SKRIPSI
Oleh:
Marsiana Maria
NIM: 121124066
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh
Marsiana Maria
NIM:121124066
Pembimbing
//,
P. Banyu Dewa HS, S. Ag, M. Si Tanggal,23 Juli 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PEMBINAANI IMAN REMAJA
DI ASRAMA SATITO ALOYSIUS GONZAGA TT]RI
YOGYAKARTA
Panitia Penguji
l8
i- .,ii
'}
. a.!*-
i
ts'- 6 :i1.'
SU PENEUJI
*J1
H E
.-j 'e i
si i -- *-!
-"; +!!i *q ;"r
.1
,i-::"
irj .-;r.: 5 J..!j_.
/+rL; [ti;
N&h i-,.5+: .' i ;* "
,ii1...1,i;ri"fl.i:r * l:-;ci'1*tr;i.E
- i -"
tt:Eq
E *J*r ! Tanda Tangan
::
,5 i t
DFs
E!
ii']
,!
lt s_{
K@f. r,$ : D&#
EE
rG sb #.d € f g
=l
{
M.AryA
M. Sed S.Pd., M.
lll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan studi
Yogyakarta
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“ Janganlah hendaknya kamu kuatir tetang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur”.
(Flp 4:6)
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”.
(Flp 4:13)
“Dukunglah karya Allah... dan dukunglah kalian sendiri dalam semangat yang
pertama...”.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
Yogyakarta 23 Juli20l8
Penutis,
,M
Marsiana Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NIM :121124066
Yogyakarta,23 hili20l8
Yang menyatakan,
Marsiana Maria
vil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa, karena berkat kasih dan penyertaan-Nya,
YOGYAKARTA. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
kuliah dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan
Dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak. Pada kesempatan ini penulis
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengerjakan tugas akhir ini
mulai dari awal penyusunan hingga akhir proses penulisan skripsi ini.
2. P. Banyu Dewa HS, S. Ag, M.Si, selaku dosen pembimbing utama yang telah
4. M. Arya Seta, S.Pd., M. Theo selaku dosen penguji III yang dengan tulus hati
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pemimpin dan anggota Kongregasi para Suster Cinta Kasih (SdC) dai Santa
Yogyakarta.
6. Congregasi Santo Aloysius, khususnya Br. Silvinus Minor CSA kepala Asrama
Santo Aloysius Turi, yang telah menerima saya untuk megadakan penelitian dan
7. Para siswa/siswi Asrama Santo Aloysius Turi khususnya kelas VII dan VIII
8. Antonius Sussanto OMI, sebagai Magister Novisiat OMI Blotan dan seluruh
skripsi ini.
9. Pasangan suami istri Wiliam dan Veronica, Rendang dan Etty yang dengan setia
10. Segenap dosen dan staf karyawan Prodi PAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu
11. Keluarga yang senantiasa memberikan cinta dan perhatian serta dukungan doa
kepada penulis.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatg yang selama ini
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Marsiana Maria
xlt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Kemuridan ................................................................................ 25
b. Kedewasaan ............................................................................ 26
c. Kekatolikan ............................................................................. 26
C. Remaja ............................................................................................. 27
1. Pengertian Remaja dan Batasan Usia Remaja ............................ 27
2. Ciri-Ciri Umum Masa Remaja .................................................... 28
a. Situasi Remaja ......................................................................... 28
b. Perkembangan Fisik para Remaja ........................................... 29
c. Perkembangan Intelek ............................................................. 30
D. Pembentukan Kepribadian Yang Utuh .......................................... 32
1. Pengertian Kepribadian .............................................................. 32
2. Pengaruh Yang Membentuk Kepribadian .................................. 33
a. Benar atau salah ...................................................................... 33
b. Unsur-Unsur Yang membentuk Kepribadian ......................... 33
c. Tuhan ....................................................................................... 33
d. Agama ..................................................................................... 33
e. Keluarga .................................................................................. 34
f. Masyarakat ............................................................................... 34
g. Sekolah .................................................................................... 34
3. Pembinaan Iman Membantu Remaja Menuju Pribadi
yang Utuh .................................................................................... 34
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Sarana ...................................................................................... 64
9. Sususan Acara Rekoleksi ......................................................... 65
D. Satuan Persiapan Program ........................................................... 68
1. Satuan Pendampingan Sesi I..................................................... 68
2. Satuan Pendampingan Sesi II ................................................... 69
3. Satuan Pendampingan Sesi III .................................................. 70
BAB V. PENUTUP ...................................................................................... 73
A. Kesimpulan .................................................................................. 73
B. Saran ............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 76
LAMPIRAN ................................................................................................... 78
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian ........................................................ (1)
Lampiran 2 : Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................. (2)
Lampiran 3 : Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................... (3)
Lampiran 4 : Kuesioner hasil Penelitian I ............................................. (9)
Lampiran 5 : Kuesioner hasil Penelitian II ........................................... (15)
Lampiran 6 : Data Siswa Siswi Asrama Santo Aloysius Turi ............... (21)
Lampiran 7 : Panduan Acara Rutin Asrama Santo Aloysius Turi ........ (26)
Lampiran 8 : Visi Misi Asrama Santo Aloysius Turi ........................... (29)
Lampiran 9 : Tata Tertib Asrama Santo Aloysius Turi ........................ (30)
Lampiran 10 : Injil Matius 19: 27-29 ...................................................... (32)
Lampiran 11 : Filipi 3: 8-14 .................................................................... (33)
Lampiran 12 : Injil Lukas 9: 1-10 ........................................................... (34)
Lampiran 13 : Data Hasil Penelitian ....................................................... (35)
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
Flp : Filipi
Gal : Galatia
Kor : Korintus
Luk : Lukas
Mat : Matius
Mzm : Mazmur
Mrk : Markus
Rm : Roma
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja. Apalagi perubahan ini disertai
dengan tugas-tugas dan lingkungan yang berbeda dari tugas masa kanak-kanak.
“Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang
tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berprilaku merusak, menyebabkan
orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja -remaja
muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja
yang normal” (Hurlock, 1980: 208). Namun satu hal yang perlu diketahui bahwa
dalam setiap fase perkembangan, termasuk masa remaja, tugas-tugas itu ikut
dengan baik, maka akan mencapai kepuasan, kebahagiaan dan penerimaan dari
lingkungan.
perkembangan anak remaja dapat diikuti dengan pola dan pembinaan tertentu. Rata-
rata anak remaja yang tinggal di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi berusia 13-18
tahun. Mereka berasal dari berbagai daerah dan suku di Indonesia. Data terakhir yang
penulis peroleh dari pembina Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi, anak Asrama
anak remaja tersebut. Pengasuhan anak remaja yang berpola kekerasan akan
mengakibatkan jiwa dan pribadi yang selalu tertekan, sedih, tidak percaya diri,
bahkan cenderung untuk tidak menghargai dirinya sendiri dan tidak sanggup
mengelola emosinya. Intinya bahwa pola pembinaan anak remaja harus diperhatikan
oleh pembina Asrama. Salah satu pola pembinaan anak remaja adalah dengan pola
relasi kekeluargaan yang terjalin baik antara pembina Asrama dengan anak remaja di
didampinginya sehingga terjalin relasi yang baik dan pembentukan kepribadian yang
utuh, tanpa melihat latar belakang keluarga, suku, sosial dan budaya dari masing-
perlu dicari pola pembinaan yang tepat dan efektif agar anak Asrama tumbuh dalam
iman dan berkembang secara humanis. Pernyataan Bruder Silvinus, CSA tersebut
seturut kebutuhan anak remaja dan tuntutan zaman. Apalagi sebagai tempat
pembinaan yang berkarakter kristiani, Asrama membawa anak binaannya pada usaha
Pedoman Asrama Santo Aloysius Turi (2017:28) memiliki visi dan misi ranah
pembinaannya mengarah pada pendidikan iman kristiani yang unggul dalam iman
Visi : Terwujudnya anak yang berkarakter CSA ditandai Iman Kristiani yang
Misi :
akademik
Kemurnian - Kejujuran
Kepemimpinan
Cinta lingkungan
utama dalam pendampingan kaum remaja di Asrama St. Aloysius Gonzaga. “Hasil
yang baik dapat dicapai kalau terdapat partisipasi anak-didik, baik partisipasi secara
persudaraan kasih dan damai serta kemurnian dan kejujuran sangat dijunjung tinggi
dalam pembinaan.
diri apa adanya, berdamai dengan dirinya hingga usaha untuk menjadi diri yang utuh.
Tuntutan identitas diri yang ideal secara kristiani yang mencapai titik kedewasaan
secara moral, spiritual dan intelektual yakni kemampuan seseorang untuk melampaui
dirinya hingga sanggup untuk berkurban. Oleh karena itu, pembinaan Asrama
mengarahkan anak bina untuk sampai pada tingkat kesadaran untuk melampaui
dirinya sendiri.
minim. Banyak anak remaja yang masuk Asrama tidak mendapat pendidikan iman
yang semestinya. Pendampingan memberi pengaruh pada sikap anak remaja terhadap
pelbagai godaan dan tawaran dunia yang semakin hedonis dan sekularis. Situasi yang
Setiap orang dihadapkan pada situasi yang menguji hati nurani dan menuntut
pengambilan keputusan yang jelas. Berhadapan dengan keadaan “transisi dan labil”,
anak remaja sering bingung dan tidak tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan.
“Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa
yang terjadi sekarang dan yang akan datang” (Hurlock, 1980:207). Oleh karena itu
Nilai-nilai ini sering tertuang dalam bentuk peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
Maka dari itu arah pembinaan di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi merupakan
pembentukan manusia yang memiliki kepribadian yang utuh. Untuk mencapai tujuan
sikap saling mengasihi dan menghargai, mendengarkan dan tanggung jawab. Dengan
prioritas sebab mereka merupakan generasi penerus yang tentunya menjadi tulang
punggung Gereja dan negara. Proses pembinaan iman yang ideal yang diharapkan di
sehingga dapat membantu kaum remaja atau anak asrama untuk bebas dan berani
Gonzaga Turi selama ini lebih pada pengalaman hidup namun belum sampai pada
iman berupa video, cergam, soundslide dan lain sebagainya. Namun kenyataannya
sarana yang digunakan dalam pembinaan iman di Asrama Santo Aloysius Gonzaga
Turi belum sepenuhnya terlaksana dengan baik karena keterbatasan fasilitas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembina Asrama secara keseluruhannya pembinaan sudah berjalan cukup baik hanya
yang ada sudah berjalan sesuai dengan kebiasaan yang ada sesuai dengan peraturan
yang sudah ditetapkan. Namun, apakah kegiatan itu dapat mengarahkan anak remaja
dalam proses pembinaan iman remaja di Asrama. Ketika anak remaja sedang
mengalami permasalahan, pembina perlu membaca situasi yang sedang terjadi dan
yang memiliki keunikan masing-masing dalam masa transisi ini dimana pada masa
ini mereka sedang mencari identitasnya. Dalam diri kaum remaja ini terdapat
potensi-potensi yang bisa dikembangkan dan inilah yang akan menjadi masa depan
Gereja yang akan datang oleh sebab itu sudah sepantasnya mereka memperoleh bekal
Pembina Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi terdiri dari 6 orang pembina.
Secara kuantitas jumlah pembina sudah cukup memadai menangani kaum Remaja di
Asrama yang berjumlah 52 orang. Secara kualitas pembinaan yang dialami belum
begitu dirasakan karena pembina Asrama yang ada masih menangani banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembentukan baik pribadi terutama iman anak yang tinggal di Asrama Santo
Aloysius Gonzaga. Adapun alasan penulis memilih judul tentang pembinaan iman
1. Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi menjadi wadah pembina kaum Remaja
2. Kaum Remaja merupakan penerus dan masa depan Gereja, bangsa dan negara.
memperkembangkan kepribadian yang dewasa dan utuh melalui karya tulis berjudul:
Gonzaga Turi dalam rangka pembinaan iman. Penulis berharap judul ini dapat
memberi sumbangan yang berguna dan dapat meningkatkan iman kaum Remaja di
B. RUMUSAN PERMASALAHAN
C. TUJUAN PENULISAN
kepribadian remaja.
2. Mengetahui sejauh mana pembinaan iman remaja yang sudah dijalankan selama
Turi.
yang utuh.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Penulis
Remaja di Asrama agar lebih memahami dan menghayati tugas dan panggilan
sebagai calon guru, pendidik dan katekis dalam mewartakan Sabda Tuhan.
mampu menjadi pribadi yang utuh serta mampu mewujudkan imannya dalam
Sebagai bahan rujukan bagi pembina Asrama sehingga dapat membantu lebih baik
E. Metode Penulisan
metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif karena kedua
metode kuantitatif.
yang terjadi melalaui penelitianan dengan cara pengamatan dan penyebaran kuisioner
10
F. Sistematika Penulisan
Gambaran umum yang akan dibahas dari tulisan ini akan dirincikan dalam
BAB I: Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan
penulisan.
BAB II: Dalam bab ini menguraikan tentang gambaran umum pembinaan,
pembinaan iman, tujuan pembinaan iman, pengertian remaja dan batas usia remaja,
ciri-ciri umum masa remaja, dan perkembangan moral remaja serta pengaruh
BAB III: Membahas tentang pembinaan iman di Asrama Santo Aloysius yang
BAB IV: Membahas usulan program pembinaan iman sebagai usaha untuk
semakin relevan bagi orang muda di Asrama ini. Bab ini juga akan disertai dengan
yang bisa diperhatikan dalam pendampingan dan pembinan iman remaja di Asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
pendidikan iman yang paling dini. Di dalam keluarga orang tua dalah pewarta iman
dan pendidik yang pertama. Dengan kata-kata maupun teladan orang tua membina
anka-anak untuk menghayati hidup kristiani dan kerasulan. Dengan bijaksana orang
tua membantu mereka dalam memilih panggilan mereka, dan sekiranya barang kali
terdapat panggilan suci pada mereka, memupuk itu dengan perhatian sepenuhnya
Mengikuti teladan orang tua dan berkat doa keluarga, anak-anak, bahkan
semua yang hidup dilingkungan keluarga, akan lebih mudah menemukan jalan
Anak-anak, selakau anggota keluarga yang hidup, dengan cara merelka sendiri
menguduskan orang tua mereka. Sebab mereka akan membalas budi kepada orang
tua dengan rasa syukur dan terimakasih, cinta mesra serta kepercayaan mereka,
seperti layaknya bagi anak-anak akan membantu orangtua di saat-saat kesukaran dan
dalam kesunyian usia lanjut (GS, art. 48), namun perubahan zaman sekarang ini
diwariskan, terutama pada kuma muda, yang acap kali kehilangan kesabaran bahkan
memberontak karena gelisah (GS, art. 7). Contohnya ada anak yang mengangap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
rumahnya hanya sebagai tempat makan tidur saja dan orang tua sibuk dengan
pribadi dan iman anak. Pembicaran tentang Tuhan dan iman Katolik pun pasti akan
semakin asing. Kecemasan terhadap masalah ini sangat terkait dengan kedewasaan
anak yang menjadi pribadi utuh. Bentuk pembinaan yang paling utama ada pada
Kecemasan orang tua juga menjadi penyebab anak diserahkan kepada pembinaan
dan ilmu”. Maka sangat diharapkan pendidikan tentunya tidak hanya mengupayakan
sosial sehingga nara didik atau kaum remaja menyadari bahwa diri mereka sangat
bernilai dan dapat memberi sumbangan bagi orang lain. Pembinaan nilai-nilai
kristiani merupakan prioritas Gereja bagi pembinaan kaum muda yaitu pembinaan
kualitas iman Katolik, pandangan jelas mengenai tempat, peran dan tanggung jawab
kaum remaja. Maka untuk membantu pembinaan kaum remaja ditempuh jalur-jalaur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pembinaan non formal, salah satunya adalah Asrama, pengelola Asrama juga ambil
bagian dalam pembinaan iman kaum remaja khususnya yang tinggal di Asrama
1. Pengertian Pembinaan
menyangkut nilai-nilai kristiani, sosial, sehingga kaum remaja atau nara didik itu
sendirian mampu menyadari sungguh bahwa dirinya bernilai dan dapat memberi
sumbangan bagi orang lain. Jacob (1985: 309) mengemukakan dalam suatu
pendidikan iman yang utuh, seluruh realitas setiap orang diperhitungkan untuk
terjemahan dari kata Inggris training, yang artinya berlatih, pendidikan, pembinaan.
Dalam pembinaan, orang sekedar dibantu untuk mempelajari ilmu murni, tetapi
14
dapat bermanfaat secara penuh dalam hidup dan karyanya. Maka dari itu unsur
hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki,
pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja, yang
sedang dijalani, serta lebih efektif. Pembinaan merupakan program dimana para
dan kecakapan, entah dengan memperkembangkan yang sudah ada atau menambah
yang baru.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan artinya usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilakukan secara efisen dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Membina artinya mengusahakan supaya lebih baik. Pembina adalah orang
yang membina atau alat untuk membina. Sedangkan anak-anak yang dibina adalah
anak bina.
keprihatinan Gereja akan kaum muda, untuk memekarkan pribadi mereka sebagai
manusia kristiani”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
anak dan interaksi dengan lingkungan social yaitu keluarga, kelompok dan
masyarakat (Sastrawijaya, 1977: 39). Merekalah yang menjadi subjek pembinaan itu,
proses penyemaian nilai-nilai hakiki manusia, seperti keadilan, hormat pada setiap
hidup dan lain-lain. Probho (2004: 8-9) mengemukakan pusat latihan-latihan terletak
pada:
d) Dalam semua proses itu, terajut tanggung jawab, kerjasama, visi, imajinasi,
spiritualitasdan refleksi.
2. Kepentingan Pembinaan
yang menjalaninya. Mereka ragu apakah melalui pembinaan orang dapat di ubah
menjadi manusia yang lebih baik dan “pekerja” yang efisien dan efektif. Meski
orang, namun bila dipenuhi segala syaratnya pembinaan memang ada manfaatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Apabila berjalan dengan baik, pembinaan dapat membantu orang yang menjalani
untuk mamapu melihat diri dan pelaksaanaan hidup serta kerjanya. Mampu
menganalisis situasi hidup dan kerja dari segala segi positif dan negatifnya. Mampu
menemukan masalah hidup dan masalah dalam kerjanya. Mampu menemukan hal
atau bidang hidup dan kerja yang sebaiknya diubah atau di perbaiki, merancang
sasaran dan program di bidang hidup dan kerjanya, sesudah mengikuti pembinaan.
Dalam pembinaan ketiga hal itu dapat di beri tekanan sama, atau diberi tekanan
berbeda dengan mengutamakan salah satu hal, tergantung dari macam dan tujuan
pembinaan.
3. Keterbatasan Pembinaan
ada diluar maupun didalam situasi hidup dan kerjanya, melihat segi-segi positif dan
dan melaksanankan salah satu cara yang terbaik, guna mencapai tujuan dan sasaran
Tetapi pembinaan juga hanya mampu memberi bekal. Dalam situasi hidup
dan kerja nyata, orang yang menjalani pembinaan harus bersedia mempraktekan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pembinaannya. Maka dari itu tidaklah gampang karena disamping kehendak dan
tekad dari pihaknya, masih banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi seperti
bersamanya, fasilitas serta peralatan hidup dan kerja, keleluasan dan kebebasan, dan
sebagainya. Oleh sebab itu, tidak perlu heran kalau ada orang yang dikirim ke tempat
pembinaan, tetapi sepulang dari pembinaan tetap tidak ada perubahan dan masih saja
4. Pemanfaatan Pembinaan
memasuki pembinaan dia perlu menyampaikan keterbatasan itu kepada pihak yang
mengirimnya. Dengan cara ini, orang dapat mengikuti pembinaan dengan serius,
tetapi secara tenang. Dia tahu manfaat pembinaan, tetapi dia juga tahu hambatan
yang ada untuk dapat memanfaatkan hasil pembinaan itu di tempat tinggal dan kerja
yang nyata. Sesudah menjalani pembinaan dia perlu membicarakan dengan instansi
yang perlu dipatuhi. Maka atas dasar hasil dari pembinaan itu, rencana
mempraktekan hasil pembinaan dapat disusun dan dalam pelaksanaannya orang yang
B. Pembinaan Iman
membuahkan pertobatan dan iman. Mereka yang semula tidak percaya kepada
Kristus, kemudian menerima warta Injil, mengimani, dan memberikan diri dibaptis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tugas Gereja selanjutnya adalah menjaga, merawat dan mendampingi agar semua
dan mendewasakan ini disebut pembinaan iman. Jadi pembinaan iman merupakan
langkah lebih lanjut dari evangelisasi. Evangelisasi melahirkan pertobatan dan iman,
Pembinaan iman sebenarnya sudah terjadi dalam kehidupan Gereja. Segala hal
yang terkait dengan pelayanan iman bisa disebut pembinaan iman, mulai dari
orang-orang yang sudah dibaptis. Dalam ilmu kateketik, pembinaan iman dapat
pembinaan iman orang-orang yang telah dibaptis yang diberikan secara organis dan
pendidikan iman agar orang kristen semakin dewasa dalam iman (Kis. 18:25; Kis.
21:21; Gal. 6:6; 1Kor. 14:19). Dari rumusan tersebut, kita bisa melihat bahwa di
Karya Pastoral KAS, 2014: 21-22). Buku Iman Katolik mengatakan bahwa iman itu
adalah “penyerahan diri seutuhnya kepada Allah”. Collins mengatakan bahwa iman
itu adalah penyerahan diri secara pribadi kepada Allah (fides qua) Ia menekankan
sisi dari iman adalah tanggapan yang bebas, bertanggung jawab, dan utuh (DV, 4).
Dengan iman kita mengakui kebenaran mengenai pewahyuan ilahi yang definitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dalam diri Kristus (Yoh 20:13; Rm 10:19), dengan taat mengikatkan diri kita (Rm
1:5; 16:26) dan mempercayakan masa depan kita kepada Allah (Rm 6:8; Ibr 11:1).
Iman akan Allah tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan akan “Putera-Nya
terkasih” yang diutus oleh Allah (KGK, 151). Sebagai Sabda Allah menjadi
KGK juga memberikan ciri-ciri iman itu yakni sebagai rahmat dan sebagai kegiatan
manusiawi. Sebagai rahmat, iman sebagai anugerah yang berasal dari kebajikan
Allah yang menimbulkan iman akan kebenaran yang berasal dari Allah (KGK, 153).
persekutuan para kudus yang dituntun oleh akal budi dan kehendak manusia untuk
bekerja sama dengan rahmat ilahi. Dalam paham ini iman berarti: “…satu kegiatan
akal budi yang menerima kebenaran ilahi atas perintah kehendak yang digerakkan
a. Doa
doa sebagai “pengangkatan budi kepada Allah” yang mengandung unsur kebebasan
dan perasaan dalam bentuk seruan, sembah, syukur. Bahkan dalam doa yang
berbentuk seruan, orang dapat mengungkapkan kesedihan dan mohon berkat kepada
Pencipta dan Tuhan. Unsur mendasar dari kepercayaan kristiani mengatakan bahwa
Roh Kuduslah yang menggerakkan mereka untuk berdoa (Collins, 1996: 56; KGK:
2559).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Doa adalah usaha mengatasi ilusi (impian) yang sering menguasai manusia
(yang mampu hening dan ramah sekalipun), yaitu ilusi bahwa manusia adalah
mahluk yang tidak bisa mati. Doa adalah ‘tangan yang terbuka’ untuk menerima
sesuatu dari Tuhan tetapi juga agar Tuhan dapat mengambil sesuatu dari kita.
Gereja menghendaki agar dalam doa umat beriman menempatkan hati dan
kehendak “dari jurang” (Mzm 130:1) sebab barangsiapa yang merendahkan diri akan
ditinggikan (Luk 18:9-14). Artinya, kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita
tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat
anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati. Berdoa merupakan bagian penting
bagi orang beriman. Melalui doa kualitas iman seseorang akan lebih berbobot seperti
Jika anak remaja mempunyai iman, maka yang pertama-tama yang harus
dibiasakan adalah hidup dalam doa entah secara pribadi maupun bersama. Kepada
anak-anak remaja juga harus ditanamkan agar berdoa dalam setiap keadaan baik
dalam sukacita, derita, bersyukur, sakit dan lain-lain. Rasul Paulus mengingatkan
umat di Filipi dan juga umat kristiani “... nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Flp 4:6).
b. Liturgi
Secara etimologis liturgi itu berasal dari bahasa Yunani yaitu leitourgia. Kata
ini berasal dari paduan kata leit (dari leios-laos = bangsa/rakyat) berarti
“publik/umum”, dan ergon (dari ergatsomai = bekerja) berarti “karya amal”. Oleh
karena itu, liturgi bisa diartikan sebagai “karya untuk publik” atau “karya publik”.
Kata leitourgein (kata kerja) sendiri berarti “melaksanakan tugas-tugas umum dalam
kota/negara”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tanda-tanda lahir serta dilaksanakan dengan cara yang khas bagi masing-masing; di
situ pula dilaksanakan ibadat umum yang seutuhnya oleh Tubuh Mistik Yesus
Kristus, yakni Kepala beserta para anggotanya. Oleh karena itu, setiap perayaan
liturgis, sebagai karya Kristus Sang Imam serta tindakan Gereja, merupakan kegiatan
suci yang sangat istimewa. Tidak ada tindakan Gereja lainnya yang menandingi daya
dampaknya dengan dasar yang sama serta dalam tingkatan yang sama (SC, art. 7).
sakramen dijiwai semangat dan ajaran Konsili Vatikan II, khususnya yang sudah
Katekismus Gereja Katolik yakni: arti kata liturgi (art. 1069); liturgi sebagai sumber
kehidupan (art. 1070); hubungan doa dan liturgi (art. 1073); liturgi harus
dan misteri Paska dalam sakramen-sakramen Gereja. Bapa adalah asal dan tujuan
liturgi. Di dalam liturgi Ia dipuja dan disembah sebagai asal mula segala berkat
supaya memberikan kepada kita Roh untuk menjadi anak-anak angkat-Nya. Misteri
keselamatan Kristus menjadi nyata dalam liturgi berkat kekuatan Roh Kudus.
terlibat dalam liturgi digerakkan oleh Roh Kudus untuk mempersiapkan diri agar
dapat bertemu dengan Kristus secara sempurna. Dalam liturgi itu kita mengenangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dan menyaksikan Kristus dalam iman. Roh Kudus itu menghadirkan karya
kurban Ekaristi dan Sakramen-sakramen yang ditetapkan oleh Yesus Kristus sendiri
kepada Allah.
Liturgi adalah suatu pertemuan anak-anak Allah dengan Bapanya. Maka, ada
Sebagai pengajaran dan tanda, serta perwujudan dari yang diartikan, perkataan dan
perbuatan tak dapat dipisahkan (KGK, 1153-1155). Liturgi mengisi hari-hari atau
saat-saat hidup umat beriman. Maka, ada yang disebut masa liturgi, hari Tuhan,
tahun liturgi, peringatan orang kudus dalam tahun liturgi, dan ibadat harian (KGK,
1163-1178). Kegiatan umat beriman ini dilaksanakan dalam lingkup spasial tertentu.
c. Sakramen
sakramen di dalam Gereja yakni Roh Kristus. Gereja terdiri dari tubuh yang
kelihatan yaitu umat yang dipimpin oleh hirarki. Dari kebangkitan Kristus
23
semesta khususnya manusia (Yoh 20:27). Dari sakramen mengalirlah rahmat Allah
pertama-tama bersifat rohani tetapi tidak mengabaikan hal-hal yang lahiriah karena
Kristus yang tak kelihatan yang bekerja di dalam Gerejanya oleh kuasa Roh Kudus
(KGK, 774). Misteri tertinggi yang dinyatakan oleh Allah terhadap manusia dalam
sakremen.
d. Rekoleksi
(latin). Rekoleksi berarti mengumpulkan kembali hal-hal yang positif yang ada pada
diri peserta dengan menggunakan bahan penuntun yang bersumber dari Kitab Suci
sangat berharga untuk menggali dan menguatkan hidup batiniah dan rohaniah dengan
dengan Tuhan melalaui terang iman sehingga mendapatkan nilai-nilai kristiani yang
dengan sesama, pengalaman pahit serta serta memperjuangkannya untuk hidup yang
lebih bermakna.
24
Kepercayaan diri menjadi modal utama untuk menata dan menentukan masa depan
remaja. Dengan demikian bahan yang diberikan dalam rekoleksi perlu menantang
anak remaja. Misalnya bahan rekoleksi yang bersifat outbond atau permainan-
pribadi diolah untuk mengenal Kristus lebih dekat, sehingga pada akhirnya ia
bertemu dengan Tuhan, dengan demikian dalam rekoleksi Tuhanlah yang menyapa
berefleksi.
e. Devosi
Devosi dicipta atau disusun selaras dengan liturgi (SC, art. 13). Artinya, devosi
bersumber pada liturgi atau mengantar umat pada liturgi sebab Gereja meyakini
bahwa liturgi jauh lebih unggul dari semua bentuk-bentuk devosi. Devosi adalah
sikap bakti yang personal yang menunjukkan penyerahan diri seseorang kepada
berbagai misteri iman (SC, art. 10 dan art. 11). Tujuan dari devosi antara lain:
2) Mengantar umat kepada penghayatan iman yang benar akan misteri keselamatan
iman
25
dalam Kristus, artinya orang menjadikan Kristus sebagai dasar, pusat dan arah
mengajak orang untuk masuk, berelasi dan bersatu dengan Dia sehingga melalui
pengalaman itu, ia mengalami keselamatan (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 26).
a. Kemuridan
(Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 28) Seseorang murid adalah seseorang yang
dipanggil untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah, tinggal bersama dengan-
penyelamatan-Nya. (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 26). Dalam kebersamaan itu
( Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 27) Yang menjadi tujuan dari formatio
iman adalah kesadaran diri dipanggil oleh Yesus untuk berelasi dan tinggal bersama-
26
b. Kedewasan
orang yang imannya dewasa, ia semakin berakar dan bertumbuh dalam Kristus
sampai akhirnya hidupnya menjadi kehadiran Kristus. Kristus tidak hanya diterima,
tetapi dibatinkan sampai akhirnya merasuki seluruh hidupnya. “sekarang bukan lagi
aku yang hidup, tetapi Kristuslah yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20).
atau pembelajaran iman. Apa yang kita terima kita hayati sampai akhirnya hidup
berubah dan menjadi baru dalam iman. Umat katolik menjalani hidup berdasarkan
Ekaristi: inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu dan inilah Darah-Ku yang
c. Kekatolikan
percaya kepada Yesus dan mengikuti-Nya yang tidak ada bedanya dengan orang
iman dan tradisi. Iman terkait dengan siapa yang diimani, sedangkan tradisi terkait
dengan cara hidup yang dijalani. (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 29).
Katekismus Gereja Katolik adalah sumber utama yang dapat dipakai untuk
27
siapa yang diimani (syahadat iman), perayaan iman yang dijalani (sakramen dan
sakramentali), prilaku yang dihidupi (10 Perintah Allah) dan doa/devosi yang
dihayati (doa dan devosi). Formatio iman bukan sekedar sebagi sumber pengerahuan
berkarakter katolik. Orang akan semakin berakar dan bertumbuh dalam Kristus
C. Remaja
yang sering dipergunakan untuk menunjukan masa remaja antara lain Puberteit,
Adolescenta dan Youth, Puberty (Inggris) atau dari bahasa Latin: Pubertas. Pubertas
memiliki arti kelaki-lakian dimana kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-
Adulescentia dimaksudkan yakni masa muda antara 17 dan 30 tahun (Gunarsa, 1980:
15). Istilah-istilah tadi lebih menunjukan pada diri seseorang yang sedang mengalami
Hurlock (1980: 206) menegaskan “istilah adolescence atau remaja berasal dari
kata Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia artinya remaja) yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence mempunyai arti yang
lebih luas karena mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik”.
Namun secara psikologis masa remaja adalah usia individu yang sedang berinteraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dengan masyarakat dewasa. Pada usia ini anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-
banyak asfek efektif, yang masih berhubungan dengan masa puber. Sedangkan
transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk
kenyataannnya merupakan ciri khas yang umum dari priode perkembangan ini
anatara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-
jasmaniah, terutama fungsi sekual. Yang sangat menonjol pada periode ini ialah:
kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri, dimana anak muda mulai meyakini
kemauan, potensi dan cita-cita diri. Dengan kesadaran itu pula ia berusaha
menemukaan jalan hidupnya; dan mulai mencari nilai-nilai tertentu, seperti kebaikan,
a. Situasi remaja
Tubuh kelihatan sudah “dewasa” akan tetapi jika diperlakukan seperti orang
mereka alami, oleh sebab itu masih sering nampak sikap kegelisaan, pertenangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
rata-rata dalam tiga tahun sehingga kelihatannya seperti orang dewasa dari ukuran
badannya. Menjadi besar, itulah tanda bahwa orang tersebut bukan anak kecil lagi.
sekunder ialah tanda-tanda sifat kelaki-lakian dan kewanitaan yang nampak dari luar
(Sene, 1989: 18). Remaja yang berkembang normal dan baik akan menimbulkan rasa
bangga, sebaliknya remaja yang perkembangannya kurang normal akan merasa malu
dan rendah diri. (Sene, 1989: 19) menyimpulkan bahwa “perubahan fisik selama
masa remaja meliputi dua hal yaitu: percepatan pertumbuhan dan proses kematangan
seksual”.
2) Percepatan pertumbuhan.
serentak. Kepala, tangan dan kaki biasanya lebih dahulu mencapai kematangan,
barulah kemudian bagian tubuh yang lain. Lantaran banyak energi yang digunakan
untuk pertumbuhan pada masa ini anak-anak remaja memerlukan makanan yang
30
demikian juga perbedaan jenis kelamin menentukan perbedaan intensitas dan hasil
perkembangan.
tidak begitu pesat lagi, melainkan menurun. Tidak ada penambahan lagi pada umur
yang luas. Namun dari pengamatan di beberapa sekolah lanjutan tingkat pertama dan
atas, maupun sekolah dasar, ketika duduk di SMP kelas III terlihat kebanyakan anak
usia 11-13 tahun kelihatan lebih tinggi badanya dibandingkan dengan remaja pria
sebayanya. Namun pada usia 17 tahun remaja wanita tidak akan bertambah tinggi
lagi, pada masa itulah remaja pria akan mengejar ketinggalannya dalam masa
percepatan pertumbuhan. Maka kemudian remaja pria akan lebih tinggi badanya dari
c. Perkembangan Intelek
1) Pengertian Inteligensi
saja lantaran setiap ahli memberikan rumusan yang saling berbeda. Meskipun
demikian ada ahli yang memberikan gambaran tentang inteligensi berdasarkan unsur-
31
1989: 20).
Ahli yang lain menilai inteligensi sebagai suatu bentuk tingkah laku tertentu
yang nampak dalam kelancaran berprilaku. Dari berbagi perumusan yang ada,
a. Pengalaman-pengalaman
perkembangan kemampuan yang hebat pada usia 3-4 tahun pertama, selanjutnya
memilih pasangan hidupnya dan keinginan lainnya. Remaja yang mampu berpikir
abstrak berusaha menunjukkan perhatian besar pada kejadian atau peristiwa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perkembangan kepribadiannya.
1. Pengertian kepribadian
seperti sebuah rumah bukan hanya onggokan batu bata. Kepribadian seharusnya
merupakan suatu kesatuan yang harmonis (Heuken, 1976: 11). Sebagaimana setiap
sidik jari mempunyai pola alur kulitnya, begitu pula kepribadian berbeda satu sama
Kepribadian ialah gabungan yang harmonis dari sifat-sifat yang berperangi baik,
cerdas, perasaan yang dewasa, kemampuan bergaul atau bercita-cita luhur semata
Huken (1976: 11) menambahkan ada dua makna penting dalam menggarap arti
kepribadian:
pertama: beraneka pengaruh dari luar yang tidak saudara kuasai sepenuhnya ikut
kedua: pola atau penataan kemampuan, perbuatan dan kebiasaan itu tidak tersusun
kepribadian, yaitu:
33
beberapa latihan pertanyaan dengan pilihan jawaban, benar, salah atau tak tahu
“menurut kodratnya, sejak lahir manusia telah ditentukan sebagai pemimpin atau
Heuken (1976: 16) menunjukan beberapa pengaruh yang amat penting ialah:
c. Tuhan
Tuhan telah mengutus Kristus sebagai teladan pribadi yang sempurna. Karena
kasih Allah mendorong kita untuk berusaha semakin mendekati teladan-Nya dan
rahmat-Nya akan selalu mendukung usaha dalam meneladaninya (Heuken, 1976: 18)
d. Agama
demikian juga nilai-nilai iman, harapan dan kasih mempunyai peran yang sangat
penting. Iman memberikan keyakinan bahwa kepribadian ideal yang menjadi cita-
cita kita adalah benar. Harapan menubuhkan sikap optimis dakam hidup dan
34
‘sesuatu’. Kasih adalah cinta dan tanpa kemampuan untuk mengasihi dengan tulus-
bukan demi kepentingan diri sendiri, orang tak akan mencapai kepribadian yang
e. Keluarga
Kita menerima dua warisan besar bagi kepribadian kita yaitu: pembawaan
turun temurun dan didikan. “Pembawan turun temurun” ialah proses biologis dalam
keturunan terhadap kepribadian yaitu tubuh, kecerdasan, watak, dan didikan. Sifat-
sifat tersebut merupakan bakat-bakat yang berasal dari orang tua (Heuken, 1976:19-
20).
f. Masyarakat
kepribadian manakah yang baik dan patut dihargai. Tidak jarang dalam masyrakat
orang biasanya mengagumi pria dan wanita yang dapat mengendalikan perasaan,
bermoral teguh, dapat menyesuaikan diri dan ingin memperbaiki dirinya. Masyrakat
kita yang masih sangat feudal ini tidak hanya mempengaruhi cara berpikir dan sikap,
g. Sekolah
pelajaran, para guru berperan aktif dalam mengembangkan kepribadian yang sehat
untuk membentuk kepribadian yang utuh. Salah satu kepribadian yang utuh adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
memiliki peluasan perasaan diri. Peluasan perasaan diri sanagt penting dimiliki oleh
remaja, mengingat remaja tidak hidup sendirian namaun hidup di lingkungan sosial
yang sangat kompleks, di mana dalam kehidupan sosial tidak luput dari berbagai
supaya mereka mampu menganalisa dan bersikap kritis atas segala permasalahan
sosial yang tersadi sisekitar mereka, sehingga mereka dapat menemukan akar dari
permasalahan tersebut dan mampu menemukan cara peneylesaian yang tepat. Maka
dengan demikian permasalahan sosial yang terjadi dapat terpecahkan, dan remaja
Pembinaan iman yang dilakaukan terus menerus diharapkan dapat membantu remaja
menguasai persoalan yang ada di dalam dirinya maupun menghadapi persoalan dan
tantangan yang kerap kali ditemuinya, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Dengan adanya pembinaan iman, remaja dapat bertindak sesuai dengan
yang diharapkan dan dicita-citakan bersama. Disini remaja juga didampingi dan
dibantu supaya dapat beradaptasi dengan lingkungannya, tanpa harus kehilanagn jati
perasan diri, remaja keluar dari dalam dirinya dan juga memperhatikan keadaan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
luar dirinya. Remaja menjadi peka dan peduli terhadap situasi dan kondisi di
agar iman remaja menjadi berkembang sehingga dapat membentuk kepribadian yang
kepribadian yang utuh, karena mereka tengah mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan, berada dalam tahap pencarian diri dan banyak mengalami berbagai
masalah. Pembinaan iman remaja berperan dalam membantu remaja memahami dan
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menguraikan dalam
tiga bagian yaitu; pertama penelitian, terdiri dari; jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik anlisis data. Kedua laporan hasil dan
A. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif karena kedua metode ini
Hal yang sama juga disampaikan oleh Moleong (2006: 38), “kedua
38
metode kuantitatif.
mudah dipahami tanpa memerlukan teknik statistika yang kompleks. Selain itu,
berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia (Sukardi, 2003:
157).
ini penulis ingin mendapatkan gambaran data deskriptif berupa kata-kata tertulis.
iman remaja sebagai upaya pembentukan pribadi yang utuh. penulis menganalisis
tabel hasil penelitian dan mendapatkan data berupa angka dalam bentuk persentase.
penelitian di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi pada tanggal 6 Juni 2018.
3. Responden
Responden penelitian ialah anak Asrama siswa dan siswi SMP Santo
Aloysius Turi yang tinggal di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi yang saat ini
berjumlah 44 anak dari keseluruhan kelas VII sampai kelas IX. Namun penulis hanya
mengambil responden dari kelas VII dan VIII yang berjumlah 27 anak yang tinggal
merupakan siswa/siswi asrama kelas VII dan kelas VIII yang di ambil sebagai data,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
karena siswa kelas IX yang tinggal di Asama sudah selesai UAS dan sudah pulang ke
pertanyaan atau daftar isian yang harus dijawab atau diisi oleh responden. Kuesioner
disebut juga “interview tertulis”. Berdasarkan isian atau jawaban atas pertanyaan
tersebut informasi seseorang tentang sikap, perasaan, minat dan sebagainya yang
dapat diketahui.
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang jawabannya diisi oleh responden secara
5. Variabel Penelitian
40
Jumlah 25
6. Teknik Analisis
Penulis memaparkan hasil penelitian dalam bentuk tabel dengan data yang
diperoleh sesuai dengan variabel yang telah ditentukan yaitu pembinaan iman remaja
di Asrama Santo Aloysius Turi meliputi, manfaat pembinaan iman bagi anak Asrama
minat anak Asrama terhadap pembinaan iman, faktor pendukung dan penghambat
dalam pembinaan iman, harapan dari pembinaan iman dan manfaat dari mengikuti
suara responden yang masuk (F) dengan jumlah responden keseluruhan (N)
kemudian dikalikan 100 sebagai bilangan konstanta (Arikunto. 2013: 54 dan 285).
X 100
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
disajikan kepada 27 responden dalam bentuk tabel yang disertai dengan pembahasan
B. HASIL PENELITIAN
berkaitan dengan pembinaan iman sebagai upaya pembentukan peribadi yang utuh
kuesioner, dari jumlah tersebut yang dikembalikan juga berjumlah 27 kuesioner dan
urutan variabel penelitian yang ada dalam bentuk tabel. Penulis mencoba
mendeskripsikan tabel secara verbal. Tabel tersebut terdiri dari: mengapa memilih
Asrama sebagai tempat tinggal, minat anak Asrama terhadap pembinaan iman,
manfaat dari pembinaan iman, faktor yang mendukung dan yang menghambat dalam
pembinaan iman, harapan dari pembinaan iman dan manfaat dari mengikuti kekiatan
harian di Asrama, ciri-ciri kepribadian yang utuh dan faktor yang mempengaruhi
pembentukan kepribadian yang utuh, dan pemahaman remaja tentang ciri-ciri remaja.
1. Identitas Responden
sebanyak 27 orang, dan terdiri dari 21 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Usia
responden berkisar antara 13-17 tahun. Usia tersebut merupakan masa remaja, masa
ini juga disebut sebagai masa-penghubung atau masa-peralihan antara masa kanak-
kanak dengan masa dewasa. Mereka adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Santo Aloysius Turi. Dari 27 responden tersebut di atas, terdapat 11 orang siswa
Pernyataan tentang alasan memilih tinggal di Asrama terdiri dari nomor 1 dan
Asrama sebagi tempat tinggal. Data yang dapat dilaporkan yaitu 14 responden
(51,85%) memilih Asrama Santo Aloysius Turi atas dorongan orang tua, 8 responden
(29,63%) memilih Asrama Santo Aloysius Turi sebagai tempat tinggal karena di
Asrama ada tata tertib dan disiplin dan 5 responden (18,52%) memilih Asrama Santo
Aloysius Turi sebagai tempat tinggal karena terhindar dari pergaulan bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden (50,85%)
Data yang diperoleh 8 responden (29,63%) mengakuai mereka bisa belajar dengan
baik dan teratur, 8 responden (29,63%) merasa bahwa mereka lebih banyak punya
teman, dan 11 responden (40,74%) merasa bahwa mereka semakin disiplin dan
semakin dewasa dalam iman dan kepribadian. Dari data di atas menunjukan bahwa
jumlah terbanyak 11 responden (40,74%) merasa bahwa mereka semakin disiplin dan
44
Pada bagian ini penulis melaporkan minat anak Asrama terhadap pembinaan
45
menyatakan netral. Dari data di atas dapat disampaikan 85,19% setuju idealnya
pembinaan iman. Berdasarkan data yang diperoleh 14 responden (51,85%) ingin tahu
lebih banyak tentang agama Katolik, 10 reponden (37,04%) merasa ada kerinduaan
untuk bertemu dengan Tuhan, dan 3 responden (11,11%) materi pembinaan iman
menarik.
Item nomor 7 berbicara bila lama tidak ada pembinaan iman di Asrama
merasa ada yang kurang. Berdasarkan data yang diperoleh 10 responden (37,04%)
responden (7,41%) sangat tidak setuju. Dari data di atas menunjukkan 62,96%
responden setuju merasa ada yang kurang bila lama tidak diadakan pembinaan iman
di Asrama.
46
responden (14,81%) menyatakan misa kudus. Dari data di atas hasil yang diperoleh
dengan jumlah tertinggi kegiatan pembinaan iman yang dirasakan paling menarik
adalah 45,15% memilih rekoleksi sebagai kegiatan pembinaan iman yang paling
menarik.
ziarah dan 5 responden (18,52%) menyatakan camping rohani. Dari data di atas
penghayatan iman ialah 55,56% memilih ziarah yang dirasakan sebagai kegiatan
(N=27)
47
Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian manfaat pembinaan
iman bagi kehidupan anak Asrama. Data yang diperoleh sebagai berikut:
iman kristiani agar dapat menjadi seorang yang mampu bekerjasama, tanggung
jawab dan teguh dalam iman. Dari hasil yang diperoleh 18 responden (66,67%)
sangat setuju, 6 responden (22,22%) setuju dan 3 responden (11,11%) netral. Dari
48
memberikan persetujuan.
Item nomor 11yakni dengan mengikuti kegiatan pembinaan iman saya merasa
(7,41%) netral. Berdasarkan data tersebut penulis berpendapat hampir seluruh anak
asrama merasa dengan mengikuti kegiatan pembinaan iman mereka diteguhkan dan
Item nomor 12 ialah dampak pembinaan iman bagi kehidupan saya ialah saya
semakin mencintai Tuhan dan sesama. Data yang diperoleh 17 responden (62,96%)
sangat setuju, 6 responden (22,22%) setuju, dan 4 responden netral (14,81%) netral.
bahwa mereka merasakan dampak positif dari pembinaan iman. Artinya dengan
membantu responden semakin mencintai kejujuran dan rasa peduli pada sesama.
tersebut. Artinya kegiatan pembinaan iman sangat penting untuk membantu rasa
49
satu dengan yang lainnya. Dari data yang diperoleh 11 responden (40,74%) sangat
data di atas, dapat dikatakan bahwa pembinaan iman remaja sangatlah berperan
mengetahui apa yang harus dilakukan. Dari data yang diperoleh 10 responden
dan 1 responden (3,70%) tidak setuju. Berdasarkan data tersebut penulis berpendapat
(N=27)
50
Pada bagian ini, penulis akan melaporkan hasil penelitian berkaitan dengan
faktor pendukung dan penghambat kegiatan pembinaan iman di Asrama St. Aloysius
Item nomor 16 berisi faktor yang pendukung anak asrama dalam mengikuti
sarana dan prasarana yang mendukung, dan 9 responden (33,33%) memilih materi
yang dibahas sesuai dengan situasi remaja. Dari data di atas menujukan bentuk
kegiatan pembinaan iman harus bervariatif dan kreatif, materi yang dibahas harus
data yang diperoleh 10 responden (37,04%) menyatakan suasana monoton, jenuh dan
metode kurang cocok, dan 7 responden (25,93%) menyatakan rasa malas dalam diri.
Dari hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pembinaan iman yang telah
dilakukan kurang menarik dan kreatif. Maka kegiatan pembinaan iman harus
51
Asrama
Pada bagian inin penulis akan melaporkan hasil penelitian berkaitan dengan
harapan dari pembinaan iman dan manfaat mengikuti kegiatan harian di Asrama.
Pada pernyataan item nomor 18 ialah harapan dari pembinaan iman yang
mengharapkan agar dengan pembinaan iman dapat menjadi orang yang lebih dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(11,11%) mengharapkan supaya menjadi orang yang terampil. Data yang diperoleh
iman membantu responden dewasa dalam iman dan kepribadian. Artinya pembinaan
iman di Asrama St. Aloysius Turi belum sampai pada pada pendewasaan iman dan
kepribadian.
berpendapat bahwa setia dan patuh mengikuti kegiatan harian di Asrama membantu
(N=27)
53
Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian berkaitan dengan
Item nomor 20 berbicara mengenai ciri kepribadian yang utuh nampak pada
tugas yang diberikan kepadanya. Data yang diperoleh adalah 6 responden (22,22%)
tanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
responden (3,70%) tidak setuju, dan 1 responden (3,70%) sangat tidak setuju.
dipengaruhi oleh faktor dari dalam yaitu keturunan, motivasi dari remaja dan
perkembangan yang sedang dialaminya. Dari data yang diperoleh yakni, 4 responden
dan 2 responden (7,41%) tidak setuju. Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa
sebagian besar pembentukan kepribadian remaja dipengaruhi faktor dari dalam yaitu
persetujuan.
membangun relasi yang baik dengan sesama, baik dalam keluarga, sekolah, Gereja
dan masyarakat. Dari data yang diperoleh 5 responden (18,52%) sangat setuju, 16
sangat tidak setuju. Dari hasil data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa memiliki
kepribadian yang utuh mampu membangun relasi yang baik dengan sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pada bagian ini, penulis akan melaporkan hasil penelitian berkaitan dengan
pemahaman remaja tentang ciri-ciri remaja. Data yang diperoleh sebagai beriku:
perkembangan fisik, kognitif, emosional, moral, sosial maupun iman. Data yang
4 responden (14,81%) netral, dan 2 responden (7,41%) tidak setuju. Dari data di atas,
adalah mereka yang sedang mengalami masa pertumbuhan dalam segala aspek
kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
oleh dunia luar dan mudah meniru-niru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Data
untuk menggali permasalahan yang dihadapi oleh anak Asrama Santo Aloysius Turi
memilih tinggal di Asrama, minat anak Asrama terhadap pembinaan iman, manfaat
pembinaan iman bagi kehidupan anak Asrama, faktor pendukung dan penghambat
pembinan iman,harapan dari pembinaan iman dan manfaat mengikuti kegiatan harian
pembentukan kepribadian yang utuh dan pemahaman remaja tentang ciri-ciri remaja.
bahwa mereka tinggal di Asrama atas dorongan orang tua. Hal ini terlihat dari
pengakuan sebagian besar responden (60%) mereka setuju tinggal di Asrama atas
dorongan orang tua, meskipun ada beberapa memilih tinggal di Asrama karena ada
peraturan dan tata tertib dan disiplin, dan memilih Asrama supaya terhindar dari
pergaulan bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dari data yang diperoleh mereka bisa belajar dengan baik dan teratur, memiliki
banyak teman, dan semakin disiplin serta semakin dewasa dalam iman dan
perkembangan kepribadiannya.
Dari data yang dikumpulkan, anak asrama Santo Aloysius mengakui bahwa
mereka mempunyai minat yang besar untuk mengikuti kegiatan pembinaan iman di
Asrama. Keterlibatan mereka tentu dipengaruhi oleh berbagai aspek antara lain
diungkapan oleh sebagian besar responden ilaha ingin tahu lebih banyak tentang
agama Katolik. Selain itu kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan dan materi
pembinaan menarik. Bukan hanya tertarik saja untuk mengikuti pembinaan iman
tetapi kegiatan pembinaan iman sangat dirindukan oleh mereka. Melihat minat
dengan situsi konkrit yang dialami remaja sehingga meneguhkan iman dan
Bentuk pembinaan iman yang paling menarik bagi anak Asrama ialah
rekoleksi. Rekoleksi ialah merefleksikan kembali yang telah lalu dan mulai
membenah diri lebih baik lagi. Rekoleksi sangat disukai karena sangat sesuai dalam
menjawab kereinduan mereka dimana dlama rekoleksi ada dinamika kelompok dan
renungan pribadi. Selain itu kegiatan pembinaan iman yang dirasakan paling
membantu dalam penghayatan iman ialah ziarah. Para anak Asrama juga merasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
penghayatan imannya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan rohani sangat membantu anak
asrama dalam penghayatan imannya. Dampak dari kegiatan rohani tersebut sangat
mencintai Tuhan, mencintai kejujuran, dan kepedulian terhadap sesama. Selain itu
kuat untuk semakin mendalami pemahaman dan penghayatan imannya. Oleh karena
tindakan konkrit.
Dari data yang diperoleh sebagian besar mengakui faktor yang mendukung
mereka untuk mengikuti kegiatan pembinaan iman di Asrama adalah bentuk kegiatan
bervariatif dan kreatif, materi yang di bahas sesuai dengan situasi remaja dan sarana
prasarana juga menjadi faktor pendukung dalam kegiatan pembinaan. Selain ada
faktor-faktor yang mendukung responden juga menilai bahwa ada faktor yang kurang
menarik dalam pembinaan iman diantaranya ialah materi yang disampaikan kurang
membosankan. Oleh karena itu materi-materi yang disajikan dalam pembinaan iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
hendaknya materi yang sesuai dengan situasi remaja sehingga benar-benar menjawab
kebutuhan mereka dan pembina juga harus kreatif dalam peroses penyampaian
Asrama
agar menjadi orang lebih baik dalam iman maupun kepribadian.dan pembinaan yang
diharapkan memberi arah agar beriman mendalam, dan juga pembinaan agar menjadi
orang yang bertanggungjawab, terampil dan menjadi orang yang dewasa dalam iman
dan kepribadian. Yang diharapkan responden dari pembinaan iman ialah bahwa
dengan pembinaan iman mereka dapat menjadi orang yang dewasa baik dalam iman
maupun dalam kepribadian, dengan demikian dapat menjadi orang yang mandiri.
Anak Asrama juga mengharapakan pembinaan iman yang sesuai dengan situasi
hidup mereka dengan mengangkat tema dari pengalaman konkrit hidup mereka.
Selain itu dengan mengikuti kegiatan harian di Asrama, anak Asrama merasa
generasi penerus dalam menjalani hidup tengah masyarakat, sekolah, keluarga, baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
di Asrama maupun diluar Asrama harus menjadi pribadi yang terbuka untuk
menerima perubahan.
faktor dari dalam yaitu faktor keturunan dan motivasi dari mereka sendiri dalam
dan terbuka untuk belajar dari orang lain demi memperkembangkan iman dan
semakin merasa ada perubahan baru dalam diri untuk bertumbuh dan berkembang
Dari data yang diperoleh anak asrama menyadari bahwa remaja ialah orang
yang sedang mengalami masa pertumbuhan dalam segala aspek kehidupan baik itu
fisik, kognitif, emosi, moral, sosial maupun iman dan mudah terpengaruh oleh dunia
luar. Anak asrama memiliki kesadaran akan itu betapa pentingnya menerima
kekurangan dan kelebihan orang lain dimana menerima kekurangan dan kelebihan
orang lain adalah sikap terpuji anugerah dari Allah, mengampuni dan menghargai
orang lain merupakan cara yang baik untuk menjalin relasi dengan Allah. Dengan
dengan yang lain melainkan warna dalam menjalin relasi karena semua ciptaan Allah
61
pembinaan belum berjalan dengan baik dapat dilihat dari segi bentuk pembinaan
secara umum mengenai materi, metode, isi dan model yang diberikan kurang
menarik. Sehingga anak Asrama terkesan hanya dapat dibantu secara mental namun
kurang dalam pendalaman rohani belum sampai pada pengolahan pengalaman untuk
menerima diri apa adanya, menemukan identitas dirinya serta mampu untuk
dari segi penilaian terhadap program pembinaan dimana belum ada perencanaan
program yang terperinci dan jelas sehingga proses pembinaan yang diberikan dari
segi model, materi, isi, metode dan sarana prasarana belum sesuai dan cocok dengan
situasi dan kebutuhan remaja. Hal inilah mendapat perhatian khusus dalam
menemukan identitas dirinya, menjadi pribadi yang dewasa dan utuh secara moral,
pembinaan iman di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi, belum secara maksimal
membantu anak Asrama untuk berkembang menjadi pribadi yang utuh. oleh sebab
itu, pada bab IV penulis dapat mengusulkan program pembinaan imaan melalui
62
BAB IV
program pembinaan berupa rekoleksi untuk pembinaan iman remaja di Asrama Santo
Rekoleksi adalah suatu latihan rohani yang bertujuan membantu orang untuk
memperteguh iman Kristiani mereka (Kila, 1996: 5). Setiap pribadi memiliki
Tergantung dari usaha tiap pribadi tersebut untuk menemukan melalui Kitab Suci,
tradisi Gereja dan ajaran Gereja. Rekoleksi disebut berhasil apabila mencapai tujuan
yang sesuai dengan yang diharapkan serta memberi dampak positif bagi hidup
peserta.
siswa-siswi untuk memaknai hidup dan mengenal diri lebih mendalam, bagi para
Asrama Santo Aloysius Turi biasanya dilaksanakan pada saat akhir semester untuk
persiapan ujian akhir. Para siswa-siswi Asrama perlu dibina agar tumbuh dan
berkembang, maka dari itu penulis memilih salah satu program untuk diusulkan ke
pihak Asrama adalah program rekoleksi dalam upaya pembentukan kepribadian yang
63
matang, tema, materi, metode, sarana dan prasarana, fasilitas, waktu pelaksanaan,
1. Tema Umum
“Mengenakan Manusia Baru”. Tema ini dipilih untuk membantu remaja dalam
pengenalan dirinya bahwa mereka memiliki pribadi yang unik. Selain itu mengajak
mereka menemukan lebih banyak hal-hal positif dalam diri mereka sehingga mereka
Dalam proses rekoleksi ada beberapa sub tema antara lain pengantar yang
sebuah mimpi atau cita-cita berdasarkan pengalaman dimana pada akhirnya dapat
digunakan dalam hidup beriman secara pribadi maupun kelompok, design yang
mengajak peserta untuk membuat sebuah strategi dalam mewujudkan mimpi yang
dicita-citakan dan yang terakhir destiny mengajak peserta untuk membuat sebuah
2. Tujuan Rekoleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3. Peserta
Peserta rekoleksi adalah seluruh siswa-siswi Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi
5. Bentuk rekoleksi
6. Sumber bahan
Sumber bahan yang digunakan dalam rekoleksi ini dari berbagai sumber, antara
lain Kitab Suci, video klip, buku panduan dan pengalaman hidup peserta.
7. Metode rekoleksi
Metode yang digunakan dalam rekoleksi ini ialah dinamika kelompok, informasi,
8. Sarana
Sarana pendukung untuk mempelancar jalannya rekoleksi adalah hand out, Kitab
Suci, laptop, video, LCD, gitar, lembar kerja, wireless, teks misa, teks lagu, spidol,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
lilin, dan perlalatan games, kertas pink, doubel tape, kertas bintang, foto pribadi,
19.45-21.15 Renungan I
Menyadari diri sebagai
ciptaan baru
Langkah I: Semua
Menonton slide tentang peserta
remaja yang merokok,
tawuran antar pelajar,
berantem dan menyontek,
main Hand phone dan
jalan-jalan di mall dan
kegiatan positif.
Langkah II:
Konteks Diri: peserta
menyadari diri setelah
melihat realita dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Langkah III:
Refleksi
Langkah I:
Mengenal Potensi Diri;
Hening selama 10 menit,
Menuliskan kelebihan dan
kekurangan sendiri,
menuliskan kelebihan dan
kekurangan teman.
Langkah II:
Sharing pegalaman
(dipandu dengan
pertanyaan)
67
Langkah I:
Refleksi Diri (45 menit)
Diawali dengan
menyaksikan video singkat
mengenai pengalaman
hidup seseorang DJ,
mengenai perubahan hidup
yang radikal, berawal dari
pengalaman hidup yang
buruk berubah menuju ke
pengalaman yang
membahagiakan. Kedua
menonton video mengenai
seorang playboy yang
menemukan jati diri.
Selanjutnya team mengajak
peserta untuk mendalami
pengalaman hidup mereka
dengan beberapa
pertanyaan.
Langkah II
Menentukan Aksi
Diawali dengan
membagikan kertas yang
berbentuk bintang.
Peserta diminta unyuk
mengisi kertas tersebut
sesuai dengan aturan yang
ditentukan.
Peserta menempel foto
pribadi di tengah-tengah
kertas berbentuk bintang.
68
penutup rekoleksi.
14.00 Sayonara
e. Sumber bahan : Video motivasi remaja & Slide tentang dunia remaja
- Refleksi
- Pengembangan langkah-langkah
g. Proses Pendampingan
Pada sesi ini, team akan mencoba menyajikan informasi mengenai contoh-
contoh dunia remaja dalam bentuk slide/gambar, sehingga peserta diajak untuk
melihat realita kehidupan remaja zaman sekarang dan menyikapinya dari sudut
pandang peserta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
e) Kegiatan positif
Pada sesi ini, peserta menyadari diri setelah melihat realita atau dunia remaja
yang telah dipaparkan dalam langkah I. Peserta dibantu dengan beberapa pertanyaan:
c) Bagaimana sikap anda melihat peluang yang ada dalam lingkungan (sekolah,
Setelah peserta menjawab pertanyaan secara pribadi, kemudian diajak untuk men-
70
f. Proses Pendampingan
2) Sharing Pengalaman
b. Tujuan
sehingga peserta dapat menentukan aksi konkrit dalam masa depan mereka, dalam
c. Sarana
d. Metode
e. Materi
f. Proses Pendampingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1) Pembuka
Pada sesi ini team akan mencoba mengajak peserta untuk dapat
hidup (seorang DJ) mengenai suatu perubahan hidup yang radikal, berawal dari
membahagiakan.
Untuk lebih memperkuat sumber bahan, team dapat mengajak peserta untuk
playboy yang menemukan jati diri. Selanjutnya team akan mengajak peserta untuk
b. Apakah kalian mempunyai pengalaman yang serupa? Jika ada, coba ceritakan
pengalaman kalian?!
pikirkanlah hikmah/pelajaran yang kalian dapat serta perubahan apa yang dapat
Pada sesi ini team akan mencoba mengajak peserta agar dapat menentukan
aksi konkrit dan spesifik yang dapat mereka lakukan dalam hidup mereka.
disiapkan oleh team, lalu meminta peserta untuk mengisi kertas tersebut sesuai
dengan aturan, yaitu menentukan aksi konkrit hidup mereka dalam konteks rohani,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Kertas berbentuk bintang yang telah berisikan action plan peserta dapat
dibawa dan nantinya akan digantung di pohon harapan yang telah disiapkan dalam
73
BAB V
A. KESIMPULAN
sebagai upaya pembentukan pribadi yang utuh di Asrama Santo Aloysius Gonzaga
turi, seperti yang telah ditulis pada bab I sampai bab IV, maka pada bab V ini penulis
mendesak. Hal ini tentu membawa dampak positif dan negatif pada perkembangan
dan perubahan pola hidup, pola pikir, sikap dan penampilan diri.
Oleh karena itu pembinaan iman di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi
dapat membantu mengembangkan dan membentuk pribadi yang utuh, dewasa dan
matang. Selain menjadi pribadi yang utuh, sebagai generasi penerus kaum muda
dibantu untuk menemukan dan menentukan pilihan hidup serta mampu mengukir
dapat memiliki persepsi yang realitis, dimana remaja dapat hidup dalam kenyataan
bukan dalam fantasi. Pembinaan iman juga berperan membantu remaja dalam
dilimpahkan kepadanya. Selain itu pembinaan iman juga berperan membantu remaja
menjadi lebih objektif dalm melihat segala sesuatu, serta membantu remaja
merumuskan tujuan hidup, sehingga remaja dapat mempunyai arah dan tujuan hidup
yang pasti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Santo Aloysius Gonzaga turi, penulis menyimpulkan bahwa pembinaan iman remaja
di Asrama Santo Aloysius Turi perlu ditingkatkan. Berdasarkan kebutuhan dan hasil
penelitian, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembinaan iman remaja
dalam membentuk kepribadian yang utuh bagi remaja di Asrama Santo Aloysius Turi
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu diantarnya adalah bentuk
B. SARAN
membantu kaum muda remaja dalam upaya pembentukan kepribadian yang utuh,
minimal sekali sebulan supaya anak terbiasa untuk mengikuti kegiatan rekoleksi
digunakan dalam pembinaan iman perlu disesuaikan dengan situasi, semangat dan
75
kemauan dan semangat yang tinggi dalam mengikuti segala bentuk pembinaan
Akhirnya dengan rendah hati dan hati yang tulus, penulis menyadari bahwa karya
tulis ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Collins, G. (1996). Kamus Teologi. Yogyakarta: Kanisius
CSA. (2014). Buku Panduan: Tata Kelola Asrama dan Panti Asuhan Khas CSA.
Semarang: Kasih Damai CSA
Dapiyanta, F.X. (2008). Diktat Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di
sekolah. Diktat Mata Kuliah Program Pembelajaran Pendidikan Sekolah
untuk mahasiswa Semester V, Program Studi Ilmu Pendidkan Agama
Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Darmawijaya, St (1990). Aneka Tema Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius.
Dewan Karya Pastoral KAS. (2014:). Formatio Iman Berjenjang. Yogyakarta:
Kanisius.
Ditjen Bimas Katolik. (1979). Remaja, Agama dan Pembangunan: Pedoman
Pembinaan Remaja Katolik dalam era Pembangunan Nasional. Jakarta:
Departemen Agama R. I.
Fuster, J. (1985). Teknik Mendewasakan Diri. Yogyakarta: Kanisius.
Gunarsa, Singgih (1980). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hardawiryana, R. (1995). Katekismus Gereja Katolik. Gerejani Ende: Arnoldus Ende
Hueken, A. (1976). Tantangan Membina Kepribadian. Jakarta: Cipta Loka Caraka.
Hurlok, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Satuan Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Kartini Karton., (2007). Psikologi Anak; Psikologi Perkembangan. Bandung: CV.
Mandara Maju.
Killa, Pius (1996). Rekoleksi dan Retret Remaja. Yogyakarta: Kanisius
Konfrensi Wali Gereja Indonesia. (1986). Iman Katolik: Buku Informasi dan
Refrensi. Yogyakarta: Kanisius.
Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Apostilicam Actuositatem.
Tentang Kerasulan Awam
_________ .(1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Sacrosantum concilium, Tentang
Liturgi Gereja
_________ (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Gaudium et Spes, Tentang Gereja
di Dunia Dewasa ini.
________ (2013). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, penterjemah)
Jakarta: Obor (Dokunen asli diterbitkan tahun 1966).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
78
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
DI ASRAMA SANTO ALOYSIUS GONZAGA
TURI-YOGYAKARTA
A. IDENTITAS
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Kelas/ Sekolah :
B. Petunjuk Pengisian Instrumen
1. Anda dimohon untuk membaca dengan cermat dan teliti pada setiap soal di
bawah ini.
2. Jawablah dengan jujur dan sesuai dengan suara hati anda!
3. Ada 5 jawaban yang tersedia, yaitu:
S = Setuju nilai 4
N = Netral nilai 3
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang dipilih sesuai dengan
keadaan yang ada, misal:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS
C. Pertanyaan
NO Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
TURI-YOGYAKARTA
A. IDENTITAS
Kelas : VII A
S = Setuju nilai 4
N = Netral nilai 3
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang dipilih sesuai dengan
keadaan yang ada, misal:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS
D. Pertanyaan
NO Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kurang menarik?
a. Suasana monoton, jenuh dan
membosankan
b. Bosan karena tema, materi dan
metode kurang cocok
c. Rasa malas dalam diri
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dialaminya.
(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
TURI-YOGYAKARTA
A. IDENTITAS
S = Setuju nilai 4
N = Netral nilai 3
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang dipilih sesuai dengan
keadaan yang ada, misal:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS
E. Pertanyaan
NO Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KELAS VII B
(21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KELAS VII C
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KELAS VIII A
KELAS VIII B
(23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KELAS VIII C
KELAS IX A
KELAS IX B
(24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KELAS IX C
(25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14.00 : Istirahat siang (wajib bagi yang tidak extra dan pengayaan)
14.00 : Exstrakurikuler.
16.45 : Mandi
Pembinaan umum
(26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HARI JUMAT
HARI SABTU
15.00 : Mandi
16.00 : Ekaristi
(27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HARI MINGGU
17.15 Mandi
Jam keluar: Kamis: Pkl 16.00-17.20 Sabtu: Setelah misa s/d 18.55
Minggu: Pkl 10.00 – 12.45
(28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terwujudnya anak yang berkarakter, cerdas, mandiri dan ditandai dengan iman
kristiani yang tangguh, berjiwa pemimpin, dilandasi semangat persaudaraan kasih
dan damai.
(29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Dilarang keras membawa, menyimpan senjata tajam, rokok baik didalam maupun
diluar Asrama dan segala sesuatu yang bersifat pornografi
7. Dilarang melakukan tindakan kekerasan, mengeluarkan kata kasar dan (termasuk
kotor)
8. Siswa putra dilarang masuk ke lingkungan Asrama putri dan sebaliknya tanpa ijin
dari pendamping (kecuali tugas piket)
9. Dilarang mengendarai kendaraan bermotor tanpa ijin pendamping.
10. Setiap anak asrama diperbolehkan mengunjungi keluarga setiap (sabtu minggu
setelah makan siang) pada minggu ke 2, kecuali dalam situasi penting atas
permohonan orangtua dengan seijin pendamping.
11. Setiap siswa siswi Asrama boleh dikunjungi keluarga setiap minggu ke empat
dengan sepengatahuan pendamping.
12. Dilarang keras merusak barang milik Asrama, mencoret dinding, meja kursi atau
apapun dilingkungan Asrama.
13. Selain anak asrama dilarang keras memasuki wilayah Asrama putra maupun putri.
14. Wajib mencuci pakaian masing-masing kecuali seragam sekolah.
15. Wajib menggunakan pakaian yang sopan (khusus saat misa wajib memakai
pakaian yang pantas, minimal kaos berkerah)
16. Bagi orang tua/wali yang akan mengunjungi putra-putrinya diharapkan
memperhatikan jam kunjung Asrama dan apabila sangat penting, harap
menginformasikannya dengan pendamping terlebih dahulu.
(30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19:27 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah
meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami
peroleh?"
19:28 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada
Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk
19:29 Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya
laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya,
akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
(32)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Filipi 3:8-14
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus,
Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan
3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum
3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan
persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya,
3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna,
melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di
3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan
(33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang
yang kaya.
19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk
19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus,
19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari
milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas
19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini,
19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
(34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25
ANAK
1 A 5 A 5 A 4 y 5 y 4 A 4 B 4 A 4 A 4 y 5 A 4 A 4 y 5 y 4 y 4 A 4 A 4 A 4 y 4 y 4 y 5 y 4 y 4 y 5 y 4
2 B 5 C 5 A 3 y 4 y 3 A 3 B 3 C 5 A 5 y 5 C 4 A 5 y 5 y 5 y 4 A 3 C 2 B 4 y 5 y 3 y 3 y 2 y 4 y 2 y 2
3 A 5 C 4 C 4 y 4 y 5 A 4 B 4 A 4 B 5 y 5 C 4 C 4 y 5 y 4 y 4 C 5 A 4 A 4 y 4 y 4 y 5 y 4 y 4 y 4 y 1
4 A 3 A 5 B 5 y 5 y 5 A 5 A 4 B 5 A 5 y 4 B 4 B 5 y 4 y 4 y 4 B 5 B 3 A 5 y 5 y 3 y 3 y 4 y 5 y 4 y 3
5 B 5 A 5 A 4 y 5 y 5 B 5 A 4 B 4 A 5 y 5 B 4 B 5 y 5 y 5 y 4 A 5 B 2 A 5 y 5 y 5 y 4 y 4 y 3 y 4 y 4
6 A 4 C 5 B 4 y 4 y 4 A 5 B 5 B 5 A 3 y 5 A 5 A 5 y 5 y 5 y 4 A 4 C 3 B 4 y 5 y 4 y 5 y 4 y 4 y 3 y 4
7 A 3 C 5 A 4 y 5 y 3 A 5 A 5 A 4 B 5 y 5 A 5 C 5 y 5 y 4 y 4 A 5 A 3 B 4 y 5 y 5 y 3 y 4 y 4 y 5 y 3
8 B 5 C 5 C 5 y 5 y 4 B 4 A 3 C 4 B 4 y 5 A 4 C 5 y 4 y 4 y 5 C 4 B 4 A 4 y 5 y 3 y 3 y 4 y 4 y 4 y 3
9 B 5 C 4 C 5 y 3 y 4 B 5 B 4 A 2 B 5 y 5 C 3 A 5 y 4 y 5 y 4 B 1 C 5 C 1 y 3 y 3 y 1 y 5 y 4 y 5 y 4
10 A 4 A 4 A 4 y 4 y 4 A 4 A 3 A 4 A 4 y 4 A 4 A 5 y 4 y 4 y 4 A 4 A 4 A 4 y 5 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4
11 B 5 C 5 C 5 y 4 y 4 A 5 B 5 B 4 B 5 y 5 A 5 A 5 y 5 y 4 y 4 C 5 B 3 A 5 y 5 y 4 y 4 y 4 y 5 y 4 y 4
12 C 5 C 5 B 3 y 3 y 4 A 5 A 5 A 5 C 5 y 5 A 5 C 5 y 3 y 5 y 5 C 5 A 5 A 5 y 5 y 3 y 5 y 3 y 5 y 5 y 3
13 A 4 B 4 C 4 y 4 y 4 C 4 B 5 B 5 B 4 y 4 B 4 A 4 y 4 y 4 y 4 B 4 B 4 C 4 y 4 y 4 y 4 y 3 y 4 y 4 y 4
14 B 5 C 5 B 3 y 3 y 4 A 4 B 3 B 4 A 4 y 5 A 4 C 3 y 4 y 5 y 5 A 4 C 3 A 5 y 5 y 4 y 2 y 4 y 3 y 4 y 4
15 C 1 B 4 B 5 y 3 y 5 B 4 C 1 B 4 C 4 y 3 C 4 B 3 y 3 y 3 y 2 C 1 A 5 A 3 y 3 y 2 y 5 y 5 y 1 y 2 y 3
16 A 5 A 5 C 4 y 5 y 5 B 5 A 5 A 5 B 5 y 5 A 5 C 5 y 5 y 4 y 5 C 5 B 5 A 5 y 5 y 5 y 4 y 3 y 4 y 5 y 3
17 A 3 C 5 A 5 y 5 y 5 A 5 C 3 A 5 B 5 y 5 A 5 A 5 y 5 y 5 y 5 C 5 B 5 A 5 y 5 y 5 y 5 y 5 y 5 y 5 y 5
18 B 5 C 5 C 5 y 4 y 5 A 5 B 5 B 5 B 4 y 4 C 5 A 5 y 4 y 5 y 5 C 5 A 3 A 4 y 4 y 3 y 5 y 4 y 4 y 4 y 5
19 A 4 B 4 C 3 y 3 Y 4 C 3 B 3 C 4 B 4 y 3 A 3 C 3 y 4 y 3 y 3 C 3 B 3 B 3 y 4 y 3 y 3 y 2 y 3 y 3 y 3
20 C 5 B 5 C 5 y 4 Y 4 A 5 B 4 B 5 B 5 y 5 A 5 C 5 y 5 y 5 y 5 A 5 B 5 B 5 y 5 y 5 y 5 y 4 y 5 y 5 y 5
21 C 5 B 5 A 5 y 5 Y 4 B 4 B 5 B 5 C 5 y 5 A 5 B 5 y 5 y 5 y 5 A 4 C 4 A 5 y 4 y 5 y 4 y 5 y 4 y 5 y 4
22 B 5 A 5 C 4 y 4 Y 4 A 4 A 5 A 4 B 4 y 4 B 4 A 4 y 4 y 4 y 5 A 4 C 2 A 4 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4
23 A 5 B 5 A 5 y 4 Y 3 B 5 C 1 C 4 C 3 y 4 A 4 A 3 y 3 y 3 y 3 B 3 B 3 B 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3
24 C 5 B 5 B 5 y 4 Y 4 B 5 A 3 A 5 C 5 y 5 A 5 C 5 y 5 y 5 y 5 A 5 A 5 B 5 y 4 y 4 y 5 y 4 y 4 y 4 y 5
25 A 5 A 4 C 3 y 3 Y 3 B 4 B 3 B 3 B 4 y 5 A 4 A 4 y 4 y 3 y 4 B 4 A 5 A 4 y 3 y 4 y 3 y 3 y 4 y 4 y 4
26 A 5 B 5 A 4 y 4 Y 5 C 5 B 5 B 4 B 5 y 5 A 5 C 5 y 4 y 4 y 4 B 2 A 5 C 5 y 2 y 3 y 4 y 3 y 4 y 4 y 2
27 A 4 A 5 B 3 y 3 Y 4 B 4 A 4 B 5 B 4 y 3 A 4 A 4 y 3 y 3 y 3 A 5 C 3 A 4 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3
(35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(36)