Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ANALISA TINDAKAN

GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DI RUANG RPU I RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA

Disusun Untuk Memenuhi Penugasan Stase Keperawatan Dasar Profesi

Perseptor klinik :

Perseptor akademik : Ns. Marina Layun Rining, S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh

Nama : Dian Ismayanti, S.Kep

NIM : P2205099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

INSTITUT TEGNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA

SAMARINDA

2022/2023
A. DEFINISI

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi


tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
salah satu bagian dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh
adalah larutan yang terdiri dari (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di
luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma),
cairan interstitial dan cairan transeluler.

Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme


tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap
keadaan fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

B. PATOFISIOLOGI
 ETIOLOGI
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth,
2002) :
(a) Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
 Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti
diare, muntah.
 Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per
oral, penggunaan obat-obatan diuretic.

2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)


Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium
berlebih.
(b) Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui
gastrointestinal pengeluaran diuretic.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat,
Pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare,
muntah atau kehilangan cairan lain melalui saluran.
4. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang
parah seperti akibat luka bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D,
penyakit-penyakit neoplastik, pancreatitis.
6. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.
 TANDA DAN GEJALA

o Kelelahan
o Kram otot dan kejang
o Mual
o Pusing
o Pingsan
o Lekas marah
o Muntah
o Mulut kering
o Denyut jantung lambat
o Kejang
o Palpitasi
o Tekanan darah naik turun
o Kurangnya koordinasi
o Sembelit
o Kekakuan sendi
o Rasa haus
o Suhu naik
o Anoreksia
o Berat badan menurun

 MASALAH KEPERAWATAN
1. Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra
seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis
(peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler),
rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing,
lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat,
turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut
kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan
jumlah air mata.

2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada
saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan
air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat,
asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama
gallop.
 PATHWAY
C. ASUHAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN FOKUS
Data Subjektif :
Identitas  mendapatkan data identitas pasien meliputi :
 Nama.
 Umur.
 Jenis Kelamin.
 Pendidikan.
 Pekerjaan.
 Alamat.
 No. Registrasi.
 Diagnosa Medis.
 Tanggal MRS.

Riwayat Kesehatan :

 Keluhan Utama.
 Riwayat Penyakit Sekarang.
 Riwayat Penyakit Lalu.
 Riwayat Penyakit Keluarga.

Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
 Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
 Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
b. Pola Eliminasi
 Mual muntah, Diare
 Kebiasaan berkemih.
 Perubahan jumlah maupin frekuensi.
 Karakteristik urine.
c. Evaluasi status kehilangan cairan klien
 Tanda-tanda.
 Edema.
 Rasa haus berlebihan.
 Membran mukosa kering.
d. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan
cairan.
 Kanker, luka bakar.
Data Objektif :

Pemeriksaan Fisik :

 Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.


 Kepala : normal atau abnormal.
 Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak
lemas atau tidak, dll.
 Mata : mata cekung atau cowong, air
mata kering atau tidak, dll.
 Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab,
Lidah putih atau tidak, dll.
 Hidung : normal atau abnormal.
 Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa
atau tidak.
 Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak,
adanya edema atau tidak, adanya kelemahan otot
atau tidak.
 Berat Badan : menurun atau tidak.

 DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare


dan muntah
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan mual muntah
3. Nyeri akut pada abdomen berhubungan dengan peningkatan
peristaltic usus.
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan timbulnya
perlukaan disekitar anus
 RENCANA KEPERAWATAN

N DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI


O
1. D.0036 Risiko Luaran utama : I.03122
ketidakseimbangan L.03021 Pemantauan Elektrolit :
Elektrolit Definisi : Keseimbangan Mengumpulkan dan
beresiko mengalami Elektrolit menganalisis data dan efek
perubahan kadar serum Luaran tambahan: yang tidak di harapkan
elektrolit Faktor resiko : 1. Eliminasi fekal Observasi
1. Ketidkseimbangan 2. Fungsi 1. Identifikasi
cairan (mis. Dehidrasi dan gastrointestinal kemungkinan penyebab
inkontinensia air) 3. Keseimbangan ketidakseimbangan
2. Kelebihan volume cairan elektrolit
cairan 4. Penyembuhan 2. Monitor kadar
3. Gangguan mekanisme luka elektrolit serum
regulasi ( mis. Diabetes) 5. Status nutrisi 3. Monitor mual, muntah
4. Efek samping prosedur Kriteria hasil : dan diare
(mis. Pembedahan ) 1. Serum natrium 4. Monitor krhilangan
5. Diare meningkat cairan apabila perlu
6. Muntah atau sesuai 5. Monitor tanda dan
7. Disfungsi ginjal batas normal gejala hypokalemia
8. Disfungsi regulasi 2. Serum kalium, 6. Monitor tanda dan
endokrin serum gejala hyperkalemia
Kondisi yang terkait : klorida,seum 7. Monitor tanda dan
1. Gagal ginjal kalsium, serum gejala hiponatremia
2. Anoreksia nervosa magnesium, 8. Monitor tanda dan
3. Diabetes militus serum fosfor gejala hypernatremia
4. Penyakit chron meningkat Terapeutik
5. Gastroenteritis atau dalam 1. Atur interval waktu
6. Pankreatitis batas normal pemantuan sesuai
7. Cedera kepala 3. Tanda tanda dengan kondisi pasien
8. Kanker vital dalam 2. Dokumentasikan hasil
9. Trauma multiple batas normal pemantauan
10. Luka bakar Edukasi
11. Anemia sel sabit 1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan
Intervensi Pendukung
Manajemen Elektrolit
Observasi :
1. Identifikasi tanda gejala
ketidakseimbangan
elektrolit
2. Identifikasi kehilangan
elektrolit melalui cairan
(miss:diare,drainase,luk
a bakar)
3. Monitor efek samping
pemberian suplemen
elektrolit
Terapeutik
1. Berikan cairan bila
perlu
2. Berikan diet yang tepat
( miss:tinggi kalium
rendah natrium)
3. Anjurkan pasien dan
keluarga untuk
memodifikasi diet jika
perlu
4. Pasang akses intervena
jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis, penyebab,
dan penanganan
keseimbangan elektrolit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
suplemen elektrolit sesuai
indikasi

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).

E. PENATALAKSANAAN
 PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi cairan IV.
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).
 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Menghitung tetesan infus.
Rumus dasar dalam satuan menit

Rumus dasar dalam satuan jam

Faktor tetes infus (Dewasa) :

o Merek Otsuka

Faktor tetes = 15 tetes/ml

o Merek Terumo

Faktor tetes = 20 tetes/ml

2. Rehidrasi oral.
3. Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam
DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC

SDKI,SIKI,SLKI, 2018

Anda mungkin juga menyukai