Anda di halaman 1dari 6

Vol 6 No 2 – Tahun 2018 Bianglala Informatika

Penerapan Sistem Manajemen Operasional Pada Pelayanan


Administrasi Pasien Menggunakan Waiting Line Method
Nurul Afni 1), Astrilyana)
1
Sistem Informasi, UBSI Pontianak,
nurul.nrf@bsi.ac.id, astrilyana.ail@bsi.ac.id

Abstract: Computers have become an important part of information processing organizations, this is
due to the power of technology and the volume of data processed. Computer applications for
information processing are activities commonly carried out by large organizations. In addition the
ability to process data or information has automatically been expanded in the scope of information
use. In order to support the queue system at IMS clinics a new method is needed to solve the existing
queue system problems, for example by using a computerized system. With the existence of a
computerized system, it is expected to be able to assist IMS clinic services both in terms of patient
medical records and in an effective and efficient queuing system.
Keywords: Management Operational Computer, Waiting Line Method, Patient Administration Services

Abstrak: Komputer kini sudah menjadi bagian yang penting dari organisasi pengolahan informasi, hal
ini di karenakan kekuatan teknologi dan volume data yang diproses. Aplikasi komputer untuk
pengolahan informasi merupakan aktifitas yang biasa dilakukan oleh organisasi besar. Selain itu
kemampuan untuk memproses data atau informasi secara otomatis telah diperluas dalam lingkup
penggunaan informasi. Demi menunjang system antrian pada klinik IMS diperlukan metode baru untuk
memecahkan masalah system antrian yang ada, contohnya dengan menggunakan system
terkomputerisasi. Dengan adanya system terkomputerisasi diharapkan dapat membantu pelayanan
klinik IMS baik dari segi rekam medis pasien maupun pada system antrian yang efektif dan efisien.
Kata kunci: Management Operational Computer, Waiting Line Method, Pelayanan Administrasi Pasien

1. Pendahuluan operasi sistem fisik perusahaan”[1]. Sistem


Klinik kesehatan saat ini sudah banyak fisik (physical system) perusahaan terdiri atas
kita temukan dilingkungan sekitar tempat sumber-sumber daya berwujud seperti bahan
tinggal kita. Salah satunya adalah klinik IMS, baku, karyawan, mesin dan uang. Sedangkan
dimana klinik IMS ini terdapat beberapa sistem virtual(virtual system) terdiri atas
fasilitas layanan kesehatan yang sangat sumber daya informasi yang digunakan untuk
canggih. Namun kelemahan pada system mewakili sistem fisik.
pelayanan klinik ini kurang memadai dan Pengertian Waiting Line adalah teori
masih sangat manual, sehingga meyebabkan yang menyangkut studi matematis dari pada
permasalahan pada pasien salah satunya antrian atau barisan-barisan penunggu.
dalam hal proses antrian. Formasi barisan-barisan penunggu ini
Dalam hal proses antrian pada klinik merupakan suatu permasalahan yang biasa
IMS yang ada saat ini sangat memerlukan terjadi apabila kebutuhan akan suatu fasilitas
waktu yang lama, dikarenakan kurangnya pelayanan melebihi kapasitas kemampuan
jumlah karyawan dan proses pengarsipan yang tersedia untuk menyelenggarakan
yang kurang baik, sehingga membuat calon pelayanan tersebut. Konsep dasar model ini
pasien semakin bertumpuk ditiap tiap fasilitas adalah untuk meminimumkan total dua biaya,
kesehatan yang ada diklinik tersebut. yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas
Demi menunjang system antrian pada pelayanan dan biaya tidak langsung yang
klinik IMS diperlukan metode baru untuk timbul karena para individu harus menunggu
memecahkan masalah system antrian yang untuk dilayani.
ada, contohnya dengan menggunakan system
terkomputerisasi. Dengan adanya system Perhitungan Waiting Line :
terkomputerisasi diharapkan dapat membantu 1. Single Channel Model (M/M/1)
pelayanan klinik IMS baik dari segi rekam P=λ/μ
medis pasien maupun pada system antrian L=λ/(μ-λ)
yang efektif dan efisien. Lq = λ2
μ(μ–λ)
2. Metode Penelitian W= 1
Menurut McLeod (2008:10) Sistem μ–λ
informasi adalah “Suatu sistem virtual yang Wq = λ
memungkinkan manajement mengendalikan μ(μ–λ)
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 1
Vol 6 No 2 – Tahun Bianglala

Keterangan : mana sebagian besar state adalah action dan


P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan sebagian besar transisi di-trigger oleh
Lq = Jumlah kedatangan yang diharapkan selesainya state sebelumnya (internal
menunggu dalam Waiting Line processing). Oleh karena itu activity diagram
L = Jumlah rata-rata kedatangan yang tidak menggambarkan behaviour internal
diharapkan dalam sistem sebuah sistem dan interaksi antar subsistem
Wq = Waktu yang diharapkan oleh setiap secara eksak, tetapi lebih menggambarkan
kedatangan untuk menunggu dalam proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level
waiting Line atas secara umum.
W = Waktu yang diharapkan oleh setiap
kedatangan selama dalam sistem / Normalisasi
menunggu dalam pelayanan
Menurut Kadir (2008:116) normalisasi
adalah “suatu proses yang digunakan untuk
2. Multiple Channel Model (M/M/s) menentukan pengelompokkan atribut-atribut
Keterangan : dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi
P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan yang berstruktur baik”[3]. Suatu relasi
S = Jumlah fasilitas layanan dikatakan sudah berada pada bentuk
λ = jumlah rata-rata tingkat kedatangan normalisasi tertentu bila memenuhi beberapa
persatuan waktu
batasan tertentu pada tingkat tersebut. Pada
μ = jumlah rata-rata yang dilayani
persatuan waktu proses normalisasi selalu diuji pada beberapa
Po = Probabilitas tidak ada kedatangan kondisi kesulitan apakah pada saat menambah
dalam sistem (insert), menghapus (delete), mengubah
Lq = Jumlah kedatangan yang diharapkan (update) dan membaca (retrive) pada satu
Menunggu dalam antrian untuk database.
dilayani
L = Jumlah kedatangan dalam sistem
Entity Relationship Diagram (ERD)
Wq = Waktu menunggu rata-rata dalam
waiting line Menurut Fathansyah (2007:79) Entity
W = Waktu menunggu rata-rata dalam Relationship Model/ER_M “berisi komponen-
system komponen himpunan entitas dan himpunan
Dalam manajemen operasional relasi yang masing-masing dilengkapi dengan
terdapat software yang dapat membantu untuk atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh
pengambilan keputusan yang berkaitan fakta dari dunia nyata yang kita tinjau, dapat
dengan sistem antrian, yaitu POM for
digambarkan lebih sistematis dengan
Windows. Software ini pada dasarnya
merupakan sebuah paket yang dapat menggunakan Diagram Entity Relationship”[4].
digunakan untuk membantu menyelesaikan ER_M digambarkan dalam bentuk diagram
persoalan-persoalan Manajemen Produksi dan yang disebut dengan ER (ER_Diagram/ER_D)
Operasi (Production and Operations dengan menggunakan simbol-simbol grafis
Management–POM). tertentu.
Activity Diagram
3. Hasil dan Pembahasan
Menurut Sholiq (2006:8) “Diagram
Prosedur yang berjalan saat ini pada klinik IMS
Aktivitas atau Activity Diagram
yaitu dengan prosedur sebagai berikut:
menggambarkan aliran fungsional sistem”[2].
a. Prosedur pendaftaran pasien
Pada tahap, pemodelan bisnis, diagram
Pasien datang ke klinik IMS dan mendaftar
aktivitas dapat digunakan untuk menunjukan
pada loket resepsionis dengan memberikan
aliran kerja bisnis (business work-flow). Dapat
KTP sebagai data diri pasien baru yang
juga digunakan untuk menggambarkan aliran
dilakukan oleh respsionis yang sekaligus
kejadian (flow of events) dalam use case.
menjadi kasir pada klinik tersebut, dan
Activity diagram mempunyai peran
resepsionis memberikan kartu berobat pada
seperti halnya flowchart, akan tetapi
pasien baru tersebut. Bagi pasien yang
perbedaannya dengan flowchart adalah
sudah mempunyai kartu berobat maka
activity diagram bisa mendukung perilaku
pendaftaran hanya dengan memberikan
paralel sedangkan flowchart tidak bisa. Activity
kartu berobat dan mengambil nomor antrian
diagram merupakan state diagram khusus, di
poli dari resepsionis.
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
14
Vol 6 No 2 – Tahun Bianglala

Resepsionis mencatat pendaftaran pasien rata-rata dapat melayani 6 orang pasien per
pada buku pendaftaran sebagai arsip. jam. Waktu pelayanan setiap resepsionis rata-
b. Prosedur pencatatan rekam medis pasien rata adalah 8 jam.
dan resep Diketahui :
Resepsionis memanggil pasien antrian
berdasarkan nomor antrian untuk dilakukan ƛ: 10 ƛ= jumlah rata-rata tingkat kedatangan
pemeriksaan oleh dokter sesuai dengan µ: 6 µ = melayani rata-rata pasien
pilihan poli pasien. Resepsionis s: 2 s = jumlah pelayanan (resepsionis)
memberikan lembaran status dan resep
pasien rekam medis kepada dokter. Setelah jika diasumsikan model sistem antrian yang
dokter memeriksa kemudian dokter digunakan klinik IMS adalah (M/M/s) adalah
mencatat pada lembaran tersebut dan sebagai berikut:
memberikan hasil pencatatan rekam medis 1. Tingkat intensitas fasilitas pelayanan (P).
pada resepsionis, didalamnya sekaligus 2. Jumlah kedatangan pasien yang
pencatatan resep obat untuk pasien. diharapkan menungu dalam Waiting Line
Lembaran status dan resep tersebut disalin (Lq).
oleh resepsionis ke dalam buku rekam 3. Jumlah rata-rata kedatangan pasien yang
medis dengan bantuan daftar penyakit. diharapkan dalam sistem (L).
4. Waktu yang diharapkan oleh setiap
c. Prosedur pembayaran kedatangan pasien untuk menunggu
Resepsionis meracik resep yang diberikan dalam Waiting Line (Wq).
oleh dokter untuk pasien tersebut, 5. Waktu yang diharapkan oleh setiap
kemudian mencatat struk untuk kedatangan pasien selama dalam sistem /
pembayaran resep obat dan tindakan menunggu dalam pelayanan (W).
berdasarkan daftar harga obat dan tindakan Jawab :
dokter pada lembaran status pada pasien Jika masalah tersebut dipecah dengan
tersebut. Kemudian lembaran status menggunakan software POM for Windows
disimpan pada file order sebagai arsip. maka dapat diperoleh perhitungan sebagai
Resepsionis juga menulis transaksi tersebut berikut:
pada buku transaksi sebagai arsip
transaksi.
d. Prosedur laporan
Setiap bulan reseptionis memberikan hasil
laporan bulanan transaksi berdasarkan
arsip-arsip yang ada pada pimpinan klinik
IMS. Laporan yang telah di acc dari
pimpinan kemudian disimpan oleh
resepsionis sebagai arsip laporan bulanan.

Kelemahan dari prosedur yang sudah


ada adalah:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk Sumber : Hasil Penelitian (2014)
mengerjakan rutinitas tersebut relative Gambar 1 : Hasil Perhitungan POM pada
lama apalagi resepsionis bekerja rangkap system berjalan
sebagai perawat dan meracik resep dan
hanya mempunyai 2 karyawan. Dari gambar diatas maka dapat
2. Pelayanan kurang Maksimal sehingga diuraikan sebagai berikut:
pasien harus antri dan menumpuk selang 1. Berdasarkan tingkat intensitas fasilitas
pendaftaran maupun transaksi pelayanan resepsionis adalah 0,8333
pembayaran karena jumlah karyawan artinya resepsionis mempunyai tingkat
dengan jumlah pasien tidak menunjang. kesibukan melayani pasien selama 83,33
3. Sering terjadi kesalahan saat pencatatan % daari waktunya.
rekam medis, serta kesulitan dalam 2. Jumlah kedatangan pasien yang
pencarian data pasien diharapkan menunggu dalam antrian
(Waiting Line) sebanyak 3,7879 pasien.
Pada klinik IMS mempunyai 2 3. Jumlah rata-rata kedatangan pasien yang
resepsionis, dimana tingkat kedatangan pasien diharapkan dalam sistem sebanyak
rata-rata 10 orang per jam. Setiap resepsionis 5,4545.

ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 1


Vol 6 No 2 – Tahun Bianglala

4. Waktu yang diharapkan oleh setiap Activity Diagram


kedatangan pasien untuk menunggu
dalam antrian (Waiting Line) adalah
0,3788 jam atau 22,7273 menit 1,363,636
detik.
5. Waktu yang diharapkan oleh setiap
kedatangan pasien selama dalam
pelayanan adalah 0,5455 jam atau
32,7273 menit 1,963,636 detik.

Dimana tingkat probality


(Kemungkinan pasien yang dilayani dalam
sistem tersebut) adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Activity Diagram Usulan

Normalisasi

Sumber : Hasil Penelitian (2014)

Gambar 2 : Hasil Probabilitas POM pada


system berjalan

Proses system usulan


Manajemen yang di usulkan adalah demi
kelancaran dan ketertiban administrasi rekam
medis pasien.Berikut yang dibutuhkan adalah :
1. Mengumpulkan informasi yang berada
pada ruang lingkup klinik
2. Membuat aplikasi baru pada sistem
administrasi rekam medis pasien dari
awal pendaftaran hingga pembayaran.
3. Menambah jumlah karyawan (Kasir)
mengingat jam tutup klinik hampir 24 jam.
4. Perawat dibedakan dengan kasir agar
kasir tidak repot pada transaksi maupun
meracik obat.
Gambar 4. Normalisasi ke 3 usulan
Berikut adalah langkah Activity Diagram
usulan pada klinik Islamic Medical Service
dengan sedikit merubah activitas yang ada
pada penambahan aplikasi, karyawan dan
mengurangi lembaran-lembaran kertas.

ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 1


Vol 6 No 2 – Tahun Bianglala

Sumber : Hasil Penelitian (2014)


Gambar 6 : Hasil Perhitungan POM pada
system usulan
Gambar 5. Entity Relationship Diagram (ERD) Dari gambar diatas maka dapat
usulan diuraikan sebagai berikut:
Hasil analisa dengan adanya aplikasi dalam 1. Berdasarkan tingkat intensitas fasilitas
proses pencatatan rekam medis maupun pelayanan resepsionis adalah 0,4 artinya
transaksi dapat melayani 25 pasien per jam. resepsionis mempunyai tingkat kesibukan
Waktu pelayanan setiap resepsionis rata-rata melayani pasien selama 40% dari
adalah 8 jam. waktunya.
Diketahui : 2. Jumlah kedatangan pasien yang
ƛ: 40 ƛ= jumlah rata-rata tingkat kedatangan diharapkan menunggu dalam antrian
µ: 25 µ= melayani rata-rata pasien (Waiting Line) sebanyak 0,0605 pasien.
s: 4 s= jumlah pelayanan (resepsionis) 3. Jumlah rata-rata kedatangan pasien yang
jika diasumsikan model sistem antrian diharapkan dalam sistem sebanyak
yang digunakan klinik IMS adalah (M/M/s) 1,6605.
adalah sebagai berikut: 4. Waktu yang diharapkan oleh setiap
1. Tingkat intensitas fasilitas pelayanan (P). kedatangan pasien untuk menunggu
2. Jumlah kedatangan pasien yang dalam antrian (Waiting Line) adalah
diharapkan menungu dalam Waiting Line 0,6605 jam atau 0,0907 menit 5,442 detik.
(Lq). 5. Waktu yang diharapkan oleh setiap
3. Jumlah rata-rata kedatangan pasien yang kedatangan pasien selama dalam
diharapkan dalam sistem (L). pelayanan adalah 0,0415 jam atau 2,4907
4. Waktu yang diharapkan oleh setiap menit 149,442 detik.
kedatangan pasien untuk menunggu Dimana tingkat probality (Kemungkinan Pasien
dalam Waiting Line (Wq). yang dilayani dalam sistem tersebut) adalah
5. Waktu yang diharapkan oleh setiap sebagai berikut:
kedatangan pasien selama dalam sistem /
menunggu dalam pelayanan (W).
Jika masalah tersebut dipecah dengan
menggunakan software POM for Windows
maka dapat diperoleh perhitungan sebagai
berikut:

Sumber : Hasil Penelitian (2014)


Gambar 7 : Hasil Probabilitas POM pada
system usulan

ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 1


Vol 6 No 2 – Tahun Bianglala

Nilai probality atau kemungkinan sistem dapat 3. Pelayanan Waiting Line lama kurang
melayani pelanggan meningkat sebanyak 1 Maksimal sehingga pasien harus antri
pasien dari sebelumnya jadi setiap kasir dapat dan menumpuk selang pendaftaran
menyelesaikan 2 pasien persatuan waktu. maupun transaksi pembayaran,
sementara pada wating baru jumlah
Alasan Utama Usulan Menjadi 4 karyawan antrian lebih sedikit, bahkan bisa
adalah : teratasi.
1. Menunjang pelayanan yang maksimal. 4. Dari segi pelayanan yang lama akan
2. Agar tidak terjadi penumpukan antrian yang sering terjadi kesalahan saat pencatatan
panjang pada saat pendaftaran maupun rekam medis, serta kesulitan dalam
transaksi pembayaran. pencarian data pasien, sementara pada
3. Menyeimbangi antara shift kerja serta pelayanan yang baru semua data dapat
mengkoordinir tugas meracik dan melayani di backup dan resiko kesalahan kecil
pasien. serta pencarian datapun dapat
dilakukan dengan cepat tanpa
4. Kesimpulan memerlukan waktu yang lama.
Berdasarkan analisa dari waiting lama dengan
waiting baru adalah : Referensi
1. Pada metode pelayanan yang lama , [1] Mcleod, Reymond, George P Schell.
waktu yang dibutuhkan untuk 2008. Management Information
mengerjakan rutinitas tersebut relative System. Jakarta : Salemba Empat.
lama apalagi resepsionis bekerja
rangkap sebagai kasir, perawat, meracik
resep serta melakukan pencatatan [2] Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem
rekam medis dan pembayaran yang Informasi Berorientasi Objek dengan
ditulis secara manual, sementara pada UML. Yogyakarta : Graha Ilmu.
metode pelayanan yang baru, waktu
yang dibutuhkan lebih sedikit baik dalam
[3] Kadir, Abdul. 2008. Dasar
meracik obat maupun pada antrian
Perancangan & Implementasi
pendaftaran maupun pembayaran obat
Database Relational. Yoyakarta: Andi
dikarenakan dibuatnya aplikasi yang
Offset.
mendukung aktifitas tersebut.
2. Menurut perhitungan waiting line, masa
[4] Fathansyah. 2007. Buku Teks
antrian dengan metode terbaru lebih
Komputer Basis Data. Bandung :
baik ketimbang yang ada saat ini, hal ini
Informatika.
karena adanya penambahan jumlah
karyawan meminimalisir pada waktu
[5] Sfenrianto. Modul belajar Computer
sebelumnya.
Operations Management.
Pascasarjana Nusa Mandiri. Jakarta.

ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 1

Anda mungkin juga menyukai