Cerita Rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang di dalam
masyarakat. Cerita rakyat berkembang secara turun temurun dan didampaikan secara lisan
sehingga cerita rakyat sering disebut dengan sastra lisan. Umumnya, cerita rakyat bersifat
anoni atau pengarang tidak dikenal. Struktur cerita Rakyat yaitu Orientasi (Pengenalan),
Komplikasi atau Insiden (Alur) Dan Resolusi/Interpretasi.
Disampaikan turun-temurun
Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya
Kaya nilai-nilai luhur
Bersifat tradisional
Mempunyai banyak versi dan variasi
Memiliki bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapannya
Bersifat anoni artinya nama pengarang tidak dikenal
Berkembang dari mulut ke mulut
Cerita rakyat disampaikan secara lisan
Cerita binatang (Fabel) adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran
seperti manusia, binatang tersebut dapat berbicara, makan, minum, berkeluarga dan lain
sebagainya. Dengan demikian, fabel tidak hanya sebagai cerita binatang, namun juga sebagai
metamorfosis kehidupan manusia. Maksud dari penggambaran melalui binatang agar kisah
atau cerita tersebut tidaksampai menyinggung orang yang mendengar atau membacanya.
Contoh fabel antara lain : Burung bangau dan seekor anjing, Singa dan Beruang dan lain
sebagainya.
Secara garis besar cerita asal-usul terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Cerita Asal-Usul Dunia Tumbuh-Tumbuhan
Sapi bergelambir karena sewaktu ia mandi bajunya tertukar dengan baju kerbau yang
besar.
Darah ikan mas memiliki warna darah seperti darah manusia karena asal mula ikan
mas adalah manusia.
Nama gunung tengger konon diambil dari sepasang suami istri yang bernama Rar
Anteng dan Joko Seger.
Gunung Tangkuban Perahu di Bandung Utara konon berasal dari perahu milik
sangkuriang. Karena ia murka perahu itu ditendang hingga tertelungkup dan berubah
menjadi sebuah gunung yang kemudian dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu.
Cerita Jenaka
Karya sastra klasik lainnya yang cukup terkenal adalah cerita jenaka seperti Pak Belalang,
Lebai Malang. Lebai Malang menggambarkan orang yang karena keserakahannya justru
selalu tidak memperoleh apa-apa.