Anda di halaman 1dari 4

Analisis Struktur

Kebahasaan Fabel
Aurinko Zamzam Naruli/ 7B/ 7

Pada suatu hari ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat gembira bisa berjalan-jalan
melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang
berada di taman tersebut. Semut melihat sebuah kelompok di atas pohon, lalu ia mengejek bentuk
kepompong yang jelek dan tidak bisa pergi ke mana-mana.
"Hei kepompong, alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo kita
jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibku jika ranting itu patah?"
Sang semut selalu membanggakan dirinya, ia bisa pergi ke tempat yang ia suka dan bahkan kuat
mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Ia merasa bahwa dirinya adalah binatang yang
terhebat. Si kepompong hanya diam mendengar perkataan semut tersebut.
Pada suatu hari, sang semut kembali berjalan-jalan ke taman itu. Karena hari itu hujan, terdapat
genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat ia terjatuh ke dalam lumpur.
Sang semut hampir tenggelam dalam genangan itu, lalu ia berteriak sekencang-kencangnya untuk
meminta bantuan, "tolong bantu aku! Aku mau tenggelan, tolong... tolonggg!"
Beruntunglah sang semut saat itu ada seekor kupu-kupu yang melihat. Kemudian, kupu-kupu
menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
"Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengakatnya," ujar kupu-kupu.
Lalu, semut itu pun memegang erat ranting tersebut. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan
menurunkannya ke tempat yang aman. Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kuu-kupu
karena telah menyelamatkannya. Ia memuji kupu-kupu sebagai hewan yang hebat dan baik hati.
Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut, "aku adalah kepompong yang penah kamu
ejek."
Ternyata kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya. Akhirnya, sang semut berjanji
kepada kupu-kupu bahwa ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan.

Struktur Fabel:
1. Orientasi = Bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu.
Pada suatu hari ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat gembira bisa
berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil
menyapa binatang-binatang yang berada di taman tersebut. Semut melihat sebuah
kepompong di atas pohon, lalu ia mengejek bentuk kepompong yang jelek dan tidak
bisa pergi ke mana-mana.

2. Komplikasi= Konflik atau permasalahan antara satu dengan tokoh yang lain. Komplikasi menuju
klimaks.

"Hei kepompong, alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting
itu. Ayo kita jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu
patah?" Sang semut selalu membanggakan dirinya, ia bisa pergi ke tempat yang ia
suka dan bahkan kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Ia merasa
bahwa dirinya adalah binatang yang terhebat. Si kepompong hanya diam mendengar
perkataan semut tersebut. Pada suatu hari, sang semut kembali berjalan-jalan ke
taman itu. Karena hari itu hujan, terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin
membuat ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan
itu, lalu ia berteriak sekencang-kencangnya untuk meminta bantuan, "tolong bantu
aku! Aku mau tenggelan, tolong... tolonggg!"
3. Resolusi= Bagian yang berisi pemecahan masalah.
Beruntunglah sang semut saat itu ada seekor kupu-kupu yang melihat. Kemudian,
kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut. "Semut, peganglah erat-erat
ranting itu! Nanti aku akan mengakatnya," ujar kupu-kupu. Lalu, semut itu pun
memegang erat ranting tersebut. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan
menurunkannya ke tempat yang aman. Kemudian, sang semut berterima kasih kepada
kupu-kupu karena telah menyelamatkannya. Ia memuji kupu-kupu sebagai hewan
yang hebat dan baik hati. Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut,
"aku adalah kepompong yang penah kamu ejek."

4. Koda= Bagian terakhir fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran
yang dapat dipetik dari cerita tersebut.
Ternyata kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya. Akhirnya, sang
semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa ia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan.

Kebahasaan Fabel:
1. Identifikasi Kata kerja
a. Pasif dan aktif

Pasif Aktif
- Berjalan-jalan
- melihat
- berkeliling
- menyapa
- mengejek
- mengangkat
- memuji

b. Transitif (me-) dan intransitif

Transitif Intransitif
melihat Berjalan-jalan
menyapa berkeliling
mengejek berjanji
mengangkat berterimakasih
memuji
meminta
menurunkannya

2. Penggunaan kata sandang Si- dan Sang-


a. si Kepompong
Si kepompong hanya diam mendengar perkataan semut tersebut.
b. si Kupu-kupu
Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya ke tempat yang aman.
c. sang Semut
Sang Semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman
tersebut.

3. Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu (di,ke,dari) (pada, dll)


Keterangan tempat Keterangan waktu
Di taman Pada suatu hari
Di atas
Di ranting
ke tempat
Ke dalam lumpur
Ke arah semut
Dari tubuhnya
4. Penggunaan kata hubung/konjungsi temporal
a. lalu ia mengejek
b. lalu ia berteriak
c. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan
d. Lalu, semut itu pun
e. Kemudian, sang semut

5. Kalimat langsung dan Kalimat tidak langsung


A. Kalimat Langsung: Kalimat yang mengandung dialog para tokoh.
"Hei kepompong, alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di
ranting itu. Ayo kita jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika
ranting itu patah?"
B. Kalimat tidak langsung: Kalimat yang bukan merupakan dialog para tokoh. Biasanya
berupa narasi pengarang.
Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di
taman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai