Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Oleh,
17.93.0036
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Buah dari reformasi yang dapat dilihat sekarang adalah mulai terciptanya
masyarakat madani, pemerintahan yang sangat baikan pembangunan yang sangat
merata di segala aspek dan bidang kehidupan.
Agar penelitian lebih focus dan terarah, maka penulis memberi batasan
– batasan masalah objek penelitian yang mempengaruhi kepatuhan PBB di
Kecamatan Ungaran Kab.Semarang.
2. Manfaat Praktis
a. Akademik, sebagai bahan referensi lebih lanjut yang berkaitan dengan
kepatuhan wajib pajak. Selain itu juga menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai kewajiban akan membayar PBB.
b. Masyarakat, Sebagai kontribusi dalam usaha peningkatan kepatuhan
wajib pajak dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan PBB.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Teori tindakan beralasan adalah suatu teori yang menjelaskan minat seseorang dalam
melakukan suatu perilaku (Jogiyanto, 2007). Teori ini dikembangkan oleh Martin Fishbein
dan Icek Ajzen (1980). Theory of Reasoned Action sangat relevan dengan penelitian ini,
karena seseorang dalam menentukan perilaku patuh atau tidak patuh dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya dipengaruhi oleh rasionalitas dan juga pengaruh lingkungan yang
berhubungan dengan pembentukan norma subjektif yang mempengaruhi keputusan perilaku
wajib pajak (Imelda, 2014).
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pungutan atas tanah dan bangunan
yang muncul karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi bagi
seseorang atau badan yang memiliki suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat
darinya. Pungutan atas PBB didasarkan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan. Kemudian, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009
tentang Pajak dan Retribusi Daerah, maka kewenangan dalam pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) telah diserahkan ke
pemerintah kabupaten/kota.
Menurut Adelina (2012:7) “Pajak Bumi dan Bangunan merupakan jenis pajak
yang sepenuhnya diatur oleh pemerintah dalam menentukan besar pajaknya.”
PBB harus dilunasi paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal dterimanya
SPPT oleh wajib pajak. Surat Pembertahuan Pajak Terutang (SPPT) merupakan surat
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memberitahukan besarnya
pajak terutang kepada wajib pajak. Hasil penerimaan PBB akan masuk ke kas negara.
Hal penerimaan tersebut sepenuhnya dikelola oleh pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan akan dibagi untuk Pemerintah Pusat
dan Daerah dengan imbangan 10% untuk Pemerintah Pusat dan 90% untuk
Pemerintah Daerah (Jamaluddin, 2011:256). Beradasarkan pembagian tersebut, maka
setiap daerah dapat mempergunakannya untuk melakukan pembangunan di daerah
masing-masing.
Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang
yang melanggar peraturan. Peraturan atau Undang-undang merupakan rambu-rambu
bagi seseorang untuk melakukan sesuatu mengenai apa yang harus dilakukan dan apa
yang seharusnya tidak dilakukan. Sanksi diperlukan agar peraturan atau Undang-
undang tidak dilanggar. Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi,
atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar Wajib Pajak
tidak melanggar norma perpajakan.
Menurut Mardiasmo (2013) “Sanksi adalah pagar pembatas yang nyata bag
pelaksana suatu peraturan yang bermaterikan hak dan kewajiban. Sanksi merupakan
wujud dari tidak dipenuhinya kewajiban yang telah ditentukan berdasarkan undang-
undang maupun peraturan turunannya.”
Kepatuhan dalam KBBI (1989), berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau
aturan. Patuh terhadap kewajiban pajak pada dasarnya adalah tindakan yang harus
dilakukan wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan undang-undang
dan peraturan perpajakan yang berlaku dalam rangka pemberian kontribusi bagi
pembangunan Negara.
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka kerangka pemikiran dalam penelitian
ini adalah :
Pemahaman berasal dari kata “paham” yang artinya menegerti benar; tahu
benar akan tentang sesuatu hal. Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami
atau memahamkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015). Wajib pajak yang
memahami kewajibannya sebagai wajib pajak yang baik sehingga sadar akan
membayar pajak menyebabkan meningkatnya kepatuhan wajib pajak terhadap
membayar PBB. Pemahaman wajib pajak mengenai peraturan perpajakan merupakan
penyebab internal yang dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak dalam membuat
keputusan mengenai perilaku kepatuhan wajib pajak dalam membuat keputusan
mengenai perilaku kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Handayani (2012) mengatakan dalam penelitiannya bahwa “pengaruh
pemahaman wajib pajak mengenai peraturan perpajakan akan meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB. Wajib Pajak yang memiliki
pemahaman mengenai peraturan perpajakan akan lebih mengerti mengenai apa yang
menjadi kewajibannya sebagai wajib pajak dalam membayar PBB.” Pemahaman akan
membayar pajak akan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
H1 : Pemahaman wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak dalam membayar PBB
Sanksi merupakan alat yang digunakan agar masyarakat tertib dan tepat waktu
dalam melakukan kewajibannya. Dengan adanya sanksi, masyarakat cenderung
menghindar dari sanksi agar tidak rugi sehingga masyarakat cenderung membayar
pajak tepat waktu.
Menurut Nugroho dan Sumadi (2006) “wajib pajak akan memenuhi kewajiban
perpajakannya bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak
merugikannya.”
METODE PENELITIAN
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti. Dalam penarikan sampel penulis menggunakan teknik purposive
sampling yaitu sampling yang dipilih secara cermat dengan mengambil orang atau obyek
penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik. Sampel yang diambil
memiliki ciri-ciri yang khusus dari populasi, sehingga dapat dianggap cukup repersentatif.
Ciri-ciri wajib pajak yang akan dijadikan sampel diantaranya yaitu masyarakat
yang bertempat tinggal di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang, berstatus sebagai wajib
pajak, dan memiliki Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).
n= jumlah sampel
N= jumlah populasi
24.856
n=
1+24.856 . 0,1
Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar
jumlahnya sehingga tidak memungkinkan untuk seluruh populasi yang akan dijadikan data
sehingga sampel yang diambil sebanyak 100 sampel, dengan tingkat kesalahan sebesar 10%.
Menurut Indriantoro dan Supomo (2009), data primer adalah data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) yang secara
khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian. Penelitian ini
menggunakan data primer berupa data jawaban responden atas kuesioner penelitian. Data
primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun kelompok,
hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian.
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis
untuk mengumpulkan data. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini secara lebih rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Kuesioner
Adapun jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, yaitu kuesioner yang memungkinkan responden hanya memilih alternatif jawaban
yang telah disediakan
Studi kepustakaan yaitu untuk memperoleh data dan informasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini diambil dari literatul-literatul yang berkaitan dengan masalah
penelitian dan dapat mendukung penelitian ini, baik dari bukubuku, situs internet, artikel,
jurnal, skripsi, tesis, serta dari laporan-laporan penelitian terdahulu.
“Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis
dan skewness (kemencengan distribusi)” (Ghozali, 2013:19). Hasan, Iqbal (2004:185)
menjelaskan : Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk
menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel.
Analisis deskriptif kualitatif adalah analisis yang diwujudkan dengan cara
menggambarkan kenyataan atau keadaan keadaan atas suatu obyek dalam bentuk uraian
kalimat berdasarkan keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang berhubungan langsung
dengan penelitian ini. Hasil analisis tersebut kemudian diinterpretasikan guna memberikan
gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang diajukan.
Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang
berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian. Variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel
independen.
1. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot
(pengukuran sekali saja). Disini pengukuran variabelnya dilakukan sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban
pertanyan. Suatu kostruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,600 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali 2006).
2. Uji Validitas
Tujuan uji validitas adalah mengukur sah atau valid tidaknya suatu indikator.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengukuran sendiri
dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak aspek (dalam arti kuantitatif) suatu aspek
psikologis terdapat dalam diri seseorang, yang dinyatakan oleh skornya pada instrumen
pengukur yang bersangkutan.
Validitas menyangkut akurasi tes. Validitas adalah sejauh alat ukur (tes) bener-
bener menggambarkan apa yang hendak diukur. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara
membandingkan nilai hitung r (correlation item total correlation) dengan nilai tabel r dengan
ketentuan untuk degree of freedom (df) = n-k dengan signifikan 5%, dimana n adalah jumlah
sampel dan k adalah jumlah variabel independent. Dalam pengambilan keputusan untuk
menguji validitas indikatornya adalah:
a. Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid.
b. Jika r hitung tidak positif dan r hitung < r tabel maka variabel tersebut tidak valid.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik
distribusi normal. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini dalam uji normalitas
adalah uji Kolmogorov – Smirnov. Alat ini digunakan untuk memberikan angka-angka yang
lebih detail untuk menguatkan apakah terjadi normalitas atau tidak dari data-data
yang digunakan. “Normalitas terjadi apabila hasil dari Asyimp. Sign Kolmogorov
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik atau uji statistik (Ghozali, 2006).
2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada
tidaknya gejala multikolinearitas di dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF). Data dikatakan bebas dari multikolinearitas jika nilai
VIF (Variance Inflation Factor) < 10 dan Tolerance > 0,1 (Ghozali, 2009).
3. Uji Heteroskedastisitas
Analisis regresi atau uji hipotesis digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independent. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat
pernyataan dan menghubungkan secara umum maupun khusus antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya (Kerlinger 2006). Variabel independen terdiri dari Pemahaman
Pajak, Pengenaan Sanksi Pajak, Sedangkan variabel dependennya adalah Kepatuhan Wajib
Pajak .
1. Koefisien Determinasi
2. Uji Statistik f
Ajzen, Icek dan Fishbein. 1980. Theory of Reasoned Action. Edisi Kesatu. Oleh
Faizah, Siti. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (studi kasus Di Kecamatan Dukuhturi
Kabupaten Tegal). Skripsi. Semarang: FE UNNES.
Ar‐Ruzz Media
Imelda, Bona. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
OrangPribadi. Skripsi. Universitas Dipenogoro.
Jatmiko, A. N. (2006). Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda,
Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarag). Tesis.
Priambudi, Atsani Adiansah Adam. 2013. “Pengaruh Pemahaman Perpajakan, Tarif Pajak,
Sanksi Pajak, serta Pelayanan Pembayaran Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM di Kota Surabaya”. Universitas Brawijaya, Malang: Skripsi yang tidak
dipublikasikan.
Purnamasari, Apriani, Sukirman, dan Umi Pratiwi. 2016. Pengaruh Pemahaman, Sanksi
Perpajakan, Tingkat Kepercayaan Pada Pemerintah dan Hukum, Serta Nasionalisme
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB-P2 (Studi Pada Wajib Pajak
PBB-P2 di Kota Banjar, Jawa Barat). Simposium Nasional Akuntansi XIX. Lampung.