Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENELITIAN LITERATUR

GERAKAN FEMINISME DALAM KEKRISTENAN

Disusun oleh
Cherylin Morgan Wjaya

SMAK HARAPAN BANGSA


Jl. Indrakila No.99G, Gn. Samarinda, Kec. Balikpapan Utara, Kota
Balikpapan, Kalimantan Timur 76114
kesetaraan hak sejak abad ke-19 yang berarti dua abad sudah terlewati.1 Melalui jurnal yang
sudah ditulis oleh Dermot A. Lane, penulis ingin melihat lebih jauh mengenai gerakan
feminisme seperti apa yang terjadi pada abad ke-19.

1.2 RUMUSAN PERMASALAHAN


Apa saja tahapan yang terjadi dalam gerakan Feminisme?
Mengapa gerakan feminisme itu penting bagi kehidupan di dunia?
Apakah Gereja mendukung gerakan Feminisme?
Faktor dan bagaimana bentuk dukungan Gereja terhadap gerakan feminisme?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana gerakan feminisme dalam
lingkungan gereja yang berawal dari tahun 1981 berlanjut pada tahun 1984. Lalu mengetahui
apa saja yang terjadi dalam feminisme gelombang satu dan feminisme gelombang dua. Serta
mengetahui khotbah dan praksis Yesus yang secara tidak langsung mendukung gerakan
feminisme dan melihat bagaimana kelanjutan dari gerakan feminisme di masa depan.

https://www.idntimes.com/life/women/ingriani-wionika/ini-alasan-kenapa-feminisme-begitu-
penting-c1c2/8 (24 November 2021)
BAB II
ISI
2.1 Munculnya Gerakan Feminisme
Pengertian secara luasnya, feminisme adalah gerakan yang terjadi karena adanya
kekhawatiran mengenai posisi, peran, fungsi, dan identitas perempuan dalam masyarakat maupun
Gereja. Dalam 20 tahun terakhir, masih banyak orang yang mempertanyakan dimanakah posisi
wanita dalam kehidupan sosial dan di Gereja. Apa yang pernah dianggap sebagai topik yang tidak
menarik sekarang telah menjadi pusat perhatian di Gereja maupun dalam kehidupan
bermasyarakat.

Pada tahun 1981, seorang uskup yang berasal dari Jerman mengeluarkan surat gembala

surat itu memfokuskan kepada diskriminasi yang didapatkan oleh wanita dalam lingkungan Gereja
harus diatasi. Selain itu, di Amerika Serikat terdapat lebih dari 5 surat gembala yang berisi tentang
posisi wanita dalam Gereja yang juga sudah menjadi kekhawatiran oleh banyak uskup lainnya.
Ajaran Kristen menyebutkan bahwa diskriminasi terhadap wanita adalah dosa, wanita juga harus
memainkan peran penting dalam kehidupannya di lingkungan Gereja dan juga suara dari para
wanita akan membangun Gereja menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Pada tahun 1984, Di Amerika Serikat terjadi Konferensi Wali Gereja Katolik yang
menghasilkan, pengambil keputusan untuk menulis sebuah cerita nasional tentang kehidupan
wanita dalam Gereja dan masyarakat. Mengikuti jenis proses konstatatif yang sama yang masuk
ke instruksi yang sudah mereka buat secara internasional dan penting untuk kedamaian. Mereka
sekarang sedang menulis surat gembala yang penting untuk perekonomian. Ekspetasi positifnya,
instruksi baru dari uskup akan bisa dilaksanakan pada tahun 1988.

cermat beberapa paragraf yang mengakui nilai dan pentingnya gerakan feminisme. Mereka melihat
bahwa feminisme adalah salah satu gerakan yang paling signifikan di zaman kita dan
menggambarkan feminisme sebagai tantangan serta peluang nyata bagi Gereja. Pengakuan awal
oleh para uskup Irlandia tentang pentingnya feminisme ini harus disambut baik. karena merupakah
langkah awal yang baik untuk gerakan feminisme . Dan dalam sebuah pidato yang disampaikan
oleh Yohanes Paulus II pada bulan Mei tepatnya di Belgia, ia menyampaikan bahwa kontribusi
perempuan 'sangat diperlukan untuk kepenuhan dan keharmonisan kehidupan Gerejawi'. Secara
khusus, ia menyatakan bahwa pria harus paham bahwa wanita sudah lama menderita karena
paternalisme (tindakan yang membatasi kebebasan seseorang atau kelompok demi kebaikan
mereka sendiri) dan tindakan diskriminasi yang para wanita dapatkan.

Namun, kata 'feminisme' mengundang banyak reaksi sepeti kemarahan, tawa parau,
kecurigaan, penolakan sampai perhatian dari pastoral. Kata feminisme masih sangat ambigu dan
memerlukan klarifikasi yang jelas mengenai kata 'feminisme' ini. Demikian pula, perkembangan
yang telah terjadi di Gereja dan pada tingkatan level yang berbeda mengundang refleksi lebih
lanjut lagi.

2.2 Gelombang Pertama Gerakan Feminisme


Gelombang pertama feminisme menceritakan tentang kemarahan dan kefrustrasian
terpendam yang dialami oleh begitu banyak wanita dalam masyarakat maupun Gereja. Gelombang
pertama dimulai pada tahun 1848, ketika konvensi hak-hak wanita pertama digelar di Seneca Falls,
New York. Fokus dari gerakan feminisme gelombang pertama adalah untuk menyadarkan bahwa
tidak hanya wanita yang tertindas karena diskriminasi tetapi juga untuk orang yang secara tidak
sadar menyebabkan penindasan, pemberian hak pilih bagi perempuan, hak pendidikan perempuan,
kondisi kerja yang lebih baik, dan penghapusan standar ganda gender. Dalam melakukan gerakan
ini, feminisme membuat ikatan sesama wanita. Tentunya ikatan ini membawa dua dampak yang
berbeda, ada yang positif dan negatif. Sisi positifnya adalah Gerakan ini memberikan ultimatum
dan urgensi tentang pentingnya menyadarkan umat manusia akan ketidakadilan yang dialami oleh
wanita dalam kehidupan bermasyarakat dan Gereja. Sisi negatifnya adalah gerakan ini
menciptakan gerakan separatisme, tersingkir dan terisolasi dari separuh umat manusia. Sebagai
gerakan separatis, mereka dihadapkan dengan risiko untuk menggantikan satu bentuk penindasan
dan distorsi dengan bentuk penindasan lainnya. Di Amerika Serikat, para pemimpin gerakan
feminis berkampanye untuk penghapusan perbudakan secara nasional sebelum memperjuangkan
hak-hak perempuan. Beberapa di antaranya adalah kelompok-kelompok Kristen konservatif,
seperti Frances Willard dan Persatuan Ksatria Kristen Wanita. Feminisme gelombang pertama
juga terjadi di berbagai belahan dunia, seperti Persia, dengan seorang Tahirih yang merupakan
penyair dan pemuka agama menyerukan kesetaraan wanita dalam eksekusi lalu Louise Dittmar
dari Jerman yang berkampanye untuk hak-hak perempuan pada tahun 1840-an, perempuan asal
Jepang bernama Fusae Ichikawa sebagai aktivis perempuan yang berkampanye untuk hak pilih
perempuan dan Mary Lee aktif dalam gerakan pemilihan umum di Australia Selatan, ia merupakan
koloni Australia pertama yang memberi perempuan hak pilih pada tahun 1894. Di Selandia Baru,
Kate Sheppard dan Mary Ann Müller bekerja untuk mencapai suara untuk perempuan pada tahun
1893. Semua tuntutan tersebut akhirnya terwujud pada tahun 1920, lewat amandemen ke-19 dari
hak warga negara Amerika Serikat untuk memilih
tidak akan ditolak atau dibatasi oleh Amerika Serikat, atau negara bagian mana pun berdasarkan
2
jenis kelamin

2.3 Gelombang Kedua Gerakan Feminisme


Gelombang kedua feminisme dimulai pada awal 1960-an yang cenderung bersifat inklusif
dan holistik. Tujuan utama dari gelombang kedua feminisme adalah pembebasan perempuan dan
laki-laki dari prasangka yang mendarah daging tentang satu sama lain dan memperluas hak-hak
ekonomi perempuan. Dalam feminisme gelombang kedua, mereka terbagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok kanan dan kelompok kiri. Kelompok kanan cenderung bersifat liberal yang
bertujuan untuk memperjuangkan partisipasi perempuan di seluruh kehidupan sosial, dengan
kesetaraan hak dan kewajiban dengan laki-laki, Pada tahun 1962 seorang penulis dan feminis Betty
The Feminine Myst . Dalam buku tersebut,
Friedan bercerita tentang kekecewaan yang dialami oleh perempuan pada masa tersebut, terkait
peran laki-laki dan perempuan di masyarakat. Sedangkan kelompok kiri bersifat lebih radikal.
Feminisme radikal berakar dari ketimpangan para feminis yang merasa tidak ter fasilitasi dalam
feminisme liberal karena perbedaan kelas, ras, dan protes terhadap kekejaman Amerika dalam
Consciousness Raising The
Personal is Political di mana mereka berasumsi bahwa perempuan telah dipaksa oleh patriarki
untuk bersikap apolitis, mengalah, dan lemah lembut. Pada tahun 1966, Friedan dan aktivis feminis
lain mendirikan Organisasi Nasional Perempuan (National Organization for Women; atau NOW)

2
- ses dari https://yayasansapa.id/gelombang-
gerakan-feminisme-bagian-i/ (24 November 2021)
dengan tujuan utama memperluas hak-hak ekonomi perempuan, dan mengentaskan diskriminasi
di lingkungan kerja dilanjutkan dengan tahun 1970 dimana kelompok kanan dan kelompok kiri
beration
untuk menuntut persamaan upah, persamaan pendidikan dan kesempatan kerja, alat
kontrasepsi gratis, tempat penitipan anak 24 jam, dan ketersediaan aborsi sesuai kebutuhan.3

Yang membedakan feminisme gelombang dua dengan gelombang lainnya adalah


memegang prinsip tidak anti-laki-laki. Sebaliknya, gerakan ini berusaha untuk menyebarluaskan
dan mengembangkan konsep manusiawi di dalam dunia kita. Demikian pula, feminisme tahap
kedua tidak berusaha untuk menimbulkan konflik dengan tujuan untuk menghilangkan konflik dan
kesalahpahaman yang sudah terjadi di antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan. Oleh
karena itu, bentuk feminisme ini tidak terbatas hanya untuk kepentingan perempuan. Feminisme
pada laki-laki dengan cara mengajak para orang di
dunia ini satu pemahaman atas keberadaan manusia, hubungan manusia, cerita tentang
kemanusiawian, dan makna agama. Secara garis besar, feminisme tidak diciptakan hanya untuk
perempuan, namun laki-laki juga dapat menjadi feminis agar dapat melakukan pendekatan
terhadap kehidupan.

2.4 Khotbah dan Praksis Yesus


Ketika seorang telah mengenal Injil, orang tersebut akan terkesan dengan peranan
perempuan dalam misi dan pelayanan Yesus. Sebagai contoh, Lukas telah mencatat nama-nama
murid Yesus dan di catatan tersebut tertulis nama Maria Magdalena, Joanna, Susanna dan masih
banyak lagi yang menyertai Yesus pada awal khotbah-Nya di Galilea (Lukas 8:2-3). Markus dan
Matius juga menambahkan Maria, ibu dari Yakobus dan Yusuf, dan ibu dari anak-anak Zebedeus
yang telah mengikuti Yesus dari Galilea ke Gunung Golgota untuk penyaliban. (Markus 14:40-41
; Mat. 27:55), Martha serta Maria dari Bethany (Yohanes. 11:1) dan Maria yang pergi ke Makam
Yesus (Mat. 28:1).

3
Sapa institute - -
gerakan-feminisme-bagian-ii/ (24 November 2021)
Tidak lupa juga, Bunda Maria yang sudah melahirkan dan membesarkan Yesus. Hubungan
antara Yesus dan Bunda Maria itu membawa kaitan antara Teologi mengenai Perawan Maria dan
gerakan feminisme walaupun teori ini tidak bisa menjadi refleksi yang serius untuk dibawa ke
permasalahan gerakan feminisme ini.

Karena kehadiran perempuan yang luar biasa sebagai pengikut Yesus, maka di Khotbah
Yesus disebutkan perintah Allah bahwa semua orang di dunia ini memiliki hak yang sama untuk
percaya kepada Allah tanpa memandang kaya atau miskin, orang Farisi maupun pelacur sekalipun,
pendosa dan penulis, laki-laki maupun perempuan. Dengan ini dinyatakan bahwa tidak akan ada
lagi tindakan diskriminasi ataupun dominasi karena sudah tergantikan dengan kesetaraan dan
kebebasan untuk setiap umat manusia.

2.5 Dekade Awal Kekristenan


Dalam beberapa dekade pertama, sudah jelas bahwa perempuan memiliki peran di Gereja.
Para perempuan aktif untuk menjadi saksi dari penyelamatan Yesus untuk dunia, menjadi
Diakenes dalam Gereja (Kis 21:9 ; 1 Kor. 11:5), Katekis dalam masyarakat (Kis. 18:26) dan
menjadi penyebar Injil kabar baik (Roma. 16:6, 12).

Melihat situasi yang sudah berubah, Paulus mengajak para perempuan untuk menjadi

i. 4:3),
dan ada Maria, Tryphanea, Thyposa, Julia, ibu dari Rufus dan saudari Nereus yang sudah bekerja
keras menyebarkan Injil. (Roma. 16:6, 12, 13, 15). Dan juga ada disebutkan kelompok Kristiani
yang berkumpul dalam satu rumah. Lukas menuliskan bahwa Peter pernah ke rumah Maria untuk

-sama membangun Gereja dalam rumah

Perkembangan-perkembangan ini didasarkan pada pemahaman masing-masing orang


terhadap perubahan yang sudah terjadi. Pemahaman diri ini ditemukan dalam tulisan Paulus antara
lain : Baptisan, Ciptaan Baru (2 Kor 5:17: Gal 6:15), Pencurahan Roh ke atas semua manusia (Rm.
5:8), kesatuan Tubuh Kristus (1 Kor. 12:12), dan kebebasan baru anak-anak Allah di dalam Kristus
(Rm. 8:6-17). Melalui baptisan dan Roh Kudus dapat dikatakan bahwa kita hidup dalam kesetaraan
dan martabat yang baru. Visi baru tentang kesatuan dan kesetaraan semua 'di dalam Kristus'
diungkapkan dalam Gal. 3:28:
Karena semua orang yang telah dibaptis dalam Kristus telah mengenal Kristus:
Tidak ada perbedaan antara orang Yahudi atau Yunani,
tidak ada budak atau orang berkuasa,
tidak ada perbedaan dari laki-laki atau perempuan;
karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

Teks Galatia tersebut menunjukkan bahwa struktur patrialkal dan dominasi sudah
dihancurkan oleh anugerah keselamatan Kristus yang datang kepada kita melalui baptisan dalam
Roh Kudus. Namun secara perlahan, keunggulan wanita dalam menjalankan misi dan pelayanan
Yesus dalam Gereja mulai turun karena beberapa masalah yaitu : meningkatnya budaya patriarki
yang disebabkan oleh kaum Yudaisme dan filsafat Yunani ke dalam Kekristenan, serta adanya
reaksi dari gereja periode awal terhadap perilaku wanita yang dianggap terlalu menonjol.
Masyarakat masih belum bisa menerima prinsip kesatuan dan kesetaraan semua manusia di
hadapan Allah dan dalam pelayanan Gereja.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan atas isi
Feminisme adalah gerakan yang terjadi karena adanya kekhawatiran mengenai posisi,
peran, fungsi, dan identitas perempuan dalam masyarakat maupun Gereja. Namun, Masyarakat
sudah terlalu terpatok dengan struktur sosial yang bersifat patriarki dan berpandangan endosentris
sehingga kata 'feminisme' mengundang banyak reaksi sepeti kemarahan, tawa parau, kecurigaan,
penolakan sampai perhatian dari pastoral.

Gerakan feminisme ini terbagi atas dua tahap yaitu gelombang pertama dan kedua. Pada
gelombang pertama, feminisme lebih menceritakan tentang kemarahan dan kefrustrasian yang
selalu wanita tahan terhadap segala tindakan diskriminasi dari masyarakat sedangkan gelombang
kedua bersifat inklusif dan holistik. Pada gelombang dua, feminisme juga memegang prinsip tidak
anti laki-laki.

Dalam khotbah Yesus, disebutkan perintah Allah bahwa semua orang di dunia ini memiliki
hak yang sama untuk percaya kepada Allah tanpa memandang kaya atau miskin, orang Farisi
maupun pelacur sekalipun, pendosa dan penulis, laki-laki maupun perempuan. Dengan ini
dinyatakan bahwa tidak akan ada lagi tindakan diskriminasi ataupun dominasi karena sudah
tergantikan dengan kesetaraan dan kebebasan untuk setiap umat manusia.

Maka, gerakan feminisme bukan untuk menjadikan perempuan sebagai kaum dominasi
namun menyadarkan masyarakat bahwa mereka butuh perubahan dalam pemahaman mereka di
lingkungan masyarakat maupun Gereja. Dan juga diharapkan banyak orang yang menyadari
bahwa Gereja tidak menentang feminis namun ada Injil Kristen yang mengandung benih-benih
pembaharuan yang sudah dicoba untuk dipromosikan oleh kaum feminis.
3.2 Kritik dan Saran
Saya setuju d
gerakan yang terjadi karena adanya kekhawatiran mengenai posisi, peran, fungsi, dan identitas

berpandangan bahwa gerakan feminisme memiliki tujuan untuk menjadikan wanita sebagai kaum
dominasi dalam masyarakat. Feminisme sendiri terjadi karena pandangan masyarakat yang
memandang wanita sebagai kaum kelas dua dalam masyarakat. Bahkan sampai sekarang, tidak
jarang kita jumpai wanita masih dianggap harus tinggal di rumah, melaksanakan tugas rumah
(membersihkan rumah, memasak, mencuci, menjaga anak) dan tidak diperbolehkan untuk
menempuh pendidikan yang tinggi bahkan mencari pekerjaan.

Namun sudah ada perubahan yang terjadi antara situasi tahun 1985 dan 2021, di tahun 1985
biarawati hanya melakukan kegiatan sosial seperti membantu masyarakat miskin dan tidak ikut
campur dalam urusan gereja sedangkan di tahun yang sekarang biarawati sudah mulai ikut campur
tangan dalam kegiatan gereja seperti mendukung Romo untuk melaksanakan pelayanan di dalam
gereja dan turut melancarkan jalannya sikap-sikap liturgi dalam ibadah mingguan.4

Dan juga dapat dilihat bahwa di era modern ini, sudah banyak pendeta perempuan dalam
gereja Kristen. Namun Gereja Katolik tidak memperbolehkan wanita untuk menjadi pastor karena

diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga
tidak mengizinkannya memerintah laki-laki, -12).

Dan pada tahun 1994, Paus Yohanes Paulus II menyatakan dalam Apostolic Letter

mengatakan bahwa Gereja tidak mempunyai otoritas untuk memberikan ordinasi kepada wanita
dan keputusan ini harus dipatuhi oleh seluruh umat beriman.5

4
Redaksi Tuha ,
dari https://tuhanyesus.org/tugas-biarawan-biarawati (3 November 2021)

5
-imam-harus-seorang-pria/
(3 November 2021)
DAFTAR PUSTAKA
1, hlm. 663-675.
http://www.jstor.org/stable/27678158

Anda mungkin juga menyukai