Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK) Vol. 3 , No.

2, Juli 2019 P-ISSN : 2548-9704

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN JALUR


TERDEKAT PENDISTRIBUSIAN PRODUK GRANIT/KERAMIK PADA
PT. CHANG JUI FANG

ADNAN BUYUNG NASUTION


Universitas Potensi Utama
Universitas Potensi Utama, Jl. Yosudarso, Tanjung Mulia, Medan
adnan.buyung01@gmail.com

ABSTRACT
PT.Chang Jui Fang as the only ceramics industry producer in North Sumatra has many
distributor locations, the problem so far is the difficulty in choosing the location of the
distributor city to be targeted to optimize or determine the shortest path in the distribution
journey based on distributor needs, the application of genetic algorithms with the system
builds a new population of the second parent crossing that produces a new chromosome as
the shortest path optimization as a solution to the problem.

Keywords: distribution, ceramics, granite, optimization, genetic algorithms

ABSTRAK
PT.Chang Jui Fang sebagai produsen industri keramik satu-satunya di sumatera utara
mempunyai banyak lokasi distributor, permasalahan selama ini sulitnya dalam memilih
lokasi kota distributor yang akan dituju untuk mengoptimalkan, maka penerapan algoritma
genetika dengan system membangun populasi baru dari perkawinan silang kedua parent yang
menghasilkan kromosom baru sebagai optimasi jalur terpendek sebagai pemecahan masalah
tersebut.

Kata kunci : pendistribusian, keramik, granit, optimasi, algoritma genetika

1. PENDAHULUAN terbaru dengan optimasi kromosom-kromosom


PT. Chang Jui Fang merupakan baru sebagai optimasi jalur terpendek sebagai
perusahaan industri keramik/granit pemecahan masalah yang optimal tersebut
yang berlokasi di kawasan industry
medan, pendistribusian produk sebagai 2. METODOLOGI PENELITIAN
transaksi rutin yang dilaksanakan 2.1 Pengertian Optimasi
perusahaan, permasalahan selama ini Optimasi adalah salah satu disiplin ilmu dalam
sulitnya department expedisi dalam Matematika yang fokus
menentukan optimasi jalur yang untukmendapatkan nilai minimum atau
optimal atau menentukan jalur maksimum secara sistematis dari suatu fungsi,
terpendek dalam pendistribusian peluang, maupun pencarian nilai lainnya dalam
produk dengan melewati beberapa berbagai kasus. Optimasi sangat berguna di
kota distributor berdasarkan hampir segala bidang dalam rangka melakukan
kebutuhan distributor sehingga dapat usaha secara efektif efisien untuk mencapai
meminimalsir cost bahan bakar target hasil yang ingin dicapai. Tentunya hal ini
perjalanan. maka penerapan algoritma akan sangat sesuai dengan prinsip ekonomi
genetika dengan system membangun yang berorientasikan untuk senantiasa menekan
populasi baru dari perkawinan silang pengeluaran untuk menghasilkan outputan yang
dan kedua parent lalu mutasi yang maksimal. Optimasi ini juga penting karena
dilakukan sehingga akan persaingan saat ini sudah benar benar sangat
menghasilkan genereasi-generasi ketat.

61
Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK) Vol. 3 , No. 2, Juli 2019 P-ISSN : 2548-9704

2.2 Distribusi
Persoalan transportasi
membahas masalah pendistribusian
suatu komoditas atau produk dari
sumber ( supply) kepada sejumlah
tujuan (destination, demand) dengan
tujuan meminimumkan ongkos
pengangkutan. Ciri-ciri khusus
persoalan transportasi [3] adalah :
1. Terdapat sejumlah sumber dan
sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau
produk yang didistribusikan dari Gambar 1. Contoh graf
setiap sumber dan yang diminta
oleh setiap tujuan, besarnya Graf ABCDE diatas akan dicari solusi jalur
tertentu. terpendek dari simpul A kembali lagi ke simpul
Komoditas yang dikirim atau A dengan syarat simpul-simpul yang dilalui
yang diangkut dari suatu sumber ke hanya sekali.
suatu tujuan, besarnya sesuai dengan
permintaan dan atau kapasitas TSP(Travelling Salesperson Problem)
sumber. Ongkos pengangkutan Salah satu cara termudah untuk menyelesaikan
komoditas dari suatu sumber ke TSP yaitu dengan menggunakan algoritma brute
suatu tujuan, besarnya tertentu. force. Hal yang dilakukan yaitu mencoba semua
Dengan jarak terpendek maka kombinasi dan mencari rute yang paling murah.
ongkos pengiriman pun lebih minim. Tetapi hal tersebut memerlukan waktu yang
sangat lama karena banyaknya jumlah
2.3 Graf kombinasi yang ada. Sebagai contoh, jumlah
Graf adalah kumpulan simpul kombinasi rute untuk 5 kota adalah 20! =2,4 X
( nodes) yang dihubungkan satu 1018. Jumlah yang sangat besar untuk suatu
sama lain melalui sisi/busur (edges) algoritma pencarian. Contoh pencarian TSP
[2]. Suatu graf G terdiri dari dua dengan metode brute Force sesuai gambar:
himpunan yaitu himpunan V Jumlah node (n) ada 5 buah, Jumlah
(simpul) dan himpunan E (busur). kemungkinan jalur = (n-1)! / 2, Jumlah jalur 4!
Busur dapat menunjukkan hubungan /2 = 12 buah. Dimisalkan titik asal A dan titik
(relasi) sembarang seperti rute akhir adalah A. Maka jumlah jalur dan panjang
penerbangan, jalan raya, sambungan lintasannya adalah :
telepon, ikatan kimia, dan lain-lain.
Notasi graf: G (V, E) artinya graf G 1. Lintasan 1 = (a b c d e a) = (a e d c b a)
memiliki simpul V dan busur E. = 7 + 7 + 4 + 6 + 9 = 33
Berikut ini adalah contoh 2. Lintasan 2 = (a b c e d a) = (a d e c b a)
= 7 + 7 + 3 + 6 + 9 = 32
graf dan penyelesaiannya: 3. Lintasan 3 = (a b d c e a) = (a e c d b a)
= 7 + 2 + 4 + 3 + 9 = 25
4. Lintasan 4 = (a b d e c a) = (a c e d b a)
= 7 + 2 + 6 + 3 + 5 = 23
5. Lintasan 5 = (a b e c d a) = (a d c e b a)
= 7 + 8 + 3 + 4 + 9 = 31
6. Lintasan 6 = (a b e d c a) = (a c d e b a)
= 7 + 8 + 6 + 4 + 5 = 30
7. Lintasan 7 = (a c b d e a) = (a e d b c a)
= 5 + 7 + 2 + 6 + 9 = 29
8. Lintasan 8 = (a c b e d a) = (a d e b c a)
= 5 + 7 + 8 + 6 + 9 = 35
62
Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK) Vol. 3 , No. 2, Juli 2019 P-ISSN : 2548-9704

9. Lintasan 9 = (a c d b e a) = (a e kromosom akan menunjukkan kualitas


b d c a) = 5 + 4 + 2 + 8 + 9 = 28 kromosom dalam populasi tersebut. Adapun
Lintasan 10 = (a d b c e a) = (a e
c b d a) = 9 + 2 + 7 + 3 + 9 = 30 langkah-langkah penyelesaian pendistribusian
10. Lintasan 11 = (a d b e c a) = (a c pada PT. Chang Jui Fang menggunakan
e b d a) Algoritma Genetika dalam TSP adalah :
= 9 + 2 + 8 + 3 + 5 = 27
11. Lintasan 12 = (a d c b e a) = (a e a. Inisilaisasi Populasi
b c d a)
= 9 + 4 + 7 + 8 + 9 = 37 Inisialisasi ini dilakukan secara random dan
Lintasan yang jaraknya paling hanya satu kali saja sewaktu start pertama kali
pendek adalah : 4 yaitu 23 Algoritma Genetika. Inisialisasi ini
menghasilkan populasi awal dengan jumlah
2.4 Algoritma Genetika chromosome yang sesuai dengan yang kita
Algoritma Genetika adalah harapkan.
algoritma pencarian yang didasarkan
b.Evaluasi
atas mekanisme seleksi alami dan
Evaluasi Ini adalah proses menghitung nilai
evolusi biologis. Algoritma genetika
fitness dari masingmasing chromosome yang
mengkombinasikan antara deretan
ada. Rumus fitness :
struktur dengan pertukaran informasi
acak ke bentuk algoritma pencarian
c. seleksi
dengan beberapa perubahan bakat
Melalui proses ini maka lahirlah genersi baru
pada manusia. Pada setiap generasi,
dimana chromosome diperoleh dari
himpunan baru dari deretan individu
chromosome
dibuat berdasarkan kecocokan pada
generasi sebelumnya Berikut ini sebelumnya. Proses seleksi ini digunakan agar
beberapa definisi penting dalam hanya kromosom-kromosom yang berkualitas
Algoritma Genetika yaitu Genotype yang dapat melanjutkan peranannya dalam
(Gen) yaitu sebuah nilai yang proses algoritma genetika. Teknik seleksi yang
menyatakan satuan dasar yang akan digunakan tergantung pada permasalahan
membentuk suatu arti tertentu dalam yang akan diselesaikan. Ada bermacam-macam
satu kesatuan gen yang dinamakan teknik seleksi, diantaranya adalah Roulette
kromosom. Dalam Algoritma Wheel Selection, Rank Base Selection, dan
Genetika, gen ini bisa berupa nilai Steady State Selection. Proses penseleksian
biner, float, integer maupun karakter. pada makalah ini menggunakan teknik Roulete
Allele merupakan nilai dari gen. Wheel.
Kromosom adalah gabungan gen-gen
yang membentuk nilai tertentu. d.Crossover
Individu, menyatakan satu nilai atau Crossover adalah menyilangkan dua kromosom
keadaan yang menyatakan salah satu sehingga membentuk kromosom baru yang
solusi yang mungkin dari harapannya lebih baik dari pada induknya.
permasalahan yang diangkat. Tidak semua kromosom pada suatu populasi
Populasi, merupakan sekumpulan akan mengalami proses rekombinasi.
individu yang akan diproses bersama Kemungkinan suatu kromosom mengalami
dalam satu siklus proses evolusi. proses crossover didasarkan pada probabilitas
Generasi, menyatakan satu-satuan crossover yang telah ditentukan terlebih dahulu.
siklus proses evolusi. Sedangkan Probabilitas crossover menyatakan peluang
Nilai Fitness, menyatakan seberapa suatu cromosom akan mengalami crossover.
baik nilai dari suatu individu atau Ada beberapa teknik crossover yang dapat
solusi yang didapatkan. Fungsi digunakan untuk menyelesaikan Traveling
Fitness merupakan alat ukur yang Salesman Problem, antara lain adalah partially
digunakan untuk proses evaluasi mapped crossover (PMX), order crossover dan
kromosom. Nilai fitness dari suatu cycle crossover. Teknik rekombinasi yang

63
Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK) Vol. 3 , No. 2, Juli 2019 P-ISSN : 2548-9704

digunakan adalah teknik order kemampuan untuk belajar dari history


crossover . Order crossover (OX) pencarian. Ada dua macam proses mutasi yang
diperkenalkan oleh Davis [2]. Teknik ada pada algoritma genetika, diantaranya mutasi
ini diawali dengan membangkitkan bilangan real dan mutasi biner.
dua bilangan acak. Kemudian gen f. Kecerdasan Buatan
yang berada diantara kedua bilangan
acak akan disalin ke offspring Kecerdasan buatan sangat berperan dalam
dengan posisi yang sama. menyampaikan segala informasi dan
Langkah berikutnya untuk pengelaman belajar yang akan membuat peoses
mendapatkan offspring pertama belajar mengajar lebih efektif. Dengan
adalah mengurutkan gen yang berada menggunakan media-media pembelajaran yang
pada parent kedua dengan urutan gen dikembangkan dengan menggunakan prinsip-
yang berada pada posisi setelah prinsip dan teknik-teknik artificial intelligence,
bilangan acak kedua diikuti dengan pebelajar/learner dapat belajar tanpa harus
gen yang berada pada posisi sebelum berhadapan langsung berhadapan dengan guru,
bilangan acak pertama dan diakhiri dan informasi dalam media-media pendidikan
dengan gen yang berada pada posisi tentunya akan lebih mempermudah dan
diantara kedua bilangan acak. meringankan tugas guru/pendidik dalam
Kemudian gen yang telah diurutkan mentransformasikan ilmu dan pengalaman
tersebut dibandingkan dengan belajar mereka terhadapa peserta didik. Jadi
offspring pertama. Apabila gen dapat pula dikatakan bahawa aplikasi
tersebut ada pada offspring kedua kecerdasan buatan dalam bidang pendidikan
maka abaikan gen tersebut dari yang bertindak sebagai partner bagi pelajar atau
urutan itu. Kemudian masukkan mahasiswa dalam mempelajari suatu bidang.
urutan yang baru saja didapat pada AI dalam mengambil keputusan dalam
offspring dengan cara memasukkan bidang pendidikan bagi pimpinan lembaga
urutan gen pada posisi setelah pendidikan akan lebih mempermudah baginya
bilangan acak kedua terlebih dahulu karena data, basis dan pebetahuan informasi
dan sisanya dimasukkan pada posisi yang diperoleh akan lebih akurat dari pada
sebelum bilangan acak pertama. secara manual. Kepala sekolah misalnya, akan
lebih mudah dan lebih tepat dalam mengambil
e. Mutasi keputusan dan kebijakan untuk meningkatkat
Mutasi adalah proses kualitas pembelajaran dari data yang diperoleh
penambahan nilai acak yang sangat dari sistem AI Kemampuan, keahlian dan
kecil dengan pengetahuan tiap orang berbeda-beda.
probabilitas rendah pada variabel
Komputer dapat diprogram untuk berbuat
keturunan. Peluang mutasi
seperti orang yang ahli dalam bidang tertentu.
didefinisikan sebagai persentasi dari
Komputer yang demikian dapat dijadikan
jumlah total gen pada populasi yang
seperti konsultan atau tenaga ahli di bidang
mengalami mutasi. Peluang mutasi
tertentu yang dapat menjawab pertanyaan dan
mengendalikan banyaknya gen baru
memberikan nasehat-nasehat yang dibutuhkan.
yang akan dimunculkan untuk
Sistem demikian disebut Expert System (Sistem
dievaluasi. Jika peluang mutasi
Pakar).
terlalu kecil, banyak gen yang
mungkin Salah satu expert system yang pertama
adalah:
berguna tidak dievaluasi, tetapi bila
peluang mutasi ini terlalu besar maka 1. MACSYMA, yang digunakan untuk tugas-
akan terlalu banyak gangguan acak, tugas matematika.
sehingga anak akan kehilangan 2. MYCIN, untuk mendiagnosa penyakit infeksi
kemiripan dari induknya dan pada darah.
algoritma juga akan kehilangan 3. CADUCEUS, untuk mendeteksi penyakit.

64
Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK) Vol. 3 , No. 2, Juli 2019 P-ISSN : 2548-9704

4. PUFF, untuk mengukur fungsi Dikutip dari Modul proposal


dari paru-paru. pembelajaran berbasis AI Universitas
5. PROSPECTOR, digunakan Pendidikan Indonesia
perusahaan DEC untuk Pendapat saya : sistem ini sangat berguna
menggamarkan konfigurasi dari sekali karna siswa dapat langsung ber interaksi
sistem komputer bagi para langsung tanpa malu malu,dan juga seorang
langganannya. guru dapat mengetahui kemampuan siswa nya
6. DENDRAL, untuk masing masing dan juga kerja guru akan
mengidentifikasikan struktur diringan kan. Namun apakah dengan
molekul suatu komposisi kimia dan mengunakan Komputer ini anak ditakut kan
lain sebagainya. akan tidak serius malah akan keasikan bermain
tidak fokus terhadap materi yang diajarkan.
Untuk mengembangkan expert
system, harus diciptakan terlebih 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dahulu suatu knowledge base yang Misalkan terdapat 12 buah kota yang akan
dibutuhkan oleh aplikasinya. Suatu dilalui oleh expeditur dengan kota yang dituju
knowledge base terdiri dari pertama kali berturut-turut yaitu mulai dari PT.
kumpulan data tertentu untuk Chang Jui Fang, Kota Lhokseumawe, Kab.
permasalahan yang spesifik dan Aceh Utara, Kab. Aceh Timur, Kota Langsa,
aturan-aturan bagaimana Kab. Aceh Tamiang, Kab. Gayo Lues, Kab.
memanipulasi data yang disimpan Aceh Tenggara, Kota Subussalam, Kab. Aceh
tersebut. Singkil, Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Barat
Berbeda dengan database Daya, Kab. Aceh Tengah, Kab. Nagan Raya.
biasa, knowledge base mungkin Perjalanan dimulai dari PT.Chang Jui Fang dan
dapat juga terdiri dari asumsi- berakhir di PT.Chang Jui Fang. Ada 12 kota
asumsi, kepercayaan-kepercayaan, yang akan menjadi gen dalam kromosom yaitu
pendugaan-pendugaan dan metode- kota-kota selain kota asal.
metode heuristic. Untuk membuat
knowledge base perencanaan sistem Inisialisasi
harus bekerja sama atau meminta Dalam hal ini tahap awal membangun
nasehat dari ahli di bidangnya. Orang inisialisasi yaitu merupakan pembentukan
yang menciptakan expert system populasi awal dengan menyusun setiap kota
disebut dengan knowledge engineer. sebagai kode yang dijadikan sebagai gen pada
Intelligence Computer – aided masing-masing kromosom sehingga
Instruction (CAI) juga termasuk keseluruhan ini dianggap sebagai generasi
ke dalam lingkup kecerdasan pertama.
buatan. Komputer ini digunakan
sebagai tutor yang dapat melatih Berikut pengkodean yang mewakili setiap kota :
dan mengajar. CAI merupakan 1. Kab. Aceh Utara =A
pengembangan lebih lanjut dari 2. Kab. Aceh Timur =B
Computer Assisted Instruction (CAI 3. Kota Langsa =C
). CAI dapat diartikan sebagai 4. Kota Lhokseumawe = D
penggunaan komputer secara 5. Kab. Nagan Raya =E
6. Kab. Aceh =F
langsung dengan siswa untuk 7. Kab. Aceh Tengah =G
menyampaikan isi pelajaran, 8. Aceh Barat Daya =H
memberikan latihan dan mengetes 9. Kab. Aceh Singkil =I
kemajuan belajar siswa. . CAI juga 10. Kota Subussalam =J
bermacam-macam bentuknya 11. Kab. Aceh Tenggara = K
12. Kab. Gayo Lues =L
bergantung kecakapan pendesain
dan pengembang pembelajarannya,
Berdasarkan pengkodean diatas populasi awal
bisa berbentuk permainan (games),
akan dibentuk seperti dibawah ini secara acak :
65
Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK) Vol. 3 , No. 2, Juli 2019 P-ISSN : 2548-9704

q[5] = 0.335
K1 = [ A-D-B-C-E-F-G-H-I-J- q[6] = 0.359
K-L ] total = 0.221
K2 = [ A-B-C-D-F-E-H-G-J-I-
L-K ] selanjutnya mencari nilai probabilitas dengan
K3 = [ B-D-C-A-F-H-E-G-I-J- rumus dibawah ini :
K-L ]
K4 = [ C-D-B-A-H-E-G-K-L-I-
F-J ] P[i] = q[i] / total P[1] = 0.193
K5 = [ A-C-J-K-L-B-D-G-H-J- P[2] = 0.140
I-C ] P[3] = 0.215
K6 = [ D-K-L-I-B-C-A-J-F-H- P[4] = 0.139
P[5] = 0.151
E-G ] P[6] = 0.162

Penjelasan diatas pada kromosom K1 Dari probabilitas di atas dapat terlihat bahwa
terdapat optimasi jalur beberapa kota kromosom ke-3 mempunyai fitness paling kecil
yang dilalui dimana sehingga mempunyai probabilitas untuk terpilih
yang diawali perjalanan mulai dari pada generasi selanjutnya lebih besar dari
perusahaan ke kota A sampai ke kota kromosom lainnya. Untuk proses seleksi kita
L dan diakhiri ke perusahaan menggunakan rouletewheel, untuk itu kita
kembali. terlebih dahulu mencari nilai kumulatif dari
probabilitasnya.
Evaluasi Kromosom C[1] = 0.193
Tahap selanjutnya menghitung nilai C[2] = 0.193 + 0.140 = 0.332
Fitness sebagai parameter untuk C[3] = 0.332 + 0.215 = 0.547
mengukur tingkat jalur terpendek C[4] = 0.547 + 0.139 = 0.686
sementara pada setiap kromosom C[5] = 0.686 + 0.151 = 0.838
C[6] = 0.838 + 0.162 = 1
dalam kasus ini nilai fitness diukur Proses roulete-wheel adalah membangkitkan
dari jarak antar kota dalam setiap nilai acak R antara 0-1. Jika R[k]<C[k] maka
kromosom : kromosom ke-k sebagai induk, selain itu pilih
Fitness 1 = 2,345Km Fitness 2 = kromosom ke-k sebagai induk dengan syarat
3,232Km Fitness 3 = 2,102Km C[k-1] < R[k] < C[k]. Kita putar roulete-wheel
Fitness 4 = 3,241Km Fitness 5 = sebanyak jumlah kromosom yaitu 6 kali
2,985Km Fitness 6 = 2,782Km (membangkitkan bilangan acak R).
Masing-masing fitness mewakili
masing-masing kromosom dan R1 = 0.191
Dilihat dari parameter diatas bahwa R2 = 0.259
kromosom yang mempunyai nilai R3 = 0.760
fitness terkecil adalah pada R4 = 0.006
kromosom ke-3 yaitu jalur terpendek R5 = 0.159
sementara R6 = 0.340

Seleksi Kromosom Crossover


Oleh karena pada persoalan TSP Kromosom ke-k yang dipilih sebagai induk jika
yang diinginkan yaitu kromosom R[k] < ñc. Maka yang akan dijadikan induk
dengan fitness yang lebih kecil akan adalah kromosom[1], kromosom[4], dan
mempunyai probabilitas untuk kromosom[5]. Setelah melakukan pemilihan
terpilih kembali lebih besar maka induk, proses selanjutnya adalah menentukan
digunakan inverse : posisi crossover. Hal tersebut dilakukan dengan
q[i] = 1 / total fitness q[1] = 0.426 membangkitkan bilangan acak antara 1 sampai
q[2] = 0.309 dengan panjang kromosom-1. Dalam kasus TSP
q[3] = 0.475 ini bilangan acaknya adalah antara 1-3. Misal
q[4] = 0.308 diperoleh bilangan acaknya 1, maka gen yang
66
Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK) Vol. 3 , No. 2, Juli 2019 P-ISSN : 2548-9704

ke- swapping mutation. Jumlah kromosom yang


1 pada kromosom induk pertama mengalami mutasi dalam satu populasi
diambil kemudian ditukar dengan ditentukan oleh parameter mutation rate(ñm).
gen pada kromosom induk kedua Proses mutasi dilakukan dengan cara menukar
yang belum ada pada induk pertama gen yang dipilih secara acak dengan gen
dengan tetap memperhatikan sesudahnya. Jika gen tersebut berada di akhir
urutannya. Bilangan acak untuk 3 kromosom, maka ditukar dengan gen yang
kromosom induk yang akan di- pertama. Pertama kita hitung dulu panjang total
crossover : gen yang ada pada satu populasi:
C[1] = 2 Panjang total gen = jumlah gen dalam 1
C[4] = 1 kromosom * jumlah Kromosom = 12 * 6 = 72
C[5] = 2 Untuk memilih posisi gen yang mengalami
mutasi dilakukan dengan membangkitkan
Proses crossover : bilangan acak antara 1 – Panjang total gen yaitu
Kromosom[1] = Kromosom[1] >< 1- 27. Misal kita tentukan ñm = 20 %. Maka
Kromosom[4] Kromosom[4] = jumlah gen yang akan dimutasi adalah = 0,2*72
Kromosom[4] >< Kromosom[5] = 7,2 = 7. Lima buah posisi gen yang akan
Kromosom[5] = Kromosom[5] >< dimutasi, setelah diacak adalah posisi 72, 46,
Kromosom[1] 13, 34, 9, 2, 5.
Proses mutasi :
Offspring[1] =
A-B-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K >< B-D- K[1] = A-B-C-D-F-H-E-G-I-J-K-L
C-A-F-H-E-G-I-J-K-L = A-B-C-D- K[2] = A-B-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K
F-H-E-G-I-J-K-L K[3] = B-D-C-A-F-H-E-G-I-J-K-L
Offspring [4] = K[4] = B-D-C-A-F-H-E-G-I-J-K-L
B-D-C-A-F-H-E-G-I-J-K-L >< A-B- K[5] = A-B-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K
C-D-F-E-H-G-J-I-L-K = B-D-C-A- K[6] = D-K-L-I-B-C-A-J-F-H-E-G
F-H-E-G-I-J-K-L
Offspring[5]=
A-B-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K >< A-B- Berdasarkan proses mutasi diatas dijelaskan
C-D-F-E-H-G-J-I-L-K = A-B-C-D- bahwa sesuai urutan acak no.2 yaitu tepatnya
F-E-H-G-J-I-L-K pada kromosom 1 pada gen ke 2 yaitu B harus
Pada Offspring[1] yang mewakili dimutasi dengan gen yang berada didepannya
kromosom [1] yang mendapatkan yaitu gen C, sama halnya dengan gen yang
nilai acak C[1] yaitu kromosom[1] berada kromosom yang lain yang urutanya
yang dikawinkan silang dengan sesuai dengan bilangan acak diatas harus
kromosom[4] sehingga perpindah dengan gen yang berada didepannya.
menghasilkan kromosom[1] yang Sehingga menghasilkan populasi seperti
baru dengan cara mempertahankan 1 dibawah ini :
gen dari kromosom[1] yaitu gen ke-1 K[1] = A-C-B-D-H-F-E-G-J-I-K-L
yaitu A selanjutnya menyatukan sisa K[2] = B-A-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K
kromosom[4] yaitu dari mulai gen D K[3] = B-D-C-A-F-H-E-G-I-K-J-L
s/d L. K[4] = B-D-C-A-F-H-E-G-I-K-J-L
Populasi setelah dicrossover : K[5] = A-B-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K
K[1] = A-B-C-D-F-H-E-G-I-J-K-L K[6] = G-K-L-I-B-C-A-J-F-H-E-D
K[2] = A-B-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K
K[3] = B-D-C-A-F-H-E-G-I-J-K-L Populasi diatas merupakan generasi baru yang
K[4] = B-D-C-A-F-H-E-G-I-J-K-L tercipta setelah melalui proses algoritma
K[5] = A-B-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K genetika sehingga dilihat nilai fitness setiap
K[6] = D-K-L-I-B-C-A-J-F-H-E-G kromosom yang dihasilkan seperti dibawah ini :
Mutasi K[1] = A-C-B-D-H-F-E-G-J-I-K-L = 2,345 Km
Pada kasus TSP ini skema K[2] = B-A-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K = 1,589 Km
mutasi yang digunakan adalah K[3] = B-D-C-A-F-H-E-G-I-K-J-L = 3,456 Km
K[4] = B-D-C-A-F-H-E-G-I-K-J-L = 3,456 Km
67
Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK) Vol. 3 , No. 2, Juli 2019 P-ISSN : 2548-9704

K[5] = A-B-C-D-F-E-H-G-J-I-L-K = York


2,348 Km [4] Ayu Purwarianti, (2010). Sistem
K[6] = G-K-L-I-B-C-A-J-F-H-E-D =
1,265 Km Informasi Inteligen. Magister
Jika dilihat dari populasi hasil Informatika STEI ITB.
generasi ke dua diatas menghasilkan
kromosom dengan nilai fitness
terkecil diantara yang lain yaitu pada
kromosom ke 6 dengan jarak 1,265
Km , hal ini bias dijadikan sebagai
optimasi penentuan jalur terpendek
dalam melaksanakan perjalanan
pendisitribusian keramik, jika pada
generasi ini belum menghasilkan
optimasi yang optimal maka silahkan
lakukan iterasi kembali untuk
melahirkan generasi yang baru
sampai mendapatkan optimasi yang
optimal sehingga menjadi suati
pemecahan masalah pada kasus TSP
ini.

4.KESIMPULAN
1. Algoritma genetika bisa digunakan
untuk melakukan pencarian rute
terpendek pendistribusian keramik
pada PT. Chang Jui Fang yang
mencakup wilayah kerja Aceh untuk
12 kota tujuan.
2. Dengan adanya optimasi
pendistribusian keramik ini maka
PT.Chang Jui Fang dan distributor
dapat mengetahui informasi rute
terpendek yang akan dilalui oleh truk
pengangkut keramik.
3. Untuk kasus 12 kota tujuan Dengan
pencarian menggunakan Algoritma
Genetika menghasilkan jalur
terpendek dengan optimasi yang
optimal dengan jarak 1,265Km.

REFERENSI
[1] Goldberg, D. E. Genetic Algorithms
in Search, Optimization & Machine
Learning. New York: Addison-
Wesley. 1989.
[2] Zakaria, T. M. & Prijono, A. Konsep
danImplementasi Struktur Data
.Bandung: Informatika. 2006.
[3] Taha, Hamdi A. 1982. Operation
Research: An Introduction,edisi ke-
3.Macmillan Publishing Co.Inc. New

68

Anda mungkin juga menyukai