Anda di halaman 1dari 75

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN MIE SAGU DI DESA BANGLAS KEC.TEBING TINGGI


KAB.KEPULAUAN MERANTI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(SE) Pada Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

OLEH

ELY RATNASARI
NIM : 11671202587

JURUSAN MANAJEMEN S1
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
2021
ABSTRAK

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN MIE SAGU DI DESA BANGLAS KEC. TEBING TINGGI
KAB. KEPUALAUAN MERANTI

OLEH:
ELY RATNASARI
NIM. 11671202587
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
konsumen terhadap keputusan pembelian mie sagu didesa banglas kec. tebing
tinggi kab. Kepualauan meranti. Metode pemilihan sampel penelitian ini
menggunakan purposive sampling sehingga diperoleh 54 responden. Metode
analisis data pada penelitian ini adalah uji kualitas data, uji asumsi klasik,
analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian
parsial (uji t), pengujian simultan (uji f) dan koefisien determinasi (R2) dengan
alat uji SPSS versi 21 for windows. Dari hasil penelitian menunjukkan pertama
faktor budaya nilai thitung sebesar 9,044, dimana thitung 9,044 >ttabel 2,009 , dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000 berada lebih kecil pada α = 0,05. Maka hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa faktor budaya(X1) berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian. Kedua, faktor sosial nilai thitung sebesar 9,261
dimana thitung 9,261 >ttabel 2,009, dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 berada
lebih rendah pada α = 0,05. Maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
faktor sosial (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Ketiga,
faktor pribadi nilai thitung sebesar 2,732 dimana thitung 2,732 >ttabel 2,009, dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000 berada lebih rendah pada α = 0,05. Maka
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa faktor pribadi (X3) berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Keempat, faktor psikologis nilai thitung
sebesar 3,775 dimana thitung 3,775 >ttabel 2,009, dengan tingkat signifikan sebesar
0,000 berada lebih rendah pada α = 0,05. Maka hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa faktor psikologis (X4) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.

Kata Kunci: Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Faktor Psikologis
dan Keputusan Pembelian.

i
ABSTRACT

INFLUENCE OF CONSUMER BEHAVIOR ON SAGU NINE PURCHASE


DECISIONS IN BANGLAS VILLAGE, KEC. THE HEIGHT OF THE KAB.
ARCHIPELAGO MERANTI

By: ELY RATNASARI


Nim: 11671202587

This study aims to determine how the influence of consumer behavior on


purchasing decisions for sago noodles in the village of Banglas kec. high cliffs of
the district. Archipelago Meranti. This research sample selection method using
purposive sampling in order to obtain 54 respondents. The data analysis method
in this research is data quality test, classic assumption test, multiple linear
regression analysis, hypothesis testing is done by partial testing (t test),
simultaneous testing (f test) and coefficient of determination (R2) with SPSS
version 21 for windows. From the results of the study, first the cultural factors,
the value of t count is 9.044, where tcount is 9.044> t table is 2.009, with a
significant level of 0.000, which is smaller at α = 0.05. So the first hypothesis
states that cultural factors (X1) have a significant effect on purchasing decisions.
Second, the social factor, the value of tcount is 9,261, where tcount is 9,261>
ttable is 2,009, with a significant level of 0,000, which is lower at α = 0.05. So the
second hypothesis which states that social factors (X2) have a significant effect on
purchasing decisions. Third, the personal factor, the tcount value is 2.732, where
the tcount is 2.732> ttable is 2.009, with a significant level of 0.000, which is
lower at α = 0.05. So the second hypothesis which states that personal factors
(X3) have a significant effect on purchasing decisions. Fourth, the psychological
factor of the tcount is 3,775, where the tcount is 3,775> 2,009, with a significant
level of 0,000, which is lower at α = 0.05. So the second hypothesis which states
that psychological factors (X4) have a significant effect on purchasing decisions.

Keywords: Cultural factors, social factors, personal factors, psychological


factors and purchasing decisions.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum Wr. Wb.

Al-hamdulillahirobbil‘alamin

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq

dan hidayah-Nya, sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasullullah

Muhammad SAW, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “

Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian mie sagu di

Desa Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab. Kepualauan” sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Strata I Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Suksesnya penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak yang memberikan bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1. Kedua orang tua saya, ayahanda Wan Jaafar dan ibunda Aisyah atas segala

dukungan, kasih sayang dan doa serta selalu berusaha memberikan yang

terbaik kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Suyitno,M.Ag selaku Plt Rektor Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau.

iii
3. Bapak Dr. Drs. H. Muh. Said HM, M.Ag.MM selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Ibu Prof. Dr. Leny Nofianti, MS, M.Si, Ak.CA selaku Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negri Sultan Syarif

Kasim Riau.

5. Ibu Dr. Julina, SE, M.si selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Bapak Dr. Amrul Muzan, S.HI, M.Ag selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau.

7. Bapak Fakhrurrozi, SE, MM selaku ketua Program Studi S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau.

8. Ibu Astuti Meflinda, SE, MM selaku sekretaris Program Studi S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau.

9. Bapak Ferizal Rachmad, SE, MM selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan

memberikan petunjuk yang sangat berharga bagi penulis dalam penulisan

Skripsi ini.

10. Ibu Sahwitri Triandani, SE,MM. selaku Penasehat Akademik Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

11. Bapak/Ibu Dosen dan Tendik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Sultan Syarif Kasim Riau.

iv
12. Ibu Hj. Rasdanelis, S.Ag., SS, M.Hum selaku kepala Perpustakaan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis

menjadi pahala dan diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada penulisan Skripsi ini.

Penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran yang bersifat membangun

yang bertujuan untuk menyempurnakan isi dari Skripsi ini serta bermanfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan pada umumnya dan bagi penulis untuk

mengamalkan ilmu pengetahuan di tengah-tengah masyarakat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pekanbaru, Desember 2020

Penulis,

ELY RATNASARI

NIM: 11671202587

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 8
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Landasan Teori .......................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Pemasaran ..................................................... 10
2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran ................................. 10
2.1.3 Bauran Pemasaran........................................................... 13
2.1.4 Pengertian Prilaku Konsumen ........................................ 16
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Konsumen ......................... 17
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................. 29
2.3 Pandangan Islam ........................................................................ 34
2.4 Kerangka Berfikir ...................................................................... 36
2.5 Hipotesis .................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN

vi
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 41
3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 41
3.3 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 42
3.4 Populasi dan Sampel................................................................. 42
3.5 Uji Kualitas Data ...................................................................... 44
3.5.1 Uji Validitas ....................................................................... 44
3.5.2 Uji Reabilitas ..................................................................... 45
3.5.3 Uji Normalitas.................................................................... 45
3.6 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 46
3.6.1 Uji Normalitas.................................................................... 46
3.6.2 Uji Heterokedastisitas ....................................................... 46
3.6.3 Uji Regresi Linier Berganda ............................................. 47
3.7 Uji Hipotesis .............................................................................. 48
3.7.1 Uji Korelasi ........................................................................ 48
3.7.2 Uji F ................................................................................... 49
3.7.3 Uji T ................................................................................... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN


4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................ 51
4.1.1 Sejarah Kota Selat Panjang Kab. Kepulauan Meranti ....... 51
4.1.2 Gambaran Umum Desa Banglas ........................................ 52
4.1.3 Visi dan Misi Desa Banglas ............................................... 54
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden .................................................................. 56
5.1.1 Jenis Kelamin ..................................................................... 56
5.1.2 Umur .................................................................................. 57
5.1 Analisis Variabel Penelitian ............................................................ 57
5.2.1 Faktor Budaya .................................................................... 58
5.2.2 Faktor Sosial ...................................................................... 61
5.2.3 Faktor Pribadi ..................................................................... 63

vii
5.2.4 Faktor Psikologis ................................................................ 66
5.2.5 Keputusan Pembelian ......................................................... 69
5.3 Uji Kualitas Data ....................................................................... 72
5.3.1 Uji Validitas ...................................................................... 72
5.3.2 Uji Reabilitas ..................................................................... 76
5.4 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 79
5.4.1 Uji Normalitas Data ........................................................... 79
5.4.2 Uji Multikolinearitas .......................................................... 82
5.4.3 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 83
5.5 Uji Regresi Linear Berganda ..................................................... 84
5.5.1 Uji T ................................................................................... 87
5.5.2 Uji F ................................................................................... 90
2
5.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R ) .......................................... 91
5.6 Pembahasan ............................................................................... 92

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 98
6.2 Saran .......................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Jumlah Konsumen Mengkonsumsi Mie Sagu ............................ 5


Tabel II.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 29
Tabel II.2 Definisi Operasional Variabel .................................................... 38
Tabel III.1 Interval Koefisien Korelasi (R)................................................... 48
Tabel IV.1 Produksi Mie Sagu di Desa Banglas ........................................... 55
Tabel V.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 56
Tabel V.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ......................................... 57
Tabel V.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Faktor Budaya .................. 58
Tabel V.4 Rekapitulasi Tanggapan Responden Faktor Sosial ..................... 61
Tabel V.5 Rekapitulasi Tanggapan Responden Faktor Pribadi ................... 64
Tabel V.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Faktor Psikologis .............. 66
Tabel V.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Keputusan
Pembelian.................................................................................... 69
Tabel V.8 Hasil Uji Validitas Faktor Budaya .............................................. 73
Tabel V.9 Hasil Uji Validitas Faktor Sosial ................................................ 73
Tabel V.10 Hasil Uji Validitas Faktor Pribadi .............................................. 74
Tabel V.11 Hasil Uji Validitas Faktor Psikologis ......................................... 75
Tabel V.12 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian .................................. 76
Tabel V.13 Hasil Uji Reabilitas ..................................................................... 77
Tabel V.14 Hasil Uji Reabilitas Faktor budaya ............................................. 78
Tabel V.15 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov............................... 81
Tabel V.16 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................... 83
Tabel V.17 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ............................................. 85
Tabel V.18 Hasil Uji T ................................................................................. 88
Tabel V.19 Hasil Uji F ................................................................................... 91
Tabel V.20 Hasil Koefisien Determinasi ....................................................... 92

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Model Prilaku Konsumen ......................................................... 23


Gambar II.2 Proses Pembelian Konsumen ................................................... 24
Gambar V.1 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................... 80
Gambar V.2 Hasil UjiNormalitas Kolmogorov-Smirnov ............................. 82
Gambar V.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 84

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan

salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini selain karena

usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak

hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan

pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan

penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu, pengembangannya mampu memperluas

bisnis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi dalam mempercepat perubahan

struktural, yaitu meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi

nasional.

Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah memiliki

peranan penting dalam kehidupan kita. Di masyarakat, istilah UMKM lebih

populer dengan sebutan usaha informal. Disebut berperan penting karena jumlah

UMKM begitu banyak (berarti menyerap tenaga kerja yang banyak pula), dan

lebih tahan terhadap situasi negara. Ketika terjadi krisis moneter (Krismon) pada

tahun 1999, sejumlah konglomerat berguguran, tetapi tidak demikian bagi

pengusaha kecil (UMKM). UMKM telah mempunyai strategi sendiri, dengan cara

membuat produk khusus dan unik agar tidak bersaing dengan perusahaan besar

bahkan berperan sebagai perusahaan besar sebagai pemasok komponen produk

1
atau suku cadang. Daerah pemasarannya pun tak jauh sehingga perilaku

konsumen dapat dipahaminya secara akurat. UMKM itu bermodal kecil, luwes

dan terkadang disertai sejumlah inovasi. Itu berakibat UMKM dapat menjanjikan

kesuksesan, kepuasan dan berkembang menjadi lebih besar. Pengembangan

Usaha Mikro dan Kecil merupakan bagian terintegrasi dalam program

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kegiatan

pengembangannya ditujukan sebagai salah satu pilar ekonomi kerakyatan yang

dapat menjadi penggerak utama perekonomian daerah.

Konsumen tentu menginginkan kualitas yang terbaik dari produk yang

akan dibeli. Dalam suatu usaha yang menjadi perhatian utama konsumen adalah

cita rasa, kebersihan makanan serta cara penyajiannya. Konsumen biasanya lebih

tertarik dengan makanan yang selain rasanya enak dan juga memiliki tata

penyajian menarik. Hal ini berkaitan dengan kemajuan zaman dan teknologi,

dimana sebagian besar konsumen kerap kali mengabadikan foto makanan yang

mereka beli dan mempostingnya di media sosial. Secara tidak langsung hal ini

akan mempengaruhi Perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus

memperhatikan kualitas produk atau jasa yang diproduksi kepada konsumen agar

dapat bertahan dan bersaing dengan pengusaha lain.

Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai, tujuan tersebut dapat

dicapai melalui usaha mencari keuntungan atau laba yang akan diperoleh

semaksimal mungkin dengan pengorbanan tertentu. Usaha tersebut adalah dengan

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan perusahaan baik dalam

menghadapi pasar maupun mengefisiensikan usahanya.

2
Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan volume penjualan satu

usaha yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memahami perilaku

konsumen dari pasar sasarannya, sehingga strategi pamasaran yang telah

direncanakan oleh perusahaan tersebut berjalan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Selain itu keberhasilan atau kegagalan pemasaran dalam

meningkatkan volome penjualan tergantung pada perilaku konsumen dan

pengambilan keputusan pembelian suatu produk.

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, untuk mencegah

atau mengatasi kegagalan pemasaran produk yang dipasarkan maka perusahaan

harus dapat memahami perilaku konsumen. Untuk memahami perilaku konsumen

dan pengembangan pemasaran yang tepat maka pemasar harus bisa memahami

apa yang mereka pikirkan, yang mereka rasakan, dan mereka lakukan. Keadaan

sekarang ini menunjukan bahwa seorang konsumen atau calon pembeli berfikir

secara rasional karena telah menpunyai informasi sempurna tentang pasar dan

mempergunakannya untuk meraih nilai optimal bagi upaya pembelian.

Dengan demikian kebutuhan dan keinginan konsumen sangat penting

untuk diketahui oleh suatu perusahaan yang menerapkan pemasaran. Untuk

meningkatkan keberhasilan perusahaan semua kegiatan pemasaran yang dilakukan

harus diarahkan untuk memberikan kepuasan bagi pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen karena konsumen merupakan faktor utama bagi eksistensi

suatu perusahaan.

Dalam setiap produksi ada aspek utama yang menjadi pendukung

keberhasilan suatu produksi, yaitu pengadaan bahan baku, proses pengolahan

3
bahan baku bahkan sampai pemasaran produksi. Sebagai negara yang terletak di

daerah tropika basah, Indonesia kaya akan tanaman penghasil karbohidrat. Pada

umumnya karbohidrat itu diperoleh dari biji- bijian seperti beras, gandum,

jagung,dan sejenisnya, dari jenis umbi- umbian seperti ubi kayu, ubi jalar, talas

dan lainnya, juga pada tanaman yang menyimpan karbohidrat atau pati pada

batang sagu. Karbohidrat yang berasal dari biji-bijian juga dapat diolah menjadi

bentuk tepung sebelum dikonsumsi. Pada umumnya dalam penyiapan bahan baku

mie sagu ini, batang sagu yang sudah ditebang, dipotong- potong sepanjang 1

meter, lalu potongan tersebut dibawa ke pabrik untuk diolah secara higenis serta

sesuai dengan anjuran agama Islam yakni mengutamakan kebersihan sehingga

hasil yang didapatkan akan maksimal dan memuaskan. Setelah itu, proses

pengolahan mie sagu dilakukan dengan beberapa tahap yang kegiatannya masih

dilakukan secara tradisional dan belum memenuhi standar produksi secara

umumnya. Salah satunya pada proses kemasan yang belum tercantum label

kadarluarsa serta komposisinya. Keadaan ini bisa membuat sebagian konsumen

tidak mengetahui mie sagu yang masih layak atau tidak layak lagi untuk

dikonsumsi, meskipun sebenarnya makanan tersebut belum busuk atau beracun.

Namun produksi kecil rumah tangga ini cukup potensial untuk dikembangkan

terutama bagi ibu- ibu rumah tangga. Baik untuk mengisi waktu luangnya

ataupun dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga. Oleh karena itu untuk

mengetahui lebih jauh tentang produksi rumah tangga tersebut, pengolahan sagu

menjadi mie sagu, perlu kiranya diketahui usaha yang mereka lakukan sehingga

4
diperoleh gambaran yang dapat memberikan informasi dalam mengembangkan

dan memajukan usaha mie sagu ini.

Tabel 1.1 : Data Jumlah Konsumen Mengkonsumsi Mie Sagu Di Desa

Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab. Kepulauan Meranti

No Dusun Jumlah Responden Persentase


1 I 12 22%
2 II 17 31%
3 III 10 19%
4 IV 15 28%
Jumlah 54 100%

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas penulis tertarik

mengangkat judul penelitian ini di Desa Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab.

Kepualauan Meranti yang berjudul: “Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap

Keputusan Pembelian mie sagu di Desa Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab.

Kepualauan Meranti ”.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah faktor budaya berpengaruh secara parsial terhadap keputusan

pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab. Kepulauan

meranti.

2. Apakah faktor sosial berpengaruh secara parsial terhadap keputusan

pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab. Kepulauan

meranti.

3. Apakah faktor pribadi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan

pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab. Kepulauan

meranti.

4. Apakah faktor psikologis berpengaruh secara parsial terhadap keputusan

pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab. Kepulauan

meranti.

5. Apakah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologis

berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian mie sagu di

desa banglas kec. Tebing tinggi kab. Kepulauan meranti.

6
1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor budaya berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab.

Kepulauan meranti.

2. Untuk mengetahui faktor sosial berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab.

Kepulauan meranti.

3. Untuk mengetahui faktor pribadi berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab.

Kepulauan meranti.

4. Untuk mengetahui faktor psikologis berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab.

Kepulauan meranti.

5. Untuk mengetahui faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, faktor

psikologis berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian mie

sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab. Kepulauan meranti.

7
1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan khususnya dibidang Manajemen Pemasaran dan pada disiplin

teori perilaku konsumen dan keputusan pembelian.

2. Penelitian ini juga bermanfaat bagi produsen untuk menjalankan roda

perusahaannya sesuai dengan hasil dan teori-teori yang diterapkan bahwa

perilaku konsumen yang meliputi faktor budaya, faktor sosial, faktor

pribadi, faktor psikologis mempengaruhi keputusan pembelian mie sagu di

desa banglas kec.tebing tinggi kab. Kepulauan meranti.

3. Bagi masyarakat (umum), sebagai bahan rujukan dan referensi ilmu

pengetahuan khususnya di bidang pemasaran.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam skripsi ini maka penulis

menggunakan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESA

Pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan

masalah yang dikemukakan dalam pembahasan ini serta membahas

hipotesis dan variabel penelitian.

8
BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas mengenai lokasi dan waktu penelitian, jenis

dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini akan menguraikan sejarah singkat perusahaan, struktur

organisasi dan bidang usaha.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan dari hasil

penelitian yang dilakukan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan yang diperoleh


berdasarkan hasil penelitian serta saran-saran yang diperlukan
untuk perbaikan dimasa datang.

9
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Setiyaningrum (2015:1) pemasaran merupakan

sebuah subjek yang sangat penting dan dinamis, karena pemasaran

menyangkut kegiatan sehari-hari dalam sebuah masyarakat.

Kegiatan pemasaran dapat menghidupkan, memajukan, dan

menjatuhkan sebuah perusahaan. Ia dikatakan dinamis karena

bekerja dalam sebuah lingkungan yang nyata terus-menerus

berubah. Ia pun dikatakan penting karena dapat menentukan hidup

atau matinya perusahaan. Oleh karena itu, pengetahuan ilmu

pemasaran sangat penting. Pemasaran merupakan sebuah ilmu dan

seni menjadikannya sebuah subjek yang sangat menarik untuk

dipelajari dan diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, khususnya di

perusahaan.

2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran mengatur semua keinginan pemasaran,

karena itu manajamen pemasaran sangat penting bagi perusahaan.

Setiyaningrum (2015) menyebutkan bahwa manajemen

pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan

membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan pasar

10
tersebut. Manajemen permasaran bertujuan memberi layanan yang

baik kepada para konsumen karena hanya dengan layanan yang

baik, konsumen akan puas menggunakan produk atau jasa

perusahaan, sehingga ia akan selalu membeli kembali produk atau

jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Ada lima konsep strategi pemasaran yang disebut konsep

pemasaran (Setiyaningrum, 2015:12), yaitu :

a. Konsep produksi

Perusahaan akan memproduksi dan mendistribusikan produk-

produk yang dapat dibuat paling efisien (Murah) dan

mengasumsikan bahwa memang terdapat pasar untuk produk-

produk tersebut.

b. Konsep produk

Konsep ini mengatakan bahwa konsumen akan membeli

produk yang paling berkualitas dalam kinerja dan mempunyai fitur

yang menarik.

c. Konsep penjualan

Konsep penjualan menekankan pada usaha untuk menjual

produk sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan produk tersebut

akan memuaskan konsumen atau tidak. Dalam usaha ini, pemasar

akan menggunakan segala upaya untuk meyakinkan konsumen

bahwa produknya terbaik dan pantas untuk dibeli.

11
d. Konsep pemasaran

Gagasannya adalah para produsen harus menganalisis terlebih

dahulu kebutuhan para pelanggan, kemudian membuat putusan-

putusan yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

Konsep pemasaran menyangkut :

a) Memfokuskan pada kebutuhan konsumen.

b) Mengintregasikan semua kegiatan organisasi, termasuk

memproduksi untuk memuaskan kegiatan tersebut.

c) Memperoleh keuntungan jangka panjang melalui

kepuasan atas kebutuhan konsumen.

e. Konsep pemasaran sosial

Adalah suatu pendekatan mengenai pengambilan keputusan

yang berfokus pada kebutuhan para konsumen dan konsekuensi

sosialnya. Konsep ini mengintregasikan semua kegiatan organisasi

untuk secara khusus memuaskan kepentingan jangka panjang dari

para konsumen dan dari masyarakat umum.

Sedangkan definisi manajamen pemasaran menurut Tjiptono

(2011:2): “Manajemen pemasaran merupakan sistem total aktivitas

bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, dan

mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu

memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan

organisasional”.

12
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemasaran adalah sebagai suatu seni dan ilmu untuk

memilih pasar sasaran serta mendapatkannya dan

mempertahankannya yang dirancang untuk memuaskan keinginan

pasar sasaran.

2.1.3 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran mencangkup seperangkat alat

pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu product

(produk), price (harga), place (tempat atau saluran

distribusi), dan promotion (promosi) menurut Kotler

dan Keller (2012:77):

1. Product (Produk)

adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang

memberikan sejumlafh nilai manfaat kepada pelanggan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam produk adalah

pelanggan tidak hanya membeli fisik produk tetapi

membeli manfaat dan kualitas/mutu dari produk.

2. Price (Harga)

atau nilai pelanggan adalah sejumlah uang yang

harus pelanggan keluarkan untuk memperoleh produk.

Harga merupakan suatu sistem manajemen perusahaan

yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi

13
produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang

menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut

dan berbagi variabel yang bersangkutan.

3. Place (Distribusi)

yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan

yang digunakan untuk menyalurkan produk atau jasa dan

juga untuk melayani pasar sasaran, serta

mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan

perniagaan produk secara fisik, untuk dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan dari konsumen yang menjadi

target

4. Promotion (Promosi)

adalah suatu unsur dalam bauran pemasaran yang

digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar

tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan

melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan,

maupun publikasi.

Pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran

tambahan seperti people (orang), physical evidence

(fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal

dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran

pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion,

14
people, physical evidence, and process. Pengertian 7P

menurut Kotler dan Amstrong (2014:78):

5. People (Orang)

Adalah semua pelaku yang menjalankan peranan

penting dalam penyajian jasa sehingga dapat

mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang

adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen

lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara

berpakaian karyawan dan penampilan karyawan

memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian

jasa.

6. Process (Proses)

Adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan

aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan

jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk

menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor

utama dalam bauran pemasaran.

7. Physical Evidence (sarana fisik)

Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut

mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur

yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan

15
atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,

warna dan barang-barang lainnya.

Berdasarkan penjelasan mengenai bauran pemasaran,

maka penulis sampai pada pemahaman bahwa bauran

pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat

berpengaruh dalam penjualan karena elemen tersebut

dapat mempengaruhi minat konsumen dalam membeli

suatu produk.

2.1.4 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen definisikan sebagai kegiatan-kegiatan

individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang-barang dan jasa- jasa termasuk

didalamnya proses pembuatan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. (Dharmmesta dan

Handoko,2014)

Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh

karakteristik budaya, social, pribadi, dan psikologi

(Supriyanti,2012). Faktor budaya, memiliki pengaruh terluas dan

terdalam dalam perilaku konsumen. Karena, setiap kelompok atau

masyarakat memiliki budaya dan pengaruh budaya pada perilaku

konsumen sangat beragam dari satu negara ke negara lain. Perilaku

konsumen juga di pengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok

16
kecil, keluarga, peran dan status yang melingkupi konsumen

tersebut. Kelompok adalah dua atau lebih sekelompok orang yang

berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama.

2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat

faktor, diantaranya sebagai berikut (Nugroho, 2013) :

1. Faktor budaya (Cultural).

Budaya, sub budaya dan kelas sosial sangat penting bagi

perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan

perilaku paling dasar. Anak – anak yang sedang tumbuh akan

mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku

dari keluarga dan lembaga – lembaga penting lainnya. Masing –

masing sub budaya terdiri dari sejumlah sub – budaya yang lebih

menampakkan 15 identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para

anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras dan wilayah

geografis.

2. Faktor sosial (Social).

Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga

dipengaruhi oleh faktor sosial diantaranya sebagai berikut:

Kelompok acuan. Kelompok acuan dalam perilaku

pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang dapat

memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung

17
terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini

biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah

kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung

terhadap seseorang.

Keluarga. Keluarga dibedakan menjadi dua bagian dalam

sebuah organisasi pembelian konsumen. Pertama keluarga yang

dikenal dengan istilah keluarga orientasi. Keluarga jenis ini terdiri

dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat

memberikan orientasi agama, politik dan ekonomi serta ambisi

pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari

pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis

ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

Peran dan status. Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor

sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang

adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin

tinggi peran seseorang di dalam sebuah organisasi makan akan

semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan

secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.

Contoh seorang direktur disebuah perusahaan tentunya memiliki

status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor,

begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang

direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek–

18
merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek

lainnya.

3. Faktor pribadi (Personal).

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup,

pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan

konsep diri pembeli.

a. Usia dan siklus hidup

keluarga orang membeli barang dan jasa yang berbeda – beda

sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini

dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga.

b. Pekerjaan

seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya.

Contohnya, seoran direktur perusahaan akan membeli pakaian

yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotan di klub

khusus, dan membeli mobil mewah.

c. Keadaan ekonomi

seseorang juga dapat mempengaruhi pemilihan produk yang

akan dibeli seperti besarnya penghasilan yang dimiliki, jumlah

tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.

d. Gaya hidup

Gaya hidup dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup

seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya

19
yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial dan pekerjaan. Tetapi,

kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya

sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah

peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang

mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang.

e. Kepribadian.

Setiap orang memiliki berbagai macam karakteristik

kepribadian yang berbeda – beda yang dapat mempengaruhi

aktivitas kegiatan pembelinya. Kepribadian merupakan ciri bawaan

psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah

tanggapan relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan

lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat

berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini

disebabkan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih

merek yang cocok dengan kepribadiannya.

4. Faktor psikologis (Psychological).

Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen adalah faktor – faktor psikologis. Faktor ini

dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut :

a. Motivasi

seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan

biologis seperti lapar, haus dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan

20
beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis yaitu

kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan

akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok.

Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak

hanya pada kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut,

melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar.

b. Persepsi

seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan

tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan

dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi

dapat diartikan sebuah proses yang digunakan individu untuk

memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi

guna menciptakan sebuah gambaran. Persepsi tidak hanya

bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang

berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang

bersangkutan.

c. Pembelajaran.

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa

pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara

pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan

penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar

bahwa mereka dapat membangun permintaan atas suatu produk

21
dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan

penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan melakukan

generalisasi terhadap suatu merek.

d. Keyakinan dan sikap

orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Keyakinan dapat

diartikan sebagai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran

sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan

mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Selain keyakinan,

sikap merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sikap adalah

evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang

menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada

seseorang terhadap suatu objek atau gagasan tertentu.

2.1.6 Proses Psikologis Kunci

Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model

respons rangsangan yang diperlihatkan dalam Gambar 2.1.

rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki keasadaran

konsumen, dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan

karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses pengambilan

keputusan dan keputusan akhir pembelian.

22
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen

Psikologi
Konsumen

Motivasi
Proses Keputusan
Persepsi Keputusan Pembelian
Rangsangan Rangsangan Pembelian
Pembelajaran
Pemasaran Lain
Pengenalan Pilihan produk
Produk dan Ekonomi Karakteristik Masalah
jasa Konsumen Pilihan merek
Teknologi Pencarian
Harga Informasi Pilihan
Politik Budaya penyalur
Distribusi Evaluasi
Budaya Sosial Alternatif Jumlah
Pembelian
Keputusan
Pembelian Waktu
pembelian
Perilaku
pascapembelian Metode
pembayaran

2.1.7 Proses Keputusan Pembelian: Model Lima Tahap

Proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam

memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan

pembelian mereka.

Menurut Kotler (2012), keputusan pembelian adalah tindakan yang

dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh

karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan

suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian

masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Sebelum konsumen

23
memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa

tahap terlebih dahulu yaitu:

Gambar 2.2 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Setelah


Kebutuhan Informasi Alternatif Pembelian Pembelian

Gambar 2.2, menjelaskan bahwa konsumen melewati kelima

tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian

yang lebih rutin, konsumen sering kali melompati atau membalik

beberapa tahap ini.

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu

masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau

eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu kebutuhan

normal seseorang-rasa lapar, haus-naik ke tingkat maksimum dan

menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan

eksternal.

2. Pencarian Informasi

Ternyata, konsumen sering mencari jumlah informasi yang

terbatas. Survei memperlihatkan bahwa untuk barang tahan lama,

setengah dari semua konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya

30% yang melihat lebih dari satu merek peralatan. Keadaan

pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat

ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi

24
tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat

memasuki pencarian informasi aktif : mencari bahan bacaan,

menelepon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi

toko untuk mempelajari produk tersebut. Sumber informasi terdiri

dari empat kelompok, yaitu :

a Pribadi : Keluarga, teman, tetangga, rekan

b Komersianl : Iklan, situs Web, wiraniaga, penyalur,

kemasan, tampilan.

c Publik : Media massa, organisasi pemeringkat

konsumen.

d Eksprimental : Penanganan, pemeriksaan, penggunaan

produk.

3. Evaluasi Alternatif

Beberapa konsep yang akan membantu dalam memahami

proses evaluasi: pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah

kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi

produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai

sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk

menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan

kebutuhan ini. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar

pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi

kebutuhan.

25
Melalui pengalaman dan pembelajaran, masyarakat

mendapatkan keyakinan dan sikap. Selanjutnya, keyakinan dan

sikap mempengaruhi perilaku konsumen. Konsumen sampai pada

sikap terhadap berbagai merek melalui prosedur penilaian atribut.

Konsumen mengembangkan sejulah keyakinan di mana masing-

masing merek berdiri atas setiap atribut. Model ekspektansi nilai

(expectancy-value model) pembentukan sikap menduga bahwa

konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan

keyakinan merek mereka-positif dan negatif-berdasarkan arti

pentingnya.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar

merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga

membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai.

Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat

membentuk lima subkeputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu

dan metode pembayaran.

Jika konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor umum

dapat mengintervensi antara maksud pembelian dan keputusan

pembelian, seperti terlihat pada gambar berikut :

a. Sikap orang lain

Batas dimana sikap seseorang mengurangi preferensi

seseorang untuk sebuah alternatif tergantung pada dua hal: (1)

26
intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang

disukai seseorang dan (2) motivasi seseorang untuk mematuhi

kehendak orang lain. Semakin intens sikap negatif orang lain

dan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen,

semakin besar kemungkinan konsumen menyesuaikan niat

pembeliannya.

b. Faktor situasional yang tidak diantisipasi

Faktor situasional yang tidak diantisipasi yang mungkin

muncul untuk mengubah niat pembelian. Misalnya, Linda

mungkin kehilangan pekerjaannya, beberapa pembelian lain

mungkin menjadi lebih penting, atau wiraniaga toko mungkin

mengecewakannya. Preferensi dan bahkan niat pembelian bukan

faktor prediksi perilaku pembelian yang dapat diandalkan

sepenuhnya.

2.1.8 Perilaku Pascapembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik

dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau

mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan

waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian.

Beberapa perilaku setelah pembelian, antara lain :

1) Kepuasan pascapembelian

27
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan

kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan,

konsumen kecewa; jika memenuhi harapan, konsumen puas; jika

melebihi harapan, konsumen sangat puas.

2) Tindakan pasca pembelian

Jika konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk itu

kembali. Di pihak lain, konsumen yang kecewa mungkin

mengabaikan atau mengembalikan produk.

3) Penggunaan dan penyingkiran pascapembelian

Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli

menggunakan dan menyingkirkan produk. Pendorong kunci

frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk-semakin

cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat

konsumen kembali ke pasar untuk membelinya lagi

2.1.9 Hubungan antara Karakteristik Individu dan Keputusan

Pembelian

Hubungan antara karakteristik individu dan keputusan pembelian

terletak pada studi perilaku konsumen yang terpusat pada cara individu

mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang

tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang

berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka

beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana

28
mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa

sering mereka menggunakannya.

Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan landasan dalam

mengamati proses terjadinya keputusan konsumen dalam menetapkan

pilihan tempat berbelanja dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

keinginannya, yaitu (1) Kelas sosial yang didefinisikan sebagai sebuah

stratifikasi sosial atau divisi yang relatif homogen dan bertahan lama

dalam sebuah masyarakat, (2) Keluarga dimana mereka sebagai faktor

sosial yang merepresentasikan kelompok referensi utama yang

berpengaruh terhadap konsumen, (3) Gaya hidup (lifestyle) yang

didefinisikan sebagai pola hidup seseorang didunia yang tercermin

dalam kegiatan, minat, dan pendapat, dan (4) Motivasi (dalam hal ini

teori Maslow) yang mengasumsikan bahwa kebutuhan manusia diatur

dalam hierarki dari yang paling menekan sampai yang paling tidak

menekan-kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,

kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Persamaan Perbedaan Hasil


1 Aprilia Analisis Variabel yang Waktu Keempat
Retno Perilaku digunakan : penelitian variabel bebas
Wardani Konsumen Varibael Bebas yakni tahun secara bersama-
Dalam (Kebudayaan, 2017, objek sama
Keputusan sosial, pribadi, penelitian pada memberikan
Pembelian dan psikologis), dealer yamaha pengaruh
Kendaraan Varibael terikat tri star kencana terhadap variabel
Bermotor (Keputusan terikat sebesar

29
Merek pembelian). 85,5%,
Yamaha sedangkan
Jupiter Pada sisanya 14,5%
Dealer dipengaruhi oleh
Yamaha Tri variabel lain
Star Kencana yang tidak
diteliti dalam
penelitian ini.
2 Kasmawa Analisis Variabel yang Lokasi Keempat faktor
ti Perilaku digunakan : penelitian di tersebut
Konsumen Varibael Bebas Bangkinang, mencapai 53,5%,
Dalam (pribadi, waktu sisanya 46,5%
Membeli psikologis, penelitian dipengaruhi oleh
Sepeda sosial, dan yakni tahun faktor lain.
Motor Merek budaya), 2016, objek Dengan faktor
Suzuki Varibael terikat penelitian pada yang paling
Smash pada (Keputusan PT Riau Jaya dominan
PT Riau Jaya pembelian). Cemerlang III mempengar-uhi
Cemerlang perilaku
III konsumen dalam
membeli sepeda
motor merek
Suzuki adalah
faktor pribadi.
3 Wahyu Pengaruh Variabel yang Lokasi Hasil pengujian
Mariaji;T Perilaku digunakan : penelitian di secara simultan
ri Yuniati Konsumen Varibael Bebas Mega Disc menunjukka
Terhadap (pribadi, Surabaya, bahwa faktor
Keputusan psikologis, Tahun 2018 budaya, sosial,
Pembelian sosial, dan pribadi dan
Compact budaya), psikologis
Disc (Cd) Di Varibael terikat mempunyai
Surabaya (Keputusan pengaruhsignifik
pembelian). anterhadap
keputusan
konsumen
membeli
compact disc
dengan besarnya
pengaruh81,4
%yangmencermi
nk-ahubungan
antara variabel
tersebut terhadap
keputusan
konsumen

30
membelicompact
disc adalah
erat.Sedangkan
hasil uji secara
partial
menunjukkan
semua
4. Suhardim Pengaruh Variabel yang Lokasi menunjukkan
an Perilaku digunakan : penelitian di bahwa variabel
Konsumen Varibael Bebas Fakultas (Faktor Budaya,
Terhadap (pribadi, ekonomi dan Faktor Sosial,
Keputusan psikologis, ilmu sosial Faktor Pribadi,
Pembelian sosial, dan Universitas dan Faktor
Kartu budaya), Islam Negeri Psikologis)
Internet Axis Varibael terikat Sultan Syarif secara bersama-
Pada (Keputusan Kasim Riau, Jl. sama
Mahasiswa pembelian). Subrantas KM berpengaruh
Fakultas 15.Rimbo positif dan
Ekonomi dan Panjang, signifikan
Ilmu Sosial Tambang, Kota terhadap
Pekanbaru. Keputusan
tahun 2018 Pembelian Kartu
Internet Axis
Pada Mahasiswa
Fakultas
Ekonomi dan
Ilmu Sosial
5 Ryatnasi pengaruh Variabel yang Objek Pengaruh
h perilaku digunakan : penelitian pada perilaku
Rachmat konsumen Varibael Bebas mahasiswa konsumen
terhadap (pribadi, UNSIKA sepeda motor
keputusan psikologis, (Universitas Honda Beat di
pembelian sosial, dan Singaperba- Universitas
sepeda motor budaya), ngsa Singaperbangsa
honda beat Varibael terikat Karawang), Karawang
(studi kasus (Keputusan waktu dengan
pada pembelian). penelitian menggunakan 15
mahasiswa Bulan April butir pernyataan
unsika). Tahun 2017 dari 15 indikator
yang
berdasarkan hasil
olah
kuisioner
diperoleh nilai
rata-rata sebesar
499,3. Hal ini

31
menunjukkan
bahwa konsumen
merasa setuju
dalam
menggunak-an
sepeda motor
Honda Beat di
Universitas
Singaperban-gsa
Karawang,
Keputusan
pembelian
sepeda motor
Honda Beat di
Universitas
Singaperbangsa
Karawang
dengan
menggunak-an
15 butir
pernyataan dari
13 indikator
yang
berdasarkan hasil
olah kuisioner
diperoleh nilai
rata-rata sebesar
497. Hal ini
menunjukkan
bahwa konsumen
merasa setuju
bahwa indikator-
indikator
tersebut
mempengar-uhi
terhadap
keputusan
pembelian
sepeda motor
Honda Beat di
Universitas
Singaperban-gsa
Karawang,
Berdasarkan
pengujian
hipotesis

32
diperoleh nilai t
hitung sebesar
7,421 dan lebih
besar dari t tabel
dengan nilai
1,645 (t hitung >
t tabel : 7,421 >
1,645). Hal ini
berarti bahwa Ho
ditolak dan Ha
diterima yang
menyatakan
pengaruh
perilaku
konsumen
terhadap
keputusan
pembelian
sepeda motor
Honda Beat di
Universitas
Singaperban-gsa
Karawang adalah
positif cukup
kuat
(r=0,547) dan
signifikan
dengan tingkat
kesalahan 5%
yang
menghasilkan
nilai koefisien
determinasi
sebesar 29,9%.
Dan sisanya
sebesar 70,1%
merupakan
faktor-faktor lain
yang tidak
diteliti dalam
penelitian ini.

33
2.3 Pandangan Islam

Dalam berjual beli harus berdasarkan konsep Islami. Karena Islam tidak

hanya mengajarkan masalah ibadah ritual, tapi Islam itu merupakan agama

yang syamil mutakamil, menyeluruh dan mencakup segala aspek kehidupan

termasuk masalah jual beli, berikut adalah satu dalil Al-quran tentang

perilaku dalam jual beli tercantum dalam surat An-Nisa ayat 29 yaitu :

ِ َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِريهَ آ َمىُىا ََل تَأْ ُكلُىا أَ ْم َىالَ ُك ْم بَ ْيىَ ُك ْم بِ ْالب‬
َ ‫اط ِل إِ ََّل أَ ْن تَ ُكىنَ تِ َج‬
‫ازةً ع َْه ت ََساض ِم ْى ُك ْم‬

َّ ‫َو ََل تَ ْقتُلُىا أَ ْوفُ َس ُك ْم إِ َّن‬


‫َّللاَ َكانَ بِ ُك ْم َز ِحي ًما‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-

suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh

dirimu;Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu”.

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa Islam sudah mengatur mengenai

jual beli dalam Islam adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau

barang mempunyai nilai secara suka rela antara belah pihak dengan

menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang dibenarkan oleh

syariat Islam.

Selain itu ada juga hadist yang diriwayatkn oleh Al- Bukhari & Muslim

mengatur tentang kehidupan sosial yaitu mengajarkan manusia untuk memilih

teman yang baik dalam kehidupannya yang berbunyi :

ْ ‫س ْا‬
ِ ‫ل ْعْش َر ِس ْ َز‬
َ ِ‫ َّللا‬:ُ ْ‫ َزوُى‬:َ َ ‫ق َا‬:َ َ ‫ي َي َّللاُ َع ْىهُ َا‬
‫ل َّل َّللاِ َعلَ ْي ِه‬ َ ْ‫ع َْه أَبِ ْي ُمى‬

34
‫خ‬ ِ ‫ْس السُّىْ ِء َكحا َ ِم ِل ْال ِمس‬
ِ ِ‫ْك َووا َ ف‬ َ ‫ح َو ْا‬
ِ ‫لجلِي‬ ِ ِ‫ْس الصَّا ل‬ َ ‫َو َولَّ َم قاِوَّما َ َمثَ ُل ْا‬
ِ ‫لجلِي‬

ِ ‫ْال ِكي ِْس فَحا َ ِم ُد ْال ِمس‬


ُ‫ْك اِ َّما أَ ْن يَحْ ِذ يَكَ َوإِما َّ أَ ْن تَبْتا َ َع ِم ْىهُ َواَما َّ أَ ْن ت َِج َد ِم ْىه‬

َ ‫ِزيْحاًطَيِّبَتً َووَا فِ ُخ ْال ِكي ِْسإِ َّما أَ ْن يَحْ ِس‬


‫ق ثِيَا بَكَ َوإِ َّما اَ ْن ت َِج َد ِم ْىهُ ِز ْيحًا ُم ْىتِىَت‬

Artinya : Dari Abu Musa Al Asy’ari Ra berkata, bersabda Rasulullah SAW :

”Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dan teman yang

jelek adalah sebagaimana penjual minyak wangi dan pande besi,

akan halnya penjual minyak wangi, maka engkau ajan

mendapatkanya cuma-cuma atau engkau akan membelinya atau

paling tidak engkau akan mencium aroma wanginya. Sedangkan

pande besi, maka kalau apinya tidak membakar bajumu paling

tidak engkau akan mencium bau yang tidak enak. (Muttafaqun

Alaih).

Maksudnya perumpamaan teman yg baik dan teman yang tidak baik ialah

umpama penjual parfum dan tukang besi. Adapun apabila kita berteman

dengan penjual parfum maka apabila kita berdekatan dengan dia maka kita

akan terkena dengan wanginya, walaupun kita tidak membeli parfum tersebut,

paling tidak kita bisa mencium bau wangi dari dirinya. Manakala kita

berteman dengan tukang besi, bila kita berdekatan dengan dia, maka kalau

apinya tidak membakar baju kita paling tidak kita akan mencium bau yang

tidak enak atau bau busuk.

35
Dari hadist diatas dapat kita lihat bahwa teman atau lingkungan sosial

berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian. Apabila ada satu

teman yang telah mengkonsumsi suatu barang atau jasa dan memiliki

penilaian yang positif maka dia akan menceritakan hal tersebut kepada

temannya yang lain dan mempengaruhi temannya tersebut dalam

pengambilan keputusan pembelian.

2.4 Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian landasan teori diatas dalam tinjauan teori yang

telah diuraikan sebelumnya, maka model kerangka kajian yang digunakan

untuk memudahkan pemahaman konsep yang digunakan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Kerangka Berfikir

Faktor Budaya

(X1)

Faktor Sosial
Keputusan
(X2) Pembelian
Faktor Pribadi (Y)
(X3)

Faktor
Psikologis

(X4)

Keterangan:

: pengujian secara persial.

36
3 Variabel Penelitian

Untuk menjawab hipotesis yang penulis kemukakan diatas, maka

variabel-variabel yang digunakan sebagai berikut :

1. Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu :

1). Keputusan Pembelian (Y)

2. Variabel Bebas (Independent Variable) yaitu :

1). Budaya (X1)

2). Sosial (X2)

3). Pribadi (X3)

4). Psikologis (X4)

3. Definisi Operasional Variabel


Sementara definisi operasional variabel merupakan suatu definisi

yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau

menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatuoperasional yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Tujuannya agar dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai

dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka

peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang

akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang di telitinya.

37
Tabel 2.1

Definisi Operasional Variabel

Tabel 2.1 Definisi Operasional

Variabel Sub Variabel Definisi Indikator Skala

Kebudayaan sebagai Likert


1. Budaya
Faktor sesuatu yang turun
2. Sub Budaya
Kebudayaan temurun dari satu
3. Kelas Sosial
(X1) generasi ke generasi
yang lain.
Faktor Sosial Pembagian 4. Kelompok Likert
(X2) kelompok Referensi
masyarakat yang 5. Keluarga
relatif permanen dan 6. Peran dan Status
relatif teratur dimana
anggota-anggotanya
memiliki nilai,
minat, dan perilaku
yang serupa.

Perilaku
Faktor Pribadi Karakteristik pribadi 7. Usia dan tahap Likert
Konsumen
(X3) menjadi faktor 8. Pekerjaan
(X)
penentu dalam 9. Keadaan
pembelian, sejumlah Ekonomi
karakteristik pribadi 10. Gaya Hidup
seperti usia, tahap 11. Kepribadian dan
siklus hidup, Konsep Diri
pekerjaan dan
kemampuan
ekonomi
mempengaruhi
produk atau merek
yang di beli.
(Hasan, 2014)
Faktor Karakteristik 12. Motivasi Likert
Psikologis psikologis merujuk 13. Persepsi
(X4) ke sifat–sifat diri 14. Pembelajaran
atau hakiki 15. Memori
konsumen
peroarangan.

38
Keputusan Keputusan Tindakan konsumen 16. Pengenalan Likert
Pembelian Pembelian untuk mau membeli Masalah
(Y) (Y) atau tidak terhadap 17. Pencarian
produk. Informasi
(Hasan,2014) 18. Penilaian
Alternatif
19. Keputusan
Membeli
20. Perilaku Setelah
Pembelian

2.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang telah

diuraikan diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagi berikut :

H1 : Diduga bahwa faktor budaya berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi

kab. Kepulauan meranti.

H2 : Diduga bahwa faktor sosial berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi

kab. Kepulauan meranti.

H3 : Diduga bahwa faktor pribadi berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi

kab. Kepulauan meranti.

H4 : Diduga bahwa faktor psikologis berpengaruh secara parsial terhadap

39
keputusan pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi

kab. Kepulauan meranti.

H5 : Diduga bahwa faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, faktor

psikologis berpengaruh secara simultan terhadap keputusan

pembelian mie sagu di desa banglas kec. Tebing tinggi kab.

Kepulauan meranti.

40
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Yang menjadi tempat atau lokasi penelitian ini adalah Desa

Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab. Kepulauan Meranti.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai bulan September sampai dengan bulan

Desember.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan kedalam

dua kelompok

1) Data Primer

Menurut Mustafa (2013:92) menyatakan bahwa data primer

merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengukuran secara

langsung oleh peneliti ndari sumbernya (subjek penelitian).

2) Data Sekunder

Menurut Mustafa (2013:92) data sekunder adalah data yang

dikumpulkan oleh pihak lain, dan telah terdokumentasi sehingga

peneliti tinggal menyalin data tersebut untuk kepentingan

penelitiannya.

41
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Yaitu Peneliti membuat daftar pertanyaan/pernyataan yang

berkaitan langsung dengan masalah peneliti, dari jawaban itu

diharapkan akan menemukan hubungan atau pengaruh variabel

yang dianalisis.

2. Observasi

Yaitu merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap

suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Dengan

demikian observasi dapat dilakukan dengan penglihatan,

penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap (Hartono, 2010 :

61).

3.4 Populasi Dan Sample

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2014:115), Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Penelitian ini

dilakukan di lokasi desa banglas kec.tebing tinggi kab.kepulauan

meranti. Dengan sampel 54 konsumen mie sagu.

42
3.4.2 Sampel

Menurut Nanang (2010:116) sampel merupakan bagian dari

populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan

diteliti sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.

Penetapan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan

rumus dari Slovin yaitu sebagai berikut :

N
n=
1+Ne2

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Jumlah Konsumen (Populasi)

e = Batas Toleransi Kesalahan (Error) sebesar 10%

Dengan menggunakan rumus tersebut ukuran sampel secara

keseluruhan dapat dihitung sebagai berikut :

N
n=
1+Ne2

116
n=
1+116(10%)2

116
n=
1+116(0,01)

116
n=
2,16

n = 53,7

43
Dengan demikian jumlah sampel adalah dibulatkan menjadi 54

orang konsumen.

3.5 Uji Kualitas Data

Untuk menentukan batas-batas kebenaran ketepatan alat ukur

(kuesioner) suatu indikator variabel penelitian dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat

ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur Noor

(2011:111). Validitas ini menyangkut akurasi eksperimen

pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah jawaban

kuesioner dari responden benar-benar cocok untuk digunakan

dalam penelitian ini atau tidak. Instrumen valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)

valid berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur.

Tujuan dari uji validitas adalah untuk melihat seberapa

jauh butir-butir (variabel) yang diukur menyakut sama lainya.

Suatu instrumen dikatakan valid apabila nilai r hitung

(correlated/total indikator) > r tabel, artinya alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data valid. Sedangkan jika nilai

44
r hitung (correlated/total indicator) < r tabel artinya alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data tidak valid.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

satu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan Noor

(2011:111). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur

konsisten atau tidaknya jawab seseorang terhadap item-item

pertanyaan didalam kuesioner.

Adapun kriteria uji reliabilitas adalah dengan melihat

Cronbach Alpha (α) untuk masing-masing variabel. Dimana

suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >

0,60.

3.6 Uji Asumsi Klasik

3.6.1 Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada

sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali, 2011).

Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif data

normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji

45
normalitas data adalah (Ghozali, 2011) jika data menyebar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi

normal maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Jika

data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal

maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas.

3.6.2 Uji Heterokedastisitas


Menurut Ghozali (2011:139), uji heterokedastisitas

bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heterokedastisitas.

3.6.3 Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda merupakan teknik analisis yang

umum digunakan dalam menganalisis hubungan dan pengaruh

satu variabel terikat (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas (X).

Apabila nilai variabel indevenden mengalami kenaikan atau

penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

apakah ada masing-masing hubungan posotif atau negatif

(Priyatno, 2010:61).

46
Metode Regresi Linear berganda dapat dihitung dengan

menggunakan Rumus :

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e

Dimana :

Y = Keputusan Pembelian

a = Bilangan Konstan

b1, b2, b3, b4, ...., be = Koefisien Regresi

X1, X2, X3, X4, ..., Xe = Variabel Independen

X1 = Kebudayaan

X2 = Sosial

X3 = Pribadi

X4 = Psikologis

e = Variabel diluar model (Erorr)

3.7 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis koefisien regresi bertujuan untuk memastikan

apakah variabel bebas yang terdapat dalam persamaan regresi secara

individual atau secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel

terikat :

3.7.1 Uji Korelasi Ganda R dan Koefisiensi Determinasi R2

Koefisien korelasi adalah uji yang digunakan untuk

mengetahui adanya hubungan yang kuat ataupun rendah antara

kedua varibel berdasarkan nilai r pedoman untuk memberikan

interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut :

47
Tabel 3.1 Interval Koefisien Korelasi (R)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-0,1000 Sangat Kuat

Koefisien Determinasi Digunakan Untuk mengetahui persentase

variabel independen secara simultan atau bersama-sama dapat

menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 1

dan 0 . syarat koefisien determinasi (R2) = 1, maka persentase

sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhada

variabel dependen adalah sempurna ataupun kuat. Jika koefosien

determinasi = 0 maka tidak ada sedikitpun sumbangan pengaruh yang

diberikan variabel independen terhadap terhadap varibel dependen

(Priyatno, 2012:66).

3.7.2 Uji F

Uji ini bertujuan untuk menentukan signifikan pengaruh

variabel independent bersama-sama terhadap variabel dependent

(Djarwanto, 2011:268). Maka dilakukan pengujian signifikan dan

uji hipotesa terhadap koefisien regresi yaitu :

F = R2/(k-1)
(1-R2/n-k)
Dimana :

R2 = Koefisien Determinasi

48
n = Jumlah sampel dan data

k = Jumlah parameter

Maka dengan derajat kayakinan tertentu kriteria pengujiannya adalah

sebagai berikut :

1) Jika F-hitung > F tabel, maka Ho ditolak yang berarti variabel

independent secara signifikan mempengaruhi variabel dependent.

Dalam melakukan perhitungan uji F dan Uji t peneliti

menggunakan SPSS 22.00 for Windows.

2) Jika F-hitung < F tabel, maka Ho diterima yang berarti variabel

indenpendent secara signifikan tidak dipengaruhi variabel

dependent.

3.7.3 Uji Parsial T

Uji t merupakan pengujian statistik yang digunakan untuk

membuktikan pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent secara parsial (Djarwanto, 2011:191) atau individu. Maka

dapat dilakukan uji statistik t dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Tb1= b1
Sb1
Dimana:

b1 = adalah penaksir koefisien b1

S = Standar Deviasi

Dengan derajat keyakinan tertentu, maka jika:

49
1) t-hitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya secara

individu terdapat pengaruh yang berarti antara variabel independent

terhadap variabel dependent.

2) t-hitung < ttabel, maka Ho diterima Ha ditolak artinya secara individu

tidak ada pengaruh yang berarti antara variabel independent terhadap

variabel dependent.

50
BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Sejarah Kota Selat Panjang Kab. Kepulauan Meranti

Kota selat panjang merupakan pusat pemerintahan kabupaten

kepulauan meranti, dahulu merupakan salah satu kota yang paling sibuk

dan terkenal pemasarannya didalam kesultanan Siak. Kota selat panjang

dahulu terdiri dari suku melayu dan tionghoa karena antar merekalah

peranan pedagangan.

Daerah selat panjang adalah wilayah kekuasaan kesultanan Siak Sri

Indrapura yang merupakan salah satu kesultanan terbesar di Riau saat itu.

Pada masa pemerintahan sultan siak ke VII yaitu Sultan Assyaidis Syarif

Ali Abdul Jalil Syarifuddun Baalawi yang bertahta pada tahun (1784-1810),

Sultan Syarif Ali memberi perintah kepada panglima besar muda yang

bernama Tengku Busu Sayid Ahmad untuk mendirikan negeri di pulau

Tebing Tinggi.

a. Sejarah pemekaran kota selat panjang

Pembentukan kabupaten kepulauan meranti merupakan

pemekaran dari kabupaten Bengkalis dibentuk pada tanggal 19

Desember 2008. Dasar hukum berdirinya kabupaten kepulauan

meranti Undang- undang nomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari

2009.

51
Tuntutan pemekaran kabupaten kepulauan meranti sudah

diperjuangkan sejak tahun 1957, seruan pemekaran kembali

dilakukan pada tahun 1990 hingga 2008 yang merupakan satu-

satunya kewedanan di Riau yang belum dimekarkan saat itu. Pada

tanggal 25 Juli 2005dibentuk badan perjuangan pembentukan

kabupaten meranti (BP2KM), dalam keputusan pimpinan dewan

perwakilan rakyat daerah kabupaten Bengkalis nomor

05/KPTS/P/DPRD/1999/2000 tanggal persetujuan terhadap

pemekaran wliyah kabupaten bengkalis. Surat Bupati Bengkalis

Nomor 135/TP/876 Tanggal 17 Juni 1999 perihal dukungan

terhadap pembentukan kabupaten Meranti. Keputusan Gubenur

Provinsi Riau Nomor 100/PH//58 32 Tanggal 18 Desember 2008

tentang persetujuan pemerintah provinsi Riau terhadap

pembentukan kabupaten Kepulauan Meranti.

4.1.2 Gambaran Umum Desa Banglas

Kata Banglas berasal dari dua kata Bang dan Las, dalam bahasa

melayu bang itu berarti Azan, sedangkan Las nama orang yang pertama

azan didesa ini, jadi setiap kali azan maka masyarakat disana menyuruh Las

tadi untuk Bang/ Azan, maka inilah asal mulan ya nama Desa Banglas.

Desa Banglas Kecamatan Tebing Tinggi Kaupaten Kepulauan Meranti

merupakan salah satu Desa di Kecamatan Tebing Tinggi yang terletak

52
dipulau Tebing Tinggi, dengan luas wilayah 35,5 KM2 dengan batas

wilayah Desa sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Selatpanjang Timur

b. Sebelah Selatan : Desa Batin Suir

c. Sebelah Barat : Desa Banglas Barat

d. Sebelah Timur : Desa Sungai Tohor

Jumlah Penduduk Desa Banglas 5.695 jiwa yang terdiri dari laki-laki

2.986 jiwa dan perempuan 2.709 jiwa, jumlah Kepala K eluarga (KK)

1.648. Dengan jumlah keluarga kurang mampu (miskin) 501 jiwa, dan

ketinggian Desa dari permukaan laut sekitar 2 (dua) meter, dengan suhu

rata- rata 24 0C, - 32 0C, curah hujan 2000-3000 MM/tahun dengan

orbitrasi jarak desa sebagai berikut:

a. Jarak desa dengan pusat pemerintah kecamatan adalah 2,5 km

yang bisa ditempuh dengan wqaktu 15 menit.

b. Jarak desa dengan pusat pemerintah kabupaten 2 kmyang bisa

ditempuh dengan waktu 10 menit.

Desa Banglas terdiri dari 4 (empat) Dusun (Dusun I, Dusun II, Dusun

III, Dusun IV) dari masing-masing Dusun keseluruhan mempunyai 2 (dua)

Rukun Warga (RW) dan 4 (empat) Rukun Tetangga (RT), total keseluruhan

jumlah Rukun Warga (RW) 8 (delapan) dan Rukun Tetangga 16 (enam

belas).

Menurut Mata pencaharian masyarakat Desa Banglas terdiri Petani,

Nelayan, Pengrajin/Industri Kecil, Buruh Industri, Buruh Bangunan, Buruh

53
Kebun, Pedangang, Pengangkutan, Pegawai Negeri (PNS), Pensiunan, dan

Peternak, dengan tingkat pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat, Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas (SLTA)/sederajat, sampai Perguruan Tinggi, serta mayoritas

beragama Islam keseluruhannya degan kondisi keamanan aman dan

kondusif.

4.1.3 VISI DAN MISI DESA BANGLAS

4.1.3.1 Visi

Desa Banglas sebagai Lembaga Pelayanan Administrasi dan

Kependudukan yang Profesional dengan berlandaskan Iman dan

Taqwa untuk mewujudkan Pemberdayaan Masyarakat pada Tahun

2020

4.1.3.2 Misi

1. Meningkatkan dan mengembangkan serta memelihara Potensi

Desa

2. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

3. Membangun dan memelihara sarana dan prasarana

4. Mengedepankan nilai-nilai agama dan budaya daerah dalam

aktivitas pembangunan

54
5. Memperkuat pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan sosial

politik

6. Meningkatkan kwalitas dan produktifitas dalam bidang pendidikan

Berdirinya usaha mie sagu merupakan keinginan dari masyarakat

Desa Banglas dengan adanya produksi mie sagu masyarakat yang

memiliki lahan sagu bisa menjual hasil perkebunan mereka kepada

pengusaha mie sagu yang ada di Desa Banglas Kecamatan Tebing Tinggi.

Usaha mie sagu yang ada di Desa Banglas Kecamatan Tebing Tinggi saat

ini telah menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, disamping

mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, usaha mie sagu yang ada di

Desa Banglas juga berperan sebagai penunjang hasil pertanian, masyarakat

semakin terdorong untuk mendirikan usaha ini, karena menurut mereka

usaha mie sagu dinilai memiliki prospek yang baik dimasa yang akan

datang, sampai dengan tahun 2020 produksi mie sagu yang ada di Desa

Banglas telah berkembang menjadi 3 produksi.

Tabel 4.1

Produksi Mie Sagu di Desa Banglas

Pendiri /
No Nama Produksi Tahun Berdiri
Pimpinan
1 Maju Bersama 1998 Suryatun
2 Berkah Mandiri 2000 Hamidah
3 Cita Rasa 2005 Tohirin
Jumlah = 3 Unit Usaha Produksi Mie Sagu

55
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh

perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian mie sagu di Desa Banglas

Kec.Tebing Tinggi Kab.Kepulauan Meranti, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Faktor Budaya berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian mie sagu di

Desa Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab. Kepualauan Meranti. Artinya,

Budaya selalu ditanamkan dari satu generasi ke generasi berikutnya,

terutama melalui lembaga seperti keluarga, pendidikan agama dan sekolah.

Sehingga nilai-nilai budaya yang ditanamkan sejak kecil melalui keluarga

akan tertanam dalam diri individu sejak kecil hingga dewasa. Seperti

misalnya, kebiasan makan mie sagu yang lumayan sering yang dilakukan

oleh anggota keluarga akan tertanam pada anggota keluarga tersebut.

Dengan faktor budaya tersebut dapat membuat minat tinggi terhadap

keputusan pembelian pada mie sagu.

b. Faktor Sosial berpengaruh terhadap keputusan Pembelian mie sagu di Desa

Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab. Kepualauan Meranti.. Artinya, dalam

mengambil keputusan untuk membeli barang, konsumen dapat di pengaruhi

oleh keluarga, teman atau informasi yang berkaitan dengan barang yang

akan dibeli. Dengan faktor sosial yang di dipengaruhi oleh keadaan

98
ekonomi, keluarga dan teman tersebut dapat membuat minat individu

terhadap keputusan pembelian pada mie sagu.

c. Faktor Pribadi berpengaruh terhadap keputusan Pembelian mie sagu di

Desa Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab. Kepualauan Meranti. artinya, Dalam

kaitan pembelian sebuah produk, maka setiap individu akan menentukan

sendiri cara untuk medapatkan produk yang di inginkan dam membuat

keputusan pembelian berdasarkan produk yang dinginkan dan membuat

keputusan pembelian berdasarkan pribadi masing. Dengan faktor pribadi

yang di dipengaruhi oleh kesesuaian ekonomi, kesukaan warna dan rasa,

apabila hal tersebut telah sesuai dengan pribadi individu maka individu

dapat dalam memilih dalam hal pemutuskan pembelian pada mie sagu.

d. Faktor psikologis berpengaruh terhadap keputusan Pembelian mie sagu di

Desa Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab. Kepualauan Meranti. Artinya,

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia

tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh masa

lampau atau antisipasinya terhadap waktu yang akan datang. Faktor

psikologi meliputi: motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap.

Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, tingginya keyakinan akan

produk, serta ketegasan sikap dan kejelasan motivasi dalam memenuhi

kebutuhannya terhadap suatu produk maka akan semakin besar proses

keputusan pembelian pada Mie sagu tersebut.

e. Faktor budaya, faktor social, faktor pribadi dan faktor psikologis

berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap keputusan

99
Pembelian mie sagu di Desa Banglas Kec. Tebing Tinggi Kab. Kepualauan

Meranti.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan

beberapa saran antara lain.

Bagi UMKM penghasil mie sagu:

1. Diharapkan agar UMKM mie sagu dapat memperhatikan Faktor Budaya,

dalam hal ini yang peneliti menyarankan beberapa yang perlu diperhatikan

seperti ciri khas rasa dari turun temurun, karena hal ini menjadi

pertimbangan dominan konsumen dalam melakukan pembelian mie sagu.

2. Diharapkan agar UMKM mie sagu dapat memperhatikan Faktor Sosial,

dalam hal ini peneliti menyarankan informasi terkait produk lebih intens

dilakukan agar pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tetap

dan berkelanjutan.

3. Diharapkan agar UMKM mie sagu dapat memperhatikan Faktor Pribadi,

karena di faktor ini sangat mempengaruhi konsumen yakni harga yang

ditawarkan sesuai dengan kemampuan konsumen dalam melakukan

pembelian.

4. Diharapkan agar UMKM mie sagu dapat memperhatikan Faktor

psikologis, karena bukan hanya soal kebutuhan tapi juga soal keinginan

konsumen dapat terpenuhi, artinya kebutuhan dan keinginan yang

senantiasa beriringan dalam diri konsumen sehingga perlu identifikasi

100
yang sesuai dengan diri konsumen dan diharapkan konsumen menjadi

loyal dalam melakukan pembelian mie sagu.

Bagi peneliti selanjutnya:

1. Variabel yang diuji baru sebagian kecil dari sekian banyak variabel yang

berpengaruh terhadap keputusan pembelian, sebaiknya diteliti variabel-

variabel lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

2. Perlunya memperluas objek penelitian, tidak hanya satu wilayah saja

sehingga dapat dijadikan acuan bagi kepentingan generalisasi

permasalahan.

101
DAFTAR PUSTAKA

Dharmasta, B. Swastha dan Hani Handoko. (2014). Manajemen


Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Konsumen. Edisi Pertama.
Cetakan Keenam.Yogyakarta: BPFE.
Djarwanto, dkk. 2011. Statistik Induktif. BPFE, Yogyakarta.
Fandy, Tjiptono. 2011. Pemasaran Jasa. Bayumedia, Malang.
Fatmawati, Hufron dan Rahmad, Afi. (2017). Pengaruh Budaya, Sosial,
Pribadi Dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Mie Instan
Merek Mie Sedaap. 89-102
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan
Menggunakan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ihsan, Muhammad. Samsuri dan Gunawan, Rahmad. (2015). Analisis
Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Air Minum dalam Kemasan Merek
Viro Di Kota Bogor. Jurnal Visionida, 1, 35-46.
Kasmawati. 2016. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Membeli Sepeda
Motor Merek Suzuki Smash Pada PT. Riau Jaya Cemerlang III.
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau, Pekanbaru.
Kotler & Keller. 2012. Manajemen Pemasaran 2 Edisi 13. Jakarta.
Kotler Philip dan Amstrong, Gary. (2012). Principles of Marketing, Global
Edition, Pearson Education.
Kotler Philip dan Amstrong, Gary. (2014), Principles of Marketing, Jilid 1
Terjemahan Bob Sabran Jakarta : Erlangga.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Nafali, Mardon dan Soepeno,Djurwati. (2016). Analisis Pengaruh Faktor-
Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian
Makanan Mie Instanmerek Indomie. Jurnal EMBA, 4, 984-992.
Noor, juliansyah. 2011. Metode Penelitian. Kencana. Jakarta
Nugroho J. Setiadi. 2013. Perilaku Konsumen. Jakarta : Kencana Perdana
Media Grup.

102
Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Gaya
Media, Yogyakarta.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20
Edisi 1. ANDI, Yogyakarta.
Rozi, Fakrur. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pelanggan Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie
Instan Merek Sedaap. Universitas Nusantara Pgri, Kediri
Setiadi. 2010. Perilaku Konsumen. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group
Setiyaningrum, Ari. 2015. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Yogyakarta. Andi
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta, Bandung.
Suhardiman. 2018. Pengaruh Perilaku konsumen terhadap keputusan
pembelian kartu internet axis pada mahasiswa fakultas ekonomi dan
ilmu sosial. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru

103
RIWAYAT HIDUP

Ely Ratnasari dilahirkan di Parit Panjang, pada tanggal


26 November 1997. Lahir dari pasangan Wan Jaafar dan
Aisyah, yang merupakan anak Kedua dari tiga bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan pada tahun 2010 di SD
Negeri 005 Sialang Jaya Kecamatan Pulau Burung Kabupaten
Indragiri Hilir.
Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Madrasah Tsanawiyah
di Mts Nurul Mubtadiin Pulau Burung Kecamatan Pulau Burung Kabupaten Indragiri
Hilir Riau dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Madrasah Aliyah Swasta di MAS Nurul Mubtadiin Pulau
Burung Kecamatan Pulau Burung Kabupaten Indragiri Hilir Riau dan selesai pada
tahun 2016.
Pada tahun 2016 melalui jalur UMJM diterima menjadi mahasiswa pada
Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pada Bulan Januari 2019 melaksanakan Praktek
Kerja Lapang di PT RSUP ( Riau Sakti United Plantations ) Pulau Burung.
Pada Bulan Juli sampai Agustus 2019 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Banglas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti.
Melaksanakan penelitian pada Bulan September sampai Desember 2020 di Desa
Banglas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti.
Pada tanggal 05 Februari 2021 dinyatakan lulus dan berhak menyandang
gelar Sarjana Ekonomi melalui sidang tertutup Program Studi S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.

Anda mungkin juga menyukai