Anda di halaman 1dari 21

Kebijakan Program Tuberkulosis

Selama Masa Pandemi COVID


19 Di Indonesia
dr. Wiendra Waworuntu, M Kes

Dit. P2PML, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan


Senin, 6 Juli 2020
OUTLINE
• Situasi terkini Capaian Program TBC
•Protokol Pelayanan Kesehatan Tuberkulosis
pada Masa Pandemi COVID 19
•Hasil Survei Implementasi protokol Pelayanan
Kesehatan Tuberkulosis pada Masa Pandemi
COVID 19
•Protokol Pelayanan TBC pada masa new normal
Notifikasi Kasus TB di Indonesia, Tahun 2000-2019
Estimasi Insiden TB:
845.000 845.000 kasus
745.000
Underdiagnosis
645.000
545.000
Underreporting

570.289

562.632
445.000

446.732
345.000

360.565
331.441

330.729
327.103

324.539
245.000

321.308
302.861
298.324

294.731
155.188

177.662

214.658

259.969

277.589

275.193
79.576

84.781

145.000
45.000
(55.000) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Cakupan Pengobatan (TC) dan Angka Keberhasilan Pengobatan (TSR) Kasus TB


di Indonesia, 2010-2019
89% 88% 88% 85% 87% 85% 85% 86% 85% 83%
68% 67%

44%
32% 33% 32% 31% 32% 35%
30%

Data per 24 April 20202010 2011 2012 2013 2014


TC TSR 2015 2016 2017 2018 2019
Studi-Studi Pendukung Pelibatan Seluruh
Fasyankes
Patient Pathway Inventory Study Penelitian Sektor Swasta
Analysis,2017 oleh Balitbangkes, 2017 oleh BCG/USAID, 2018
• 74% masyarakat • 62% Kasus TB tidak • 65% kasus TB
dengan gejala TB dalam dilaporkan dari rumah mendapatkan diagnosis
hal mencari pengobatan sakit swasta di fasilitas pelayanan
awal lebih memilih kesehatan primer (44%
fasyankes swasta • 96% Kasus TB yang di puskesmas)
• Rasio pencarian
pengobatan di fasyankes
tidak dilaporkan dari • 82% kasus TB
DPM/Klinik/Lab menyelesaikan
swasta paling besar ada pengobatan di rumah
di farmasi/apotek (52%), sakit (79% rumah sakit
DPM (19%) dan RS (3%). swasta).
SITUASI TUBERKULOSIS TAHUN 2020 VS 2019
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
AC
EH
41%

10%
20%
30%
40%
50%
60%

0%
SU 58%
M AC
U EH
SU T 39% 21%
M 33% SU 8%
BA M
R U 23%
65% SU T
51% M 9%
RI BA
AU
59% R 24%
68% 8%
KE RI
AU
PR
71% 20%
SU I 50% KE 12%
M PR
SE
L I 24%
44% JA 15%
BA 62% M
BE B 17%
L 45% SU I 5%
JA 42% M
M SE
BE L 28%
NG BI 0% BA 9%
30% BE B E
KU NG L 18%
LA LU 40% 8%
M 67%
KU
LA L 22%
DK PUN M U 3%
IJ 60% PU
N
AK G
AR 26% 27%
BA G 11%
T 39% DK N T
BA A 39% IJ E 43%
NT
EN
AK N
AR 20%
58% TA
JA 48% 43%
BA JA 19%
R 52% BA
JA 48% R 47%
TE JA 13%
NG TE
47% NG
34%
39% 13%
DI
Y 44% DI
Y 22%
JA 43% JA 11%
TI
M T
IM
39% 34%
41% KA 15%
BA LB
L 50% 27%

Success Rate TB RO TW 1-2 2019


KA AR
KA I 54% 5%
2019

LB LT
EN
KA AR 44% G 21%
LT 77% KA 3%
EN LS
E 24%
2020

G 40%
KA 46%
KA L 7%
LT
LS I
E 57% KA M 28%
KA L 43% LT 4%
LT AR
I A 34%
KA M 25% S U 10%
SR tahun 2020 berdasarkan penemuan kasus yang ditemukan tahun 2018

L 71% GO L
Success Rate Tw 1-2 2019 vs Tw 1-2 2020

GO TA RO U T 43%
RO RA 0% NT 11%
NT 71% A
AL SU LO 51%
O 17% LT 7%
SU 29% EN
G
L 28%
6%
Success Rate TB RO TW 1-2 2020

SU UT 38% SU
19% LS
E
Treatment Coverage TB 2019 (Tw 1-2) Vs-2020 (Tw 1-2)

LT 31%
EN SU L 12%
G 50% LB
SU 5% AR 31%
LS SU 12%
E 36% LT
SU L
LB 42% RA
26%
AR 7%
0% BA
SU 51% LI 16%
LT
RA 7%
64% NT
B
75% 20%
NT 8%
B 60% NT
T
30% M 21%
N AL 5%
UK
M TT 29% U 36%
AL 11% M 4%
UK AL
U 0% UT 27%
M 10% PA PA 7%
AL
PU PU
A
UT
0% A 32%
20% BA 6%
R
PA PA P
PU IN
24%
UA
A 52% DO AT
5%
BA 22% NE
I N RA SIA
57% 32%
DO T
44% 11%
NE
SIA
44%
41%
1000
1500
2000
2500

500
0

10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
80,0%
90,0%

0,0%
AC
E 48,6% ACEH 138
SU H
51% 243
M
S U UT 62,7% SUMUT 322
M 65% 548
BA
R 61,4% SUMBAR 70
RI 68% 124
AU
54,2% RIAU 59
KE 76% 132
P 41
SU RI 82,9% KEPRI
M 85% 80
SE
L 41,6% SUMSEL 173
BA 44% 254
BE
L 81,3% BABEL 16
JA 79% 38
BE MB
NG I 68,0% 25
K 65% JAMBI 37
LA ULU
M 80,0% 5
DK PU 64% BENGKULU 11
I J NG 46,3%
AK
LAMPUNG 80
AR 49% 140
B A TA 55,7% 614
NT 59% DKI JAKARTA 1217
EN 54,0%
JA 51% BANTEN 163
BA 267
JA R 45,5% 983
TE 53% JABAR
NG 2040
70,8%
66% JATENG 442
DI 872
Y 43,8%
JA 47% DIY 16
TI
M 43
46,2%
50% JATIM 745
BA 1481
Notifikasi TB RR/MDR TW 1-2 2019

% Enrollment TW 1-2 2019


KA LI 56,3%
LB 61% BALI 16
36
KA AR 40,7%
LT
EN 65% KALBAR 27
G 63,6% 51
KA 47%
LS KALTENG 11
E 40,0% 15
KA L
LT 33% 40
KALSEL 64
KA IM 64,9%
GO LTA 63% 37
KALTIM 67
RO RA 75,0%
NT 76% 12
AL
O KALTARA 21
16,0%
% Enrollment TW 1-2 2020

SU 16% 25
L GORONTALO
S U UT 84,5% 32
LT 70%
EN
SULUT 71
Notifikasi TB RR/MDR TW 1-2 2020

G 61,4% 96
SU 53%
LS
E SULTENG 44
47,4%
Penemuan Kasus TB RO Tw 1-2 2019 vs Tw 1-2 2020

Enrollment Rate TB RO TW 1-2 2019 vs TW 1-2 2020

SU L 75
LB 51%
A SULSEL 228
SU R 50,0% 394
LT 26%
RA SULBAR 2
73,9% 62
65%
NT
B SULTRA 23
36,4% 40
54%
N 22
M TT 63,6% NTB 37
AL
UK 53%
U 15,2% NTT 11
M 15% 40
AL
UT 66,7% MALUKU 46
PA PA 74% 52
PU PU
A A 54,4% MALUT 15
BA 51% 19
IN RA
DO T 57,1% PAPUA 149
NE 54% 217
SIA
52,9% PAPUA BARAT 28
56% 52
Kualitas pelayanan TB
di Rumah Sakit
Intisari Protokol Manajemen dan Perencanaan Program TBC dlm Masa COVID-19
SURAT EDARAN TERKAIT
Pengelola program TB prov dan Kab diharapkan untuk membuat rencana KESINAMBUNGAN LAYANAN TBC
kontingensi untuk penanganan TB dengan membuat : PADA MASA PANDEMI COVID-19
a. Layanan TBC tidak boleh dihentikan karena jika putus berobat akan No : PM.01.02/1/866/2020
menjadi Resistan Obat dan akan menularkan kepada yang kontak
b. Rencana kebutuhan obat TB dan logistic lainnya termasuk masker
dengan berbagai pertimbangan kondisi yang terjadi.
c. Mapping dan penunjukan fasyankes rujukan TB RO sementara
(terpisah dengan fasyankes COVID-19) yang ditandatangani oleh
Kepala Dinas Kesehatan setempat.
d. Mapping dan penunjukkan faskes lain untuk layanan laboratorium
dalam rangka diagnosis TB yang ditandatangani oleh Kepala Dinas
Kesehatan setempat, apabila jejaring yang lama perlu dilakukan
penyesuaian akibat penanganan COVID-19 di wilayah tersebut.
e. Rencana untuk memantau pengawasan minum obat pasien TB
menggunakan teknologi digital atau nomer WA, hotline sesuai
dengan kemampuan setempat
f. Mapping dalam pelibatan komunitas setempat untuk
pendampingan pasien
Bagaimana unsur-unsur dalam Program TBC
dapat diterapkan dalam penanganan COVID-19

• Sistem Investigasi kontak (IK) dalam program TBC dapat digunakan dalam menangani
COVID-19. Agar dapat berjalan dengan efektif, IK harus dijalankan sedini dan secepat
mungkin, sebelum terjadinya penyebaran yang masif di masyarakat. Kegiatan IK
dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan
• Kedua penyakit tersebut memerlukan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) (untuk administrasi, lingkungan, dan petugas) baik di fasyankes maupun di
masyarakat, dan COVID-19 dapat menerapkan program PPI yang telah dijalankan untuk
TBC
• Program dan mitra pelaksana program TBC merupakan wadah yang ideal untuk
memberikan edukasi tentang cara pencegahan COVID-19 serta rekomendasi pencarian
layanan kesehatan
• Untuk pasien yang memiliki gejala batuk, demam, dan sesak nafas, jejaring diagnosis
TBC yang berfungsi dengan baik sangat penting dalam penegakan diagnosa
TBC/COVID-19, sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pengobatan yang
sesuai
HASIL SURVEI CEPAT
MONITORING
IMPLEMENTASI
PROTOKOL PELAYANAN
TBC
MANAJEMEN PROGRAM TBC : SDM & ANGGARAN
MANAJEMEN PROGRAM TBC : KETERSEDIAAN LOGISTIK
PELAYANAN LABORATORIUM TBC
JEJARING LAYANAN
PELAYANAN & PERAWATAN PASIEN TBC
PEMANTAUAN PENGOBATAN/ PEMANFAATAN TEKNOLOGI

PKM
EVALUASI KEBIJAKAN
PASIEN TB SO PASIEN TB RO
Pasien TB SO tidak datang
19%
mengambil obat walaupun 27%

dengan jadwal baru 22% Enabler pasien RO tidak dapat 33%


diberikan secara rutin
Monitoring pengobatan TB SO
terganggu karena pasien tidak
42% Pasien TB RO tidak datang 11%

datang untuk mengumpulkan… 43% mengambil obat walaupun 18%


dengan jadwal baru
Terdapat Lab rujukan BTA/TCM
yang berhenti melakukan
19% Terdapat fasyankes TB/TB RO 13%

pemeriksaan terduga TB 24% yang berhenti memberikan 10%


layanan TB
Pengawasan Menelan Obat
42% Monitoring pengobatan TB RO 23%
secara virtual terkendala
beberapa hal 47% terganggu karena terkendala 29%
pengiriman spesimen ke lab…
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 0% 10% 20% 30% 40%

Bukan Zona Merah Zona Merah Bukan Zona Merah Zona Merah
TATANAN PELAYANAN TBC
PADA PADA NEW NORMAL LIFE
HARAPAN PENINGKATAN LAYANAN TBC
PADA NEW NORMAL LIFE
1. Pemenuhan kebutuhan APD bagi tenaga kesehatan
maupun kader.
2. Mempertahankan layanan pengobatan dan laboratorium
TBC berdampingan dengan layanan Covid-19.
3. Merencanakan kebutuhan dan distribusi logistik TBC
dengan baik sehingga tidak terjadi stock out.
4. Meningkatkan kelengkapan dan ketepatan pencatatan
dan pelaporan dengan sistem yang ada.
SALAM SEHAT
TETAP Niat baik Kerja keras Rasional Ikhlas

26

Anda mungkin juga menyukai