Anda di halaman 1dari 97

ht

tp
s ://
ba
r se
lk
ab
.b
ps
.go
.id
. id
. go
ps
.b
ab
lk
ser
ba
s ://
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 i


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
KABUPATEN BARITO SELATAN
2019
ISBN: 978-602-6455-54-3
No. Publikasi: 62040.2020
Katalog: 4102002.6204

Ukuran Buku: 14,8 cm x 21 cm

id
Jumlah Halaman: xiv + 81 halaman

.
Naskah: . go
ps
Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan
.b

Penyunting:
ab

Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan


lk
se

Tata Letak dan Infografis:


Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan
r
ba

Gambar sampul:
://

freepik.com
s
tp

Diterbitkan oleh:
ht

© Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan

Dicetak oleh:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan,


mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau
seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis
dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan

ii Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


TIM PENYUSUN NASKAH

Penanggung Jawab Umum : Militan

Penyusun Naskah : Rasyid Ridha

Penyunting dan Tata Letak : Rasyid Ridha


Try Novian Hidayat

id
Infografis : Rasyid Ridha

.
Gambar Sampul Depan . go : Rasyid Ridha
ps
.b
ab
lk
r se
ba
s ://
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 iii


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

iv Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan buku “INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN BARITO
SELATAN 2019”. Buku ini merupakan upaya dalam
mengembangkan perstatistikan daerah dalam menyediakan

id
informasi terpadu yang berkaitan dengan data pembangunan

.
manusia. Data yang disajikan dalam buku ini adalah hasil
. go
perhitungan indikator-indikator pembangunan manusia
dalam beberapa tahun terakhir di Kabupaten Barito Selatan.
ps

Buku ini memuat data dan indikator terkait


.b

pembangunan manusia yang dapat digunakan untuk


ab

mengetahui sejauh mana pencapaian pembangunan manusia


lk

di Kabupaten Barito Selatan, serta sebagai bahan evaluasi dan


se

dasar perencanaan pembangunan Kabupaten Barito Selatan.


r

Disadari bahwa dalam penyusunan buku Indeks


ba

Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


://

ini masih terdapat kekurangan, maka saran dan pendapat dari


s

pengguna sangat kami harapkan agar peningkatan mutu buku


tp

ini lebih baik lagi di masa yang mendatang.


ht

Buntok, Desember 2020


Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Barito Selatan

Militan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 v


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

vi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... v
DAFTAR ISI . ...................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xi
BAB I. GAGASAN PEMBANGUNAN MANUSIA .............................. 1
1.1. Ide Dasar ........................................................................... 3
1.2. Mengukur Pembangunan Manusia .................................. 6

id
1.3. Manfaat IPM ..................................................................... 8

.
2.1.
. go
BAB II. PERKEMBANGAN METODOLOGI ESTIMASI IPM .............. 11
Perkembangan Metode Estimasi IPM ............................ 13
ps

2.2. Implementasi IPM di Indonesia ...................................... 16


.b

2.3. Konsep, Definisi, dan Metodologi Estimasi IPM ............. 20


ab

BAB III. PENCAPAIAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN


lk

BARITO SELATAN ............................................ 29


se

3.1. Kesehatan ....................................................................... 31


r
ba

3.2. Pendidikan ...................................................................... 42


://

3.3. Kegiatan Ekonomi ........................................................... 48


s

BAB IV. PENCAPAIAN IPM DI KABUPATEN BARITO SELATAN ..... 53


tp

4.1. Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Barito


ht

Selatan ............................................................................ 55
4.2. Pertumbuhan IPM Kabupaten Barito Selatan ................ 58
4.3. Umur Harapan Hidup...................................................... 60
4.4. Harapan Lama Sekolah ................................................... 63
4.5. Rata-rata Lama Sekolah .................................................. 64
4.6. Pengeluaran Per Kapita yang Disesuaikan ...................... 66
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................. 71
LAMPIRAN......... ....................................................................... 75

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 vii


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

viii Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


DAFTAR TABEL

Tabel 2.3.1 96 Komoditas Kebutuhan Pokok untuk


Penghitungan Paritas Daya Beli (PPP)........ 24
Tabel 2.3.2 Nilai Minimum dan Maksimum untuk
Penghitungan Indeks Pada Setiap Komponen
IPM......................................................... 27
Tabel 3.1.1 Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

id
di Kabupaten Barito Selatan Menurut

.
Kecamatan, 2018-2019 ............................ 33
Tabel 3.1.2 go
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan
.
ps
Menurut Tempat Berobat Jalan di Kabupaten
Barito Selatan, 2018-2019 ........................ 34
.b
ab

Tabel 3.1.3 Jumlah Kasus HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB,


dan Malaria di Kabupaten Barito Selatan,
lk

2018-2019................................................... 35
se

Tabel 3.1.4 Persentase Penduduk Umur 0-23 Bulan


r

(Baduta/Bawah Dua Tahun) yang Pernah


ba

Diberi ASI (Air Susu Ibu) di Kabupaten DAS


://

Barito, Provinsi Kalimantan Tengah, 2019 . 36


s
tp

Tabel 3.1.5 Persentase Penduduk Umur 0-59 Bulan


(Balita/Bawah Lima Tahun) yang Mendapat
ht

Imunisasi Lengkap di Kabupaten DAS Barito,


Provinsi Kalimantan Tengah, 2019 ............ 37
Tabel 3.1.6 Jumlah Ibu Hamil, Melakukan Kunjungan K1,
Melakukan Kunjungan K4, Kurang Energi
Kronis (KEK), dan Mendapat Tablet Zat Besi
(Fe), di Kabupaten Barito Selatan, 2017-2019
............................................................... 39

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 ix


Tabel 3.1.7 Persentase Perempuan Berumur 15-49 tahun
yang Pernah Kawin dan Pernah Hamil
Menurut Umur Pertama Kali Hamil di
Kabupaten DAS Barito, Provinsi Kalimantan
Tengah, 2019 ........................................... 41
Tabel 3.2.1 Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun
menurut Status Pendidikan di Kabupaten DAS

id
Barito, Provinsi Kalimantan Tengah, 2019 .. 44

.
Tabel 3.2.2 go
Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru menurut
.
Jenjang Pendidikan di Kabupaten Barito
ps
Selatan Tahun 2019/2020......................... 45
.b

Tabel 3.2.3 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut


ab

Jenjang Pendidikan di Kabupaten Barito


lk

Selatan, 2018-2019 .................................. 47


se

Tabel 3.3.1 Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi


r

Kabupaten Barito Selatan menurut Lapangan


ba

Usaha (persen), 2018-2019 ....................... 49


://

Tabel 4.1.1 Variabel Pembangunan Manusia di


s

Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi


tp

Kalimantan Tengah, 2018-2019................. 56


ht

x Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2.1 Skema Penyusunan IPM ............................ 9


Gambar 2.2.1 Perbedaan Estimasi IPM Metode Lama vs
Metode Baru ........................................... 19
Gambar 4.1.1 Perkembangan IPM Kabupaten Barito Selatan
dan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015-2019 .
............................................................... 57
Gambar 4.2.1 Pertumbuhan IPM Kabupaten Barito Selatan

id
dan Provinsi Kalimantan Tengah (persen),

.
. go
2015-2019............................................... 59
Gambar 4.3.1 Umur Harapan Hidup Kabupaten Barito
ps
Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah
.b

(tahun), 2015-2019 .................................. 62


ab

Gambar 4.4.1 Harapan Lama Sekolah Kabupaten Barito


lk

Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah


se

(tahun), 2015-2019 .................................. 63


Gambar 4.5.1 Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Barito
r
ba

Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah


://

(tahun), 2015-2019 .................................. 66


s

Gambar 4.6.1 Pengeluaran Per Kapita yang Disesuaikan


tp

Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi


ht

Kalimantan Tengah (Ribu Rupiah), 2015-2019


............................................................... 67
Gambar 4.6.2 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan di
Kabupaten Barito Selatan, 2019 ............... 69

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 xi


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

xii Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


. id
. go
ps
.b
ab
lk
ser
ba
s ://
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 xiii


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

xiv Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


BAB I. GAGASAN PEMBANGUNAN MANUSIA

. id
. go
ps
.b
ab
lk
rse
ba
s ://
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 1


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


BAB I
GAGASAN PEMBANGUNAN MANUSIA

1.1. Ide Dasar


“Manusia adalah kekayaan bangsa yang
sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan
adalah menciptakan lingkungan yang
memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati
umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan

id
yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu

.
. go
kenyataan yang sederhana. Tetapi hal ini seringkali
terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek
ps

untuk mengumpulkan harta dan uang”. (Human


.b

Development Report 1990)


ab
lk

Kalimat pembuka pada Human Development Report


se

(HDR) edisi pertama yang dipublikasikan oleh United Nations


r
ba

Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 secara


://

jelas menekankan arti pentingnya pembangunan yang


s
tp

berpusat pada manusia - yang menempatkan manusia


ht

sebagai tujuan akhir, dan bukan sebagai alat pembangunan.


Pembangunan manusia berarti pertumbuhan yang
positif dan perubahan dalam tingkat kesejahteraan. Hal ini
harus terjadi pada semua aspek kehidupan, baik ekonomi,
sosial, politik, budaya, dan lingkungan. Oleh karena itu, fokus
utama pembangunan manusia adalah pada manusia dan
kesejahteraannya.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 3


Konsep pembangunan manusia memang terdengar
berbeda dibanding konsep klasik pembangunan yang
memberikan perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan manusia menekankan pada perluasan pilihan
masyarakat untuk hidup penuh dengan kebebasan dan
bermartabat. Tidak hanya itu, pembangunan manusia juga
berbicara tentang perluasan kapabilitas individu dan

id
komunitas untuk memperluas jangkauan pilihan mereka

.
dalam upaya memenuhi aspirasinya. . go
ps
Perspektif pembangunan manusia merupakan
.b

sebuah pemikiran radikal dalam konsep pembangunan.


ab

Perspektif ini menggantikan konsep pertumbuhan ekonomi


lk

dan pertumbuhan pendapatan per kapita yang digunakan


se

oleh perencana kebijakan sebelumnya. Pertumbuhan


r
ba

ekonomi yang dipandang dari sisi perdagangan, investasi, dan


://

teknologi merupakan hal yang esensial. Akan tetapi, hal itu


s
tp

hanya melihat manusia sebagai alat untuk mencapai


ht

pertumbuhan, dan bukan sebagai tujuan dari pembangunan.


Pembangunan manusia memperluas pembahasan
tentang konsep pembangunan dari diskusi tentang cara-cara
(pertumbuhan Produk Domestik Bruto/PDB) ke diskusi
tentang tujuan akhir dari pembangunan. Pembangunan
manusia juga merupakan perwujudan jangka panjang, yang

4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, dan bukan
manusia di sekeliling pembangunan.
Mengutip isi HDR pertama tahun 1990,
pembangunan manusia adalah suatu proses untuk
memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia.
Diantara banyak pilihan tersebut, pilihan yang terpenting
adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmu

id
pengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap sumber

.
go
daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.
.
ps
Untuk menghindari kekeliruan dalam memaknai
.b

konsep ini, perbedaan cara pandang pembangunan manusia


ab

terhadap pembangunan dengan pendekatan konvensional


lk

perlu diperjelas. Konsep pembangunan manusia mempunyai


se

cakupan yang lebih luas dari teori konvensional


r
ba

pembangunan ekonomi. Model ‘pertumbuhan ekonomi’ lebih


://

menekankan pada peningkatan Produk Nasional Bruto (PNB)


s
tp

daripada memperbaiki kualitas hidup manusia. Pembangunan


ht

cenderung untuk memperlakukan manusia sebagai input dari


proses produksi - sebagai alat, bukan sebagai tujuan akhir.
Pendekatan ‘kesejahteraan’ melihat manusia sebagai
penerima dan bukan sebagai agen dari perubahan dalam
proses pembangunan. Adapun pendekatan ‘kebutuhan dasar’
terfokus pada penyediaan barang-barang dan jasa-jasa untuk

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 5


kelompok masyarakat tertinggal, bukannya memperluas
pilihan yang dimiliki manusia di segala bidang.
Pendekatan pembangunan manusia
menggabungkan aspek produksi dan distribusi komoditas,
serta peningkatan dan pemanfaatan kemampuan manusia.
Pembangunan manusia melihat secara bersamaan semua isu
dalam masyarakat, seperti pertumbuhan ekonomi,

id
perdagangan, ketenagakerjaan, kebebasan politik ataupun

.
nilai-nilai kultural - dari . go
sudut pandang manusia.
ps
Pembangunan manusia juga mencakup isu penting lainnya,
.b

yaitu gender. Dengan demikian, pembangunan manusia tidak


ab

hanya memperhatikan sektor sosial, tetapi merupakan


lk

pendekatan yang komprehensif dari semua sektor.


r se
ba

1.2. Mengukur Pembangunan Manusia


://

Dalam sistem pengukuran dan monitoring


s
tp

pembangunan manusia, idealnya mencakup banyak variabel


ht

untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif. Namun,


terlalu banyak indikator akan memberikan gambaran yang
membingungkan. Isu ini menjadi perhatian penting dalam
pengukuran pembangunan manusia.
Pengukuran pembangunan manusia pertama kali
diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990. UNDP
memperkenalkan sebuah gagasan baru dalam pengukuran

6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


pembangunan manusia yang disebut sebagai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Sejak saat itu, IPM
dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human
Development Report (HDR). IPM menjelaskan bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan
sebagainya.

id
Menurut UNDP, IPM mengukur capaian

.
go
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar
.
ps
kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun
.b

melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut


ab

mencakup:
lk

1. umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life);


se

2. pengetahuan (knowledge); dan


r
ba

3. standar hidup layak (decent standard of living).


s ://

Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas


tp

karena terkait banyak faktor. Pada laporan pertamanya,


ht

UNDP mengukur dimensi kesehatan dengan menggunakan


umur harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk
mengukur dimensi pengetahuan digunakan angka melek
huruf. Adapun untuk mengukur dimensi standar hidup layak
digunakan indikator Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.
Adapun lebih ringkasnya dapat dilihat pada gambar
1.2.1.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 7


1.3. Manfaat IPM
Indeks Pembangunan Manusia menjadi salah satu
indikator yang penting dalam melihat sisi lain dari
pembangunan. Manfaat penting IPM antara lain sebagai
berikut:
 IPM merupakan indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup

id
manusia (masyarakat/penduduk).

.
 IPM dapat menentukan . goperingkat atau level
ps
pembangunan suatu wilayah/negara.
.b

 Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena


ab

selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga


lk

digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana


se

Alokasi Umum (DAU).


r
ba
s ://
tp
ht

8 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Gambar 1.2.1 Skema Penyusunan IPM

. id
. go
ps
.b
ab
lk
rse
ba
s ://
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 9


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

10 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


BAB II. PERKEMBANGAN METODOLOGI ESTIMASI IPM

. id
. go
ps
.b
ab
lk
rse
ba
s ://
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 11


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

12 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


BAB II
PERKEMBANGAN METODOLOGI ESTIMASI IPM

2.1. Perkembangan Metode Estimasi IPM


Sejak pertama kali diperkenalkan oleh UNDP, IPM
terus mendapat banyak sorotan. Banyak dukungan yang
mengalir, tetapi tidak sedikit kritikan terhadap indikator ini.
Sebagian pihak berpendapat bahwa indikator yang tercakup

. id
di dalam IPM kurang mewakili pembangunan. Para pakar
terus bekerja untuk
. go
mendalami lebih jauh tentang
ps
pembangunan manusia. Tidak hanya itu, mereka terus
.b

melakukan kajian untuk menyempurnakan penghitungan


ab

IPM. Hal itu terutama dilakukan pada indikator yang


lk
se

digunakan dalam penghitungan IPM. Tercatat bahwa UNDP


r

melakukan dua kali penyempurnaan pada tahun 1991 dan


ba

1995 dan perubahan di tahun 2010.


s ://

Awalnya, UNDP memperkenalkan suatu indeks


tp

komposit yang mampu mengukur pembangunan manusia.


ht

Ketika diperkenalkan pada tahun 1990, mereka menyebutnya


sebagai Indeks Pembangunan Manusia (Human Development
Index) yang kemudian secara rutin dipublikasikan setiap
tahun dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human
Development Report). Kala itu, IPM dihitung melalui
pendekatan dimensi umur panjang dan hidup sehat yang

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 13


diproksi dengan umur harapan hidup saat lahir, dimensi
pengetahuan yang diproksi dengan angka melek huruf
dewasa, serta dimensi standar hidup layak yang diproksi
dengan PDB per kapita. Untuk menghitung ketiga dimensi
menjadi sebuah indeks komposit, digunakan rata-rata
aritmatik.
Setahun berselang, UNDP melakukan

id
penyempurnaan penghitungan IPM dengan menambahkan

.
variabel rata-rata lama sekolah
. go ke dalam dimensi
ps
pengetahuan. Akhirnya, terdapat dua indikator dalam
.b

dimensi pengetahuan yaitu angka melek huruf dan rata-rata


ab

lama sekolah. Karena terdapat dua indikator dalam dimensi


lk

pengetahuan, UNDP memberi bobot untuk keduanya.


se

Indikator angka melek huruf diberi bobot dua per tiga,


r
ba

sementara indikator rata-rata lama sekolah diberi bobot


://

sepertiga. Hingga tahun 1994, keempat indikator yang


s
tp

digunakan dalam penghitungan IPM masih cukup relevan.


ht

Namun akhirnya, pada tahun 1995 UNDP kembali melakukan


penyempurnaan metode penghitungan IPM. Kali ini, UNDP
mengganti variabel rata-rata lama sekolah menjadi gabungan
angka partisipasi kasar. Pembobotan tetap dilakukan dengan
metode yang sama seperti sebelumnya.
Pada tahun 2010, UNDP merubah metodologi
penghitungan IPM. Kali ini perubahan drastis terjadi pada

14 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


penghitungan IPM. UNDP menyebut perubahan yang
dilakukan pada penghitungan IPM sebagai metode baru.
Beberapa indikator diganti menjadi lebih relevan. Indikator
Angka Partisipasi Kasar gabungan (Combine Gross Enrollment
Ratio) diganti dengan indikator Harapan Lama Sekolah
(Expected Years of Schooling). Indikator Produk Domestik
Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto

id
(PNB) per kapita. Selain itu, cara penghitungan juga ikut

.
go
berubah. Metode rata-rata aritmatik diganti menjadi rata-rata
.
ps
geometrik untuk menghitung indeks komposit.
.b

Perubahan yang dilakukan UNDP tidak hanya


ab

sebatas itu. Setahun kemudian, UNDP menyempurnakan


lk

penghitungan metode baru. UNDP merubah tahun dasar


se

penghitungan PNB per kapita dari 2008 menjadi 2005. Tiga


r
ba

tahun berselang, UNDP melakukan penyempurnaan kembali


://

penghitungan metode baru. Kali ini, UNDP merubah metode


s
tp

agregasi indeks pendidikan dari rata-rata geometrik menjadi


ht

rata-rata aritmatik dan tahun dasar PNB per kapita.


Serangkaian perubahan yang dilakukan UNDP bertujuan agar
dapat membuat suatu indeks komposit yang cukup relevan
dalam mengukur pembangunan manusia.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 15


2.2. Implementasi IPM di Indonesia
Indonesia juga turut ambil bagian dalam
mengaplikasikan penghitungan metode baru. Dengan melihat
secara mendalam tentang kelemahan pada penghitungan
metode lama, Indonesia merasa perlu memperbarui
penghitungan untuk menjawab tantangan masyarakat
internasional. Pada tahun 2014, Indonesia secara resmi

id
melakukan penghitungan IPM dengan metode baru. Untuk

.
go
mengaplikasikan metode baru, sumber data yang tersedia di
.
ps
Indonesia antara lain:
.b

 Umur harapan hidup saat lahir (Sensus Penduduk


ab

2010/SP2010, Proyeksi Penduduk)


lk

 Angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama


se

sekolah (Survei Sosial Ekonomi Nasional/SUSENAS)


r
ba

 PNB per kapita tidak tersedia pada tingkat provinsi dan


://

kabupaten/kota, sehingga diproksi dengan pengeluaran


s
tp

per kapita disesuaikan menggunakan data SUSENAS.


ht

Indonesia melakukan beberapa penyesuaian


terhadap metode baru. Penyesuaian ini dilakukan pada
indikator PNB per kapita karena masalah ketersediaan data.
Dari empat indikator yang digunakan dalam penghitungan
IPM metode baru, tiga diantaranya sama persis dengan
UNDP. Khusus untuk PNB per kapita, indikator ini diproksi
dengan pengeluaran per kapita.

16 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Indikator umur harapan hidup saat lahir tidak
mengalami perubahan pada metode baru. Akan tetapi,
sumber data yang digunakan dalam penghitungan indikator
ini telah diperbarui dengan menggunakan hasil Sensus
Penduduk tahun 2010 (SP2010). Indikator ini menjadi
indikator penting untuk melihat derajat kesehatan suatu
masyarakat. Indikator ini tetap dipertahankan keberadaannya

id
karena selain relevansinya, juga ketersediaan hingga tingkat

.
kabupaten/kota cukup memadai.
. go
ps
Indikator angka melek huruf diganti dengan
.b

indikator baru yang disebut harapan lama sekolah. Seperti


ab

pada penjelasan sebelumnya, indikator angka melek huruf


lk

sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini sehingga


se

diganti dengan harapan lama sekolah. Indikator rata-rata


r
ba

lama sekolah tetap dipertahankan karena menggambarkan


://

stok yang terjadi pada dunia pendidikan. Namun, cakupan


s
tp

penghitungan yang digunakan pada metode baru telah


ht

diganti. Pada metode lama, cakupan penduduk yang dihitung


adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas. Sementara pada
metode baru, cakupan penduduk yang dihitung adalah
penduduk berusia 25 tahun ke atas sesuai dengan
rekomendasi UNDP. Selain untuk keterbandingan dengan
internasional, alasan penting lain yaitu bahwa pada umumnya
penduduk berusia 25 ke atas tidak bersekolah lagi. Walaupun

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 17


sebagian kecil ada yang masih bersekolah, jumlahnya tidak
signifikan. Penduduk usia 25 tahun ke atas merupakan stok
pendidikan yang dimiliki oleh suatu wilayah.
Indikator pengeluaran per kapita juga tetap
dipertahankan keberadaannya karena cukup operasional dari
sisi ketersedian data. Pada dasarnya, indikator PNB per kapita
lebih menggambarkan kesejahteraan masyarakat dibanding

id
pengeluaran per kapita. Namun data ini tidak tersedia hingga

.
go
tingkat kabupaten/kota. Meski pengeluaran per kapita tetap
.
ps
digunakan, ada perubahan pada penghitungan paritas daya
.b

beli (purcashing power parity) yang digunakan. Pada metode


ab

lama, terdapat 27 komoditas yang digunakan dalam


lk

penghitungan paritas daya beli. Sementara pada metode baru


se

terdapat 96 komoditas yang digunakan. Hal ini dilakukan


r
ba

karena sejak 1990 hingga 2014 telah terjadi banyak


://

perubahan pola konsumsi masyarakat sehingga komoditas


s
tp

penghitungan paritas daya beli juga harus diperbarui.


ht

Pada metode lama, agregasi indeks komposit


menggunakan rata-rata aritmatik. Sementara pada metode
baru menggunakan rata-rata geometrik. Metode agregasi
indeks komposit yang digunakan pada metode baru
merupakan penyempurnaan metode lama. Seperti pada
penjelasan sebelumnya, rata-rata geometrik memiliki

18 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


keunggulan dalam mendeteksi ketimpangan dibanding rata-
rata aritmatik.
Kecepatan perubahan IPM juga menjadi salah satu
fokus dalam pembangunan manusia. Pada metode lama,
kecepatan perubahan IPM diukur dengan menggunakan
reduksi shortfall. Pada metode baru, kecepatan perubahan
IPM diukur dengan menggunakan pertumbuhan aritmatik.

id
Adapun konsep, definisi, dan formula dalam

.
go
penghitungan IPM lebih rinci terdapat di Subbab 2.3.
.
ps

Gambar 2.2.1 Perbedaan Estimasi IPM Metode Lama vs


.b

Metode Baru
ab
lk
r se
ba
s ://
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 19


2.3. Konsep, Definisi, dan Metodologi Estimasi IPM

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah
komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas
hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar.

id
Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat;

.
go
pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi
.
ps
tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait
.b

banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan,


ab

digunakan umur harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya


lk

untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan


se

indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.


r
ba

Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan


://

indikator kemampuan daya beli (Purchasing Power Parity).


s
tp

Kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah


ht

kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya


pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang
mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.

20 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Umur Harapan Hidup saat Lahir

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) merupakan rata-rata


perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang
selama hidup. Penghitungan umur harapan hidup melalui
pendekatan tak langsung (indirect estimation). Jenis data
yang digunakan adalah Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak
Masih Hidup (AMH). Paket program Mortpack digunakan

. id
untuk menghitung umur harapan hidup berdasarkan input
go
data ALH dan AMH. Selanjutnya, dipilih metode Trussel
.
ps
dengan model West, yang sesuai dengan histori
.b

kependudukan dan kondisi Indonesia dan negara-negara Asia


ab

Tenggara umumnya (Preston, 2004). Indeks harapan hidup


lk
se

dihitung dengan menghitung nilai maksimum dan nilai


r

minimum harapan hidup sesuai standar UNDP, yaitu angka


ba

tertinggi sebagai batas atas untuk penghitungan indeks


s ://

dipakai 85 tahun dan terendah adalah 20 tahun.


tp
ht

Tingkat Pendidikan

Salah satu komponen pembentuk IPM adalah dari


dimensi pengetahuan yang diukur melalui tingkat pendidikan.
Dalam hal ini, indikator yang digunakan adalah ratarata lama
sekolah (mean years of schooling) dan harapan lama sekolah
(expected years of schooling). Pada proses pembentukan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 21


IPM, rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah diberi
bobot yang sama, kemudian penggabungan kedua indikator
ini digunakan sebagai indeks pendidikan sebagai salah satu
komponen pembentuk IPM.
Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah
tahun yang digunakan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas
dalam menjalani pendidikan formal. Penghitungan rata-rata

id
lama sekolah menggunakan dua batasan yang dipakai sesuai

.
go
kesepakatan UNDP. Rata-rata lama sekolah memiliki batas
.
ps
maksimum 15 tahun dan batas minimum sebesar 0 tahun.
.b

Harapan lama sekolah didefinisikan sebagai lamanya


ab

sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh


lk

anak pada umur tertentu di masa mendatang. Harapan lama


se

sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas.


r
ba

Indikator ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi


://

pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang


s
tp

ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun)


ht

yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Seperti


halnya rata-rata lama sekolah, harapan lama sekolah juga
menggunakan batasan yang dipakai sesuai kesepakatan
UNDP. Batas maksimum untuk harapan lama sekolah adalah
18 tahun, sedangkan batas minimumnya 0 (nol).

22 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Standar Hidup Layak

Dimensi lain dari ukuran kualitas hidup manusia adalah


standar hidup layak. Dalam cakupan lebih luas, standar hidup
layak menggambarkan tingkat kesejahteraan yang dinikmati
oleh penduduk sebagai dampak semakin membaiknya
ekonomi. UNDP mengukur standar hidup layak menggunakan
Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita yang disesuaikan,

. id
sedangkan Badan Pusat Statistik dalam menghitung standar
go
hidup layak menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita
.
ps
riil yang disesuaikan dengan paritas daya beli (purcashing
.b

power parity) berbasis formula Rao.


ab
lk

∏( )
r se
ba
://

PPPj : Paritas daya beli di wilayah j


s

: harga komoditas di kab/kota


tp
ht

: harga komoditas di Jakarta Selatan


: jumlah komoditas

Penghitungan paritas daya beli dilakukan berdasarkan 96


komoditas kebutuhan pokok seperti terlihat dalam tabel
2.3.1. Batas maksimum dan minimum penghitungan
pengeluaran per kapita yang digunakan dalam penghitungan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 23


IPM seperti terlihat dalam tabel 2.3.2. Batas maksimum
pengeluaran per kapita adalah sebesar Rp 26.572.352
sementara batas minimumnya adalah Rp 1.007.436.

Tabel 2.3.1 96 Komoditas Kebutuhan Pokok untuk


Penghitungan Paritas Daya Beli (PPP)
Rokok kretek tanpa
Beras Pisang Lainnya
filter
Tepung terigu Pepaya Rokok putih

id
Ketela Rumah

.
go
Minyak kelapa
Pohon/singkong . sendiri/bebas sewa
Minyak goreng
ps
Kentang Rumah kontrak
lainnya
.b

Tongkol/tuna/cakal
Kelapa Rumah sewa
ab

ang
Kembung Gula pasir Rumah dinas
lk

Bandeng Teh Listrik


se

Mujair Kopi Air PAM


r

Mas Garam LPG


ba

Lele Kecap Minyak tanah


://

Lainnya (batu
Penyedap
s

Ikan Segar lainnya baterai, aki, korek,


tp

masakan/vetsin
obat nyamuk, dll)
ht

Perlengkapan
Daging sapi Mie instan
mandi
Roti manis/roti
Daging ayam ras Barang kecantikan
lainnya
Perawatan kulit,
Daging ayam
Kue kering muka, kuku,
kampung
rambut
Telur ayam ras Kue basah Sabun cuci
Makanan Biaya RS
Susu kental manis
gorengan pemerintah

24 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Gado-
Susu bubuk Biaya RS swasta
gado/ketoprak
Nasi
Susu bubuk bayi Puskesmas/pustu
campur/rames
Praktik
Bayam Nasi goreng
dokter/poliklinik
Kangkung Nasi putih SPP
Lontong/ketupa
Kacang panjang Bensin
t sayur
Soto/gule/sop/r Transportasi/penga

id
Bawang merah
awon/cincang ngkutan umum

.
go
Pos dan
Bawang putih Sate/tongseng
. telekomunikasi
ps
Mie bakso/mie
Pakaian jadi laki-
Cabe merah rebus/mie
.b

laki dewasa
goreng
ab

Makanan ringan Pakaian jadi


Cabe rawit
lk

anak perempuan dewasa


se

Ikan
Pakaian jadi anak-
Tahu (goreng/bakar
r

anak
ba

dll)
Ayam/daging
://

Tempe Alas kaki


(goreng dll)
s
tp

Makanan jadi
Jeruk Minyak pelumas
lainnya
ht

Air kemasan
Mangga Meubelair
galon
Minuman jadi Peralatan rumah
Salak
lainnya tangga
Perlengkapan
Pisang ambon Es lainnya perabot rumah
tangga
Rokok kretek Alat-alat
Pisang raja
filter dapur/makan
Sumber: Badan Pusat Statistik

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 25


Penyusunan Indeks

Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus


dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam
penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:

. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
s ://
tp
ht

Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM


digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat
dalam tabel 2.3.2 sebagai berikut.

26 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Tabel 2.3.2 Nilai Minimum dan Maksimum untuk
Penghitungan Indeks Pada Setiap Komponen
IPM
Komponen Satuan Minimun Maksimum
(1) (2) (3) (4)
Umur Harapan
Tahun 20 85
Hidup (UHH)
Harapan Lama
Tahun 0 18
Sekolah (HLS)
Rata-rata Lama

id
Tahun 0 15
Sekolah (RLS)

.
Pengeluaran per
kapita Disesuaikan
Rupiah
. go 1 007 436* 26 572 352**
ps
Keterangan:
* Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten
.b

tahun 2010 (data empiris) yaitu di Tolikara-Papua


ab

** Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang


diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran per
lk

kapita Jakarta Selatan tahun 2025


se

Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:


r
ba
://


s
tp
ht

Status Pembangunan Manusia

Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu


tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok.
Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan
wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama
dalam dalam hal pembangunan manusia.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 27


1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80
2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80
3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70
4. Kelompok “rendah”: IPM < 60

Pertumbuhan IPM

id
Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu

.
Pertumbuhan IPM
.
menunjukkan
go
kurun waktu digunakan ukuran pertumbuhan per tahun.
perbandingan antara
ps

perubahan capaian terkini dengan capaian tahun


.b
ab

sebelumnya.
lk

Semakin tinggi nilai pertumbuhan IPM, maka semakin cepat


se

pula peningkatan IPM. Indikator pertumbuhan IPM ini dapat


r
ba

digunakan sebagai kinerja pembangunan manusia suatu


://

wilayah pada kurun waktu tertentu.


s
tp
ht

Keterangan:
IPMt : IPM suatu wilayah pada tahun t
IPMt-1 : IPM suatu wilayah pada tahun t-1

28 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


. id
. go
ps
.b
ab
lk
se
r
ba
s ://
tp
ht

BAB III. PENCAPAIAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI


KABUPATEN BARITO SELATAN

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 29


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

30 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


BAB III
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN MANUSIA
DI KABUPATEN BARITO SELATAN

3.1. Kesehatan
Dalam Undang-Undang (UU) Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

id
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita

.
. go
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
ps

1945 (UUD1945).
.b
ab

Dalam UU tersebut ditekankan bahwa desentralisasi


lk

menjadikan bidang kesehatan sepenuhnya diserahkan kepada


se

daerah masing-masing yang setiap daerah diberi kewenangan


r
ba

untuk mengelola dan menyelenggarakan seluruh aspek


://

kesehatan.
s
tp

Dengan demikian, pembangunan kesehatan


ht

menjadi salah satu program yang strategis. Adapun


pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 31


Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya-
upaya melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, penyehatan lingkungan dan pemukiman, perbaikan
gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan, serta
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Strategi yang ditempuh
melalui pengelolaan kesehatan terpadu yaitu
dikembangkannya upaya-upaya yang lebih mendorong peran

id
serta masyarakat, peningkatan kualitas pelayanan, baik yang

.
go
berkaitan dengan jangkauan maupun kemampuannnya agar
.
ps
masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah dapat
.b

menikmati pelayanan yang berkualitas, terus memperhatikan


ab

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran secara


lk

serasi dan bertanggung jawab, pengadaan dan peningkatan


se

kualitas sarana kesehatan, kemampuan dan persebaran


r
ba

tenaga kesehatan dan tenaga penunjang kesehatan lainnya.


://

Berdasarkan tabel 3.1.1, terlihat bahwa jumlah


s
tp

fasilitas kesehatan seperti puskesmas (Pusat Kesehatan


ht

Masyarakat) dan puskesmas pembantu sudah tersebar di


enam kecamatan yang ada di Kabupaten Barito Selatan. Hal
ini mengindikasikan bahwa ketersediaan fasilitas kesehatan
dasar setidaknya sudah relatif baik.

32 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Tabel 3.1.1 Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Kabupaten Barito Selatan Menurut Kecamatan,
2018-2019
Puskesmas
Puskesmas
Kecamatan Pembantu
2018 2019 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5)
Jenamas 1 1 3 3
Dusun Hilir 1 1 8 5

id
Karau Kuala 2 2 5 6

.
Dusun Selatan
Dusun Utara
4
2
. go 4
2
16
6
14
3
ps
Gunung Bintang 2 2 17 15
Awai
.b

Kabupaten
ab

12 12 55 46
Barito Selatan
lk

Sumber: Kabupaten Barito Selatan Dalam Angka 2020


se

Keberadaan fasilitas kesehatan dasar seperti


r
ba

puskesmas dan puskesmas pembantu yang tersebar di setiap


://

kecamatan tentu takkan memiliki makna jika kesadaran


s
tp

masyarakat terhadap pengobatan medis masih rendah.


ht

Berdasarkan tabel 3.1.2, terlihat bahwa tingkat kesadaran


masyarakat untuk berobat jalan di fasilitas kesehatan medis
tampaknya semakin membaik. Kondisi tersebut terlihat dari
persentase penduduk Kabupaten Barito Selatan yang berobat
jalan ke rumah sakit, puskesmas/puskesmas pembantu, dan
praktik dokter/bidan telah menyentuh dua digit.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 33


Tabel 3.1.2 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan
Menurut Tempat Berobat Jalan di Kabupaten
Barito Selatan, 2018-2019
Tempat Berobat Jalan 2018 2019
(1) (2) (3)
Rumah Sakit Pemerintah 16,63 17,88
Rumah Sakit Swasta 0,00 0,45
Praktik Dokter/Bidan 23,44 29,06
Klinik/Praktik Dokter Bersama 4,15 3,33

id
Puskesmas/Pustu 52,41 49,21

.
Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (Poskesdes, Polindes,
. go 2,99 1,87
ps
Posyandu, dan Balai Pengobatan)
.b

Praktek Pengobatan Tradisional 2,63 1,29


ab

Lainnya 0,00 0,94


lk

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan


se

Tengah 2018 dan 2019


r
ba

Selain indikator tersebut di atas, masih ada


://

indikator-indikator lain yang digunakan untuk menentukan


s

derajat kesehatan penduduk, salah satunya jumlah dan


tp
ht

perkembangan beberapa kasus penyakit di suatu wilayah,


seperti HIV/AIDS, IMS (Infeksi Menular Seksual), DBD
(Demam Berdarah), Diare, TB (Tuberkulosis), dan Malaria.

34 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Tabel 3.1.3 Jumlah Kasus HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB,
dan Malaria di Kabupaten Barito Selatan, 2018-
2019
Penyakit 2018 2019
(1) (2) (3)
HIV/AIDS 2 6
IMS - -
DBD 77 14
Diare 3 148 ...
TB 52 216

id
Malaria - -

.
2019- 2020
. go
Sumber: Kabupaten Barito Selatan Dalam Angka
ps

Tabel 3.1.3 menunjukkan bahwa secara umum


.b
ab

terjadi peningkatan jumlah kasus penyakit tertentu, seperti


lk

HIV/AIDS yang pada tahun 2018 berjumlah dua kasus,


se

kemudian pada tahun 2019 muncul sebanyak enam kasus.


r
ba

Meskipun terbilang kecil, ini tentu menjadi perhatian khusus


://

untuk mengendalikan penyakit HIV/AIDS. Mengapa


s

dikendalikan? Karena pada umumnya penyakit HIV/AIDS


tp
ht

timbul akibat perilaku seksual beresiko/tidak aman, sehingga


perilaku ini masih bisa diupayakan untuk dicegah.
Selain itu, beberapa penyakit lainnya yang
mengalami peningkatan jumlah kasus diantaranya TB. Seperti
diketahui bahwa beberapa penyebab penyakit TB diantaranya
adalah riwayat imunisasi BCG, kepadatan hunian, sumber air,
dan riwayat merokok. Oleh karena itu, indikator ini tentunya

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 35


juga menjadi fokus bersama pemerintah dan masyarakat
dalam menangani kasus penyakit TB, misalnya dengan
penyuluhan lingkungan dan gaya hidup yang sehat.

Tabel 3.1.4 Persentase Penduduk Umur 0-23 Bulan


(Baduta/Bawah Dua Tahun) yang Pernah
Diberi ASI (Air Susu Ibu) di Kabupaten DAS
Barito, Provinsi Kalimantan Tengah, 2019

id
Kabupaten 2019

.
(1) . go (2)
ps
Barito Selatan 96,12
Barito Utara 94,88
.b

Barito Timur 93,32


ab

Murung Raya 92,44


lk

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi


se

Kalimantan Tengah 2019


r

Indikator kesehatan lainnya yang tidak kalah


ba

penting adalah persentase penduduk baduta yang pernah


://

diberi ASI. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa ASI


s
tp

terbukti secara ilmiah menjadi makanan terbaik bagi bayi


ht

karena ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan


kandungan gizi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayi
sehingga tumbuh kembangnya dapat berjalan optimal.
Dari tabel 3.1.4 terlihat bahwa persentase
penduduk baduta di Kabupaten Barito Selatan yang pernah
diberi ASI mencapai 96,12 persen dan merupakan yang
tertinggi dibanding kabupaten lainnya di DAS Barito.

36 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Fenomena wanita karier memang menjadi salah satu indikasi
penyebab tidak diberikannya ASI kepada bayi. Namun
demikian, hal ini harusnya tidak menjadi penghambat dalam
menjadikan bayi dapat tumbuh kembang secara sehat.
Manajemen kesehatan bayi harus tetap diperhatikan, pada
saat ini sudah banyak fasilitas penunjang bagi wanita karier
agar tetap bisa menyusui.

. id
go
Tabel 3.1.5 Persentase Penduduk Umur 0-59 Bulan
(Balita/Bawah Lima Tahun) yang Mendapat
.
ps
Imunisasi Lengkap di Kabupaten DAS Barito,
Provinsi Kalimantan Tengah, 2019
.b
ab

Kabupaten
Jenis Kelamin
lk

Barito Barito Barito Murung


Selatan Utara Timur Raya
se

(1) (2) (3) (4) (5)


r
ba

Laki-laki 53,67 43,80 42,07 21,38


://

Perempuan 42,13 42,45 36,12 19,61


Laki-laki +
s

48,00 43,14 39,04 20,55


tp

Perempuan
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Tengah 2019
ht

Indikator kesehatan berikutnya yaitu berhubungan


dengan pemberian imunisasi. Imunisasi merupakan salah satu
cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga diharapkan
bila orang tersebut terpapar, tidak akan sakit atau hanya sakit
ringan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 37


Pada tabel 3.1.5, dari empat kabupaten di DAS
Barito, tampaknya persentase penduduk balita yang
mendapat imunisasi lengkap relatif terbilang kecil, persentase
tertinggi dicapai Kabupaten Barito Selatan dengan capaian
48,00 persen.
Menurut Kementerian Kesehatan, imunisasi lengkap
sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan

id
yang optimal. Dalam rangka mencapai cakupan imunisasi

.
go
yang tinggi dan merata di setiap wilayah, Kementerian
.
ps
Kesehatan mengimbau agar setiap daerah (1) mengatasi
.b

dengan cermat hambatan utama di masing-masing daerah


ab

dalam pelaksanaan program imunisasi, (2) menggerakkan


lk

sumber daya semua sektor terkait termasuk swasta, dan (3)


se

meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya


r
ba

imunisasi rutin lengkap sehingga mau dan mampu


://

mendatangi tempat pelayanan imunisasi.


s
tp

Indikator-indikator yang tersedia pada tabel 3.1.1


ht

hingga 3.1.5 telah menggambarkan indikator kesehatan


secara umum. Indikator-indikator yang setidaknya
bersentuhan langsung dengan indikator pembentuk IPM,
yaitu umur harapan hidup saat lahir tentunya juga sangat
diperlukan. Untuk diketahui, penghitungan umur harapan
hidup saat lahir salah satunya mempertimbangkan angka
kematian bayi, artinya kondisi kesehatan ibu hamil menjadi

38 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


salah satu fokus untuk meningkatkan umur harapan hidup
saat lahir.

Tabel 3.1.6 Jumlah Ibu Hamil, Melakukan Kunjungan K1,


Melakukan Kunjungan K4, Kurang Energi
Kronis (KEK), dan Mendapat Tablet Zat Besi
(Fe), di Kabupaten Barito Selatan, 2017-2019
Ibu Hamil
Jumlah Ibu Kekurangan Mendapat

id
Tahun Energi Zat Besi
Hamil K1 K4

.
go
Kronis (Fe)
. (KEK)
ps
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2017 2 988 2 252 1 835 64 1 795
.b

2018 2 987 2 644 2 497 55 1 655


ab

2019 2 911 2 258 1 815 220 1 863


Sumber: Kabupaten Barito Selatan Dalam Angka 2020
lk
se

Penilaian terhadap pelaksanaan kesehatan ibu hamil


r
ba

(Antenatal Care/ANC) dapat dilakukan dengan melihat


://

kunjungan K1 dan K4. Kunjungan K1 adalah kontak pertama


s

kali ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai


tp
ht

kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan


komprehensif sesuai standar. Sedangkan K4 adalah kontak
ibu hamil sebanyak empat kali atau lebih dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan
pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.
Selain itu, ada juga masalah yang sering ditemui
pada ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK). Masalah

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 39


KEK disebabkan oleh kekurangan energi dalam jangka waktu
yang cukup lama. KEK pada wanita di negara berkembang
merupakan hasil kumulatif dari keadaan kurang gizi sejak
masa janin, bayi, dan kanak-kanaknya, dan berlanjut hingga
dewasa. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko
kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).

id
Berdasarkan tabel 3.1.6, jumlah kunjungan K1 dan

.
go
K4 di Kabupaten Barito Selatan sudah relatif baik pada tahun
.
ps
2018 yang terlihat dari terjadinya peningkatan K1 dan K4
.b

(absolut maupun relatif) dibanding 2017. Setahun berselang,


ab

pada tahun 2019 keadaan sedikit berbeda dimana terjadi


lk

penurunan jumlah kunjungan K1 dan K4 (absolut maupun


se

relatif). Begitu pula dengan kondisi kesehatan ibu hamil dari


r
ba

sisi KEK yang pada tahun 2019 mengalami peningkatan. Hal


://

ini mengindikasikan bahwa keseimbangan antara asupan


s
tp

untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi bagi


ht

ibu hamil harus menjadi fokus perhatian mengingat KEK


dapat menjadi salah satu faktor resiko. Begitu pula dengan
sosialisasi kunjungan K1 dan K4 selama masa kehamilan yang
harus semakin digalakkan, karena dengan adanya K1 dan K4
dapat diketahui kondisi kesehatan ibu hamil serta bayi yang
masih di dalam kandungan, seperti apakah ada indikasi KEK
dan bagaimana penanganannya.

40 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Tabel 3.1.7 Persentase Perempuan Berumur 15-49 tahun
yang Pernah Kawin dan Pernah Hamil
Menurut Umur Pertama Kali Hamil di
Kabupaten DAS Barito, Provinsi Kalimantan
Tengah, 2019
Umur Pertama Kali Hamil
Kabupaten
≤ 18 tahun ≥ 19 tahun
(1) (2) (3)
Barito Selatan 37,42 62,57
Barito Utara 35,32 64,68

id
Barito Timur 34,86 65,15

.
Murung Raya . go
43,30 56,69
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Tengah
ps
2019
.b
ab

Indikator kesehatan berikutnya yang bersinggungan


lk

dengan keadaan kehamilan adalah persentase perempuan


se

umur 15-49 tahun yang pernah kawin dan pernah hamil


r
ba

menurut umur pertama kali hamil. Direktur Bina Kesertaan


://

Keluarga Berencana Jalur Swasta, Badan Kependudukan dan


s
tp

Keluarga Berencana Nasional, drg. Widwiono M.Kes.


ht

menyatakan bahwa usia ideal minimal untuk hamil adalah 24


tahun. Pada usia tersebut perempuan sudah siap hamil, baik
dari sisi kecukupan nutrisi, dan juga biasanya ekonomi.
Perempuan di bawah usia 24 tahun masih berada pada masa
pertumbuhan, sehingga membutuhkan nutrisi. Kondisi
perempuan di bawah usia 24 tahun yang mengalami
kehamilan dapat berdampak pada tumbuh kembang anak.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 41


Pada tabel 3.1.7, dapat dilihat bahwa di Kabupaten
Barito Selatan pada tahun 2019, terdapat sekitar 37 persen
penduduk perempuan umur 15-49 tahun yang pernah kawin
dan pernah hamil, kehamilan pertamanya terjadi pada umur
≤ 18 tahun. Hal ini tentu sangat miris mengingat pada usia
tersebut idealnya seseorang sedang berada pada usia
sekolah. Hal yang sama juga terjadi pada kabupaten lain

id
seperti Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya. Oleh

.
go
karena itu, kebijakan terkait kondisi ini perlu segera
.
ps
ditindaklanjuti misalnya dengan lebih memperkuat dan
.b

mempertajam lagi penyuluhan/pendidikan seksual bagi anak


ab

sekolah.
lk

Dari berbagai indikator kesehatan yang telah


se

dijabarkan, kuantitas dan kualitas kesehatan harus berjalan


r
ba

beriringan. Jika hanya berfokus pada kuantitas seperti


://

penambahan fasilitas kesehatan dan penambahan tenaga


s
tp

kesehatan, tidak akan berarti tanpa diiringi peningkatan


ht

kualitas kesehatan, seperti peningkatan pendidikan


kesehatan/penyuluhan kesehatan. Dengan demikian, derajat
kesehatan diharapkan akan meningkat hingga akhirnya umur
harapan hidup saat lahir pun juga akan meningkat.
3.2. Pendidikan
Dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa

42 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


UUD1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Berdasarkan amanat tersebut, salah satu
implementasi Pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut
adalah upaya wajib belajar (WAJAR) 12 tahun melalui

id
pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) oleh Kementerian

.
go
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
.
ps
Program WAJAR 12 Tahun di Indonesia pada
.b

umumnya bersandar pada pendidikan formal yang menganut


ab

sistem struktur persekolahan 6-3-3, yang artinya 6 tahun


lk

SD/sederajat, 3 tahun SMP/sederajat, dan 3 tahun


se

SMA/sederajat. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan


r
ba

dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor


://

14 Tahun 2018, persyaratan mengenai umur anak yang dapat


s
tp

diterima di kelas 1 SD/sederajat diprioritaskan telah berusia 7


ht

tahun. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa


seseorang akan menempuh program WAJAR 12 tahun mulai
dari usia 7-18 tahun.
Berdasarkan data pada tabel 3.2.1, tercatat bahwa
masih ada 0,14 persen penduduk Kabupaten Barito Selatan
usia 7-24 tahun yang belum/tidak pernah duduk di bangku
sekolah. Meskipun terbilang kecil, kondisi ini tetap menjadi

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 43


fokus perhatian karena seseorang yang berusia 7-24 tahun
idealnya sedang mengenyam pendidikan, baik itu pendidikan
dasar, menengah, maupun tinggi. Berdasarkan persentase
penduduk usia 7-24 tahun yang belum/tidak pernah sekolah,
kondisi di Kabupaten Barito Selatan belum sebaik Kabupaten
Murung Raya yang besarannya paling kecil dari empat
kabupaten di DAS Barito, yaitu 0,10 persen.

id
Tabel 3.2.1 Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun

.
go
menurut Status Pendidikan di Kabupaten DAS
Barito, Provinsi Kalimantan Tengah, 2019
.
ps
Barito Barito Barito Murung
Status Pendidikan
.b

Selatan Utara Timur Raya


(1) (2) (3) (4) (5)
ab

Tidak/Belum Pernah Sekolah 0,14 0,38 0,15 0,10


lk

SD/MI/Paket A 37,13 37,03 40,31 36,08


se

SMP/MTs/Paket B 21,03 16,26 14,76 17,56


Masih
SMA/SMK/MA/
r

Sekolah 11,87 12,47 11,31 10,78


ba

Paket C
D-I s.d. S3 2,55 4,03 3,09 1,39
://

Tidak Bersekolah Lagi 27,28 29,83 30,38 34,09


s

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00


tp

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Tengah 2019


ht

Usaha untuk mencapai keberhasilan pembangunan di


bidang pendidikan tidak terlepas dari dukungan semua pihak
baik dari masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta dalam
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan. Sehubungan
dengan hal tersebut, pada tabel 3.2.2 dapat dilihat
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan formal di
Kabupaten Barito Selatan.

44 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Tabel 3.2.2 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru menurut
Jenjang Pendidikan di Kabupaten Barito
Selatan Tahun 2019/2020
Jumlah
Jenjang
Rasio
Pendidikan Sekolah Murid Guru
Murid:Guru
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)
SD 171 13 065 1 684 8
MI 22 2 146 197 11
SMP 62 5 516 565 10

id
MTs 18 1 811 179 10

.
SMA
MA
23
12
. go3 876
1 230
368
134
11
9
ps
SMK 5 1 483 139 11
.b

Sumber : Kabupaten Barito Selatan Dalam Angka 2020


ab

Ketersediaan sekolah pada hakikatnya sudah


lk
se

tersebar di enam kecamatan yang ada di Kabupaten Barito


r
ba

Selatan, baik itu jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat, dan


://

SMA/sederajat. Namun demikian, ada indikator yang


s

menarik untuk dibahas, yaitu indikator rasio murid:guru


tp
ht

(kolom 5). Pada tahun 2019/2020 terlihat bahwa jenjang


pendidikan SD memiliki rasio murid:guru terendah, yaitu 8.
Sedangkan pada jenjang pendidikan MI, SMA, dan SMK
memiliki rasio murid:guru tertinggi, yaitu 11. Adapun
kehadiran rasio ini merupakan alat bantu untuk
menggambarkan beban kerja guru dalam mengajar serta
melihat mutu pengajaran di kelas. Semakin tinggi nilai rasio

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 45


ini berarti semakin berkurang tingkat pengawasan dan
perhatian guru terhadap murid sehingga mutu pengajaran
cenderung semakin rendah. Namun juga sebaliknya, rasio
murid:guru yang terlalu rendah juga mengindikasikan bahwa
jumlah guru dianggap terlalu banyak pada suatu jenjang
pendidikan.
Dengan demikian, perlu ada kebijakan-kebijakan

id
untuk mencapai kondisi rasio murid:guru yang dianggap ideal,

.
go
misalnya kebijakan terkait (1) jumlah serta persebaran guru
.
ps
pada setiap jenjang pendidikan dan (2) daya
.b

tampung/kapasitas murid pada setiap jenjang pendidikan.


ab

Selain indikator-indikator di atas, masih ada


lk

indikator pendidikan lainnya yang cukup strategis, yaitu


se

Angka Partisipasi Murni (APM) yang digunakan untuk


r
ba

mengetahui persentase banyaknya penduduk usia sekolah


://

yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai


s
tp

pada jenjang pendidikannya.


ht

Telah disebutkan sebelumnya bahwa prioritas untuk


masuk SD adalah anak yang berumur 7 tahun, serta struktur
pendidikan formal 6-3-3. Dengan demikian, maka umur murid
menurut jenjang pendidikan idealnya dikelompokkan menjadi
SD (7-12 tahun), SMP (13-15 tahun), dan SMA (16-18 tahun).
Sebagai contoh penghitungan, APM SD berarti menunjukkan
perbandingan jumlah murid SD berusia 7-12 tahun dengan

46 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


jumlah penduduk berusia 7-12 tahun. Angka 100
menunjukkan bahwa seluruh anak usia sekolah dapat
bersekolah tepat waktu.

Tabel 3.2.3 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang


Pendidikan di Kabupaten Barito Selatan, 2018-
2019

Jenjang Angka Partisipasi Murni

id
Pendidikan 2018 2019

.
(1)
SD/MI
. go
(2)
99,22
(3)
99,10
ps
SMP/MTs 93,85 92,08
.b

SMA/SMK/MA 57,17 56,63


ab

Sumber : Kabupaten Barito Selatan Dalam Angka 2020


lk

Berdasarkan tabel 3.2.3 terlihat bahwa semakin


se

tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah nilai APM nya.


r
ba

Kemudian, jika dibandingkan antarwaktu, secara relatif APM


://

pada tahun 2019 mengalami penurunan dibanding tahun


s
tp

2018 untuk semua jenjang pendidikan. Kondisi ini tentu


ht

menjadi perhatian bersama untuk lebih fokus dalam


meningkatkan APM secara signifikan, khususnya untuk
jenjang SMA/SMK/MA yang dirasa masih relatif rendah. Pada
jenjang SMA/SMK/MA misalnya, pada tahun 2019 APM nya
bernilai 56,63, artinya dari 100 penduduk usia 16-18 tahun di
Kabupaten Barito Selatan, hanya 56-57 orang diantaranya
bersekolah SMA. Artinya masih ada 43-44 orang diantaranya

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 47


yang mungkin tidak sekolah tepat waktu atau bahkan
belum/tidak pernah bersekolah.

3.3. Kegiatan Ekonomi


Salah satu indikator penting guna menganalisis
pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu daerah adalah
struktur dan pertumbuhan ekonomi. Di samping digunakan

id
untuk mengukur kontribusi/peranan dan tingkat

.
go
pertumbuhan nilai tambah yang diciptakan dalam suatu
.
ps
perekonomian, indikator ini juga memberikan gambaran
.b

tentang sejauh mana aktivitas perekonomian yang terjadi


ab

pada suatu periode tertentu telah menghasilkan tambahan


lk

pendapatan bagi penduduk.


se

Dalam konteks tersebut, perekonomian Kabupaten


r
ba

Barito Selatan dilihat dari sisi Produk Domestik Regional Bruto


://

(PDRB) baik ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) maupun


s
tp

ADHK2010 (Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010). Dari


ht

PDRB ADHB akan diturunkan menjadi indikator struktur


perekonomian, sedangkan dari PDRB ADHK2010 akan
diturunkan menjadi indikator pertumbuhan ekonomi.

48 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Tabel 3.3.1 Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Barito Selatan menurut Lapangan Usaha
(persen), 2018-2019
Pertumbuhan
Struktur Ekonomi
Lapangan Usaha Ekonomi
2018* 2019** 2018* 2019**
(1) (2) (3) (4) (5)
Pertanian, kehutanan, dan 18,25 18,44 4,29 5,06
perikanan
Pertambangan dan penggalian 19,43 18,23 3,97 5,57
Industri pengolahan 5,85 5,75 0,20 3,55

id
Pengadaan listrik dan gas 0,05 0,05 8,48 6,55

.
go
Pengadaan air, pengelolaan 0,14 0,16 6,28 12,52
sampah, limbah, dan daur ulang .
Konstruksi 6,60 6,85 5,69 7,86
ps
Perdagangan besar dan eceran; 7,90 8,06 5,53 5,29
.b

Reparasi mobil dan sepeda


motor
ab

Transportasi dan pergudangan 12,08 11,77 8,66 -1,20


lk

Penyediaan akomodasi dan 2,10 2,15 4,41 5,71


se

makan minum
Informasi dan komunikasi 1,25 1,30 5,13 8,26
r
ba

Jasa keuangan dan asuransi 4,70 4,73 3,59 4,31


Real estate 2,35 2,45 5,43 5,31
://

Jasa perusahaan 0,02 0,02 5,45 6,69


s

Administrasi pemerintahan, 6,87 7,16 6,37 6,88


tp

pertahanan dan jaminan sosial


wajib
ht

Jasa pendidikan 7,57 7,82 8,73 6,71


Jasa kesehatan dan kegiatan 2,73 2,90 5,86 9,02
sosial
Jasa lainnya 2,12 2,17 5,42 5,32
PDRB 100,00 100,00 5,12 4,93
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Barito Selatan
Menurut Lapangan Usaha 2015-2019
*
Keterangan : Angka sementara
**
Angka sangat sementara

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 49


Selama tahun 2019 kinerja perekonomian
Kabupaten Barito Selatan menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan. Hal tersebut ditunjukkan dengan
pertumbuhan ekonomi yang tumbuh positif dengan capaian
4,93 persen. Meskipun kondisi tersebut sedikit melambat bila
dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2018 yang
mencapai 5,12 persen.

id
Beberapa penyebab ekonomi Kabupaten Barito

.
go
Selatan yang tumbuh melambat adalah aktivitas pertanian
.
ps
terutama tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
.b

yang masih lesu akibat musim kemarau berkepanjangan pada


ab

tahun 2019. Sejalan dengan ekonomi perkebunan karet yang


lk

lesu, industri karet di Kabupaten Barito Selatan pun turut


se

terdampak, produksi karet olahan pada 2019 mengalami


r
ba

penurunan produksi sekitar 10 persen dibanding 2018.


://

Selain itu, aktivitas transportasi dan pergudangan


s
tp

yang merupakan top three perekonomian di Kabupaten


ht

Barsel mengalami pertumbuhan negatif, masih sama, salah


satu penyebabnya yaitu musim kemarau berkepanjangan
yang mengakibatkan sungai barito surut dan sulit untuk
dilalui moda transportasi air, baik angkutan barang maupun
penumpang. Bukan hanya angkutan air, angkutan udara pun
mengalami hal yang sama. Berdasarkan data yang diperoleh

50 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


dari Bandara Sanggu, terjadi penurunan jumlah penumpang
dan barang pada tahun 2019.
Akan tetapi, disisi lain ada pula aktivitas ekonomi
yang mengalami percepatan pertumbuhan, seperti lapangan
usaha Kehutanan dan Perikanan. Aktivitas perikanan tangkap
misalnya, produksi ikan yang cenderung berlimpah ruah
ketika musim kemarau tiba (sungai barito menjadi surut dan

id
potensi produksi perikanan meningkat)

.
go
Seperti diketahui bahwa lapangan usaha Pertanian,
.
ps
Kehutanan, dan Perikanan memberikan sumbangan relatif
.b

besar terhadap perekonomian Kabupaten Barito Selatan,


ab

dengan kisaran sumbangannya mencapai 18 persen terhadap


lk

perekonomian Kabupaten Barito Selatan. Hal ini juga sejalan


se

dengan kondisi tenaga kerja di Kabupaten Barito Selatan yang


r
ba

didominasi oleh tenaga kerja di bidang pertanian. Apabila


://

terjadi guncangan ekonomi di lapangan usaha Pertanian,


s
tp

Kehutanan, dan Perikanan, dapat berdampak terhadap


ht

kondisi sosial ekonomi penduduk Kabupaten Barito Selatan.


Oleh karena itu, ekonomi bidang pertanian atau lebih dikenal
istilah agrobisnis harus mampu menciptakan nilai tambah
yang lebih tinggi agar tercipta pula perekonomian yang lebih
baik, misalnya dengan mulai memperkuat fondasi agrobisnis
untuk mulai membangun agroindustri (hilirisasi).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 51


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

52 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


BAB IV. PENCAPAIAN IPM DI KABUPATEN BARITO SELATAN

. id
. go
ps
.b
ab
lk
se
r
ba
s ://
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 53


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

54 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


BAB IV
PENCAPAIAN IPM
DI KABUPATEN BARITO SELATAN

4.1. Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Barito


Selatan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dapat
digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan manusia.

id
Namun demikian perlu disadari bahwa IPM (sebagai indeks

.
go
komposit) hanya dapat memperlihatkan perbandingan antar
.
ps
daerah (provinsi atau kabupaten/kota) dan perkembangan
.b

antarwaktu. Karena itu, perlu juga dilihat komponen-


ab

komponen yang membentuk IPM tersebut sehingga diketahui


lk

pencapaian dari setiap komponen.


se

Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator


r
ba

komposit yang mengukur tiga dimensi pokok pembangunan


://

manusia yang dinilai dapat mencerminkan status kemampuan


s
tp

dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar


ht

tersebut adalah umur panjang dan sehat yang diukur dengan


Indeks Kesehatan, pengetahuan dan keterampilan yang
diukur dengan Indeks Pendidikan, serta akses terhadap
sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup
layak yang diukur dengan Indeks Pengeluaran. Indikator
sebagai komponen yang dibutuhkan untuk penghitungan IPM
yang digunakan yakni umur harapan hidup saat lahir,

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 55


pencapaian pendidikan yang diukur dengan angka harapan
lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta pengeluaran
konsumsi per kapita yang disesuaikan.
Angka IPM berkisar antara 0–100 menurut skala
internasional yang dibagi dalam empat kategori, yaitu
kategori sangat tinggi (IPM ≥ 80,00), kategori tinggi (70 ≤ IPM
<80), kategori sedang (60 ≤ IPM < 70) dan kategori rendah

id
(IPM < 60).

.
go
Menurut penghitungan nasional yakni berdasarkan
.
ps
hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional dan data pendukung
.b

lainnya, pada tahun 2019 IPM Kabupaten Barito Selatan


ab

mencapai 70,10, yang artinya berkategori tinggi.


lk
se

Tabel 4.1.1 Variabel Pembangunan Manusia di Kabupaten


r

Barito Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah,


ba

2018-2019
://

2018 2019
s

Uraian Barito Barito


tp

Kalteng Kalteng
Selatan Selatan
ht

(1) (2) (3) (4) (5)


Umur Harapan Hidup
66,89 69,64 66,99 69,69
(e0) (tahun)
Harapan Lama Sekolah
12,53 12,55 12,54 12,57
(tahun)
Rata-rata Lama Sekolah
8,69 8,37 8,71 8,51
(tahun)
Pengeluaran per kapita
yang disesuaikan (ribu 11 242 10 931 11 582 11 236
rupiah)
IPM 69,73 70,42 70,10 70,91
Sumber: Badan Pusat Statistik

56 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Bila dibandingkan dengan IPM Provinsi Kalimantan
Tengah yang sebesar 70,91 pada tahun 2019, IPM Kabupaten
Barito Selatan masih berada di bawahnya. Namun, bila
dibandingkan setiap komponennya, komponen rata-rata lama
sekolah dan pengeluaran perkapita Kabupaten Barito Selatan
berada di atas nilai Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun
perbandingan IPM Kabupaten Barito Selatan (Barsel) dengan

id
IPM Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dari waktu ke

.
go
waktu dapat dilihat pada gambar 4.1.1.
.
ps

Gambar 4.1.1 Perkembangan IPM Kabupaten Barito


.b

Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah,


ab

2015-2019
lk
rse
ba
s ://
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 57


Dari tahun ke tahun IPM Kabupaten Barito Selatan
mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 IPM Kabupaten Barito
Selatan sebesar 68,27 kemudian meningkat dari tahun ke
tahun sampai bernilai 70,10 pada tahun 2019. Hal ini
mengindikasikan bahwa pembangunan manusia di
Kabupaten Barito Selatan mengalami peningkatan setiap
tahunnya, yang juga diikuti peningkatan di bidang kesehatan,

id
pendidikan, dan ekonomi.

.
4.2.
. go
Pertumbuhan IPM Kabupaten Barito Selatan
ps

Laju pertumbuhan IPM selama periode waktu


.b
ab

tertentu dapat diukur dengan menggunakan pertumbuhan


lk

aritmatik biasa, dimana menggambarkan perbandingan


se

capaian yang telah ditempuh dengan capaian sebelumnya.


r
ba

Pada periode tahun 2018-2019, pertumbuhan IPM yang telah


://

dicapai oleh Kabupaten Barito Selatan adalah sebesar 0,53


s

persen. Untuk Provinsi Kalimantan Tengah pada periode yang


tp
ht

sama, pertumbuhan IPM mencapai 0,70 persen.

58 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Gambar 4.2.1 Pertumbuhan IPM Kabupaten Barito Selatan
dan Provinsi Kalimantan Tengah (persen),
2015-2019

. id
. go
ps
.b
ab
lk
se

Sumber: Badan Pusat Statistik


r

Adapun indikasi yang menjadi penyebab


ba

melambatnya pertumbuhan IPM di Kabupaten Barito Selatan


s ://

dalam dua tahun terakhir, seperti terlihat pada uraian Bab III
tp

(Pencapaian Pembangunan Manusia di Kabupaten Barito


ht

Selatan). Secara umum, kinerja Pemerintah Kabupaten Barito


Selatan bersama dunia usaha dan masyarakat sudah relatif
baik, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan IPM yang positif
pada tahun 2019. Akan tetapi, diperlukan kerja keras yang
lebih efektif dan inovatif untuk mempercepat pertumbuhan
IPM secara signifikan. Sebagai contoh, pada indikator RLS
maupun HLS, jangan hanya berfokus pada peningkatan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 59


partisipasi sekolah pada jenjang SD/sederajat dan
SMP/sederajat yang nilainya sudah relatif tinggi, sudah harus
memikirkan upaya inovatif agar partisipasi sekolah pada
jenjang SMA/sederajat juga tinggi. Begitu pula dengan
indikator UHH, upaya perbaikan kesehatan tidak harus selalu
berbicara kuantitas kesehatan, tetapi juga kualitas kesehatan,
misalnya penyuluhan/pendidikan seksual dan informasi

id
kesehatan kehamilan. Hal yang sama juga terjadi pada

.
go
dimensi standar hidup layak, ekonomi agrobisnis yang
.
ps
menjadi tumpuan harapan sebagian besar masyarakat Bumi
.b

Dahani Dahanai harus menjadi fondasi yang kuat serta


ab

menjadi bahan baku utama bagi kegiatan agroindustri


lk

(hilirisasi) guna meningkatkan nilai tambah ekonomi


se

masyarakat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa aktivitas


r
ba

hilirisasi industri harus segera diimplementasikan.


s ://

4.3. Umur Harapan Hidup


tp
ht

Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir


didefinisikan sebagai perkiraan lama hidup rata-rata
penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola
mortalitas menurut umur. Penambahan umur harapan hidup
waktu lahir menunjukkan telah terjadinya peningkatan
kemampuan penduduk dalam memperbaiki kualitas hidup
dan lingkungan. Peningkatan kualitas hidup akan sebanding

60 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


dengan peningkatan status sosial-ekonomi keluarga.
Sedangkan kualitas lingkungan berkaitan dengan tingkat
kesadaran masyarakat untuk hidup dalam lingkungan fisik
yang lebih baik.
Sebagai salah satu indikator kesehatan, umur
harapan hidup digunakan untuk mengukur pencapaian
pembangunan manusia yang diartikan sebagai umur yang

id
mungkin dicapai seseorang yang lahir pada tahun tertentu.

.
go
Tahun 2015, umur harapan hidup di Kabupaten Barito Selatan
.
ps
tercatat 66,48 tahun yang berarti rata-rata umur yang
.b

mungkin dicapai seseorang dari sejak lahir sampai meninggal


ab

dunia di Kabupaten Barito Selatan sebesar 66-67 tahun. Pada


lk

tahun 2019, rata-rata umur penduduk lebih panjang 0,51


se

tahun dibanding umur harapan hidup tahun 2015.


r
ba

Tinggi rendahnya umur harapan hidup sangat


://

dipengaruhi oleh perilaku hidup, gizi, serta kondisi lingkungan


s
tp

seseorang. Semakin meningkatnya pelayanan, ketersediaan


ht

dan akses kemudahan terhadap pelayanan kesehatan, maka


sangat berpengaruh terhadap umur harapan hidup
seseorang. Dengan meningkatnya pelayanan kesehatan
diharapkan makin banyak penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mengobati penyakitnya.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 61


Gambar 4.3.1 Umur Harapan Hidup Kabupaten Barito
Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah
(tahun), 2015-2019

. id
. go
ps
.b
ab
lk

Sumber: Badan Pusat Statistik


se

Peningkatan UHH seperti terlihat di gambar 4.3.1


r
ba

tidak lepas dari upaya Pemerintah Kabupaten Barito Selatan,


://

khususnya Dinas Kesehatan dalam upaya peningkatan


s
tp

pelayanan kesehatan masyarakat serta pelaksanaan berbagai


ht

program yang berbasis pada kesehatan masyarakat dan


lingkungan. Akan tetapi, untuk meningkatkan UHH secara
signifikan, program-program kesehatan yang bersentuhan
langsung dengan determinan kesehatan ibu hamil dan
kematian bayi harus lebih diprioritaskan.

62 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


4.4. Harapan Lama Sekolah
Keberhasilan pembangunan juga dapat dilihat dari
segi pendidikan. Salah satu indikatornya yaitu meningkatnya
lama pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat
dicapai oleh setiap anak, atau yang dikenal sebagai harapan
lama sekolah (HLS). Harapan Lama Sekolah dihitung pada
anak usia 7 tahun ke atas untuk mengikuti kebijakan program

id
wajib belajar milik pemerintah yang dimulai pada jenjang

.
SD/sederajat. Indikator . go
ini menggambarkan kondisi
ps
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang.
.b
ab

Gambar 4.4.1 Harapan Lama Sekolah Kabupaten Barito


Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah
lk

(tahun), 2015-2019
rse
ba
s ://
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik


HLS Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2019
sebesar 12,54 tahun, artinya anak usia 7 tahun pada tahun

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 63


2019 diharapkan akan sekolah selama 12,54 tahun.
Dibandingkan dengan tahun 2015, harapan lama sekolah
hanya sebesar 11,99 tahun. Peningkatan ini disebabkan
karena usaha dari pemerintah daerah untuk menciptakan
penduduk yang memiliki sumber daya yang lebih berkualitas
melalui berbagai program yang dilaksanakan Dinas
Pendidikan seperti penambahan jumlah guru, peningkatan

id
kualitas sumber daya tenaga pengajar, penambahan sarana

.
go
dan prasarana pendidikan, serta program pendidikan lainnya.
.
ps

4.5. Rata-rata Lama Sekolah


.b
ab

Rata-rata lama sekolah merupakan ukuran yang


lk

lebih nyata dalam mengukur kualitas sumber daya manusia.


se

Indikator ini merupakan kumulatif jumlah tahun yang


r
ba

ditempuh oleh seseorang dalam mengikuti pendidikan formal


://

yang dihitung sampai jenjang pendidikan tertinggi yang


s

ditamatkan atau kelas/tingkat tertinggi yang pernah diduduki.


tp
ht

Namun kelemahan dari ukuran ini masih belum


mengakomodir kasus-kasus tidak naik kelas, putus sekolah
yang kemudian melanjutkan kembali, mengikuti kelas
akselerasi, dan masuk sekolah dasar di usia yang terlalu muda
atau sebaliknya. Sehingga nilai dari jumlah tahun bersekolah
terkadang menjadi terlalu tinggi (overestimate) atau bahkan
terlalu rendah (underestimate).

64 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Rata-rata lama sekolah mengindikasikan tingkatan
pendidikan yang dicapai oleh masyarakat di suatu daerah.
Untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah, pemerintah
telah mengupayakan program wajib belajar 12 tahun atau
menamatkan pendidikan tingkat SMA/sederajat.
Rata-rata lama sekolah yang disajikan di sini adalah
rata-rata lama sekolah penduduk 25 tahun ke atas, dengan

id
asumsi pada umur 25 tahun proses pendidikan sudah

.
go
berakhir. Penghitungan RLS pada usia 25 tahun keatas
.
ps
mengikuti standar internasional yang digunakan oleh UNDP.
.b

Rata-rata lama sekolah Kabupaten Barito Selatan


ab

pada tahun 2015 sebesar 8,59 tahun kemudian terus


lk

mengalami peningkatan setiap tahun dan pada tahun 2019


se

naik menjadi 8,71 tahun. Kondisi ini pada umumnya


r
ba

menunjukkan bahwa rata-rata penduduk usia 25 tahun ke


://

atas di Kabupaten Barito Selatan menempuh pendidikan


s
tp

hanya sampai kelas VIII atau IX SMP/sederajat.


ht

Kerjasama berbasis teknologi dan informasi yang


efektif dan inovatif antara pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat Kabupaten Barito Selatan sangat diperlukan. Hal
ini untuk meningkatkan kesadaran serta partisipasi
masyarakat secara signifikan terhadap program pemerintah
mengenai upaya program wajib belajar 12 tahun.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 65


Gambar 4.5.1 Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Barito
Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah
(tahun), 2015-2019

. id
. go
ps
.b
ab
lk
se

Sumber: Badan Pusat Statistik


r
ba
s ://

4.6. Pengeluaran Per Kapita yang Disesuaikan


tp
ht

Sebagai salah satu komponen yang digunakan dalam


melihat status pembangunan manusia di suatu wilayah,
pengeluaran per kapita memberikan gambaran tingkat daya
beli masyarakat. Tingkat kesejahteraan diindikasikan
meningkat jika terjadi peningkatan pengeluaran per kapita
yaitu peningkatan nominal pengeluaran rumah tangga lebih
tinggi dari tingkat inflasi pada periode yang sama.

66 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Menurunnya tingkat pendapatan berakibat makin besarnya
jumlah penduduk yang hidup tidak sesuai dengan standar
hidup layak atau berada di bawah garis kemiskinan.

Gambar 4.6.1 Pengeluaran Per Kapita yang Disesuaikan


Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi
Kalimantan Tengah (Ribu Rupiah), 2015-2019

. id
. go
ps
.b
ab
lk
rse
ba
://

Sumber: Badan Pusat Statistik


s
tp
ht

Determinan utama dari tingkat kesejahteraan


ekonomi penduduk adalah tingkat daya beli, sehingga apabila
daya beli menurun akan berdampak pada penurunan
kemampuan memenuhi kebutuhan pokok. Selain daya beli
perlu juga dilihat perubahan pola konsumsi yang terdiri dari
konsumsi untuk makanan dan konsumsi untuk bukan
makanan. Semakin tinggi pendapatan, umumnya porsi

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 67


pengeluaran akan bergeser dari konsumsi untuk makanan ke
konsumsi untuk bukan makanan. Sementara itu, tingkat
inflasi yang tinggi dengan ditandai kenaikan harga-harga
kebutuhan rumah tangga dan turunnya tingkat pendapatan,
diduga akan menyebabkan perubahan pola konsumsi dengan
memberikan prioritas lebih pada pengeluaran untuk
makanan.

id
Pada gambar 4.6.2 memperlihatkan pola konsumsi

.
go
rumah tangga di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2019.
.
ps
Prioritas pengeluaran penduduk Kabupaten Barito Selatan
.b

masih didominasi pengeluaran untuk makanan sebesar 54,29


ab

persen, sementara untuk konsumsi nonmakanan yaitu 45,71


lk

persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pengeluaran


se

penduduk di Kabupaten Barito Selatan secara umum masih


r
ba

berorientasi pada pemenuhan “kebutuhan perut”. Dengan


://

demikian, diperlukan kebijakan ekonomi untuk menciptakan


s
tp

nilai tambah ekonomi masyarakat di Bumi Dahani Dahanai.


ht

Misalnya, reorientasi dari agrobisnis (yang menjadi tumpuan


sebagian besar masyarakat Kabupaten Barito Selatan)
menjadi agroindustry (hilirisasi).

68 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


Gambar 4.6.2 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan di
Kabupaten Barito Selatan, 2019

. id
. go
ps
.b
ab

Sumber : Statistik Kesejahteraan Kabupaten Barito Selatan


2019
lk
rse
ba
s ://
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 69


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

70 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

. id
. go
ps
.b
ab
lk
se
r
ba
s ://
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 71


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

72 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kondisi kesehatan dari sisi kuantitas sudah relatif baik,


misalnya fasilitas kesehatan dasar (Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu) yang sudah tersebar di enam
kecamatan yang ada di Kabupaten Barito Selatan.

id
2. Akan tetapi, masih diperlukan upaya optimal yang

.
go
berdampak signifikan dalam rangka menyelaraskan
.
ps
antara kuantitas dan kualitas kesehatan. Edukasi
.b

kesehatan seperti penyuluhan/pendidikan seksual,


ab

informasi kesehatan kehamilan, dan edukasi sanitasi


lk

lingkungan sangat diperlukan untuk meningkatkan


se

umur harapan hidup secara signifikan di Kabupaten


r
ba

Barito Selatan.
://

3. Begitu pula dalam hal pendidikan. Pada beberapa


s
tp

jenjang pendidikan, rasio murid:guru di Kabupaten


ht

Barito Selatan masih ada yang terbilang rendah.


Sehingga diperlukan pemerataan jumlah guru pada
jenjang pendidikan tertentu, serta memperhatikan
daya tampung murid pada setiap jenjang pendidikan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 73


4. Angka Partisipasi Murni yang relatif rendah untuk
jenjang pendidikan SMA harus segera ditingkatkan.
Kebijakan pendidikan yang inovatif sangat diperlukan
dalam mengangkat APM di Kabupaten Barito Selatan.
Apalagi mengingat penduduk usia sekolah saat ini
tergolong generasi milenial yang kritis dan haus
terhadap inovasi, disertai perkembangan zaman saat

id
ini semakin berorientasi pada teknologi dan informasi.

.
5. go
Dalam upaya meningkatkan pengeluaran yang menjadi
.
ps
salah satu indikator penyusun IPM, berarti secara
.b

implisit mengharuskan terjadinya peningkatan


ab

pendapatan. Salah satu upaya dalam meningkatkan


lk
se

pendapatan masyarakat di Kabupaten Barito Selatan


r

yang notabene didominasi tenaga kerja di bidang


ba

pertanian (agrobisnis) adalah reorientasi/hilirisasi


s ://

agroindustri yang mampu menciptakan nilai tambah


tp

ekonomi lebih tinggi. Pada akhirnya kondisi tersebut


ht

menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

6. Iklim investasi diharapkan mampu menyentuh secara


signifikan terhadap perkembangan usaha masyarakat,
bukan perusahaan besar saja. Seperti diketahui,
investasi merupakan salah satu faktor produksi yang
mampu meningkatkan nilai tambah ekonomi.

74 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019


LAMPIRAN

. id
. go
ps
.b
ab
lk
se
r
ba
s ://
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan 2019 75


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

76 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan Tahun 2019


Lampiran 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah
beserta Pertumbuhannya, 2017-2019

Pertumbuhan IPM
IPM
Kabupaten/Kota (Persen)
2017 2018 2019 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kotawaringin
72,11 72,46 72,85 1,38 0,49 0,54

id
Barat
Kotawaringin

.
70,17 70,56 71,16 1,08 0,56 0,85

go
Timur
Kapuas 68,04 68,68 69,38 1,58 0,94 1,02
.
ps
Barito Selatan 69,25 69,73 70,10 0,36 0,69 0,53
.b

Barito Utara 69,07 69,72 70,52 1,16 0,94 1,15


ab

Sukamara 66,98 67,52 67,95 0,87 0,81 0,64


Lamandau 69,17 69,70 70,51 0,92 0,77 1,16
lk
se

Seruyan 66,14 67,04 67,57 1,13 1,36 0,79


Katingan 67,56 67,91 68,55 0,22 0,52 0,94
r
ba

Pulang Pisau 67,00 67,54 68,34 0,77 0,81 1,18


://

Gunung Mas 69,95 70,23 70,65 0,32 0,40 0,60


s

Barito Timur 70,57 70,82 71,34 0,34 0,35 0,73


tp

Murung Raya 67,16 67,56 67,89 0,30 0,60 0,49


ht

Kota Palangka
79,69 80,34 80,77 0,61 0,82 0,54
Raya
KALIMANTAN
69,79 70,42 70,91 0,95 0,90 0,70
TENGAH
Sumber: Badan Pusat Statistik

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan Tahun 2019 77


Lampiran 2. Umur Harapan Hidup (UHH) Kabupaten/Kota
se-Kalimantan Tengah (Tahun), 2017-2019

Kabupaten/Kota 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4)
Kotawaringin Barat 70,34 70,43 70,51
Kotawaringin Timur 69,70 69,75 69,80
Kapuas 68,59 68,64 68,69
Barito Selatan 66,78 66,89 66,99

id
Barito Utara 71,27 71,28 71,29

.
Sukamara 71,41 71,45 71,49
Lamandau . go
69,28 69,31 69,34
ps
Seruyan 69,23 69,24 69,25
.b

Katingan 65,53 65,62 65,70


ab

Pulang Pisau 67,86 67,92 67,98


Gunung Mas 70,15 70,24 70,32
lk

Barito Timur 67,97 68,06 68,14


se

Murung Raya 69,39 69,43 69,47


r
ba

Kota Palangka Raya 73,13 73,16 73,19


KALIMANTAN TENGAH 69,59 69,64 69,69
://

Sumber: Badan Pusat Statistik


s
tp
ht

78 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan Tahun 2019


Lampiran 3. Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten/Kota
se-Kalimantan Tengah (Tahun), 2017-2019

Kabupaten/Kota 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4)
Kotawaringin Barat 12,69 12,70 12,71
Kotawaringin Timur 12,59 12,68 12,69
Kapuas 12,25 12,54 12,90
Barito Selatan 12,31 12,53 12,54

id
Barito Utara 12,38 12,40 12,48

.
11,98 12,10 12,11
go
Sukamara
Lamandau
. 12,45 12,46 12,47
ps
Seruyan 11,62 11,97 11,98
.b

Katingan 12,20 12,21 12,51


ab

Pulang Pisau 12,38 12,39 12,40


Gunung Mas 11,75 11,76 11,77
lk

Barito Timur 12,80 12,81 12,82


se

Murung Raya 11,72 11,73 11,74


r
ba

Kota Palangka Raya 14,92 14,93 14,94


12,45 12,55 12,57
://

KALIMANTAN TENGAH
Sumber: Badan Pusat Statistik
s
tp
ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan Tahun 2019 79


Lampiran 4. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten/Kota
se-Kalimantan Tengah (Tahun), 2017-2019

Kabupaten/Kota 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4)
Kotawaringin Barat 8,35 8,36 8,41
Kotawaringin Timur 7,89 7,90 8,12
Kapuas 7,50 7,51 7,52

id
Barito Selatan 8,67 8,69 8,71

.
Barito Utara
Sukamara
. go
8,35 8,59 8,60
7,83 7,84 7,91
ps
Lamandau 7,94 7,95 8,38
.b

Seruyan 7,75 7,76 7,93


ab

Katingan 8,64 8,65 8,66


lk

Pulang Pisau 7,67 7,70 8,08


se

Gunung Mas 8,96 8,97 9,03


Barito Timur 9,04 9,05 9,20
r
ba

Murung Raya 7,38 7,45 7,46


://

Kota Palangka Raya 11,03 11,42 11,51


s

KALIMANTAN TENGAH 8,29 8,37 8,51


tp

Sumber: Badan Pusat Statistik


ht

80 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan Tahun 2019


Lampiran 5. Pengeluaran Per Kapita yang Disesuaikan
Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah (Ribu
Rupiah), 2017-2019

Kabupaten/Kota 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4)
Kotawaringin Barat 12 420 12 788 13 175
Kotawaringin Timur 11 249 11 556 11 905
Kapuas 10 421 10 738 11 063

id
Barito Selatan 11 031 11 242 11 582

.
Barito Utara
Sukamara
. go
9 067
8 177
9 357
8 482
10 010
8 738
ps
Lamandau 10 455 10 996 11 278
.b

Seruyan 8 658 9 110 9 385


ab

Katingan 10 029 10 327 10 639


lk

Pulang Pisau 9 365 9 807 10 104


se

Gunung Mas 10 276 10 504 10 822


Barito Timur
r

10 808 11 000 11 333


ba

Murung Raya 9 872 10 164 10 471


://

Kota Palangka Raya 13 435 13 677 14 091


s

KALIMANTAN TENGAH 10 492 10 931 11 236


tp

Sumber: Badan Pusat Statistik


ht

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan Tahun 2019 81


. id
. go
ps
.b
ab
lk
r se
ba
://
s
tp
ht

82 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Selatan Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai