Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KEPERCAYAAN PADA

PEMERINTAH, SANKSI TERHADAP KEPATUHAN PAJAK UMKM

Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Perpajakan

Yang Diampu oleh Ibu Nurus Soimah, S.Pd., M.Ec.Dev

Semester Ganjil 2022 - 2023

Oleh

Nama : Oky Kurniawan

NPM : 201942004

Program Studi Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi

Universitas Kaltara

Tahun 2022
A. Pendahuluan
Pajak merupakan pungutan yang bersifat terutang yang wajib dibayarkan, yang
dilakukan oleh negara kepada masyarakat yang bersifat memaksa dan berdasarkan
Undang-Undang, serta tidak akan mendapat imbalan secara langsung dan hasil
pemungutannya akan digunakan untuk membiayai keperluan negara dalam bidang
pelaksanaan pemerintahan maupun pembangunan (Siahaan, 2013).

Desentralisasi pemerintah pusat dilakukan untuk mengawasi dan mengatur secara


langsung urusan-urusan yang ada di daerah demi efisiensi serta efektivitas pengelolaan
urusan pemerintah pusat tersebut dalam bidang kebijakan, perencanaan, pelaksanaan
ataupun pembiayaan tetapi tidak lepas dari tanggung jawab pemerintah daerah terhadap
pemerintah pusat. (Afandi, 2016)

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menyatakan bahwa pajak daerah adalah


kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Pajak daerah ini dapat berasal dari pajak daerah itu sendiri atau pajak provinsi
yang akan diserahkan ke masing-masing daerah untuk memenuhi keperluan daerah dalam
rangka memakmurkan rakyat.
Salah satu pajak daerah adalah pajak kendaraan bermotor, yang akan terutang dan
wajib dibayarkan oleh wajib pajak yang memiliki hak dan atas nama atas kendaraan
bermotor serta terdaftar di samsat tertentu. Halaman m.kumpran.com 2 menyatakan
populasi kendaraan bermotor di Jakarta Timur selama 2018-2019 mencapai 2,6 juta unit.
Jumlah tersebut meliputi kendaraan roda empat atau lebih sekitar 1 juta unit, dan 1,6 juta
kendaraan roda dua. Selama 2018-2019 rata-rata jumlah yang sudah daftar ulang sekitar
1,4 juta kendaraan bermotor. Berarti hampir 40 persen nya atau 1,2 juta unit masih
menunggak.

Kepatuhan wajib pajak akan sangat mempengaruhi penerimaan pajak karena pada
dasarnya jika kepatuhan para wajib pajak meningkat maka secara tidak langsung juga
dapat meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan. (Wardani & Rumiyatun,
2017).
Selain tingkat kesadaran, pemerintah mengharapkan tingkat kepatuhan dari Wajib
Pajak. Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diharapkan dapat
memenuhi kewajibannya sebagai penerima penghasilan. Indonesia menganut self
assessment system atau sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan Wajib
Pajak untuk melakukan sendiri penghitungan, penyetoran, dan pelaporan terhadap pajak
terutang sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Penentuan besarnya pajak
terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak melalui Surat Pemberitahuan (SPT) yang
disampaikan. Tingkat Penerimaan pajak adalah ukuran seberapa besar pajak yang
diterima oleh negara dari pembayaran pajak yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Untuk
mengoptimalkan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan negara, perlu dilakukan
reformasi perpajakan yang dilakukan dari masa ke masa dengan tetap berdasarkan
keadilan sosial. Reformasi perpajakan tersebut dilakukan untuk dapat memperluas dan
menambah Wajib Pajak. Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia pada umumnya
masih didominasi oleh Pajak Penghasilan badan. Hal tersebut dikarenakan sebagai
instansi formal terdaftar, badan lebih mudah teridentifikasi jati dirinya, terpantau
kehadirannya, terdeteksi 2 kegiatannya dan transparan obyek pajaknya sehingga
pemungutan pajak atas badan lebih optimal daripada orang pribadi.

B. Gambaran Responden

Pendidika
N Jenis Jenis Nama Alamat Lama
Nama Umur n
o Kelamin Usaha Usaha Usaha Usaha
Terakhir
Alvin Burger Jl. Kaka
1 27 Thn Laki – laki SMA Kuliner 2 Thn
Reynata Layers Tua
Perempua Rumah Gawe
2 Marwiyah 42 Thn SMP Jl. Binjai 10 Thn
n Makan Lego
Herianto Warko Jl.Sengkaw
3 40 Thn Laki – Laki SMA Labolong 6 Thn
Nurdin p it
Abdul Lestari
4 28 Thn Laki – Laki S-1 Kuliner Jl. Mangga 27 Thn
Khafid Widodo
Bean
5 Andi Fariz 30 Thn Laki – laki SMA Café Jl. Salak 1 Thn
Laden
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang berjumlah 5 orang dengan
rentan usia dari 27-42 tahun, berjenis kelamin 4 orang Laki - laki dan 1 orang
Perempuan.
Adapun latar belakang pendidikan dari pelaku UMKM ini meliputi 3 orang SMA
kemudian 1 orang SMP dan 1 orang yang bergelar S-1. Pedagang UMKM ini Berdomisili
di Provinsi Kalimantan Utara Kabupaten Bulungan kota Tanjung Selor. Dengan rata rata
lama nya terjun atau ber usaha menjadi pedagang UMKM 1-27 tahun yang berlokasikan
di jl. Mangga, jl.kaka tua, jl.salak dll.

C. Kepatuhan Wajib Pajak


Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa 100% dari setiap responden
menjawab setuju terhadap indikator patuh dalam mendaftarkan diri wajib pajak, selalu
mengisi formulir pajak dengan benar, menghitung pajak dengan jumlah yang benar, dan
selalu membayar pajak dengan tepat waktu. Dapat di simpulkan dalam variable
Kepatuhan wajib pajak semua responden sadar dan patuh dalam hal perpajakan.

D. Kesadaran Wajib Pajak


Berdasarkan hasil observasi saya menyatakan bahwa 100 % setuju terhadap indikator
pajak adalah iuran rakyat untuk dana pembangunan . Pada indikator kedua menyatakan
bahwa 60 % respoden menyatakan tidak setuju bila pajak merupakan iuran rakyat untuk
pengeluaran umum dan pelaksanaan fungsi pemerintahan dan 2 orang atau 40 %
responden menyatakan setuju.

Pada indikator ketiga sekitar 60 % responden menyatakan tidak setuju atau tidak tahu
bahwa pajak merupakan pendapatan terbesar negara. Pada indikator terakhir seluruh
responden yang berjumlah 5 orang setuju bahwa pajak harus di bayar karena pajak
merupakan kewajiban kita sebagai warga negara.

E. Kepercayaan Pada Pemerintah


Berdasarkan hasil wawancara saya 100 % menyatakan setuju pada indikator bahwa
pajak digunakan untuk pelaksanaan fungsi dan tugas pemerintah. Pada indikator kedua
dan ketiga 80 % menyatakan setuju bila sistem hukum yang ada telah diterapkan dengan
baik, benar, adil, dan bijaksana kemudian percaya bahwa keuangan negara dikelola
dengan tertib, efisien, transparan dan bertanggung jawab.
Pada indikator keempat responden menyatakan 80 % setuju bahwa pajak yang sudah
dibayarkannya telah digunakan sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat daerah.
Pada indikator terakhir responden menyatakan 60 % setuju bahwa petugas pajak telah
melaksanakan tugasnya dengan baik dan menyatakan 40 % tidak setuju.

F. Sanksi Pajak
Berdasarkan hasil wawancara saya kepada responden dapat diketahui 60 % dari
responden setuju bahwa sanksi pajak diperlukan agar terciptanya kedisiplinan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dan di variabel ini terdapat 2 responden dari 5
orang responden yang saya wawancara memilih tidak setuju bila adanya sanksi yang
dikenakan kepada pelanggar pajak.

G. Kesimpulan
Membayar pajak merupakan salah satu bentuk kontribusi kita dalam menunjang
rencana belanja negara. Rencana belanja negara tersebut akan berwujud dalam
pembangunan infrastruktur, kesehatan, Pendidikan, dan semua itu kembali lagi
untuk kesejahteraan kita sebagai masyarakat. Jadi sebagai warga negara kita perlu
sadar betapa pentingnya pajak yang kita bayarkan ini untuk negara. Dalam hal ini
diperlukan peran pemerintah dalam mensosialisasikan terkait masalah perpajakan itu
sendiri. Masyarakat perlu tahu apa manfaat dari pajak dan bagaimana dampak tidak
membayar pajak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pajakku.com/read/5dae9cb04c6a88754c088066/Pengetahuan-Umum-
Perpajakan
https://www.pajakku.com/read/60b6fd81eb01ba1922ccacfe/Sanksi-Administratif-bagi-
Wajib-Pajak-Tidak-Taat

Siahaan, Marihot Pahala (2013). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Edisi Revisi,
Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Afandi, P. 2016. Concept & Indicator Human Resources Management for Management
Research. Yogyakarta: Deepublish.

Wardani, D.K., dan Asis, M.R. (2017). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran
Wajib Pajak, dan Program Samsat Corner Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kendaraan Bermotor. Jurnal Akuntansi Dewantara, Vol. 1 No. 2.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai