Anda di halaman 1dari 37

Virtualisasi?

Virtualisasi adalah suatu usaha untuk menghasilkan sebuah bentuk virtual dari suatu material
yang sebelumnya bersifat fisik. Cara ini merupakan metode terbaik untuk meningkatkan efisiensi
dalam urusan kerja dan kegiatan lainnya.

Manfaat Virtualisasi

Kemudahan backup dan recovery

Penggunaan virtualisasi akan memberi kemudahan terhadap kegiatan perlindungan dan backup
data.

Menghemat biaya hardware

Teknologi virtualisasi adalah teknologi yang akan bekerja dengan cara memunculkan beberapa
fungsi utama dan menyembunyikan fungsi-fungsi teknis. Metode ini untuk menghemat anggaran
belanja hardware.

Mengurangi panas hardware dan biaya listrik

Menggunakan virtualisasi, akan mengurangi penggunaan mesin tersebut dalam ruang. Hal ini
akan memunculkan dampak positif lain berupa penghematan biaya listrik.

Pekerjaan monitoring server jadi lebih mudah

Virtualisasi akan mengubah server yang sebelumnya tidak terpusat jadi terpusat. Sehingga
pekerjaan monitoring server juga akan menjadi lebih mudah.
Selain itu jika ada kesalahan atau troubleshooting maka maka lebih cepat mengetahui
sumbernya dan menyelesaikan gangguan tersebut.

Kemudahan cloning sistem

Cloning memiliki peran sangat penting dalam teknologi server. Penggunaannya akan membuat
lebih mudah melakukan proses instalasi sistem. Ketika menerapkan teknologi virtualisasi, dengan
cloning maka maka instalasi sistem tidak diperlukan lagi jika sudah.
Setting RAID 1 di BIOS HPE Server HPE DL20 Gen10 Xeon E-2224 16GB

1. Nyalakan komputer server.


2. Pada saat menu BIOS tampil disertai tulisan pada bagian bawah ada keterangan: Press F9 untuk
masuk System Configuration, F10 Provisioning Intelligent, F11 Boot Menu. Silahkan tekan tombol
F9 pada keyboard
3. Pilih System Configuration.

4. PIlih BIOS/Platform Configuration (RBSU).


5. Pilih Storage Options.

6. Pilih SATA Controller Options.


7. Pilih Embedded SATA Configuration.

8. Pada bagian dropdown list terdiri atas:"SATA AHCI Support dan Smart Array SW RAID Support"
Silahkan pilih Smart Array SW RAID Support dan tekan enter. Selanjutnya tekan F10 untuk
menyimpan konfigurasi. Jangan lupa klik OK pada menu dialog box yang muncul seperti berikut.

9. Tekan tombol Esc berulang kali hingga sampai ke menu System Configuration yang tampilannya
seperti pada poin ke-3.
10. Sekarang sudah muncul "Embedded Storage" yang akan kita seting RAID 1. Untuk memulai seting
pengaturannya langsung saja tekan enter.

11. Pilih Array Configuration.


12. Pilih Create Array.

13. Gunakan tombol panah dan spasi untuk memilih hardisk yang pertama dan kedua.
14. Pilih Proceed to next form dan tekan enter.

15. Pada menu RAID Level pilih RAID 1.


16. Pilih Proceed to next Form.

17. (Opsional) Kemudian beri nama pada bagian logical drive label.

18. Pilih F12 Save and Exit untuk menyimpan setelan dan keluar dari menu BIOS

Seting RAID melalui BIOS di HPE ProLiant ML30 Gen10 sudah selesai. Setelah melakukan seting RAID
ini bisa dilanjutkan dengan instalasi Windows Server 2019 seperti biasa. Hanya saja nanti HDD tidak
terdeteksi karena sudah support array. Untuk mengatasinya cukup dengan menginstal driver RAID sesuai
spesifikasi server.
Proxmox Server
1. Masuk ke Proxmox Server
 Untuk masuk ke proxmox server menggunakan IP Publik  buka browser  ketik:
https://36.95.78.146:8006
 Untuk masuk ke proxmox server menggunakan IP Private  buka browser  ketik:
https://172.16.21.100:8006

2. Masukkan username dan password

3. Setelah berhasil login maka pada dashboard akan telihat node virtual machine yang ada dan
statusnya.
4. Untuk melakukan console melalui VNC Proxmox, klik dua kali node tersebut.

5. Maka akan muncul popup Windows, jika terblokir klik Allow.


Login ke Windows Server
1. Untuk login ke Windows Server klik tulisan A dan pilih gambar tiga kotak

2. Masukkan username dan password login Windows, tekan enter.


3. Setelah berhasil login, Klik SQL Server 2019 Configuration Manager.

4. Langkah awal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah memeriksa servis SQL server apakah
sudah running. Jika belum running, klik kanan servis yang akan di-running dan pilih start. Jika
sudah tutup kembali SQL Server Configuration Manager.
Login ke SQL Server Management Studio (SSMS)
1. Selanjutnya klik SQL Server Management Studio (SSMS) untuk melakukan pengaturan MS SQL
Server.
2. Untuk masuk SSMS bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui Windows Authentication dan
SQL Server Authetication.

3. Jika memilih SQL Server Authetication maka akan diminta memasukkan username dan password,
klik Connect.
4. Untuk melihat daftar database klik tanda + pada database, maka akan terlihat database yang ada.

Restore Database
1. Untuk melakukan restore database, klik kanan Database, dan pilih Restore Database.
2. Pilih Device dan klik kotak dengan gambar titik tiga.

3. Klik Add.
4. Pilih directory tempat penyimpanan database, pilih file dengan ekstensi BAK, klik Ok, dan klik Ok
sekali lagi.

5. Checklist database yang akan di-restore, klik Ok dan tunggu sampai proses backup selesai.
Backup Database
Backup Manual
1. Buka Windows Explorer, klik kanan dan buat folder dengan nama yang kita kehendaki, misal
Backup Database.
2. Folder Backup Database yang akan dijadikan penyimpanan backup.

3. Kembali ke SSMS, klik kanan database yang akan di backup, pilih Tasks  Backup
4. Klik Add.

5. Tentukan folder untuk menentukan folder tempat backup akan disimpan dengan cara klik kotak
dengan tiga titik
6. Pilih folder tempat penyimpanan backup dan beri nama sesuai tanggal dan beri ekstensi BAK. Klik
Ok  Ok.

7. Klik Ok dan tunggu sampai proses backup selesai (indikator 100%).


Backup dengan Penjadwalan
1. Klik kanan Maintenance Plan, pilih New Maintenance Plan.

2. Beri nama sesuai dengan plan yang akan dibuat. Misal Delete-Backup-Reindex.

3.
4. Klik dua kali Sublan_1.

5. Beri nama Delete-Backup pada Name dan Description. Kemudian klik Schedule.
6. Pilih opsi
 Occurs: Daily.
 Recurs every: 1.
 Occurs every: 12.
 Starting at: 02:00:00.
 Ending at: 13.59.59.
Klik Ok.
7. Klik Toolbox, pilih Maintenance Cleanup Task, klik dan drag ke bagian bawah Delete-Backup plan.

8. Maka akan muncul tampilan seperti ini. Klik dua kali kotak tersebut.
9. Pada Delete files older than the following: 7 dan pilih Day(s), file extension bak, dan klik kotak titik
tiga.

10. Pilih folder dan klik Ok  Ok.


11. Klik lagi Toolbox, pilih Backup Database Task, klik dan drag ke bagian bawah Delete-Backup plan.

12. Maka akan muncul kotak seperti ini.


13. Geser tanda panah hubungkan kedua Task.

14. Kedua Task sudah terhubung. Kemudian klik dua kali Backup Database Task.
15. Pada bagian general, drop down Database, dan checklist database yang akan di-backup. Klik Ok.

16. Klik bagian Destination, pada bagian Backup file extension ketik bak, kemudian klik kotak tiga titik
untuk menentukan folder penyimpanan.
17. Pilih folder penyimpanan backup dan klik Ok.

18. Klik bagian Options, pada Set Backup Compressions pilih Compress backup dan klik Ok.
19. Tambahkan Subplan, dengan cara Klik Add Subplan.

20. Beri nama Reindex dan Description Reindex Database. Klik Schedule.
21. Pada opsi
 Occurs: Daily
 Recurs every: 2 day(s)
 Occurs once at: 04:00:00
Klik Ok.
22. Klik Subplan Reindex, kemudian Klik lagi Toolbox, pilih Rebuild Index Task, klik dan drag ke bagian
bawah Reindex plan.

23. Klik dua kali Rebuild Index Task.


24. Pada drop down Database, pilih database, klik Ok.

25. Klik Ok
26. Klik save.

27. Jika Maintenance Plan tadi belum muncul, klik Refresh atau tekan F5.

Lakukan langkah-langkah ini sampai benar-benar dipahami.

Anda mungkin juga menyukai