Anda di halaman 1dari 3

“Katak dan Ular Piton”

Disebuah danau hiduplah dua binatang bernama katak dan ular air. Katak tersebut
melompat lompat disekitar danau karena ia termasuk hewan yang suka ingin tahu. Katak
tersebut ingin mencari kegiatan baru dengan cara berpetualang disekitar danau. Dengan
senangnya sang katak melompat lompat menjauhi danau. Iapun terkejut karena ada semak
semak yang goyang. Ternyata dibalik semak semak tersebut muncullah ular piton. Katakpun
kaget dan berusaha menjauhi ular piton, kemudian ia berusaha kembali ke danau lagi.
Sebelum katak menjauhi ular, ternyata si piton menyadari keberadaan katak. Ular tersebut
berusaha mendekati katak dan merayap dengan cepat.

Setelah ular dekat dengan katak, ia segera mengangkat kepalanya dengan tinggi dan
berkata, “ Hai katak gemuk apa yang kau lakukan dihutan ini?” Katak tersebut takut dengan
ular dan berusaha untuk menjauh. Sang ular pun berkata bahwa ia tak akan memakan katak
karena ia sudah memakan kelinci kecil. Kemudian sang katak berkata, “ Aku ingin
berpetulang dan mencari kegiatan baru”. Sang ular menawarkan petualangan yang seru dan
katakpun mau. Apabila katak ingin mencoba petualangan baru, ia harus menjelajahi hutan
sendirian. Katakpun belum pernah menelusuri sekitar hutan karena ia takut dimangsa
hewan hewan buas lainnya.

Sang ular menawarkan bantuan untuk menemani katak menjelajahi hutan. Ia berkata,”
Wahai katak carilah tali dan ikatkan pada ekorku.” Sang katak bertanya, “ Untuk apa tali
itu?” Tali tersebut untuk menjaga agar katak tidak tertinggal jauh ketika dihutan, jadi ia
tetap aman bersama ular. Katak tersebut tidak pikir panjang dan menerima tawaran ular.
Katakpun mencari tali dan mengikatkan perutnya dengan ekor sang ular. Setelah itu mereka
berjalan menjelajahi hutan bersama-sama dengan gembira dan suka cita.
ANALISIS CERITA “Katak dan Ular Piton”

Unsur-unsur intrinsik dari cerita “Katak dan Ular Piton” diantaranya :

1. Tema

Adapun tema dari cerita fiksi Katak dan Ular Piton adalah niat baik Ular Piton yang ingin
mengajak dan menawarkan kepada Katak untuk menjelajahi hutan bersama.

2. Alur/Plot

Alur dari cerita Katak dan Ular Piton adalah alur maju. Dimana cerita mempunyai rangkaian
peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke
depan terus.

Puncak ketegangan / klimaks

Klimaks dari cerita ini yaitu ketika Ular Piton mengangkat kepalanya dengan tinggi yang
dikira Katak akan memakannya tapi ternyata Ular Piton hanya menawarkan bantuan untuk
menjelajahi hutan berpetualang bersamanya.

Ketegangan menurun / antiklimaks

Ketika masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang, yaitu
ketika Katak mempercayai Ular Piton yang ingin mengajaknya berpetualang dan mencari
kegiatan baru di dalam hutan.

Penyelesaian / resolusi

Ketika masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan, yaitu Katak dan Ular Piton berjalan
menjelajahi hutan dengan gembira dan suka cita.

3. Tokoh/Penokohan

Adapun tokoh dan penokohan dalam cerita fiksi Katak dan Ular Piton ini, diantaranya:

a. Katak dalam cerita ini adalah tokoh utama. Katak digambarkan dengan watak yang
penakut.

b. Ular Piton dalam cerita ini adalah tokoh yang protagonis, Ular Piton digambarkan
dengan watak yang baik hati menawarkan bantuan kepada Katak.

Tidak ada tokoh antagonis karena konflik yang terjadi merupakan konflik batin dari tokoh
utamanya (Katak).
4. Latar/Setting

a. Latar tempat

Adapun latar tempat dalam cerita ini yaitu di danau dalam hutan.

b. Latar waktu

Adapun latar waktu dalam cerita ini yaitu pada pagi hari.

c. Suasana

Adapun suasana dalam cerita tersebut yaitu gembira dan suka cita. Yaitu ketika mereka
berjalan bersama-sama menjelajahi hutan.

5. Sudut pandang/Point of View

Dalam cerita ini penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of
view). Hal ini dikarenakan tokoh-tokoh dalam cerita selalu menyebutkan nama, atau kata
gantinya: ia, dia. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus
menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.

6. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang terdapat dalam cerita tersebut yaitu adanya diksi atau pemilihan kata
yang tepat yang sesuai dengan tema dan persoalan, latar, waktu yang ada dalam cerita
tersebut. Selain diksi Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang mudah
untuk dimengerti tanpa kiasan sehingga cerita mudah dimengerti.

7. Amanat

Adapun amanat dalam novel ini adalah sebuah perenungan yang diberikan penulis bagi
pembaca untuk memberikan kesempatan kepada orang lain akan niat baik yang mereka
tawarkan.

Anda mungkin juga menyukai