Anda di halaman 1dari 1

Frontal

parietal 4 lobus

oksipital

Temporal Otak Besar (cerebrum)

talamus, hipotalamus, dan epitalamus diensephalon 1. Kesadaran: Compos mentis


Otak 2. Vital sign:
Nadi: 98x/mnt
T: 39c
batang otak (pons) dan cereblum metensefalon dua subdivisi otak kecil (cereblum)
RR: 28
TD: 110/70mmHg
medulla oblongata mielensefalon
Fisik
hipokampus, hipotalamus, dan amigdala otak tengah SSP Anatomi Sistem Saraf Pemeriksaan kepala leher (mata) mata cowong dan ubun-ubun besar

vesikuler
Pemeriksaan thorax tidak ada whising dan nafas tambahan
1. Kejang sejak tadi pagi sebelum ke IGD suara jantung normal
2. Frekuensi: 5 mnt berhenti sendiri & kejang 1x 1. Epilepsy
white area Medulla spinalis 2. Kejang demam
3.
4.
5.
Lokasi: Kejang lonjotan kaki tangan kanan & kiri
Disertai demam
Pola demam baru satu hari lalu, kejang langsung
3.
4.
Tumor otak
Meningitis
Pemeriksaan Pemeriksaan ektremitas masih hangat dan edema (normal) KEJANG DEMAM
grey area tinggi belum turun 5. Encephalitis
Anak 1 tahun 1. bising usus meningkat
12 pasang saraf kranial Saraf kranial 6. Riwayat Atopi: Ayah 2. turgor kulit cukup
Anamnesis 7. RPD: Kejang demam umur 7 bulan DD Pemeriksaan abdomen 3. meteorismus,
Meningitis
Ilmu Kedokteran Dasar 4. dehidrasi ringan
Sistem Saraf Somatik (SSS) 8. Gejala lain: Diare cair 1 hari 5kali 3 sendok 1. Meningitis bakterialis akut
Kejang makan demam, nyeri kepala, kaku duduk, kejang
Ada 31 pasang saraf spinal Saraf spinal
Fungsi 9. Pengobatan sebelumnya: paracetamol dan oralit 2. Meningitis Tuberkulosis
10. Cedera kepala demam, letargi, nyeri kepala, kaku kuduk
selama beberapa hari sampai minggu Hb 10,6gr/dl
SST 11. terkena paku berkarat Penunjang Laboratorium Leukosit 4.900/m3
sistem saraf simpatik 3. Meningitis viral
12. Kelainan lahir nyeri kepala, demam, dan tanda iritasi Terdapat limfositois
Sistem Saraf Otonom (SSO) meningens nyeri perut, atau diare.
sistem saraf parasimpatik. Radiologi

Ensefalitis
Divisi sensori (afferent) Divisi
JIHAN NABILAH FEBRIYANI Pemeriksaan tulang belakang
1. Perubahan Kesadaran
6130019019 2. penurunan tingkat kesadaran
kenaikan kebutuhan metabolisme basal 10-15% dengan adanya tanda/ gejala neurologis fokal
Divisi motorik (efferent) atau difus

1c Fisiologi Kejang CASE 2


bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
kebutuhan oksigen meningkat sebanyak 20% Definisi tubuh (suhu rektal di atas 38°C) yang disebabkan Epilepsi
oleh proses ekstrakranium 1. terdapat dua kejadian kejang tanpa provokasi
yang terpisah lebih dari 24 jam
2. terdapat satu kejadian kejang tanpa provokasi,
dapat meluas ke seluruh sel maupun membran sel menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan belum diketahui secara pasti namun risiko kejang selanjutnya sama dengan
KEJANG bantuan neurotransmitter akibatnya terjadinya lepasan muatan listrik. terjadi difusi dari ion Kalium &ion Natrium suhu tubuh
tetangganya dari membran sel neuron risiko rekurensi umum setelah dua kejang tanpa
Etiologi provokasi dalam 10 tahun mendatang
3. sindrom epilepsi (berdasarkan pemeriksaan
1. Demam itu sendiri, yang disebabkan oleh infeksi
EEG).
saluran pernafasan atas, otitis
Dosis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi
perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit / diazepam yang diberikan secara intravena saluran kemih, kejang tidak selalu
dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg timbul pada suhu yang tinggi.
2. Efek produk toksik daripada mikroorganisme
Farmakologi Tatalaksana Kejang Demam
3. Respon alergik atau keadaan umum yang
Dosis diazepam rektal adalah 0,5-
abnormal oleh infeksi.
0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak
diazepam rektal. 4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg
5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang
untuk berat badan lebih dari 10 kg.
ringan, yang tidak diketahui atau
enselofati toksik sepintas
Imunisasi Pencegahan
dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan
kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari fenitoin secara intravena 1. Singkat
50mg/menit. 2. <15 mnt
3. Berhenti Sendiri
Klasifikasi Kejang demam Sederhana
4. tidak berulang
Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10 –15 5. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik,
mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan tanpa gerakan fokal.
tidak lebih dari 5 kali.
Antipiretik Pemberian obat pada saat demam

Dosis Ibuprofen 5-10 mg/ kg/kali ,3-4 kali


Kejang demam kompleks a. Kejang lama > 15 menit

b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, / kejang umum


Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 didahului kejang parsial
Antikonvulsan
jam
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

Kejang lama > 15 menit

Penyebab terbanyak infeksi luar Toksik yang dihasilkan suhu tubuh di hipotalamus mengeluarkan mediator kimia menyebabkan oksigen cepat
Pemberian obat rumat secara hematogen merangsang peningkatan
Patofisiologi Kejang Demam kranial dari bakteri yang bersifat menyebar ke seluruh otot, kulit,dan jaringan berupa epinefrin dan
potensial aksi pada neuron. reaksi kimia tubuh habis sehingga terjadi
Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum toksik
ataupun limfogen. prostaglandin. hipoksia.
tubuh tubuh
atau sesudah kejang

, transport ATP terganggu sehingga


Na intrasel dan K ekstrasel
Kejang fokal

menyebabkan potensial membran


pirigen endogen interleukin-1 (IL-1) cenderung dan aktifitas sel saraf

Tetap tenang dan tidak panik Patogenesis Kejang Demam Respon terhaap demam
terjadi fase depolarisasi neuron dengan cepat Timbul KEJANG
pirogen eksogen lipopolisakarida (LPS) dinding bakteri gram negatif
Orang tua Edukasi
Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar
leher
LPS menstimulus makrofag yang akan
(TNF-α), IL-6, (IL1ra), prostaglandin E2 (PGE2)
memproduksi pro- &anti-inflamasi sitokin
Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan
kepala miring

Reaksi sitokin ini mungkin melalui sel


yang akan mengkatalis konversi asam arakidonat
endotelial circumventricular akan menstimulus sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh.
menjadi PGE2
jangan memasukkan enzim cyclooxygenase-2 (COX-2)
sesuatu ke dalam mulut.
mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam

Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk kejang Pemeriksaan Laboratorium Demam meningkatkan sintesis sitokin di
interleukin 1ß
Pemeriksaan Penunjang keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi hipokampus
disertai demam.
Tetap bersama pasien selama kejang.

pemeriksaan darah perifer,


eksitabilitas neuronal (glutamatergic) dan
Berikan diazepam rektal. Jangan diberikan bila elektrolit, dan gula darah.
menghambat GABA-ergic
kejang telah berhenti.

Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang Pungsi Lumbal menyingkirkan kemungkinan meningitis
berlangsung 5 menit atau lebih. KEJANG

Risiko meningitis bakterialis adalah 0,6–6,7%. Pada


bayi

dapat di- lakukan pada keadaan kejang demam kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6
Elektroensefalografi
yang tidak khas tahun

kejang demam fokal.


dapat mendeteksi perubahan fokal yang terjadi baik
Pencitraan MRI > CT Scan yang bersifat sementara maupun
kejang fokal sekunder

1. Kelainan neurologik fokal yang


menetap(hemiparesis)
hanya atas indikasi seperti
2. Paresis nervus VI
3. Papiledema

Kejang demam menpunyai kejadian yang tinggi


Manifestasi Klinis Kejang Demam
pada anak yaitu 3 4%

Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri, banyak


dialami oleh anak laki-laki

Kejang timbul dalam 24 jam setelah suhu badan


naik diakibatkan infeksi disusunan saraf
pusat seperti otitis media dan bronchitis

Bangkitan kejang berbentuk tonik-klonik

Takikardi: pada bayi, frekuensi sering di atas 150-


200 kali permenit

Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya


Kompikasi kejang demam Kerusakan neorotransmiter sehingga dapat meluas keseluruh sel yang
menyebabkan kerusakan pada neuron

Kerukan pada daerah medial lobus temporalis setelah


Epilepsi mendapat serangan kejang yang berlangsung lama

Kelainan anatomi di otak

Kecacatan atau kelainan neorologis karena disertai


demam

Anda mungkin juga menyukai