Anda di halaman 1dari 11

PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI

PUTUSAN BATAS TANAH DAN JALAN DESA

DI RT 010 RW 03 PEKON WARINGINSARI TIMUR

DI AJUKAN OLEH :

WASIS MUSNADI

WARGA RT 002 RW 01 PEKON WARINGINSARI TIMUR

KEC. ADILUWIH KAB. PRINGSEWU


PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI

PUTUSAN BATAS TANAH PEKARANGAN DAN JALAN DESA

Kepada
Yth. Pemerintah Pekon Waringinsari Timur
di-
Waringinsari Timur

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Wasis Musnadi


Alamat : RT/RW 002/01 Pekon Waringinsari Timur Kec. Adiluwih Kab. Pringsewu

Mengajukan permohonan peninjauan kembali putusan status batas tanah saya (Wasis Musnadi)
dengan batas jalan pekon Waringinsari Timur yang berlokasi di RT/RW 010/03.

Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami lampirkan :


1. Kronologi Masalah
2. Berita Acara Musyawarah Tokoh masyarakat dan tokoh pemuda tanggal 20 Januari 2015
3. Gambar Peta lahan dan jalan Desa yang telah disepakati
4. Daftar Hadir Musyawarah Tokoh masyarakat dan tokoh pemuda tanggal 20 Januari 2015

Demikian permohonan ini kami sampaikan, besar harapan kami agar pemerintah Pekon
Waringinsari timur menindak lanjuti permasalahan ini, atas perhatiannya kami sampaikan terima
kasih.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb
Waringinsari Timur, ……………………..
Pemohon

WASIS MUSNADI

2
KRONOLOGI MASALAH

1. Dua bulan sebelum dibangunnya drainase dan talud jalan di RT 010 RW 03, Bapak Hi.

Mujarot selaku ketua OMS menemui saya di kebun dengan maksud dan tujuan yaitu

mohon izin untuk membeli tanah sebagai urugan jalan. Kemudian saya menyetujui /

memberikan izin kepada Bapak Hi. Mujarot untuk mengambil tanah yang ada dilahan

saya dengan ketentuan bahwa panitia PNPM RIS hanya membeli tanah untuk urugan

jalan dengan tanpa merubah batas lahan yang sudah ada. Dalam hal ini Hi. Mujarot pun

menyetujuinya.

2. Tiga hari sebelum dimulainya proyek pembangunan jalan oleh Panitai PNPM RIS, Bapak

Hi. Mujarot dan Bapak Ahmad Jaelani datang kerumah saya dengan maksud dan tujuan

yaitu memperjelas rundingan yang pernah dilakukan oleh Bapak Hi. Mujarot dan saya

(sesuai keterangan pada nomor 1). Bapak Hi. Mujarot dan Bapak Ahmad Jaelani tetap

mantap akan membeli tanah sebagai urugan jalan, artinya sepakat bukan membeli tanah

seutuhnya dengan memindah batas, tetapi hanya mengambil tanah secukupnya sebagai

urugan jalan.

3. Dalam pertemuan tersebut Bapak Hi. Mujarot menawarkan harga Rp. 3.000.000,- (Tiga

Juta rupiah). Namun saya minta Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah). Bapak Hi. Mujarot

tidak sanggup memenuhi permintaan harga yang saya ajukan tersebut, dengan alasan

anggaran yang disediakan untuk urugan jalan hanya Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta rupiah).

Sampai akhirnya terjadilah kesepakatan yaitu harga Rp. 3.000.000 (Tiga Juta rupiah), dan

ditambah semua biaya penebangan pohon yang tumbuh diatas tanah tersebut akan

ditanggung oleh panitia PNPM RIS.

4. Kemudian proyek pembangunan jalan dimulai. Pada saat mesin eksavator mulai

mengeruk tanah untuk membuat parit sekaligus tanahnya untuk urugan, saya menegur

3
Bapak Hi.Mujarot bahwa pengerukan parit terlalu masuk ke utara. Pada saat itu Bapak

Hi. Mujarot menyadari dan mengakui bahwa memang terjadi kesalahan dan beliau

menjelaskan bahwa nantinya parit tetap dibuat di bekas parit yang lama (yang sudah ada

sejak dulu) beliau menunjuk langsung titik yang dimaksud. Kejadian tersebut terjadi pada

pukul + 11.00 WIB dan disaksikan oleh Bapak Jumari. Kemudian saya pulang karena

sudah mendapat penjelasan dari Bapak Hi. Mujarot. Namun ternyata pembuatan parit

tetap dilanjutkan dan tidak sesuai dengan titik yang telah ditunjuk oleh Bapak Hi.

Mujarot tadi (di bekas parit yang lama).

5. Beberapa hari kemudian tepatnya pada malam Kamis Bapak Hi. Mujarot dan Bapak

Ahmad Jaelani datang kerumah setelah sholat Isya` dengan tujuan memohon maaf atas

kesalahan pembuatan parit. Beliau menjelaskan bahwa paritnya sudah terlanjur jadi,

maka beliau memohon dengan sangat untuk diberi izin memasang drainase di dalam

lokasi tanah yang saya miliki dan benar-benar tidak akan merubah batas tanah yang saya

miliki. Jadi drainase tersebut statusnya menumpang ditanah saya dan bukan sebagai batas

antara tanah saya dan jalan desa. Hal tersebut merupakan penjelasan dan permintaan dari

Bapak Hi. Mujarot sendiri.

Setelah mendengar penjelasan Bapak Hi. Mujarot, saya diam sejenak. Saya berfikir kalau

hanya menumpang meletakkan drainase dengan tanpa merubah batas tanah, ya tidak apa-

apa (saya ikhlas) dan memberikan izin, Bapak Hi. Mujarot pun sangat berterimakasih atas

pemberian izin saya tersebut. Saat itu Bapak Ahmad Jaelani keluar rumah, saya tidak

tahu mau kemana. Tidak lama kemudian Bapak Hi. Mujarot berpamitan, saat itu Bapak

Ahmad Jaelani belum kembali masuk kerumah saya. Sambil berpamitan Bapak Hi.

Mujarot menyerahkan uang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) kepada saya tanpa

ikrar apapun.

6. Setelah kurang lebih satu bulan lamanya saya menunggu kabar dari Bapak Hi. Mujarot

tentang kejelasan batas tanah saya, namun tidak ada kabar apapun. Akhirnya saya dan

4
anak menantu saya (Yudi Setiawan) datang kerumah Bapak Bayan Muji untuk

melaporkan hal tersebut agar bapak bayan menegur Bapak Hi. Mujarot supaya

mengembalikan batas tanah sesuai aslinya yang saat itu sudah tertimbun oleh jalan baru.

Akan tetapi tidak ada tindakan apapun dari Bapak Hi. Mujarot dan panitia PNPM RIS.

7. Akhirnya terjadilah pertemuan dibalai pekon dengan dihadiri oleh semua tokoh yang

pada tanggal 20 Januari 2015. Adapun nama dan hasil kesepekatannya terlampir dalam

permohonan ini. Diantara kesepakatan tersebut yaitu :

 Pihak OMS bersedia membuat patok pembatas jalan

 Jika proyek PNPM RIS 2014 tersebut sudah diserah terimakan (dengan

masa tenggang waktu maksimal 8 bulan terhitung mulai tanggal 01 Januari

2015) maka pihak pengurus PNPM dan dibantu oleh pamong Pekon

Waringinsari Timur langsung membuat parit jalan sekaligus sebagai batas

jalan sementara dan tanah milik Bpk. Wasis Musnadi.

8. Keesokan harinya sebagian anggota musyawarah diantaranya Bapak Sugiyatno (Penjabat

sementara kepala pekon), Bapak Hi. Mujarot (ketua OMS), membuat patok dari cor

semen di tempat yang telah disepakati, sebagai batas sementara yang nantinya akan

dijadikan parit pembatas jalan dan lahan milik saya.

9. Sampai batas waktu yang telah disepakati ternyata Panitia PNPM RIS tidak pernah

merealisasikan kesanggupannya untuk membuat parit sebagai pembatas tanah saya dan

jalan desa. Sampai akhirnya saya datang ke rumah Sekretaris Pekon (Bapak Toha

Mahsun). Maksud kedatangan saya yaitu ingin mengadukan permasalahan tersebut

namun saya terlebih dahulu meminta pertimbangan kepada beliau apakah permasalahan

ini bisa langsung saya utarakan kepada beliau atau ke pihak lain dahulu, misalkan kepada

bayan. Ternyata bapak Toha mempersilahkan bisa langsung diutarakan kepada beliau

saja.

5
10. Beberapa hari kemudian Sekretaris pekon (Bapak Toha Mahsun) beserta Bapak penjabat

kepala Pekon (Bapak Asmudi) datang kerumah saya yang maksud dan tujuannya ingin

mendengarkan kronologi sebenarnya. Saya pun menjelaskan dengan gamblang dengan

menunjukkan berita acara rapat para tokoh di Balai Pekon Waringinsari Timur. Setelah

mendengarkan penjelasan saya dan membaca sendiri berita acara tersebut, beliau

mengatakan bahwa “keputusan ini adalan keputusan yang konyol”, setelah berbincang-

bincang beberapa saat, kemudian bapak Asmudi mengatakan bahwa “ mbah.. nek laut,

darat, tambang kui nek arep digunake pemerintah, awake dewe ora iso opo-opo mbah..

kae nek kon marit ora iso mbah… soale masih dalam pengawasan”. Bapak Asmudi

juga menyarankan untuk menanam papaya di batas tanah tersebut dengan mengatakan “

mang tanemi gandul mawon mbah… soale akar gandul niku iso cepet mecahne

pondasi. Lek pecahe drainase niku mergo alam aku sanggup gawe parit sing anyar,

mbok sesok mawon kulo sanggup gawe”. Kemudian beliau berpamitan dengan

meninggalkan rokok sampurna kretek dua bungkus.

11. Beberapa hari kemudian Bapak Asmudi menemui saya kembali, saat itu saya sedang

menyadap pohon karet di tanah wakaf masjid Al-Abror yang berlokasi di depan rumah

Bapak Masnuri (RT 002 RW 01). Saat itu Bapak Asmudi kembali mengatakan “ dalan

kae nek diparit tetep nggak iso mbah… mau nggak mau suka nggak suka tetep nggak

iso mbah..” kemudian Bapak Asmudi menyarankan tanah tersebut diganti rugi saja

dengan mengatakan “ nopo diganti rugi mawon mbah… mangke kulo fasilitasi, nopo

sejuta nopo rong juta nopo telung juta”. Saya tetap diam dan tidak menanggapi saran

beliau. Kemudian beliau bertanya kepada saya “ piye mbah coro liyo sing ora di parit

tapi iso ditutup” kemudian saya sarankan agar dibelikan batu dua truk untuk diletakan

dilokasi batas jalan tersebut dan dibagi menjadi tiga tempat (telung nuk). Kemudian

Bapak Asmudi menelfon bapak Sukaji untuk membelikan rokok Sampurna dua bungkus.

Kemudian Bapak Asmudi berpamitan dan berpesan “ mbah… nek enten petugas tanglet,

samang sanjangi nek pon beres”.

6
12. Permasalahan tetap belum selesai, akhirnya setelah beberapa hari saya diundang kerumah

Bapak Bayan MUJI. Saat itu yang hadir diantaranya Bapak Asmudi, Bapak Toha

Mahsun, Bapak Suwito, Bapak Sodik, Bapak Muji, Bapak Hi. Mujarot dan satu lagi saya

tidak kenal tapi jelas dia adalah teman Bapak Asmudi. Dalam pertemuan tersebut Bapak

Asmudi tetap bersikeras jalan tidak bisa diparit. Kemudian saya menjawab sambil

menunjuk hI. Mujarot “ lha niki pak jarot mawon sanggup lho pak.. kok sampean

nggak sanggup, lha lek pak jarot ninggal, opo ngge nyaur ? wong kadung duwe

kesanggupan. Kemudian pak Asmudi dengan nada emosi mengatakan “ Pokoe mau

nggak mau, suka nggak suka tidak bisa diparit”. Akhirnya dalam rapat tersebut

menghasilkan kesepakatan bahwa mulai hari Minggu akan dimulai pemaritan oleh Bapak

Hi. Mujarot beserta warga setempat secara krigan.

13. Ternyata pada hari Minggu yang telah ditentukan tersebut tidak ada realisasi tentang

pembuatan parit seperti yang telah direncanakan.

14. Beberapa hari kemudian bapak bayan MUJI datang kerumah saya untuk meminta

sertifikat tanah yang sedang menjadi sengketa. Saat itu saya sedang tidak ada dirumah

(masih di ladang). Setelah saya sampai dirumah dan mendapat kabar tersebut, saya

langsung menelpon bapak suwito “ lek kok jarene aku kok dijaluki sertifikat”.

Kemudian bapak suwito menjawab “ ho`oh lek… Pak Asmudi sing duwe karep kon

nganggo sertifikat kui”. Kemudian saya mengatakan “ pokok`e lek urung dilaksanakne

pemaritan urung dianggap sah”.

15. Kemudian pada hari itu juga Bapak Bayan Muji datang ke rumah saya untuk meminta

sertifikat tanah yang sedang sengketa tersebut. Saat itu bapak Muji menjelaskan bahwa

beliau diperintah Bapak Asmudi untuk mengambil sertifikat tanah yang tujuannya untuk

mengukur luas tanah yang sedang sengketa tersebut. Kemudian saya berikan foto

kopiannya.

7
16. Beberapa hari kemudian bapak Asmudi mendatangkan tukang ukur tanah yang entah dari

mana saya pun tidak tahu dan juga tidak kenal. Dengan tanpa mempertimbangkan

keputusan musyawarah tanggal 19 Januari 2015 dibalai pekon yang telah disepakati oleh

para tokoh pada masa jabatannya Bapak Sugiyatno dan BHP nya bapak Untung Subagyo,

Bapak Asmudi membuat keputusan sendiri mengukur tanah yang sedang sengketa

tersebut.

17. Setelah pengukuran selesai, secara sepihak Bapak Asmudi menganggap dan memutuskan

bahwa permasalahan telah selesai, tanpa meminta persetujuan dan pertimbangan dari

saya sebagai pemilik tanah yang sah cara penyelesaiannya menyimpang dari hasil

kesepakatan rapat tanggal 19 Januari 2015 di balai pekon Waringinsari Timur. . Bahkan

saat itu langsung bubar begitu saja tanpa ada dokumen resmi dan berita acara tentang

penyelesaian kasus tersebut.

18. Saat itu bahkan sampai sekarang saya tetap menganggap bahwa kasus tersebut belum

selesai, sekalipun Bapak Asmudi dan pemerintah Pekon saat itu sudah menganggap

selesai. Karena keputusan itu hanya sepihak saja, sama sekali tidak mempertimbangkan

apa yang telah disepakati oleh para tokoh ketika musyawarah tanggal 19 Januari 2015 di

balai pekon dan apa yang menjadi hak saya.

8
BAHAN PERTIMBANGAN PERMOHONAN

1. Saya merasa telah dirugikan dan dibohongi oleh pengurus OMS/panitia PNPM, yang

telah berulang kali melanggar janjinya sendiri.

2. Saya menuntut keadilan dan hak saya, yang mana saya telah diombang ambingkan

dengan keputusan-keputusan yang berubah-ubah. Disatu sisi telah disepakati tapi di sisi

lain keputusan tersebut tidak direalisasikan bahkan selalu membuat keputusan-keputusan

baru yang selalu merugikan saya.

3. Sejak awal saya tidak pernah menuntut untuk diberi ganti rugi, apalagi berniat menjual

tanah tersebut. Saya hanya minta parit pembatas tanah dan jalan bagian utara

diluruskan dengan jalan yang barat (parit kembali diposisi semula). Panitia janji

sendiri bahwa tidak akan pernah memindah batas tanah, tapi kenyataannya tanah tersebut

saat ini benar-benar berubah batasnya.

4. Saya memberikan izin pembuatan drainase dilanjutkan karena saat itu pihak panitia

pembangunan hanya akan menumpang / menitipkan drainase di lahan saya dan berjanji

tidak akan merubah atau memindah batas lahan, tapi ternyata akhirnya batas lahan

berubah.

9
KESIMPULAN

 Yang saya kehendaki hanyalah agar pemerintah pekon dapat merealisasikan

hasil musyawarah tanggal 19 Januari 2015 di Balai Pekon Waringinsari Timur,

yang saat itu peserta rapat tidak ada yang merasa terpaksa bahkan Bpk. Hi.

Mujarot pun sangat sadar, dan legowo atas hasil keputusan rapat saat itu.

 Saya tidak mempunyai tujuan mempersulit dan memperkeruh keadaan, justru

saya berfikir permasalahan ini harus diselesaikan saat kita masih sama-sama

hidup didunia.

 Bisakah kita membayangkan apa jadinya seandainya kasus ini diselesaikan

ketika kita sudah sama-sama di Padang Mahsyar.

 Mampukah kita mempertanggungjawabkannya ?...

 Mari kita renungkan bersama…!!!

10
PENUTUP

Demikian permohonan ini saya sampaikan, besar harapan saya kepada pemerintah

pekon yang baru ini mau mempertimbangkan dan menindak lanjuti permohonan saya ini.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dan atas perhatian dan kerja

samanya saya sampaikan terima kasih.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb.

Waringinsari Timur, ……………….. 20…

Pemohon

WASIS MUSNADI

11

Anda mungkin juga menyukai