Anda di halaman 1dari 133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMBINAAN IMAN REMAJA


DI ASRAMA SANTO ALOYSIUS GONZAGA TURI
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pendidikan Agama Katolik

Oleh:
Marsiana Maria
NIM: 121124066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PEMBINAAI\ IMAN REMAJA


DI ASRAMA SAIITO ALOYSIUS GONZAGA TURI
YOGYAKARTA

Oleh

Marsiana Maria

NIM:121124066

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

//,
P. Banyu Dewa HS, S. Ag, M. Si Tanggal,23 Juli 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
PEMBINAANI IMAN REMAJA
DI ASRAMA SATITO ALOYSIUS GONZAGA TT]RI
YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh


Marsiana Maria
NIM: 121124066

Panitia Penguji
l8

i- .,ii
'}

. a.!*-

i
ts'- 6 :i1.'
SU PENEUJI
*J1
H E
.-j 'e i
si i -- *-!
-"; +!!i *q ;"r
.1
,i-::"
irj .-;r.: 5 J..!j_.
/+rL; [ti;
N&h i-,.5+: .' i ;* "
,ii1...1,i;ri"fl.i:r * l:-;ci'1*tr;i.E
- i -"
tt:Eq
E *J*r ! Tanda Tangan
::
,5 i t
DFs
E!
ii']
,!
lt s_{
K@f. r,$ : D&#
EE
rG sb #.d € f g

selffetEffis ;: Y(oseph M. Pdli- s=f


)sE lftisti$rto, SFK., I\
7W ES

anggqF: 'r1:,P.t P. Banyu D&pa HS, S. A eeffi.si ,f#


1.€- ': a
:!,
lF- -. FrkpgiH1gstr*il.?d ;'.#
F4
-.; ,l

=l
{
M.AryA
M. Sed S.Pd., M.

Yogyakarta, 23 Juli 2018


Fakultas Kegunran dan Ilmu Pendidikan

lll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur


Kupersembahkan skripsi ini kepada:
Kongregasi Suster Cinta Kasih dari

Santa Yohana Antida Thouret

yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan studi

di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikaan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“ Janganlah hendaknya kamu kuatir tetang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur”.

(Flp 4:6)

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”.

(Flp 4:13)

“Dukunglah karya Allah... dan dukunglah kalian sendiri dalam semangat yang
pertama...”.

(S.Y.A. S.E. 1812)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PER}IYATAAI\I KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta 23 Juli20l8

Penutis,

,M
Marsiana Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Marsiana Maria

NIM :121124066

Demi pengembangan ilmu pengetahuan penulis memberikan wewenang bagi


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul
PEMBINAAN IMAN REMAJA DI ASRAMA SANTO ALOYSIUS GONZAGA
TURI YOGYAKARTA, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas


Sanata Dharma hak sepenuhnya untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta rjin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta,23 hili20l8

Yang menyatakan,

Marsiana Maria

vil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “PEMBINAAN IMAN REMAJA DI ASRAMA


SANTO ALOYSIUS GONZAGA TURI YOGYAKARTA”. Alasan mendasar
bagi penulis mengambil judul ini adalah ingin mengetahui sejauh mana pembinaan
iman remaja telah diupayakan di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi, mengetahui
faktor pendukung dan faktor penghambatnya, sehingga dapat menemukan upaya
yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pembinaan iman di Asrama santo
Aloysius Gonzaga Turi.
Remaja sering menerima pandangan stereotip dan penggambaran yang
menyimpang dari masyarakat. Penggambaran yang demikian disebabkan oleh
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja. Apalagi perubahan ini disertai
dengan tugas-tugas dan lingkungan yang berbeda dari tugas masa kanak-kanak.
Maka figur seorang pembina yang profesional dan bijaksana sangat diharapkan
dalam proses pembinaan iman remaja di Asrama. Ketika anak remaja sedang
mengalami permasalahan, pembina perlu membaca situasi yang sedang terjadi dan
mengambil langkah untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul. Figur seorang
pembina demikianlah yang tentunya dapat mendampingi dan membimbing kaum
Remaja untuk menemukan nilai-nilai hidup secara kristiani
Pembinaan iman merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan iman seseorang. Kaitanya dengan pembinaan iman remaja adalah
agar iman mereka menjadi lebih berkembang dan lebih hidup. Damapk dari
pembinaan iman bagi kaum muda ialah berkembangnya kemauan dan kemampuan
untuk menghadapi kenyataan baik yang dialami dalam diri mamupun yang ditemui
dalam lingkungan masyarakat dan membuka diri dalam pergaulan dengan sesama.
Melihat persoalan tersebut penulis mencoba melakukan penelitian untuk
memperoleh data-data yang diharapkan. Penulis akhirnya menggunakan jenis
penelitian kualitatif diskriptif, namun metode yang digunakan adalah metode
kualitatif dan kuantitatif karena kedua metode ini saling melengkapi. Pendekatan
utama menggunakan motode kualitatif yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Dari
penelitian tersebut diketahui bahwa pembinaan iman remaja di Asrama Santo
aloysius Turi cukup membantu anak asrama dalam penghayatan imannya, namum
masih ditemukan juga hambatan yang mereka temui dalam proses penghayatan
imannya yakni; materi yang kurang cocok dengan situasi remaja dan metode yang
kurang bervariasi.
Untuk menindaklanjuti penelitian yang telah dilaksanakan di Asrama Santo
Aloysius Turi, penulis mengusulkan program rekoleksi untuk anak Asrama agar
lebih mendalami dan membantu anak Asrama dalam penghayatan imannya. Melalaui
program yang ditawarkan ini diharapkan memiliki dampak positif terhadap
penghayatan iman dalam mengeguhkan hidup rohaninya serta mampu memaknai
pengalaman hidupnya.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

This thesis entitled "THE YOUTH FAITH FORMATION IN SANTO


ALOYSIUS SANTO GONZAGA TURI YOGYAKARTA". The background for the
researcher to take this title is to know to what extent youth faith formation has been
strived in Santo Aloysius Gonzaga Turi dormitory, knowing the supporting factors
and its inhibiting factors, and to find an effort that can be done in improving faith
formation in Santo Aloysius Gonzaga Turi.
Teenagers are often regarded to have bad personality traits. It is caused
from the instability of the teenagers. That is why a professional and wise facilitator is
needed in the youth faith formation in the dormitory. When teenagers have problems,
the facilitator needs to read the current situation in order to solve the problems that
arise. This kind of facilitator is required to accompany and guide the teenagers to
find the values of Christian life.
The faith formation is in an intention to develop someone’s faith. The
connection with youth faith formation is to develop young generation’s faith and
make them more alive. The impacts of the youth faith formation are the development
of the willingness and ability to face the reality wherever it is and also, they are able
to open themselves in association with others.
Knowing these problems, the researcher tried to make a research to obtain
data. The researcher decided to use a descriptive qualitative research type, but the
methods used were qualitative and quantitative methods. It is because these two
methods were complementary. The main approach was using qualitative method by
distributing questionnaires. From the result, it is known that the youth faith
formation in Santo Aloysius Turi dormitory is good to help the teenagers in
appreciating their faith. The researcher still found some obstacles that encountered
in the process of appreciating teenagers’ faith. They are the materials that are not
suitable to the teenagers and the method does not vary.
To follow up on the research that has been done in Santo Aloysius Turi
Dormitory, the researcher proposes a recollection program in the dormitory. It is
used to help them to be live their faith more. Through the program offered, the
researcher expected to have a positive impact toward the process of appreciating
faith and they are able to make a good meaning of their lives.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa, karena berkat kasih dan penyertaan-Nya,

penulis dapat menyeslesaikan skripsi yang berjudul PEMBINAAN IMAN

REMAJA DI ASRAMA SANTO ALOYSIUS GONZAGA TURI

YOGYAKARTA. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

kuliah dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak. Pada kesempatan ini penulis

dengan sepenuh hati mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. B. Agus Rukiyanto S. J, selaku Ketua Program Studi PAK-USD Yogyakarta,

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengerjakan tugas akhir ini

mulai dari awal penyusunan hingga akhir proses penulisan skripsi ini.

2. P. Banyu Dewa HS, S. Ag, M.Si, selaku dosen pembimbing utama yang telah

setia membimbing dan mendampingi, mengarahkan, memberikan perhatian,

memberikan semangat, meluangkan waktu, memberi masukan-masukan dengan

penuh kesabaran sehingga penulis dapat semakin termotivasi dalam menuangkan

gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

3. F. X. Dapiyanta, SFK, M. Pd selaku dosen penguji II sekaligus dosen

pembimbing akademik yang penuh kesabaran dan perhatian memberikan

semangat dan mendukung seluruh proses studi penulis di PAK.

4. M. Arya Seta, S.Pd., M. Theo selaku dosen penguji III yang dengan tulus hati

memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Pemimpin dan anggota Kongregasi para Suster Cinta Kasih (SdC) dai Santa

Yohana Antida Thouret yang telah memberi kepercayaan, kesempatan serta

dukungan dalam bentuk apapun bagi penulis selama studi di PAK-USD

Yogyakarta.

6. Congregasi Santo Aloysius, khususnya Br. Silvinus Minor CSA kepala Asrama

Santo Aloysius Turi, yang telah menerima saya untuk megadakan penelitian dan

menggunakan sarana dan prasarana di Asrama selama proses penelitian sehingga

berjalan dengan baik dan lancar.

7. Para siswa/siswi Asrama Santo Aloysius Turi khususnya kelas VII dan VIII

yang dengan kesediannnya membantu mengisikan angket penelitian sehingga

penulis dapat memperoleh data dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Antonius Sussanto OMI, sebagai Magister Novisiat OMI Blotan dan seluruh

anggota komunitas novisiat OMI yang memberikan dukungan spiritual,

semangat, motivasi, dan tempat bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

9. Pasangan suami istri Wiliam dan Veronica, Rendang dan Etty yang dengan setia

meluangkan waktu membantu penulis, memberikan perhatian, motivasi,

dukungan doa-doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Segenap dosen dan staf karyawan Prodi PAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan dukungan dan

semangat kepada penulis selama ini.

11. Keluarga yang senantiasa memberikan cinta dan perhatian serta dukungan doa

kepada penulis.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12. Ternan-teman mahasiswa khususnya angkatan 2A$DU4 yang selalu

memberikan semangat, motivasi dan masukkan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatg yang selama ini

dengan ketulusan hati mendoakan, memberikan motivasi, maupun bantuan

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga

penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata,

penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Yogyakarta, 23 Juli 2018

Marsiana Maria

xlt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................ vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 8
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 8
E. Metode Penulisan ............................................................................ 9
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 11
A. Gambara Umum Pembinaan ........................................................... 11
1. Pengertian pembinaan ................................................................. 13
2. Kepentingan Pembinaan ............................................................. 15
3. Keterbatasan Pembinaan ............................................................. 16
4. Pemanfaatan Pembinaan ............................................................. 17
B. Pembinaan Iman .............................................................................. 17
1. Unsur-unsur Pembentukan Pembinaan Iman .............................. 19
2. Tujuan Pembinaan Iman ............................................................. 25

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Kemuridan ................................................................................ 25
b. Kedewasaan ............................................................................ 26
c. Kekatolikan ............................................................................. 26
C. Remaja ............................................................................................. 27
1. Pengertian Remaja dan Batasan Usia Remaja ............................ 27
2. Ciri-Ciri Umum Masa Remaja .................................................... 28
a. Situasi Remaja ......................................................................... 28
b. Perkembangan Fisik para Remaja ........................................... 29
c. Perkembangan Intelek ............................................................. 30
D. Pembentukan Kepribadian Yang Utuh .......................................... 32
1. Pengertian Kepribadian .............................................................. 32
2. Pengaruh Yang Membentuk Kepribadian .................................. 33
a. Benar atau salah ...................................................................... 33
b. Unsur-Unsur Yang membentuk Kepribadian ......................... 33
c. Tuhan ....................................................................................... 33
d. Agama ..................................................................................... 33
e. Keluarga .................................................................................. 34
f. Masyarakat ............................................................................... 34
g. Sekolah .................................................................................... 34
3. Pembinaan Iman Membantu Remaja Menuju Pribadi
yang Utuh .................................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN ........ 37


A. Metodologi Penelitian ..................................................................... 37
1. Jenis Penelitian ......................................................................... 37
2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 38
3. Responden ................................................................................. 38
4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ................................ 39
5. Variabel Penelitian .................................................................... 39
6. Teknik Analisis ......................................................................... 40
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 41
1. Identitas Responden ................................................................. 41
2. Alasan Memilih Tempat Tinggal di Asrama ............................ 42

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Minat Anak Asrama Terhadap Pembinaan Iman ..................... 43


4. Manfaat Pembinaan Iman Bagi Kehidupan Anak Asrama ...... 46
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Iman ............. 49
6. Harapan dari Pembinaan Iman dan Manfaat Mengikuti Kegiatan
Harian di Asrama ..................................................................... 51

7. Ciri-Ciri Kepribadian Yang Utuh dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian Yang Utuh ........... 52

8. Pemahaman Remaja Tentang Ciri-Ciri Remaja ....................... 55


C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 56
1. Alasan Memilih Tempat Tinggal di Asrama ............................ 56
2. Minat Anak Asrama Terhadap Pembinaan Iman ..................... 57
3. Manfaat Pembinaan Iman Bagi Kehidupan Anak Asrama ...... 58
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Iman, Harapan
dari Pembinaan Iman dan Manfaat Mengikuti Kegiatn Harian
di Asrama ................................................................................. 58

5. Harapan dari Pembinaan Iman dan Manfaat Mengikuti Kegiatan


Harian di Asrama ...................................................................... 59

6. Ciri-Ciri Kepribadian Yang Utuh dan Gaktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian Yang Utuh ............ 59

7. Pemahaman Remaja Tentang Ciri-Ciri Remaja ........................ 60


D. Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................ 61
BAB IV USULAN PROGRAM PEMBINAAN .......................................... 62
A. Latar Belakang Program Rekoleksi .............................................. 62
B. Tujuan Program Pembinaan ......................................................... 63
C. Usulan Kegiatan Rekoleksi .......................................................... 63
1. Tema Umum ............................................................................ 63
2. Tujuan Rekoleksi ..................................................................... 64
3. Peserta ...................................................................................... 64
4. Tempat dan Waktu ................................................................... 64
5. Bentuk Rekoleksi ..................................................................... 64
6. Sumber Bahan ........................................................................ .. 64
7. Metode Rekoleksi ...................................................................... 64

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Sarana ...................................................................................... 64
9. Sususan Acara Rekoleksi ......................................................... 65
D. Satuan Persiapan Program ........................................................... 68
1. Satuan Pendampingan Sesi I..................................................... 68
2. Satuan Pendampingan Sesi II ................................................... 69
3. Satuan Pendampingan Sesi III .................................................. 70
BAB V. PENUTUP ...................................................................................... 73
A. Kesimpulan .................................................................................. 73
B. Saran ............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 76
LAMPIRAN ................................................................................................... 78
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian ........................................................ (1)
Lampiran 2 : Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................. (2)
Lampiran 3 : Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................... (3)
Lampiran 4 : Kuesioner hasil Penelitian I ............................................. (9)
Lampiran 5 : Kuesioner hasil Penelitian II ........................................... (15)
Lampiran 6 : Data Siswa Siswi Asrama Santo Aloysius Turi ............... (21)
Lampiran 7 : Panduan Acara Rutin Asrama Santo Aloysius Turi ........ (26)
Lampiran 8 : Visi Misi Asrama Santo Aloysius Turi ........................... (29)
Lampiran 9 : Tata Tertib Asrama Santo Aloysius Turi ........................ (30)
Lampiran 10 : Injil Matius 19: 27-29 ...................................................... (32)
Lampiran 11 : Filipi 3: 8-14 .................................................................... (33)
Lampiran 12 : Injil Lukas 9: 1-10 ........................................................... (34)
Lampiran 13 : Data Hasil Penelitian ....................................................... (35)

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Variabel yang diungkap ................................................................. 39


Tabel 2 : Alasan Memilih Tinggal di Asrama .............................................. 42
Tabel 3 : Minat Anak Asrama Terhadap Pembinaan Iman ........................... 43
Tabel 4 : Manfaat Pembinaan Iman Bagi Kehidupan Anak Asrama ............ 46
Tabel 5 : Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Iman .................. 49
Tabel 6 : Harapan dari Pembinaan Iman dan Manfaat Mengikuti Kegiatan
Harian di Asrama .......................................................................... 51

Tabel 7 : Ciri-Ciri Kepribadian Yang Utuh dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian Yang Utuh ................. 52

Tabel 8 : Pemahaman Remaja Tentang Ciri-Ciri Remaja ............................. 55


Tabel 9 : Susunan Acara Rekoleksi .............................................................. 65

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci


Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Perjanjian

Lama dan Perjanjian Baru ditambah Deuterokanonika yang diselenggarakan

oleh Lembaga Alkitab Indinesia 2013.

Flp : Filipi

Gal : Galatia

Kis : Kisah Para Rasul

Kor : Korintus

Luk : Lukas

Mat : Matius

Mzm : Mazmur

Mrk : Markus

Rm : Roma

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja


AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II Tentang
Kerasulan Awam, Tanggal 18 November 1965.
DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatik Tentang Wahyu Ilahi,
Tanggal 18 November 1965
GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II Tentang
Gereja di Dunia Dewasa Ini, tanggal 7 Desember 1965.

SC : Sacrosantum Concilium, Konstitusi Tentang Liturgi Suci,

Tanggal 4 Desember 1963.


C. Singkatan Lain
Art. : Artikel
CSA : Congregasi Santo Aloysius

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KAS : Keuskupan Agung Semarang


KGK : Katekismus Gereja Katolik
KWI : Konferensi Wali Gereja
PAK : Pendidikan Agama Katolik
St : Santo

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Remaja sering menerima pandangan stereotipe dan penggambaran yang

menyimpang dari masyarakat. Penggambaran yang demikian disebabkan oleh

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja. Apalagi perubahan ini disertai

dengan tugas-tugas dan lingkungan yang berbeda dari tugas masa kanak-kanak.

“Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang

tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berprilaku merusak, menyebabkan

orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja -remaja

muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja

yang normal” (Hurlock, 1980: 208). Namun satu hal yang perlu diketahui bahwa

dalam setiap fase perkembangan, termasuk masa remaja, tugas-tugas itu ikut

menentukan pembentukan kepribadian. Tugas-tugas yang diberi bila diselesaikan

dengan baik, maka akan mencapai kepuasan, kebahagiaan dan penerimaan dari

lingkungan.

Penempatan anak remaja di Asrama Santo Aloysius Gonzaga bertujuan agar

perkembangan anak remaja dapat diikuti dengan pola dan pembinaan tertentu. Rata-

rata anak remaja yang tinggal di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi berusia 13-18

tahun. Mereka berasal dari berbagai daerah dan suku di Indonesia. Data terakhir yang

penulis peroleh dari pembina Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi, anak Asrama

seluruhnya berjumlah 44 anak putra dan putri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pola pembinaan anak remaja sangat menentukan pembentukan kepribadian

anak remaja tersebut. Pengasuhan anak remaja yang berpola kekerasan akan

mengakibatkan jiwa dan pribadi yang selalu tertekan, sedih, tidak percaya diri,

bahkan cenderung untuk tidak menghargai dirinya sendiri dan tidak sanggup

mengelola emosinya. Intinya bahwa pola pembinaan anak remaja harus diperhatikan

oleh pembina Asrama. Salah satu pola pembinaan anak remaja adalah dengan pola

relasi kekeluargaan yang terjalin baik antara pembina Asrama dengan anak remaja di

Asrama yang didampinginya. Di samping itu pembina Asrama harus mampu

menumbuhkan semangat kekeluargaan antar anak remaja dalam Asrama yang

didampinginya sehingga terjalin relasi yang baik dan pembentukan kepribadian yang

utuh, tanpa melihat latar belakang keluarga, suku, sosial dan budaya dari masing-

masing anak remaja tersebut.

Sebagai pembina Asrama, Bruder Silvinus Minor, CSA mengatakan bahwa

perlu dicari pola pembinaan yang tepat dan efektif agar anak Asrama tumbuh dalam

iman dan berkembang secara humanis. Pernyataan Bruder Silvinus, CSA tersebut

menunjukkan bagaimana pembinaan dan pendampingan mengalami perubahan

seturut kebutuhan anak remaja dan tuntutan zaman. Apalagi sebagai tempat

pembinaan yang berkarakter kristiani, Asrama membawa anak binaannya pada usaha

untuk menemukan identitasnya secara kristiani.

Pedoman Asrama Santo Aloysius Turi (2017:28) memiliki visi dan misi ranah

pembinaannya mengarah pada pendidikan iman kristiani yang unggul dalam iman

dan kepribadian yakni:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Visi : Terwujudnya anak yang berkarakter CSA ditandai Iman Kristiani yang

tangguh, berjiwa pemimpin, cerdas dilandasi Semangat Persaudaraan Kasih

dan Damai (PKD).

Misi :

1. Mendampingi anak untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, emosional, dan

akademik

2. Mewujudkan Persaudaraan Kasih dan Damai

3. Melibatkan anak dalam kegiatan kerohanian lingkungan dan gereja setempat

4. Melatih anak berjiwa pemimpin dan kewirausahaan

5. Memfasilitasi terbentuknya pribadi anak yang sehat jasmani, dewasa, peduli

lingkungan, berjiwa sosial

6. Menanamkan rasa cinta almamater

7. Menumbuhkan panggilan hidup religius

Nilai /budaya yang dibangun

 Persaudaraan, Kasih & Damai (PKD)

 Kemurnian - Kejujuran

 Kepemimpinan

 Cinta lingkungan

Menghidupi semangat totalitas dan hati penuh kasih menjadi spiritualitas

utama dalam pendampingan kaum remaja di Asrama St. Aloysius Gonzaga. “Hasil

yang baik dapat dicapai kalau terdapat partisipasi anak-didik, baik partisipasi secara

intelektuil maupun emosionil” (Sastrawijaya, 1977: 41). Maka semangat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

persudaraan kasih dan damai serta kemurnian dan kejujuran sangat dijunjung tinggi

dalam pembinaan.

Sebagai komponen dasar dari spiritualitas, pencarian identitas bermula dari

usaha untuk menjawab pertanyaan mendasar siapakah dirinya, bagaimana menerima

diri apa adanya, berdamai dengan dirinya hingga usaha untuk menjadi diri yang utuh.

Tuntutan identitas diri yang ideal secara kristiani yang mencapai titik kedewasaan

secara moral, spiritual dan intelektual yakni kemampuan seseorang untuk melampaui

dirinya hingga sanggup untuk berkurban. Oleh karena itu, pembinaan Asrama

mengarahkan anak bina untuk sampai pada tingkat kesadaran untuk melampaui

dirinya sendiri.

Pada kenyataannya penghayatan dan pengetahuan iman remaja masih sangat

minim. Banyak anak remaja yang masuk Asrama tidak mendapat pendidikan iman

yang semestinya. Pendampingan memberi pengaruh pada sikap anak remaja terhadap

pelbagai godaan dan tawaran dunia yang semakin hedonis dan sekularis. Situasi yang

disebut tadi justru semakin menumpulkan suara hati.

Setiap orang dihadapkan pada situasi yang menguji hati nurani dan menuntut

pengambilan keputusan yang jelas. Berhadapan dengan keadaan “transisi dan labil”,

anak remaja sering bingung dan tidak tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan.

“Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa

yang terjadi sekarang dan yang akan datang” (Hurlock, 1980:207). Oleh karena itu

dibutuhkan pembinaan untuk mengenal nilai-nilai hidup sebagai orang kristiani.

Nilai-nilai ini sering tertuang dalam bentuk peraturan-peraturan yang telah ditetapkan

di Asrama sehingga anak remaja semakin memiliki: kedisiplinan, tanggung jawab,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kekeluargaan, kesederhanaan, kemandirian, kecakapan dalam pergaulan sehari-hari.

Maka dari itu arah pembinaan di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi merupakan

pembentukan manusia yang memiliki kepribadian yang utuh. Untuk mencapai tujuan

dibutuhkan metode pembinaan yang memperhatikan hal-hal berikut: anak semakin

mengenal apa yang menjadi kebutuhan dasariahnya, semakin mampu merumuskan

identitas dirinya, membangun suasana persaudaraan dan kekeluargaan, membina

sikap saling mengasihi dan menghargai, mendengarkan dan tanggung jawab. Dengan

memperhatikan hal-hal tersebut, maka tujuan pembinaan di Asrama Santo Aloysius

Gonzaga Turi akan tercapai.

Sebagai generasi penerus mereka diharapkan ikut terlibat di dalam kegiatan

menggereja dan di dalam masyarakat. Pembinaan kaum remaja di Asrama diberi

prioritas sebab mereka merupakan generasi penerus yang tentunya menjadi tulang

punggung Gereja dan negara. Proses pembinaan iman yang ideal yang diharapkan di

Asrama Santo Aloysius Gonzaga ialah pembinaan menempatkan diri sebagai

fasilitator yang mampu menciptakan suasana yang partisipatif dan komunikatif

sehingga dapat membantu kaum remaja atau anak asrama untuk bebas dan berani

mengungkapkan diri serta bangkit dari situasi aman dalam diri.

Metode pembinaan iman yang telah diterapkan di Asrama Santo Aloysius

Gonzaga Turi selama ini lebih pada pengalaman hidup namun belum sampai pada

refleksi dan penghayatan. Sarana yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan

iman berupa video, cergam, soundslide dan lain sebagainya. Namun kenyataannya

sarana yang digunakan dalam pembinaan iman di Asrama Santo Aloysius Gonzaga

Turi belum sepenuhnya terlaksana dengan baik karena keterbatasan fasilitas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sarana yang dapat mendukung proses pembinaan. Menurut penuturan bruder

pembina Asrama secara keseluruhannya pembinaan sudah berjalan cukup baik hanya

beberapa program pembinaan belum terlaksana karena faktor eksternal. Kegiatan

yang ada sudah berjalan sesuai dengan kebiasaan yang ada sesuai dengan peraturan

yang sudah ditetapkan. Namun, apakah kegiatan itu dapat mengarahkan anak remaja

semakin berkembang sesuai dengan tuntutan zaman sering menjadi pertanyaan

umum yang belum dapat dijawab.

Figur seorang pembina yang profesional dan bijaksana sangat diharapkan

dalam proses pembinaan iman remaja di Asrama. Ketika anak remaja sedang

mengalami permasalahan, pembina perlu membaca situasi yang sedang terjadi dan

mengambil langkah untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul. Figur seorang

pembina demikianlah yang tentunya dapat mendampingi dan membimbing kaum

Remaja untuk menemukan nilai-nilai hidup secara kristiani. Tidaklah gampang

menjadi seorang pembina kaum remaja apalagi berhadapan dengan pribadi-pribadi

yang memiliki keunikan masing-masing dalam masa transisi ini dimana pada masa

ini mereka sedang mencari identitasnya. Dalam diri kaum remaja ini terdapat

potensi-potensi yang bisa dikembangkan dan inilah yang akan menjadi masa depan

Gereja yang akan datang oleh sebab itu sudah sepantasnya mereka memperoleh bekal

yang memadai untuk dapat mewujudkannya.

Pembina Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi terdiri dari 6 orang pembina.

Secara kuantitas jumlah pembina sudah cukup memadai menangani kaum Remaja di

Asrama yang berjumlah 52 orang. Secara kualitas pembinaan yang dialami belum

begitu dirasakan karena pembina Asrama yang ada masih menangani banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tanggung jawab lainnya seperti mengenyam masa pendidikan di universitas dan

tugas lainnya. Demikianlah gambaran sekilas mengenai situasi Asrama Santo

Aloysius Gonzaga Turi berkaitan dengan harapan, kenyataan, kegiatan, pembinaan

baik dari penghuni maupun pembina.

Inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mencari pola pendampingan dan

pembentukan baik pribadi terutama iman anak yang tinggal di Asrama Santo

Aloysius Gonzaga. Adapun alasan penulis memilih judul tentang pembinaan iman

bagi kaum remaja di Asrama berangkat dari pengamatan penulis bahwa:

1. Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi menjadi wadah pembina kaum Remaja

dalam menentukan masa depannya.

2. Kaum Remaja merupakan penerus dan masa depan Gereja, bangsa dan negara.

3. Diharapkan kaum Remaja yang tinggal di Asrama semakin berkembang

kepribadiannya khususnya dalam iman.

Berangkat dari keprihatinan tersebut maka melalui skripsi ini penulis

menawarkan salah satu bentuk pembinaan iman kaum Remaja demi

memperkembangkan kepribadian yang dewasa dan utuh melalui karya tulis berjudul:

“PEMBINAAN IMAN REMAJA DI ASRAMA SANTO ALOYSIUS GONZAGA

TURI” sebagai sumbangan pemikiran bagi pembinaan di Asrama Santo Aloysius

Gonzaga Turi dalam rangka pembinaan iman. Penulis berharap judul ini dapat

memberi sumbangan yang berguna dan dapat meningkatkan iman kaum Remaja di

Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN

1. Apa yang dimaksud dengan pembinaan iman remaja?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagaimana pembinaan iman remaja terlaksana di Asrama Santo Aloysius Turi?

3. Bagaimana pembinaan iman melalaui rekoleksi ?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dilakukannya penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Memaparkan pokok-pokok peranan pembinaan iman remaja dalam membentuk

kepribadian remaja.

2. Mengetahui sejauh mana pembinaan iman remaja yang sudah dijalankan selama

ini mempengaruhi penghayatan kehidupan beriman anak Asrama Santo Aloysius

Turi.

3. Menemukan bentuk pembinaan iman yang dapat membantu terbentuknya pribadi

yang utuh.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pembinaan iman kaum

Remaja di Asrama agar lebih memahami dan menghayati tugas dan panggilan

sebagai calon guru, pendidik dan katekis dalam mewartakan Sabda Tuhan.

2. Bagi kaum Remaja Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi

Dapat membantu dan mengembangkan iman kaum remaja sehingga mereka

mampu menjadi pribadi yang utuh serta mampu mewujudkan imannya dalam

hidup sehari-hari serta dapat menjadi contoh kaum remaja lainnya.

3. Bagi Pembina Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi

Sebagai bahan rujukan bagi pembina Asrama sehingga dapat membantu lebih baik

dalam mendidik, membimbing dan membina kaum remaja di Asrama Santo

Aloysius Gonzaga Turi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Metode Penulisan

Metode Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif diskriptif, namun

metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif karena kedua

metode ini saling melengkapi. Pendekatan utama menggunakan motode kualitatif.

Menurut Sugiyono (2014: 27),

Kedua metode tersebut dapat digunakan bersama-sama atau digabungkan,


tetapi dengan catatan untuk meneliti pada objek yang sama tetapi tujuan yang
berbeda. Metode kualitatif untuk menemukan hipotesis, sedangkan metode
kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis. Each metholology can be used
to complement the other within the same area of inuiry, since they have
different purposes or aims (susan Stainback, 1988).

Hal yang sama juga disampaikan oleh Moleong (2006:38), “kedua

pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya adalah memanfaatkan satu

paradigma sedangkan paradigma lainnya hanya sebagai pelengkap saja”. Penulis

menggunakan metode ini secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan

metode kualitatif untuk menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis diuji dengan

metode kuantitatif.

Dalam tulisan ini penulis memaparkan situasi pembinaan iman yang

diupayakan membantu kaum remaja di Asrama Santo Aloysius Gonzaga dalam

pembentukan kepribadian yang utuh, sehingga mampu mencapai kedewasaan

kristiani. Sedangkan dalam analitis, penulis memahami dan menjelaskan kenyataan

yang terjadi melalaui penelitianan dengan cara pengamatan dan penyebaran kuisioner

untuk memperoleh gambaran mengenai pembinaan iman remaja sebagai upaya

pembentukan pribadi yang utuh di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi.

Selanjutnya penulis menyampaikan usulan kegiatan untuk meningkatkan pembinaan

iman remaja di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

F. Sistematika Penulisan

Gambaran umum yang akan dibahas dari tulisan ini akan dirincikan dalam

gagasan-gagasan pokok sebagai sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penulisan.

BAB II: Dalam bab ini menguraikan tentang gambaran umum pembinaan,

pengertian pembinaan, kepentingan pembinaan, keterbatasan pembinaan,

pemanfaatan pembinaan, pengertian pembinaan iman, unsur-unsur pembentukan

pembinaan iman, tujuan pembinaan iman, pengertian remaja dan batas usia remaja,

ciri-ciri umum masa remaja, dan perkembangan moral remaja serta pengaruh

pembinaan iman terhadap pembentukan kepribadian pada remaja.

BAB III: Membahas tentang pembinaan iman di Asrama Santo Aloysius yang

meliputi persiapan penelitian, memaparkan hasil penelitian di Asrama Santo

Aloysius dan pembahasan hasil penelitian.

BAB IV: Membahas usulan program pembinaan iman sebagai usaha untuk

membantu orang muda di Asrama Santo Aloysius dalam upaya membantu

pembentukkan pribadi yang utuh berdasarkan situasi konkrit sehingga diharapkan

semakin relevan bagi orang muda di Asrama ini. Bab ini juga akan disertai dengan

contoh persiapan pembinaan iman orang muda di Asrama Santo Aloysius.

BAB V: Penutup penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan dan sarana

yang bisa diperhatikan dalam pendampingan dan pembinan iman remaja di Asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

BAB II

PEMBINAAN IMAN REMAJA

A. Gambaran Umum Pembinaan

Gereja Katolik sangat meyakini bahwa keluarga adalah tempat sekolah

pendidikan iman yang paling dini. Di dalam keluarga orang tua dalah pewarta iman

dan pendidik yang pertama. Dengan kata-kata maupun teladan orang tua membina

anka-anak untuk menghayati hidup kristiani dan kerasulan. Dengan bijaksana orang

tua membantu mereka dalam memilih panggilan mereka, dan sekiranya barang kali

terdapat panggilan suci pada mereka, memupuk itu dengan perhatian sepenuhnya

(AA, art. 11).

Mengikuti teladan orang tua dan berkat doa keluarga, anak-anak, bahkan

semua yang hidup dilingkungan keluarga, akan lebih mudah menemukan jalan

perikemanusiaan, keselamatn dan kesucian. Orang tua yang mengemban martabat

serta tugas pendidik akan melaksanakan dengan tekun kewajiban memberi

pendidikan utama di bidang keagamaan, yang merupakan tugas utama mereka.

Anak-anak, selakau anggota keluarga yang hidup, dengan cara merelka sendiri

menguduskan orang tua mereka. Sebab mereka akan membalas budi kepada orang

tua dengan rasa syukur dan terimakasih, cinta mesra serta kepercayaan mereka,

seperti layaknya bagi anak-anak akan membantu orangtua di saat-saat kesukaran dan

dalam kesunyian usia lanjut (GS, art. 48), namun perubahan zaman sekarang ini

berakiba di mana sering menimbulkan perbedaan pandangan tentang nilai-nilai yang

diwariskan, terutama pada kuma muda, yang acap kali kehilangan kesabaran bahkan

memberontak karena gelisah (GS, art. 7). Contohnya ada anak yang mengangap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

rumahnya hanya sebagai tempat makan tidur saja dan orang tua sibuk dengan

pekerjaannya sehingga berakibat kurannya perhatian orang tua pada perkembangan

pribadi dan iman anak. Pembicaran tentang Tuhan dan iman Katolik pun pasti akan

semakin asing. Kecemasan terhadap masalah ini sangat terkait dengan kedewasaan

anak yang menjadi pribadi utuh. Bentuk pembinaan yang paling utama ada pada

keluarga, namun keluarga sering juga menyerahkan pembinaan anaknya ke sekolah.

Kecemasan orang tua juga menjadi penyebab anak diserahkan kepada pembinaan

institusi yang lain seperti Asrama.

Pembinaan merupakan masalah yang serius dewasa ini. Pembinaan merupakan

bagian dari pendidikan yang mengupayakan perkembangan pribadi manusia untuk

tujuan akhirnya. Mangunhardjana (1986: 11) menegaskan “sebagaimana

diperkatakan dewasa ini, pembinaan menekankan pengembangan manusia pada segi

praktis: pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan. Sedangkan pendidikan

menekankan pengembangan manusia pada segi teoritis: pengembangan pengetahuan

dan ilmu”. Maka sangat diharapkan pendidikan tentunya tidak hanya mengupayakan

kematangan pribadi tetapi juga menyangkut nilai-nilai kristiani, kemasyarakatan,

sosial sehingga nara didik atau kaum remaja menyadari bahwa diri mereka sangat

bernilai dan dapat memberi sumbangan bagi orang lain. Pembinaan nilai-nilai

kristiani merupakan prioritas Gereja bagi pembinaan kaum muda yaitu pembinaan

kualitas iman Katolik, pandangan jelas mengenai tempat, peran dan tanggung jawab

kaum muda dalam hidup menggereja, masyarakat dan bernegara.

Keluarga dan sekolah belumlah cukup memenuhi kebutuhan pembinaan iman

kaum remaja. Maka untuk membantu pembinaan kaum remaja ditempuh jalur-jalaur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

pembinaan non formal, salah satunya adalah Asrama, pengelola Asrama juga ambil

bagian dalam pembinaan iman kaum remaja khususnya yang tinggal di Asrama

Santo Aloysius Gonzaga Turi bagi perkembangan pribadi mereka.

1. Pengertian Pembinaan

Dewasa ini pembinaan merupakan masalah yang mendesak. Pembinaan

merupakan bagian dari pendidikan yang mengupayakan perkembangan pribadi

manusia. Pendidikan tidak hanya mengupayakan kematangan pribadi melainkan juga

menyangkut nilai-nilai kristiani, sosial, sehingga kaum remaja atau nara didik itu

sendirian mampu menyadari sungguh bahwa dirinya bernilai dan dapat memberi

sumbangan bagi orang lain. Jacob (1985: 309) mengemukakan dalam suatu

pendidikan iman yang utuh, seluruh realitas setiap orang diperhitungkan untuk

mempertemukan dua kebebasan: Tuhan dan pribadi orang.

Mangunhardjana (1986: 11) mendefenisikan “pembinaan dimengerti sebagai

terjemahan dari kata Inggris training, yang artinya berlatih, pendidikan, pembinaan.

Sejauh berhubungan dengan pengembangan manusia, pembinaan merupakan bagian

dari pendidikan. Namun karena tekanan pengembangan dalam pembinaan berbeda

dari pengembangan dalam pendidikan, pembinaan dibedakan dari pendidikan”.

Pembinaan yang menekanakan pengembangan manusia pada segi praktis yaitu

pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan. Sedangkan pendidikan

menekanakan pengembangan manusia pada segi teoritis yaitu pengembangan

pengetahuan dan ilmu.

Dalam pembinaan, orang sekedar dibantu untuk mempelajari ilmu murni, tetapi

ilmu yang dipraktekkan. Pembinaan diadakan bukan untuk mendapatkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

pengetahuan demi pengetahuan, melainkan pengetahuan untuk dilaksanakan. Dalam

pembinaan orang dilatih untuk mengenali kemampuan dan mengembangkannya, agar

dapat bermanfaat secara penuh dalam hidup dan karyanya. Maka dari itu unsur

pokok dalam pembinaan adalah mendapatkan sikap dan kecakapan.

Pembinaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses belajar dengan melepaskan

hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki,

dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan

mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan

pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja, yang

sedang dijalani, serta lebih efektif. Pembinaan merupakan program dimana para

peserta berkumpul untuk memberi, menerima dan mengolah informasi, pengetahuan

dan kecakapan, entah dengan memperkembangkan yang sudah ada atau menambah

yang baru.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan artinya usaha, tindakan, dan

kegiatan yang dilakukan secara efisen dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih

baik. Membina artinya mengusahakan supaya lebih baik. Pembina adalah orang

yang membina atau alat untuk membina. Sedangkan anak-anak yang dibina adalah

anak bina.

Tangdilintin (1984: 12) mengemukakan “ciri utama pembinaan yang dimaksud

di sini adalah bimbingan pastoral. Artinya, pembinaan merupakan perwujudan nyata

keprihatinan Gereja akan kaum muda, untuk memekarkan pribadi mereka sebagai

manusia kristiani”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Generasi remaja merupakan produk dari perpaduan unsur-unsur masa anak-

anak dan interaksi dengan lingkungan social yaitu keluarga, kelompok dan

masyarakat (Sastrawijaya, 1977: 39). Merekalah yang menjadi subjek pembinaan itu,

pembinaan yang dilakukan tidak hanya membantu dalam mengembangkan

kemampuan-kemapuan saja, tetapi juga diharpakan terjadinya proses belajara dan

proses penyemaian nilai-nilai hakiki manusia, seperti keadilan, hormat pada setiap

kehidupan, rendah hati tanpa kekerasan, kemampuan membangun komunitas yang

hidup dan lain-lain. Probho (2004: 8-9) mengemukakan pusat latihan-latihan terletak

pada:

a) Kemampuan orang untuk menangkap realitas luas

b) Kemapan orang untuk menganalisis dan menyususn strategi

c) Kemampuan orang untuk bersama orang lain melaksanakan langkah-langkah

strategi tersebut mencapai tujuan, dan

d) Dalam semua proses itu, terajut tanggung jawab, kerjasama, visi, imajinasi,

spiritualitasdan refleksi.

2. Kepentingan Pembinaan

Tidak semua orang melihat kepentingan pembinaan. Banyak orang

meragukan apakah pembinaan memang mampu membawa pengaruh pada orang

yang menjalaninya. Mereka ragu apakah melalui pembinaan orang dapat di ubah

menjadi manusia yang lebih baik dan “pekerja” yang efisien dan efektif. Meski

pembinaan bukan merupakan satu-satunya obat yang paling mujarab untuk

meningkatkan mutu pribadi dan pengetahuan, sikap, kemampuan serta kecakapan

orang, namun bila dipenuhi segala syaratnya pembinaan memang ada manfaatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Apabila berjalan dengan baik, pembinaan dapat membantu orang yang menjalani

untuk mamapu melihat diri dan pelaksaanaan hidup serta kerjanya. Mampu

menganalisis situasi hidup dan kerja dari segala segi positif dan negatifnya. Mampu

menemukan masalah hidup dan masalah dalam kerjanya. Mampu menemukan hal

atau bidang hidup dan kerja yang sebaiknya diubah atau di perbaiki, merancang

sasaran dan program di bidang hidup dan kerjanya, sesudah mengikuti pembinaan.

3 hal fungsi pokok pembinaan:

1) Penyampaian informasi dan pengetahuan

2) Perubahan dan pengembangan sikap

3) Latihan dan pengembangan kecakapan serta keterampilan.

Dalam pembinaan ketiga hal itu dapat di beri tekanan sama, atau diberi tekanan

berbeda dengan mengutamakan salah satu hal, tergantung dari macam dan tujuan

pembinaan.

3. Keterbatasan Pembinaan

Pembinaan membantu orang untuk mengenal hambatan-hambatan, baik yang

ada diluar maupun didalam situasi hidup dan kerjanya, melihat segi-segi positif dan

negatifnya serta menemukan pemecahan-pemecahan yang mungkin. Pembinaan

dapat menimbulkan serta menguatkan motivasi orang, mendorongnya untuk ambil

dan melaksanankan salah satu cara yang terbaik, guna mencapai tujuan dan sasaran

hidup dan kerjanya. Pembinaan juga membantu mengembangkan dan mendapatkan

kecakapan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan sasaran itu.

Tetapi pembinaan juga hanya mampu memberi bekal. Dalam situasi hidup

dan kerja nyata, orang yang menjalani pembinaan harus bersedia mempraktekan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

pembinaannya. Maka dari itu tidaklah gampang karena disamping kehendak dan

tekad dari pihaknya, masih banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi seperti

penerimaan, dukungan, kerjasama dari orang-orang yang hidup dan bekerja

bersamanya, fasilitas serta peralatan hidup dan kerja, keleluasan dan kebebasan, dan

sebagainya. Oleh sebab itu, tidak perlu heran kalau ada orang yang dikirim ke tempat

pembinaan, tetapi sepulang dari pembinaan tetap tidak ada perubahan dan masih saja

seperti sebelumnya sebagai orang yang “tidak bisa apa-apa”.

4. Pemanfaatan Pembinaan

Karena keterbatasan pembinaan hanya mampu memberi bekal, orang yang

dikirim ke suatu pembinaan perlu mengambil langkah yang perlu. Sebelum

memasuki pembinaan dia perlu menyampaikan keterbatasan itu kepada pihak yang

mengirimnya. Dengan cara ini, orang dapat mengikuti pembinaan dengan serius,

tetapi secara tenang. Dia tahu manfaat pembinaan, tetapi dia juga tahu hambatan

yang ada untuk dapat memanfaatkan hasil pembinaan itu di tempat tinggal dan kerja

yang nyata. Sesudah menjalani pembinaan dia perlu membicarakan dengan instansi

pengirim, bagaimana hasil pembinaan dapat dipraktekan di tempat dan syarat-syarat

yang perlu dipatuhi. Maka atas dasar hasil dari pembinaan itu, rencana

mempraktekan hasil pembinaan dapat disusun dan dalam pelaksanaannya orang yang

sudah menjalani pembinaan, mendapat dukungan secukupnya.

B. Pembinaan Iman

Pembinaan iman merupakan konsekuensi langsung dari identitas Gereja yang

bersifat misioner. Perutusan Gereja untuk senantiasa melaksanankan evangelisasi

membuahkan pertobatan dan iman. Mereka yang semula tidak percaya kepada

Kristus, kemudian menerima warta Injil, mengimani, dan memberikan diri dibaptis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Tugas Gereja selanjutnya adalah menjaga, merawat dan mendampingi agar semua

umat kristiani bertumbuh dalam Kristus. Proses menjaga, merawat, menyuburkan,

dan mendewasakan ini disebut pembinaan iman. Jadi pembinaan iman merupakan

langkah lebih lanjut dari evangelisasi. Evangelisasi melahirkan pertobatan dan iman,

sedangkan pembinaan iman memupuk dan mengembangkan iman. (Dewan Karya

Pastoral KAS, 2014: 21).

Pembinaan iman sebenarnya sudah terjadi dalam kehidupan Gereja. Segala hal

yang terkait dengan pelayanan iman bisa disebut pembinaan iman, mulai dari

kegiatan liturgi, pewartaan, pelayanan, dan paguyuban yang diperuntukan bagi

orang-orang yang sudah dibaptis. Dalam ilmu kateketik, pembinaan iman dapat

disamankan dengan katekese. Katekese artinya aslinya adalah membuat bergema,

menyebabkan sesuatu bergaung. Catechesi Tradendae merumuskan katekese sebagai

pembinaan iman orang-orang yang telah dibaptis yang diberikan secara organis dan

sistematis dengan maksud mengantar mereka memasuki kepenuhan hidup Kristen.

Dalam konteks biblis, katekese dirumuskan sebagai pengajaran, pendalaman, dan

pendidikan iman agar orang kristen semakin dewasa dalam iman (Kis. 18:25; Kis.

21:21; Gal. 6:6; 1Kor. 14:19). Dari rumusan tersebut, kita bisa melihat bahwa di

dalam katekese atau pembinaan iman terdapat unsur pewartaan, pengajaran,

pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan, serta pendewasaan iman (Dewan

Karya Pastoral KAS, 2014: 21-22). Buku Iman Katolik mengatakan bahwa iman itu

adalah “penyerahan diri seutuhnya kepada Allah”. Collins mengatakan bahwa iman

itu adalah penyerahan diri secara pribadi kepada Allah (fides qua) Ia menekankan

sisi dari iman adalah tanggapan yang bebas, bertanggung jawab, dan utuh (DV, 4).

Dengan iman kita mengakui kebenaran mengenai pewahyuan ilahi yang definitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

dalam diri Kristus (Yoh 20:13; Rm 10:19), dengan taat mengikatkan diri kita (Rm

1:5; 16:26) dan mempercayakan masa depan kita kepada Allah (Rm 6:8; Ibr 11:1).

Iman akan Allah tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan akan “Putera-Nya

terkasih” yang diutus oleh Allah (KGK, 151). Sebagai Sabda Allah menjadi

Manusia, Putra Allah menjelaskan kepada murid-murid-Nya siapakah Allah itu.

KGK juga memberikan ciri-ciri iman itu yakni sebagai rahmat dan sebagai kegiatan

manusiawi. Sebagai rahmat, iman sebagai anugerah yang berasal dari kebajikan

Allah yang menimbulkan iman akan kebenaran yang berasal dari Allah (KGK, 153).

Sebagai kegiatan manusiawi, iman membimbing manusia untuk masuk kepada

persekutuan para kudus yang dituntun oleh akal budi dan kehendak manusia untuk

bekerja sama dengan rahmat ilahi. Dalam paham ini iman berarti: “…satu kegiatan

akal budi yang menerima kebenaran ilahi atas perintah kehendak yang digerakkan

oleh Allah dengan perantaraan rahmat" (KGK, 155).

1. Unsur-Unsur Pembentuk Pembinaan Iman

a. Doa

Dengan mengutip pendapat santo Yohanes dari Damasus, Colins merumuskan

doa sebagai “pengangkatan budi kepada Allah” yang mengandung unsur kebebasan

dan perasaan dalam bentuk seruan, sembah, syukur. Bahkan dalam doa yang

berbentuk seruan, orang dapat mengungkapkan kesedihan dan mohon berkat kepada

Pencipta dan Tuhan. Unsur mendasar dari kepercayaan kristiani mengatakan bahwa

Roh Kuduslah yang menggerakkan mereka untuk berdoa (Collins, 1996: 56; KGK:

2559).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Doa adalah usaha mengatasi ilusi (impian) yang sering menguasai manusia

(yang mampu hening dan ramah sekalipun), yaitu ilusi bahwa manusia adalah

mahluk yang tidak bisa mati. Doa adalah ‘tangan yang terbuka’ untuk menerima

sesuatu dari Tuhan tetapi juga agar Tuhan dapat mengambil sesuatu dari kita.

Gereja menghendaki agar dalam doa umat beriman menempatkan hati dan

kehendak “dari jurang” (Mzm 130:1) sebab barangsiapa yang merendahkan diri akan

ditinggikan (Luk 18:9-14). Artinya, kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita

tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat

anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati. Berdoa merupakan bagian penting

bagi orang beriman. Melalui doa kualitas iman seseorang akan lebih berbobot seperti

tidak tergoyahkan. Oleh karenanya doa menjadi dasar dari iman.

Jika anak remaja mempunyai iman, maka yang pertama-tama yang harus

dibiasakan adalah hidup dalam doa entah secara pribadi maupun bersama. Kepada

anak-anak remaja juga harus ditanamkan agar berdoa dalam setiap keadaan baik

dalam sukacita, derita, bersyukur, sakit dan lain-lain. Rasul Paulus mengingatkan

umat di Filipi dan juga umat kristiani “... nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu

kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Flp 4:6).

b. Liturgi

Secara etimologis liturgi itu berasal dari bahasa Yunani yaitu leitourgia. Kata

ini berasal dari paduan kata leit (dari leios-laos = bangsa/rakyat) berarti

“publik/umum”, dan ergon (dari ergatsomai = bekerja) berarti “karya amal”. Oleh

karena itu, liturgi bisa diartikan sebagai “karya untuk publik” atau “karya publik”.

Kata leitourgein (kata kerja) sendiri berarti “melaksanakan tugas-tugas umum dalam

kota/negara”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Konsili Vatikan II, dalam Dokumen Konstitusi tentang Liturgi atau

Sacrosanctum Concilium (SC), menegaskan bahwa liturgi merupakan pelaksanaan

tugas imamat Yesus Kristus, di situ pengudusan manusia dilambangkan dengan

tanda-tanda lahir serta dilaksanakan dengan cara yang khas bagi masing-masing; di

situ pula dilaksanakan ibadat umum yang seutuhnya oleh Tubuh Mistik Yesus

Kristus, yakni Kepala beserta para anggotanya. Oleh karena itu, setiap perayaan

liturgis, sebagai karya Kristus Sang Imam serta tindakan Gereja, merupakan kegiatan

suci yang sangat istimewa. Tidak ada tindakan Gereja lainnya yang menandingi daya

dampaknya dengan dasar yang sama serta dalam tingkatan yang sama (SC, art. 7).

Pada hakikatnya Katekismus Gereja Katolik (KGK) membicarakan liturgi dan

sakramen dijiwai semangat dan ajaran Konsili Vatikan II, khususnya yang sudah

dituangkan dalam Sacrosanctum Concilium (SC). Point penting yang dijelaskan

Katekismus Gereja Katolik yakni: arti kata liturgi (art. 1069); liturgi sebagai sumber

kehidupan (art. 1070); hubungan doa dan liturgi (art. 1073); liturgi harus

dikatekesekan (art. 1074).

Dalam Katekismus juga dibahas liturgi sebagai karya Tritunggal Mahakudus

dan misteri Paska dalam sakramen-sakramen Gereja. Bapa adalah asal dan tujuan

liturgi. Di dalam liturgi Ia dipuja dan disembah sebagai asal mula segala berkat

ciptaan dan keselamatan. Dengan liturgi Ia memberkati kita dalam Putera-Nya,

supaya memberikan kepada kita Roh untuk menjadi anak-anak angkat-Nya. Misteri

keselamatan Kristus menjadi nyata dalam liturgi berkat kekuatan Roh Kudus.

Perbuatan Kristus di dalam liturgi bersifat sakramental. Umat Beriman yang

terlibat dalam liturgi digerakkan oleh Roh Kudus untuk mempersiapkan diri agar

dapat bertemu dengan Kristus secara sempurna. Dalam liturgi itu kita mengenangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

dan menyaksikan Kristus dalam iman. Roh Kudus itu menghadirkan karya

keselamatan Kristus supaya mengubah dan menghasilkan buah persekutuan dalam

Gereja (KGK, 1110-1112). Seluruh kehidupan liturgi Gereja berkisar di sekeliling

kurban Ekaristi dan Sakramen-sakramen yang ditetapkan oleh Yesus Kristus sendiri

(KGK, 1113-1114). Sakramen-sakramen itu dimaksudkan untuk menguduskan

manusia, membangun Tubuh Mistik Kristus, dan untuk mempersembahkan ibadat

kepada Allah.

Liturgi adalah suatu pertemuan anak-anak Allah dengan Bapanya. Maka, ada

unsur dialog, yang mendapat perwujudannya dalam perkataan dan perbuatan.

Sebagai pengajaran dan tanda, serta perwujudan dari yang diartikan, perkataan dan

perbuatan tak dapat dipisahkan (KGK, 1153-1155). Liturgi mengisi hari-hari atau

saat-saat hidup umat beriman. Maka, ada yang disebut masa liturgi, hari Tuhan,

tahun liturgi, peringatan orang kudus dalam tahun liturgi, dan ibadat harian (KGK,

1163-1178). Kegiatan umat beriman ini dilaksanakan dalam lingkup spasial tertentu.

Kebersamaan umat beriman sudah merupakan tanda kehadiran Kristus.

Keberadaan dalam suatu tempat sungguh membantu terwujudnya kegiatan liturgi,

sekaligus mencitrakan siapa yang merayakannya. Maka, gereja (gedung/ruang)

sebaiknya adalah citra visual dari Gereja (umat) (KGK, 1179-1186).

c. Sakramen

Sakramen adalah sarana dan tanda keselamatan. Yang mendasari adanya

sakramen di dalam Gereja yakni Roh Kristus. Gereja terdiri dari tubuh yang

kelihatan yaitu umat yang dipimpin oleh hirarki. Dari kebangkitan Kristus

mengalirlah pelbagai bentuk sakramen-sakramen yang memperdamaikan,

mempersatukan, dan menyempurnakan hubungan mesra antara Allah dengan alam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

semesta khususnya manusia (Yoh 20:27). Dari sakramen mengalirlah rahmat Allah

pertama-tama bersifat rohani tetapi tidak mengabaikan hal-hal yang lahiriah karena

Allah adalah Tuhan atas segala sesuatu (KGK, 776).

Jadi sakramen-sakramen Gereja merupakan tanda yang kelihatan dari rahasia

Kristus yang tak kelihatan yang bekerja di dalam Gerejanya oleh kuasa Roh Kudus

(KGK, 774). Misteri tertinggi yang dinyatakan oleh Allah terhadap manusia dalam

sakremen.

d. Rekoleksi

Istilah rekoleksi dari bahasa Latin Re artinya kembali, Colecta: mengumpulkan

(latin). Rekoleksi berarti mengumpulkan kembali hal-hal yang positif yang ada pada

diri peserta dengan menggunakan bahan penuntun yang bersumber dari Kitab Suci

(Mangunhardjana, 1985: 18). Rekoleksi merupakan waktu dan kesempatan yang

sangat berharga untuk menggali dan menguatkan hidup batiniah dan rohaniah dengan

mengintensifkan waktu untuk berdoa dan berrefleksi melihat pengalaman hidup.

Kemampuan memaknai hidup secara rohani mampu melihat setiap pengalamannya

dengan Tuhan melalaui terang iman sehingga mendapatkan nilai-nilai kristiani yang

mamapu mengatasi permasalahan-permasalahan hidup seperti kejujuran, relasi

dengan sesama, pengalaman pahit serta serta memperjuangkannya untuk hidup yang

lebih bermakna.

Dalam kaitannya dengan anak remaja rekoleksi sangat berperan untuk

menentukan identitas diri, pencarian diri, mempertegas keyakinan, membangun

kepercayan diri. Pemberi rekoleksi dapat menggunakan kreaktifitas anak remaja

untuk mengaktualisasikan dirinya sehingga kepercayaan diri semakin diperkuat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Kepercayaan diri menjadi modal utama untuk menata dan menentukan masa depan

remaja. Dengan demikian bahan yang diberikan dalam rekoleksi perlu menantang

anak remaja. Misalnya bahan rekoleksi yang bersifat outbond atau permainan-

permainan sehingga kepemiminan menjadi kelihatan.

Melalui rekoleksi segala pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki setiap

pribadi diolah untuk mengenal Kristus lebih dekat, sehingga pada akhirnya ia

sungguh mengasihi dan mengikuti-Nya. Rekoleksi diartikan juga sebagai kesempatan

bertemu dengan Tuhan, dengan demikian dalam rekoleksi Tuhanlah yang menyapa

setiap pribadi dan berkomunikasi langsung dengan mereka. Pembimbing berfungsi

sebagai fasilitator yang mendampingi dan mempermudah jalanya peserta untuk

berefleksi.

e. Devosi

Devosi dicipta atau disusun selaras dengan liturgi (SC, art. 13). Artinya, devosi

bersumber pada liturgi atau mengantar umat pada liturgi sebab Gereja meyakini

bahwa liturgi jauh lebih unggul dari semua bentuk-bentuk devosi. Devosi adalah

sikap bakti yang personal yang menunjukkan penyerahan diri seseorang kepada

berbagai misteri iman (SC, art. 10 dan art. 11). Tujuan dari devosi antara lain:

1) Menggairahkan iman dan kasih kepada Allah

2) Mengantar umat kepada penghayatan iman yang benar akan misteri keselamatan

Allah dalam Yesus Kristus

3) Mengungkapkan dan meneguhkan iman sebagai salah satu kebenaran misteri

iman

4) Memperoleh buah-buah rohani.

Bagi remaja devosi adalah pengambilan pribadi orang yang dihormati.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

2. Tujuan Pembinaan Iman

Tujuan utama dari pembinaan iman adalah orang mencapai kepenuhan di

dalam Kristus, artinya orang menjadikan Kristus sebagai dasar, pusat dan arah

hidupnya. Maka pembinaan iman tidak sekedar memperkenalkan, tetapi juga

mengajak orang untuk masuk, berelasi dan bersatu dengan Dia sehingga melalui

pengalaman itu, ia mengalami keselamatan (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 26).

Maka untuk mencapai kepenuhan hidup dalam Kristus terdapat unsur-unsur:

kemuridan, kedewasaan, dan kesaksian.

a. Kemuridan

Kemuridan dalam konteks ini adalah kemuridan dalam konteks kekristenan.

(Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 28) Seseorang murid adalah seseorang yang

dipanggil untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah, tinggal bersama dengan-

Nya, meneladan hidup-Nya, dan akhirnya diutus untk melanjutkan karya

penyelamatan-Nya. (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 26). Dalam kebersamaan itu

terjadilah proses belajar bersama, terdidik, tertempa dan terbentuk dalam

pengetahuan, karakter, keterampilan dan seluruh kepribadian secara utuh.

( Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 27) Yang menjadi tujuan dari formatio

iman adalah kesadaran diri dipanggil oleh Yesus untuk berelasi dan tinggal bersama-

Nya, belajar mengalami kehidupan-Nya, sampai pada akhirnya hidupnya

diperbaharui menjadi tanda kehadiran Yesus yang mewartakan keselamatan. Maka di

dalam kemuridan ada inisiasi, relasi, imitasi dan misi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

b. Kedewasan

Formatio iman membantu orang untuk mengalami pendewasaan iman. Dimana

orang yang imannya dewasa, ia semakin berakar dan bertumbuh dalam Kristus

sampai akhirnya hidupnya menjadi kehadiran Kristus. Kristus tidak hanya diterima,

tetapi dibatinkan sampai akhirnya merasuki seluruh hidupnya. “sekarang bukan lagi

aku yang hidup, tetapi Kristuslah yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20).

Thomas Groom menjelaskan proses pendewasaan dengan istilah formed-

formed-transformed atau lived-living-life giving. Artinya, kita menerima pengajaran

atau pembelajaran iman. Apa yang kita terima kita hayati sampai akhirnya hidup

berubah dan menjadi baru dalam iman. Umat katolik menjalani hidup berdasarkan

anugerah Allah. Anugerah itu harus dipelihara, dikembangkan, dibagikan kepada

orang lain sebab Kristus telah mengajarkannya sebagaimana diungkapkan dalam

Ekaristi: inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu dan inilah Darah-Ku yang

ditumpahkan bagimu (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 29).

c. Kekatolikan

Sebagaimana disebutkan dalam Direktorium Formatio Iman, formatio

diarahkan untuk membentuk jiwa kekatolikan. Kekatolikan bukan hanya sekedar

percaya kepada Yesus dan mengikuti-Nya yang tidak ada bedanya dengan orang

Kristen lainnya. Yang dimaksudkan dengan kekatolikan ialah mengandung unsur

iman dan tradisi. Iman terkait dengan siapa yang diimani, sedangkan tradisi terkait

dengan cara hidup yang dijalani. (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 29).

Katekismus Gereja Katolik adalah sumber utama yang dapat dipakai untuk

memahami kekatolikan. Dari Katekismus itu, terdapat semua unsur kekatolikan:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

siapa yang diimani (syahadat iman), perayaan iman yang dijalani (sakramen dan

sakramentali), prilaku yang dihidupi (10 Perintah Allah) dan doa/devosi yang

dihayati (doa dan devosi). Formatio iman bukan sekedar sebagi sumber pengerahuan

tetapi lebih pada penghayatan dan cara hidup.

Pembinaan iman membantu orang untuk mengalami pendewasan iman yang

berkarakter katolik. Orang akan semakin berakar dan bertumbuh dalam Kristus

sampai hidupnya menjadi sebuah tanda kehadiran Kristus sendiri.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja dan batas usia remaja

Siapa si Remaja itu? Pertanyaan ini dimaksudkan untuk menghindari

kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam penggunaan istilah remaja. Istilah asing

yang sering dipergunakan untuk menunjukan masa remaja antara lain Puberteit,

Adolescenta dan Youth, Puberty (Inggris) atau dari bahasa Latin: Pubertas. Pubertas

memiliki arti kelaki-lakian dimana kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-

tanda kelaki-lakian. Sedangkan Adolescentia berasal dari kata Latin: Adulescentia.

Adulescentia dimaksudkan yakni masa muda antara 17 dan 30 tahun (Gunarsa, 1980:

15). Istilah-istilah tadi lebih menunjukan pada diri seseorang yang sedang mengalami

akil balik secara biologis.

Hurlock (1980: 206) menegaskan “istilah adolescence atau remaja berasal dari

kata Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia artinya remaja) yang berarti

“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence mempunyai arti yang

lebih luas karena mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik”.

Namun secara psikologis masa remaja adalah usia individu yang sedang berinteraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

dengan masyarakat dewasa. Pada usia ini anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-

kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai

banyak asfek efektif, yang masih berhubungan dengan masa puber. Sedangkan

transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk

mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang dimana

kenyataannnya merupakan ciri khas yang umum dari priode perkembangan ini

(Hurlock, 1980: 206).

2. Ciri-ciri Umum Masa Remaja

Masa remaja disebut pula sebagai masa-penghubung atau masa peralihan

anatara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-

perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan

jasmaniah, terutama fungsi sekual. Yang sangat menonjol pada periode ini ialah:

kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri, dimana anak muda mulai meyakini

kemauan, potensi dan cita-cita diri. Dengan kesadaran itu pula ia berusaha

menemukaan jalan hidupnya; dan mulai mencari nilai-nilai tertentu, seperti kebaikan,

keluhuran, kebijaksanaan, keindahan dan sebagainya (Kartono, 2007: 148).

a. Situasi remaja

Tubuh kelihatan sudah “dewasa” akan tetapi jika diperlakukan seperti orang

dewasa ia gagal menunjukan kedewasaannya. Alam dewasa masih belum banyak

mereka alami, oleh sebab itu masih sering nampak sikap kegelisaan, pertenangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

ingin mencoba, memenuhi dorongan seksual, keingin bertualang, menghayal dan

berfantasi, dan aktivitas berkelompok (Sene, 1989: 14-17)

b. Perkembangan fisik para remaja

1) Perubahan fisik pada permulaan masa remaja

pertumbuhan tinggi badan sorang anak menjelang remaja bertambah ± 10 cm

rata-rata dalam tiga tahun sehingga kelihatannya seperti orang dewasa dari ukuran

badannya. Menjadi besar, itulah tanda bahwa orang tersebut bukan anak kecil lagi.

Perkembangan juga nampak pada tanda-tanda seksualitas primer dan sekunder.

Dimana perkembangan seksualitas primer ialah peralatan perkelaminan dalam yang

menunjukan jenis laki-laki dan perempuan. Sedangkan tanda-tanda seksualitas

sekunder ialah tanda-tanda sifat kelaki-lakian dan kewanitaan yang nampak dari luar

(Sene, 1989: 18). Remaja yang berkembang normal dan baik akan menimbulkan rasa

bangga, sebaliknya remaja yang perkembangannya kurang normal akan merasa malu

dan rendah diri. (Sene, 1989: 19) menyimpulkan bahwa “perubahan fisik selama

masa remaja meliputi dua hal yaitu: percepatan pertumbuhan dan proses kematangan

seksual”.

2) Percepatan pertumbuhan.

Pada awal masa remaja penambahan pertumbuhan bagian-bagian tidak terjadi

serentak. Kepala, tangan dan kaki biasanya lebih dahulu mencapai kematangan,

barulah kemudian bagian tubuh yang lain. Lantaran banyak energi yang digunakan

untuk pertumbuhan pada masa ini anak-anak remaja memerlukan makanan yang

bergizi. Perbedaan idividual nampak dalam perbedaan awal percepatan pertumbuhan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

demikian juga perbedaan jenis kelamin menentukan perbedaan intensitas dan hasil

perkembangan.

Umur rata-rata percepatan pertumbuhan dimulai pada usia 13 tahun. Dari

penelitianan di Belanda diperoleh umur rata-rata antara 11-12 tahun. Setelah

melewati usia tersebut dengan penambahan ± 10 cm setiap tahun, penambahannya

tidak begitu pesat lagi, melainkan menurun. Tidak ada penambahan lagi pada umur

18 tahun keatas (Sene, 1989: 20).

Di indonesia belum diadakan penyelidikan jumlah penyebaran atau populasi

yang luas. Namun dari pengamatan di beberapa sekolah lanjutan tingkat pertama dan

atas, maupun sekolah dasar, ketika duduk di SMP kelas III terlihat kebanyakan anak

laki-laki mulai mengalami percepatan pertumbuhan. Sedangkan remaja wanita antara

usia 11-13 tahun kelihatan lebih tinggi badanya dibandingkan dengan remaja pria

sebayanya. Namun pada usia 17 tahun remaja wanita tidak akan bertambah tinggi

lagi, pada masa itulah remaja pria akan mengejar ketinggalannya dalam masa

percepatan pertumbuhan. Maka kemudian remaja pria akan lebih tinggi badanya dari

wanita (Sene, 1989: 20).

c. Perkembangan Intelek

1) Pengertian Inteligensi

Istilah intelegensi sulit dirumuskan secara definitif ke dalam sebuah defenisi

saja lantaran setiap ahli memberikan rumusan yang saling berbeda. Meskipun

demikian ada ahli yang memberikan gambaran tentang inteligensi berdasarkan unsur-

unsur kemampuan otak untuk menerima ilmu pengetahuan dan kemampuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

menganalisis persoalan serta kemapuan beradaptasi. Maka dirumuskannya

pengertian inteligensi sebagi berikut:

“inteligensi merupakan suatu kumpulan kemampuan yang dimiliki seseorang yang

memungkinkan dia memperoleh ilmu pengetahuan serta mengamalkan ilmunya itu

dalam hubungan dengan lingungannya dan masalah-masalah yang timbul” (Sene,

1989: 20).

Ahli yang lain menilai inteligensi sebagai suatu bentuk tingkah laku tertentu

yang nampak dalam kelancaran berprilaku. Dari berbagi perumusan yang ada,

inteligensi mempunyai 3 unsur:

a. Pengalaman-pengalaman

b. Kemampuan bertambahnya pengertian

c. Tingkah laku dengan pola-pola baru yang efektif.

2) Inteligensi Pada Masa Remaja

Mengukur inteligensi pada remaja tidak mudah karena kecepatan

perkembangan kemampuanya tidak mudah tampak. Pada umunya terjadi

perkembangan kemampuan yang hebat pada usia 3-4 tahun pertama, selanjutnya

akan perkembangan yang teratur.

3) Perkembangan Intelek Dan Kepribadian Remaja

Remaja mempunyai cita-cita yang mutlak terhadap masa depannya dan

memilih pasangan hidupnya dan keinginan lainnya. Remaja yang mampu berpikir

abstrak berusaha menunjukkan perhatian besar pada kejadian atau peristiwa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

tidak konkrit. Kemapaun abstraksi (formal operation) sangat berpengaruh bagi

perkembangan kepribadiannya.

D. Pembentukan Kepribadian Yang Utuh

1. Pengertian kepribadian

Kepribadian bukanlah hanya tumpukan sifat-sifat yang terpisah-pisah sama

seperti sebuah rumah bukan hanya onggokan batu bata. Kepribadian seharusnya

merupakan suatu kesatuan yang harmonis (Heuken, 1976: 11). Sebagaimana setiap

sidik jari mempunyai pola alur kulitnya, begitu pula kepribadian berbeda satu sama

lain menurut polanya yang khas.

Kepribadian ialah gabungan yang harmonis dari sifat-sifat yang berperangi baik,

cerdas, perasaan yang dewasa, kemampuan bergaul atau bercita-cita luhur semata

(Heuken, 1976: 11)

Huken (1976: 11) menambahkan ada dua makna penting dalam menggarap arti

kepribadian:

pertama: beraneka pengaruh dari luar yang tidak saudara kuasai sepenuhnya ikut

menentukan perkembangan kepribadian.

kedua: pola atau penataan kemampuan, perbuatan dan kebiasaan itu tidak tersusun

dengan sendirinya. Maka dapat disimpulkan bahwa semua perbuatan bersama-sama

ikut membentuk hidup kita.

Heuken (1976: 16) mengemukakan unsur-unsur kunci dalam defenisi

kepribadian, yaitu:

1) kesatuan perbuatan dan tingkah laku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

2) adanya ideal bagi bentuk pribadi yang ingin kita bina

3) kenyataan bahwa kita menanta perbuatan-perbuatan kita secara unik dalam

usaha mendekati apa yang kita cita-citakan

2. Pengaruh yang membentuk kepribadian

a. Benar atau salah?

Untuk mengerti bagaimana kepribadian itu berkembang kita diajukan dengan

beberapa latihan pertanyaan dengan pilihan jawaban, benar, salah atau tak tahu

“menurut kodratnya, sejak lahir manusia telah ditentukan sebagai pemimpin atau

sebagai yang dipimpin. Jika sungguh-sungguh berusaha, kita dapat meningkatkan

kecerdasan” (Heuken, 1976: 15).

b. Unsusr-unsur yang membentuk kepribadian

Heuken (1976: 16) menunjukan beberapa pengaruh yang amat penting ialah:

sekolah, perbedaan kelamin, Tuhan, agama, keluarga dan masyarakat.

c. Tuhan

Tuhan telah mengutus Kristus sebagai teladan pribadi yang sempurna. Karena

kasih Allah mendorong kita untuk berusaha semakin mendekati teladan-Nya dan

rahmat-Nya akan selalu mendukung usaha dalam meneladaninya (Heuken, 1976: 18)

d. Agama

Agama mempunyai peran amat besar dalam pembentukan kepribadian

demikian juga nilai-nilai iman, harapan dan kasih mempunyai peran yang sangat

penting. Iman memberikan keyakinan bahwa kepribadian ideal yang menjadi cita-

cita kita adalah benar. Harapan menubuhkan sikap optimis dakam hidup dan

keyakinan akan kemampuan untuk berkembang menjadi ‘seseorang’, bukan hanya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

‘sesuatu’. Kasih adalah cinta dan tanpa kemampuan untuk mengasihi dengan tulus-

bukan demi kepentingan diri sendiri, orang tak akan mencapai kepribadian yang

dewasa. Heuken (1976: 18).

e. Keluarga

Kita menerima dua warisan besar bagi kepribadian kita yaitu: pembawaan

turun temurun dan didikan. “Pembawan turun temurun” ialah proses biologis dalam

mana ciri-ciri orangtua diteruskan kepada keturunannya. Berikut beberapa pengaruh

keturunan terhadap kepribadian yaitu tubuh, kecerdasan, watak, dan didikan. Sifat-

sifat tersebut merupakan bakat-bakat yang berasal dari orang tua (Heuken, 1976:19-

20).

f. Masyarakat

Setiap masyarakat mempunyai pandangan sendiri-sendiri mengenai

kepribadian manakah yang baik dan patut dihargai. Tidak jarang dalam masyrakat

orang biasanya mengagumi pria dan wanita yang dapat mengendalikan perasaan,

bermoral teguh, dapat menyesuaikan diri dan ingin memperbaiki dirinya. Masyrakat

kita yang masih sangat feudal ini tidak hanya mempengaruhi cara berpikir dan sikap,

melainkan juga nilai-nilai dasar hidup kita (Heuken, 1976: 21).

g. Sekolah

Setiap sekolah mempunyai pengaruh kuat atas kepribadian muridnya. Bahan

pelajaran, para guru berperan aktif dalam mengembangkan kepribadian yang sehat

dan tangguh (Heuken, 1976: 22).

3. Pembinaan Iman membantu remaja menuju pribadi yang utuh

Pembinaan iman yang diberikan kepada remaja bertujuan untuk membantu

untuk membentuk kepribadian yang utuh. Salah satu kepribadian yang utuh adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

memiliki peluasan perasaan diri. Peluasan perasaan diri sanagt penting dimiliki oleh

remaja, mengingat remaja tidak hidup sendirian namaun hidup di lingkungan sosial

yang sangat kompleks, di mana dalam kehidupan sosial tidak luput dari berbagai

permasalahan. Dalam kehidupan sosial remaja tidak hanya memperhatikan keadaan

dirinya sendiri tetapi juga dapat memperhatikan keadaan disekitarnya, baik di

keluarga, sekolah maupun di masyarakat.

Tujuan dari pembinaan iman yang diberikan kepada remaja lebih-lebih

supaya mereka mampu menganalisa dan bersikap kritis atas segala permasalahan

sosial yang tersadi sisekitar mereka, sehingga mereka dapat menemukan akar dari

permasalahan tersebut dan mampu menemukan cara peneylesaian yang tepat. Maka

dengan demikian permasalahan sosial yang terjadi dapat terpecahkan, dan remaja

juga turut ambil bagian dalam menyelesaikan masalah sosial.

Pembinaan iman juga berperan membantu remaja mampu menguasai

persoalan-persoalan yang ada di dalam dirinya maupun dari lingkungannya.

Pembinaan iman yang dilakaukan terus menerus diharapkan dapat membantu remaja

menguasai persoalan yang ada di dalam dirinya maupun menghadapi persoalan dan

tantangan yang kerap kali ditemuinya, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Dengan adanya pembinaan iman, remaja dapat bertindak sesuai dengan

yang diharapkan dan dicita-citakan bersama. Disini remaja juga didampingi dan

dibantu supaya dapat beradaptasi dengan lingkungannya, tanpa harus kehilanagn jati

diri (Tangdilintin, 1984: 49).

Melalui pembinaan iman dapat membantu remaja untuk memiliki peluasan

perasan diri, remaja keluar dari dalam dirinya dan juga memperhatikan keadaan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

luar dirinya. Remaja menjadi peka dan peduli terhadap situasi dan kondisi di

sekitarnya sehingga remaja mau terlibat memikirkan permasalahan sosial yang

menguasai kehidupan bersama.

Pembinaan iman merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam rangka

mengembangkan iman seseorang. Kaitannya dengan pembinaan iman remaja adalah

agar iman remaja menjadi berkembang sehingga dapat membentuk kepribadian yang

utuh. Remaja membutuhkan pembinaan iman dalam membantunya membentuk

kepribadian yang utuh, karena mereka tengah mengalami masa pertumbuhan dan

perkembangan, berada dalam tahap pencarian diri dan banyak mengalami berbagai

masalah. Pembinaan iman remaja berperan dalam membantu remaja memahami dan

menerima diri, menjalin relasi yang baik dengan sesama, mengembangkan

keterampilan dan kecakapan, bertanggungjawab dan membantu remaja menentukan

arah dan tujuan hidup yang pasti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

DAN HASIL PENELITIAN

Pada bab III dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menguraikan dalam

tiga bagian yaitu; pertama penelitian, terdiri dari; jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, definisi operasional, kisi-kisi

penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik anlisis data. Kedua laporan hasil dan

pembahasan penelitian. Ketiga kesimpulan.

A. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif diskriptif, namun metode

yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif karena kedua metode ini

saling melengkapi. Pendekatan utama menggunakan motode kualitatif. Menurut

Sugiyono (2014: 27),

Kedua metode tersebut dapat digunakan bersama-sama atau digabungkan,


tetapi dengan catatan untuk meneliti pada objek yang sama tetapi tujuan yang
berbeda. Metode kualitatif untuk menemukan hipotesis, sedangkan metode
kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis. Each metholology can be used
to complement the other within the same area of inuiry, since they have
different purposes or aims (Susan Stainback, 1988).

Hal yang sama juga disampaikan oleh Moleong (2006: 38), “kedua

pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya adalah memanfaatkan satu

paradigma sedangkan paradigma lainnya hanya sebagai pelengkap saja”. Penulis

menggunakan metode ini secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

metode kualitatif untuk menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis diuji dengan

metode kuantitatif.

Alasan menggunakan metode deskriptif karena bentuknya sederhana dan

mudah dipahami tanpa memerlukan teknik statistika yang kompleks. Selain itu,

metode deskriptif sangat cocok untuk mendapatkan variasi permasalahan yang

berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia (Sukardi, 2003:

157).

Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2012: 4) menyatakan dalam penelitian

ini penulis ingin mendapatkan gambaran data deskriptif berupa kata-kata tertulis.

Data yang dikumpulkan dapat memberi gambaran mengenai pelaksanaan pembinaan

iman remaja sebagai upaya pembentukan pribadi yang utuh. penulis menganalisis

tabel hasil penelitian dan mendapatkan data berupa angka dalam bentuk persentase.

2. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian yang dimaksudkan penulis dalam penulisan skripsi ini

adalah Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi. Sedangkan waktu pelaksanaan

penelitian di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi pada tanggal 6 Juni 2018.

3. Responden

Responden penelitian ialah anak Asrama siswa dan siswi SMP Santo

Aloysius Turi yang tinggal di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi yang saat ini

berjumlah 44 anak dari keseluruhan kelas VII sampai kelas IX. Namun penulis hanya

mengambil responden dari kelas VII dan VIII yang berjumlah 27 anak yang tinggal

di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi. Mengapa hanya 27 responden yang

merupakan siswa/siswi asrama kelas VII dan kelas VIII yang di ambil sebagai data,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

karena siswa kelas IX yang tinggal di Asama sudah selesai UAS dan sudah pulang ke

rumah orang tua masing-masing.

4. Teknik pengumpulan data dan instrumen

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan

menyebarkan kuesioner. Kuesioner merupakan serangkaian daftar pertannyaan

pertanyaan atau daftar isian yang harus dijawab atau diisi oleh responden. Kuesioner

disebut juga “interview tertulis”. Berdasarkan isian atau jawaban atas pertanyaan

tersebut informasi seseorang tentang sikap, perasaan, minat dan sebagainya yang

dapat diketahui.

Kuesioner dibagi dalam 2 jenis yaitu kuesioner tertutup dan kuesioner

terbuka. Kuesioner tertutup adalah angket yang jawabannya sudah disediakan.

Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang jawabannya diisi oleh responden secara

bebas (Dapiyanta, 2008: 23).

5. Variabel Penelitian

Tabel 1: Variabel Yang Diungkap

No Aspek yang diungkap Item Jumlah


(1) (2) (3) (4)

1 Alasan memilih tinggal di Asrama 1 s/d 2 2

2 Minat anak Asrama terhadap pembinaan iman 3 s/d 9 7

3 Manfaat pembinaan iman bagi kehidupan anak 10 s/d 15 6


Asrama

4 Faktor pendukung dan penghambat pembinaan iman 16 s/d 17 2

5 Harapan dari pembinaan iman dan manfaat mengikuti 18 s/d 19 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

kegiatan harian di Asrama

6 Ciri-ciri kepribadian yang utuh dan faktor-faktor yang 20 s/d 23 4


mempengaruhi pembentukan kepribadian yang utuh

7 Pemahaman remaja tentang ciri-ciri remaja 24 s/d 25 2

Jumlah 25

6. Teknik Analisis

Penulis memaparkan hasil penelitian dalam bentuk tabel dengan data yang

diperoleh sesuai dengan variabel yang telah ditentukan yaitu pembinaan iman remaja

di Asrama Santo Aloysius Turi meliputi, manfaat pembinaan iman bagi anak Asrama

minat anak Asrama terhadap pembinaan iman, faktor pendukung dan penghambat

dalam pembinaan iman, harapan dari pembinaan iman dan manfaat dari mengikuti

kegiatan harian di Asrama, pemahaman remaja tentang ciri-ciri remaja.

Prosentase suara responden diperoleh dengan cara membagikan frekuensi

suara responden yang masuk (F) dengan jumlah responden keseluruhan (N)

kemudian dikalikan 100 sebagai bilangan konstanta (Arikunto. 2013: 54 dan 285).

Atau dapat digambarkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X 100

N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Berikut ini disampaikan hasil pengolahan data dari 27 kuisioner yang

disajikan kepada 27 responden dalam bentuk tabel yang disertai dengan pembahasan

dari hasil penelitian.

B. HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini penulis akan menyampaikan laporan hasil penelitian

berkaitan dengan pembinaan iman sebagai upaya pembentukan peribadi yang utuh

diAsrama Santo Aloysius Turi. Jumlah kuesioner yang disebarkan berjumlah 27

kuesioner, dari jumlah tersebut yang dikembalikan juga berjumlah 27 kuesioner dan

yang dianalisis juga berjumlah 27 kuesioner.

Laporan hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan sesuai dengan

urutan variabel penelitian yang ada dalam bentuk tabel. Penulis mencoba

mendeskripsikan tabel secara verbal. Tabel tersebut terdiri dari: mengapa memilih

Asrama sebagai tempat tinggal, minat anak Asrama terhadap pembinaan iman,

manfaat dari pembinaan iman, faktor yang mendukung dan yang menghambat dalam

pembinaan iman, harapan dari pembinaan iman dan manfaat dari mengikuti kekiatan

harian di Asrama, ciri-ciri kepribadian yang utuh dan faktor yang mempengaruhi

pembentukan kepribadian yang utuh, dan pemahaman remaja tentang ciri-ciri remaja.

1. Identitas Responden

Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden dalam penelitianan ini

sebanyak 27 orang, dan terdiri dari 21 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Usia

responden berkisar antara 13-17 tahun. Usia tersebut merupakan masa remaja, masa

ini juga disebut sebagai masa-penghubung atau masa-peralihan antara masa kanak-

kanak dengan masa dewasa. Mereka adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Santo Aloysius Turi. Dari 27 responden tersebut di atas, terdapat 11 orang siswa

kelas I dan 16 orang kelas II.

2. Alasan Memilih Tinggal di Asrama

Tabel 2: Alasan Memilij Tinggal di Asrama


(N=27)

No Pernyataan Jawaban Jumlah %

1 Mengapa anda memilih Asrama a. Dorongan orang 14 51,85


Santo Aloysius sebagai tempat tua
tinggal? b. Di Asrama adanya 8 29,63
peraturan tata
tertib dan disiplin
c. Terhindar dari 5 18,52
pergaulan bebas

2 Manfaat yang paling dirasakan a. Bisa belajar 8 29,63


tinggal di Asrama dengan baik dan
teratur
b. Memiliki banyak 8 29,63
teman
c. Semakain disiplin 11 40,74
dan semakain
dewasa dalam
iman dan
kepribadian

Pernyataan tentang alasan memilih tinggal di Asrama terdiri dari nomor 1 dan

2. Untuk pernyataan item nomor 1 berhubungan dengan alasan mengapa memilih

Asrama sebagi tempat tinggal. Data yang dapat dilaporkan yaitu 14 responden

(51,85%) memilih Asrama Santo Aloysius Turi atas dorongan orang tua, 8 responden

(29,63%) memilih Asrama Santo Aloysius Turi sebagai tempat tinggal karena di

Asrama ada tata tertib dan disiplin dan 5 responden (18,52%) memilih Asrama Santo

Aloysius Turi sebagai tempat tinggal karena terhindar dari pergaulan bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden (50,85%)

menyatakan alasan memilih tinggal diAsrama atas dorongan orang tua.

Pernyataan item nomor 2 Manfaat yang paling dirasakan tinggal diAsrama.

Data yang diperoleh 8 responden (29,63%) mengakuai mereka bisa belajar dengan

baik dan teratur, 8 responden (29,63%) merasa bahwa mereka lebih banyak punya

teman, dan 11 responden (40,74%) merasa bahwa mereka semakin disiplin dan

semakin dewasa dalam iman dan kepribadian. Dari data di atas menunjukan bahwa

jumlah terbanyak 11 responden (40,74%) merasa bahwa mereka semakin disiplin dan

semakin dewasa dalam iman dan kepribadian.

3. Minat Anak Asrama Terhadap Pembinaan Iman

Tabel 3 : Minat Anak Asrama Terhadap Pembinaan Iman


(N=27)

No Pernyataan Jawaban Jumlah %

3 Saya sering mengikuti kegiatan a. Sangat setuju 11 40,74


pembinaan iman yang diadakan b. Setuju 10 37,04
di Asrama Santo Aloysius c. Netral 6 22,22
d. Tidak setuju - -
e. Sangat tidak setuju - -

4 Apakah anda tertarik untuk a. Sangat setuju 8 29,63


mengikuti kegiatan pembinaan b. Setuju 12 44,44
iman yang diadakan di Asrama c. Netral 7 25,93
Santo Aloysius? d. Tidak setuju - -
e. Sangat tidak setuju - -

5 Materi pembinaan iman remaja a. Sangat setuju 8 29,63


idealnya diangkat dari b. Setuju 15 55,56
pengalaman remaja. c. Netral 4 14,81
d. Tidak setuju - -
e. Sangat tidak setuju - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

6 Apakah yang paling menarik a. Ingin tahu lebih 14 51,85


anda untuk mengikuti kegiatan banyak tentang
pembinaan iman? agama katolik
b. Kerinduaan untuk 10 37,04
bertemu dengan
Tuhan
c. Materi pembinaan 3 11,11
menarik

7 Bila lama tidak ada pembinaan a. Sangat setuju 10 37,04


iman di Asrama saya merasa ada b. Setuju 7 25,93
yang kurang. c. Netral 8 29,63
d. Tidak setuju - -
e. Sangat tidak setuju 2 7,41

8 Kegiatan pembinaan iman yang a. Sharing 10 37,04


dirasakan paling menarik pengalaman iman
b. Rekoleksi 13 48,15
c. Misa kudus 4 14,81

9 Kegiatan-kegiatan pembinaan a. Doa taize 7 25,93


iman yang dirasakan paling b. Ziarah 17 55,56
membantu dalam penghayatan c. Cemping rohani 5 18,52
iman

Pada bagian ini penulis melaporkan minat anak Asrama terhadap pembinaan

iman. Data yang diperoleh sebagai berikut:

Item nomor 3 yakni seberapa sering mengikuti kegiatan pembinaan iman

yang diadakan di Asrama. Data yang diperoleh 11 responden (40,74%) menyatakan

sangat setuju, 10 responden (37,04%) setuju dan 6 responden (22,22%) netral.

Berdasarkan data yang diperoleh 77,78 % responden setuju sering mengikuti

kegiatan pembinaan iman yang diadakan di Asrama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Item nomor 4 yakni apakah mereka tertarik untuk mengikuti kegiatan

pembinaan iman yang diadakan di Asrama. Berdasarkan data yang diperoleh 8

responden (29,63%) sangat setuju, 12 responden (44,44%) setuju dan 7 sesponden

(25,95%) netral. Data yang terkumpul menunjukkan 74,07% responden tertarik

mengikuti kegiatan pembinaan iman yang diadakan diAsrama.

Item nomor 5 merupakan apakah materi pembinaan iman remaja idealnya

diangkat dari pengalaman remaja. Berdasarkan data yang diperoleh 8 responden

(29,63%) sangat setuju, 15 responden (55,56%) setuju dan 4 responden (14,81%)

menyatakan netral. Dari data di atas dapat disampaikan 85,19% setuju idealnya

pembinaan iman diangkat dari pengalaman remaja.

Item nomor 6 yakni apa yang menyebabkan responden tertarik mengikuti

pembinaan iman. Berdasarkan data yang diperoleh 14 responden (51,85%) ingin tahu

lebih banyak tentang agama Katolik, 10 reponden (37,04%) merasa ada kerinduaan

untuk bertemu dengan Tuhan, dan 3 responden (11,11%) materi pembinaan iman

menarik.

Item nomor 7 berbicara bila lama tidak ada pembinaan iman di Asrama

merasa ada yang kurang. Berdasarkan data yang diperoleh 10 responden (37,04%)

sangat setuju, 7 responden (25,93%) setuju, 8 responden (29,63%) netral dan 2

responden (7,41%) sangat tidak setuju. Dari data di atas menunjukkan 62,96%

responden setuju merasa ada yang kurang bila lama tidak diadakan pembinaan iman

di Asrama.

Item nomor 8 merupakan kegiatan pembinaan iman yang dirasakan paling

menarik. Berdasarkan data yang diperoleh 10 responden (37,04%) menyatakan

sharing pengalaman iman, 13 responden (45,15%) menyatakan rekoleksi dan 4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

responden (14,81%) menyatakan misa kudus. Dari data di atas hasil yang diperoleh

dengan jumlah tertinggi kegiatan pembinaan iman yang dirasakan paling menarik

adalah 45,15% memilih rekoleksi sebagai kegiatan pembinaan iman yang paling

menarik.

Item nomor 9 merupakan kegiatan-kegiatan pembinaan iman yang dirasakan

paling membantu dalam penghayatan iman. Berdasarkan data yang diperoleh 7

responden (25,93%) menyatakan doa taize, 17 responden (55,56%) menyatakan

ziarah dan 5 responden (18,52%) menyatakan camping rohani. Dari data di atas

kegiatan-kegiatan pembinaan iman yang rasakan paling membantu dalam

penghayatan iman ialah 55,56% memilih ziarah yang dirasakan sebagai kegiatan

pembinaan iman yang dirasakan paling membantu dalam penghayatan iman.

4. Manfaat Pembinaan Iman Bagi Kehidupan Anak Asrama

Tabel 4 : Manfaat Pembinaan Iman Bagi Kehidupan Anak Asrama

(N=27)

No Pernyataan Jawaban Jumlah %

10 Manfaat pembinaan iman di a. Sangat setuju 18 66,67


Asrama ialah semakin menumbuh b. Setuju 6 22,22
kembangkan kesadaran untuk c. Netral 3 11,11
memperkembangkan iman d. Tidak setuju - -
kristiani agar dapat menjadi e. Sangat tidak setuju - -
seorang yang mampu bekerja
sama, tanggung jawab dan teguh
dalam iman

11 Dengan mengikuti kegiatan a. Sangat setuju 11 40,74


pembinaan iman saya merasa b. Setuju 14 51,85
diteguhkan dan pengetahuan iman c. Netral 2 7,41
saya bertambah. d. Tidak setuju - -
e. Sangat tidak setuju - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

12 Dampak dari pembinaan iman bagi a. Sangat setuju 17 62,96


kehidupan saya ialah saya semakin b. Setuju 6 22,22
mencintai Tuhan dan sesama c. Netral 4 14,81
d. Tidak setuju - -
e. Sangat tidak setuju - -

13 Pembinaan iman membantu saya a. Sangat setuju 12 44,44


semakin mencintai kejujuran dan b. Setuju 11 40,74
rasa peduli pada sesama c. Netral 4 14,81
d. Tidak setuju - -
e. Sangat tidak setuju - -

14 Pembinaan iman remaja berperan a. Sangat setuju 11 40,74


dalam membantu remaja menjalin b. Setuju 11 40,74
relasi dengan sesama, tanpa c. Netral 5 18,52
membeda-bedakan satu dengan d. Tidak setuju - -
yang lainnya. e. Sangat tidak setuju - -

15 Pembinaan iman remaja berperan a. Sangat setuju 10 37,04


membantu remaja dalam b. Setuju 13 48,15
merumuskan tujuan hidup dan c. Netral 3 11,11
menentukan cita-cita serta d. Tidak setuju 1 3,70
mengetahui apa yang harus e. Sangat tidak setuju - -
dilakukan.

Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian manfaat pembinaan

iman bagi kehidupan anak Asrama. Data yang diperoleh sebagai berikut:

Pada pernyataan item nomor 10 merupakan Manfaat pembinaan iman di

Asrama semakin menumbuh kembangkan kesadaran untuk memperkembangkan

iman kristiani agar dapat menjadi seorang yang mampu bekerjasama, tanggung

jawab dan teguh dalam iman. Dari hasil yang diperoleh 18 responden (66,67%)

sangat setuju, 6 responden (22,22%) setuju dan 3 responden (11,11%) netral. Dari

data di atas dapat disampaikan bahwa pembinaan iman di Asrama semakain


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

menumbuhkembangkan iman kristiani dengan 88,89% anak asrama yang

memberikan persetujuan.

Item nomor 11yakni dengan mengikuti kegiatan pembinaan iman saya merasa

diteguhkan dan pengertahuan iman saya bertambah. Dari hasil diperoleh

11responden (40,74%) sangat setuju, 14 responden (52,85%) setuju dan 2 responden

(7,41%) netral. Berdasarkan data tersebut penulis berpendapat hampir seluruh anak

asrama merasa dengan mengikuti kegiatan pembinaan iman mereka diteguhkan dan

pengertahuan imannya bertambah.

Item nomor 12 ialah dampak pembinaan iman bagi kehidupan saya ialah saya

semakin mencintai Tuhan dan sesama. Data yang diperoleh 17 responden (62,96%)

sangat setuju, 6 responden (22,22%) setuju, dan 4 responden netral (14,81%) netral.

Dari hasil penelitian memperlihatkan 85,18% responden memberikan persetujuan

bahwa mereka merasakan dampak positif dari pembinaan iman. Artinya dengan

kegiatan pembinaan iman sangat penting dalam membantu responden merasakan

peneguhan dan pengetahuan imannya bertambah.

Item nomor 13 juga merupakan dampak dari pembinaan iman yang

membantu responden semakin mencintai kejujuran dan rasa peduli pada sesama.

Data yang diperoleh adalah 12 responden (44,44%) sangat setuju, 11 responden

(40,74%) setuju, dan 4 responden (14,81%) netral. Data yang diperoleh

memperlihatkan 85,18% sebagian besar responden setuju dengan pernyataan

tersebut. Artinya kegiatan pembinaan iman sangat penting untuk membantu rasa

kejujuran dan kepedulian terhadap sesama.

Item nomor 14 masih merupakan peran pembinaan iman remaja dalam

membantu remaja menjalain relasi dengan sesama, tanpa membeda-membedakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

satu dengan yang lainnya. Dari data yang diperoleh 11 responden (40,74%) sangat

setuju, 11 responden (40,74%) setuju, dan 5 responden (18,52%) netral. Berdasarkan

data di atas, dapat dikatakan bahwa pembinaan iman remaja sangatlah berperan

penting bagi remaja dalam menjalin relasi dengan sesama.

Item nomor 15 masih berkaitan dengan pembinaan iman remaja dalam

membantu remaja merumuskan tujuan hidup dan menentukan cita-cita serta

mengetahui apa yang harus dilakukan. Dari data yang diperoleh 10 responden

(37,04%) sangat setuju, 13 responden (48,15%) setuju, 3 responden (11,11%) netral,

dan 1 responden (3,70%) tidak setuju. Berdasarkan data tersebut penulis berpendapat

bahwa anak asrama mengharapkan adanya pembinaan iman rutin di Asrama.

5. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembinaan Iman

Tabel 5 : Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembinaan Iman

(N=27)

No Pernyataan Jawaban Jumlah %

16 Faktor yang mendukung saya a. Bentuk kegiatan 12 44,44


mengikuti kegiatan pembinaan bervariasi dan kretif
iman b. Sarana dan
prasarana 6 22,22
mendukung
c. Materi yang dibahas
sesuai dengan 9 33,33
situasi remaja

17 Menurut penilaian anda apa a. Suasana monoton, 10 37,04


yang menyebabkan pembinaan jenuh dan
iman kurang menarik? membosankan
b. Bosan karena tema, 10 37,04
materi dan metode
kurang cocok
c. Rasa malas dalam
diri 7 25,93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Pada bagian ini, penulis akan melaporkan hasil penelitian berkaitan dengan

faktor pendukung dan penghambat kegiatan pembinaan iman di Asrama St. Aloysius

Turi. Data yang diperoleh sebagai berikut:

Item nomor 16 berisi faktor yang pendukung anak asrama dalam mengikuti

pembinaan iman. Dari hasil penelitian dapat dilaporkan 12 responden (44,44%)

menyatakan bentuk kegiatan bervariasi dan kreatif, 6 responden (22,22%) memilih

sarana dan prasarana yang mendukung, dan 9 responden (33,33%) memilih materi

yang dibahas sesuai dengan situasi remaja. Dari data di atas menujukan bentuk

kegiatan pembinaan iman harus bervariatif dan kreatif, materi yang dibahas harus

juga sesuai dengan situasi remaja.

Item nomor 17 merupakan faktor penghambat dalam pembinaan iman. Dari

data yang diperoleh 10 responden (37,04%) menyatakan suasana monoton, jenuh dan

membosankan, 10 responden (37,04%) merasa bosan karena tema, materi dan

metode kurang cocok, dan 7 responden (25,93%) menyatakan rasa malas dalam diri.

Dari hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pembinaan iman yang telah

dilakukan kurang menarik dan kreatif. Maka kegiatan pembinaan iman harus

dikemas sedemikan menarik serta menjawab kebutuhan peserta sehingga mampu

membangkitkan semangat dan motivasi peserta dalam mengikuti pembinaan iman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

6. Harapan Dari Pembinaan Iman Dan Manfaat Mengikuti Kegiatan Harian Di

Asrama

Tabel 6 : Harapan Dari Pembinaan Iman dan Manfaat Mengikuti


Kegiatan Harian di Asrama
(N=27)

No Pernyataan Jawaban Jumlah %

18 Apakah yang Anda harapkan dari a. Agar dengan 17 62,96


pembinaan iman yang pembinaan iman
dilaksanakan di Asrama? itu saya menjadi
orang yang lebih
dewasa baik
dalam iman
maupun dalam
kepribadian
b. Supaya menjadi 7 25,93
orang yang
mandiri dan
bertanggung
jawab
c. Supaya menjadi 3 11,11
orang yang
terampil

19 Mengikuti kegiatan harian di a. Sangat setuju 13 48,15


Asrama membantu Anda untuk b. Setuju 8 29,63
memotivasi diri, disiplin, peduli, c. Netral 5 18,52
kerjasama, tanggung jawab dan d. Tidak setuju 1 3,70
semakin dewasa! e. Sangat tidak setuju - -

Pada bagian inin penulis akan melaporkan hasil penelitian berkaitan dengan

harapan dari pembinaan iman dan manfaat mengikuti kegiatan harian di Asrama.

Data yang diperoleh sebagai berikut:

Pada pernyataan item nomor 18 ialah harapan dari pembinaan iman yang

dilaksanakan di Asrama. Data yang diperoleh adalah 17 responden (62,96%)

mengharapkan agar dengan pembinaan iman dapat menjadi orang yang lebih dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

baik dalam iman maupun dalam kepribadian, 7 responden (25,93%) mengharapkan

supaya menjadi orang yang mandiri dan bertanggungjawab, dan 3 responden

(11,11%) mengharapkan supaya menjadi orang yang terampil. Data yang diperoleh

memperlihatkan sebagian besar responden mengharapkan agar melalui pembinaan

iman membantu responden dewasa dalam iman dan kepribadian. Artinya pembinaan

iman di Asrama St. Aloysius Turi belum sampai pada pada pendewasaan iman dan

kepribadian.

Item nomor 19 berbicara mengenai mengikuti kegiatan harian di Asrama

membantu responden untuk memotivasi diri, disiplin, peduli, kerjasama,

tanggungjawab dan semakin dewasa. Dari data yang diperoleh 13 responden

(48,15%) sangat setuju, 8 responden (29,63%) setuju, 5 responden (18,52%) netral,

dan 1 responden (3,70%) tidak setuju. Berdasarkan data tersebut, penulis

berpendapat bahwa setia dan patuh mengikuti kegiatan harian di Asrama membantu

responden semakin dewasa dan utuh.

7. Ciri-Ciri Kepribadian Yang Utuh Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pembentukan Kepribadian Yang Utuh

Tabel 7 : Ciri-Ciri Kepribadian yang Utuh dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian yang Utuh

(N=27)

No Pernyataan Jawaban Jumlah %

20 Ciri kepribadian yang utuh a. Sangat setuju 6 22,22


nampak pada orang yang mampu b. Setuju 10 37,04
mengembangkan keterampilan dan c. Netral 10 37,04
bertanggung jawab terhadap tugas d. Tidak setuju 1 3,70
yang diberikan kepadanya e. Sangat tidak - -
setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

21 Keluarga, sekolah, masyarakat dan a. Sangat setuju 9 33,33


agama dapat mempengaruhi b. Setuju 8 29,63
pembentukan kepribadian remaja c. Netral 8 29,63
d. Tidak setuju 1 3,70
e. Sangat tidak 1 3,70
setuju

22 Pembentukan kepribadian remaja a. Sangat setuju 4 14,81


dapat dipengaruhi oleh faktor dari b. Setuju 14 51,85
dalam yaitu faktor keturunan, c. Netral 7 25,93
motivasi dari remaja dan d. Tidak setuju 2 7,41
perkembangan yang sedang e. Sangat tidak - -
dialaminya. setuju

23 Orang yang berkepribadian utuh a. Sangat setuju 5 18,52


mampu membangun relasi yang b. Setuju 16 59,26
baik dengan sesama, baik dalam c. Netral 5 18,52
keluarga, sekolah, gereja dan d. Tidak setuju - -
masyarakat dimana ia tinggal. e. Sangat tidak 1 3,70
setuju

Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian berkaitan dengan

ciri-ciri kepribadian yang utuh dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

kepribadian yang utuh. data yang diperoleh sebagai beriku:

Item nomor 20 berbicara mengenai ciri kepribadian yang utuh nampak pada

orang yang mampu mengembangkan keterampilan dan bertanggungjawab terhadap

tugas yang diberikan kepadanya. Data yang diperoleh adalah 6 responden (22,22%)

sangat setuju, 10 responden (37,04%) setuju, 10 responden (37,04%) netral, dan 1

responden (3,70%) tidak setuju. Berdasarkan data tersebut penulis berpendapat

bahwa ciri kepribadian yang utuh mampu mengembangkaan keterampilan sikap

tanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Item nomor 21 berbicara keluarga, sekolah, masyarakat dan agama dapat

mempengaruhi pembentukan kepribadian remaja. Data yang diperoleh 9 responden

(33,33%) sangat setuju, 8 responden (29,63%) setuju, 8 responden (29,63%) netral, 1

responden (3,70%) tidak setuju, dan 1 responden (3,70%) sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut penulis berpendapat keluarga, sekolah, masyarakat dan

agam berpengaruh dalam membentuk kepribadian remaja.

Item nomor 22 berbicara mengenai pembentukan kepribadian remaja dapat

dipengaruhi oleh faktor dari dalam yaitu keturunan, motivasi dari remaja dan

perkembangan yang sedang dialaminya. Dari data yang diperoleh yakni, 4 responden

(14,81%) sangat setuju, 14 responden (51,85%) setuju, 7 responden (25,93%) netral,

dan 2 responden (7,41%) tidak setuju. Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa

sebagian besar pembentukan kepribadian remaja dipengaruhi faktor dari dalam yaitu

faktor keturunan dan situasi perkembangan yang dialaminya memberikan

persetujuan.

Item nomor 23 berbicara mengenai orang yang berkepribadian utuh mampu

membangun relasi yang baik dengan sesama, baik dalam keluarga, sekolah, Gereja

dan masyarakat. Dari data yang diperoleh 5 responden (18,52%) sangat setuju, 16

responden (59,26%) setuju, 5 responden (18,52%) netral, dan 1 responden (3,70%)

sangat tidak setuju. Dari hasil data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa memiliki

kepribadian yang utuh mampu membangun relasi yang baik dengan sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

8. Pemahaman Remaja Tentang Ciri-Ciri Remaja

Tabel 8 : Pemahaman Remaja Tentang Ciri-Ciri Remaja


(N=27)

No Pernyataan Jawaban Jumlah %

24 Remaja adalah orang yang sedang a. Sangat setuju 8 29,63


mengalami masa pertumbuhan b. Setuju 13 48,15
dalam segala aspek kehidupan, c. Netral 4 14,81
baik itu perkembangan fisik, d. Tidak setuju 2 7,41
kognitif, emosi, moral, sosial e. Sangat tidak - -
maupun iman. setuju

25 Remaja memiliki ciri mudah a. Sangat setuju 4 14,81


terpengaruh oleh dunia luar dan b. Setuju 11 40,74
mudah meniru-niru apa yang c. Netral 9 33,33
dilakukan oleh orang dewasa d. Tidak setuju 2 7,41
e. Sangat tidak 1 3,70
setuju

Pada bagian ini, penulis akan melaporkan hasil penelitian berkaitan dengan

pemahaman remaja tentang ciri-ciri remaja. Data yang diperoleh sebagai beriku:

Item nomor 24 berbicara mengenai remaja adalah orang yang sedang

mengalami masa pertumbuhan dalam segala aspek kehidupan, baik itu

perkembangan fisik, kognitif, emosional, moral, sosial maupun iman. Data yang

diperoleh adalah 8 responden (29,63%) sangat setuju, 13 responden (48,15%) setuju,

4 responden (14,81%) netral, dan 2 responden (7,41%) tidak setuju. Dari data di atas,

penulis berpendapat sebagian besar responden memberi persetujuan bahwa remaja

adalah mereka yang sedang mengalami masa pertumbuhan dalam segala aspek

kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Item nomor 25 berbicara mengenai remaja memiliki ciri mudah terpengaruh

oleh dunia luar dan mudah meniru-niru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Data

yang diperoleh adalah 4 responden (14,81%) sanagt setuju, 11 responden (40,74%)

setuju, 9 responden (33,33%) netral, 2 responden (7,41%) tidak setuju, dan 1

responden (3,70%) sangat tidak setuju. Berdasarkan data tersebut penulis

berpendapat 55,56% responden memberi persetujuan. Artinya masih banyak remaja

memiliki ciri-ciri yang mudah terpengaruh oleh dunia luar.

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian di atas diuraikan lebih lanjut dalam bagian pembahasan

untuk menggali permasalahan yang dihadapi oleh anak Asrama Santo Aloysius Turi

sehingga dapat mengusahakan pembinaan iman yang dapat pembentukan keprbadian

yang utuh. pembahasan diuraikan berdasarkan variabel di atas meliputi alasan

memilih tinggal di Asrama, minat anak Asrama terhadap pembinaan iman, manfaat

pembinaan iman bagi kehidupan anak Asrama, faktor pendukung dan penghambat

pembinan iman,harapan dari pembinaan iman dan manfaat mengikuti kegiatan harian

di Asrama, ciri-ciri kepribadian yang utuh dan faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan kepribadian yang utuh dan pemahaman remaja tentang ciri-ciri remaja.

1. Alasan Memilih Tinggal Di Asrama

Berdasarkan data yang dikumpulkan, anak Asrama Santo Aloysius mengakui

bahwa mereka tinggal di Asrama atas dorongan orang tua. Hal ini terlihat dari

pengakuan sebagian besar responden (60%) mereka setuju tinggal di Asrama atas

dorongan orang tua, meskipun ada beberapa memilih tinggal di Asrama karena ada

peraturan dan tata tertib dan disiplin, dan memilih Asrama supaya terhindar dari

pergaulan bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Namun mereka juga mampu menemukan manfaat tinggal di Asrama terbuki

dari data yang diperoleh mereka bisa belajar dengan baik dan teratur, memiliki

banyak teman, dan semakin disiplin serta semakin dewasa dalam iman dan

kepribadian. Menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran dalam diri akan

perkembangan kepribadiannya.

2. Minat Anak Asrama Terhadap Pembinaan Iman

Dari data yang dikumpulkan, anak asrama Santo Aloysius mengakui bahwa

mereka mempunyai minat yang besar untuk mengikuti kegiatan pembinaan iman di

Asrama. Keterlibatan mereka tentu dipengaruhi oleh berbagai aspek antara lain

diungkapan oleh sebagian besar responden ilaha ingin tahu lebih banyak tentang

agama Katolik. Selain itu kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan dan materi

pembinaan menarik. Bukan hanya tertarik saja untuk mengikuti pembinaan iman

tetapi kegiatan pembinaan iman sangat dirindukan oleh mereka. Melihat minat

mereka terhadap pembinaan iman sangat besar harus diantipasi dengan

meningkatkan mutu pembinaan misalkan dengan menyiapkan materi yang sesuai

dengan situsi konkrit yang dialami remaja sehingga meneguhkan iman dan

mendorong mereka lebih menghayati imannya.

Bentuk pembinaan iman yang paling menarik bagi anak Asrama ialah

rekoleksi. Rekoleksi ialah merefleksikan kembali yang telah lalu dan mulai

membenah diri lebih baik lagi. Rekoleksi sangat disukai karena sangat sesuai dalam

menjawab kereinduan mereka dimana dlama rekoleksi ada dinamika kelompok dan

renungan pribadi. Selain itu kegiatan pembinaan iman yang dirasakan paling

membantu dalam penghayatan iman ialah ziarah. Para anak Asrama juga merasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

setiap bentuk pembinaan iman di Asrama sangat membantu mereka dalam

penghayatan imannya.

3. Manfaat Pembinaan Iman Bagi Kehidupan Anak Asrama

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan rohani sangat membantu anak

asrama dalam penghayatan imannya. Dampak dari kegiatan rohani tersebut sangat

diraskan dalam hubungannya dengan sesama maupun pribadi yaitu, semakin

mencintai Tuhan, mencintai kejujuran, dan kepedulian terhadap sesama. Selain itu

mereka juga meraskan iman mereka semakin diteguhkan, membantu mereka

menjalin relasi tanpa membeda-bedakan dan mampu merumuskan tujuan hidup.

Pernyataan anak Asrama mengungkapkan bahwa mereka memiliki keinginan yang

kuat untuk semakin mendalami pemahaman dan penghayatan imannya. Oleh karena

itu pembinaan iman di Asrama diharapkan mampu memperkaya pemahaman,

meneguhkan iman dan mendorong mereka menghayati nilai-nilai Kristiani melalui

tindakan konkrit.

4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembinan Iman, Harapan Dari

Pembinaan Iman Dan Manfaat Mengikuti Kegiatan Harian Di Arama

Dari data yang diperoleh sebagian besar mengakui faktor yang mendukung

mereka untuk mengikuti kegiatan pembinaan iman di Asrama adalah bentuk kegiatan

bervariatif dan kreatif, materi yang di bahas sesuai dengan situasi remaja dan sarana

prasarana juga menjadi faktor pendukung dalam kegiatan pembinaan. Selain ada

faktor-faktor yang mendukung responden juga menilai bahwa ada faktor yang kurang

menarik dalam pembinaan iman diantaranya ialah materi yang disampaikan kurang

cocok dan kurang menarik, metode penyampainya kurang bervariasi dan

membosankan. Oleh karena itu materi-materi yang disajikan dalam pembinaan iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

hendaknya materi yang sesuai dengan situasi remaja sehingga benar-benar menjawab

kebutuhan mereka dan pembina juga harus kreatif dalam peroses penyampaian

materi sehingga tidak membosankan.

5. Harapan dari pembinaan iman dan manfaat mengikuti kegiatan harian di

Asrama

Sebagian besar anak asrama merasakan pembinaan iman sangatlah diperlukan

agar menjadi orang lebih baik dalam iman maupun kepribadian.dan pembinaan yang

diharapkan memberi arah agar beriman mendalam, dan juga pembinaan agar menjadi

orang yang bertanggungjawab, terampil dan menjadi orang yang dewasa dalam iman

dan kepribadian. Yang diharapkan responden dari pembinaan iman ialah bahwa

dengan pembinaan iman mereka dapat menjadi orang yang dewasa baik dalam iman

maupun dalam kepribadian, dengan demikian dapat menjadi orang yang mandiri.

Anak Asrama juga mengharapakan pembinaan iman yang sesuai dengan situasi

hidup mereka dengan mengangkat tema dari pengalaman konkrit hidup mereka.

Selain itu dengan mengikuti kegiatan harian di Asrama, anak Asrama merasa

bertumbuh dalam kepribadian yakni semakin bertanggung jawab, semakin dewasa,

disiplin, peduli dan kerjasama yang baik.

6. Ciri-Ciri Kepribadian Yang Utuh Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pembentukan Kepribadian Yang Utuh

Sebagian besar responden mengakui bahwa kepribadian yang utuh mampu

mengembangkan keterampilan serta bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang

dipercayakan kepadanya. Maka upaya untuk pembentukan kepribadian ialah sebagai

generasi penerus dalam menjalani hidup tengah masyarakat, sekolah, keluarga, baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

di Asrama maupun diluar Asrama harus menjadi pribadi yang terbuka untuk

menerima perubahan.

Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar anak asrama memiliki

kesadaran dan pengetahuan bahwa pembentukan kepribadiaan dapat dipengaruhi

faktor dari dalam yaitu faktor keturunan dan motivasi dari mereka sendiri dalam

mengusahakan terbentuknya kepribadian yang utuh. dengan demikian diharapkan

mereka sendiri yang bertanggung jawab atas proses pembentukan kepribadiannya

dan terbuka untuk belajar dari orang lain demi memperkembangkan iman dan

semakin merasa ada perubahan baru dalam diri untuk bertumbuh dan berkembang

menjadi pribadi yang utuh. dengan demikian mereka sungguh-sungguh berusaha

menemukan nilai-nilai dan memaknai dalam hidup sehari-hari.

7. Pemahaman Remaja Tentang Ciri-Ciri Remaja

Dari data yang diperoleh anak asrama menyadari bahwa remaja ialah orang

yang sedang mengalami masa pertumbuhan dalam segala aspek kehidupan baik itu

fisik, kognitif, emosi, moral, sosial maupun iman dan mudah terpengaruh oleh dunia

luar. Anak asrama memiliki kesadaran akan itu betapa pentingnya menerima

kekurangan dan kelebihan orang lain dimana menerima kekurangan dan kelebihan

orang lain adalah sikap terpuji anugerah dari Allah, mengampuni dan menghargai

orang lain merupakan cara yang baik untuk menjalin relasi dengan Allah. Dengan

demikian diharapkan perbedaan tidak dijadikan penghalang untuk komunikasi satu

dengan yang lain melainkan warna dalam menjalin relasi karena semua ciptaan Allah

adalah baik adanya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

D. KESIMPULAN HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian melalui kuesioner, penulis menyimpulkan bahwa proses

pembinaan belum berjalan dengan baik dapat dilihat dari segi bentuk pembinaan

secara umum mengenai materi, metode, isi dan model yang diberikan kurang

menarik. Sehingga anak Asrama terkesan hanya dapat dibantu secara mental namun

kurang dalam pendalaman rohani belum sampai pada pengolahan pengalaman untuk

menerima diri apa adanya, menemukan identitas dirinya serta mampu untuk

mengembangkan imannya supaya semakin berkembang menjadi utuh dan dewasa.

Berdasarkan hasil penelitian potensi pembinaan yang paling rendah adalah

dari segi penilaian terhadap program pembinaan dimana belum ada perencanaan

program yang terperinci dan jelas sehingga proses pembinaan yang diberikan dari

segi model, materi, isi, metode dan sarana prasarana belum sesuai dan cocok dengan

situasi dan kebutuhan remaja. Hal inilah mendapat perhatian khusus dalam

meningkatkan pembinaan iamn yang dapat membantu anak asrama untuk

menemukan identitas dirinya, menjadi pribadi yang dewasa dan utuh secara moral,

spiritual dan intelektual.

Dari jawaban responden yang demikian, maka dapat disimpulkan bahwa

pembinaan iman di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi, belum secara maksimal

membantu anak Asrama untuk berkembang menjadi pribadi yang utuh. oleh sebab

itu, pada bab IV penulis dapat mengusulkan program pembinaan imaan melalui

program rekoleksi bagi anak Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

BAB IV

USULAN PROGRAM PEMBINAAN

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, penulis mengajukan usulan

program pembinaan berupa rekoleksi untuk pembinaan iman remaja di Asrama Santo

Aloysius Gonzaga Turi

A. Latar Belakang Program Rekoleksi

Rekoleksi adalah suatu latihan rohani yang bertujuan membantu orang untuk

memperteguh iman Kristiani mereka (Kila, 1996: 5). Setiap pribadi memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda dalam beriman kepada Yesus.

Tergantung dari usaha tiap pribadi tersebut untuk menemukan melalui Kitab Suci,

tradisi Gereja dan ajaran Gereja. Rekoleksi disebut berhasil apabila mencapai tujuan

yang sesuai dengan yang diharapkan serta memberi dampak positif bagi hidup

peserta.

Penulis memaparkan bentuk rekoleksi untuk meningkatkan kemampuan

siswa-siswi untuk memaknai hidup dan mengenal diri lebih mendalam, bagi para

siswa-siswi di Asrama Santo Aloysius Turi Yogyakarta. Rekoleksi yang diadakan di

Asrama Santo Aloysius Turi biasanya dilaksanakan pada saat akhir semester untuk

persiapan ujian akhir. Para siswa-siswi Asrama perlu dibina agar tumbuh dan

berkembang, maka dari itu penulis memilih salah satu program untuk diusulkan ke

pihak Asrama adalah program rekoleksi dalam upaya pembentukan kepribadian yang

utuh. Pendamping rekoleksi sebaiknya mempersiapkan dan memperhatikan secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

matang, tema, materi, metode, sarana dan prasarana, fasilitas, waktu pelaksanaan,

tempat dan team yang mendampingi agar mencapai tujuan.

B. Tujuan Program Rekoleksi

Pemilihan program rekoleksi ini sesuai dengan kebutuhan, situasi dan

perkembangan peserta. Program rekoleksi disusun bertujuan untuk mengembangkan

kepribadian menuju kedewasaan Kristiani baik melalui perkataan maupun tindakan.

C. Usulan kegiatan Rekoleksi

1. Tema Umum

Berdasarkan dari hasil penelitian, kegiatan rekoleksi ini bertema

“Mengenakan Manusia Baru”. Tema ini dipilih untuk membantu remaja dalam

pengenalan dirinya bahwa mereka memiliki pribadi yang unik. Selain itu mengajak

mereka menemukan lebih banyak hal-hal positif dalam diri mereka sehingga mereka

sungguh menyadari keunikanya, menerima kelebihan dan kekurangannya, serta mau

membagikan kebaikanya pada sesama.

Dalam proses rekoleksi ada beberapa sub tema antara lain pengantar yang

berisi tujuan rekoleksi, discovery yang mengajak peserta untuk menemukan

keunikannya dan mensyukurinya, dream yang mengaja peserta untuk membuat

sebuah mimpi atau cita-cita berdasarkan pengalaman dimana pada akhirnya dapat

digunakan dalam hidup beriman secara pribadi maupun kelompok, design yang

mengajak peserta untuk membuat sebuah strategi dalam mewujudkan mimpi yang

dicita-citakan dan yang terakhir destiny mengajak peserta untuk membuat sebuah

keputusan yang mampu mewujudkan strategi yang dirumuskan bersama.

2. Tujuan Rekoleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Peserta mengetahui kelebihan dan kekurangan diri, mengoptimalkan

kelebihan dan meminimalkan kekurangan diri, meningkatkan rasa percaya diri,

menempatkan tujuan yang sesuai dengan potensi diri, dan mengembangkannya

sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan.

3. Peserta

Peserta rekoleksi adalah seluruh siswa-siswi Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi

4. Tempat dan waktu

Rekoleksi dilaksanakan pada 24-25 November 2018, bertempat di Aula Asrama

Santo Aloysius Gonzaga Turi.

5. Bentuk rekoleksi

Rekoleksi akan diadakan dengan ibadat pembuka, dinamika kelompok, refleksi,

sharing pengalaman, dialog, menonton video, penyampaian materi, penyusunan niat

dan diakhiri dengan misa penutup.

6. Sumber bahan

Sumber bahan yang digunakan dalam rekoleksi ini dari berbagai sumber, antara

lain Kitab Suci, video klip, buku panduan dan pengalaman hidup peserta.

7. Metode rekoleksi

Metode yang digunakan dalam rekoleksi ini ialah dinamika kelompok, informasi,

refleksi, sharing dan dialog.

8. Sarana

Sarana pendukung untuk mempelancar jalannya rekoleksi adalah hand out, Kitab

Suci, laptop, video, LCD, gitar, lembar kerja, wireless, teks misa, teks lagu, spidol,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

lilin, dan perlalatan games, kertas pink, doubel tape, kertas bintang, foto pribadi,

gambar dan slide.

9. Susunan acara rekoleksi

JADWAL ACARA REKOLEKSI

“MENGENAKAN MANUSIA BARU”

Tgl WAKTU ACARA PETUGAS CATATAN

24 16.00-18.00 1. Presensi dan Minum Fasilitator/ Presensi


Nov 2. Pembukaan dan Pendamping diedar
2018 Perkenalan
3. Pengantar Rekoleksi
4. Pembentukan
Kelompok

18.00-19.00 Ibadat sabda Semua


Peserta

19.00-19.45 Makan malam Semua


Peserta

19.45-21.15 Renungan I
Menyadari diri sebagai
ciptaan baru

Langkah I: Semua
Menonton slide tentang peserta
remaja yang merokok,
tawuran antar pelajar,
berantem dan menyontek,
main Hand phone dan
jalan-jalan di mall dan
kegiatan positif.

Langkah II:
Konteks Diri: peserta
menyadari diri setelah
melihat realita dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

remaja yang dipaparkan


dlam langkah I dan
peserta di bantu dengan
beberapa pertanyaan.

Langkah III:
Refleksi

21.15-21.30 Doa Malam Semua Aula


Peserta

22.00-05.00 Tidur Semua


Peserta

25 05.00-06.00 Bangun, senam pagi, dan Semua


Nov doa pagi peserta
2018

06.00-07.00 Mandi dan sarapan pagi Semua


peserta

08.00-10.00 Renungan II:


Kelebihan dan Kekurangan

Langkah I:
Mengenal Potensi Diri;
Hening selama 10 menit,
Menuliskan kelebihan dan
kekurangan sendiri,
menuliskan kelebihan dan
kekurangan teman.

Langkah II:
Sharing pegalaman
(dipandu dengan
pertanyaan)

10.00-10.30 Minum Semua


peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

10.30-12.00 Renungan III


Menentukan Aksi

Langkah I:
Refleksi Diri (45 menit)
Diawali dengan
menyaksikan video singkat
mengenai pengalaman
hidup seseorang DJ,
mengenai perubahan hidup
yang radikal, berawal dari
pengalaman hidup yang
buruk berubah menuju ke
pengalaman yang
membahagiakan. Kedua
menonton video mengenai
seorang playboy yang
menemukan jati diri.
Selanjutnya team mengajak
peserta untuk mendalami
pengalaman hidup mereka
dengan beberapa
pertanyaan.

Langkah II
Menentukan Aksi
Diawali dengan
membagikan kertas yang
berbentuk bintang.
Peserta diminta unyuk
mengisi kertas tersebut
sesuai dengan aturan yang
ditentukan.
Peserta menempel foto
pribadi di tengah-tengah
kertas berbentuk bintang.

Kertas yang berbentuk


bintang yang telah berisikan
action plan dibawa dan
digantungkan pada pohon
harapan yang telah
disediakan dalam misa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

penutup rekoleksi.

12.00-13.00 Misa Penutup

13.00-14.00 Makan Siang

14.00 Sayonara

D. SATUAN PERSIAPAN PROGRAM

1. Satuan Pendampingan Sesi I

a. Tema : Menyadari Diri Sebagai Ciptaan Baru

b. Tujuan : Agar peserta menyadari diri sebagai ciptaan baru

c. Sarana : Hand out, Kitab Suci, Laptop, LCD, Gitar

d. Metode : Informasi, Tanya-jawab, sharing pengalaman.

e. Sumber bahan : Video motivasi remaja & Slide tentang dunia remaja

f. Materi : - Konteks sosial remaja sekarang

- Konteks diri peserta

- Refleksi

- Pengembangan langkah-langkah

g. Proses Pendampingan

1) Langkah I: Konteks Sosial Remaja

Pada sesi ini, team akan mencoba menyajikan informasi mengenai contoh-

contoh dunia remaja dalam bentuk slide/gambar, sehingga peserta diajak untuk

melihat realita kehidupan remaja zaman sekarang dan menyikapinya dari sudut

pandang peserta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

a) Slide pertama tentang remaja yang merokok

b) Tawuran antar pelajar

c) Berantem dan nyontek

d) Main Hand phone dan Jalan-jalan ke mall (facebook dalam kelas)

e) Kegiatan positif

2) Langkah II: Konteks Diri

Pada sesi ini, peserta menyadari diri setelah melihat realita atau dunia remaja

yang telah dipaparkan dalam langkah I. Peserta dibantu dengan beberapa pertanyaan:

a) Bagaimana kesan anda setelah melihat slide atau video tadi?

b) Apakah ada yang mempunyai pengalaman yang serupa?

c) Bagaimana sikap anda melihat peluang yang ada dalam lingkungan (sekolah,

rumah, masyarakat) untuk dimanfaatkan demi pengembangan diri?

Setelah peserta menjawab pertanyaan secara pribadi, kemudian diajak untuk men-

sharing-kan pertanyaan dengan teman di kanan atau di kirinya.

3) Langkah III: Refleksi

2. Satuan Pendampingan Sesi II

a. Tema : Kelebihan dan kekurangan

b. Tujuan : Agar peserta dapat menemukan potensi diri dan

mengembangkannya sesuai yang dikehendaki Tuhan

c. Sarana : Kertas Pink, Pena dan double tape.

d. Metode : Dinamika kelompok, Refleksi, Penjelasan, Tanya jawab

e. Materi : Johari window dan potensi dasar manusia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

f. Proses Pendampingan

1) Menggali potensi diri

a) Hening selama 10 menit

b) Menuliskan kelebihan dan kekurangan sendiri

c) Menuliskan kelebihan dan kekurangan teman

2) Sharing Pengalaman

a) Bagaimana perasaanmu ketika menuliskan kelebihan dan kekuranganmu sendiri?

b) Bagaimana perasaanmu ketika menuliskan kelebihan dan kekurangan orang lain?

c) Mana yang lebih sulit?

3. Satuan Pendampingan Sesi III

a. Tema Pertemuan: Menetukan Aksi ( action plan)

b. Tujuan

Agar peserta dapat merefleksikan pengalaman hidup mereka masing-masing,

sehingga peserta dapat menentukan aksi konkrit dalam masa depan mereka, dalam

rangka bentuk perubahan serta pertobatan hidup.

c. Sarana

Kertas Bintang, foto pribadi, pena, laptop dan LCD.

d. Metode

Ceramah, Sharing kelompok, refleksi, penjelasan, tanya jawab

e. Materi

1) Merefleksikan pengalaman hidup.

2) Menentukan aksi konkrit.

f. Proses Pendampingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

1) Pembuka

2) Langkah I: Refleksi Diri (45 menit)

Pada sesi ini team akan mencoba mengajak peserta untuk dapat

merefleksikan pengalaman hidup mereka masing-masing.

Diawali dengan menyaksikan video singkat (pertama), mengenai pengalaman

hidup (seorang DJ) mengenai suatu perubahan hidup yang radikal, berawal dari

pengalaman hidup yang buruk berubah menuju ke pengalaman yang

membahagiakan.

Untuk lebih memperkuat sumber bahan, team dapat mengajak peserta untuk

kembali mempertunjukkan kepada peserta video singkat (kedua), mengenai seorang

playboy yang menemukan jati diri. Selanjutnya team akan mengajak peserta untuk

dapat lebih mendalami pengalaman hidup mereka dengan beberapa pertanyaan:

a. Bagaimana kesan kalian setelah melihat video tadi?

b. Apakah kalian mempunyai pengalaman yang serupa? Jika ada, coba ceritakan

pengalaman kalian?!

c. Coba refleksikan pengalaman hidup kalian masing-masing dalam hening, lalu

pikirkanlah hikmah/pelajaran yang kalian dapat serta perubahan apa yang dapat

kalian usahakan dalam hidup kalian?

3) Langkah II: Menentukan aksi/action plan (45 menit).

Pada sesi ini team akan mencoba mengajak peserta agar dapat menentukan

aksi konkrit dan spesifik yang dapat mereka lakukan dalam hidup mereka.

Diawali dengan membagikan kertas yang berbentuk bintang yang telah

disiapkan oleh team, lalu meminta peserta untuk mengisi kertas tersebut sesuai

dengan aturan, yaitu menentukan aksi konkrit hidup mereka dalam konteks rohani,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

kinestesis, intelektual, emosional, sosial. Dan yang terakhir peserta dapat

menempelkan foto pribadinya di tengah-tengah kertas berbentuk bintang tersebut.

Kertas berbentuk bintang yang telah berisikan action plan peserta dapat

dibawa dan nantinya akan digantung di pohon harapan yang telah disiapkan dalam

acara selanjutnya yaitu dalam kegiatan misa penutup.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian mengenai pembinaan iman

sebagai upaya pembentukan pribadi yang utuh di Asrama Santo Aloysius Gonzaga

turi, seperti yang telah ditulis pada bab I sampai bab IV, maka pada bab V ini penulis

menyimpulkan bahwa pembinan iman dewasa ini merupakan masalah yang

mendesak. Hal ini tentu membawa dampak positif dan negatif pada perkembangan

dan perubahan pola hidup, pola pikir, sikap dan penampilan diri.

Oleh karena itu pembinaan iman di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi

dapat membantu mengembangkan dan membentuk pribadi yang utuh, dewasa dan

matang. Selain menjadi pribadi yang utuh, sebagai generasi penerus kaum muda

dibantu untuk menemukan dan menentukan pilihan hidup serta mampu mengukir

masa depan yang dicita-citakan.

Pembinaan iman berperan dalam mendampingi dan membantu remaja supaya

dapat memiliki persepsi yang realitis, dimana remaja dapat hidup dalam kenyataan

bukan dalam fantasi. Pembinaan iman juga berperan membantu remaja dalam

mengembangkan keterampilan dan bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang

dilimpahkan kepadanya. Selain itu pembinaan iman juga berperan membantu remaja

menjadi lebih objektif dalm melihat segala sesuatu, serta membantu remaja

merumuskan tujuan hidup, sehingga remaja dapat mempunyai arah dan tujuan hidup

yang pasti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Berdasarkan hasil penelitian tentang pembinaan iman remaja di Asrama

Santo Aloysius Gonzaga turi, penulis menyimpulkan bahwa pembinaan iman remaja

di Asrama Santo Aloysius Turi perlu ditingkatkan. Berdasarkan kebutuhan dan hasil

penelitian, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembinaan iman remaja

dalam membentuk kepribadian yang utuh bagi remaja di Asrama Santo Aloysius Turi

dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu diantarnya adalah bentuk

pembinaan iman melalaui rekoleksi. Relevansi pembinaan iman melalui rekoleksi

merupakan usaha untuk membantu orang muda agar mampu merefleksikan

pengalaman hidupnya, mengolah, mengkomunikasikan imannya dan terbuka untuk

mengembangkan imannya menuju kedewasan kristiani dalam usaha membentuk

kepribadian yang utuh.

B. SARAN

Agar pembinaan imaan di Asrama Santo Aloysius Gonzaga Turi dapat

membantu kaum muda remaja dalam upaya pembentukan kepribadian yang utuh,

maka para pembina perlu memperhatikan beberapa hal yaitu:

1. Bagi pihak Asrama agar meningkatkan pengadaan kegiatan rekoleksi di Asrama

minimal sekali sebulan supaya anak terbiasa untuk mengikuti kegiatan rekoleksi

untuk mengembangkan kepribadian yang utuh menuju kedewasan Kristiani baik

melalui perkataan maupun tindakan.

2. Memperhatikan tema, materi, metode, sarana, prasarana dan bahasa yang

digunakan dalam pembinaan iman perlu disesuaikan dengan situasi, semangat dan

harapan anak asrama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

3. Bagi kaum muda di Asrama Santo Aloysius Gonzaga, diharapkan memiliki

kemauan dan semangat yang tinggi dalam mengikuti segala bentuk pembinaan

yang diselenggarakan di Asrama demi meningkatkan kematangan kepribadian dan

semakin mendewasakan iman.

Akhirnya dengan rendah hati dan hati yang tulus, penulis menyadari bahwa karya

tulis ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun

dari siapa saja, diperlukan demi penyempurnaan karya tulis ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Collins, G. (1996). Kamus Teologi. Yogyakarta: Kanisius
CSA. (2014). Buku Panduan: Tata Kelola Asrama dan Panti Asuhan Khas CSA.
Semarang: Kasih Damai CSA
Dapiyanta, F.X. (2008). Diktat Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di
sekolah. Diktat Mata Kuliah Program Pembelajaran Pendidikan Sekolah
untuk mahasiswa Semester V, Program Studi Ilmu Pendidkan Agama
Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Darmawijaya, St (1990). Aneka Tema Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius.
Dewan Karya Pastoral KAS. (2014:). Formatio Iman Berjenjang. Yogyakarta:
Kanisius.
Ditjen Bimas Katolik. (1979). Remaja, Agama dan Pembangunan: Pedoman
Pembinaan Remaja Katolik dalam era Pembangunan Nasional. Jakarta:
Departemen Agama R. I.
Fuster, J. (1985). Teknik Mendewasakan Diri. Yogyakarta: Kanisius.
Gunarsa, Singgih (1980). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hardawiryana, R. (1995). Katekismus Gereja Katolik. Gerejani Ende: Arnoldus Ende
Hueken, A. (1976). Tantangan Membina Kepribadian. Jakarta: Cipta Loka Caraka.
Hurlok, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Satuan Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Kartini Karton., (2007). Psikologi Anak; Psikologi Perkembangan. Bandung: CV.
Mandara Maju.
Killa, Pius (1996). Rekoleksi dan Retret Remaja. Yogyakarta: Kanisius
Konfrensi Wali Gereja Indonesia. (1986). Iman Katolik: Buku Informasi dan
Refrensi. Yogyakarta: Kanisius.
Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Apostilicam Actuositatem.
Tentang Kerasulan Awam
_________ .(1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Sacrosantum concilium, Tentang
Liturgi Gereja
_________ (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Gaudium et Spes, Tentang Gereja
di Dunia Dewasa ini.
________ (2013). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, penterjemah)
Jakarta: Obor (Dokunen asli diterbitkan tahun 1966).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Lembaga Biblika Indonesia. (1979). Alkitab. Bogor: Lembaga Alkitab Indonesia.


Mangunhardjana, A. M., (1984). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius.
__________ (1986). Pembinaan: Arti Dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius.
Mardi Prasetyo, F. (2000). Unsur-unsur Hakiki dalam Pembinaan. Yogyakarta:
Kanisius.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sastrawijaya, Safiyudin. (1977). Beberapa Masalah Tentang Kenakalan Remaja.
Bandung: PT. Karya Nusantara
Sene, Alfons. (1989). Kita Berkatekese Demi Remaja. Ende: Nusa Indah
Sinode GKJ dan GKI Jateng (1995). Pedoman Pembinaan Remaja. Yogyakarta:
Lembaga Pendidikan Kader.
__________ (1997). Seri Pembinaan Remaja: Motivasi, Visi dan Misi Pembimbing
Remaja.Yogyakarta: Lembaga Pembinaan dan Pengaderan.
Staf Dosen Prodi IPPAK. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi. Buku Pedoman
Penulisan Skripsi untuk Prodi PAK. Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Subiyanto, Paul (2003). Rekoleksi Mendulang Makna. Yogyakarta:Yayasan Pustaka
Nuansa.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitianan Pendidikan ; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfa Beta
Sukardi. (2003). Metode Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi Dan Latihan. Jakarta:
Obor.
Team Retret CIVITA. (1984). Siapakah Aku (Who Am I). Jakarta: Obor.
Tim Penyusun KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Edisi kelima.
Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2 : Surat Keterangan Selesai Penelitian

(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 : Kisi-Kisi Kuisioner

KUESIONER PENELITIAN
DI ASRAMA SANTO ALOYSIUS GONZAGA
TURI-YOGYAKARTA

A. IDENTITAS
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Kelas/ Sekolah :
B. Petunjuk Pengisian Instrumen
1. Anda dimohon untuk membaca dengan cermat dan teliti pada setiap soal di
bawah ini.
2. Jawablah dengan jujur dan sesuai dengan suara hati anda!
3. Ada 5 jawaban yang tersedia, yaitu:

SS = Sangat Setuju nilai 5

S = Setuju nilai 4

N = Netral nilai 3

TS = Tidak Setuju nilai 2

STS = Sangat Tidak Setuju nilai 1

(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang dipilih sesuai dengan
keadaan yang ada, misal:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS

1 Sikap dalam menghadapi situasi


sulit atau masalah kehidupan
yang terjadi.
a. Menangis dan cepat √
mengambil keputusan
b. Pasrah pada keadaan
c. Tenang dan berusaha mencari
jalan keluar

C. Pertanyaan
NO Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS

1 Mengapa anda memilih Asrama


Santo. Aloysius sebagai tempat
tinggal?
a. Dorongan orang tua
b. Di Asrama adanya peraturan tata
tertib dan disiplin
c. Terhindar dari pergaulan bebas

2 Manfaat yang paling dirasakan


tinggal di Asrama
a. Bisa belajar dengan baik dan
teratur
b. Memiliki banyak teman
c. Semakain disiplin dan semakain
dewasa dalam iman dan
kepribadian

3 Saya sering mengikuti kegiatan


pembinaan iman yang diadakan di
Asrama Santo Aloysius?

(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4 Apakah anda tertarik untuk


mengikuti kegiatan pembinaan iman
yang diadakan di Asrama Santo
Aloysius?

5 Materi pembinaan iman remaja


idealnya diangkat dari pengalaman
remaja.

Apakah yang paling menarik anda


6 untuk mengikuti kegiatan
pembinaan iman?
a. Ingin tahu lebih banyak tentang
agama katolik
b. Kerinduaan untuk bertemu
dengan Tuhan
c. Materi pembinaan menarik

7 Bila lama tidak ada pembinaan iman


di Asrama saya merasa ada yang
kurang.

8 Kegiatan pembinaan iman yang


dirasakan paling menarik
a. Sharing pengalaman iman
b. Rekoleksi
c. Misa kudus

9 Kegiatan-kegiatan pembinaan iman


yang rasakan paling membantu
dalam penghayatan iman
a. Doa taize
b. Ziarah
c. Cemping rohani

10 Manfaat pembinaan iman di Asrama


ialah semakin menumbuh
kembangkan kesadaran untuk
memperkembangkan iman kristiani
agar dapat menjadi seorang yang

(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mampu bekerjasama, tanggung


jawab dan tegug dalam iman

11 Dengan mengikuti kegiatan


pembinaan iman saya merasa
diteguhkan dan pengetahuan iman
saya bertambah

12 Dampak dari pembinaan iman bagi


kehidupan saya ialah saya semakin
mencintai Tuhan dan sesama

13 Pembinaan iman membantu saya


semakin mencintai kejujuran dan
rasa peduli pada sesame

14 Pembinaan iman remaja berperan


dalam membantu remaja menjalain
relasi dengan sesama, tanpa
membeda-bedakan satu dengan
yang lainnya.

15 Pembinaan iman remaja berperan


membantu remaja dalam
merumuskan tujuan hidup dan
menentukan cita-cita serta
mengetahui apa yang harus
dilakukan.

16 Faktor yang mendukung saya


mengikuti kegiatan pembinaan iman
a. Bentuk kegiatan bervariasi dan
kretif
b. Sarana dan prasarana mendukung
c. Materi yang dibahas sesuai
dengan situasi remaja

17 Menurut penilaian anda apa yang


menyebabkan pembinaan iman
kurang menarik?

(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Suasana monoton, jenuh dan


membosankan
b. Bosan karena tema, materi dan
metode kurang cocok
c. Rasa malas dalam diri

18 Apakah yang Anda harapkan dari


pembinaan iman yang dilaksanakan
di Asrama?
a. Agar dengan pembinana iman itu
saya menjadi orang yang lebih
dewasa baik dalam iman maupun
dalam kepribadian
b. Supaya menjadi orang yang
mandiri dan bertanggung jawab
c. Supaya menjadi orang yang
terampil

19 Mengikuti kegiatan harian di


Asrama membantu Anda untuk
memotivasi diri, disiplin, peduli,
kerjasama, tanggung jawab dan
semakin dewasa!

20 Ciri kepribadian yang utuh nampak


pada orang yang mampu
mengembangkan keterampilan dan
bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan kepadanya

21 Keluarga, sekolah, masyarakat dan


agama dapat mempengaruhi
pembentukan kepribadian remaja

22 Pembentukan kepribadian remaja


dapat dipengaruhi oleh faktor dari
dalam yaitu faktor keturunan,
motivasi dari remaja
danperkembangan yang sedang
dialaminya.

(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23 Orang yang berkepribadian utuh


mampu membangun relasi yang
baik dengan sesama, baik dalam
keluarga, sekolah, gereja dan
masyarakat dimana ia tinggal.

24 Remaja adalah orang yang sedang


mengalami masa pertumbuhan
dalam segala aspek kehidupan, baik
itu perkembangan fisik, kognitif,
emosi, moral, sosial maupun iman.

25 Remaja memiliki ciri mudah


terpengaruh oleh dunia luar dan
mudah meniru-niru apa yang
dilakukan oleh dewasa

(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 : Kuesioner Hasil Penelitian I

KUESIONER PENELITIAN

DI ASRAMA SANTO ALOYSIUS GONZAGA

TURI-YOGYAKARTA

A. IDENTITAS

Nama : Endison Koboya

Kelas : VII A

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kelas/ Sekolah : VII SMP St. Aloysius Turi

B. Petunjuk Pengisian Instrumen


1. Anda dimohon untuk membaca dengan cermat dan teliti pada setiap soal di
bawah ini.
2. Jawablah dengan jujur dan sesuai dengan suara hati anda!
3. Ada 5 jawaban yang tersedia, yaitu:

SS = Sangat Setuju nilai 5

S = Setuju nilai 4

N = Netral nilai 3

TS = Tidak Setuju nilai 2

STS = Sangat Tidak Setuju nilai 1

(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang dipilih sesuai dengan
keadaan yang ada, misal:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS

1 Sikap dalam menghadapi situasi


sulit atau masalah kehidupan
yang terjadi.
a. Menangis dan cepat √
mengambil keputusan
b. Pasrah pada keadaan
c. Tenang dan berusaha mencari
jalan keluar

D. Pertanyaan
NO Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS

1 Mengapa anda memilih Asrama


Santo. Aloysius sebagai tempat
tinggal?
a. Dorongan orang tua
b. Di Asrama adanya peraturan tata
tertib dan disiplin
c. Terhindar dari pergaulan bebas

2 Manfaat yang paling dirasakan


tinggal di Asrama
a. Bisa belajar dengan baik dan
teratur
b. Memiliki banyak teman
c. Semakain disiplin dan semakain
dewasa dalam iman dan
kepribadian

3 Saya sering mengikuti kegiatan


pembinaan iman yang diadakan di
Asrama Santo Aloysius?

(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4 Apakah anda tertarik untuk


mengikuti kegiatan pembinaan iman
yang diadakan di Asrama Santo
Aloysius?

5 Materi pembinaan iman remaja


idealnya diangkat dari pengalaman
remaja.

Apakah yang paling menarik anda


6 untuk mengikuti kegiatan
pembinaan iman?
a. Ingin tahu lebih banyak tentang
agama katolik
b. Kerinduaan untuk bertemu
dengan Tuhan
c. Materi pembinaan menarik

7 Bila lama tidak ada pembinaan iman


di Asrama saya merasa ada yang
kurang.

8 Kegiatan pembinaan iman yang


dirasakan paling menarik
a. Sharing pengalaman iman
b. Rekoleksi
c. Misa kudus

9 Kegiatan-kegiatan pembinaan iman


yang rasakan paling membantu
dalam penghayatan iman
a. Doa taize
b. Ziarah
c. Cemping rohani

10 Manfaat pembinaan iman di Asrama


ialah semakin menumbuh
kembangkan kesadaran untuk
memperkembangkan iman kristiani
agar dapat menjadi seorang yang

(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mampu bekerjasama, tanggung


jawab dan tegug dalam iman

11 Dengan mengikuti kegiatan


pembinaan iman saya merasa
diteguhkan dan pengetahuan iman
saya bertambah

12 Dampak dari pembinaan iman bagi


kehidupan saya ialah saya semakin
mencintai Tuhan dan sesama

13 Pembinaan iman membantu saya


semakin mencintai kejujuran dan
rasa peduli pada sesame

14 Pembinaan iman remaja berperan


dalam membantu remaja menjalain
relasi dengan sesama, tanpa
membeda-bedakan satu dengan
yang lainnya.

15 Pembinaan iman remaja berperan


membantu remaja dalam
merumuskan tujuan hidup dan
menentukan cita-cita serta
mengetahui apa yang harus
dilakukan.

16 Faktor yang mendukung saya


mengikuti kegiatan pembinaan iman
a. Bentuk kegiatan bervariasi dan
kretif
b. Sarana dan prasarana mendukung
c. Materi yang dibahas sesuai
dengan situasi remaja

17 Menurut penilaian anda apa yang


menyebabkan pembinaan iman

(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kurang menarik?
a. Suasana monoton, jenuh dan
membosankan
b. Bosan karena tema, materi dan
metode kurang cocok
c. Rasa malas dalam diri

18 Apakah yang Anda harapkan dari


pembinaan iman yang dilaksanakan
di Asrama?
a. Agar dengan pembinana iman itu
saya menjadi orang yang lebih
dewasa baik dalam iman maupun
dalam kepribadian
b. Supaya menjadi orang yang
mandiri dan bertanggung jawab
c. Supaya menjadi orang yang
terampil

19 Mengikuti kegiatan harian di


Asrama membantu Anda untuk
memotivasi diri, disiplin, peduli,
kerjasama, tanggung jawab dan
semakin dewasa!

20 Ciri kepribadian yang utuh nampak


pada orang yang mampu
mengembangkan keterampilan dan
bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan kepadanya

21 Keluarga, sekolah, masyarakat dan


agama dapat mempengaruhi
pembentukan kepribadian remaja

22 Pembentukan kepribadian remaja


dapat dipengaruhi oleh faktor dari
dalam yaitu faktor keturunan,
motivasi dari remaja
danperkembangan yang sedang

(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dialaminya.

23 Orang yang berkepribadian utuh


mampu membangun relasi yang
baik dengan sesama, baik dalam
keluarga, sekolah, gereja dan
masyarakat dimana ia tinggal.

24 Remaja adalah orang yang sedang


mengalami masa pertumbuhan
dalam segala aspek kehidupan, baik
itu perkembangan fisik, kognitif,
emosi, moral, sosial maupun iman.

25 Remaja memiliki ciri mudah


terpengaruh oleh dunia luar dan
mudah meniru-niru apa yang
dilakukan oleh dewasa

(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5 : Kesioner Hasil Penelitian II

KUESIONER PENELITIAN

DI ASRAMA SANTO ALOYSIUS GONZAGA

TURI-YOGYAKARTA

A. IDENTITAS

Nama : Lidya Arrilly


Kelas : VIIIA
Jenis Kelamin : Permpuan
Kelas/ Sekolah : SMP St. Aloysius Turi

B. Petunjuk Pengisian Instrumen


1. Anda dimohon untuk membaca dengan cermat dan teliti pada setiap soal di
bawah ini.
2. Jawablah dengan jujur dan sesuai dengan suara hati anda!
3. Ada 5 jawaban yang tersedia, yaitu:

SS = Sangat Setuju nilai 5

S = Setuju nilai 4

N = Netral nilai 3

TS = Tidak Setuju nilai 2

STS = Sangat Tidak Setuju nilai 1

(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang dipilih sesuai dengan
keadaan yang ada, misal:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS

1 Sikap dalam menghadapi situasi


sulit atau masalah kehidupan
yang terjadi.
a. Menangis dan cepat √
mengambil keputusan
b. Pasrah pada keadaan
c. Tenang dan berusaha mencari
jalan keluar

E. Pertanyaan
NO Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS

1 Mengapa anda memilih Asrama


Santo. Aloysius sebagai tempat
tinggal?
a. Dorongan orang tua
b. Di Asrama adanya peraturan tata
tertib dan disiplin
c. Terhindar dari pergaulan bebas

2 Manfaat yang paling dirasakan


tinggal di Asrama
a. Bisa belajar dengan baik dan
teratur
b. Memiliki banyak teman
c. Semakain disiplin dan semakain
dewasa dalam iman dan
kepribadian

3 Saya sering mengikuti kegiatan


pembinaan iman yang diadakan di
Asrama Santo Aloysius?

(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4 Apakah anda tertarik untuk


mengikuti kegiatan pembinaan iman
yang diadakan di Asrama Santo
Aloysius?

5 Materi pembinaan iman remaja


idealnya diangkat dari pengalaman
remaja.

Apakah yang paling menarik anda


6 untuk mengikuti kegiatan
pembinaan iman?
a. Ingin tahu lebih banyak tentang
agama katolik
b. Kerinduaan untuk bertemu
dengan Tuhan
c. Materi pembinaan menarik

7 Bila lama tidak ada pembinaan iman


di Asrama saya merasa ada yang
kurang.

8 Kegiatan pembinaan iman yang


dirasakan paling menarik
a. Sharing pengalaman iman
b. Rekoleksi
c. Misa kudus

9 Kegiatan-kegiatan pembinaan iman


yang rasakan paling membantu
dalam penghayatan iman
a. Doa taize
b. Ziarah
c. Cemping rohani

10 Manfaat pembinaan iman di Asrama


ialah semakin menumbuh
kembangkan kesadaran untuk
memperkembangkan iman kristiani
agar dapat menjadi seorang yang

(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mampu bekerjasama, tanggung


jawab dan tegug dalam iman

11 Dengan mengikuti kegiatan


pembinaan iman saya merasa
diteguhkan dan pengetahuan iman
saya bertambah

12 Dampak dari pembinaan iman bagi


kehidupan saya ialah saya semakin
mencintai Tuhan dan sesama

13 Pembinaan iman membantu saya


semakin mencintai kejujuran dan
rasa peduli pada sesame

14 Pembinaan iman remaja berperan


dalam membantu remaja menjalain
relasi dengan sesama, tanpa
membeda-bedakan satu dengan
yang lainnya.

15 Pembinaan iman remaja berperan


membantu remaja dalam
merumuskan tujuan hidup dan
menentukan cita-cita serta
mengetahui apa yang harus
dilakukan.

16 Faktor yang mendukung saya


mengikuti kegiatan pembinaan iman
a. Bentuk kegiatan bervariasi dan
kretif
b. Sarana dan prasarana mendukung
c. Materi yang dibahas sesuai
dengan situasi remaja

17 Menurut penilaian anda apa yang


menyebabkan pembinaan iman
kurang menarik?

(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Suasana monoton, jenuh dan


membosankan
b. Bosan karena tema, materi dan
metode kurang cocok
c. Rasa malas dalam diri

18 Apakah yang Anda harapkan dari


pembinaan iman yang dilaksanakan
di Asrama?
a. Agar dengan pembinana iman itu
saya menjadi orang yang lebih
dewasa baik dalam iman maupun
dalam kepribadian
b. Supaya menjadi orang yang
mandiri dan bertanggung jawab
c. Supaya menjadi orang yang
terampil

19 Mengikuti kegiatan harian di


Asrama membantu Anda untuk
memotivasi diri, disiplin, peduli,
kerjasama, tanggung jawab dan
semakin dewasa!

20 Ciri kepribadian yang utuh nampak


pada orang yang mampu
mengembangkan keterampilan dan
bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan kepadanya

21 Keluarga, sekolah, masyarakat dan


agama dapat mempengaruhi
pembentukan kepribadian remaja

22 Pembentukan kepribadian remaja


dapat dipengaruhi oleh faktor dari
dalam yaitu faktor keturunan,
motivasi dari remaja
danperkembangan yang sedang
dialaminya.

(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23 Orang yang berkepribadian utuh


mampu membangun relasi yang
baik dengan sesama, baik dalam
keluarga, sekolah, gereja dan
masyarakat dimana ia tinggal.

24 Remaja adalah orang yang sedang


mengalami masa pertumbuhan
dalam segala aspek kehidupan, baik
itu perkembangan fisik, kognitif,
emosi, moral, sosial maupun iman.

25 Remaja memiliki ciri mudah


terpengaruh oleh dunia luar dan
mudah meniru-niru apa yang
dilakukan oleh dewasa

(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6 : Data Siswa Siswi Asrama Santo Aloysius Turi

DATA SISWA SISWI ASRAMA SANTO ALOYSIUS TURI

2017- NAMA NAMA TTL AGAMA KETERANGAN


2018 LENGKAP PANGGIL

1 Axel Zebadia Axel Bekasi,26 April Protestan KELUAR


2005

2 Christpher Erland Sleman 26 Katolik KELUAR


Erland Restu Februari 2005
Sugandi

3 Endinson Edison Gipura, 28 Juli Protestan


Kagoya 2002

4 Hendrikus Kelvin Bogor, 23 Juni Katolik


Kelvin Wildan 2004

5 Kristian Aan Bantul 14 Protestan


Satyasena November 2004

6 Puh Nuh Nuh Enero, 6 Juni Protestan


Mambo 2005
Abugau

7 Vito Satrya Vito Magelang 14 Islam KELUAR


Wibowo Agustus 2002

KELAS VII B

1 Angel Ribka Jakarta, 15 Juni Protestan KELUAR


Angel
Chalista 2006

2 Constantino Jakarta 20 Katolik


Alfredo Egar September 2005
Perdana Egar

3 Gerardo Sidoarjo, 14 Katolik KELUAR


Terangga Oktober 2004
Aldo
Rucira Prayata
Santoso

4 Marcella Tyana Bantul 28 Juni Katolik


Sekar
Sekarwangi 2005

(21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5 Novensius Timika, 17 Katolik KELUAR


Hironimus Noven November 2004
Hiko

6 Valentinus Yogyakarta, 20 Katolik


Nathanael Bryan Februari 2005
Febrian Elu

7 Yesman Gipura, 26 Juni Protestan


Yesman
Kogoya 2003

KELAS VII C

1 Amsal Tembagapura, 9 Protestan


Amsal
Tenawatme Juli 2005

2 Demite Kogoya Gipura, 26 Protestan


Demite
Oktober 2004

3 Galatia Jakarta 24 Protestan


Galatia
Imanuel Agustus 2004

4 Mario Imanuel Jakarta 06 Katolik


Imanuel
Purwo Pakerti November 2004

5 Paulus Medan, 4 Juni Katolik


Parulian Paul 2005
Sihombing

6 Thomas 30 Desember Katolik KELUAR


Becket Tegar Thomas 2004
Surya Kristi

(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KELAS VIII A

NO NAMA NAMA TTL AGAMA


LENGKAP PANGGIL

1 Alloysius Gilang Sleman, 28 Juni Katolik


Bimo
Bima Sakti 2003

2 Angelus Abraham Timika 4 Katolik


Bram
Enakida Mote November 2004

3 FX.Agung Jakarta 10 Katolik


Agung
Nugroho desember 2001

4 Ladya Arrilly Depok, 28 Katolik


Riri
Arhanda Desember 2003

5 Merlince Selegani Kenaetapa 8 Protestan


Maria
September 2004

6 Risky Satria Lampung, 31 Katolik


Risky
desember 2003

KELAS VIII B

1 Damianus Lampung 24 Juli Katolik


Tian
Kristian Hartono 2004

2 Dedy Hendriko Fak-Fak 20 Katolik


Dedy
Hasiholan Sinaga agustus 2004

3 Elloy Marlinda Bandung 25 Katolik


Elloy
Siboro oktober 2004

4 Frederico Yogyakarta 12 Katolik


Sebastian Veron Eric November 2003
Freitas

5 Jonathan Budi Magelang 25 Mei Katolik


Jojo
Kristanto 2003

6 Marcellino Jakarta 13 Mei Katolik


Acel
Goldwin Putra 2003

7 Wahyu happy Nabire, 3 Juni Protestan


wahyu
mambo Abugau 2003

(23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KELAS VIII C

1 Christo Bintang Christo Surabaya 8 januari Katolik


Rozario 2004

2 Henandia Rastha Rastha Semarang,29 Katolik


Rudigdo November 2004

3 Heribertus Alan Lawing 16 Maret Katolik


Yudhowono 2004
arnyamori Kualan

4 Litanis Baptisa Tisa Sleman 11 April Katolik


2004

5 Mario Alfredi Mario Banyumas 3 April Katolik keluar


Silalahi 2004

6 Penderikus Bagau pendi Bilogai 12 Katolik


Oktober 2002

KELAS IX A

NO NAMA LENGKAP NAMA TTL AGAMA


PANGGIL

1 Aurelius Fransesco Balikpapan 7 mei Katolik


Sisco
Padi 2003

2 Fendy Gading Sleman, 13 Katolik


Gading
Samudra Desember 2003

3 Kristoforus Jakarta 4 April Katolik


Ama
Namasamon 2003

4 Maria Sari Dewi Sari Sridadi 11 Juni 2003 Katolik

KELAS IX B

1 Agustinus Trinanda Sleman 24 Agustus Katolik


Nanda
Pramudyatama 2003

2 Marcel Clark Manibuly Sleman 20 Agustus Katolik


Marcel
2003

3 Theresia Welerubun Tere Jita, 14 mei 2003 Katolik KELUAR

(24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4 Valentin Kamasan Osok Yogyakarta 15 Katolik


Valen
Februari 2003

KELAS IX C

1 Fransisca Arga Bhuwara Malang, 10 Katolik


Edel
Edelia Desember 2003

2 Jhon Hobert Parulian Gersik, 11 Agustus Katolik


Hobert
2003

3 Petrus damianus Andana Tangerang, 20 Katolik


Andana
Februari 2003

4 Polycarpus Beny Wijaya Bantul 23 Februari Katolik


Beny
2003

5 Salvatore Andri Bajawa,18 Maret Katolik


Andry
Shevchenko Kisa Loko 2003

6 Theresa Avilla Arlintang Jakarta, 27 Februari Katolik


Lintang
Prastyan 2003

(25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 : Panduan Acara Rutin Asrama Santo Aloysius-Turi

PANDUAN ACARA RUTIN

ASRAMA SANTO ALOYSIUS GONZAGA - TURI

HARI SENIN – KAMIS

04.15 : Bangun, doa pribadi, mandi, belajar pagi

05.30 : Doa pagi bersama (sudah berpakaian seragam sekolah)

06.00 : Sarapan pagi

06.20 : Piket harian pagi

06.45 : Kegiatan belajar di sekolah

13.30 : Makan siang

13.50 : Piket siang

14.00 : Istirahat siang (wajib bagi yang tidak extra dan pengayaan)

14.00 : Exstrakurikuler.

15.30 : Bangun tidur, cuci,setrika,kreatifitas (bagi yang tidak extra/pengayaan).

15.30 : Istirahat siang (bagi yang extra dan pengayaan)

16.45 : Bangun sore, cuci, setrika

16.45 : Mandi

17.30 : Belajar sesi pertama

19.00 : Makan malam

19.20 : Piket malam

20.00 : Belajar sesi kedua

21.00 : Doa Malam

Pembinaan umum

Persiapan buku/pakaian untuk hari esok

22.00 : Istirahat malam.

(26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HARI JUMAT

04.15 : Bangun, doa pribadi, mandi, belajar pagi.

05.35 : Doa pagi bersama (sudah berpakaian seragam sekolah)

05.55 : Sarapan pagi

06.20 : Piket harian pagi

06.45 : Kegiatan belajar di sekolah (tidak ada yang ada diAsrama)

11.05 : Pulang sekolah

13.00 : Makan siang

13.30 : Piket siang

14.00 : Istirahat siang

15.30 : Extra sekolah

17.00 : Mandi (SELANJUTNYA SEPERTI BIASA)

HARI SABTU

04.15 : Bangun, doa pribadi, mandi, belajar pagi.

05.35 : Doa pagi bersama (sudah berpakaian seragam sekolah)

05.55 : Sarapan pagi

06.20 : Piket harian pagi

06.45 : Kegiatan belajar di sekolah (tidak ada yang ada diAsrama)

11.05 : Pulang sekolah

13.00 : Makan siang

13.30 : Piket siang

14.00 : Istirahat siang

15.00 : Mandi

16.00 : Ekaristi

(27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SORE HARI SEPERTI BIASA.

HARI MINGGU

05.20 Bangun pagi, doa pribadi.

05.30 Jalan sehat / senam pagi,

07.00 Kerja bakti

08.00 Mandi, makan pagi, kreatifitas,

10.00 Pribadi (cuci, setrika, dll) boleh keluar.

12.45 Piket menyiapkan makan siang.

12.55 Makan siang (semua sudah di Asrama)

13.45 Istrahat siang.

15.00 Olah raga.

17.15 Mandi

17.45 Sesi belajar pertama (SELANJUTNYA SEPERTI BIASA)

CATATAN: Rekreasi Sabtu malam sampai pukul 23.30 Kerja bakti:

Jam keluar: Kamis: Pkl 16.00-17.20 Sabtu: Setelah misa s/d 18.55
Minggu: Pkl 10.00 – 12.45

(28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 : Visi dan Misi Asrama Santo Aloysius-Turi

VISI ASRAMA SANTO ALOISIUS-TURI

Terwujudnya anak yang berkarakter, cerdas, mandiri dan ditandai dengan iman
kristiani yang tangguh, berjiwa pemimpin, dilandasi semangat persaudaraan kasih
dan damai.

MISI ASRAMA SANTO ALOISIUS-TURI

1. Membantu anak untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, emosional,


intelegensi.
2. Mewujudkan persaudaraan kasih dan damai.
3. Melibatkan anak dalam kegiatan rohani lingkungan
4. Melatih anak berjiwa pemimpin dan kewirausahaan
5. Memfasilitasi terbentuknya pribadi anak yang sehat jasmani,dewasa, peduli
lingkungan, berjiwa sosial
6. Menumbuhkan panggilan hidup religius.

(29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9 : Tata Tertib Asrama

TATA TERTIB ASRAMA SANTO ALOISIUS - TURI

1. Wajib mengikuti semua acara/kegiatan yang ditetapkan oleh Asrama dengan


penuh tanggungjawab
2. Wajib menjaga keamanan harta milik pribadi (seragam sekolah, kaos kaki, sepatu
dll), milik anak asrama lainnya dan milik Asrama.

3. Wajib bersikap sopan terhadap siapa saja dan dimana saja.

4. Tidak diperbolehkan membawa ATM, juga tidak diperbolehkan membawa


/menyimpan uang saku lebih dari Rp 25.000.

5. Wajib menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan lingkungan Asrama.

6. Dilarang keras membawa, menyimpan senjata tajam, rokok baik didalam maupun
diluar Asrama dan segala sesuatu yang bersifat pornografi
7. Dilarang melakukan tindakan kekerasan, mengeluarkan kata kasar dan (termasuk
kotor)
8. Siswa putra dilarang masuk ke lingkungan Asrama putri dan sebaliknya tanpa ijin
dari pendamping (kecuali tugas piket)
9. Dilarang mengendarai kendaraan bermotor tanpa ijin pendamping.
10. Setiap anak asrama diperbolehkan mengunjungi keluarga setiap (sabtu minggu
setelah makan siang) pada minggu ke 2, kecuali dalam situasi penting atas
permohonan orangtua dengan seijin pendamping.
11. Setiap siswa siswi Asrama boleh dikunjungi keluarga setiap minggu ke empat
dengan sepengatahuan pendamping.
12. Dilarang keras merusak barang milik Asrama, mencoret dinding, meja kursi atau
apapun dilingkungan Asrama.
13. Selain anak asrama dilarang keras memasuki wilayah Asrama putra maupun putri.
14. Wajib mencuci pakaian masing-masing kecuali seragam sekolah.
15. Wajib menggunakan pakaian yang sopan (khusus saat misa wajib memakai
pakaian yang pantas, minimal kaos berkerah)
16. Bagi orang tua/wali yang akan mengunjungi putra-putrinya diharapkan
memperhatikan jam kunjung Asrama dan apabila sangat penting, harap
menginformasikannya dengan pendamping terlebih dahulu.

(30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17. Tidak diperkenankan untuk pacaran.


18. Potongan rambut harus sesuai dengan ketentuan Asrama dan sekolah serta tidak
diperbolehkan untuk menyemir dengan alasan apapun.
19. Tidak membuat gambar atau tulisan di bagian tubuh manapun meski hanya
dengan spidol sekalipun atau lainnya.
20. Bagi siswa-siswi yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan teguran lisan,
peringatan tertulis (SP 1 dan 2) dan sangsi berat (dikeluarkan dari Asrama).

(31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10 : Injil Matius 19: 27-29

Injil Matius 19: 27-29

19:27 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah

meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami

peroleh?"

19:28 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada

waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-

Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk

menghakimi kedua belas suku Israel.

19:29 Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya

laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya,

akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.

(32)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11 : Filipi 3 : 8-14

Filipi 3:8-14

3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus,

Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan

semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum

Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu

kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan

persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam

kematian-Nya,

3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna,

melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku

pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.

3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah

menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di

belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,

3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan

sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

(33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12 : Injil Lukas 19: 1-10

Injil Lukas 19:1-10

19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.

19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang

yang kaya.

19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil

karena orang banyak, sebab badannya pendek.

19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk

melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus,

segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."

19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia

menumpang di rumah orang berdosa."

19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari

milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas

dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini,

karena orang ini pun anak Abraham.

19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

(34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13 : Data Hasil Penelitian

DATA HASIL PENELITIAN

NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25
ANAK
1 A 5 A 5 A 4 y 5 y 4 A 4 B 4 A 4 A 4 y 5 A 4 A 4 y 5 y 4 y 4 A 4 A 4 A 4 y 4 y 4 y 5 y 4 y 4 y 5 y 4
2 B 5 C 5 A 3 y 4 y 3 A 3 B 3 C 5 A 5 y 5 C 4 A 5 y 5 y 5 y 4 A 3 C 2 B 4 y 5 y 3 y 3 y 2 y 4 y 2 y 2
3 A 5 C 4 C 4 y 4 y 5 A 4 B 4 A 4 B 5 y 5 C 4 C 4 y 5 y 4 y 4 C 5 A 4 A 4 y 4 y 4 y 5 y 4 y 4 y 4 y 1
4 A 3 A 5 B 5 y 5 y 5 A 5 A 4 B 5 A 5 y 4 B 4 B 5 y 4 y 4 y 4 B 5 B 3 A 5 y 5 y 3 y 3 y 4 y 5 y 4 y 3
5 B 5 A 5 A 4 y 5 y 5 B 5 A 4 B 4 A 5 y 5 B 4 B 5 y 5 y 5 y 4 A 5 B 2 A 5 y 5 y 5 y 4 y 4 y 3 y 4 y 4
6 A 4 C 5 B 4 y 4 y 4 A 5 B 5 B 5 A 3 y 5 A 5 A 5 y 5 y 5 y 4 A 4 C 3 B 4 y 5 y 4 y 5 y 4 y 4 y 3 y 4
7 A 3 C 5 A 4 y 5 y 3 A 5 A 5 A 4 B 5 y 5 A 5 C 5 y 5 y 4 y 4 A 5 A 3 B 4 y 5 y 5 y 3 y 4 y 4 y 5 y 3
8 B 5 C 5 C 5 y 5 y 4 B 4 A 3 C 4 B 4 y 5 A 4 C 5 y 4 y 4 y 5 C 4 B 4 A 4 y 5 y 3 y 3 y 4 y 4 y 4 y 3
9 B 5 C 4 C 5 y 3 y 4 B 5 B 4 A 2 B 5 y 5 C 3 A 5 y 4 y 5 y 4 B 1 C 5 C 1 y 3 y 3 y 1 y 5 y 4 y 5 y 4
10 A 4 A 4 A 4 y 4 y 4 A 4 A 3 A 4 A 4 y 4 A 4 A 5 y 4 y 4 y 4 A 4 A 4 A 4 y 5 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4
11 B 5 C 5 C 5 y 4 y 4 A 5 B 5 B 4 B 5 y 5 A 5 A 5 y 5 y 4 y 4 C 5 B 3 A 5 y 5 y 4 y 4 y 4 y 5 y 4 y 4
12 C 5 C 5 B 3 y 3 y 4 A 5 A 5 A 5 C 5 y 5 A 5 C 5 y 3 y 5 y 5 C 5 A 5 A 5 y 5 y 3 y 5 y 3 y 5 y 5 y 3
13 A 4 B 4 C 4 y 4 y 4 C 4 B 5 B 5 B 4 y 4 B 4 A 4 y 4 y 4 y 4 B 4 B 4 C 4 y 4 y 4 y 4 y 3 y 4 y 4 y 4
14 B 5 C 5 B 3 y 3 y 4 A 4 B 3 B 4 A 4 y 5 A 4 C 3 y 4 y 5 y 5 A 4 C 3 A 5 y 5 y 4 y 2 y 4 y 3 y 4 y 4
15 C 1 B 4 B 5 y 3 y 5 B 4 C 1 B 4 C 4 y 3 C 4 B 3 y 3 y 3 y 2 C 1 A 5 A 3 y 3 y 2 y 5 y 5 y 1 y 2 y 3
16 A 5 A 5 C 4 y 5 y 5 B 5 A 5 A 5 B 5 y 5 A 5 C 5 y 5 y 4 y 5 C 5 B 5 A 5 y 5 y 5 y 4 y 3 y 4 y 5 y 3
17 A 3 C 5 A 5 y 5 y 5 A 5 C 3 A 5 B 5 y 5 A 5 A 5 y 5 y 5 y 5 C 5 B 5 A 5 y 5 y 5 y 5 y 5 y 5 y 5 y 5
18 B 5 C 5 C 5 y 4 y 5 A 5 B 5 B 5 B 4 y 4 C 5 A 5 y 4 y 5 y 5 C 5 A 3 A 4 y 4 y 3 y 5 y 4 y 4 y 4 y 5
19 A 4 B 4 C 3 y 3 Y 4 C 3 B 3 C 4 B 4 y 3 A 3 C 3 y 4 y 3 y 3 C 3 B 3 B 3 y 4 y 3 y 3 y 2 y 3 y 3 y 3
20 C 5 B 5 C 5 y 4 Y 4 A 5 B 4 B 5 B 5 y 5 A 5 C 5 y 5 y 5 y 5 A 5 B 5 B 5 y 5 y 5 y 5 y 4 y 5 y 5 y 5
21 C 5 B 5 A 5 y 5 Y 4 B 4 B 5 B 5 C 5 y 5 A 5 B 5 y 5 y 5 y 5 A 4 C 4 A 5 y 4 y 5 y 4 y 5 y 4 y 5 y 4
22 B 5 A 5 C 4 y 4 Y 4 A 4 A 5 A 4 B 4 y 4 B 4 A 4 y 4 y 4 y 5 A 4 C 2 A 4 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4 y 4
23 A 5 B 5 A 5 y 4 Y 3 B 5 C 1 C 4 C 3 y 4 A 4 A 3 y 3 y 3 y 3 B 3 B 3 B 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3
24 C 5 B 5 B 5 y 4 Y 4 B 5 A 3 A 5 C 5 y 5 A 5 C 5 y 5 y 5 y 5 A 5 A 5 B 5 y 4 y 4 y 5 y 4 y 4 y 4 y 5
25 A 5 A 4 C 3 y 3 Y 3 B 4 B 3 B 3 B 4 y 5 A 4 A 4 y 4 y 3 y 4 B 4 A 5 A 4 y 3 y 4 y 3 y 3 y 4 y 4 y 4
26 A 5 B 5 A 4 y 4 Y 5 C 5 B 5 B 4 B 5 y 5 A 5 C 5 y 4 y 4 y 4 B 2 A 5 C 5 y 2 y 3 y 4 y 3 y 4 y 4 y 2
27 A 4 A 5 B 3 y 3 Y 4 B 4 A 4 B 5 B 4 y 3 A 4 A 4 y 3 y 3 y 3 A 5 C 3 A 4 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3 y 3

(35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

Anda mungkin juga menyukai