Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S


DENGAN DIAGNOSA TYPHOID FEVER
DI RUANG MAWAR 6 RS TNI AD GUNTUR GARUT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :
Anita Wahyuni
1490122100

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH
2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN DIAGNOSA TYPHOID FEVER
DI RUANG MAWAR 6 RS TNI AD GUNTUR GARUT

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku/ Bangsa : Sunda / Indonesia
Tanggal Masuk RS : 02 November 2022
Tanggal Pengkajian : 03 November 2022
No. Medrec : 110202
Diagnosa Medis : Typhoid
Alamat : Kp. Talun sari RT. 05 RW. 12 Ds. Regol
Garut kota

2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku/ Bangsa : Sunda / Indonesia
Hubungan Dengan Klien : Suami
Alamat : Kp. Talun sari RT. 05 RW. 12 Ds. Regol
Garut kota
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan Demam
b. Riwayat Penyakit Sekarang
3 hari sebelum masuk RS, klien mengalami panas badan yang terus menerus
dirasakan meningkat dan panas pada malam hari lebih tinggi dari pada siang,
disertai dengan mual muntah. Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 03
November 2022, klien mengeluh nyeri perut dan mual. Nyeri dirasakan
bertambah bila ditekan pada area tersebut, saat makan klien merasa mual,. Nyeri
berkurang bila klien beristirahat dengan posisi tidur terlentang. Nyeri dirasakan
seperti tertusuk jarum dan klien tampak meringis. Nyeri hanya dirasakan pada
area perut dan nyeri tidak menyebar. Skala nyeri 2 dari skala 0-5.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah menderita sakit seperti saat ini,tapi
pernah mengalami sakit kelenjar.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit seperti
klien. Klien juga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit hipertensi ataupun DM, dan juga dalam keluarganya tidak ada yang
yang mempunyai penyakit menular seperti TBC, Hepatitis.

4. Riwayat activity daily living /ADL


No Jenis aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Nutrisi
A. Makan
 Jenis Nasi, lauk-pauk, sayuran Bubur, lauk pauk (Diet TKTP)
kadang buah-buahan
 Frekuensi 3 x / hari 3x sehari
 Porsi 1 porsi penuh 1/2Porsi
Tidak ada masalah mual
 Keluhan
B. Minum
Air putih, susu Air putih
 Jenis
7-8 gelas/ hari (1400-1600 cc) 6-8 gelas/ hari (1300-1600 cc)
 Jumlah (cc/ hari) mual
Tidak ada masalah
 Keluhan
2. Eliminasi
A. BAK
 Frekuensi 4 – 6 x / hari 5 – 7 x/ hari
 Warna kuning jernih Kuning jernih
 Keluhan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
B. BAB
 Frekuensi 1 x / hari 1 x/ hari
 Warna kuning Kuning
 Konsistensi lembek Lembek
Tidak ada keluhan Nyeri perut
 Keluhan
3. Istirahat Tidur
A. Siang
 Jam Jarang tidur siang Tidak tentu, 2-3 jam
 Keluhan - Tidak ada keluhan
B. Malam
22.00 - 05.00 WIB 21.00 – 04.00 WIB
 Jam
- -
 Waktu Terjaga
Tidak ada masalah Susah tidur
 Keluhan
4. Personal Hygiene
A. Mandi 2 x / hari pakai sabun Sehari 2 x di seka oleh ibunya
B. Keramas 3x seminggu 1x menggunakan lap basah
C. Gosok Gigi 2 x / hari dengan pasta gigi 1 x/ hari
5. Aktivitas Klien beraktivitas sehari-hari Klien dalam pembatasan
secara mandiri mobilisasi, klien hanya boleh
istirahat dan beraktifitas di
tempat tidur saja.

5. Data Psikologis
a. Status Emosi
Saat dikaji emosi klien tampak stabil, ekspresi wajah klien sesuai dengan apa
yang dibicarakannya
b. Pola Koping
Bila ada masalah, klien akan menceritakan pada suaminya dan berupaya untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
c. Pola Komunikasi
Klien mampu berkomunikasi secara verbal dan non-verbal dengan baik.
d. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Klien menerima keadaan kondisi fisiknya sekarang, klien mengatakan tidak ada
yang istimewa pada anggota tubuhnya dan klien menyenangi semua anggota
tubuhnya.
2) Identitas Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang istri dan seorang ibu
3) Peran
Klien sebagai seorang ibu yang bekerja
4) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali bekerja seperti waktu masih
sehat.
5) Harga Diri
Klien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaannya dan keluarganya tetap
menyayangi dan menghargai klien.

6. Data Sosial
Pendidikan terakhir klien S1, klien bekerja d kemenhub. Hubungan klien dengan
keluarga baik terbukti dengan adanya ibunya klien yang menunggunya, hubungan
klien dengan tenaga kesehatan baik ditandai klien terlihat kooperatif pada saat
dilakukan tindakan, klien mengatakan orang yang paling berpengaruh dalam
hidupnya adalah keluarganya, klien tampak lemah.

7. Data Spiritual
Klien seorang muslim. Klien selalu berdo’a untuk kesembuhannya, klien yakin
bahwa penyakitnya sekarang adalah sebagai cobaan dari Allah SWT.

8. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak sianosis, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak terdapt sekret, mukosa hidung lembab dan berwarna merah muda, terdapat
bulu hidung, patensi nares kanan kuat, tidak terdapat clubbing finger. Tidak
terdapat nyeri tekan sinus. Bentuk dan pergerakan dada simetris, tidak terdapat
retraksi interkosta, vertebrate lurus, tidak terdapat massa dan tidak ada nyeri
tekan, pengembangan paru saat bernapas simetris, pada perkusi suara paru
resonan, suara paru terdengar vesikuler disemua area paru. Respirasi 20 x/
menit.
b. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva pucat, tidak ada peningkatan JVP, tidak terdapat pembesaran
kelenjar getah bening, tidak ada oedema kelopak mata. Pada perkusi terdengar
dullness dan apeks berada pada ICS 5 dan basis berada pada ICS 2. Tidak ada
iktus kordis. Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler. CRT kurang dari 3 detik,
akral teraba hangat. Tekanan darah 110/70 mmHg. Nadi 84 x/ menit.
c. Sistem Pencernaan
Sklera putih, bibir lembab, warna bibir merah muda, tidak ada luka pada daerah
bibir, bentuk bibir simetris, gigi klien 26 buah, gigi putih, tidak terdapat caries
dan tida terdapat gigi bolong. Abdomen datar lembut, bising usus 8 x/ menit,
suara perkusi area lambung tympani. Klien mengeluh terasa nyeri saat perutnya
ditekan/dipalpasi. Tidak terdapat pembengkakan pada hepar dan ginjal.
d. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan parathyroid, klien tidak
mempunyai riwayat penyakit DM.
e. Sistem Genitourinaria
Klien tidak terpasang kateter, genetalia bersih, tidak terdapat pembengkakan dan
nyeri tekan pada ginjal, pada saat palpasi daerah vesika urinari tidak kembung.
f. Sistem Integumen
Kulit klien berwarna putih, lembab, turgor kembali cepat (< 3 detik), kulit kepala
bersih, rambut berwarna hitam, distribusi merata, kuku pendek dan bersih. Kulit
tubuh tidak lengket, klien sudah di seka oleh ibunya.. Klien mengatakan
badannya terasa panas terutama pada malam hari, suhu 37,9 0C.
g. Sistem Muskuloskeletal
1) Ekstrimitas atas
Ekstrimitas kanan dan kiri simetris, tidak terdapat edema, ROM tangan kanan
maksimal, pergerakan tangan kiri terkontrol tetapi tidak bebas karena
terpasang infus RL 20 gtt/ menit, tidak terdapat nyeri tekan, klien dapat
merasakan sensasi tajam, tumpul, panas dan dingin, refleks bisep +/+, reflek
trisep +/+, reflek brachiaradialis +/+, kekuatan otot 5 5
2) Ekstrimitas bawah
Ekstrimitas kanan dan kiri simetris, tidak ada edema, ROM maksimal,
pergerakan kaki terkontrol, tidak terdapat nyeri tekan, klien dapat merasakan
sensasi tajam, tumpul, panas dan dingin, refleks patela +/+, , kekuatan otot :

5 5
h. Sistem Persyarafan
Kesadaran composmentis dengan GCS 15 (E4M6V5). Orientasi terhadap waktu
dan tempat baik.
Tes Fungsi Kranial
a) Nervus Olfaktorius
Klien dapat membedakan bau minyak kayu putih dan alkohol
b) Nervus Optikus
Klien dapat membaca papan nama perawat pada jarak 30 cm.
c) Nervus Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen
Koordinasi gerak mata simetris, klien dapat melihat ke segala arah
d) Nervus Trigeminus
Klien dapat merasakan usapan kapas pada dahi, pipi dan mandibula sambil
matanya ditutup. Teraba kontraksi otot masseter pada saat klien mengunyah.
e) Nervus Fasialis
Klien dapat mengangkat alis secara simetris, dapat tersenyum dengan bibir
simetris.
Klien dapat membedakan rasa manis, asin dan asam pada saat makan.
f) Nervus Akustikus
Klien dapat mendengar dengan baik, terbukti klien dapat menjawab dengan
benar semua pertanyaan yang diajukan perawat tanpa harus di ulang lagi.
g) Nervus Glosofaringeus dan Vagus
Klien dapat menelan namun, uvula bergetar saat klien menyebut “ah”.
h) Nervus Assesorius
Klien dapat menggerakkan lehernya. Klien dapat mengangkat bahunya
i) Nervus Hipoglosus
Klien dapat menjulurkan lidahnya secara simetris dan dapat menggerakannya ke
atas dan ke bawah, samping kiri dan kanan secara simetris, dan pergerakannya
terkontrol
9. Data Penunjang
a. Laboratorium
03 November 2022
Hamoglobin : 13,8 gr%
Leukosit : 3200 /mm3
Trombosit : 115.000 /mm3
Hematokrit : 41,2 /mm3
IgG Anti salmonella : POSITIF
IgM Anti salmonella : POSITIF

b. Therapy
 Asering 20 gtt/ menit
 Ceftriaxone 1 x 2gr IV
 Ondansetron 2 x 4mg IV
 Omeprazol 1 x 40 mg IV
 Betahistin 3 x 1 tab PO
 Parasetamol 3 x 500mg PO

B. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Infeksi virus pada usus halus Gangguan rasa
– Klien mengatakan  nyaman: nyeri
Usus halus mengalami peradangan
nyeri pada area

perut merangsang pelepasan substansi
– Klien mengatakan bradikinin, histamine, serotonin, dan
prostaglandin
nyeri dirasakan

bertambah bila klien Merangsang nosi reseptor
bergerak/ 
beraktivitas, dan dihantarkan oleh serabut saraf delta A
dan C dorsal cord (medulla spinalis)
dan

ditekan/dipalpasi Substansia gelatinosa
– Klien mengatakan 
nyeri seperti ditusuk dihantarkan ke traktus spinotalamikus
jarum 
DO : Medulla oblongata

– Skala nyeri 2 (0-5)
Thalamus
– Klien meringis saat 
ditekan/ dipalpasi Cortex cerebri
pada daerah 
Nyeri dipersepsikan
abdomen
– Tanda vital :
TD : 110 / 70mmHg
N : 84 x / menit
S : 37,90C
R : 20 x / menit
2. DS: Makanan yang terkontaminasi salmonella Gangguan
- Klien mengeluh thypi / parathypi A, B, C masuk kedalam thermoregulasi
badannya panas, usus hipertermi
terutama pada 
malam hari Terjadi proses inflamasi
DO: 
- Suhu tubuh 37,9oC Masuk kedalam aliran darah

Bakteri melepas endotoksin

Merangsang sintesa dalam pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan

Impuls disampaikan ke hypothalamus
bagian thermoregulator melalui ductus
thorachikus

Suhu tubuh meningkat

C. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. adanya infeksi pada usus halus

2. Gangguan thermoregulasi hipertermi b.d proses infeksi


D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Gangguan rasa nyaman : nyeri Tupan : 1. Kaji tanda-tanda vital setiap 12 jam 1. Mengetahui keadaan umum
b.d. adanya infeksi pada usus Rasa nyaman klien terpenuhi klien
halus, ditandai dengan : 2. Atur posisi klien senyaman mungkin 2. Posisi yang nyaman dapat
DS : Tupen : menurunkan ketegangan otot
– Klien mengatakan nyeri pada Setelah dilakukan perawatan dan meningkatkan
3. Tenangkan klien bahwa perawat
area perut selama 2 hari, nyeri berkurang kenyamanan
mengetahui nyeri yang dirasakan klien
– Klien mengatakan nyeri dengan kriteria evaluasi:
adalah nyata dan perawat akan 3. Rasa takut bahwa nyerinya
dirasakan bertambah bila klien - Klien mengatakan nyeri tidak dianggap nyata dapat
membantu klien mengurangi nyeri
bergerak/ beraktivitas, dan dan berkurang meningkatkan ansietas dan
tersebut
ditekan/dipalpasi - Klien mampu melakukan mengurangi toleransi nyeri
4. Kaji respon perilaku klien terhadap
– Klien mengatakan nyeri seperti teknik distraksi dan relaksasi 4. Memberikan informasi
nyeri dan pengalaman nyeri
ditusuk jarum - Klien tampak tenang tambahan tentang nyeri klien
5. Berikan dorongan penggunaan strategi
DO : - Skala nyeri berkurang
pereda nyeri yang telah klien terapkan 5. Memberikan dorongan
– Skala nyeri 2 (0-5) menjadi 1 strategi peredaan nyeri yang
dengan berhasil pada pengalaman
– Klien meringis saat ditekan/ - Tanda-tanda vital dalam batas dapat diterima klien dan
nyeri sebelumnya
dipalpasi pada daerah abdomen normal : keluarga
6. Lakukan setiap tindakan secara
– Tanda vital :  TD : 120/ 90 mmhg
perlahan
TD : 110/ 70 mmHg  N : 60 – 100 x / menit 6. Gerakan perlahan dapat

N : 84 x / menit  RR : 12 – 20 x / menit 7. Berikan tindakan kenyamanan, menurunkan spasme otot

S : 37,90C  S : 36,5 – 37,5 0C contoh : pijatan punggung, nafas 7. Membantu menurunkan rasa
R : 20 x / menit dalam, latihan relaksasi/ visualisasi nyeri
8. Kaji respon nyeri, catat lokasi, lama,
intensitas (0-5) dan karakteristiknya 8. Membantu menentukan

(dangkal, tajam, konstan) pilihan keefektifan


intervensi. Tingkat ansietas
9. Lanjutkan therapi pemberian obat dapat mempengaruhi
sesuai indikasi : analgetik persepsi/ reaksi terhadap
nyeri
9. Dapat memblokir
penghantaran rangsang nyeri
2 Gangguan thermoregulasi Tupan : 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Untuk memonitor keadaan
hipertermi b.d proses infeksi, Rasa thermoregulasi klien umum klien
ditandai dengan: teratasi 2. Lakukan kompres hangat pada lipatan 2. Kompres dilakukan untuk

DS: paha, leher dan ketiak mempercepat peurunan suhu


- Klien mengeluh badannya Tupen : tubuh dengan cara
panas, terutama pada malam Setelah dilakukan perawatan memindahkan panas dari
hari selama 2 hari, panas klien pembuluh darah besar (yang
DO: berkurang dengan kriteria ada di ketiak, lipatan paha
- Suhu tubuh 37,9oC evaluasi: dan leher) ke kompres.
- TD : 110 / 70 mmHg - Suhu tubuh normal (36,5 – Selain itu dengan kompres
37,5 C )
0
hangat dapat merangsang
- N : 84 x / menit
- Klien tidak mengeluh panas pusat panas di thalamus agar
- R : 20 x / menit 3. Anjurkan agar banyak minum
mempercepat penurunan
suhu tubuh.
4. Anjurkan untuk bedrest. 3. Minum yang banyak dapat
menggati cairan tubuh yang
hilang.
4. Istirahat dilakukan untuk

5. Ganti baju pasien dengan yang tipis & mencegah penurunan daya

menyerap keringat. tahan tubuh dengan

6. Lanjutkan therapi pemberian meminimalisasi penggunaan

antipiretik dan antibiotic sesuai O2 secara berlebihan.

program 5. Baju tipis mengurangi


pengeluaran keringat
6. Antibiotik
menghambat/mematikan
mikroba dengan
menghambat sintesa protein
sel mikroba sehingga
mengurangi terjadinya
implamasi, antipiretik
mengembalikan
keseimbangan pengaturan
panas pada hipothalamus.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Paraf


04 November 08:00  Mengkaji tanda-tanda vital Anita
2022 Hasil : Tanda-tanda vital :
TD : 110 / 70 mmHg
N : 84 x / menit
S : 37,70C
08:15 R : 20 x / menit
 Memberikan posisi yang nyaman bagi klien
dan menganjurkan agar selalu bedrest
ditempat tidur
Hasil : Posisi klien terlentang menggunakan
08:30 1 bantal, klien mengatakan selalu
ditempat tidur.
 Mengkaji respon nyeri, catat lokasi, lama,
intensitas (0-5) dan karakteristiknya
(dangkal, tajam, konstan)
08:45
Hasil : Skala nyeri 2 (0-5), nyeri dirasakan di
daerah perut
 Memberikan tindakan kenyamanan, contoh :
nafas dalam, latihan relaksasi/ visualisasi
09:00 Hasil : Klien mau melakukan teknik nafas
dalam untuk mengurangi nyerinya
dan mau diajak ngobrol
 Meberikan obat sesuai indikasi:
Ceftriaxone 1 x 2gr IV
Omeprazol 1 x 40 mg IV
10:00 Ondansetron 2 x 4mg IV
Hasil : tidak ada tanda-tanda intoksikasi obat
maupun alergi obat
 Menganjurkan keluarga untuk melakukan
kompres hangat jika panas tinggi dan tidak
turun.
Hasil: keluarga mengerti, namun klien tidak
12:00
mau dilakukan kompres karena
merasa panasnya tidak terlalu tinggi,
pakaian klien tipis dan menyerap
keringat.
Memberikan makan pasien dan menganjurkan
untuk meminum obat parasetamol 500mg 1
tablet dan betahistin 1 tablet setelah makan
Hasil: Klien mau makan dan habis ½
porsi,dan parasetamol 500mg dan
betahistin 1 tablet diminum.
05 November 08:00  Mengkaji tanda-tanda vital Anita
2022 Hasil : Tanda-tanda vital:
TD : 130/80 mmHg
N : 87 x / menit
S : 36,60C
08:15 R : 28 x / menit
 Mengkaji respon nyeri, catat lokasi, lama,
intensitas (0-5) dan karakteristiknya
(dangkal, tajam, konstan)
Hasil : Skala nyeri 2 (0-5), nyeri dirasakan di
09:00
daerah perut.
 Memberikan obat sesuai indikasi:
Ceftriaxone 1 x 2gr IV
Omeprazol 1 x 40 mg IV
Ondansetron 2 x 4mg IV
11:00
Hasil : tidak ada tanda-tanda alergi obat
Memberikan makan pasien dan menganjurkan
12:00 untuk meminum obat betahistin 1 tablet
setelah makan.
13:00 Hasil: Klien mau makan dan habis ½
porsi,betahistin 1 tablet diminum.
 Memberikan posisi yang nyaman bagi klien
dan menganjurkan agar selalu bedrest
ditempat tidur
14:00 Hasil : Posisi klien terlentang menggunakan
1 bantal, klien mengatakan selalu
ditempat tidur.
 Memberikan tindakan kenyamanan, contoh:
nafas dalam, latihan relaksasi/ visualisasi
Hasil : Klien mau melakukan teknik nafas
dalam untuk mengurangi nyerinya,
istirahat tidur untuk mengurangi rasa
nyeri.
F. EVALUASI

Diagnosa
Tanggal Evaluasi Paraf
keperawatan
04 November Gangguan rasa S : Anita
2022 nyaman nyeri b.d. - Klien mengatakan nyeri
sedikit berkurang, nyeri sudah
adanya infeksi pada
hampir tidak terasa saat
usus halus makan namun terasa saat di
tekan saja.
O:
- Klien mampu melakukan teknik
distraksi dan relaksasi
- Klien tampak tenang
- Skala nyeri berkurang menjadi
1(0-5)
- Tanda-tanda vital dalam batas
normal :
 TD : 120/ 90 mmhg
 N : 80x / menit
 RR : 20 x / menit
 S : 36,3 0C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
04 November Gangguan S: Anita
2022 thermoregulasi - Klien mengatakan sudah tidak
hipertermi b.d merasa panas
proses infeksi
O:
- Suhu tubuh normal 36,3 0C
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai