Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berisikan sejarah tentang
“Menganalisis Perkembangan Dan Tantangan Awal Kemerdekaan” tepat pada
waktunya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan
yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Timpeh, 16 Januari 2023

KELOMPOK
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 Kondisi Awal Indonesia Merdeka
2.2 Kedatangan Sekutu Dan Belanda
BAB III (PENUTUP)
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
(PENDAHULUAN)

1.1  Latar Belakang

            Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 bukan titik akhir perjuangan bangsa


Indonesia untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Belanda yang telah ratusan
tahun untuk merasakan kekayaan Indonesia enggan mengakui kemerdekaan Indonesia.
Sekutu yang telah memenangkan Perang Dunia II merasa memiliki hak atas nasib
bangsa Indonesia. Belanda mencoba masuk kembali ke Indonesia dan menancapkan
kolonialisme dan imperialismenya sementara kondisi sosial ekonomi Indonesia masih
sangat memeprihatinkan, perangkat-perangkat kenegaraan juga baru dibentuk, Indonesia
ibrat bayi baru lahir masih lemah, tetapi merdeka adalah harga mati. Berbagai upaya
bangsa asing untuk menguasai kembali bangsa Indonesia ditentang dengan berbagai
cara. Pertempuran heroik dengan korban ribuan jiwa terjadi di berbagai daerah di
Indonesia. Tidak terhitung jelas berapa jumlah korban jiwa dari pertempuran
mempertahankan bangsa Indonesia tersebut, bahkan banyak pahlawan tidak dikenal
yang berguguran.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi awal setelah Indonesia merdeka?
2.      Mengapa sekutu kembali datang ke Indonesia dan Belanda ingin menguasai Indonesia
kembali?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui kondisi bangsa Indonesia setelah merdeka.
2.      Para sekutu dan bangsa Belanda yang kembali mendatangi Indonesia.
BAB II
(PEMBAHASAN)

2.1 Kondisi Awal Indonesia Merdeka


Secara politis keadaan indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu mapan.
ketegangan, kekacauan dan berbagai indsiden masih terus terjadi. Hal ini tidak lain
karena masih ada kekuatan asing yang tidak rela kalau indonesia ini merdeka. Sebagai
contoh rakyat indonesia masih harus bentrok dengan sisa sisa kekuatan jepang. Jepang
beralasan bahwa ia diminta oleh sekutu agar tetap menjaga indonesia dalam keadaan
status quo.
Disamping menghadapi kekuatan jepang, bangsa indonesia harus berhadapan dengan
tentara inggirs atas nama sekutu dan juga NICA (Belanda) yang berhasil datang kembali
ke indonesia dengan membonceng sekutu. Pemerintahan memang telah terbentuk,
beberapa alat kelengkapan negara juga sudah tersedia, tetapi karena baru awal
kemerdekaan tentu masih banyak kekurangan. PPKI yang keanggotaannya sudah
disempurnakan berhasil mengadakan sidang untuk mengesahkan UUD dan memilih
Presiden-Wakil   Presiden.

Bahkan untuk menjaga keamanan negara juga telah dibentuk TNI. Kondisi
perekonomian negara masih sangat memprihatinkan, sehingga terjadi inflasi yang cukup
berat. Hal ini dipicu karena peredaran mata uang rupiah jepang yang tak terkendali,
sementara nilai tukarnya sangat rendah. Pemerintahan RI sendiri tidak bisa melarang
beredarnya mata uang tersebut, mengingat indonesia sendiri belum memiliki mata uang
sendiri.

Sementara kas pemerintah kosong, waktu itu berlaku 3 jenis mata uang : De Javaeshe
Bank, untuk pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang rupiah Jepang. Bahkan setelah
Nica datang ke Indonesia juga memberlakukan mata uang NICA. Kondisi perekonomian
ini semakin parah karena adanya blokade yang dilakukan belanda (NICA).. Belanda
juga terus memberi tekanan dan teror terhadap pemerintahan Indonesia.
Inilah yang menyebabkan Jakarta semakin kacau, sehingga pada tanggal 4 januari 1946
ibu kota RI pindah ke yogyakarta. Pada 1 oktober 1946, indonesia mengeluarkan Uang
RI yang di sebut ORI. uang NICA dinyatakan sebagai alat tukar tidak sah. Struktur
kehidupan masyarakat mulai mengalami perubahan, tidak ada diskriminasi. Semua
memiliki hak dan kewajiban yang sama. sementara dalam hal pendidikan, pemerintah
mulai menyelenggarakan pendidikan yang diselaraskan dengan alam kemerdekaan.
Mentri Pendidikan dan Pengajaran juga sudah diangkat.

2.2 Kedatangan Sekutu dan Belanda

Penyerahan Jepang kepada Sekutu tanpa syarat tanggal 14 Agustus 1945 membuat
analogi bahwa Sekutu memiliki hak atas kekuasaan Jepang di berbagai wilayah,
terutama wilayah yang sebelumnya merupakan jajahan negara-negara yang masuk
dalam Sekutu. Belanda adalah salah satu negara yang berada di balik kelompok
Sekutu. Setelah Belanda kalah dengan Jepang, mereka melarikan diri ke Australia.
Bagi Sekutu dan Belanda, Indonesia dalam masa vacuum of power atau kekosongan
pemerintahan. Karena itu, Belanda ingin menjajah kembali Indonesia.

Sekutu masuk ke Indonesia melalui beberapa pintu wilayah Indonesia terutama daerah yang
merupakan pusat pemerintahan pendudukan Jepang seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Setelah PD II, terjadi perundingan Belanda dengan Inggris di London yang menghasilkan Civil
Affairs Agreement. Isinya tentang pengaturan penyerahan kembali Indonesia dari pihak Inggris
kepada Belanda, khusus yang menyangkut daerah Sumatra, sebagai daerah yang berada di
bawah pengawasan SEAC (South East Asia Command). Di dalam perundingan itu dijelaskan
langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut.

1. Fase pertama, tentara Sekutu akan mengadakan operasi militer untuk memulihkan
keamanan dan ketertiban.
2. Fase kedua, setelah keadaan normal, pejabat-pejabat NICA akan mengambil alih
tanggung jawab koloni itu dari pihak Inggris yang mewakili Sekutu.
Setelah diketahui Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus1945, maka Belanda mendesak
Inggris agar segera mensahkan hasil perundingan tersebut. Pada tanggal 24 Agustus 1945, hasil
perundingan tersebut disahkan.
Berdasarkan persetujuan Potsdam, isi Civil Affairs Agreement diperluas. Inggris bertanggung
jawab untuk seluruh Indonesia termasuk daerah yang berada di bawah pengawasan SWPAC
(South West Pasific Areas Command).
Untuk melaksanakan isi Perjanjian Potsdam, maka pihak SWPAC di bawah Lord Louis
Mountbatten di Singapura segera mengatur pendaratan tentara Sekutu di Indonesia. Kemudian
pada tanggal 16 September 1945, wakil Mountbatten, yakni Laksamana Muda WR Patterson
dengan menumpang Kapal Cumberland, mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Dalam rombongan Patterson ikut serta Van Der Plass seorang Belanda yang mewakili H.J. Van
Mook (Pemimpin NICA).
Setelah informasi dan persiapan dipandang cukup, maka Louis Mountbatten membentuk
pasukan komando khusus yang disebut AFNEI  (Allied Forces Netherlands East Indiers) di
bawahpimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Tugas tentara AFNEI sebagai berikut.

1. Menerima penyerahan kekuasaan tentara Jepang tanpa syarat.


2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.
3. Melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke negerinya.
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, menciptakan ketertiban, dan
keamanan, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil.
5. Mengumpulkan keterangan tentang penjahat perang untuk kemudian diadili sesuai
hukum yang berlaku.

Kedatangan tentara Sekutu diboncengi NICA yang akan menegakkan kembali kekuatannya di
Indonesia. Hal ini menimbulkan kecurigaan terhadap Sekutu dan bersikap anti Belanda.
Sementara Christison sebagai pemimpin AFNEI menyadari bahwa, untuk menjalankan tugasnya
tidak mungkin tanpa bantuan pemerintah RI. Oleh karena itu, Christison bersedia berunding
dengan pernerintah RI. Kemudian, Christison pada tanggal 1 Oktober 1945 mengeluarkan
pernyataan pengakuan secara de facto tentang negara Indonesia. Namun, dalam kenyataannya
pernyataan tersebut banyak dilanggarnya.
BAB III
(PENUTUP)

KESIMPULAN
            Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa saat indonesia setelah
merdeka, keadaan awal indonesia pasaat itu seperti bayi yang baru lahir, yang harus
memulai kenegaraannya dari titik baru titik dimana indonesia sudah mulai mendapat
pengakuan de facto sebagai negara. Namun dalam pembangunan konteks negara,
Indonesia masih saja dijajah oleh bangsa Belanda yang mencoba masuk ke Indonesia
dengan membawa pasukan yaitu yang disebut dengan AFNEI. Kedatangannya yang
dibonceng juga oleh NICA menimbulkan kecurigaan terhadap indonesia dan bersikap
anti Belanda.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku paket sejarah kurikulum 2013 hal.128-131

Anda mungkin juga menyukai