Laporan Keuangan
30 September 2019 (Tidak Diaudit) Dan 31 Desember 2018 (Diaudit)
Dan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir
30 September 2019 Dan 2018 (Tidak Diaudit)
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
LAPORAN KEUANGAN
30 September 2019 (Tidak Diaudit) Dan 31 Desember 2018 (Diaudit)
Dan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2019 dan 2018 (Tidak Diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Daftar Isi
Halaman
***************************
1
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Untuk Periode yang Berakhir 30 September 2019 (Tidak Diaudit)
Dan 31 Desember 2018 (Diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Untuk Periode Yang Berakhir 30 September 2019 (Tidak Diaudit)
Dan 31 Desember 2018 (Diaudit)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
EKUITAS
Modal saham – nilai nominal per
saham Rp 20 pada 30
September 2019 dan nilai nominal
per saham Rp 1.000.000 pada 31
Desember 2018
Modal dasar – 10.000.000.000
lembar saham pada 30 September
2019 dan 200.000 lembar saham
pada 31 Desember 2018
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
3.125.000.000 lembar saham
pada 30 September 2019 dan
50.000 lembar saham pada
tanggal 31 Desember 2018 23 62.500.000.000 50.000.000.000
Tambahan Modal disetor 24 134.075.202.746 87.335.586.615
Penghasilan Komprehensif lain 3.560.307.646 3.560.307.646
Saldo laba (defisit)
Dicadangkan 50.000.000 50.000.000
Belum dicadangkan 241.923.554.233 236.003.156.780
JUMLAH EKUITAS 442.109.064.625 376.949.051.041
2
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR
30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018 (TIDAK DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR
TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019 DAN 208
5
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
PT Bima Sakti Pertiwi ("Perusahaan“) didirikan berdasarkan Akta No. 30 tanggal 28 April 1980 oleh
Wakil Notaris Sementara Raden Minarno Hardjokoesoemo, S.H., di Tanjung Pinang dan telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-
1548.HT01.01.TH.83 tanggal 18 Februari 1983.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, diubah kembali
berdasarkan Akta No. 23 dari Notaris Makmur Tridharma, S.H., Notaris di Jakarta, tanggal 12 Mei
2017, Para Pemegang Saham Perusahaan menyetujui pengalihan seluruh saham Perusahaan
yang sebelumnya dimiliki oleh Tjia Daniel Wirawan sebanyak 1.700 saham kepada Natalia. Akta
tersebut telah dilaporkan dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-AH.01.03-
0141494 tanggal 31 Mei 2017.
Anggaran dasar Perusahaan diubah kembali berdasarkan Akta Notaris Edison Jingga, S.H., M.H.,
No. 242 tanggal 26 Desember 2018, sehubungan dengan peningkatan modal, modal disetor dan
modal ditempatkan dan disetor Perusahaan. Akta Perubahan tersebut telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. AHU-0003154.AH.01.02.Tahun 2019 tanggal 21 Januari 2019.
Perusahaan mengubah anggaran dasar berdasarkan Akta dari Christina Dwi Utami, S.H., M.Hum.,
M.Kn., No. 115, tanggal 25 Maret 2019. Pemegang Saham menyetujui untuk melakukan
penawaran umum perdana saham-saham Perusahaan kepada Masyarakat, perubahan status
Perusahaan dari Perusahaan Tertutup menjadi Perusahaan Terbuka.
Pemegang Saham juga menyetujui perubahan nilai nominal per saham dari Rp 1.000.000 (satu
juta Rupiah) per saham menjadi Rp 20 (dua puluh Rupiah) per saham dan penerbitan saham baru
sebanyak – banyaknya 625.000.000 (enam ratus dua puluh lima juta) saham dengan nilai nominal
Rp 20 (dua puluh Rupiah) per saham untuk ditawarkan kepada masyarakat melalui penawaran
umum saham perdana.
Memberikan kuasa dan wewenang kepada anggota Direksi Perusahaan untuk melakukan segala
tindakan yang diperlukan guna tercapainya penawaran umum melalui pasar modal
Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
keputusan Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
006582.AH.01.02.TAHUN 2019 pada tanggal 26 Maret 2019.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan pada tanggal 28
Maret 2019, para pemegang saham menyetujui pembentukan cadangan modal dari laba bersih
Perusahaan sebesar Rp 50.000.000 sebagai laba yang ditentukan penggunaannya.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan
bergerak dalam bidang penyewaan pusat pembelanjaan (Mal), dan penyewaan bangunan hotel.
Perusahaan memulai operasi komersial pada tanggal 8 November 2003
PT Bima Sakti Pertiwi TBk melalui Surat Nomor 005/LGL-BSP/III/19 tanggal 29 Maret 2019,
mengajukan Surat Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum Saham Perdana PT
Bima Sakti Pertiwi Tbk, serta perubahan dan/atau tambahan informasi yang terakhir disampaikan
melalui Surat nomor 017/BSP/EKST-DIR/VI/19 tanggal 21 Juni 2019 perihal Penyampaian Hasil
Penawaran Awal beserta Perubahan dan/atau Tambahan Informasi dalam rangka Penawaran
Umum Perdana PT Bima Sakti Pertiwi Tbk („Perseroan).
6
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (LANJUTAN)
Dengan surat yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-90/D.04/2019 tanggal 25
Juni 2019, perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran maka Pernyataan
Pendaftaran PT Bima Sakti Pertiwi Tbk tersebut telah menjadi efektif.
Perusahaan berdomisili di Pekanbaru, Jl. Jend. Sudirman No. 123B, Kota Tinggi, Pekanbaru Kota,
Riau dan kantor perwakilan berlokasi di Jl. Hayam Wuruk No. 33 lantai 5, Jakarta.
Berdasarkan Surat dari IDX No. S-03552/BEI.PP2/07-2019 tanggal 1 Juli 2019 Menyetujui
Pencatatan Efek PT Bima Sakti Petiwi Tbk (PAMG) di Bursa Efek Indonesia, sepanjang saham
yang ditawarkan dalam penawaran umum memenuhi ketentuan persyaratan jumlah pemegang
saham minimal dan jumlah / porsi saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham bukan Pengendali
dan bukan Pemegang Saham Utama. Jumlah Saham pada Penawaran Umum Saham sebanyak
3.125.000.000 Saham, terdiri dari Saham Pendiri sebanyak 2.500.000.000 saham dan
Penawaran Umum Saham sebanyak 625.000.000 Saham (catatan 23)
Berdasarkan Akta Notaris Christina Dwi Utami, SH, MHum, MKn., No. 115 tanggal 25 Maret 2019,
susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan masing-masing pada tanggal 30 September
2019 dan 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Akta Notaris Makmur Tridharma S.H., No. 23 tanggal 12 Mei 2017, susunan Dewan
Komisaris dan Direksi Perusahaan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2018 adalah
sebagai berikut:
Gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk periode yang
berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 30 September 2018, secara keseluruhan masing-
masing adalah sebesar 4.870.292.430 dan 4.532.088.504
Jumlah karyawan pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 30 September
2018 adalah 89 orang dan 93 orang (tidak diaudit).
7
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1 UMUM (LANJUTAN)
Surat Keputusan Direksi Perusahaan tanggal 2 Januari 2019, Perusahaan menunjuk Riza Budi
sebagai Sekretaris Perusahaan
Penerbitan laporan keuangan pada periode yang berakhir tanggal 30 September 2019 telah
disetujui dan disahkan untuk diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 30 Oktober 2019 (tidak diaudit)
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan Perusahaan.
Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia (SAK), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK). Laporan keuangan juga disusun dan disajikan sesuai
dengan peraturan BAPEPAM-LK, (yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
(”OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013), No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua
BAPEPAM-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang ”Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan selaras dengan
kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan untuk
periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018
Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, telah disusun secara akrual dengan menggunakan
konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat
berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi di setiap akun tersebut.
Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan
dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang disajikan dengan menggunakan metode
langsung.
8
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang
Rupiah (Rp), yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Kas dan bank mencakup kas di tangan dan kas di bank yang tidak dibatasi penggunaannya dan
tidak dijaminkan. Kas di bank memperoleh bunga berdasarkan suku bunga simpanan di bank yang
bersangkutan.
d. Piutang
Pada saat pengakuan awal piutang diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai.
e. Persediaan
Persediaan sehubungan dengan kegiatan operasional mall dinyatakan sebesar nilai yang lebih
rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value).
Biaya dibayar di muka diamortisasi pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.
9
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
g. Aset Tetap
Aset tetap dicatat menggunakan model revaluasi yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Frekuensi revaluasi bergantung pada perubahan nilai wajar dari aset tetap yang direvaluasi. Jika
nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dengan jumlah tercatatnya, maka
revaluasi lanjutan disyaratkan. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan tersebut
tidak perlu dilakukan untuk aset tetap yang perubahan nilai wajarnya tidak signifikan. Sebaliknya,
aset tetap tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
Ketika suatu aset tetap direvaluasi, maka jumlah tercatat dari aset tetap tersebut disesuaikan pada
jumlah revaluasiannya. Pada tanggal revaluasi, aset diperlakukan dengan salah satu cara berikut
ini:
a). Jumlah tercatat bruto disesuaikan secara konsisten dengan revaluasi jumlah tercatat aset.
Sebagai contoh, jumlah tercatat bruto dapat disajikan kembali dengan mengacu pada data
pasar yang dapat diobservasi atau dapat disajikan kembali secara proporsional terhadap
perubahan jumlah tercatat. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi disesuaikan untuk
menyamakan perbedaan antara jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat aset setelah
memperhitungkan akumulasi rugi penurunan nilai; atau
b). Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset.
Jumlah penyesuaian akumulasi penyusutan tersebut membentuk bagian kenaikan atau penurunan
dalam jumlah tercatat yang ditentukan.
Setiap kenaikan yang berasal dari revaluasi seluruh aset tetap tersebut langsung dikreditkan ke
penghasilan komprehensif lain dan akumulasinya ke surplus revaluasi pada bagian ekuitas, kecuali
sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laba rugi, dalam hal ini,
kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan
dalam laba rugi.
Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup untuk memastikan bahwa nilai tercatat tidak
berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada
tanggal pelaporan.
Pada tahun 2018 Penyusutan aset tetap dihitung menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat yaitu 4 - 20 tahun.
Penyusutan atas nilai revaluasian aset tetap dibebankan ke laba rugi. Sejalan dengan penggunaan
aset oleh Perusahaan, surplus revaluasi aset tetap dipindahkan ke defisit sebesar perbedaan
jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset tetap dengan jumlah penyusutan
berdasarkan biaya perolehan aset tetap. Bila kemudian aset tetap yang telah direvaluasi dijual atau
dihentikan penggunaannya, saldo surplus revaluasi tersisa dipindahkan langsung ke defisit.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjualan atau penghentian aset tetap ditentukan
sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil penjualan dan nilai tercatat dari aset tetap tersebut dan
dicatat dalam laporan laba rugi.
10
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan
dikapitalisasi pada saat terjadinya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan
berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan dan biaya perolehan aset dapat
diukur secara andal.
h. Properti Investasi
Properti investasi dicatat menggunakan nilai wajar yaitu nilai wajar pada tanggal nilai wajar,
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal
nilai wajar.
Frekuensi nilai wajar properti investasi yaitu jika sebelumnya Perusahaan telah mengukur properti
investasi pada nilai wajar, maka Perusahaan melanjutkan pengukuran properti tersebut pada nilai
wajar hingga pelepasan (hingga properti investasi tersebut menjadi properti yang digunakan sendiri
atau Perusahaan mulai mengembangkan properti investasi tersebut dan kemudian menjualnya
dalam kegiatan usaha sehari-hari) jika transaksi pasar yang dapat dibandingkan menjadi jarang
terjadi atau harga pasar menjadi tidak banyak tersedia.
Nilai wajar dilakukan dengan keteraturan yang cukup, untuk memastikan bahwa nilai tercatat tidak
berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada
tanggal pelaporan.
Properti investasi awalnya dinilai sebesar biaya perolehan. Selanjutnya setelah penilaian awal,
properti investasi dinilai dengan menggunakan nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul
dari perubahan nilai wajar properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain pada periode terjadinya.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi
tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa
depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
i. Sewa
Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 “Sewa”. PSAK No. 30 menetapkan bahwa klasifikasi dari
setiap elemen sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah bagi suatu perjanjian
sewa yang mengandung elemen tanah dan bangunan.
Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa, atau perjanjian yang mengandung
sewa, didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan
perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak
untuk menggunakan aset tersebut. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
11
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
i. Sewa (lanjutan)
Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam
laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewa pembiayaan atau sebesar nilai kini dari
pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum
dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan liabilitas. Beban keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa.
Aset sewa pembiayaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan disusutkan
secara konsisten dengan metode yang sama yang digunakan untuk aset yang dimiliki sendiri, atau
disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan
umur manfaat aset sewa pembiayaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sewa yang tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan
sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan dasar garis lurus (straight-line basis)
Perusahaan menerapkan PSAK No. 70 (2016), “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan
Pajak”.
PSAK ini mengatur perlakuan akuntasi atas aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan
Undang-Undang No. 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak (“UU Pengampunan Pajak”)
yang berlaku efektif tanggal 1 Juli 2016. Perusahaan mengakui aset dan liabilitas pengampunan
pajak dalam laporan keuangannya sesuai dengan SAK yang relevan untuk masing-masing aset
atau liabilitas.
k. Investasi
Investasi ini adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana Perusahaan mempunyai intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang
asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada akhir
periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah
dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut.
Pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018 kurs yang digunakan untuk penjabaran
pos - pos moneter dalam mata uang asing didasarkan pada rata-rata kurs jual beli uang kertas
asing yang diterbitkan oleh Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
12
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
m. Utang Usaha
Utang usaha adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah diperoleh dari
pemasok dalam kegiatan usaha biasa. Utang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan
kemudian diukur sebesar harga perolehan diamortisasi.
n. Pinjaman
Pinjaman diakui pada awalnya sebesar nilai wajar, dikurangi dengan biaya transaksi yang terjadi.
Pinjaman kemudian dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi; selisih antara hasil perolehan
(dikurangi dengan biaya transaksi) dan nilai penarikan diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain selama periode pinjaman dengan menggunakan metode suku
bunga efektif.
Biaya-biaya yang dibayarkan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman diakui sebagai biaya transaksi
dari pinjaman tersebut, apabila besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau
seluruh fasilitas tersebut. Dalam hal ini, biaya tersebut ditangguhkan sampai dengan penarikan
dilakukan. Apabila tidak ada bukti bahwa besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas
sebagian atau seluruh fasilitas tersebut, biaya tersebut dikapitalisasi sebagai pembayaran dimuka
untuk jasa likuiditas dan diamortisasi selama periode dari fasilitas yang terkait
Biaya pinjaman baik yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diatribusikan dengan
akuisisi, konstruksi atau produksi aset kualifikasian, dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan
aset tersebut sampai aset tersebut siap untuk digunakan sesuai dengan maksudnya atau dijual.
Untuk pinjaman yang dapat diatribusi secara langsung pada suatu aset kualifikasian, jumlah yang
dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama tahun berjalan, dikurangi
pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang tidak dapat
diatribusi secara langsung pada suatu aset kualifikasian, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi
ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan pengeluaran untuk aset kualifikasian.
Semua biaya pinjaman lainnya diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
pada periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek kecuali Perusahaan mempunyai hak
tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas tersebut untuk setidaknya 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal laporan pelaporan.
Perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang- undang
Ketenaga kerjaan No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003.
Beban pensiun berdasarkan program dana pensiun manfaat pasti ditentukan melalui perhitungan
aktuaria secara periodik dengan menggunakan metode projected-unit-credit dan menerapkan
asumsi atas tingkat diskonto, dan tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun tahunan.
Seluruh pengukuran kembali, terdiri atas keuntungan dan kerugian aktuarial dan hasil atas aset
program (tidak termasuk bunga neto) diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lain
13
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
dengan tujuan agar aset atau kewajiban pensiun neto diakui dalam laporan posisi keuangan untuk
mencerminkan nilai penuh dari defisit dan surplus program. Pengukuran kembali tidak
direklasifikasi ke laba atau rugi pada periode berikutnya
Seluruh biaya jasa lalu diakui pada saat yang lebih dulu antara ketika amandemen/ kurtailmen
terjadi atau ketika biaya restrukturisasi atau pemutusan hubungan kerja diakui. Sebagai akibatnya,
biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui selama periode vesting
masa depan.
Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan (service charge) diakui sesuai dengan jangka waktu
kontrak yang telah direalisasi.
q. Perpajakan
Dengan pemberlakuan peraturan ini, aset pajak tangguhan tahun berjalan tidak diakui dan aset
pajak tangguhan sebelumnya dihapuskan dan dibebankan sebagai beban pajak dalam Laporan
Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
Pajak Final
Peraturan perpajakan di Indonesia mengatur beberapa jenis penghasilan dikenakan pajak yang
bersifat final. Pajak final yang dikenakan atas nilai bruto transaksi tetap dikenakan walaupun atas
transaksi tersebut pelaku transaksi mengalami kerugian.Mengacu pada revisi PSAK No. 46 yang
disebutkan di atas, pajak final tersebut tidak termasuk dalam lingkup yang diatur oleh PSAK No.
46. Oleh karena itu, Kelompok Usaha memutuskan untuk menyajikan beban pajak final
sehubungan dengan penjualan tanah dan bangunan, dan pendapatan sewa sebagai pos tersendiri.
Perbedaan antara nilai tercatat dari aset revaluasian dan dasar pengenaan pajak merupakan
perbedaan temporer sehingga menimbulkan liabilitas atau aset pajak tangguhan, kecuali untuk
aset tertentu seperti tanah yang pada saat realisasinya dikenakan pajak final yang dikenakan atas
nilai bruto transaksi.
Perbedaan nilai tercatat antara aset atau liabilitas yang terkait pajak penghasilan final dengan
dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tanggal 23 Maret 2002, penghasilan dari sewa pusat
niaga dikenakan pajak final sebesar 10%, kecuali untuk kontrak sewa yang ditandatangani
sebelum peraturan tersebut yang dikenakan pajak 6%.
14
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
q. Perpajakan (lanjutan)
Pajak kini
Aset atau liabilitas pajak penghasilan kini yang berasal dari periode berjalan dan periode
sebelumnya dicatat sebesar jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan dari atau dibayarkan kepada
Kantor Pajak yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang
berlaku atau secara substantif telah berlaku.
Beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang
bersangkutan. Pengaruh pajak untuk suatu tahun dialokasikan pada operasi tahun berjalan, kecuali
untuk pengaruh pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang diambil Perusahaan sehubungan dengan
situasi dimana interpretasi diperlukan untuk peraturan perpajakan yang terkait dan menetapkan
provisi jika diperlukan.
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
diakui sebagai penghasilan atau beban dalam operasi periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya
penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP
ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.
Pajak tangguhan
Pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar
pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam laporan keuangan pada akhir
periode pelaporan.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk setiap perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak
tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum
dikompensasi, sejauh terdapat kemungkinan bahwa laba kena pajak akan tersedia untuk
dimanfaatkan dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum
dikompensasi.
Nilai tercatat dari aset pajak tangguhan direviu pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan
ketika tidak lagi terdapat kemungkinan bahwa akan terdapat laba kena pajak yang memungkinkan
semua atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut untuk direalisasi. Penelaahan dilakukan
pada setiap akhir periode pelaporan atas aset pajak tangguhan yang tidak diakui sebelumnya dan
aset pajak tangguhan tersebut diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang
akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan tersebut dipulihkan.
Pajak tangguhan yang terkait dengan pos-pos yang diakui diluar laba rugi diakui diluar laba rugi.
Pos pajak tangguhan diakui terkait dengan transaksi yang mendasarinya baik dalam penghasilan
komprehensif lain atau langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara
hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak
tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan otoritas perpajakan yang
sama.
15
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
r. Instrumen Keuangan
Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 "Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 “Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
Penerapan PSAK-PSAK ini tidak membawa dampak signifikan terhadap laporan keuangan.
Klasifikasi
Aset Keuangan
Berdasarkan PSAK No. 55, aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki
hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi
atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, dan
piutang non-usaha yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Sedangkan
investasi pada entitas asosiasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Aset keuangan tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan
sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset
keuangan lainnya.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi
yang dapat diatribusikan langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif
Liabilitas Keuangan
Berdasarkan PSAK No. 55, liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori nilai wajar melalui
laba rugi dan biaya perolehan diamortisasi.
Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat liabilitas keuangan tersebut diperoleh. Manajemen
Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan tersebut pada saat pengakuan awal
Liabilitas keuangan Perusahaan meliputi utang usaha, utang non-usaha, biaya yang masih harus
dibayar, jaminan dan deposit, pinjaman bank, dan pinjaman lainnya yang diklasifikasikan sebagai
kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan
yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, liabilitas
keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai netonya dilaporkan dalam laporan posisi
keuangan jika dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto
atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
16
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Klasifikasi (lanjutan)
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction) pada tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga
kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi
sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan
rutin dalam suatu transaksi yang wajar.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini
yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan dan jika tersedia,
referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan
analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing
model).
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau
liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah
atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang
dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya dan dikurangi penyisihan kerugian
penurunan nilai.
Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa
aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika
bukti objektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal
aset keuangan dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan
yang dapat diestimasi secara andal.
Bukti penurunan nilai termasuk indikasi bahwa debitur atau kelompok debitur sedang mengalami
kesulitan keuangan signifikan, terjadi wanprestasi atau tunggakan pembayaran piutang, terdapat
kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan re-organisasi keuangan lainnya
dan dimana data yang dapat di observasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur
atas estimasi arus kas masa depan, seperti perubahan dalam tunggakan atau kondisi ekonomi
yang berkorelasi dengan wanprestasi.
Perusahaan menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif.
Evaluasi penurunan nilai terhadap aset keuangan yang signifikan dilakukan secara individual.
Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai
secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi
namun belum diidentifikasi.
17
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Klasifikasi (lanjutan)
Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dievaluasi secara kolektif untuk
menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan
karakteristik risiko yang serupa.
Untuk aset keuangan kategori pinjaman yang diberikan dan piutang yang diukur pada biaya
perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai
tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan
menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai baik secara
langsung atau menggunakan pos cadangan penyisihan kerugian penurunan nilai. Jumlah kerugian
penurunan nilai yang terjadi diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Jika
piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang.
Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun
penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain periode berjalan.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan
tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui,
maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dibalik, baik secara langsung atau
dengan menyesuaikan pos cadangan. Pembalikan tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset
keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada
tanggal dilakukan pembalikan penurunan nilai.
Jumlah pembalikan aset keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain periode berjalan.
Penghentian Pengakuan
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus
kas yang berasal dari aset berakhir atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara
substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain.
Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki
oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer
seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan
aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan
kewajiban yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau
liabilitas.
Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan mengakui aset yang
ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Perusahaan
dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan
dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
18
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset yang memiliki masa manfaat yang tidak terbatas, misalnya goodwill atau aset tak berwujud
yang tidak siap untuk digunakan, tidak diamortisasi namun diuji penurunan nilainya setiap tahun,
atau lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan pada kondisi yang mengindikasikan
kemungkinan penurunan nilai. Aset yang tidak diamortisasi diuji ketika terdapat indikasi bahwa nilai
tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. Penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi
jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan adalah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi
biaya untuk menjual dan nilai pakai aset. Dalam menentukan penurunan nilai, aset dikelompokkan
pada tingkat yang paling rendah dimana terdapat arus kas yang dapat diidentifikasi.
Aset non-keuangan selain goodwill yang mengalami penurunan nilai diuji setiap tanggal pelaporan
untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan pemulihan penurunan nilai.
Pemulihan rugi penurunan nilai untuk aset, selain goodwill, diakui jika, dan hanya jika, terdapat
perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan jumlah terpulihkan aset sejak pengujian
penurunan nilai terakhir kali. Pembalikan rugi penurunan nilai tersebut diakui segera dalam laba
rugi, kecuali aset yang disajikan pada jumlah revaluasian sesuai dengan PSAK lain. Rugi
penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dibalik lagi.
t. Segmen Operasi
Segmen operasi adalah suatu komponen dari Perusahaan yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang
mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban; hasil operasinya dikaji ulang secara
reguler oleh pengambil keputusan operasional Perusahaan untuk membuat keputusan tentang
sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan tersedia
informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil
keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya
kepada segmen dan menilai kinerjanya.
Pendapatan, beban, hasil, aset, dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan
langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai
terhadap segmen tersebut.
Laba (Rugi) neto per saham dasar dihitung dengan membagi laba neto yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Entitas Induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada
periode berjalan.
Laba per saham dilusian dihitung dengan menyesuaikan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa
yang beredar untuk mengasumsikan konversi seluruh potensi saham biasa yang dilutif.
Pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018 tidak terdapat instrumen yang nantinya
dapat menimbulkan adanya penerbitan saham biasa, sehingga nilai dari laba neto per lembar
saham yang terdilusi setara dengan laba neto per lembar saham dasar.
19
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Biaya – biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan saham Perusahaan kepada masyarakat
dikurangkan langsung dengan hasil emisi saham tersebut dan disajikan sebagai pengurang akun
tambahan modal disetor dalam laporan posisi keuangan.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi
mengenai laporan posisi keuangan Perusahaan (peristiwa penyesuaian), jika ada, telah tercermin
dalam laporan keuangan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak
memerlukan penyesuaian (peristiwa non penyesuaian), apabila jumlahnya material, telah
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Rincian lebih lanjut mengenai karakteristik atas asumsi-asumsi dan kondisi-kondisi tersebut dapat
ditemukan dalam catatan laporan keuangan yang relevan.
Pertimbangan
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, manajemen telah melakukan pertimbangan,
terpisah dari masalah estimasi, yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui di dalam
laporan keuangan:
Manajemen Perusahaan telah melakukan penilaian atas kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan
kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya untuk melanjutkan
usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material
yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Perusahaan untuk
melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar
usaha yang berkelanjutan.
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 dipenuhi. Dengan
demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan
seperti diungkapkan pada Catatan 2.
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat
memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan
fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan
pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia
20
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pertimbangan (lanjutan)
dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah
terutang untuk mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan.
Akun tertentu berupa provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan oleh Perusahaan jika
tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai.
Mata uang fungsional adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana Perusahaan
beroperasi. Manajemen mempertimbangkan mata uang yang paling mempengaruhi pendapatan dan
beban jasa yang diberikan serta mempertimbangkan indikator lainnya dalam menentukan mata uang
yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian dan kondisi yang
mendasar. Perusahaan menetapkan mata uang fungsionalnya adalah Rupiah.
Asumsi utama masa depan dan ketidakpastian sumber estimasi utama yang lain pada tanggal
pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan
liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan
estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi
mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar
kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan
penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan
menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila
Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas
keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Nilai wajar aset
keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 34.
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi
masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset 4 (empat) sampai
20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana
Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa
depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11.
Biaya perolehan properti investasi disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset 20 (dua
puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan
menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa
depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12.
21
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Harga perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi
masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset 4 (empat)
tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan
bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa
manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13b.
Harga perolehan properti investasi disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset
20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana
Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa
depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13c.
Penentuan utang dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan
asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi
tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri
karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda
dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan diakui segera dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain dan pada saat terjadi.
Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan
signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat
mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan
kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 22.
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Estimasi
signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat
diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan
pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 15d.
Perpajakan
22
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perkiraan juga berpengaruh dalam menentukan penyisihan untuk pajak penghasilan badan. Ada
transaksi dan perhitungan tertentu dalam menentukan pajak yang tidak pasti dalam kegiatan usaha
normal. Perusahaan mengakui kewajiban untuk menentukan pajak penghasilan badan berdasarkan
estimasi pajak penghasilan badan yang jatuh tempo.
Penurunan nilai terjadi pada saat nilai tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih
tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya.
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari perjanjian penjualan
yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat
diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.
Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Proyeksi arus kas tidak
termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan
yang akan meningkatkan kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat
diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas
masuk masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan
ekstrapolasi.
Pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, seluruh kas dan bank tidak digunakan
sebagai jaminan dan tidak dibatasi penggunaannya.
23
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5 PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari :
Pihak ketiga :
Semua piutang usaha menggunakan mata uang Rupiah. Berdasarkan hasil penelaahan keadaan
piutang usaha masing-masing pelanggan pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai yang
dibentuk untuk piutang usaha karena semua piutang usaha dapat tertagih dan tidak turun nilainya.
6. PIUTANG NON-USAHA
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang non-usaha masing-masing pelanggan pada
tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa
tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk untuk piutang non-usaha karena semua
piutang dapat tertagih dan tidak turun nilainya.
24
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Investasi jangka pendek berupa surat berharga pada bulan Juli 2019 dengan jangka waktu 6 bulan dan
tingkat suku bunga per tahun sebesar 12%, dengan rincian sebagai berikut :
8. PERSEDIAAN
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, biaya atas
persediaan yang diakui sebagai beban dan termasuk dalam beban pokok penjualan dan beban umum
dan administrasi masing-masing adalah sebesar Rp 1.398.087.766 dan Rp 1.316.073.041 (Catatan
26,27).
Perusahaan tidak mengasuransikan persediaan terhadap seluruh risiko yang terjadi, Perusahaan
berpendapat bahwa seluruh persediaan cukup untuk menutupi seluruh kemungkinan risiko.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada persediaan usang atau rusak. Berdasarkan
penelaahan terhadap kondisi persediaan, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak
diperlukan penyisihan atas penurunan nilai persediaan.
Kontraktor 12.000.000.000 -
25
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Biaya penyusutan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 30 September
2018 dibebankan pada akun-akun sebagai berikut :
Pengurangan Inventaris dan kendaraan pada tahun 2019 dengan nilai perolehan sebesar Rp
555.114.000, akumulasi penyusutan sebesar Rp 64.625.101 merupakan penghapusan aset berupa
inventaris yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Kerugian akibat penghapusan aset tersebut sebesar
Rp 490.488.899 telah dicatat pada Pendapatan (beban) lain-lain sebagai Rugi Pelepasan aset (catatan
29)
Perusahaan telah mengasuransikan aset tetap berupa gedung terhadap seluruh risiko dengan nilai
pertanggungan seluruhnya masing-masing adalah sebesar Rp 2.000.000.000 untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018. Manajemen Perusahaan berkeyakinan
bahwa nilai pertanggungan untuk seluruh aset tetap tersebut di atas adalah cukup untuk menutupi
seluruh kemungkinan risiko atas aset yang dipertanggungkan.
27
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2018, aset tetap Perusahaan dinyatakan sebesar nilai revaluasiannya yang
merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai.
Nilai Revaluasi
Bangunan 2.235.000.000
Inventaris kantor 2.213.650.000
Kendaraan 513.000.000
Jumlah 4.961.650.000
2018
Nilai revaluasi aset tetap 4.961.650.000
Harga perolehan 5.031.259.417
Akumulasi penyusutan (3.657.786.587)
Nilai buku neto 1.373.472.830
Selisih revaluasi aset tetap 3.588.177.170
Nilai wajar aset tetap adalah sebesar Rp 4.961.650.000 (tidak diaudit) yang ditentukan berdasarkan
nilai revaluasi yang telah ditelaah oleh manajemen dan didukung oleh Kantor Jasa Penilai Publik
(“KJPP”) Amin, Nirwan, Alfiantori & Rekan, penilaian independen yang telah teregistrasi di Otoritas
Jasa Keuangan yang dalam laporannya No. 00312/2.0044-00/PI/03/0012/1/V/2019 tanggal 16
Mei 2019.
Metode dan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset sangat tergantung dari jenis
obyek yang dinilai serta ketersediaan data di lapangan. Mengingat obyek penilaian berupa Mal
(StrataTitle), Hotel (Strata Title), tanah kosong, rumah toko, mesin, peralatan dan kendaraan, maka
untuk mendapatkan angka penilaian di peroleh berdasarkan pendekatan (approach) yang sesuai
dengan implementasi penilaian yaitu Pendekatan Pasar (Market Approach), pendekatan pendapatan
(Income Approach) dan Pendekatan Biaya (Cost Approach).
Pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, tidak terdapat aset tetap yang tidak dipakai
sementara dalam Perusahaan.
Pada tanggal 30 September 2019 tidak terdapat aset tetap yang disusutkan penuh, namun pada
tanggal 31 Desember 2018 aset tetap yang telah disusutkan penuh tetapi masih digunakan senilai Rp
1.026.299.029
Pada tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, tidak terdapat aset tetap yang dihentikan dari
penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.
Aset tetap berupa bangunan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank dari PT Bank Victoria
International Tbk (Catatan 21).
Berdasarkan penelaahan atas jumlah aset yang dapat diperoleh kembali, Manajemen Perusahaan
berkeyakinan bahwa tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mungkin menimbulkan
indikasi penurunan nilai aset tetap masing-masing pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember
2018
28
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12 PROPERTI INVESTASI
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan Mal - - - -
Bangunan Parkir - - - -
Jumlah akumulasi
penyusutan - - - -
31 Desember 2018
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Nilai Wajar Saldo Akhir
Harga Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 46.375.537.185 1.050.000.000 65.973.540.893 113.399.078.078
Bangunan Mal 104.911.062.964 - - 145.941.505.641 250.852.568.605
Bangunan Parkir 18.376.548.050 - - 25.563.567.989 43.940.116.039
Jumlah harga
perolehan 169.663.148.199 1.050.000.000 - 237.478.614.523 408.191.762.722
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan Mal 67.251.657.886 5.245.553.148 - (72.497.211.034) -
Bangunan Parkir 7.635.469.990 918.827.400 (8.554.297.390) -
Jumlah akumulasi
penyusutan 74.887.127.876 6.164.380.548 - (81.051.508.424) -
Properti investasi merupakan bangunan mal dan parkir yang disewakan di Mal Pekanbaru.
29
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk periode 30 September 2019 tidak dilakukan pembebanan beban penyusutan pada Properti
Investasi. Sedangkan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 Beban Penyusutan
yang dibebankan adalah sebesar Rp 6.738.655.932, disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Pokok
Pendapatan” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (Catatan 26).
Pendapatan sewa dari properti investasi yang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain adalah sebesar Rp. 25.259.522.027 dan 24.239.489.164 masing-masing untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 30 September 2018.
Beban operasi langsung yang terjadi baik dari Properti Investasi yang menghasilkan maupun yang tidak
menghasilkan penghasilan sewa untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2019, 2018,
masing-masing adalah sebesar Rp.24.009.703.444 dan Rp. 30.834.435.292 (Catatan 26).
Pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, properti investasi kecuali hak atas tanah
telah diasuransikan terhadap semua risiko dengan jumlah pertanggungan masing-masing adalah
sebesar Rp 210.000.000.000. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan
tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas properti investasi yang dipertanggungkan
dari risiko tersebut.
Properti investasi dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank dari PT Bank Victoria International Tbk
(Catatan 21).
Pada tanggal 31 Desember 2018, properti investasi Perusahaan dinyatakan sebesar nilai wajarnya
yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi kerugian penurunan nilai.
2018
Nilai wajar atas properti investasi adalah sebesar Rp 493.562.350.000 (tidak diaudit) yang ditentukan
berdasarkan nilai wajar yang telah ditelaah oleh manajemen dan didukung oleh Kantor Jasa Penilai
Publik (“KJPP”) Amin, Nirwan, Alfiantori & Rekan, penilaian independen yang telah teregistrasi di
Otoritas Jasa Keuangan yang dalam laporannya No. 00312/2.0044-00/PI/03/0012/1/V/2019 tanggal 16
Mei 2019.
Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar properti investasi
tergantung dari jenis obyek yang dinilai serta ketersediaan data di lapangan. Mengingat obyek
penilaian berupa Mal (StrataTitle), Hotel (Strata Title), tanah kosong, rumah toko, mesin, peralatan dan
kendaraan, maka untuk mendapatkan angka penilaian di peroleh berdasarkan pendekatan (approach)
yang sesuai dengan implementasi penilaian yaitu Pendekatan Pasar (Market Approach), pendekatan
pendapatan (Income Approach) dan Pendekatan Biaya (Cost Approach).
30
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan hasil penelaahan, manajemen tidak melihat indikasi terjadinya peristiwa atau perubahan
keadaan yang dapat menyebabkan turunnya nilai properti investasi Perusahaan. Sehingga Perusahaan
berpendapat bahwa tidak diperlukan untuk melakukan penyisihan penurunan nilai properti investasi
masing-masing pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018
a. Piutang non-usaha
Akun ini merupakan piutang non-usaha melalui pengampunan pajak dari PT Adi Sutji Jaya, pihak
ketiga sebesar Rp1.645.100.753 pada tanggal 31 Desember 2018
Piutang non-usaha dari pengampunan pajak tidak dikenakan bunga dan tidak ada jaminan yang
diberikan. Jangka waktu perjanjian selama 3 tahun dan dapat diperpanjangan sewaktu-waktu.
Sampai dengan tanggal 11 Maret 2019, PT Adi Sutji Jaya telah melunasi piutang tersebut.
b. Aset Tetap
30 September 2019
Harga perolehan
Kepemilikan langsung
Inventaris kantor 140.642.181 - - 140.642.181
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Inventaris kantor - 26.201.664 - 26.201.664
31 Desember 1018
SaldoAwal Penambahan Pengurangan Revaluasi Saldo Akhir
Harga perolehan
Kepemilikan langsung
Inventaris kantor 140.642.181 - - - 140.642.181
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Inventaris kantor 43.669.438 34.935.552 - (78.604.990) -
31
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 30 September
2018 adalah sebesar Rp 26.201.664 disajikan sebagai bagian dari akun “Beban umum dan
administrasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (Catatan 28).
Pada tanggal 31 Desember 2018, aset tetap atas pengampunan pajak Perusahaan dinyatakan
sebesar nilai revaluasiannya yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi setelah dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai berdasarkan nilai revaluasi yang telah
ditelaah oleh manajemen dan didukung oleh Kantor Jasa Penilai Publik (“KJPP”) Amin, Nirwan,
Alfiantori & Rekan, penilaian independen yang telah teregistrasi di Otoritas Jasa Keuangan yang
dalam laporannya No. 00312/2.0044-00/PI/03/0012/1/V/2019 tanggal 16 Mei 2019 (Catatan 11).
Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi Nilai Wajar aset tergantung dari
jenis obyek yang dinilai serta ketersediaan data di lapangan. Mengingat obyek penilaian berupa Mal
(StrataTitle), Hotel (Strata Title), tanah kosong, rumah toko, mesin, peralatan dan kendaraan, maka
untuk mendapatkan angka penilaian di peroleh berdasarkan pendekatan (approach) yang sesuai
dengan implementasi penilaian yaitu Pendekatan Pasar (Market Approach), pendekatan pendapatan
(Income Approach) dan Pendekatan Biaya (Cost Approach).
Berdasarkan hasil penelaahan, manajemen Perusahaan tidak melihat indikasi terjadinya peristiwa
atau perubahan keadaan yang dapat menyebabkan turunnya nilai aset tetap pengampunan pajak
Perusahaan. Sehingga Perusahaan berpendapat bahwa tidak diperlukan untuk melakukan
penyisihan penurunan nilai aset tetap pengampunan pajak.
c. Properti Investasi
30 September 2019
SaldoAwal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 28.960.706.698 - - 28.960.706.698
Bangunan 56.409.880.580 - - 56.409.880.580
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan - - - -
Jumlah akumulasi
Penyusutan - - - -
Nilai buku neto 85.370.587.278 - 85.370.587.278
31 Desember 2018
SaldoAwal Penambahan Pengurangan Revaluasi Saldo Akhir
Harga perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 28.960.706.698 - - - 28.960.706.698
Bangunan 56.409.880.580 - - - 56.409.880.580
Jumlah harga
perolehan 85.370.587.278 - - - 85.370.587.278
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan 3.525.617.535 2.820.494.028 - (6.346.111.563) -
Jumlah akumulasi
Penyusutan 3.525.617.535 2.820.494.028 - (6.346.111.563) -
Nilai buku neto 81.844.969.743 85.370.587.278
32
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk periode 30 September 2019 tidak dilakukan beban penyusutan pada Properti Investasi .Beban
penyusutan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 adalah Rp
2.115.370.521 disajikan sebagai bagian dari akun “Beban pokok pendapatan” pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain (Catatan 26).
Pada tanggal 31 Desember 2018, properti investasi Perusahaan dinyatakan sebesar nilai
revaluasiannya yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi setelah dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan nilai revaluasi
yang telah ditelaah oleh manajemen dan didukung oleh Kantor Jasa Penilai Publik (“KJPP”) Amin,
Nirwan, Alfiantori & Rekan, penilaian independen yang telah teregistrasi di Otoritas Jasa Keuangan
yang dalam laporannya No. 00312/2.0044-00/PI/03/0012/1/V/2019 tanggal 16 Mei 2019 (Catatan
12).
Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar properti investasi
tergantung dari jenis obyek yang dinilai serta ketersediaan data di lapangan. Mengingat obyek
penilaian berupa Mal (StrataTitle), Hotel (Strata Title), tanah kosong, rumah toko, mesin, peralatan
dan kendaraan, maka untuk mendapatkan angka penilaian di peroleh berdasarkan pendekatan
(approach) yang sesuai dengan implementasi penilaian yaitu Pendekatan Pasar (Market Approach),
pendekatan pendapatan (Income Approach) dan Pendekatan Biaya (Cost Approach).
Berdasarkan hasil penelaahan, manajemen tidak melihat indikasi terjadinya peristiwa atau
perubahan keadaan yang dapat menyebabkan turunnya nilai properti investasi pengampunan pajak
Perusahaan. Sehingga Perusahaan berpendapat bahwa tidak diperlukan untuk melakukan
penyisihan penurunan nilai properti investasi pengampunan pajak.
14. INVESTASI
Aset Pengembangan
2.833.640.072 2.308.265.072
Prulink Rupiah Equity Fund
Prulink Rupiah Managed Fund 2.839.877.473 2.314.502.473
Perusahaan melakukan investasi pada PT Prudential Life Assurance dalam bentuk Unit Link yang
digunakan sebagai dana pensiun karyawan Perusahaan.
15. PERPAJAKAN
Akun ini merupakan pajak dibayar dimuka atas Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) dan Pajak Badan
Pasal 25 masing-masing adalah sebesar Rp 1.287.746.858 dan Rp 367.547.759 pada tanggal 30
September 2019 dan 31 Desember 2018.
33
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15 PERPAJAKAN (LANJUTAN)
b. Utang Pajak
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak final dan pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk
periode tanggal 30 September 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
34
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15 PERPAJAKAN (LANJUTAN)
Perhitungan beban pajak penghasilan Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30
September 2019 dan 2018 berdasarkan perhitungan sementara, dimana perhitungan final dan
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) untuk tahun pajak dilakukan setelah
berakhirnya tahun pajak.
d. Pajak Tangguhan
Manfaat pajak tangguhan pada perbedaan temporer untuk periode yang berakhir pada tanggal
30 September 2019 dan 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
e. Administrasi
Apabila ada kewajiban perpajakan lainnya akan diselesaikan oleh Perusahaan pada saat jatuh
temponya.
Akun ini merupakan utang kepada supplier untuk pembelian material perlengkapan mal masing- masing
adalah sebesar Rp 173.310.335 dan Rp 103.860.574 pada tanggal 30 September 2019 dan 31
Desember 2018.
Pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018 semua utang usaha merupakan utang
Perusahaan kepada supplier dari pihak ketiga dalam mata uang Rupiah.
Perusahaan tidak memberikan garansi atau jaminan atas utang usaha diatas.
35
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini merupakan jaminan dan deposit atas sewa kios masing-masing adalah sebesar Rp
5.089.520.294. dan Rp 5.025.233.566 pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018.
Seluruh jaminan dan deposit adalah dalam mata uang Rupiah.
36
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan addendum Perjanjian Kredit No. 140 dan No. 141 tanggal 27 April 2018, terdapat
beberapa perubahan terkait dengan fasilitas kredit Term Loan 1 (TL 1) dan Term Loan 2 (TL 2) yang
diberikan oleh bank sebagai berikut:
- Nilai utang terkait kredit TL 1 diubah dari Rp 34.000.000.000 menjadi setinggi-tingginya Rp
28.333.333.333 ditambah tunggakan bunga sebesar Rp 1.175.472.607 dan TL 2 diubah dari Rp
100.000.000.000 menjadi setinggi-tingginya Rp 95.833.333.333 ditambah tunggakan bunga sebesar
Rp 4.001.253.857.
- Jangka waktu fasilitas kredit TL 1 diberikan untuk jangka waktu 55 (lima puluh lima) bulan terhitung
sejak tanggal 15 April 2018 dengan kewajiban untuk mengangsur utang pokok berikut bunganya
sesuai dengan daftar angsuran dan untuk tunggakan dibayarkan sebesar Rp 1.175.472.607
dibayarkan sekaligus pada tanggal 15 November 2022 dan Jangka waktu fasilitas kredit TL 2
diberikan untuk jangka waktu 64 (enam puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal 15 April 2018
dengan kewajiban untuk mengangsur utang pokok berikut bunganya sesuai dengan daftar angsuran
dan untuk tunggakan dibayarkan sebesar Rp 4.001.253.857 dibayarkan sekaligus pada tanggal 15
Agustus 2023.
- Atas fasilitas kredit TL 1 dan TL 2 tersebut, bunga yang dikenakan sebesar 12,5% per tahun dengan
perincian sebesar 8% sampai dengan tanggal 15 Januari 2020 dan sebesar 4,5% per tahun yang
seharusnya dibayar setiap bulan selama jangka waktu 21 (dua puluh satu) bulan terhitung sejak
tanggal 15 April 2018, ditangguhkan dan dibayar secara penuh dan seketika pada tanggal 15
Februari 2020.
Jaminan yang diberikan Perusahaan atas fasilitas ini adalah sebagai berikut:
a. Hak Tanggungan Peringkat I atas sebidang Tanah Hak Guna Bangunan yang terletak di dalam
Propinsi Riau, Kotamadya Pekanbaru, Kecamatan Pekanbaru Riau, Kelurahan Kota Tinggi
dengan SHGB No. 232/Kota Tinggi dan SHGB No. 223/Kota Tinggi atas nama Perusahaan.
b. Hak Tanggungan Peringkat I atas 223 unit kios dan hotel dengan Sertifikat Hak Milik Satuan
Rumah Susun yang semuanya terletak di Pekanbaru Kota.
c. Pemberian Jaminan fidusia atas Sarana Perlengkapan Hotel berupa interior dan furniture,
machine dan utility milik Pemberi Fidusia.
d. Pemberian Jaminan Fidusia berupa kendaraan operasional milik Pemberi Fidusia.
e. Pemberian jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) dari PT Jatra Mandiri Indonesia.
f. Pemberian Pernyataan Pemegang Saham yaitu Christopher Sumasto Tjia dan Tjia Daniel
Wirawan sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan No. 148 dan 149 tanggal
29 November 2016 dibuat dihadapan Suwarni Sukiman, S.H., Notaris diJakarta.
g. Pemberian Jaminan Pribadi (Personal Guarantee ) Christopher SumastoTjia.
37
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
h. Pengikatan Jaminan secara Cessie atas butir 1 dan 3 diatas. Sebagaimana pengikatan
jaminannya termasuk dalam:
- Akta pengikatan jaminan secara Cessie No. 151 tanggal 29 November 2016.
- Akta Kuasa No. 152 tanggal 29 November 2016.
Berdasarkan surat dari PT Bank Victoria International Tbk („Bank Victoria‟) No. 168/CBG-VIC/III/19
tanggal 11 Maret 2019, mengenai Tanggapan Permohonan Pencabutan Sertifikat Jaminan, bahwa
Bank Victoria menyetujui penarikan 3 sertifikat yang diajukan dengan catatan :
1. Pembayaran nilai tebus sebesar 50% dari harga jual yang tertuang dalam PPJB atas masing-
masing sertifikat sehingga total nilai tebus sebesar Rp. 295.029.000
2. Penarikan Sertifikat dapat dilakukan dalam kurun waktu H + 3 setelah pembayaran nilai tebus,
diambil oleh Direksi PT Bima Sakti Pertiwi Tbk atau orang yang diberikan kuasa dengan
membawa surat kuasa yang dilegalisasi notaris.
Berdasarkan surat dari PT Bank Victoria International Tbk (“Bank Victoria”) No.
245/CBG-VIC/III/19 tanggal 27 Maret 2019, mengenai tanggapan permohonan Pelepasan Jaminan
Hak Tanggungan bahwa Bank Victoria menyetujui pencabutan Hak Tanggungan (HT) peringkat I pada
sertifikat induk dengan SHGB No. 232 senilai Rp 500.000.000 dengan catatan:
1. Sertifikat induk dengan Nomor SHGB 232 tetap dititipkan di Bank Victoria.
2. Debitur menyerahkan surat kuasa kepada Bank Victoria terkait pengurusan perpanjangan jatuh
temponya SHGB 232 kelak.
Berdasarkan Surat dari PT Bank Victoria International Tbk No. 102/ADM.CST.EKS/IV/19 dan No.
103/ADM.CST.EKS/IV/19 tanggal 23 April 2019 ditujukan kepada Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kota Pekanbaru mengenai bahwa Bank mengajukan Roya Hak Tanggungan Peringkat I atas Sertifikat
Hak Guna Bangunan No. 232/Kota Tinggi atas nama Perusahaan, yang beralamat di Jl. Teuku Umar,
Kelurahan Kota Tinggi, Kecamatan Pekanbaru dengan luas 12.171 m2
Sebelum semua pokok pinjaman, bunga, dan biaya lainnya yang terhutang di lunasi maka debitur
berjanji dan mengikatkan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang tercantum di bawah ini tanpa
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Victoria:
1. Menggunakan fasilitas kredit yang diterima selain dari tujuan dan keperluan yang telah disepakati
sebelumnya sesuai perjanjian kredit berikut perubahannya.
2. Melakukan merger, akuisisi dan penjualan atau pemindahtanganan atau melepaskan hak atas harta
kekayaan debitur.
3. Mengadakan rapat umum pemegang saham yang agendanya adalah mengubah Anggaran Dasar
Perusahaan, terutama tentang struktur permodalan dan susunan pemegang saham, serta susunan
Direksi dan Komisaris.
4. Mengikatkan diri sebagai penjamin/penanggung (Corporate Guarantor) terhadap pihak lain dan atau
menjaminkan harta kekayaan debitur untuk kepentingan pihak lain, kecuali yang telah ada pada saat
fasilitas kredit ini diberikan.
5. Melakukan pelunasan pinjaman pemegang saham/afiliasi.
6. Memperoleh kredit dalam bentuk apapun dari pihak lain baik untuk modal kerja maupun investasi
kecuali dalam rangka transaksi dagang yang lazim atau pinjaman subordinasi dari pemegang
saham.
7. Melakukan perluasan atau penyempitan usaha yang dapat mempengaruhi pengembalian jumlah
hutang debitur kepada kreditur.
8. Melakukan investasi lainnya dan atau menjalankan usaha yang tidak mempunyai hubungan dengan
usaha yang sedang dijalankan kecuali investasi lainnya yang telah ada saat ini.
9. Mengajukan permohonan kepailitan dan atau penundaan pembayaran hutang kepada Pengadilan
Niaga.
38
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. Mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan atau kewajiban debitur berdasarkan perjanjian kredit
kepada pihak lain.
11. Memberikan pinjaman kepada pihak lain terkecuali dalam rangka transaksi dagang yang lazim atau
kegiatan operasional sehari-hari.
Perusahaan tidak memiliki batasan atas rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam fasilitas pinjaman
yang diterima dari PT Bank Victoria International Tbk.
Pembayaran pinjaman untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 31
Desember 2018 atas fasilitas pinjaman tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 5.695.029.000 dan
Rp 6.661.111.111.
Beban keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 30 September 2018
masing-masing adalah sebesar Rp 10.690.263.554 dan Rp 12.139.583.669 yang dicatat sebagai
bagian dari “Beban Keuangan” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (Catatan 30).
Besarnya imbalan kerja karyawan dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku yakni Undang- Undang
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan
dengan imbalan kerja tersebut.
Pada tanggal 30 September 2019 Perusahaan belum mencatat penyisihan imbalan kerja karyawan
berdasarkan perhitungan aktuaris independen. Pada tanggal 31 Desember 2018 Perusahaan mencatat
penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan perhitungan aktuaris independen, yang dilakukan oleh
PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera, aktuaris independen yang laporannya tertanggal 14 Januari 2019
dengan asumsi - asumsi sebagai berikut:
2018
Mutasi liabilitas diestimasi imbalan kerja karyawan dilaporan posisi keuangan adalah sebagai berikut :
39
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 30 September 2019 susunan pemegang saham Perusahaan berdasarkan laporan dari
Biro Administrasi Efek, PT Bima Registra adalah sebagai berikut:
30 September 2019
Jumlah
Saham yang
Ditempatkan
dan Disetor Persentase
Pemegang Saham Penuh Kepemilikan Jumlah
Christopher Sumasto Tjia 2.400.000.000 77 % 48.000.000.000
Natalia 100.000.000 3% 2.000.000.000
Masyarakat 625.000.000 20 % 12.500.000.000
3.125.000.000 100% 62.500.000.000
Sesuai dengan akta notaris No. 115 tanggal 25 Maret 2019 dari Chritina Dwi Utami, SH, MHum, MKn
kota Administrasi Jakarta Barat dan telah mendapat persetujuan dari Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No AHU-0016582.AH.01.02 Tahun
2019 tanggal 26 Maret 2019. Modal Perseroan berjumlah Rp 200.000.000.000 yang terbagi atas
10.000.000.000 saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 20. Dari modal dasar tersebut telah
ditempatkan dan disetor penuh sebesar 25%, atau sejumlah 2.500.000.000 saham dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp. 50.000.000.000, oleh para pemegang saham. Perseroan
mengeluarkan saham dalam simpanan/portapel Perseroan dan menawarkan/menjual saham baru yang
dikeluarkan dari portepel tersebut melalui Penawaran Umum kepada masyarakat dalam jumlah
sebanyak-banyaknya 625.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 20.
Pada tanggal 31 Desember 2018, susunan pemegang saham Perusahaan dan kepemilikan saham
adalah sebagai berikut :
31 Desember 2018
Jumlah Saham
yang
Ditempatkan
dan Disetor Persentase
Pemegang Saham Penuh Kepemilikan Jumlah
Christopher Sumasto Tjia 48.000 96,00% 48.000.000.000
Natalia 2.000 4,00% 2.000.000.000
Jumlah 50.000 100,00% 50.000.000.000
Berdasarkan Akta Notaris Edison Jingga, S.H., M.H., dengan Akta No. 242 tanggal 26
Desember 2018, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui:
Biaya-biaya yang terkait dengan penerbitan saham baru sehubungan dengan IPO terdiri dari imbalan
jasa profesional yang dibayarkan antara lain kepada penjamin pelaksana emisi, akuntan publik,
penasihat hukum, penilai publik, dan Biro Administrasi Efek serta biaya-biaya yang berkaitan langsung
dengan proses IPO.
Pada tanggal 12 Oktober 2016, Perusahaan menerima Surat Keterangan Pengampunan Pajak No.
KET-14141/PP/WPJ.02/2016 dari kantor pajak melalui pengampunan pajak.
25. PENDAPATAN
Penyewa
Sewa
25.259.522.027 24.239.489.164
Pengelola
Service charge 10.539.364.677 11.122.254.447
Sewa 7.910.171.471 8.580.621.645
Pendapatan listrik dan air 7.223.963.636 7.542.808.638
Pengelolaan parkir 2.799.056.600 3.034.741.300
Administrasi listrik dan air 722.396.477 754.280.937
Lain-lain 392.535.028 697.662.954
Rincian pelanggan dengan total pendapatan kumulatif selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 30
September 2018 yang melebihi 10,00% dari pendapatan adalah sebagai berikut:
Jumlah % Jumlah %
41
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
30 September 2019 31 Desember 2018
USD Setara Rupiah USD Setara Rupiah
Aset
Kas dan Bank 12.641,24 179.176.936 12.667,30 183.435.171
43
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa No. 001/BSP/PSM/I/15 tanggal 2 Januari 2015, Perusahaan
dengan ini menyatakan menyewakan tempat usaha kepada PT Jatra Mandiri Indonesia.
Objek sewa menyewa adalah Gedung Hotel milik Perusahaan yang akan disewakan kepada PT
Jatra Mandiri Indonesia dengan kondisi sebagai berikut:
Jumlah Lantai : 8 (delapan) lantai. (lantai dasar, 1, 4, 5, s/d 9). Luas : 17.407m².
Jumlah Kamar : 201 kamar terdiri dari 85 kamar superior, 96 kamar deluxe, 19 junior dan
executive suite dan 1 apartemen, pup, dan laundry.
Fasilitas : Lounge Bar, Restaurant, Ball Room, Meeting Room, Business Center, Swimming
Pool, Fitness Centre, Spa, Sauna, Kantor Pengelolaan dan Hotel Computer
System dan Hardware.
Perjanjian ini berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal 1 Januari 2015 dan berakhir pada tanggal 31
Desember 2019.
Harga Sewa yang berlaku untuk periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar
Rp 611.111.111 per bulan. Harga sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%. Harga dapat
mengalami perubahan dan akan ditinjau kembali untuk tahun berikutnya.
44
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penyewa wajib membayar kepada pihak Perusahaan uang service charge untuk biaya-biaya
operasional gedung dan biaya-biaya lain sebesar 25.277/m² per bulan, sehingga jumlah biaya service
charge adalah senilai Rp 440.000.000 per bulan. Harga sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) 10%. Biaya service charge ini dapat disesuaikan sewaktu-waktu oleh Perusahaan antara lain
karena pengaruh perkembangan laju inflasi dengan harga yang wajar, kecuali ada perubahan kebijakan
moneter atau kebijakan lain yang dilakukan Pemerintah.
Berdasarkan addendum I perjanjian sewa menyewa tanggal 12 Desember 2018, para pihak setuju
untuk merubah harga sewa dan service charge serta jangka waktu perjanjian. Harga sewa dan service
charge untuk periode sewa 1 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember 2029 adalah sebesar Rp
670.000.000 per bulan dan sudah termasuk PPN. Jangka waktu perjanjian diperpanjang selama 10
(sepuluh) tahun dari tanggal 1 Januari 2020 sampai dengan 31 Desember 2029.
Objek sewa menyewa adalah ruangan di dalam gedung Mall Pekanbaru pada lantai 2 Anchor Tenant
dengan luas 1.540 m² milik Perusahaan.Jangka waktu Perjanjian Sewa Menyewa ini adalah 5 (lima)
tahun (60 Bulan). Tanggal mulai sewa akan dihitung mulai tanggal 9 Juli 2016 dan akan berakhir pada
tanggal 8 Juli 2021.
Jumlah seluruh uang sewa selama masa sewa yang dikenakan adalah sejumlah Rp 6.560.400.000
belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Service charge untuk biaya-biaya operasional gedung dan biaya-biaya lain sebesar Rp 64.500/m² atas
ruangan yang disewa. Besarnya jumlah uang service charge perbulan untuk ruangan disewa adalah
sebesar Rp 99.330.000 belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%.
Biaya-biaya untuk penyambungan, pemasangan dan pemeliharaan pemakaian listrik, air, telepon, fax,
telex, dan peralatan komunikasi lainnya serta segala perijinan ke instansi yang berwenang untuk
kepentingan usaha penyewa merupakan biaya-biaya diluar service charge. Pembayaran biaya
langganan dan pemakaian listrik, air dikenakan biaya administrasi listrik dan air sebesar 10% dari
jumlah tagihan.
Jangka waktu perjanjian sewa menyewa ini adalah 5 (lima) tahun dengan masa Grace Periode untuk
renovasi selama 1 (satu) bulan terhitung mulai tanggal 5 April 2013 dan akan berakhir pada tanggal 4
Mei 2023 (61) bulan.
45
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Besarnya harga sewa adalah sebesar Rp 38.500/m²/bulan, oleh karena itu jumlah seluruh uang sewa
selama masa sewa adalah Rp 6.516.510.000. Harga belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
10%.
Service charge untuk biaya-biaya operasional gedung dan biaya-biaya lain sebesar Rp 46.500/m² atas
ruangan yang disewa. Besarnya jumlah uang service charge perbulan untuk ruangan disewa adalah
sebesar Rp 131.176.500 belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Biaya-biaya untuk penyambungan, pemasangan dan pemeliharaan pemakaian listrik, air, telepon, fax,
telex, dan peralatan komunikasi lainnya serta segala perijinan ke instansi yang berwenang untuk
kepentingan usaha penyewa merupakan biaya-biaya diluar service charge. Pembayaran biaya
langganan dan pemakaian listrik, air dikenakan biaya materai (bila ada), administrasi listrik dan air
sebesar 10% dari jumlah tagihan exclude PPN 10%.
Objek sewa menyewa adalah ruangan di dalam gedung Mal Pekanbaru milik Perusahaan.
Berdasarkan addendum XI pengikatan perjanjian sewa menyewa tempat usaha di Mal Pekanbaru
tanggal 1 Januari 2019, para pihak setuju untuk merubah harga sewa sebesar Rp 5.222.544.162 per
tahun, harga sudah termasuk PPN dan biaya service charge tapi belum termasuk biaya pemakaian
listrik, telepon, biaya promotion charge, biaya administrasi dan lain-lain. Pembayaran harga sewa
dibayarkan dengan 12 kali angsuran sebesar Rp 435.212.013 per bulan dimana pembayaran terakhir
pada tanggal 8 Desember 2019.
Perusahaan mengadakan Kontrak Investasi Jangka Pendek berupa surat berharga dengan PT
Paramitha Agro Paserindo berdasarkan kontrak No. 002/SPK-DIR/LGL/VI/2019 pada tanggal 29 Juni
2019 sebesar Rp 19.500.000.000 dengan jangka waktu 6 bulan dan tingkat suku bunga per tahun
sebesar 12%
Perusahaan mengadakan Kontrak Investasi Jangka Pendek berupa surat berharga dengan Lion
Victory, Ltd berdasarkan kontrak No. 001/SPK-DIR/LGL/VI/2019 pada tanggal 29 Juni 2019 sebesar
Rp 16.746.850.000 dengan jangka waktu 6 bulan. dan tingkat suku bunga per tahun sebesar 12%
PT Megamas Mustika
Perusahan mengadakan perjanjian jasa konstruksi dengan PT Megamas Mustika untuk renovasi Mal
serta perbaikan Gedung dan Hotel dengan nomor No. 003/MAL/SPK-DIR/LGL/VI/2019 tanggal 29 Juni
2019.
46
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai tercatat dan taksiran nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan
posisi keuangan pada periode yang berakhir tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018
adalah sebagai berikut:
30 September 2019 31 Desember 2018
Aset keuangan
Kas dan bank 2.036.233.550 2.036.233.550 5.554.066.327 5.554.066.327
Investasi Jangka Pendek 37737
37.334.255.500 37.334.255.500
Piutang usaha 1.348.147.354 1.348.147.354 10.019.324.426 10.019.324.426
Piutang non-usaha 6.746.158.268 6.746.158.268 705.421.493 705.421.493
Investasi 5.673.517.545 5.673.517.545 4.622.767.545 4.622.767.545
Liabiltas keuangan
Utang usaha 173.310.335 173.310.335 103.860.574 103.860.574
Utang non - usaha 567.698.831 567.698.831 575.307.680 575.307.680
Biaya yang masih
harus dibayar 13.258.693.211 13.258.693.211 12.810.647.606 12.810.647.606
Jaminan dan deposit 5.089.520.294 5.089.520.294 5.025.233.566 5.025.233.566
Pinjaman bank 113.671.637.666 113.671.637.666 119.366.666.666 119.366.666.666
Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar masing-masing
kelompok dan instrumen Perusahaan:
a. Kas dan bank, investasi jangka pendek, piutang usaha dan piutang non-usaha, utang
usaha, utang non-usaha, biaya yang masih harus dibayar, jaminan dan deposit mendekati
nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek;
b. Nilai tercatat pinjaman bank dan pinjaman lainnya mendekati nilai wajarnya karena
menggunakan suku bunga mengambang;dan
c. Investasi, nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, oleh karena itu dicatat sebagai
harga perolehan.
Laba neto per saham dasar dihitung dengan membagi laba neto yang dapat diatribusikan kepada
Perusahaan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang
bersangkutan.
30 September 2019 30 September 2018
Laba neto yang dapat diatribusikan ke
Kepada perusahaan 5.920.397.454 (2.547.339.576)
Rata-rata tertimbangan jumlah saham
Biasa yang beredar 2.701.465.201 2.500.000.000
Laba neto per saham 2,19 (1.02)
Perusahaan tidak memiliki efek yang bersifat dilutif pada tanggal 30 September 2019 dan 2018.
Risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko nilai tukar mata uang
asing, risiko kredit, risiko likuiditas dan pengelolaan permodalan. Tujuan manajemen risiko Perusahaan
adalah untuk secara efektif mengendalikan risiko-risiko ini dan meminimalisasi pengaruh merugikan
yang dapat terjadi terhadap kinerja keuangan mereka.
47
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Direksi menelaah dan menyetujui semua kebijakan untuk mengelola setiap risiko, termasuk juga risiko
ekonomi dan risiko usaha Perusahaan, yang dirangkum di bawah ini dan juga memantau risiko harga
pasar yang timbul dari semua instrumen keuangan.
Perusahaan terekspos risiko nilai tukar mata uang asing yang timbul dari eksposur berbagai mata uang.
Risiko mata uang asing terutama timbul dari aset dan liabilitas moneter dalam mata uang yang berbeda
dengan mata uang fungsional entitas.
Manajemen mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan meminimalkan transaksi-transaksi
dalam mata uang asing dan mempertahankan kecukupan kas dalam mata uang asing untuk memenuhi
liabilitas dalam mata uang asing yang akan jatuh tempo.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan,
klien atau pihak lawan yang gagal memenuhi liabilitas kontraktual mereka.
Perusahaan melakukan hubungan usaha dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Perusahaan
memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus
melalui prosedur verifikasi kredit, sebagai tambahan jumlah piutang dipantau secara terus-menerus
untuk mengurangi risiko piutang ragu-ragu.
Aset keuangan Perusahaan yang memiliki potensi konsentrasi secara signifikan risiko kredit pada
dasarnya terdiri dari kas dan bank, investasi jangka pendek, piutang usaha dan piutang non-usaha.
Perusahaan memiliki kebijakan kredit dan prosedur untuk memastikan berlangsungnya evaluasi kredit
dan pemantauan akun secara aktif.
Eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit timbul dari wanprestasi pihak lain, dengan eksposur
maksimum sebesar nilai tercatat aset keuangan Perusahaan, sebagai berikut:
Perusahaan mempunyai kebijakan dan prosedur kredit untuk memastikan evaluasi kredit yang
berkesinambungan dan pemantauan saldo secara aktif. Perusahaan mengelola risiko kredit yang
terkait dengan simpanan yang di bank dengan memonitor reputasi, peringkat kredit dan membatasi
risiko agregat dari masing-masing pihak dalam kontrak. Tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang
signifikan terkait dengan piutang usaha.
Analisis umur aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai dan yang
lewat jatuh tempo pada akhir periode pelaporan tetapi tidak mengalami penurunan nilai adalah sebagai
berikut:
48
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 September 2019
Telah jatuh tempo namun tidak mengalami Telah
penurunan jatuh
Lancar dan tempo
Jumlah tidak dan/atau
mengalami Kurang dari mengala
penurunan 3 bln 3 bln-6 bln 6 bln-1thn mi
penurun
an
Kas dan bank 2.036.233.550 2.036.233.550 -
Investasi
jangka
pendek 37.334.255.500 37.334.255.500 -
Piutang usaha 1.348.147.354 959.792.041 94.351.002 72.063.391 221.940.920 -
Piutang non
usaha 6.746.158.268 6.434.058.703 312.099.565 -
Jumlah
47.464.794.672 46.764.339.794 94.351.002 72.063.391 534.040.485 -
31 Desember 2018
Telah jatuh tempo namun tidak mengalami Telah
penurunan jatuh
Lancar dan tempo
Jumlah tidak dan/atau
mengalami Kurang dari 3 bln-6 6 bln-1thn mengala
penurunan 3 bln bln mi
penurun
an
Kas dan bank 5.554.066.327 5.554.066.327 - - -
Piutang usaha 10.019.324.426 2.649.009.970 62.514.711 4.406.812 7.303.392.933 -
Piutang non
usaha 705.421.493 - - 705.421.493 -
Jumlah 16.278.812.246 8.203.076.297 62.514.711 4.406.812 8.008.814.426 -
Risiko Likuiditas
Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati termasuk mengatur kas yang cukup untuk menunjang
aktivitas usaha secara tepat waktu. Perusahaan mengatur keseimbangan melalui kesinambungan
kolektibilitas piutang dan penggunaan pinjaman bank dan lainnya.
Tabel di bawah ini menunjukkan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan dalam rentang
waktu yang menunjukkan jatuh tempo kontraktual untuk semua liabilitas keuangan non-derivatif dan
instrumen keuangan derivatif yang diperlukan dalam pemahaman jatuh tempo kebutuhan arus kas.
Jumlah yang diungkapkan dalam tabel adalah arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto.
30 September 2019
Kurang dari 1 Lebih dari 1 tahun
tahun Jumlah
Utang usaha 173.310.335 - 173.310.335
Utang non-usaha 567.698.831 - 567.698.831
Biaya yang masih harus dibayar 13.258.693.211 - 13.258.693.211
Pendapatan diterima di muka 6.057.419.520 - 6.057.419.520
Pinjaman jangka panjang 1.504.971.000 112.166.666.666 113.671.637.666
Jumlah 21.562.092.897 112.166.666.666 133.728.759.563
49
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018
Kurang dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun Jumlah
Utang usaha 103.860.574 - 103.860.574
Utang non-usaha 575.307.680 - 575.307.680
Biaya yang masih harus dibayar 12.810.647.606 - 12.810.647.606
Pendapatan diterima di muka 4.536.127.329 - 4.536.127.329
Pinjaman jangka panjang 7.199.999.997 112.166.666.669 119.366.666.666
Jumlah 25.225.943.186 112.166.666.669 137.392.609.855
Pengelolaan modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal
yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila diperlukan, berdasarkan
perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan
dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau
mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun
proses selama periode yang berakhir pada 30 September 2019 dan 31 Desember 2018. Perusahaan
mengawasi modal menggunakan rasio utang terhadap ekuitas, yang merupakan nilai utang dibagi
dengan jumlah ekuitas.
37 STANDAR BARU, REVISI DAN INTERPRETASI YANG TELAH DITERBITKAN, NAMUN BELUM
BERLAKU EFEKTIF
Standar baru, amandemen dan interpretasi yang telah diterbitkan, efektif berlaku pada atau setelah 1
Januari 2018 adalah sebagai berikut:
- ISAK 33: “Transaksi Valuta Asing dan Imbalan Dimuka”;
- Amandemen PSAK No. 2 (2016): “Laporan Arus Kas tentang Prakarsa Pengungkapan
- Amandemen PSAK No 13, “Properti Investasi – Pengalihan Properti Investasi
- Amandemen PSAK No. 15, “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”,
- PSAK 46 (Penyesuaian 2018 : “Pajak Penghasilan”.
- Amandemen PSAK No. 53, “Pembayaran Berbasis Saham – Klasifikasi dan Pengukuran Transaksi
Pembayaran Berbasi Saham”, dan
- Amandemen PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2019:
- ISAK No. 33 - “Transaksi Valuta Asing dan Imbalan Dimuka”.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020:
- PSAK 71: “Instrumen Keuangan”;
- PSAK 72: “Pendapatan dari Kontrak denganPelanggan”;
- PSAK 73:“Sewa”;
- PSAK 62 (Amandemen 2017): “Kontrak Asuransi tentang Menerapkan PSAK 71: Instrumen
Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi”;
- PSAK 15 (Amandemen 2017): “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang
Kepentingan Jangka Panjang pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”;dan
- PSAK 71 (Amandemen 2018): “Instrumen Keuangan tentang Fitur Percepatan Pelunasan dengan
Kompensasi Negatif”.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan perusahaan ini diotorisasi, Perusahaan masih melakukan
evaluasi atas dampak potensial dari penerapan standar baru, amandemen standar dan interpretasi
standar tersebut.
50
PT BIMA SAKTI PERTIWI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK PERIODE BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi tambahan tentang aktivitas non-kas yang signifikan adalah sebagai berikut:
2018
2016
Peningkatan Aset Pengampunan Pajak melalui Program
Pengampunan Pajak 87.156.330.212
51