Di dusun Medang Kawit hidup lah pemuda yang bernama Aji Saka yang
sakti, rajin dan baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong seorang
bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua
yang akhirnya diangkat menjadi ayah oleh Aji Saka itu ternyata
pengungsi dari Medang Kamulan.
Singkat cerita, Aji Saka tiba di Medang Kamulan yang sepi. Sementara
di Istana Prabu Dewata Cangkar sedang murka karena Patih Jugul
Muda tidak membawa korban untuk sang prabu.