaporkan kepada atasannya sesuai dengan jenjang pelaporan yang berlaku di dalam tugasnya
apabila terdapat indikasi munculnya risiko operasional.
c. Terkait dengan pengelolaan risiko operasional, seluruh pegawai Bank dalam melaksanakan
tugasnya harus bersikap dan berperilaku sesuai dengan Pedoman Etika dan Tata Perilaku serta
menerapkan standar pelayanan yang telah ditetapkan Direksi. Sebagai bentuk komitmen terhadap
ketaatan pada Pedoman Etika dan Tata Perilaku dalam melaksanakan tugasnya, setiap pegawai
wajib menandatangani Code of Conduct yang diperbaharui setiap tahun.
Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan mitigasi risiko
a. Proses identifikasi risiko operasional dilakukan Bank untuk mengetahui adanya indikator yang dapat
menjadi penyebab timbulnya risiko operasional pada suatu jenis aktivitas, proses dan produk Bank.
Bank melakukan identifikasi dan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi eksposur
risiko operasional yang paling kurang terkait dengan frekuensi dan dampak dari kegagalan dan
kesalahan sistem, kelemahan sistem administrasi, kegagalan hubungan dengan nasabah,
kesalahan akunting, penundaan dan kesalahan penyelesaian pembayaran, fraud dan lain-lain.
128
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Pengukuran risiko operasional diarahkan untuk bisa mengidentifikasi besarnya nilai kerugian yang
ditimbulkan, peluang kemungkinan terjadinya kerugian, serta besarnya keuntungan yang diharapkan
dalam pengambilan risiko operasional. Langkah-langkah dalam mengukur risiko operasional adalah
menetapkan dan menilai parameter yang mempengaruhi risiko operasional terutama jumlah dan
frekuensinya, mengumpulkan data risiko operasional yaitu semua kejadian (events) rutin yang
berfrekuensi tinggi, berdampak rendah dan semua kejadian rutin yang berfrekuensi rendah namun
berdampak signifikan terhadap kerugian Bank, menetapkan metodologi pengukuran risiko
operasional yang sesuai dengan aktivitas Bank dan menetapkan sumber daya manusia yang
berkompetensi, menyiapkan instrumen pengelolaan data, mengadministrasikan semua kejadian
yang dapat menimbulkan risiko operasional, sehingga potensi risiko operasional yang dapat
merugikan Bank dapat diukur dengan cepat dan tepat.
c. Pemantauan risiko dilakukan Bank secara berkelanjutan terhadap seluruh eksposur risiko
operasional serta kerugian yang dapat ditimbulkan oleh aktivitas utama Bank, antara lain dengan
cara menerapkan sistem pengendalian intern dan menyediakan laporan berkala mengenai kerugian
yang ditimbulkan oleh risiko operasional, melakukan reviu secara berkala terhadap faktor-faktor
penyebab timbulnya risiko operasional serta dampak kerugiannya.
d. Mitigasi yang dilakukan Bank terhadap risiko operasional adalah penilaian berkala terhadap
pengamanan sistem informasi yang disertai tindakan korektif bila diperlukan, memiliki prosedur back
up dan rencana darurat untuk menjamin berjalannya kegiatan operasional Bank dan mencegah
terjadinya gangguan yang signifikan yang diuji secara berkala, menyampaikan informasi kepada
manajemen mengenai permasalahan yang terkait dengan risiko operasional, penyimpanan informasi
dan dokumen yang berkaitan dengan risiko operasional. Selain itu kegiatan sosialisasi budaya risiko
dan risk awarness secara berkala dan terjadwa kepda seluruh unit kerja dan unit operasional juga
dilaksanakan dalam rangka mitigasi risiko operasional.
Sarana pendukung di dalam mengelola risiko operasional di Kantor Cabang dan Cabang Pembantu
dengan menggunakan perangkat atau aplikasi Risk Event Data Analysing and Monitoring (REDAM) yang
dapat dipergunakan oleh unit operasional untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengendalikan risiko
operasional masing-masing Kantor Cabang maupun Cabang Pembantu. Setiap kejadian risiko yang
berpotensi menimbulkan kerugian finansial dan non finansial dilaporkan kepada unit kerja yang terkait di
Kantor Pusat dan Divisi Manajemen Risiko dalam bentuk Loss Event Data (LED).
Untuk meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan tugas sebagai Lembaga Perbankan secara baik, aman,
lancar dan berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan kelembagaan sebagai bank terpercaya
menjadi kebanggan masyarakat, diperlukan adanya jaminan (assurance) keberlangsungan bisnis Bank,
maka sesuai Surat Keputusan Direksi di tetapkan:
Risiko hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis dalam bisnis, yang
antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang
mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan
agunan yang tidak sempurna. Bank mengelola risiko hukum dengan memastikan seluruh aktivitas dan
hubungan kegiatan usaha Bank dengan pihak ketiga didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat
melindungi kepentingan Bank dari segi hukum.
129
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Risiko reputasi
Risiko reputasi merupakan risiko akibat adanya pemberitaan atau publikasi negatif terhadap Bank.
Tujuan manajemen risiko reputasi meliputi:
a. Mencegah dan meminimalisasikan terjadinya tindakan atau peristiwa yang menimbulkan persepsi
dan publikasi negatif.
b. Meningkatkan kepercayaan stakeholders dan public terhadap perusahaan;
c. Meningkatkan nilai perusahaan;
d. Meningkatkan kredibilitas perusahaan; dan
e. Menjaga konsistensi kelangsungan usaha dalam kondisi yang sehat dan kondusif.
Risiko strategis
Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank
terhadap perubahan eksternal. Bank mengelola risiko strategis melalui proses pertimbangan dan
pengambilan keputusan setiap kebijakan strategis secara kolektif dan komprehensif oleh Direksi dan
Komite-komite yang telah dibentuk.
Risiko kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan
ketentuan internal maupun eksternal serta ketentuan lain dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, diantaranya sebagai berikut:
a. Risiko kredit terkait dengan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Kualitas
Aset, Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), dan Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK);
b. Risiko pasar terkait dengan ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN);
c. Risiko lain yang terkait dengan ketentuan eksternal dan internal.
Bank mengelola risiko kepatuhan dengan melakukan penelaahan secara komprehensif untuk
memastikan kesesuaian kebijakan standar operasional dan prosedur serta pengembangan produk baru
dengan peraturan eksternal.
Risiko investasi
Risiko investasi adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada
nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana yang
dapat mempengaruhi perilaku nasabah dari pihak ketiga Bank.
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau
disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya
atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Penjelasan lebih lanjut diberikan pada
paragraf-paragraf berikut.
130
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Instrumen keuangan yang dicatat pada nilai wajar atau biava perolehan diamortisasi
Investasi berupa dana jaminan berbentuk obligasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan obligasi yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo disajikan pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif/effective interest rate (EIR), dan tingkat diskonto yang
digunakan mengacu pada tingkat suku bunga obligasi yang bersangkutan.
Instrumen keuangan dengan nilai tercatat yang kuranq lebih sebesar nilai wajarnya
Manajemen menetapkan bahwa nilai tercatat (berdasarkan nilai nosional) investasi berupa dana jaminan
berbentuk deposito berjangka, penyertaan saham dan pinjaman polis, kas dan bank, piutang premi,
piutang hasil investasi, utang klaim dan utang reasuransi kurang lebih sebesar nilai wajarnya.
Tabel berikut ini memberikan analisis dari instrumen keuangan yang diukur setelah pengakuan awal
sebesar nilai wajar, dikelompokkan ke Tingkat 1 sampai 3 didasarkan pada sejauh mana nilai wajar
diamati.
a. Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tak disesuaikan) dalam
pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.
b. Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang
termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung
(misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).
c. Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input
untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang tidak dapat diobservasi (input
yang tidak dapat diobservasi).
30 Juni 2020
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Aset keuangan
tersedia untuk dijual
Reksa dana 835.951.967 835.951.967
Obligasi 4.648.158.803 4.648.158.803
Surat Utang Negara 44.468.460 44.468.460
Jumlah 5.528.579.230 - - 5.528.579.230
31 Desember 2019
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Aset keuangan
tersedia untuk dijual
Reksa dana 1.050.160.633 -- -- 1.050.160.633
Obligasi 45.483.030 -- -- 45.483.030
Surat Utang Negara 6.877.609.094 -- -- 6.877.609.094
Jumlah 7.973.252.757 -- -- 7.973.252.757
131
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank secara aktif mengelola modalnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan utamanya adalah
untuk memastikan bahwa setiap saat Bank dapat menjaga kecukupan modalnya untuk menutup risiko
bawaan (inherent risk) pada kegiatan perbankan tanpa mengurangi optimalisasi nilai pemegang saham.
Pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 20120, Bank menghitung kebutuhan modal
berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.11/POJK.03/2016 tanggal 29 Januari 2016
tentang "Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum", dan sebagaimana telah diubah dengan
POJK Nomor 34/POJK.03/2016.
Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum Bank pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember
2019 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan self-assessment Bank, pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 profil risiko Bank
dinilai berada pada peringkat 2. Oleh karena itu, Bank berkewajiban untuk memenuhi modal minimum
sebesar 9% sampai dengan kurang dari 10%.
Berdasarkan profil Bank per tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, CAR minimum ditetapkan
masing-masing sebesar 9,32% dan 9,40%.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Bank telah memenuhi rasio sesuai yang disyaratkan
Bank Indonesia untuk rasio kecukupan modal.
132
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. Kontinjensi
Dalam melakukan kegiatan, Bank tidak terlepas dari berbagai perkara hukum dan tuntutan sehubungan
dengan pemberian kredit kepada pihak ketiga. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan posisi
keuangan, terdapat tuntutan hukum yang masih dalam proses penyelesaian di pengadilan, terdiri atas:
a. Gugatan yang diajukan oleh Mochamad Zakaria, merupakan gugatan yang ketiga terkait sengketa
2 (dua) Yayasan (Yayasan Legiun Veteran Karya Dharma Banyumas) dengan 2 kepengurusan yang
sama-sama mengakui memiliki atas jaminan kredit yang ada di Bank. Yayasan mengungat Bank
dengan 3 gugatan, dengan keputusan sebagai berikut:
Pertimbangan hukum Majelis Hakim telah memutus perkara No. 07/Pdt.G/2013/PN.Pwt dengan
putusan tertanggal 6 Januari 2014 dengan putusan “Gugatan Para Penggugat dalam
Konpensi/Tergugat dalam Rekonpensi tidak dapat diterima”, terkait kepungurusan Yayasan.
Sampai dengan saat ini Para Pihak tidak mengajukan upaya hukum apapun, sehingga perkara
yang dimaksud sudah inkracht.
Tanah dengan SHGB No. 82 yang dijadikan agunan ke Bank oleh Yayasan Legiun Veteran Karya
Dharma Banyumas, ketua Supriyadi berupa Perjanjian Tukar Menukar Guling atas Tanah SHGB
No. 82 yang saat ini menjadi agunan di Bank. Pada tanggal 4 April 2017 dari Pihak
Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali No.
1638K/Pdt/2015, No. 34/Pdt.g/2015/2015/PT.Smg, No. 20/Pdt.g/2014/PN.Pwt dengan agenda
sidang tanggal 23 Mei 2017 pada tahap Penandatanganan hasil sidang Pemeriksaaan
Permohonan Peninjauan Kembali. Pada tanggal 27 Desember 2018 Bank Jateng Cabang
Purwokerto telah menerima Relas Pemberitahuan Putusan Peninjauan Kembali yang amar
putusannya :
1) Menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali : Mochamad
Zakaria.
2) Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya perkara dalam tingkat
Peninjauan Kembali sebesar Rp2,500,000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah).
Pada tanggal 6 Juni 2017 telah diajukan gugatan Perdata kepada Ketua Pengadilan Negeri
Purwokerto dengan register perkara No. 39/Pdt.G/2017/PN.Pwt antara Yayasan Legiun Veteran
Karya Dharma Banyumas sebagai penggungat dengan tergugat Bank. Dalil Gugatan adalah
Gugatan Melawan Hukum dengan alasan Bank menolak pembayaran pelunasan hutang dari
Yayasan Legiun Veteran Karya Dharma dan menolak mengembalikan atau menyerahkan
sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No. 82 yang menjadi jaminan hutang kepada Bank. Bank
digugat untuk membayar kerugian material dan imaterial sebesar Rp100.000.000.
Pada tanggal 18 Januari 2018 perkara memasuki tahapan pembacaan putusan oleh Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto dengan amar putusannya, berbunyi “Menyatakan Gugatan
Penggugat tidak dapat diterima Niet Ontvankelijke Verklaard (NO), yang mana juga dikuatkan
oleh Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Tengah tanggal 18 Januari 2018. Dari pihak Penggugat
telah mengajukan banding sebagaimana penyerahan memori banding pada tanggal 15 Februari
2018. Bank Jateng sebaterbanding semula tergugat asal/tergugat I intervensi I telah mengajukan
kontra memori banding pada tangal 29 Maret 2018. Pada tanggal 26 Juni 2019, Tergugat
Intervensi II telah mengajukan memori Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung RI.
133
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Putusan Banding telah diterima pada tanggal 20 Maret 2018 yang pada amar putusannya berbunyi
“Menolak eksepsi Terbanding semula Tergugat dan Menerima gugatan Pembanding semula
Penggugat untuk sebagian”. Atas putusan tersebut Bank Jaterng telah mengajukan permohonan
kasasi dan melakukan penyerahan memori kasasi.
c. Perkara Perdata No. 544/Pdt.G/2018/PN.Smg di Pengadilan Negeri Semarang (Perkara KCP Kayen
Pati), Gugatan yang diajukan Penggugat dalam pokok perkaranya meminta Bank Jateng untuk
melakukan pembukaan blokir rekening atas nama Penggugat senilai + Rp 5.4 milyar. Namun, yang
dilakukan oleh bank bukan merupakan pemblokiran rekening melainkan penundaan transaksi
dikarenakan adanya transaksi mencurigakan (tidak sesuai dengan profil nasabah) di rekening
Penggugat.
Pada tanggal 25 April 2019 perkara memasuki agenda Putusan dengan amar putusannya yaitu :
1) Menyatakan perbuatan Tergugat I dalam Rekonvensi Moh Ridwan dan Tergugat II dalam
rekonvensi Nanik Supriyati yang menguasai dan tidak mengembalikan uang milik Penggugat
dalam rekonvensi adalah merupakan perbuatan melawan hukum.
2) Menyatakan uang yang dikuasai oleh Tergugat I dan Tergugat II dalam rekonvensi yaitu
sejumlah Rp11.414.550.000,- dimana telah dikoreksi bu system sebesar Rp6.000.000.000,-
sehingga kekurangannya yang belum dikembalikan oleh Para Tergugat dalam rekonvensi
sejumlah Rp5.414.550.000,- yang merupakan milik Penggugat dalam rekonvensi PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Tengah.
3) Menghukum Para Tergugat dalam rekonvensi untuk membayar kerugian materiil yaitu sejumlah
Rp5.414.550.000,- dan ditambah sebesar Rp48.734.550,-
Atas putusan tersebut, Bank Jateng menerima putusan dan tidak mengajukan upaya hukum
banding. Namun dari para Penggugat telah menyatakan permohonan Banding dan Bank Jateng
sebagai Terbanding telah mengajukan Kontra Memori Banding tanggal 26 Juni 2019.
Sidang dengan agenda Putusan terhadap Terdakwa atas nama Moh Fredian Husni telah
berlangsung pada tanggal 19 Februari 2019, yang amar putusannya adalah :
2) Membebankan denda Rp200.000.000,- ( Dua ratus juta rupiah) kepada Terdakwa dengan
ketentuan jika tidak dibayarkan setelah putusan berkekuatan hukum tetap, akan diganti dengan
kurungan tiga bulan penjara.
134
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sidang dengan agenda Putusan terhadap Terdakwa atas nama Moh Fredian Husni telah
berlangsung pada tanggal 19 Februari 2019, yang amar putusannya adalah : (lanjutan)
3) Menyatakan perbuatan Terdakwa tidak terbukti dalam dakwaan primer namun terbukti
sebagaimana dakwaan subsider yakni Pasal 3 jo Pasal 18 dan Pasal 19 UU No.31/1999
sebagaimana diubah UU No.20/2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
a. Pada tanggal 21 Januari 2003, Bank menandatangani perjanjian kerjasama No. 0228/HT.01.02/
2003 dan No. PKS/RS-JATENG/001/I/2003 dengan PT Rintis Sejahtera tentang kerja sama
penggunaan ATM BCA dan Debit BCA dengan jangka waktu perjanjian selama 2 tahun sejak
penandatanganan perjanjian dan secara otomatis di perpanjang setiap tahunnya.
Pada tanggal 25 April 2014, Bank menandatangani perubahan I perjanjian kerjasama Addendum I
No.Add.PKS/RS-JATENG/002/III/2009 dengan PT Rintis Sejahtera tentang PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah Sebagai Issuer Bank.
.
b. Pada tanggal 22 Juni 2018, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Rintis Sejahtera
sebagai Issuer Bank No. RS-LGL-1806-011 dan No. 5143/HT.01.04/DVJJL/2018 tentang Kartu
Debet Domestik dalam Rangka Implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), dengan jangka
waktu dari tanggal 22 Juni 2018 sampai dengan 21 Juni 2021
c. Pada tanggal 9 Juni 2010, Bank menandatangi perjanjian kerjasama dengan PT Artajasa
Pembayaran Elektronik No. 105/PKS.BPDJTE/AJ/000/2010 dan No. 3731/HT.01.02/2010 tentang
Pemanfaatan ATM Bersama untuk Principle Member. Jangka waktu perjanjian selama 3 tahun sejak
penandatangan perjanjian dan apabila sampai dengan batas waktu akhir perjanjian akan
diperpanjang secara otomatis selama 12 bulan.
d. Pada tanggal 21 Juni 2018, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Artajasa
Pembayaran Elektronik No. 114/PKS.BPDJTE/AJ/000/2018 dan No. 5162/HT.01.04/DIVJJL/2018
tentang Keanggotaan Layanan Transaksi Eelektronik Artajasa dalam rangka Implementasi Gerbang
Pembayaran Nasional.
e. Pada tanggal 17 Desember 2014, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Asuransi
JS Proteksi Plan No. 10005/HT.01.04/DT/2014 dan No. 246.SJ.U1214 tentang pemasaran produk
Asuransi JS Asuransi JS Proteksi Plan, dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 16 Desember
2019.
f. Pada tanggal 25 September 2015, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Equity
Life Indonesia No. 7523/HT.01.04/DT/2015 dan No.113/ELI/LGL/IX/15 tentang pemasaran Produk
Wholelife Protection dengan model bisnis referensi tidak dalam rangka produk bank, dengan jangka
waktu 3 tahun sejak penandatangan perjanjian kerjasama. Berdasarkan surat pemberitahuan
perpanjangan PKS No. 7271/DIVJJL.01.02/2018 tanggal 24 Agustus 2018, Bank menyetujui
permohonan perpanjangan kerjasama Bancaassurance produk Whole Life Invest Protection selama
3 tahun sampai dengan tanggal 24 September 2021.
135
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
g. Pada tanggal 29 Juni 2016, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Datindo Infonet
Prima No. 6078/HT.01.04/UM/2016 dan 010/PKS-NH/DIP/2016 tentang pengadaan cash deposit
machine (CDM) secara oustsourcing, dengan jangka waktu 48 bulan sejak berita acara serah terima
pekerjaan tanggal 26 Oktober 2016.
h. Pada tanggal 17 Agustus 2017, Bank menandatangi perjanjian kerjasama dengan PT Titan Sarana
Niaga No. 2376/HT.01.04/UM/2017 dan No. TSN/IT/PKS/III/2017/001 tentang pekerjaan pengadaan
Anjungan Tunai Mandiri (Atm) secara outsourcing, dengan jangka waktu pemasangan seluruh ATM
secara outsourcing selama 90 hari kalender sejak berita acara serah terima dan jangka waktu
outsourcing ATM beserta perlengkapannya selama 4 tahun terhitung sejak berita acara serah terima
pekerjaan.
i. Pada tanggal 2 Mei 2018, Bank menandatangi perjanjian kerjasama dengan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk No. B.614-DIR/RPT/05/2018 dan 3882/HT.01.04/DIVJJL/2018 tentang
penerbitan kartu Co-Branding Brizzi, dengan jangka waktu selama tiga tahun sampai dengan 2 mei
2021.
j. Pada tanggal 1 April 2015, Bank menandatangi perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk No. 3002/HT.01.04/2015 dan TBG.TBR/PKS/PIB.4/2015 tentang penerbitan kartu Co-
Brand Mandiri E-money, dengan jangka waktu sejak tanggal 1 April 2015 sampai dengan 1 April
2016, di perpanjang secara otomatis selama satu tahun berikutnya jika tidak terdapat pemberitahuan
tertulis
Tabel dibawah ini menunjukkan rekonsiliasi liabilitas dan modal yang timbul dari pendanaan untuk
periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, sebagai
berikut :
Tambahan
Modal dari
Tambahan Modal Hasil Aset Tambahan
Amortisasi Cadangan
Saldo Awal Arus Kas Disetor Periode Manajemen Modal dari Jumlah
Biaya Emisi Umum dan
sebelumnya Unit Saldo Laba
Cadangan
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo 30 Juni 2020
Pinjaman yang diterima 2.345.200.776 2.345.200.776
Pencairan 19.563.036 19.563.036
Pembayaran (70.643.982) (70.643.982)
Sub Jumlah 2.345.200.776 (51.080.946) 2.294.119.830
Surat berharga
yang diterbitkan 2.062.249.136 (1.064.115.487) 414.097 - - - - 998.547.746
Tambahan Modal disetor 3.000.000 - - - - - - 3.000.000
Penambahan - 108.583.000 - - - - - 108.583.000
Pengurangan - - - - - - -
Sub Jumlah 3.000.000 108.583.000 - - - - - 111.583.000
Jumlah 4.410.449.912 (1.006.613.433) 414.097 - - - - 3.404.250.576
136
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tambahan
Modal dari
Tambahan Modal Hasil Aset Tambahan
Amortisasi Cadangan
Saldo Awal Arus Kas Disetor Periode Manajemen Modal dari Jumlah
Biaya Emisi Umum dan
sebelumnya Unit Saldo Laba
Cadangan
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo 31 Desember 2019
Pinjaman yang diterima 3.649.905.985 3.649.905.985
Pencairan 1.480.515.671 1.480.515.671
Pembayaran (2.785.220.880) (2.785.220.880)
Sub Jumlah 3.649.905.985 (1.304.705.209) 2.345.200.776
Surat berharga
yang diterbitkan 2.127.514.196 (66.230.973) 965.913 2.062.249.136
Tambahan Modal disetor 160.134.500 160.134.500
Penambahan 336.159.500 1.067.000 2.699.000 12.492.000 352.417.500
Pengurangan (404.593.000) (3.707.000) (12.593.000) (88.659.000) (509.552.000)
Sub Jumlah 160.134.500 336.159.500 (404.593.000) (2.640.000) (9.894.000) (76.167.000) 3.000.000
Jumlah 5.937.554.681 (1.034.776.682) 965.913 (404.593.000) (2.640.000) (9.894.000) (76.167.000) 4.410.449.912
137
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Laporan arus kas dalam laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2019 telah direklasifikasikan atas pengelompokkan akun yang sesuai dengan penyajian laporan
keuangan per 30 Juni 2020 untuk tujuan perbandingan.
Laporan arus kas dalam laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni
2019 yang telah direklasifikasi adalah sebagai berikut:
Sebelum Setelah
Reklasifikasi Reklasifikasi
Rp Rp
Arus Kas
Arus kas neto diperoleh dari aktivitas operasi 7.221.908.339 7.339.873.952
Dampak pengaruh selisih kurs terhadap kas dan setara kas -- (665.613)
Jumlah 7.221.908.339 7.339.208.339
b. Berkaitan dengan penerapan PSAK 71, bank melakukan pengukuran kembali terhadap instrumen
Reksadana Pasar Uang PNM Dana Tunai. Dari hasil SPPI test instrument tersebut dinyatakan tidak
lolos uji SPPI test, maka pada akhir Januari 2020 bank mereklas instrumen Reksadana Pasar Uang
PNM Dana Tunai dari kategori Fair Value Other Comprehensive Income (FVOCI) menjadi Fair
Value Through Profit And Loss (FVTPL) sebesar nilai wajar Rp109.687.008.732 (rupiah
penuh).
c. Bank melakukan penilaian dan pengukuran kembali terhadap instrument Forfaiting yang dicatat
dalam efek-efek kategori Pinjaman yang diberikan dan Piutang dengan mendasarkan underlying
instrument tersebut. Dari hasil penilaian tersebut bank mereklas dari efek-efek kategori Pinjaman
yang diberikan dan Piutang menjadi Tagihan Akseptasi kategori Amortised Cost sebesar nilai wajar
Rp28.777.521
138
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2.c, Bank telah menerapkan PSAK 71 dan 73 pada tanggal 1
Januari 2020, dampak atas transisi tersebut pada laporan posisi keuangan 1 Januari 2020 adalah
sebagai berikut:
Dampak atas transisi tersebut pada laporan posisi keuangan 1 Januari 2020, bank belum
memperhitungan perubahan Aset Pajak Tanggungan terhadap perubahan cadangan kerugian kredit
ekspektasian untuk kredit yang diberikan. Bank baru memperhitungakan pada laporan posisi keuangan
30 Juni 2020.
139
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2019 (Diaudit) dan Untuk Periode Enam Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 30 Juni 2019 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1 Januari 2020
Cadangan kerugian penurunan nilai menurut PSAK 55 Cadangan kerugian penurunan nilai menurut PSAK 71
Cadangan Cadangan
kerugian kerugian
Catatan Jumlah Satge 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah
penurunan nilai penurunan nilai
kolektif individual
Giro pada bank lain 6 11 - 11 94.928 94.928
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 7 680.471 - 680.471 7.911.237 7.911.237
Efek- efek 8 5.200.033 - 5.200.033 5.216.910 5.216.910
Tagihan Akseptasi 9 55 - 55 - -
Kredit yang diberikan 10 443.300.362 592.452.871 1.035.753.233 279.710.688 368.481.822 1.147.555.686 1.795.748.196
Penyertaan 11 570.622 570.622 46.102 - 560.000 606.102
Rekening Administratif 25 - - 6.273.431 2.161 681.807 6.957.399
449.751.554 592.452.871 1.042.204.425 299.253.296 368.483.983 1.148.797.493 1.816.534.772
Kerugian penurunan nilai untuk efek-efek yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain adalah sebesar Rp4 berdasarkan PSAK 55 dan Rp137.636 berdasarkan PSAK
71.
Bank dalam melakukan sewa adalah dibayar dimuka secara keseluruhan, namun demikian Bank
telah memindahkan sebesar Rp1.199.384 ke Aset sewa hak guna karena dinilai cukup material.
51. Standar Akuntansi dan Interpretasi Standar yang Telah Disahkan Namun Belum Berlaku Efektif
(lanjutan )
Standar baru dan amandemen atas standar yang berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2020, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:
PSAK No. 71: “Instrumen Keuangan”
PSAK No. 72: “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”
PSAK No. 73: “Sewa”
PSAK No. 62 (Amandemen 2017): “Kontrak Asuransi”
PSAK 15 (Amandemen 2015): “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
tentangKepentingan Jangka Panjang pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”
PSAK 62 (Amandemen 2017): “Kontrak Asuransi – Menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan
dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi”.
PSAK 22 (Penyesuaian 2018): “Kombinasi Bisnis”
PSAK 112 “Akuntansi Wakaf”
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Bank masih melakukan evaluasi atas dampak
dari standar dan interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan Bank.
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang diotorisasi
Direksi untuk terbit pada tanggal 30 Juli 2020.
140