SpesifikasiTeknis
Oleh :
BAB I
SYARAT ADMINISTRASI
Pasal 1
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Seluruh pekerjaan yang termasuk didalam kontrak, harus selesai dan diserahkan
untuk pertama kalinya (penyerahan pertama) dengan selambat-lambatnya dalam
waktu 90 (Sembilan puluh) hari kalender, terhitung sejak ditandatanganinya Surat
Perjanjian Kerja Borongan.
Pasal 2
PERMULAAN PEKERJAAN
Pasal 3
PERJANJIAN KONTRAK, PERSELISIHAN DAN PEMILIHAN
DOMISILI
3.1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat Surat Perjanjian Pemborongan
sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, antara Pemberi Tugas dan
Kontraktor.
3.2. Bilamana terjadi perselisihan diantara Pemberi Tugas dan Kontraktor, pada
dasarnya diselesaikan dengan cara musyawarah.
3.4. Jika hal ini tidak mendapat hasil, penyelesaian selanjutnya akan melalui
saluran hukum yang berlaku. Dalam hal ini kedua belah pihak memilih
tempat dan alamat yang tetap (domisili) dalam Perjanjian Pemborongan,
pada Kantor Pengadilan Negeri di Kota Kendari.
Pasal 4
SIFAT DAN BENTUK KONTRAK
4.1. Kontrak bersifat rahasia, dan Kontraktor harus menjaga sedemikian rupa
sehingga detail-detail dari kontrak hanya dipakai sebagai informasi bagi
Kontraktor itu sendiri dan tidak boleh disiarkan atau disebarluaskan secara
sebagian pekerjaan maupun keseluruhannya, tanpa izin tertulis dari Pemberi
Tugas.
4.2. Bentuk kontrak adalah Kontrak Lumpsum, yaitu kontrak untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan dengan nilai kontrak pasti yang mengikat.
Berdasarkan pada Gambar Rencana serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) dan Dokumen Pelelangan lainnya.
Pasal 5
PEMUTUSAN KONTRAK
Pasal 6
PERIZINAN
Pasal 7
KETENTUAN LAIN
7.1. Kontraktor harus bertindak sesuai dengan setiap hukum atau peraturan-
peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
7.2. Semua syarat-syarat keterangan yang berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas sebelum
penyerahan kedua.
7.3. Kontraktor harus memberi jaminan bahwa Pemberi Tugas bebas dari segala
macam tuntutan atas pelanggaran hak patent, design, cap dagangan atau
hak-hak yang
Pasal 8
KENAIKAN HARGA
8.1. Semua kenaikan harga bahan dan upah selama masa pembangunan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dalam memasukkan harga
penawaran kontraktor harus sudah memperhitungkan kemungkinan ini.
Kenaikan harga tidak boleh menjadi alasan untuk merendahkan mutu
pekerjaan.
8.2. Kenaikan harga bahan dan upah yang terjadi akibat keputusan pemerintah
dibidang moneter yang menyangkut langsung mengenai bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini, tidak diberikan kecuali pemerintah
mengeluarkan peraturan yang mengatur hal tersebut.
Pasal 9
RESIKO DAN KEAMANAN
9.1. Segala resiko kebakaran, pencurian dan lain-lain ditempat pekerjaan atas
segala bahan-bahan, alat dan lainnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
9.2. Kontraktor harus mengadakan penjagaan, pemagaran dan sebagainya di
tempat pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Pasal 10
KEADAAN FORCE MAJEURE
10.1. Yang dimaksud dengan keadaan force majeure ialah suatu keadaan yang
dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat
diatasi oleh Kontraktor maupun Pemberi Tugas, karena diluar kesanggupan
atau wewenangnya. Yang termasuk force majeure ialah :
10.2. Tiap peristiwa keadaan force majeure seperti tersebut diatas, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah peristiwa tersebut, Kontraktor harus
melaporkan kepada Pemberi Tugas.
10.3. Apabila akibat dari adanya keadaan memaksa (force majeure) pekerjaan
terpaksa harus dihentikan dan tidak dilanjutkan lagi, maka kepada
Kontraktor akan dibayarkan harga sebesar prestasi pekerjaan yang telah
dicapai dan telah diterima oleh Pengawas Lapangan yang dinyatakan dalam
Berita Acara. Kontraktor tidak berhak mengajukan tuntutan lain misalnya
ganti rugi dan sebagainya.
Pasal 11
KELAMBATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU
11.1. Jika terjadi keterlambatan akibat dari suatu keadaan diluar kekuasaan
Kontraktor, maka waktu penyerahan dapat diusulkan untuk diperpanjang
melalui Direksi misalnya : Kelambatan akibat tindakan Pemberi Tugas /
Direksi / Pengawas Lapangan, adanya pekerjaan tambah, keadaan force
majeure dan sebagainya.
Pasal 12
PENUNDAAN PEKERJAAN
Pasal 14
DENDA DAN SANKSI
14.2. Untuk setiap kelalaian dalam menepati peraturan yang telah ditentukan
akan diberi peringatan secara tertulis. Bilamana sampai peringatan kedua
belum dipenuhi akan diberikan peringatan ketiga dan seterusnya disertai
dengan denda sebesar 1‰ (satu permil) dari harga borongan untuk setiap
kali peringatan, dengan maksimum denda sebesar 5 % (lima persen) dari
harga borongan.
15.1. Pekerjaan tambah kurang adalah bagian pekerjaan yang lain, dari yang
dimaksudkan dalam Dokumen Kontrak berupa penambahan, pengurangan
atau peniadaan suatu bagian pekerjaan.
15.2. Suatu pekerjaan hanya dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang,
apabila ada perintah/persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan dan Kontraktor wajib melaksanakannya
sejauh bagian-bagian pekerjaan yang ada hubungannya dengan ruang
lingkup kontrak.
15.3. Ketidak lengkapan uraian jenis pekerjaan dalam Surat Penawaran tidak
dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang, meskipun pekerjaan
tersebut tidak disebutkan dalam dokumen kontrak atau salah satu bagian
dari padanya.
15.4. Pekerjaan tambah kurang dinilai atas dasar harga satuan bahan dan upah
yang tercantum dalam Kontrak. Dalam hal tiadanya jenis satuannya dinilai
berdasarkan permufakatan antara Direksi/Pengawas Lapangan dan
Kontraktor, dengan keputusan terakhirnya berada dipihak
Direksi/Pengawas Lapangan.
15.6. Pekerjaan tambah kurang hanya boleh dikerjakan atas perintah tertulis dari
pemberi kerja apabila syarat-syarat dipenuhi, maka segala akibatnya
ditanggung sendiri oleh kontraktor.
15.7. Apabila ada terdapat pekerjaan tambah kurang maka yang dipakai sebagai
dasar perhitungan adalah harga satuan penawaran. Jika pekerjaan tambahan
tersebut tidak terdapat dalam harga satuan penawaran, maka Pemberi Kerja
dapat mengambil keputusan.
15.8. Hal-hal yang mengenai pekerjaan tambah kurang harus dilaporkan kepada
Pemberi Kerja dengan gambaran keterangan yang terperinci
15.9. Pekerjaan tambah kurang tersebut harus di catat dalam buku harian dan
dibuatkan berita acara tambah kurang yang dilaporkan oleh konsultan
pengawas bersama laporan harian.
Pasal 16
MASA PEMELIHARAAN
16.1. Jangka waktu masa pemeliharaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, sejak tanggal Berita Acara Penyerahan Pertama. Kontraktor wajib
menyelesaikan semua kekurangsempurnaan serta melakukan pemeliharaan
terhadap hasil pekerjaannya.
16.2. Pemborong harus memperbaiki segala kekurangan atau kerusakan yang
terjadi karena pelaksanaan atau bahan yang tidak sempurna, sehingga
pekerjaan selesai sempurna dan memuaskan bagi pemberi tugas, dan
pengawas berhak melakukan perbaikan pekerjaan tersebut dan biaya
ditanggung oleh pemborong.
Pasal 17
PENYERAHAN KEDUA PEKERJAAN
Pasal 18
PERATURAN PEMBAYARAN
hal yang tidak benar, baik seluruh maupun sebagian pekerjaan dari
permohonan Berita Acara tersebut antara lain :
Pasal 19
19.1. Antara Pemberi Kerja dan Kontraktor akan dibuatkan Kontrak Pekerjaan
dan dalam kontrak tersebut diatur penentuan pembayaran.
19.3. Tender bond baru akan dikembalikan setelah Kontraktor menyerahkan Bank
Garantie.
19.4. Kontrak kerja tersebut baru dapat ditandatangani oleh Pemberi Kerja
bilamana Kontraktor telah menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan.
19.8. Berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, maka akan dibuatkan Berita
Acara Pembayaran Angsuran yang ditandatangani oleh :
a. Pemimpin Kegiatan
b. Pejabat Pembuat Komitmen, selaku instansi teknis yang berwenang
BAB II
SYARAT TEKNIK UMUM
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN DAN URAIAN PEKERJAAN
Pasal 2
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
Pasal 3
GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN RKS
Pasal 4
RENCANA KERJA
Pasal 5
JAM KERJA
5.1. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus memberi tahu secara tertulis
kepada Pengawas Lapangan tentang jam-jam kerja yang akan dijalankan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
5.2. Bila ternyata diperlukan untuk mengubah atau menambah jam kerja dari
jadwal yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus melaporkan dalam
waktu yang cukup bagi Pengawas Lapangan untuk merencanakan
pengawasan.
5.3. Semua biaya yang diakibatkan oleh adanya pekerjaan diluar jam kerja harus
ditanggung oleh Kontraktor, temasuk over time (lembur) Pengawas
Lapangan.
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN
6.4. Pemberi Tugas, Direksi atau Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan
inspeksi ke setiap bagian pekerjaan. Juga apabila sebagian pekerjaan
Pasal 7
PIMPINAN PELAKSANAAN
7.2. Dalam hal ini sebelumnya Kontraktor harus melaporkan secara tertulis
kepada Pengawas Lapangan mengenai nama, pendidikan dan pengalaman
pimpinan pelaksanaan yang dimaksud.
7.5. Dalam hal ini tidak hadirnya pimpinan pelaksana, Pengawas Lapangan
dapat melakukan tindakan yang dianggap perlu demi keamanan dan
perlindungan terhadap pelaksanaan pekerjaan ini, tanggung jawabnya
tetap dilimpahkan terhadap Kontraktor.
Pasal 8
PENUNJUKAN SUB KONTRAKTOR
Pasal 9
KONTROL ATAS PEGAWAI
9.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor harus memperkerjakan orang yang teliti
ahli dan berpengalaman. Dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala pekerjaan perbuatan dan kelalaian orang-orang yang
mempunyai hubungan kerja dengannya.
Pasal 10
KESEJAHTERAAN PEGAWAI
Pasal 11
KECELAKAAN DAN PETI P3K
11.3. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna pertolongan pertama,
harus selalu berada di tempat pekerjaan dan siap untuk digunakan pada
setiap saat.
Pasal 12
ALAT, BAHAN DAN TENAGA PEMBANGUNAN
12.2. Adanya perubahan merk bahan/alat yang telah telah ditentukan, hanya
diperkenankan dengan persetujuan terlebih dahulu dari Perencana atau
Pemberi Tugas, dan Kontraktor dapat membuktikan bahwa pengganti
tersebut benar-benar setara dengan ketentuan semula.
12.4. Pengawas Lapangan berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan Kontrak dan berhak menuntut penggantian atau perbaikan
yang harus dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal
surat peringatan terhadap hal yang dimaksud. Demikian pula bahan yang
ditolak harus dikeluarkan dalam waktu 3 (tiga) hari dari tempat pekerjaan.
12.5. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang
telah ditentukan di atas, maka Pemberi Tugas berhak untuk menentukan
bahwa pekerjaan penggantian, perbaikan atau pengeluaran bahan
dilaksanakan oleh orang lain atas biaya Kontraktor. Barang-barang yang
hilang karenanya, akibatnya ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.
Pasal 13
CONTOH BAHAN
13.2. Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang digunakan harus diajukan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui dan dicantumkan tanda-
tangan.
Pasal 14
PENGUJIAN BAHAN DAN ALAT
14.1. Semua bahan, alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau dipasang
pada bangunan sebelum dipergunakan / dibeli atau dikirim jika perlu harus
diuji / ditest, diberikan dan dinyatakan lulus dengan baik oleh laboratorium
yang diakui.
14.3. Pemasangan dan penggunaan bahan-bahan / alat yang tidak sesuai dengan
persyaratan, petunjuk dan perintah Pengawas Lapangan atau contoh yang
telah disetujui, maka bahan / alat tersebut akan ditolak dan harus dibongkar
atau dikeluarkannya atas perintah Pengawas Lapangan dan segala resiko
sepenuhya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pasal 15
LAPORAN
15.1. Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 4 (empat) yang
isinya :
a. Taraf kemajuan pekerjaan.
b. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan yang diadakan / dipakai /
ditolak.
c. Jumlah tenaga menurut jenis keahlian/jabatan.
d. Keadaan cuaca / hujan.
e. Penugasan-penugasan / perintah-perintah pengawas.
f. Pekerjaan tambah kurang dan sebagainya, berdasarkan standard formulir
yang ditentukan.
Pasal 16
RAPAT-RAPAT RUTIN
16.1. Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala sekali seminggu dan setiap
dianggap perlu, dipimpin oleh Pengawas Lapangan. Dalam rapat tersebut
dibicarakan hal-hal yang menyangkut kondisi pekerjaan, jalannya pekerjaan
baik mengenai bahan, peralatan, tenaga kerja, keadaan cuaca, peristiwa-
peristiwa khusus dan lain sebagainya. Dalam rapat dibahas segala persoalan
antara Kontraktor dan atau Sub Kontraktor dan atau Supplier dan Direksi
bertempat di ruang Direksi yang telah disediakan dan Kontraktor harus
menyediakan konsumsi ringan pada saat diadakan dan juga jika sewaktu-
waktu Pemberi Tugas dan tamu-tamu yang berkepentingan atas
pelaksanaan proyek hadir di lapangan.
Pasal 17
SHOP DRAWING, AS BUILD DRAWING DAN FOTO-FOTO
b. Setiap bagian pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh dimulai
sebelum Pengawas Lapangan mempelajari dan menyetujui ataupun
mengkoreksi gambar kerja yang bersangkutan.
BAB III
SPESIFIKASI UMUM
BAHAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN
1.2.3. Kelalaian dan kekurangan ketelitian dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim di kemudian hari.
c. Pasir pasangan bata jenis pasir alam butiran sedang, tajam, dan
keras.
e. Pasir pasangan beton jenis pasir alam atau pasir pecahan batu
hasil alat stone Cruisser butiran sedang, tajam, dan keras.
1.4.7. Air :
Jenis/Type/Merk/Kualita s Ukuran
Nama/Jenis Bahan
Jadi/Terpasang
Kunci Pintu Utama U, Steanless Ø 4x70 cm
Kunci Pintu dengan 2 Slaag Semi Art, 3 Anak 2,5x5x10 cm
pegangan Kunci, Kuningan
Engsel Pintu Utama Cabur H, Kuningan 3x10 cm
Engsel Pintu Cabur H, Kuningan 3x7,5 cm
Grendel Pintu Double Tanam, Kuningan 2,5x8 cm
Hag Angin Terikat, Kuningan Panjang 20 cm
b. Besi Hollow yang dipakai harus dari besi sesuai dengan standard
internasional yang telah disetujui.
Jenis/Type/Merk/Ku Ukuran
Jenis Pekerjaan
alitas Jadi/Terpasang(Cm)
Rangka Plafond Standar SNI 2/4cm Dan 4/4 cm
Daun/Rangka jendela Standar SNI 0.8/4cm
Kusen Pintu/Jendela Standar SNI 5 x 10cm
1.4.12. Kaca
a. Semua bahan kaca adalah produksi pabrik kualitas standard
SNI kecuali bahan-bahan yang harus ditempa/dibentuk sesuai
kebutuhan.
b. Jenis dan ukuran bahan kaca :
Ukuran
Jenis/Type/Merk/Ku
Nama/Jenis Bahan Jadi/Terpasang
alitas
disesuaikan
Kaca Bening Standard Pabrikasi Tebal 5 mm
e. Kaca yang terpasang pada setiap bidang adalah kaca utuh dan
bukan kaca bersambung.
1.4.13. Cat
Jenis Cat :
Ukuran
Nama/Jenis Bahan Jenis/Type/Merk/Kualitas Jadi/Terpasang
Disesuaikan
Acian Tembok Pc Kental 1x oles kemudian
dilap tekan
Cat Tembok Dasar Metroligth atau Standard 1x lapisan dasar
Pabrikasi
Cat Tembok Finishing Avian Atau Standard 2x Lapisan Finishing
Pabrikasi
UkuranJadi/Terpasang
Nama/JenisBahan Jenis/Type/Merk/Kualitas
Disesuaikan
1.4.15. Plafond
Bahan Plafond yang digunakan adalah Gypsum Board 60 x 120
dengan tebal 9mm, standar pabrikasi dengan rangka terpasang
menggunakan Besi Hollow 60 x 120 dan Metal stud 60x60.
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
Pasal 1
UMUM
1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar
rencana (Design) adalah merupakan kesatuan dengan RKS ini.
1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut di atas ialah
berdasarkan :
a Dewan Normalisasi Indonesia (NI)
b ASTM (American Society for Testing & Materials)
c ASSHO (American Association of State Highway Officials).
Pasal 2
SYARAT-SYARAT UMUM
2.1. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan
seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan
dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada Perencana / MK untuk mendapatkan
penyelesaian.
2.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi,
dalam keadaan selesai/terpasang.
2.7.2. Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat
pemesanan bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka
Perencana dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas akan
menentukan sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan penunjukan pemenang,
Kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari
pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importir
lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah
dipesan (order import).
2.8 Contoh-Contoh
2.8.1. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-
contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa,
sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah
yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-
contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi
Tugasatau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai
dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2.9 Substitusi
2.9.1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama
pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk
pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN
3.2.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnyaharus segera dilaporkan kepada
Perencana/konsultan pengawas untuk dimintakan keputusannya.
3.2.5. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas
Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian
kecil yang disetujui oleh Perencana/ konsultan pengawas.
3.3.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kelas III
dengan ukuran 5/7, tertancap ditanah sehingga tidak bisa digerak-
gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama
lain.
3.3.2. Papan patok ukur dibuat dari kayu Kelas III, dengan ukuran
tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
atasnya (waterpass).
3.3.3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan
lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh konsultan pengawas.
3.3.4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi
terluar.
3.3.5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor
harus melaporkan kepada konsultan pengawas.
3.3.6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk
tanggungan Kontraktor.
3.4. Pekerjaan Penyediaan Air Bersih dan Daya Listrik Untuk Bekerja.
3.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat
sumur pompa di lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus
bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-
bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan konsultan pengawas.
3.4.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh
dari sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik
hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan
konsultan pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai
Kantor konsultan pengawas.
3.7.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai
dengan pengarahan konsultan pengawas.
Pasal 4
PEKERJAAN PENGUKURAN
5.1.1. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui
oleh konsultan pengawas
Pasal 6
PEKERJAAN TANAH
Pasal7
PEKERJAAN SUB PONDASI
6). Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanam
stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi
sama dengan tulangan pokok pada kolom beton atau kolom
praktis tersebut.
Pasal8
PEKERJAAN DINDING
3). Dalam satu hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu
meter). Dari pengakhiran pasangan satu hari tersebut harus
dibuat bertangga menurun dan tidak tegak berdiri untuk
menghindari retak dikemudian hari. Tebalnya siar batu bata
tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm atau 10 mm dan siarnya
harus benar-benar padat adukannya.
6). Semua pasangan bata harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali
diukur dari lantai, dengan menggunakan benang. Pemasangan
benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan di
bawahnya. Pada semua pasangan bata setengah batu satu sama
lain harus terdapat pengikat yang sempurna. Tidak dibenarkan
menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali sesuai
peraturannya (disudut). Lapisan yang satu dengan lapisan yang
diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan
satu batu dan pasangannya lebih tebal harus disusun sesuai
dengan petunjuk / peraturan seharusnya.
2). Pasir yang harus digunakan ini harus halus dengan warna asli.
Satu dan lain hal sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam
NI-3 pasal 14 dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi /
Pengawas Lapangan.
3). Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut di atas satu dan lain
hal dengan pasal 10 dari NI-3.
8.2.3. Persyaratan Pelaksanaan
1). Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam
volume. Cara pembuatannya menggunakan Mesin pengaduk
atau Molen selama 3 menit.
14). Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada Peturasan lantai
atas, sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, terlebih
dahulu harus diberi lapisan kedap air (water proofing)
setinggi30 cm dari peil finish lantai bersangkutan.
Pasal 9
PEKERJAAN LANTAI
4). Untuk pasangan di atas plat beton (lantai atas), plat beton
diberi lapisan plester (screed) campuran 1 PC : 3 Pasir setebal
minimal 3 - 5 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai,
terutama di daerah basah dan teras.
3). Untuk pasangan di atas plat beton (lantai atas), plat beton diberi
lapisan plester (screed) campuran 1 PC : 3 Pasir setebal
minimal 5 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai,
terutama di daerah basah dan teras.
5). Nat antara tegel yang satu dengan tegel yang lain maksimum 3
mm.
Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
Pasal 11
PEKERJAAN KACA
1). Pemasangan Kaca Bening tebal 5mm pada daun pintu, dan
jendela
2). Pemasangan Kaca Tempered tebal 8 mm pada jendela.
3). Pemasangan karet pelapis kaca/sealant, pada pasangan kaca mati
dan daun jendela.
11.3.2. Kaca yang dipasang dilapisi dengan karet pelapis kaca, guna
menghindari kaca pecah apabila terjadi pemuaian.
Pasal 12
PEKERJAAN PENGECATAN
12.1.5 Persetujuan
1) Standard Pengerjaan (Mock Up)
a. Sebelum pengecatan yang dimulai, kontraktor harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna
dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock
up ini akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
direksi lapangan dan perencana, bidang-bidang ini
akandipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
c. Lapisan cat pada ruangan tangga kebakaran harus memiliki
kualitas yang tidak dapat menyatu ataupun merambatkan
api apabila terjadi kebakaran, serta tidak menimbulkan asap,
gas beracun dan uap yang dapat terbakar bila panas.
Pasal 13
PEKERJAAN BETON BERTULANG
13.1.1 Pekerjaan Beton bertulang yang terdiri dari Poer Plat, Sloef, Plat
Lantai, Kolom,Balok, Ring Balk dan Balok Latei
13.2.3. Bahan pasir dan koral yang dipergunakan harus bebas dari bahan
organik, Lumpur dan bahan lain yang dapat merusak beton dan
memenuhi persyaratan PBI – 1971.
13.2.4. Air yang dipergunakan harus air tawar dan bersih dan bebas dari
garam atau zat kimia lain yang merusak beton.
13.2.5. Tulangan yang dipergunakan harus bebas dari minyak, karat kotoran
dan bahan perusak lainnya.
13.4.1 Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan dipakai untuk
cetakan beton untuk disetujui oleh konsultan pengawas.
13.4.2 Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat
seperti potongan-potongan kayu, paku, bekas gergaji, tanah dan
sebagainya.
13.4.3 Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan
terjadi kebocoran atau hilangnya air hujan selama pengecoran, tetap
lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
13.4.6 Material cetakan beton harus terbuat dari papan untuk bekisting
dengan rangka balok kayu dan kaso, sehingga cetakan cukup rapi
dan kaku untuk mendapatkan ukuran struktur yang dikehendaki.
13.6.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 Bab 6.
13.6.3. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan beton dibuka sebelum selesai masa
perawatan, maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan
beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus atau dengan menutupinya dengan karung basah atau dengan
cara lain yang disetujui konsultan pengawas.
Pasal 14
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
Pasal 15
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
15.1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/jendela dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan
daun jendela aluminium seperti yang ditunjukkan /disyaratkan dalam
detail gambar.
c. Pekerjaan yang berhubungan
- Pintu dan jendela rangka aluminium
- Kusen aluminium
15.2. Persyaratan Bahan
15.2.1 Semua”hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis.Bila terjadi
perubahan atau penggantian”hardware” akibat dari pemilihan
merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/MK untuk mendapatkan persetujuan.
15.2.1 Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci sesuai yang terlihat
pada Schedule Ironmongery, (terlampir). Pintu-pintu yang
digunakan memakai peralatan kunci : Lockcase, Cylinder, Handle.
Bach Plat, engsel 4“ x 3“, 4“ x 4“.
b. Untuk itu kaca sliding otomatic pada pintu Entrnace Utama
menggunakan engsel dan handle 1 set.
c. Untuk pintu swing door dipakai handle dan engsel.
d. Untuk almari-almari selang dan tabung pemadam kebakaran
dipakai Catch lock, begitu pula untuk almari-almari yang tidak
menggunakan kunci silinder.
15.4 Pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang + 28cm (as) dari permukaan atas pintu.
2. Engsel bawah dipasang +32cm (as) dari permukaan bawah pintu.
3. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
4. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +28cm dari
permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara
kedua engsel tersebut.
5. Penarikan pintu (door pull) dipasang 100cm (as) dari permukaan
lantai.
6. Pemasangan lockcase, handle dan back plate serta door closer
harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan oleh MK.
Pasal16
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
a. Kwalitas Peralatan/Bahan
d. Lighting Fixture
e. Pengawas Group
Pasal 17
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR
4) Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
b. Pekerjaan Closed.
1) Closed duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah
sekualitas Toto, dengan warna akan ditentukan oleh Pengguna.
2) Closed beserta kelengkapannya dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat-cacat lainnya dan telah disetujui konsultan Pengawas
Pekerjaan.
3) Closet harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai
gambar, waterpass, semua noda-noda harus dibersihkan,
sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
c. Pekerjaan Kran.
1) Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah dengan
chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing
sesuai gambarplumbing dan brosur alatalat sanitair. Kran-kran
tembok di pakai yang berleher kikir panjang dan mempunyai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding
2) Stop kran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran
berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
3) Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
Pasal 18
PEKERJAAN INSTALASI AIR
Pasal 19
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PENGAMANAN SETELAH
PEMBANGUNAN
BAB V
PENUTUP
6.1. Ukuran Duga (File) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, pemborong
wajib memeriksa semua ukuran ini dalam pelaksanaan, sehingga betul-betul
sesuai dengan gambar. Gambar skala besar merupakan gambar petunjuk
pasti. Bila terjadi ukuran yang keliru/menyimpang dari gambar tanpa
pemberitahuan atau melaporkan, hal ini adalah kesalahan yang menjadi
tanggung jawab pemborong.
6.2. Jika ada ukuran pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak diuraikan dalam
RKS ini akan tetapi dijelaskan dalam Aanwijzing maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Demikian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini dibuat sebagai bahan
acuan pelaksanaan kegiatan, diharapkan Kontraktor terlebih dahulu
mempelajarinya agar dalam pelaksanaan tidak terjadi kekeliruan.
Disusun Oleh :
PENULIS,