Anda di halaman 1dari 2

BUAH CINTA KEPADA ROSULULLOH

Ada seorang pemuda yang pekerjaanya mengangkut barang di pasar. Setiap hari dia menyisihkan
sebagian upahnya untuk ditabung. Dan tabungan tersebut dibuka setahun sekali, bukan di malam
lebaran, melainkan di malam 1 Robiul Awal.
Uang tersebut sebagian dipakai untuk membeli baju baru, peci baru, minyak wangi baru,dll, sebagian
lagi dipakai untuk memesan makanan yang enak di catering untuk porsi 50 orang di tanggal 12 Robiul
Awal.

Saat memasuki bulan Robiul Awal, wajahnya kelihatan bahagia sekali. Teman-temannya heran dan
bertanya mengapa kelihatan bahagia sekali padahal di hari lahirnya sendiri dia tidak sebahagia ini.

Maka dia menjawab, "Kelahiran saya tidaklah penting, tapi kelahiran Nabi Muhammad adalah
kelahiran hidayah bagi kita semua, kelahiran jalan surga bagi kita.
Jika bukan karena kelahiran Beliau saw, kita tidak akan mengerti jalan mendapatkan kebahagiaan
dunia dan akhirat."

Karena itu mulai awal bulan Maulid, pemuda tersebut terlihat sangat bahagia sekali.

Hingga malam 12 Robiul Awal tiba, dia sholat Isya dan langsung tidur. Kemudian jam 1 malam, dia
bangun dan bersiap-siap dengan memakai baju dan perlengkapan yang baru dia beli. Setelah itu, dia
membaca sholawat beribu-ribu sholawat sampai menjelang subuh.

Di saat detik-detik kelahiran Rosulullah saw, dia berdiri, membaca mahalul qiyam sendirian dengan
berlinang air mata. Menyampaikan salam kepada Nabi Muhammad saw dengan penuh cinta dan
kerinduan.

Saat tiba adzan subuh, pemuda tersebut sholat subuh di masjid. Kemudian dia mengumpulkan
teman-temannya untuk membaca maulid dan sedikit menceritakan yang ia tahu tentang Rosulullah
saw. Ia juga meminta Ustadz untuk menceritakan tentang Nabi Muhammad saw. Setelah acara
tersebut selesai, mereka semua makan bersama dengan jamuan yang disediakan oleh pemuda
tersebut.

Keesokan harinya dia mulai menabung lagi, begitu seterusnya sampai wafatnya.

Pemuda tersebut wafat sebelum tua dan belum sempat menikah.

Beberapa hari sesudah kewafatannya, seorang temannya memimpikan dia berada dalam kenikmatan
yang luar biasa.

Dia bertanya," Atas amal ibadah apa, kau mendapatkan kenikmatan seperti ini?"
"Saya tidak tau",jawabnya.

Kemudian dia bercerita, "Ketika masuk alam kubur, saya dibangkitkan dan saya sadar bahwa saya
telah mati. Saya juga ingat bahwa sebentar lagi akan didatangi malaikat Munkar dan Nakir. Saya
ketakutan dan gemetar. Lalu dari ujung saya melihat ada cahaya yang semakin mendekat. Saya pikir
itu adalah malaikat Munkar dan Nakir. Saya tambah ketakutan. Tapi setelah dekat dan saya bisa
melihat wajahnya, maka hilanglah rasa takut tersebut."
Saya berkata kepada orang tersebut, "kalau saya tau yang datang setampan dirimu, tentu saya
tidak akan ketakutan. Saya kira malaikat Munkar Nakir itu sangat menakutkan."

Maka Orang tersebut berkata, "Saya bukanlah Munkar Nakir, tapi saya adalah orang yang kau
rayakan hari kelahirannya di bulan Robiul Awal. Saya yang senantiasa kau rindukan dalam
hari-harimu. Saya adalah yang senantiasa kau bacakan sholawat dan salam dalam hari-harimu.
Semua sholawatan yang kau lakukan itu, diajukan kepadaku. Sampai ketika saya mendengar kabar
kewafatanmu, maka saya meminta izin kepada Allah untuk memberi syafaat kepadamu di dalam
kuburmu, sebelum saya memberikan syafaat kepadamu di akhirat nanti. Sebentar lagi Munkar Nakir
akan datang kepadamu, tenangkan hatimu, saya akan menemanimu"

ͭ Sumber ::
Kitab I'natut Tholibin Syarah Fathul Mu'in

Terakhir diubah: 19 Des 2018

Anda mungkin juga menyukai