Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Remaja

a. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah usia saat individu berinteraksi dengan masyarakat

dewasa. Ketika anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang

lebih tua, melainkan berada dalam tingkat yang sama. Remaja putrid

mempunyai permasalahan sangat kompleks, salah satu diantaranya yaitu

maslaha reproduksi (Pudiastuti, 2011).

Menurut Narva Karmila dijelaskan bahwa remaja didefinisikan sebagai

masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Batasan usia remaja

berbeda-beda sesuai dengan social budaya setempat. Menurut WHO (badan

PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun

sedangkan dari segi program pelayanan. Definisi remaja yang digunakan

oleh departemen kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan

belum kawin.

Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan

Hak Reproduksi) batasan usia remaja dari 13 tahun sampai 16 tahun atau 17

tahun sampai 18 tahun. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan akhi

rperiode yang sangat singkat.

9
10

b. Hal-hal Penting Bagi Kesehatan Reproduksi Remaja

Tiga hal yang menjadikan masalah remaja penting sekali bagi kesehatan

reproduksi yaitu:

1) Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan

penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi

manusia dan sering disebut masa pubertas merupakan periode peralihan

dari masa anak kemasa dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi

yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis.

2) Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organ biologi) secara cepat

yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional).

Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang

mengalaminya, karena itu pengertian, bimbingan, dan dukungan

lingkungan sekitarnya, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang

menjadi manusiadewasa yang sehat baik jasmani, mental maupun

psikososial.

3) Dalam lingkungan social tertentu sering terjadi perbedaan perlakuan

remaja laki-laki danperempuan. Baik laki-laki masa remaja merupakan

saat diperolehnya kebebasan, sementara untuk remaja perempuan

merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pada masa lalu

gadis mulai dipingit ketika mereka mengalami haid). Walaupun dewasa

ini praktek seperti itu telah jarang ditemukan, namun perbedaan

perlakuan terhadap remaja laki-laki dan perempuan diperlukan dalam


11

mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, agar masalahnya dapat

teratasi secara tuntas (Kemenkes, 2012).

c. Perubahan Fisik Pada Remaja

Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja antara lain:

1) Tanda seks primer

a) Tanda perubahan seks primer adalah organ seks. Pada laki-laki

gonade. Organ itu terletak tidak didalam skrotum. Pada usia 14 tahun

baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah

pertumbuhan yang pesatselama 1 atau 2 tahun, kemudian

pertumbuhan menurun. Testis berkembang penuh pada usia 20 tahun

atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi

pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya bermimpi

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan berhubungan seksual,

sehingga mengeluarkan sperma.

b) Tanda perubahan seks primer pada wanita adalah semua organ

reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat

kecepatan antara organ satu dengan yang lainnya berbeda. Berat

uterus pada anak usia 11 tahun atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada

usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan

organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid, lendir, dan

jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi

kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang

menopause. Menopause bias terjadi sekitar 50 an (Widyastuti, 2014).


12

2) Tanda-tanda seks sekunder

Menurut Widyastuti (2014), tanda-tanda perubahan seks sekunder

adalah:

a) Pada laki-laki

i. Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut

kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testis dan penis mulai

membesar.

ii. Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar.

iii. Kelenjar lemak dibawah kulit menjadi lebih aktif, sering kali

menyebabkan jerawat karena produksi minyak meningkat.

iv. Otot-otot pada tubuh remaja bertambah besar dan kuat.

v. Terjadi perubahan suara yang mula-mula agak serak, kemudian

volumenya juga meningkat.

vi. Pada usia remaja 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil sekitar

kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besardan jumlahnya

menurun.

b) Pada wanita

i. Rambut kemaluan pada wanita tumbuh setelah pinggul dan

payudara mulai berkembang

ii. Panggul menjadi berkembang, membesar, dan membulat

iii. Payudara membesar dan putting susu menonjol.

iv. Kulit menjadi kasar, lebih tebal dan pori-pori membesar.


13

v. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, kelenjar

lemak dapat menyebabkan jerawat, kelenjar keringat baunya

menusuk sebelum dan sesudah masa haid. Suara berubah menjadi

merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita

2. Konsep Keputihan

a. Defenisi Keputihan

Keputihan di definisikan sebagai keluarnya cairan dari vagina.Cairan

tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental), dalam warna

(jernih, putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau) (Soekatno,

2009).Sumber cairan ini dapat berasal berasal dari sekresi vulva, cairan

vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopi, yang

dipengaruhi fungsi ovarium (Mansjoer, 2009).

Keputihan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang normal

dan sering terjadi pada wanita, khususnya pada remaja. Keputihan adalah

keluarnya cairan dari vagina selain darah haid (Kasdu, 2005).

Keputihan adalah keluarnya sekret atau cairan dari vagina. Sekret tersebut

dapat bervariasi dalam konsistensi warna dan bau. Umumnya wanita yang

menderita keputihan mengeluarkan lendir tersebut terlalu banyak dan

menimbulkan bau tidak enak. Ini disebabkan karena terjadinya peradangan

dan infeksi pada liang vagina. Jika keputihan sudah berlarut-larut dan

menjadi berat, maka kemungkinan wanita yang bersangkutan akan menjadi

mandul (Wijanti, 2009).


14

b. Klasifikasi Keputihan

Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Keputihan normal (fisiologis)

Keputihan normal dapat terjadi pada masa sebelum dan sesudah

menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 saat mentruasi,

juga terjadi melalui rangsangan seksual. Keputihan fisiologis merupakan

keluarnya cairan vagina selain darah haid yang dalam keadaan normal

dipengaruhi oleh hormon, berwarna putih encer, tidak berbau, dan tidak

gatal.

2) Keputihan abnormal (patologis)

Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua alat genetalia (infeksi bibir

kemaluan, liang senggama mulut Rahim, Rahim dan jaringan penyangga,

dan pada saat infeksi penyakit hubungan seksual) (Manuaba, 2007).

Keputihan tidak normal merupakan keluarnya cairan dalam jumlah yang

banyak dari vagina selain darah haid yang disebabkan oleh infeksi dan

tindakan perawatan daerah kewanitaan yang tidak benar, berwarna

kuning atau kehijauan, berbau amis atau busuk, dan disertai rasa gatal

(Kusmiran, 2012)

c. Faktor-faktor yang memicu berkembangnya keputihan

Faktor pemicu berkembangnya keputihan antara lan:

1) Adanya virus, bakteri, kuman, aktivitas yang terlalu lelah, hormonal, dan

pada vulva higiene (Bahari, 2012).


15

2) Penyebab keputihan dari keletihan ditandai muncul hanya pada waktu

kondisi tubuh sangat capek dan biasa lagi ketika tubuh sudah normal

kembali (Susanto, 2013).

3) Kelebihan hormon Progesteron dapat menimbulkan keputihan,

Keputihan yang keluar dari vagina disebabkan oleh hormon Progesteron

yang merubah flora dan Ph vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di

dalam vagina dan menimbulkan keputihan (Winkjosastro, 2005).

4) Perilaku tidak hygienis seperti air cebok tidak bersih, celana dalam tidak

menyerap keringat, penggunaan pembalut yang kurang baik merupakan

salah satu faktor penyebab keputihan (Ayuningsih. dkk, 2010).

Keputihan patologis bisa karena banyak hal antara lain benda asing, luka

pada vagina, kotoran dari lingkungan, air tak bersih, pemakaian tampon atau

panty liner berkesinambungan. Semua ini potensial membawa jamur, bakteri,

virus, dan parasit:

1) Jamur Candida : Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai

rasa gatal pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan

meradang. Biasanya kehamilan, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya

tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular

keputihan akibat Candida karena saat persalinan tanpa sengaja menelan

cairan ibunya yang menderita penyakit tersebut.

2) Parasit Trichomonas Vaginalis : Ditularkan lewat hubungan seks,

perlengkapan mandi, atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental,

berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan


16

karena parasit tidak menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila

ditekan.

3) Kuman (bakteri) : Bakteri Gardnella-Infeksi ini menyebabkan rasa gatal

dan mengganggu. Warna cairan keabuan, berair, berbuih, dan berbau

amis. Juga menyebabkan peradangan vagina tak spesifik. Biasanya

mengisi penuh sel-selepitel vagina berbentuk khas clue cell.

Menghasilkan asam amino yang akan diubah Menjadi senyawa amin bau

amis berwarna keabu-abuan. Beberapa jenis bakteri lain juga memicu

munculnya penyakit kelamin. Gonococcus, atau lebih dikenal dengan

nama GO. Warnanya kekuningan, yang sebetulnya merupakan nanah

yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria

gonorrhoea. Kuman ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol,

deterjen, dan sinar matahari. Cara penularannya melalui senggama.

4) Akibat Virus : juga sering ditimbulkan penyakit kelamin, seperti

condyloma, herpes, HIV/AIDS. Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-

kutil yang sangat banyak disertai cairan berbau. Ini sering pula

menjangkiti wanita hamil. Sedang virus herpes ditularkan lewat hubungan

badan. Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang

vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Gejala keputihan

akibat virus juga bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim.

5) Chlamydia trachomatis : kuman ini sering menyebabkan penyakit mata

trakhoma. Ditemukan di cairan vagina dengan pewarnaan Diemsa.


17

6) Treponema palladium : penyebab penyakit kelamin sifilis. Penyakit ini

dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di liang senggama dan bibir

kemaluan.

Hal lain yang juga dapat menyebabkan keputihan antara lain: pemakaian

tampon vagina, celana dalam terlalu ketat, alat kontrasepsi, rambut yang tak

sengaja masuk ke vagina, pemakaian antibiotika yang terlalu lama dan lain-

lain (Sanmugam, 2011). Di dalam vagina terdapat berbagai bakteri, 95%

adalah bakteri lactobacillus dan selebihnya bakteri patogen (bakteri yang

menyebabkan penyakit). Dalam keadaan ekosistem vagina yang seimbang,

bakteri patogen tidak akan mengganggu.

Peran penting dari bakteri dalam flora vaginal adalah untuk menjaga

derajat keasaman (pH) agar tetap pada level normal. Dengan tingkat

keasaman tersebut, lactobacillus akan tumbuh subur dan bakteri patogen akan

mati. Pada kondisi tertentu, kadar pH bisa berubah menjadi lebih tinggi atau

lebih rendah dari normal. Jika pH vagina naik menjadi lebih tinggi dari 4,5

(basa), maka jamur akan tumbuh dan berkembang. Akibatnya, lactobacillus

akan kalah dari bakteri pathogen.

d. Upaya Menjaga Organ Reproduksi Remaja

Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga

berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual. Cara memelihara organ intim

tanpa kuman dilakukan sehari-hari dimulai bangun tidur dan mandi pagi.

Alat reproduksi dapat terkena sejenis jamur atau kutu yang dapat

menyebabkan rasa gatal atau tidak nyaman apabila tidak dirawat


18

kebersihannya. Mencuci vagina dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang

tidak benar, penggunaan pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan

yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam vagina dapat

menyebabkan keputihan yang abnormal. Keputihan juga bisa timbul karena

pengobatan abnormal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit

menular seksual (Kusmiran Eni, 2011).

Beberapa cara merawat organ reproduksi remaja putri adalah sebagai

berikut:

1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh daerah kewanitaan

2) Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karena dapat

menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatal

3) Gunakan pembersih kewanitaan yang menggunakan Ph balance 3,5

untuk menghindari iritasi

4) Mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakaian sebab jika

tidak dikeringkan kan menyebabkan celana dalam yang dipakai menjadi

basah dan lembab. Selain tidak nyaman dipakai, celana basah dan

lembab berpotensi mengundang bakteri dan jamur

5) Tidak diperbolehkan menaburkan bedak pada vagina dan daerah di

sekitarnya, karena kemungkinan bedak tersebut akan menggumpal di

sela-sela lipatan vagina yang sulit terjangkau tangan untuk dibersihkan

dan akan mengundang kuman.

6) Disediakan celana dalam ganti di dalam tas kemanapun pergi, hal ini

menghindari kemungkinan celana dalam kita basah. Pakailah celana


19

dalam dari bahan katun karena dapat menyerap keringat dengan

sempurna

7) Menghindari pemakaian celana dalam dari satin ataupun bahan sintetik

lainnya karena menyebabkan organ intim menjadi panas dan lembab

8) Membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan

menggunakan shower toilet. Semprotlah permukaan luar vagina dengan

pelan dan menggosoknya dengan tangan.

9) Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari

10) Penggunaan pantyliner sebaiknya digunakan antara dua sampaitiga jam.

Penggunaan pantyliner setiap hari ternyata justru dapat mengakibatkan

infeksi bakteri, jamur, serta jerawat atau bisul pada daerah genetalia. Ini

terjadi karena pantyliner membuat daerah kewanitaan makin lembab.

Meskipun lapisan atas pantyliner memiliki daya serap untuk menjaga

higienitas daerah kewanitaan, akan tetapi bagian dasar dari pantyliner ini

terbuat dari plastik, sehingga kulit tidak bisa bernafas lega karena

kurangnya sirkulasi udara. Jadi sebaiknya jangan menggunakan

pantyliner terlalu sering.

11) Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat, berbahan nilon, jeans dan

kulit

12) Saat cebok setelah BAB atau BAK, bilas dari arah depan ke belakang

Hal ini untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina

13) Memotong atau mencukur rambut kemaluan sebelum panjang secara

teratur
20

14) Memakai handuk khusus untuk mengeringkan daerah kemaluan

15) Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram

dulu WC tersebut (di-flishing) terlebih dahulu baru kemudian kita

gunakan

16) Jangan garuk organ intim segatal apa pun. Membilas dengan air hangat

juga tidak disarankan mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di

sekitar Mrs. V bertambah merah dan membuat rasa gatal semakin

menjadi-jadi. Lebih baik kompres vagina dengan air es sehingga

pembuluh darah di wilayah organ intim tersebut menciut, warna

merahnya berkurang, dan rasa gatal menghilang. Alternatif lain, basuh

vagina dengan rebusan air sirih yang sudah didinginkan. Atau gunakan

PK yang dicampur dengan air dingin. Takarannya 1 sendok teh untuk air

satu ember ukuran sedang. Penggunaan PK dengan dosis tidak tepat bisa

membakar kulit dan membuatnya kering berwarna kecoklatan.

17) Bersihkan vagina setiap buang air kecil (BAK) dan buang air besar

(BAB).

Air yang digunakan untuk membasuh harus bersih, yakni air mengalir

yang langsung dari keran. Penelitian menguak air dalam bak atau ember

di toilet-toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans.

Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung

kurang lebih 10-20% jenis jamur yang sama. Kebersihan vagina juga

berkaitan erat dengan trik pembasuhannya. Yang benar adalah dari arah

depan (vagina) ke belakang(anus) dan bukan dari anus ke arah vagina.


21

Cara yang disebut terakhir itu hanya akan membuat bakteri yang

bersarang di daerah anus masuk ke liang vagina dan mengakibatkan

gatal-gatal. Setelah dibasuh, keringkan Mrs. V dengan handuk lembut

agar tidak basah.

18) Sebaiknya pilih pembalut yang berbahan lembut, dapat menyerap dengan

baik, tidak mengandung bahan yang membuat alergi (misalnya parfum

atau gel), dan merekat dengan baik pada pakaian dalam

19) Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina

20) Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat

21) Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat

22) Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan (Kusmiran

Eni, 2011).

3. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca indranya dan berbeda dengan kepercayaan (beliefes),

takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru

(misinformation). Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil

penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra

yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada

waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat


22

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (EB Barus,

2011).

Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan apa yang diketahui tentang

suatu objek tertentu dan setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri

spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana (epistemology) dan untuk apa

(aksiology) pengetahuan tersebut (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang dicakup didalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingatkan suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.


23

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kamapuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu

formula baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2010) cara memperoleh pengetahuan, antara lain:

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil di

coba kemungkinan lain.

2) Cara kekuasan atau otoriter


24

Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-peminpin masyarakat baik

formal maupun informal, ahli agama dan pemegang pemerintahan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh

pengetahuan dengan cara menanggulagi kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang lain.

4) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia lebih menggunakan

pikiran baik melalui induksi dan dedukasi. Apabila proses pembuatan

kesimpulan melalui pernyataan-pernyataan khusus ke umum disebut

induksi sedangkan deduksi pembuatan kesimpulan dari pernyataan

umum ke khusus.

5) Cara baru atau ilmiah

Cara baru atau ilmiah dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistematis, logis dan ilmiah atau lebih populer disebut metoldologi

penelitian (Research Methodology). Kemudian diadakan penggabungan

antara proses berpikir deduktif, induktif, dan verifikatif, akhirnya lahir

suatu cara melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan

metode penelitian ilmiah (Scientific Research Methode).

d. Kriteria Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) untuk menilai dari tingkatan pengetahuan

terdiri dari :

1) Tinggi
25

Diartikan apabila seseorang sudah mampu mengetahui, memahami,

mengaplikasikan, menganalisa dan menghubungkan antara suatu materi

dengan materi lan serta kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu objek (evaluasi), pengetahuan tinggi diartikan apabila nilai ≥ mean.

2) Rendah

Pengetahuan rendah apabila individu tidak mampu mengetahui,

memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensistensis dan

mengevaluasi suatu materi atau objek lain. Pengetahuan rendah diartikan

apabila nilainya < mean.

Menurut Budiman (2013) dalam membuat kategori tingkat

pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua kelompok jika yang

diteliti masyarakat umum yaitu sebagai berikut:

1) Pengetahuan kategori baik, jika nilainya > 50%

2) Pengetahuan kategori kurang baik, jika nilainya ≤ 50%


26

B. Kerangka Teori

Berikut kerangka teori hubungan pengetahuan remaja putri kelas X dan XI

tentang upaya pencegahan keputihan di SMA Negeri 2 VII Koto Sei. Sarik,

Jenis Keputihan:
a. Keputihan Normal
(Fisiologis)
b. Keputihan Tidak Normal
(Patologis)

Faktor Pemicu Keputihan:


a. Bakteri, Virus
b. Kelelahan
Upaya
c. Hormonal
Pencegahan
d. Perilaku Hygiene Keputihan

Faktor yang Mempengaruhi


Pengetahuan:
a. Pendidikan
b. Umur
c. Pengalaman
d. Intelegensi
e. Sosial-Ekonomi
f. Sosial Budaya

Gambar 2.1
Sumber : Kusmiran (2012), Bahari (2011), Ayningsih (2012)
dan Notoatmodjo (2010),

Keterangan :

 Diteliti

 Tidak diteliti
27

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Remaja Upaya Pencegahan


Putri Keputihan

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep


Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X dan XI Tentang Upaya
Pencegahan Keputihan di SMA Negeri 2 VII Koto Sei. Sarik
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2019

D. Hipotesis

Ha : Terdapat Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X dan XI Tentang

Upaya Pencegahan Keputihan di SMA Negeri 2 VII Koto Sei Sarik

Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2019

Ho : Tidak Terdapat Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X dan XI

Tentang Upaya Pencegahan Keputihan di SMA Negeri 2 VII Koto Sei

Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2019


28

E. Definisi Operasional

Tabel 2.1
Defenisi Operasional

N Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


o Operasional Ukur
1 Upaya Segala tindakan Kuesioner Angket Tepat, jika nilai > Ordinal
Pencegahan yang dilakukan mean
Keputihan oleh remaja
putri untuk Tidak tepat, jika
mencegah
nilai ≤ mean
terjadinya
keputihan

2 Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner Angket Tinggi, jika nilai Ordinal


Remaja yang diketahui ≥ mean
Tentang remaja tentang
Pencegahan bagaimana Rendah, jika nilai
Keputihan upaya <mean
pencegahan
keputihan

Anda mungkin juga menyukai