Anda di halaman 1dari 108

PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA

PENDIDIKAN BIOLOGI UIN RADEN INTAN


LAMPUNG DITINJAU DARI KONSEP DIRI
DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi dan


Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi

Oleh
MAHARANISSA MEVI APRILIA
NPM. 1711060062

Jurusan: Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H/2022 M
PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA
PENDIDIKAN BIOLOGI UIN RADEN INTAN
LAMPUNG DITINJAU DARI KONSEP DIRI
DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi dan


Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi

Oleh
MAHARANISSA MEVI APRILIA
NPM. 1711060062

Jurusan: Pendidikan Biologi

Pembimbing I: Supriyadi, M.Pd.

Pembimbing II: Nur Hidayah, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H/2022 M
ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat


prokrastinasi akademik yang ditinjau dari konsep diri pada mahasiswa
Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung dalam mengerjakan
skripsi.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian mix method
dengan Design Sequential Explanatory. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2017 di
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Sampel dalam
penelitian ini yaitu 30% Mahasiswa dari 111 jumlah mahasiswa yang
belum Munaqosah yaitu 32 orang. Teknik pengumpulan data dan
instrumen penelitian ini menggunakan angket skala prokrastinasi
akademik dan angket skala konsep diri serta lembar wawancara yang
diberikan kepada ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa untuk
melihat kevalidan angket, dan lembar wawancara yang diberikan
kepada Mahasiswa Pendidikan Biologi yang dalam proses
mengerjakan skripsi.
Analisis data menggunakan uji korelasi pearson. Berdasarkan
hasil penelitian, tingkat prokrastinasi akademik dan konsep diri pada
mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung dari
kriteria rendah, sedang, dan tinggi berturut-turut yaitu 28,13%,
56,25%, dan 15,63%. Sedangkan konsep diri pada mahasiswa
Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung dari kriteria rendah,
sedang, dan tinggi berturut-turut yaitu 21,88%, 56,25%, dan 21,88%.
Uji korelasi pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan
signifikan yang cukup kuat dan bersifat negatif prokrastinasi
akademik dengan konsep diri mahasiswa Pendidikan Biologi UIN
Raden Intan Lampung yang sedang mengerjakan tugas akhir (skripsi).

Kata Kunci: Prokrastinasi Akademik, Konsep Diri, Mahasiswa,


Skripsi

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Maharanissa Mevi Aprilia
NPM : 1711060062
Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Prokrastinasi Akademik


Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung
Ditinjau Dari Konsep Diri Dalam Menyelesaikan Skripsi” adalah
benar-benar merupakan hasil karya penyusun sendiri, bukan
duplikasi ataupun saduran dari karya orang lain kecuali pada
bagian yang telah dirujuk dan disebut dalam footnote atau daftar
pustaka. Apabila di lain waktu terbukti adanya penyimpangan
dalam karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada
penyusun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Bandar Lampung,14 Desember 2021


Penulis,

Maharanissa Mevi Aprilia


NPM. 1711060062

iv
MOTTO

ّ ٰ ‫لِل ۗ َو َم ْه يَّ ْش ُكرْ فَاِوَّ َما يَ ْش ُك ُر لِىَ ْف ِس ٖۚه َو َم ْه َكفَ َر فَاِ َّن‬
‫ّللاَ َغىِ ٌّي ََ ِميْد‬ ٰ
ِ ّ ِ ْ‫َولَقَ ْد ٰاتَ ْيىَا لُ ْقمٰ هَ ْال ِح ْك َمةَ اَ ِن ا ْش ُكر‬

“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu,


“Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya, Maha Terpuji”
(Q.S Luqman (31): 12)

vii
PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bangga, saya selaku penulis


mengucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin kepada Allah SWT karena
atas limpahan berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan saya
nikmat sehat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
saya persembahkan sebagai tanda ucapan terimakasih atas kasih
sayang dan rasa hormat saya kepada:
1. Saya persembahkan pada kedua orang yang sangat berharga
di dunia ini yaitu kedua orang tua tercinta saya Bapak
Wisnu dan Mama Melvin Indriani yang selalu memberikan
segala bentuk dukungan, cinta kasih tanpa meminta balas
atas segala perjuangan yang sudah diberikan hingga saya
sukses nanti. Terimakasih atas kesabaran Bapak dan mama
dalam mendidik dan membesarkan saya hingga ada di titik
ini. Semoga dalam waktu dekat ini saya diberikan
kelancaran untuk membahagiakan Mama dan Bapak.
2. Keluarga besar saya yaitu Nenek dan Oma yang semoga
selalu diberikan kesehatan, alm Datuk dan alm. Kakek saya
yang semoga diberikan tempat terindah di sisi Allah SWT,
kemudian semua Paman dan Bibi, serta sepupu-sepupu saya
yang juga selalu memberikan dukungan dan do’a untuk
keberhasilan saya.
3. Kepada ketiga adik saya Astrid Nindia Amelia, Syakira
Putri Ramadhani, dan Anggun Nikita Putri, terimakasih
untuk do’a dan dukungan kalian supaya susi mevi dapat
menyelesaikan Pendidikan sarjana ini.
4. Almamater tercinta Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung yang
telah membuat saya berproses menjadi lebih baik lagi dari
ilmu maupun pribadi, serta memberikan pengalaman yang
berharga selama saya menuntut ilmu.

viii
RIWAYAT HIDUP

Maharanissa Mevi Aprilia, yang lahir di Bandar Lampung


pada tanggal 23 April 1999, penulis merupakan anak pertama dari
empat bersaudara pasangan dari pasangan Bapak Wisnu dan Mama
Melvin Indriani.
Penulis menempuh Pendidikan pertama di TK Amarta Tani
HKTI Bandar Lampung pada tahun 2005, kemudian Sekolah Dasar
Negeri 4 Labuhan Ratu lulus pada tahun 2011. Pendidikan dilanjutkan
di SMP Al-Azhar 1 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2014.
Jenjang Pendidikan selanjutnya di SMA Negeri 16 Bandar Lampung
lulus pada tahun 2017.
Tahun 2017 penulis melanjutkan Pendidikan di perguruan
tinggi dan menjadi mahasiswi Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan
Biologi. Selama menjadi mahasiswi, penulis menemukan banyak
pengalaman dan hal baru yang menambah wawasan. Penulis telah
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Kedaton
Kecamatan kedaton Kota Bandar Lampung serta melaksanakan
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP 34 Bandar Lampung.
Semoga ilmu yang didapat selama perkuliahan dapat bermanfaat
untuk kehidupan dunia dan akhirat.

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis


panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena hanya dengan berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini yang berjudul Prokrastinasi Akademik Mahasiswa
Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung Ditinjau Dari
Konsep Diri Dalam Menyelesaikan Skripsi. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabiyana Muhammad SAW, yang
semoga syafaatnya sampai kepada umatnya, Aamiin.
Terselesaikannya karya tulis skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan pihak terkait. Untuk itu penulis haturkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Wan Jamaluddin Z, M.Ag., Ph.D selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
3. Bapak Dr. Eko Kuswanto, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan
Biologi dan Ibu Nur Hidayah, M.Pd selaku Sekretaris Prodi
Pendidikan Biologi.
4. Bapak Supriyadi, M.Pd selaku pembimbing I, terimakasih atas
arahan, nasihat serta bimbingan yang sangat berarti dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Nur Hidayah, M.Pd selaku pembimbing II penulis, dengan
penuh rasa keikhlasan hati selalu membimbing dan memberikan
masukan dalam penelitian ini.
6. Bapak Ibu Dosen serta staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(khususnya Jurusan Pendidikan Biologi) UIN Raden Intan
Lampung yang telah mendidik, membimbing dan memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Kepada kedua orangtua saya dan seluruh keluarga besar yang
telah memberi doa, dukungan serta semangat yang tak henti-
henti diberikan untuk saya.
8. Adik-adik saya Astrid Nindia Amelia, Syakira Putri
Ramadhani, dan Anggun Nikita Putri yang selalu mendo’akan
kakaknya ini agar cepat mencapai cita-cita.

x
9. Rekan-rekan di Jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2017
kelas E. Terima kasih kita sudah saling mengenal seperti
saudara dalam suka duka serta canda dan tawa yang setiap hari
kita rasakan selama perkuliahan ini. Semoga kita akan saling
menjaga komunikasi dengan baik hingga nanti.
10.Sahabat-sahabatku, Fitria Saftari, Maulidia Utami, Evita Tri
Yani, dan sahabatku lainnya yang selalu bersama di bangku
perkuliahan Nasihatun Hasanah, Sintia Sari Parilian, Riska
Bekti Wahyuni, serta Mia Agustina.
11.Teman spesialku terbaikku Juli Alpares, S.H yang semoga akan
terus menemaniku hingga aku mencapai kesuksesan
selanjutnya.
12. Rekan-rekan KKN di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung
yang selama 40 hari lebih bersama-sama, terkhususkan Fitria
Saftari, Mita Septi Juniarti, Dila Febri, dan Rani Handaya
menjadi teman yang paling mengesankan selama KKN hingga
saat ini.
13. Rekan-rekan PPL di SMP 34 Bandar Lampung terima kasih
atas semua Kerjasama dan pelajarannya, semoga silahturahmi
tetep terus terjalin.
14. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
yang telah berkontribusi atas pembuatan karya ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini, masih banyak


kekurangan dalam penulisan skripsi ini, hal tersebut karena
terbatasnya ilmu dan teori penelitian yang penulis kuasai. Oleh
karenanya pembaca kiranya dapat memberikan masukan dan saran
yang bersifat membangun sehingga penelitian ini akan lebih baik lagi.
Semoga semua bantuan, bimbingan, dan kontribusi yang telah
diberikan kepada penulis mendapatkan ridho dan sekaligus sebagai
catatan amal ibadah dari Allah SWT. Amiin Ya Robbal’alamin.

xi
Bandar Lampung, Februari 2022
Penulis,

Maharanissa Mevi Aprilia


NPM.1711060062

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................... i


ABSTRAK ...................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................... iv
MOTTO .......................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .........................................................................viii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................ ix
KATA PENGANTAR .................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................xiii
DAFTAR TABEL........................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul .................................................................. 1
B. Alasan Memilih Judul .......................................................... 6
C. Latar Belakang Masalah ...................................................... 7
D. Identifikasi Masalah ............................................................ 34
E. Batasan Masalah .................................................................. 34
F. Rumusan Masalah ............................................................... 35
G. Tujuan Penelitian ................................................................. 35
H. Manfaat Penelitian ............................................................... 35
I. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................... 36
J. Sistematika Penulisan .......................................................... 36

BAB II LANDASAN TEORI


A. Prokrastinasi Akademik ....................................................... 39
B. Konsep Diri ......................................................................... 58
C. Mahasiswa ........................................................................... 70
D. Tugas Akhir (Skripsi) .......................................................... 75
E. Pengajuan Hipotesis ............................................................ 77
F. Kerangka Berpikir ............................................................... 77

xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 79
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................... 79
C. Populasi, Teknik Pengambilan Sampel, dan
Sampel Penelitian ................................................................. 81
D. Definisi Operasional Variabel ............................................. 82
E. Teknik PengambilanData .................................................... 83
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 84
G. Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 89
H. Teknik Analisis Data ........................................................... 93
I. Teknik Penelitian Campuran Model Sequential
Explanatory ......................................................................... 97

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Tingkat Prokrastinasi Akademik dan Konsep
Diri Mahasiswa .................................................................... 99
B. Hubungan Konsep Diri dan Prokrastinasi
Akademik Mahasiswa ........................................................106
C. Pembahasan .......................................................................108

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................125
B. Rekomendasi .....................................................................125

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Skala Prokrastinasi Akademik ......... 86


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesionr Skala Konsep Diri .............................. 87
Tabel 3.3 Penskoranskala Prokrastinasi Akademik ......................... 89
Tabel 3.4 Penskoran Skala Konsep Diri .......................................... 89
Tabel 3.5 Uji Validitas Angket Prokrastinasi Akademik Dan
Konsep Diri ...................................................................... 91
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Angkat Prokrastinasi Akademik
Dan Konsep Diri ............................................................... 93
Tabel 4.1 Data Prokrastinasi Akademik Mahasiswa ........................ 99
Tabel 4.2 Data Konsep Diri Mahasiswa .........................................100
Tabel 4.3 Gambaran Hasil Wawancara Mahasiswa
Terkait Prokrastinasi Akademik Dan Konsep Diri..........102
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Angket Prokrastinasi Akademik
Dan Konsep Diri .............................................................107
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Prokrastinasi Akademik Dan
Konsep Diri ....................................................................107
Tabel 4.6 Uji Hipotesis Korelasi Pearson .......................................107

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Data Prokrastinasi Akademik Masing-Masing


Indikator ......................................................................100
Gambar 4.2 Data Konsep Diri Masing-Masing Indikator ...............101

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran.1 Lembar Angket Prokrastinasi Akademik Mahasiswa


Akhir (sebelum uji coba)
Lampiran 2. Lembar Angket Prokrastinasi Akademik Mahasiswa
Akhir (sesudah uji coba)
Lampiran 3. Lembar Angket Konsep Diri Mahasiswa Akhir (sebelum
uji coba)
Lampiran 4. Lembar Angket Konsep Diri Mahasiswa Akhir (sesudah
uji coba)
Lampiran 5. Pedoman Wawancara Prokrastinasi Akademik dan
Konsep Diri
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Prokrastinasi
Akademik
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Konsep Diri
Lampiran 8. Rekapitulasi Data Angket Prokrastinasi Akademik.
Lampiran 9. Rekapitulasi Data Angket Konsep Diri
Lampiran 10. Hasil Uji Korelasi Pearson
Lampiran 11. Surat Keterangan Validasi
Lampiran 12. Surat Keterangan Validasi
Lampiran 11. Dokumentasi

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A Penegasan Judul
Sebagai acuan awal yang jelas untuk menggambarkan serta
mempermudah dalam memahami isi dari skripsi ini, maka akan
diuraikan secara singkat dalam beberapa kata yang menegaskan
arti dan maksud dari beberapa istilah yang terkait dengan isi
skripsi ini. Dengan penegasan ini diharapkan tidak akan terjadi
kesalahpahaman terhadap pemaknaan judul dari beberapa istilah
yang digunakan. Adapun judul skripsi ini adalah: “Prokrastinasi
Akademik Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Raden Intan
Lampung Ditinjau Dari Konsep Diri Dalam Menyelesaikan
Skripsi”. Berikut ini penjelasan istilah-istilah yang terkandung
dalam judul, antara lain:

1. Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi ialah perilaku penundaan dalam menuntaskan
sebuah pekerjaan. Sebagai akibatnya prokrastinasi dianggap
juga tindakan yang sia-sia. Dari istilahnya Prokrastinasi
berasal dari bahasa latin yaitu procrastination menggunakan
awalan “pro” yang artinya mendorong maju atau bergerak
maju dan dengan akhiran “crastinus” yang artinya
keputusan hari esok, atau jika digabungkan sebagai
menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Hal
ini berarti jika kita melibatkan pelakunya maka akan
diucapkannya dengan ―aku akan melakukannya nanti‖. 1
Prokrastinasi sendiri artinya sikap tidak perlu, yang
membuat kegiatan walaupun orang itu harus/berencana
menyelesaikan kegiatan tersebut. Perilaku menunda ini
digolongkan menjadi prokrastinasi saat perilaku tadi
menimbulkan ketidaknyamanan emosi. Dalam kamus
(Oxford English Reference Dictionary), prokrastinasi

1
Jane B. Burka and Lenora M Yuen, Procrastination, Why You Do It, What to
Do About It Now (USA: Da Capo press, 2008).
1
2
bermakna ―menunda aksi, khususnya saat tidak mempunyai
alasan yang jelas.‖ Steel sendiri menyimpulkan bahwa
prokrastinasi merupakan tindakan menunda suatu secara
sukarela terhadap kegiatan yang sebenarnya diharuskan
untuk dikerjakan tanpa memikirkan konsekuensi yang lebih
buruk ketika melakukan penundaan tersebut. Prokrastinasi
adalah menghindari aktivitas tanpa alasan. 2

2. Mahasiswa
Peranan mahasiswa ialah bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat yang identik dengan kemampuannya dalam
mencipta serta berkreasi. 3 Mahasiswa ialah kaum terpelajar
yang dapat cepat dan mudah menyesuaikan dalam
pembelajaran maupun lingkungan. Hal ini sesuai pada
peranannya bahwa mahasiswa juga sebagai masyarakat
intelektual serta sekaligus warga negara tentu saja memiliki
tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah dan ringan.
Sebab, idealnya mahasiswa memiliki tuntutan bukan hanya
cerdas dalam belajar, tetapi lebih dari pada itu juga yaitu
harus kritis terhadap kenyataan sosial yang ada. Kenyataan
inilah yang mengakibatkan adanya ―agent of change‖.
Mahasiswa mempunyai tanggung jawab untuk ―merubah‖.
Dari pernyataan tersebut dimaksudkan bahawa mahasiswa
tidak harus merubah dunia, setidaknya dari hal yang paling
sederhana yaitu merubah dirinya sendiri. Karena mahasiswa
memiliki tanggung jawab untuk dirinya sendiri. Tanggung
jawab terhadap diri sendiri itulah yang menentukan
kesadaran setiap orang dalam memenuhi kewajibannya
sendiri dan mengembangkan kepribadian sebagai manusia
pribadi. Dengan demikian dapat memecahkan masalah
mengenai kemanusiaan mengenai dirinya sendiri.
Mahasiswa juga dinantikan menjadi sosok manusia ―utuh‖

2
Syarifan Nurjan, “Analisis Teoritik Prokrastinasi Akademik Mahasiswa,”
Muaddib : Studi Kependidikan Dan Keislaman 1, no. 1 (2020): 61,
https://doi.org/10.24269/muaddib.v1i1.2586.
3
Azis Abdullah Sri Wiworo Retno Indah Handayani, ―Hubungan Stres Dengan
Prokrastinasi Pada Mahasiswa,‖ Jurnal Psokovidya Vol. 20 (2016): 37.
3

seperti yang ada pada tujuan pendidikan yaitu menjadikan


manusia seutuhnya. Artinya mahasiswa dapat menjadi
manusia dewasa yang matang tidak hanya fisik saja namun
juga secara psikis. Dewasa secara psikis yang dimaksud
menjadi manusia yang berkarakter dimana akan terbentuk
menjadi pribadi yang baik dan menjadi contoh untuk
lingkungan. Furqon (2010) menjelaskan karakter itu
merupakan kualitas ataupun kekuatan mental atau moral,
akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan
kepribadian khusus yaitu pendorong dan penggerak, serta
juga yang membuat pembeda dengan individu yang lain.
Karakter sangatlah penting dan diperlukan di dalam diri
mahasiswa sehingga dapat menentukan keberhasilan
hidupnya karena karakter adalah kepribadian khusus yang
menjadi penggerak mahasiswa dalam membangun bangsa
yang bermartabat. Karakter tersebut dibentuk melalui sebuah
proses yang berkesinambungan hingga terbentuk, bukan
melainkan bawaan sejak lahir. 4

3. Konsep Diri
Sebuah pandangan, penilaian, perasaan, serta pemikiran
seseorang terhadap dirinya sendiri, baik itu meliputi
kemampuan karakter maupun sikap merupakan pengertian
dari konsep diri. Konsep diri artinya penentu sikap individu
dalam bertingkah laku, hal ini dimaksudkan yaitu jika
individu berpikir atas dirinya sendiri akan menuju sukses,
maka hal tersebut akan menjadi dorongan serta kekuatan
dalam diri untuk membuat individu menuju sukses. 5 Konsep
diri yang sudah terbangun tentunya akan berubah, walaupun
kemungkinannya akan sulit. Perubahan biasanya paling

4
Vivik Shofiah, “Educational Guidance and Counseling Development
Journal METODE BIBLIOTERAPI ISLAM UNTUK PENGEMBANGAN
KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA MAHASISWA” 1, no. 1 (2019):
1–8.
5
Resminingsih Endang Sri Astuti, Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling
Pada Satuan Pendidikan Menengah, Jilid I (Jakarta: Grasindo, 2010).
4
mudah terjadi ketika adanya penerimaan dari orang lain,
yang membantu seseorang untuk mengurangi kecemasan
dan ancaman serta mengkui dan menerima pengalaman-
pengalaman yang sebelumnya ditolak. 6

Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan


berkembangan dari pengalaman yang terus ditanamkan pada
saat saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang
mempengaruhi tingkah lakunya dikemudian hari. Konsep
diri seseorang dibentuk dari pengalaman- pengalaman dan
interaksi dengan lingkungannya. Proses pembentukan itu
terjadi dari masa anak-anak hingga dewasa. Oleh sebab itu,
seseorang akan berperilaku sesuai dengan konsep dirinya.
Hal ini seperti pendapat Susana (2006), yang mengatakan
bahwa semenjak konsep diri terbentuk, seseorang akan
berperilaku sesuai dengan konsep dirinya tersebut. Apabila
perilaku seseorang tidak konsisten, dengan konsep dirinya,
maka akan muncul perasaan tidak nyaman dalam dirinya.
Inilah hal yang terpenting dari konsep diri. Pandangan
seseorang terhadap dirinya akan menentukan tindakan dan
perbuatannya. Hal ini berarti konsep diri seseorang dapat
mempengaruhi tindakan dan perbuatannya, termasuk juga
dalam komunikasinya. 7

4. Tugas Akhir (Skripsi)


Tugas Akhir atau yang biasa disebut skripsi merupakan
bentuk karya tulis ilmiah resmi mahasiswa, berdasarkan
hasil dari sebuah penelitian yang dilakukannya dalam
membahas suatu permasalahan/ fenomena dalam bidang
tertentu dan merupakan salah satu syarat dalam

6
Alifah Nabilah Masturah, “Gambaran Konsep Diri Mahasiswa Ditinjau
Dari Perspektif Budaya,” Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi 2, no. 2
(2017), https://doi.org/10.23917/indigenous.v2i2.4934.
7
Sapto Irawan, “Pengaruh Konsep Diri Terhadap Komunikasi
Interpersonal Mahasiswa,” Scholaria : Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan 7, no. 1 (2017): 39,
https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2017.v7.i1.p39-48.
5

menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana (S1). Skripsi


memiliki tujuan dan juga kegunaan, selain berguna bagi
pengembangan ilmu atau kepentingan prakti suntuk yang
berkepentingan dalam objek penulisan skripsi tersebut.
Skripsi juga memiliki tujuan sebagai pembuktian pada
kemampuan akademik yang dimiliki oleh seorang
mahasiswa.8 Skripsi adalah istilah yang digunakan di
Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah
berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana (S1) yang
membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang
ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang
berlaku. Sedangkan tugas akhir adalah istilah, seperti di
penjabaran di atas yang ditujukan untuk mahasiswa D3.
Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan
menulis suatu karya ilmiah sesuai dengan bidang ilmunya.
Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu
memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam
memahami, menganalisis, menggambarkan, dan
menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang
keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan
untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap perguruan
tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS)
yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai tugas akhir
sarjana hanya digunakan di Indonesia. Negara lain, seperti
Australia menggunakan istilah thesis untuk penyebutan
tugas akhir dengan riset untuk jenjang undergraduate (S1),
postgraduate (S2), dan Ph.D dengan riset (S3). Sedangkan
istilah dissertation untuk tugas riset dengan ukuran yang
kecil baik undergraduate (S1) ataupun postgraduate
(pascasarjana).9

8
Muliadi Anangkota, Jangan Takut Menulis Skripsi (Yogyakarta:
Deepublish, 2018).
9
Uus Rusmawan, Teknik Penulisan Tugas Akhir Dan Skripsi
Pemrograman, ed. PT. Elex Media Komputindo (Jakarta, 2019).
6
B Alasan Memilih Judul
Adapun yang menjadi alasan dan pertimbangan dalam memilih
judul “Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Pendidikan
Biologi UIN Raden Intan Lampung Ditinjau Dari Konsep
Diri Dalam Menyelesaikan Skripsi,” adalah sebagai berikut:

1. Alasan Objektif
Penelitian judul ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi
UIN RadenIntan Lampung, yang juga merupakan tempat
penulis menempuh Pendidikan Sarjana (S1) dilakukannya
penelitian ini karena belum adanya penelitian terkait
dilakukan di Program Studi Pendidikan Biologi UIN Raden
Intan Lampung. Kemudian melihat pentingnya tugas akhir
(skripsi) ini untuk mahasiswa dalam menyelesaikan Program
Pendidikan Sarjana (S1), maka selain keterampilan diperlukan
juga kesungguhan dalam menyelesaikannya. Tetapi ternyata
jangka waktu dalam menyelesaikan skripsi ini sangat
bervariasi tidak hanya keterampilan serta kesungguhan tadi
yang membuat penyelesaian tugas akhir menjadi kurang
lancar tetapi banyak hal lain yang kesulitannya berbeda-beda
pada setiap mahasiswanya. Sehingga penulis ingin
mengetahui hal apa saja yang sering kali membuat mahasiswa
tertahan lama di tahap skripsi ini.

2. Alasan Subjektif
Berdasarkan judul yang diambil, penulis ingin mengetahui
alasan utama yang menghambat penyelesaian tugas akhir yang
dilakukan oleh mahasiswa yaitu skripsi ini terselesaikan
dengan jangka waktu yang lama. Prokrastinasi yang
merupakan perilaku sering menunda, bisa jadi salah satu dasar
lamanya proses pengerjaan skripsi tersebut. Karena hal yang
paling kuat mendorong kita dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan yaitu dari dalam diri kita sendiri. Hal ini menjadi
alasan kuat penulis, juga melihat dari perkembangan
pendidikan yang lebih maju di Universitas salah satunya
dalam Jurusan Pendidikan Biologi tempat penelitian penulis.
7

C Latar Belakang Masalah


Mahasiswa mempunyai kesulitan dalam menyelesaikan studinya
di Perguruan Tinggi, baik yang bersifat akademik maupun non
akademik. Kesulitan yang bersifat secara akademik yaitu tugas
yang diberikan oleh tiap dosen mata kuliah yang diampuh dalam
proses belajar mengajar dikelas. Beberapa tugas yang diberikan
tersebut juga tentu memiliki batas waktu diselesaikan dan untuk
kemudian dikumpulkan. Dengan tingginya beban tugas
perkuliahan di perguruan tinggi inilah, seorang mahasiswa
dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengkonsep dirinya
sehingga terhindar dari sikap menunda-nunda dalam
menyelesaikan pekerjaan termasuk tugas akademik. Kebiasaan
dalam menunda pekerjaan akan memberi dampak buruk bagi
individu itu sendiri dan bagi Negara, karena setiap individu
diharapkan untuk mengenyam pendidikan yang baik sekaligus
setinggi-tingginya agar dapat bersaing untuk membangun
Negara.10 Pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan
dalam pendidikan akan terjadi sebuah kegiatan timbale balik
antara pendidik dengan peserta didiknya, saling berkaitan untuk
menuju tujuan yang lebih baik.

Pendidikan merupakan bagian yang penting dari kehidupan yang


sekaligus membedakan manusia dengan makhluk lain. Hewan
juga ―belajar‖ tetapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan
manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju
pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih baik berarti.
Jadi pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan yang di dapat baik dari Lembaga formal
maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga
dapat mencapai kualitas yang diharapkan. 11

10
Et.al Damri, “Hubungan Self Efficacy Dan Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas Perkuliahan,” Jurnal
Edukasi Bimbingan Konseling Vol. 3 (2017): 75.
11
Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan
Filosofis (Yogyakarta: SUKA-Press, 2014).
8
Pendidikan merupakan hal yang penting dan harus dimiliki oleh
setiap warga Negara. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk
mengenyam pendidikan, karena hal tersebut dapat menjadi
penentu berhasilnya suatu bangsa. Pendidikan juga adalah hal
terdepan dalam pembangunan, hal ini karena Pendidikan dapat
menjadi sebuah penentu berhasilnya bangsa khususnya di Negara
Indonesia dan diharapkan juga dapat menyesuaikan dengan
keadaan di era modern seperti sekarang. 12 Kewajiban untuk
mengenyam pendidikan tentu memiliki fungsi karena dalam
sekolah individu tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan saja,
tetapi juga diajarkan bagaimana berperilaku baik pada sesama
dan makhluk Allah yang lainnya. Seperti halnya Allah SWT telah
berfirman dalam Surah Al-Mujadallah ayat 11, yang berbunyi:

‫ّللاُ لَ ُك ْۚ ْن َواِ َرا قِ ٍْ َل ا ًْ ُش ُضوْ ا‬


ّ ‫ح‬ ِ ‫ٌٰٓاٌَُّهَا الَّ ِزٌْيَ ا َهٌُ ْٰٓىا اِ َرا قِ ٍْ َل لَ ُك ْن تَفَ َّسحُىْ ا فِى ا ْل َوج ِل‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُىْ ا ٌَ ْف َس‬
‫ّللاُ بِ َوا تَ ْع َولُىْ ىَ َخبٍِْش‬ ّ ‫ّللاُ الَّ ِزٌْيَ ا َهٌُىْ ا ِه ٌْ ُك ْۙ ْن َوالَّ ِزٌْيَ اُوْ تُىا ا ْل ِع ْل َن َد َسج ٍۗت َو‬
ّ ‫فَا ًْ ُش ُضوْ ا ٌَشْ فَ ِع‬

Artinya:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
―Berlapang-lapanglah dalam majlis‖. Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: ―Berdirilahkamu‖, maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dalam surat Al-Mujadillah ayat 11 dijelaskan dalam ayat tersebut


mengandung arti bahwasannya Allah akan meninggikan
derajatnya bagi mereka orang berilmu. Ayat ini mengajarkan
kepada kaum muslimin bahwa Iman dan ilmu akan mendorong
dan mengantarkan seseorang kepada derajat yang tinggi, karena

12
Novia Sherly, Hassyah Yusdistin, and Musfira Arisia Radhini, “Upaya
Peningkatan Pola Pikir Masyarakat Terhadap Pentingnya
Kesetaraan Pendidikan Di Indonesia,” Proceedings 1, no. 2 (2019):
141–46,
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7226/44
54.
9

ilmulah yang membina jiwa lalu dia bermurah hati dan taat.
Derajat ini merupakan imbalan atas tempat yang diberikannya
dengan suka hati dan atas kepatuhan kepada Rasulullah. Dalam
Pandangan Al-Qur‘an, ilmu adalah keistimewaan yang
menjadikan setiap manusia lebih unggul dibandingkan makhluk
lainnya, dan dengan ilmu inilah guna menjalankan kekhalifahan
di muka bumi ini. Kemudian manusia dalam pandangan Al-
Qur‘an memiliki potensi itu dalam meraih ilmu serta
mengembangkannya dengan seizin Allah. Kemudian ayat ini juga
menjelaskan adab sopan santun dalam suatu majelis pertemuan
dan adab sopan santun terhadap Rasulullah SAW. 13

Pendidikan merupakan proses yang sangat panjang, bahkan tanpa


disadari sejak kecil kita sudah mendapatkan Pendidikan di dalam
rumah yang dilanjutkan dengan sekolah formal. Sia-sia jika kita
menghabiskan waktu selama itu jika hanya dipakai untuk main-
main saja, tidak ada keseriusan dalam belajar, hanya buang-
buang uang, tenaga, serta menyia-nyiakan waktu yang tidak
semua orang dapat menempuhnya berpendidikan dan berilmu
dengan orang yang hanya mengejar penghargaan. 14 Tanpa kita
sadari itu adalah proses yang sangat panjang. Perguruan tinggi
memiliki peranan yang penting untuk mencetak sumber daya
manusia yang bersaing. Perguruan tinggi yang berkualitas juga
akan mencetak pemimpin dan pemikir suatu bangsa yang
menentukan pembangunan negara di masa depan. 15 Di Indonesia,

13
Sholeh, ―Pendidikan Dalam Al- Qur‘an ( Konsep Ta‘lim QS. Al-Mujadalah
Ayat 11 )‖ 1, no. 113 (2016): 208–221.
14
Muhammad Chirzin, Karena Pendidikan Itu Sangat Penting (Makassar: Wadu
Tunti Community (WTC), Hal. 23-24.
15
Soni Akhmad Nulhaqim et al., ―Peranan Perguruan Tinggi Dalam
Menintidakatkan Kualitas Pendidikan Di Indonesia Untuk Menghadapi Asean
Community 2015 Studi Kasus: Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran,
Institut Teknologi Bandung,‖ Share : Sosial Work Journal 6, no. 2 (2016): 198-202,
https://doi.org/10.24198/share.v6i2.13209.
10
perguruan tinggi dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah
institute atau universitas.16

Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan


penelitian, yang memberikan gelar akademik dalam berbagai
bidang. Pendidikan tinggi dalam bentuk universitas ini
merupakan kelanjutan pendidikan untuk mempersiapkan individu
yang telah menyelesaikan sekolah jenjang SMA. Universitas
menyediakan pendidikan sarjana dan pascasarjana. 17 Tujuannya
untuk menjadikan individu dapat menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan professional, dapat
menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi maupun kesenian dalam meningkatkan
taraf hidup bermasyarakat. Perguruan tinggi universitas juga
merupakan wadah untuk merealisasikan cita-cita, sehingga tiap
individu tentu tidak mensia-siakan kesempatan tersebut dengan
menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. 18

Proses pendidikan dalam universitas tentu mempunyai batas


waktu yang telah ditentukan oleh lembaga pendidikan tersebut,
sesuai dengan tingkatan atau jenjang pendidikan. Pendidikan
pada jenjang S1 mestinya dapat ditempuh dalam waktu yang
relative singkat. 19 Salah satu syarat untuk menyelesaikan

16
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan (Yogyakarta: Erlangga, n.d.),
https://books.google.co.id/books?id=uW9K2kD7Sm4C&pg=PA28&dq=perguruan+ti
nggi+dapat+berbentuk+akademik,+politeknik,+sekolah+institut+atau+universitas&hl
=jv&sa=X&ved=2ahUKEwjA367w7pHuAhXFeisKHSvUA64Q6AEwAHoECAAQA
g#v=onepage&q=perguruan tinggi dapat berbentu.
17
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi (Tangerang:
An1mage, 2019), hal: 30,
https://books.google.co.id/books?id=mICSDwAAQBAJ&pg=PA30&dq=Universitas+
adalah+suatu+institusi+pendidikan+tinggi+dan+penelitian,+yang+memberikan+gelar
+akademik+dalam+berbagai+bidang.&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwjwlOn8mpTuAh
X06XMBHbD0CRoQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=Universitas adalah
suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian%2C yang memberikan gelar akademik
dalam berbagai bidang.&f=false.
18
Ahmad Taufiq, ―Paradigma Baru Pendidikan Tinggi Dan Makna Kuliah Bagi
Mahasiswa,‖ Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2018): 34-35.
19
Duwi Handoko, Lembaran Dan Berita Negara Mengenai Pendidikan Tinggi
(Pekanbaru: Penerbit Hawa dan Ahwa, 2019),
11

pendidikan universitas dan mendapatkan gelar sarjana, yaitu


mahasiswa harus menempuh tugas akhir/skripsi. 20 Skripsi
mempunyai lama pengerjaan yang dinamika atau beragam antara
mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lain, hal ini
berpengaruh pada cepat/lambatnya mahasiswa diwisuda.
Penyelesaian skripsi ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri,
karena faktor yang membuat lama atau cepatnya berasal dari diri
individu itu sendiri serta lingkungan yang banyak memegang
kendali penuh pada proses penyelesiannya.21

Mahasiswa merupakan penuntut ilmu dalam lingkup perguruan


tinggi universitas yang harus mampu memiliki kemampuan
dalam akademik terutama untuk menyelesaikan skripsi sebagai
tugas akhir misalnya seperti kemampuan menguasai metode
penelitian.22 Hal ini demi meraih kelulusan pada jenjang
pendidikan universitas tersebut. Selain intelektual, kemampuan
diri lainnya merupakan salah satu faktor pendukung dalam
mempermudah penyelesaian skripsi. Kemampuan lain yang
dimaksudkan yaitu bagaimana mahasiswa dapat mengkonsep
dirinya sendiri sehingga mampu melakukan suatu kegiatan yang
merupakan tugas yang harus diselesaikan. Konsep diri
merupakan sebuah keyakinan pada diri sendiri untuk
menyelesaikan atau menghadapi segala sesuatu, apabila dalam
penyelesaian skripsi ini mahasiswa mempersiapkan diri dengan
baik dapat mengkonsep diri positif, mempunyai pengetahuan
yang luas, maka dengan mudah dapat menyesuaikan diri terhadap

https://books.google.co.id/books?id=_P-
9DwAAQBAJ&pg=PA106&dq=Pendidikan+tinggi+memiliki+batas+waktu.&hl=jv&
sa=X&ved=2ahUKEwiw-
KfPzpXuAhXUAnIKHWbxCdwQ6AEwAHoECAEQAg#v=onepage&q=Pendidikan
tinggi memiliki batas waktu.&f=false.
20
Dewi Kurniati, ―Analisis Faktor Penyelesaian Skripsi Mahasiswa Prodi
Pendidikan Ekonomi PPAPK,‖ 2010.
21
Moh. Chairil Asmawan, ―‗Analisis Kesulitan Mahasiswa Menyelesaikan
Skripsi,‘‖ Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial 147, no. March (2016): 11–40.
22
Arsyad, ―Hubungan Antara Capaian Pembelajaran Dasar-Dasar Penelitian
Dan Statistik Dengan Mutu Skripsi: Studi Analisis Di STKIP Muhammadiyah
Bogor,‖ Jurnal Ilmiah Kependidikan 12, no. 2 (2019) Hal: 108.
12
berbagai masalah dan kendala yang dihadapi dalam penyelesaian
skripsi dan tentuakan mendapatkan hal yang juga baik misalnya
dapat lulus dengan cepat. 23 Tetapi selain ada faktor pendukung,
dalam menyelesaikan suatu kegiatan seperti penyelesaian skripsi
ini, ada pula faktor yang menghambatnya.

Skripsi biasanya memiliki hambatan dalam proses pengerjaannya.


Penyebab timbulnya hambatan tersebut bisa dari dalam diri
mahasiswa itu sendiri ataupun lingkungan. Penghambat dari
lingkungan biasanya seperti kesulitan dan kecemasan menemui
dosen pembimbing untuk konsultasi skripsi, sulitnya pencarian
literatur dan data, kendala pengambilan data di tengah pandemi
covid-19, atau sulit membagi waktu antara kegiatan akademik
dan non akademik yang ada di kampus. 24 Penghambat tersebut
lebih mudah diselesaikan jika berusaha, justru penghambat yang
sulit diselesaikan biasanya dari dalam diri sendiri. Penghambat
dari dalam diri sendiri itu seperti kurangnya motivasi dalam
belajar, bisa karena malas atau bingung, kesulitan dalam memulai
pengerjaanya, dan minimnya pengetahuan tentang skripsi atau
metodelogi penelitian dalam skripsi.25

Berdasarkan penelitian, persyaratan bagi mahasiswa Jurusan X


Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, bahwa lama studi
minimum adalah delapan semester dan maksimum 14 semester.
Didapatkan hasil dari wawancara dengan bagi anak ademik
diketahui bahwa rata-rata lama studi mahasiswa Jurusan X
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro adalah 12 semester.
Penyebab masalah yang terjadi dikarenakan mahasiswa kesulitan
23
Ryan Thanoesya, Syahniar, and Ifdil Ifdil, ―Konsep Diri Dan Optimisme
Mahasiswa Dalam Proses Penulisan Skripsi,‖ Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia
2, no. 2 (2016): 60–61.
24
Retno Permatasari, Miftahul Arifin, and Raup Padilah, ―Studi Deskriptif
Dampak Psikologis Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas
Pgri Banyuwangi Dalam Penyusunan Skripsi Di Masa Pandemi Covid-19,‖ Jurnal
Bina Ilmu Cendekia 2, no. 1 (2020): 127–41,
http://jurnal.icjambi.id/index.php/jbic/article/view/64.Hal: 135
25
Desi Eka Pratiwi and Anna Roosyanti, ―Analisis Faktor Penghambat Skripsi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya,‖ Jurnal Pendidikan Dasar 10, no. 1 (2019): 101–14.
13

dalam mengatasi tuntutan akademik, seperti mengulang mata


kuliah yang sulit sehingga menghambat pembuatan tugas akhir.
Mahasiswa yang belum bisa menyelesaikan studi dalam batas
minimum dan sedang mengerjakan tugas akhir biasa disebut
dengan mahasiswa tingkat akhir. Hasil wawancara dengan
mahasiswa Jurusan X Fakultas Teknik semakin memperkuat data
yang ada bahwa mahasiswa tingkat akhir disibukkan dengan
mengulang banyak mata kuliah, rata-rata mata kuliah yang paling
banyak diulang adalah mata kuliah pada semester tiga dan empat.
Hasil wawancara terhadap mahasiswa yang masih bertahan,
diketahui bahwa dibutuhkan pengulangan mata kuliah dua atau
tiga kali bahkan ada yang sampai lima kali untuk bisa lulus dari
mata kuliah yang sulit. Waktu untuk mengulang mata kuliah pun
tidak semuanya bisa dilakukan pada semester selanjutnya, karena
tidak semua mata kuliah selalu ada di tiap semester. Mahasiswa
dengan ketahanan yang tinggilah yang mampu bertahan
menghadapi kondisi sulit dan terus berusaha menyelesaikan tugas
akhirnya.26

Dapat disimpulkan bahwa penghambat dalam penyelesaian


skripsi oleh mahasiswa akhir sangat beragam mulai dari
kebiasaan dalam kehidupan telah diajarkanNya untuk tetap
melakukan hal yang baik dan meninggalkan yang tidak
diperbolehkan untuk dilakukan oleh manusia. Melakukan suatu
kegiatan ataupun pekerjaan pun dianjurkan untuk bersungguh-
sungguh. Seperti halnya Allah SWT telah berfirman dalam Surah
Az- Zumar ayat 39, yang berbunyi:

‫ف تَ ْعلَ ُو ْى ْۙ َى‬
َ ‫قُلْ ٌقَ ْى ِم ا ْع َولُ ْىا َعلى َه َكاًَ ِت ُك ْن ِاًِّ ًْ َعا ِهل ْۚفَ َس ْى‬

26
Paundra Sari and Endang Indrawati, “Hubungan Antara Dukungan
Sosial Teman Sebaya Dengan Resiliensi Akademik Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir Jurusan X Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,”
Empati 5, no. 2 (2016): 177–82.
14
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), ―Wahai kaumku! Bekerjalah
menurut kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu
akan mengetahui."

Pada surat Az-Zumar ayat 39, dijelaskan dalam ayat tersebut


mengandung arti bahwa bekerjalah secara terus-menerus apa
yang hendak kamu lakukan sesuai dengan keadaan, kemampuan
dan sikap kamu, sesungguhnya aku akan bekerja pula dalam
aneka kegiatan positif sesuai dengan kemampuan dan sikap hidup
yang diajarkan Allah kepadaku, kelak kamu akan mengetahui
siapa yang akan mengetahui siapa yang akan mendapatkan siksa
yang menginakannya di dunia ini dan ditimpa adzab di akhirat
kelak.Ayat ini menjelaskan mengenai bahwa bekerja secara
profesionalisme juga diperintahkan dalam Al-Qur‘an, karena
berdasarkan ayat tersebut tergambar pemahaman mengenai
isyarat bahwa bekerja secara professional yang memang
mengandalkan keahlian, keterampilan yang dimiliki seseorang
memang diperintahkan oleh Agama. Apapun kegiatan positif
yang dilakukan diperintahkan untuk bersungguh-sungguh.
Mengenyam Pendidikan merupakan salah satu kegiatan positif
yang memang harus dijalankan oleh setiap manusia karena Allah
telah memerintahkan kita untuk berilmu. 27

Hambatan yang ada dalam diri sendiri maupun lingkungan itu


akan menciptakan penundaan. Perilaku menunda-nunda sebuah
pekerjaan dikenal dengan istilah prokrastinasi. Prokrastinasi
merugikan diri sendiri dan juga orang lain hal ini karena
kurangnya disiplin waktu terutama dalam menyelesaikan
pekerjaan. Perilaku prokrastinasi ini membuat pekerjaan yang
seharusnya selesai diawal waktu, justru akan terbengkalai hingga
batas waktu mendekati deadline. Akibatnya selain pekerjaan terus
berdatangan sampai menumpuk, juga akan membuat hasilnya
menjadi kurang memuaskan karena dikerjakan dengan waktu
yang terbatas. Seseorang yang melakukan perilaku prokrastinasi

27
Suriadi et al., “PROFESIONALISME GURU DALAM PERSPEKTIF AL- QUR
’ AN,” Lentera Pendidikan 21 (n.d.): 123–41.
15

ini disebut sebagai prokrastinator. Seorang mahasiswa yang


melakukan prokrastinasi Akademik, pada dasarnya dikarenakan
pengolaan diri yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan seorang
individu tidak mampu mengatur berbagai stimulus sehingga
ketidakmampuan tersebut menghambat individu dalam
menentukan sikap yang tepat untuk mengatasi berbagai stimulus
muncul seperti tidak mampu menyelesaikan berbagai tugas
akademik secara tepat dan maksimal. 28

Seorang prokrastinator itu bukan hanya tidak mampu


memanajemen waktunya dengan baik. Ada juga yang memang
dengan sadar dan sengaja menghindari pekerjaannya karena takut
terlebih dahulu masuk ke dalam pikiran, takut jika hasilnya akan
gagal.29 Hal ini yang menyebabkan pekerjaan sering ditunda
untuk memulainya. Padahal pekerjaan yang dilakukan diawal
ataupun diakhir tidak ada bedanya, justru jika dikerjakan diawal
akan lebih baik karena lebih banyak kesempatan dan waktu yang
tersisa untuk memperbarui pekerjaan tersebut sampai merasa
yakin dengan hasilnya nanti. Meskipun pada akhirnya
prokrastinator dapat menyelesaikan tugas perkuliahan tepat pada
waktunya, namun kinerja seorang prokrastinator tidaklah
sempurna. Hal ini dikarenakan dengan perilaku prokastinasi
menyebabkan individu mengerjakan tugas di waktu yang sangat
singkat sehingga tidak memiliki waktu untuk mengerjakan tugas
secara sungguh-sungguh, teliti, cermat, dan mengecek kembali
tugas yang telah dikerjakan. 30 Selain itu juga banyak orang
melakukan perilaku prokrastinasi terhadap pekerjaan atau

28
Margaretha Yobella and Gadis Sartika, ―Hubungan Antara Daya Juang Dan
Strategi Regulasi Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Yang
Berorganisasi Antidakatan 2016 Di Fakultas Pendidikan Dan Bahasa Atma Jaya‖ 16
(2018): 79–93.Hal: 89
29
Nurjan, ―Analisis Teoritik Prokrastinasi Akademik Mahasiswa.‖ Hal: 65-66
30
Eka Putri Wahyuningtiyas, Siti Suminarti Fasikhah, and Sofa Amalia,
―Hubungan Manajemen Stres Dengan Perilaku Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi,‖ Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi
Universitas Negeri Padang) 10, no. 1 (2019),
https://doi.org/10.24036/rapun.v10i1.105006.Hal: 30
16
kewajiban yang harus dilakukan karena alasan lain. Pada
prokrastinasi akademik, alasan ketika seorang mahasiswa
menunda tugas kuliahnya misalnya karena sedang bekerja.

Prokrastinasi dalam ranah pendidikan disebut dengan


prokrastinasi akademik, yaitu penundaan yang dilakukan oleh
mahasiswa dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya yang
berhubungan dengan tugas akademik. Jenis lainnya yaitu
prokrastinasi non-akademik yang hubungan perilaku
penundaanya pada tugas ataupun pekerjaan di luar akademik
misalnya tugas yang dilakukan dalam keseharian, ataupun tugas
dalam sebuah pekerjaan. 31 Salah satu tugas yang harus dikerjakan
dalam akademik universitas yaitu skripsi. Skripsi ini
merupakantugas yang wajib dikerjakan oleh seluruh mahasiswa
karena merupakan tugas akhir perkuliahan dan salah satu syarat
bagi mahasiswa untuk lulus serta mendapatkan gelarnya. 32
Prokrastinasi merupakan perilaku yang sudah pasti merugikan,
tetapi tetap saja ditemukan kategori yang tinggi dalam beberapa
penelitian yang dilakukan pada bidang akademik. 33 Sudah jelas
memberikan dampak yang negatif bagi para mahasiswa, dengan
banyaknya waktu terbuang tanpa menghasilkan sesuatu yang
berguna. Pernyataan tersebut memberikan keterangan cukup
jelas, bahwa ada sesuatu yang membuat prokrastinasi pada
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi terus terjadi.

Penyebab prokrastinasi sering terjadi di kalangan mahasiswa


yang sedang mengerjakan skripsi, yaitu pertama karena adanya

31
Siti Muyana, ―Prokrastinasi Akademik Dikalangan Mahasiswa Program Studi
Bimbingan Dan Konseling,‖ Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling 8, no. 1
(2018): 45, https://doi.org/10.25273/counsellia.v8i1.1868. Hal: 47
32
Derry Iswidharmanjaya & Jubilee Enterprise, Membuat Skripsi Dengan Open
Office.Org Writer. 2.0, (Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, 2006),
https://books.google.co.id/books?id=PnkoYlxD-
KgC&pg=PA2&dq=Skripsi+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi3sKyztbruAhXQ
8HMBHdVyB0gQ6AEwAXoECAAQAg#v=onepage&q=Skripsi
adalah&f=false.Hal: 2
33
A. Said Hasan Basri, ―Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Ditinjau Dari
Religiusitas,‖ Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam 14, no. 2
(2018), https://doi.org/10.14421/hisbah.2017.142-05. Hal. 60
17

akal dan pikiran yang tidak sehat dari mahasiswa dengan


anggapan bahwa skripsi harus diselesaikan dengan sempurna.
Kedua yaitu kecemasan yang berlebihan, ketika hasil skripsi
dievaluasi sehingga menimbulkan ketakutan dan kegagalan
terlebih dahulu dalam pikiran.34 Ketiga kesulitan dalam mengatur
waktu dan juga pengerjaannya. Dan tentu saja kemalasan yang
sering melingkupi mahasiswa ketika proses pengerjaan skripsinya
sudah masuk di bagian-bagian sulit. Sedikit banyaknya kualitas
diri atau regulasi diri mahasiswa ikut mempengaruhi perilaku
prokrastinasi, artinya mahasiswa perlu memiliki kemampuan
dalam memahami kualitas diri sendiri. Dengan memahami
kualitas diri, mahasiswa dapat meminimalisirkan terjadinya
perilaku prokrastinasi. 35

Dalam hadis, Nabi Shalalllahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa


salam bersabda yang artinya: ―Segeralah beramal shaleh sebelum
kalian tersibukkan dan sambunglah hubungan antara kalian
dengan Tuhan kalian dengan memperbanyak dzikir kepada-
Nya.‖Kemudian sabda Nabi Shalalllahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa salam, yang artinya: ―Dua kenikmatan yang mana
kebanyakan orang sering terperdaya di dalamnya adalah
kesehatan dan waktu luang.‖ Maksud orang yang terperdaya di
dalamnya adalah seseorang yang diberi kedua nikmat ini ia hidup
dalam keadaan sehat dan memiliki waktu luang, akan tetapi ia
menggunakan kesehatan dan waktu luangnya untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat dan sia-sia atau menggeluti urusan duniawi
yang membuatnya lalai mengingat Allah swt dan mengabaikan

34
Sri Wiworo Retno Indah Handayani, et.al, "Hubungan Stres dengan
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa‖ Psikovidya, Vol. 20, No. 1, (2016): hal. 34,
https://www.infodesign.org.br/infodesign/article/view/355%0Ahttp://www.abergo.org
.br/revista/index.php/ae/article/view/731%0Ahttp://www.abergo
.org.br/revista/index.php/ae/article/view/269%0Ahttp://www.abergo.org.br/revis
ta/index.php/ae/article/view/106.
35
Agus Iswahyudi and Ibnu Mahmudi, ―Pengaruh Mengikuti Orgamawa Dan
Regulasi Diri Terhadap Prokrastinasi Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi Di
Fakultas Ilmu Pendidikan Ikip Pgri Madiun Tahun Akademik 2015/2016,‖
Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling 6, no. 2 (2017): 41,
https://doi.org/10.25273/counsellia.v6i2.1016.Hal: 43
18
amalan shaleh. Ia akan merasa jikalau ia tertipu, setelah ia
meninggal tatkala menyaksikan derajat tinggi yang tidak bisa ia
raih yang mana seandaianya ia gunakan kesehatan dan waktu
luangnya untuk memperolehnya, niscaya ia dapat meraihnya dan
di akahirat kelak itu sebagai tabungannya. Dalam hal ini,
Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata: ―Kebanyakan manusia
tertidur lelap dalam kelalaian dan ia baru sadar setelah kematian
menjemputnya kelak.‖

Islam mengutuk kebiasaan menunda-nunda suatu pekerjaan


ataupun menghafal, mempelajari, memahami dan menguasai
ilmu. Sebab, waktu tentu akan habis apabila ditunda-tunda dan
tidak ada lagi cita-cita, kecuali tinggal cerita. Benarlah pepatah
Arab yang mengatakan, ―Waktu itu bagaikan pedang, jika kau tak
memanfaatkannya, ia akan menebasmu.‖ Seperti hal yang telah
dijelaskan dalam surah At-Taghabun ayat 9, yang berbunyi:

ِ ّ ِ‫ك ٌَ ْى ُم التَّغَاب ٍۗ ُِي َو َه ْي ٌ ُّْؤ ِه ْۢ ْي ب‬


ْ‫اّلل َوٌَ ْع َول‬ َ ِ‫ٌَ ْى َم ٌَجْ َو ُع ُك ْن لٍَِ ْى ِم ْال َج ْو ِع رل‬
‫صالِحًا ٌُّ َكفِّشْ َع ٌْهُ َسٍِّاتِ ٖه َوٌُ ْذ ِخ ْلهُ َجٌّت تَجْ ِشيْ ِه ْي تَحْ تِهَا ْاْلَ ًْه ُش‬ َ
َ ِ‫خلِ ِذٌ َْي فِ ٍْهَآٰ اَبَذ ًٍۗا رل‬
‫ك ْالفَ ْى ُص ْال َع ِظ ٍْ ُن‬
Artinya: ―(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu
pada hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahan-
kesalahan. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan
beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-
kesalahannya dan memasukkannya kedalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Itulah keberuntungan yang besar.‖

Kandungan dalam surah At-Taghabun ayat 9, Ayat ini


mengingatkan manusia tentang kepastian adanya hari akhirat.
Ingatlah wahai manusia, pada hari ketika Allah mengumpulkan
kamu, seluruh manusia pada hari berhimpun, yaitu pada hari
akhir; itulah hari pengungkapan kesalahan-kesalahan yang
selama hidup di dunia disembunyikan. Dan barang siapa beriman
kepada Allah dengan iman yang mantap dan mengerjakan
19

kebajikan, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-


kesalahannya dan memasukkannya kedalam surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Itulah kemenangan yang agung. Ayat ini menyerukan
kita untuk bersegera dalam beramal dan janganlah menunda-
nunda karena menunda-nunda adalah perbuatan buruk sedangkan
manusia rentan terkena bencana dan mengalami kesibukan yang
banyak. Nabi Shalalllahualaihi waaalihi washahbihi wasalam
bersabda yang Artinya: ―Gunakanlah lima perkara sebelum
datangnya lima perkara; Masa mudamu sebelum masa tuamu,
kesehatanmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu
sibukmu, masa kayamu sebelum masa kefakiranmu, masa
hidupmu sebelum kematianmu.‖ Telah dijelaskan bahwa dalam
islam dilarang untuk menunda dalam beribadah terutama, hal ini
pun sama seperti menuntut ilmu tidak diperkenankan untuk
menunda dalam menuntut ilmu. Sehingga perlu adanya motivasi
dalam diri untuk tidak menunda setiap pekerjaan baik, dan hal
tersebut bisa dimulai dari diri sendiri. Bagaimana memperbaiki
diri untuk dengan memahami apa yang terdapat dalam diri.

Pemahaman diri perlu dilakukan agar bisa mengenali apa yang


ada dalam diri, baik itu kelebihan maupun kekurangan.
Memahami apa yang ada pada diri, terutama memahami
kekurangan akan menimbulkan upaya untuk terus melakukan
yang terbaik. Supaya menjadi terbaik setiap orang pasti perlu
belajar dan memahami terlebih dahulu dirinya, pemahaman itu
disebut dengan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita
mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bias kita peroleh lewat
yang diberikan orang lain kepada kita. Manusia yang tidak
pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin
mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Konsep
diri merupakan totalitas pikiran dan perasaan individu yang
mereferensikan dirinya sebagai objek. 36 Konsep diri ini termasuk

36
Silviane Desta Fitriani et al., ―Student Self-Concept in Shaping Converse
Shoes Brand Loyalty‖ 7, no. 2 (2019). Hal: 172
20
salah satu faktor internal mahasiswa yang mempengaruhi
terbentuknya tingkah laku prokrastinasi. Tindakan Seseorang
cenderung sejalan dengan konsep diri yang dimiliki karena
konsep diri itu berupa acuan yang besar pengaruhnya pada tujuan
hidup dan keinginan seseorang terutama untuk memanajemen diri
pada setiap situasi. Semakin tingginya konsep diri maka akan
menampilkan tingkah laku yang positif atau baik, sebaliknya
semakin rendah konsep diri maka akan menampilkan tingkah
laku yang buruk. 37

Pemahaman diri merupakan salah satu proses yang harus


dilakukan untuk membentuk konsep diri, dengan pemahaman diri
yang didasarkan dengan sikap positif akan memunculkan konsep
diri yang positif juga dimana hal itu akan berpengaruh pada
kepercayaan diri yang tinggi. Linden field (1997) menjelaskan
salah satu ciri khusus orang yang mempunyai kepercayaan diri
adalah pemahaman diri, dimana orang yang percaya diri secara
batin juga sangat sadar akan dirinya, tidak terus-menerus
merenungi diri sendiri tetapi secara teratur memikirkan perasaan,
pikiran dan prilaku mereka dan mereka selalu ingin tahu
bagaimana pendapat orang lain tentang diri mereka.38 Seperti
yang dijelaskan berdasarkan teori belajar Edwin R. Guthrie, yaitu
memutus kebiasaan untuk menghentikan kebiasaan yang tidak
sesuai. Kemudian membelokkan kebiasaan dengan menghindari
petunjuk yang menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan,
dalam konep ini kita disarankan agar pergi ke suatu lingkungan
baru yang memberi kesegaran baru sehingga dapat

37
Mursyid Ridha Annisa Apriliyanti, Mudjiran, ―Hubungan Konsep Diri Siswa
Dengan Tintidakah Laku Sosial Siswa,‖ Jurnal EDUCATIO Jurnal
Pendidikan Indonesia 2, no. 2 (2016): 25–29.
38
Nur Syariful Amin, “PENGARUH PEMAHAMAN DIRI TERHADAP SIKAP
MANDIRI SISWA PADA SMP NEGERI 3 MONTA,” GUIDING
WORLD : BIMBINGAN DAN KONSELING, no. Vol 2 No 2 (2019):
Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling (2019): 47–55,
http://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/GW/article/view/267/184
.
21

mengembangkan pola perilaku yang baru.39 Kebiasaan adalah


pikiran yang diciptakan seseorang dalam benaknya, kemudian
dihubungkan dengan perasaan dan diulang-ulang hingga akal
meyakininya sebagai bagian dari perilakunya, istilah ini
dikemukakan menurut Ibrahim Alfikiy oleh Hukum pembiasaan
itu terdiri dari enam tahapan, yakni (1) berpikir, (2) perekaman,
(3) pengulangan, (4) penyimpanan, (5) pengulangan dan (6)
kebiasaan. Berpikir maksudnya yaitu, seseorang memikirkan dan
mengetahui nilai-nilai yang diberikan, lalu memberi perhatian,
dan berkonsentrasi pada nilai tersebut. Perekaman, yakni setelah
nilai-nilai diterima, otaknya merekam. Otaknya kemudian
membuka file yang sejenis dengan pikiran itu dan
menghubungkan dengan pikiranpikiran lain, yang sejenis atau
yang dinilai bermanfaat baginya.40
Konsep diri berperan positif terhadap coping stres. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki konsep diri yang
positif mampu membuat strategi coping yang tepat dalam
mengatasi permasalahannya sehingga mahasiswa dapat bertahan
terhadap stres. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa Konsep
diri yang ada dalam diri seseorang sangat mempengaruhi apa
yang akan dilakukan oleh Mahasiswa dan bagaimana cara dalam
menghadapi masalahnya.41

Pada sebuah penelitian, mendukung pendapat Seligman (2008)


yang mengatakan bahwa optimisme menyebabka seseorang
menilai lebih baik sedangkan pesimisme membuat seseorang
menilai lebih buruk. Konsep diri yang positif berhubungan erat
dengan kemampuan mengenal dirinya dengan baik, selalu

39
M.Pd Prof. Dr. Chairul Anwar, Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga
Kontemporer (Yogyakarta: IRCISoD, 2017).
40
Chairul Anwar, “Internalisasi Semangat Nasionalisme Melalui
Pendekatan Habituasi (Perspektif Filsafat Pendidikan),” Jurnal
Studi Keislaman 14 (2014): 159–72.
41
Juli Maini Sitepu & Mawaddah Nasution, “PENGARUH KONSEP DIRI
TERHADAP COPING STRESS PADA MAHASISWA FAI UMSU,” Jurnal
Agama Dan Pendidikan Islam Vol. 9 (2017).
22
berpikir positif, menerima keberadaan individu lain, merancang
tujuan-tujuan yang realistis dan yang dianggapnya berguna dan
memiliki pola perilaku optimis. Sedangkan pada konsep diri yang
negatif, pengetahuan, evaluasi, dan pengharapan dari seorang
individu tentang dirinya sendiri adalah sangat sedikit, kurang
realistis, dan cenderung bersikap pesimis. Kesimpulannya adalah
apabila seseorang memiliki konsep diri yang positif akan
mempunyai penerimaan diri yang positif terhadap dirinya sendiri,
mempunyai pengetahuan yang luas, mempunyai harga diri yang
tinggi, mudah menyesuaikan diri terhadap berbagai masalah dan
kendala yang dihadapinya, dan memiliki pola perilaku optimis.
Sedangkan individu yang mempunyai konsep diri yang negatif
akan berperilaku pesimis yaitu suatu sikap yang cenderung
menghindari masalah dan kendala yang tengah dihadapinya.
Artinya konsep diri positif dan konsep diri negatif akan
mempengaruhi sikap optimis seseorang. 42

Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang


berfungsi penting untuk mengktualisasikan potensi yang
dimilikinya. Tanpa adanya kepercayaan diri maka banyak
masalah akan timbul pada manusia. Dengan adanya rasa percaya
diri maka seseorang akan mudah bergaul. Menghadapi orang
yang lebih tua, lebih pandai maupun lebih kaya, mereka tidak
malu mau pun canggung. Mereka akan berani menampakkan
dirinya secara apa adanya, tanpa menonjol-nonjolkan kelebihan
serta menutup-nutupi kekurangan. Ini disebabkan orang-orang
yang percaya diri telah benar-benar memahami dan mempercayai
kondisi dirinya, sehingga telah bisa menerima keadaan dirinya
apa adanya. Seperti halnya Allah SWT telah berfirman dalam
Surah Al-Imran ayat: 139, yang berbunyi:

‫َو َْل تَ ِهٌُ ْىا َو َْل تَحْ َضًُ ْىا َواَ ًْتُ ُن ْاْلَ ْعلَ ْى َى اِ ْى ُك ٌْتُ ْن ُّه ْؤ ِهٌٍِ َْي‬

42
Thanoesya, Syahniar, and Ifdil, “Konsep Diri Dan Optimisme
Mahasiswa Dalam Proses Penulisan Skripsi.”
23

Artinya:
―Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman‖

Kandungan surah Al-Imran, diatas bermaksud tentang persoalan


percaya diri karena berkaitan dengan sifat dan sikap seorang
mukmin yang memiliki nilai positif terhadap dirinya dan
memiliki keyakinan yang kuat. Dari ayat di atas Nampak bahwa
orang yang percaya diri dalam al-Qur'an di sebut sebagai orang
yang tidak takut dan sedih serta mengalami kegelisahan adalah
orang orang yang beriman dan orang-orang yang istiqomah.
Banyaknya ayat-ayat lain yang menggambarkan tentang
keistimewaan kedudukan manusia di muka bumi dan juga bahkan
tentang keistimewaan umat Islam, yang menurut penulis
merupakan ayat-ayat yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan rasa percaya diri.

Ma'rifatun-nafsi atau mengenal diri sendiri terkenal dengan


ungkapan "barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia
mengenal Tuhannya", Dapat disejajarkan dengan konsep diri, self
concept yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri.
Khusnudzon atau prasangka yang baik juga dapat disejajarkan
dengan berpikir positif. Kata-kata yang terus beriringan dalam al-
Quran yaitu iman dan amal merupakan penegasan dari harus
adanya keyakinan dan tindakan. Untuk menyikapi semua
tindakan-tindakan dan hasil yang diperoleh atas semua usahanya
Islam memberikan konsep lain seperti tawakal, syukur dan
muhasabah yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Akumulasi konsep-konsep tersebut jika diteliti secara
berkesinambungan akan menimbulkan dan mengisyaratkan
adanya konsep percaya diri yang terungkap dalam al-Qur'an.
Sesungguhnya agama Islam memerintahkan kepada kita semua
agar kita percaya diri dan tidak putus asa dalam mencari rahmat
dan hidayah Allah SWT. Seperti halnya Allah SWT telah
berfirman dalam Surah Yusuf ayat 78, yang berbunyi:
24

َ ‫قَالُ ْىا ٌٰٓاٌَُّهَا ا ْل َع ِض ٌْ ُض ِا َّى لَ ٗ ٰٓه اَبًا َش ٍْ ًخا َك ِب ٍْشًا فَ ُخ ْز اَ َح َذًَا َه َكاًَهٗ ْۚ ِاًَّا ًَشى‬
‫ك ِه َي‬
‫ا ْل ُوحْ ِسٌٍِ َْي‬

Artinya:
―Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir.‖

Ayat diatas menjelaskan bahwa, kita sebagai manusia wajib


ikhtiar kepada Allah SWT karena semua masalah pasti ada jalan
keluarnya. Sebagaimana pesan Nabi Yakub.As kepada anak-
anaknya dalam mencari saudaranya Yusuf serta Bunyamin. Pada
ayat tersebut diatas pesan nabi Yakub as bukan saja
memerintahkan kepada anak-anaknya untuk terus berharap dan
percaya diri serta tidak putus asa dalam mencari saudaranya,
tetapi ada pesan kepada kita semua agar percaya diri dan tidak
putus asa dalam mencari rahmat Allah SWT. Kata ―Rauh‖ dari
ayat tersebut lebih dalam makna dan takaranya serta lebih banyak
kandunganya, di dalamnya mengandung naungan tempat
beristirahat dari musibah yang mencekik dengan apa yang
menghibur jiwa. Maka dari itu orang-orang yang beriman selalu
berhubugan dengan Allah, raga dan bathin mereka selalu disirami
dengan ruh Allah yang menghidupkan dan menyemangatinya.
Mereka itu tidak pernah putus asa dari rahmat Allah, walaupun
mereka diliputi oleh segala musibah yang menghampirinya,
karena mereka dalam ketenangan kepercayaan terhadap Allah
SWT.

Dari ayat diatas bahwa Yakub sebagai orang tua yang tentu nya
banyak memiliki pengalaman dan kesabaran juga ilmu yang
tinggi. Percaya diri dan tidak putus asa bukan saja ditunjukan
bagi orang tua kepada anaknya, orang yang lebih tua kepada yang
lebih muda tetapi juga pesan yang disampaikan dari orang yang
berilmu baik tua atau pun muda. Tidak banyak orang yang sadar
25

bahwa kehidupan seseorang sangat ditentukan oleh cara


berfikirnya. Apabila ia berfikir atau mempunyai gambaran
sebagai orang yang penakut dan pesimis, maka gambaran tersebut
akan mempengaruhi seluruh potensi dirinya yang ada sebagai
seorang yang penakut. Ketakutan dan keputusasaan seseorang
dalam mencari rahmat Allah adalah karena ketidakmampuan dan
ketidakyakinan orang tersebut dalam menghadapi masalah
tersebut.43

Prokrastinasi merupakan perilaku yang tidak diharapkan terjadi


dalam dunia akademik karena dapat menimbulkan konsekuensi
berupa tidak berjalannya kemajuan akademik. Pada mahasiswa
tingkat akhir, prokrastinasi akademik ini merupakan hambatan
dalam mencapai tujuan akhir perkuliahan, yaitu menyelesaikan
tugas akhir dan lulus studi. Tatap muka adalah sistem perkuliahan
yang kini berubah menjadi pembelajaran secara online di masa
pandemik covid-19 dengan sistem ini memberikan kegiatan
belajar mahasiswa termasuk dalam menyelesaikan skripsi
mengalami banyak perubahan. Dalam sistem pembelajaran online
ini yang membatasi interaksi fisik sehingga berkurangnya
interaksi sosial, dengan begitu komunikasi antara mahasiswa dan
dosen baik verval maupun nonverbal tidak dapat dilakukan secara
optimal. Hal ini yang juga menjadi salah satu penyebab di era
pandemik mahasiswa melakukan penundaan dalam mengerjakan
skripsi yang menjadi tagihan tagihan pada akhir perkuliahannya
dan juga mengalami kebingungan akan target yang akan dicapai,
sehingga kesulitan dalam memutuskan sesuatu.44

43
Aya Mamlu’ah, “Konsep Percaya Diri Dalam Al Qur’an Surat Ali Imran
Ayat 139,” Al-Aufa: Jurnal Pendidikan Dan Kajian Keislaman 1, no. 1
(2019): 30–39, https://doi.org/10.36840/alaufa.v1i1.222.
44
Riza Noviana Khoirunnisa et al., “Prokrastinasi Akademik Mahasiswa
Tingkat Akhir Pada Masa Pandemi COVID-19,” Jurnal Psikologi Teori
Dan Terapan 11, no. 3 (2021): 278,
https://doi.org/10.26740/jptt.v11n3.p278-292.
26
Berdasarkan penjabaran diatas, pembelajaran jarak jauh secara
online yang diberlakukan terutama selama pandemi saat ini
menjadi salah satu dampak besar pada mahasiswa tingkat akhir
yang sedang mengerjakan skripsi. Pandemi covid yang saat ini
juga masih dialami terutama selama proses penelitian yang
dilakukan ini menimbulkan dampak negatif pada perilaku
prokrastinasi akademik dan telah terbukti menjadi salah satu
pendukung yang berdampak negative pada kinerja akademik saat
ini. Oleh sebab itu, diperlukan adanya perubahan apabila tingkat
prokrastinasi akademik mahasiswa Pendidikan Biologi UIN
Raden Intan Lampung yang juga ditinjau dengan konsep diri
dikategorikan tinggi.

Pada kenyataannya, prokrastinasi akademik merupakan hambatan


dalam proses penyelesaian skripsi yang juga ditinjau dengan
konsep diri pada mahasiswa itu sendiri ditambah dengan situasi
dalam proses penelitian ini masuk dalam masa pandemi covid-19
dimana mahasiswa sebagian besar proses kegiatan belajarnya
dialihkan online. Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung
ditinjau dari konsep diri mahasiswa dalam proses penyelesaian
skripsi hasil dari yang dilakukan pada saat pra penelitian dengan
menggunakan instrumen lembar wawancara prokrastinasi
akademik dan lembar wawancara konsep diri. Lembar
wawancara prokrastinasi akademik menggunakan indikator
menurut Ferrari dkk, (2003) bahwa sebagai suatu perilaku
penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan
dalam indikator tertentu yang dapat diukur. Indikator tersebut
meliputi Perceived time (orang yang gagal menepati deadline),
Intention action (celah antara keinginan dan tindakan), Emotional
distress (adanya perasaan cemas dan tidak nyaman pada saat
melakukan tindakan penundaan), dan Perceived ability
(keyakinan terhadap kemampuan diri). Lembar wawancara
konsep diri yang digunakan pada saat pra penelitian berdasarkan
teori menurut Agoes Dariyo (2007) dimana indikator tersebut
diantaranya fisiologis (berkaitan dengan unsur seperti warna
kulit, bentuk wajah, berat dan tinggi badan), psikologis (meliputi
kognitif, afeksi), psikososiologis (pemahaman individu dengan
27

lingkungan sosialnya), psiko spiritual (hubungan dengan nilai-


nilai dan ajaran agama), psikoetika dan moral (kemampuan
memahami dan melakukan perbuatan berdasar nilai-nilai etika
dan moral). Teori ini saya gunakan karena relevan dengan
penelitian yang saya lakukan tetapi pada penelitian ini saya hanya
menggunakan 4 indikator pada instrumen lembar wawancara
dalam pra penelitian yang saya lakukan.

Observasi bertujuan mengetahui data jumlah untuk melakukan


pra penelitian dengan responden mahasiswa akhir yaitu
mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung Prodi
Pendidikan Biologi angkatan 2017. Data jumlah mahasiswa akhir
yang diambil dari Prodi Pendidikan Biologi yang sudah
munaqosah pada saat melakukan pra penelitian yaitu 217 yang
masih mengerjakan skripsi mahasiswa dan tersisa 7 mahasiswa
yang telah menyelesaikan skripsi dari jumlah keseluruhan 224.
Pada saat pra penelitian dengan menggunakan 2 instrumen yaitu
lembar wawancara prokrastinasi akademik dan lembar
wawancara konsep diri terhambat dikarenakan memasuki kondisi
pandemi covid sehingga kesulitan menemui responden secara
langsung. Pada pra penelitian ini digunakan data mahasiswa yang
menjadi responden yaitu 33 mahasiswa angkatan 2017.

Berdasarkan hasil wawancara pada saat melakukan pra


penelitian, disimpulkan bahwa penundaan yang dilakukan dalam
pengerjaan skripsi ditimbulkan karena beberapa masalah yang
sering muncul pada saat mahasiswa sedang mengerjakan skripsi.
Beberapa masalah tersebut yaitu mahasiswa tidak fokus pada
judul penelitiannya dan masih kesulitan dalam menyusun latar
belakang permasalahan. Selain itu, rendahnya pengetahuan
terhadap teori-teori serta metode penelitian juga sebagai kendala
utama mahasiswa tingkat akhir angkatan 2017 kesulitan tersebut
yang menimbulkan mahasiswa menunda pengerjaan skripsi.
Kemudian perasaan takut salah dan gagal dalam proses
pengerjaan skripsi oleh mahasiswa juga banyak di dapati dari
hasil wawancara. Beberapa mahasiswa juga merasa tenang
28
karena berpikir bahwa mereka masih memiliki banyak waktu dan
tidak sedikit juga yang sering merasa cemas dan tidak nyaman
ketika sadar mereka menunda pengerjaan skripsi. Mahasiswa
yang melakukan penundaan juga karena kesulitan dalam proses
bimbingan secara online yang dilakukan karena kondisi pandemi
covid-19. Perasaan takut pun dirasakan banyak mahasiswa,
mereka banyak beranggapan takut ketika akan bimbingan pada
dosen pembimbing, selain takut karena salah skripsi yang
dikerjakan juga mereka takut akan respon buruk pembimbing.
Kemudian dari hasil wawancara pada saat pra penelitian juga
menunjukkan bahwa 80% mahasiswa banyak mendapat
dukungan dari keluarga terutama orang tua dalam proses
penyelesaian skripsinya. Dan juga memiliki hubungan interaksi
yang baik antara dosen dengan mahasiswa, serta interaksi baik
antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap penyelesaian skripsi


adalah faktor eksternal. Beberapa factor eksternal antara lain
birokrasi kampus, misalnya: syarat kelulusan harus melalui
beberapa syarat yang rumit. Dosen pembimbing dan dosen
penguji, penguji yang terkenal sulit membuat mahasiswa
ketakutan sebelum ujian berlangsung. Pelayanan dalam akademik
pun menjadi faktor penunjang dalam penyelesaian skripsi karena
keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan Pendidikan tepat
waktu sangat ditentukan oleh pelayanan yang diberikan oleh
masing – masing prodi tersebut. Pelayanan Tugas akhir skripsi
merupakan salah satu pelayanan yang termasuk ke dalam
pelayanan akademik mahasiswa. Setiap Perguruan Tinggi
memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang mengatur
mengenai pengelolaan pelayanan tugas akhir di setiap Prodi
Jurusan agar tercapai tujuan dari skripsi sebagai persyarat
kelulusan akhir mahasiswa.45

45
Hasrul Noor Latifa Zatulhimma, “Persepsi Mahasiswa Terhadap
Pelayanan Tugas Akhir Skripsi Di Program Studi PPKN FIS UNP” 4
(2021). Hal.183
29

Unsur penting yang terdapat di pelayanan tugas akhir skripsi


mahasiswa adalah prosedur penyelesaian akhir skripsi. Prosedur
tersebut merupakan sebuah bentuk rangkaian kegiatan yang
melibatkan orang-orang atau Lembaga yang terstruktur yang khas
dilalui dengan persyaratan – persyaratan dalam observasi pada
penelitian ―Persepsi Mahasiswa Terhadap Pelayanan Tugas Akhir
Skripsi di Program Studi PPKN FIS UNP‖ oleh Noor Latifa
Zatulhimma dan Hasrul.

Keadaan Prodi di tempat saya meneliti yaitu Pendidikan Biologi


UIN Raden Intan Lampung menurut observasi yang saya
dapatkan dalam pelayanan mahasiswa yang sedang menempuh
skripsi, pihak prodi telah memberikan pelayanan yang cukup baik
dimana pelayanan tersebut termasuk dalam unsur penting dengan
3 prosedur yang menjadi bagian dari prosedur penyelesaian
skripsi yaitu pengajuan judul skripsi, proses pengerjaan skripsi,
dan ujian skripsi. Hal ini dikarenakan setiap proses dalam
prosedur penyelesaian skripsi memiliki persyaratan, lama waktu
pengerjaan, dan jumlah orang atau lembaga yang terlibat di
dalamnya yang diatur di dalam sebuah standar operasional
prosedur (SOP). Terutama dalam kondisi pandemi seperti saat
ini. Pihak kampus sendiri sudah mengeluarkan pedoman yang
detail, lengkap, dan mudah dipahami oleh mahasiswa. Kemudian
pihak Prodi Pendidikan Biologi juga cukup cepat dalam sistem
pengelolaan pelayanan tugas akhir dalam 3 prosedur tersebut
yaitu mulai dari pengajuan judul skripsi, proses pengerjaan
skripsi, dan ujian skripsi.

Tetapi dari beberapa pendapat yang saya dapatkan dalam proses


wawancara yang saya lakukan dengan 33 mahasiswa angkatan
2017 yang menjadi responden pada saat pra penelitian dengan 2
instrumen wawancara yaitu prokrastinasi akademik dan konsep
diri. Indikator yang dipakai pada pra penelitian ini pada
instrumen lembar wawancara prokrastinasi akademik yaitu teori
Ferrari, dkk (2003) dengan 4 indikator yaitu Perceived time,
Intention action, Emotional distress, dan Perceived ability.
30
Kemudian indikator yang dipakai pada pra penelitian untuk
instrument lembar wawancara konsep diri dengan teori Agoes
Dariyo (2007) yaitu memakai 4 indikator dari 5 indikator yang
terdapat pada teorinya diantaranya adalah Psikologis, Psiko
Sosiologis, Psiko Spiritual, dan Psiko etika dan Moral. Beberapa
mahasiswa yang menjadi responden juga menjelaskan bahwa
proses yang memakan waktu lama yaitu dalam proses
pengerjaannya penelitian dan tentu interaksi antara mahasiswa
dan pembimbingnya pada saat proses bimbingan.

Faktor lainnya 30% dari 33 mahasiswa atau sekitar 10 mahasiswa


yang menjadi responden pada saat pra penelitian yaitu sedang
kuliah sambil bekerja, tuntutan dari orang tua agar cepat
menyelesaikan skripsi, dan deadline masa penulisan skripsi
seperti batas akhir pendaftaran ujian. Belum jelasnya lapangan
pekerjaan (masa depan) yang akan dituju, ketatnya persaingan
kerja, sempitnya lapangan pekerjaan, serta kenyataan alumni
yang masih nganggur juga menjadi penyebab mahasiswa
mengalami kecemasan terhadap masa depan mereka. 46

Pada proses bimbingan skripsi baik online maupun offline


seharusnya tetap memperhatikan kualitas proses pembimbingan
dan dosen pembimbing tetap harus melaksanakan tugasnya dalam
membimbing sesuai dengan peranannya masing-masing demi
terciptanya sarjana yang berkualitas serta untuk menghasilkan
karya ilmiah yang berkualitas yang sesuai dengan aturan yang
berlaku. Selain itu juga bersamaan dengan kondisi sekarang yaitu
masa pandemi ini perlu diketahui bagaimana kualitas proses
bimbingan mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi maksud dari
kualitas tersebut yaitu kemudahan mahasiswa dalam
menghubungi dosen pembimbing selama masa pandemi,
kesediaan dosen pembimbing dalam menyediakan waktu

46
Husni Wakhyudin and Anggun Dwi Setya Putri, “Analisis Kecemasan
Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi,” WASIS : Jurnal Ilmiah
Pendidikan 1, no. 1 (2020): 14–18,
https://doi.org/10.24176/wasis.v1i1.4707.
31

bimbingan dengan mahasiswa bimbingannya, pemahaman


mahasiswa dalam menerima feedback atau umpan balik dari
dosen pembimbing. Serta rentang waktu pemberian perbaikan
dari dosen pembimbing kepada mahasiswa yang dibimbingnya. 47

Berdasarkan jurnal tersebut juga disimpulkan perlu adanya


keseimbangan dalam bimbingan antara dosen pembimbing
dengan mahasiswanya, dan pergerakan mahasiswa dalam
bimbingan juga menjadi landasan utama dalam pencapaian hasil
karya ilmiah yang berkualitas. Keadaan pergerakan mahasiswa
Pendidikan Biologi UIN Raden Intan berdasarkan observasi yang
saya dapatkan dengan 4 indikator prokrastinasi akademik dari
teori Ferrari yaitu Perceived time, Intention action, Emotional
distress, dan Perceived ability sesuai dengan keadaan yaitu
keterlambatan terbagi menjadi beberapa bagian ada yang lama
dalam bimbingan karena sulit mengerjakan skripsi. 89% dari 33
mahasiswa atau 30 mahasiswa kesulitan karena kurangnya
referensi, kurangnya pemahaman, serta kurang kosakata dari
mahasiswanya. Selain itu ada juga pergerakan mahasiswa yang
kurang karena lamanya respon dari pembimbing.

Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini yang sudah


dilakukan sebelumnya, penelitian ini diambil dari beberapa
referensi yaitu untuk mengetahui prokrastinasi akademik
mahasiswa diantaranya, hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Efrida Mandasari Dalimunthe dan Muhammad Ihsan, hasil
penelitian yang dilakukan yaitu Hubungan Antara Konsep Diri
dan Regulasi Diri terhadap Tingkat Prokrastinasi Mahasiswa
Pendidikan Agama Islam berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
konsep diri dan regulasi diri memiliki hubungan negatif yang
signifikan dengan prokrastinasi akademik dalam penyelesaian
beban kuliah pada mahasiswa fakultas Ilmu Tarbiyah dan
47
Dewi Juita, “Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan
Pendidikan IPA Kualitas Proses Bimbingan Skripsi Mahasiswa
Jurusan Tadris Biologi IAIN Kerinci Di Masa Pandemi Covid 19,” vol.
6, 2020.
32
Keguruan. Hal tersebut menandakan bahwa konsep diri dan
regulasi diri berhubungan signifikan dengan prokrastinasi
akademik, sehingga tinggi nilai konsep diri dan regulasi diri
maka prokrastinasi akademik akan semakin rendah. Sebaliknya
semakin rendah nilau konsep diri dan regulasi diri maka
prokrastinasi akademik akan semakin tinggi. Hasil penelitiannya
juga menunjukkan bahwa variabel prokrastinasi akademik dapat
dibentuk oleh variabel konsep diri dan regulasi diri. Berdasarkan
hal tersebutlah menunjukkan bahwa konsep diri dan regulasi diri
mempunyai hubungan signifikan, yang mana apabila konsep diri
dan regulasi diri mahasiswa baik atau tinggi secara otomatis
prokrastinasi mahasiswa akan rendah. Dan apabila konsep diri
dan regulasi diri mahasiswa buruk/rendah, maka prokrastinasi
mahasiswa itu tinggi. 48

Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Saman yang menyatakan


bahwa tingkat kecendrungan prokrastinasi untuk melakukan
kegiatan yang lebih menyenangkan tergolong rendah. Namun
beberapa responden berada dalam kategori sangat tinggi dan
tinggi. Hal ini dikarenakan, Ketika mengerjakan tugas kuliah,
sesekali responden membuka sosial media sembari mengerjakan
tugas sehingga focus mereka terbagi. Tetapi Sebagian besar
responden memilih untuk tetap mengerjakan tugas kuliah hingga
selesai. Sehingga tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa
dikategorikan rendah. Hal ini disebabkan sebagian besar
responden berasal dari luar kota, bahkan ada yang dari
pedalaman, sehingga beban moral lebih besar terhadap keluarga
di kampung halaman apabila tidak mampu menyelesaikan tugas
dengan baik.49

48
Efrida Mandasari and Muhammad Ihsan, “Hubungan Antara Konsep
Diri Dan Regulasi Diri Terhadap Tingkat Prokrastinasi Mahasiswa
Pendidikan Agama Islam,” Darul Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan Dan
Keislaman 8, no. 01 (2020): 133–50,
https://doi.org/10.24952/di.v8i01.2707.
49
Abdul Saman, “Analisis Prokrastinasi Akademik Mahasiswa (Studi
Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan),” Jurnal Psikologi Pendidikan Dan
33

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-


penelitian sebelumnya adalah penelitian ini mencoba melihat
hubungan prokrastinasi akademik mahasiswa Pendidikan Biologi
UIN Raden Intan Lampung dengan Konsep diri mahasiswa saja,
dan kemudian melihat bagaimana tingkat prokrastinasi akademik
mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung
terhadap mahasiswa akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Di
awal pengerjaan skripsi, mahasiswa akan menentukan tema
penelitian yang disesuaikan dengan minat maupun hasil diskusi
bersama dosen pembimbing skripsinya. Setelah itu mahasiswa
akan membuat rancangan penelitian yang kemudian diteruskan
dalam pengambilan data dan diakhiri dengan analisis data
penelitian setelah itu mahasiswa akan melakukan bimbingan
untuk hasil akhir dari riset yang dilakukan barulah setelah itu
mahasiswa mengujikan hasil dari penelitian yang dilakukan.
Rangkaian tersebut harus dilalui oleh mahasiswa tingkat akhir,
sehingga lama atau tidaknya mahasiswa dalam menyelesaikan
skripsi sangat ditentukan dengan diri mahasiswa itu sendiri dan
juga fasilitas dari pihak kampus.

Beberapa penyebab tersebut dan kemungkinan masih banyak lagi


membuat saya ingin mengetahui lebih jauh kategori prokrastinasi
akademik yang ada pada mahasiswa Pendidikan Biologi UIN
Raden Intan Lampung yang sedang menyusun skripsi, sehingga
dapat meminimalisir keterlambatan mahasiswa mengerjakan
skripsi dan mempermudah mahasiswa sekaligus pihak Prodi
Pendidikan Biologi untuk lebih membantu mahasiswa dalam
memperbarui sistem pelayanannya terhadap mahasiswa akhir
yang sedang menyelesaikan skripsi. Berdasarkan hasil pemaparan
diatas yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian
dengan judul “Prokrastinasi Akademik Mahasiswa

Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan


Konseling 3, no. 2 (2017): 55,
https://doi.org/10.26858/jpkk.v0i0.3070.
34
Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung Ditinjau Dari
Konsep Diri Dalam Menyelesaikan Skripsi”.

D. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya Konsep diri mahasiswa dalam melakukan suatu
kegiatan yang merupakan tugas yang harus diselesaikan dalam
akademik.
2. Pada pengerjaan skripsi memiliki beragam hambatan baik dari
dalam diri sendiri maupun lingkungan.
3. Mahasiswa masih rendah dalam memanajemen waktunya
serta dengan sadar dan sengaja menghindari pekerjaannya
karena takut ―gagal‖ lebih dahulu masuk kedalam pikiran.

E. Batasan Masalah
Pada penelitian diberikan pembatasan masalah hal ini diperlukan
agar penelitian tidak keluar dari konteks yang diterapkan,
penelitian lebih berfokus dan terarah. Sehingga hasil penelitian
dapat terjawab dengan efektif serta efisien. Berdasarkan latar
belakang yang telah dijelaskan, maka penelitian ini berfokus
pada:

1. Penelitian ini berfokus pada tingkat Prokrastinasi Akademik


atau sikap menunda pada mahasiswa menurut Ferrari, dkk
(2003) dengan 4 indikator yaitu Perceived time, Intention
action, Emotional distress, Perceived ability.
2. Prokrastinasi Akademik yang ditinjau dari Konsep Diri
mahasiswa yaitu mengenai bagaimana pandangan mahasiswa
terhadap dirinya sendiri mengenai pemahaman, ketahanan,
motivasi, dan interaksi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
Menurut Agoes Dariyo (2007) terdiri dari 4 indikator yaitu
Psikologis, Psiko Sosiologis, Psiko Spiritual, dan Psiko Etika
dan Moral.
3. Fokus penelitian ini pada mahasiswa akhir angkatan 2017
yang sedang mengerjakan skripsi di Jurusan Pendidikan
Biologi UIN Raden Intan Lampung. 113 mahasiswa yang
35

sudah sidang ujian skripsi dan tersisa 111 mahasiswa yang


masih mengerjakan skripsi diambil 25% yaitu 32 mahasiswa
yang menjadi sampel.

F. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat prokrastinasi akademik dan konsep diri
pada mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Raden Intan yang
sedang mengerjakan Tugas akhir (Skripsi)?
2. Adakah hubungan antara konsep diri dengan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Raden
Intan yang sedang mengerjakan Tugas akhir (Skripsi)?

G. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat prokrastinasi akademik
dan konsep diri pada mahasiswa Pendidikan Biologi UIN
Raden Intan yang sedang mengerjakan Tugas akhir (Skripsi).
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara konsep
diri dengan prokrastinasi akademik mahasiswa Pendidikan
Biologi UIN Raden Intan yang sedang mengerjakan Tugas
akhir (Skripsi)

H. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa, Hasil dari penelitian ini diharap dapat
menjadi masukan sebagai wacana pemikiran yang berkaitan
dari konsep diri akademik dengan prokrastinasi akademik,
sehingga mahasiswa dapat memahami bagaimana cara yang
tepat untuk menyikapi setiap tugas maupun tanggung
jawabnya sebagai insan akademis sehingga dapat mengurangi
atau bahkan mencegah melakukan prokrastinasi akademik.
2. Bagi Pihak Universitas, Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan informasi mengenai konsep
diri akademik dengan prokrastinasi sehingga pimpinan
Universitas dapat mengambil kebijakan-kebijakan akademis
yang tepat sebagai upaya mencegah prokrastinasi akademik
pada mahasiswa.
36
3. Bagi peneliti selanjutnya, Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai acuan dan sumber informasi serta referensi dalam
penelitian berkaitan dengan konsep diri dan proktrastinasi
akademik pada mahasiswa.

I. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Efrida Mandasari
Dalimunthe dan Muhammad Ihsan, dengan judul ―Hubungan
Antara Konsep Diri dan Regulasi Diri terhadap Tingkat
Prokrastinasi Mahasiswa Pendidikan Agama Islam‖. Pada hasil
dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara Konsep Diri dan Regulasi diri dengan
prokrastinasi akademik, yaitu semakin tinggi nilai konsep diri dan
regulasi diri maka prokrastinasi akademiknya akan semakin
rendah. Sebaliknya semakin rendah konsep diri dan regulasi diri
maka prokrastinasi akademiknya semakin tinggi.

Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdul


Saman mengenai ―Analisis Prokrastinasi akademik Mahasiswa
(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan)‖. Pada penelitian ini
disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik pada mahasiswa
tersebut berada pada kategori yang rendah. Hal tersebut dikaji
dan ditarik kesimpulan mengenai penghindaran prokrastinasi
akademik yang salah satunya yaitu perlu adanya upaya
peningkatan dalam kualitas diri mahasiswa pada akademiknya
dengan tidak membiasakan diri untuk menunda pekerjaan, serta
melatih kemampuan menegerial waktu antara organisasi dan
aktivitas akademik dengan pertimbangan kala prioritas agar
mahasiswa memiliki skill tanpa meninggalkan tugas dan
tanggung jawabnya.

J. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan pada proposal ini dengan judul
―Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Pendidikan Biologi Ditinjau
Dari Konsep Diri dalam Menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi)
yaitu terdiri dari:
37

1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari beberapa sub bab yang diantaranya
yaitu, Penegasan Judul, Alasan Memilih Judul, Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan, dan Sistematika
Penulisan.
2. Bab II Landasan Teori
Pada bab ini berisikan landasan teori mengenai Prokrastinasi
Akademik, Konsep Diri, Mahasiswa, Tugas Akhir (Skripsi),
dan Pengajuan Hipotesis.
3. Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini terdiri dari beberapa sub bab yaitu Waktu dan
Tempat Penelitian, Jenis dan Model Penelitian, Strategi
Penelitian, Teknik Pengambilan Sampel, Teknik
Pengumpulan Data, Validitas dan Reliabilitas, Teknik Analisis
Data, dan Langkah Penelitian Campuran Model Sequential
Explanatory.
38
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu ―pro‖ yang berarti
―maju‖, kedepan, lebih menyukai dan ―crastinus‖ yang berarti
―besok‖. Jadi dari asal katanya prokrastinasi adalah lebih suka
melakukan tugasnya besok. Orang yang melakukan prokrastinasi
disebut sebagai procrastinator. Prokrastinasi adalah menunda
dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui
bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk.
Menurut Ferrari et.al, menyimpulkan bahwa pengertian
prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu
(1). Pokrastinasi adalah setiap perbuatan untuk menunda
mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan tujuan dan alasan
penundaan 2). Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku
(kebiasaan) yang mengarah kepada trait dan penundaan yang
dilakukan sudah menghadapi tugas dan biasanya disertai dengan
keyakinan yang irrasional 3). Prokrastinasi sebagai suatu trait
kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi melibatkan
struktur mental yang saling terkait. Di bidang akademik cukup
sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi di kalangan
mahasiswa. Perilaku prokrastinasi akademik termanifestasikan
dalam indikator dan dapat diamati dengan cara seperti penundaan
untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi,
keterlambatan dalam menyelesaikan tugas karena melakukan hal-
hal lain yang tidak dibutuhkan, serta kesenjangan waktu antara
rencana yang ditetapkan dan kinerja aktual.50

Disiplin dalam mengelola waktu dan juga dalam mengerjakan


tugas-tugas, dikaitkan dengan sumber daya manusia yang

50
Imam Cahyadi, My Self and My Dream, n.d.,
https://books.google.co.id/books?id=ZQzPDwAAQBAJ&pg=PA107&
dq=prokrastinasi&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwjPg9fmi93uAhWRf30K
HSoKDhMQ6AEwBHoECAQQAg#v=onepage&q=prokrastinasi&f=fals
e.
39
40
berkualitas. Mengelola waktu berarti mengarah pada pengelolaan
diri dengan berbagai cara yang bertujuan untuk mengoptimalkan
waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan
dibawah. Waktu yang tersedia sehingga mencapai hasil yang
memuaskan. Menunda pengerjaan tugas, dipandang sebagian
orang sebagai suatu prilaku negatif. Orang yang menunda tugas
dianggap memiliki kemampuan kognitif lebih rendah dibanding
kelompoknya dan tidak terlalu memperdulikan kualitas tugasnya.
Mahasiswa harus berhadapan dengan tugas-tugas yang tidak
sedikit dari dosen baik didalam kampus atau diluar. Situasi ini
dapat menjadi sulit bagi mahasiswa yang cenderung menunda-
nunda waktu dalam pengerjaan tugas dengan berpikir tetap akan
lulus meski terlambat mengerjakan tugas.51

Mahasiswa tidak lepas dari keharusan mengerjakan atau


menyelesaikan tugas-tugas akademiknya di setiap mata kuliah
dan dituntut untuk menyerahkannya tepat waktu. Mayoritas
mahasiwa mengerjakan tugas kuliahnya menunggu batas waktu
penyerahan tiba dengan berbagai alasan, adapula yang
menyerahkan tugas tersebut melebihi batas waktu yang telah
ditentukan. Dengan begitu hasil tugas mereka kurang optimal.
Mahasiswa tidak dapat mengelola waktu belajarnya, mereka
kurang memiliki pengetahuan tentang cara belajar efektif,
sehingga ini menyebabkan pada kebiasaan mereka yang suka
mengulur-ngulur atau menunda-nunda waktu di dalam belajar.
Pada penelitian mengenai modifikasi prokrastinasi akademik,
terjadi penurunan prokrastinasi akademik setelah mendapatkan
perlakuan self-regulated learning, meskipun masih terdapat
prokrastinasi akademik mahasiswa dengan kategori tinggi. Jika
dilihat dari skor sebelumnya, skor prokrastinasinya pun
mengalami penurunan. Dalam perlakuan, mahasiswa
mendapatkan kesempatan untuk belajar mengatur hal-hal di luar

51
Andhika Mustika Dharma, “Prokrastinasi Akademik Di Kalangan
Mahasiswa Program Studi Dharma Acarya,” Jurnal Pendidikan,
Sains Sosial, Dan Agama 6, no. 1 (2020): 64–78,
https://doi.org/10.53565/pssa.v6i1.160.
41

diri dan dalam dirinya yang menggunakan strategi self-regulated


learning dengan menganalis, merencanakan, mengimplementasi,
memonitoring, memodifikasi dan metakognisi sehingga
mahasiswa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan tugas
akademik ketika sedang belajar dan tidak melakukan hal lainnya.
Selanjutnya mengatur waktu, dengan adanya pengaturan waktu
dan penentuan tujuan maka mahasiswa dapat terbantu untuk
mencapai tujuan belajarnya. Pengaturan waktu yang efektif
mampu membuat mahasiswa mencapai pembelajaran dengan
skala prioritas, mahasiswa mendapatkan kesempatan belajar
untuk menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi
kejadian dan masalah-masalah yang menghambat dalam
belajarnya. Kepercayaan diri meningkat dan membuat mahasiswa
tersebut dapat menemukan pemecahan masalah yang efektif
mengenai permasalahan dalam belajarnya. Hal ini membuat
mahasiswa dapat menekan atau meminimalisir penundaan yang
terjadi dalam memulai dan menyelesaikan suatu tugas tertentu.52

Ketidakmampuan mengelola dan memanfaatkan waktu


merupakan salah satu cirri dari prokrastinasi akademik. Beberapa
ahli memaknai penunda-nundaan secara negatif dan penuh
pesimisme, dengan menganggapnya sebagai suatu gangguan yang
menetap dan tidak dapat dihilangkan, melainkan hanya
diturunkan sampai batas ―normal‖. Sisi lain, beberapa ahli
memiliki optimis melebih tinggi dengan menganggap penunda-
nundaan sebagai suatu penyimpangan yang dapat diatasi dengan
mudah melalui perubahan perilaku, pemikiran (kognitif), dan
motivasi. Penundaan yang dilakukan sebenarnya tidak perlu
terjadi. Melalui hal tersebut, mereka mencoba mengatakan bahwa
prokrastinasi adalah tingkah laku yang dilakukan untuk
menghindari sesuatu, dan bukan tingkah laku yang terjadi
dikarenakan tidak tersedianya waktu. Penundaan ini telah

52
Restu Yulia Hidayatul Umah, “Memodifikasi Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Dengan Mengoptimalkan Self-Regulated Learning,” 1 2,
no. tecnology (2021): 28.
42
menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan individu tersebut.
Kebiasaan tersebut dapat berarti ada faktor-faktor dalam diri
individu yang mendorongnya untuk melakukan prokrastinasi. Hal
ini menunjukkan adanya konsistensi dari individu untuk
melakukan prokrastinasi atas alasan tertentu. Sebagai suatu kajian
ilmiah dalam bentuk penelitian prokrastinasi akademik bagi
mahasiswa, maka kesimpulan yang ditarik mempunyai implikasi
dan saran dalam menghindarkan perilaku prokrastinasi akademik
dan menghindarkan diri dari dampak buruk perilaku tersebut.
Untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan di
antaranya sebagai berikut yaitu, Bagi lembaga diperlukan
lingkungan kampus yang mendukung mahasiswa dan dosen agar
suasana belajar lebih kondusif dan nyaman dengan fasilitas
sarana dan prasarana pendukung sehingga proses belajar
mengajar efisien. Bagi dosen agar memberikan tenggang waktu
dalam penyelesaian tugas, karena berdasarkan hasil penelitian
bahwa prokrastinasi akademik terjadi paling tinggi disebabkan
dalam aspek kelambanan, sehingga dengan pemberian jadwal
yang ketat dapat membuat mahasiswa lebih fokus dan terarah.
Bagi mahasiswa agar meningkat kualitas akademiknya dengan
tidak membiaskan diri menunda pekerjaan, serta melatih
kemampuan menegerial waktu antara organisasi dan aktifitas
akademik dengan pertimbangan skala priortas agar mahasiswa
memiliki skill tanpa meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai mahasiswa. 53

Prokrastinasi menurut Hornby dan Ruse, 1990 dalam bahasa


inggris disebut Procrastination berarti ―to avoid starting an
activity without any reason‖ yang artinya, prokrastinasi adalah
mengindari aktivitas tanpa alasan. Dalam American Collage
Dictionary tahun 1947, prokrastinasi diartikan sebagai
―menangguhkan tindakan untuk melaksanakan tugas, dan akan
dilaksanakan di lain waktu‖. Sedangkan dalam Webster‘s New

53
Saman, “Analisis Prokrastinasi Akademik Mahasiswa (Studi Pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas
Ilmu Pendidikan).” Vol.3, no. 2(2017)Hal. 57-61
43

Dictionary and Thesaurus pada tahun 1990, prokrastinasi berarti


tidak melakukan suatu tindakan terhadap tugas yang ada, dan
menunda suatu penyelesaian tugas. Solomon dan Rothblum 2005,
mengatakan ―Procrastination, the act of needlessly delaying tasks
to the point of experience subjective discomfort, is an all-too-
familiar problem‖. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa suatu
penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan
berulang-ulang secara sengaja, menimbulkan perasaan tidak
nyaman, serta secara sengaja, menimbulkan perasaan tidak
nyaman, serta secara subyektif dirasakan oleh seorang
procrastinator.54

Dalam kamus (Oxford English Reference Dictionary),


prokrastinasi bermakna ―menundaaksi, khususnya ketika tidak
memiliki alasan yang jelas.‖ Steel sendiri menyimpulkan bahwa
prokrastinasi adalah tindakan menunda secara sukarela terhadap
kegiatan yang seharusnya dikerjakan tanpa memikirkan
konsekuensi yang lebih buruk ketika melakukan penundaan
tersebut. Prokrastinasi adalah menghindari aktivitas tanpa alasan.
Prokrastinasi juga merupakan kecenderungan seseorang untuk
menunda suatu aksi atau putusan dan dilaporkan merupakan hal
yang umum terjadi pada populasi orang dewasa normal yang
tidak menjalani perawatan klinis. Menurut arti itu, prokrastinasi
tak hanya sebatas pengerjaan atau penyelesaian tugas. Perilaku
menunda juga termasuk dalam pengambilan putusan. Perilaku ini
umum terjadi pada orang dewasa normal dalam arti orang
tersebut tidak mengalami gangguan klinis (mental).55
Prokrastinasi diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu
prokrasrtinasi akademik dan prokrastinasi non akademik.
Prokrastinasi akademik adalah penundaan yang berkaitan dengan

54
Basri, “Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Ditinjau Dari Religiusitas.”
HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, Vol. 14, No. 2,
(2017) Hal: 57
55
Nurjan, “Analisis Teoritik Prokrastinasi Akademik Mahasiswa.”
MUADDIB: Studi Kependidikan dan Keislaman, VOL. 10, No. 1, (2020)
Hal: 64-65
44
tugas akademik seperti: Pekerjaan Rumah (PR), tugas sekolah
dan tugas kelompok. Sedangkan prokrastinasi non akademik
merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada kegiatan sehari-
hari seperti, tugas rumah serta tugas kantor. Prokrastinasi
akademik diartikan merupakan suatu kebiasaan dalam menunda
untuk mengerjakan tugas sampai waktu deadline. 56

Prokrastinasi akademik adalah kebiasaan menunda memulai


mengerjakan dan menunda menyelesaikan pekerjaan rumah (PR),
membuat laporan, dan belajar untuk persiapan ulangan/ujian.
Prokrastinasi terjadi ketika seseorang mengabaikan
tanggungjawab yang diperlukan, perilaku prokrastinasi sering
kali terjadi meskipun telah diberikan perhatian atau diberikan
konsekuensi negatif. Salah satu jenis prokrastinasi adalah
prokrastinasi akademik, yang merupakan kecendrungan untuk
menunda atau menghindari belajar atau mengerjakan tugas
sekolah. Ellis dan Knaus (dalam Moore, Rendy) mengemukakan
kehidupan para peerta didik ditandai dengan tenggat waktu yang
banyak, dan peserta didik sering melakukan prokrastinasi
akademik berupa menunggu sampai menit terakhir untuk
mengerjakan tugas-tugas sekolah atau belajar untuk ujian.
Prokrastinasi digambarkan sebagai kegiatan menunda kegiatan
akademik yang sesungguhnya tidak perlu dilakukan dan
menimbulkan ketidaknyamanan emosional. Banyak penundaan
berupa perilaku tidak menyelesaikan tugas yang diberikan atau
menunda belajar mempersiapkan ujian. Wiegartz dan Gyoerkoe
membedakan prokrastinasi menjadi prokrastinasi perilaku
(behavioral procrastination) dan prokrastinasi pengambilan
keputusan (decisional procrastination). Prokrastinasi perilaku
adalah prokrastinasi dalam mengerjakan atau menyelesaikan
tugas, seperti menunda membaca buku, menunda mengembalikan
buku keperpustakaan. Sedangkan prokrastinasi pengambilan
keputusan adalah prokrastinasi berbentuk keengganan mengambil
keputusan dan menunda membuat pilihan. Hal ini terjadi karena

56
Muhammad Ilyas and Suryadi, “Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa
Di SMA Islam Terpadu,” Jurnal An- Nida’ 41, no. 1 (2017): 71–82.
45

individu terlalu banyak memilih topic makalah, atau bingung dan


menunda memilih waktu berdiskusi adalah contoh-contoh
prokrastinasi pengambilan keputusan. Prokrastinasi akademik
kecenderungan irasional untuk menunda mulai atau penyelesaian
tugas akademik.57

Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai suatu penundaan


yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan
melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan
tugas-tugas akademik. Ciri-ciri prokrastinasi akademik yaitu
penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas
akademik yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan
tugas-tugas akademik, kesenjangan waktu antara rencana dan
kinerja aktual akademik, melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan dari pada tugas yang harus dikerjakan.58
Mahasiswa yang prokrastinasi cenderung menghabiskan banyak
waktu untuk menyiapakan, mengerjakan tugas dan melakukan hal
lainnya. Terkadang mahasiswa mempersiapkan secara berlebihan
padahal hal tersebut tidak diperlukan. Hal inilah yang
menyebabkan tugas tidak cepat diselesaikan melainkan hanya
menghabiskan waktu yang tidak penting dalam mengejakan
tugas. Oleh karena itu cirri seseorang yang memiliki prokrastinasi
tersebut sering disebut ―kelambanan‖, jadi seseorang akan sulit
untuk mengatur waktu dan cenderung melakukan sesuatu sampai
batas waktu dan tidak terselesaikan.59

Prokrastinasi adalah kegagalan untuk melakukan apa yang


seharusnya dilakukan untuk mencapai tujuan. Prokrastinasi
merupakan tindakan sia-sia menunda tugas sampai menimbulkan
57
Nur Hidayah dan Adi Atmoko, Landasan Sosial Budaya Dan Psikologis
Pendidikan (Malang: Penerbit Gunung Samudera, 2014). Hal: 40-41
58
Abdul Muhid, Analisis Statistik 5 Lantidakah Praktis Analisis Statistik
Dengan SSPS for Windows (Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2019). Hal:
401
59
Nurjan, “Analisis Teoritik Prokrastinasi Akademik Mahasiswa.”
MUADDIB: Studi Kependidikan dan Keislaman, VOL. 10, No. 1, (2020)
Hal: 68
46
ketidaknyamanan. Orang yang menunda menyelesaikan tugas
seharusnya diselesaikan, maka ia lebih suka menghabiskan waktu
untuk ngobrol bersama teman atau menonton televisi.
Prokrastinasi adalah perilaku dalam mengerjakan atau
menyelesaikan tugas, seperti menunda membaca buku, menunda
mengembalikan buku keperpustakaan, sedangkan prokrastinasi
pengambilan keputusan adalah prokrastinasi berbentuk
keengganan mengambil keputusan dan menunda membuat
pilihan. Hal ini terjadi karena individu terlalu banyak
pertimbangan (overlooked). Bingung dan menunda memilih topic
makalah, atau bingung dan menunda memilih waktu berdiskusi
adalah contoh-contoh prokrastinasi pengambilan keputusan.
Yong (2010:63) menyatakan prokrastinasi akademik adalah
kecendrungan irasional untuk menunda memulai atau
menyelesaikan tugas akademik. Tugas-tugas akademik yang
biasanya ditunda oleh peserta didik antara lain: menyusun
laporan, menyerahkan tugas-tugas yang berkaitan dengan
persoalan akademik, tugas-tugas administrasi yang berkaitan
dengan kehidupan akademis seperti mengembalikan buku
keperpustakaan, mendaftar ujian, membayar uang sekolah, dan
lain sejenisnya, melewatkan jam pelajaran, menyerahkan laporan
atau pekerjaan rumah.60

Perilaku prokrastinasi akademik adalah kebiasaan menunda mulai


mengerjakan dan menunda mulai mengerjakan dan menunda
menyelesaikan pekerjaan rumah (PR), membuat laporan, dan
belajar untuk persiapan ulangan/ujian. Perilaku prokrastinasi
akademik diukur dengan menghitung hari keterlambatan mulai
mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Keterlambatan diartikan sebagai kesenjangan antara harapan dan
kenyataan dalam mulai mengerjakan dan menyelesaikan tugas-
tugas akademik. Perilaku prokrastinasi akademik di kalangan
para peserta didik dapat dijelaskan berdasarkan 4 proses belajar

60
Nur Hidayah dan Adi Atmoko, Landasan Sosial Budaya Dan Psikologis
Pendidikan. Terapannya di Kelas, (Malang: Penerbit Gunung Samudera,
2014), hal. 81
47

menurut teori behavioristik. Perilaku prokrastinasi dapat


merupakan respon alamiah terhadap suatu situasi, responasosiatif,
responoperan, maupun respon peniruan (modeling). Sebagai
respon alamiah perilaku prokrastinasi akademik terjadi sebagai
respon terhadap suasana kehidupan modern yang penuh dengan
godaan. Suasana bising, gangguan televisi, gangguan telepon
genggam, gangguan teman sebaya, gangguan video game, dan
sejenisnya merupakan stimulus-stimulus alamiah yang
memungkinkan peserta didik merespon dengan menunda
mengerjakan tugas-tugas akademik. Sebagaimana diungkapkan
oleh Steel (2011), bahwa kehidupan modern menyediakan
berbagai godaan bagi para peserta didik yang memungkinkan
mereka, terutama yang kendali dirinya rendah, teralihkan
perhatiannya dari kewajiban mengerjakan tugas-tugas sekolah
kepada kegiatan lain yang tidak penting namun menyenangkan.
Tayangan televisi, atau video game, atau melakukan komunikasi
tidak penting dengan teman-temannya lewat facebook, dan lain
sebagainya.61

Di sisi lain, sebagai respon meniru, prokrastinasi akademik sering


terjadi karena peserta didik meniru perilaku teman sebayanya,
orangtua, atau orang lain yang sering melakukan hal yang sama.
Misalnya ketika seorang peserta didik mendapatkan informasi
bahwa temannya belum mengerjakan tugas, maka ia akan ikut
menunda mengerjakan tugas-tugas akademik. Akhirnya dapat
disintesakan bahwa perilaku prokrastinasi akademik terjadi
karena beberapa hal, yaitu: (1) gangguan lingkungan atau
anteseden, (2) kegagalan fasilitas dan kegagalan inhibisi, (3)
asosiasi tugas-tugas akademik dengan hal-hal yang tidak
menyenangkan yang pernah dialami di masa lampau, (4)
kurangnya konsekuensi sebagai outcome perilaku itu, (5) hasil
peniruan terhadap perilaku yang diamati dari orang lain. Dapat
ditarik sebuah sintesa yang lebih sederhana bahwa komponen

61
Nur Hidayah dan Adi Atmoko. Landasan Sosial Budaya dan Psikologi
Pendidikan Terapannya di Kelas, (Malang: Penerbit Gunung Samudera,
2014), hal. 82
48
yang berperan bagi terjadinya perilaku prokrastinasi akademik
adalah komponen lingkungan atau anteseden, komponen
perilaku, dan komponen konekuensi. Kegagalan fasilitasi dan
kegagalan inhibisi, asosiasi, serta peniruan, keempatnya dapat
dimasukkan kedalam satu komponen yaitu komponen perilaku.62

Penelitian (Surijah & Tjundjing, 2007) menujukan alasan


Mahasiswa melakukan prokrastinasi adalah karena: rasa malas,
rasa kewalahan, tak mampu mengatur waktu dengan baik, dan
sulit membuat keputusan. Penelitian lainnya juga membuktikan
dalam penelitianya, ada tiga factor yang mempengaruhi
seseorang melakukan prokrastinasi, yaitu: fisik, psikis dan
lingkungan. Lebih jauh, memaparkan factor yang mempengaruhi
perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir
ada dua, yaitu factor prokrastinasi primer dan factor prokrasninasi
sekunder. Faktor prokrastinasi akdemik primer antara lain:
Kecemasan, buruknya pengelolaan waktu, rendahnya pendekatan
tugas, Stres dan Kelelahan. Sedangkan faktor prokrastinasi
akademik sekunder, yaitu: toleransi yang rendah terhadap
tekanan dan usaha, rendah diri, lingkungan yang buruk dan
kurang asertif. Dari beberapa hasil penelitian tersebut, dapat
ditarik sebuah pendapat jika prokrastinasi terjadi akibat faktor
internal dan eksternal. Faktor internal seperti kecemasan,
kelelahan, malas, buruknya manejemen waktu, rendah diri, dan
factor eksternal seperti pengaruh lingkungan. Pada sebuah
penelitian mengenai upaya menurunkan prokrastinasi akademik
pada mahasiswa skripsi menunjukkan bahwa, Temuan awal
peneliti mendapati tingginnya angka prokrastinasi akademik pada
Mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi di
Program Studi BK Universitas PGRI Madiun. Prokrastinasi
akademik terjadi disebabkan oleh factor internal dari invidu
seperti rasa malas dan factor eksternal seperti pengaruh teman
sebaya atau lingkungan. Selain itu peneliti mendapati jika ada

62
Nur Hidayah dan Adi Atmoko. Landasan Sosial Budaya dan Psikologi
Pendidikan Terapannya di Kelas, (Malang: Penerbit Gunung Samudera,
2014). Hal. 82
49

pengaruh kualitas religiusitas individu yang menyebabkan


mereka melakukan prokrastinasi akademik. Hasil Penelitian
membuktikan jika treatment bernafas religi (bimbingan kelompok
Islami) berhasil mereduksi prokrastinasi akademik Mahasiswa.63

Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik, setiap teori


memiliki sudut pandang yang berbeda-beda mengenai
perkembangan prokrastinasi akademik. Ghufron&Risnawita
(2010) mengemukakan tiga teori yang menjelaskan prokrastinasi
akademik sebagai berikut:
1. Psikodinamik, teori ini lebih menekankan bahwa pengalaman
masa kanak-kanak individu akan mempengaruhi proses
perkembangan koognitif ketika dewasa, terutama trauma.
Individu yang pernah mengalami trauma akan tugas tertentu,
misalnya gagal dalam menyelesaikan tugas perkuliahannya,
akan cenderung melakukan prokrastinasi ketika dihadapkan
pada tugas yang sejenis. Perilaku penundaan atau
prokrastinasi merupakan akibat dari penghindaran tugas dan
sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri.
2. Behavioristik, teori ini beranggapan prokrastinasi yang
dilakukan individu merupakan hasil pembelajaran. Individu
yang melakukan prokrastinasi akademik karena dia
mendapatkan punishment atas perilakunya. Individu yang
pernah merasakan sukses karena melakukan penundaan dalam
membuat tugas, akan cenderung melakukan perbuatan yang
sama yaitu menunda. Selain itu, prokrastinasi akademik
muncul karena adanya reward yang lebih menyenangkan dari
objek prokrastinasi. Individu yang merasakan bermain video
game lebih menyenangkan dari pada menyelesaikan tugas
akademik, mengkibatkan tertundanya penyelesaian tugas
akademik karena waktunya habis bermain video game.

63
Asroful Kadafi, Rizki Ramatus Mardiyah, and Ninik Komsiya Desy
Rahmawati, “Upaya Menurunkan Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Melalui Bimbingan Kelompok Islami,” JURNAL EDUKASI:
Jurnal Bimbingan Konseling 4, no. 2 (2019): 181–93,
http://103.107.187.25/index.php/cobaBK/article/view/3882.
50
3. Kognitif dan behavioral-kognitif, teori ini menjelaskan
prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan
irasional yang dimiliki individu. Keyakinan irasional muncul
disebabkan oleh kesalahan individu dalam mempersepsikan
tugas sekolah. Individu memandang tugas sekolah sebagai
suatu yang tidak menyenangkan. Dengan pemikiran irasional
tersebut, individu lebih memilih menunda untuk
menyelesaikan tugas sekolahnya atau menyelesaikan tugas
terburu-buru yang mengkibatkan tugasnya tidak optimal.64

Faktor penyebab prokrastinasi akademik dikelompokkan menjadi


dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari diri sendiri dan yang
mempengaruhi yaitu siswa memiliki sikap malas, lebih memilih
mendengarkan lagu, tidak mengatur waktu dengan baik, memiliki
rasa cemas berlebihan sehingga lebih cenderung menghindar,
tidak takut dihukum sehingga memilih untuk menunda, materi
yang disampaikan sulit dipahami oleh siswa, dan siswa lebih suka
dengan pelajaran yang lainnya. Rasa malas pada siswa sering
datang dipicu dengan adanya hal yang lebih menarik perhatian
siswa tersebut dan rasa malas tersebut timbul karena kurangnya
motivasi sehingga sulit untuk untuk memulai dalam mengerjakan
sesuatu. Menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang juga
ditentukan oleh waktu belajar yang baik dan tepat. Banyak
penyebab mengapa siswa memiliki masalah akademis, salah
satunya adalah siswa tidak tepat dalam menentukan waktu belajar
dirinya. Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika juga
mempengaruhi prokrastinasi akademik siswa. Saat guru mengajar
dan siswa tidak mengerti dengan apa yang disampaikan, sehingga
siswa tersebut tidak memahami pelajaran matematika dan tidak
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.65

64
Firman Antoni, Frischa Meivilona Yendi, and Taufik Taufik,
“Peningkatan Locus of Control Dalam Mereduksi Prokrastinasi
Akademik Mahasiswa,” SCHOULID: Indonesian Journal of School
Counseling 4, no. 2 (2019): 29, https://doi.org/10.23916/08399011.
65
Dian Evelina Sahaya Ami and Tri Nova Hasti Yuniantaq, “Profil
Karakter Prokrastinasi Akademik Pada Siswa SMP Dalam
51

Faktor eksternal berarti faktor yang dipengaruhi dari luar individu


itu sendiri dan yang mempengaruhi adalah tertarik dengan hal-hal
di luar tugas seperti bermain smartphone, bermain dengan teman-
teman, mengandalkan mencontoh hasil pekerjaan teman dalam
mengerjakan tugas. Siswa lebih memilih melakukan hal-hal yang
menyenangkan dibanding mengerjakan tugas yang diberikan guru
padanya. Beberapa contoh dari hal menyenangkan yang
dikerjakan oleh partisipan adalah bermain smartphone dan
bermain bersama teman sebayanya, teman sebaya dapat
mempengaruhi prokrastinasi siswa, ditunjukan dengan siswa
yang terbiasa dengan menunggu temannya dalam mengerjakan
tugas.66

Penundaan atau prokrastinasi ini merupakan kurangnya atau tidak


adanya kinerja pengaturan pada diri individu, prokrastinasi
kecendrungan terjadi karena menghindari akivitas yang dirasa
sulit sehingga tidak mudah untuk dikendalikan. Berdasarkan hal
tersebut, dapat disimpulkan penyebab umum terjadinya
prokrastinasi akademik adalah kurangnya pengaturan diri atau
regulasi diri siswa dalam belajar serta menghindari tugas-tugas
sekolah yang siswa rasa sulit baginya. Untuk lebih
mempermudah pemahaman maka penyebab prokrastinasi
akademik ini akan dirinci yaitu, merasa tugasnya terlalu sulit,
rendahnya regulasi diri dalam belajar, time management yang
kurang baik, kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang
terkait dengan tugas yang akan diselesaikan, takut pengerjaannya

Pembelajaran Matematika,” Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan


Matematika 4, no. 1 (2020): 414–23,
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i1.241. Hal: 420
66
Sahaya Ami and Yuniantaq. “Profil Karakter Prokrastinasi Akademik
Pada Siswa SMP Dalam Pembelajaran Matematika,” Jurnal
Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika 4, no. 1 (2020): 414–23,
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i1.241. Hal:421
52
kurang tepat/ salah, terlalu perfeksionis, dan adanya emosi
negatif yang dimiliki individu.67

Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik menurut Ferrari, dkk dan


Stell mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan,
prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator
tertentu yang dapat diukur dan diamati, ciri-ciri tersebut berupa:

a Perceived time, yang dimaksud dengan aspek ini adalah


seseorang dengan kecenderungan prokrastinasi adalah orang-
orang yang gagal menepati deadline. Mereka berorientasi pada
masa sekarang dan tidak mempertimbangkan masa
mendatang. Hal ini mengkibatkan individu tersebut menjadi
seseorang yang tidak tepat waktu karena gagal mempredikasi
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas.
b Intention action, perbedaan antara keinginan dan perilaku
senyatanya ini terwujud dalam kegagalan mahasiswa
mengerjakan tugas akademik walaupun sesungguhnya
mahasiswa tersebut sangat menginginkan untuk
mengerjakannya. Namun ketika tenggat waktu semakin dekat,
besar celah antara keinginan dan perilaku semakin kecil.
Seorang prokrastinator yang semula menunda pengerjaan
tugas sebliknya dapat mengerjakan hal-hal lebih dari yang
ditargetkan.
c Emotional distress, terlihat dari perasaan cemas saat
melakukan prokrastinasi. Perilaku menunda-nunda haruslah
membawa perasaan tidak nyaman. Konsekuensi negatif yang
ditimbulkan memicu kecemasan dalam diri pelaku
prokrastinasi.
d Perceived ability, walaupun prokrastinasi tidak berhubungan
dengan kemampuan seseorang, keragu-raguan terhadap
kemampuan akan menyebabkan seseorang melakukan
prokrastinasi. Hal ini ditambah dengan rasa takut akan gagal
menyebabkan seseorang menyalahkan dirinya sebagai yang

67
Nara Yuniar Setyaputri, Bimbingan Dan Konseling Belajar (Bandung:
Penerbit Media Sains Indonesia, 2021).
53

tidak mampu. Untuk menghindari munculnya dua perasaan


tersebut maka seseorang dapat menghindari tugas-tugas kuliah
karena takut akan pengalaman kegagalan.68

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap siswa,


dapat dijabarkan penyebab munculnya perilaku prokrastinasi
akademik pada siswa yang terbagi menjadi dua yaitu penyebab
dari dalam diri dan dari luar diri. Penyebab dari dalam diri yaitu
tidak konsentrasi saat mengikuti proses belajar mengajar, tidak
konsentrasi karena diganggu teman sebangkunya saat belajar
seperti mengajak ngobrol dan bercerita. Kemudian susah
membagi waktu, yaitu tidak mampu memanajemen waktu dengan
baik antara belajar dan bermain. Kemudian karena rasa malas
seseorang, bisa malas bekerja karena motivasinya terhadap
pekerjaan sangat rendah, ia bersikap negatif terhadap pekerjaan
itu karena persepsinya memang kurang baik, hal ini diakibatkan
oleh sistem nilai di dalam dirinya membuat ia bermalas-malasan
untuk bekerja. Rasa malas mengkibatkan sering menunda-nunda
tugas dan selalu mengatakan nanti-nantilah besok-besoklah
sehingga tugas yang diberikan guru tidak dikerjakan dengan.
Kemudian Kelelahan, Karena banyak bermain dengan teman-
temannya yang membuat kelelahan fisik yang menunculkan rasa
malas secara psikis, sehingga tugas yang harusnya dikerjakan,
ditunda. Lalu karena Lupa, lupa sendiri merupakan fenomena
yang dapat terjadi kepada siapapun, tak peduli apakah orang itu
anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor, petani, dan
sebagainya. Dan juga karena kurang Paham Materi, karena
kurang memahami materi dapat memicu untuk melakukan
prokrastinasi. Kemudian penyebab dari Luar Diri, ada penyebab
lain di luar diri yang menjadi penyebab melakukan prokrastinasi
akademik, yaitu Perceraian Orang Tua, korban perceraian kedua
orang tua mengatakan bahwa ia merasa tidak mendapatkan kasih

68
Nur Khoirun Nisa and Et.al, “Manajemen Waktu Dengan Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa Keperawatan,” Journal of Psychological
Perspective 1, no. 1 (2019): 29–34.
54
sayang dari kedua orang tuanya. Perasaan sedih yang dialami
yang sering muncul akhirnya memicu siswa tidak jadi belajar dan
menunda mengerjakan tugas. Dan terakhir ada Labelling ―Suka
Tunda Tugas‖ Karena sering melakukan prokrastinasi dan tidak
ada efek jera, maka Labeling pun melekat pada diri siswa
sehingga mengkibatkan perilaku siswa tersebut cenderung
mengarah kepada label yang ditujukan kepadanya.69

Pada penelitian Suhadianto dan Nindia mengenai Eksplorasi


Faktor, Penyebab, Dampak, dan Strategi untuk Penanganan
Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa, Dampak dari
prokrastinasi pada bidang akademik ada beberapa sesuai dengan
penelitian yaitu ranah afektif, gelisah, cemas, takut, menyesal,
stress, emosi tidak terkontrol, panik, menangis, dan bersedih.
Kemudian ranah kognitif seperti selalu teringat tugas yang belum
selesai dan menilai dirinya telah gagal. Selanjutnya ada perilaku
seperti malas mengerjakan tugas yang lain, terlambat masuk,
terlambat mengumpulkan tugas dan terburu-buru. Keempat ada
fisik seperti kelelahan, kepala pusing, jantung berdebar-debar dan
sakit dalam akademik seperti pekerjaan tertunda, nilai menurun,
tugas menumpuk. Kemudian dampak lainnya yaitu moral seperti
mencontek dan interpersonal seperti mendapat penilaian yang
buruk dari orang lain, tidak enak dengan dosen dan dimarahi.
Dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi dalam akademik tentu
menimbulkan dampak negatif seperti penurunan nilai dan
kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas akademik, ataupun di
bidang kesehatan fisik dan psikis seperti merasa stres dan lebih
sering menjalani perawatan kesehatan, khususnya menjelang
akhir semester. Prokrastinasi menyebabkan penyesalan dan
permasalahan dalam relasi sosial, seperti menghindari hubungan
dan pemutusan hubungan. Penelitian yang belum lama ini
dilakukan oleh Patrzek, Sattler, van Veen, Grunschel, & Fries
untuk mengetahui dampak dari prokrastinasi akademik dengan

69
Tamama Rofiqah and Leni Marlinda, “Penyebab Munculnya Perilaku
Prokrastinasi Akademik Siswa (Behavior of Student Academic
Procrastination),” Jurnal Kopasta 5, no. 2 (2018): 65–71.
55

melibatkan 2207 mahasiswa dari empat Universitas di Jerman,


diperolehin formasi bahwa prokrastinasi akademik dapat
menyebabkan terjadinya perilaku melanggar hukum seperti
penipuan, plagiarisme, mencontek pada saat ujian, menggunakan
cara-cara yang dilarang dalam ujian, dan mengerjakan pekerjaan
rumah dengan cara menyalin pekerjaan orang lain.70

Mahasiswa dengan motivasi untuk berhasil atau berprestasi yang


rendah juga cenderung akan melakukan tindakan prokrastinasi
terhadap kewajiban atau tugas-tugas perkuliahan. Motivasi
berprestasi merupakan suatu dorongan dalam diri seseorang
untuk mencapai tujuan agar sukses dan berhasil dalam suatu
kompetisi yang diukur dengan beberapa ukuran keberhasilan,
misalnya dengan membandingkan prestasi sebelumnya dengan
prestasi saat ini atau membandingkan prestasi sendiri dengan
orang lain. Mahasiswa dengan motivasi berprestasi yang rendah
cenderung lebih suka melakukan kegiatan yang tidak
adakaitannya dengan keberhasilan studi mereka dan menyia-
nyiakan waktunya untuk melakukan kegiatan yang dianggapnya
lebih menyenangkan daripada memulai untuk belajar atau pun
menyelesaikan tugas-tugasnya.71

Pada sebuah penelitian, salah satu faktor yang mempengaruhi


regulasi diri dalam belajar adalah motivasi belajar. Motivasi
belajar mempunyai fungsi sebagai energy penggerak ketingkah
laku, menentukan arah pembuatan dan menentukan intensitas
suatu perbuatan. Motivasi digambarkan sebagai mana
mempertahankan aktifitas yang terarah pada tujuan yang dibuat.

70
Nindia Pratitis Suhadianto, “EKSPLORASI FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK
DAN STRATEGI UNTUK PENANGANAN PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA,” Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas
Negeri Padang) 10, no. 2 (2020): 193,
https://doi.org/10.24036/rapun.v10i2.106266.
71
Antoni, Yendi, and Taufik, “Peningkatan Locus of Control Dalam
Mereduksi Prokrastinasi Akademik Mahasiswa.” SCHOULID:
Indonesian Journal of School Counseling. Vol.4, no.2. (2019). Hal. 45
56
Motivasi juga dapat diartikan sebagai proses kebutuhan dan
keinginan individu untuk digerakkan. Mahasiswa yang memiliki
motivasi yang baik dalam mengerjakan skripsi memiliki ciri-ciri
diantaranya: tidak mudah putus asa, rajin membaca buku atau
referensi lainnya, rajin melakukan bimbingan, ulet dan tekun
dalam mengerjakan skripsi. Seseorang yang memiliki motivasi
belajar yang baik akan mampu menimbulkan regulasi diri dalam
belajar dalam dirinya pada pencapaian tujuan yang akan dituju,
sebaliknya regulasi diri yang kurang, cenderung akan membuat
mahasiswa kurang konsisten dalam mencapai tujuan dan harapan
atau keinginan yang ingin dituju sehingga mahasiswa kurang
dapat untuk termotivasi.72

Kemudian penelitian lainnya Deskripsi data penelitian ini juga


menunjukkan bahwa kategorisasi skor subjek pada control diri
berada pada kategori tinggi, yang berarti siswa pengguna media
sosial memiliki kecendrungan untuk mampu menahan dan
mengendalikan perilakunya. Akan tetapi pada situasi tertentu
mereka juga bisa lepas kendali untuk mengontrol perilakunya.
Kontrol diri tersebut merupakan kemampuan pada individu dalam
menghentikan atau menahan diri terhadap perilaku yang tidak
diharapkan (Tangney dkk, 2004). Bagi pengguna media sosial,
adanya control diri yang baik sangat penting dilakukan karena
mampu memberikan kesadaran terhadap tindakan yang dilakukan
baik itu emosi maupun perilakunya (Muna&Astuti, 2014).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap hubungan
antara control diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa
pengguna media sosial, menunjukkan hubungan negatif yang
signifikan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa semakin
rendahnya control diri pada siswa maka akan semakin tinggi
perilaku prokrastinasi akademik pada siswa pengguna media
sosial, dan sebaliknya semakin tinggi control diri pada siswa
maka akan semakin rendah perilaku prokrastinasi akademik pada

72
Siti Nabila Hadi, “Hubungan Motivasi Belajar Dengan Regulasi Diri
Dalam Belajar Pada Mahasiswa Skripsi,” Jurnal Pendidikan
Tambusai 4, no. 3 (2020): 3169–76.
57

siswa pengguna media sosial. Berdasarkan hasil analisis pada


penelitian yang telah peneliti lakukan, maka hipotesis alternatif
(Ha) pada penelitian ini terdapat hubungan antara control diri
dengan prokrastinasi akademik pada siswa pengguna media sosial
dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian yang telah peneliti
lakukan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Husna&Suprihatin (2019), yang menyatakan bahwa adanya
hubungan yang negatif dan sangat signifikan antara control diri
dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA, yang artinya
semakin tinggi tingkat control diri yang dimiliki siswa, maka
akan semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik. Sebaliknya
jika semakin rendah tingkat control diri yang dimiliki siswa maka
prokrastinasi akademik akan semakin tinggi. Sama halnya pada
siswa pengguna media sosial, individu yang memiliki tingkat
kontrol diri yang tinggi akan mampu mengendalikan dirinya
untuk memaksimalkan waktu yang dimiliki. Sehingga seorang
siswa tidak melakukan penundaan terhadap tugas-tugas akademik
yang harus dikerjakannya. Ketika siswa yang dihadapkan dengan
media sosial sebagai stimulus, ia akan mampu mengendalikan
keinginannya untuk tidak berlama-lama terpaku pada media
sosial. Media sosial sebagai sarana untuk mengeksplor diri
maupun pengalihan disaat seorang siswa merasakan kejenuhan
terhadap tugas akademik. Penggunaan media sosial tidak
memiliki batasan ruang dan waktu sehingga mereka mampu
untuk berkomunikasi kapanpun dan dimana pun mereka berada.
Sehingga tidak dapat dihindari bahwa media sosial memiliki
pengaruh yang besar terhadap kehidupan seseorang. Maka
sebagai seorang siswa yang memiliki tanggungjawab untuk
mengerjakan tugas akademik harus memiliki kontrol diri yang
tinggi sehingga menekan terjadinya perilaku prokrastinasi
akademik.73

73
Ruhil Safiinatunnajah and Zulian Fikry, “Hubungan Antara Kontrol Diri
Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Pengguna Media
Sosial,” Jurnal Pendidikan Tambusai 5, no. 2013 (2021): 228–33.
58
B. Konsep Diri
Pakar psikologi mendefinisikan konsep diri sebagai keseluruhan
pemahaman, pandangan, penilaian, dan persepsi terhadap dirinya
sendiri. Dengan kata lain, bagaimana seseorang melihat,
memandang, menilai, menyikapi, dan memposisikan dirinya
sendiri itulah konsep diri. Orang-orang sukses pada umumnya
memiliki konsep diri tinggi. Mereka yang gagal pun memiliki
konsep diri, tetapi umumnya konsep diri rendah. Kesuksesan,
kematangan, dan kedewasaan didasari oleh konsep diri yang tepat
dan positif. Kegagalan, kemalasan, kerendahdirian,
kesombongan, dan penyimpangan perilaku disebabkan oleh
konsep diri yang salah, yaitu konsep diri negatif.74

Pengertian umum dari konsep diri dalam psikologi adalah konsep


pusat (central construct) untuk dapat memahami manusia dan
tingkah lakunya serta merupakan suatu hal yang dipelajari
manusia melalui interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain,
dan lingkungan nyata di sekitarnya. Fitts (1971:3) meninjau
konsep diri sexara fenomenologis. Konsep Fitts tentang konsep
diri yang digunakan sebagai patokan pengertian konsep diri
dalam penelitian ini, mengatakan bahwa konsep diri merupakan
kerangka acuan (frame of reference) dalam ia berinteraksi dengan
lingkungannya. Definisi yang diberikan Fitts mengenai konsep
diri adalah diri yang dilihat, dihayati, dan dialami seorang
individu. Fitts juga mengemukakan bahwa konsep diri
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tingkah laku seseorang.
Oleh karena itu, dengan mengetahui konsep diri seseorang maka
akan lebih memudahkan untuk meramalkan dan memahami
tingkah lakunya. Fitts menjelaskan bahwa jika individu
mempersepsikan dirinya berreaksi terhadap dirinya, memberikan
arti dan penilaian serta membentuk abstraksi pada dirinya, maka
hal ini menunjukkan suatu kesadaran diri (self awareness) dan
kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat

74
Yuri Megaton dan Tarmizi, Bahan-Bahan Dasar Untuk Pelayanan
Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid II (Jakarta:
Penerbit Grasindo, 2011, 2011).
59

dirinya sebagaimana ia lakukan terhadap obyek-obyek lain yang


ada di dalam kehidupannya. Jadi, diri yang dilihat, dihayati, dan
dialami seseorang itu disebut konsep diri.75

Mead (1972), mengemukakan bahwa konsep diri merupakan


produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan
organisasi pengalaman pengalaman psikologis ini merupakan
hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan
refleksi dari dirinya yang diterima dari orang-orang penting
(significant others) disekitarnya. Mead juga mengemukakan
bahwa setiap individu memiliki pemahaman tertentu tentang
penilaian orang lain terhadap dirinya, dan individu tersebut akan
bertingkah laku sesuai dengan penilaian umum. Pernyataan ini
senada dengan John Kinch (1963 dalam Fitts, 1971) yang
mengemukakan bahwa konsep diri terbentuk melalui interaksi
sosial dan konsep diri ini mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Menurutnya, konsep diri seseorang didasarkan pada persepsi dari
reaksi-reaksi orang lain terhadap dirinya.

Pengertian-pengertian konsep diri yang telah dikemukakan,


melahirkan kesimpulan bahwa konsep diri merupakan pandangan
dan sikap individu terhadap dirinya sendiri. Pengertian ini senada
dengan Burns (1993) yang mengemukakan bahwa konsep diri ini
adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita
sendiri. Cawagas (1983 dalam Pudjijoyanti) juga mengemukakan
hal yang sama bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan
individu akan dimensifisiknya, karakteristik pribadinya,
motivasinya, kelemahannya, kepandaiannya, kegagalannya, dan
lain sebagainya.76

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan


perilaku individu, bagaimana individu memandang dirinya akan

75
Iskandar Zulkarnain, Membentuk Konsep Diri Melalui Budaya Tutur
(Medan: Penerbit Puspantara, 2020). Hal: 11
76
Iskandar Zulkarnain. Hal: 12
60
tampak seluruh perilakunya. Apabila individu memandang
dirinya sebagai orang yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan sesuatu maka seluruh perilakunya akan menunjukan
kemampuannya dan apabila individu memandang dirinya sebagai
orang yang tidak mampu, maka seluruh perilakunya akan
menunjukkan ketidakmampuan. Berdasarkan jurnal, Menurut
peneliti, konsep diri berhubungan erat dengan tingkat stres, jika
seseorang memiliki konsep diri yang negatif maka dia akan
memandang rendah kondisi yang melekat pada fisik, penampilan,
kondisi kesehatan dan pesimis dalam menjalani kehidupan.
Seseorang dengan konsep diri negatif akan cendrung mengalami
tingkat stres yang lebih tinggi. Sebaliknya jika seseorang
memiliki konsep diri yang positif akan memandang dirinya
dengan baik dan mampu mengoptimalkan segala kemampuan
yang dimiliki dan mampu menjalani kesulitan yang dialami
dengan cara yang baik. Setiap kesulitan yang dihadapi mahasiswa
dalam menyusun skripsi yang dipandang negatif akan
mengkibatkan stres pada mahasiswa tersebut. Stres merupakan
interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan suatu
tekanan dalam diri individu akibat adanya tuntutan yang melebihi
batas kemampuan individu untuk menghadapi dan memberikan
respon fisik maupun psikis terhadap tuntutan yang dipersepsi
(Irawati, 2012). Ketika mahasiswa mengalami stress berbagai
perubahan akan terjadi dalam tubuh dan pikirannya. Stres dapat
menganggu kemampuan konsentrasi dan prestasi belajar
mahasiswa. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi perilaku dan
akan berdampak pada seluruh kehidupannya. Konsep diri sangat
berpengaruh besar dalam mengelola stress mahasiswa khususnya
yang sedang menyusun skripsi, karena mahasiswa yang
dihadapkan oleh berbagai kesulitan-kesulitan selama proses
penyelesaian skripsi.77

77
Fransiskus Hardin, “Hubungan Konsep Diri Dengan Tingkat Stres
Dalam Menyusun Skripsi Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan
STIKes Ramin Minang Padang 2019,” Journal of Social and
Economics Research 1, no. 1 (2019): 22–29.
61

Pemahaman diri yang objektif akan membuat seseorang mengerti


akan dirinya, termasuk kelemahan dan kelebihan yang dimiliki
serta bisa bersikap positif dalam menanggapi kelemahan dan
kelebihan yang ada. Menurut Loekmono (dalamKartono, 1985)
tujuan mengenal dan memahami diri sendiri bukannya untuk
membuat orang menjadi kecewa setelah mengetahui bagaimana
kepribadian dirinya, tetapi diharapakan agar setelah mengenal
dan memahami dirinya sendiri seseorang dapat menerima
kenyataan yang adalah berusaha dengan yang ada pada dirinya
untuk mengembangkan pribadinya agar sehat dan memiliki
karakteristik yang positif. Pemahaman diri yang objektif
menuntut orang untuk mengetahui siapa diri seseorang yang
sebenarnya, kemampuan dan minat yang dimiliki dan hal-hal
yang disenangi maupun yang tidak, setelah itu diharapkan bisa
mengetahui benar akan dirinya sehingga nantinya seseorang bisa
melihat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, bisa
mengembangkan sikap positif dengan memahami kelebihan-
kelebihan yang dimiliki dan melahirkan keyakinan yang kuat
untuk bisa berbuat segala sesuatu serta bereaksi positif terhadap
kelemahan-kelemahan yang dimiliki supaya tidak menimbulkan
rasa rendah diri maupun rasa sulit menyesuaikan diri sehingga
secara tidak langsung dengan pemahaman diri diharapkan akan
meningkatkan kepercayaan diri Sebaliknya individu tidak tahu
bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada informasi atau
masukan dari lingkungan maupun orang lain.78

Pada kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah


menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu
meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau
tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik,
cantik atau tidak. Seperti yang dikemukakan Hurlock (1990),
memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai gambaran
yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan
78
Amin, “PENGARUH PEMAHAMAN DIRI TERHADAP SIKAP MANDIRI
SISWA PADA SMP NEGERI 3 MONTA.” Guiding World Jurnal
Bimbingan dan Konseling, vol.2, no.2, (2019). Hal. 49
62
gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka
sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial,
emosional, aspirasi dan prestasi. Menurut William D. Brooks
bahwa konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang
diri kita (Rakhmat,2005) Sedangkan Centi (1993)
mengemukakan konsep diri (self-concept) tidak lain tidak bukan
adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari
bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana
kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita
menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagai mana kita
harapkan.79

Setiap individu memiliki konsep diri yang arahnya menuju fisik,


sosial, emosional, dan intelektual (Weiten& Lloyd, 2006).
Konsep diri didefinisikan sebagai pandangan serta sikap
seseorang terhadap kemampuan dirinya sendiri dan juga berperan
penting ketika memastikan serta membimbing semua tingkah
laku seseorang (Alamsyah, 2016). Konsep diri menjadi satu hal
yang paling penting dalam model konsep, peran, perilaku, nilai,
dan sikap yang disusun secara hierarkis. Tidak ada perubahan
sikap mendasar yang bisa terjadi tanpa perubahan nilai, orientasi
perilaku, peran yang harus dilakukan individu sebenarnya atau
berpotensi, dan konsep diri individu terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri seseorang merupakan produk dari hasil mempelajari
dirinya (Subaryana, 2015). Sehingga konsep diri peserta didik
menjadi sangat berpengaruh guna mengidentifikasi kapasitas
dirinya, serta bagaimana cara mengelola persoalan yang sedang
mereka dihadapi baik di lingkungan sekolah ataupun di luar
lingkungan sekolah. Dalam proses ini, individu mencoba untuk
mendapatkan representasi yang jelas dan benar tentang dirinya
sendiri, untuk memenuhi kebutuhan kognitifnya terhadap
gambaran akan dirinya. Dengan demikian, konsep diri menjadi
salah satu potongan berarti dalam perkembangan personalitas dan

79
Amin. Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Sikap Mandiri Siswa Pada SMP
Negeri 3Monta,‖ Guiding World Jurnal Bimbingan dan Konseling, vol.2,
no.2, (2019). Hal. 50
63

tidak menjadi bawaan sejak lahir. Konsep diri berkembang


seiring dengan perkembangan kematangannya dalam memandang
dirinya. Persepsi tentang dirinya dapat berubah seiring waktu dan
dengan pengetahuan serta pengalamannya. Pembentukan konsep
diri terbagi ke dalam dua dimensi pokok, yang pertamadimensi
internal yang terdiri atas self identity, behavioral self, dan judging
self, serta yang kedua adalah dimensi eksternal yang terdiri atas
moral-ethical self, family self, physical self, sosial self, dan
personal self (Nida, 2014). Jadi konsep diri merupakan
pandangan diri peserta didik terhadap kemampuan yang
dimilikinya berdasarkan hasil dari pengalamannya yang dapat
berubah seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan
pemahaman peserta didik tersebut.80

Konsep diri bukan merupakan sesuatu yang tetap, selalu berubah,


terus-menerus berkembang dan selalu di terpa oleh informasi
baru untuk di persepsikan dan diinterpretasikan. Konsep diri
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku seseuai dengan
konsep dirinya. Konsep diri adalah kumpulan keyakinan dan
persepsi diri terhadap diri sendiri yang terorganisir. Diri
memberikan sebuah kerangka berpikir yang menentukan
bagaimana kita mengelola informasi tentang diri kita sendiri,
termasuk motivasi, keadaan emosional, evaluasi diri, kemampuan
dan banyak hal lainnya.81 Faktor yang mempengaruhi konsep diri
(Rakhmat, 2008), yaitu:1). Orang lain: jika kita diterima orang
lain, dihormati dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan
cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita.
Sebaliknya bila orang lain meremehkan, menyalahkan dan

80
Muhammad Amran Shidik, “Pengaruh Konsep Diri Dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik,” Andragogi: Jurnal
Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan 8, no. 2 (2020): 555,
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/
66/70%0A.
81
Iskandar Zulkarnain, Membentuk Konsep Diri Melalui Budaya Tutur.
¸(Medan: Penerbit Puspantara,2020) Hal: 14-15
64
menolak kita, kita cenderung tidak akan menyenangi diri kita
sendiri. 2). kelompok rujukan: dalam pergaulan bermasyarakat
kita pasti menjadi anggota berbagai kelompok. Ada kelompok
yang secara emosional mengikat kita dan berpengaruh terhadap
pembentukan konsep diri kita, ini disebut kelompok rujukan.
Dengan melihat-lihat kelompok ini, orang mengarahkan
perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri
kelompoknya.82

Siswa yang memiliki konsep diri bahwa dirinya tidak pandai,


maka dia akan memiliki prestasi yang rendah. Padahal belum
tentu bahwa dirinya tidak pandai. Bisa saja siswa tersebut pandai
akan tetapi karena konsep dirinya negatif sehingga prestasi yang
diperolehnya rendah yang menyebabkan siswa tersebut berada
dalam katagori underachiever. Underachiever ini merupakan
dampak dari rendahnya konsep diri yang dimiliki dan biasanya
siswa menutupi dengan mengembangkan mekanisme pertahanan
diri. Seperti yang dijelaskan Robinson (dalam Agustin, 2011)
underachiever adalah kondisi di mana siswa tidak dapat
menampilkan potensinya sebagai manasiswa seusianya dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Underachiever mengarah
pada keterkaitan dari berbagai faktor yang melatarbelakangi
rendahnya konsep diri siswa. Karakteristik siswa underachiever
sangat berpengaruh besar pada pengembangan kompetensi dan
konsep diri. Masalah tersebut dipandang perlu untuk sesegera
mungkin diberikan upaya pemberian layanan bimbingan kepada
siswa. Tujuannya agar siswa underachiever yang mempunyai
masalah konsep diri dapat memperbaiki perilakunya dan mampu
memiliki konsep diri positif. Maka dalam hal ini siswa tersebut
harus diberikan layanan dan salah satu bentuk layanan yang
diberikan berupa layanan bimbingan klasikal. Bimbingan klasikal
dapat membantu siswa dalam menyesuaikan diri, mengambil
keputusan untuk hidupnya sendiri, mampu beradaptasi dalam
kelompoknya, mampu meningkatkan harga diri, konsep diri, dan

82
Masturah, “Gambaran Konsep Diri Mahasiswa Ditinjau Dari Perspektif
Budaya.” Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol. 2, no.2, (2017). Hal. 130
65

mampu menerima support dan memberikan support pada


temannya.83

Konsep diri pada dasarnya memiliki peran terhadap kenakalan


remaja. Peran tersebut tergambar dari konsep diri yang
berbanding terbalik dengan kecenderung perilaku nakal remaja.
Artinya, semakin tinggi konsep diri, semakin rendah kenakalan
remaja yang akan ditimbulkan. Hal ini memberi premis bahwa
merangkai konsep diri ialah salah satu langkah dalam mereduksi
kenakalan remaja. Ada beberapa cara untuk membangun atau
merangkai konsep diri (positif). Membangun konsep diri positif
dapat diuraikan cara-cara membangun konsep diri (positif) antara
lain: mencintai dan menyayangi diri sendiri, mengembangkan
pikiran positif, memperbaiki kualitas hubungan dengan orang
lain, bersikap proaktif, dan menjaga keseimbangan hidup. Hasil
ini sejalan dengan teori yang mendukung penelitian, yang
menyatakan bahwa kenakalan remaja disebabkan karena sebagian
besar remaja lalai menunaikan perintah agama (Sudarsono,
2008). Hal ini juga relevan dengan teori Sosial Control Theory
yang mengungkapkan bahwa sistem keyakinan akan
membimbing tingkah laku seseorang tanpa peduli sistem
keyakinan apa yang dipilih. Sejalan dengan teori tersebut,
Daradjat (1995) mengungkap kan bahwa tingkah laku
menyimpang dapat terjadi karena tingkat religiusitas yang
rendah. Senada dengan pendapat Darajdat, Jalaluddin (2002)
mengatakan bahwa nilai-nilai ajaran agama yang diharapkan
dapat mengisi kekosongan batin yang ada pada diri remaja.
Mengingat jika dalam situasi bingung dan konflik batin, remaja
kadang kala sulit menentukan pilihan yang tepat, sehingga
peluang munculnya perilaku menyimpang terbuka lebar. Selain
hal tersebut, berdasar pada penelitian yang dilakukan Purnama
(2011), religiuitas mampu memberi pengaruhi pada konsep diri

83
Ainur Rosidah, “Layanan Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan
Konsep Diri Siswa Underachiver,” Jurnal Fokus Konseling 3, no. 2
(2017): 154, https://doi.org/10.26638/jfk.53.2099. Vol. 3, No.2,
(2017), hal: 157-158
66
dalam diri remaja. Sehingga, semakin tinggi nilai kereligiusan
remaja, semakin tinggi juga konsep diri yang dimiliki.84

Ada dua konsep diri, yaitu konsep diri positif dan konsep diri
negatif. Konsep diri positif yaitu orang yang memiliki konsep diri
positif tahu banyak tentang ciri-ciri dirinya, pemahaman, dan
penilaiannya terhadap kualitas dirinya akurat, tepat, dan wajar. Ia
bisa secara sehat menerima dirinya apa adanya, bersyukur atau
kelebihan dan rela atas kekurangan dirinya. Harapan dan cita-
citanya masuk akal atau rasional. Sedangkan konsep diri negatif
adalah mereka orang yang tidak dapat melihat dirinya secara utuh
dan bijak, hanya sedikit tahu tentang ciri-ciri dirinya, dan tidak
wajar/objektif terhadap dirinya sendiri. Mereka kurang bisa
menerima dirinya secara apa adanya sehingga kecewa terhadap
kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Mereka menilai
diri tidak akurat, mengira terlalu rendah sehingga akibatnya
menjadi minder, rendah diri, atau interiority complex atau
sebaliknya terlalu tinggi sehingga menjadi sombong, berlebihan,
dan congkak.85

Fitts membagi konsep diri dalam dua dimensi pokok, yaitu


dimensi internal dan dimensi ektsternal.
1 Dimensi Internal, atau yang disebut juga kerangka acuan
internal (internal frame of reference) adalah penilaian yang
dilakukan individu yakni penilaian yang dilakukan individu
terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya.
Dimensi ini terdiri dari 3 bentuk:
a. Diri identitas, bagian diri ini merupakan aspek yang paling
mendasar pada konsep diri dan mengacu pada pertanyaan.
―siapakah saya?‖ dalam pertanyaan terseut tercakup label-

84
Sahrudin, “PERAN KONSEP DIRI, RELIGIUSITAS, DAN POLA ASUH
ISLAMI TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU NAKAL REMAJA DI
CIREBON,” Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia 2, no. 1 (2017):
50–62.
85
Yuri Megaton dan Tarmizi, Bahan-Bahan Dasar Untuk Pelayanan
Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid II. (Jakarta:
Penerbit Grasindo, 2011), Hal: 3-4
67

label dan symbol-simbol yang diberikan pada diri (self)


oleh individu-individu yang bersangkutan untuk
menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya,
misalnya ―saya, ita‖. Kemudian dengan bertambahnya usia
dan interaksi dengan lingkungannya, pengetahuan individu
tentang dirinya juga bertambah, sehingga ia dapat
melengkapi keterangan tentang dirinya dengan hal-hal
yang lebih kompleks, seperti ―saya pintar tetapi terlalu
gemuk‖ dan sebagainya.
b. Diri perilaku, merupakan persepsi individu tentang tingkah
lakunya, yang berisikan segala kesadaran mengenai ―apa
yang dilakukan oleh diri‖. Selain itu bagian ini berkaitan
dengan diri identitas. Diri yang kuat akan menunjukkan
adanya keserasian antara diri identitas dengan diri
pelakunya, sehingga ia dapat mengenali dan menerima,
baik diri sebagai identitas maupun diri sebagai pelaku.
Kaitan dari keduanya dapat dilihat pada diri sebagai
penilai.
c. Diri penerimaan atau penilaian, diri penilai berfungsi
sebagai pengamat, penentu standar, dan evaluator.
Kedudukannya adalah sebagai perantara (mediator) antara
diri identitas dan diri pelaku. Manusia cenderung
memberikan penilaian terhadap apa yang
dipersepsikannya. Oleh karena itu, label-label yang
dikenakan pada dirinya, tetapi juga syarat dengan nilai-
nilai. Selanjutnya, penilaian ini lebih berperan dalam
menentukan tindakan yang akan ditampilkannya. Dari
penilai menentukan kepuasan seseorang akan dirinya atau
seberapa jauh seseorang menerima dirinya. Kepuasan diri
yang rendah akan menimbulkan harga diri (self esteem)
yang rendah pula dan akan mengembangkan
ketidakpercayaan yang mendasar pada dirinya. Sebaliknya,
bagi individu yang memiliki kepuasan diri yang tinggi.
Kesadaran dirinya lebih realistis, sehingga lebih
memungkinkan individu yang bersangkutan untuk
melupakan keadaan dirinya dan memfokuskan energy serta
68
perhatiannya keluar diri, dan pada akhirnya dapat berfungsi
lebih konstruktif. Ketiga bagian internal ini mempunyai
peranan yang berbeda-beda, namun saling melengkapi dan
berinteraksi membentuk suatu diri yang utuh dan
menyeluruh.

2 Dimensi Eksternal, individu menilai dirinya melalui hubungan


dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta hal-
hal lain diluar dirinya. Dimensi ini merupakan suatu hal yang
luas, misalnya diri yang berkaitan dengan sekolah, organisasi,
agama, dan sebagainya. Namun dimensi yang dikemukakan
oleh Fitts adalah dimensi eksternal yang bersifat umum bagi
seseorang, dan dibedakan atas lima bentuk, yaitu:
a. Diri fisik, menyangkut persepsi seseorang terhadap
keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi
seseorang mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya
(cantik, jelek, menarik, tidak menarik), dan keadaan
tubuhnya (tinggi, pendek, kurus).
b. Dirietik moral, bagian ini merupakan persepsi seseorang
terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai
moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang
mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan seseorang
akan kehidupan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang
dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk.
c. Diri pribadi, merupakan perasaan atau persepsi seseorang
tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh
kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain, tetapi
dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas
terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya
sebagai pribadi yang tepat.
d. Diri keluarga, diri keluarga menunjukkan perasaan dan
harga diri seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota
keluarga. Bagian ini menunjukkan seberapa jauh seseorang
merasa kuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga,
serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya
sebagai anggota dari suatu keluarga.
69

Konsep diri adalah pandangan dari diri setiap individu tentang


dirinya sendiri. menurut Calhoun dan Acocella, memiliki 3
dimensi yaitu, 1). Pengetahuan individu tentang dirinya sendiri,
2). Pengharapan individu terhadap dirinya sendiri, dan 3)
penilaian individu tentang dirinya sendiri.86

Menurut Agoes Dariyo (2007), konsep diri bersifat multi aspek


yaitu meliputi:
1. Aspek Psikologis, dalam aspek ini meliputi 3 hal yaitu (a).
Pemahaman terhadap kemampuan diri ataus kognisi pada hal
ini seperti kecerdasan, minat, dan bakat, kreativitas,
kemampuan konsentrasi. (b). Afektif, meliputi ketahanan,
ketekunan, keuletan kerja, motivasi berprestasi, toleransi
stress. (c). Konasi yaitu kecepatan dan keuletan kerja.
2. Aspek Psiko-sosiologis, yaitu mengenai pemahaman individu
yang masih memiliki hubungan dengan lingkungan sosialnya.
Seseorang dituntut untuk bisa memiliki kemampuan dalam
interaksi sosialnya, komunikasi, serta penyesuaian diri dan
bekerja sama dengan mereka. Tuntutan tersebut baik secara
langsung ataupun tidak langsung, yang ikut mempengaruhi
agar individu menaati aturan sosial. Dalam hal ini juga
individu perlu untuk memenuhi kehidupannya melalui
ingkungan social. Dengan demikian akan terjadilah hubungan
mutualisme antara individu dengan lingkungan sosialnya.
3. Aspek Psiko-spiritual, individu juga perlu adanya kemampuan
dan pengalaman yang berhubungan dengan nilai-nilai dan
ajaram agama. Aspek spiritual meliputi tiga unsur yaitu
ketaatan beribadah, kesetiaan berdo‘a, dan berpuasa serta
kesetiaan menjalankan agama. Dalam hubungan ini diri
individu bersifat vertikal yang artinya keberadaan individu
masih berhubungan erat dengan Tuhan.
4. Aspek Psiko-etika dan Moral, yaitu suatu kemampuan
memahami dan melakukan perbuatan berdasar nilai-nilai etika

86
Iskandar Zulkarnain, Membentuk Konsep Diri Melalui Budaya Tutur.
¸(Medan: Penerbit Puspantara,2020) Hal: 18-20
70
dan moralitas. Oleh karena itu, dalam proses penghayatan dan
pengamatan individu terhadap nilai-nilai moral tersebut
menjadi sangat penting, karena akan dapat menopang
keberhasilan seseorang dalam melakukan kegiatan
penyesuaian diri dengan orang lain. Konsep diri moral etik,
berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan, serta penilaian
seseorang terhadap moralitas dirinya terkait dengan relasi
personalnya dengan Tuhan, dan segala hal yang bersifat
normatif, baik nilai maupun prinsip yang memberi arti dan
arah bagi kehidupan seseorang.87

C. Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi baik di
Universitas, institut, sekolah tinggi, akademik. Lokasi kampus
sangat menentukan untuk kemajuan kampus itu sendiri baik dari
perencanaan, pengelolaan, maupun pengembangannya.88
Mahasiswa adalah sebutan untuk orang yang sedang menempuh
pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas
sekolah tinggi, akademik, dan yang paling umum adalah
universitas. Mahasiswa berasal dari dua kosakata yang berbeda
yaitu ―Maha‖ untuk mewakili tingkatan tertinggi dari seorang
siswa dan ―Siswa‖ yang berarti peserta didik pada jenjang
pendidikan tertentu. Mahasiswa adalah seorang akademisi yang
memiliki beban untuk mengimplementasikan ilmunya pada
masyarakat. Mereka adalah akademisi karena mereka memiliki
beban untuk menempuh suatu studi dan harus menjalaninya
berdasarkan basis Intelektualitas. Mahasiswa juga dalam
berpendapat harus mengikuti kaidah ilmiah yang diajarkan
sebagai salah satu cirri khas mereka.

87
Muhammad Saefullah1)*, Siti Lailiyah2), and Irfa Khaula Rosyida3),
“1)* , 2) , 3),” Jurnal Al-Qalam, 22, no. Volume 22, Nomor 1,
Januari-Juni 2021 (2021): 1–10.
88
Agus Jamaludin, “Pengaruh Lokasi Dan Pelayanan Terhadap Kepuasan
Mahasiswa,” Sosio E-Kons 9, no. 2 (2017): 125,
https://doi.org/10.30998/sosioekons.v9i2.1943.
71

Kewajiban utama mahasiswa adalah soal akademik. Mungkin ini


adalah suatu hal yang klasik dan umum namun inilah
kenyataannya. Tujuan mahasiswa untuk kekampus hakikatnya
adalah untuk belajar apabila proses belajarnya tidak baik atau
bermasalah maka ia sudah melalaikan kewajibannya. Soal
akademik adalah kewajiban utama mahasiswa. Apapun yang
terjadi maka akademik harus menjadi prioritas maka itulah
mahasiswa yang baik. lalu untuk mengukurnya untuk mengetahui
apakah sudah baik dia sebagai mahasiswa maka lihatlah dari sisi
akademik apabila ia banyak tidak lulus mata kuliah, sering bolos,
atau IP nya selalu dibawah beban yang berlaku berarti menurut
penulis ia belum bisa dikatakan sebagai mahasiswa yang baik.
sebutan untuk mahasiswa yang baik yaitu mahasiswa aktif atau
aktivisi kampus.89

Mahasiswa tidak sama dengan siswa. sebagai mahasiswa, kita


dituntut untuk lebih mandiri dan berbeda dengan mereka, yang
bukan mahasiswa. Baik dalam lingkungan kampus ataupun di
luar kampus. Di lingkungan kampus misalnya dalam bidang
akademis, seorang mahasiswa harus mampu menyelesaikan
kontrak kuliahnya yang dikenal dengan istilah SKS (Sistem
Kredit Mahasiswa). Tidak hanya mengandalkan materi yang
diberikan oleh dosen, seorang mahasiswa harus mempunyai
kesadaran sendiri untuk menambah wawasan pada mata kuliah
atau umum tanpa harus diperintah oleh dosen. Menurut para ahli,
mahasiswa yang notabene adalah agent of change, banyak juga
yang bilang kalau mahasiswa adalah penerus bangsa, dan
cerminan bangsa di masa depan. Menurut Sarwono (1878),
mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk
mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar
18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam
masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan
perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual

89
Avuan Muhammad Rizky, 7 Jalan Mahasiswa (Sukabumi: CV. Jejak,
2018). hal. 14-24
72
atau cendikiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang
sering kali syarat dengan berbagai predikat. Dari pendapat
tersebut dapat dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang
disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan
tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.90

Mahasiswa merupakan kelompok sosial yang terdiri dari para


pemuda yang dididik untuk memiliki kemampuan berfikir logis,
konstuktif, menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta visioner. Harapan yang besar dari masyarakat
kepada mahasiswa karena mereka dianggap sebagai calon
penerus Bangsa Indonesia. Mahasiswa memiliki peran salah
satunya sebagai agent of change. Namun peran tersebut terkadang
belum optimal karena disebabkan faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
mahasiswa itu sendiri, seperti kurangnya motivasi, kesadaran diri,
pemaknaan tentang tujuan hidup, serta pemahaman nilai-nilai
etos kesuksesan. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
lingkungan sekitar yang mempengaruhi seperti teman, aktivitas
kegiatan yang dilakukan serta pengaruh gaya hidup budaya luar.
Pengalaman kehidupan yang dialami mahasiswa akan
membentuk masing-masing pribadi dan kebermaknaan hidup
yang dirasakannya. Kebermaknaan hidup merupakan konstruk
yang komprehensif yang dikonseptualisasikan dalam beberapa
cara. Brandstätter, Baumann, & Borasio (2012) mendefinisikan
makna dalam hidup sebagai persepsi individual, pemahaman atau
kepercayaan mengenai hidupnya, aktivitas, nilai, dan hal-hal
yang dianggap penting oleh seseorang. Makna dalam hidup
merupakan konstruk yang multidimensi. Makna dalam hidup
meliputi penilaian moral berdasarkan dari nilai individu dan
sosial yang dianut oleh individu (Wong, 2012). Makna hidup
tersebut dapat dibedakan menjadi dua level yaitu global dan
situasional (Hupkens, Machielse, Goumans, & Derkx, 2016).
Level global, meliputi pertanyaan mengenai siapa sesungguhnya

90
Harun Gafur, Mahasiswa Dan Dinamika Dunia Kampus (Bandung:
CV.Rasi Terbit, 2015).
73

saya? Apa yang harus saya lakukan dengan hidup saya, agar
hidup saya bermakna. Sementara level situasional, merupakan
makna dari momen atau kejadian sehari-hari. Level situasional
merujuk pada usaha untuk memahami nilai dan tujuan dari setiap
pengalaman yang dialami sehari-hari. Makna Hidup penting
dimiliki oleh mahasiswa. Kebermaknaan hidup akan
menumbuhkan semangat dalam diri mahasiswa untuk memiliki
tujuan dalam hidup yang akan membuat mereka berusaha untuk
dapat mencapai kebermaknaan hidup yang diimpikan yang
nantinya berdampak pada perbaikan pola pikir dan pola hidup
mahasiswa salah satunya adalah semangat untuk menyelesaikan
studi tepat waktu dengan tetap mengoptimalkan prestasi yang
dimiliki.91

Fenomena yang terjadi dikalangan mahasiswa masih banyak yang


belum memiliki karakter tanggung jawab baik sikap maupun
perilakunya misalnya dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Hasil observasi dan interviu terhadap mahasiswa
dan dosen diperoleh data tentang sikap perilaku mahasiswa yang
kurang bertanggung jawab secara akademis terkait dengan sikap
diantaranya mengerjakan tugas dengan terpaksa, bersikap pasif
atau malas berpikiran maju, motivasi kurang, cenderung cuek,
kurang cakap dalam berkomunikasi terhadap sesama teman
maupun dosen baik secara langsung masupun lewat teknologi
seperti mengirim sms, whatsapp, blackberry messanger, email
dan lain-lain. Selain itu perilaku kurang bertanggung jawab
seperti menunjukkan perilaku yang tidak pantas, misalnya
penampilan pada saat presentasi masih belum menggambarkan
seorang mahasiswa karena hanya membaca dengan bahan yang
seadanya, ngobrol pada saat kuliah, mengerjakan tugas tidak
maksimal, kurang berpartisipasi dalam diskusi kelompok, kurang
berpartisipasi selama proses pembelajaran, kurang disiplin

91
Veny Hidayat, “Kebermaknaan Hidup Pada Mahasiswa Semester
Akhir,” Jurnal Psikologi Integratif 6, no. 2 (2019): 141,
https://doi.org/10.14421/jpsi.v6i2.1491.
74
dengan terlambat masuk kuliah, mencoret-coret meja kuliah,
tugas dikerjakan kurang maksimal selain penampilan fisik
kurang menggambarkan seorang mahasiswa. Gejala-gejala
tersebut mengindikasikan lemahnya karakter tanggung jawab
sebagai mahasiswa. 92

Mahasiswa merupakan peserta didik yang sedang mejalani


pendidikan pada perguruan tinggi. Hal ini tercantum pada UU.
No 30 tahun 1991. Aktifitas yang paling penting dilakukan
sebagai seorang pelajar khususnya mahasiswa adalah belajar,
sebab mereka merupakan calon pemimpin di masa depan untuk
memajukan Negara. Umumnya mahasiswa tersebut memiliki usia
memasuki remaja akhir yang baru saja menyelesaikan
pendidikannya di sekolah menengah akhir (SMA). Menurut
Santrock2 masa ini berkisar antara 18-27 tahun, masa ini
merupakan akhir masa remaja seseorang dan merupakan awal
dari dewasa awal. Pada masa ini merupakan masa kemandirian
dalam membuat keputusan hidup dan menjadi awal untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya. Sebagai seorang
mahasiswa juga selain dituntut untuk belajar mereka juga dituntut
untuk mengikuti organisasi baik di dalam kampus maupun
organisasi di luar lainnya yang bermanfaat bagi dirinya sendiri
maupun untuk orang lain. Mahasiswa tersebut memiliki harapan
untuk mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan yang bisa
dicapainya selama berada di bangku perkuliahan, karena setiap
orang yang masuk dibangku kuliah memiliki tujuannya masing-
masing. Agar setelah selesai mereka memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang bisa membantu saat terlibat langsung di
masyarakat. Setiap orang pasti memiliki harapan ingin sukses,
untuk membahagiakan orang tua dan menjadi berguna bagi
bangsa. Sehingga saat seorang memasuki bangku perguruan
tinggi, mereka memiliki komitmen dan target penyelesaian
pendidikan mereka dalam waktu tidak lebih dari 4 tahun. Tetapi,

92
Shofiah, “Educational Guidance and Counseling Development Journal
METODE BIBLIOTERAPI ISLAM UNTUK PENGEMBANGAN KARAKTER
TANGGUNG JAWAB PADA MAHASISWA.” vol.1, no.1 (2019), hal. 2
75

setelah menjalani perkuliahan tidak semua mahasiswa


menggunakan waktunya dengan baik selama berada di perguruan
tinggi, sebagian mahasiswa mulai menunda-nunda untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen sehingga
target penyelesaiannya pun tertunda. Penunda-nundaan itu biasa
disebut prokrastinasi akademik.93

D. Tugas Akhir (Skripsi)


Penulisan skripsi adalah syarat lulus mendapatkan gelar
kesarjanaan khususnya untuk gelar S-1. Skripsi merupakan jenis
laporan riset atau sering disebut sebagai laporan penelitian.
Sebenarnya laporan penelitian ini memiliki makna yang cukup
luas. Ada jenis-jenis laporan penelitian lain selain skripsi, yakni
Tesis, Laporan akhir, dan Penulisan Karya Ilmiah. Tesis adalah
sebutan laporan penelitian untuk program pascasarjana (S2),
Laporan akhir merupakan sebutan untuk jenjang pendidikan
akademik (DIII), dan Penulisan Karya Ilmiah adalah untuk
kalangan pelajar.94

Skripsi bukanlah momok mahasiswa yang harus dihindari jauh-


jauh. Bagi mahasiswa, ada beberapa alasan yang menyebabkan
skripsi menjadi beban yang berat. Beberapa hal yang bisa
menjadi momok bagi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi,
yaitu masalah sulitnya mencari literature. Kesulitan ini semakin
terasa untuk mahasiswa yang perpustakaan perguruan tingginya
kurang kuat koleksinya, dalam arti kurang mempunyai koleksi
yang memadai baik dari segi jumlah maupun keterbaruan
koleksinya. Kemudian tidak terbiasa menulis, apalagi menulis
sebuah karya ilmiah yang cukup serius seperti skripsi yang

93
Trisnawaty Andi Azis, “Hubungan Konformitas Dengan Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa Di Kota Makassar,” Alami Journal
(Alauddin Islamic Medical) Journal 4, no. 1 (2020): 18,
https://doi.org/10.24252/alami.v4i1.10221.
94
Derry Iswidharmanjaya & Jubilee Enterprise, Membuat Skripsi Dengan
Open Office.Org Writer. 2.0,. (Jakarta: PT.Elex Media Komputindo,
2006). Hal:2-3
76
memerlukan waktu dan proses yang cukup panjang. Selanjutnya
masalah dana, masalah ini menjadi kendala untuk jenis skripsi
yang harus menggunakan eksperimen di laboratorium. Pada
umumnya, skripsi dengan menggunakan penelitian eksperimen di
alboratorium membutuhkan dana yang relative lebih besar,
karena harus menyiapkan bahan dan mungkin menyewa
peralatan. Dalam hal ini seperti melakukan dua kali penelitianya
itu pra penelitian dan penelitian sesungguhnya. Lalu masalah
kurang terbiasa dengan sistem kerja yang terjadwal dengan
pengaturan waktu yang demikian ketat. Serta masalah sulitnya
mengembangkan komunikasi dengan pembimbing secara
kosntruktif.95

Kesulitan menulis karya ilmiah sering dialami mahasiswa karena


memang tidak terbiasa menulis. Untuk mengatasi hal ini, kita
harus banyak membaca tulisan orang lain atau membaca hasil
penelitian, dan membaca skripsi-skirpsi yang sudah ada yang
disimpan dalam perpustakaan. Melalui banyak membaca, akan
mempunyai gambaran tentang bagaimana bentuk skripsi, teknik
penulisannya, gambaran rancangan penelitian dan metodelogi
yang digunakan, serta teknik analisis data. Hal yang terpenting
adalah skripsi bisa diselesaikan tepat pada waktunya, sehingga
studi tidak akan molor dari batas waktu ideal, yaitu delapan
semester. Mengenai masalah pengaturan waktu, dalam hal ini
harus mulai belajar mendisiplinkan diri, dan menyusun jadwal
kegiatan penulisan skripsi sesuai dengan alokasi waktu yang akan
di proyeksikan. Masalah sulitnya mengembangkan komunikasi
dengan pembimbing dapat diatasi dengan disiplin dan
menumbuhkan sikap percaya terhadap pembimbing, bahwa ia
akan membantu menyelesaikan masalah dalam penulisan skripsi
dengan pendekatan akademis. Demikian juga kita harus
memenuhi harapan pembimbing, harus mampu menunjukkan

95
Darmono dan Ani M. Hasan, Menyelesaikan Skripsi Dalam Satu
Semester (Jakarta: Grasindo, 2005). hal. 5-7
77

kepada pembimbing bahwa harus bisa bekerja keras, disiplin


tinggi, dengan jadwal yang padat dan teratur. 96

Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh satu atau dua


orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan tinggi
tempat mahasiswa kuliah. Untuk penulisan skripsi skripsi yang
dibimbing oleh dua orang, dikenal istilah pembimbing I dan
pembimbing II. Biasanya, pembimbing I memiliki peranan yang
lebih dominan bila dibanding dengan pembimbing II. Proses
penyusunan skripsi berbeda-beda antara satu kampus dengan
yang lain. Namun umumnya, proses penyusunan skripsi yaitu,
Pengajuan judul skripsi, pengajuan proposal skripsi, seminar
proposal skripsi, dan pengumpulan data dan penelitian. Setelah
penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa
mempresentasikan hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen
Penguji di sidang tugas akhir. Mahasiswa yang hasil ujian
skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses revisi sesuai
dengan masukan dosen penguji.97

E. Pengajuan Hipotesis
Terdapat hubungan antara konsep diri mahasiswa skripsi dengan
prokrastinasi akademik. Semakin tinggi tingkat konsep diri maka
semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa.
Sebaliknya semakin rendah tingkat konsep diri, maka semakin
tinggi tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa.

F. Kerangka Berpikir
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Angkatan 2017 di
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung dapat melakukan
prokrastinasi akademik termanifestasikan dalam perceived time
atau gagal menepati deadline, intention action atau besarnya
celah antara keinginan dan prilaku, emotonal distress atau

96
Hasan. Menyelesaikan Skripsi dalam Satu Semester, (Jakarta: Grasindo, 2005)
hal. 8-9
97
Uus Rusmawan, Teknik Penulisan Tugas Akhir Dan Skripsi
Pemrograman. (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2019) hal. 2
78
perasaan cemas, dan perceived ability atau ragu akan kemampuan
diri. Kemudian penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat
prokrastinasi akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan
skripsi ditinjau dari konsep dirinya.

Mahasiswa Pendidikan Biologi yang


menyelesaikan tugas akhir

Tingkat Prokrastinasi Akademik

Ditinjau Konsep Diri

Tingkatan Prokrastinasi Akademik


(Tinggi,Sedang,Rendah)

Hubungan Prokrastinasi Akademik dengan


Konsep Diri Mahasiswa
127

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muhid. Analisis Statistik 5 Lantidakah Praktis Analisis Statistik


Dengan SSPS for Windows. Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2019.
Aditama, Damar. ―Hubungan Antara Spiritualitas Dan Stres Pada
Mahasiswa Yang Mengerjakan Skripsi.‖ Jurnal EL-Tarbawi 10,
no. 2 (2017): 39–62.
Amin, Nur Syariful. ―PENGARUH PEMAHAMAN DIRI
TERHADAP SIKAP MANDIRI SISWA PADA SMP NEGERI
3 MONTA.‖ GUIDING WORLD : BIMBINGAN DAN
KONSELING, no. Vol 2 No 2 (2019): Guiding World : Jurnal
Bimbingan dan Konseling (2019): 47–55.
http://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/GW/article/view/267/184.
Andhika Mustika Dharma. ―Prokrastinasi Akademik Di Kalangan
Mahasiswa Program Studi Dharma Acarya.‖ Jurnal Pendidikan,
Sains Sosial, Dan Agama 6, no. 1 (2020): 64–78.
https://doi.org/10.53565/pssa.v6i1.160.
Andi Azis, Trisnawaty. ―Hubungan Konformitas Dengan Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa Di Kota Makassar.‖ Alami Journal
(Alauddin Islamic Medical) Journal 4, no. 1 (2020): 18.
https://doi.org/10.24252/alami.v4i1.10221.
Annisa Apriliyanti, Mudjiran, Mursyid Ridha. ―Hubungan Konsep
Diri Siswa Dengan Tingkah Laku Sosial Siswa.‖ Jurnal
EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 2 (2016): 25–
29.
Antoni, Firman, Frischa Meivilona Yendi, and Taufik Taufik.
―Peningkatan Locus of Control Dalam Mereduksi Prokrastinasi
Akademik Mahasiswa.‖ SCHOULID: Indonesian Journal of
School Counseling 4, no. 2 (2019): 29.
https://doi.org/10.23916/08399011.
Anwar, Chairul. ―Internalisasi Semangat Nasionalisme Melalui
Pendekatan Habituasi (Perspektif Filsafat Pendidikan).‖ Jurnal
Studi Keislaman 14 (2014): 159–72.
Arsyad. ―Hubungan Antara Capaian Pembelajaran Dasar-Dasar
Penelitian Dan Statistik Dengan Mutu Skripsi: Studi Analisis Di
STKIP Muhammadiyah Bogor.‖ Jurnal Ilmiah Kependidikan 12,
128
no. 2 (2019): 95–110.
Asiyah, Ahmad Walid, and Raden Gamal Tamrin Kusumah.
―Pengaruh Percaya Diri Terhadap Motivasi Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA.‖ Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan
9, no. 3 (2019): 217–26.
Asmawan, Moh. Chairil. ―‗Analisis Kesulitan Mahasiswa
Menyelesaikan Skripsi,.‘‖ Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial 147,
no. March (2016): 11–40.
Astuti, Siti Rahmah Puji. ―KONTRIBUSI SELF CONTROL DAN
KECANDUAN GAME ONLINE TERHADAP
PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMK
ISFI BANJARMASIN.‖ Jurnal Pelayanan Bimbingan Dan
Konseling 3, no. 1 (2020): 76–87.
Basri, A. Said Hasan. ―Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Ditinjau
Dari Religiusitas.‖ Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling Dan
Dakwah Islam 14, no. 2 (2018).
https://doi.org/10.14421/hisbah.2017.142-05.
Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Yogyakarta: Erlangga, n.d.
https://books.google.co.id/books?id=uW9K2kD7Sm4C&pg=PA
28&dq=perguruan+tinggi+dapat+berbentuk+akademik,+politekn
ik,+sekolah+institut+atau+universitas&hl=jv&sa=X&ved=2ahU
KEwjA367w7pHuAhXFeisKHSvUA64Q6AEwAHoECAAQAg
#v=onepage&q=perguruan tinggi dapat berbentu.
Berinsterova, Marianna, and Et.al. ―PROCRASTINATION AND
SELF-CONCEPT IN MORE/LESS CONSCIENTIOUS
STUDENTS.‖ Psychological Applications and Trends, 2021,
162–68.
Chairul Anwar. Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan
Filosofis. Yogyakarta: SUKA-Press, 2014.
Chirzin, Muhammad. Karena Pendidikan Itu Sangat Penting.
Makassar: Wadu Tunti Community (WTC), n.d.
Chowdhury, Shmarukh F., and Timothy A. Pychyl. ―A Critique of the
Construct Validity of Active Procrastination.‖ Personality and
Individual Differences 120 (2018): 7–12.
Damarhadi, Suprastowo, Mujidin, and Ciptasari Prabawanti.
―Gambaran Konsep Diri Pada Siswa SMA Ditinjau Berdasarkan
Jenis Kelamin.‖ Psikostudia: Jurnal Psikologi 9, no. 3 (2020):
129

251–60.
Damri, Et.al. ―Hubungan Self Efficacy Dan Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas Perkuliahan.‖ Jurnal
Edukasi Bimbingan Konseling Vol. 3 (2017): 75.
Darmadi, Hamid. Pengantar Pendidikan Era Globalisasi. Tangerang:
An1mage, 2019.
https://books.google.co.id/books?id=mICSDwAAQBAJ&pg=PA
30&dq=Universitas+adalah+suatu+institusi+pendidikan+tinggi+
dan+penelitian,+yang+memberikan+gelar+akademik+dalam+ber
bagai+bidang.&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwjwlOn8mpTuAhX
06XMBHbD0CRoQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage.
Derry Iswidharmanjaya & Jubilee Enterprise. Membuat Skripsi
Dengan Open Office.Org Writer. 2.0,. Jakarta: PT.Elex Media
Komputindo, 2006.
https://books.google.co.id/books?id=PnkoYlxD-
KgC&pg=PA2&dq=Skripsi+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUK
Ewi3sKyztbruAhXQ8HMBHdVyB0gQ6AEwAXoECAAQAg#
v=onepage&q=Skripsi adalah&f=false.
Duwi Handoko. Lembaran Dan Berita Negara Mengenai Pendidikan
Tinggi. Pekanbaru: Penerbit Hawa dan Ahwa, 2019.
https://books.google.co.id/books?id=_P-
9DwAAQBAJ&pg=PA106&dq=Pendidikan+tinggi+memiliki+b
atas+waktu.&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwiw-
KfPzpXuAhXUAnIKHWbxCdwQ6AEwAHoECAEQAg#v=one
page&q=Pendidikan tinggi memiliki batas waktu.&f=false.
Eisenbeck, Nikollet, David F. Carreno, and Ruben Ucles-Juarez.
―From Psychological Distress to Academic Procrastination:
Exploring the Role of Psychology Inflexibility.‖ Journal of
Contextual Behavioral Science 3 (2019): 103–8.
Endang Sri Astuti, Resminingsih. Bahan Dasar Untuk Pelayanan
Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah. Jilid I. Jakarta:
Grasindo, 2010.
Farah, Mutia, Yudi Suharsono, and Susanti Prasetyaningrum.
―KONSEP DIRI DENGAN REGULASI DIRI DALAM
BELAJAR PADA SISWA SMA.‖ Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan 7, no. 2 (2019): 171–84.
130
Fitriani, Silviane Desta, Mukarto Siswoyo, Ilmu Komunikasi,
Universitas Swadaya, and Gunung Jati. ―Student Self-Concept in
Shaping Converse Shoes Brand Loyalty‖ 7, no. 2 (2019).
Fitriya, and Lukmawati. ―HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI
DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKES) MITRA ADIGUNA PALEMBANG.‖
PSIKIS-Jurnal PsikologiIslami 2, no. 1 (2016): 63–74.
Gafur, Harun. Mahasiswa Dan Dinamika Dunia Kampus. Bandung:
CV.Rasi Terbit, 2015.
Hadi, Siti Nabila. ―Hubungan Motivasi Belajar Dengan Regulasi Diri
Dalam Belajar Pada Mahasiswa Skripsi.‖ Jurnal Pendidikan
Tambusai 4, no. 3 (2020): 3169–76.
Hanifah, and Prasetyo Agung Abadi. ―Hubungan Antara Konsep Diri
Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Pada Mata Kuliah Teori
Gru.‖ Kreano: Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif 10, no. 2
(2019): 141–45.
Hardin, Fransiskus. ―Hubungan Konsep Diri Dengan Tingkat Stres
Dalam Menyusun Skripsi Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan
STIKes Ramin Minang Padang 2019.‖ Journal of Social and
Economics Research 1, no. 1 (2019): 22–29.
Harumi, B. Primadini Yunanda, and Adijanti Marheni. ―PERAN
KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI TERHADAP
KEMATANGAN KARIER MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNVIVERSITAS UDAYANA.‖ Jurnal
Psikologi Udayana 5, no. 1 (2018): 23–34.
Hasan, Darmono dan Ani M. Menyelesaikan Skripsi Dalam Satu
Semester. Jakarta: Grasindo, 2005.
Hidayat, Veny. ―Kebermaknaan Hidup Pada Mahasiswa Semester
Akhir.‖ Jurnal Psikologi Integratif 6, no. 2 (2019): 141.
https://doi.org/10.14421/jpsi.v6i2.1491.
Hudhana, Winda Dwi, and Dilla Fadhilah. ―MENUMBUHKAN
KECERDASAN BAHASA DAN KARAKTER BANGSA
MELALUI AKTIVITAS MENDONGENG PADA SISWA
SEKOLAH DASAR.‖ Lingua Rima: Jurnal Pendidikan
Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia 7, no. 1 (2018):
99–105.
131

Ilyas, Muhammad, and Suryadi. ―Perilaku Prokrastinasi Akademik


Siswa Di SMA Islam Terpadu.‖ Jurnal An- Nida’ 41, no. 1
(2017): 71–82.
Imam Cahyadi. My Self and My Dream, n.d.
https://books.google.co.id/books?id=ZQzPDwAAQBAJ&pg=PA
107&dq=prokrastinasi&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwjPg9fmi93
uAhWRf30KHSoKDhMQ6AEwBHoECAQQAg#v=onepage&q
=prokrastinasi&f=false.
Indria, Indah, Juliarni Siregar, and Yulia Herawaty. ―HUBUNGAN
ANTARA KESABARAN DAN STRES AKADEMIK PADA
MAHASISWA DI PEKANBARU.‖ An-Nafs: Jurnal Fakultas
Psikologi 13, no. 1 (2019): 21–34.
Irawan, Sapto. ―Pengaruh Konsep Diri Terhadap Komunikasi
Interpersonal Mahasiswa.‖ Scholaria : Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan 7, no. 1 (2017): 39.
https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2017.v7.i1.p39-48.
Iskandar Zulkarnain. Membentuk Konsep Diri Melalui Budaya Tutur.
Medan: Penerbit Puspantara, 2020.
Iswahyudi, Agus, and Ibnu Mahmudi. ―Pengaruh Mengikuti
Orgamawa Dan Regulasi Diri Terhadap Prokrastinasi Mahasiswa
Dalam Menyelesaikan Skripsi Di Fakultas Ilmu Pendidikan Ikip
Pgri Madiun Tahun Akademik 2015/2016.‖ Counsellia: Jurnal
Bimbingan Dan Konseling 6, no. 2 (2017): 41.
https://doi.org/10.25273/counsellia.v6i2.1016.
Jamaludin, Agus. ―Pengaruh Lokasi Dan Pelayanan Terhadap
Kepuasan Mahasiswa.‖ Sosio E-Kons 9, no. 2 (2017): 125.
https://doi.org/10.30998/sosioekons.v9i2.1943.
Jane B. Burka and Lenora M Yuen. Procrastination, Why You Do It,
What to Do About It Now. USA: Da Capo press, 2008.
Juita, Dewi. ―Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan
Pendidikan IPA Kualitas Proses Bimbingan Skripsi Mahasiswa
Jurusan Tadris Biologi IAIN Kerinci Di Masa Pandemi Covid
19.‖ Vol. 6, 2020.
Juli Maini Sitepu & Mawaddah Nasution. ―PENGARUH KONSEP
DIRI TERHADAP COPING STRESS PADA MAHASISWA
FAI UMSU.‖ Jurnal Agama Dan Pendidikan Islam Vol. 9
132
(2017).
Kadafi, Asroful, Rizki Ramatus Mardiyah, and Ninik Komsiya Desy
Rahmawati. ―Upaya Menurunkan Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Melalui Bimbingan Kelompok Islami.‖ JURNAL
EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling 4, no. 2 (2019): 181–
93. http://103.107.187.25/index.php/cobaBK/article/view/3882.
Karlen, Yves, Carmen Nadja Hirt, and Ferdinand Stebner. ―Mindsets
and Self-Concepts About Self-Regulated Learning: Their
Relationships With Emotions, Strategy Knowledge, and
Academic Achievment.‖ Frontiers in Psychology 12, no. Article
661142 (2021): 1–13.
Khoirunnisa, Riza Noviana, Miftakhul Jannah, Damajanti Kusuma
Dewi, and Satiningsih Satiningsih. ―Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Tingkat Akhir Pada Masa Pandemi COVID-19.‖
Jurnal Psikologi Teori Dan Terapan 11, no. 3 (2021): 278.
https://doi.org/10.26740/jptt.v11n3.p278-292.
Kian, Alireza Armani, and Et.al. ―Evaluation of the Relationship
between the Components of Mindfulness and Educational
Procrastination with the Mediating Role of Academic Self-
Concept in Medical Students.‖ Journal of Medical Education
Development 12, no. 6 (2020): 31–40.
Kurniati, Dewi. ―Analisis Faktor Penyelesaian Skripsi Mahasiswa
Prodi Pendidikan Ekonomi PPAPK,‖ 2010.
Kurniawan, Wisnu. ―PENTINGNYA KONSEP DIRI POSITIF DAN
PENGALAMAN MENGIKUTI BIMBINGAN KELOMPOK
UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN MOTIVASI
BERPRESTASI.‖ Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan
Konseling, n.d., 52–61.
Laia, Bestari, and Et.al. ―PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA
SMA NEGERI DI KABUPATEN NIAS SELATAN.‖ Jurnal
Ilmiah Aquinas 5, no. 1 (2022): 162–69.
Mahendra, I Komang Putra, Wahjoedi, and I Ketut Semaryasa.
―Korelasi Prokrastinasi, Game Online, Dan Media Sosial
Dengan Minat Berolahraga Peserta Didik Putra Kelas X SMKN
3 Kintamani.‖ Jurnal Penjakora 8, no. 2 (2021): 98–106.
Mamlu‘ah, Aya. ―Konsep Percaya Diri Dalam Al Qur‘an Surat Ali
Imran Ayat 139.‖ Al-Aufa: Jurnal Pendidikan Dan Kajian
133

Keislaman 1, no. 1 (2019): 30–39.


https://doi.org/10.36840/alaufa.v1i1.222.
Mandasari, Efrida, and Muhammad Ihsan. ―Hubungan Antara Konsep
Diri Dan Regulasi Diri Terhadap Tingkat Prokrastinasi
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam.‖ Darul Ilmi: Jurnal Ilmu
Kependidikan Dan Keislaman 8, no. 01 (2020): 133–50.
https://doi.org/10.24952/di.v8i01.2707.
Marlina, Emas. ―MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC).‖ Metamorfosis: Jurnal Bahasa, Sastra
Indonesia Dan Pengajarannya 12, no. 2 (2019): 12–16.
Masturah, Alifah Nabilah. ―Gambaran Konsep Diri Mahasiswa
Ditinjau Dari Perspektif Budaya.‖ Indigenous: Jurnal Ilmiah
Psikologi 2, no. 2 (2017).
https://doi.org/10.23917/indigenous.v2i2.4934.
Miftahuddin, Ananda Pratama, and Ichsan Setiawan. ―Analisis
Hubungan Antara Kelembaban Relatif Dengan Beberapa
Variabel Iklim Dengan Pendekatan Korelasi Pearson Di
Samudera Hindia.‖ Jurnal Siger Matematika 02, no. 01 (2021):
25–34.
Muhammad Amran Shidik. ―Pengaruh Konsep Diri Dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik.‖ Andragogi:
Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan 8, no. 2
(2020): 555.
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/
66/70%0A.
Mukti, Briyan Priyono Wisnu, and Et.al. ―Prokrastinasi Akademik
Ditinjau Dari Konsep Diri Mahasiswa Ners.‖ Journal of
Psychological Perspective 1, no. 1 (2019): 15–21.
Muliadi Anangkota. Jangan Takut Menulis Skripsi. Yogyakarta:
Deepublish, 2018.
Muyana, Siti. ―Prokrastinasi Akademik Dikalangan Mahasiswa
Program Studi Bimbingan Dan Konseling.‖ Counsellia: Jurnal
Bimbingan Dan Konseling 8, no. 1 (2018): 45.
https://doi.org/10.25273/counsellia.v8i1.1868.
134
Nisa, Nur Khoirun, and Et.al. ―Manajemen Waktu Dengan
Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Keperawatan.‖ Journal
of Psychological Perspective 1, no. 1 (2019): 29–34.
Noor Latifa Zatulhimma, Hasrul. ―Persepsi Mahasiswa Terhadap
Pelayanan Tugas Akhir Skripsi Di Program Studi PPKN FIS
UNP‖ 4 (2021).
Nulhaqim, Soni Akhmad, Dudy Heryadi Heryadi, Ramadhan
Pancasilawan, and Muhammad Ferdryansyah. ―Peranan
Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di
Indonesia Untuk Menghadapi Asean Community 2015 Studi
Kasus: Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Institut
Teknologi Bandung.‖ Share : Social Work Journal 6, no. 2
(2016): 197. https://doi.org/10.24198/share.v6i2.13209.
Nur Hidayah dan Adi Atmoko. Landasan Sosial Budaya Dan
Psikologis Pendidikan. Malang: Penerbit Gunung Samudera,
2014.
Nurjan, Syarifan. ―Analisis Teoritik Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa.‖ Muaddib : Studi Kependidikan Dan Keislaman 1,
no. 1 (2020): 61. https://doi.org/10.24269/muaddib.v1i1.2586.
Nurzuliyan, Ulfa Auliya, Sosilo Rahardjo, and Edis Zamroni.
―Penerapan Konseling Behavioristik Teknik Operant
Conditioning Untuk Mengatasi Prokrastinasi Siswa.‖ Jurnal
Prakarsa Paedagogia 2, no. 2 (2019): 116–23.
Permatasari, Retno, Miftahul Arifin, and Raup Padilah. ―Studi
Deskriptif Dampak Psikologis Mahasiswa Program Studi
Bimbingan Dan Konseling Universitas Pgri Banyuwangi Dalam
Penyusunan Skripsi Di Masa Pandemi Covid-19.‖ Jurnal Bina
Ilmu Cendekia 2, no. 1 (2020): 127–41.
http://jurnal.icjambi.id/index.php/jbic/article/view/64.
Pratama, Giandra Ogy. ―Peran Regulasi Emosi Terhadap Prokrastinasi
Akademik Siswa.‖ Indonesian Journal of Guidance and
Counseling: Theory and Application 8, no. 2 (2019): 120–26.
Pratiwi, Desi Eka, and Anna Roosyanti. ―Analisis Faktor Penghambat
Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.‖ Jurnal Pendidikan
Dasar 10, no. 1 (2019): 101–14.
Prof. Dr. Chairul Anwar, M.Pd. Teori-Teori Pendidikan Klasik
135

Hingga Kontemporer. Yogyakarta: IRCISoD, 2017.


Putra, Riswanto Adi. ―KONSEP DIR ANGGOTA MAHASISWA
PECINTA ALAM FISIP UNIVERSITAS RIAU.‖ JOM FISIP 4,
no. 2 (2017): 1–12.
Putri, Nike Isma, and Triana Noor Edwina. ―Task
AversivenessSebagai Prediktor Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa.‖ Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran 3, no. 1
(2020): 124–41.
Qur, Al-. ―Pendidikan Dalam Al- Qur‘an ( Konsep Ta‘lim QS. Al-
Mujadalah Ayat 11 )‖ 1, no. 113 (2016): 206–22.
R.F., Tuasikal, and Patria B. ―Role of Social Support And Self-
Concept Clarity As Predictors On Thesis Writing
Procrastination.‖ Journal of Psychology and Instruction 3, no. 3
(2019): 76–82.
Riswandi, Aris, and Septy Achyanadia. ―HUBUNGAN ANTARA
KECERDASAN LINGUISTIK DAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR MATA
PELAJARAN BAHASA INGGRIS (Survei Pada Peserta Didik
Kelas IX SMP Ibnu Aqil).‖ Jurnal Teknologi Pendidikan 6, no. 1
(2017): 99–113.
Rizky, Avuan Muhammad. 7 Jalan Mahasiswa. Sukabumi: CV. Jejak,
2018.
Rofiqah, Tamama, and Leni Marlinda. ―Penyebab Munculnya
Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa (Behavior of Student
Academic Procrastination).‖ Jurnal Kopasta 5, no. 2 (2018): 65–
71.
Rosidah, Ainur. ―Layanan Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan
Konsep Diri Siswa Underachiver.‖ Jurnal Fokus Konseling 3,
no. 2 (2017): 154. https://doi.org/10.26638/jfk.53.2099.
Rusli, RK, and MK Kholik. ―TEORI BELAJAR DALAM
PSIKOLOGI PENDIDIKAN.‖ Jurnal Sosial Humaniora 4, no. 2
(2013): 62–68.
Saefullah1)*, Muhammad, Siti Lailiyah2), and Irfa Khaula Rosyida3).
―1)* , 2) , 3).‖ Jurnal Al-Qalam, 22, no. Volume 22, Nomor 1,
Januari-Juni 2021 (2021): 1–10.
Safiinatunnajah, Ruhil, and Zulian Fikry. ―Hubungan Antara Kontrol
136
Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Pengguna
Media Sosial.‖ Jurnal Pendidikan Tambusai 5, no. 2013 (2021):
228–33.
Safitri, Rezy, Veryliana Purnamasari, and Husna Wakhyudin.
―Dampak Game Online PUBG Terhadap Perilaku Prokrastinasi
Siswa.‖ International Journal of Natural Science & Engineering
4, no. 1 (2020): 30–39.
Sahaya Ami, Dian Evelina, and Tri Nova Hasti Yuniantaq. ―Profil
Karakter Prokrastinasi Akademik Pada Siswa SMP Dalam
Pembelajaran Matematika.‖ Jurnal Cendekia : Jurnal
Pendidikan Matematika 4, no. 1 (2020): 414–23.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i1.241.
Sahrudin. ―PERAN KONSEP DIRI, RELIGIUSITAS, DAN POLA
ASUH ISLAMI TERHADAP KECENDERUNGAN
PERILAKU NAKAL REMAJA DI CIREBON.‖ Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia 2, no. 1 (2017): 50–62.
Saman, Abdul. ―Analisis Prokrastinasi Akademik Mahasiswa (Studi
Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan).‖ Jurnal Psikologi Pendidikan Dan
Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Konseling 3, no. 2 (2017): 55.
https://doi.org/10.26858/jpkk.v0i0.3070.
Saputro, Yusup Adi, and Rini Sugiarti. ―Dukungan Sosial Teman
Sebaya Dan Konsep Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Siswa
SMA Kelas X.‖ Philanthropy Journal of Psychology 5, no. 1
(2021): 59–72.
Sari, Paundra, and Endang Indrawati. ―Hubungan Antara Dukungan
Sosial Teman Sebaya Dengan Resiliensi Akademik Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan X Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.‖ Empati 5, no. 2 (2016): 177–82.
Sastra, Leni. ―HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KONSEP DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA.‖ Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah 1, no. 1 (2016): 7–13.
Setyaputri, Nara Yuniar. Bimbingan Dan Konseling Belajar.
Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia, 2021.
Sherly, Novia, Hassyah Yusdistin, and Musfira Arisia Radhini.
―Upaya Peningkatan Pola Pikir Masyarakat Terhadap Pentingnya
137

Kesetaraan Pendidikan Di Indonesia.‖ Proceedings 1, no. 2


(2019): 141–46.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7226/
4454.
Shofiah, Vivik. ―Educational Guidance and Counseling Development
Journal METODE BIBLIOTERAPI ISLAM UNTUK
PENGEMBANGAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB
PADA MAHASISWA‖ 1, no. 1 (2019): 1–8.
Sri Wiworo Retno Indah Handayani, Azis Abdullah. ―Hubungan Stres
Dengan Prokrastinasi Pada Mahasiswa.‖ Jurnal Psokovidya Vol.
20 (2016): 37.
———. ―Hubungan Stres Dengan Prokrastinasi Pada Mahasiswa.‖
Psikovidya 9, no. 2 (2016): 118–31.
https://www.infodesign.org.br/infodesign/article/view/355%0Ah
ttp://www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/731%0
Ahttp://www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/269
%0Ahttp://www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/
106.
Steel, Piers, and Et.al. ―Examining Procrasnation Across Multiple
Goal Stages: A Longitudinal of Temporal Motivation Theory.‖
Frontiers in Psychology 9, no. Article 327 (2018): 1–16.
Suhadianto, Nindia Pratitis. ―EKSPLORASI FAKTOR PENYEBAB,
DAMPAK DAN STRATEGI UNTUK PENANGANAN
PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA.‖
Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang)
10, no. 2 (2020): 193.
https://doi.org/10.24036/rapun.v10i2.106266.
Suriadi, Institut Agama, Islam Sultan, and Muhammad Syafiuddin.
―PROFESIONALISME GURU DALAM PERSPEKTIF AL-
QUR ‘ AN.‖ Lentera Pendidikan 21 (n.d.): 123–41.
Syabilla, Yussa Annisa, Ade Suryanda, and Diana Vivanti Sigit. ―A
Correlation between Self Concept and Procrastination Based on
Gender in Neuroscience Perspective.‖ Biosfer: Jurnal
Pendidikan Biologi 11, no. 2 (2018): 114–20.
Tambunan, Formaida, and Renika Hasibuan. ―Pengaruh Percaya Diri
Dan Tekad Kuat Terhadap Berwirausaha.‖ Jurnal Administrasi
138
Publik 8, no. 2 (2018): 157–62.
Tanjung, Zulfriadi, and Sinta Huri Amelia. ―Menumbuhkan
Kepercayaan Diri Siswa.‖ Jurnal Riset Tindakan Indonesia 2,
no. 2 (2017): 1–4.
Taufiq, Ahmad. ―Paradigma Baru Pendidikan Tinggi Dan Makna
Kuliah Bagi Mahasiswa.‖ Journal of Chemical Information and
Modeling 53, no. 9 (2018): 1689–99.
Thanoesya, Ryan, Syahniar, and Ifdil Ifdil. ―Konsep Diri Dan
Optimisme Mahasiswa Dalam Proses Penulisan Skripsi.‖ Jurnal
Penelitian Pendidikan Indonesia 2, no. 2 (2016): 58–61.
Tus, Jhoselle. ―Self – Concept, Self – Esteem, Self – Efficacy and
Academic Performance of the Senior High School Students.‖
INTERNATIONAL JOURNAL OF RESEARCH CULTURE
SOCIETY 4, no. 10 (2020): 45–61.
Ulum, Muhammad Iqbalul. ―Strategi Self-Regulated Learning Untuk
Menurunkan Tingkat Prokrastinasi Akademik Siswa.‖
PSYMPATHIC : Jurnal Ilmiah Psikologi 3, no. 2 (2016): 153–
70.
Umah, Restu Yulia Hidayatul. ―Memodifikasi Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Dengan Mengoptimalkan Self-Regulated Learning.‖
1 2, no. tecnology (2021): 28.
Uus Rusmawan. Teknik Penulisan Tugas Akhir Dan Skripsi
Pemrograman. Edited by PT. Elex Media Komputindo. Jakarta,
2019.
Wahyuni, Niken Tri, and Imam Machali. ―Pengaruh Manajemen
Waktu Dan Efikasi Diri Terhadap Prokrastinasi Penyusunan
Skripsi Mahasiswa Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, Provinsi
Riau.‖ Heutagogia: Journal of Islamic Education 1, no. 2
(2021): 15–26.
Wahyuningtiyas, Eka Putri, Siti Suminarti Fasikhah, and Sofa Amalia.
―Hubungan Manajemen Stres Dengan Perilaku Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi.‖
Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang)
10, no. 1 (2019). https://doi.org/10.24036/rapun.v10i1.105006.
Wakhyudin, Husni, and Anggun Dwi Setya Putri. ―Analisis
Kecemasan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi.‖ WASIS :
Jurnal Ilmiah Pendidikan 1, no. 1 (2020): 14–18.
139

https://doi.org/10.24176/wasis.v1i1.4707.
Wicaksono, Luhur. ―PROKRASTINASI AKADEMIK
MAHASISWA.‖ Jurnal Pembelajaran Prospektif 2, no. 2
(2017): 67–74.
Yobella, Margaretha, and Gadis Sartika. ―Hubungan Antara Daya
Juang Dan Strategi Regulasi Diri Dengan Prokrastinasi
Akademik Mahasiswa Yang Berorganisasi Angkatan 2016 Di
Fakultas Pendidikan Dan Bahasa Atma Jaya‖ 16 (2018): 79–93.
Yuri Megaton dan Tarmizi. Bahan-Bahan Dasar Untuk Pelayanan
Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid II. Jakarta:
Penerbit Grasindo, 2011, 2011.
Zarrin, Sohrab Adi, and Esther Gracia. ―Prediction of Acdemic
Procrastination by Fear of Failure and Self-Regulation.‖
Educational Science: Theory & Practice 20, no. 3 (2020): 34–
43.

Anda mungkin juga menyukai