Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TAHUNAN

HASIL PENCAPAIAN PROGRAM DBD

TAHUN 2022

Disusun Oleh:

Ade Tia Herdiana Amd.Kep

BLUD UPT PUSKESMAS CIMANUK

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dari genus flavivirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.1 DBD
ditandai dengan demam tinggi secara terus menerus selama 2 sampai 7 hari yang disertai
dengan pendarahan serta shock yang jika tidak segera mendapat penanganan dapat
menyebabkan kematian.

Penyakit DBD telah tumbuh luar biasa di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang menjadi endemi dengue. Sekarang penyakit ini
sudah ada di 100 negara di wilayah WHO Afrika, Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat.

Wilayah Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat adalah wilayah yang paling terkena
dampaknya (WHO 2017). Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009 World Health Organization
(WHO) juga mencatat bahwa negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di
Asia Tenggara. Di Indonesia, DBD pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun
1968, sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang meninggal dunia. Sejak saat itu, penyakit ini
menyebar luas ke seluruh Indonesia.

Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi terjadi di tiga provinsi di Pulau Jawa, masing- masing
Jawa Barat dengan total kasus sebanyak 10.016 kasus, Jawa Timur sebesar 7.838 kasus dan
Jawa Tengah 7.400 kasus.4 Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Sumatera Utara didapatkan
jumlah kasus

Berdasarkan Profil Kesehatan Puskesmas Cimanuk kab.pandeglang Tuntungan pada bulan


Januari hingga desember 2022 terdapat 25 kasus. Jumlah ini mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2021 yaitu 11 kasus.6 Menurut penelitian Dameria, dkk (2018) bahwa
ada beberapa penyebab terjadinya kasus DBD di kecamatan Medan Tuntungan yaitu
kurangnya pengetahuan tentang menutup dan membersihkan tempat penampungan air serta
sikap dan perilaku masyarakat yang sering menggantungkan pakaian pada sembarang tempat
serta melihat langsung ke lapangan dalam melaksanakan fogging di beberapa rumah tangga
yang terkena kasus DBD ditemukan rumah penduduk yang masih membuang sampah
sembarangan seperti barang-barang bekas yang tidak digunakan sehingga lingkungan sekitar
rumah terlihat tidak terawat terutama pada saluran pembuangan air limbah yang dimana
sebagai tempat berkembangbiaknya jentik-jentik nyamuk di sekitar rumah.

Berdasarkan penelitian (Hutri Verenia Tamengkel. Dkk) ditemukan beberapa faktor risiko
DBD, dimana faktor risiko yang ditemukan adalah faktor lingkungan (perubahan iklim),
faktor agen penyebab, vektor dan faktor pejamu yaitu berupa tingkat kesadaran dan
pengetahuan masyarakat yang kurang dan menurut (Kaparang et al 2019) DBD juga masih
dipengaruhi oleh faktor dari host (penjamu) seperti perilaku masyarakat. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan, sikap
dan perilaku masyarakat dengan kejadian DBD di Kecamatan cimanuk pandeglang.
1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah ini adalah “apakah
terdapat hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dengan terjadinya
penyakit DBD.

I.I. Tujuan program

1. Tujuan umum

Terselenggaranya Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dengan baik untuk dapat mencegah
Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral
sehingga dapat mencegah kematian dan menekan angka kesakitan penyakit DBD.

2. Tujuan khusus

a) Untuk mengendalikan penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Cimanuk

b) Untuk membina peran serta masyarakat melalui penyuluhan sehingga dapat


melakukan pencegahan DBD.

c) Untuk melaksanakan penyelidikan epidemiologi jika ditemukan kasus DBD.

d) Untuk mengetahui permasalahan yang ada di UPT Puskesmas Cimanuk tahun 2022
untuk perbaikan di tahun berikutnya

e) Mengetahui sasaran desa yang sudah mencapai target

f) Mengetahui rencana kegiatan program DBD di UPTD Puskesmas Cimanuk pada


tahun 2022

g) Untuk melaksanakan pertanggung jawaban di bidang administrasi dalam bentuk


pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan

3. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Kegiatan pokok dan rincian kegiatan program DBD di wilayah kerja
puskesmas cimanuk
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Pemantauan jentik secara berkala Melakukan kunjungan pemantauan
jentik di 11 desa di wilayah UPT
puskesmas cimanuk
2 Penyelidikan epidiomologi (PE) Melakukan kunjungan rumah pasien
penderita diwilayah UPT puskesmas
cimanuk
3 Pertemuan Berkala Kader Jumantik Melakukan Pertemuan Di Aula
Puskesmas Cimanuk Yang Di Hadiri
Kader Jumantik 11 Desa Di Wilayah
UPT Puskesmas Cimanuk
4 Pelatihan Kader Jumantik Melakukan Pertemuan membahas
pelatihan kader jumantik Di Aula
Puskesmas Cimanuk Yang Di Hadiri
Kader Jumantik 11 Desa Di Wilayah
UPT Puskesmas Cimanuk
5 Rapat Kordinasi Lintas Sektor Di Desa Melakukan pertemuan di desa
Bebas Jentik kadumadang di wilayah UPT
puskesmas cimanuk
6 Penyuluhan PSN Melakukan pengendalian vektor
meliputi penyuluhan PSN di wilayah
UPT puskesmas cimanuk

4. Cara Melaksanakan Kegiatan Dan Sasaran

a. Cara Melaksanakan
Cara pelaksanaan dengan melakukan penyelidikan jentik secara berkala dari 11 desa
b. Sasaran
Sasaran dalam program DBD masyarakat di wilayah puskesmas cimanuk
c. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal pelaksanaan dilaksanakan di sebelas desa yaitu desa batubantar, desa cimanuk,
desa dalambalar, desa gunungcupu, desa gunungdatar, desa kadubungbang, desa
kadudodol, desa kadumadang, desa kupahandap, desa rocek, dan desa sekong .
Kegiatan dilaksanakan sepanjang tahun.

5. Evaluasi Kegiatan

Dilakukan dengan menghitung AJB dan membandingkannya dengan target yang


harus dicapai .
6. Pencatatan Dan Pelaporan
a. Pencatatan
• hasil penyelidikan epidimiologi
• Registrasi laboratorium berdasarkan kasus DBD
b. Pelaporan
Pelaporan penyelidikan ABJ di tuangkan dalam aplikasi SILANTOR.
BAB II
PENCAPAIAN PROGRAM

2.1 Hasil Pencapaian program DBD

Pada Januari hingga desember 2022 terdapat 25 kasus DBD


Dan angka bebas jentik ABJ masih di bawah 100% masyarakat masih mengadalkan fooging dan
abate untuk pengendalian vektor nyamuk

2.2 Penyelesaian masalah

Untuk penyelesaian masalah berdasarkan pada rumusan masalah di BAB 1 maka direncanakan
dan di adakan kegiatan sebagai berikut:

1. Pemantauan jentik dilaksanan seminggu 2x di 11 desa di wilayah puskesmas cimanuk


2. Kerjasama lintas program dan lintas sektor (Bidan desa dan Kader jumantik)
3. Mensosialisasikan dan meningkatkan penyuluhan PSN
Program : DBD
Bulan : JANUARI – DESEMBER

IDENTIFIKASI MASALAH P D C A
CAKUPAN ABJ MASIH DI  perencanaan setiap Melaksanan kegiatan  Setelah dilaksanakan  Melaksanakan
BAWAH 100% kader jumantik pemantauan jentik 11 desa kegiatan pemantauan pemantauan jentik
memeriksa rumah jentik di 11 desa bersama kader
warga di setiap masih terdapat jumantik
wilayahnya minimal rumah positif jentik  Melaksanakan dan
2x dalam seminggu  Masih banyak warga kordinasi dengan
 membuat jadwal yang belum lintas sektor bidan
kegiatan kunjungan melakukan kegiatan desa dan kader
PSN jumantik bila ada
masyarakat yang
positif DBD
 Penyuluhan PSN di
11 desa
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evaluasi hasil pelaksanaan merupakan salah satu fungsi management untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program pemantauan yang dilaksanakan secara berkala dan terus
menerus untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan kegiatan yang
telah direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan dan perbaikan.

Dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan maka hasil dari program ini masih belum
mencapai sesuai target. Maka dari itu untuk mencapai keberhasilan target tersebut diperlukan
dukungan dari berbagai belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai