Dalam Acara:
RAPAT KOORDINASI PENYELAMATAN DANAU PRIORITAS NASIONAL DAN
PENCANANGAN REVITALISASI GERAKAN PENYELAMATAN DANAU
1
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PENDAHULUAN
1. Kegiatan perlindungan dan optimalisasi fungsi SDEW dilakukan dalam rangka untuk melindungi
fungsi SDEW dari pemanfaatan ruang yang tidak terkendali seperti penyusutan luas badan air,
pendangkalan/sedimentasi SDEW, okupasi tepi badan air, tumbuhnya eceng gondok, maraknya
keramba jaring apung (KJA), pencemaran badan air oleh limbah/sampah/pakan ikan; dan
hancurnya keanekaragaman hayati endemik di SDEW, dampak dari menurunnya kualitas air.
2. Upaya Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dalam kegiatan tersebut diatas adalah melakukan
pengendalian pemanfaatan ruang SDEW melalui sertipikasi tanah dari badan air (SDEW) dan
perangkat pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan sekitar badan air.
3. Bentuk pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui penetapan Peraturan Daerah
tentang RDTR dan Instrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang (peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi).
2
Danau Limboto, Gorontalo
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PENATAAN
RUANG
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan instrumen
pengendalian pemanfaatan ruang/ penegakan hukum
4
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
5
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
6
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
CONTOH
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG MESSO
DAERAH TANGKAPAN AIR DANAU RAWA PENING
9
Strategi Konservasi
Konsep Penataan Ruang Danau Rawa Pening
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Sumber : RBI
Rencana Kawasan Budidaya
Konsep Penataan Ruang di DTA Rawa Pening
Terhadap Rencana
Kawasan
Budidaya sesuai
RTRW Kabupaten
Semarang
Rencana Kawasan Lindung
Konsep Penataan Ruang di DTA Rawa Pening
Terhadap Rencana
Kawasan Lindung
sesuai RTRW
Kabupaten
Semarang
KUPZ untuk DTA Rawa
Konsep Penataan Ruang Pening
14
KUPZ untuk DTA Rawa
Konsep Penataan Ruang Pening
15
KUPZ untuk DTA Rawa
Konsep Penataan Ruang Pening
16
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
CONTOH
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN DANAU RAWA PENING
17
Delineasi
3 Gambaran Wilayah Rawa Pening
Gambaran Umum Badan Air
Batas Badan Air
Garis Merah :
Batas Badan Air di RTRW
Garis Kuning :
Batas Badan Air
berdasarkan Patok Hitam :
Elevasi 462.3 mdpl
Garis Biru :
Batas Badan Air
Berdasarkan Pasang
Tertinggi yang pernah
terjadi
Elevasi 463.3 mdpl
Ilustrasi Ketinggian
3 Gambaran Wilayah Rawa Pening
Gambaran Umum Air Pada Danau
19
Gambaran Wilayah Rawa Pening Ilustrasi Ketinggian
3 (Hak Atas Tanah)Gambaran Umum Air Pada Danau
Gambaran Wilayah Rawa Pening Ilustrasi Ketinggian
3 (Hak Atas Tanah)Gambaran Umum Air Pada Danau
21
Persoalan Badan Air –
3 Gambaran Wilayah Rawa Pening
Gambaran Umum Eceng Gondok
Keberadaan eceng
gondok di Rawa Pening
menyebabkan adanya Eceng Gondok
ancaman terjadinya
pendangkalan.
Tutupan eceng
3m
gondok pada Rawa
Pening mencapai
390 Ha
conservation
Rawa Pening
Tourism Local wisdom
•
•
•
KOMPONEN IDAP DAN
INSTRUMEN PENGENDALIAN 5
• Peta Zonasi
• Klasifikasi Zona & Sub Zona
• Tabel ITBX
• Zoning Text
• Teknik Pengaturan Zonasi
• Ketentuan Perizinan
• Ketentuan Sanksi
Peta Zonasi /
5 Komponen IDAP dan Instrumen Pengendalian Pola Ruang
27
5 Komponen IDAP dan Instrumen Pengendalian Zona Prioritas
28
5 Komponen IDAP dan Instrumen Pengendalian Zona Prioritas
TPU RTH-3
SC Suaka Alam dan Cagar Budaya PS-1 Zona Sempadan Danau PS-2 Zona Sempadan Sungai
Definisi : Definisi : Definisi :
Peruntukan yang merupakan bagian Peruntukan untuk sempadan badan air Peruntukan untuk sempadan badan air
dari kawasan cagar budaya atau danau yang berfungsi sebagai buffer sungai yang berfungsi sebagai buffer
perlindungan lingkungan alami. zone untuk melindungi badan air dari zone untuk melindungi badan air dari
polutan-polutan kegiatan di sekitar polutan-polutan kegiatan di sekitar
badan air. badan air serta melindungi kegiatan-
kegiatan lain dari daya rusak air.
31
Klasifikasi Zona dan
5 Komponen Instrumen Pengendalian Sub Zona
32
Tabel
5 Komponen Instrumen Pengendalian ITBX
1
Kepadatan sangat
Zona Sempadan
Cagar Budaya
Pergudangan
Transportasi
Pek. Swasta
Perkebunan
Hortikultura
Pertahanan
Pendidikan
Kesehatan
Keamanan
Pariwisata
Sungai
rendah
Taman
Danau
TPU
PL-1.3
RTH-1
RTH-3
SPU-1
SPU-2
SPU-3
KH-1
SC-1
PS-1
PS-2
KT-1
KT-2
PL-2
PL-3
R-3
R-4
R-5
K-3
I-3
A Kegiatan Perumahan
1 Rumah Tunggal X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X I
2 Rumah Deret X X X X X X B B B X X X X X X X X X X X X X B
3 Rumah Kopel X X X X X X B B B X X X X X X X X X X X X X B
4 Rumah Susun X X X X X X B B X X X X X X X X X X X X X X B
6 Asrama X X X X X X B B X X X X X X X X X X X X X X B
7 Rumah sewa/Kost X X X X X X B B X X X X X X X X X X X X X X X
8 Panti X X X X X X B B B X X X X X X X X X X X X X X
B Kegiatan Perkantoran
1 Kantor Pemerintah X X X X X X X X X I X I I X X X X X X X X X X
2 Kantor Hankam X X X X X X X X X I X I I X X X X X X X X X I
3 Kantor Swasta X X X X X X X X X I I X I X X X X X X X X I X
C Perdagangan Jasa
Perdagangan
1 Pasar Induk X X X X X X X X X B X X X X X X X X X X X X X
2 Pasar Tradisional X X X X X X X X X B X X X X X X X X X X X X X
3 Pasar Lingkungan X X X X X X B B B B B X X X X X X X X X X X X
4 Supermarket X X X X X X X X X I I X X X X X X X X X X X X
5 Mini Market X X X X X X I I X I I I I I I I X X X X I X X
6 Pertokoan X X X X X X X X X I I X X X X X X X X X T X X
7 Toko X X X X X X I I I I I X X X X X X X X X T X X
8 Kios X X X X X X I I I I I X X X X X X X X X T X X
9 Warung/Kedai X X X X X X I I I I I X X X X X X X X X T X X
10 Bahan Bangunan dan perkakas X X X X X X X X X I I X X X X X X X X X X X X
11 Perdagangan Hewan X X X X X X X X X B B X X X X X X X X X X X X
12 Peralatan dan pasokan pertanian X X X X X X X X X I I X X X X X X X X X X X X
13 Toko Tanaman X X X X X X I I I I I X X X X X X X X X X X X
Toko kendaraan bermotor dan
14 X X X X X X X X X I I X X X X X X X X X X X X
perlengkapannya
Performance Requirements
Pada Blok Kawasan Prioritas 2 Jembatan Biru diperbolehkan adanya variasi Pemanfaatan sebagai area pariwisata diperbolehkan
pemanfaatan ruang dimana semua area di dalam blok ini boleh dimanfaatkan sebagai conditional use apabila pengembangan mampu
sebagai area pariwisata yang mendekati badan air sebagai conditional use. memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Hal ini dilakukan melihat di blok Kawasan Prioritas 2 Jembatan Biru adalah blok • Menunjukkan bahwa pengembangan menggunakan
dimana lebar area pasang surut / sempadan paling pendek dan di SBWP 3 ingin konsep Waterfront
didorong pengembangan area pariwisata dengan konsep Waterfront. • Menunjukkan bahwa pengembangan melindungi
bangunan dan aktivitas-aktivitasnya dari banjir melalui
pembuatan tanggul
• Apabila mengubah fungsi lahan dengan zona Sawah
Pasang Surut (PL-1.0) / Sawah Irigasi (PL-1.1)/ Tadah
Hujan (PL-1.2) diwajibkan menyediakan area sawah
dengan luas yang minimal sama.
• Menunjukkan bahwa pengembangan tidak akan
memberikan dampak negatif pada badan air melalui
pengelolaan limbah yang baik.
• Menunjukkan bahwa pengembangan mampu
memberikan jumlah ruang hijau yang lebih besar
dibandingkan apabila dimanfaatkan sesuai zoning
normal.
• Melakukan pembersihan atas eceng gondok dan
karambah di badan air dalam radius 200 m dari pesisir
area pariwisata yang dibangun.
Teknik
5 Komponen Instrumen Pengendalian Pengaturan Zonasi
Saat Surut
Saat Pasang
Teknik
5 Komponen Instrumen Pengendalian Pengaturan Zonasi
Saat Surut
Saat Pasang 38
Teknik
5 Komponen Instrumen Pengendalian Pengaturan Zonasi
Floating Zoning
Pada jarak minimal 50 m dari Badan Air Danau, seharusnya merupakan Zona Floating Zoning berlaku pada area-area berikut :
Sempadan Danau (PS-1) dan pada jarak minimal 10 m dari Badan Air Sungai, • Lahan dalam jarak 50 m dari Batas Badan Air Danau
seharusnya merupakan Zona Sempadan Sungai (PS-2), namun pada kondisi di (elevasi +463,3) ATAU sesuai dengan hasil studi
lapangan sekarang pada area-area tersebut banyak terdapat bangunan-bangunan penetapan sempadan oleh BBWS
milik masyarakat. Untuk menghindari kerugian dari masyarakat akibat perubahan • Lahan dalam jarak 10 m dari Batas Badan Air Sungai
tata ruang, maka diberlakukan Floating Zoning dimana agar area tersebut dapat ATAU sesuai dengan hasil studi penetapan sempadan
direvisi menjadi Zona Sempadan, maka BBWS harus terlebih dahulu melakukan oleh BBWS
ganti rugi atas lahan-lahan tersebut.
Pada area tersebut, berlaku TPZ sebagai berikut :
KH-1 PL-1.1 KH-1 PL-1.1 • Apabila sudah dilakukan ganti rugi atas kerugian
masyarakat akibat penetapan batas sempadan, maka
area/lahan tersebut berubah zona menjadi Zona
Sempadan Danau (PS-1) atau Zona Sempadan Sungai
(PS-2).
• Selama belum dilakukan ganti rugi, maka zona yang
berlaku adalah seperti yang tertera pada Peta Zonasi.
R-5 R-5
PL-1.1 PL-1.1
PS-1
Teknik
5 Komponen Instrumen Pengendalian Pengaturan Zonasi
Pada zona Pertanian (PL-1.0,PL-1.1,PL-1.2), untuk melindungi area pertanian dari Keringanan pajak atas lahan-lahan pertanian dapat
peningkatan pemanfaatan lahan dan menjaga kuota LP2B dari kawasan, dapat diberikan apabila lahan memenuhi beberapa syarat sebagai
diberikan keringanan pajak PBB atas lahan-lahan pertanian. Keringanan pajak ini berikut :
berlaku di seluruh kawasan pengendalian. • 98% dari lahan dimanfaatkan untuk pertanian lahan
basah
• Tidak boleh terdapat bangunan permanen yang
dibangun di lahan tersebut.
Ketentuan
5 Komponen Instrumen Pengendalian Perizinan
Pengajuan • Untuk Lahan non Pertanian dan Perumahan > 1 Ha
Izin Lokasi • Untuk Lahan Perumahan >5 Ha
• Atau Lahan Pertanian >25 Ha
Rekomendasi
Pengajuan Pemanfaatan Ruang
KRK Oleh Dinas PU SDA TARU
Jawa Tengah
Terbit Sanksi
IMB
Konstruksi
Diwajibkan
mengganti
Bangunan Pengajuan
Operasional SLF
Ketentuan
5 Komponen Instrumen Pengendalian Perizinan
Evaluasi Administratif
Evaluasi Teknis
Terbit
Terbit Rekomendasi
Verifikasi Izin Pemanfaatan
Teknis
SDA
43
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PLANNING (RDTR)
DIMANA SEBAIKNYA – PETA ZONASI (ZONING MAP)
perumahan, komersial, industri, pariwisata, dll
(arah pengembangan dan intensitasnya)
PENDEKATAN/METODE
ekonomi, sosial budaya, fisik, lingkungan
gambaran
PRODUK
20 tahun
• alokasi pola ruang
(ditampilkan dalam bentuk peta) ke depan
PERATURAN ZONASI (PZ)
BAGAIMANA SEBAIKNYA
KINERJANYA - perumahan, komersial,
industri, pariwisata, dll
(arah pengembangan dan intensitasnya)
PENDEKATAN/METODE
dampak dan kesesuaian pola ruang
dengan kegiatan pemanfaatan ruang
PRODUK
• perangkat pengendalian
• ketentuan pemanfaatan ruang
44
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
8.2
Batas Delineasi
Batas SBWP
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Jalan Lokal
Jalan Lingkungan
SBWP 5m
11 m
1 15 m
AEROCITY
HL
HW
PB
SBWP 2 RTH-1
RTH-2
RB
SBWP K-1
3 K-2
SBWP KT
PS-1
4 PS-2
PS-3
R-2
R-3
R-4
R-5
PL-1
PL-2
I-3
SBWP W-1
W-2
5 W-3
W-4
W-5
SPU-1
BLOK 3.1 Pusat Kota & Waterfront Silali Toruan- Hutana Godang-Unte Mungkur
BLOK 3.2 Kawasan Wisata Terpadu Unte Mungkur- Batu Binumbun- Aritonang
BLOK 3.3 Pusat Permukiman Baru & Industri Simatupang- Aritonang- Dolok
Martumbur 46
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KEYPLAN
Industri SPU
2% 1% SBWP 3
Komersial/
Perkantoran
Perumahan
2%
10%
Pariwisata
13% Lindung
43%
Pertanian &
Perkebunan
29%
47
Luas SBWP 3 1,664 hektar PETA RENCANA POLA RUANG SBWP 3
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
48
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
49
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
50
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PS-2 RTH-3 RB
RTH-1
PS-3 RTH-2 PS-1
51
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
3 ZONA RAWAN Peruntukan ruang yang Lokasi yang berdekatan dengan Permen PU No.
RB merupakan bagian dari sumber-sumber bencana (tebing 20 Tahun 2011
BENCANA
ALAM kawasan lindung yang tinggi, laut, bantaran sungai, gunung tentang
sering atau berpotensi berapi, daerah sesar gempa) yang Pedoman
tinggi mengalami tanah memiliki tingkat resiko kecil, sedang Penyusunan
longsor, banjir, letusan hingga tinggi bagi manusia untuk RDTR
gunung berapi, dan menyelamatkan diri pada saat
gempa bumi. bencana terjadi.
4 HUTAN Kawasan hutan yang Hutan yang memiliki sumber daya Keputusan
HW diperuntukkan secara alam yang luar biasa berupa Menteri
WISATA khusus, dibina dan fauna, flora, bentang alam, serta Kehutanan RI
dipelihara guna gejala alam yang ditimbulkan, No: 687/Kpts II/
kepentingan pariwisata, yang dapat memberikan banyak 1989 Bab I
yaitu hutan wisata yang pengetahuan terhadap orang yang Ketentuan
memiliki keindahan alam pergi berwisata ke tempat tersebut Umum, Pasal 1
dan ciri khas tersendiri dan memberikan edukasi supaya ayat 1
sehingga dapat dapat menjaga keindahan hutan
dimanfaatkan bagi yang ada.
kepentingan rekreasi dan Lahan hutan yang luas yang dapat 52
budaya. memberikan kenyamanan bagi
seluruh mahluk hidup di hutan baik
3.4
Peraturan tentang pemanfaatan penggunaan lahan
ditetapkan di dalam suatu matriks yang dinamakan
MATRIX ITBX, yang menunjukkan boleh atau
MATRIKS ITBX
T Pemanfaatan yang
TERBATAS
B Pemanfaatan yang
BERSYARAT TERTENTU
PROPERTY RIGHT
Hak Kepemilikan; Hak Penguasaan Atas Tanah
STATUS TANAH
Hak Milik Perseorangan, Hak Milik Komunal, Hak Ulayat
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan
Hak Pakai, Hak Sewa
dsb
53
MATRIX ITBX KAWASAN LINDUNG
ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT ZONA RUANG TERBUKA HIJAU
Pemanfaatan yang
ZONA
HUTAN
ZONA
HUTAN
ZONA
PERLINDUNGAN
THD KAWASAN
ZONA
RAWAN SUB ZONA
I diperbolehkan/ diizinkan
NO KEGIATAN/ ZONA LINDUNG WISATA BENCANA
SUB ZONA SUB ZONA SUB ZONA
RTH
SUB ZONA SUB ZONA RTH
BAWAHANNYA SEMPADAN SEMPADAN KOLAM RTH TAMAN TAMAN
HUTAN
Pemanfaatan yang
DANAU SUNGAI RETENSI
KOTA
KOTA PEMAKAMAN
T TERBATAS
HL HW PB RB PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemanfaatan RUANG TERBUKA HIJAU
1 Camping ground T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X X X X X
2 Outbond X T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X X X X X
3 Flying Fox, Tree Top Walk X T1, T2, T3 X X X X X I X X T1: Kegiatan terbatas dengan
4 Hutan Kota X I X X X X X I I I jumlah unit atau berdasarkan
5 Taman Hijau X T1, T3 X X I I X T1, T3 I I
6 Lapangan Olah Raga Terbuka X X X X I I X X I X total maksimum 10% dari luas
7 Lapangan Golf & Club House X X X X X X X X X X lahan atau zona, dengan
8 Makam Adat X X X X X X X T1 X I
8 Taman Pemakaman Umum X X X X X X X X X I maksimum luasan atau jumlah
Pemanfaatan RUANG TERBUKA NON-HIJAU ditentukan melihat daya dukung
1 Jalur Pedestrian, Sepeda I I I I I I X I I I
lahan atau zona menurut
2 Floating Deck X X X X T1 T1 T1 X X X rekomendasi dinas terkait
3 Plaza Terbuka X T1, T3 X X I I X X I I
- Amphiteater/ Panggung Terbuka X T1, T3 X X I I X X I I
4
5
Pelataran Bermain Anak/ Playground
Pelataran Parkir
X
X
T1, T3
X
X
X
X
X
I
X
I
X
X
X
X I
I
I
I
T2: Kegiatan terbatas hanya
kolam retensi, embung penampungan air pada waktu atau hari tertentu
6 X X X X B1 B1 I X X X
baku operasionalnya, disesuaikan
PERTANIAN
1 Sawah X X X X T3 T3 X X X X
kesepakatan antara masyarakat
Lumbung, Pengolahan Pertanian X X X X X X X X X X dengan pemerintah daerah
Perkebunan (palawija, kopi, cokelat,
2 X X X X X X X X X X melalui rekomendasi dinas
kemiri, dsb)
Pengolahan hasil perkebunan X X X X X X X X X X terkait.
3 Pembibitan Tanaman, Nursery X X X X T3 T3 X X X X
4 Ladang peternakan rakyat X X X X X X X X X X
-Kandang Hewan X X X X X X X X X X T3: Kegiatan terbatas pada
-Pemotongan Hewan X X X X X X X X X X
5 Kolam/ Tambak Ikan X X X X T1,T3,B1 T1,T3,B1 X X X X radius tertentu dan dapat diulang
-Keramba jaring Apung X X X X T1,T3,B1 X X X X X pada jarak tertentu yang
-Pengolahan hasil Perikanan X X X X X X X X X X
PERMUKIMAN
ditentukan melalui radius atau
1 Rumah Adat Batak X X X X X X X I X X jarak berdasarkan rekomendasi
2 Rumah Tinggal Tunggal X X X X X X X X X X
3 Komplek Perumahan X X X X X X X X X X
dinas terkait, jarak atau radius
4 Panti Sosial X X X X X X X X X X disesuaikan dengan kegiatan
5 Asrama/ Mess X X X X X X X X X X yang telah terdaftar berdasarkan
rekomendasi dinas terkait 54
6 Hunian Vertikal; Apartemen/Rumah Susun X X X X X X X X X X
MATRIX ITBX KAWASAN LINDUNG
ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT ZONA RUANG TERBUKA HIJAU
Pemanfaatan yang
NO KEGIATAN/ ZONA
ZONA HUTAN
LINDUNG
ZONA
HUTAN
WISATA
ZONA
PERLINDUNGAN THD ZONA RAWAN
KAWASAN BENCANA SUB ZONA SUB ZONA SUB ZONA SUB ZONA SUB ZONA SUB ZONA RTH
B BERSYARAT TERTENTU
BAWAHANNYA SEMPADAN SEMPADAN KOLAM RTH HUTAN RTH TAMAN TAMAN
DANAU SUNGAI RETENSI KOTA KOTA PEMAKAMAN
6
Gardu Pandang BASARNAS dan fasilitas
X X X X T1 X X X X X
TABG untuk bangunan
Pendukungnya
7 Kantor Pelayanan Pemerintah lainnya T1, T2 T1, T2 X X T1, T2 T1, T2 T1, T2 X T1, T2 T1, T2 gedung untuk umum,
PARIWISATA
1 Pelataran Pandang X T1 X X I I I I I X
dilengkapi dengan jumlah
2
3
Wisata Kuliner
Toko oleh-oleh dan suvenir
X
X
T1, T2
T1, T2
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T1, T2
T1
X
X
rencana kapasitas pengguna
4 Destinasi Wisata & Rekreasi: X X X X X X X X X X atau pengunjung
5 Akomodasi Wisata X X X X X X X X X X
INDUSTRI X X X X X X X X X X
KEGIATAN KHUSUS
1 Billboard Komersial X X X X X X X X T3 X
2 Spanduk, Baleho X X X X X X X X T3 X
3 TPS/Transfer Depo Sampah X X X X X X X X X X
Peruntukan lainnya
1 Galian C X X X X X X X X X X
55
MENDISTRIBUSIKAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
DRAFT PERDA RDTR
PARAPAT/MUARA
Tinggi MEMBATASI INTENSITAS
KDB KLB
Zona/Sub Zona maks maks
Bangunan KDH min
PEMBANGUNAN &
maks
PEMANFAATAN RUANG
HL ZONA HUTAN LINDUNG
0% - - 90% SANGAT RENDAH
HW ZONA HUTAN WISATA
0% 0.05 1 80%
ZONA PERLINDUNGAN TERHADAP
PB KAWASAN BAWAHANNYA 0% - - 90%
RB ZONA RAWAN BENCANA
0% - - 90%
PS-1 SUB ZONA SEMPADAN DANAU
5% 0.05 1 80%
PS-2 SUB ZONA SEMPADAN SUNGAI
5% 0.05 1 80%
PS-3 SUB ZONA KOLAM RETENSI
10% 0.10 1 20%
RTH-1 SUB ZONA RTH HUTAN KOTA
5% 0.05 1 80%
RTH-2 SUB ZONA RTH TAMAN KOTA
10% 0.10 1 60%
RTH-3 SUB ZONA RTH TAMAN PEMAKAMAN UMUM
10% 0.10 1 50%
PL-1 SUB ZONA PERTANIAN
10% 0.10 1 80%
PL-2 SUB ZONA PERKEBUNAN
10% 0.10 1 80%
W-1 SUB ZONA WISATA PELATARAN PANDANG
10% 0.10 1 80%
W-2 SUB ZONA WISATA PANORAMA KULINER
20% 0.40 2 65%
W-3 SUB ZONA TUJUAN WISATA
40% 0.60 2 40%
W-4 SUB ZONA WISATA MASYARAKAT
60% 1.00 4 20%
W-5 SUB ZONA WISATA TERPADU
40% 1.00 3 30%
SUB ZONA PERDAGANGAN DAN JASA
K-1 TERPADU 60% 1.00 2 20%
MENDORONG TERDISTRIBUSINYA INTENSITAS
SUB ZONA PERDAGANGAN DAN JASA
K-2 TUNGGAL 60% 1.00 3 20% PEMBANGUNAN & PEMANFAATAN RUANG
KT SUB ZONA PERKANTORAN PEMERINTAH
60% 2.00 3 20%
RENDAH, SEDANG, TINGGI
56
SUB ZONA PERUMAHAN KEPADATAN
TEKNIK PENGATURAN ZONASI
DRAFT PERDA RDTR PEMBERI/ PENERIMA
PARAPAT/MUARA TDR
Tinggi Tinggi
KDB KLB KDH KDB KLB
Zona/Sub Zona maks maks
Bangunan
min maks maks
Bangunan
maks maks
HL ZONA HUTAN LINDUNG
0% - - 90%
HW ZONA HUTAN WISATA
0% 0.05 1 80%
ZONA PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASAN
PB BAWAHANNYA 0% - - 90%
RB ZONA RAWAN BENCANA
0% - - 90%
PS-1 SUB ZONA SEMPADAN DANAU
5% 0.05 1 80%
PS-2 SUB ZONA SEMPADAN SUNGAI
5% 0.05 1 80%
PS-3 SUB ZONA KOLAM RETENSI
10% 0.10 1 20%
RTH-1 SUB ZONA RTH HUTAN KOTA
5% 0.05 1 80% 1.00
RTH-2 SUB ZONA RTH TAMAN KOTA
10% 0.10 1 60% 1.00
RTH-3 SUB ZONA RTH TAMAN PEMAKAMAN UMUM
10% 0.10 1 50% SUBZONA SUBZONA
PL-1 SUB ZONA PERTANIAN PEMBERI PENERIMA
10% 0.10 1 80%
PL-2 SUB ZONA PERKEBUNAN
10% 0.10 1 80%
W-1 SUB ZONA WISATA PELATARAN PANDANG
10% 0.10 1 80%
W-2 SUB ZONA WISATA PANORAMA KULINER
20% 0.40 2 65%
W-3 SUB ZONA TUJUAN WISATA
40% 0.60 2 40%
W-4 SUB ZONA WISATA MASYARAKAT
60% 1.00 4 20%
W-5 SUB ZONA WISATA TERPADU
40% 1.00 3 30% 40% 3.00 8
K-1 SUB ZONA PERDAGANGAN DAN JASA TERPADU
60% 1.00 2 20% 60% 2.00 6
K-2 SUB ZONA PERDAGANGAN DAN JASA TUNGGAL
60% 1.00 3 20%
KT SUB ZONA PERKANTORAN PEMERINTAH 57
60% 2.00 3 20%
TEKNIK PENGATURAN ZONASI
KAWASAN PRIORITASMUARA
PETA KETINGGIAN BANGUNAN MAKSIMUM
DENGAN TDR 58
MENDORONG PELESTARIAN KAWASAN PERUMAHAN/ RUMAH ADAT BATAK
TUJUAN ZONASI TPZ INSENTIF DISINSENTIF SANKSI TARGET CAPAIAN
PENGENDALIAN
9 Melestarikan R-5 Rumah Tanpa TPZ Insentif Fiskal • Pencabutan Insentif • Tidak diterbitkan • Terciptanya
Rumah Adat dan Adat • Keringanan, IMB apabila tidak keharmonisan
Cagar Budaya Diatur pengurangan atau memenuhi pembangunan yang
CB Cagar melalui pembebasan pajak syarat-syarat memperkuat kearifan
Budaya zonasi (grace period) pada bagi lokal
masa 3 tahun pembangunan di
pertama sejak subzona R-5 dan • Kawasan R-5 dan CB
bangunan dan fasade CB memberikan
bangunan di renovasi multiplier efek
sesuai persyaratan • Pelarangan kecintaan kepada
tata bangunan pembangunan kearifan lokal;
lebih lanjut mendorong investasi
• Program-program sebelum untuk memperbaiki
pemerintah untuk persyaratan Rumah Adat dan
Desa Wisata & Cagar dipenuhi Cagar Budaya dan
Budaya meningkatkan
kesejahteraan
• Penghargaan kepada masyarakat di sekitar
masyarakat yang kawasan
mewujudkan dan
mengelola kawasan
dengan sangat baik
59
KETENTUAN PEMBERIAN IZIN PEMANFAATAN RUANG
B
Izin Lokasi dengan komitmen
D
• Izin yang diberikan kepada pelaku usaha yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka
C E Lingkungan
Izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan (PP 24 Tahun 2018)
D Izin Mendirikan Bangunan •Perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, kecuali
untuk bangunan gedung fungsi khusus oleh pemerintah kepada pemilik
Jika tidak di lokasi KEK, KI, Pelabuhan bebas, bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas,
Perdagangan Bebas, PSN (sudah ada estate regulation) mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan
(PP 24 Tahun 2018) administratif dan persyaratan teknis (Permen PU No 19 Tahun 2018)
60
KETENTUAN PEMBERIAN IZIN LOKASI
Permen ATR/BPN no 14/2018
Izin Lokasi diberikan oleh Lembaga Online Single Submission (OSS)
Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada pelaku usaha berdasarkan Komitmen Pelaku Usaha yang telah memperoleh
untuk memperoleh tanah yang diperlukan untuk usaha izin/persetujuan/pendaftaran atau yang serupa itu dari pejabat yang
dan/atau kegiatannya dan berlaku pula sebagai izin berwenang di bidang penanaman modal (Permen ATR/BPN 14/2018)
pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut
untuk keperluan usaha dan/atau kegiatannya.
Izin Lokasi dapat diberikan tanpa Komitmen dalam hal:
a. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak di lokasi yang telah
sesuai dengan peruntukannya menurut Rencana Detail Tata Ruang
Tata Cara Permohonan dan Persyaratan dan/atau rencana umum tata ruang kawasan perkotaan;
Pelaku Usaha mengajukan permohonan pendaftaran b. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak di lokasi kawasan
Izin Lokasi secara elektronik melalui Lembaga OSS. ekonomi khusus, kawasan industri, serta kawasan perdagangan bebas
dan pelabuhan bebas;
Persyaratan permohonan meliputi: c. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan merupakan tanah yang sudah
dikuasai oleh Pelaku Usaha lain yang telah mendapatkan Izin Lokasi
a. Nomor Induk Berusaha (NIB); dan akan digunakan oleh Pelaku Usaha;
b. Pernyataan pemenuhan Komitmen Izin Lokasi; d. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan berasal dari otorita atau badan
c. Pernyataan persyaratan Izin Lokasi tanpa penyelenggara pengembangan suatu kawasan sesuai dengan rencana
Komitmen; tata ruang kawasan pengembangan tersebut;
d. Permohonan pemenuhan Komitmen Izin Lokasi; e. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan diperlukan untuk perluasan usaha
e. Peta/Sketsa yang memuat koordinat batas letak yang sudah berjalan dan letak tanahnya berbatasan dengan lokasi
lokasi yang dimohon; usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan;
f. rencana kegiatan usaha; f. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana Izin Lokasi tidak lebih dari:
g. bukti pembayaran biaya pelayanan yang sah;
dan 1) 25 Ha (dua puluh lima hektar) untuk usaha dan/atau kegiatan
pertanian;
h. surat pernyataan luas tanah yang sudah
dikuasai oleh Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha 2) 5 Ha (lima hektar) untuk pembangunan rumah bagi masyarakat
lainnya yang merupakan 1 (satu) grup. berpenghasilan rendah; atau
3) 1 Ha (satu hektar) untuk usaha dan/atau kegiatan bukan pertanian;
atau
g. 61 untuk
tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan yang akan dipergunakan
proyek strategis nasional.
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
W-4 SubZona yang difungsikan untuk kegiatan usaha yang bersifat retail dan kegiatan
jasa komersil dalam skala luas <1ha dengan fungsi utama mendukung kegiatan
pariwisata Danau Toba.
WISATA
MASYARAK
ATTujuan :
1 Mewujudkan kawasan Pariwisata dengan Prasarana Minimum
mendorong lebih banyak pembangunan fasilitas Aksesibilitas untuk pedestrian dan difabel
wisata berkualitas oleh masyarakat Pelataran parkir dengan rasio 1 mobil/ 50 m 2 lantai
2 Mendorong hidupnya koridor wisata pejalan kaki bruto
secara nyaman dan menerus Mengelola persampahan dengan menyediakan
Kriteria 1. Tersedianya ruang untuk kawasan container sampah/tong sampah berkapasitas 2 m 3
Instalasi Pengelolaan Air Limbah:
Perform
a
wisata masyarakat sebagai atraksi
wisata perkotaan
- Jaringan pemipaan air limbah dan IPAL domestik
diwajibkan untuk lahan diatas 1000 m 2. Pengadaan
2. Tersedianya koridor wisata yang kapasitas lPAL mengikuti rekomendasi dinas terkait
menjadi ruang usaha untuk - Tapping kepada IPAL komunal dapat dilakukan
Ketentua 1. meningkatkan kegiatan Lahan
Kegiatan dan Penggunaan pariwisata
yang pada luas lahan dibawah 1000 m 2. dengan
n berkearifan lokal
diizinkan (I), diizinkan secara Terbatas pelaksanaan mengikuti rekomendasi dinas terkait
Fasilitas Minimum
kegiatan (T), diizinkan secara Bersyarat (B)
mengacu kepada Lampiran VIII Matriks
Tempat pelataran
ITBX.
2. Fasilitas utama: kawasan pariwisata pandang
yang memadukan ruang-ruang publik Restoran/ café
kota dengan pengembangan bisnis Tempat penginapan
pariwisata milik masyarakat, berskala Tempat penjualan
swadaya masyarakat seperti homestay, souvenir
toko-toko souvenir khas daerah, Tempat ibadah
Insentif:
berbagai restoran, dan kantor • Fasilitas kesehatan
Keringanan, pengurangan atau pembebasan pajak
penunjang pariwisata (travel, bank, Toilet Umumperiode) pada masa 3 tahun pertama
PBB (grace
dsb) sejak bangunan dan fasade bangunan di renovasi
Ketentuan 3. Fasilitas
1. KDB penunjang:
maksimal sebesar 60%;
pelataran/plaza, sesuai persyaratan tata bangunan
Intensitas 2. KLB
ruang maksimal
duduk sebesar
outdoor, 1.00;parkir
tempat • Pembangunan serta pengadaan infrastruktur oleh
Pemanfaatan kendaraan,
3. Tinggi dan Bangunan maksimal
jaringan pedestrian pemerintah
Ruang kearahsebesar 4lt;
pemandangan indah landmark • Penghargaan kepada komunitas masyarakat,
swasta, dan/atau pemerintah daerah yang
4. KDH
bentang minimal sebesar 20%
alam
Ketentuan 1. GSB adalah setengah x lebar mewujudkan dan mengelola kawasan dengan
sangat baik
Tata Rumija
Disinsentif :
Bangunan & 2. Bangunan Tunggal dengan Jarak • Pencabutan insentif pada akhir masa grace periode
Lingkungan Bebas Antar Bangunan minimal 2 • Kegiatan yang tidak mendukung pariwisata tidak
m dapat diijinkan (misalnya, toko bahan bangunan,
3. Berkearifan lokal yang mengambil bengkel mobil/motor)
inspirasi dari Arsitektur
Tradisional Batak Toba, atau
Arsitektur Vernakular Batak Toba
4. Wajib menanam tanaman
peneduh khas Kawasan Danau
Toba.
62
PENUTUP
Bentuk pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui penetapan Peraturan Daerah
tentang RDTR dan instrumen lengkap pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan sekitar SDEW.
Ketentuan Peralihan
Pada saat Peraturan Daerah ditetapkan:
1. Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RDTR dan instrumen lengkap
pengendalian pemanfaatan ruang harus disesuaikan.
2. Kegiatan pemanfaatan ruang yang sah menurut rencana tata ruang, diberi masa transisi
selama 3 (tiga) tahun untuk penyesuaian.
3. Untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang izinnya diterbitkan sebelum penetapan RDTR dan
instrumen lengkap pengendalian pemanfaatan ruang dan dapat dibuktikan bahwa izin
tersebut diperoleh sesuai dengan prosedur yang benar, kepada pemegang izin diberikan
penggantian yang layak.