Definisi Fabel
Fabel adalah cerita yang menceritakan tentang kehidupan para binatang yang
bertingkah laku seperti manusia. Fabel adalah karangan fiksi atau fantasi (imajinatif).
Terkadang fabel memilih karakter minoritas dalam bentuk manusia. Fabel juga sering disebut
cerita yang mengandung moral karena memiliki pesan-pesan yang berkaitan dengan moralitas.
Para karakter dalam cerita fabel adalah semua binatang. Hewan diberitahu bahwa mereka
memiliki alasan, perilaku, dan bahwa mereka dapat berbicara layaknya manusia. Karakter dan
jiwa manusia juga digambarkan dengan cara ini melalui figur binatang. Tujuan fabel adalah
untuk memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-sifat buruk manusia melalui
simbol-simbol binatang. Melalui karakter hewan, penulis ingin mempengaruhi pembaca untuk
meniru kebaikan, bukan meniru kejahatan.
Menurut definisinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fabel adalah cerita
yang menggambarkan watak dan jiwa manusia yang menyatu dengan hewan sebagai pelaku
cerita. Secara umum fabel adalah kumpulan cerita yang menampilkan tokoh-tokoh hewan yang
dapat berpikir dan bersosialisasi seperti manusia. Dikutip dari Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, fabel adalah cerita indah tentang binatang yang pandai berbicara, bertingkah
laku seperti manusia, dan sering diselingi pesan moral. Oleh karena itu, jenis cerita ini banyak
digunakan sebagai simbol dan
Dalam sebuah cerita tentang apa itu fabel, binatang yang diceritakan mempunyai akal,
tingkah laku, hingga watak manusia ini kerap menunjukkan sifat-sifat manusia sebagai simbol.
Cerita fabel biasanya membawa pesan-pesan moral bagi manusia. Pesan-pesan moral tersebut
berupa tanggung jawab, kejujuran, disiplin, amanah, dan lain sebagainya.
Ciri-ciri Fabel:
1. Binatang sebagai tokoh utama dalam cerita.
2. Tokoh utama dapat bertingkah seperti manusia (berbicara dan berpikir).
3. Menunjukkan penggambaran moral dan karakter manusia dan kritik tentang kehidupan.
4. Alur cerita pendek dan sederhana.
5. Karakter tokoh diuraikan secara terperinci.
6. Gaya penceritaan secara lisan.
7. Pesan atau tema kadang ditulis dalam cerita.
8. Menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.
9. Mengkritisi sifat manusia, diskriminasi kaum lemah, dan keadaan masyarakat.
Jenis-Jenis Fabel
1. Fabel Klasik
Fabel klasik merupakan dongeng yang telah ada sejak zaman dahulu, tetapi tidak diketahui
secara pasti kapan waktu kemunculannya. Fabel klasik biasanya diwariskan secara lisan dari
generasi ke generasi. Contohnya cerita Kancil dan Buaya, Gagak dan Elang, Kerbau dan
Burung, Semut dan Belalang, dan lain sebagainya.
Ciri-ciri fabel klasik:
- Fabel klasik ceritanya sangat pendek dan jelas.
- Tema yang diangkat sangat sederhana.
- Fabel klasik sarat dengan pesan moral atau petuah pada pembaca.
- Sifat hewani dalam tokoh fabel klasik masih melekat.
2. Fabel Modern
Fabel modern waktu kemunculan ceritanya belum terlalu lama. Di mana pembuatan dongeng
sebagai bentuk ekspresi kesastraan dari penulis.
Ciri-ciri fabel modern:
- Alur cerita fabel modern bisa pendek atau panjang.
- Tema cerita cenderung lebih rumit.
- Fabel modern terkadang berupa epik atau saga, dengan prosa yang mengisahkan pahlawan.
- Karakter setiap tokoh fabel modern dibuat unik.
Struktur Fabel
Fabel secara umum adalah sebuah cerita yang mengandung berbagai amanat kebaikan
dengan cara mewujudkan karakter hewan-hewan yang hidup seperti manusia, dari cara mereka
berbicara hingga cara mereka bertindak. Menurut sumber tentang riset mengenai asal-usul
karya prosa fabel, istilah fabel pertama kali berasal dari bahasa Latin fabula, yang memiliki arti
serupa dengan istilah legenda Yunani.
Fabel sendiri dapat diartikan sebagai cerita yang sarat dengan nilai-nilai moral yang
menggambarkan pikiran dan watak manusia menggunakan binatang. Sebagai sebuah teks,
fabel termasuk dalam genre fiksi atau non-nyata. Namun, tidak jarang tokoh
manusia dihadirkan dalam fabel sebagai penunjang cerita.
Seperti tulisan atau bentuk sastra lainnya, fabel disusun sebagai bagian integral dari
narasi. Beberapa konstruksi alegoris, yang dimulai dengan orientasi, berlanjut melalui
komplikasi dan penyelesaian, hingga diakhiri dengan koda.
Apa yang dimaksud dengan fabel dalam strukturnya? Fabel seperti dongeng disusun
dalam bentuk teks, animasi, atau kartun. Fabel dikatakan memiliki struktur yang berbeda
dengan jenis karya fiksi fantasi lainnya. Berikut struktur fabel:
• Orientasi
Fabel adalah cerita yang dimulai dari awal, alias orientasi. Paragraf pertama ini akan
memperkenalkan tokoh-tokoh dalam cerita, latar, tempat dan waktu. Kemudian perkenalkan
tema atau latar belakang dan sebagainya.
• Komplikasi
Sekuel adalah komplikasi atau klimaks dari cerita. Bagian dari fabel ini menceritakan
tentang protagonis yang menghadapi klimaks dari masalah. Ini adalah inti dari dongeng.
• Resolusi
Alegori resolusi adalah bagian dari alegori yang menceritakan bagaimana menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh protagonis. Biasanya dalam sebuah fabel, tokoh utama akan
menjelaskan cara memecahkan masalah dengan cara yang unik dan kreatif.
• Koda
Struktur fabel koda adalah bagian cerita yang menjelaskan perubahan setiap tokoh. Pada
bagian ini, pesan moral atau pesan yang disampaikan untuk para pembaca.
Contoh-contoh Fabel
1. Kisah gajah dan semut
Gajah dikenal sebagai binatang yang besar. Suatu hari, kawanan gajah yang besar
datang ke hutan untuk mencari makan.
Kehadiran gajah ini mengganggu kawanan semut yang tinggal di sana. Banyak rumah
semut hancur karena diinjak gajah yang mencari makan.
"Pergilah dari sini, gajah! Ini daerah tempat kami tinggal," kata salah satu semut.
Mendengar ucapan itu, gajah hanya tertawa. Ia tak peduli dan menganggap semut
adalah binatang kecil yang tidak berbahaya.
Kawanan semut merasa kesal dan berencana untuk mengusir gajah-gajah itu dari hutan
tempat mereka tinggal. Keesokan harinya, semut-semut mencoba bicara pada kawanan gajah
dan meminta mereka meninggalkan hutan.
Gajah menolak untuk meninggalkan hutan dan hal ini membuat kawanan semut
semakin marah. Semut-semut itu pun menyerang kawasan gajah dengan menggigit kulit dan
masuk ke dalam telinga hingga gajah-gajah terjatuh.
Kawanan gajah akhirnya menyerah dan meninggalkan hutan. Mereka sadar bahwa
semut-semut itu tidak bisa diremehkan hanya karena memiliki badan kecil.
Dibalik kisah gajah dan semut ini, tersimpan pesan moral yang bisa diajarkan pada
anak-anak. Bunda bisa menjelaskan bahwa kita tidak boleh meremehkan orang lain dan merasa
kuat karena memiliki tubuh besar.