Anda di halaman 1dari 17

JENIS – JENIS GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT

Ditulis dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Klinik II

Dosen : Dr. drg.I Gusti Agung Ayu Putu Swastini,M.Biomed.

OLEH :

NI PUTU ANANDA YULIASTRI DEWI

P07134220033

VA

Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Tuhan Yang Maha Esa karena-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Jenis – Jenis Gangguan Metabolisme Karbohidrat ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Klinik II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang gangguan yang diakibatkan oleh metabolisme karbohidrat pada pembaca dan
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan
membagi pengetahuannya dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata. Semoga makalah ini
bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Denpasar, 20 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I ..................................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

1.3. Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................................... 3

2.1. Pengertian Karbohidrat ............................................................................................ 3

2.2. Klasifikasi Karbohidrat ............................................................................................ 4

2.2.1. Monosakarida ................................................................................................... 4

2.2.2. Oligosakarida .................................................................................................... 4

2.2.3. Polisakharida .................................................................................................... 4

2.3. Metabolisme Karbohidrat ........................................................................................ 5

2.3.1. Pengertian Metabolisme ................................................................................... 5

2.3.2. Proses Metabolisme Karbohidrat...................................................................... 5

2.3.2.1. Glikolisis ................................................................................................... 6

2.3.2.2. Glikogenesis .............................................................................................. 6

2.3.2.3. Glikogenolisis............................................................................................ 6

2.3.2.4. Glikoneogenesis ........................................................................................ 7

2.4. Gangguan Metabolisme Karbohidrat ....................................................................... 7

2.4.1. Diabetes Melitus ............................................................................................... 7

2.4.2. Galaktosemia .................................................................................................... 8

2.4.3. Sindrom McArdle ............................................................................................. 8

iii
2.4.4. Hipoglikemia .................................................................................................... 9

2.4.5. Fruktosuria ........................................................................................................ 9

2.4.6. Pentosuria ....................................................................................................... 10

2.4.7. Intoleransi Fruktosa Herediter ........................................................................ 10

2.4.8. Glikogenosis ................................................................................................... 10

BAB III ................................................................................................................................ 12

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 12

3.2. Saran ...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang merupakan kebiasaan
misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya. Untuk melakukan aktivitas kita
memerlukan energi. Energi yang diperlukan ini diperoleh dari bahan yang dikonsumsi.
Pada umumnya, bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu
karbohidrat, protein dan lemak. Salah satu penghasil energi terbesar yaitu karbohidrat.
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang befungsi
untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan
nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda,
meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.
Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Karbohidrat juga berguna untuk menjalankan berbagai fungsinya yaitu bernafas, kontraksi
jantung, dan juga otot-otot, serta juga untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Metabolisme
memiliki pengertian yang luas yang pada prinsipnya dapat diartikan sebagai semua reaksi
kimia atau perubahan kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Metabolisme yang
terjadi dalam tubuh makhluk hidup akan melibatkan berbagai reaksi kimia yang saling
berkaitan satu dengan yang lain dan saling menunjang. Pada proses pencernaan makanan,
karbohidrat mengalami berbagai proses hidrolisis, baik dalam mulut, lambung maupun
usus. Hasil akhir proses pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa, fruktosa, galaktosa dan
manosa serta monosakarida lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan karbohidrat?
1.2.2. Apa saja klasifikasi dari karbohidrat?
1.2.3. Apa yang dimaksud dengan metabolisme karbohidrat?
1.2.4. Apa saja jenis - jenis gangguan yang diakibatkan dari metabolisme karbohidrat?

1
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari karbohidrat.
1.3.2. Untuk mengetahui tentang klasifikasi dari karbohidrat.
1.3.3. Untuk mengetahui tentang pengertian dari metabolisme karbohidrat.
1.3.4. Untuk mengetahui tentang jenis - jenis gangguan yang diakibatkan dari
metabolisme karbohidrat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Karbohidrat


Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya
adalah polisakarida aldehid dan keton atau turunan mereka (Poedjiadi, 2006). Nama
karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini
mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon
“hidrat” ddan memiliki nisbah 1:2:1 untuk C, H, dan O. Perbandingan jumlah atom H dan
O adalah 2:1 seperti pada molekul air.
Pada senyawa yang termasuk karbohidat terdapat gugus fungsi yaitu gugus –OH,
gugus aldehid, atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai hubungan daerah
sifat kimia yang ditentukan dengan sifat fisika, dalam hal ini juga aktivitas optic.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4
kalori (kiojoule) energy pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting
dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-
lain. Sedangkan dalam tubuh, karohidrat berguna untuk mencegah tumbuhnya ketosis,
pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolism lemak dan protein (Fessenden, 1990).
Kebanyakan karbohidrat yang dikonsumsi adalah tepung atau amilum atau pati yang
ada dalam gandum, jagung, beras, kentang, dan padi-padian lainnya. Kerbohidrat juga
menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti
seluloasa, pectin, serta lignin (Edahwati, 2010). Pada umumnya karbohidrat merupakan zat
padat berwarna putih, yang sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air (kecuali
beberapa sakarida). Sebagian besar karbohidrat dengan berat melekul yang rendah, manis
rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong karbohidrat.

3
2.2. Klasifikasi Karbohidrat
Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu : monosakarida, oligosakarida
dan polisakharida. Kata sakarida diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula.
Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakharida aldehida atau
keton. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos yang artinya sedikit) terdiri dari rantai pendek
unit monosakarida yang digabungkan bersama- sama oleh ikatan kovalen. Polisakharida
terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida.
Beberapa polisakharida seperti selulosa, mempunyai rantai lenier, sedangkan yang lain
seperti amilum (pati) dan glikogen mempunyai rantai yang bercabang. Berikut merupakan
penjelasan yang lebih rinci mengenai jenis - jenis karbohidrat :

2.2.1. Monosakarida
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
gula yang lebih sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya, jenis monosakarida ada
dua yaitu aldosa yang memiliki gugus fungsi aldehid dan ketosa yang memiliki
gugus fungsi keton. Berdasarkan jumlah atom karbonnya, monosakarida terdiri dari
triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa. Monosakarida tidak berwarna merupakan
kristal padat, yang mudah larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut non polar.
Kebanyakan monosakarida mempunyai rasa manis, dengan rumus emperis (CH2O)
n, dimana n = 3 , atau jumlah yang lebih besar lainnya.

2.2.2. Oligosakarida
Oligosakharida umumnya didifinisikan sebagai suatu melekul karbohidrat
yang mengandung 2 sampai 10 unit melekul monosakarida. Oligosakharida yang
paling umum adalah disakharida (Cn (H2O)n-1), yang tersusun dari dua satuan
melekul monosakharida, yang digabungkan oleh ikatan glikosida. Disakharida yang
penting, yang banyak terdapat dialam adalah sukrosa, laktosa dan maltosa.

2.2.3. Polisakharida
Polisakharida merupakan karbohidrat yang dijumpai di alam dalam jumlah
yang paling besar. Polisakharida dapat berfungsi sebagai bentuk energi simpanan

4
dan sebagai fungsi struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Hidrolisis
sempurna terhadap polisakharida oleh asam atau enzim spesifik, menghasilkan
monosakharida atau turunannya.

2.3. Metabolisme Karbohidrat

2.3.1. Pengertian Metabolisme


Metabolisme adalah proses katabolisme yang menyangkut perombakan
molekul yang besar menjadi molekul yang lebih sederhana, sedangkan proses
anabolisme atau biosentesa, menyangkut pembentukan molekul yang lebih besar
yang berasal dari molekul yang lebih sederhana. Semua proses metabolisme adalah
bersifat intermediate, yaitu pengubahan satu zat menjadi yang lain biasanya
menyangkut tahap-tahap berurutan yang zat-zat kimianya sudah jelas, dan dapat
dikenali; atau intermediate adalah pereaksi dan zat hasil. Sifat intermediate dari
metabolisme memugkinkannya bagi beberapa zat sederhana bekerja sebagai pelopor
untuk semua kebutuhan kimia suatu sel.

2.3.2. Proses Metabolisme Karbohidrat


Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi
sel-sel tubuh yang kemudian diubah menjadi cenrgi. Glukosa memegang peranan
sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi
dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.
Glukosa yang diserap dari pencernaan makanan dibawa darah menuju keseluruh sel
tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami glikolisis, yaitu peristiwa
pemecahan gula hingga menjadi ATP Ada dua jalur gikomis yaitu jalur biasa untuk
aktifitas atau kegiatan hidup yang biasa (normal) dengan hasil ATP terbatas dan
glikolisis jalur cepat yang dikenal dengan jalur Embden Meyerhoff untuk
menyediakan ATP cepat pada aktifitas kerja keras, misalnya lari cepat.
Jalur ini memberi hasil asam laktat yang bila terus bertambah dapat
menyebabkan terjadinya asidosis laktat. Asidosis ini dapat berakibat fatal terutama
bagi yang tidak terbisa beraktitas keras. Hasil oksidasi glukosa melalu glikolisis

5
akan dilanjutkan dalam siklus kreb yang terjadi di bagian matriks mitokondria.
Selanjutnya, hasil siklus kreb akan digunakan dalam dalam sistem couple dengan
menggunakan sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan oksigen sebagai
penangkapan ion H. Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan sistem stokrom
diblokir oleh senyawa racun sehingga reaksi reduksi oksidasi dalam sistem couple,
terutama oleh oksigen tidak dapat berjalan (Anonim,2009). Untuk mempermudah
mempelajari metabolisme karbohidrat, maka dibagi menjadi beberapa jahir
metabolisme. Namun hendaknya diingat bahwa dalam tubuh, jalur jabir in
merupakan kesatuan, dimana jalur yang paling banyak dilalui tergantung pada
keadaan (statis waktu itu).

2.3.2.1. Glikolisis
Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau
asam laktat Apabila glikolisis terjadi dalam suasana anaerobik maka akan
berakhir dengan asam laktat dan menghasilkan 2 ATP, apabila dalam
keadaan aerobik berakhir menjadi asam pivat dengan ATP.

2.3.2.2. Glikogenesis
Glikogenesis adalah reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi
molekul glukosa. Glikogenesis juga dapat berarti lintasan metabolisme
yang digunakan oleh tubuh Glikogenesis merupakan bentuk simpanan
karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada
tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat di dalam hati (sampai 6%), otot
jarang melampaui jumlah 1%. Glikogen dalam sel binatang fungsinya
mirip dengan amilum dalam tumbuhan, yaitu sebagai cadanagan energi.
Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua jaringan,
tapi yang paling banyak adalah dalam bepar dan dalam otot.

2.3.2.3. Glikogenolisis
Pemecahan glikogen dalam hepar dan oto berbeda dengan enzim
yang terdapat dalam pencernaan. Enzim glikogen fosforilase akan

6
melepaskan unit glukosa dari rantai cabang glikogen yang tidak dapat di
reduksi. Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot
dipecah menjadi glukosa l-fosfat kemudian diubah menjadi glukosa 6-
fosfat. Glukogenisis diatolch hormon glukogen yang di sekresiakan
pankreas dan epinerfin yang dieksresikan kelenjar adrenal. Kedua hormon
tersebut akan menstimulasi enzim glikogen fosforilase untuk memulai
glikogenolisis dan menghambat kerja enzim glikogen sintase
(menghentikan glikogenesis).
Glukosa-6-fosfat masuk ke dalam proses glikolisis untuk
menghasilkan energi. Glukosa-6 fosfat juga dapat diubah menjadi glukosa
untuk didistribusikan oleh darah menuju sel-sel yang membutuhkan
glukosa.

2.3.2.4. Glikoneogenesis
Glikoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa
yang bukan karbohidat. Glikoneogenesis penting sekali untuk menyediakan
glukosa apabila di dalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat. Pada
dasanya glikoneogenesis adalah sintetis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glikoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Glikoneogenesis yang
dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tepat.
Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintetis glukosa akhirnya
berasal dari katabolisme asam amino.

2.4. Gangguan Metabolisme Karbohidrat

2.4.1. Diabetes Melitus


Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana
glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan
hiperglikemia. Diabetes Melitus merupakan kelainan endokrin yang terbanyak
dijumpai. Penderita DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang

7
spesifik akibat perjalanan penyakit ini, yaitu retinopati (bisa menyebabkan
kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa menyebabkan stroke),
gangren, dan penyakit arteria koronaria (Coronary artery disease).
Umumnya diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau
sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang
berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Di samping
itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin
dalam memasukan glukosa ke dalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena
kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah
yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa
akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air
tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal
menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering
berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).

2.4.2. Galaktosemia
Galaktosemia adalah gangguan yang terjadi karena gangguan metabolik
yang langka terkait dengan cara tubuh memproses galaktosa. Kandungan tersebut
terdapat pada ASI dan susu formula yang dapat dikonversi menjadi energi. Padahal,
kandungan tersebut sangat berguna untuk menjaga agar anak tetap aktif dan
mendukung pertumbuhannya.
Gangguan metabolik yang disebabkan oleh kandungan turunan dari laktosa
tersebut disebutkan terbagi menjadi beberapa jenis. Penyebab dari galaktosemia
tergantung pada mutasi gen tertentu dan enzim yang terpengaruh di dalam tubuh
ketika akan memecah galaktosa.

2.4.3. Sindrom McArdle


McArdle syndrome adalah ketidakmampuan untuk memecah glikogen.
Glikogen merupakan sumber energi penting yang tersimpan dalam jaringan otot.
Sindrom McArdle hasil dari sebuah cacat dalam suatu gen yang membuat protein

8
yang disebut glikogen fosforilase. Akibatnya, tubuh tidak bisa mengurai glikogen
dalam otot. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan, kejang, dan nyeri otot. Penyakit
ini merupakan kelainan bawaan yang diwariskan secara resesif autosomal akibat
mutasi gen enzim glikogen fosforilase otot yang berada di kromosom 11q13 yang
mengandung 20 ekson. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 65 mutasi gen
yang telah diidentifikasi.

2.4.4. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah
normal. Selain sering dialami oleh penderita diabetes, beberapa penyakit lain dan
obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan kondisi ini. Gula darah atau glukosa
merupakan sumber energi bagi tubuh. Selain didapatkan dari makanan yang
mengandung karbohidrat, seperti nasi, roti, kentang, atau susu, glukosa juga
diproduksi secara alami oleh hati. Bila kadar gula dalam darah rendah, maka tubuh
akan kekurangan energi untuk beraktivitas. Hipoglikemia terjadi bila kadar gula
darah di bawah 70 mg/dL. Namun, tergantung pada kondisi pasien, gejala
hipoglikemia bisa muncul pada kadar gula darah yang berbeda-beda. Hipoglikemia
terjadi ketika kadar gula darah turun drastis. Kondisi ini lebih sering dialami oleh
penderita diabetes akibat:
- Penggunaan insulin atau obat diabetes yang melebihi dosis atau tidak
teratur.
- Pola makan yang tidak baik, seperti makan terlalu sedikit atau menunda
makan.
- Aktivitas fisik atau olahraga berlebihan, tanpa makan yang cukup.

2.4.5. Fruktosuria
Fruktosuria esensial atau defisiensi fruktokinase hati adalah kelainan resesif
yang tidak berbahaya dapat dialami seseorang tanpa menyadarinya. Jika suatu
kondisi resesif, berarti seorang anak hanya akan memilikinya jika menerima gen
dari kedua orang tua. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase
yang sifatnya diturunkan. Gangguan ini terdapat pada sekitar 1 dari 130.000

9
penduduk. Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi
di dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan
diabetes mellitus.

2.4.6. Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan
ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim
yang diperlukan untuk mengolah xylulosa. Pentosuria hampir selalu hanya
ditemukan pada orang Yahudi. Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan,
tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis
dengan diabetes mellitus. Gangguan ini tidak memerlukan pengobatan khusus.

2.4.7. Intoleransi Fruktosa Herediter


Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana
tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim aldolase B.
Akibatnya produk sampingan fruktosa terakumulasi di dalam tubuh, menghambat
pembentukan glikogen dan perubahan glukosa untuk digunakan sebagai energi.
Konsumsi lebih dari sejumlah kecil fruktosa atau sukrosa menyebabkan rendahnya
kadar gula di dalam darah (hipoglikemia), dengan gejala-gejala berupa berkeringat,
bingung, dan terkadang kejang, bahkan koma.
Penderita yang terus mengkonsumsi makanan yang mengandung fruktosa
bisa mengalami kerusakan ginjal dan hati, sehingga menyebabkan timbulnya
jaundice (kuning), muntah-muntah, kemunduran mental, kejang, atau bahkan
kematian. Gejala-gejala kronis yang bisa ditemukan antara lain gangguan nafsu
makan, gagal tumbuh, gangguan pencernaan, kegagalan hati, dan kerusakan ginjal.

2.4.8. Glikogenosis
Glikogenosis atau penyakit penimbunan glikogen adalah sekumpulan
penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang
diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen
menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai energi). Pada glikogenosis, sejenis atau

10
sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di
hati. Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau hasil
pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan untuk menghasilkan glukosa
yang diperlukan oleh tubuh. Usia ketika gejala timbul dan beratnya gejala
bervariasi, tergantung dari enzim apa yang tidak ditemukan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya
adalah polisakarida aldehid dan keton atau turunan mereka. Karbohidrat banyak ditemukan
pada serealia (beras, gandum, jagung, umbi-umbian dan sebagainya), serta pada biji-bijian
yang tersebar luas di alam. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan.
Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu : monosakarida, oligosakarida
dan polisakharida. Kata sakarida diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula.
Metabolisme adalah proses katabolisme yang menyangkut perombakan molekul yang besar
menjadi molekul yang lebih sederhana, sedangkan proses anabolisme atau biosentesa,
menyangkut pembentukan molekul yang lebih besar yang berasal dari molekul yang lebih
sederhana. Adapun beberapa gangguan yang disebabkan oleh metabolisme karbohidrat,
diantaranya adalah diabetes melitus, galaktosemia, dan fruktosuria.

3.2. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan pembaca lebih memahami apa karbohidrat,
klasifikasi karbohidrat, bagaimana metabolisme karbohidrat dalam tubuh, serta jenis-jenis
gangguan metabolisme karbohidrat. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

F.A, Afandi, dkk. (2019). Hubungan Antara Kandungan Karbohidrat dan Indeks Glikemik
pada Pangan Tinggi Karbohidrat. PANGAN, Vol. 28 No. 2. Hal. 145-160.
Siregar, Nurhamida Sari. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13(2). Hal.
38-44.
Wibawa, A.A. Putu Putra. (2017). Karbohidrat. Denpasar: Universitas Udayana.
Yudha, T. S. 2019. Perbandingan Kadar Glukosa Pada Mencit (Mus musculus) Yang
Mengonsumsi Nasi Dimasak Menggunakan Metode Pengukusan dan Alat Penanak
Nasi Elektrik (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).

13

Anda mungkin juga menyukai