Avia Adriana Laipeny - Pengkajian Data Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan Di Instalasi Farmasi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar
Avia Adriana Laipeny - Pengkajian Data Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan Di Instalasi Farmasi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar
Disusun dan dijadikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Farmasi
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
(apt. Ahmad Irsyad Aliah, S.Si., M.Si) (Muhammad Yusuf, S.Farm., M.Sc)
NIDN. 09 270 99701 NIDN. 09 2211 9201
Mengetahui,
Ketua Program Studi
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Pada hari ini Jumat tanggal 14 bulan Oktober tahun 2022, bertempat di Ruang
Meeting Room Fakultas Farmasi Universitas Megarezky, telah dilakukan ujian
KTI sebagai salah sartu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma
DIII Farmasi terhadap mahasiswa atas nama:
Mengetahui,
Dekan Fakultas Farmasi Ketua Program Studi DII Farmasi
Dr. Jangga, S.Si., M.Kes., Apt. Suhrah Febrina Karim, S.Farm., M. Farm.
NIP. 196812312005011006 NIDN. 09 220 29203
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
kesempatan dan kesehatan menuntut ilmu sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Pengkajian Data Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat
kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Fincifnof Leopard Erenan Laipeny dan
ibunda Ona Shandra Engel yang telah membesarkan dan mendidik ananda hingga
ananda menjadi seperti sekarang ini dan saudara-saudaraku yang sangat kusayangi
serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penyusunan Karya Tulis
2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Mega
Rezky Makassar.
3. Bapak Prof. DR. dr. Ali Aspar Mappahya, Sp. PD., Sp. JP(K) selaku Rektor
Universitas Megarezky.
4. Bapak Dr. Jangga, S. Si., M. Kes., apt selaku Dekan Fakultas Farmasi
v
7. Bapak apt. Imran Firman, S.Farm., M.Si selaku penguji
8. Seluruh staff dan dosen Universitas Megarezky jurusan Diploma III Farmasi
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
menyempurnakan laporan tugas akhir ini agar menjadi jauh lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
vi
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
ABSTRAK..............................................................................................................xi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA 5
B. Instalasi Farmasi..............................................................................................7
C. Pelayanan Kefarmasian...................................................................................9
E. Resep..............................................................................................................12
vii
I. Kerangka Konsep22
BAB III...................................................................................................................23
METODE PENELITIAN.......................................................................................23
A. Desain Penelitian...........................................................................................23
BAB IV..................................................................................................................27
A. Hasil Penelitian.............................................................................................27
B. Pembahasan..................................................................................................28
BAB V...................................................................................................................34
PENUTUP.............................................................................................................34
A. Kesimpulan...................................................................................................34
B. Saran.............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
LAMPIRAN..........................................................................................................37
DAFTAR TABEL
viii
Tabel II.1 Standar Pelayanan Minimal Untuk Pelayanan Kefarmasian................16
Tabel IV.1 Rata-rata Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Racikan dan Non
Tabel IV.2 Rata rata Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Pasien Rawat Jalan
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar II.1 Kerangka Konsep..............................................................................22
DAFTAR LAMPIRAN
x
Lampiran 1. Skema Kerja
ABSTRAK
xi
Avia Adriana Laipeny, 2022. Pengkajian Data Waktu Tunggu Pelayanan Resep
Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
(BBKPM) Makassar. Dibimbing oleh Ahmad Irsyad Aliah dan Muhammad
Yusuf.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balai dapat memberikan perawatan kesehatan individu. Peran dan fungsi balai
disesuaikan dengan jenis pelayanan kesehatan. Balai dapat diatur oleh pemerintah
federal, pemerintah daerah, atau individu. Balai dapat berbentuk unit pelaksana
kualitas hidup pasien. Pelayanan farmasi rumah sakit, yang meliputi pelayanan
farmasi klinik, merupakan aspek integral dari sistem pelayanan kesehatan rumah
sakit yang berfokus pada perawatan pasien dan menawarkan sediaan farmasi,
peralatan medis, dan bahan habis pakai yang berkualitas tinggi dan harga
pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS) memainkan peran penting dalam sistem perawatan kesehatan rumah sakit,
1
2
bagian penting dari sistem perawatan kesehatan rumah sakit yang lengkap dan
dasar, yang merupakan kewajiban daerah yang paling sedikit berhak diterima oleh
setiap orang. Persyaratan pelayanan minimal ini dimaksudkan sebagai saran bagi
Waktu tunggu pelayanan obat jadi harus kurang dari 30 menit, dan waktu
tunggu obat racikan harus kurang dari 60 menit, sesuai dengan persyaratan
pelayanan dasar rumah sakit untuk pelayanan kefarmasian. Waktu antara saat
pasien menyerahkan resep ke apotek rawat jalan dan saat mereka mengambil obat
dan meninggalkan apotek dikenal sebagai waktu tunggu pasien (Arini et al.,
2020).
3
Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Dik Pusdikkes Kodiklat TNI Ad
Kramat Jati Jakarta Timur, dari data yang diambil sebanyak 337 resep dengan 254
obat non racikan dan 83 resep obat racikan, didapat waktu tunggu pelayanan rata-
rata obat non racikan adalah 14.34 menit dan untuk resep obat racikan adalah
26.14 menit.
memastikan lamanya pasien harus menunggu pelayanan obat resep rawat jalan di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data dan mengetahui waktu tunggu pelayanan resep bagi
Makassar.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui waktu tunggu pelayanan resep pasien Umum dan pasien
Makassar.
4
D. Manfaat Penelitian
lamanya waktu pasien harus menunggu pelayanan resep pasien rawat jalan di
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Balai
Unit organisasi bersifat mandiri yang disebut sebagai unit pelaksana teknis
Upaya kesehatan strata kedua adalah upaya kesehatan tingkat tinggi yang
yang tinggi, atau prevalensi yang rendah tetapi berdampak besar pada
5
6
d. Wilayah Kerja
a. Tugas Pokok
b. Fungsi
sesuai bidangnya
7
B. Instalasi Farmasi
beredar dan digunakan di rumah sakit. Instalasi farmasi rumah sakit juga
merupakan unit, porsi, divisi, atau fasilitas di dalam rumah sakit tempat semua
pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional adalah bagian dari
kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus dikelola secara multidisiplin
Suryawati, 2016).
8
C. Pelayanan Kefarmasian
al., 2014).
yang diperlukan dari penggunaan obat secara luas tanpa memperhatikan etnis,
2. Memantau dan memastikan kualitas penggunaan obat yang aman dan efektif
umum dengan obat pasien BPJS atau ASKES; misalnya kartu stok obat
pasien umum berwarna putih, tetapi kartu stok obat pasien BPJS atau
layanan rumah sakit dan terkait erat dengan perawatan medis perawat.
11
jawab atas layanan obat di rumah sakit. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh
layanan farmasi ditentukan oleh proses yang digunakan pada saat layanan
klinis umum, dan spesialis terdiri dari proses layanan farmasi. Proses
pelayanan rumah sakit bersifat umum, maka penting untuk membuat standar
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan habis pakai, serta penggunaan proses
yang efektif untuk menjamin pengendalian biaya dan mutu harus dilaksanakan
secara multidisiplin dan terkoordinasi. Untuk memenuhi maksud dan tujuan IFRS,
beban kerja yang sesuai dengan norma dan tuntutan rumah sakit (AT et al., 2019).
bagi tenaga kefarmasian, serta menjaga pasien dan masyarakat dari penggunaan
obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien. Standar pengelolaan
sediaan farmasi, standar pengelolaan alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai,
E. Resep
dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker, baik dalam bentuk kertas
Pengelola Apotek (APA) oleh dokter, dokter gigi, atau dokter hewan
13
pasien. Dokter gigi berwenang untuk menulis resep untuk semua jenis obat
Indonesia No. 19/Ph/62 2 Mei 1962, anestesi umum atau patirasa masih
dilarang bagi dokter gigi. Dokter hewan berwenang untuk menulis resep
Berikut adalah hal-hal yang memuat resep yang lengkap (Syamsuni, 2006) :
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi, atau dokter hewan.
6. Tanda tangan atau inisial dokter yang meresepkan sesuai dengan ketentuan
7. Keterangan resep dokter hewan, termasuk jenis hewan serta nama dan alamat
pemiliknya.
8. Indikasi inisial dokter atau tanda seru untuk resep yang melebihi dosis
maksimum.
apoteker, dan pasien juga diwakili melalui resep. Agar resep mudah
dipahami oleh apoteker, maka resep harus ditulis dengan baik, lengkap,
informasi obat, pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional harus
Anisah, 2016).
sakit merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang esensial dalam
(Kemenkes, 2016).
kesehatan yang diikuti oleh rumah sakit. SPM merupakan standar mutu
2017).
15
diperoleh setiap orang. Ini juga merupakan definisi teknis dari persyaratan
menilai kondisi atau status dan melacak perubahan dari waktu ke waktu,
atau tolok ukur kinerja kuantitatif atau kualitatif yang dapat melacak
disediakan oleh rumah sakit. Ketika penilaian telah selesai, ini berubah
syarat dalam standar pelayanan minimal rumah sakit yang harus dicermati,
menerima obat dan keluar dari fasilitas apotek (Megawati et al., 2015).
harus memenuhi kriteria pelayanan minimal tertentu, antara lain tidak ada
standar obat non racikan 30 menit dan standar obat majemuk 60 menit,
dengan frekuensi pendataan 1 bulan dan jangka waktu analisis data selama
3 bulan.
pertama kali didirikan pada 27 Juni 1959 di Jl. HOS. Ttjokroaminoto dan
Dg. Rani. Saat itu dipimpin oleh Dr. RN. Tyagi, seorang dokter India, dan rela
dibantu oleh Dr. WJ. Meyer, seorang dokter Jerman (1965-1995) (BBKPM,
2021).
pengembangan di Jl. A.P. Pettarani No. 43 dan dibuka oleh Menteri Kesehatan
2020, BBKPM Makassar dipimpin oleh dr. Aswan Usman, M.Kes. Nama BP4
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kesehatan Paru Masyarakat dan
Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat
(BBKPM, 2021).
20
a. Visi
b. Misi
kesehatan paru.
kesehatan.
kesehatan paru-paru.
c. Motto
2021).
21
Salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan tingkat Eselon IIb di
Upaya Kesehatan BBKPM. Mereka secara fungsional dan teknis dipantau oleh
jawab dan fungsi utama BBKPM Makassar adalah sebagai berikut (BBKPM,
2021) :
a. Tugas Pokok
kesehatan paru-paru.
b. Fungsi pokok
paru masyarakat.
paru-paru masyarakat
masyarakat.
yang ditetapkan oleh Panitia Kefarmasian dan Terapi (PFT) dan Instalasi
obat yang harus diperoleh dan diperoleh harus direncanakan secara logis
(BBKPM, 2021).
I. Kerangka Konsep
.12V
baP
OelA
ItcJdiynB
R L
E
k(osrpS
)W
uT
gK
A. Desain Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2022.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah semua resep pasien rawat jalan yang dilayani di
23
24
N
n= 2
1+ N ( e )
70
n= 2
1+70(0,05)
70
n=
1,175
Keterangan:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : margin of error
Sampel yang akan di ambil selama 1 minggu (7 hari) adalah sebanyak 420
lembar resep.
sebagai berikut ;
a. Inklusi
Makassar.
2) Resep yang hanya terdiri dari obat racikan dan obat non racikan.
b. Eksklusi
1) Resep obat yang tidak bisa dipenuhi karena stok obat yang tidak ada
atau habis
Alat pengumpulan data yang akan digunakan adalah jam digital dan
kalkulator untuk mengetahui waktu tunggu pelayanan resep obat jadi (non
racikan) dan obat racikan serta alat tulis dan lembar pengumpulan data waktu
terhadap waktu tunggu pelayanan resep obat jadi (non racikan) dan obat racikan.
Sedangkan bahan yang digunakan pada pengumpulan data adalah resep pasien
rawat jalan.
1. Pengumpulan Data
menggunakan data primer untuk mencatat waktu tunggu pelayanan resep obat
jadi (non racikan) dan obat racikan dalam lembar pencatatan waktu tunggu.
Pencatatan waktu akan dimulai pada saat pasien menyerahkan resep sampai
dengan pasien menerima obat yang sesuai tertulis di resep yang diserahkan
oleh TTK.
2. Analisis Data
X = ƩX / N
Keterangan:
X = Waktu rata-rata
N = Jumlah sampel
persyaratan apabila Permenkes No. 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
a. Untuk resep obat jadi (non racikan) memenuhi persyaratan apabila ketepatan
pelayanan = 60 menit
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
sampel sebanyak 420 resep obat, yang terdiri dari 132 resep racikan dan 288
resep non racikan. Rata-rata waktu tunggu dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel IV.1 Rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat racikan dan non racikan
pasien rawat jalan BBKPM Makassar.
Racikan
31%
Non Racikan
69%
27
28
Terdapat 21 resep pasien umum dan 399 resep pasien BPJS. Presentase
Tabel IV.2 Rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan umum
Jenis Pelayanan Jumlah Persentase Rata-rata Waktu Tunggu
Pasien Resep Pelayanan Resep (menit)
Umum 21 5% 33,23
BPJS 399 95% 29,44
Total Resep 420 100%
dan BPJS BBKPM Makassar
5%
95%
B. Pembahasan
salah satu unit pelayanan kesehatan masyarkat yang mempunyai instalasi farmasi
29
dan melayani pasien rawat jalan yang terdiri dari pasien BPJS, umum, dan UGD
serta pasien rawat inap. Pelayanan di Instalasi Farmasi BBKPM dilakukan selama
24 jam yang dibagi dalam 3 shift jaga yaitu, shift pagi (pukul 08.00-14.00 Wita),
shift siang (pukul 14.00-21.00 Wita), shift malam (pukul 21.00-08.00 Wita)
dengan tenaga farmasi yang dimiliki yaitu 10 orang tenaga farmasi. Pelayanan
resep, baik resep racikan maupun non racikan merupakan salah satu bentuk
adalah waktu antara pasien mengajukan resep sampai pasien menerima obat.
data dilakukan pada shift pagi mulai pukul 08.00-14.00 Wita. Penelitian dilakukan
diperoleh jumlah sampel sebanyak 420 resep obat, yang terdiri dari 288 resep non
racikan dan 132 resep racikan, 21 resep pasien umum dan 399 resep pasien BPJS.
pelayanan resep yaitu untuk resep obat non racikan 26,13 menit, resep obat
racikan 34,57 menit, dan untuk resep pasien umum 33,23 menit, pasien BPJS
29,44 menit. Resep yang memenuhi standar waktu tunggu pelayanan resep
sebanyak 185 resep obat non racikan dan 107 resep obat racikan. Resep yang
tidak memenuhi standar waktu tunggu pelayanan resep adalah sebanyak 103 resep
obat non racikan dan 25 resep obat racikan. Pelayanan pasien BPJS di Instalasi
30
hasil pelayanan pasien BPJS sebanyak 399 resep dengan presentase 95% dan 21
Pelayanan resep obat racikan dan non racikan memerlukan waktu untuk
menyiapkan obat sesuai dengan resep yang diberikan. Resep obat racikan dengan
dengan waktu tunggu rata-rata 34,57 menit dan non racikan 26,13 menit, dimana
obat racikan tersebut memerlukan waktu yang lebih lama penyiapannya daripada
pasien, umum, nama dokter penulis resep, poli pemeriksaan, jenis jaminan,
pasien.
resep.
resep.
disiapkan.
kemudian membungkusnya.
jelas.
jenis pasien di Instalasi Farmasi BBKPM yaitu pasien umum dan BPJS, dimana
32
dalam pelayanan resep pasien tersebut pasien umum didapatkan hasil waktu
tunggu rata-rata 33,23 menit dan pasien BPJS 29,44 menit, waktu tunggu pasien
umum memerlukan waktu yang lebih lama daripada pasien BPJS karena melalui
1. Pasien BPJS
pasien.
2. Pasien Umum
minimal untuk resep non racikan ≤ 30 menit dan resep racikan ≤ 60 menit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa, rata-rata waktu tunggu resep obat non racikan adalah 26,13
menit dan waktu tunggu resep obat racikan adalah 34,57 menit. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan dan
B. Saran
2. Disarankan bagi penelitian dengan tema yang sejenis untuk mencoba meneliti
34
DAFTAR PUSTAKA
Arini, H. D., Y, A. N., & Suwastini, A. (2020). Waktu Tunggu Pelayanan Resep Di
Depo Farmasi RS X. Lombok Journal of Science (LJS), 2(2), 40–46.
AT, T., Hardiman, & Almasdy, D. (2019). Implementasi Permenkes Nomor 72 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Terhadap
Tatakelola SDM Instalasi Farmasi Rsu Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun 2018.
Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2), 356.2019
AT, T., Hardisman, & Dedy Almasdy. (2019). Implementasi Permenkes Nomor 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Terhadap
Tatakelola SDM Instalasi Farmasi Rsu Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun 2018.
Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2), 356.
Fadhli Wendi Muh, & Anisah Siti. (2016). TANGGUNGJAWAB HUKUM DOKTER
DAN APOTEKER DALAM PELAYANAN RESEP LEGAL
RESPONSIBILITIES OF DOCTORS AND PHARMACISTS IN THE
SERVICES OF RECIPES. In Maret (Vol. 13, Issue 1).
Ihsan, S., Rezkya, P., & Akib, N. I. (2014). Evaluasi Mutu Pelayanan di Apotek
Komunitas Kota Kendari Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian’. Jurnal
Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia,. Jurnal Farmasi Dan Ilmu
Kefarmasian Indonesia, 1(2), 30–35.
Kemenkes. (2006). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
425/Menkes/SK/VI/2006 Tentang Pedoman Kebijakan Dasar Balai Kesehatan
Masyarakat.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, 192 (2008).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit, Vol. 13 No Studi Legislatif 31
(2016). http://etd.lib.metu.edu.tr/upload/12620012/index.pdf
Kuzairi, U., Yuswady, H., Budihardjo, A., & Patriadi, H. B. (2017). THE
ENACTMENT OF MINIMUM SERVICE STANDARD (SPM) FOR PUBLIC
SERVICE OF HEALTH SERVICE AFFAIRS (A CASE STUDY AT dr. H.
KOESNADI BONDOWOSO GENERAL HOSPITAL) Oleh. Jurnal Politico,
17(2), 1829–6696.
Megawati, Hakim, L., & Irbantoro, D. (2015). Penurunan Waktu Tunggu Pelayanan
Obat Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Baptis Batu Waiting Time
Shortening on Outpatient Medicine Services at Pharmacy Departement of Baptis
Hospital Batu. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(2), 163–168.
Mendrofa, D. E., & Suryawati, C. (2016). Analisis Pengelolaan Obat Pasien BPJS Di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Rumah Sakit
35
36
Panti Wilasa Citarum memiliki visi dan misi dalam melayani Rumah Sakit Panti
Wilasa Citarum melayani. Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(3), 214–221.
Rikomah, S. E. (2017). FARMASI RUMAH SAKIT. Deepublish.
Romdhoni, M. F. (2020). Kaidah Penulisan Resep Obat (D. Karita & A. Muh.
Maulana, Eds.). Deepublish.
Sahlawati, & Tamri. (2018). Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Di
Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Dik Pusdikkes Kodiklat Tni Ad
Kramat Jati Jakarta Timur. JUKMAS : Jurnal Untuk Masyarakat Sehat, 2(Vol 2,
No 1 (2018): JUKMAS : Jurnal Untuk Masyarakat Sehat), 103–115.
Setyowati, E., Etikasari, R., & Tetuko Aji. (2017). ANALISA LAMANYA WAKTU
PELAYANAN RESEP RACIKAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL. In Aji Tetuko / Indonesia Jurnal Farmasi
(Vol. 2, Issue 1).
Supardi, & Surahman. (2014). Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Farmasi.
Trans Info Media ; Jakarta.
Syamsuni, A. (2006). Ilmu Resep (E. Elviana & W. R. Syarief, Eds.). EGC.
Toreh, E. E., Lolo, W. A., & Datu, O. S. (2020). Evaluasi Pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimal (Spm) Farmasi Kategori Lama Waktu Tunggu Pelayanan
Resep Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Advent Manado. Pharmacon, 9(2),
318. https://doi.org/10.35799/pha.9.2020.29288
LAMPIRAN
1. Skema kerja
Persuratan
Survey Literatur
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Selesai
37
38
2. Alur penelitian
Administrasi
Pengumpulan data
Instalasi Farmasi
Analisis data
Kesimpulan
39