Bait-bait Rindu
Copyright © Penerbit N.ID, 2022
All Right Reserved
QRCBN: 62-1031-3846-533
(viii + 116 halaman)
14,8 x 21 cm
PENERBIT N.ID
Penulis
Kampung Halamanku
Karya: Yoansyah Arijal Sandi Yudha
Bait-bait Rindu (8)
Sudah lama aku tak pernah singgah
Banyak kenangan dan cerita sudah
Terlewati ...
Kerinduanku terhadap kampungku
Bionarasi
(9) Bait-bait Rindu
Nama: Yoansyah Arijal Sandi yudha
Alamat: Sragen
Gugur Daun
Karya: Sairijal Wijaya
Bait-bait Rindu (10)
Seorang perempuan bertanya kepadaku
“Ke mana orang tiada pergi?”
Aku menjawab, “Mereka pergi ke tempat yang abadi.”
Tempat yang kau sendiri ingin pergi
Kuberikan padanya
“Kau boleh menyimpannya ataupun membuangnya.”
Orang yang sama tidak suka disamakan
Dunia terlalu bosan dengan rintihan manusia
Bionarasi
Bait-bait Rindu (12)
Sairijal Wijaya, sering dikira orang Jawa padahal
aslinya orang Kalimantan. Umur juga masih awet
muda. Sering dijadikan tempat penitipan aib, karena saya
orangnya pelupa, tapi soal juru jalan saya juaranya. Karena
otak saya dapat mencerna yang penting sama yang bikin
pusing, sekian. Instagram: Sairijalwijaya
Semalam
Aku bermimpi
Begitu panjang penuh makna
Dan dini hari
Aku merasa begitu kehilangan
Mimpi mengingatkanku
Saat kita
Mencoba menidurkan kembali air mata
Dan kembali rindu memanggil
Dalam mimpi mimpi yang sama
Dia …
Dan rindu …
Yang saling berseteru
Usaha melawan waktu
Tentang dia …
Bak rembulan malam
Berusaha bersinar dengan bantuan bintang
Guna melawan gelapnya malam
Rindu …
Jarak dan waktu
Rasa yang tak terlukiskan
Terpendam bersama kenangan
Tanpa dirimu.
Hanya ada sepi yang bercerita untuk mengisi hari-hari
ku yang fana.
Meskipun sudah kupungut detik-detik agar mampu
menjelma dirimu.
Namun tak bisa, kau tetap tiada.
Penawar Rindu
Karya: Try Nurhayati Iswanto
Bait-bait Rindu (22)
Dalam tebalnya kabut embun
Ku terdiam menatap keheningan
Menatap seluruh kegelapan
Bersama sunyinya kesendirian
Bionarasi
(23) Bait-bait Rindu
Try Nurhayati Iswanto, gadis asli Bandung pengagum
indahnya ciptaan-Nya. Saat ini sedang sibuk menyusuri
labirin kehidupan dan terkadang menuangnya dalam runtutan
kata tak bermakna yang penuh emosi jiwa. Jejak tulisannya
tak bisa di lacak, namun jejak hidupnya dapat di lacak di akun
instagram @trynurhayatii.
Oh tuhan ...
Tolong sampaikan gejolak rindu yang membara ini
Sampaikan kepada sang pemilik hati ini
Rindu yang membara laksana jentayu menantikan
hujan
Bu …
Dekap aku, aku rindu
Aku ingin bercerita, meskipun mungkin ceritaku
hanya lagu bagimu
Bu, rasa ini berdentum keras
Bu …
Dunia fatamorgana penuh dengan luka
Sedangkan kau, obatku jauh dalam aksa
Belai aku bu, hilangkan sesak ini
Hai, si humorisku
Bagaimana kabarmu sekarang?
Apakah kamu baik-baik saja?
Jujur, aku sangat rindu denganmu
Sendiri ....
Kini menjadi sebuah tradisi
Kehidupan pahit ini tetap aku jalani
Tanpa sedikitpun negosiasi
Gerimis hujan
Mendatangkan pikiran
Dingin menyerang pikiran
Pikiran yang seakan-akan melayang
Rindu ...
Rindu kala dulu perlakuan manismu
Rindu kala dulu kau menyayangiku
Rindu kala dulu kau memperjuangkanku
Rindu akan dirimu yang dulu
Tatap matamu
Membidik jantungku
Setiap detail wajah mu
Menghantui pikiran ku
Kelembutan tuturmu
Mengintip hatiku
Begitu heran batinku
Ternyata ciptaan tuhan seelok itu
Resah …
Selalu muncul setiap hariku
Ketirkan diriku
Dengan kegelisahan
Tanpa tiada batas
Resahnya hatiku …
Selalu pilu
Yang dihantui oleh
Bayang-bayang wajahmu
Yang telah tiada
Dan tak pernah
Datang untuk memberi kabar
Kenapa …
Aku selalu seperti itu
Padahal engkau telah tiada
Di dekatku lagi
Tapi …
Apakah ini …
Namanya rindu
Meskipun, telah pergi jauh
Selalu diingat dan dikenang
Bahkan membuat hati ini …
Gelisah, galau, resah, bahkan
Bait-bait Rindu (68)
Seakan-seakan tiada hidup
Tanpa dirimu
Bionarasi
Bait-bait Rindu (80)
Putri Ade Muhaimatus Solikhah lahir di Sidoarjo pada
22 september 2003. Saat ini baru menempuh kuliah semester
1 di Akademik farmasi mitra sehat Sidoarjo.
Rindu
Karya: Ruqoyyah Nafisah
Rindu ...
Kilometer menjadi jarak dengan pisah
Tapi tidak dalam hati yang telah terikat
Memori yang lalu telah menjadi kisah
Untung batin selalu setia untuk bertaut
Rindu ...
Manakala cinta memintamu datang
Bisakah kau hadir?
Memunuhi ruang yang kosong
Menjadi pertemuan takdir
Rindu ...
Maafku katakan pada pintaku yang memaksa
Karena gejolak ini taklagi dapatku tahan rasanya
Sehingga kudapatkan kata untuk kita
Bagaimana rindu bisa terbalas jika hanya temu
jawabannya
Paiton, Probolinggo, 7 November 2022
Bionarasi
Berdesik diam-diam
Mengusik kalbu terbungkam
Menarik rasa termakan lara
Melirik gundah ragu mendesah
Di sana biasanya
Berdua kita menunjuk gemintang
Melangitkan tawa
Menautkan jemari di udara
Dedaunan berterbangan
Dandelion menari nari
Aroma rumput merasuki rongga hidung
Embun pagi membasahi kaki
Mata merah
Tubuh lelah
Rindu yang dalam kukemas semua dalam pelukan
Sayang ...
Oh rindu ...
Mengapa tercipta rindu?
Mengapa kerinduan ini selalu menghantuiku
Apa yang harus aku lakukan?
Oh tuhan ...
Aku tahu rindu datang bukan sesaat
Aku tahu rindu ini tak bisa tercipta sendiri
Aku tahu bahwa kerinduan akan membuat sengsara
oleh sang pecinta
Aku terpenjara
Dalam buaian sesosok semu
Berjibaku dengan rindu
Dalam guliran waktu
Rinduku liar
Mencari-cari tuan untuk melabuhkan raga
Apakah rindumu pun sama menggebu?
Menggetarkan dan menggoyak bidang dadamu?
Aku mengagumimu
Aku Menyimpan sebuah rasa Padamu
Mungkin ini yang namanya cinta
Tapi aku hanya bisa memendamnya