Anda di halaman 1dari 83

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

LAPORAN KEUANGAN INTERIM


31 MARET 2021 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2020 (DIAUDIT)
SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR
31 MARET 2021 DAN 2020 (TIDAK DIAUDIT)
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi 1

Surat Pernyataan Direksi Tentang


Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan 2

Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan 3-4
Laporan Laba Rugi Komprehensif 5

Laporan Perubahan Ekuitas 6


Laporan Arus Kas 7
Catatan Atas Laporan Keuangan 8 - 82

-1-
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 MARET 2021 (TIDAK DIAUDIT)

Tidak Diaudit Diaudit


Catatan 31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

ASET
Kas dan setara kas 5
Pihak berelasi 39 172.053.219 1.309.583.562
Pihak ketiga 614.335.258 615.201.139
Jumlah 786.388.477 1.924.784.701

Piutang sewa pembiayaan 6


Pihak ketiga 424.171.960 456.615.736
Cadangan kerugian penurunan nilai (19.267.860) (23.166.779)
Piutang sewa pembiayaan - bersih 404.904.100 433.448.957

Piutang pembiayaan konsumen 7


Pihak ketiga 6.780.792.030 7.439.104.635
Cadangan kerugian penurunan nilai (241.440.679) (263.381.258)
Piutang pembiayaan konsumen - bersih 6.539.351.351 7.175.723.377

Tagihan anjak piutang 8


Pihak ketiga 808.274.578 784.862.509
Cadangan kerugian penurunan nilai (138.969.758) (113.589.508)
Tagihan anjak piutang - bersih 669.304.820 671.273.001

Piutang lain-lain 9
Pihak berelasi 39 24.567.498 27.049.641
Pihak ketiga 475.979.606 493.311.220
Cadangan kerugian penurunan nilai (80.496.648) (81.454.062)
Jumlah 420.050.456 438.906.799

Biaya dibayar di muka 10 7.407.654 3.662.276

Aset pajak tangguhan - bersih 37 45.348.320 40.174.060

Properti investasi 11,39 12.457.000 12.457.000

Aset sewa operasi - bersih 12,39 8.377.463 8.775.669

Aset tetap - bersih 13 167.148.984 173.369.724

Aset takberwujud - bersih 14 14.208.121 15.462.122

Aset hak guna - bersih 15,39 14.594.278 16.346.004

Aset lain-lain 16 3.072.526 3.072.526

JUMLAH ASET 9.092.613.550 10.917.456.216

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-3-
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 MARET 2021 (TIDAK DIAUDIT)
(Lanjutan)

Tidak Diaudit Diaudit


Catatan 31 Maret 2021 31 Desember 2020

Rp'000 Rp'000

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Utang bank 17
Pihak berelasi 39 1.300.000.000 800.000.000
Pihak ketiga 2.688.525.684 3.093.526.206
Jumlah 3.988.525.684 3.893.526.206

Utang usaha kepada pihak ketiga 18 31.759.557 17.887.435

Utang premi asuransi 19 15.092.954 10.750.732

Utang lain-lain 20 143.395.698 135.530.898

Biaya yang masih harus dibayar 21


Pihak berelasi 39 1.627.778 1.584.083
Pihak ketiga 28.358.971 27.186.840
Jumlah 29.986.749 28.770.923

Utang pajak 22 , 37 17.268.707 4.029.525

Liabilitas sewa 23 , 39 2.064.798 2.361.823

Pendapatan ditangguhkan - bersih 24


Pihak berelasi 39 2.400.000 2.550.000
Pihak ketiga 14.660.525 17.148.644
Jumlah 17.060.525 19.698.644

Surat berharga utang yang diterbitkan 25


Pihak berelasi 39 - 101.500.000
Pihak ketiga - 1.898.500.000
Jumlah - 2.000.000.000
Beban emisi surat berharga yang belum diamortisasi - (1.592.528)
Jumlah surat berharga utang yang diterbitkan - bersih - 1.998.407.472

Liabilitas imbalan pasca kerja 26 61.692.672 61.302.666

JUMLAH LIABILITAS 4.306.847.344 6.172.266.324

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham


Modal dasar - 10.412.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor -
3.984.520.457 saham 27 996.130.114 996.130.114

Tambahan modal disetor 27 351.948.790 351.948.790

Penghasilan komprehensif lain 11,12,13,26 34.058.980 34.497.746

Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 28 1.850.000 1.850.000
Tidak ditentukan penggunaannya 3.401.778.322 3.360.763.242

JUMLAH EKUITAS 4.785.766.206 4.745.189.892

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 9.092.613.550 10.917.456.216

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-4-
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 (TIDAK DIAUDIT)

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


Catatan 31 Maret 2021 31 Maret 2020
Rp'000 Rp'000

PENDAPATAN
Sewa pembiayaan 29 3.341.613 18.002.657
Pembiayaan konsumen 30 264.130.048 421.844.062
Anjak piutang 31 27.202.404 1.342.766
Sewa operasi - properti investasi 11,39 150.000 150.000
Sewa operasi - kendaraan 12,39 1.013.398 1.253.132
Bunga 32,39 16.625.128 194.793
Keuntungan kurs mata uang asing - bersih 40 1.293.445 7.562.898
Pendapatan lain-lain 33 93.348.984 104.776.887

JUMLAH PENDAPATAN 407.105.020 555.127.195

BEBAN
Bunga dan pembiayaan lainnya 34,39 123.140.216 157.961.894
Umum dan administrasi 35,39 37.011.742 49.675.546
Tenaga kerja 36,39 69.164.755 82.334.900
Imbalan Pasca Kerja 26 3.287.711 3.989.158
Penyusutan aset sewa operasi 12 398.206 417.456
Kerugian penurunan nilai aset keuangan 6,7,8,9 124.845.890 142.152.964
Kerugian penjualan aset tetap 13 104.787 52.126
Beban lain-lain 1.228.214 1.363.215

JUMLAH BEBAN 359.181.521 437.947.259

LABA SEBELUM PAJAK 47.923.499 117.179.936

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 37


Pajak kini (12.521.446) (28.977.900)
Pajak tangguhan 5.174.261 5.030.863

JUMLAH BEBAN PAJAK - BERSIH (7.347.185) (23.947.037)

LABA BERSIH PERIODE BERJALAN 40.576.314 93.232.899

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN


Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi - -
Manfaat (beban) pajak terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi - -

JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN SETELAH PAJAK - -

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 40.576.314 93.232.899

LABA PER SAHAM 38


(dalam Rupiah penuh)
Dasar / Dilusian 10,18 23,40

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-5-
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 (TIDAK DIAUDIT)

Penghasilan komprehensif lain Saldo Laba


Modal Tambahan Revaluasi aset tetap Keuntungan (kerugian) Ditentukan Tidak ditentukan
Catatan saham modal disetor dan aset sewa operasi aktuarial penggunaannya penggunaannya Jumlah Ekuitas
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Saldo per 1 Januari 2020 996.130.114 351.948.790 50.808.193 (19.742.342) 1.700.000 3.312.345.601 4.693.190.356
Laba bersih periode berjalan - - - - - 93.232.899 93.232.899
Penghasilan komprehensif lain
Pemindahan surplus revaluasi aset tetap
ke saldo laba akibat penjualan aset tetap
yang telah direvaluasi - - (1.488.537) - - 1.488.537 -
Saldo per 31 Maret 2020 996.130.114 351.948.790 49.319.656 (19.742.342) 1.700.000 3.407.067.037 4.786.423.255

Saldo per 1 Januari 2020 996.130.114 351.948.790 50.808.193 (19.742.342) 1.700.000 3.312.345.601 4.693.190.356
Cadangan umum 28 - - - - 150.000 (150.000) -
Laba bersih tahun berjalan - - - - - 46.566.702 46.566.702
Penghasilan komprehensif lain
Pengukuran kembali program
imbalan pasti - setelah pajak - - - 8.344.111 - - 8.344.111
Pemindahan surplus revaluasi aset tetap
ke saldo laba akibat penjualan aset tetap
yang telah direvaluasi - - (2.000.939) - - 2.000.939 -
Dampak penyesuaian tarif pajak - - (1.492.107) (1.419.170) - - (2.911.277)
Saldo per 31 Desember 2020 996.130.114 351.948.790 47.315.147 (12.817.401) 1.850.000 3.360.763.242 4.745.189.892

Saldo per 1 Januari 2021 996.130.114 351.948.790 47.315.147 (12.817.401) 1.850.000 3.360.763.242 4.745.189.892
Laba bersih periode berjalan - - - - - 40.576.314 40.576.314
Penghasilan komprehensif lain
Pemindahan surplus revaluasi aset tetap
ke saldo laba akibat penjualan aset tetap
yang telah direvaluasi - - (438.766) - - 438.766 -
Saldo per 31 Maret 2021 996.130.114 351.948.790 46.876.381 (12.817.401) 1.850.000 3.401.778.322 4.785.766.206

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-6-
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 (TIDAK DIAUDIT)

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


31 Maret 2021 31 Maret 2020
Rp'000 Rp'000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan kas dari:
Pembiayaan konsumen 1.533.502.334 2.129.124.733
Sewa pembiayaan 123.740.123 122.959.061
Anjak piutang 3.790.335 2.490.335
Sewa operasi 1.096.285 1.353.382
Penerimaan dari pendapatan administrasi, denda keterlambatan,
pelunasan dipercepat & aktivitas operasi lainnya 84.427.759 85.852.600
Penerimaan bunga 21.013.206 194.793
Penerimaan (pengeluaran) kas sehubungan dengan kerjasama penerusan pinjaman
dan pembiayaan bersama (126.478.140) (195.489.818)
Pembayaran kas untuk:
Sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen (657.628.631) (1.608.704.401)
Pembayaran aktivitas operasi lainnya (77.629.986) (77.500.474)
Pembayaran bunga (124.428.583) (155.087.746)
Pembayaran beban umum dan administrasi (20.710.950) (38.215.732)
Pembayaran pajak penghasilan - (35.121.689)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 760.693.752 231.855.044

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Hasil penjualan aset tetap 1.226.339 2.806.349
Perolehan aset tetap (1.368.709) (7.974.334)
Perolehan aset takberwujud (555.572) (1.532.103)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (697.942) (6.700.088)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penerimaan utang bank 1.100.000.000 658.981.250
Pembayaran utang bank (998.053.381) (944.474.253)
Pelunasan surat berharga yang diterbitkan (2.000.000.000) -
Pembayaran liabilitas sewa (338.653) -

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (1.898.392.034) (285.493.003)

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (1.138.396.224) (60.338.047)

KAS DAN BANK AWAL TAHUN 1.924.784.701 104.364.990


Efek dari perubahan kurs - 950.676

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 786.388.477 44.977.619

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-7-
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Clipan Finance Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 47 tanggal 15 Januari 1982, yang
diubah dengan akta No. 363 tanggal 29 Juni 1982, keduanya dibuat oleh Ny. Kartini Muljadi, S.H., notaris di
Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. C2-396.HT.01.01.Th.82 tanggal 2 Agustus 1982 dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan
Negeri Jakarta berturut-turut No. 2771 dan 2772 tanggal 10 Agustus 1982, serta diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 1 Oktober 1982, Tambahan No. 1189.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta No. 12 tanggal
19 Juni 2019 yang dibuat dihadapan Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H.,Mkn., notaris di Jakarta, dalam rangka
perubahan ketentuan anggaran dasar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
No.29/POJK.05/2014 tentang “Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan”, Peraturan OJK
No.32/POJK.04/2014 tentang “Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan
Terbuka” dan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang “Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik”. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum Dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0037457.AH.01.02 Tahun 2019
tanggal 19 Juni 2019.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha
pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna dan sewa operasi.

Perusahaan memperoleh izin usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No.1402/KMK.013/1990 tanggal 3 November 1990. Perusahaan berkedudukan di Jakarta
dengan 45 kantor cabang dan 75 kantor pemasaran. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Slipi lantai 6,
Jl. Letjen S. Parman Kav 12 Jakarta 11480.

Perusahaan tergabung dalam kelompok Panin Group dengan entitas induk akhir adalah PT Panin Investment.
Rata-rata jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2021 sebanyak 2.677 karyawan
(31 Desember 2020: 3.010 karyawan).

Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2021 dan
31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

31 Maret 2021 dan


31 Desember 2020

Dewan Komisaris
Komisaris Utama Roosniati Salihin *)
Komisaris Mu’min Ali Gunawan

Komisaris Independen Veronika Lindawati **)


Lukman Abdullah
Dewan Direksi
Direktur Utama Gita Puspa Kirana Darmawan
Direktur Jahja Anwar
Engelbert Rorong JR
Yimmy Weddianto
Komite Audit
Ketua Lukman Abdullah
Anggota Sahat Maruli Purba
Priskila Gabrielia Ciahaya

Sekretaris Perusahaan Jahja Anwar

Audit Intern Irsan Saulus

*) Akan efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
**) Pada tanggal 8 Maret 2021, Ibu Veronika Lindawati efektif mengundurkan diri dari posisi Komisaris Independen, Ketua
Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Anggota Komite Pemantau Risiko PT Clipan Finance Indonesia Tbk. Pengunduran
diri tersebut akan disahkan pada Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2021.

-8-
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Ruang lingkup wewenang Direktur Utama mencakup bidang pemasaran selain pembiayaan mobil baru,
pengembangan bisnis, sumber daya manusia dan general affair serta audit intern. Ruang lingkup wewenang
Direktur mencakup bidang operasional dan administrasi, analisa kredit, standar prosedur operasional,
akuntansi, keuangan dan anggaran, teknologi informasi, hubungan dengan investor serta manajemen risiko
dan sekretaris Perusahaan. Ruang lingkup wewenang Direktur lainnya mencakup bidang penagihan, hukum,
litigasi, kepatuhan, prinsip pengenalan konsumen dan bidang pemasaran khususnya untuk pembiayaan mobil
baru.

Pembentukan Komite Audit Perusahaan telah sesuai dengan POJK No. 30/POJK.05/2014 tentang Tata
Kelola Perusahaan yang baik bagi Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan Surat Keputusan
No. 840/CFI/DIR/XII/2018 tanggal 4 Desember 2018, Perusahaan menetapkan Perubahan Susunan Anggota
Komite Audit.

Gaji dan kesejahteraan Dewan Komisaris Perusahaan masing-masing sebesar Rp 213.596 ribu untuk tanggal
31 Maret 2021 (31 Maret 2020 : Rp 69.270 ribu). Gaji dan kesejahteraan Dewan Direksi Perusahaan sebesar
Rp 2.122.250 ribu untuk tanggal 31 Maret 2021 (31 Maret 2020 : Rp 1.986.055 ribu).

b. Penawaran Umum Perusahaan

Penawaran Umum Saham

Pada tanggal 26 Juni 1989, Perusahaan memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan
surat No. SI-037/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 1.500 ribu saham Perusahaan
kepada masyarakat.

Penawaran Umum Perdana dan Terbatas yang telah dilakukan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

Nilai Harga
Jumlah nominal penawaran Nomor dan tanggal surat
Keterangan Saham per saham per saham efektif dari Bapepam
Rp Rp

Penawaran Umum Perdana 1.500.000 1.000 8.850 S1-037/SHM/MK.10/1989 26 Juni 1989

Penawaran Umum Terbatas I 29.600.034 1.000 1.000 S-2427/PM/1997 17 Oktober 1997

Penawaran Umum Terbatas II 217.211.696 500 500 S-2009/PM/1999 20 Oktober 1999

Penawaran Umum Terbatas III 336.119.485 500 500 S-1136/PM/2000 23 Mei 2000

Penawaran Umum Terbatas IV 1.561.085.388 250 350 S-3216/BL/2007 29 Juni 2007

Penawaran Umum Terbatas V 1.171.488.567 250 400 S-10363/BL/2011 23 September 2011

Pada tanggal 5 Agustus 1993 dan 24 Juli 1995, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus masing-
masing sebanyak 2.466.564 saham dan 4.933.453 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang
berasal dari agio hasil penawaran umum perdana. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Jakarta dan Surabaya.

Pada tanggal 9 Desember 1998, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus sebanyak 8.705.734
saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Desember 1998.

Pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020, seluruh saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek
Indonesia masing-masing sebanyak 3.984.520.457 lembar.

2. PERUBAHAN ATAS PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI


STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

a. Standar dan amandemen/penyesuaian dan interpretasi standar yang berlaku efektif pada
1 Januari 2020

Perusahaan telah menerapkan standar dan sejumlah amandemen / penyesuaian / interpretasi PSAK yang
relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2020.

-9-
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

PSAK 71 Instrumen Keuangan

Perusahaan menerapkan PSAK 71 dan amandemen konsekuensi untuk standar lainnya dengan tanggal
penerapan awal 1 Januari 2020. Efek yang timbul dari penerapan PSAK 71 telah diakui segera dalam saldo
laba.

PSAK 71 memberikan persyaratan baru untuk:

1. Klasifikasi dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan

2. Penurunan nilai aset keuangan; dan

Rincian persyaratan baru tersebut dan dampaknya terhadap laporan keuangan dijelaskan di bawah ini.

Perusahaan telah menerapkan PSAK 71 sesuai dengan ketentuan-ketentuan transisi dalam PSAK 71.

a) Klasifikasi dan pengukuran aset keuangan

Tanggal penerapan awal (yaitu, tanggal ketika Perusahaan telah menilai aset keuangan dan liabilitas
keuangan sesuai dengan ketentuan PSAK 71) adalah 1 Januari 2020. Oleh karena itu, Perusahaan
telah menerapkan persyaratan PSAK 71 untuk instrumen yang belum dihentikan pengakuannya pada
1 Januari 2020 dan tidak menerapkan persyaratan pada instrumen yang telah dihentikan
pengakuannya pada 1 Januari 2020.

Seluruh aset keuangan yang diakui dan termasuk dalam ruang lingkup PSAK 71 disyaratkan untuk
diukur selanjutnya menggunakan dasar biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar berdasarkan
model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan karakteristik arus kas kontraktual dari aset
keuangan.

Khususnya, instrumen utang yang dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk memperoleh arus
kas kontraktual yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang,
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Terlepas dari hal-hal di atas, Perusahaan dapat melakukan pemilihan yang tidak terbatalkan dari salah
satu pilihan berikut saat pengakuan awal aset keuangan:

 Perusahaan dapat melakukan pemilihan yang tidak terbatalkan untuk menyajikan perubahan
selanjutnya atas nilai wajar sebuah investasi ekuitas yang bukan dimiliki untuk diperdagangkan dan
juga bukan merupakan imbalan kontinjensi yang diakui oleh pihak pengakuisisi kombinasi bisnis
dalam penghasilan komprehensif lain.

Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo serta pinjaman yang diberikan
dan piutang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi berdasarkan PSAK 55 tetap diukur
menggunakan biaya perolehan diamortisasi berdasarkan PSAK 71 karena dimiliki dalam model bisnis
yang bertujuan untuk mendapatkan arus kas kontraktual dan arus kas kontraktual tersebut semata dari
pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.

b) Penurunan nilai aset keuangan

PSAK 71 mensyaratkan model kerugian kredit ekspektasian yang berbeda dengan model kerugian
kredit pada saat terjadinya berdasarkan PSAKK 55. Model kerugian kredit ekspektasian mensyaratkan
Perusahaan untuk mencatat kerugian kredit ekspektasian dan perubahan dalam kerugian kredit
ekspektasian pada setiap tanggal pelaporan untuk menunjukkan perubahan risiko kredit sejak
pengakuan awal aset keuangan. Tidak lagi disyaratkan terjadinya peristiwa kredit sebelum pengakuan
kerugian kredit.

Secara khusus, PSAK 71 mensyaratkan Perusahaan untuk mengakui cadangan kerugian kredit
ekspektasian atas:

1) Piutang sewa;

2) Piutang usaha dan aset kontrak; dan

- 10 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

3) Komitmen pinjaman dan kontrak jaminan keuangan di mana persyaratan penurunan nilai PSAK 71
berlaku.

Secara khusus, PSAK 71 mengharuskan Perusahaan untuk mengukur penyisihan kerugian instrumen
keuangan sejumlah kerugian kredit ekspektasian (“ECL“) sepanjang umurnya jika risiko kredit atas
instrumen keuangan tersebut meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal, atau jika instrumen
keuangan tersebut merupakan pembelian atau berasal dari aset keuangan yang nilai kreditnya telah
mengalami penurunan nilai. Namun, jika risiko kredit atas instrumen keuangan tidak meningkat secara
segnifikan sejak pengakuan awal (kecuali untuk pembelian atau berasal dari aset keuangan yang nilai
kreditnya telah mengalami penurunan nilai), Perusahaan diharuskan untuk mengukur cadangan
kerugian dari instrumen keuangan tersebut sejumlah ECL sepanjang 12 bulan.

Amandemen konsekuensial terhadap PSAK 60 juga menyebabkan pengungkapan yang lebih luas atas
dampak risiko kredit terhadap laporan keuangan Perusahaan (lihat Catatan 6, 7, 8 dan 9).

c) Klasifikasi dan pengukuran liabilitas keuangan

Perubahan signifikan PSAK 71 dalam hal klasifikasi dan pengukuran liabilitas keuangan berkatan
dengan perlakuan akuntansi atas perubahan nilai wajar suatu liabiitas keuangan yang ditetapkan pada
FVTPL yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit penerbit.

Secara spesifik, PSAK 71 mensyaratkan perubahan nilai wajar dari liabilitas keuangan yang dapat
diatribusikan pada perubahan dari risiko kredit liabilitas untuk disajikan di penghasilan komprehensif
lain, kecuali jika pengakuan dari dampak perubahan tersebut dapat menyebabkan atau memperbesar
inkonsistensi perlakukan akuntansi dalam laba rugi. Perubahan nilai wajar yang diatribusikan pada
risiko kredit liabilitas keuangan selanjutnya tidak direklasifikasi ke laba rugi, namun dialihkan ke saldo
laba ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.

PSAK 73 Sewa

PSAK 73 memperkenalkan persyaratan baru atau persyaratan yang disesuaikan sehubungan dengan
akuntansi sewa. PSAK 73 memperkenalkan perubahan signifikan pada akuntansi sewa dengan
menghilangkan perbedaan antara sewa operasi dan pembiayaan, mensyaratkan pengakuan aset hak-guna
dan liabilitas sewa pada tanggal permulaan untuk seluruh sewa, kecuali sewa jangka-pendek dan sewa
yang aset pendasarnya bernilai-rendah. Berbeda dengan akuntansi penyewa, persyaratan akuntansi
pesewa secara luas tetap tidak berubah. Rincian atas persyaratan baru tersebut dijelaskan dalam
Catatan 3. Dampak dari penerapan PSAK 73 terhadap laporan keuangan Perusahaan diuraikan di bawah
ini.

Tanggal penerapan awal PSAK 73 bagi Perusahaan adalah 1 Januari 2020.

Perusahaan telah menerapkan PSAK 73 menggunakan pendekatan dengan dampak kumulatif pada awal
penerapan yang mana:

 Mensyaratkan Perusahaan untuk mengakui dampak kumulatif pada awal penerapan PSAK 73 sebagai
penyesuaian terhadap saldo awal saldo laba pada tanggal penerapan awal; dan

 Tidak memperkenankan penyajian kembali saldo komparatif, yang tetap disajikan sesuai PSAK 30
Sewa (“PSAK 30“) dan ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa
(“ISAK 8“).

a) Dampak dari definisi baru sewa

Perusahaan telah menggunakan cara praktis yang tersedia pada transisi PSAK 73 untuk tidak menilai
kembali apakah sebuah kontrak mengandung sewa. Dengan demikian, definisi sewa sesuai dengan
PSAK 30 dan ISAK 8 akan tetap diterapkan terhadap sewa yang disepakati atau dimodifikasi sebelum
1 Januari 2020.

Perubahan pada definisi sewa terutama berhubungan dengan konsep pengendalian. PSAK 73
menentukan apakah kontrak mengandung sewa berdasarkan apakah pelanggan memiliki hak untuk
mengendalikan penggunaan aset identifikasian selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan
imbalan. Hal ini berbeda dengan fokus terhadap ‘risiko dan manfaat‘ dalam PSAK 30 dan ISAK 8.
Perusahaan menerapkan definisi sewa dan panduan terkait yang terdapat dalam PSAK 73 terhadap
seluruh kontrak sewa yang disepakati atau dimodifikasi pada atau setelah 1 Januari 2020 (terlepas
- 11 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

apakah Perusahaan adalah pesewa atau penyewa dalam kontrak sewa). Definisi baru dalam PSAK 73
tidak akan mengubah secara signifikan lingkup kontrak yang memenuhi definisi sewa bagi Perusahaan.

b) Dampak terhadap akuntansi penyewa

Sewa operasi terdahulu

PSAK 73 mengubah cara Perusahaan memperlakukan sewa yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai
sewa operasi dalam PSAK 30, yang tidak dicatat di neraca.

Dengan menerapkan PSAK 73, untuk seluruh sewa (kecuali sebagaimana dijelaskan di bawah ini),
Perusahaan:

i. Mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa pada laporan posisi keuangan, yang pada awalnya
diukur pada nilai kini dari pembayaran sewa masa depan, dengan aset hak-guna disesuaikan
dengan jumlah pembayaran di muka atau terutang terkait sewa tersebut sesuai dengan PSAK
73.C08(b)(ii), kecuali untuk aset hak-guna sewa properti yang diukur secara retrospektif seolah-olah
standar telah diterapkan sejak tanggal permulaan sewa;

ii. Mengakui penyusutan aset hak-guna dan bunga atas liabilitas sewa pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain; dan

iii. Memisahkan jumlah kas yang dibayarkan atas bagian pokok (disajikan dalam kegiatan
pembiayaan) dan bunga (disajikan dalam kegiatan operasi) dalam laporan arus kas.

Insentif sewa (contoh, periode sewa gratis) diakui sebagai bagian dari pengukuran aset hak-guna dan
liabilitas sewa di mana dalam PSAK 30 insentif sewa mengakibatkan pengakuan liabilitas insentif sewa,
yang diamortisasi sebagai pengurang atas beban sewa secara garis lurus.

Dalam PSAK 73, aset hak-guna diuji untuk penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 Penurunan Nilai
Aset (“PSAK 48“). PSAK 73 menggantikan persyaratan sebelumnya untuk mengakui provisi atas
kontrak sewa yang bersifat memberatkan.

Untuk sewa jangka-pendek (sewa dengan masa sewa 12 bulan atau kurang) dan sewa yang aset
pendasarnya bernilai-rendah (seperti komputer pribadi dan furnitur kantor), Perusahaan telah memilih
untuk mengakui beban sewa secara garis lurus sebagaimana diijinkan dalam PSAK 73. Beban ini
disajikan dalam “beban umum dan administrasi“ di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain.

Perusahaan telah menggunakan cara praktis berikut ketika menerapkan pendekatan dampak kumulatif
pada awal penerapan terhadap sewa-dewa yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai sewa operasi
berdasarkan PSAK 30:

 Perusahaan telah menerapkan tingkat diskonto tunggal untuk portofolio sewa dengan karakteristik
yang secara wajar serupa;

 Perusahaan telah menyesuaikan aset hak-guna pada tanggal penerapan awal dengan jumlah
provisi sewa yang bersifat memberatkan sesuai PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset
Kontinjensi (“PSAK 57“) segera dalam laporan posisi keuangan sebelum tanggal penerapan awal
sebagai alternatif untuk melakukan reviu penurunan nilai;

 Perusahaan telah memilih untuk tidak mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa terhadap sewa-
sewa yang masa sewanya berakhir dalam 12 bulan dari tanggal penerapan awal:

 Perusahaan telah mengecualikan biaya langsung awal dari pengukuran aset hak-guna pada
tanggal penerapan awal; dan

 Perusahaan telah menggunakan tinjauan ke belakang, dalam menentukan masa sewa jika kontrak
mengandung opsi untuk memperpanjang atau menghentikan sewa.

Sewa yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan

Untuk sewa-sewa yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan sesuai PSAK 30,
jumlah tercatat aset sewaan dan utang sewa pembiayaan yang diukur sesuai PSAK 30 segera sebelum

- 12 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

tanggal penerapan awal direklasifikasi masing-masing ke aset hak-guna dan liabilitas sewa tanpa
penyesuaian, kecuali dalam hal Perusahaan telah memilih untuk menerapkan pengecualian pengakuan
sewa bernilai rendah.

Aset hak-guna dan liabilitas sewa dicatat sesuai PSAK 73 dari 1 Januari 2020.

Perbedaan utama antara PSAK 73 dan PSAK 30 sehubungan dengan kontrak yang sebelumnya
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah pengukuran jaminan nilai residual yang diberikan
oleh penyewa kepada pesewa. PSAK 73 mensyaratkan Perusahaan mengakui sebagian dari liabilitas
sewa hanya sejumlah nilai yang diharapkan akan terhutang berdasarkan jaminan nilai residual, bukan
jumlah jaminan nilai maksimum seperti yang disyaratkan oleh PSAK 30. Perubahan ini tidak
berdampak material pada laporan keuangan Perusahaan.

c) Dampak terhadap akuntansi pesewa

PSAK 73 tidak mengubah secara substansial cara pesewa mencatat sewa. Dalam PSAK 73, pesewa
tetap mengklasifikasikan sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi dan mencatat kedua jenis
sewa tersebut secara berbeda.

Tetapi, PSAK 73 telah mengubah dan memperluas persyaratan pengungkapan, terutama cara pesewa
mengelola risiko yang timbul dari kepentingan residual dalam aset sewa.

Rata-rata tertimbang suku bunga pinjaman inkremental penyewa yang diterapkan pada liabilitas sewa
yang diakui dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 1 Januari 2020 adalah 9%.

Tabel di bawah ini menunjukkan komitmen sewa operasi yang diungkapkan dengan menerapkan PSAK
30 pada tanggal 31 Desember 2019, didiskontokan menggunakan suku bunga pinjaman inkremental
pada tanggal penerapan awal dan liabilitas sewa yang diakui pada laporan posisi keuangan pada
tanggal penerapan awal:

1 Januari 2020
Rp '000

Komitmen sewa operasi pada


31 Desember 2019 3.858.347
Dampak diskonto jumlah di atas (360.757)
Liabilitas sewa diakui pada
1 Januari 2020 3.497.590

Dampak dari penerapan PSAK 71 dan PSAK 73 disajikan dan dijelaskan di bawah ini:

Dilaporkan sebelumnya Penerapan Penerapan Catatan Disesuaikan pada


per 31 Desember 2019 PSAK 71 PSAK 73 penjelasan 1 Januari 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
ASET
Aset hak-guna - - 21.247.416 (2) 21.247.416
Piutang sewa pembiayaan 741.211.620 8.438.656 - (1) 749.650.276
Piutang pembiayaan konsumen 9.846.112.210 (21.537.057) - (1) 9.824.575.153
Tagihan anjak piutang 695.030.908 606.611 - (1) 695.637.519
21.583.548 - (17.749.826) (2) 3.833.722
LIABILITAS
Liabilitas sewa - - 3.497.590 (2) 3.497.590

EKUITAS
Saldo laba 4.705.682.146 (12.491.790) - (1) 4.693.190.356

- 13 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

PSAK 71

1) Penerapan persyaratan penurunan nilai PSAK 71 telah mengakibatkan tambahan pengakuan


cadangan kerugian.

PSAK 73

2) Penerapan PSAK 73 untuk sewa yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai sewa operasi berdasarkan
PSAK 30 mengakibatkan pengakuan atas aset hak-guna dan liabilitas sewa. Pembayaran sewa dibayar
di muka juga disesuaikan ke aset hak-guna.

b) Amandemen Standar Telah Diterbitkan tapi Belum Diterapkan

Pada tanggal persetujuan laporan keuangan, amandemen PSAK yang diterbitkan namun belum berlaku
efektif sebagai berikut:

 PSAK 73 (amandemen) Sewa: Konsesi Sewa terkait COVID-19 efektif untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Juni 2020, dengan penerapan dini.

 PSAK 22 (amandemen) Kombinasi Bisnis: Definisi Bisnis efektif untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2021, dengan penerapan dini.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, dampak dari penerapan standar, amandemen dan
interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan tidak dapat diketahui atau diestimasi oleh manajemen
karena belum ada transaksi yang relevan dengan hal tersebut.

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan Perusahaan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan
keputusan Bapepam-LK No. KEP.347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 No. VIII.G.7 tentang Pedoman
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Emiten atau Perusahaan Publik.

b. Dasar Penyusunan

Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali aset tetap, properti investasi dan
instrumen keuangan tertentu yang diukur pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode
pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di bawah ini.

Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang
dan jasa.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas
dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Direksi memiliki, pada saat persetujuan laporan keuangan, suatu ekspektasi yang memadai bahwa
Perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk melanjutkan keberadaan operasinya untuk di masa
yang akan datang sehingga mereka melanjutkan penerapan dasar akuntansi kelangsungan usaha dalam
penyusunan laporan keuangan.

c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Laporan keuangan Perusahaan diukur dan disajikan dalam mata uang dari lingkungan ekonomi utama
dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Laporan keuangan Perusahaan disajikan dalam mata
uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

Dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan, transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional
entitas (mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir periode
pelaporan, pos moneter dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal
tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan kembali pada
kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya
historis dalam valuta asing tidak dijabarkan kembali.

- 14 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Selisih kurs diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya kecuali untuk:

 Selisih kurs atas pinjaman dalam valuta asing yang berkaitan dengan aset dalam konstruksi untuk
penggunaan yang produktif di masa depan, termasuk dalam biaya perolehan aset tersebut ketika
dianggap sebagai penyesuaian atas biaya bunga atas pinjaman dalam valuta asing;

 Selisih nilai tukar yang muncul dari penjabaran kembali pos-pos nonmoneter, di mana keuntungan atau
kerugian diakui dalam penghasilan komprehensif lain. Untuk pos-pos nonmoneter tersebut, setiap
keuntungan atau kerugian dari komponen pertukaran tersebut juga diakui dalam penghasilan
komprehensif lain.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan:

a) Orang atau anggota keluarga dekatnya yang mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut:

1) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan;

2) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan ; atau

3) merupakan personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk dari Perusahaan.

b) Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut:

1) entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).

2) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau
ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut
adalah anggotanya).

3) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

4) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi
dari entitas ketiga.

5) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan Perusahaan.

6) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a).

7) orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

8) Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut,
menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada Perusahaan atau kepada entitas induk dari
Perusahaan.

Transaksi signifikan yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan
persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan.

e. Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui pada laporan posisi keuangan pada saat Perusahaan menjadi
salah satu pihak dalam ketentuan kontraktual instrument tersebut.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan dan liabilitas keuangan
ditambahkan atau dikurangkan dari nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan, jika diperlukan pada
pada pengakuan awal. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara dengan perolehan aset keuangan
dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi diakui langsung pada laba rugi.

Perusahaan menerapkan semua pembelian atau penjualan regular aset keuangan diakui dan dihentikan
pengakuannya berdasarkan tanggal perdagangan. Pembelian atau penjualan regular adalah pembelian atau
penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh
peraturan atau konvensi di pasar.

- 15 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Semua aset keuangan yang diakui selanjutnya diukur secara keseluruhan pada biaya perolehan yang
diamortisasi atau nilai wajar, tergantung pada klasifikasi aset keuangan tersebut.

Klasifikasi aset keuangan

Instrumen utang yang memenuhi persyaratan berikut selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi:

 Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan dalam rangka
mendapatkan arus kas kontraktual; dan

 Persyaratan kontraktual dari aset keuangan menghasilkan arus kas pada tanggal tertentu yang semata
dari pembayaran pokok dan bunga (“SPPI”) dari jumlah pokok terutang.

Instrumen utang selanjutnya diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (“FVTOCI”), jika
memenuhi kedua kondisi berikut ini:

 Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan tercapai dengan mendapatkan arus
kas kontraktual dan menjual aset keuangan; dan

 Persyaratan kontraktual dari aset keuangan menghasilkan arus kas pada tanggal tertentu yang semata-
mata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.

Seluruh aset keuangan lain selanjutnya diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (“FVTPL”).

Meskipun telah disebutkan sebelumnya, Perusahaan dapat menetapkan pilihan tak terbatalkan pada saat
pengakuan awal aset keuangan sebagai berikut:

 Menyajikan perubahan selanjutnya nilai wajar investasi pada instrumen ekuitas dalam penghasilan
komprehensif lain jika kriteria tertentu dipenuhi (lihat di bawah); dan

 Menetapkan aset keuangan yang memenuhi kreteria biaya perolehan diamortisasi atau FVTOCI sebagai
diukur pada FVTPL, jika penetapan itu mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi
pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) (lihat di bawah).

Biaya perolehan diamortisasi dan metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrument utang
dan mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan.

Untuk instrumen keuangan selain yang dibeli atau berasal dari aset keuangan memburuk, suku bunga
efektif adalah tingkat suku bunga yang secara tepat mendiskontokan penerimaan kas masa depan
(termasuk semua biaya dan poin yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premi atau diskon lainnya) tidak termasuk kerugian
kredit ekspektasian, melalui umur ekspektasian dari instrumen utang, atau, jika tepat, periode yang lebih
pendek, ke jumlah tercatat bruto instrumen utang pada saat pengakuan awal. Untuk aset keuangan yang
dibeli atau yang berasal dari aset keuangan memburuk, suku bunga efektif yang disesuaikan dengan risiko
kredit dihitung dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan, termasuk estimasi kerugian kredit,
ke biaya perolehan diamortisasi instrumen utang pada pengakuan awal.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan adalah nilai aset keuangan yang diukur pada saat
pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah amortisasi kumulatif menggunakan metode suku
bunga efektif dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, disesuaikan dengan penyisihan
kerugiannya. Di sisi lain, jumlah tercatat bruto aset keuangan adalah biaya perolehan diamortisasi dari aset
keuangan, sebelum disesuaikan dengan penyisihan kerugian.

Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif untuk intrumen utang yang diukur
selanjutnya pada biaya perolehan diamortisasi dan pada FVTOCI. Untuk instrumen keuangan lain, kecuali
aset keuangan yang dibeli atau berasal dari aset keuangan memburuk, pendapatan bunga dihitung dengan
menerapkan suku bunga efektif terhadap jumlah tercatat bruto aset keuangan, kecuali aset keuangan yang
kemudian mengalami penurunan nilai kredit. Untuk aset keuangan yang berasal dari aset keuangan
memburuk, pendapatan bunga diakui dengan menerapkan suku bunga efektif terhadap biaya perolehan
diamortisasi dari aset keuangan tersebut. Jika pada periode pelaporan keuangan selanjutnya, risiko kredit

- 16 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

aset keuangan tersebut membaik sehingga aset keuangan tidak lagi mengalami penurunan nilai kredit,
maka pendapatan bunga diakui dengan menerapkan suku bunga efektif terhadap jumlah tercatat bruto aset
keuangan.

Untuk aset keuangan yang dibeli atau berasal dari aset keuangan memburuk, Perusahaan mengakui
pendapatan bunga dengan menerapkan suku bunga efektif yang disesuaikan dengan risiko kredit atas biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan sejak pengakuan awal. Perhitungan tidak kembali ke basis bruto
bahkan jika risiko kredit dari aset keuangan selanjutnya membaik sehingga aset keuangan tidak lagi
mengalami penurunan kredit.

Pendapatan bunga diakui dalam laba rugi dan dimasukkan dalam pos “Penghasilan bunga”.
Keuntungan dan kerugian kurs mata uang asing

Jumlah tercatat aset keuangan dalam mata uang asing ditentukan dalam mata uang tersebut dan
dijabarkan dengan menggunakan kurs spot pada setiap tanggal pelaporan.

Penurunan nilai aset keuangan

Perusahaan mengakui penyisihan kerugian untuk kerugian kredit ekspektasian (“ECL”) atas sewa
pembiayaan, pembiayaan konsumen dan anjak piutang. Nilai kerugian kredit ekspektasian diperbarui pada
tanggal pelaporan untuk mencerminkan perubahan risiko kredit sejak pengakuan awal masing-masing
instrumen keuangan.

Perusahaan selalu mengakui ECL sepanjang umurnya untuk sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen dan
anjak piutang. Kerugian kredit ekspektasian atas aset keuangan diestimasi menggunakan matriks provisi
berdasarkan pengalaman kerugian kredit historis Perusahaan, disesuaikan untuk faktor spesifik debitur,
kondisi ekonomi umum serta penilaian atas arah kondisi kini dan perkiraan masa depan pada tanggal
pelaporan, termasuk nilai waktu atas uang jika tepat.

Kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur merupakan kerugian kredit ekspektasian yang timbul dari
seluruh kemungkinan peristiwa gagal bayar selama perkiraan umur instrumen keuangan. Sebaliknya, ECL
12 bulan mewakili porsi ECL sepanjang umur yang timbul dari peristiwa gagal bayar pada instrumen
keuangan yang mungkin terjadi dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

Peningkatan risiko kredit secara signifikan

Dalam menilai apakah risiko kredit pada instrumen keuangan telah meningkat secara signifikan sejak
pengakuan awal, Perusahaan membandingkan risiko gagal bayar yang terjadi pada instrumen keuangan
pada tanggal pelaporan dengan risiko gagal bayar yang terjadi pada instrumen keuangan pada tanggal
pengakuan awal. Dalam melakukan penilaian, Perusahaan mempertimbangkan baik informasi kuantitatif
maupun kualitatif yang wajar dan medukung, termasuk pengalaman historis dan informasi bersifat perkiraan
masa depan, yang tersedia tanpa biaya atau upaya berlebihan. Informasi masa depan yang dipertimbangkan
mencakup prospek masa depan industri di mana debitur Perusahaan beroperasi, yang diperoleh dari
laporan ahli ekonomi, analis keuangan, badan pemerintah, lembaga terkait, dan organisasi serupa lainnya,
serta pertimbangan berbagai sumber eksternal aktual dan prakiraan informasi ekonomi yang terkait dengan
operasi inti Perusahaan.

Secara khusus, informasi berikut diperhitungkan ketika menilai apakah risiko kredit telah meningkat secara
signifikan sejak pengakuan awal:

 Memburuknya kondisi usaha, keuangan atau ekonomi yang terjadi saat ini atau prakiraan yang akan
menyebabkan penurunan signifikan atas kemampuan peminjam untuk menyelesaikan kewajiban
utangnya;

 Terdapat penurunan yang signifikan terhadap hasil operasi peminjam, baik secara aktual atau yang
diperkirakan akan terjadi;

Terlepas dari hasil penilaian di atas, Perusahaan membuat praduga risiko kredit aset keuangan telah
meningkat signifikan sejak pengakuan awal ketika pembayaran kontraktual tertunggak lebih dari 30 hari,
kecuali jika Perusahaan memiliki informasi yang wajar dan terdukung yang menunjukkan hal sebaliknya.

Meskipun demikian, Perusahaan mengasumsikan bahwa risiko kredit pada instrumen keuangan tidak

- 17 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal jika instrumen keuangan tersebut ditetapkan memiliki
risiko kredit yang rendah pada tanggal pelaporan. Instrumen keuangan bertekad memiliki risiko kredit
rendah jika:

1. instrumen keuangan memiliki risiko gagal bayar yang rendah;

2. debitur memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban arus kas kontraktualnya dalam waktu
dekat; dan

3. memburuknya kondisi ekonomi dan bisnis dalam jangka panjang dapat, tetapi tidak selalu, menurunkan
kemampuan peminjam untuk memenuhi kewajiban arus kas kontraktualnya.

Perusahaan menganggap aset keuangan memiliki risiko kredit rendah ketika aset memiliki peringkat kredit
eksternal 'investment grade' sesuai dengan definisi yang dipahami secara global atau jika peringkat
eksternal tidak tersedia, aset tersebut memiliki peringkat internal 'performing'. Performing berarti bahwa
rekanan memiliki posisi keuangan yang kuat dan tidak ada jumlah yang tertunggak.

Perusahaan secara teratur memantau efektivitas kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah
telah terjadi peningkatan risiko kredit yang signifikan dan merevisinya jika perlu untuk memastikan bahwa
kriteria tersebut mampu mengidentifikasi peningkatan risiko kredit yang signifikan sebelum jumlahnya jatuh
tempo.

Definisi gagal bayar

Perusahaan menganggap bahwa gagal bayar telah terjadi ketika aset keuangan tertunggak lebih dari
90 hari kecuali jika Perusahaan memiliki informasi yang wajar dan terdukung untuk menunjukkan bahwa
kriteria yang lebih panjang lebih tepat.

Aset keuangan memburuk

Aset keuangan mengalami penurunan nilai kredit ketika satu atau lebih peristiwa yang memiliki dampak
buruk pada estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan tersebut telah terjadi. Bukti bahwa aset
keuangan mengalami penurunan nilai termasuk data yang dapat diobservasi tentang peristiwa berikut:

 Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau peminjam;

 Pelanggaran kontrak, seperti peristiwa gagal bayar atau tunggakan;

 Pihak pemberi pinjaman, untuk alasan ekonomik atau kontraktual sehubungan dengan kesulitan
keuangan yang dialami pihak peminjam, telah memberikan konsesi pada pihak peminjam yang tidak
mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut.

 Terjadi kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan lainnya;

 Hilangnya pasar aktif untuk aset keuangan itu akibat kesulitan keuangan; atau

 Pembelian atau penerbitan aset keuangan dengan diskon sangat besar yang mencerminkan kerugian
kredit yang terjadi.

Kebijakan penghapusan

Perusahaan menghapuskan aset keuangan ketika ada informasi yang menunjukkan bahwa pihak lawan
berada dalam kesulitan keuangan yang buruk dan tidak ada prospek pemulihan yang realistis, contoh ketika
pihak lawan dalam proses likuidasi atau telah memasuki proses kebangkrutan, atau ketika jumlahnya sudah
lebih 180 hari tertunggak, mana yang terjadi lebih dulu. Aset keuangan yang dihapuskan dapat menjadi
subjek aktivitas paksaan dalam prosedur pemulihan Perusahaan, dengan mempertimbangkan nasihat
hukum yang sesuai. Setiap pemulihan yang terjadi diakui dalam laba rugi.

- 18 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Pengukuran dan pengakuan atas kerugian kredit ekspektasian

Pengukuran kerugian kredit ekspektasian merupakan fungsi dari probability of default, loss given default
(yaitu besarnya kerugian jika terjadi gagal bayar) dan eksposur pada gagal bayar. Penilaian probability of
default dan loss given default berdasarkan data historis yang disesuaikan dengan informasi masa depan
seperti dijelaskan di atas. Adapun eksposur atas gagal bayar, untuk aset keuangan, diwakili oleh nilai
tercatat bruto aset pada tanggal pelaporan; untuk kontrak jaminan keuangan, eksposur mencakup jumlah
yang ditarik pada tanggal pelaporan, ditambah dengan jumlah yang diperkirakan akan ditarik di masa depan
sebelum tanggal gagal bayar yang ditentukan berdasarkan tren historis, pemahaman Perusahaan mengenai
kebutuhan pembiayaan masa depan yang spesifik dari debiturnya, dan informasi perkiraan masa depan
lainnya yang relevan.

Untuk aset keuangan, kerugian kredit ekspektasian diestimasi sebagai selisih antara seluruh arus kas
kontraktual yang jatuh tempo kepada Perusahaan sesuai dengan kontrak dan seluruh arus kas yang
diekspektasi akan diterima oleh Perusahaan, didiskontokan pada suku bunga efektif awal. Untuk piutang
sewa, arus kas yang digunakan untuk menentukan kerugian kredit ekspektasian konsisten dengan arus kas
yang digunakan dalam mengukur piutang sewa berdasarkan PSAK 73.

Apabila kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur diukur secara kolektif untuk kasus dimana bukti
kenaikan signifikan risiko kredit pada level instrumen invidual tidak tersedia, instrumen keuangan
dikelompokkan dengan dasar sebagai berikut:

 Status jatuh tempo;

 Sifat jaminan untuk piutang sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen;

Pengelompokan ditelaah secara teratur oleh manajemen untuk memastikan setiap kelompok mempunyai
karakteristik risiko yang sama.

Jika Perusahaan telah mengukur cadangan kerugian untuk instrumen keuangan sebesar ECL sepanjang
umurnya pada periode pelaporan sebelumnya, tetapi menentukan pada tanggal pelaporan kini bahwa
kondisi untuk ECL sepanjang umurnya tidak lagi terpenuhi, Perusahaan mengukur cadangan kerugian
sejumlah ECL 12 bulan pada tanggal pelaporan kini.

Perusahaan mengakui keuntungan atau kerugian penurunan nilai dalam laba rugi untuk semua instrumen
keuangan dengan penyesuaian terkait ke jumlah tercatat melalui akun cadangan kerugian.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas
yang berasal dari aset keuangan berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara
substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika
Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat
kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan
berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar.
Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang
ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar
pinjaman yang diterima.

Pada penghentian pengakuan aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, perbedaan
antara nilai tercatat aset dan jumlah imbalan yang diterima dan piutang diakui dalam laba rugi.

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Klasifikasi sebagai liabilitias atau ekuitas

Instrumen utang dan ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan
atau ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen
ekuitas.

- 19 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah
dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dicatat sebesar
hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Pembelian kembali instrumen ekuitas Perusahaan (saham treasuri) diakui dan dikurangkan secara
langsung dari ekuitas. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan atau
pembatalan instrumen ekuitas Perusahaan tersebut tidak diakui dalam laba rugi.

Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai pada biaya perolehan diamortisasi.

Liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diakui pada
nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
penerbitan liabilitas keuangan tersebut, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3e), dimana beban bunga diakui berdasarkan tingkat
pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak
material.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi
dari liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan biaya bunga selama periode yang relevan. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran kas masa depan
(mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan
umur liabilitas keuangan, atau (jika lebih tepat) digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai
tercatat bersih pada saat pengakuan awal.

Keuntungan dan kerugian kurs mata uang asing

Untuk liabilitas keuangan dalam mata uang asing dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada setiap
tanggal pelaporan, keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing ditentukan berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi dari instrumen. Keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing diakui dalam laba
rugi untuk liabilitas keuangan yang tidak merupakan bagian dari hubungan lindung nilai ditetapkan. Untuk
yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai atas risiko mata uang asing, keuntungan dan kerugian
selisih kurs diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas yang
terpisah.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah
dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan
pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

f. Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan poisisi
keuangan jika Perusahaan tersebut memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui; dan berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk
merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Hak saling hapus dapat ada pada
saat ini dari pada bersifat kontinjen atas terjadinya suatu peristiwa di masa depan dan harus dieksekusi oleh
pihak lawan, baik dalam situasi bisnis normal dan dalam peristiwa gagal bayar, peristiwa kepailitan atau
kebangkrutan.

- 20 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

g. Nilai Wajar

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran tanpa
memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan
teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran,
Perusahaan memperhitungkan karakteristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal
pengukuran.
Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait,
Perusahaan melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimiliki dengan hirarki
berikut:

 Pengukuran nilai wajar level 1 adalah yang berasal dari harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik; dimana Perusahaan dapat mengakses pada tanggal
pengukuran;

 Pengukuran nilai wajar level 2 adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk
dalam level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga)
atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga); dan

 Pengukuran nilai wajar level 3 adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk
aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat
diobservasi).

h. Kas dan Setara Kas

Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, cerukan bank dan semua
investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak
dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

i. Sewa

Perusahaan sebagai penyewa

Perusahaan menilai apakah sebuah kontrak mengandung sewa, pada tanggal insepsi kontrak. Perusahaan
mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa terkait sehubungan dengan seluruh kesepakatan sewa di mana
Perusahaan merupakan penyewa, kecuali untuk sewa jangka-pendek (yang didefinisikan sebagai sewa
yang memiliki masa sewa 12 bulan atau kurang) dan sewa yang aset pendasarnya bernilai-rendah. Untuk
sewa-sewa tersebut, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban operasi secara garis lurus
selama masa sewa kecuali dasar sistematis lainnya lebih merepresentasikan pola konsumsi manfaat
penyewa dari aset sewa.

Liabilitas sewa awalnya diukur pada nilai kini pembayaran sewa masa depan yang belum dibayarkan pada
tanggal permulaan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga implisit dalam sewa. Jika suku bunga ini
tidak dapat ditentukan, Perusahaan menggunakan suku bunga pinjaman inkremental khusus untuk
penyewa.

Pembayaran sewa yang diperhitungkan dalam pengukuran liabilitas sewa terdiri atas pembayaran tetap
(termasuk pembayaran tetap secara-substansi), dikurangi insentif sewa.

Liabilitas sewa disajikan sebagai posterpisah dalam laporan posisi keuangan.

Liabilitas sewa selanjutnya diukur dengan meningkatkan jumlah tercatat untuk merefleksikan bunga atas
liabilitas sewa (menggunakan metode suku bunga efektif) dan dengan mengurangi jumlah tercatat untuk
merefleksikan sewa yang telah dibayar.

Perusahaan mengukur kembali liabilitas sewa (dan melakukan penyesuaian terkait terhadap aset hak-
guna) jika:

 Terdapat perubahan dalam masa sewa atau perubahan dalam penilaian atas eksekusi opsi
pembelian, di mana liabilitas sewa diukur dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian

- 21 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

menggunakan tingkat diskonto revisian;

 Terdapat perubahan sewa masa depan sebagai akibat dari perubahan indeks atau perubahan
perkiraan pembayaran berdasarkan nilai residual jaminan di mana liabilitas sewa diukur kembali
dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian menggunakan tingkat diskonto awal (kecuali jika
pembayaran sewa berubah karena perubahan suku bunga mengambang, di mana tingkat diskonto
revisian digunakan); atau

 Kontrak sewa dimodifikasi dan modifikasi sewa tidak dicatat sebagai sewa terpisah, di mana liabilitas
sewa diukur dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian menggunakan tingkat diskonto
revisian

Aset hak-guna terdiri dari pengukuran awal atas liabilitas sewa, pembayaran sewa yang dilakukan pada
saat atau sebelum permulaan sewa dan biaya langsung awal. Aset hak-guna selanjutnya diukur sebesar
biaya dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai.
Jika Perusahaan dibebankan kewajiban atas biaya membongkar dan memindahkan aset sewa, merestorasi
tempat di mana aset berada atau merestorasi aset pendasar ke kondisi yang disyaratkan oleh syarat dan
ketentuan sewa, provisi diakui dan diukur sesuai PSAK 57. Biaya tersebut diperhitungkan dalam aset hak-
guna terkait, kecuali jika biaya tersebut terjadi untuk memproduksi persediaan.

Aset hak-guna disusutkan selama periode yang lebih singkat antara masa sewa dan masa manfaat aset
pendasar. Jika sewa mengalihkan kepemilikan aset pendasar atau jika biaya perolehan aset hak-guna
merefleksikan Perusahaan akan mengeksekusi opsi beli, aset hak-guna disusutkan selama masa manfaat
aset pendasar. Penyusutan dmulai pada tanggal permulaan sewa.

Aset hak-guna disajikan sebagai pos terpisah di laporan posisi keuangan.

Perusahaan menerapkan PSAK 48 untuk menentukan apakah aset hak-guna mengalami penurunan nilai
dan mencatat kerugian penurunan nilai yang teridentifikasi sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan aset
penurunan nilai.

Perusahaan sebagai pesewa

Perusahaan melakukan perjanjian sewa sebagai pesewa sehubungan dengan beberapa properti
investasinya. Perusahaan juga menyewakan peralatan rajut dan tenun industri.

Sewa di mana Perusahaan sebagai pesewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi.
Ketika persyaratan sewa secara substansial mengalihkan seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan ke penyewa, kontrak tersebut diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Seluruh sewa lainnya
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Ketika Perusahaan adalah pesewa-antara, Perusahaan mencatat sewa utama dan subsewa sebagai dua
kontrak yang terpisah. Subsewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi dengan
mengacu pada aset hak-guna yang timbul dari sewa utama.

Penghasilan sewa dari sewa operasi diakui secara garis lurus selama masa sewa yang relevan. Biaya
langsung awal yang terjadi dalam menegosiasikan dan mengatur sewa operasi ditambahkan ke jumlah
tercatat aset sewa dan diakui secara garis lurus selama masa sewa.

Dalam sewa pembiayaan, jumlah terutang oleh penyewa diakui sebagai piutang sebesar jumlah yang sama
dengan investasi sewa neto Perusahaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan dialokasikan pada
periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi
bersih pesewa.

Ketika suatu kontrak mencakup komponen sewa dan non-sewa, Perusahaan menerapkan PSAK 72 untuk
mengalokasikan imbalan berdasarkan kontrak bagi setiap komponen.

i.

- 22 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

j. Piutang Pembiayaan Konsumen

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen mengacu pada Catatan 3e, 3g
dan 3j.

Nilai bersih yang dapat diatribusikan terhadap Perusahaan seperti yang dijelaskan di Catatan 44 sehubungan
dengan perjanjian kerjasama (channeling dan joint financing) dicatat sebagai bagian dari piutang pembiayaan
konsumen.

k. Tagihan Anjak Piutang

Tagihan anjak piutang merupakan piutang yang dibeli dari perusahaan lain.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan anjak piutang mengacu pada Catatan 3e dan 3g.

l. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.

m. Properti Investasi

Properti investasi adalah tanah dan bangunan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau
keduanya.

Properti investasi diukur pada nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar
diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya.

n. Aset Sewa Operasi

Aset sewa operasi adalah kendaraan untuk menghasilkan rental.

Aset sewa operasi dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal
laporan posisi keuangan. Aset yang tidak mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan wajib direvaluasi
paling kurang setiap 3 (tiga) tahun.

Kenaikan yang berasal dari revaluasi aset sewa operasi diakui pada penghasilan komprehensif lain dan
terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset
yang sama pernah diakui dalam laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai
aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari
revaluasi aset sewa operasi dibebankan dalam laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus
revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada.

Penyusutan aset sewa operasi diakui pada laporan laba rugi.

Surplus revaluasi aset sewa operasi yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba
pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset sewa operasi disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis, yang sama dengan aset yang
dimiliki sendiri, atau selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur
manfaatnya.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan dinilai setiap akhir tahun dan pengaruh dari
setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis
dari kendaraan yaitu 5-10 tahun.

o. Aset Tetap

Aset tetap, kecuali prasarana kantor, dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah
- 23 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

tanggal revaluasi kecuali tanah tidak disusutkan. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai
untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan
dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset yang tidak mengalami
perubahan nilai wajar secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun.

Kenaikan yang berasal dari revaluasi diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam
ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama
pernah diakui dalam laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat
revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi
dibebankan dalam laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang
bersangkutan, jika ada.

Surplus revaluasi yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset
tersebut dihentikan pengakuannya.

Prasarana kantor dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan aset tetap diakui pada laporan laba rugi.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun

Bangunan 20 - 30
Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor) 5-7
Peralatan kantor 5 - 10
Kendaraan bermotor 5 - 10
Perabotan kantor 5 - 10

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direviu setiap akhir tahun dan pengaruh dari
setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang
terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai
biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak ada manfaat ekonomik masa
depan yang diharapkan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan. Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari pelepasan atau penghentian pengakuan suatu aset tetap ditentukan sebagai selisih antara hasil
penjualan dan nilai tercatat aset dan diakui dalam laba rugi.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang
bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

p. Aset Takberwujud

Aset takberwujud Perusahaan berupa perangkat lunak yang dicatat sebesar biaya perolehan setelah dikurangi
akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Amortisasi diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 5 (lima) tahun.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dipindahkan ke masing-masing aset
takberwujud yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

q. Aset Hak Guna

Perusahaan mencatat Aset Hak Guna yang merupakan hak Penyewa untuk menggunakan aset yang
mendasari perjanjian sewa dengan jangka waktu lebih dari 12 bulan, kecuali aset tersebut bernilai rendah.

Sifat dari beban-beban yang terkait dengan sewa tersebut telah berubah karena PSAK 73 menggantikan
beban sewa operasi yang sebelumnya diakui secara garis lurus, dengan beban penyusutan atas aset hak
guna yang tercatat selama masa sewanya.

- 24 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

r. Penurunan Nilai Aset non Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk
menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat
indikasi tersebut, jumlah terpulihkan dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai
(jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi jumlah terpulihkan atas suatu aset individual,
Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas atas aset.

Estimasi jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakai.
Dalam menilai nilai pakainya, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik
atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.

Jika jumlah terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai
tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan rugi penurunan nilai
segera diakui dalam laba rugi kecuali aset relevan tersebut disajikan pada jumlah revaluasian, di mana
kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

Ketika penurunan nilai selanjutnya dibalik, jumlah tercatat aset (atau unit penghasil kas) ditingkatkan ke
estimasi yang direvisi dari jumlah terpulihkannya, namun kenaikan jumlah tercatat tidak boleh melebihi jumlah
tercatat ketika kerugian penurunan nilai tidak diakui untuk aset (atau unit penghasil kas) pada tahun-tahun
sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset yang bersangkutan
disajikan pada jumlah revaluasian, dalam hal ini pembalikan kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai
kenaikan revaluasi (lihat Catatan 3r di atas)

Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3e.

s. Piutang dalam Proses Penyelesaian

Piutang dalam proses penyelesaian dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih ketika jaminan dapat digunakan
untuk memenuhi kewajiban konsumen melalui proses yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan. Selisih
lebih nilai realisasi bersih piutang dari jaminan ditasas nilai piutang yang tidak tertagih akan dikreditkan atau
dibebankan pada laba rugi. Beban yang berhubungan dengan piutang dari jaminan dan pemeliharaannya
akan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Pada saat akhir tahun, piutang dari jaminan akan direviu
apabila terdapat penurunan nilai. Pada saat piutang dari jaminan dijual, nilai tercatatnya akan dikeluarkan dan
keuntungan atau kerugian akan dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi.

t. Surat Berharga Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan

Surat Berharga Utang yang Diterbitkan

Obligasi dan Medium Term Notes (MTN) yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan
pada biaya perolehan diamortisasi.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan surat berharga utang yang diterbitkan mengacu pada Catatan 3f, 3h dan 3i.

Biaya Emisi Obligasi dan Medium Term Notes (MTN)

Biaya emisi obligasi dan MTN langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi
neto obligasi dan MTN tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan atribusi
langsung biaya transaksi, diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu tersebut dengan
metode suku bunga efektif. Jika terjadi pembelian kembali, selisih antara harga pembelian kembali MTN
tersebut dengan jumlah tercatat MTN diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun berjalan.

Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru
disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

u. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan anjak piutang, pendapatan bunga dan beban bunga diakui
secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3j dan 3k).

Pendapatan sewa pembiayaan dialokasi berdasarkan metode yang dijelaskan pada Catatan 3i.

Pendapatan bunga dari pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan
anjak piutang yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan metode suku bunga efektif atas dasar
nilai piutang setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai.
- 25 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Beban provisi sehubungan dengan utang bank diamortisasi dengan metode suku bunga efektif dan dibukukan
sebagai bagian dari beban bunga dan pembiayaan lainnya.

Pendapatan dan beban lainnya

Pendapatan jasa administrasi yang tidak beratribusi secara langsung atas transaksi sewa pembiayaan,
pembiayaan konsumen dan anjak piutang serta pendapatan provisi atas transaksi sewa pembiayaan,
dibukukan sebagai pendapatan pada laba rugi dan diakui pada saat diterima.

Pendapatan denda keterlambatan dan keuntungan penghentian kontrak diakui pada saat diterima.

Beban lainnya diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).

v. Provisi

Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai
akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi
andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pengeluaran yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan
ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang
diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.

Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan
dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan
jumlah piutang dapat diukur secara andal.

Restrukturisasi

Provisi restrukturisasi diakui ketika Perusahaan telah menciptakan perkiraan yang valid kepada pihak-pihak
yang terkena dampak restrukturisasi bahwa entitas akan melaksanakan restrukturisasi dengan memulai
implementasi rencana tersebut atau mengumumkan pokok-pokok rencana. Pengukuran provisi restrukturisasi
hanya mencakup pengeluaran langsung yang timbul dari restrukturisasi, di mana jumlah tersebut benar-benar
harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi; dan tidak terkait dengan aktivitas entitas yang masih
berlangsung.

w. Imbalan Kerja

Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya sesuai dengan
Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan
sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian
aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari
keuntungan dan kerugian aktuarial, tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan atau
dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam
penghasilan komprehensif lain sebagai pos terpisah pada penghasilan komprehensif lain di ekuitas dan tidak
akan direklasifikasi ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen program.
Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan liabilitas
imbalan pasti neto.

Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut :


 Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan
penyelesaian)

 Beban atau pendapatan bunga neto

 Pengukuran kembali

Perusahaan menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi. Keuntungan dan
kerugian kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu.

- 26 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

x. Pajak Penghasilan

Beban pajak penghasilan merupakan jumlah pajak kini terutang dan pajak tangguhan.

Pajak kini saat terutang berdasarkan laba kena pajak untuk suatu tahun. Laba kena pajak berbeda dari laba
sebelum pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos
pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak
pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Provisi diakui untuk penentuan pajak yang tidak pasti, tetapi kemungkinan besar akan mengakibatkan arus
keluar dana kepada otoritas pajak. Provisi diukur sebesar estimasi terbaik atas jumlah ekspektasian yang
terhutang. Penilaian berdasarkan pada pertimbangan professional pajak dalam Perusahaan yang didukung
dengan pengalaman lalu atas aktivitas tersebut dan dalam kasus tertentu berdasarkan saran pakar pajak
independen.

Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan
keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak
tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya
diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba
kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak
tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal dari aset dan liabilitas suatu
transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku
dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak)
yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara
Perusahaan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah
tercatat aset dan liabilitasnya.

Untuk tujuan pengukuran liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan untuk properti investasi yang
diukur dengan menggunakan model nilai wajar, nilai tercatat properti tersebut dianggap dipulihkan seluruhnya
melalui penjualan, kecuali praduga tersebut dibantah. Praduga tersebut dibantah ketika properti investasi
dapat disusutkan dan dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial
seluruh manfaat ekonomi atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Direksi
Perusahaan mengkaji ulang portofolio properti investasi Perusahaan dan menyimpulkan bahwa tidak ada
properti investasi Perusahaan yang dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara
substansial seluruh manfaat ekonomik atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan.
Oleh karena itu, direksi telah menentukan bahwa praduga penjualan yang ditetapkan dalam amandemen
PSAK 46 tidak dibantah. Akibatnya, Perusahaan tidak mengakui pajak tangguhan atas perubahan nilai wajar
properti investasi karena Perusahaan tidak dikenakan pajak penghasilan atas perubahan nilai wajar properti
investasi.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah
tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk
mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi periode berjalan,
kecuali untuk pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui diluar laba rugi (baik
dalam penghasilan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga
diakui di luar laba rugi.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara
hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak
tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas
perpajakan yang sama atas entitas kena pajak yang sama atau entitas kena pajak yang berbeda yang
memiliki intensi untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masa depan dimana jumlah signifikan
atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diharapkan untuk diselesaikan atau dipulihkan.

y. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

- 27 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua
efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

z. Informasi Segmen

Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara
regular direviu oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan
menilai kinerja segmen operasi.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

 Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang
sama);

 Yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

 Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan
penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.

4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN ESTIMASI

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk
membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari
sumber lain. Estimasi dan asumsi terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang
dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.

Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam
periode estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi dan
periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Penilaian model bisnis

Klasifikasi dan pengukuran aset keuangan bergantung pada hasil ‘semata dari pembayaran pokok dan bunga’
(”SPPI”) dan uji model bisnis (lihat bagian aset keuangan pada catatan 3). Perusahaan menentukan model bisnis
pada tingkat yang mencerminkan bagaimana kelompok aset keuangan dikelola bersama untuk mencapai tujuan
bisnis tertentu. Penilaian ini mencakup penilaian yang mencerminkan semua bukti yang relevan termasuk
bagaimana kinerja aset dievaluasi dan kinerjanya diukur, risiko yang memengaruhi kinerja aset dan bagaimana hal
ini dikelola dan bagaimana manajer aset diberi kompensasi. Perusahaan memantau aset keuangan yang diukur
pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain yang dihentikan
pengakuannya sebelum jatuh tempo untuk memahami alasan pelepasannya dan apakah alasan tersebut konsisten
dengan tujuan bisnis di mana aset tersebut dimiliki. Pemantauan adalah bagian dari penilaian berkelanjutan
Perusahaan atas apakah model bisnis di mana aset keuangan yang tersisa dimiliki tetap sesuai dan jika tidak
sesuai apakah telah terjadi perubahan dalam model bisnis dan dengan demikian terdapat perubahan prospektif
terhadap klasifikasi aset keuangan tersebut. Tidak ada perubahan yang diperlukan selama periode yang disajikan.

Peningkatan risiko kredit yang signifikan

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 3, kerugian kredit ekspektasian diukur sebagai cadangan yang setara
dengan ECL 12 bulan untuk aset tahap 1, atau ECL sepanjang umur untuk aset tahap 2 atau tahap 3. Suatu aset
bergerak ke tahap 2 ketika risiko kreditnya telah meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal. PSAK 71
tidak menjelaskan apa yang merupakan peningkatan risiko kredit yang signifikan. Dalam menilai apakah risiko
kredit suatu aset telah meningkat secara signifikan, Perusahaan mempertimbangkan informasi masa depan yang
wajar dan dapat didukung secara kualitatif dan kuantitatif.

- 28 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir periode
pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset
dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

Perhitungan Cadangan Kerugian

Saat mengukur ECL, Perusahaan menggunakan informasi masa depan yang wajar dan dapat didukung, yang
didasarkan pada asumsi untuk pergerakan masa depan dari berbagai pendorong ekonomi dan bagaimana
penggerak ini akan saling mempengaruhi.

Loss given default adalah estimasi kerugian yang timbul karena gagal bayar. Perhitungan didasarkan pada
perbedaan antara arus kas kontraktual terutang dan yang diharapkan akan diterima, dengan mempertimbangkan
arus kas dari agunan dan peningkatan kredit integral.

Probability of default merupakan input utama dalam mengukur ECL. Probability of default adalah perkiraan
kemungkinan gagal bayar selama jangka waktu tertentu, yang penghitungannya mencakup data historis, asumsi,
dan ekspektasi kondisi masa depan.

Penilaian Instrumen Keuangan

Seperti dijelaskan dalam Catatan 42, Perusahaan menggunakan teknik penilaian yang meliputi input yang tidak
didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi untuk mengestimasi nilai wajar dari beberapa jenis instrumen
keuangan. Catatan 42 memberikan informasi yang rinci mengenai asumsi utama yang digunakan dalam
menentukan nilai wajar instrumen keuangan.

Direksi berpendapat bahwa teknik penilaian yang dipilih dan asumsi yang digunakan adalah tepat dalam
menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan.

Imbalan Kerja

Nilai kini atas kewajiban imbalan kerja karyawan tergantung dari sejumlah faktor aktuarial yang dipertimbangkan
berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi nilai tercatat atas
imbalan kerja karyawan.

Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Perusahaan
menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang
digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk
membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Perusahaan mempertimbangkan tingkat
suku bunga atas Obligasi Pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang mendekati jangka waktu imbalan kerja
karyawan.

Penentuan Nilai Wajar Properti Investasi, Aset Sewa Operasi dan Aset Tetap

Setiap properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap milik Perusahaan diukur berdasarkan nilai wajarnya.
Perusahaan menggunakan jasa penilai independen yang terdaftar di OJK untuk mengestimasi nilai properti
investasi, aset sewa operasi dan aset tetap berdasarkan pendekatan data pasar, pendekatan pendapatan dan
pendekatan biaya. Informasi mengenai penilai independen dan cara penentuan nilai wajar dijelaskan dalam
Catatan 11,12, dan 13.

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Properti Investasi, Aset Sewa Operasi dan Aset Tetap

Masa manfaat setiap properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan
kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis
internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan
apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum
atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa
mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang
diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.

Perubahan masa manfaat properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya
penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat properti investasi, sewa operasi dan aset tetap.

Nilai tercatat properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap diungkapkan dalam Catatan 11, 12 dan 13.

- 29 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

5. KAS DAN SETARA KAS

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Kas 1.472.806 2.317.954
Bank
Rupiah
Pihak berelasi
PT Bank Pan Indonesia Tbk 172.053.219 1.309.583.562
Pihak ketiga
PT Bank Central Asia Tbk 10.873.646 7.417.784
PT Bank DKI Tbk 1.410.550 2.278.488
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 186.640 1.828.476
PT Bank CIMB Niaga Tbk 26.697 597.479
PT Bank Danamon Tbk 13.647 308.100
PT Bank Mandiri Tbk 87.063 218.515
PT Bank BJB Tbk 74.849 59.504
PT Bank OCBC NISP Tbk 50.014 49.041
PT Bank Maybank Indonesia Tbk 39.330 36.690
PT Bank Permata Tbk 32.954 32.968
PT Bank J Trust Indonesia Tbk 21.742 21.859
PT Bank Victoria International Tbk 14.857 14.919
PT Bank KEB Hana Indonesia Tbk 11.003 10.770
Lainnya 19.460 8.592
Jumlah Bank 184.915.671 1.322.466.747
Deposito
Rupiah
Pihak ketiga
PT Bank Bukopin Tbk 600.000.000 600.000.000
Jumlah Kas dan Setara Kas 786.388.477 1.924.784.701

Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun bank untuk mata uang Rupiah sebesar 2,57% pada tanggal
31 Maret 2021 (31 Desember 2020 : 1,30%).
Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun untuk penempatan deposito dalam mata uang Rupiah sebesar
6,50% pada tanggal 31 Maret 2021 (31 Desember 2020 : 7,75% - 9,00%).

- 30 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

6. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN

Piutang sewa pembiayaan memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai
wajar (fair value interest rate risk).

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Pihak ketiga
Rupiah
Piutang sewa pembiayaan 402.528.494 445.598.158
Nilai sisa 285.023.305 295.696.575
Pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui (21.334.575) (30.903.226)
Simpanan jaminan (285.023.305) (295.696.575)

Subjumlah 381.193.919 414.694.932

Dollar Amerika Serikat


Piutang sewa pembiayaan 42.978.041 41.920.804
Nilai sisa 6.936.126 6.713.839
Pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui - -
Simpanan jaminan (6.936.126) (6.713.839)

Subjumlah 42.978.041 41.920.804

Jumlah 424.171.960 456.615.736


Cadangan kerugian penurunan nilai (19.267.860) (23.166.779)

Jumlah - Bersih 404.904.100 433.448.957

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun


Rupiah 17,11% 17,22%
Dollar Amerika Serikat 9,00% 9,00%

Jumlah piutang sewa pembiayaan bruto (sebelum dikurangi pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dan
cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan Jenis Produk

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Kapal 194.040.835 200.784.119


Mesin 140.167.450 141.576.630
Kendaraan bermotor 58.722.680 81.321.351
Alat berat 42.381.187 52.572.517
Lainnya 10.194.383 11.264.345

Jumlah 445.506.535 487.518.962

- 31 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

b. Berdasarkan kegiatan usaha

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Investasi 397.140.534 437.807.993


Modal kerja 48.366.001 49.710.969

Jumlah 445.506.535 487.518.962

Jumlah angsuran sewa pembiayaan (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai) sesuai dengan
jatuh temponya pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Nilai kini dari pembayaran minimum


Pembayaran minimum sewa pembiayaan
sewa pembiayaan

Tidak Diaudit Diaudit Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020 31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Angsuran sewa pembiayaan
Pihak ketiga
Telah jatuh tempo dan sampai dengan satu tahun 293.728.775 299.859.533 273.532.607 273.507.828
Lebih dari satu tahun sampai lima tahun 106.045.570 138.452.771 104.907.163 133.901.250
Lebih dari lima tahun 45.732.190 49.206.658 45.732.190 49.206.658

Jumlah angsuran sewa pembiayaan 445.506.535 487.518.962 424.171.960 456.615.736

Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui


Pihak ketiga
Telah jatuh tempo dan sampai dengan satu tahun (20.196.168) (26.351.705) - -
Lebih dari satu tahun sampai lima tahun (1.138.407) (4.551.521) - -
Lebih sampai lima tahun - - - -
Jumlah pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui (21.334.575) (30.903.226) - -
Jumlah 424.171.960 456.615.736 424.171.960 456.615.736

Kisaran jangka waktu pembiayaan adalah 1 – 10 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 4 tahun.

Perusahaan menggunakan piutang sewa pembiayaan yang dimilliki sebagai jaminan atas utang bank dan surat
berharga utang yang diterbitkan (Catatan 17 dan 25). Jumlah piutang sewa pembiayaan (setelah dikurangi
dengan pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui) yang dijaminkan pada tanggal 31 Maret 2021 dan
31 Desember 2020, masing-masing adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Dijaminkan untuk
Utang Bank 17.753.455 23.949.886
Surat berharga utang yang diterbitkan - 62.924.677

17.753.455 86.874.563

- 32 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Jumlah piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 125.981.650 ribu per
31 Maret 2021 (31 Desember 2020 : Rp 109.466.192 ribu). Piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi yang
belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 51.277.260 ribu per
31 Maret 2021 (31 Desember 2020 : Rp 95.211.297 ribu).

Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan perolehan aset sewa pembiayaan, dibebankan kepada debitur.

Sebagian dari piutang sewa pembiayaan dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan dan Bukti
Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan. Piutang sewa pembiayaan untuk
tanah dan bangunan dijamin dengan objek yang dibiayai Perusahaan dan bukti kepemilikan berupa Sertifikat Hak
Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). Piutang sewa pembiayaan untuk tongkang dan tug boat
diikat dengan grosse akta dari barang-barang yang dibiayakan sedangkan piutang sewa pembiayaan untuk alat-
alat berat, mesin-mesin produksi dan peralatan dijamin dengan barang-barang yang dibiayai.

Tabel berikut menunjukkan perubahan nilai tercatat piutang sewa pembiayaan dan cadangan penurunan nilai
untuk periode 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit
31 Maret 2021

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Piutang sewa pembiayaan


Saldo awal 400.645.171 44.926.557 11.044.008 456.615.736
Pergerakan antar tahap:
Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) 1.181.557 (1.138.461) (43.096) -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) (2.159.616) 2.186.798 (27.182) -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) (815.954) (423.215) 1.239.169 -
Total saldo awal setelah pengalihan 398.851.158 45.551.679 12.212.899 456.615.736

Aset keuangan baru yang diterbitkan


atau dibeli - - - -
Aset keuangan yang dilunasi (30.407.225) 277.732 (1.337.523) (31.467.016)
Penghapusan - - (976.760) (976.760)
Total penambahan (penurunan) periode
berjalan (30.407.225) 277.732 (2.314.283) (32.443.776)

Saldo akhir 368.443.933 45.829.411 9.898.616 424.171.960

- 33 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
31 Desember 2020

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Piutang sewa pembiayaan


Saldo awal 504.858.075 228.465.975 35.450.270 768.774.320
Pergerakan antar tahap:
Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) 154.404.435 (153.163.441) (1.240.994) -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) (1.044.729) 1.101.697 (56.968) -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) (5.329.366) (5.657.946) 10.987.312 -
Total saldo awal setelah pengalihan 652.888.415 70.746.285 45.139.620 768.774.320

Aset keuangan baru yang diterbitkan


atau dibeli 70.902.981 1.702.501 2.600.218 75.205.700
Aset keuangan yang dilunasi (323.146.225) (27.522.229) (25.720.646) (376.389.100)
Penghapusan - - (10.975.184) (10.975.184)
Total penambahan (penurunan) tahun
berjalan (252.243.244) (25.819.728) (34.095.612) (312.158.584)

Saldo akhir 400.645.171 44.926.557 11.044.008 456.615.736

Tidak Diaudit
31 Maret 2021

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Cadangan penurunan nilai


Piutang sewa pembiayaan
Saldo awal 8.703.728 4.374.738 10.088.313 23.166.779
Pergerakan antar tahap:
Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) 115.625 (95.101) (20.524) -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) (61.831) 81.687 (19.856) -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) (54.064) (23.686) 77.750 -
Total saldo awal setelah pengalihan 8.703.458 4.337.638 10.125.683 23.166.779

Aset keuangan baru yang diterbitkan


atau dibeli - - - -
Pengukuran kembali nilai bersih (608.939) (1.877.079) 600.014 (1.886.004)
Aset keuangan yang dilunasi (57.246) (5.740) (973.169) (1.036.155)
Penghapusan - - (976.760) (976.760)
Total penambahan (penurunan) periode
berjalan (666.185) (1.882.819) (1.349.915) (3.898.919)

Saldo akhir 8.037.273 2.454.819 8.775.768 19.267.860

- 34 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
31 Desember 2020

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Cadangan penurunan nilai


Piutang sewa pembiayaan
Saldo awal 11.390.205 4.283.833 11.888.662 27.562.700
Dampak penerapan PSAK 71 (9.640.455) (2.407.121) 3.608.920 (8.438.656)
Saldo awal PSAK 71 1.749.750 1.876.712 15.497.582 19.124.044

Pergerakan antar tahap:


Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) (73.548) 20.249 53.299 -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) 63.024 (165.261) 102.237 -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) 1.062.571 - (1.062.571) -
Total saldo awal setelah pengalihan 2.801.797 1.731.700 14.590.547 19.124.044

Aset keuangan baru yang diterbitkan


atau dibeli 105.683 - - 105.683
Pengukuran kembali nilai bersih 6.206.523 3.148.367 16.293.337 25.648.227
Aset keuangan yang dilunasi (410.275) (505.329) (9.820.387) (10.735.991)
Penghapusan - - (10.975.184) (10.975.184)
Total penambahan (penurunan) tahun
berjalan 5.901.931 2.643.038 (4.502.234) 4.042.735

Saldo akhir 8.703.728 4.374.738 10.088.313 23.166.779

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk dan agunan yang diterima dari
debitur telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.

Simpanan Jaminan

Pada saat perjanjian sewa pembiayaan dimulai, penyewa pembiayaan (lessee) memberikan simpanan jaminan
yang akan digunakan sebagai pembayaran atas pembelian dari aset sewa pembiayaan pada akhir masa sewa,
bila hak opsi dilaksanakan penyewa pembiayaan. Apabila hak opsi tidak dilaksanakan, simpanan jaminan
tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan (lessee) pada akhir masa sewa pembiayaan.

- 35 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

7. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN

Piutang pembiayaan konsumen memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas
nilai wajar (fair value interest rate risk).

Tidak Diaudit Diaudit

31 Maret 2021 31 Desember 2020

Rp'000 Rp'000

Piutang pembiayaan konsumen 8.122.528.393 8.941.431.207


Pendapatan pembiayaan
konsumen belum diakui (1.341.736.363) (1.502.326.572)

Jumlah 6.780.792.030 7.439.104.635


Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (241.440.679) (263.381.258)

Bersih 6.539.351.351 7.175.723.377

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun 18,90% 18,91%

Seluruh piutang pembiayaan konsumen dilakukan dalam mata uang Rupiah.

Porsi pembiayaan bersama (joint financing) sebesar Rp 320.260.907 ribu pada tanggal 31 Maret 2021
(31 Desember 2020 : Rp 331.832.981 ribu).

Piutang pembiayaan konsumen termasuk biaya transaksi yang terkait langsung dengan pemberian piutang
pembiayaan konsumen sebesar Rp 110.346.720 ribu pada tanggal 31 Maret 2021 (31 Desember 2020 :
Rp 123.935.928 ribu).

Jumlah piutang pembiayaan konsumen (sebelum dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui
dan cadangan kerugian penurunan nilai) berdasarkan kegiatan usaha pada tanggal 31 Maret 2021 dan
31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Multiguna 6.782.999.032 7.490.964.925
Investasi 1.013.244.577 1.108.259.513
Modal Kerja 326.284.784 342.206.769
8.122.528.393 8.941.431.207

Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan sisa angsuran jatuh temponya pada tanggal
31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Jatuh tempo tahun berjalan 150.647.646 181.247.640
Jatuh tempo satu tahun berikutnya 4.207.126.325 4.633.417.549
Jatuh tempo dua tahun berikutnya 2.432.145.557 2.655.614.098
Jatuh tempo tiga tahun berikutnya atau lebih 1.332.608.865 1.471.151.920
8.122.528.393 8.941.431.207

Aset yang dibiayai oleh Perusahaan adalah kendaraan baru dan bekas, apartemen, tanah serta tanah dan
bangunan dengan tenor pembiayaan adalah 1 - 7 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 4 tahun.

Biaya-biaya yang timbul, sehubungan dengan perolehan aset pembiayaan konsumen, dibebankan kepada debitur.
- 36 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen sebagai jaminan atas utang bank dan surat berharga
utang yang diterbitkan (Catatan 17 dan 25). Jumlah piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi pendapatan
pembiayaan konsumen yang belum diakui) yang dijaminkan masing-masing pada tanggal 31 Maret 2021 dan
31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

31 Maret 2021 31 Desember 2020

Rp'000 Rp'000
Dijaminkan untuk
Utang Bank 2.611.132.220 2.626.434.776
Surat berharga utang yang diterbitkan - 1.171.652.692

2.611.132.220 3.798.087.468

Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi sebesar Rp 2.420.401.853 ribu pada tanggal
31 Maret 2021 (31 Desember 2020 : Rp 3.110.523.202 ribu). Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang
direstrukturisasi yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai sebesar Rp 1.958.759.151 ribu pada
tanggal 31 Maret 2021 (31 Desember 2020 : Rp 2.267.733.954 ribu).

Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan kendaraan bermotor (baru dan bekas) yang dibiayai oleh
Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan sedangkan
piutang pembiayaan konsumen untuk apartemen, tanah serta tanah dan bangunan dijamin dengan Sertifikat Hak
Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atau Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
(SHMASRS).

Tabel berikut menunjukkan perubahan nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen dan cadangan kerugian
penurunan nilai untuk periode 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020:

Tidak Diaudit
31 Maret 2021

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Piutang pembiayaan konsumen


Saldo awal 6.991.815.483 239.526.368 207.762.784 7.439.104.635
Pergerakan antar tahap:
Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) 74.147.260 (66.298.043) (7.849.217) -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) (207.079.949) 209.316.356 (2.236.407) -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) (133.837.246) (113.667.088) 247.504.334 -
Total saldo awal setelah pengalihan 6.725.045.548 268.877.593 445.181.494 7.439.104.635

Aset keuangan baru yang diterbitkan


atau dibeli 488.609.292 148.455 - 488.757.747
Aset keuangan yang dilunasi (927.769.239) (22.236.611) (75.728.423) (1.025.734.273)
Penghapusan - - (121.336.079) (121.336.079)
Total penambahan (penurunan) periode
berjalan (439.159.947) (22.088.156) (197.064.502) (658.312.605)

Saldo akhir 6.285.885.601 246.789.437 248.116.992 6.780.792.030

- 37 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
31 Desember 2020

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Piutang pembiayaan konsumen


Saldo awal 9.332.594.134 457.950.269 231.215.322 10.021.759.725
Pergerakan antar tahap:
Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) 90.653.408 (88.017.113) (2.636.295) -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) (182.960.899) 184.817.957 (1.857.058) -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) (370.085.874) (156.841.126) 526.927.000 -
Total saldo awal setelah pengalihan 8.870.200.769 397.909.987 753.648.969 10.021.759.725

Aset keuangan baru yang diterbitkan


atau dibeli 1.902.489.656 40.460.309 32.076.125 1.975.026.090
Aset keuangan yang dilunasi (3.780.878.942) (198.843.928) (52.995.925) (4.032.718.795)
Penghapusan - - (524.966.385) (524.966.385)
Total penambahan (penurunan) tahun
berjalan (1.878.389.286) (158.383.619) (545.886.185) (2.582.659.090)

Saldo akhir 6.991.811.483 239.526.368 207.762.784 7.439.100.635

Tidak Diaudit
31 Maret 2021

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Cadangan penurunan nilai


Piutang pembiayaan konsumen
Saldo awal 62.862.581 27.742.536 172.776.141 263.381.258
Pergerakan antar tahap:
Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) 10.800.827 (3.584.265) (7.216.562) -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) (4.517.119) 6.000.529 (1.483.410) -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) (4.668.438) (6.757.301) 11.425.739 -
Total saldo awal setelah pengalihan 64.477.851 23.401.499 175.501.908 263.381.258

Aset keuangan baru yang diterbitkan


atau dibeli 221.440 14.639 - 236.079
Pengukuran kembali nilai bersih (20.564.616) 5.750.259 124.450.275 109.635.918
Aset keuangan yang dilunasi (1.889.252) (313.810) (8.273.435) (10.476.497)
Penghapusan - - (121.336.079) (121.336.079)
Total penambahan (penurunan) periode
berjalan (22.232.428) 5.451.088 (5.159.239) (21.940.579)

Saldo akhir 42.245.423 28.852.587 170.342.669 241.440.679

- 38 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
31 Desember 2020

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Cadangan penurunan nilai


Piutang pembiayaan konsumen
Saldo awal 43.850.193 9.457.632 122.343.690 175.651.515
Dampak penerapan PSAK 71 15.117.977 17.250.118 (10.831.038) 21.537.057
Saldo awal PSAK 71 58.968.170 26.707.750 111.512.652 197.188.572

Pergerakan antar tahap:


Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) (4.383.852) 3.001.822 1.382.030 -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) 5.751.122 (7.125.077) 1.373.955 -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) 1.373.955 1.384.891 (2.758.846) -
Total saldo awal setelah pengalihan 61.709.395 23.969.386 111.509.791 197.188.572

Aset keuangan baru yang diterbitkan


atau dibeli 7.157.110 1.444.017 26.817.503 35.418.630
Pengukuran kembali nilai bersih 776.408 5.921.212 564.577.179 571.274.799
Aset keuangan yang dilunasi (6.780.332) (3.592.079) (5.161.947) (15.534.358)
Penghapusan - - (524.966.385) (524.966.385)
Total penambahan (penurunan) tahun
berjalan 1.153.186 3.773.150 61.266.350 66.192.686

Saldo akhir 62.862.581 27.742.536 172.776.141 263.381.258

Umur piutang pembiayaan konsumen yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Lebih dari 120 hari 11.659.218 6.769.341


Jumlah 11.659.218 6.769.341

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk dan agunan yang diterima dari
debitur telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pembiayaan
konsumen.

- 39 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

8. TAGIHAN ANJAK PIUTANG

Tagihan anjak piutang memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar
(fair value interest rate risk).

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Pihak ketiga
Tagihan anjak piutang 870.692.001 874.482.336
Pendapatan anjak piutang
belum diakui (62.417.423) (89.619.827)

Jumlah 808.274.578 784.862.509


Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (138.969.758) (113.589.508)

Bersih 669.304.820 671.273.001

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun 17,17% 17,17%

Seluruh tagihan anjak piutang merupakan pembiayaan modal kerja dan dilakukan dalam mata uang Rupiah.

Jangka waktu tagihan anjak piutang berdasarkan periode dalam perjanjian adalah 50 hari sampai dengan 5 tahun
dengan mayoritas di tenor kurang dari 1 tahun serta dapat diperpanjang.

Tagihan anjak piutang memiliki jaminan tambahan berupa tanah dan bangunan.

Tabel berikut menunjukkan perubahan nilai tercatat bruto tagihan anjak piutang dan cadangan kerugian penurunan
nilai untuk periode 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020:
Tidak Diaudit
31 Maret 2021
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Anjak piutang
Saldo awal 28.663.299 657.774.210 98.425.000 784.862.509
Pergerakan antar tahap:
Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) - - - -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) - - - -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) - - - -
Total saldo awal setelah pengalihan 28.663.299 657.774.210 98.425.000 784.862.509

Pengukuran kembali nilai bersih (693.915) 24.105.984 - 23.412.069


Penghapusan - - - -
Total penambahan (penurunan) periode
berjalan (693.915) 24.105.984 - 23.412.069

Saldo akhir 27.969.384 681.880.194 98.425.000 808.274.578

- 40 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
31 Desember 2020
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Anjak piutang
Saldo awal 633.136.425 - 99.250.195 732.386.620
Pergerakan antar tahap:
Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) (600.000.000) 600.000.000 - -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) - - - -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) - - - -
Total saldo awal setelah pengalihan 33.136.425 600.000.000 99.250.195 732.386.620

Pengukuran kembali nilai bersih (4.473.126) 57.774.210 - 53.301.084


Penghapusan - - (825.195) (825.195)
Total penambahan (penurunan) tahun
berjalan (4.473.126) 57.774.210 (825.195) 52.475.889

Saldo akhir 28.663.299 657.774.210 98.425.000 784.862.509

Tidak Diaudit
31 Maret 2021

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Cadangan penurunan nilai


Anjak piutang
Saldo awal 16.296.288 85.280.742 12.012.478 113.589.508
Pergerakan antar tahap:
Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) - - - -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) - - - -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) - - - -
Total saldo awal setelah pengalihan 16.296.288 85.280.742 12.012.478 113.589.508

Pengukuran kembali nilai bersih (637.854) 24.105.984 1.912.120 25.380.250


Penghapusan - - - -
Total penambahan (penurunan) periode
berjalan (637.854) 24.105.984 1.912.120 25.380.250

Saldo akhir 15.658.434 109.386.726 13.924.598 138.969.758

- 41 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
31 Desember 2020

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Cadangan penurunan nilai


Anjak piutang
Saldo awal 31.898.926 - 5.456.786 37.355.712
Dampak penerapan PSAK 71 (24.944.862) - 24.338.251 (606.611)
Saldo awal PSAK 71 6.954.064 - 29.795.037 36.749.101

Pergerakan antar tahap:


Transfer ke kerugian
ekspektasian 12 bulan (stage 1) - - - -
Transfer ke kredit yang diberikan
sepanjang umurnya - tidak
mengalami penurunan nilai (stage 2) - - - -
Transfer ke kredit yang diberikan
yang mengalami penurunan nilai (stage 3) - - - -
Total saldo awal setelah pengalihan 6.954.064 - 29.795.037 36.749.101

Pengukuran kembali nilai bersih 9.342.224 85.280.742 (16.957.364) 77.665.602


Penghapusan - - (825.195) (825.195)
Total penambahan (penurunan) tahun
berjalan 9.342.224 85.280.742 (17.782.559) 76.840.407

Saldo akhir 16.296.288 85.280.742 12.012.478 113.589.508

Umur tagihan anjak piutang yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Kurang dari 90 hari 733.274.578 709.862.509


Lebih dari 90 hari 75.000.000 75.000.000
Jumlah 808.274.578 784.862.509

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari debitur telah
memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya tagihan anjak piutang.

- 42 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

9. PIUTANG LAIN-LAIN

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Piutang karyawan 24.567.498 27.049.641

Pihak ketiga
Piutang dalam proses penyelesaian
Nilai tercatat 424.854.729 430.260.968
Cadangan kerugian penurunan nilai (80.496.648) (81.454.062)
Piutang dalam proses penyelesaian - bersih 344.358.081 348.806.906

Piutang karyawan 7.909.980 8.599.809


Lain-lain 43.214.897 54.450.443

Subjumlah 395.482.958 411.857.158

Jumlah 420.050.456 438.906.799

Piutang Karyawan

Piutang karyawan merupakan pinjaman keuangan biasa, pinjaman untuk pembiayaan pemilikan rumah dan
kendaraan bermotor yang diberikan kepada direksi dan karyawan dengan tingkat suku bunga per tahun adalah
4%. Jangka waktu pinjaman 1 - 10 tahun dan sisa umur sampai dengan jatuh tempo adalah 1 – 102 bulan.

Pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 tidak terdapat penyisihan penurunan nilai atas piutang
karyawan karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

Piutang dalam proses penyelesaian

Piutang dalam proses penyelesaian dinyatakan berdasarkan nilai realisasi bersih yaitu nilai tercatat atau pokok
piutang pembiayaan dikurangi penyisihan penurunan nilai pasar.

Piutang pembiayaan yang tercatat direklasifikasikan menjadi piutang dalam proses penyelesaian ketika jaminan
dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban konsumen setelah melalui proses yang ditetapkan dalam perjanjian
pembiayaan. Dalam hal piutang pembiayaan khususnya untuk anjak piutang dilakukan reklasifikasi menjadi
piutang dalam proses penyelesaian ketika Hak Tanggungan jaminan tambahan digunakan untuk memenuhi
kewajiban konsumen setelah melalui proses yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan.

Lainnya

Piutang lainnya kepada pihak ketiga merupakan kas dalam perjalanan, piutang bunga dari investasi jangka
pendek, piutang asuransi dan piutang atas biaya penagihan ke konsumen sewa pembiayaan dan pembiayaan
konsumen (Catatan 6 dan 7).

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai
berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Saldo awal tahun 81.454.062 83.000.990


Penyisihan tahun berjalan 3.077.309 25.891.482
Penghapusan (4.034.723) (27.438.410)

Saldo akhir tahun 80.496.648 81.454.062

Manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai piutang yang dibentuk telah memadai untuk menutup
kemungkinan kerugian atas aset tersebut.

- 43 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Sewa 1.189.548 159


Beban ditangguhkan 93.750 187.500
Asuransi 1.402.909 18.642
Lainnya 4.721.447 3.455.975

Jumlah 7.407.654 3.662.276

11. PROPERTI INVESTASI

Tidak Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan 31 Maret
2021 2021
Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000
Model nilai wajar
Tanah 10.293.000 - - 10.293.000
Fasilitas bangunan 2.164.000 - - 2.164.000
Jumlah tercatat 12.457.000 - - 12.457.000

Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan 31 Desember
2020 2020
Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000
Model nilai wajar
Tanah 10.293.000 - - 10.293.000
Fasilitas bangunan 2.164.000 - - 2.164.000
Jumlah tercatat 12.457.000 - - 12.457.000

Perusahaan memiliki dua bidang tanah yang disewa operasikan di Ruko Permata Hijau Blok D17 dan D18
dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo
pada tanggal 8 Januari 2028. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas
tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020, fasilitas bangunan telah diasuransikan terhadap risiko
kebakaran, kepada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing - masing sebesar
Rp 1.800.000 ribu.

Pada bulan Oktober 2018, Perusahaan melakukan penilaian ulang atas aset properti investasi. Penilaian
dilakukan oleh penilai independen yang telah terdaftar di OJK yaitu KJPP Nirboyo A, Dewi A & Rekan dengan
laporan tertanggal 28 Desember 2018.

Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan
berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang
pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan
adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan biaya.

Selisih lebih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dibukukan sebagai keuntungan atas revaluasi properti investasi
pada laba rugi tahun berjalan.

- 44 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

12. ASET SEWA OPERASI

Akun ini merupakan aset kendaraan bermotor milik Perusahaan yang disewaoperasikan kepada
PT Bank Pan Indonesia Tbk dan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (pihak berelasi). Perjanjian sewa memiliki
periode kontrak 3 tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2021 - 2024 (Catatan 39).

Rincian dari aset sewa operasi pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret
2021 2021
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model revaluasi
Kendaraan bermotor 12.115.750 - - - 12.115.750

Akumulasi penyusutan
Kendaraan bermotor 3.340.081 398.206 - - 3.738.287

Jumlah Tercatat 8.775.669 8.377.463

Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember
2020 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model revaluasi
Kendaraan bermotor 11.687.000 - - 428.750 12.115.750

Akumulasi penyusutan
Kendaraan bermotor 1.826.094 1.627.220 - (113.233) 3.340.081

Jumlah Tercatat 9.860.906 8.775.669

Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap
yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 13).

Pada bulan Oktober 2018, Perusahaan melakukan penilaian ulang atas aset sewa operasi. Penilaian dilakukan
oleh penilai independen yang telah terdaftar di OJK yaitu KJPP Nirboyo A, Dewi A & Rekan dengan laporan
tertanggal 28 Desember 2018.

Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang
ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4
tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang
digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan.

Jika aset sewa operasi dicatat dengan model biaya, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan 21.464.100 21.464.100


Akumulasi penyusutan (21.380.847) (21.365.428)
Jumlah 83.253 98.672

Seluruh aset sewa operasi, telah diasuransikan terhadap risiko kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi
Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 11.266.000 ribu pada tanggal 31 Maret 2021
(31 Desember 2020 : Rp 12.547.000 ribu). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup
untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

- 45 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset sewa operasi lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan,
oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset sewa operasi.

Komitmen sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan terdiri dari:

31 Maret 2021 dan


31 Desember 2020
Rp'000

Tidak lebih dari satu tahun 600.000


Lebih dari satu tahun tapi tidak lebih dari
lima tahun 3.000.000
Lebih dari lima tahun 2.400.000
Jumlah 6.000.000

13. ASET TETAP

Tidak Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret
2021 2021
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model revaluasi
Tanah 60.921.494 - - - 60.921.494
Bangunan 15.607.618 - - - 15.607.618
Peralatan kantor 41.644.396 44.995 5.724 - 41.683.667
Kendaraan bermotor 75.404.211 1.120.000 1.861.000 - 74.663.211
Perabotan kantor 3.202.057 - - - 3.202.057
Subjumlah 196.779.776 1.164.995 1.866.724 - 196.078.047

Model biaya
Prasarana kantor 25.265.300 203.714 33.050 - 25.435.964

Jumlah 222.045.076 1.368.709 1.899.774 - 221.514.011

Model revaluasi
Akumulasi penyusutan
Bangunan 1.266.195 146.185 - - 1.412.380
Peralatan kantor 11.647.156 1.455.193 2.150 - 13.100.199
Kendaraan bermotor 20.585.906 3.275.345 533.448 - 23.327.803
Perabotan kantor 890.908 109.781 - - 1.000.689
Subjumlah 34.390.165 4.986.504 535.598 - 38.841.071

Model biaya
Akumulasi penyusutan
Prasarana kantor 14.285.187 1.271.819 33.050 - 15.523.956

Jumlah 48.675.352 6.258.323 568.648 - 54.365.027

Jumlah Tercatat 173.369.724 - 167.148.984

- 46 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember
2020 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model revaluasi
Tanah 60.921.494 - - - 60.921.494
Bangunan 15.607.618 - - - 15.607.618
Peralatan kantor 38.685.421 3.268.197 56.722 (252.500) 41.644.396
Kendaraan bermotor 75.995.813 14.381.100 14.543.952 (428.750) 75.404.211
Perabotan kantor 3.187.822 14.235 - - 3.202.057
Subjumlah 194.398.168 17.663.532 14.600.674 (681.250) 196.779.776

Model biaya
Prasarana kantor 25.927.355 1.567.102 2.481.657 252.500 25.265.300

Jumlah 220.325.523 19.230.634 17.082.331 (428.750) 222.045.076

Model revaluasi
Akumulasi penyusutan
Bangunan 681.455 584.740 - - 1.266.195
Peralatan kantor 5.943.014 5.655.543 31.359 79.958 11.647.156
Kendaraan bermotor 10.376.292 13.311.644 3.215.263 113.233 20.585.906
Perabotan kantor 450.174 440.734 - - 890.908
Subjumlah 17.450.935 19.992.661 3.246.622 193.191 34.390.165

Model biaya
Akumulasi penyusutan
Prasarana kantor 11.809.666 5.037.135 2.481.657 (79.958) 14.285.187

Jumlah 29.260.601 25.029.796 5.728.279 113.233 48.675.352

Jumlah Tercatat 191.064.922 (541.983) 173.369.724

Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap
yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 12).

Pada bulan Oktober 2018, Perusahaan melakukan penilaian ulang atas aset tetap. Penilaian dilakukan oleh
penilai independen yang telah terdaftar di OJK yaitu KJPP Nirboyo A, Dewi A & Rekan dengan laporan
tertanggal 28 Desember 2018.

Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang
ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4
tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang
digunakan adalah pendekatan nilai pasar, pendekatan pendapatan dan pendekatan biaya.

Jika aset tetap dicatat dengan model biaya, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit
31 Maret 2021
Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan 27.101.078 20.743.378 57.523.335 85.724.677 3.780.032


Akumulasi penyusutan - (7.265.822) (37.579.371) (60.734.234) (2.699.561)

Jumlah 27.101.078 13.477.556 19.943.964 24.990.443 1.080.471

- 47 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
31 Desember 2020
Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan 27.101.078 20.743.378 57.523.335 86.465.677 3.780.032


Akumulasi penyusutan - (7.119.637) (36.126.329) (57.992.337) (2.589.779)

Jumlah 27.101.078 13.623.741 21.397.006 28.473.340 1.190.253

Kerugian penjualan aset tetap untuk periode 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Jumlah tercatat 1.331.126 11.354.052


Harga jual 1.226.339 10.607.198
Kerugian penjualan aset tetap (104.787) (746.854)

Perusahaan memiliki dua puluh satu bidang tanah di Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Manado, Makassar,
Tangerang, Pekanbaru, Denpasar, Lampung, Palembang, Cikupa, Surabaya, Karawaci dan Yogyakarta dengan
hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 15 (lima belas) sampai dengan 30 (tiga puluh)
tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2023 - 2045.

Aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT
Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 96.425.400 ribu pada tanggal
31 Maret 2021 (31 Desember 2020 : Rp 118.364.500 ribu).

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset tetap lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh
karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset tetap.

14. ASET TAKBERWUJUD

Tidak Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan 31 Maret
2021 2021
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model biaya
Perangkat lunak komputer 35.635.876 555.570 - 36.191.446

Akumulasi penyusutan
Perangkat lunak komputer 20.173.754 1.809.571 - 21.983.325

Jumlah Tercatat 15.462.122 14.208.121

- 48 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan 31 Desember
2020 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model biaya
Perangkat lunak komputer 31.817.765 3.818.111 - 35.635.876

Akumulasi penyusutan
Perangkat lunak komputer 13.355.597 6.818.157 - 20.173.754

Jumlah Tercatat 18.462.168 15.462.122

15. ASET HAK GUNA

Perseroan menyewa aset berupa tanah dan bangunan dengan masa sewa berkisar 2 s.d 5 tahun dan akan jatuh
tempo pada tahun 2021 s.d 2025. Perseroan menerapkan pengecualian pengakuan atas aset hak guna dengan
masa sewa kurang atau sama dengan 1 tahun dan untuk nilai sewa yang bernilai rendah.

Rincian Aset Hak Guna pada tanggal 1 Januari 2021 setelah penerapan awal PSAK 73 dan mutasinya sampai
dengan 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

1 Januari 2021 31 Maret 2021


Penambahan
Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan
Bangunan 24.594.527 528.889 25.123.416
Jumlah 24.594.527 528.889 25.123.416

Akumulasi penyusutan
Tanah dan bangunan 8.248.523 2.280.615 10.529.138
Jumlah 8.248.523 2.280.615 10.529.138
Jumlah tercatat 16.346.004 14.594.278

1 Januari 2020
setelah penerapan awal
31 Desember 2020
PSAK 73 Penambahan
Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan
Bangunan 21.247.416 3.347.111 24.594.527
Jumlah 21.247.416 3.347.111 24.594.527

Akumulasi penyusutan
Tanah dan bangunan - 8.248.523 8.248.523
Jumlah - 8.248.523 8.248.523
Jumlah tercatat 21.247.416 16.346.004

- 49 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

16. ASET LAIN-LAIN

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar


(Catatan 22) 1.647.145 1.647.145
Uang jaminan 1.425.381 1.425.381

Jumlah 3.072.526 3.072.526

17. UTANG BANK

Tidak Diaudit Diaudit

31 Maret 2021 31 Desember 2020

Rp'000 Rp'000
Pinjaman Jangka Panjang
Pihak berelasi
PT Bank Pan Indonesia Tbk 500.000.000 -

Pihak ketiga
PT Bank Mandiri Tbk 720.381.986 802.897.627
PT Bank BJB Tbk 394.743.731 450.929.939
PT Bank Central Asia Tbk 387.965.808 457.507.336
PT Bank CIMB Niaga Tbk 326.999.558 45.800.703
PT Bank Maybank Indonesia Tbk 294.679.112 332.987.391
PT Bank Permata Tbk 239.230.618 265.147.079
PT Bank OCBC NISP Tbk 168.879.993 200.106.727
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 127.337.012 140.665.811
PT Bank DKI Tbk 24.141.199 222.462.792
PT Bank Shinhan Indonesia 4.166.667 4.583.334
PT Bank KEB Hana Indonesia Tbk - 118.175.561
PT Bank Oke Indonesia Tbk - 37.261.906
Jumlah pihak ketiga 2.688.525.684 3.078.526.206

Jumlah Pinjaman Jangka Panjang 3.188.525.684 3.078.526.206

Pinjaman Jangka Pendek


Pihak Berelasi
PT Bank Pan Indonesia Tbk 800.000.000 800.000.000
Pihak ketiga
PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 10.000.000
PT Bank Central Asia Tbk - 5.000.000
Jumlah pihak ketiga - 15.000.000

Jumlah Pinjaman Jangka Pendek 800.000.000 815.000.000

Jumlah 3.988.525.684 3.893.526.206

- 50 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Berikut adalah rincian fasilitas utang bank Perusahaan sampai dengan 31 Maret 2021:

Fasilitas Batas Kredit Awal Akhir

Rp'000

PT Bank Pan Indonesia Tbk Pinjaman Tetap IX 500.000.000 12-Okt-17 24-Nov-20


Uncommited Money Market 900.000.000 15-Des-20 15-Des-21
Pinjaman Rekening Koran/ Overdraft 50.000.000 01-Des-20 01-Des-21
Pinjaman Tetap X 500.000.000 25-Mar-21 25-Mar-25

PT Bank Mandiri Tbk Modal Kerja 1 500.000.000 25-Mei-18 14-Mar-23


Modal Kerja 2 500.000.000 16-Apr-19 24-Okt-23
Modal Kerja 3 500.000.000 09-Des-19 20-Des-24

PT Bank BJB Tbk Kredit Modal Kerja 5 300.000.000 30-Mar-17 28-Apr-20


Kredit Modal Kerja 6 300.000.000 27-Sep-17 28-Nov-21
Kredit Modal Kerja 7 300.000.000 26-Nov-18 12-Jan-23
Kredit Modal Kerja 8 300.000.000 25-Nov-19 27-Des-24

PT Bank Central Asia Tbk Installment Loan 9 500.000.000 09-Mei-17 20-Jul-20


Installment Loan 10 750.000.000 04-Feb-19 15-Apr-22
Installment Loan 11 1.000.000.000 15-Nov-19 17-Feb-24
Uncommited Money Market 250.000.000 17-Mei-20 17-Mei-21
Pinjaman Rekening Koran 50.000.000 17-Jun-20 17-Jun-21

PT Bank CIMB Niaga Tbk Aksep Money Market 75.000.000 22-Des-19 20-Des-20
Pinjaman Berjangka 175.000.000 22-Des-17 19-Jan-22
Pinjaman Berjangka (Sindikasi) 1.000.000.000.000 25-Mar-17 25-Okt-24

PT Bank Maybank Indonesia Tbk Pinjaman Berjangka III 200.000.000 19-Des-17 08-Jan-21
Pinjaman Berjangka IV 300.000.000 07-Jun-18 16-Agu-22
Pinjaman Berjangka V 500.000.000 06-Agu-19 05-Des-23

PT Bank Permata Tbk Modal Kerja 1 350.000.000 16-Nov-18 22-Mei-23


Modal Kerja 2 200.000.000 23-Des-19 23-Mar-24
Money Market 50.000.000 18-Mar-21 18-Mar-22

PT Bank OCBC NISP Tbk Pinjaman Berjangka 1 500.000.000 14-Jul-17 18-Sep-20


Pinjaman Berjangka 2 500.000.000 12-Feb-18 13-Jan-24

PT Bank Danamon Indonesia Tbk Pinjaman Berjangka I 150.000.000 27-Jan-16 25-Jan-21


Pinjaman Berjangka III 100.000.000 17-Jun-19 19-Jul-23
Pinjaman Berjangka IV 100.000.000 23-Agu-19 21-Okt-23
Pinjaman Berjangka V 500.000.000 30-Jul-20 30-Jul-24
Modal Kerja / Working Capital 150.000.000 27-Feb-21 27-Feb-22

PT Bank DKI Tbk Pinjaman Berjangka 1 300.000.000 22-Jun-17 29-Agu-20


Pinjaman Berjangka 2 500.000.000 21-Mei-18 01-Okt-22

PT Bank Shinhan Indonesia Modal Kerja 1 150.000.000 14-Apr-20 23-Sep-23

PT Bank KEB Hana Indonesia Tbk Working Capital Installment V 200.000.000 28-Sep-18 12-Jun-23
Working Capital Installment VI 150.000.000 26-Sep-18 12-Jun-23
Money Market Line (Uncommited) 100.000.000 15-Apr-20 15-Apr-21

PT Bank Oke Indonesia Tbk Pinjaman Berjangka 1 100.000.000 14-Mei-18 31-Jul-22

PT Bank Victoria International Tbk Demand Loan - Non Revolving (Uncommited) 300.000.000 28-Okt-20 28-Okt-21

- 51 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Rata-rata tertimbang suku bunga efektif


31 Maret 2021 31 Desember 2020

Jangka panjang 9,02% 9,06%


Jangka pendek 4,83% 6,00%

Seluruh utang bank yang diterima oleh Perusahaan digunakan untuk modal kerja.

Terkait dengan utang bank tersebut di atas, Perusahaan wajib menjaga gearing ratio sebesar 8x - 10x.
Perusahaan juga diwajibkan menjaga rasio non-performing loan untuk tunggakan lebih dari 30 hari tidak
melebihi 5% dan tunggakan lebih dari 90 hari berkisar antara 3% - 5%. Perusahaan diharuskan untuk
memberikan pemberitahuan tertulis kepada bank terkait dengan perubahan susunan pengurus, merger dan
akuisisi, perubahan bentuk perusahaan, komposisi permodalan dan pembagian laba Perusahaan.

Pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020, Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang
disebutkan dalam perjanjian pinjaman.

Utang bank memiliki suku bunga tetap maupun variabel, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas
nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

Nilai tercatat pada biaya perolehan diamortisasi dari utang bank adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Utang bank 3.988.525.684 3.893.526.206


Bunga masih harus dibayar (Catatan 21) 10.377.248 12.015.326

Jumlah 3.998.902.932 3.905.541.532

Perusahaan memberikan piutang sewa pembiayaan dan/atau piutang pembiayaan konsumen kepada pihak
ketiga sebagai jaminan fidusia, dengan rincian sebagai berikut:

Bank Jaminan

PT Bank Pan Indonesia Tbk Piutang sew a pembiayaan dan/atau piutang pembiayaan konsumen sebesar minimal 60% dari jumlah utang
pokok fasilitas kredit pinjaman tetap.

PT Bank Mandiri Tbk Piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 80%
dari jumlah utang pokok fasilitas kredit modal kerja.

PT Bank BJB Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas
kredit modal kerja.

PT Bank Central Asia Tbk Piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas
kredit Installment loan dan Uncommited Money Market.

PT Bank CIMB Niaga Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas
kredit Term Loan.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk Piutang pembiayaan konsumen yang diberikan sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit pinjaman
berjangka.

PT Bank Permata Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas
kredit modal kerja.

PT Bank OCBC NISP Tbk Piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok
fasilitas kredit pinjaman berjangka.

- 52 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Bank Jaminan

PT Bank Danamon Indonesia Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok
fasilitas kredit pinjaman berjangka dan Money Market.

PT Bank DKI Tbk Piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit pinjaman berjangka.

PT Bank Shinhan Indonesia Piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan kunsumen sebesar 70% dari jumlah utang pokok
fasilitas kredit Modal Kerja.

PT Bank KEB Hana Indonesia Tbk


Piutang pembiayaan konsumen sebesar 80% dari jumlah utang pokok fasilitas Working Capital Installment.

PT Bank Oke Indonesia Tbk Piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan sebesar 80% dari jumlah utang pokok
fasilitas pinjaman berjangka.

PT Bank Victoria International Tbk Piutang sew a pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 50% dari jumlah utang pokok
fasilitas Demand Loan (Uncommited).

18. UTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA

Utang usaha kepada pihak ketiga merupakan liabilitas Perusahaan kepada dealers kendaraan bermotor (pihak
ketiga) sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang tidak memiliki suku
bunga dan jangka waktu.

19. UTANG PREMI ASURANSI

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Pihak ketiga
Utang premi asuransi
Aset jaminan pembiayaan 14.682.726 10.322.895
Asuransi jiwa debitur terhadap kewajiban
pembayaran angsuran pembiayaan 410.228 427.837
15.092.954 10.750.732

Utang premi asuransi kepada pihak ketiga merupakan liabilitas Perusahaan kepada Perusahaan Asuransi atas
pemberian perlindungan asuransi atas aset yang dijadikan jaminan dan perlindungan asuransi jiwa debitur
terhadap kewajiban pembayaran angsuran pembiayaan (Catatan 6 dan 7).

20. UTANG LAIN-LAIN

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Pihak ketiga
Titipan setoran nasabah 110.057.682 97.281.507
Lain-lain 33.338.016 38.249.391

Jumlah 143.395.698 135.530.898

- 53 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

21. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Bunga atas utang bank jangka pendek 1.211.111 1.533.333
Bunga surat berharga yang diterbitkan - 50.750
Bunga atas utang bank jangka panjang 416.667 -

Jumlah pihak berelasi 1.627.778 1.584.083


Pihak ketiga
Bonus dan THR 13.200.000 9.240.000
Bunga atas utang bank jangka panjang 8.749.471 10.440.326
Jasa profesional 1.816.907 1.506.217
Barang cetakan 300.000 300.000
Program aplikasi komputer dan alat kantor 219.180 219.180
Bunga surat berharga yang diterbitkan - 2.699.250
Bunga atas utang bank jangka pendek - 41.667
Lainnya 4.073.413 2.740.200
Jumlah pihak ketiga 28.358.971 27.186.840
Jumlah 29.986.749 28.770.923

22. UTANG PAJAK

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Pajak penghasilan badan (Catatan 37) 12.375.998 2.746.623


Pajak penghasilan
Pasal 4 ayat 2 126.511 51.218
Pasal 21 1.664.482 810.072
Pasal 23 135.255 184.830
Pasal 29 2.746.623 -
Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 219.838 236.782

Jumlah 17.268.707 4.029.525

Pada bulan November dan Desember 2014, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak dari Direktorat
Jenderal Pajak KPP Perusahaan Masuk Bursa, atas kekurangan pembayaran pajak penghasilan dan pajak
pertambahan nilai masing-masing sebesar Rp 22.652.438 ribu dan Rp 8.325.675 ribu untuk tahun 2011 dan 2010.

Pada tanggal 18 Desember 2014, Perusahaan telah membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun 2011 sebesar Rp 623.362 ribu.

Pada tanggal 19 Januari 2015, Perusahaan membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan 
Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2010 sebesar Rp 1.410.717 ribu.

Pada tanggal 6 Februari 2015, Perusahaan melunasi sisa kurang bayar pajak masing-masing sebesar 
Rp 22.029.076 ribu dan Rp 6.914.958 ribu untuk tahun pajak 2011 dan 2010.

Pada tanggal 17 Februari 2015, Perusahaan mengajukan keberatan dengan surat No. 046/CFI/DIR/II/2015- 
060/CFI/DIR/II/2015 atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2010 dan 2011 masing-masing
sebesar Rp 6.612.840 ribu dan Rp 20.902.677 ribu.

Pada bulan Februari 2016, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktorat Jendral Pajak yang menolak
seluruh keberatan Perusahaan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2011 dan 2010.
Pada tanggal 31 Maret 2016, Perusahaan mengajukan banding dengan surat No. 128/CFI/DIR/III/2016 –
- 54 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

142/CFI/DIR/III/2016 atas surat keputusan dari Direktorat Jendral Pajak untuk tahun pajak 2010 dan 2011.

Pada bulan Mei 2016, Perusahaan menerima tanda terima surat permohonan banding dari Sekretariat
Pengadilan Pajak berdasarkan surat No. T-598/PAN.WK/B6.I/2016 – T-612/PAN.WK/B6.I/2016 tanggal
26 April 2016.

Pada bulan Maret 2018, Perusahaan menerima Surat Keputusan Banding untuk tahun pajak 2010 dan 2011 dari
Direktorat Jendral Pajak berdasarkan surat No. PUT-102373/PP/M.VIIIB tahun 2018 – PUT-102387/PP/M.VIIIB
tahun 2018 tertanggal 12 Maret 2018 yang menyetujui satu pengajuan banding Perusahaan dan menolak hal
lainnya atas pengajuan banding Perusahaan.

Pada tanggal 8 Juni 2018, Perusahaan mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung
atas surat keputusan penolakan banding dari Direktorat Jendral Pajak dengan surat No. 460/DIR/CFI/VI/2018 –
474/DIR/CFI/VI/2018.

Pada bulan Agustus 2018, Perusahaan menerima kontra memori Peninjauan Kembali (PK) dari Panitera
Pengadilan Pajak dengan Surat Nomor KMPK-2914/PAN.Wk/2018 – KMPK- 2927/PAN.Wk/2018.

Pada bulan November 2018, Perusahaan menerima Surat Putusan Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari
Mahkamah Agung berdasarkan surat No. 3405/B/PK/PJK/2018 – No. 3409/B/PK/PJK/2018 tertanggal
28 November 2018 yang mengabulkan seluruh Permohonan Peninjauan Kembali (PK).

Pada bulan Maret 2019, Perusahaan menerima Surat Putusan Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari
Mahkamah Agung berdasarkan surat No. 3427/B/PK/PJK/2018 – No. 3431/B/PK/PJK/2018 tertanggal
10 Desember 2018 yang mengabulkan seluruh Permohonan Peninjauan Kembali (PK).

Pada bulan April 2019, Perusahaan menerima Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak dari Direktorat Jendral
Pajak berdasarkan surat No. KEP-00145.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 – KEP-00148.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019
tertanggal 10 April 2019, serta surat No. KEP-00154.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 15 April 2019 yang
memutuskan agar membayar/memindahbukukan Kelebihan Pembayaran Pendapatan PPN Dalam Negeri.

Pada bulan Juni 2019, Perusahaan menerima Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak dari Direktorat Jendral
Pajak berdasarkan surat No. KEP-00233.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 – KEP-00235.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019
tertanggal 25 Juni 2019, serta surat No. KEP-00259.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 25 Juni 2019 yang
memutuskan agar membayar/memindahbukukan Kelebihan Pembayaran Pendapatan PPN Dalam Negeri. Dan
Perusahaan juga menerima Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak dari Direktorat Jendral Pajak berdasarkan
surat No. KEP-00107.PPH/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 25 Juni 2019 yang memutuskan agar
membayar/memindahbukukan Kelebihan Pembayaran Pendapatan PPh Pasal 25/29.

Pada bulan Agustus 2019, perusahaan menerima Surat Putusan Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari
Mahkamah Agung berupa Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak dari Direktorat Jendral Pajak berdasarkan
surat No. KEP-00323.PPN/WPJ.07/KP.0803/2019 tertanggal 5 Agustus 2019 yang memutuskan agar membayar /
memindahbukukan Kelebihan Pembayaran Pendapatan PPN dalam Negeri.

Pada bulan Januari 2020, Perusahaan menerima Surat Putusan Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari
Mahkamah Agung berdasarkan surat No. 3726/B/PK/PJK/2019 tertanggal 29 Oktober 2019 yang mengabulkan
seluruh permohonan Peninjauan Kembali.

Perusahaan mencatat seluruh pembayaran diatas pada akun aset lain-lain sebesar Rp 1.647.145 ribu pada
tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 (Catatan 16).

Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Perusahaan belum menerima sepenuhnya atas pengembalian
pembayaran tersebut.

23. LIABILITAS SEWA

Liabilitas sewa yang tercatat merupakan kewajiban Perusahaan sebagai penyewa untuk melakukan pembayaran
sesuai dengan perjanjian sewa yang didiskontokan terhadap tingkat suku bunga yang berlaku di pasar. Adapun
liabilitas sewa ini seluruhnya terkait dengan sewa kepada pihak berelasi dalam hal ini
PT Bank Pan Indonesia Tbk.

- 55 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Analisis jatuh tempo liabilitas sewa adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Tidak lebih dari satu tahun 910.716 792.345
Lebih dari satu tahun tetapi tidak lebih dari 1.154.082 1.569.478
dua tahun
Jumlah 2.064.798 2.361.823

24. PENDAPATAN DITANGGUHKAN - BERSIH

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Sewa diterima dimuka
Properti Investasi (Catatan 39) 2.400.000 2.550.000
Pihak ketiga
Pendapatan ditangguhkan atas biaya transaksi
kontrak pembiayaan bersama (Catatan 44) 14.660.525 17.148.644
Jumlah 17.060.525 19.698.644

25. SURAT BERHARGA UTANG YANG DITERBITKAN

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Nilai nominal
Medium Term Note III Clipan Finance
Indonesia Tahun 2018 - 1.000.000.000
Medium Term Note IV Clipan Finance
Indonesia Tahun 2018 - 1.000.000.000

Surat berharga utang yang diterbitkan - 2.000.000.000


Beban emisi surat berharga yang
belum diamortisasi - (1.592.528)

Bersih - 1.998.407.472

 Medium Term Notes III Clipan Finance Indonesia Tahun 2018 (MTN)

Pada tanggal 21 Maret 2018, Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN III dengan tingkat bunga tetap
sebesar 9,00% per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 1.000.000.000 ribu. Jatuh tempo MTN III ini adalah
pada tanggal 21 Maret 2021.

Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 21 Juni 2018 dan pembayaran bunga terakhir tanggal
21 Maret 2021.

Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo, peringkat MTN III Clipan Finance Indonesia tahun 2018 adalah AA-
(Double A Minus) untuk periode 8 Maret 2019 sampai dengan 1 Maret 2020 dan untuk periode 6 Maret 2020

- 56 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

sampai dengan 1 Maret 2021.

Perusahaan memberikan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga
sebagai jaminan fidusia (Catatan 6 dan 7).

Wali amanat untuk penerbitan MTN III ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua
pembatasan yang diwajibkan. Pembayaran bunga MTN III dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) sesuai jadwal.

Pada tanggal 21 Maret 2021, surat berharga ini telah selesai dan dilunasi.

• Medium Term Notes IV Clipan Finance Indonesia Tahun 2018 (MTN)

Pada tanggal 28 Maret 2018, Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN IV dengan tingkat bunga tetap
sebesar 9,00% per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 1.000.000.000 ribu. Jatuh tempo MTN IV ini adalah
pada tanggal 28 Maret 2021.

Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 28 Juni 2018 dan pembayaran bunga terakhir tanggal
28 Maret 2021.

Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo, peringkat MTN IV Clipan Finance Indonesia tahun 2018 adalah AA-
(Double A Minus) untuk periode 8 Maret 2019 sampai dengan 1 Maret 2020 dan untuk periode 6 Maret 2020
sampai dengan 1 Maret 2021.

Perusahaan memberikan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga
sebagai jaminan fidusia (Catatan 6 dan 7).

Wali amanat untuk penerbitan MTN IV ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua
pembatasan yang diwajibkan. Pembayaran bunga MTN IV dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) sesuai jadwal.

Pada tanggal 28 Maret 2021, surat berharga ini telah selesai dan dilunasi.

26. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Perusahaan menyelenggarakan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah
1.324 karyawan pada tanggal 31 Maret 2021 (31 Desember 2020 : 1.321 karyawan).

Liabilitas imbalan pasca kerja memberikan eksposur Perusahaan terhadap risiko aktuarial seperti risiko tingkat
bunga, risiko harapan hidup dan risiko gaji.

Risiko Tingkat Bunga

Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program.

Risiko Harapan Hidup

Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada estimasi terbaik dari mortalitas peserta program
baik selama dan setelah kontrak kerja. Peningkatan harapan hidup peserta program akan meningkatkan liabilitas
program.

Risiko Gaji

Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan
demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu.

- 57 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai
berikut:

Tidak diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Diakui pada laba rugi


Biaya jasa kini 3.287.711 18.113.848
Beban bunga neto - 4.562.762

Jumlah 3.287.711 22.676.610

Diakui pada penghasilan komprehensif lain


Pengukuran kembali kewajiban
imbalan pasti neto kerugian aktuarial - (10.301.371)
Jumlah yang diakui di laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain 3.287.711 12.375.239

Mutasi dari liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:

Tidak diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Saldo awal tahun 61.302.666 60.027.267


Biaya jasa kini 3.287.711 18.113.848
Beban bunga neto - 4.562.762
Kerugian aktuarial yang timbul dari
perubahan asumsi keuangan
dan penyesuaian pengalaman - (10.301.371)
Pembayaran manfaat (2.897.705) (11.099.840)

Nilai tunai liabilitas imbalan pasca kerja 61.692.672 61.302.666

Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan
gaji yang diharapkan dan mortalitas. Analisis sensitivitas di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing
perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan.

 Jika tingkat diskonto lebih tinggi (lebih rendah) 100 basis poin, kewajiban imbalan pasti akan berkurang
sebesar Rp 5.170.811 ribu (meningkat sebesar Rp 5.943.547 ribu).
 Jika pertumbuhan gaji yang diharapkan naik (turun) sebesar 100 basis poin, kewajiban imbalan pasti akan
meningkat sebesar Rp 4.664.694 ribu (turun sebesar Rp 2.199.031 ribu).

Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban
imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa
asumsi tersebut mungkin berkorelasi.

Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan
menggunakan metode projected unit credit pada akhir periode pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan
dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan.

Durasi rata-rata masa kerja dari karyawan aktif pada tanggal 31 Maret 2021 adalah 5,80 tahun
(31 Desember 2020 : 5,90 tahun).

- 58 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Analisa umur estimasi pembayaran liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Maret 2021 dan
31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

31 Maret 2021 31 Desember 2020


Rp'000 Rp'000
< 1 tahun 3.056.975 3.053.996
1 - 5 tahun 19.209.668 19.190.947
5 - 10 tahun 44.951.057 44.907.249
> 10 tahun 332.963.347 332.638.850

Jumlah 400.181.047 399.791.042

Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen, PT Mercer Indonesia pada tahun 2021 dan
2020 dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

Tingkat diskonto 6,75%


Tingkat kenaikan gaji 5%
Tingkat kematian 100% TMI 2019
Umur pensiun 55 tahun
Tingkat pengunduran diri 4% rata untuk usia 50 tahun,
kemudian 0,00% setelah usia 50 tahun

27. MODAL SAHAM

Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal
31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

31 Maret 2021 (Tidak Diaudit)


dan 31 Desember 2020 (Diaudit)

Jumlah Persentase Jumlah


Nama pemegang saham saham pemilikan modal disetor
Rp'000

Bank Pan Indonesia 2.051.431.264 51,49% 512.857.816


Jahja Anwar (Direktur) 60.000 0,00% 15.000
BBH Luxembourg S/A Fidelity FD
Sicav, FD FDS Pac FD 327.759.425 8,23% 81.939.856
Masyarakat (masing-masing
di bawah 5%) 1.605.269.768 40,28% 401.317.442

Jumlah 3.984.520.457 100,00% 996.130.114

Tambahan modal disetor merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum
terbatas (right issue) dan pelaksanaan waran.

- 59 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Rincian tambahan modal disetor adalah sebagai berikut:

31 Maret 2021 (Tidak Diaudit) dan


31 Desember 2020 (Diaudit)

Agio Saham 365.120.930


Biaya Penerbitan Saham (13.172.140)
Tambahan Modal Disetor 351.948.790

28. CADANGAN UMUM

2020

Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 24 tanggal 26 Juni 2020 dari
Kumala Tjahjani Widodo, S.H., notaris di Jakarta, telah ditetapkan penggunaaan laba tahun 2019 sejumlah
Rp 150.000 ribu sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.

29. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000

Pendapatan sewa pembiayaan 4.469.295 35.076.303

Dikurangi hak bank sehubungan dengan


transaksi kerjasama penerusan pinjaman (Catatan 44) (1.127.682) (17.073.646)

Bersih 3.341.613 18.002.657

Pendapatan sewa pembiayaan merupakan pendapatan yang diperoleh dari transaksi sewa pembiayaan atas alat-
alat berat, tongkang, tug boat, mesin-mesin produksi, peralatan dan kendaraan bermotor serta tanah dan
bangunan.

Pendapatan dari transaksi kerjasama penerusan pinjaman (channeling dan joint finance) untuk periode
31 Maret 2021 adalah sebesar Rp 2.742.059 ribu (31 Maret 2020 : Rp 2.509.665 ribu).

Pada periode 31 Maret 2021 dan 31 Maret 2020, pendapatan sewa pembiayaan yang diperoleh dari piutang sewa
pembiayaan yang mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar nihil (Catatan 6).

30. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000

Pendapatan pembiayaan konsumen - bruto 318.427.084 490.169.273


Dikurangi hak bank sehubungan dengan transaksi kerjasama
penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama (Catatan 44) (54.297.036) (68.325.211)

Bersih 264.130.048 421.844.062

- 60 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Pendapatan dari transaksi kerja sama penerusan pinjaman (channeling dan joint finance) untuk periode
31 Maret 2021 adalah sebesar Rp 45.365.701 ribu (31 Maret 2020 : Rp 63.109.964 ribu).

Amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai penambah pendapatan pembiayaan konsumen pada tanggal
31 Maret 2021 sebesar Rp 3.307.311 ribu (31 Maret 2020 : Rp 5.165.801 ribu).

Pada periode 31 Maret 2021 dan 31 Maret 2020, pendapatan pembiayaan konsumen yang diperoleh dari piutang
pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai adalah masing-masing sebesar nihil (Catatan 7).

31. PENDAPATAN ANJAK PIUTANG

Amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai penambahan pendapatan anjak piutang pada tanggal 31 Maret
2021 sebesar Rp 3.877 ribu (31 Maret 2020 : Rp 10.483 ribu).

Pada periode 31 Maret 2021 dan 31 Maret 2020, pendapatan anjak piutang yang diperoleh dari anjak piutang
yang mengalami penurunan nilai adalah masing – masing sebesar nihil.

32. PENDAPATAN BUNGA

Pendapatan bunga yang diperoleh berasal dari penempatan rekening giro dan deposito berjangka di Bank.
Jumlah pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi pada tanggal 31 Maret 2021 sebesar
Rp 6.895.306 ribu (31 Maret 2020 : Rp 135.500 ribu).

33. PENDAPATAN LAIN-LAIN

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000

Pendapatan jasa administrasi:


Pembiayaan konsumen 20.030.637 35.150.665
Sewa pembiayaan 13.425 54.371
Denda keterlambatan
pembayaran cicilan dan bunga
Pembiayaan konsumen 15.266.932 16.639.831
Sewa pembiayaan 1.174.193 3.044.646
Penerimaan kembali piutang
yang dihapus buku 36.581.532 19.753.639
Potongan premi asuransi 579.478 980.282
Provisi
Provisi pembiayaan konsumen 8.018.191 12.439.694
Provisi sewa pembiayaan - 136.695
Denda penghentian kontrak 9.491.721 13.151.837
Lain-lain 2.192.875 3.425.227

Jumlah 93.348.984 104.776.887

- 61 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

34. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000
Beban bunga atas
Utang bank 77.457.172 108.990.162
Surat berharga utang yang diterbitkan 43.916.778 46.919.217
Liabilitas sewa aset hak guna 41.627 70.150
Provisi dan administrasi bank 1.724.639 1.982.365

Jumlah 123.140.216 157.961.894

35. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI


Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000
Penyusutan dan amortisasi
aset tetap dan aset takberwujud (Catatan 13 dan 14) 8.067.894 7.713.212
Iklan dan administrasi pencatatan efek 5.150.996 7.616.255
Jasa profesional 3.935.484 6.740.692
Komunikasi 4.542.523 6.128.657
Peralatan dan perlengkapan kantor 2.492.798 4.961.818
Perjalanan dinas 1.632.656 3.267.503
Premi asuransi 2.740.589 2.996.940
Penyusutan aset hak guna (Catatan 15) 2.280.615 2.030.240
Sewa 1.674.206 1.706.981
Perijinan, materai dan pajak 918.736 1.167.865
Pemeliharaan dan perbaikan 3.010.174 1.599.268
Lain-lain 565.071 3.746.115

Jumlah 37.011.742 49.675.546

36. BEBAN TENAGA KERJA

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000

Gaji dan tunjangan 56.100.261 59.377.611


Gratifikasi dan bonus 3.960.000 10.590.000
Lainnya 9.104.494 12.367.289

Jumlah 69.164.755 82.334.900

- 62 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

37. PAJAK PENGHASILAN

Pajak kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan laba
kena pajak adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000

Laba sebelum pajak penghasilan


menurut laporan laba rugi dan
Penghasilan komprehensif lainnya 47.923.499 117.179.936
Perbedaan temporer:
Penyusutan aset tetap 1.730.772 2.331.964
Penyusutan aset sewa operasi 237.298 231.495
Penyusutan properti investasi (22.663) (18.584)
Penyusutan aset takberwujud 738.258 194.895
Bonus dan THR 3.960.000 10.590.000
Beban imbalan pasca kerja 390.005 1.718.942
Biaya emisi MTN 1.592.528 1.546.134
Beban bunga atas liabilitas sewa aset hak guna 41.627 70.150
Beban sewa (2.316.734) (1.625.267)
Penyusutan Aset Hak Guna 2.280.616 2.030.240
Cadangan kerugian penurunan nilai
Sewa pembiayaan (3.007.169) 10.476.655
Anjak piutang 22.565.829 -
Piutang dalam proses penyelesaian (957.414) (1.068.393)
Jumlah 27.232.953 26.478.231

Beban (penghasilan) yang tidak


dapat diperhitungkan menurut
fiskal:
Pendapatan atas aset properti investasi (150.000) (150.000)
Pendapatan bunga yang sudah
dikenakan pajak final (16.625.129) (194.793)
Penghapusan piutang tidak tertagih
yang tidak memiliki NPWP 10.270.850 9.192.192
Lainnya (2.749.826) 9.699
Jumlah (9.254.105) 8.857.098

Laba kena pajak 65.902.347 152.515.265

Perhitungan beban dan utang pajak kini adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000

Beban pajak kini 12.521.446 28.977.900


Dikurangi pajak dibayar di muka
Pasal 23 (145.448) (315.450)
Pasal 25 - (24.345.000)

Utang pajak kini (Catatan 22) 12.375.998 4.317.450

- 63 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Pajak Tangguhan

Rincian aset pajak tangguhan - bersih Perusahaan adalah sebagai berikut:

Dikreditkan Dikreditkan
01 Januari 2021 (dibebankan) (dibebankan) 31 Maret 2021
ke laporan laba rugi ke penghasilan
komprehensif lain
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Liabilitas imbalan pasca kerja 12.260.533 74.101 - 12.334.634
Bonus dan THR 1.755.600 752.400 - 2.508.000
Cadangan kerugian penurunan nilai
Sewa pembiayaan 3.314.363 (571.362) - 2.743.001
Anjak piutang 17.028.205 4.287.507 - 21.315.712
Piutang dalam proses penyelesaian 16.290.812 (181.909) - 16.108.903
Aset takberwujud (1.678.320) 140.269 - (1.538.051)
Aset tetap (6.386.250) 328.847 - (6.057.403)
Properti investasi 281.216 (14.124) 9.818 276.910
Aset sewa operasi (2.403.649) 45.086 - (2.358.563)
Biaya emisi MTN (302.580) 302.580 - -
Beban bunga atas liabilitas sewa 41.580 7.909 - 49.489
Penyusutan aset hak guna (27.450) (6.862) - (34.312)
Jumlah Aset Pajak Tangguhan - Bersih 40.174.060 5.164.442 9.818 45.348.320

Dampak perubahan tarif pajak


Dikreditkan Dikreditkan Dikreditkan Dikreditkan
01 Januari 2020 (dibebankan) (dibebankan) (dibebankan) (dibebankan) 31 Desember 2020
ke laporan laba rugi ke penghasilan ke laporan laba rugi ke penghasilan
komprehensif lain komprehensif lain
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Liabilitas imbalan pasca kerja 15.006.819 2.199.586 (1.957.260) (1.569.442) (1.419.170) 12.260.533
Bonus dan THR 8.052.795 (6.353.600) - 56.405 - 1.755.600
Cadangan kerugian penurunan nilai
Sewa pembiayaan 28.804 3.126.754 - 158.805 - 3.314.363
Anjak piutang 2.126.442 14.560.698 - 341.065 - 17.028.205
Piutang dalam proses penyelesaian 20.750.247 (293.916) - (4.165.519) - 16.290.812
Aset takberwujud (1.959.535) (134.794) - 416.009 - (1.678.320)
Aset tetap (7.898.330) (134.700) - 3.138.887 (1.492.107) (6.386.250)
Properti investasi 369.174 (14.124) - (73.834) - 281.216
Aset sewa operasi (3.103.937) 83.917 - 616.371 - (2.403.649)
Biaya emisi MTN (2.001.921) 1.218.880 - 480.461 - (302.580)
Beban bunga atas liabilitas sewa - 41.580 - - - 41.580
Penyusutan aset hak guna - (27.450) - - - (27.450)
Jumlah Aset Pajak Tangguhan - Bersih 31.370.558 14.272.831 (1.957.260) (600.792) (2.911.277) 40.174.060

- 64 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efekif yang
berlaku adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000
Laba sebelum pajak menurut
laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain 47.923.499 117.179.936

Beban pajak dengan tarif pajak yang berlaku 9.105.465 22.264.188

Pengaruh pajak atas manfaat yang tidak dapat


diperhitungkan menurut fiskal (1.758.280) 1.682.849

Beban pajak 7.347.185 23.947.037

Berdasarkan surat nomor 002/DIR- RSR/BPM/2020 tanggal 6 Januari 2020 dari Registra selaku Biro
Administrasi Efek, Perusahaan dinyatakan telah memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (2) PP RI No. 56 Tahun
2015 untuk penurunan tarif pajak penghasilan bagi wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan
terbuka. Penurunan tarif sebesar 3% berlaku dari bulan Januari 2020. Sehingga tarif pajak penghasilan badan
yang digunakan Perusahaan sebesar 22% untuk tahun 2020.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam
Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan, pada pasal 5 ayat 1 yang menyatakan penurunan tarif Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal
17 ayat (1) menjadi 22% yang berlaku pada Tahun Pajak 2020 dan Tahun Pajak 2021 serta 20% yang berlaku
pada Tahun Pajak 2022. Pada Pasal 5 ayat 2 menyatakan bahwa perolehan penurunan tarif pajak
penghasilan badan sebesar 3% tetap diberikan untuk wajib pajak yang telah memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat
(2) PP RI No. 56 Tahun 2015. Sehingga berdasarkan peraturan tersebut, PT Clipan Finance Indonesia Tbk
menggunakan tarif pajak penghasilan badan sebesar 19% mulai dari tanggal 31 Maret 2020 sesuai dengan
penetapan Peraturan Pemerintah nomor 1 Tahun 2020.

38. LABA PER SAHAM

Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar dan dilusian:

Tidak Diaudit Tidak Diaudit


2021 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
Rp'000 Rp'000
Laba bersih

Laba bersih untuk perhitungan laba


per saham dasar dan dilusian 40.576.314 93.232.899

Jumlah saham (dalam angka penuh) Lembar/share Lembar/share

Jumlah rata-rata tertimbang saham


biasa untuk perhitungan laba
per saham dasar / dilusian 3.984.520.457 3.984.520.457

Laba per saham dasar / dilusian 10,18 23,40

Pada periode 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020, tidak terdapat efek berpotensi dilusian atas saham biasa.

- 65 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

39. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI

Sifat Pihak Berelasi

a. PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) adalah entitas induk dan pemegang saham utama Perusahaan.

b. Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Perusahaan:

 PT Verena Multi Finance Tbk (Verena) sampai dengan Januari 2020

 PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (Panin Syariah)

c. Dana Pensiun Karyawan Panin Bank adalah pengelola program imbalan pasca kerja untuk Panin Bank.

Transaksi-transaksi Berelasi

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan berelasi.
Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain:

 Penempatan dana kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk giro dan penerimaan bunga
(Catatan 5 dan 32).

 Menyewakan aset sewa operasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar
Rp 13.111.861 ribu untuk periode 31 Maret 2021 (31 Maret 2020 : Rp 14.755.520 ribu). Kontrak berjangka waktu
3 tahun dan akan berakhir pada tahun 2021 – 2024.

 Menyewakan properti investasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar
Rp 6.000.000 dengan jangka waktu 10 tahun. Kontrak akan berakhir pada tahun 2030 (Catatan 11).

 Memberikan fasilitas pinjaman kepada karyawan untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya
dengan tingkat suku bunga sebesar 4% dan jangka waktu fasilitas pinjaman 1 – 10 tahun (Catatan 9 dan 33).

 Memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk fasilitas pinjaman tetap, Money
market, transaksi valuta asing, pinjaman rekening koran dan pembayaran bunga (Catatan 17 dan 34) serta
perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (Channeling) dan pembiayaan bersama (Joint Financing)
(Catatan 44). Jumlah beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi sebesar Rp 13.350.890 ribu untuk
periode 31 Maret 2021 (31 Maret 2020 : Rp 5.346.842 ribu).

 Melakukan transaksi sewa gedung dari PT Bank Pan Indonesia Tbk (sebagai penyewa) yang dicatat sebagai
Aset Hak Guna (Catatan 15) dengan nilai kontrak sebesar Rp 3.858.347 ribu dengan jangka waktu 2 – 5 tahun
yang berakhir antara tahun 2022 sd 2025. Nilai liabilitas sewa tercatat sebesar Rp 2.064.798 ribu (Catatan 23)
dengan beban bunga atas liabilitas sewa sebesar Rp 41.627 ribu (Catatan 34) per posisi 31 Maret 2021
(31 Maret 2020 : Rp 70.150 ribu). Beban penyusutan aset hak guna terhadap PT Bank Pan Indonesia Tbk
sebesar Rp 1.834.914 ribu per 31 Maret 2021 (31 Maret 2020 : Rp 2.030.240 ribu).

 Melakukan transaksi sewa Safe Deposit Box dari PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan beban sewa nihil per
31 Maret 2021 dan 31 Maret 2020.

 Menerima jasa referantor dari PT Bank Pan Indonesia Tbk untuk pembiayaan dengan beban sebesar
Rp 71.900 ribu per 31 Maret 2021 (31 Maret 2020 : Rp 20.300 ribu).

Persentase saldo masing-masing aset dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
% %

Kas dan setara kas 1,89 12,00


Piutang lain-lain 0,27 0,25
Jumlah 2,16 12,25

- 66 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Persentase saldo masing-masing liabilitas kepada pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
% %

Utang bank 30,18 12,96


Surat berharga yang diterbitkan - 1,64
Pendapatan ditangguhkan 0,06 0,04
Liabilitas sewa 0,05 0,04
Biaya masih harus dibayar 0,04 0,03
Jumlah 30,33 14,71

Persentase masing-masing pendapatan dari pihak berelasi terhadap jumlah pendapatan adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Maret 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
% %

Pendapatan properti investasi 0,04 0,03


Pendapatan sewa operasi 0,25 0,23
Pendapatan bunga 1,69 0,02
Jumlah 1,98 0,28

Persentase masing-masing beban dari pihak berelasi terhadap jumlah beban adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Maret 2020
(Tiga bulan) (Tiga bulan)
% %

Bunga dan pembiayaan lainnya 3,73 1,28


Umum dan administrasi 0,02 0,00
Tenaga kerja 0,65 0,47
Jumlah 4,40 1,75

40. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Mata uang Ekuivalen Mata uang Ekuivalen
asing Rupiah asing Rupiah
USD Rp'000 USD Rp'000

Piutang sewa pembiayaan 2.949.358 42.978.041 2.972.053 41.920.804

Pada tanggal 28 April 2021, 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020, kurs tengah transaksi yang dikeluarkan Bank
Indonesia masing-masing adalah Rp 14.497, Rp 16.367 dan Rp 14.105 per 1 US$.

- 67 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

41. SEGMEN OPERASI

Perusahaan melaporkan segmen operasi berdasarkan dalam kategori sebagai berikut:

 Sewa pembiayaan
Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan investasi, modal kerja dan pembiayaan multi guna untuk
badan usaha

 Pembiayaan Konsumen
Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan investasi, modal kerja dan pembiayaan multi guna
(konsumsi) untuk debitur perorangan

 Anjak piutang
Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan untuk investasi dan modal kerja

Pembagian aset segmen dicatat berdasarkan piutang bersih yang timbul dari kegiatan pembiayaan berdasarkan
masing-masing kategori di atas. Demikian juga pendapatan segmen merupakan pengakuan pendapatan yang
timbul dari adanya piutang pembiayaan tersebut.

Pembagian liabilitas segmen dicatat berdasarkan proporsi piutang usaha berdasarkan kategori segmen dengan
saldo utang bersih yang tercatat baik pinjaman bank maupun penerbitan surat berharga.

Berikut adalah informasi segmen usaha Perusahaan:


Tidak Diaudit
31 Maret 2021

Sewa Pembiayaan
pembiayaan konsumen Anjak Piutang Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
PENDAPATAN
Pendapatan segmen
Pihak ketiga 3.341.613 264.130.048 27.202.404 294.674.065
Pendapatan tidak dapat dialokasikan
Bunga 16.625.128
Lain-lain 95.805.827
Jumlah pendapatan 407.105.020
BEBAN
Beban segmen tidak dapat dialokasikan 359.181.521
Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan 47.923.499
Beban pajak (7.347.185)
Laba bersih 40.576.314

ASET
Aset segmen
Pihak ketiga 404.904.100 6.539.351.351 669.304.820 7.613.560.271
Aset tidak dapat dialokasikan 1.479.053.279
Jumlah aset 9.092.613.550
LIABILITAS
Liabilitas segmen
Pihak berelasi 61.647.379 1.123.962.385 120.482.812 1.306.092.576
Pihak ketiga 128.928.534 2.350.640.446 251.976.200 2.731.545.180
Liabilitas tidak dapat dialokasikan 269.209.588

Jumlah liabilitas 4.306.847.344

Pengeluaran modal 1.924.281


Penyusutan 10.746.715
Beban non kas selain penyusutan amortisasi 124.845.890

- 68 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Tidak Diaudit
31 Maret 2020

Sewa Pembiayaan
pembiayaan konsumen Anjak Piutang Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
PENDAPATAN
Pendapatan segmen
Pihak ketiga 18.002.657 421.844.062 1.342.766 441.189.485
Pendapatan tidak dapat dialokasikan
Bunga 194.793
Lain-lain 113.742.917
Jumlah pendapatan 555.127.195
BEBAN
Beban segmen tidak dapat dialokasikan 437.947.259
Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan 117.179.936
Beban pajak (23.947.037)
Laba bersih 93.232.899

Diaudit
31 Desember 2020

Sewa Pembiayaan
pembiayaan konsumen Anjak Piutang Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
ASET
Aset segmen
Pihak ketiga 433.448.957 7.175.723.377 671.273.001 8.280.445.335
Aset tidak dapat dialokasikan 2.637.010.881
Jumlah aset 10.917.456.216
LIABILITAS
Liabilitas segmen
Pihak berelasi 42.651.703 782.261.403 76.506.072 901.419.178
Pihak ketiga 236.132.031 4.330.822.963 423.559.506 4.990.514.500
Liabilitas tidak dapat dialokasikan 280.332.646

Jumlah liabilitas 6.172.266.324

Pengeluaran modal 23.048.744


Penyusutan 41.723.696
Beban non kas selain penyusutan amortisasi 709.757.985

Seluruh kegiatan operasi dilakukan di Indonesia.

- 69 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

42. KLASIFIKASI DAN NILAI WAJAR ATAS ASET DAN LIABILITAS

Selain daripada yang disebutkan dalam tabel di bawah ini, manajemen menilai bahwa nilai tercatat dari aset
keuangan dan liabilitas keuangan mendekati nilai wajarnya.

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Nilai Nilai
Catatan tercatat Nilai wajar tercatat Nilai wajar

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Piutang sewa pembiayaan 6 404.904.100 374.258.890 433.448.957 406.525.050
Piutang pembiayaan konsumen 7 6.539.351.351 6.768.108.630 7.175.723.377 7.374.295.996
Tagihan anjak piutang 8 669.304.820 849.492.627 671.273.001 821.606.345
Piutang lain-lain 9 457.332.207 376.835.559 465.910.418 384.456.356

Jumlah 8.070.892.478 8.368.695.706 8.746.355.753 8.986.883.747

Liabilitas keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Utang Bank 17 3.988.525.684 3.958.221.919 3.893.526.206 4.918.764.074
Surat berharga utang yang diterbitkan 25 - - 1.998.407.472 2.038.900.000

Jumlah 3.988.525.684 3.958.221.919 5.891.933.678 6.957.664.074

Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut:

 Manajemen menganggap bahwa nilai tercatat kas dan setara kas, piutang lain-lain, utang premi asuransi,
utang lain-lain kepada pihak ketiga, pada nilai diamortisasi dengan suku bunga mengambang diakui dalam
laporan keuangan mendekati nilai wajarnya karena memiliki jatuh tempo yang pendek atau sering
dilaksanakan repricing.

 Estimasi nilai wajar piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang
dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas
masa depan menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu yang serupa.

 Estimasi nilai wajar dari utang bank dengan bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar didasarkan pada diskonto
arus kas menggunakan suku bunga untuk utang baru dengan jangka waktu yang serupa.

 Nilai wajar surat berharga utang yang diterbitkan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar.

 Nilai wajar properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap tanah dan bangunan, peralatan kantor,
kendaraan bermotor dan perabotan kantor ditentukan dengan menggunakan metode pasar dengan
memperbandingkan secara langsung aset yang sejenis yang terdapat di pasar dan metode pendapatan yang
dihitung berdasarkan proyeksi jumlah pendapatan bersih yang wajar yang diharapkan dihasilkan oleh aset
sepanjang umur ekonomis yang tersisa.

- 70 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Tabel berikut ini memberikan analisis dari nilai wajar aset dan liabilitas yang dikelompokkan ke Level 1 sampai 3
didasarkan pada sejauh mana nilai wajar diamati.
Tidak Diaudit
31 Maret 2021

Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset yang diukur pada nilai wajar


Aset non keuangan
Properti investasi
Tanah - 10.293.000 - 10.293.000
Bangunan - 2.164.000 - 2.164.000
Aset sewa operasi
Kendaraan bermotor - 8.377.463 - 8.377.463
Aset tetap
Tanah - 60.921.494 - 60.921.494
Bangunan - 14.183.428 - 14.183.428
Peralatan kantor - 28.578.431 - 28.578.431
Kendaraan bermotor - 51.332.926 - 51.332.926
Perabotan kantor - 2.201.367 - 2.201.367
Aset yang nilai wajarnya diungkapkan
Piutang sewa pembiayaan - - 374.258.890 374.258.890
Piutang pembiayaan konsumen - - 6.768.108.630 6.768.108.630
Tagihan anjak piutang - - 849.492.627 849.492.627
Piutang lain-lain - - 376.835.559 376.835.559

Jumlah Aset - 178.052.109 8.368.695.706 8.546.747.815

Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan


Liabilitas keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Utang bank - - 3.958.221.919 3.958.221.919

Jumlah Liabilitas - - 3.958.221.919 3.958.221.919

Diaudit
31 Desember 2020

Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah


Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset yang diukur pada nilai wajar


Aset non keuangan
Properti investasi
Tanah - 10.293.000 - 10.293.000
Bangunan - 2.164.000 - 2.164.000
Aset sewa operasi
Kendaraan bermotor - 12.115.750 - 12.115.750
Aset tetap
Tanah - 60.921.494 - 60.921.494
Bangunan - 15.607.618 - 15.607.618
Peralatan kantor - 41.644.396 - 41.644.396
Kendaraan bermotor - 75.404.211 - 75.404.211
Perabotan kantor - 3.202.057 - 3.202.057
Aset yang nilai wajarnya diungkapkan
Piutang sewa pembiayaan - - 406.525.050 406.525.050
Piutang pembiayaan konsumen - - 7.374.295.996 7.374.295.996
Tagihan anjak piutang - - 821.606.345 821.606.345
Piutang lain-lain - - 384.456.356 384.456.356

Jumlah Aset - 221.352.526 8.986.883.747 9.208.236.273

Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan


Liabilitas keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Utang bank - - 4.918.764.074 4.918.764.074
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - 2.038.900.000 - 2.038.900.000

Jumlah Liabilitas - 2.038.900.000 4.918.764.074 6.957.664.074

- 71 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Pada periode 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020, tidak terdapat perpindahan metode pengukuran nilai wajar
dari level 1 menjadi level 2, dan sebaliknya.

43. REKONSILIASI LIABILITAS YANG TIMBUL DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Tabel di bawah ini menjelaskan perubahan dalam liabilitas Perusahaan yang timbul dari aktivitas pendanaan,
termasuk perubahan yang timbul dari arus kas dan perubahan nonkas. Liabilitas yang timbul dari aktivitas
pendanaan adalah liabilitas yang arus kas, atau arus kas masa depannya, diklasifikasikan dalam laporan arus kas
Perusahaan sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan.

Tidak Diaudit
1 Januari Arus kas dan Perubahan 31 Maret
2021 aktivitas pendanaan transaksi non kas 2021
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Surat berharga yang diterbitkan 1.998.407.472 (2.000.000.000) 1.592.528 -
Utang bank 3.893.526.206 101.946.619 (6.947.141) 3.988.525.684
Liabilitas sewa 2.361.823 (338.653) 41.628 2.064.798

Jumlah 5.894.295.501 (1.898.392.034) (5.312.985) 3.990.590.482

Diaudit
1 Januari Arus kas dan Perubahan 31 Desember
2020 aktivitas pendanaan transaksi non kas 2020
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Surat berharga yang diterbitkan 1.991.992.312 - 6.415.160 1.998.407.472
Utang bank 4.956.259.247 (1.065.985.303) 3.252.262 3.893.526.206
Liabilitas sewa 3.497.590 (4.701.721) 3.565.954 2.361.823

Jumlah 6.951.749.149 (1.070.687.024) 13.233.376 5.894.295.501

44. PERJANJIAN KERJASAMA PEMBIAYAAN BERSAMA

A. Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama ( Joint Financing )

 Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan bersama (Joint Financing)


dengan Bank Pan Indonesia (Bank Panin), pihak berelasi, berdasarkan akta No. 32 tanggal
22 November 2017 yang dibuat oleh Nanny Wiana Setiawan, S.H. notaris di Jakarta. Dalam perjanjian
tersebut, disebutkan bahwa Bank Panin akan mendanai piutang-piutang yang dimiliki Perusahaan
terhadap pihak- pihak ketiga yang telah membeli mobil baik baru maupun bekas yang dibiayai oleh
Perusahaan. Tujuan dari kerjasama/fasilitas pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan pembelian
kendaraan pihak ketiga (konsumen) secara porsi pembiayaan bersama adalah Perusahaan sebesar 10%
dari nilai pembiayaan bersama dan Bank Panin sebesar 90% dari nilai pembiayaan bersama.

Perusahaan memperoleh Fasilitas Kerjasama Pembiayaan Bersama (Joint Financing) dengan jumlah
pokok yang tidak melebihi Rp 6.000 miliar dan jangka waktu pinjaman selama 10 tahun sejak
penandatanganan Perjanjian Kerjasama. Periode tersedianya dana atas fasilitas ini adalah 72 bulan untuk
pembiayaan mobil penumpang dan 60 bulan untuk pembiayaan mobil komersial.

Berdasarkan akta No. 28 tanggal 9 Mei 2019 yang dibuat oleh Sri Rahayuningsih, S.H., notaris di Jakarta,
Perusahaan memperoleh tambahan Fasilitas Kerjasama Pembiayaan Bersama (Joint Financing) dengan
jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 6.000 miliar dan jangka waktu pinjaman sampai dengan
22 November 2027. Periode tersedianya dana atas fasilitas ini adalah 72 bulan untuk pembiayaan mobil
penumpang dan 60 bulan untuk pembiayaan mobil komersial.

Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama pembiayaan penyaluran pembiayaan (Joint
finance) mengalami perubahan, dimana berdasarkan surat terakhir No. 007/IBD/EXT/21 tanggal
07 Januari 2021 dari Panin untuk mobil komersial sebesar 7,50% per tahun untuk tenor 1 – 12 bulan,
7,75% per tahun untuk tenor 13 – 24 bulan, 8,00% per tahun untuk tenor 25 – 36 bulan, 8,25% per tahun
untuk tenor 37 – 48 bulan, 9,50% per tahun untuk tenor 49 – 60 bulan; sedangkan untuk mobil
penumpang sebesar 6,50% per tahun untuk tenor 1 – 12 bulan, 6,75% per tahun untuk tenor 13 – 24
bulan, 7,00% per tahun untuk tenor 25 – 36 bulan, 7,25% per tahun untuk tenor 37 – 48 bulan, 8,50% per

- 72 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

tahun untuk tenor 49 – 60 bulan, 9,50% per tahun untuk tenor 61 – 72 bulan.

Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian kerjasama pembiayaan bersama
(Joint Financing) sebesar Rp 2.421.396.370 ribu pada tanggal 31 Maret 2021 (31 Desember 2020 :
Rp 2.507.963.505 ribu).

45. KONTINJENSI

Perusahaan menghadapi berbagai kasus hukum yang belum terselesaikan, tuntutan administrasi, dan
gugatan sehubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan. Tidak memungkinkan bagi Perusahaan untuk
memperkirakan dengan pasti apakah Perusahaan akan menghasilkan dalam setiap kasus hukum tersebut,
atau jika tidak, dampak yang mungkin timbul.

46. MANAJEMEN RISIKO

a. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

Kebijakan manajemen risiko Perusahaan merupakan kebijakan yang disusun untuk memenuhi perkembangan
yang pesat dalam industri jasa pembiayaan termasuk dalam kaitan pengembangan manajemen risiko secara
terkonsolidasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk sebagai entias induk (parent company) yang bergerak
dalam bidang jasa perbankan.

Perusahaan menyadari bahwa pengelolaan kegiatan pembiayaan yang sehat dan berlandaskan tata kelola
yang baik membutuhkan penerapan manajemen risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran,
monitoring dan pengendalian risiko. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut Perusahaan meyakini
bahwa peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen sangat menentukan efektifitas
manajemen risiko.

Kebijakan manajemen risiko merupakan salah satu upaya manajemen Perusahaan untuk menjamin adanya
landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan sehingga kegiatan operasional dapat
berjalan dalam limit risiko yang terukur untuk mencapai target peningkatan shareholder value.

Tujuan penerapan kebijakan manajemen risiko adalah:

 Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan bisnis dan kegiatan pendukung dalam operasional
Perusahaan telah memperhitungkan seluruh potensi risiko yang mungkin timbul, baik dalam bentuk risiko
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko operasional ;

 Untuk melakukan fungsi kontrol dan pengelolaan terhadap seluruh risiko yang melekat pada aktivitas
bisnis dalam batas–batas toleransi risiko Perusahaan yang telah ditetapkan ;

 Untuk mengoptimalkan penggunaan modal Perusahaan ;

 Untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang relevan, antara lain peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), Departemen Keuangan dan otoritas lain ;

 Untuk meningkatkan shareholder value dalam jangka panjang.

Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi, independensi, wewenang dan tanggung


jawab serta kewajaran transaksi.

Perusahaan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi
risiko-risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. Perusahaan memiliki mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat)
pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup:

 Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;

 Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau
Direksi;

- 73 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

 Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian
batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;

 Terdapatnya Komite Audit dan Komite Pemantau sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan
fungsi pengawasannya; dan

 Membentuk komite yang terkait dengan penerapan manajemen risiko, yaitu Komite Pemantau Risiko.

Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan

Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu
disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi
Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perusahaan juga memiliki
kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan
transaksi kredit.

Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran dan Pengawasan

Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit
dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan system informasi manajemen yang ada serta melalui
pertemuan berkala Komite Audit dan Komite Pemantau Perusahaan. Selain itu, sistem teknologi informasi
utama Perusahaan mampu menyediakan data/informasi secara cepat, akurat dan real time online kepada
pihak manajemen.

Pilar 4: Pengendalian Internal

Perusahaan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil
pemeriksaannya kepada Komite Audit dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup:

 Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perusahaan;

 Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di


dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan

 Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum
dan audit eksternal).

b. Klasifikasi Manajemen Risiko

Manajemen risiko modal

Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan
keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo
utang dan ekuitas.

Struktur modal Perusahaan terdiri dari pinjaman, dalam hal ini utang bank dan surat berharga utang yang
diterbitkan (Catatan 17 dan 25) dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor, tambahan modal
disetor dan saldo laba (Catatan 27 dan 28).

Direksi secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari
review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.

Risiko pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata
uang Rupiah terhadap mata uang lainnya, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat
menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki
dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.

Terkait eksposur tingkat bunga dalam mata uang asing, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat suku
bunga kredit yang variabel yang direview 3 bulanan. Sumber pendanaan dalam mata uang asing berasal dari
modal sendiri yang sebagian besar dari penerimaan angsuran nasabah dalam mata uang asing.

Untuk modal kerja, utang dan surat berharga utang yang diterbitkan, Perusahaan berusaha mengurangi risiko
tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga yang kompetitif.
- 74 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal.

Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut
mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak
perubahan tingkat suku bunga pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020:
Tidak Diaudit
31 Maret 2021
Suku bunga variabel Suku bunga tetap

Kurang dari 3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun Kurang dari 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah
Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000
Aset keuangan
Bank dan deposito 184.915.671 - - - 600.000.000 - - - 784.915.671
Piutang sewa pembiayaan - - - - 139.077.925 122.006.870 100.157.595 43.661.710 404.904.100
Piutang pembiayaan konsumen - - - - 1.293.345.891 2.054.163.459 3.191.675.842 166.160 6.539.351.351
Transaksi anjak piutang - - - - 668.903.928 400.892 - - 669.304.820
Piutang lain-lain - - - - 347.226.103 48.580.119 24.115.255 128.979 420.050.456

Jumlah 184.915.671 - - - 3.048.553.847 2.225.151.340 3.315.948.692 43.956.849 8.818.526.399

Liabilitas keuangan
Utang bank - - - - 1.190.500.731 1.134.768.563 1.663.256.390 - 3.988.525.684
Biaya masih harus
dibayar 1.211.111 - - - 28.775.638 - - - 29.986.749
Jumlah 1.211.111 - - - 1.219.276.369 1.134.768.563 1.663.256.390 - 4.018.512.433

Jumlah-bersih 183.704.560 - - - 1.829.277.478 1.090.382.777 1.652.692.302 43.956.849 4.800.013.966

Diaudit
31 Desember 2020
Suku bunga variabel Suku bunga tetap
Kurang dari 3 Kurang dari 3
bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah
Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000
Aset keuangan
Bank dan deposito 1.922.466.747 - - - - - - - 1.922.466.747
Piutang sewa pembiayaan - - - - 118.842.382 184.117.515 130.489.060 - 433.448.957
Piutang pembiayaan konsumen - - - - 1.413.965.194 2.876.946.112 2.883.631.084 1.180.987 7.175.723.377
Transaksi anjak piutang - - - - 77.899.330 590.126.201 3.247.470 - 671.273.001
Piutang lain-lain - - - - 399.589.417 6.987.676 28.723.902 3.605.804 438.906.799

Jumlah 1.922.466.747 - - - 2.010.296.323 3.658.177.504 3.046.091.516 4.786.791 10.641.818.881

Liabilitas keuangan
Utang bank - - - - 953.472.316 1.360.955.249 1.579.098.641 - 3.893.526.206
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - - - - - - 1.998.407.472 - 1.998.407.472
Biaya masih harus
dibayar - - - - 28.770.923 - - - 28.770.923
Jumlah - - - - 982.243.239 1.360.955.249 3.577.506.113 - 5.920.704.601

Jumlah-bersih 1.922.466.747 - - - 1.028.053.084 2.297.222.255 (531.414.597) 4.786.791 4.721.114.280

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku
bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 5, 6, 7, 8, 9, 17 dan 25.

- 75 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Analisis sensitivitas

Sensitivitas Suku Bunga

Tabel berikut menyajikan dampak dari kemungkinan perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan
sebelum pajak untuk periode 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020.

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000
Peningkatan 6 bps 26.861 25 bps (2.037.500)
Penurunan 6 bps (26.861) 25 bps 2.037.500

Pada periode 31 Maret 2021 terdapat perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan sebelum pajak.

Tidak ada dampak lain pada ekuitas Perusahaan selain dari yang sudah mempengaruhi laba sebelum pajak.
Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya tetap konstan.

Sensitivitas Mata Uang Asing

Tabel berikut menunjukkan, dampak dari kemungkinan perubahan kurs mata uang Dollar Amerika Serikat
terhadap Rupiah terhadap laba sebelum pajak untuk periode 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020.

Tidak Diaudit
31 Maret 2021

Kenaikan Sensitivitas dari


Mata uang asing (penurunan) laba rugi sebelum pajak 31 Maret 2021
Rp'000
Dollar Amerika Serikat 0,96%/(0,96%) (3.933)/3.933

Diaudit
31 Desember 2020

Kenaikan Sensitivitas dari


Mata uang asing (penurunan) laba rugi sebelum pajak 31 Desember 2020
Rp'000
Dollar Amerika Serikat 5,63%/(5,63%) (37.704)/37.704

Risiko kredit

Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah
(counterparty) memenuhi liabilitasnya secara penuh sesuai perjanjian. Risiko kredit merupakan risiko utama
Perusahaan dimana Perusahaan menawarkan jasa pembiayaan bagi masyarakat yang hendak memiliki
produk. Dengan demikian, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi
liabilitasnya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan
Perusahaan.

Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan
Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga
Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.

- 76 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang (setelah dikurangi
kerugian cadangan penurunan nilai) yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2021 dan
31 Desember 2020:

Piutang sewa pembiayaan

Tidak Diaudit Diaudit


31 Maret 2021 31 Desember 2020
Rp'000 Rp'000

Korporasi 356.757.309 367.999.307


Individu 48.146.791 65.449.650
Jumlah 404.904.100 433.448.957

Piutang pembiayaan konsumen

Konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai individu
yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit sebesar Rp 6.539.351.351 ribu
pada tanggal 31 Maret 2021 (31 Desember 2020 : Rp 7.175.723.377 ribu).

Transaksi anjak piutang

Konsentrasi risiko atas anjak piutang yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai korporasi yang telah
memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit pada tanggal 31 Maret 2021 sebesar
Rp 669.304.820 ribu (31 Desember 2020 : Rp 671.273.001 ribu).

Tabel di bawah menunjukkan kualitas kredit dari aset keuangan (sebelum dikurangi tanpa cadangan kerugian
penurunan nilai) pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020:
Tidak Diaudit
31 Maret 2021
Telah jatuh tempo Mengalami
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah
High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Kas dan setara kas 786.388.477 - - - - - 786.388.477

Piutang sewa pembiayaan 163.502.310 50.148.574 154.557.336 - - 55.963.740 424.171.960

Piutang pembiayaan konsumen 3.841.577.570 1.198.863.253 1.316.029.929 179.550.542 - 244.770.736 6.780.792.030

Tagihan anjak piutang 61.075.401 573.418.468 - - - 173.780.709 808.274.578

Piutang lain-lain 4.194.436 - - - - 372.641.123 376.835.559

Jumlah 4.856.738.194 1.822.430.295 1.470.587.265 179.550.542 - 847.156.308 9.176.462.604

Diaudit
31 Desember 2020
Telah jatuh tempo Mengalami
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah
High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Kas dan setara kas 1.924.784.701 - - - - - 1.924.784.701

Piutang sewa pembiayaan 183.245.403 52.831.963 158.326.873 39.044.718 - 23.166.779 456.615.736

Piutang pembiayaan konsumen 4.260.419.315 1.336.425.807 1.272.829.789 306.048.466 - 263.381.258 7.439.104.635

Tagihan anjak piutang 62.987.521 573.418.468 - - - 148.456.520 784.862.509

Piutang lain-lain 4.329.594 - - - - 430.260.968 434.590.562

Jumlah 6.435.766.534 1.962.676.238 1.431.156.662 345.093.184 - 865.265.525 11.039.958.143

- 77 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Kualitas kredit berdasarkan golongan aset keuangan diklasifikasikan sebagai berikut:

Biaya perolehan diamortisasi

Kualitas kredit dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, dan tagihan anjak piutang
dinilai berdasarkan banyaknya dan jumlah hari delay selama masa tenor pembayaran.

Kredit grading atas piutang-piutang tersebut akan berdasarkan parameter yang akan dijelaskan sebagai
berikut:

Gabungan Kualitas Kredit:


High Grade jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay rendah
jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay sedang, jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay sedang
Medium Grade
jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay rendah
jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay rendah
jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay tinggi
Low Grade
jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay sedang

Agunan

Dalam rangka mitigasi risiko kredit, salah satu bentuk upaya yang dilakukan Perusahaan adalah dengan
meminta konsumen memberikan agunan yang akan digunakan sebagai jaminan atas pelunasan fasilitas
pembiayaan yang telah diberikan oleh Perusahaan jika konsumen mengalami kesulitan keuangan yang
menyebabkan konsumen tidak dapat melunasi kewajibannya kepada Perusahaan.

- Piutang
- Tanah dan Bangunan
- Mesin
- Kendaraan
- Kapal
- Alat berat

Prosedur penilaian jaminan untuk tanah dan bangunan maupun mesin menggunakan nilai pasar.

Berikut adalah portofolio pembiayaan yang dimiliki Perusahaan beserta agunan yang menjadi jaminannya
dengan pengelompokan berdasarkan jenis pembiayaan yang diberikan:

Tidak Diaudit
31 Maret 2021
Pembiayaan SMB Pembiayaan
Pembiayaan (Bisnis Kecil Eceran/ Pembiayaan Jumlah
Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan
Komersial
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Eksposur piutang 1.180.802.518 51.644.020 6.780.792.030 32.477.478 8.045.716.046


Nilai Jaminan 1.452.883.495 128.105.801 15.295.711.649 40.405.282 16.917.106.227
Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -
Bagian tanpa jaminan
dari Eksposur kredit (%) - - - - -
Tanah dan bangunan 1.688.040 21.794.717 442.314.996 36.478.182 502.275.935
Kendaraan 30.670.391 95.824.737 14.580.859.877 3.927.100 14.711.282.105
Mesin 134.102.818 321.947 - - 134.424.765
Kapal 147.880.000 - - 147.880.000
Lainnya:
Saham 1.336.555 - 272.536.776 - 273.873.331
Alat berat 126.862.469 10.164.400 - - 137.026.869
Piutang 1.010.343.222 - - - 1.010.343.222
Jumlah 1.452.883.495 128.105.801 15.295.711.649 40.405.282 16.917.106.227

- 78 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Diaudit
31 Desember 2020
Pembiayaan SMB Pembiayaan
Pembiayaan (Bisnis Kecil Eceran/ Pembiayaan Jumlah
Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan
Komersial
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Eksposur piutang 1.170.640.750 70.837.499 7.439.104.631 35.649.450 8.716.232.330


Nilai Jaminan 1.791.402.021 374.156.052 16.842.358.211 44.370.247 19.052.286.531
Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -
Bagian tanpa jaminan
dari Eksposur kredit (%) - - - - -
Tanah dan bangunan 2.813.400 38.537.004 456.970.512 39.679.280 538.000.196
Kendaraan 108.431.292 311.215.614 16.114.063.699 4.690.967 16.538.401.572
Mesin 247.082.993 402.434 - - 247.485.427
Kapal 287.804.530 - - - 287.804.530
Lainnya:
Saham 2.227.590 - 271.324.000 - 273.551.590
Alat berat 161.964.080 24.001.000 - - 185.965.080
Piutang 981.078.136 - - - 981.078.136
Jumlah 1.791.402.021 374.156.052 16.842.358.211 44.370.247 19.052.286.531

Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPP) pada tanggal 31 Maret 2021 dan
31 Desember 2020, tidak terdapat pembiayaan yang tidak memenuhi ketentuan BMPP.

Risiko Iikuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan kas untuk menyalurkan dana untuk menjadi aset keuangan lainnya. Risiko
tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan kosumen, selain
menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank
pemerintah maupun bank asing dalam bentuk fasilitas penerusan pinjaman untuk pembiayaan (channeling)
maupun demand loan dan term loan.

Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk
memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja.

Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sangat sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan
pada tanggal 31 Maret 2021 sebesar 89,99% (31 Desember 2020 : 130,07%). Dalam hal perbandingan
liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 31 Maret 2021 adalah sebesar 47,37% (31 Desember 2020 :
56,54%).

- 79 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

Tabel berikut merupakan rincian sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan
periode pembayaran yang disepakati milik Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020.
Tabel telah disusun berdasarkan arus kas tidak didiskontokan dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal
awal di mana Perusahaan harus melakukan pembayaran. Tabel ini mencakup arus kas bunga dan pokok.
Apabila arus kas bunga menggunakan tingkat bunga variabel, maka jumlah didiskontokan berasal dari kurva
suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal awal Perusahaan
mungkin akan diminta untuk membayar.

Tidak Diaudit
31 Maret 2021

Sampai dengan > 1 bulan s.d > 3 bulan s.d > 1 tahun s.d
1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Liabilitas keuangan
Tanpa suku bunga
Utang premi asuransi - 15.092.954 - - - 15.092.954
Utang lain-lain 10.214.380 22.976.040 366.983 109.838.295 - 143.395.698

Suku bunga tetap


Utang bank 946.543.438 293.957.293 1.284.768.563 1.474.531.532 - 3.999.800.826

Jumlah 956.757.818 332.026.287 1.285.135.546 1.584.369.827 - 4.158.289.478

Diaudit
31 Desember 2020

Sampai dengan
1 bulan >1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Liabilitas keuangan
Tanpa suku bunga
Utang premi asuransi - 10.750.732 - - - 10.750.732
Utang lain-lain 83.079.433 6.934.000 45.517.405 - - 135.530.838

Suku bunga tetap


Utang bank 978.208.964 296.539.110 1.295.423.142 1.668.835.256 - 4.239.006.472
Surat berharga utang yang
diterbitkan 15.000.000 2.030.000.000 - - - 2.045.000.000

Jumlah 1.076.288.397 2.344.223.842 1.340.940.547 1.668.835.256 - 6.430.288.042

Risiko Operasional

Risiko operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional
perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, perusahaan melakukan beberapa hal:

 Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan
proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan,
pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.

 Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas
yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku perusahaan. Sedangkan fungsi
kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.

 Perusahaan menggunakan Confins System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem
dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time sehingga dengan demikian

- 80 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat
mengambil keputusan strategis dan tepat untuk memitigasi kemungkinan risiko yang terjadi akibat
kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan/atau kebijakan
Perusahaan.

 Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan
melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan- kebijakan dan SOP secara rutin.

 Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai


pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional
dan dampak kerugian keuangan yang diakibatkan oleh hal tersebut.

Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan karena adanya kelemahan aspek hukum, kelemahan aspek
dokumentasi hukum atau ketidak patuhan terhadap peraturan. Risiko ini termasuk namun tidak terbatas pada
risiko yang timbul dari kemungkinan terjadinya wanprestasi (default) atas kontrak/perjanjian, tuntutan
hukum/gugatan dari pihak ketiga, ketidaksesuaian Standar Operating Procedures dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, kelemahan perikatan dengan pihak ketiga, pengikatan jaminan yang
tidak sempurna, ketidaksanggupan penetapan putusan pengadilan, keputusan pengadilan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan perusahaan, atau pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan
eksternal lainya. Manajemen risiko hukum mencakup namun tidak terbatas pada:

a. Penggunaan dan penyusunan dokumen perjanjian yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundangan yang berlaku serta mempunyai dasar ketentuan hukum yang kuat

b. Penerapan sistem pengendalian internal yang konsisten serta penerapan mekanisme uji kepatuhan
(compliance review) secara berkala terhadap setiap kegiatan Perusahaan atau jika diperlukan pada setiap
level transaksi dengan nasabah atau pihak ketiga lainnya
c. Memutakhirkan perubahan kebijakan dan peraturan

d. Melakukan administrasi dokumen secara tertib

Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan
kegiatan usaha perusahaan atau persepsi negatif terhadap perusahaan. Untuk meminimalisir risiko reputasi,
Perusahaan harus menjaga nama baik, antara lain dengan cara melakukan publikasi secara transparan dan
selektif, disamping juga melakukan proses edukasi kepada nasabah dengan meminta nasabah memahami
dengan jelas atas hak dan kewajibannya dalam bertransaksi dengan Perusahaan. Dalam hal publikasi negatif
mengenai Perusahaan telah terjadi, Perusahaan harus melakukan langkah-langkah penanganan antara lain
klarifikasi permasalahan dengan nasabah atau pihak yang menerbitkan publikasi negatif, melakukan hak
jawab serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan nasabah atau pihak ketiga lainya. Terkait risiko
reputasi, Perusahaan juga telah melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) melalui
program peduli sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kegiatan sosial.

Risiko Strategis

Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
perusahaan tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya perusahaan
terhadap perubahan eksternal yang terjadi begitu cepat. Pengelolaan risiko strategis dilakukan terutama
melalui proses pengambilan keputusan yang komprehensif didukung dengan pertimbangan atas kondisi
internal dan eksternal serta data yang akurat dan up to date.

Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku yang akan berdampak
kepada kegiatan usaha Perusahaan. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik dengan menerapkan praktik-praktik yang baik dalam menjalankan kegiatan usaha
untuk selalu mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan analisis dan pengukuran yang dilakukan Perusahaan memiliki Tingkat Kesehatan Keuangan
sangat sehat dengan tingkat resiko rendah.

- 81 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2021, 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2021 DAN 2020

47. DAMPAK EKONOMI DARI PANDEMI COVID-19

COVID-19 berdampak pada semua sektor terutama sektor ekonomi yang menyebabkan ketidakpastian yang
tinggi, menurunkan kinerja pasar keuangan dan prospek pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia.

Dalam upaya mendorong optimalisasi kinerja Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, menjaga stabilitas sistem
keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi, Pemerintah telah menetapkan kebijakan yang dituangkan
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.14/POJK.05/2020 tentang Kebijakan Countercyclical Dampak
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank dimana salah satunya
terkait program restrukturisasi konsumen terdampak Covid-19.

Manajemen dalam hal ini terus berupaya untuk memitigasi dampak terhadap bisnis Perusahaan dengan
melakukan langkah-langkah berikut:

 Memberikan restrukturisasi kredit kepada debitur yang terdampak Covid-19 sesuai dengan Peraturan.

 Menerapkan prinsip kehati-hatian dan meningkatkan kriteria resiko yang dapatditerima dalam melakukan
pembiayaan baru.

 Meningkatkan upaya penagihan dan penyelesaian kredit bermasalah.

 Melakukan efisiensi biaya operasional.

 Menjaga likuiditas Perusahaan dengan menerapkan Manajemen Risiko Likuiditas secara optimal.

Manajemen akan terus memantau situasi ini dan melakukan evaluasi dampak terhadap posisi keuangan dan
kinerja operasional Perusahaan secara berkala. Penilaian Perusahaan atas dampak COVID-19 dapat berubah
sebagai akibat peristiwa dan kondisi di masa depan yang berada di luar kendali Manajemen.

48. INFORMASI KEUANGAN ATAS RASIO – RASIO KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Berdasarkan POJK No.35/POJK.05/2018 tanggal 31 Desember 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha


Perusahaan Pembiayaan, Perseroan diharuskan untuk memenuhi sejumlah rasio keuangan tertentu. Rasio-
rasio ini dibuat oleh Perseroan berdasarkan formula sebagaimana ditentukan dalam peraturan OJK untuk
tujuan kepatuhan terhadap peraturan, dimana rasio tersebut dapat berbeda jika rasio tersebut dihitung
berdasarkan standar akuntansi keuangan Indonesia.

Berikut ini adalah rasio-rasio keuangan berdasarkan Peraturan OJK (tidak diaudit):

31 Maret 2021 31 Desember 2020

Financing to asset ratio 83,73 75,85


Rasio saldo piutang pembiayaan neto
terhadap total pendanaan yang 190,89 140,54
diterima
Rasio saldo piutang pembiayaan
untuk pembiayaan investasi dan
modal kerja dibandingkan dengan
jumlah saldo piutang pembiayaan 30,01 28,80
Rasio piutang pembiayaan
bermasalah (NPF) 1,48 0,89
Rasio permodalan 142,68 131,64
Gearing ratio 0,83 1,24
Rasio ekuitas terhadap modal disetor 480,44 476,36

49. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan dari halaman 1 sampai 82 merupakan tanggung jawab
manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 28 April 2021.

- 82 -

Anda mungkin juga menyukai