Khutbah Ali Sayyid 2022
Khutbah Ali Sayyid 2022
ص ْحبِ ِه َوتَابِ ِع ْي ِه َعلَى َ َو َعلَى ٰالِ ِه َو، َس يِّ ِد َولَ ِد َع ْدنَان َ الس اَل ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد َّ صاَل ةُ َو َّ َوال،ا ْل َح ْم ُد ِ ا ْل َملِ ِك ال َّديَّا ِن
،ان َوا ْل َم َك ا ِنِ س ِميَّ ِة َوا ْل ِج َه ِة َوال َّز َم َ ش َه ُد َأنْ اَّل ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللاُ َو ْح َدهُ اَل
ْ ش ِر ْي َك لَهُ ا ْل ُمنَـ َّزهُ ع َِن ا ْل ِج ْ َوَأ،َم ِّر ال َّز َما ِن
ص ْي ُك ْمِ فَ إنِّي ُأ ْو، ِعبَ ا َد ال َّر ْحمٰ ِن،ُ َأ َّما بَ ْع د َي َك انَ ُخلُقُ هُ ا ْلقُ ْرآن ْ س ْولُهُ الَّ ِذ َ َّش َه ُد َأن
ُ سيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ْ َوَأ
هّٰللا
ث اَلُ َّويَ ْر ُز ْق هُ ِمنْ َح ْي.َّق َ يَ ْج َع ْل لَّ ٗه َم ْخ َر ًج ا ِ َو َمنْ يَّت: ا ْلقَاِئ ِل فِي ِكتَابِ ِه ا ْلقُ ْر ٰا ِن،سي بِتَ ْق َوى هللاِ ال َمنَّا ِن ِ َونَ ْف
هّٰللا هّٰللا هّٰللا
ْ سبُ ٗۗه اِنَّ َ بَالِ ُغ اَ ْم ِر ٖ ۗه قَ ْد َج َع َل ُ لِ ُك ِّل ش
َي ٍء قَ ْد ًرا ْ ب َو َمنْ يَّتَ َو َّك ْل َعلَى ِ فَ ُه َو َح ُۗ س ِ َيَ ْحت
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Tidak bosan-bosannya khatib mengajak kepada seluruh jamaah, mari kita senantiasa
meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Barometer dari ketakwaan
adalah kemampuan kita untuk sekuat tenaga menjalankan perintah-perintah Allah dan
menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya. Posisi kita berada di jalan yang telah digariskan
oleh Allah swt, dengan tidak belok ke kanan dan ke kiri ini, akan menjadikan kita pada posisi
tengah dan kuat sehingga mampu menghantarkan kita pada tujuan yang benar dan hakiki
dalam kehidupan di dunia. Ketakwaan ini juga yang telah ditegaskan oleh Allah swt sebagai
bekal yang paling baik dalam menjalani kehidupan. Allah berfirman:
ِ َوتَزَ َّود ُْوا فَاِنَّ َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق ٰو ۖى َواتَّقُ ْو ِن ٰيٓاُولِى ااْل َ ْلبَا
ب
Artinya: “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”. (QS al-Baqarah:
197)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib mengajak kita semua untuk kembali merenungkan
nikmat-nikmat dan rezeki yang telah dianugerahkan oleh Allah swt dalam kehidupan. Segala
nikmat ini adalah nyata adanya dan telah ditegaskan Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 1:
ْ اق الد َِّم ِإنَّ َها لَتَْأتِي يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة بِقُ ُرونِ َها َوَأ
ش َعا ِرهَا ِ ب ِإلَى هللاِ ِمنْ ِإه َْر َّ َما َع ِم َل آ َد ِم ٌّي ِمنْ َع َم ٍل يَ ْو َم النَّ ْح ِر َأ َح
سا ً ض فَ ِطيبُوا بِ َها نَ ْف ِ ان قَ ْب َل َأنْ يَقَ َع ِمنْ اَأْل ْرٍ َوَأ ْظاَل فِ َها َوَأنَّ ال َّد َم لَيَقَ ُع ِمنْ هللاِ بِ َم َك
Artinya: “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya
Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan
datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya.
Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya,
lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.”
Keutamaan lain dari ibadah kurban adalah sebuah ibadah yang memiliki dua dimensi, yakni
vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal artinya ibadah yang ditujukan hanya kepada Allah
swt, sementara dimensi horizontal adalah ibadah sosial berupa berbagi rezeki untuk
membahagiakan orang lain. Ketika kita mampu membahagiakan orang lain, maka kita pun
akan merasa bahagia dan pada akhirnya kebahagiaan bersama juga akan mudah terwujud
sehingga kehidupan di tengah-tengah masyarakat pun akan bahagia dan damai.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dengan agungnya makna dan tujuan dari ibadah kurban ini, maka sudah selayaknya kita
berusaha untuk dapat melaksanakannya sehingga kita akan semakin dekat kepada Allah.
Tentu kita tidak ingin menjadi hamba yang kufur nikmat dan terputus rahmat Allah karena
kita tidak berkurban padahal sebenarnya kita mampu. Mari kita bersama-sama menjadi
hamba yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-perintahnya.
Jangan sampai kita pada kondisi yang disebutkan dalam surat Al-Kautsar ayat 3: