Anda di halaman 1dari 99

i

IMPLEMENTASI ALAT SIKLUS PENYIRAMAN OTOMATIS


TANAMAN CABAI BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT)

PROJEK

Oleh

NADIA FEBY NURJANAH


09040581822004

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
SEPTEMBER 2021
ii

IMPLEMENTASI ALAT SIKLUS PENYIRAMAN OTOMATIS


TANAMAN CABAI BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT)

PROJEK
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di
Program Studi Teknik Komputer DIII

Oleh

NADIA FEBY NURJANAH


09040581822004

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
SEPTEMBER 2021
iii
ii

ii
iii

iii
v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Tak penting selambat apapun kamu berjalan selama kamu tidak pernah berhenti”
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan
Terima kasih sudah selalu berjuang
Terima kasih sudah mengajarkan arti kesabaran
Terima kasih hati yang selalu berusaha ikhlas
Dan
Maaf masih banyak kurangnya
Maaf masih perlu banyak belajar
Maaf sering sekali memaksa keadaan
Kadang perih namun semua terlewati
Sekali lagi Maaf dan Terima kasih

Ku persembahkan kepada :
 Kedua orang tua tercinta
 Saudaraku tercinta
 Nenek ku tercinta
 Teman-teman seperjuangan
prodi TKJ 18
 Almamater perjuangan
 Diriku sendiri

v
vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan projek akhir ini dengan judul
“Implementasi Alat Siklus Penyiraman Tanaman Otomatis Berbasis Internet of
Things (IOT)”

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, membimbing dan terus mendukung penulis dalam
menyelesaikan projek akhir ini di antaranya:

1. Allah SWT yang telah memberikan hamba kesehatan, keselamatan,


kesempatan sehingga hamba dapat menyelesaikan laporan projek akhir
ini sebagai mahasiswi.
2. Kedua orang tua Bapak Duni dan Ibu Darti yang selalu memberikan doa
serta pengorbanan yang tiada batas.
3. Saudaraku kakak kandung Fariz Laily Romadon, A.md, kakak Marini
Farida Sari, S.IP serta kakak ipar Fitri Maya Sari, S.pd dan Muhammad
Arsyadilah, S.IP yang selalu memberikan doa dan dukungan.
4. Semua keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan serta doa yang
tulus.
5. Bapak Huda Ubaya, M.T. sebagai Koordinator Program Studi Teknik
Komputer Universitas Sriwijaya dan selaku penguji sidang.
6. Bapak Aditya Putra Perdana P, S.Kom. M.T. dan Bapak Adi
Hermansyah,S.Kom. M.T. Selaku Dosen Pembimbing I dan II projek
akhir, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan projek akhir ini.
7. Bapak Samayanta selaku Ketua Sidang projek akhir yang mengarahkan
sidang sampai selesai.
8. Staff di Program Studi Teknik Komputer, khususnya Mba Faula yang
telah membantu penyelesaian proses administrasi.

vi
vii

9. Sahabat grup wacana Hani, Heneeta, Nindy, Jihan, Anisya, Agil, Yuniar,
Novian, Dimas, Riky, Aswadi, Fitra, Imam yang selalu memberi
dukungan dan semangat.
10. Sahabat perjuangan dari SMA Kevin, Borneo, Bunga, Dwi Rizki yang
selalu memberi dukungan dan semangat.
11. Sahabat seperjuangan Teknik Komputer dari Semester 1 hingga saat ini
Monica, Reska, Kinata, Putri, Dinda yang selalu berjuang bersama.
12. Teman-teman satu angkatan, khususnya Teknik Komputer Jaringan 2018.
Semoga sukses dan sehat untuk kita semua.
13. Dan untuk Diriku Sendiri terimakasih sudah terus berjuang dan mampu
melewati semua ini. Kamu Hebat.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan projek akhir ini dapat bermanfaat
bagi pembaca khususnya Mahasiswa/I Program Studi Teknik Komputer Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya. Semoga laporan projek akhir ini menjadi
lebih baik di masa mendatang. Terimakasih

Palembang,18 Agustus 2021

Nadia Feby Nurjanah

vii
viii

IMPLEMENTASI ALAT SIKLUS PENYIRAMAN OTOMATIS


TANAMAN CABAI BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT)
Oleh :

NADIA FEBY NURJANAH


09040581822004

Abstrak

Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang membutuhkan air untuk
perkembangan hidupnya. Tanaman cabai membutuhkan pengairan yang cukup, jika
air yang diberikan tinggi di daerah perakaran, akibatnya merangsang tumbuhnya
penyakit jamur dan bakteri hingga mengalami kematian. Jika kekurangan air,
tanaman cabai dapat kurus dan kerdil layu lalu mati, Untuk mengatasi hal tersebut,
penyiraman secara otomatis dapat menjadi sebuah solusi untuk mengoptimalkan
kebutuhan nutrisi tanaman cabai dan mengatur siklus penyiraman sesuai dengan
kebutuhan tanaman cabai. Penelitian ini berhasil mengaplikasikan ESP8266,
Sensor soil moisture berhasil mendeteksi kelembaban tanah pada tanaman dan
sensor RTC berhasil mereferensikan waktu yang ditampilkan pada aplikasi blynk.
Siklus penyiraman pada pagi dan sore dapat diatur sesuai kebutuhan air tanaman
cabai. Implementasi siklus penyiraman tanaman otomatis berdasarkan nilai
kelembaban tanah pada tanaman. Persentase kegagalan dalam pengujian sebesar
10%, dimana dalam 20 pengujian terdapat 18 keberhasilan dan 2 kegagalan.

Kata kunci : Tanaman Cabai, ESP8266, Sensor soil moisture, RTC, Blynk

viii
ix

IMPLEMENTASI ALAT SIKLUS PENYIRAMAN OTOMATIS


TANAMAN CABAI BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT)
by :

NADIA FEBY NURJANAH


09040581822004

Abstract

Plants are living things that need water for the development of their life. Chili plants
require adequate irrigation, if the water given is high in the root area, as a result it
stimulates the growth of fungal and bacterial diseases to death. If there is a lack of
water, chili plants can be thin and stunted wither and die. To overcome this,
automatic watering can be a solution to optimize the nutritional needs of chili plants
and adjust the watering cycle according to the needs of chili plants. This research
succeeded in applying ESP8266, the soil moisture sensor was successful in
detecting soil moisture in plants and the RTC sensor successfully reflected the time
displayed in the blynk application. The watering cycle in the morning and evening
can be adjusted according to the water needs of the chili plants. The implementation
of the automatic plant watering cycle is based on the value of soil moisture in plants.
The percentage of failure in the test is 10%, where in 20 tests there are 18 successes
and 2 failures.

Keywords : Chili Plant, ESP8266, Soil moisture sensor, RTC, Blynk

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................x
DAFTAR SIMBOL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................................1
1.2. Tujuan ......................................................................................................2
1.3. Manfaat ....................................................................................................2
1.4. Batasan Masalah ......................................................................................2
1.5. Metode Penelitian ....................................................................................3
1.6. Sistematika Penulisan ..............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Cabai ........................................................................................................5
2.2. Kelembaban Tanah ..................................................................................6
2.3. Internet of Things.....................................................................................7
2.4. NodeMCU ESP8266 ................................................................................8
2.5. Sensor Soil Moisture ..............................................................................10

x
xi

2.6. Sensor Real Time Clock (RTC) .............................................................11


2.7. Mini Water Pump...................................................................................12
2.8. Motor Driver l298N ...............................................................................12
2.9. Baterai ....................................................................................................14
2.10. Buzzer ....................................................................................................15
2.11. Arduino IDE ..........................................................................................15
2.12. Blynk .....................................................................................................17

BAB III PERANCANGAN ALAT


3.1. Perancangan Sistem ...............................................................................21
3.2. Perancangan Alat ...................................................................................22
3.2.1. Sensor Soil Moisture ....................................................................23
3.2.2. RTC (Real Time Clock) ................................................................24
3.2.3. Mini Water Pump, Motor Driver, Baterai (Battery).....................25
3.2.4. Buzzer dan LED ...........................................................................26
3.3. Rancangan Keseluruhan ........................................................................27
3.4. Desain Alat Penyiram Tanaman Otomatis ............................................28
3.5. Mengatur Blynk .....................................................................................29
3.6. Topologi Internet of Things (IoT) ke Blynk ..........................................32
3.7. Pengiriman Data ke Blynk .....................................................................33
3.8. Pembacaan sensor soil moisture ............................................................33
3.9. Perancangan Program Penyiram Tanaman Otomatis ............................35
3.9.1. Algoritma Koneksi Blynk dan Pembacaan RTC..........................36
3.9.2. Algoritma Input Waktu Schedule .................................................37
3.9.3. Algoritma Pembacaan Sensor Soil Moisture ................................38
3.9.4. Algoritma Kontrol Pompa Air......................................................39
3.9.5. Perancangan Keseluruhan Alat ....................................................41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Pengujian Sensor Soil Moisture .............................................................43
4.2. Pengujian Pada Mini Water Pump .........................................................45
4.3. Pengujian Pada LED dan Buzzer ...........................................................46
4.4. Pengujian Pada Aplikasi Blynk .............................................................47

xi
xii

4.5. Analisis Pengiriman Data Blynk Menggunakan Wireshark ..................49

4.6. Pengujian Sensor Soil Moisture dan Mini Water Pump ........................52
4.7. Pengujian Sensor Soil Moisture dan Mini Water Pump ........................53
4.8. Pengujian Keseluruhan ..........................................................................54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ............................................................................................56
5.2. Saran ......................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................57

LAMPIRAN

xii
xiii

DAFTAR SIMBOL

RTC = Real Time Clock

Soil Moisture = Sensor mendeteksi nilai kelembaban tanah

Water Pump Mini = Pompa Air kecil

ESP8266 = Microcontroller yang dilengkapi dengan modul WIFI

LED = Light Emitting Diode

GDN = Ground

ADC = Analog to Digital Conversion

VCC = Supply Tegangan

AUOT = Pinout

SCL = Serial Clock

SDA = Serial Data

LCD = Light Crystal Display

IP Address = Internet Protocol Address

CMD = Command Prompt

WWW = World Wide Web

MAC = Media Access Control Address

xiii
xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Tanaman Cabai 6
Gambar 2.2. Internet of Things 8
Gambar 2.3. NodeMCU ESP8266 9
Gambar 2.4. Konfigurasi Pin NodeMCU ESP8266 10
Gambar 2.5. Sensor Soil Moisture 11
Gambar 2.6. Real Time Clock (RTC) 11
Gambar 2.7. Mini Water Pump 12
Gambar 2.8. Motor Driver L298N 13
Gambar 2.9. Baterai Li-Po 15
Gambar 2.10. Buzzer 15
Gambar 2.11. Arduino IDE 16
Gambar 2.12. Tampilan Blynk 18
Gambar 3.1. Diagram Alir Kerangka Kerja Penyiram Tanaman Otomatis 20
Gambar 3.2. Blok Diagram Perancangan Alat 21
Gambar 3.3. Rancang Alat Penyiraman Otomatis 22
Gambar 3.4. Skematik Rangkaian Sensor Soil Moisture dengan ESP8266 23
Gambar 3.5. Skematik Rangkaian RTC dengan ESP8266 24
Gambar 3.6. Skematik Rangkaian Pompa Air dengan ESP8266 26
Gambar 3.7. Skematik Rangkaian Buzzer dan LED dengan ESP8266 27
Gambar 3.8. Skematik Rangkaian Keseluruhan 28
Gambar 3.9. Desain Alat Penyiram Tanaman Otomatis 29
Gambar 3.10. Device ESP8266 29
Gambar 3.11. Select Pin 29
Gambar 3.12. Logika dan Mode 30
Gambar 3.13. Coding Blynk ke ESP8266 30

xiv
xv

Gambar 3.14. Topologi IoT ke Blynk 32


Gambar 3.15. Perintah yang Dikirim ke Blynk 33
Gambar 3.16 Pembacaan sensor soil moisture 33
Gambar 3.16. Flowchart Koneksi Blynk dan Pembacaan RTC 34
Gambar 3.18 Tampilan pada serial monitor 34
Gambar 3.19. Flowchart Input Waktu Schedule 35
Gambar 3.20. Flowchart Pembacaan Sensor Soil Moisture 36
Gambar 3.21. Flowchart Kontrol Pompa Air 37
Gambar 3.22. Flowchart Penyiram Tanaman 39
Gambar 4.1 kode konversi nilai persentase 44
Gambar 4.2 Tampilan serial monitor pengujian 44
Gambar 4.3. Pengujian Mini Water Pump 45
Gambar 4.4. Pengujian LED dan Buzzer 46
Gambar 4.5. Pengujian Blynk Sebelum dan Sesudah 48
Gambar 4.6. Tampilan Wireshark 49
Gambar 4.7. Tampilan IP Aplikasi Blynk pada CMD 50
Gambar 4.8. Tampilan Paket Data 50
Gambar 4.9. Tampilan MAC Address 51
Gambar 4.10. Tampilan Protocol 51
Gambar 4.11 Paket Dalam Heksadesimal 52

xv
xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Dalam Tata Nama Tanaman Cabai 5

Tabel 2.2. Derajat Kejenuhan Tanah 7

Tabel 3.1. Pinout Sensor soil moisture dengan Mikrokontroler ESP8266 23

Tabel 3.2. Pinout RTC dengan Mikrokontroler ESP8266 24

Tabel 3.3. Pinout Motor Driver, Mini Water Pump, Baterai (Battery) dengan
Mikrokontroler ESP8266 25

Tabel 3.4. Pinout Buzzer, LED dengan Mikrokontroler ESP8266 26

Tabel 3.5. IP Pada Perangkat Topologi 32

Tabel 4.1. Pengujian Sensor Soil Moisture 41

Tabel 4.2. Pengujian Mini Water Pump 43

Tabel 4.3. Pengujian LED dan Buzzer 44

Tabel 4.4. Pengujian Pada Blynk 45

Tabel 4.5. Pengujian Sensor Soil moisture dan Pompa Air 49

Tabel 4.6. Pengujian Sensor Soil moisture dan Pompa Air dengan 50

Tabel 4.4. Pengujian Pada Blynk 45

Tabel 4.7. Pengujian Keseluruhan 53

xvi
xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kode program ESP8266…………………….…………………..A


Lampiran 2 Surat Kesediaan Membimbing Pembimbing 1………………….B
Lampiran 3 Surat Kesediaan Membimbing Pembimbing 2 ............................. C
Lampiran 4 SK Pembimbing Projek ................................................................ D
Lampiran 5 Kartu Konsultasi Pembimbing 1................................................... E
Lampiran 6 Kartu Konsultasi Pembimbing 2................................................... F
Lampiran 7 Hasil Pengecekan Software Turnitin ............................................ G
Lampiran 8 Surat Rekomendasi Ujian Projek Pembimbing 1 ......................... H
Lampiran 9 Surat Rekomendasi Ujian Projek Pembimbing 2 .......................... I
Lampiran 10 Verifikasi Hasil Suliet ................................................................. J
Lampiran 11 Form Revisi Hasil Pembimbing 1 .............................................. K
Lampiran 12 Form Revisi Hasil Pembimbing 2 .............................................. L
Lampiran 13 Form Revisi Penguji .................................................................. M

xvii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang membutuhkan air
untuk perkembangan hidupnya. Tanah yang subur merupakan salah satu syarat agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Tingkat kesuburan dapat dipengaruhi dengan
intensitas air yang dikandungnya. Namun, saat ini manusia masih mengalami
kesulitan dalam penyiraman tanaman, karena harus dilakukan secara manual dan
kurang mengetahui berapa banyak asupan air yang dibutuhkan oleh tanaman [1].
Cabai adalah jenis sayuran yang dikonsumsi banyak masyarakat Indonesia
dan mudah ditemui di pasar. Tanaman cabai dapat tumbuh pada suhu optimal yaitu
24˚C – 28˚C, dengan kelembaban tanah berkisar 50 % - 70 %, dan Ph tanah yang
dibutuhkan tanaman cabai yaitu 5,5 – 6,8 [2]. Tanaman cabai melakukan
penyiraman dalam waktu satu kali sehari. Namun, di musim panas cukup siram
tanaman dua kali dalam sehari. Jika musim hujan tidak perlu setiap hari melakukan
penyiraman.Waktu penyiraman yang paling baik adalah di pagi hari ketika matahari
sudah terbit namun belum terlalu tinggi . Tanaman cabai membutuhkan pengairan
yang cukup, jika air yang diberikan tinggi di daerah perakaran, akibatnya
merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri hingga mengalami kematian.
Jika kekurangan air, tanaman cabai dapat kurus dan kerdil layu lalu mati, Untuk
mengatasi hal tersebut, penyiraman secara otomatis dapat menjadi sebuah solusi
untuk mengoptimalkan kebutuhan nutrisi tanaman cabai [3].
Penyiraman tanaman merupakan suatu kegiatan yang perlu diperhatikan
dalam melakukan pemeliharaan tanaman, dikarenakan tanaman memerlukan
asupan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis dalam memperoleh
kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu pemberian air yang cukup
merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman, karena air berpengaruh
terhadap kelembaban tanah. Tanpa air yang cukup produktivitas suatu tanaman
tidak akan maksimal. Pemilik tanaman atau petani biasanya melakukan penyiraman
secara manual dengan memberikan air sesuai jadwal. Namun cara ini kurang
efektif, karena membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Pemilik tanaman cabai
juga tidak bisa meninggalkan tanaman dalam kurun waktu yang lama, karena
tanaman cabai dapat kekurangan air dan menyebabkan kematian [4].

1
2

Oleh karena itu, dibuatlah sistem penyiraman air untuk mempermudah


pekerjaan manusia dalam hal penyiraman tanaman. Alat ini dibuat dengan fungsi
untuk menyiram tanaman cabai secara otomatis menggunakan sensor soil moisture
kelembaban tanah sebagai pendeteksi kelembaban tanah dan ESP8266 sebagai otak
program, sedangkan Android untuk menerima hasil kelembaban tanah berdasarkan
pH tanah yang sudah di set sesuai kebutuhan tanaman cabai, alat ini juga dilengkapi
RTC (Real Time Clock) sebagai referensi waktu penyiraman pada alat, adapun
Motor Driver L298N serta pompa air dan akan di tampilkan di aplikasi blynk.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam tugas akhir ini dengan segala
pertimbangan penulis mengambil judul “IMPLEMENTASI ALAT SIKLUS
PENYIRAMAN OTOMATIS TANAMAN CABAI BERBASIS INTERNET
OF THINGS (IOT)”.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengaplikasikan NodeMCU ESP8266, Sensor soil moisture dan sensor
RTC (Real Time Clock) pada alat penyiraman tanaman otomatis.
2. Mengatur siklus penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman cabai.
3. Mengimplementasikan sebuah alat siklus penyiraman tanaman otomatis.

1.3. Manfaat
Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah dalam perawatan tanaman cabai dengan mengetahui
kelembaban tanah yang dibutuhkan pada tanaman cabai.
2. Dapat mengatur siklus penyiraman air pada tanaman cabai.
3. Mengurangi persentase kegagalan panen tanaman cabai.

1.4. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam pembuatan alat penyiram tanaman cabai
otomatis adalah sebagai berikut:
1. Tanaman yang digunakan adalah cabai.
3

2. Sebagai referensi waktu penyiraman menggunakan RTC (Real Time


Clock).
3. Kontrol waktu penyiraman melalui aplikasi blynk.
4. Pompa air berfungsi hanya pada saat masuk waktu penyiraman.

1.5. Metode Penelitian


Adapun tahapan-tahapan metodologi pada tugas akhir ini sebagai berikut :
1. Metode Studi Pustaka dan Literatur
Pada tahapan metode ini penulis melakukan studi pustaka dengan mencari
serta mengumpulkan berbagai sumber referensi berupa literature yang
terdapat pada buku, internet maupun sumber lainnya.

2. Metode Konsultasi
Pada tahapan metode ini penulis melakukan konsultasi atau tanya jawab
dengan dosen pembimbing sehingga penulis mendapatkan masukan yang
berarti untuk kesempurnaan dalam penulisan laporan tugas akhir ini.
3. Metode Perancangan Sistem
Pada tahapan metode ini penulis melakukan rancangan terhadap sistem
baik berupa software maupun hardware.

4. Metode Pengujian
Pada tahapan metode ini penulis melakukan pengujian terhadap
rancangan sistem yang dibuat apakah sistem dapat bekerja sehingga
diperoleh data yang akurat dari hasil pengujian tugas akhir ini.

5. Metode Analisa dan Kesimpulan


Pada tahapan metode ini penulis melakukan analisis dari pengujian sistem
dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan dari hasil penelitian tugas
akhir, Sehingga dapat digunakan untuk pengembangan penelitian
selanjutnya dan setelah menganalisis buatlah kesimpulan dari hasil
pengujian.
4

1.6. Sistematika Penulisan


Laporan ini ditulis dalam beberapa bagian dan masing-masing bagian terbagi
dalam sub-sub bagian. Secara sistematika laporan ini disusun sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengemukakan secara garis besar mengenai
latar belakang pengambilan judul laporan, Tujuan dan Manfaat,
Batasan Masalah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini dijelaskan tentang teori-teori yang digunakan sebagai
landasan dan komponen-komponen elektronika yang berupa
NodeMcu ESP8266, Sensor Soil Moisture, Real Time Clock (RTC),
Pompa Air, Motor Driver L298N, Buzzer dan LED akan digunakan
dalam penelitian serta istilah-istilah dan pengertian-pengertian yang
berhubungan dengan penelitian.

BAB III PERANCANGAN ALAT


Pada bab ini menjelaskan perancangan dan proses pembuatan alat,
baik dari perancangan perangkat keras maupun perangkat lunak
yang digunakan untuk membuat rancang penyiraman tanaman
otomatis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini berisi hasil dari rangkaian alat penyiram tanaman
otomatis dan hasil pengujian alat serta analisa tentang hasil
pengujian alat tersebut. Penjelasan mengenai program yang diisikan
ke NodeMcu ESP8266.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang
kesimpulan dari tugas akhir yang telah dilaksanakan dan saran-saran
dari penulis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cabai
Cabai merupakan tanaman peru dari family terong – terongan (solanaceae)
yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika,
tepatnya peru dan menyebar ke negara – negara di benua Amerika, Eropa dan Asia
termasuk Indonesia.
Tumbuhan ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan juga tumbuh di
hutan – hutan sekunder dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Cabai dikenal
orang romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia buah
keringnya digunakan sebagai rempah pemedas makanan.
Menurut klasifikasi dalam tata nama (sistem tumbuhan) tanaman cabai
termasuk kedalam tabel 2.1

Tabel 2.1 klasifikasi dalam tata nama tanaman cabai.

Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub-divisio Angiospermae
Class Dycotyledonae
Sub-class Metachlamydeae
Famili Solanaceae
Genus Capsicum
Spesies Capsicum annuum L

Tanaman cabai merupakan tanaman peru dengan batang tidak berkayu. Jenis
cabai rawit, panjang batang tidak melebihi 100 cm. Untuk cabai besar, tinggi batang
dapat mencapai 2 m, bahkan lebih. batang tanaman cabai berwarna hijau tua atau
hijau muda.
Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup baik dan cukup luas.
Tanaman ini dapat di tanam pada dataran rendah maupun dataran tinggi sampai
ketinggian 1400 m di atas permukaan laut, tetapi pertumbuhan tanaman cabai di
dataran tinggi lebih lambat. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman

5
6

cabai adalah 25 - 27 ºC pada siang hari dan 18 - 20 ºC pada malam hari. Tanaman
cabai membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang
optimal antara 5,5 sampai 7 Suhu malam di bawah 16 ºC dan suhu siang hari di atas
32 ºC dapat menggagalkan pembuahan pada tanaman cabai [5].
Untuk kadar air, tanaman cabai membutuhkan pengairan atau penyiraman
yang cukup, dimana dapat dilakukan pengairan atau penyiraman sebanyak 2 kali
sehari pada waktu pagi dan sore hari. Tetapi apabila air berlebihan maka dapat
menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya jamur dan
bakteri pada tanaman cabai. Tanah yang terlalu basah dapat membusukan akar,
sehingga tanaman cabai akan mati. Sebaliknya, jika kekurangan air, tanaman cabai
akan kurus, kerdil, layu dan mati [6]. Tanaman cabai dapat dilihat pada gambar
2.1.

Gambar 2.1. Tanaman cabai

2.2. Kelembaban Tanah


Kebutuhan air adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan evaporasi pada tanah. Umumnya untuk mengetahui kebutuhan air pada
tanaman bisa dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui
hujan dan kontribusi air pada tanah [7]. Pemberian air yang cukup adalah hal utama
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Jika tanah telah menjadi kering dan
kadar kelembabannya telah berada dibawah suatu batas, maka tanaman akan itu
terhalang untuk meresap air dan mulai terlihat layu.
Tanah merupakan transformasi zat mineral dan organik di muka daratan
bumi. Komponen tanah tersusun antara satu dengan yang lain membentuk susunan
7

tanah. Derajat Kejenuhan tanah terbagi menjadi beberapa kategori dengan tingkatan
tertentu [8]. Derajat kejenuhan tanah dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Derajat Kejenuhan Tanah

Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan (%)

Tanah Kering 0 – 40

Tanah Agak Basah 41 – 50

Tanah Basah 51 – 75

Tanah Jenuh 75 – 100

2.3. Internet of Things


Internet of Things (IoT) merupakan suatu konsep yang menghubungkan suatu
benda dengan konektivitas internet untuk bertukar informasi satu sama lain.
Kemampuan untuk bertukar data, remote control, dan sebagainya termasuk juga
pada benda di dunia nyata. Pada dasarnya Internet of Things mengacu pada benda
yang dapat diidentifikasi secara unik sebagai gambaran virtual dalam struktur
berbasis internet [9].
Cara kerja dari Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah
argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu
menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara
otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun. Internet
menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia
hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawasan bekerja dari setiap alat secara
langsung. Yang menjadi masalah terbesar dalam mengkonfigurasi IoT adalah
menyusun jaringan komunikasinya sendiri yang sangat kompleks dan
membutuhkan keamanan dari sistem yang sangat ketat. Biaya pengembangan yang
mahal juga menjadi salah satu penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya
produksi.
8

Internet of Things (IoT) mengarah pada suatu jaringan global dari fisik benda
dan barang yang mampu menghasilkan memproses, bahkan bertukar data dengan
manusia Internet of Things (IoT) juga dapat didefinisikan sebagai jaringan objek
pintar yang memiliki sifat terbuka dan menerima suatu kapasitas dalam mengatur
berbagai informasi maupun data dalam situasi dan perkembangan lingkungan [10].
Manfaat dari IoT ini sendiri yaitu dapat mengontrol dari jarak jauh yang dapat
menciptakan peluang untuk langsung menghubungkan serta menggabungkan dunia
fisik ke sistem komputer dengan sensor dan internet. Cara kerja IoT ini adalah
dengan memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman. Dimana tiap-tiap perintah
argumen tersebut menghasilkan interaksi antara mesin yang telah terhubung secara
otomatis tanpa adanya campur tangan manusia dan tanpa batas jarak didalam.
Bentuk IoT ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Internet of Things

2.4. NodeMCU ESP8266


NodeMCU sendiri ialah board berbasis dari chip ESP8266 dimana memiliki
salah satu fungsi untuk mengontrol internet (WiFi). Memiliki pin input output dan
mampu berkembang untuk project monitoring dan internet of things. Perangkat ini
diprogram menggunakan software Arduino. Tampilan dari perangkat NodeMCU
ini memiliki port mini usb agar bisa melancarkan kegiatan pemrograman. Pada
9

gambar 2.3 menampilkan bentuk fisik dari NodeMCU ESP8266. Pada gambar 2.4
menampilkan konfigurasi pin yang ada pada mikrokontroler NodeMCU ESP8266.

Gambar 2.3. NodeMCU ESP8266

Berikut Fitur mikrokontroler NodeMCU ESP8266 [11]:


1. Voltage:3.3V.
2. Wi-Fi Direct (P2P), soft-AP.
3. Current consumption: 10uA~170mA.
4. Flash memory attachable: 16MB max (512K normal).
5. Integrated TCP/IP protocol stack.
6. Processor: Tensilica L106 32-bit.
7. Processor speed: 80~160MHz.
8. RAM: 32K + 80K.
9. GPIOs: 17 (multiplexed with other functions).
10. Analog to Digital: 1 input with 1024 step resolution.
11. +19.5dBm output power in 802.11b mode
12. 802.11 support: b/g/n.
13. Maximum concurrent TCP connections: 5.
14. Uses CP2102 USB Serial Communication interface module.
15. Arduino IDE compatible (extension board manager required).
10

Gambar 2.4. Konfigurasi Pin NodeMCU ESP8266

2.5. Sensor Soil Moisture


Modul pendeteksi kelembaban kadar air dalam tanah (soil moisture sensor).
menunjukkan sensor soil moisture. Sensor ini terdiri dari dua probe untuk
melewatkan arus melalui tanah, kemudian membaca resistansinya untuk
mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah lebih
mudah menghantarkan listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat
sulit menghantarkan listrik (resistansi besar). Pin yang digunakan pada modul ini
adalah GND, VCC, AUOT. Modul ini dapat menggunakan satu daya antara 3,3V
hingga 5V sehingga fleksibel untuk digunakan pada berbagai macam
mikrokontroler. Memiliki tegangan output sebesar 0-4.2V, arus sebesar 35 mA, dan
memiliki value range ADC sebesar 1024 bit mulai dari 0-1023 bit [12].
Pada pembacaan data sensor menggunakan sinyal analog dengan hasil berupa
nilai ADC dari 0-1023 bit yang dapat dikonversi menjadi nilai persentase (%)
dengan rumus berikut:
11

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐴𝐷𝐶


Kelembaban Tanah = ( 100 – ( 1023
) 𝑥 100) (1)
Ket :
Nilai Value = Nilai sensor
1023 = Nilai ADC

Gambar 2.5. Sensor Soil Moisture

2.6. Sensor Real Time Clock (RTC)


Real-time Clock (RTC) adalah perangkat yang memungkinkan untuk
menghasilkan waktu yang tepat, karena dilengkapi pembangkit waktu dan baterai.
Sama halnya seperti Arduino, RTC pun mempunyai beberapa jenis. Sebagai contoh
yaitu Modul RTC dengan tipe ZS-042. Pin yang digunakan pada modul ini adalah
VCC, GND, SDA dan SCL [13]. Pada gambar 2.6. menampilkan RTC.

Gambar 2.6. Real Time Clock (RTC)


12

2.7. Mini Water Pump


Mini Water Pump atau pompa air kecil adalah suatu alat yang digunakan
untuk memindahkan air dari satu tempat ke tempat lainnya menggunakan media
tertentu seperti pipa dan selang. Alat ini secara terus menerus akan memindahkan
air jika alat tersebut dialiri arus listrik atau baterai [14]. Pompa air terdiri dari
beragam jenis sesuai dengan ukuran voltasenya. Semakin besar voltasenya semakin
besar pula tenaga yang dihasilkan untuk memindahkan air. Pada gambar 2.7.
menampilkan mini water pump.

Gambar 2.7. Mini Water Pump

2.8. Motor Driver L298N


Motor Driver L298N merupakan module driver motor DC yang paling banyak
digunakan atau dipakai di dunia elektronika yang difungsikan untuk mengontrol
kecepatan serta arah perputaran motor DC. IC L298 merupakan sebuah IC tipe H
bridge yang mampu mengendalikan beban-beban induktif seperti relay, solenoid,
motor DC dan motor stepper padahal hal ini digunakan untuk pompa air. Pada IC
L298 terdiri dari transistor-transistor logik (TTL) dengan gerbang NAND yang
berfungsi untuk memudahkan dalam menentukan arah putaran suatu motor dc
maupun motor stepper [15]. Untuk dipasaran sudah terdapat modul driver motor
menggunakan IC L298 ini, Sehingga lebih praktis dalam penggunaannya karena pin
I/O nya sudah tersusun dengan rapi dan mudah digunakan. Kelebihan akan modul
13

driver motor L298N ini yaitu dalam hal kepresisian dalam mengontrol motor
sehingga motor lebih mudah untuk dikontrol. Adapun gambar pinout beserta
keterangannya dapat diperhatikan pada gambar 2.8. di bawah.

Gambar 2.8. Motor Driver L298N

Motor driver ini bekerja untuk menggerakan maksimal 2 motor DC terpisah


atau bisa digunakan untuk 1 motor stepper bipolar 2 fasa, menggunakan masukan
logic-level dari Arduino atau jenis kit mikrokontroler yang lain.
Pin-pinnya terdiri dari:
a. Out 1, Out 2 : mengatur/menjalankan motor DC A
b. Out 3, Out 4 : mengatur/menjalankan motor DC B
c. GND : penghubung ground
d. 5V : sumber supply tegangan 5V ke modul
e. EnA : mengaktifkan PWM untuk motor DC A
f. In1, In2 : mengatur masukan ke motor DC A
14

g. In3, In4 : mengatur masukan ke motor DC B


h. EnB : mengaktifkan PWM untuk motor DC B

2.9. Baterai
Baterai (Battery) adalah sebuah sumber energi yang dapat merubah energi
kimia yang disimpannya menjadi energi listrik yang dapat digunakan seperti
perangkat elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti
handphone, laptop, dan mainan remote control menggunakan baterai sebagai
sumber listriknya. Dengan adanya baterai, sehingga tidak perlu menyambungkan
kabel listrik ke terminal untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita
sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Setiap baterai terdiri dari
terminal positif (Katoda) dan terminal negatif (Anoda) serta elektrolit yang
berfungsi sebagai penghantar. Output arus listrik dari baterai adalah arus searah atau
disebut juga dengan arus DC (Direct Current). Pada umumnya, baterai terdiri dari
2 jenis utama yakni baterai primer yang hanya dapat sekali pakai (single use battery)
dan baterai sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery). Baterai yang
dibahas pada proposal ini yang dapat diisi ulang dan biasa digunakan pada
kendaraan listrik yaitu baterai Lithium ion dan Lithium Polymer.
Dalam tugas akhir ini baterai yang akan digunakan adalah baterai jenis
Lithium Polymer. Baterai Li-Po merupakan singkatan dari Lithium Polymer. Jenis
baterai ini sudah dikembangkan sejak tahun 1970 an. Hasil desain dari baterai Li-
Po lebih tipis, sehingga bisa didesain berbentuk seperti handphone slim ,tetapi tetap
memiliki daya tahan baterai yang lebih baik daripada baterai Li-ion. Li-Po
ukurannya yang tipis, sehingga akan menghasilkan berat yang cukup ringan.
Sehingga dalam proses pembuatannya, akan membuat biaya produksi yang lebih
tinggi. Pada gambar 2.9 menampilkan baterai Li-Po.
15

Gambar 2.9. Baterai Li-Po

2.10. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir
sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang
pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari
arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma
maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik
sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara [16]. Buzzer ini
digunakan sebagai indikator (alarm).

Gambar 2.10. Buzzer

2.11. Arduino IDE


Untuk memprogram board arduino, dibutuhkan aplikasi IDE (Integrated
Development Environment) bawaan dari arduino. Aplikasi ini berguna untuk
16

membuat, membuka, dan mengedit source code arduino. Sketch merupakan source
code yang berisi logika dan algoritma yang akan di upload ke dalam IC
mikrokontroler(arduino).

Gambar 2.11. Arduino IDE

Berikut penjelas dari bagian-bagian arduino IDE :

1. Verify
Pada versi sebelumnya dikenal dengan istilah compile. Sebelum aplikasi di
upload ke board arduino, biasakan untuk verifikasi terlebih dahulu sketch
yang dibuat. Jika ada kesalahan pada sketch, nanti akan muncul error.
Proses verify atau compile mengubah sketch ke binary code untuk di upload
ke mikrokontroler.
2. Upload
Tombol ini berfungsi untuk upload sketch ke board arduino. Walaupun kita
tidak mengklik tombol verify, maka sketch akan di compile, kemudian
17

langsung di upload ke board. Berbeda dengan tombol verify yang hanya


berfungsi untuk verifikasi source code saja.
3. New Sketch
Membuka window dan membuat sketch baru.
4. Open Sketch
Membuka sketch yang sudah pernah dibuat. Sketch yang dibuat dengan
arduino IDE akan disimpan dengan ekstensi file .ino
5. Save Sketch
Menyimpan sketch, tapi tidak disertai compile.
6. Serial Monitor
Membuka interface untuk komunikasi serial, nanti akan kita diskusikan
lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
7. Keterangan Aplikasi
Pesan-pesan yang dilakukan aplikasi akan muncul di sini, misal
"Compiling" dan "Done Uploading" ketika kita compile dan upload sketch
ke board Arduino.
8. Konsol
Pesan-pesan yang dikerjakan aplikasi dan pesan-pesan tentang sketch akan
muncul pada bagian ini. Misal, ketika aplikasi compile atau ketika ada
kesalahan pada sketch yang kita buat, maka informasi error dan baris akan
diinformasikan di bagian ini.
9. Baris Sketch
Bagian ini akan menunjukkan posisi baris kursor yang sedang aktif pada
sketch.
10. Informasi Port
Bagian ini menginformasikan port yang dipakai oleh board arduino.

2.12. Blynk
Blynk merupakan sebuah aplikasi platform iOS dan Android untuk mengatur
Arduino, Raspberry Pi dan yang lainya menggunakan Internet. Blynk sebagai
digital dashboard yang mana bisa membangun suatu antarmuka grafis project
dengan hanya dengan menarik dan menjatuhkan widget.
18

Blynk tidak terkait dengan beberapa board tertentu. Sebaliknya, ini akan
mendukung hardware. Dengan tersambung ke Internet melalui Wi-Fi, Ethernet
maupun chip ESP8266, Blynk akan membuatnya online dan bisa untuk Internet of
Things. Pada gambar 2.12. menampilkan tampilan yang ada pada blynk.

Gambar 2.12. Tampilan Blynk


BAB III PERANCANGAN ALAT

Sebelum melakukan pembuatan alat, tahapan awal yang harus dilakukan yaitu
merencanakan, setelah merencanakan dilanjutkan merancang alat yang akan dibuat.
Perancangan merupakan tahapan yang penting didalam pembuatan alat. Tahapan
pertama yaitu perancangan diagram blok sistem kerja alat penyiram tanaman
otomatis, Selanjutnya memilih komponen yang akan digunakan dengan
karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan, yaitu Mikrokontroler ESP8266, Sensor
Soil Moisture, RTC (Real Time Clock), Baterai li-po, Motor Driver, Mini water
pump atau pompa air, Buzzer, LED. Tujuan dari perancangan alat ini yaitu untuk
mendapatkan suatu alat yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan dengan
kondisi yang telah ditentukan.
Berikut diagram alir tentang perancangan alat yang dibuat. Diagram alir ini
berfungsi untuk menggambarkan proses-proses yang akan dikerjakan dalam
perancangan alat sehingga alat tersebut dapat sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Perancangan alat dimulai dengan perancangan rangkaian sistem untuk
mendeteksi kelembaban pada tanah dengan ketentuan kondisi kelembaban tanah ,
apabila rangkaian sistem dapat bekerja maka dilanjutkan dengan perancangan
program. Setelah rangkaian sistem dan program dapat bekerja maka dilakukan
pengujian sistem dengan melakukan analisa hasil pengujian.
Pada perancangan alat ini ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu
perancangan dalam bentuk simulasi percobaan yang terdiri dari beberapa tahapan
awal sampai menjadi satu kesatuan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui
kondisi pada kelembaban tanah pada tanaman cabai. Selanjutnya perancangan alat
dengan memasangkan simulasi percobaan yang telah dibuat kedalam alat yang akan
digunakan di lapangan. Kemudian dilakukan pengujian pada alat yang telah dibuat.
Langkah-langkah tersebut dilakukan secara sistematis agar mencapai hasil yang
maksimal.

19
20

Gambar 3.1. Diagram Alir Kerangka Kerja Penyiram Tanaman Otomatis


21

3.1. Perancangan Sistem


Perancangan sistem merupakan metode merancang dan mendesain suatu
sistem yang baik yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses
berjalannya suatu sistem. Adapun perancangan sistem yang dibangun dalam tugas
akhir ini dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Blok Diagram Perancangan Alat Penyiram Tanaman Otomatis

Penjelasan pada gambar 3.2 adalah sebagai berikut. Pada blok input,
menggunakan sensor soil moisture sebagai pendeteksi kelembaban pada tanah dan
RTC (Real Time Clock) sebagai referensi waktu untuk penyiraman pada tanaman
cabai.
Pada blok proses, mikrokontroler ESP8266 berfungsi sebagai alat yang akan
melakukan proses pengolahan data dari masukkan input. Proses pengolahan data
dilakukan dengan menanamkan suatu program kedalam mikrokontroler ESP8266
yang di sambungkan Motor Driver L298N dan Baterai untuk menggerakkan pompa
air.
Pada blok output, menggunakan Mini Water Pump atau pompa air untuk
menyiram tanaman cabai dan bersamaan dengan itu maka buzzer dan LED akan
aktif.
22

3.2. Perancangan Alat


Pada tahap awal untuk melakukan perancangan alat ini ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan agar hasil dapat sesuai dengan apa yang kita inginkan dan
pastinya memastikan komponen-komponen yang kita gunakan dapat berfungsi
dengan semestinya. Untuk membuat suatu alat yang dapat terhubung dengan baik,
maka hal pertama yang dilakukan adalah membuat rancangan dari alat yang akan
dibangun. Rancangan alat penyiraman tanaman otomatis menggunakan
mikrokontroler ESP8266, Sensor soil moisture, RTC (Real Time Clock), Motor
driver, Mini Water Pump atau pompa air, Baterai (Battery), Buzzer dan LED.
Komponen- komponen ini yang akan digunakan dalam tugas akhir ini bisa dilihat
pada gambar 3.3.

Gambar 3.3. Rancang Alat Penyiraman otomatis

3.2.1. Sensor Soil Moisture


Sensor soil moisture pada tugas akhir ini digunakan sebagai input untuk
mendeteksi nilai suhu dan kelembaban tanah yang ada pada tanaman. Adapun
pinout sensor soil moisture dengan mikrokontroler ESP8266 dari gambar skematik
dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.
23

Tabel 3.1 Pinout Sensor soil moisture dengan Mikrokontroler ESP8266

Sensor soil moisture Mikrokontroler ESP8266

Pin GDN Pin G


Pin Vcc Pin 3V

Pin Auot Pin A0

Adapun rangkaian skematik pada sensor soil moisture dengan Mikrokontroler


ESP8266 dapat di lihat pada gambar 3.4. di bawah ini.

Gambar 3.4. Skematik Rangkaian Sensor soil moisture dengan ESP8266

3.2.2. RTC (Real Time Clock)


RTC (Real Time Clock) dalam tugas akhir ini digunakan sebagai pengatur
waktu untuk melakukan penyiraman tanaman cabai. Adapun pinout RTC dengan
mikrokontroler ESP8266 dari gambar skematik dapat dilihat pada tabel 3.2 di
bawah ini.
24

Tabel 3.2 Pinout RTC (Real Time Clock) dengan Mikrokontroler ESP8266

RTC (Real Time Clock) Mikrokontroler ESP8266


Pin SCL Pin D1
Pin SDA Pin D2
Pin VCC Pin 3V
Pin GDN Pin G

Adapun rangkaian skematik pada RTC dan Mikrokontroler ESP8266 dapat


dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5. Skematik Rangkaian RTC dengan ESP8266

3.2.3. Mini Water Pump, Motor Driver, Baterai (Battery)


Motor Driver pada tugas akhir ini digunakan untuk mengontrol kecepatan
serta arah perputaran motor DC, Mini Water Pump atau pompa air digunakan
sebagai output, dimana akan aktif saat nilai persentase kelembaban tanah rendah
dan waktu-waktu yang telah diatur menggunakan RTC (Real Time Clock). Baterai
(Battery) digunakan sebagai tegangan. Adapun pinout Motor Driver, Mini Water
25

Pump atau pompa air, Baterai (Battery) dengan mikrokontroler ESP8266 dari
gambar skematik dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.3 Pinout Motor Driver, Mini Water Pump, Baterai (Battery) dengan
Mikrokontroler ESP8266

Motor Driver Mikrokontroler ESP8266 Baterai Pompa Air

Pin IN 1 D6 - -

Pin IN 2 D5 - -

Pin GND G - -

OUT 1 - - Pin I/O

OUT 2 - - Pin I/O

12 V V in Positif -

GND - Negatif -

Adapun rangkaian skematik pada Pinout Motor Driver, Mini Water Pump,
Baterai (Battery) dengan Mikrokontroler ESP8266 dapat dilihat pada gambar 3.6.
26

Gambar 3.6. Skematik Rangkaian Pompa Air dengan ESP8266

3.2.4. Buzzer dan LED


Buzzer dan LED merupakan komponen alat yang digunakan sebagai indikator
saat pompa air aktif. Adapun pinout Buzzer, LED dengan Mikrokontroler ESP8266
dari gambar skematik dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4 Pinout Buzzer, LED dengan Mikrokontroler ESP8266

Buzzer LED Mikrokontroler ESP8266

- Pin I/O D0

GDN GDN G

Pin I/O - D3

Adapun rangkaian skematik pada Pinout Buzzer, LED dengan


Mikrokontroler ESP8266 dapat dilihat pada gambar 3.7.
27

Gambar 3.7. Skematik Rangkaian Buzzer dan LED dengan ESP8266

3.3. Rancangan Keseluruhan


Setelah semua komponen elektronika yang akan digunakan telah dirangkai
secara keseluruhan maka didapatlah hasil skematik dari rangkaian alat Penyiram
tanaman cabai otomatis. Adapun komponen-komponen elektronika yang digunakan
adalah sensor soil moisture, Pompa air, RTC, Motor driver, Buzzer, dan LED.
Semua komponen yang digunakan dihubungkan ke mikrokontroler ESP8266
dengan cara menghubungkan pin-pin yang ada pada komponen dengan pin yang
ada pada mikrokontroler ESP8266 menggunakan sambungan yang berupa kabel
jumper. Pada gambar 3.8 menampilkan skematik rangkaian keseluruhan rancangan
alat penyiram tanaman cabai otomatis.
28

Gambar 3.8. Skematik Rangkaian Keseluruhan

3.4. Desain Alat Penyiram Tanaman Otomatis


Pada rangkaian alat yang sudah dirangkai kini dibuat desain untuk
menampilkan lebih jelasnya alat penyiram tanaman otomatis beserta tanaman cabai,
Maka dibuat gambar desain dari alat dan tanaman yang digunakan dalam tugas
akhir ini. Desain alat penyiram tanaman otomatis dan tanaman cabai dilihat pada
gambar 3.9.
29

Tanaman Cabai

Sensor soil Moisture

Gambar 3.9. Desain Alat Penyiram Tanaman Otomatis

Pada kotak mikrokontroler berisi komponen yang berupa ESP8266, Buzzer,


LED dan Motor Driver. Disambungkan juga sensor soil moisture yang di tancapkan
di tanah untuk mengukur nilai dari kelembaban tanah tanaman cabai. Kemudian
disambungkan dengan Mini water pump atau pompa air yang berada di dalam
tempat air dan terdapat selang yang tersambung di Mini water pump atau pompa air
yang kemudian dipasang menuju ke pot tanaman cabai.

3.5 Mengatur Blynk


Pada aplikasi blynk hal pertama yang dilakukan adalah mengatur tampilan
yang akan digunakan pada aplikasi blynk. Buka aplikasi blynk pilih ke menu
Widget Box kemudian pilih “LCD Settings” untuk digunakan sebagai interface
pada alat penyiram tanaman cabai otomatis. Tampilan interface blynk yang akan
digunakan untuk mengontrol dan memantau alat penyiram tanaman cabai
otomatis. Selanjutnya pada menu input dipilih “Advanced” dan Input V0,
kemudian pada menu colors dipilih “Text”. Tampilan pengaturan LCD pada blynk
dapat di lihat pada gambar 3.10.
30

Gambar 3.10. Mengatur tampilan LCD Pada Blynk

Time input digunakan untuk menampilkan waktu sekarang pada aplikasi


blynk, Untuk tampilan Time Input adapun pengaturan yang diatur yaitu, pada
output dipilih V1, format tampilan HH:mm:ss, allow start/stop input pada kondisi
NO, allow days of week selection pada kondisi NO, allow sunset/sunrise selection
pada kondisi NO, dan allow time zone selection pada kondisi YES. Tampilan
pengaturan LCD pada blynk dapat di lihat pada gambar 3.11. di bawah ini.

Gambar 3.11. Mengatur Time Input Pada Blynk


31

LED pada blynk sebagai indicator pada tanaman. Saat waktu penyiraman
masuk LED akan menyala. Untuk tampilan LED pada blynk adapun yang diatur
yaitu input V2 dan nama pada tampilan LED. Tampilan pengaturan LED pada
blynk dapat di lihat pada gambar 3.12. di bawah ini.

Gambar 3.12. Mengatur LED pada Blynk

Gauge pada aplikasi blynk menampilkan meteran nilai dari kelembaban tanah
atau Water Lever, adapun pengaturan yang diatur yaitu pada Input 0 – 100, Label
/pin/, Font size sedang, text ON dan reading rate 1 sec. Tampilan pengaturan Gauge
pada blynk dapat di lihat pada gambar 3.13. di bawah ini.

Gambar 3.13. Mengatur Gauge pada Blynk


32

3.6. Topologi Internet of Things (IOT) ke blynk


Topologi merupakan gambaran penyusunan perangkat yang saling
tersambung pada jaringan. Tampilan topologi internet of things (IOT) ke blynk bisa
di lihat pada gambar 3.14 di bawah ini

Gambar 3.14. Topologi IoT ke blynk

Adapun IP pada perangkat Topologi dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini

Tabel 3.5 IP pada perangkat topologi


Perangkat IP
Smartphone 192.168.43.1
Blynk 192.168.1.8
ESP8266 119.9.116.93
Wifi 192.168.43.252

Pada gambar 3.13 diatas merupakan topologi internet of things pada sistem
penyiraman tanaman cabai otomatis yang dimana Mikrokontroler ESP8266 yang
berfungsi sebagai publisher dengan blynk sebagai datalog server. Terdapat Wifi
berfungsi untuk menghubungkan perangkat komputer dalam hal ini
menghubungkan smartphone ke jaringan internet tanpa menggunakan kabel. Pada
penelitian ini menggunakan smartphone android. Fungsi dari smartphone ini
33

digunakan untuk memantau data yang telah dikirim dari Mikrokontroler ESP8266
melalui aplikasi blynk.

3.7. Pengiraman data ke blynk


Perintah pengiriman data ke blynk menggunakan aplikasi android IDE. Data
yang di kirim ke blynk yaitu waktu sekarang dengan sensor RTC (Real Time Clock)
yang berfungsi untuk mengatur time schedule dan nilai kelembaban tanah pada
tanaman cabai dengan sensor soil moisture yang akan ditampilkan pada aplikasi
blynk. Tampilan perintah yang dikirim ke bynk dapat di lihat di gambar 3.15

Gambar 3.15. Perintah yang dikirim ke bynk

3.8. Pembacaan sensor soil moisture


Data yang sebelumnya analog dikonversikan menjadi persentase. Proses
konversi dari nilai analog menjadi nilai persentase disebut proses ADC. Membaca
tegangan analog ReadAnalogVoltage. Tampilan pembacaan sensor soil moisture
pada aplikasi Arduino dapat di lihat pada gambar 3.16
34

Gambar 3.16 Pembacaan sensor soil moisture

Pada gambar 3.16 terdapat pembacaan sensor soil moisture yang akan di
proses pada Esp8266 di aplikasi Arduino. Output sensor arus yang dihubungkan ke
pin A0. Const int dry 640 dan const int 300 yaitu nilai ambang batas atas ketika
sensor membaca kelembaban tanah kering adalah 640, dan nilai ambang batas atas
ketika sensor membaca kelembaban tanah basah adalah 300 [17]. Int sensorValue,
percentage untuk memasukkan nilai. sensorValue = analogRead(sensor); untuk
menyimpan nilai ADC yang dibaca dari sensor soil moisture ke dalam variable
sensorValue. Map (sensorValue,fromLow,fromHigh,toLow,toHigh) terdapat pada
perintah Percentage = map (sensorValue, wet, dry , 100, 0) yang artinya percentage
map (nilai value, nilai ambang kering, nilai ambang basah, nilai tertinggi, nilai
terendah) . pada fungsi map() digunakan untuk memetakan ulang suatu nilai dari
satu rentang ke rentang lainnya. Serial print(“ percentage=”) berguna untuk
menampilkan teks. Serial.println kemudian akan menampilkan output value
menjadi nilai persentase. Dengan delay 1000 untuk menampilkan dalam jeda waktu
1000 detik.
35

3.9. Perancangan Program Penyiram Tanaman Otomatis


Setelah perancangan hardware dan telah didapatkan komponen-komponen
yang telah diinginkan, maka selanjutnya melakukan perancangan program.

3.9.1. Algoritma Koneksi Blynk dan Pembacaan RTC

Gambar 3.18. Flowchart Koneksi Blynk dan Pembacaan RTC


36

Pada gambar 3.18 algoritma diawali dengan menginisialisasi auth, ssid dan
password dari aplikasi Blynk yang ingin dihubungkan dengan mikrokontroler,
kemudian mendeklarasikan jenis RTC yang digunakan dan variabel dengan tipe
data String untuk menyimpan data waktu yang dibaca dari RTC. Setelah
menginisialisasi dan mendeklarasi variabel yang dibutuhkan, selanjutnya adalah
proses koneksi. Proses koneksi dilakukan dengan menggunakan fungsi
Blynk.begin(), fungsi ini disediakan oleh library BlynkSimpleEsp8266.h. Setelah
proses koneksi selesai, selanjutnya adalah proses pembacaan RTC, untuk
mendapatkan data waktu saat ini.

3.9.2. Algoritma Input Waktu Schedule

Gambar 3.19. Flowchart Input Waktu Schedule

Pada gambar 3.19 proses input waktu schedule diawali dengan


menginisialisasi virtual pin yang akan digunakan untuk menerima data waktu yang
dikirim dari aplikasi Blynk dan variabel dengan tipe data String untuk menyimpan
37

data waktu yang diterima. Aplikasi Blynk sendiri menyediakan fitur widget time
input yang dapat digunakan untuk mengirimkan data dalam format waktu.

3.9.3. Algoritma Pembacaan Sensor Soil Moisture

Gambar 3.20. Flowchart Pembacaan Sensor Soil Moisture

Pada gambar 3.20 proses pembacaan sensor soil moisture diawali dengan
menginisialisasi pin yang akan digunakan untuk membaca nilai sensor, kemudian
menginisialisasi nilai ambang batas atas ketika sensor membaca kelembaban tanah
kering dan nilai ambang batas atas ketika sensor membaca kelembaban tanah basah.
Pada tugas akhir ini nilai ambang batas atas ketika sensor membaca kelembaban
tanah kering adalah 640, dan nilai ambang batas atas ketika sensor membaca
kelembaban tanah basah adalah 300. Proses konversi nilai sensor menjadi bentuk
persentase dilakukan dengan menggunakan fungsi map() yang disediakan oleh
Arduino Programming Language. Sintax fungsi map(value, fromLow, fromHigh,
38

toLow, toHigh). Dalam pembacaan sensor soil moisture menggunakan


Persentase= map(nilaisensor,basah,kering,100,0) pada aplikasi Arduino
Programming Language. Cara pengujian sensor dapat menggunakan rumus.
Rumus konversi nilai analog menjadi nilai persentase menggunakan rumus
dibawah ini:

(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒−𝑓𝑟𝑜𝑚𝐿𝑜𝑤) 𝑥 (𝑡𝑜𝐻𝑖𝑔ℎ−𝑡𝑜𝐿𝑜𝑤)


(2)
(𝑓𝑟𝑜𝑚𝐻𝑖𝑔ℎ−𝑓𝑟𝑜𝑚𝐿𝑜𝑤)+𝑡𝑜𝐿𝑜𝑤

Ket :
Nilai value = Nilai sensor mendeteksi kelembaban tanah
From low = Batas nilai analog saat basah : 640
From High = Batas nilai analog saat kering : 300
To High = Nilai basah tertinggi : 100
To low = Nilai kering terendah :0

Dari rumus diatas nilai value dapat dari nilai sensor saat mendeteksi
kelembaban tanah, fromLow merupakan nilai analog sensor pada saat mendeteksi
tanah dengan kelembaban yang paling basah untuk nilai toLow dapat diatur
menjadi 100 sehingga tampilan nilai persentase yang paling tinggi adalah 100%.
fromHigh merupakan nilai analog sensor pada saat mendeteksi tanah yang paling
kering untuk nilai toLow dapat diatur menjadi 0 sehingga tampilan nilai perentase
yang paling rendah adalah 0%. Dengan rumus diatas dapat mengkonversi nilai
analog menjadi nilai persentase yang hasil nilai persentase akan dapat ditampilkan
di serial monitor pada aplikasi Arduino dan juga dapat ditampilkan pada aplikasi
blynk.
39

3.9.4. Algoritma Kontrol Pompa Air

Gambar 3.21. Flowchart Kontrol Pompa Air


40

Pada gambar 3.21 proses kontrol pompa air diawali dengan menginisialisasi
pin yang akan digunakan untuk mengatur pompa air. Proses selanjutnya adalah
membandingkan waktu yang dibaca oleh RTC dengan waktu schedule yang sudah
diatur, jika waktu yang baca dari RTC sama dengan waktu schedule dan persentase
kelembaban air berada dibawah 75% maka pompa air akan hidup. Lamanya waktu
pompa air hidup tergantung dari nilai persentase kelembaban tanah, pompa air akan
hidup sampai persentase kelembaban tanah diatas 75%.
41

3.9.5. Perancangan keseluruhan Alat

Gambar 3.22. Flowchart Penyiram Tanaman


42

Pada gambar 3.22 menunjukkan perancangan algoritma sistem pada tugas


akhir ini. Algoritma diawali dengan proses koneksi antara mikrokontroler ke
aplikasi Blynk melalui WiFi. Setelah terhubung ke aplikasi Blynk proses
selanjutnya adalah membaca nilai pada RTC. Kemudian mengatur waktu schedule
untuk proses penyiraman. Mengatur waktu schedule dilakukan melalui aplikasi
Blynk, lebih tepatnya menggunakan fitur widget time input yang disediakan oleh
aplikasi Blynk. Setelah mengatur waktu schedule penyiraman, selanjutnya
membaca nilai sensor soil moisture dan mengkonversikannya ke dalam bentuk
persentase. Kemudian mengirimkan data waktu yang dibaca oleh RTC dan hasil
persentase kelembaban tanah ke aplikasi Blynk, untuk kebutuhan monitoring. Jika
waktu yang dibaca dari RTC sama dengan waktu schedule yang telah diatur, maka
akan masuk kedalam proses penyiraman tanaman. Tetapi sebelum itu, sistem akan
membandingkan terlebih dahulu, apakah nilai persentase kelembaban tanah kurang
dari 75%, yang mengindikasikan bahwa tanah cukup kering dan perlu untuk
disiram, jika iya maka, proses penyiraman akan dilakukan sampai kelembaban
tanah mencapai nilai diatas 75%.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penjelasan pada bab ini akan menjelaskan pengujian mulai dari alat sampai
program yang telah dibuat pada tugas akhir ini. Pengujian yang akan dilakukan pada
alat dan program merupakan pengujian yang dapat dilakukan untuk sistem mekanik
dan program yang akan berpengaruh pada penelitian ini. Dalam pengujian ini akan
dilakukan pengujian setiap komponen input dan komponen output serta pengujian
pada keseluruhan sistem pada tugas akhir ini. Adapun tujuan dari pengujian ini
adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun pada tugas akhir ini dapat
bekerja dengan baik dan mendapatkan hasil yang diinginkan.

4.1. Pengujian Sensor Soil Moisture


Sensor soil moisture merupakan input yang berfungsi sebagai pendeteksi nilai
kelembaban dari tanah. Adapun pengujian yang akan dilakukan pada sensor soil
moisture adalah dengan menguji sensor sebanyak 12 kali dengan jarak antara
percobaan dijeda dengan waktu 30 menit. Kondisi tanah yang akan diuji coba
adalah kondisi tanah kering, tanah agak basah, tanah basah, dan tanah jenuh. Hasil
percobaan dari sensor soil moisture dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Pengujian Sensor Soil Moisture


Waktu Keterangan
Percobaan Ke- Kondisi Tanah Nilai Kelembaban
(WIB)
1 09.00 Tanah Kering 9% Berhasil
2 09.30 Tanah Kering 17 % Berhasil
3 10.00 Tanah Kering 27 % Berhasil
4 10.30 Tanah Agak Basah 42 % Berhasil
5 11.00 Tanah Agak Basah 43 % Berhasil
6 11.30 Tanah Agak Basah 48 % Berhasil
7 12.00 Tanah Basah 56 % Berhasil
8 12.30 Tanah Basah 70 % Berhasil
9 13.00 Tanah Basah 72% Berhasil
10 13.30 Tanah Jenuh 83 % Berhasil

43
44

11 14.00 Tanah Jenuh 65% Gagal


12 14.30 Tanah Jenuh 90% Berhasil

Hasil percobaan sensor soil moisture pada tabel 4.1 terdapat 1 kegagalan
dalam mendeteksi nilai dari kelembaban tanah. Terjadinya kegagalan disebabkan
oleh sensor yang dicabut dan ditancapkan lagi ke tanah, kedalaman dalam
menancapkan sensor ke tanah berpengaruh dalam sensor mendeteksi nilai dari
kelembaban tanah tersebut.
Pada hasil percobaan ke 5 saat kondisi tanah agak basah dengan nilai
kelembaban 43%. Mengkonversi nilai analog menjadi nilai persentase
menggunakan kode pada aplikasi Arduino yang dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :

Gambar 4.1 kode konversi nilai persentase

Pada gambar 4.1 sensorvalue = analogRead(sensor) kode tersebut sensor soil


moisture membaca nilai analog. Sintax fungsi map(value, fromLow, fromHigh,
toLow, toHigh). Pembacaan pada nilai persentase sensor soil moisture
menggunakan Persentase= map(nilaisensor,wet,dry,100,0) pada aplikasi Arduino.
Hasilnya dapat dilihat serial monitor pada aplikasi Arduino pada gambar 4.2
dibawah ini:

Gambar 4.2 Tampilan serial monitor pengujian


45

Pada gambar 4.2 tampilan serial monitor terdapat nilai analog dan nilai
persentase. Cara pengujian sensor dapat menggunakan rumus.

(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒−𝑓𝑟𝑜𝑚𝐿𝑜𝑤) 𝑥 (𝑡𝑜𝐻𝑖𝑔ℎ−𝑡𝑜𝐿𝑜𝑤)


Nilai persentase = (𝑓𝑟𝑜𝑚𝐻𝑖𝑔ℎ−𝑓𝑟𝑜𝑚𝐿𝑜𝑤)+𝑡𝑜𝐿𝑜𝑤
(2)
(497−640) 𝑥 (100−0)
=
(300−640)+0
(−143) 𝑥 (100)
= (−340)+0
−14300
= −340

= 42,58
= 43 %

Hasil dari perhitungan menggunakan rumus dan dengan yang ada di serial
monitor pada aplikasi Arduino hasil nilai persentase nya sama yaitu 43%.

4.2. Pengujian Pada Mini Water Pump


Mini Water Pump merupakan output untuk mengeluarkan air dari tempat
penyimpanan air untuk disiramkan pada tanaman. Sensor soil moisture merupakan
input yang berfungsi sebagai pendeteksi nilai kelembaban dari tanah. Adapun
pengujian yang akan dilakukan pada mini water pump adalah dengan menguji
perangkat sebanyak 10 kali. Hasil percobaan dari mini water pump dapat dilihat
pada gambar 4.3 dan tabel 4.2.

Gambar 4.3. Pengujian Mini Water Pump


46

Tabel 4.2. Pengujian Mini Water Pump


Percobaan Ke- Tegangan Status Keterangan
1 5V Aktif Berhasil
2 5V Aktif Berhasil
3 5V Aktif Berhasil
4 5V Aktif Berhasil
5 5V Aktif Berhasil
6 5V Aktif Berhasil
7 5V Aktif Berhasil
8 5V Aktif Berhasil
9 5V Aktif Berhasil
10 5V Aktif Berhasil

4.3. Pengujian Pada LED dan Buzzer


LED dan Buzzer merupakan output sama halnya dengan mini water pump.
LED dan Buzzer berfungsi sebagai indikator dalam penyiraman tanaman, yang
artinya saat mini water pump aktif sedang melakukan penyiraman maka LED dan
Buzzer akan aktif juga. Pengujian LED dan Buzzer dilakukan sebanyak 10 kali,
hasil percobaan LED dan Buzzer dapat dilihat pada gambar 4.4

Gambar 4.4. Pengujian LED dan Buzzer


47

Adapun hasil pengujian LED dan Buzzer dapat di lihat di tabel 4.3. di
bawah ini

Tabel 4.3. Pengujian LED dan Buzzer


Percobaan Kondisi LED Buzzer
Ke- Pompa air
1 Siram Aktif Aktif
2 Siram Aktif Aktif
3 Siram Aktif Aktif
4 Siram Aktif Aktif
5 Siram Aktif Aktif
6 Siram Aktif Aktif
7 Siram Aktif Aktif
8 Tidak Tidak Aktif Tidak Aktif
9 Tidak Tidak Aktif Tidak Aktif
10 Tidak Tidak Aktif Tidak Aktif

Pada gambar tabel 4.2. pengujian LED dan Buzzer pada alat penyiraman
tanaman cabai otomatis pada percobaan 1 pada saat kondisi pompa air menyiram
tanaman LED dan Buzzer akan aktif. Pada saat percobaan ke 8 pompa air tidak
menyiram LED dan Buzzer tidak aktif.

4.4. Pengujian Pada Aplikasi Blynk


Pada aplikasi blynk menampilkan user interface yang digunakan dalam tugas
akhir ini. Terdapat 2 schedule time yang bisa diatur waktu untuk kapan melakukan
penyiraman pada tanaman cabai, ada juga LCD sebagai tampilan waktu sekarang,
LED sebagai indikator schedule time dan gauge water level yang menunjukkan nilai
kelembaban tanah pada tanaman. Persentase kelembaban tanah yang ditampilkan
di aplikasi blynk 0-100% sesuai dengan keadaan kelembaban tanah pada tanaman
cabai. Tampilan pada aplikasi blynk sebelum dan sesudah disiram dapat dilihat
pada gambar 4.5.
48

Gambar 4.5. Pengujian Blynk Sebelum dan Sesudah

Adapun pengujian pada aplikasi blynk dapat dilihat di tabel 4.4. di bawah ini

Tabel 4.4. Pengujian Pada Blynk

Input Waktu Status Output LED Keterangan


Time 07.00 Aktif On Sesuai
Input 1 Tidak Aktif Off Sesuai
Time 17.15 Aktif On Sesuai
Input 2 Tidak Aktif Off Sesuai

Pada tabel 4.3. hasil dari pengujian aplikasi blynk. Pada saat time schedule
telah aktif maka LED aktif. Jika time schedule tidak aktif maka LED akan off.
49

4.5. Analisis Pengiriman Data Blynk Menggunakan Wireshark


Wireshark adalah salah satu tool network untuk menganalisa jaringan dan
mengontrol banyak paket data yang lalu lintas di jaringan tersebut. Wireshark juga
mampu menangkap paket-paket data yang ada di jaringan. Adapun tampilan dari
wireshark dapat di lihat pada gambar 4.6.

Daftar paket
yang berhasil
di tangkap

Detail dari
paket yang
di pilih

Detail paket
dalam bentuk
heksadesimal

Gambar 4.6 Tampilan wireshark

Pada gambar 4.6. di atas terdapat tampilan dari wireshark terdapat daftar
paket-paket data yang berhasil di tangkap, detail paket yang dipilih dan ada detail
paket dalam bentuk heksadesimal. Daftar paket menampilkan paket-paket yang
berhasil dikirim yang ditampilkan oleh wireshark berurutan mulai dari paket
pertama sampai seterusnya. Detail paket yang tentunya membawa informasi
tertentu yang berbeda-beda setiap paketnya, di sini menampilkan seri detail yang
terpilih pada daftar peket di atasnya dan wireshark menampilkan detail paket dalam
bentuk heksadesimal.untuk mencari paket data yang dikirim blynk maka kita harus
mencari alamat ip pada software blynk dengan menggunakan CMD.
50

Adapun tampilan IP aplikasi blynk pada CMD dapat di lihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7. Tampilan IP aplikasi blynk pada CMD

Pada gambar 4.7. mengetahui ip aplikasi blynk dengan buka CMD kemudian
cari dengan ping www.blynk.cloud setelah mengetahui IP nya kemudian
menganalisis paket melalui wireshark. Hasil dari wireshark dapat di lihat pada
gambar 4.8. di bawah ini

Gambar 4.8 Tampilan paket data

Pada gambar 4.8. paket-paket data yang tertangkap pada saat membuka
aplikasi blynk dari eps8266 mengirim paket ke aplikasi blynk. Ada beberapa
Terdapat dengan Time 60.719418 Source 36.86.63.182 destination 192.168.1.8
51

dengan panjang paket 74 bytes dengan 592 bits. Tipe dari interface device
BE29C4CD-3A6C-4E9E-B283-DA6B39DFD527

Gambar 4.9. Tampilan MAC Address

Pada gambar 4.9. tampilan MAC address pada aplikasi blynk. MAC Address
(Media Access Control Address) adalah sebuah alamat jaringan yang
diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI, yang
merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam sebuah jaringan
berbasis Ethernet, MAC address merupakan alamat yang unik yang memiliki
panjang 48-bit (6 byte) yang mengidentifikasikan sebuah komputer, interface dalam
sebuah router, atau node lainnya dalam jaringan. MAC Address juga sering disebut
sebagai Ethernet address, physical address, atau hardware address. Dengan
destination b0:fc:36:e6:dd:d7 dan source 24:d3:f2:ea:49:d6

Gambar 4.10 Tampilan protocol


52

Pada gambar 4.10 menampilkan wireshark dengan protocol TCP dengan


port 443 destination port 49434 dan TCP segment len 48 sequence number 5937
sequence number row 82071466 header length 20 bytes.

Gambar 4.11 Paket dalam Heksadesimal

Pada gambar 4.11 paket data pada tampilan wireshark dalam bentuk
heksadesimal pada komputer membutuhkan cara yang lebih mudah untuk mewakili
angka yang lebih besar, karena daya komputasi dan ruang meningkat dengan cepat.
Itu menjadi standar untuk menggunakan heksadesimal yang membuatnya mudah
untuk melakukan konversi digit-demi-digit.

4.6. Pengujian Sensor Soil Moisture dan Mini Water Pump


Sensor soil moisture merupakan input yang digunakan dalam penyiram
tanaman otomatis ini, sensor bekerja dengan ditancapkan ke tanah dan nilai dari
kelembaban tanah tersebut akan masuk ke aplikasi blynk. Sedangkan untuk pompa
air merupakan output yang digunakan sebagai penyiram tanaman saat time schedule
pada aplikasi blynk telah diatur.

Tabel 4.5. Pengujian Sensor Soil moisture dan Pompa Air


Input Soil Moisture Pompa Air Keteranagan
Nilai Kelembaban
Time Aktif Sesuai
( <75 %)
Input 1
Off Tidak Aktif Sesuai
Nilai Kelembaban
Time Aktif Sesuai
( <75 % )
Input 2
Off Tidak Aktif Sesuai
53

Pada tabel 4.5 merupakan pengujian kondisi pada sensor soil moisture dan
pompa air. Saat time schedule telah diatur pada jam sekian, maka sensor soil
moisture akan mendeteksi kelembaban tanah dan pompa air akan aktif, namun jika
nilai kelembaban tanah di atas 75% saat time schedule telah diatur maka pompa
tidak akan aktif.

4.7. Pengujian Sensor Soil moisture dan Pompa Air dengan LED Buzzer
LED dan buzzer pada penyiram tanaman otomatis digunakan sebagai
indikator saat pompa air aktif untuk menyiram tanaman. Adapun pengujian LED
dan buzzer pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Pengujian Sensor Soil moisture dan Pompa Air dengan LED Buzzer
Soil LED
Input Pompa Air Keteranagan
Moisture Buzzer
Nilai On
Time Kelembaban Aktif Sesuai
Input 1 ( <75 % )
Off Tidak Aktif Off Sesuai
Nilai On
Time Kelembaban Aktif Sesuai
Input 2 ( <75 %)
Off Tidak Aktif Off Sesuai

Pada tabel 4.6 pengujian sensor Soil Moisture dan pompa air dengan LED
dan Buzzer di atas menunjukan saat time input masuk sensor soil moisture
membaca nilai kelembaban tanah kurang dari 75% maka pompa air akan aktif
bersamaan dengan LED dan buzzer akan menyala. Jika time input masuk sensor
soil moisture membaca nilai kelembaban tanah di lebih dari 75% maka pompa air
tidak aktif dan LED dan buzzer akan off atau tidak menyala.
54

4.8. Pengujian Keseluruhan


Pengujian keseluruhan dilakukan dengan menguji keberhasilan penyiram
tanaman dapat menyiram secara otomatis saat time schedule telah diatur pada
aplikasi blynk. Sensor soil moisture akan mendeteksi nilai kelembaban pada tanah
dan pompa air akan aktif jika nilai kelembaban tanah di bawah 75% disertai dengan
aktifnya LED dan buzzer. Hasil pengujian keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Pengujian Keseluruhan


Soil Moisture
Pompa LED
Hari Input Waktu Sebelum Sesudah Ket
Air Buzzer
(WIB)
Input 1 07.00 18% 82% Aktif ON Berhasil
1
Input 2 17.00 24% 96% Aktif ON Berhasil
Input 1 07.02 19% 19% Tidak Off Gagal
2
Input 2 17.00 6% 87% Aktif ON Berhasil
Input 1 07.00 8% 82% Aktif ON Berhasil
3
Input 2 17.01 13% 83% Aktif ON Berhasil
Input 1 07.00 77% 77% Tidak Off Berhasil
4
Input 2 17.00 34% 95% Aktif ON Berhasil
Input 1 07.15 11% 11% Tidak Off Gagal
5
Input 2 17.00 8% 82% Aktif ON Berhasil
Input 1 07.00 10% 92% Aktif ON Berhasil
6
Input 2 17.00 14% 87% Aktif ON Berhasil
Input 1 07.19 12% 91% Aktif ON Berhasil
7
Input 2 17.00 81% 81% Aktif ON Berhasil
Input 1 07.00 18% 89% Aktif ON Berhasil
8
Input 2 17.00 19% 86% Aktif ON Berhasil
Input 1 07.00 10% 89% Aktif ON Berhasil
9
Input 2 17.15 24% 90% Aktif ON Berhasil
Input 1 07.00 12% 89% Aktif ON Berhasil
10
Input 2 17.00 19% 81% Aktif ON Berhasil
55

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛−𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙


Persentase kegagalan = x 100% (3)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛

20 − 18
Persentase kegagalan = x 100%
20
= 10%

Persentase kegagalan yang didapat dari hasil pengujian alat penyiram


tanaman otomatis pada tugas akhir ini adalah sebesar 10%, dimana pengujian
dilakukan selama 10 hari dan satu hari dilakukan 2 kali penyiraman pada waktu
pagi dan sore hari, sehingga total pengujian adalah 20 kali percobaan dengan 18
keberhasilan dan 2 kegagalan.
Pada tabel 4.4 merupakan data hasil percobaan yang dilakukan pada alat
penyiram tanaman otomatis. Pada percobaan hari ke 5, pada input 1 di pagi hari
pukul 07.15 wib mengalami kegagalan dan input 2 di sore hari pukul 17.00 wib
berhasil. Penyebab dari kegagalan pada input 1 disebabkan oleh baterai yang
terhubung dengan mini water pump telah habis daya sehingga mini water pump
tidak aktif dan nilai dari kelembaban tidak berubah dari nilai yang sebelumnya,
bersamaan dengan tidak aktifnya mini water pump maka LED dan Buzzer ikut tidak
aktif. Sedangkan pada percobaan input 2 berhasil, dikarenakan baterai yang
terhubung dengan mini water pump telah di isi ulang.
56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Berhasil mengaplikasikan ESP8266, Sensor soil moisture berhasil
mendeteksi kelembaban tanah pada tanaman dan sensor RTC berhasil
mereferensikan waktu yang ditampilkan di aplikasi blynk.
2. Siklus penyiraman pada pagi dan sore dapat diatur sesuai kebutuhan air
tanaman cabai.
3. Implementasi siklus penyiraman tanaman otomatis berdasarkan nilai
kelembaban tanah pada tanaman.
4. Persentase kegagalan dalam pengujian sebesar 10%, dimana dalam 20
pengujian terdapat 18 keberhasilan dan 2 kegagalan.

5.2. Saran
Berdasarkan percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan terdapat
beberapa saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan atau memperbaiki
pada tugas akhir ini.
1. Tugas akhir ini masih bisa dikembangkan dari sisi desain maupun
komponen penampungan air yang digunakan.
2. Menambahkan fitur yang akan digunakan pada aplikasi blynk.
3. Menambahkan sensor indikator dalam penyiraman tanaman.
4. Menambahkan sensor pendeteksi kebutuhan air pada tanaman.

56
57

DAFTAR PUSTAKA

[1] E Z Kafiar, E K Allo, D J. Mamhit, “Rancang Bangun Penyiram Tanaman


Berbasis Arduino Uno Menggunakan Sensor Kelembaban YL-39 Dan YL-
69,” Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol.7 No.3, Juli-Oktober 2018,
ISSN : 2301-8402.

[2] Winda Angelina Situmorang, “Sistem Monitoring Penyiraman Tanaman


Otomatis Berbasis NodeMCU ESP8266,” Laporan Projek Akhir 2, Program
Studi Metrologi Dan Instrumentasi, Fakultas Mateatika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2020.

[3] Yahwe, C. P., Isnawaty, dan Aksara, L.M Fid. Rancang Bangun Prototype
System Monitoring Kelembaban Tanah Melalui SMS Berdasarkan Hasil
Penyiraman Tanaman “Studi Kasus Tanaman Cabai dan Tomat”. Jurnal
semanTIK. Vol. 2. No. 1. Kendari : Universitas Halu Oleo. 2016.

[4] Andi Priyono dan Pandji Triadyaksa, “Sistem Penyiram Tanaman Cabai
Otomatis Untuk Menjaga Kelembaban Tanah Berbasis Esp8266,” Berkala
Fisika, Vol. 23, No. 3, Hal. 91-100, Juli 2020.

[5] Swantika S, Pratama D, Hidayat T, dan Andri K B, ”Teknologi Budidaya


Cabai Merah”, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau, Hal 5, Badan
Penerbit Universitas Riau UR PRESS, Desember 2017.

[6] Zulkifli AK, Adli Yusuf, Amrizal,T. Iskandar, M. Adil, M. Nasir Ali,
Buchari Sulaeman, Roswita, A.Azis, T.M. Fahrizal, Zulkifli Umar,
T.Djuanda, “Rakitan Teknologi Budidaya Cabai Merah”, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian, 2012.

[7] Anton Priyonugroho, “Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Pada Daerah
Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang)”, Jurnal Teknik
Sipil dan Lingkungan, Vol.2 No.3, September 2014.

[8] Dr. Ir. H. Darwis, M.Sc., “Dasar-Dasar Mekanika Tanah”, Hal 18, Pena Idris,
Yogyakarta, Februari 2018.

57
58

[9] Panduardi, F., & Haq, E. S. “Wireless Smart Home System Menggunakan
Raspberry Pi”. Jurnal Teknologi Informasi Dan Terapan, 3(1), 320–325.
2016.

[10] Arafat, M. K. “SISTEM PENGAMANAN PINTU RUMAH BERBASIS


Internet Of Things (IoT) Dengan ESP8266”. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik
“Technologia,” 7(4), 262–268. 2016.

[11] H. D. Septama, T. Yulianti, W. E. Sulistyono, A. Yudamson, R. Suhud, and


T. Atmojo, “Smart Warehouse: Sistem Pemantauan dan Kontrol Otomatis
Suhu serta Kelembaban Gudang”, Fakultas Teknik, Universitas Lampung,
2017.

[12] Sri Lestari, “Pembuatan Alat Ukur Kelembaban Tanah Menggunakan Sensor
Soil Moisture YL-39 Berbasis ATMEGA-328P”, Tugas Akhir, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara,
Medan, 2018.

[13] M. Y. Mustar and R. O. Wiyagi, “Implementasi Sistem Monitoring Deteksi


Hujan dan Suhu Berbasis Sensor Secara Real Time,” Semesta Tek., vol. 20,
no. 1, pp. 20–28, 2017.

[14] Ubaedilah, “Analisa Kebutuhan Jenis dan Spesifikasi Pompa Untuk Suplai
Air Bersih Di Gedung Kantin Berlantai 3 PT Astra Daihatsu Motor”, Jurnal
Teknik Mesin (JTM) : Vol. 05 No. 3, Oktober 2016.

[15] Paris Fahdz Abdul Azis, “Implementasi Robot Beroda Menggunakan Driver
L298N Melalui MPU-6050 Sebagai Kendali Gestur Tangan”, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara,
Medan, 2020.

[16] Mardianti R, Ashadi F, Sugihan G F, “Rancang Bangun Prototipe Sistem


Peringatan Jarak Aman Pada Kendaraan Roda Empat Berbasis
Mikrokontroler ATMEGA32”, TELKA, Vol.2, No.1, pp 53-61, Mei 2016.

58
59

[17] Husdi, “Monitoring Kelembaban Tanah Pertanian Menggunakan Soil


Moisture Sensor FC-38 Dan Arduino Uno”, ILKOM Jurnal Ilmiah Volume
10, Hal 237-243, Agustus 2018.

59
60

Kode Program ESP8266


// Date and time functions using a DS3231 RTC connected via I2C
and Wire lib
#define BLYNK_PRINT Serial
#include <ESP8266WiFi.h>
#include <BlynkSimpleEsp8266.h>
#include <Wire.h>
#include "RTClib.h"

RTC_DS3231 rtc;

#define sensor A0
#define buzz D3
#define greenLed D0
#define pompaPin1 D5
#define pompaPin2 D6

#define BLYNK_GREEN "#23C48E"

char daysOfTheWeek[7][12] = {"Minggu", "Senin", "Selasa",


"Rabu", "Kamis", "Jum’at", "Sabtu"};

const int dry = 640; // value for dry sensor


const int wet = 300; // value for wet sensor

int sensorValue, percentage;


int jam1, menit1, detik1, jam2, menit2, detik2;

String currentTime;
String currentDate;

DateTime now;

60
61

char auth[] = "tA8fK6lsmtLSnrQ2-fb9isyubMKtwHXG";


char ssid[] = "Nah lo";
char pass[] = "1223334444";

WidgetLCD lcd(V0);
WidgetLED led1(V2);
WidgetLED led2(V5);
BlynkTimer timer;

void myTimerEvent(){
if(now.second() == 59 || now.second() == 0 || now.second() == 1){
lcd.clear();
} else {
// do nothing
}
lcd.print(0, 0, currentDate);
lcd.print(0, 1, currentTime);
Blynk.virtualWrite(V3, percentage);
}

BLYNK_WRITE(V1) {
TimeInputParam t(param);

jam1 = t.getStartHour();
menit1 = t.getStartMinute();
detik1 = t.getStartSecond();

led1.off();

Serial.println(String("Schedule 1: ") + t.getStartHour() + ":" +


t.getStartMinute() + ":" + t.getStartSecond());

61
62

Serial.println(String("Time zone: ") + t.getTZ());


Serial.println();
}

BLYNK_WRITE(V4) {
TimeInputParam t(param);

jam2 = t.getStartHour();
menit2 = t.getStartMinute();
detik2 = t.getStartSecond();

led2.off();

Serial.println(String("Schedule 2: ") + t.getStartHour() + ":" +


t.getStartMinute() + ":" + t.getStartSecond());
Serial.println(String("Time zone: ") + t.getTZ());
Serial.println();
}

void buzzing(){
digitalWrite(buzz, HIGH);
delay(200);
digitalWrite(buzz, LOW);
delay(200);
digitalWrite(buzz, HIGH);
delay(200);
digitalWrite(buzz, LOW);
delay(200);
digitalWrite(buzz, HIGH);
delay(200);
digitalWrite(buzz, LOW);
delay(400);

62
63

void led(){
if(now.hour() == jam1 && now.minute() == menit1 &&
now.second() == detik1){
led1.on();
led1.setColor(BLYNK_GREEN);
} else if(now.hour() == jam2 && now.minute() == menit2 &&
now.second() == detik2){
led2.on();
led2.setColor(BLYNK_GREEN);
}
}

void setup () {
Serial.begin(9600);
Blynk.begin(auth, ssid, pass);

pinMode(sensor, INPUT);

pinMode(pompaPin1, OUTPUT);
pinMode(pompaPin2, OUTPUT);
pinMode(greenLed, OUTPUT);
pinMode(buzz, OUTPUT);

digitalWrite(pompaPin1, LOW);
digitalWrite(pompaPin2, LOW);
digitalWrite(buzz, LOW);
digitalWrite(greenLed, LOW);

timer.setInterval(1000L, myTimerEvent);

63
64

#ifndef ESP8266
while (!Serial); // wait for serial port to connect. Needed for native
USB
#endif

if (! rtc.begin()) {
Serial.println("Couldn't find RTC");
Serial.flush();
abort();
}

if (rtc.lostPower()) {
Serial.println("RTC lost power, let's set the time!");
// When time needs to be set on a new device, or after a power
loss, the
// following line sets the RTC to the date & time this sketch was
compiled
rtc.adjust(DateTime(F(__DATE__), F(__TIME__)));
// This line sets the RTC with an explicit date & time, for example
to set
// January 21, 2014 at 3am you would call:
// rtc.adjust(DateTime(2014, 1, 21, 3, 0, 0));
}

// When time needs to be re-set on a previously configured device,


the
// following line sets the RTC to the date & time this sketch was
compiled
//rtc.adjust(DateTime(F(__DATE__), F(__TIME__)));
// This line sets the RTC with an explicit date & time, for example
to set
// January 21, 2014 at 3am you would call:

64
65

// rtc.adjust(DateTime(2014, 1, 21, 3, 0, 0));


}

void loop () {
now = rtc.now();
sensorValue = analogRead(sensor);
percentage = map(sensorValue, wet, dry, 100, 0);

Serial.print(daysOfTheWeek[now.dayOfTheWeek()]); //hari
Serial.print(", ");
Serial.print(now.day(), DEC); //tanggal
Serial.print('/');
Serial.print(now.month(), DEC); //bulan
Serial.print('/');
Serial.print(now.year(), DEC); //tahun
Serial.print(' ');
Serial.print(now.hour(), DEC); //jam
Serial.print(':');
Serial.print(now.minute(), DEC); //menit
Serial.print(':');
Serial.print(now.second(), DEC); //detik
Serial.println();

currentTime =
String(now.hour())+':'+String(now.minute())+':'+String(now.second());
currentDate =
String(daysOfTheWeek[now.dayOfTheWeek()])+','+String(now.day())+'/'
+String(now.month())+'/'+String(now.year());

Blynk.run();
timer.run();

65
66

if((now.hour() == jam1 && now.minute() == menit1 &&


now.second() == detik1) || (now.hour() == jam2 && now.minute() ==
menit2 && now.second() == detik2)){
Serial.println("Masuk Waktu");
led();
buzzing();
Serial.print("Percentage = ");
Serial.print(percentage);
Serial.println("%");
if(percentage < 75){
Serial.println("Perlu disiram");
digitalWrite(greenLed, HIGH);
while(percentage < 75){
digitalWrite(pompaPin1, HIGH);
digitalWrite(pompaPin2, LOW);
sensorValue = analogRead(sensor);
percentage = map(sensorValue, wet, dry, 100, 0);
Serial.print("Percentage = ");
Serial.print(percentage);
Serial.println("%");
delay(200);
}
digitalWrite(pompaPin1, LOW);
digitalWrite(pompaPin2, LOW);
digitalWrite(greenLed, LOW);
} else {
Serial.println("Tidak perlu disiram");
digitalWrite(greenLed, LOW);
digitalWrite(pompaPin1, LOW);
digitalWrite(pompaPin2, LOW);
}

66
67

} else if(now.hour() == 00 && now.minute() == 01 &&


now.second() == 00){
led1.off();
led2.off();
}

delay(1000);
}

67
68

SURAT KESEDIAAN MEMBIMBING

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aditya Putra Perdana P, S.Kom., M.T.


NIP : 198810202016011201
Jabatan Akademik : Dosen

dengan ini menyatakan bersedia menjadi Pembimbing I Projek mahasiswa :

Nama : Nadia Feby Nurjanah


NIM : 09040581822004
Program Studi : Teknik Komputer

dengan judul Projek : Implementasi Alat Siklus Penyiraman Otomatis Tanaman


Cabai berbasis Internet of Things (IOT)

Demikianlah surat kesediaan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, 12 Maret 2021


Calon Pembimbing I, Pemohon,

Aditya Putra Perdana P, S.Kom., M.T. Nadia Feby Nurjanah


NIP 198810202016011201 NIM 09040581822004

68
69

SURAT KESEDIAAN MEMBIMBING

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Adi Hermansyah, S.Kom., M.T.


NIK : 1613033004890001
Jabatan Akademik : Dosen

dengan ini menyatakan bersedia menjadi Pembimbing Projek mahasiswa

Nama : Nadia Feby Nurjanah


NIM : 09040581822004
Program Studi : Teknik Komputer

dengan judul Projek : Implementasi Alat Siklus Penyiraman Otomatis Tanaman


Cabai berbasis Internet of Things (IOT)

Demikianlah surat kesediaan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, 12 Maret 2021


Calon Pembimbing II, Pemohon,

Adi Hermansyah, S.Kom., M.T. Nadia Feby Nurjanah


NIK 1613033004890001 NIM 09040581822004

69
70

70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81

Anda mungkin juga menyukai