Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen Pengampu: Supriyono, S.Pd., M.Pd.
Oleh: Azzahra Nurul Hidayah (2100263)

Apa itu Ketahanan Nasional?


Secara etimologis, resiliensi berasal dari kata “resistance” yang artinya tidak
tergoyahkan, kuat, terkendali, gigih dan pantang menyerah. Ketahanan berarti mampu,
tangguh dan kuat menghadapi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ada untuk
menjamin kelangsungan hidup. Sedangkan kata “negara” berasal dari kata nation yang
berarti bangsa dalam arti politik (perkumpulan hidup orang-orang yang telah menjadi
negara). Secara etimologis, ketahanan nasional dapat dipahami sebagai kapasitas, kekuatan,
dan ketahanan suatu negara dalam arti politik.
 Ketahanan Nasional sebagai Konsep Ketahanan Nasional merupakan konsep unik
bangsa Indonesia yang digunakan untuk mampu menghadapi segala bentuk dan jenis
ancaman yang ada. Konsep ini disebut “ketahanan nasional Indonesia berdasarkan
ajaran Asta Gatra.
 Ketahanan nasional sebagai suatu kondisi, ketahanan nasional dipahami sebagai suatu
kondisi yang dinamis, karena kondisi ini selalu berubah dalam arti dapat bertambah
atau berkurang. Oleh karena itu, kondisinya tidak statis.
 Ketahanan Nasional Sebagai Strategi, Keamanan Nasional dianggap sebagai suatu
metode atau pendekatan yang menggunakan ajaran Asta Gatra, yaitu mencakup semua
aspek alam dan sosial yang dipertimbangkan dalam memerangi ancaman yang ada.
Sumber Historis, Sosiologis, Politik Ketahanan Nasional dan Bela Negara
 Secara historis, gagasan keamanan nasional dimulai pada awal 1960-an ketika
pemberontakan melawan gerakan komunis Indonesia dikalahkan oleh tentara SSKAD,
yang sekarang dikenal sebagai SESKOAD (Sunardi, 1997). Setelah itu pejabat publik
mengilhami pejabat publik untuk berpikir tentang ketahanan suatu negara hingga pada
tahun 1969 lahir istilah Ketahanan Nasional, yaitu ketekunan dan kesinambungan
suatu negara terhadap segala ancaman. Dan pada tahun 1973 konsep ketahanan
nasional secara resmi masuk dalam GBHN yaitu Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978.
 Secara sosial, ketahanan bangsa bermula dari ancaman pasca Perang Dingin terhadap
budaya dan bangsa. Fokus ketahanan nasional pada dasarnya adalah pada tataran
“pemikiran” bangsa Indonesia itu sendiri terhadap dinamika masyarakat itu sendiri.
 Secara politis, ketahanan nasional dipengaruhi oleh kondisi yang tidak adil dari
"musuh bersama". Konsep ketahanan nasional bukan hanya konsep ketahanan tetapi
juga konsep multilevel. Lembaga Pertahanan Negara Indonesia, sebagai lembaga yang
mengembangkan konsep ketahanan nasional, telah membentuk dasar untuk mengukur
ketahanan Indonesia, yang disebut Laboratorium Ukur Ketahanan Nasional
Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara
Sifat dan urgensi resiliensi pada hakikatnya adalah kemampuan negara dan negara
untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang cakupannya semakin luas dan kompleks.
Hubungan antara keamanan nasional dan pertahanan negara disebut juga dengan
pertahanan negara. Bela negara merupakan perwujudan kewarganegaraan dalam upaya
memelihara dan meningkatkan ketahanan nasional negara. Partisipasi warga negara dalam
upaya menghadapi atau mengatasi ancaman dipandang sebagai upaya bela negara.
 Bela Negara Secara Fisik, melakukan wajib militer bagi warga negara yang memenuhi
syarat, untuk mensosialisasikan “konsep bela negara” dimana tugas pertahanan dan
keamanan negara tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI, tetapi merupakan hak dan
kewajiban seluruh warga negara, rakyat, dan negara Republik Indonesia.
 Bela Negara Secara Non-Fisik Menurut UU No.3 2002 tentang Bela Negara,
partisipasi warga negara dalam bela negara yang tidak berwujud dapat diwujudkan
melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian yang sesuai dengan karir.
Pendidikan Kewarganegaraan dilaksanakan dengan tujuan untuk menanamkan jiwa
kebangsaan dan cinta tanah air.

Sumber-sumber
Nurwardani, P., Saksama, H. Y., Winataputra, U. S., Budimansyah, D., Sapriya, Winarno,
Mulyono, E., Jukti, S., Anwar, A. A., Evawany, Priyautama, F., & Festanto, A.
(2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi, 239–274.
Sulisworo, Dwi. Wahyuningsih, Tri. baehaqi, D. (2012). Geopolitik Indonesia. Universitas
Ahmad Dahlan, 1–32. http://eprints.uad.ac.id/9435/1/GOEPOLITIK INDONESIA
Dwi.pdf
Taufiqurrahman. (2018). Pendidikan Pancasila.
Berikut lampiran tangkapan layar hasil cek plagiarisme

Anda mungkin juga menyukai