Anda di halaman 1dari 4

Indikator : Menelaah struktur fabel

STRUKTUR FABEL DAN LEGENDA


a. ORIENTASI
Orientasi merupakan pembuka dalam cerita yang berisi pengenalan tokoh
dan latar cerita.
Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan perilaku (tingkah laku),
sementara pengenalan latar berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana
terjadinya peristiwa dalam cerita.
b. KOMPLIKASI
Tahapan ini berisi urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat.
Komplikasi muncul akibat munculnya sutu konfliks yang diceritakan
pada tahapan orientasi yang ditandai dengan reaksi pelaku dalam cerita.
Tahapan perjalanan konfliks dimulai dari munculnya konfliks,
peningkatan konfliks, klimaks (pemuncak konfliks), penyelesaian.
c. RESOLUSI
Resolusi merupakan suatu keadaan ketika konfliks terpecahkan dan
menemukan penyelesaiannya. Tahapan ini ditandai dengan
mengungkapkan solusi dari berbagai konfliks yang dialami tokoh.
d. KODA
Koda merupakan alhir dari proses cerita. Koda berisi perubahan perilaku
tokoh dan nilai-nilai yang dapat dipetik dari cerita.
CONTOH
CERITA STRUKTUR
Suatu hari seekor keledai pergi mencari seekor anjing gunung ke ORIENTASI
sebuah gunung yang sangat tinggi, keledai itu sengaja mencari
anjing gunung untuk berburu bersama di sebuah hutan yang cukup
lebat dan tidak lama keledai itu menaiki gunung akhirnya dia
menemukan seekor anjing gunung sedang berjalan.
Kemudian anjing itu dia ajak untuk berburu bersama dan
akhirnya anjing gunung itu menerima ajakan dari sang keledai,
kini sang keledai dan anjing gunung pergi ke hutan lebat itu
namun sebelum mereka memasuki hutan itu sang keledai
menemui seekor mancan tutul yang sedang tiduran di sebuah
pohon besar. Sang keledai kemudian mengajak macan tutul itu
pergi berburu bersama dan macan tutul itupun menerima ajakan
sang keledai.
Setelah sang keledai mengumpulkan teman berburunya yaitu KOMPLIKASI
Anjing gunung dan Macan Tutul kini mereka pergi bersama-sama
memasuki hutan lebat untuk berburu bersama, mereka menangkap
hewan-hewan dengan kerjasama yang baik hewan apapun bisa
mereka tangkap dengan mudah mereka berburu mulai dari pagi
hari sampai dengan sore hari. Mereka berhasil mengumpulkan
hewan-hewan tangkapannya kemudian mereka bawa ke tempat
terbuka dan mereka tumpuk hewan-hewan hasil buruan mereka.
Hewan hasil buruan mereka terdiri dari seekor kelinci, kambing,
rusa, kerbau, kijang dan uncal, kini waktunya mereka membagi-
bgaikan hewan tangkapan mereka.
Sang macan tutul menunjuk sang keledai untuk membagi hewan-
hewan itu “Keledai silahkan kau bagi makanan-makanan itu”
Perintah sang macan tutul lalu keledai itu menghitung dengan
cermat hewan tangkapan itu, setelah sang keledai menghitung dia
membagikan hewan-hewan itu secara adil dengan membagi tiga
bagian yang sama banyak.
Melihat pembagian itu sang macan tutul sangat marah kemudian
dia menerkam sang keledai hingga keledai itu mati dan kini
tumpukan makanan telah bertambah. Kemudian sang macan tutul
menoleh ke arah anjing gunung
“Sekarang kamu bagikan hewan-hewan itu”. Perintahnya dengan
marah, kini sang anjing gunung mendekati makanan itu dia
menumpukan kembali hewan-hewan yang telah dibagikan oleh
sang kedelai menjadi tumpukan yang besar kemudian dia
menggigit seekor kelinci di mulutnya untuk dirinya sendiri, itupun
hanya seekor kelinci yang dagingnya sangat kecil dan tidak begitu
berarti untuk sang macan tutul.
Macan tutul yang tadinya marah kini mulai reda dia melihat RESOLUSI
keputusan sang anjing gunung dengan tersenyum “Kau sangat
pandai dalam mengambil sebuah keputusan wahai anjing gunung,
kau membagikan makanan ini dengan sangat adil apakah kau
mempelajarinya dari sang keledai?”. Tanya sang macan tutul “Ya
aku belajar dari sang keledai” jawab anjing gunung itu sambil
pergi dari hadapan sang macan tutul.
“Aku juga tidak mau mengulangi nasib sama dengan keledai itu” KODA
celetuk sang anjing. Dalam hatinya anjing gunung sangat kecewa
dengan keserakahan macan tutul, dia berjanji tidak akan
bekerjasama dan membantu macan tutul di kemudian hari.

TUGAS 3
Telaahlah struktur cerita fabel berikut, buat seperti contoh di atas.

Kupu-Kupu Berhati Mulia


Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan
ditaman. Ia sangat bahagi, karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang
indah.
Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang
yang berada di taman itu. Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, Sang
semut mengejek bentuk kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke
mana-mana.
“Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa
menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini.
Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat
ia suka. Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari
tubuhnya.
Sang semut merasa bahwa dirinya ialah binatang yang paling hebat. Si
kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.
Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena
hujan dimana-mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat
semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut
hampir tenggelam dalam genangan itu.
Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan” Tolong,
bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong,,,, tolong…!!
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas,
kemudian kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat
ranting itu. Lalu sang semut memegang erat ranting itu.
Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat
yang aman. Kemudian sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena
kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai
binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata
kepada semut.
“Aku adalah kepomponng yang pernah diejek” kata si kupu-kupu,
ternyata kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya”.
Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan
menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Anda mungkin juga menyukai